PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MATERI...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MATERI...
-
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ
MATERI HASAD, GHIBAH, FITNAH DAN NAMIMAH
MELALUI METODE INFORMATION SEARCH
PADA SISWA KELAS VIII MTS ROUDLOTUL FURQON
DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
ARDAN AFIFUDIN
NIM.111-14-309
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
Artinya: Kebaikan tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara
yang lebih baik, sehingga yang memusuhimu akan seperti teman yang setia
(Q.S Fusshilat: 34)
-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Heru Susilo dan Ibuku Sri Nuriyah yang telah membesarkan penulis
dan selalu sabar merawat dan mencurahkan kasih sayang tanpa kenal waktu.
2. Adik Aufa Mirza Hariri yang dengan sabar memberi motivasi sehingga
terselesainya skripsi dengan baik.
3. Khusus yang terhormat bapak Siti Rukhayati, M.Ag yang tidak henti-
hentinya membimbing dan meluangkan waktunya.
4. Teman-teman Fakultas Tarbiyah Progdi PAI angkatan 2014. Terima kasih
atas motivasi dan perjuangannya.
5. Para sahabat, Nizar Azim M, Lukman Rahardian, Muhammad Najib, Sigit
Hermawan, Arif Fatkhurohman dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terimakasih sudah selalu menemani dalam susah maupun senang dan
memberikan dorongan agar selalu berjuang dalam menyelesaikan skripsi.
6. Dan khusus buat teman-teman kontrakan, yang sudah menjadi bagian dariku,
terima kasih telah memberikan semangat, motivasi dan waktunya untuk
menemani dalam pembuatan skripsi.
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi
Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah Menggunakan Metode Information Search
Pada Siswa KelasVIII Di MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020” ini, diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam
(PAI)
-
ix
4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yangt telah
memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi
Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang
akan mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak di kemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Salatiga, 10 Juli 2019
Yang menyatakan
ARDAN AFIFUDIN
-
x
ABSTRAK
Ardan Afifudin. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad,
Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan mengunakan Metode Information
Search pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata kunci: Hasil Belajar, Aqidah Akhlaq, Metode Information Search
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana guru
menerapkan Metode Information Search pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul
Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020? 2).
Apakah penerapan Metode Information Search dapat meningkatkan Hasil Belajar
Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah pada Siswa Kelas VIII
MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020?.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
dengan dua siklus. objek penelitian adalah siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon
Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020yang
berjumlah 25 siswa sedangkan yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah
guru Mapel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
observasi, dan tes (pret test dan Post test).
Hasil penelitian bahwa penggunaan metode Information Search materi Hasad,
Ghibah, Fitnah dan Namimah dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq pada
siswa Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.
Semarang Tahun 2019/2020. Hal ini dibuktikan hasil yang diperoleh hasil belajar
Aqidah Akhlaq pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 32% dan
yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 68%, Setelah menggunakan metode
Information Search pada siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas sebanyak 21
siswa atau 84% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 16% dengan nilai
rata-rata 76,48. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa, siswa yang
tuntas sebanyak 25 siswa atau 100% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa
atau 0%. dengan nilai rata-rata 82,96
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
LEMBAR BERLOGO .......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................
F. Penegasan Istilah …………………………………………..….
G. Jenis dan pendekatan Penelitian ...............................................
H. Setting Penelitian ...................................................................
I. Siklus Penelitian ......................................................................
J. Metode Pengumpulan Data .....................................................
K. Tekhnik Analisa Data ...............................................................
L. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ...........................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar ……………................................
2. Tujuan Belajar ...................................................................
3. Macam-macam hasil belajar ...............................................
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Belajar ...............
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
1
7
7
8
9
10
12
14
15
20
22
24
25
25
26
27
29
-
xii
A. Pembelajaran Aqidah Akhlaq ....................................................... 32
B. Metode Information Search .......................................................... 43
C. Penelitian yang Relevan ............................................................... 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Roudlotul Furqon ………....…...…… 52
1. Profil MTs Roudlotul Furqon ........................................... 52
2. Visi dan Misi MTs Roudlotul Furqon …………...….…… 52
3. Keadaan Guru …………………………………….……… 53
4. Keadaan Siswa ................................................................. 54
B. Subyek Penelitian ................................................................... 54
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 66
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………. 85
B. Saran ...................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran yang bertujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi
diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara (Pidarta, 2007:11). Pembelajaran
berasal dari kata instruction yang berarti proses membuat orang belajar. Gagne
(1979: 3) menyatakan bahwa mengajar atau teaching merupakan bagian dari
pembelajaran (instruction), peran guru lebih ditekankan bagaimana merancang
berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan
siswa dalam mempelajari sesuatu (Suprihartiningrum, 2014:76).
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita ini adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang
didorong aktif mengembangkan kemampuan berpikirnya, proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya dan menghubungkannya
kehidupan sehari-hari, semestinya dalam pembelajaran antara teori dan praktek
harus berjalan secara bersama dengan semua itu akibatnya anak didik kita lulus
-
2
dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya ,
2006:1).
Sembiring (2008:8) menyatakan bahwa, pada dasarnya pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia
peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Secara detail dalam Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I (I) pendidikan di definisikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Peningkatan mutu pendidikan dianggap sebagai salah satu pendidikan
untuk melakukan perubahan pendidikan yang mempunyai tujuan yaitu
meningkatkan hasil belajar siswa dan menguatkan kapasitas sekolah untuk menuju
perubahan. inti dari perubahan perbaikan mutu pendidikan adalah melakukan
perubahan kualitas proses belajar mengajar, perubahan kearah kualitas pendidikan
mutu dilakukan dengan memperkuat kapasitas pedagogis, kepemimpinan yang
berorientasi pada pembelajaran dan kapasitas untuk melakukan perbaikan secara
terus menerus, perubahan tersebut terutama pada pendidikan Agama itu sendiri
karena selama ini pendidikan agama Islam yang diperoleh siswa hanya transfer
ilmu saja tanpa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini dalam proses pembelajaran kegiatan pembelajaran terkesan
masih mengikuti metode lama yaitu posisi guru sebagai subyek dan murid sebagai
obyek, siswa hanya menerima atau mentransfer keilmuan belaka siswa dianggap
-
3
sebagai orang yang tidak mempunyai pengetahuan apa-apa kemudian dimasuki
dengan informasi supaya mereka tahu, padahal belajar bukanlah konsekuensi
otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri selama ini, metodologi pembelajaran
agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional)
seperti ceramah, menghafal, demonstrasi dan praktek ibadah yang nampak kering,
cara-cara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh dan
kurang bersemangat dalam belajar (Ismail, 2008:3).
