PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MATERI...

113
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MATERI HASAD, GHIBAH, FITNAH DAN NAMIMAH MELALUI METODE INFORMATION SEARCH PADA SISWA KELAS VIII MTS ROUDLOTUL FURQON DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : ARDAN AFIFUDIN NIM.111-14-309 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MATERI...

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ

    MATERI HASAD, GHIBAH, FITNAH DAN NAMIMAH

    MELALUI METODE INFORMATION SEARCH

    PADA SISWA KELAS VIII MTS ROUDLOTUL FURQON

    DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh :

    ARDAN AFIFUDIN

    NIM.111-14-309

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Artinya: Kebaikan tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara

    yang lebih baik, sehingga yang memusuhimu akan seperti teman yang setia

    (Q.S Fusshilat: 34)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayahku Heru Susilo dan Ibuku Sri Nuriyah yang telah membesarkan penulis

    dan selalu sabar merawat dan mencurahkan kasih sayang tanpa kenal waktu.

    2. Adik Aufa Mirza Hariri yang dengan sabar memberi motivasi sehingga

    terselesainya skripsi dengan baik.

    3. Khusus yang terhormat bapak Siti Rukhayati, M.Ag yang tidak henti-

    hentinya membimbing dan meluangkan waktunya.

    4. Teman-teman Fakultas Tarbiyah Progdi PAI angkatan 2014. Terima kasih

    atas motivasi dan perjuangannya.

    5. Para sahabat, Nizar Azim M, Lukman Rahardian, Muhammad Najib, Sigit

    Hermawan, Arif Fatkhurohman dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

    terimakasih sudah selalu menemani dalam susah maupun senang dan

    memberikan dorongan agar selalu berjuang dalam menyelesaikan skripsi.

    6. Dan khusus buat teman-teman kontrakan, yang sudah menjadi bagian dariku,

    terima kasih telah memberikan semangat, motivasi dan waktunya untuk

    menemani dalam pembuatan skripsi.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung

    Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

    Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi

    Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah Menggunakan Metode Information Search

    Pada Siswa KelasVIII Di MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.

    Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020” ini, diajukan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

    yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

    Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

    tingginya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan (FTIK)

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam

    (PAI)

  • ix

    4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

    meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan

    skripsi ini.

    5. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yangt telah

    memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan.

    6. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

    selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi

    Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang

    akan mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak di kemudian hari.

    Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

    Salatiga, 10 Juli 2019

    Yang menyatakan

    ARDAN AFIFUDIN

  • x

    ABSTRAK

    Ardan Afifudin. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad,

    Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan mengunakan Metode Information

    Search pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec.

    Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program

    Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

    Kata kunci: Hasil Belajar, Aqidah Akhlaq, Metode Information Search

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana guru

    menerapkan Metode Information Search pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul

    Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020? 2).

    Apakah penerapan Metode Information Search dapat meningkatkan Hasil Belajar

    Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah pada Siswa Kelas VIII

    MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran

    2019/2020?.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan

    dengan dua siklus. objek penelitian adalah siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon

    Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020yang

    berjumlah 25 siswa sedangkan yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah

    guru Mapel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

    observasi, dan tes (pret test dan Post test).

    Hasil penelitian bahwa penggunaan metode Information Search materi Hasad,

    Ghibah, Fitnah dan Namimah dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq pada

    siswa Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.

    Semarang Tahun 2019/2020. Hal ini dibuktikan hasil yang diperoleh hasil belajar

    Aqidah Akhlaq pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 32% dan

    yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 68%, Setelah menggunakan metode

    Information Search pada siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas sebanyak 21

    siswa atau 84% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 16% dengan nilai

    rata-rata 76,48. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa, siswa yang

    tuntas sebanyak 25 siswa atau 100% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa

    atau 0%. dengan nilai rata-rata 82,96

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .........................................................................................

    LEMBAR BERLOGO .......................................................................................

    HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................

    HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................

    HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................

    HALAMAN MOTTO ........................................................................................

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................

    KATA PENGANTAR .......................................................................................

    ABSTRAK .........................................................................................................

    DAFTAR ISI .....................................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................

    B. Rumusan Masalah ......................................................................

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................

    E. Hipotesis Penelitian ..................................................................

    F. Penegasan Istilah …………………………………………..….

    G. Jenis dan pendekatan Penelitian ...............................................

    H. Setting Penelitian ...................................................................

    I. Siklus Penelitian ......................................................................

    J. Metode Pengumpulan Data .....................................................

    K. Tekhnik Analisa Data ...............................................................

    L. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Hasil Belajar ...........................................................................

    1. Pengertian Hasil Belajar ……………................................

    2. Tujuan Belajar ...................................................................

    3. Macam-macam hasil belajar ...............................................

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Belajar ...............

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    x

    xi

    1

    7

    7

    8

    9

    10

    12

    14

    15

    20

    22

    24

    25

    25

    26

    27

    29

  • xii

    A. Pembelajaran Aqidah Akhlaq ....................................................... 32

    B. Metode Information Search .......................................................... 43

    C. Penelitian yang Relevan ............................................................... 48

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum MTs Roudlotul Furqon ………....…...…… 52

    1. Profil MTs Roudlotul Furqon ........................................... 52

    2. Visi dan Misi MTs Roudlotul Furqon …………...….…… 52

    3. Keadaan Guru …………………………………….……… 53

    4. Keadaan Siswa ................................................................. 54

    B. Subyek Penelitian ................................................................... 54

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ................................................. 56

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 66

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan ………………………………………………. 85

    B. Saran ...................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 merupakan

    usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran yang bertujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi

    diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara (Pidarta, 2007:11). Pembelajaran

    berasal dari kata instruction yang berarti proses membuat orang belajar. Gagne

    (1979: 3) menyatakan bahwa mengajar atau teaching merupakan bagian dari

    pembelajaran (instruction), peran guru lebih ditekankan bagaimana merancang

    berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan

    siswa dalam mempelajari sesuatu (Suprihartiningrum, 2014:76).

    Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita ini adalah

    masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang

    didorong aktif mengembangkan kemampuan berpikirnya, proses pembelajaran di

    dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa

    dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya dan menghubungkannya

    kehidupan sehari-hari, semestinya dalam pembelajaran antara teori dan praktek

    harus berjalan secara bersama dengan semua itu akibatnya anak didik kita lulus

  • 2

    dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya ,

    2006:1).

    Sembiring (2008:8) menyatakan bahwa, pada dasarnya pendidikan

    adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia

    peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.

    Secara detail dalam Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional Bab I Pasal I (I) pendidikan di definisikan sebagai usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar

    peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,

    serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

    Peningkatan mutu pendidikan dianggap sebagai salah satu pendidikan

    untuk melakukan perubahan pendidikan yang mempunyai tujuan yaitu

    meningkatkan hasil belajar siswa dan menguatkan kapasitas sekolah untuk menuju

    perubahan. inti dari perubahan perbaikan mutu pendidikan adalah melakukan

    perubahan kualitas proses belajar mengajar, perubahan kearah kualitas pendidikan

    mutu dilakukan dengan memperkuat kapasitas pedagogis, kepemimpinan yang

    berorientasi pada pembelajaran dan kapasitas untuk melakukan perbaikan secara

    terus menerus, perubahan tersebut terutama pada pendidikan Agama itu sendiri

    karena selama ini pendidikan agama Islam yang diperoleh siswa hanya transfer

    ilmu saja tanpa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

    Selama ini dalam proses pembelajaran kegiatan pembelajaran terkesan

    masih mengikuti metode lama yaitu posisi guru sebagai subyek dan murid sebagai

    obyek, siswa hanya menerima atau mentransfer keilmuan belaka siswa dianggap

  • 3

    sebagai orang yang tidak mempunyai pengetahuan apa-apa kemudian dimasuki

    dengan informasi supaya mereka tahu, padahal belajar bukanlah konsekuensi

    otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan

    keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri selama ini, metodologi pembelajaran

    agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional)

    seperti ceramah, menghafal, demonstrasi dan praktek ibadah yang nampak kering,

    cara-cara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh dan

    kurang bersemangat dalam belajar (Ismail, 2008:3).