Upaya peningkatan mutu pembelajaran Aqidah Akhlaq tidak lepas dari
peranan strategi para guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Karena
mengajar bukanlah semata-mata berorientasi pada hasil, akan tetapi juga
berorientasi pada proses. Menurut Zamroni (2000:74-75) menyatakan bahwa,
peranan strategi dosen dalam kegiatan pembelajaran yang optimal, akan
mengefektifkan proses tersebut, dengan semakin efektifnya proses, maka semakin
tinggi juga hasil yang dicapai. Adanya kurikulum yang disusun dengan baik pun
tidak akan berpengaruh banyak dalam prestasi mahasiswa, jika tanpa didukung
oleh strategi yang sesuai.
Adapun untuk mengatasi kejenuhan-kejenuhan itu seorang pendidik
perlu memotivasi anak didik untuk membuat strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi anak didik, sehingga peserta didik akan semangat dalam belajar
dan akan merasa senang tujuan dalam pembelajaran akan tercapai dan pendidik
akan merasa puas dengan yang hasil mereka terapkan, menjadi guru kreatif dan
menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan
dan memilih metode pembelajaran yang efektif, hal ini sangat penting sekali
-
4
terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan (E. Mulyasa, 2005:95).
Mengingat belajar adalah bagi siswa proses membangun gagasan atau
pemahaman sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi.
Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif
misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan
sebagainya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi siswa,
terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dan mengarah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
proses pembelajaran dalam memperoleh informasi, ketrampilan dan sikap akan
terjadi melalui suatu pencarian dari diri siswa (Sutrisno, 2005:93).
Strategi pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran memegang peranan
penting yang menentukan tercapainya tujuan yang ingin dicapai sangat ditentukan
oleh strategi yang digunakan, strategi pembelajaran pada umumnya dirancang
oleh guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dikelolanya salah satu
strategi yang dapat diandalkan adalah strategi pembelajaran Metode Information
Search strategi ini sangat tepat untuk mendorong siswa agar belajar dengan
caranya sendiri, bekerja dengan caranya sendiri juga memberi siswa kesempatan
untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.
Hasil Observasi dan wawancara pada Tanggal 04 Maret 2020 di MTs
Roudlotul Furqon Kebumen oleh Guru Pengampu Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
dengan nilai KKM 75, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi
dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlaq diantaranya: Penguasaan materi
-
5
pelajaran oleh siswa yang diajarkan oleh guru masih sangat rendah, Siswa sering
merasa bosan dengan metode pembelajaran oleh guru yang monoton dan siswa
juga menganggap mendapat nilai rendah tidak masalah karena mata pelajarannya
tidak termasuk Mata Pelajaran Ujian Nasional.
Dari temuan diatas, peneliti mencoba untuk menerapkan strategi
pembelajaran dengan Metode Information Search dengan harapan siswa dapat
terlibat dalam pelajaran dan dapat mengembangkan kemampuan untuk
memfokuskan diri dan mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait materi
Aqidah Akhlaq. Atas dorongan inilah penulis mengadakan penelitian dan
menyusun skripsi dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad,
Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan mengunakan Metode Information
Search pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: Apakah penerapan Metode Information Search dapat meningkatkan Hasil
Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah pada Siswa
Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui peningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah,
Fitnah dan Namimah dengan menggunakan Metode Information Search pada
-
6
Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan.
b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari
penelitian lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan atas temuan-temuan pengalaman siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang diajarkan.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan pembelajaran Aqidah Akhlaq melalui penerapan Metode
Information Search guna meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah
dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan khususnya
pada pembelajaran Aqidah Akhlaq Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan
Namimah.
-
7
E. Penegasan Istilah
1. Peningkatan
Kata peningkatan menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat
yang negatif berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan
dapat berupa kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah
proses atau dengan tujuan peningkatan. Sedangkan kualitas menggambarkan
nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki tujuan berupa
peningkatan (Adi D, 2001:60). Hasil dari suatu peningkatan juga ditandai
dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha
atau proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas
dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dijadikan patokan setelah melakukan
usaha atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
(Depdikbud, 1997:343).
3. Aqidah Akhlaq
Aqidah secara bahasa (etimologi) berarti “ikatan”. Aqidah seseorang,
artinya “ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari bahasa
arab yaitu aqoda-ya‟qudu-aqidatan (Yumansyah, 2008:3). Sedangkan menurut
istilah aqidah yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam
setiap hati seseorang yang membuat hati tenang. Dalam Islam akidah ini
kemudian melahirkan iman, menurut Al-Ghozali, sebagai mana dikutip oleh
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, iman adalah mengucapkan dengan lidah
https://www.duniapelajar.com/2014/08/07/pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli/
-
8
mengakui kebenarannya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota
(Hamdani Ihsan, A. Fuad Ihsan, 2007:235).
4. Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah
a. Hasad
Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapatkan
kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang mudah
membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan) orang lain
yang tidak ada buktinya. Sifat hasad mudah membuat gosip (berita tidak
benar) terhadap orang yang tidak disukainya.
b. Ghibah
Ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan atau
tindakan yang membicarakan aib orang lain.
c. Fitnah
Fitnah artinya perkataan yang bermaksud menjelekkan orang
seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang lain. Orang yang
suka memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat
orang lain hidup senag atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh
kedalam kebinasaan.
d. Namimah
Namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya adu domba.
Adapun yang dimaksudkan dengan namimah menurut istilah adalah
menyampaikan sesuatu yang tidak disenangi. Baik yang tidak senang itu
orang yang diceritakan ataupun orang yang mendengarnya. Kata biasa
-
9
menyebutnya dengan “adu domba”. Cara menyampaikan sesuatu itu
biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi adakalanya dengan tulisan,
isyarat atau dengan sindiran.