    Upaya peningkatan mutu pembelajaran Aqidah Akhlaq tidak lepas dari

    peranan strategi para guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Karena

    mengajar bukanlah semata-mata berorientasi pada hasil, akan tetapi juga

    berorientasi pada proses. Menurut Zamroni (2000:74-75) menyatakan bahwa,

    peranan strategi dosen dalam kegiatan pembelajaran yang optimal, akan

    mengefektifkan proses tersebut, dengan semakin efektifnya proses, maka semakin

    tinggi juga hasil yang dicapai. Adanya kurikulum yang disusun dengan baik pun

    tidak akan berpengaruh banyak dalam prestasi mahasiswa, jika tanpa didukung

    oleh strategi yang sesuai.

    Adapun untuk mengatasi kejenuhan-kejenuhan itu seorang pendidik

    perlu memotivasi anak didik untuk membuat strategi pembelajaran yang sesuai

    dengan kondisi anak didik, sehingga peserta didik akan semangat dalam belajar

    dan akan merasa senang tujuan dalam pembelajaran akan tercapai dan pendidik

    akan merasa puas dengan yang hasil mereka terapkan, menjadi guru kreatif dan

    menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan

    dan memilih metode pembelajaran yang efektif, hal ini sangat penting sekali

  • 4

    terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan

    menyenangkan (E. Mulyasa, 2005:95).

    Mengingat belajar adalah bagi siswa proses membangun gagasan atau

    pemahaman sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberi

    kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi.

    Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif

    misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan

    sebagainya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi siswa,

    terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan

    keaktifan siswa dan mengarah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

    proses pembelajaran dalam memperoleh informasi, ketrampilan dan sikap akan

    terjadi melalui suatu pencarian dari diri siswa (Sutrisno, 2005:93).

    Strategi pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran memegang peranan

    penting yang menentukan tercapainya tujuan yang ingin dicapai sangat ditentukan

    oleh strategi yang digunakan, strategi pembelajaran pada umumnya dirancang

    oleh guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dikelolanya salah satu

    strategi yang dapat diandalkan adalah strategi pembelajaran Metode Information

    Search strategi ini sangat tepat untuk mendorong siswa agar belajar dengan

    caranya sendiri, bekerja dengan caranya sendiri juga memberi siswa kesempatan

    untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.

    Hasil Observasi dan wawancara pada Tanggal 04 Maret 2020 di MTs

    Roudlotul Furqon Kebumen oleh Guru Pengampu Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq

    dengan nilai KKM 75, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi

    dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlaq diantaranya: Penguasaan materi

  • 5

    pelajaran oleh siswa yang diajarkan oleh guru masih sangat rendah, Siswa sering

    merasa bosan dengan metode pembelajaran oleh guru yang monoton dan siswa

    juga menganggap mendapat nilai rendah tidak masalah karena mata pelajarannya

    tidak termasuk Mata Pelajaran Ujian Nasional.

    Dari temuan diatas, peneliti mencoba untuk menerapkan strategi

    pembelajaran dengan Metode Information Search dengan harapan siswa dapat

    terlibat dalam pelajaran dan dapat mengembangkan kemampuan untuk

    memfokuskan diri dan mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait materi

    Aqidah Akhlaq. Atas dorongan inilah penulis mengadakan penelitian dan

    menyusun skripsi dengan judul:

    “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad,

    Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan mengunakan Metode Information

    Search pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec.

    Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini

    yaitu: Apakah penerapan Metode Information Search dapat meningkatkan Hasil

    Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah pada Siswa

    Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang

    Tahun Pelajaran 2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah Untuk

    mengetahui peningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah,

    Fitnah dan Namimah dengan menggunakan Metode Information Search pada

  • 6

    Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.

    Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis

    maupun praktis yaitu :

    1. Manfaat Teoritis

    a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan.

    b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari

    penelitian lapangan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan

    menyenangkan atas temuan-temuan pengalaman siswa sehingga dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang diajarkan.

    b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

    memperkenalkan pembelajaran Aqidah Akhlaq melalui penerapan Metode

    Information Search guna meningkatkan hasil belajar siswa.

    c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah

    dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan khususnya

    pada pembelajaran Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan

    Namimah.

  • 7

    E. Penegasan Istilah

    1. Peningkatan

    Kata peningkatan menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat

    yang negatif berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan

    dapat berupa kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah

    proses atau dengan tujuan peningkatan. Sedangkan kualitas menggambarkan

    nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki tujuan berupa

    peningkatan (Adi D, 2001:60). Hasil dari suatu peningkatan juga ditandai

    dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha

    atau proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas

    dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan.

    2. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah sesuatu yang dijadikan patokan setelah melakukan

    usaha atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar

    (Depdikbud, 1997:343).

    3. Aqidah Akhlaq

    Aqidah secara bahasa (etimologi) berarti “ikatan”. Aqidah seseorang,

    artinya “ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari bahasa

    arab yaitu aqoda-ya‟qudu-aqidatan (Yumansyah, 2008:3). Sedangkan menurut

    istilah aqidah yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam

    setiap hati seseorang yang membuat hati tenang. Dalam Islam akidah ini

    kemudian melahirkan iman, menurut Al-Ghozali, sebagai mana dikutip oleh

    Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, iman adalah mengucapkan dengan lidah

    https://www.duniapelajar.com/2014/08/07/pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli/

  • 8

    mengakui kebenarannya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota

    (Hamdani Ihsan, A. Fuad Ihsan, 2007:235).

    4. Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah

    a. Hasad

    Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapatkan

    kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang mudah

    membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan) orang lain

    yang tidak ada buktinya. Sifat hasad mudah membuat gosip (berita tidak

    benar) terhadap orang yang tidak disukainya.

    b. Ghibah

    Ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan atau

    tindakan yang membicarakan aib orang lain.

    c. Fitnah

    Fitnah artinya perkataan yang bermaksud menjelekkan orang

    seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang lain. Orang yang

    suka memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat

    orang lain hidup senag atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh

    kedalam kebinasaan.

    d. Namimah

    Namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya adu domba.

    Adapun yang dimaksudkan dengan namimah menurut istilah adalah

    menyampaikan sesuatu yang tidak disenangi. Baik yang tidak senang itu

    orang yang diceritakan ataupun orang yang mendengarnya. Kata biasa

  • 9

    menyebutnya dengan “adu domba”. Cara menyampaikan sesuatu itu

    biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi adakalanya dengan tulisan,

    isyarat atau dengan sindiran.

    5. Metode Information Search

    Menurut Silberman (2009: 152) bahwa, metode Information Search

    sama dengan ujian open book. Tim mencari informasi (normalnya dilakukan

    dalam pelajaran dengan teknik ceramah) yang menjawab pertanyaan yang

    diajukan kepadanya. Metode Information search ini khususnya sangat

    membantu dalam materi yang membosankan.

    Sedangkan menurut Nhiro), „‟metode pembelajaran mencari informasi

    (Information Search) adalah suatu metode pembelajaran mencari informasi‟‟.

    Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet.

    Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan

    yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa).

    Pembelajaran dengan menerapkan metode mencari informasi

    menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja

    sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

    Inti pada pembelajaran dengan menggunakan metode mencari informasi ini

    adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota

    kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok,

    sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran

    dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelasaikan persoalan yang dihadapi.

    Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan

    agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila

  • 10

    ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman

    sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.

    F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis berdasarkan pandangan Zikmund (1997:112) adalah

    proposisi atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau

    fenomena, serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

    Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah Penggunaan Metode

    Information Search dapat meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi

    Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul

    Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    2. Indikator Keberhasilan

    Indikator pencapaian penelitian tindakan Kelas VIII ini adalah

    meningkatnya hasil belajar siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen.

    apabila siswa mampu memperoleh nilai dengan KKM 75 dan meningkatnya

    hasil belajar dengan ditandai rata-rata nilai sama dengan 75 atau lebih.