5. Metode Information Search
Menurut Silberman (2009: 152) bahwa, metode Information Search
sama dengan ujian open book. Tim mencari informasi (normalnya dilakukan
dalam pelajaran dengan teknik ceramah) yang menjawab pertanyaan yang
diajukan kepadanya. Metode Information search ini khususnya sangat
membantu dalam materi yang membosankan.
Sedangkan menurut Nhiro), „‟metode pembelajaran mencari informasi
(Information Search) adalah suatu metode pembelajaran mencari informasi‟‟.
Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet.
Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan
yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa).
Pembelajaran dengan menerapkan metode mencari informasi
menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Inti pada pembelajaran dengan menggunakan metode mencari informasi ini
adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota
kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok,
sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran
dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelasaikan persoalan yang dihadapi.
Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan
agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila
-
10
ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman
sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berdasarkan pandangan Zikmund (1997:112) adalah
proposisi atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau
fenomena, serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah Penggunaan Metode
Information Search dapat meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Materi
Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul
Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator pencapaian penelitian tindakan Kelas VIII ini adalah
meningkatnya hasil belajar siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen.
apabila siswa mampu memperoleh nilai dengan KKM 75 dan meningkatnya
hasil belajar dengan ditandai rata-rata nilai sama dengan 75 atau lebih.
Kemudian rata-rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut dinyatakan tuntas
apabila telah mencapai 85 % dari jumlah siswa Kelas VIII di MTs Roudlotul
Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris,
yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian
-
11
dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Untuk lebih jelasnya seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (2006:44) menjelaskan pengertian penelitian
tindakan kelas secara lebih sistematis.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas, gerakan ini dikenal
dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam
waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas,
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas adalah
pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010:
18).
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan
problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar terhadap mata
pelajaran Aqidah Akhlaq rendah dan adanya keinginan guru untuk
memperbaiki hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama
penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengubah perilaku penelitiannya, dan
atau untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada
gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain (Sumadyo, 2013:
23).
-
12
Adapun siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas adalah
sebagai berikut (Suyadi, 2010: 50):
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Roudlotul Furqon Kebumen
Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2019/2020. Madrasah ini dipilih
menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan model
pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan siswa.
Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai optimal.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan November-
Januari 2020 pada tahun Pelajaran 2019/2020.
-
13
Tabel 1.1. Rencana Kegiatan Penelitian
No Kegiatan November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal x
2 Perijinan Penelitian x
3 Tindakan Siklus I x
4 Tindakan Siklus II x
5 Analisa Data x
6 Penyusunan Laporan x
7 Ujian Skripsi x
8 Revisi Laporan x
9 Penyerahan Laporan x
c. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru Aqidah Akhlaq dan siswa Kelas
VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang
dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus
disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan
masalah penelitian yang ditetapkan (Sumadyo, 2012:44). Hal –hal yang
harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan
Metode Information Search materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah.
-
14
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode
Information Search.
3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Information
Search.
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode Information
Search.
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode
Information Search.
6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa dengan
menggunakan tes evaluasi.
b. Pelaksanaan
Sumadyo (2012: 44) menyatakan bahwa, tahapan pelaksanaan
merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan yang telah
disusun. Jadi, guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode
Information Search. Adapun hal-hal yang dilakukan guru adalah:
1) Guru membuat kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara
mencari informasi yang dapat dijumpai di sumber materi yang telah
dibuat untuk siswa (sumber informasi yang bisa didapatkan oleh siswa
dari handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll),
2) Guru memberikan pertanyaan tentang topik,
3) Biarkan siswa mencari informasi dalam tim kecil (persaingan sehat bisa
membantu untuk mendorong partisipasi),
-
15
4) Tinjau kembali jawaban selagi di kelas, kembangkan jawaban untuk
memperluas jangkauan belajar‟.
c. Observasi atau Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang
dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi guru. Selain itu dilakukan tes evaluasi untuk
menggali data siswa.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan
tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan
pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan
dalam menyelesaikan masalah penelitian (Sumadyo, 2012: 44).
Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan
pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil
pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I, siklus II dan
sebagainya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang
menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran
-
16
Aqidah Akhlaq materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah. Adapun tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes subjektif.
b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu
pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain
berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru
dalam menerapkan metode Information Search. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah (1)
Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam proses
pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau materi pelajaran, (4)
Kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran, (5) Pemanfaatan media
pembelajaran dan sumber belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7)
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan (8) Tindak lanjut atau
follow up (Rusman, 2011: 99-100). Berikut adalah aspek-aspek yang
digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan metode Information Search.
1) Lembar Observasi Guru
Tabel 1.2. Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati SKOR
1 2 3 4
A Pra Pembelajaran
1. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Guru menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran dan bahan yang akan
digunakan seperti Hp yang terkoneksi
internet, koran atau majalah.
-
17
3. Guru mengatur tata letak tempat duduk siswa
B Awal Pembelajaran
4. Guru mengucapkan salam
5. Guru mengbsen siswa
6. Guru melakukan motivasi dan apersepsi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
C Inti Pembelajaran
Eksplorasi
8. Guru menyajikan materi sebagai pengantar
9. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai materi
10. Guru meminta siswa mencari informasi
melalui alat media yang sudah disiapkan terkait materi
Elaborasi
11. Guru membagi siswa kedalam kelompok
12. Guru menggali potensi siswa atas apa
yang sudah di carinya melalui internet ataupun majalah
13. Guru membagikan soal kepada setiap kelompok
14. Guru membimbing jalanya proses pembelajaran
Konfirmasi
15. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
16. Guru memberikan soal evaluasi
17. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang
belum dipahaminya
D Penutup
18. Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
19. Guru menyampaikan informasi materi yang akan datang
20. Guru membimbing siswa untuk berdoa
21. Guru mengucapakan salam
-
18
Jumlah Skor
2) Observasi terhadap peserta didik tentang keaktifan belajar
Tabel. 1. 3. Lembar Observasi Keaktifan Peserta didik
No Nama Aspek yang diamati
Skor 1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
Rata-rata
Keterangan aspek yang diamati:
1. Antusias siswa dalam belajar
2. Perhatian siswa kepada guru
3. Mendengarkan dengan baik
4. Ketertarikan siswa terhadap materi
5. Aktif dalam bertanya
6. Mampu berdiskusi dan memberi kesimpulan
7. Mampu bertanya kepada guru
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto kegiatan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search.