    Kemudian rata-rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut dinyatakan tuntas

    apabila telah mencapai 85 % dari jumlah siswa Kelas VIII di MTs Roudlotul

    Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris,

    yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian

  • 11

    dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Untuk lebih jelasnya seperti yang

    dikemukakan oleh Arikunto (2006:44) menjelaskan pengertian penelitian

    tindakan kelas secara lebih sistematis.

    a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

    cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat

    tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

    b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana

    dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas, gerakan ini dikenal

    dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.

    c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam

    waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

    Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas,

    dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas adalah

    pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja

    dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:

    18).

    Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan

    problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar terhadap mata

    pelajaran Aqidah Akhlaq rendah dan adanya keinginan guru untuk

    memperbaiki hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama

    penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengubah perilaku penelitiannya, dan

    atau untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada

    gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain (Sumadyo, 2013:

    23).

  • 12

    Adapun siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas adalah

    sebagai berikut (Suyadi, 2010: 50):

    Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

    2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

    a. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MTs Roudlotul Furqon Kebumen

    Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2019/2020. Madrasah ini dipilih

    menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan model

    pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan siswa.

    Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai optimal.

    b. Waktu Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan November-

    Januari 2020 pada tahun Pelajaran 2019/2020.

  • 13

    Tabel 1.1. Rencana Kegiatan Penelitian

    No Kegiatan November Desember Januari

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Penyusunan Proposal x

    2 Perijinan Penelitian x

    3 Tindakan Siklus I x

    4 Tindakan Siklus II x

    5 Analisa Data x

    6 Penyusunan Laporan x

    7 Ujian Skripsi x

    8 Revisi Laporan x

    9 Penyerahan Laporan x

    c. Subjek penelitian

    Subjek penelitian ini adalah guru Aqidah Akhlaq dan siswa Kelas

    VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang

    dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    a. Perencanaan

    Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus

    disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan

    masalah penelitian yang ditetapkan (Sumadyo, 2012:44). Hal –hal yang

    harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

    1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan

    Metode Information Search materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah.

  • 14

    2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat

    proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode

    Information Search.

    3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru

    dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Information

    Search.

    4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode Information

    Search.

    5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode

    Information Search.

    6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa dengan

    menggunakan tes evaluasi.

    b. Pelaksanaan

    Sumadyo (2012: 44) menyatakan bahwa, tahapan pelaksanaan

    merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan yang telah

    disusun. Jadi, guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode

    Information Search. Adapun hal-hal yang dilakukan guru adalah:

    1) Guru membuat kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara

    mencari informasi yang dapat dijumpai di sumber materi yang telah

    dibuat untuk siswa (sumber informasi yang bisa didapatkan oleh siswa

    dari handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll),

    2) Guru memberikan pertanyaan tentang topik,

    3) Biarkan siswa mencari informasi dalam tim kecil (persaingan sehat bisa

    membantu untuk mendorong partisipasi),

  • 15

    4) Tinjau kembali jawaban selagi di kelas, kembangkan jawaban untuk

    memperluas jangkauan belajar‟.

    c. Observasi atau Pengamatan

    Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan

    pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang

    dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan

    menggunakan lembar observasi guru. Selain itu dilakukan tes evaluasi untuk

    menggali data siswa.

    d. Refleksi

    Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi

    terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan

    tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan

    pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan

    dalam menyelesaikan masalah penelitian (Sumadyo, 2012: 44).

    Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan

    pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil

    pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I, siklus II dan

    sebagainya.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

    tindakan kelas adalah :

    a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang

    menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran

  • 16

    Aqidah Akhlaq materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah. Adapun tes

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes subjektif.

    b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu

    pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain

    berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru

    dalam menerapkan metode Information Search. Instrumen yang digunakan

    dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah (1)

    Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam proses

    pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau materi pelajaran, (4)

    Kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran, (5) Pemanfaatan media

    pembelajaran dan sumber belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7)

    Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan (8) Tindak lanjut atau

    follow up (Rusman, 2011: 99-100). Berikut adalah aspek-aspek yang

    digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran

    dengan metode Information Search.

    1) Lembar Observasi Guru

    Tabel 1.2. Lembar Observasi Guru

    No Aspek yang diamati SKOR

    1 2 3 4

    A Pra Pembelajaran

    1. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    2. Guru menyiapkan alat dan bahan

    pembelajaran dan bahan yang akan

    digunakan seperti Hp yang terkoneksi

    internet, koran atau majalah.

  • 17

    3. Guru mengatur tata letak tempat duduk siswa

    B Awal Pembelajaran

    4. Guru mengucapkan salam

    5. Guru mengbsen siswa

    6. Guru melakukan motivasi dan apersepsi

    7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

    C Inti Pembelajaran

    Eksplorasi

    8. Guru menyajikan materi sebagai pengantar

    9. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai materi

    10. Guru meminta siswa mencari informasi

    melalui alat media yang sudah disiapkan terkait materi

    Elaborasi

    11. Guru membagi siswa kedalam kelompok

    12. Guru menggali potensi siswa atas apa

    yang sudah di carinya melalui internet ataupun majalah

    13. Guru membagikan soal kepada setiap kelompok

    14. Guru membimbing jalanya proses pembelajaran

    Konfirmasi

    15. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

    16. Guru memberikan soal evaluasi

    17. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang

    belum dipahaminya

    D Penutup

    18. Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan

    19. Guru menyampaikan informasi materi yang akan datang

    20. Guru membimbing siswa untuk berdoa

    21. Guru mengucapakan salam

  • 18

    Jumlah Skor

    2) Observasi terhadap peserta didik tentang keaktifan belajar

    Tabel. 1. 3. Lembar Observasi Keaktifan Peserta didik

    No Nama Aspek yang diamati

    Skor 1 2 3 4 5 6 7

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Jumlah

    Rata-rata

    Keterangan aspek yang diamati:

    1. Antusias siswa dalam belajar

    2. Perhatian siswa kepada guru

    3. Mendengarkan dengan baik

    4. Ketertarikan siswa terhadap materi

    5. Aktif dalam bertanya

    6. Mampu berdiskusi dan memberi kesimpulan

    7. Mampu bertanya kepada guru

    c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu

    peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto kegiatan

    proses pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search.

  • 19

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

    kelas adalah:

    a. Tes tertulis

    Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui

    pemahaman siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq dan untuk

    mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Hasad, Ghibah, Fitnah

    dan Namimah. Peneliti membuat lembar tes tertulis yang berupa tes objektif

    dan tes subjektif.

    b. Observasi

    Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran

    berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam

    pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan menggunakan metode Information

    Search.

    c. Dokumentasi

    Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

    dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

    metode Information Search.

    6. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan

    membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah

    ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 75. Oleh karena itu setiap siswa

  • 20

    dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥

    75. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai

    KKM jika nilai perolehan siswa < 75. Selanjutnya, untuk menentukan akhir

    perbaikan melalui siklussiklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan

    klasikal. Adapun KKL yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).

    Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Aqib. dkk,

    2010: 41):

    Sedangkan untuk mencari nilai rentang kategori yang digunakan

    dalam lembar observasi guru adalah dengan menentukan interval kelas dengan

    rumus:

    i : interval kelas

    H: nilai observasi yang tertinggi

    L : nilai observasi yang terkecil

    K: banyaknya kelas

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman, dan penelaahan terhadap

    pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika

    penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

    Keterangan:

  • 21

    Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

    Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Hipotesis Tindakan

    dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek

    Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen

    Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisis Data) dan Sistematika Penulisan.

    Bab II Landasan Teori, berisi Kajian Teori ( Gambaran umum Hasil

    Belajar, Aqidah Akhlaq, Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah dan Metode

    Information Search) dan Kajian Pustaka.