-
19
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas adalah:
a. Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq dan untuk
mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Hasad, Ghibah, Fitnah
dan Namimah. Peneliti membuat lembar tes tertulis yang berupa tes objektif
dan tes subjektif.
b. Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan menggunakan metode Information
Search.
c. Dokumentasi
Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search.
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 75. Oleh karena itu setiap siswa
-
20
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥
75. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai
KKM jika nilai perolehan siswa < 75. Selanjutnya, untuk menentukan akhir
perbaikan melalui siklussiklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan
klasikal. Adapun KKL yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Aqib. dkk,
2010: 41):
Sedangkan untuk mencari nilai rentang kategori yang digunakan
dalam lembar observasi guru adalah dengan menentukan interval kelas dengan
rumus:
i : interval kelas
H: nilai observasi yang tertinggi
L : nilai observasi yang terkecil
K: banyaknya kelas
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman, dan penelaahan terhadap
pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika
penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.
Keterangan:
-
21
Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Hipotesis Tindakan
dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek
Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen
Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisis Data) dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori, berisi Kajian Teori ( Gambaran umum Hasil
Belajar, Aqidah Akhlaq, Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah dan Metode
Information Search) dan Kajian Pustaka.
Bab III Pelaksanaan Penelitian, berisi Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
(perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi) dan Deskripsi Pelaksanaan
Siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi pemaparan mengenai
hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran
-
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. Seperti yang
dikemukakan oleh Mouly sebagaimana dikutip oleh Sudjana (1996:5), bahwa
belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat
adanya pengalaman.
Menurut Slameto (2003:6), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Sementara menurut Cronbach sebagaimana dikutip oleh Suryabrata,
(2007:231), memberi pengertian bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan mengalami, dan dalam mengalami, si pelajar mempergunakan panca
inderanya. Hal ini menunjukkan belajar bukan hanya sekedar mendapat
pengetahuan saja melainkan dengan proses belajar manusia mendapatkan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
-
23
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses membangun pengetahuan dan pengalaman dengan cara mencoba
memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya, melalui interaksi
dengan lingkungan.
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt sebagaimana
dikutip Djamarah (2011: 20-21) adalah pertama, Belajar berdasarkan
keseluruhan. Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran
yang lain. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu
kesatuan. Kedua, Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak-anak bisa
dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima
bahan pelajaran itu. Manusia sebagai organisme yang berkembang,
kesediaannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan
jiwa, tapi juga perkembangan sebab lingkungan dan pengalaman. Ketiga, Anak
didik sebagai organisme keseluruhan. Anak didik belajar tidak hanya
intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Keempat, Terjadi
transfer. Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai, maka dapat dipindahkan
untuk menguasai kemampuan yang lain. Kemampuan tersebut dipakai untuk
mempelajari hal-hal yang lain. Misalnya belajar matematika bila telah
menguasai dapat dipergunakan dalam masalah jual-beli bahan tertentu. Kelima,
Belajar adalah reorganisasi pengalaman. Belajar timbul bila seseorang
menemui situasi baru dalam kehidupannya. Dalam menghadapi hal itu ia akan
menggunakan semua pengalaman yang telah dimilikinya. Anak akan
mengadakan reorganisasi pengalamannya. Misalnya seorang anak kulitnya
mengelupas akibat terbakar saat bermain api. Anak belajar dari pengalamannya
-
24
bahwa api itu panas dan bisa membakar kulit manusia. Karena pengalaman itu
anak didik tidak akan mengulangi untuk bermain-main dengan api.
Keenam, Belajar harus dengan insight. Insight adalah suatu saat
dalam proses belajar dimana seseorang melihat (insight) hubungan tertentu
dalam unsur yang mengandung suatu problem. Misalnya peristiwa banjir yang
dihubungkan dengan faktor-faktor lain. Ketujuh, Belajar lebih berhasil bila
berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan. Belajar berlangsung terus-
menerus. Belajar tidak hanya disekolah, tetapi juga diluar sekolah. Anak didik
dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman sehari-hari dirumah atau
dimasyarakat.
2. Pengertian Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) menyebutkan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, kegiatan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar.
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan
perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh
(Sam‟s, 2010: 33).
Suprijono (2011:6) menambahkan bahwa hasil belajar adalah pola
perbuatan, nilai, sikap, apresiasi dan ketrampilan, merujuk pemikiran Gagne
hasil belajar berupa: pertama, Informasi Herbal yaitu kapabilitas
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kedua, Ketrampilan Intelektual merupakan kemampuan mempresentasikan
-
25
konsep dan lambang. Ketiga, Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan
dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Keempat,
Ketrampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi , sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
Kelima, Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan
nilai –nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom sebagaimana dikutip oleh Agus bahwa hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Agus 2011: 6).
Pertama, Kognitif mencakup pengetahuan,, pemahaman, menerapkan, analisis
(menguraikan), sintesis (merencanakan) dan menilai. Kedua, Ranah Afektif
meliputi sikap menerima, memberikan respon,nilai, organisasi, karakterisasi.
Ketiga, Ranah psikomotor meliputi fisik. Menurut Reigeluth sebagaimana
dikutip oleh Rusmono bahwa hasil belajar merupakan semua akibat yang dapat
terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan
suatu metode (2012: 8). Sedang menurut Snalbeker sebagaimana dikutip oleh
Rusmono mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh
siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah hasil belajar (2012: 8).
Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil
adalah porelehan akhir dari proses belajar. Jadi, hasil belajar ialah suatu
perolehan yang telah di capai dari suatu pekerjaan sesuai dengan usaha yang
dilakukannya dalam proses kegiatan belajar. Aktifitas belajar perlu diadakan
-
26
evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak. Untuk melihat sejauh mana taraf
keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan
dapat dipercaya (reliable), diperlukan suatu informasi tentang indikator-
indikator perubahan tingkah laku dan pribadi siswa.
Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat dikatakan bahwa hasil
belajar adalah nilai yang didapat atau diproleh dari berbagai usaha dalam
proses pembelajaran, yang nilai tersebut diproleh dengan memenuhi kriteria-
kriteria dari penilaian pembelajaran yang telah ditentukan dari berbagai
komponen.