    Bab III Pelaksanaan Penelitian, berisi Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi) dan Deskripsi Pelaksanaan

    Siklus II.

    Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi pemaparan mengenai

    hasil penelitian dan pembahasan.

    Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran

  • 22

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar

    1. Definisi Belajar

    Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

    pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

    ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman,

    sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan

    aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. Seperti yang

    dikemukakan oleh Mouly sebagaimana dikutip oleh Sudjana (1996:5), bahwa

    belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat

    adanya pengalaman.

    Menurut Slameto (2003:6), belajar adalah suatu proses usaha yang

    dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

    baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi

    dengan lingkungannya.

    Sementara menurut Cronbach sebagaimana dikutip oleh Suryabrata,

    (2007:231), memberi pengertian bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah

    dengan mengalami, dan dalam mengalami, si pelajar mempergunakan panca

    inderanya. Hal ini menunjukkan belajar bukan hanya sekedar mendapat

    pengetahuan saja melainkan dengan proses belajar manusia mendapatkan

    pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

  • 23

    Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

    proses membangun pengetahuan dan pengalaman dengan cara mencoba

    memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya, melalui interaksi

    dengan lingkungan.

    Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt sebagaimana

    dikutip Djamarah (2011: 20-21) adalah pertama, Belajar berdasarkan

    keseluruhan. Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran

    yang lain. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu

    kesatuan. Kedua, Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak-anak bisa

    dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima

    bahan pelajaran itu. Manusia sebagai organisme yang berkembang,

    kesediaannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan

    jiwa, tapi juga perkembangan sebab lingkungan dan pengalaman. Ketiga, Anak

    didik sebagai organisme keseluruhan. Anak didik belajar tidak hanya

    intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Keempat, Terjadi

    transfer. Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai, maka dapat dipindahkan

    untuk menguasai kemampuan yang lain. Kemampuan tersebut dipakai untuk

    mempelajari hal-hal yang lain. Misalnya belajar matematika bila telah

    menguasai dapat dipergunakan dalam masalah jual-beli bahan tertentu. Kelima,

    Belajar adalah reorganisasi pengalaman. Belajar timbul bila seseorang

    menemui situasi baru dalam kehidupannya. Dalam menghadapi hal itu ia akan

    menggunakan semua pengalaman yang telah dimilikinya. Anak akan

    mengadakan reorganisasi pengalamannya. Misalnya seorang anak kulitnya

    mengelupas akibat terbakar saat bermain api. Anak belajar dari pengalamannya

  • 24

    bahwa api itu panas dan bisa membakar kulit manusia. Karena pengalaman itu

    anak didik tidak akan mengulangi untuk bermain-main dengan api.

    Keenam, Belajar harus dengan insight. Insight adalah suatu saat

    dalam proses belajar dimana seseorang melihat (insight) hubungan tertentu

    dalam unsur yang mengandung suatu problem. Misalnya peristiwa banjir yang

    dihubungkan dengan faktor-faktor lain. Ketujuh, Belajar lebih berhasil bila

    berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan. Belajar berlangsung terus-

    menerus. Belajar tidak hanya disekolah, tetapi juga diluar sekolah. Anak didik

    dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman sehari-hari dirumah atau

    dimasyarakat.

    2. Pengertian Hasil Belajar

    Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) menyebutkan hasil belajar

    merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari

    sisi guru, kegiatan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari

    sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses

    belajar.

    Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan

    perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh

    (Sam‟s, 2010: 33).

    Suprijono (2011:6) menambahkan bahwa hasil belajar adalah pola

    perbuatan, nilai, sikap, apresiasi dan ketrampilan, merujuk pemikiran Gagne

    hasil belajar berupa: pertama, Informasi Herbal yaitu kapabilitas

    mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

    Kedua, Ketrampilan Intelektual merupakan kemampuan mempresentasikan

  • 25

    konsep dan lambang. Ketiga, Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan

    dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi

    penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Keempat,

    Ketrampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani

    dalam urusan dan koordinasi , sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

    Kelima, Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan

    penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan

    nilai –nilai sebagai standar perilaku.

    Menurut Bloom sebagaimana dikutip oleh Agus bahwa hasil belajar

    mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Agus 2011: 6).

    Pertama, Kognitif mencakup pengetahuan,, pemahaman, menerapkan, analisis

    (menguraikan), sintesis (merencanakan) dan menilai. Kedua, Ranah Afektif

    meliputi sikap menerima, memberikan respon,nilai, organisasi, karakterisasi.

    Ketiga, Ranah psikomotor meliputi fisik. Menurut Reigeluth sebagaimana

    dikutip oleh Rusmono bahwa hasil belajar merupakan semua akibat yang dapat

    terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan

    suatu metode (2012: 8). Sedang menurut Snalbeker sebagaimana dikutip oleh

    Rusmono mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh

    siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah hasil belajar (2012: 8).

    Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

    kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil

    adalah porelehan akhir dari proses belajar. Jadi, hasil belajar ialah suatu

    perolehan yang telah di capai dari suatu pekerjaan sesuai dengan usaha yang

    dilakukannya dalam proses kegiatan belajar. Aktifitas belajar perlu diadakan

  • 26

    evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan

    yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak. Untuk melihat sejauh mana taraf

    keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan

    dapat dipercaya (reliable), diperlukan suatu informasi tentang indikator-

    indikator perubahan tingkah laku dan pribadi siswa.

    Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat dikatakan bahwa hasil

    belajar adalah nilai yang didapat atau diproleh dari berbagai usaha dalam

    proses pembelajaran, yang nilai tersebut diproleh dengan memenuhi kriteria-

    kriteria dari penilaian pembelajaran yang telah ditentukan dari berbagai

    komponen.

    3. Jenis Penilaian Hasil Belajar

    Menurut Nana (2013: 5) menyatakan ada beberapa jenis penilaian

    hasil belajar yaitu:

    a. Penilaian formatif adalah penilaian yang di laksanakan pada akhir program

    belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar

    itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses

    belajar mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat

    memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya.

    b. Penilaian Sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit

    program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.

    Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para peserta didik,

    yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para peserta didik.

    Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan pada proses.

  • 27

    c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat

    kelemahan-kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya. Penilaian ini

    dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,

    menemukan kasus-kasus, dan lain-lainnya. Soal-soal tentunya disusun agar

    dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para peserta

    didik.

    d. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,

    misalnya saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

    e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukkan untuk mengetahui

    keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan

    penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan

    belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi

    kepada kesiapan peserta didik untuk menghadapi program baru dan

    kecocokan program belajar dengan kemampuan peserta didik.

    B. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    1. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    Mata pelajaran aqidah akhlak ini merupakan cabang dari pendidikan

    Agama Islam, menurut Zakiyah Daradjat pendidikan Agama Islam adalah

    suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

    memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada

    akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup

    (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2005:130). Aqidah dilihat dari segi bahasa

    (etimologi) berarti “ikatan”. Aqidah seseorang, artinya “ikatan seseorang

    dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari bahasa arab yaitu aqoda-ya‟qudu-

  • 28

    aqidatan (Yumansyah, 2008:3). Sedangkan menurut istilah aqidah yaitu

    keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang

    yang membuat hati tenang. Dalam Islam akidah ini kemudian melahirkan iman,

    menurut Al-Ghozali, sebagai mana dikutip oleh Hamdani Ihsan dan A. Fuad

    Ihsan, iman adalah mengucapkan dengan lidah mengakui kebenarannya dengan

    hati dan mengamalkan dengan anggota (Hamdani Ihsan, A. Fuad Ihsan,

    2007:235).

    Muhaimin menggambarkan ciri-ciri aqidah Islam sebagai berikut:

    a. Aqidah didasarkan pada keyakinan hati, tidak yang serba rasional, sebab ada

    masalah tertentu yang tidak rasional dalam akidah;

    b. Aqidah Islam sesuai dengan fitroh manusia sehingga pelaksanaan akidah

    menimbulkan keterangan dan ketentraman.

    c. Aqidah Islam diasumsikan sebagai perjanjian yang kokoh, maka dalam

    pelaksanaanya akidah harus penuh dengan keyakinan tanpa disertai dengan

    kebimbangan dan keraguan;

    d. Aqidah islam tidak hanya diyakini, lebih lanjut perlu pengucapan dengan

    kalimat “thayyibah” dan diamalkan dengan perbuatan yang saleh;

    e. Keyakinan dalam akidah islam merupakan masalah yang supraempiris,

    maka dalil yang digunakan dalam pencarian kebenaran. Tidak hanya

    berdasarkan indra dan kemampuan manusia melainkan membutuhkan usaha

    yang dibawa oleh Rosul Allah SAW (Muhaimin, 2005:259).

    Dilihat dari segi bahasa (etimologi) perkataan akhlak adalah bentuk

    jama‟ dari bentuk dari kata khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai,

    tingkah laku dan tabbiat (Zahruddin A R dan Hasanudin Sinaga, 2004:1).

  • 29

    kalimat tersebut mengungkap segi-segi persesuaian dengan perkataan kholqun

    yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan kholiq yang berarti

    pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.

    Jadi berdasarkan sudut pandang keabsahan esensi akhlak dalam

    pengertian sehari-hari disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan

    santun, tata krama (versi bahasa Indonesia), sedangkan dalam bahasa

    Inggrisnya disamakan dengan moral atau etika. Menurut bahasa Yunani istilah

    akhlak dipengaruhi istilah Ethos, atau Ethicos atau etika (tanpa memakai huruf

    H) yang mengandung arti etika yang bermakna usaha manusia untuk memakai

    akal budi dan daya, pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus

    hidup kalau ia mau menjadi baik. Dan etika itu adalah sebuah ilmu bukan

    sebuah ajaran.

    Dari beberapa paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa

    seseorang yang memiliki akhlakul karimah hidupnya akan terasa tenang dan

    bahagia karena terhindar dari sifat-sifat buruk. Namun sebaliknya seseorang

    yang akhlaknya buruk, maka hidupnya akan merasa tidak tenang dan resah.

    Akhlak memang bukanlah barang mewah yang mungkin tidak terlalu

    dibutuhkan, tetapi akhlak merupakan pokok/sendi kehidupan yang esensial,

    yang harus dimiliki dan menjadi anjuran dari agama (Islam).

    Djazuli dalam bukunya yang berjudul Akhlak Dasar Islam

    menyatakan bahwa:

    a. Akhlak yang baik harus ditanamkan kepada menusia supaya manusia

    mempunyai kepercayaan yang teguh dan kepribadian yang kuat.

  • 30

    b. Sifat-sifat terpuji atau akhlak yang baik merupakan latihan bagi

    pembentukan sikap sehari-hari, sifat-sifat ini banyak dibicarakan dan

    berhubungan dengan rukun Islam dan Ibadah seperti sholat, puasa zakat, dan

    sodaqoh.

    c. Untuk mengatur hubungan yang baik antara manusia dengan Allah, manusia

    dengan manusia (Dzajuli, 1982:29-30)

    Akhlak sangatlah penting bagi kehidupan manusia, pentingnya

    aqidah akhlak tidak saja bagi manusia dalam statusnya sebagai pribadi, tetapi

    juga berarti bagi kehidupan keluarga dan masyarakat bahkan bagi kehidupan

    berbangsa dan bernegara. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan

    manusia dengan hewan. Untuk mengembangkan aqidah akhlak bagi siswa atau

    remaja diperlukan modofikasi unsur-unsur moral dengan faktor-faktor budaya

    dimana anak tinggal. Program pengajaran moral seharusnya disesuaikan

    dengan karakteristik siswa tersebut, yang termasuk unsur moral adalah 1)

    Penaralan moral, 2) Prasaan, 3) Prilaku moral serta 4) Kepercayaan

    eksistensial/iman (Budiningsih, 2004:10).

    Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

    mengimani Allah SWT dan meralisasikannya dalam perilaku akhlak mulia

    dalam kehidupan sehari-hari berdasrkan Al-Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan

    bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi

    tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dan hubunganya dengan

    kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga. terwujud kesatuan

    dan persatuan bangsa.16 Peranan dan efektifitas pendidikan agama di madrasah

  • 31

    sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan

    masyarakat harus ditingkatkan, karena jika pendidikan Agam Islam (yang

    meliputi: Aqidah Akhlak, Qur‟an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam,

    dan Bahasa arab) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual

    dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.

    Pendidikan atau mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

    Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pendidikan Agam Islam, memang

    bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan

    kepribadian siswa. Tetapi secara substansial mata pelajaran pelajaran Aqidah

    Akhlak memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik

    untuk memperaktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul

    karimah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu setelah mempelajari

    materi yang ada didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan siswa

    dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai salah satu

    pedoman kehidupannya.

    2. Kedudukan Aqidah

    Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat

    penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran

    Islam yang lain, separti ibadah dan akhlak, adalah suatu yang dibangun di

    atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang

    sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan sekedar menahan

    atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur

    berantakan.

  • 32

    Maka aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak

    agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah berfirman:

    Artinya: Katakanlah (Muhammad),”Sesungguhnya aku ini hanya

    seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa

    Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.”Maka barangsiapa

    mengharap pertemuan dengan Tuhannya Maka hendaklah dia mengerjakan

    kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam

    beribadah kepada Tuhannya". (Q.S. Al-Kahfi: 110) (Departemen Agama

    Republik Indonesia, 2005:418).

    Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi

    dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek akhidah,

    sebalum aspek yang lainya. Rasulullah SAW berdakwah dan mengajarkan

    Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanam nilai-nilai aqidah atau

    keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih

    tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang

    merupakan minoritas Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat.

    Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat,

    sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan

    Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat

    dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang

  • 33

    lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai

    betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dala ajaran Islam.

    3. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting di

    dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau

    yang hendak ditinjau oleh pendidikan. Demikian halnya dengan pendidikan

    agama Islam, maka tujuan pendidikan agama Islam itu adalah tujuan yang

    ingin dicapai oleh pendidikan agama Islam dalam kegiatan pelaksanaan

    pendidikan agama Islam.

    Dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional

    berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

    bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

    bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

    yang beriman dan bertaqwa.

    Tentang tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan agama

    Islam tidak jauh beda. Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah

    bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui

    pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta

    pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia

    muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa

    dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

    lebih tinggi (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2005:135). Jadi mata pelajaran

    akidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

  • 34

    siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan

    pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman siswa

    tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus

    berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah

    SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan peribadi, bermasyarakat,

    berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi.

    4. Fungsi dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    Fungsi pendidikan Agama Islam merupakan kegunaan Pendidikan

    Agama Islam khususnya kepada peserta didik, karena tanpa adanya fungsi atau

    kegunaan Pendidikan Agama Islam maka tidak akan tercapai tujuan

    Pendidikan Agama Islam. Fungsi pendidkan Agama Islam khususnya Mata

    pelajaran Aqidah Akhlak di madrasah berfungsi sebagai : (a) Penanaman nilai

    ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

    akhirat; (b) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta

    akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih

    dahulu dalam lingkungan keluaraga; (c) Penyesuaian mental peserta didik

    terhadap lingkunga fisik dan sosial melalui aqidah akhlak; (d) Perbaikan

    kesalahan-kesalan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan

    pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; (e) Pencegahan

    peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkunganya atau dari budaya asing

    yang akan di hadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang informasi dan

    pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem dan fungsionalnya; (g)

  • 35

    Penyaluran siswa untuk mendalami Aqidah akhlak ke lembaga pendidikan

    yang lebih tinggi.