3. Jenis Penilaian Hasil Belajar
Menurut Nana (2013: 5) menyatakan ada beberapa jenis penilaian
hasil belajar yaitu:
a. Penilaian formatif adalah penilaian yang di laksanakan pada akhir program
belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses
belajar mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat
memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya.
b. Penilaian Sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.
Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para peserta didik,
yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para peserta didik.
Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan pada proses.
-
27
c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,
menemukan kasus-kasus, dan lain-lainnya. Soal-soal tentunya disusun agar
dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para peserta
didik.
d. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukkan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi
kepada kesiapan peserta didik untuk menghadapi program baru dan
kecocokan program belajar dengan kemampuan peserta didik.
B. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
1. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran aqidah akhlak ini merupakan cabang dari pendidikan
Agama Islam, menurut Zakiyah Daradjat pendidikan Agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup
(Abdul Majid dan Dian Andayani, 2005:130). Aqidah dilihat dari segi bahasa
(etimologi) berarti “ikatan”. Aqidah seseorang, artinya “ikatan seseorang
dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari bahasa arab yaitu aqoda-ya‟qudu-
-
28
aqidatan (Yumansyah, 2008:3). Sedangkan menurut istilah aqidah yaitu
keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang
yang membuat hati tenang. Dalam Islam akidah ini kemudian melahirkan iman,
menurut Al-Ghozali, sebagai mana dikutip oleh Hamdani Ihsan dan A. Fuad
Ihsan, iman adalah mengucapkan dengan lidah mengakui kebenarannya dengan
hati dan mengamalkan dengan anggota (Hamdani Ihsan, A. Fuad Ihsan,
2007:235).
Muhaimin menggambarkan ciri-ciri aqidah Islam sebagai berikut:
a. Aqidah didasarkan pada keyakinan hati, tidak yang serba rasional, sebab ada
masalah tertentu yang tidak rasional dalam akidah;
b. Aqidah Islam sesuai dengan fitroh manusia sehingga pelaksanaan akidah
menimbulkan keterangan dan ketentraman.
c. Aqidah Islam diasumsikan sebagai perjanjian yang kokoh, maka dalam
pelaksanaanya akidah harus penuh dengan keyakinan tanpa disertai dengan
kebimbangan dan keraguan;
d. Aqidah islam tidak hanya diyakini, lebih lanjut perlu pengucapan dengan
kalimat “thayyibah” dan diamalkan dengan perbuatan yang saleh;
e. Keyakinan dalam akidah islam merupakan masalah yang supraempiris,
maka dalil yang digunakan dalam pencarian kebenaran. Tidak hanya
berdasarkan indra dan kemampuan manusia melainkan membutuhkan usaha
yang dibawa oleh Rosul Allah SAW (Muhaimin, 2005:259).
Dilihat dari segi bahasa (etimologi) perkataan akhlak adalah bentuk
jama‟ dari bentuk dari kata khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai,
tingkah laku dan tabbiat (Zahruddin A R dan Hasanudin Sinaga, 2004:1).
-
29
kalimat tersebut mengungkap segi-segi persesuaian dengan perkataan kholqun
yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan kholiq yang berarti
pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.
Jadi berdasarkan sudut pandang keabsahan esensi akhlak dalam
pengertian sehari-hari disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan
santun, tata krama (versi bahasa Indonesia), sedangkan dalam bahasa
Inggrisnya disamakan dengan moral atau etika. Menurut bahasa Yunani istilah
akhlak dipengaruhi istilah Ethos, atau Ethicos atau etika (tanpa memakai huruf
H) yang mengandung arti etika yang bermakna usaha manusia untuk memakai
akal budi dan daya, pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus
hidup kalau ia mau menjadi baik. Dan etika itu adalah sebuah ilmu bukan
sebuah ajaran.
Dari beberapa paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki akhlakul karimah hidupnya akan terasa tenang dan
bahagia karena terhindar dari sifat-sifat buruk. Namun sebaliknya seseorang
yang akhlaknya buruk, maka hidupnya akan merasa tidak tenang dan resah.
Akhlak memang bukanlah barang mewah yang mungkin tidak terlalu
dibutuhkan, tetapi akhlak merupakan pokok/sendi kehidupan yang esensial,
yang harus dimiliki dan menjadi anjuran dari agama (Islam).
Djazuli dalam bukunya yang berjudul Akhlak Dasar Islam
menyatakan bahwa:
a. Akhlak yang baik harus ditanamkan kepada menusia supaya manusia
mempunyai kepercayaan yang teguh dan kepribadian yang kuat.
-
30
b. Sifat-sifat terpuji atau akhlak yang baik merupakan latihan bagi
pembentukan sikap sehari-hari, sifat-sifat ini banyak dibicarakan dan
berhubungan dengan rukun Islam dan Ibadah seperti sholat, puasa zakat, dan
sodaqoh.
c. Untuk mengatur hubungan yang baik antara manusia dengan Allah, manusia
dengan manusia (Dzajuli, 1982:29-30)
Akhlak sangatlah penting bagi kehidupan manusia, pentingnya
aqidah akhlak tidak saja bagi manusia dalam statusnya sebagai pribadi, tetapi
juga berarti bagi kehidupan keluarga dan masyarakat bahkan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan
manusia dengan hewan. Untuk mengembangkan aqidah akhlak bagi siswa atau
remaja diperlukan modofikasi unsur-unsur moral dengan faktor-faktor budaya
dimana anak tinggal. Program pengajaran moral seharusnya disesuaikan
dengan karakteristik siswa tersebut, yang termasuk unsur moral adalah 1)
Penaralan moral, 2) Prasaan, 3) Prilaku moral serta 4) Kepercayaan
eksistensial/iman (Budiningsih, 2004:10).
Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT dan meralisasikannya dalam perilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari berdasrkan Al-Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dan hubunganya dengan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga. terwujud kesatuan
dan persatuan bangsa.16 Peranan dan efektifitas pendidikan agama di madrasah
-
31
sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan
masyarakat harus ditingkatkan, karena jika pendidikan Agam Islam (yang
meliputi: Aqidah Akhlak, Qur‟an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam,
dan Bahasa arab) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual
dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan atau mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pendidikan Agam Islam, memang
bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan
kepribadian siswa. Tetapi secara substansial mata pelajaran pelajaran Aqidah
Akhlak memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk memperaktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu setelah mempelajari
materi yang ada didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan siswa
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai salah satu
pedoman kehidupannya.
2. Kedudukan Aqidah
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat
penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran
Islam yang lain, separti ibadah dan akhlak, adalah suatu yang dibangun di
atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang
sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan sekedar menahan
atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
-
32
Maka aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak
agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah berfirman:
Artinya: Katakanlah (Muhammad),”Sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa
Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.”Maka barangsiapa
mengharap pertemuan dengan Tuhannya Maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam
beribadah kepada Tuhannya". (Q.S. Al-Kahfi: 110) (Departemen Agama
Republik Indonesia, 2005:418).
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi
dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek akhidah,
sebalum aspek yang lainya. Rasulullah SAW berdakwah dan mengajarkan
Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanam nilai-nilai aqidah atau
keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih
tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang
merupakan minoritas Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat.
Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat,
sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan
Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat
dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang
-
33
lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai
betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dala ajaran Islam.
3. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting di
dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau
yang hendak ditinjau oleh pendidikan. Demikian halnya dengan pendidikan
agama Islam, maka tujuan pendidikan agama Islam itu adalah tujuan yang
ingin dicapai oleh pendidikan agama Islam dalam kegiatan pelaksanaan
pendidikan agama Islam.
Dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa.
Tentang tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan agama
Islam tidak jauh beda. Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2005:135). Jadi mata pelajaran
akidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
-
34
siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman siswa
tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan peribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Fungsi dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Fungsi pendidikan Agama Islam merupakan kegunaan Pendidikan
Agama Islam khususnya kepada peserta didik, karena tanpa adanya fungsi atau
kegunaan Pendidikan Agama Islam maka tidak akan tercapai tujuan
Pendidikan Agama Islam. Fungsi pendidkan Agama Islam khususnya Mata
pelajaran Aqidah Akhlak di madrasah berfungsi sebagai : (a) Penanaman nilai
ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat; (b) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih
dahulu dalam lingkungan keluaraga; (c) Penyesuaian mental peserta didik
terhadap lingkunga fisik dan sosial melalui aqidah akhlak; (d) Perbaikan
kesalahan-kesalan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan
pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; (e) Pencegahan
peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkunganya atau dari budaya asing
yang akan di hadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang informasi dan
pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem dan fungsionalnya; (g)
-
35
Penyaluran siswa untuk mendalami Aqidah akhlak ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi.
5. Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah
a. Hasad
1) Pengertian Hasad
Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain
mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang
mudah membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan)
orang lain yang tidak ada buktinya (Majid, 2005:78). Sifat hasad mudah
membuat gosip (berita tidak benar) terhadap orang yang tidak
disukainya. Sifat hasad dapat merusak kebaikan yang dimiliki seseorang.
Artinya : “Dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api
memakan kayu bakar” (H.R. Abu Daud).
Hasad atau dengki adalah sifat iblis dan setan. Makhluk Allah
yang pertama kali memiliki sifat hasad/dengki adalah iblis. Iblis dengki
kepada Nabi Adam as. karena Nabi Adam di ciptakan oleh Allah sebagai
makhluk yang terhormat, Iblis iri hati melihat Malaikat bersujud
menghormati Nabi Adam. Karena sifat dengji yang sudah melekat pada
dirinya, iblis tidak mau menghormati Nabi Adam, walupun itu
diperintahkan oleh Allah. Oleh sebab itu, Iblis dikutuk oleh Allah.
Menurut Majid (2005:82), bahwa Orang yang memiliki sifat
dengki merasa iri hati melihat orang lain hidup senang atau beruntung. Ia
Nabi saw bersabda :
-
36
menginginkan keberuntungan itu oindah kepadanya, karena hatinya
selalu kotor. Orang yang dengki itu akan sia-sia amal ibadahnya terhapus
oleh sifat dengkinya.
2) Bahayanya Sifat Hasad
a) Menjatuhkan nama baik seseorang
b) Memutuskan rasa persaudaran dengan sesama manusia
c) Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain
d) Membuat hati tidak tenang dan tidak tenteram dalam menjalani
kehidupan
e) Dimusuhi oleh banyak orang (Majid (2005:88)
3) Contoh Perbuatan Hasad
a) Amir berangkat ke sekolah dengan sepeda barunya. Melihat Amir
memiliki sepeda baru, Toni merasa tidak senang. Toni menghampiri
sepeda milik Amir dan menggembesi kedua ban sepeda itu, ketika
Amir meninggalkan sepedanya di tempat parkir.
b) Toko milik Pak H. Kohar tidak pernah sepi dari pembeli. Ia selalu
menyediakan barang dagangannya dengan kualitas yang baik dan
harganya terjangkau oleh masyarakat. Disamping itu juga P H. Kohar
tidak pernah menipu kepada pembeli dan selalu bersikap ramah
kepada siapa saja yang datang ke tokonya, baik kepada yang mau
membeli atau sekedar mau hutang. Melihat keberhasilan Pak H.
Kohar, Pak Tadi tidak senang dan merasa tersaingi, karena tokonya
selama ini sepi dari pembeli. Ia berusaha agar tokonya ramai dan toko
-
37
Pak H. Kohar sepi, maka ia datang ke dukun agar tokonya ramai
sedangkan toikonya Pak H. Kohar sepi (Majid, 2005:89).
4) Menghindari Sifat Hasad
a) Menyadari tentang bahayanya sifat hasad terhadap amal perbuatan
kita
b) Menyadari bahwa keberuntungan masing-masing orang tidak sama
c) Mensyukuri atas nikmat yang diterimanya meskipun tidak sama yang
dimiliki orang lain
d) Menyadari bahwa kalau diri kita dibenci orang lain juga tidak merasa
senang
b. Ghibah
Menurut Yumansyah (2008: 25) bahwa Ghibah artinya mengumpat
atau menggunjing yaitu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib
orang lain.