    5. Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah

    a. Hasad

    1) Pengertian Hasad

    Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain

    mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang

    mudah membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan)

    orang lain yang tidak ada buktinya (Majid, 2005:78). Sifat hasad mudah

    membuat gosip (berita tidak benar) terhadap orang yang tidak

    disukainya. Sifat hasad dapat merusak kebaikan yang dimiliki seseorang.

    Artinya : “Dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api

    memakan kayu bakar” (H.R. Abu Daud).

    Hasad atau dengki adalah sifat iblis dan setan. Makhluk Allah

    yang pertama kali memiliki sifat hasad/dengki adalah iblis. Iblis dengki

    kepada Nabi Adam as. karena Nabi Adam di ciptakan oleh Allah sebagai

    makhluk yang terhormat, Iblis iri hati melihat Malaikat bersujud

    menghormati Nabi Adam. Karena sifat dengji yang sudah melekat pada

    dirinya, iblis tidak mau menghormati Nabi Adam, walupun itu

    diperintahkan oleh Allah. Oleh sebab itu, Iblis dikutuk oleh Allah.

    Menurut Majid (2005:82), bahwa Orang yang memiliki sifat

    dengki merasa iri hati melihat orang lain hidup senang atau beruntung. Ia

    Nabi saw bersabda :

  • 36

    menginginkan keberuntungan itu oindah kepadanya, karena hatinya

    selalu kotor. Orang yang dengki itu akan sia-sia amal ibadahnya terhapus

    oleh sifat dengkinya.

    2) Bahayanya Sifat Hasad

    a) Menjatuhkan nama baik seseorang

    b) Memutuskan rasa persaudaran dengan sesama manusia

    c) Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain

    d) Membuat hati tidak tenang dan tidak tenteram dalam menjalani

    kehidupan

    e) Dimusuhi oleh banyak orang (Majid (2005:88)

    3) Contoh Perbuatan Hasad

    a) Amir berangkat ke sekolah dengan sepeda barunya. Melihat Amir

    memiliki sepeda baru, Toni merasa tidak senang. Toni menghampiri

    sepeda milik Amir dan menggembesi kedua ban sepeda itu, ketika

    Amir meninggalkan sepedanya di tempat parkir.

    b) Toko milik Pak H. Kohar tidak pernah sepi dari pembeli. Ia selalu

    menyediakan barang dagangannya dengan kualitas yang baik dan

    harganya terjangkau oleh masyarakat. Disamping itu juga P H. Kohar

    tidak pernah menipu kepada pembeli dan selalu bersikap ramah

    kepada siapa saja yang datang ke tokonya, baik kepada yang mau

    membeli atau sekedar mau hutang. Melihat keberhasilan Pak H.

    Kohar, Pak Tadi tidak senang dan merasa tersaingi, karena tokonya

    selama ini sepi dari pembeli. Ia berusaha agar tokonya ramai dan toko

  • 37

    Pak H. Kohar sepi, maka ia datang ke dukun agar tokonya ramai

    sedangkan toikonya Pak H. Kohar sepi (Majid, 2005:89).

    4) Menghindari Sifat Hasad

    a) Menyadari tentang bahayanya sifat hasad terhadap amal perbuatan

    kita

    b) Menyadari bahwa keberuntungan masing-masing orang tidak sama

    c) Mensyukuri atas nikmat yang diterimanya meskipun tidak sama yang

    dimiliki orang lain

    d) Menyadari bahwa kalau diri kita dibenci orang lain juga tidak merasa

    senang

    b. Ghibah

    Menurut Yumansyah (2008: 25) bahwa Ghibah artinya mengumpat

    atau menggunjing yaitu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib

    orang lain.

    Bahaya sifat Ghibah antara lain:

    1) Nama baik seseorang bisa hancur

    2) Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain

    3) Memutuskan persaudaraan dikalangan manusia

    4) Menimbulkan perbuatan fitnah

    Cara menghindari Perilaku Ghibah sebagai berikut:

    1) Menyadari tentang bahayanya sifat ghibah

    2) Menyadari bahwa ghibah adalah perbuatan dosa

  • 38

    3) Menyadari bahwa kita akan mendapat azab yang pedih di dunia dan

    akhirat apabila kita menceritakan aib orang lain

    4) Menyadari bahwa diri kita juga tidak suka apabila aib kita diketahui

    orang lain (Yumansyah, 2008: 31).

    c. Fitnah

    Fitnah artinya perkataan yang bermaksud menjelekkan orang

    seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang lain. Orang yang

    suka memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat

    orang lain hidup senag atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh

    kedalam kebinasaan (Yumansyah, 2008: 36).

    Sebab-sebab yang menimbulkan fitnah:

    1) Berupa tekanan orang atau pihak lain.

    2) Berupa hukuman.

    3) Berupa pemberian Allah baik dan buruk.

    4) Kalah dan menang, senang dan susah

    5) Berupa anak dan harta.

    d. Namimah

    Menurut bahasa namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya

    adu domba. Adapun yang dimaksudkan dengan namimah menurut istilah

    adalah menyampaikan sesuatu yang tidak disenangi. Baik yang tidak senang

    itu orang yang diceritakan ataupun orang yang mendengarnya. Kata biasa

    menyebutnya dengan “adu domba”. Cara menyampaikan sesuatu itu

    biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi adakalanya dengan tulisan,

    isyarat atau dengan sindiran (Yumansyah, 2008: 52).

  • 39

    Namimah pada hakekatnya adalah menyampaikan atau

    menceritakan rahasia orang lain sehingga merusak nama baik orang lain

    tersebut, tentu saja orang yang diceritakan itu meresa tidak senang dan dapat

    menimbulkan permusuhan.

    Seringkali terjadi namimah dilakukan oleh orang yang sengaja

    ingin menimbulkan permusuhan antara seseorang dengan orang lain atau

    bahkan sifat seseorang yang ingin mencari popularitas diri sendiri diatas

    penderitaan orang lain. Misalnya Abduh dan Asmat adalah dua orang yang

    bersahabat. Fulan adalah orang yang banyak omong dan akhlaknya kurang

    baik. Melihat persahabatan Abduh dan Asmat sangat akrab, Fulan kemudian

    mencari-cari peluang untuk mengadu domba antara mereka. Dengan

    berbagai cara Fulanlakukan, sehingga persahabatannya bercerai berai

    bahkan terjadi perkelahian atau permusuhan antara Abduh dan Asmat.

    Penyebab timbulnya sifat Namimah antara lain:

    1) Ada perasaan tidak senang terhadap orang yang diceritakan.

    2) Adanya sifat dengki pada diri seseorang yang menyebabkan ketidak

    senangan kepada orang lain yang mendapatkan kebahagiaan maupun

    kesuksesan.

    3) Mencari muka agar orang lain bersimpati kepada dirinya.

    4) Gemar berbicara berlebihan, omong kosong atau berbicara tentang hal-

    hal yang tidak benar.

    Ada beberapa cara untuk menghindari sifat namimah antara lain:

    1) Apabila melihat atau mendengar sesuatu yang disampaikan orang lain itu

    akan menimbulkan keburukan sebaiknya didiamkan saja.

  • 40

    2) Jangan melayani omongan orang yang suka berkata bohong.

    3) Apabila ada berita yang meragukan dari seseorang, agar diselidiki dulu

    kebenarannya (Yumansyah, 2008: 60).

    C. Metode Information Search

    1. Pengertian Metode Information Search

    Metode Information Search sama dengan ujian open book. Tim

    mencari informasi (normalnya dilakukan dalam pelajaran dengan teknik

    ceramah) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Metode

    Information search ini khususnya sangat membantu dalam materi yang

    membosankan (Silberman, 2009: 152). Sedangkan menurut Nhiro (2010:109),

    „‟metode pembelajaran mencari informasi (Information Search) adalah suatu

    metode pembelajaran mencari informasi‟‟. Informasi dapat diperoleh melalui

    Koran, buku paket, majalah, atau ineternet. Agar siswa aktif mencari informasi,

    maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS

    (lembar diskusi siswa).