Bahaya sifat Ghibah antara lain:
1) Nama baik seseorang bisa hancur
2) Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain
3) Memutuskan persaudaraan dikalangan manusia
4) Menimbulkan perbuatan fitnah
Cara menghindari Perilaku Ghibah sebagai berikut:
1) Menyadari tentang bahayanya sifat ghibah
2) Menyadari bahwa ghibah adalah perbuatan dosa
-
38
3) Menyadari bahwa kita akan mendapat azab yang pedih di dunia dan
akhirat apabila kita menceritakan aib orang lain
4) Menyadari bahwa diri kita juga tidak suka apabila aib kita diketahui
orang lain (Yumansyah, 2008: 31).
c. Fitnah
Fitnah artinya perkataan yang bermaksud menjelekkan orang
seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang lain. Orang yang
suka memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat
orang lain hidup senag atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh
kedalam kebinasaan (Yumansyah, 2008: 36).
Sebab-sebab yang menimbulkan fitnah:
1) Berupa tekanan orang atau pihak lain.
2) Berupa hukuman.
3) Berupa pemberian Allah baik dan buruk.
4) Kalah dan menang, senang dan susah
5) Berupa anak dan harta.
d. Namimah
Menurut bahasa namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya
adu domba. Adapun yang dimaksudkan dengan namimah menurut istilah
adalah menyampaikan sesuatu yang tidak disenangi. Baik yang tidak senang
itu orang yang diceritakan ataupun orang yang mendengarnya. Kata biasa
menyebutnya dengan “adu domba”. Cara menyampaikan sesuatu itu
biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi adakalanya dengan tulisan,
isyarat atau dengan sindiran (Yumansyah, 2008: 52).
-
39
Namimah pada hakekatnya adalah menyampaikan atau
menceritakan rahasia orang lain sehingga merusak nama baik orang lain
tersebut, tentu saja orang yang diceritakan itu meresa tidak senang dan dapat
menimbulkan permusuhan.
Seringkali terjadi namimah dilakukan oleh orang yang sengaja
ingin menimbulkan permusuhan antara seseorang dengan orang lain atau
bahkan sifat seseorang yang ingin mencari popularitas diri sendiri diatas
penderitaan orang lain. Misalnya Abduh dan Asmat adalah dua orang yang
bersahabat. Fulan adalah orang yang banyak omong dan akhlaknya kurang
baik. Melihat persahabatan Abduh dan Asmat sangat akrab, Fulan kemudian
mencari-cari peluang untuk mengadu domba antara mereka. Dengan
berbagai cara Fulanlakukan, sehingga persahabatannya bercerai berai
bahkan terjadi perkelahian atau permusuhan antara Abduh dan Asmat.
Penyebab timbulnya sifat Namimah antara lain:
1) Ada perasaan tidak senang terhadap orang yang diceritakan.
2) Adanya sifat dengki pada diri seseorang yang menyebabkan ketidak
senangan kepada orang lain yang mendapatkan kebahagiaan maupun
kesuksesan.
3) Mencari muka agar orang lain bersimpati kepada dirinya.
4) Gemar berbicara berlebihan, omong kosong atau berbicara tentang hal-
hal yang tidak benar.
Ada beberapa cara untuk menghindari sifat namimah antara lain:
1) Apabila melihat atau mendengar sesuatu yang disampaikan orang lain itu
akan menimbulkan keburukan sebaiknya didiamkan saja.
-
40
2) Jangan melayani omongan orang yang suka berkata bohong.
3) Apabila ada berita yang meragukan dari seseorang, agar diselidiki dulu
kebenarannya (Yumansyah, 2008: 60).
C. Metode Information Search
1. Pengertian Metode Information Search
Metode Information Search sama dengan ujian open book. Tim
mencari informasi (normalnya dilakukan dalam pelajaran dengan teknik
ceramah) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Metode
Information search ini khususnya sangat membantu dalam materi yang
membosankan (Silberman, 2009: 152). Sedangkan menurut Nhiro (2010:109),
„‟metode pembelajaran mencari informasi (Information Search) adalah suatu
metode pembelajaran mencari informasi‟‟. Informasi dapat diperoleh melalui
Koran, buku paket, majalah, atau ineternet. Agar siswa aktif mencari informasi,
maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS
(lembar diskusi siswa).
Pembelajaran dengan menerapkan metode mencari informasi
menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Inti pada pembelajaran dengan menggunakan metode mencari informasi ini
adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota
kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok,
sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran
dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelasaikan persoalan yang dihadapi.
Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan
http://www.rijal09.com/2016/04/pengertian-pembelajaran.html
-
41
agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila
ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman
sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.
2. Kelebihan Metode Pembelajaran Information Search
Penggunaan metode mencari informasi ini memiliki kelebihan yaitu
dapat membuat siswa memiliki informasi lebih tentang materi yang diajarkan
serta siswa dapat memiliki daya berinkuiri dan saling bekerjasama. Menurut
Nhiro (2010:104) kelebihan dari metode pembelajaran Information Search
adalah sebagai berikut:
a. Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu
sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah
mendapat tambahan penjelasan dari guru,
b. Siswa aktif bertanya dan juga akan membuat siswa mampu memberikan
respon balik terhadap materi pembelajaran secara aktif, tidak harus
menunggu informasi dari guru dan kegiatan pembelajaran pun jadi
menyenangkan. Jadi, metode ini selain akan membuat materi yang akan
diajarkan menjadi menarik, juga akan membuat siswa semakin aktif dan
hasil belajar yang diinginkan pun dapat tercapai.
c. Materi dapat diingat lebih lama.
d. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi
tersebut tanpa bantuan guru.
e. Mendorong tumbuhya keberanian mengutarakan penapat secara terbuka dan
memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.
http://www.rijal09.com/2016/03/pengertian-belajar.htmlhttp://www.rijal09.com/2016/04/guru-profesional_4.html
-
42
f. Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara kelompok dan saling
bekerjasama‟‟.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa kelebihan dari
metode Information Search adalah sebagai berikut:
a. Siswa akan lebih siap melaksanakan pembelajaran.
b. Siswa akan aktif dalam pembelajaran baik dalam bertanya ataupun member
umpan balik.
c. Siswa akan lebih lama mengingat materi pelajaran.
d. Siswa akan terdorong untuk memperluas wawasannya
e. Siswa belajar memecahkan masalah baik itu secara individu maupun
kelompok.