    Pembelajaran dengan menerapkan metode mencari informasi

    menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja

    sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

    Inti pada pembelajaran dengan menggunakan metode mencari informasi ini

    adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota

    kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok,

    sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran

    dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelasaikan persoalan yang dihadapi.

    Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan

    http://www.rijal09.com/2016/04/pengertian-pembelajaran.html

  • 41

    agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila

    ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman

    sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.

    2. Kelebihan Metode Pembelajaran Information Search

    Penggunaan metode mencari informasi ini memiliki kelebihan yaitu

    dapat membuat siswa memiliki informasi lebih tentang materi yang diajarkan

    serta siswa dapat memiliki daya berinkuiri dan saling bekerjasama. Menurut

    Nhiro (2010:104) kelebihan dari metode pembelajaran Information Search

    adalah sebagai berikut:

    a. Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu

    sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah

    mendapat tambahan penjelasan dari guru,

    b. Siswa aktif bertanya dan juga akan membuat siswa mampu memberikan

    respon balik terhadap materi pembelajaran secara aktif, tidak harus

    menunggu informasi dari guru dan kegiatan pembelajaran pun jadi

    menyenangkan. Jadi, metode ini selain akan membuat materi yang akan

    diajarkan menjadi menarik, juga akan membuat siswa semakin aktif dan

    hasil belajar yang diinginkan pun dapat tercapai.

    c. Materi dapat diingat lebih lama.

    d. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi

    tersebut tanpa bantuan guru.

    e. Mendorong tumbuhya keberanian mengutarakan penapat secara terbuka dan

    memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.

    http://www.rijal09.com/2016/03/pengertian-belajar.htmlhttp://www.rijal09.com/2016/04/guru-profesional_4.html

  • 42

    f. Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara kelompok dan saling

    bekerjasama‟‟.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa kelebihan dari

    metode Information Search adalah sebagai berikut:

    a. Siswa akan lebih siap melaksanakan pembelajaran.

    b. Siswa akan aktif dalam pembelajaran baik dalam bertanya ataupun member

    umpan balik.

    c. Siswa akan lebih lama mengingat materi pelajaran.

    d. Siswa akan terdorong untuk memperluas wawasannya

    e. Siswa belajar memecahkan masalah baik itu secara individu maupun

    kelompok.

    3. Kelemahan atau kekurangan metode pembelajaran Information Search

    Menurut pendapat Nhiro (2010:106) Kekurangan dari metode

    pembelajaran Information Search adalah adalah sebagai berikut :

    a. siswa yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam metode

    tersebut tidak disukai pelaksanaan metode harus dilakukan oleh guru yang

    kreatif dan vokal, sedangkan tidak semua pendidik di Indonesia memiliki

    karakter tersebut,

    b. Tidak semua lembaga bisa melaksanakannya, karena fasillitas harus tersedia

    menjadi hambatan dengan berbagai pola pikir dan karakter siswa yang

    berbeda-beda.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa kekurangan

    dari metode Information Search adalah sebagai berikut:

  • 43

    a. Siswa cenderung akan jenuh jika guru tidak mampu kreatif dalam

    mengaplikasikan metode pembelajaran Information Search.

    b. Sekolah harus memiliki fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mencari

    informasi dalam hal ini, misalkan buku-buku pelajaran harus tersedia.

    4. Langkah - langkah Motode Pembelajaran Information Search

    Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Information Search

    menurut Silherman (2009: 152) , adalah sebagai berikut :

    a. Buatlah kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara mencari

    informasi yang dapat dijumpai di sumber materi yang telah dibuat untuk

    siswa (sumber informasi yang bisa didapatkan oleh siswa dari handout,

    dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll),

    b. Berilah pertanyaan tentang topik,

    c. Biarkan siswa mencari informasi dalam tim kecil (persaingan sehat bisa

    membantu untuk mendorong partisipasi),

    d. Tinjau kembali jawaban selagi di kelas, kembangkan jawaban untuk

    memperluas jangkauan belajar‟‟.

    D. Kajian Pustaka

    Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

    penelitian ini yaitu:

    1. Skripsi Muhamad Iskhak, Judul “Penerapan Metode Information Search dalam

    Meningkatkan Pemahaman Tata Cara Mandi Wajib Siswa Kelas VI Semester

    Gasal di MI Ianatul Mubtadiin Wringinjajar Mranggen Demak Tahun

    2012/2013”. Pembelajaran yang menekankan kepada pencapaian tingkat

    pemahaman siswa yang lebih tinggi, harus dapat memilih dan menggunakan

  • 44

    cara-cara atau pendekatan pembelajaran yang baik. Salah satu alternatif yang

    dapat dilakukan dalam meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan

    menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif ,

    Edukatif dan Menyenangkan). Adapun dalam hal ini, skripsi membahas

    peningkatan pemahanan materi Fikih kelas 6 semester gasal tentang Tata Cara

    Mandi Wajib setelah Haid dengan menerapkan Metode Information Search.

    Hasil penelitian menunjukkan Metode Information Search berbasis PAIKEM

    dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran Fiqih kelas

    VI MI Ianatul Mubtadiin Demak, terbukti dari hasil belajar peserta didik yang

    meningkat dari tahap pra siklus yaitu ada 2 peserta didik yang tuntas, kemudian

    pada siklus 1 mulai ada peningkatan yaitu ada 8 peserta didik yang tuntas,

    sedangkan pada siklus II ketuntasan minimum meningkat drastis mencapai 14

    peserta didik yang tuntas yaitu 100 % peserta didik tuntas mencapai KKM

    dengan hasil nilai 75.

    Persamaan penelitian Muhamad Iskhak dengan penelitian ini adalah

    Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan hasil belajar dan

    menstimulasi cara berfikir anak sehingga akan menggali potensi untuk lebih

    dapat menuangkan idenya. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada

    materi dan jenjang kelas. Pada penelitian Muhamad Iskhak materi Tata Cara

    Mandi Wajib pada jenjang Siswa Kelas VI di Madrasah ibtidaiyah, sedangkan

    pada penelitian ini membahas Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah

    dengan mengunakan Metode Information Search pada jenjang Siswa Kelas

    VIII Madrasah Tsanawiyah.

  • 45

    2. Skripsi Muhamad A. Sodikin, Judul “Penerapan Metode Information Search

    Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Informasi Peserta Didik Pada Mata

    Pelajaran Kontrol Refrigerasi Dan Tata Udara”, Tujuan dari penelitian ini yaitu

    untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi peserta didik melalui

    penerapan metode information search. Metode penelitian menggunakan

    penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,

    observasi, studi dokumentasi, kuesioner dan data hasil pengerjaan tugas.

    Subjek penelitian terdiri dari 30 responden yang terhimpun pada satu kelas

    tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi

    peserta didik menunjukan peningkatan pada setiap siklus, metode ini dapat

    menunjang peningkatan kemampuan literasi informasi peserta didik, dan

    diperoleh solusi dari setiap kendala yang dihadapi pada setiap siklus.

    Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sangat baik, ditunjukkan melalui

    observasi penilaian aktivitas pendidik. Informasi yang dikaji, diseleksi, dan

    diolah sebelum digunakan serta didukung dengan beragam sumber informasi

    dapat menghasilkan pengetahuan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Bekal kemampuan literasi informasi yang baik dapat membantu peserta didik

    dalam mencapai kompetensi yang baik dengan dasar yang jelas. Disimpulkan

    penerapan metode pembelajaran information search mampu meningkatkan

    kemampuan literasi informasi peserta didik.

    Persamaan penelitian Muhamad A. Sodikin dengan penelitian ini

    adalah Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan hasil

    belajar dengan tujuan menggali potensi untuk lebih dapat menuangkan idenya.

    Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada materi dan jenjang kelas.

  • 46

    Pada penelitian Muhamad A. Sodikin materi Pelajaran Kontrol Refrigerasi Dan

    Tata Udara pada jenjang Sekolah Menengah Atas, sedangkan pada penelitian

    ini membahas Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan

    mengunakan Metode Information Search pada jenjang Siswa Kelas VIII

    Madrasah Tsanawiyah.

    3. Skripsi Dewi Sri Murtiningsih, Judul “Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui

    Metode Pembelajaran Information Search dengan Media Koran Pada Kelas VI

    SDN Sumber VI Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012” Pendekatan

    pembelajaran yang hanya menginformasikan fakta dan konsep melalui ceramah

    saja, mengakibatkan kurangnya perhatian siswa pada pelajaran PKn. Keaktifan

    pembelajaran siswa pada mata pelajaran PKn berpengaruh pula terhadap

    rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terbukti hasil belajar PKn pada siswa

    kelas VI SDN VI Sumber, nilai ulangan yang diadakan menunjukkan hasil

    yang kurang. Hasil penelitian adalah: (1) Proses pembelajaran dilakukan dalam

    beberapa tahap: a) Tahap awal, guru mengabsen siswa dan menanyakan kepada

    siswa apakah materi sudah diberikan oleh guru, teknik apa yang sudah

    dipelajari, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran; b) Tahap kedua,

    menyampaikan materi dengan jelas dan lengkap serta urut, menegaskan

    kembali aturan yang dipakai pada teknik pembelajaran information search,

    menuntun siswa menemukan prinsip-prinsip pengerjaan yang akurat,

    memberikan latihan secara berjenjang; c) Tahap ketiga, penjelasan tambahan

    jika diperlukan. Kemudian pada siklus II dilakukan dengan meningkatkan

    peran aktif siswa dalam pembelajaran dengan merefleksi kegiatan siswa selama

    proses pembelajaran berlangsung; (2) Berdasarkan analisis data diketahui

  • 47

    ratarata kelas dari pra siklus sebesar 61,20 meningkat pada Siklus I menjadi

    66,40 bahkan kemudian meningkat lagi pada hasil Siklus II menjadi 75,10. Hal

    ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “melalui metode pembelajaran

    information search dengan media koran dapat meningkatkan hasil belajar PKn

    pada siswa kelas VI SD Negeri Sumber VI Kota Surakarta tahun pelajaran

    2011/2012”, terbukti kebenarannya.

    Persamaan penelitian Dewi Sri Murtiningsih dengan penelitian ini

    adalah Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan hasil

    belajar. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada materi dan jenjang

    kelas. Pada penelitian Dewi Sri Murtiningsih materi Pelajaran Pkn Melalui

    Metode Pembelajaran Information Search dengan Media Koran pada jenjang

    Sekolah Dasar, sedangkan pada penelitian ini membahas Materi Hasad,

    Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan mengunakan Metode Information Search

    pada jenjang Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.

  • 48

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus

    Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi

    siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.

    Semarang tempat penelitian dilakukan disertai penjelasan adanya perbedaan

    antara metode pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode pembelajaran

    yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.

    Tabel 3.1

    Nilai hasil belajar Pra siklus Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq

    Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen

    No

    Nama Siswa

    Nilai Pra

    Siklus

    Ketuntasan

    Tuntas Tidak

    Tuntas

    1 Ahmad Romadhon 65

    V

    2 Aisy Zahra Amelia 78 V

    3 Aliyah Nailatul Khusna 66

    V

    4 Alizatul Ulum 65

    V

    5 Arif Setyawan 60

    V

    6 Candra Dwi Kurniawan 58

    V

    7 Chana Choirun Nisa 66

    V

    8 Farda Rediyanto 75 V

    9 Indra Septiyan Taradita 62

    V

    10 Isna Zahra Nisa 80 V

    11 Kamila Nikmatus Sari 68

    V

    12 Marsya Eka Arichta 75 V

    13 Meliana Dwi Arichti 56

    V

  • 49

    14 Naila Najwa Zalianti 65

    V

    15 Najwa Riska Sabila 64

    V

    16 Naufal Atif Febrianto 68

    V

    17 Neli Amiliya Putri 60

    V

    18 Nur Rochman Andi 75 V

    19 Risa Deliawati 75 V

    20 Riza Asna Anisa 75 V

    21 Roihan Annas 56

    V

    22 Takhul 60

    V

    23 Tri Mulyani 50

    V

    24 Yuliana Tri Maryani 78 V

    25 Zieda Hidaya Fillah 68

    V

    Jumlah 1668

    Rata-rata 66,72

    MTs Roudlotul Furqon Kebumen ini merupakan tempat yang diilih untuk

    mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek yang dikenai tindakan adalah

    Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen yang berjumah 25 siswa dengan

    fokus penelitian pada pembelajaran mata pelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq

    dengan materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah.

    Penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus ini merancang strategi

    pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini

    berlangsung. Hal ini mengingat bahwa salah satu tujuan Penelitian Tindakan

    Kelas adalah memperbaiki meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas serta

    kualitas proses pembelajaran. Karena peneliti menyadari bahwa pembelajaran

    yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa

    serta belum mampu membangkitkan aktivitas dan motivasi belajar siswa yang

    pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

  • 50

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan

    metode Information Search pada setiap siklus yang merupakan suatu metode

    diskusi yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran

    dimana siswa diarahkan agar mampu menanggapi dan mengemukakan pendapat

    terkait dengan hal-hal yang didiskusikan. Dengan tujuan untuk meningkatkan

    aktivitas dan motivasi belajar sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa.

    Tabel 3.2

    Klasifikasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pra Siklus

    No Skor Kriteria

    (Indikator)

    Jumlah

    Siswa Persentase

    1 90-100 Baik Sekali 0 0%

    2 70-89 Baik 9 36%

    3 50-69 Cukup Baik 16 64%

    4 ≤30-49 Kurang Baik 0 0%

    Jumlah 25 100 %

    Pada tahap pra siklus ini, peneliti melakukan Pre Test yang terdiri dari 30

    soal pilihan ganda dan 10 soal isian yang dilaksanakan pada tanggal 6 Januari

    2020. Peneliti melakukan pre test ditahap awal tersebut diketahui bahwa dari 25

    siswa yang tuntas berjumlah 9 siswa dengan persentase 36% dan siswa yang

    belum tuntas berjumlah 16 siswa dengan persentase 64%, karena KKM untuk

    Mata Pelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq yaitu 75.

    B. Deskripsi pelaksanaan siklus I

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada , hari Senin

    tanggal 13 Januari 2020, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit).

    Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Mata

    Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen.

  • 51

    Pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan guru bersama peneliti

    dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planing),

    implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observasing), dan

    refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai

    berikut:

    1. Tahap perencanaan

    a. Guru menentukan sub pokok bahasan yaitu Hasad, Ghibah, Fitnah dan

    Namimah

    b. Mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam

    kegiatan belajar mengajar.

    c. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang

    diperlukan berkaitan dengan materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah

    d. Mempersiapkan 5 kelompok yang terdiri dari 5 siswa

    e. Mempersiapkan media gambar (Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah).

    f. Mempersiapkan soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui hasil belajar

    siswa.

    g. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan

    dan pengembangan.

    h. Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah

    laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.

    2. Tindakan

    Pada tahap ini guru sebagai pelaku dalam melaksanakan kegiatan

    pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

    yang telah di desain, antara lain:

  • 52

    a. Kegiatan awal

    1) Guru mengucap salam dan memimpin doa bersama.

    2) Guru melakukan apersepsi dengan sedikit mengulang pelajaran kemarin.

    3) Guru memberikan motivasi kepada siswa.

    4) Guru menyampaikan pelajaran yang akan diajarkan hari ini dan tujuan

    pembelajaran yang akan di capai hari ini

    b. Kegiatan inti

    1) Melihat (tanpa atau dengan alat)

    a) Menayangkan gambar/foto tentang Hasad, Ghibah, Fitnah dan

    Namimah yang sudah dicari (diprin out siswa melalui internet).

    b) Siswa mengam