3. Kelemahan atau kekurangan metode pembelajaran Information Search
Menurut pendapat Nhiro (2010:106) Kekurangan dari metode
pembelajaran Information Search adalah adalah sebagai berikut :
a. siswa yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam metode
tersebut tidak disukai pelaksanaan metode harus dilakukan oleh guru yang
kreatif dan vokal, sedangkan tidak semua pendidik di Indonesia memiliki
karakter tersebut,
b. Tidak semua lembaga bisa melaksanakannya, karena fasillitas harus tersedia
menjadi hambatan dengan berbagai pola pikir dan karakter siswa yang
berbeda-beda.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa kekurangan
dari metode Information Search adalah sebagai berikut:
-
43
a. Siswa cenderung akan jenuh jika guru tidak mampu kreatif dalam
mengaplikasikan metode pembelajaran Information Search.
b. Sekolah harus memiliki fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mencari
informasi dalam hal ini, misalkan buku-buku pelajaran harus tersedia.
4. Langkah - langkah Motode Pembelajaran Information Search
Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Information Search
menurut Silherman (2009: 152) , adalah sebagai berikut :
a. Buatlah kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara mencari
informasi yang dapat dijumpai di sumber materi yang telah dibuat untuk
siswa (sumber informasi yang bisa didapatkan oleh siswa dari handout,
dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll),
b. Berilah pertanyaan tentang topik,
c. Biarkan siswa mencari informasi dalam tim kecil (persaingan sehat bisa
membantu untuk mendorong partisipasi),
d. Tinjau kembali jawaban selagi di kelas, kembangkan jawaban untuk
memperluas jangkauan belajar‟‟.
D. Kajian Pustaka
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
penelitian ini yaitu:
1. Skripsi Muhamad Iskhak, Judul “Penerapan Metode Information Search dalam
Meningkatkan Pemahaman Tata Cara Mandi Wajib Siswa Kelas VI Semester
Gasal di MI Ianatul Mubtadiin Wringinjajar Mranggen Demak Tahun
2012/2013”. Pembelajaran yang menekankan kepada pencapaian tingkat
pemahaman siswa yang lebih tinggi, harus dapat memilih dan menggunakan
-
44
cara-cara atau pendekatan pembelajaran yang baik. Salah satu alternatif yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan
menggunakan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif ,
Edukatif dan Menyenangkan). Adapun dalam hal ini, skripsi membahas
peningkatan pemahanan materi Fikih kelas 6 semester gasal tentang Tata Cara
Mandi Wajib setelah Haid dengan menerapkan Metode Information Search.
Hasil penelitian menunjukkan Metode Information Search berbasis PAIKEM
dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran Fiqih kelas
VI MI Ianatul Mubtadiin Demak, terbukti dari hasil belajar peserta didik yang
meningkat dari tahap pra siklus yaitu ada 2 peserta didik yang tuntas, kemudian
pada siklus 1 mulai ada peningkatan yaitu ada 8 peserta didik yang tuntas,
sedangkan pada siklus II ketuntasan minimum meningkat drastis mencapai 14
peserta didik yang tuntas yaitu 100 % peserta didik tuntas mencapai KKM
dengan hasil nilai 75.
Persamaan penelitian Muhamad Iskhak dengan penelitian ini adalah
Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan hasil belajar dan
menstimulasi cara berfikir anak sehingga akan menggali potensi untuk lebih
dapat menuangkan idenya. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada
materi dan jenjang kelas. Pada penelitian Muhamad Iskhak materi Tata Cara
Mandi Wajib pada jenjang Siswa Kelas VI di Madrasah ibtidaiyah, sedangkan
pada penelitian ini membahas Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah
dengan mengunakan Metode Information Search pada jenjang Siswa Kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah.
-
45
2. Skripsi Muhamad A. Sodikin, Judul “Penerapan Metode Information Search
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Informasi Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Kontrol Refrigerasi Dan Tata Udara”, Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi peserta didik melalui
penerapan metode information search. Metode penelitian menggunakan
penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, studi dokumentasi, kuesioner dan data hasil pengerjaan tugas.
Subjek penelitian terdiri dari 30 responden yang terhimpun pada satu kelas
tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi
peserta didik menunjukan peningkatan pada setiap siklus, metode ini dapat
menunjang peningkatan kemampuan literasi informasi peserta didik, dan
diperoleh solusi dari setiap kendala yang dihadapi pada setiap siklus.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sangat baik, ditunjukkan melalui
observasi penilaian aktivitas pendidik. Informasi yang dikaji, diseleksi, dan
diolah sebelum digunakan serta didukung dengan beragam sumber informasi
dapat menghasilkan pengetahuan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bekal kemampuan literasi informasi yang baik dapat membantu peserta didik
dalam mencapai kompetensi yang baik dengan dasar yang jelas. Disimpulkan
penerapan metode pembelajaran information search mampu meningkatkan
kemampuan literasi informasi peserta didik.
Persamaan penelitian Muhamad A. Sodikin dengan penelitian ini
adalah Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan hasil
belajar dengan tujuan menggali potensi untuk lebih dapat menuangkan idenya.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada materi dan jenjang kelas.
-
46
Pada penelitian Muhamad A. Sodikin materi Pelajaran Kontrol Refrigerasi Dan
Tata Udara pada jenjang Sekolah Menengah Atas, sedangkan pada penelitian
ini membahas Materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan
mengunakan Metode Information Search pada jenjang Siswa Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah.
3. Skripsi Dewi Sri Murtiningsih, Judul “Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui
Metode Pembelajaran Information Search dengan Media Koran Pada Kelas VI
SDN Sumber VI Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012” Pendekatan
pembelajaran yang hanya menginformasikan fakta dan konsep melalui ceramah
saja, mengakibatkan kurangnya perhatian siswa pada pelajaran PKn. Keaktifan
pembelajaran siswa pada mata pelajaran PKn berpengaruh pula terhadap
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terbukti hasil belajar PKn pada siswa
kelas VI SDN VI Sumber, nilai ulangan yang diadakan menunjukkan hasil
yang kurang. Hasil penelitian adalah: (1) Proses pembelajaran dilakukan dalam
beberapa tahap: a) Tahap awal, guru mengabsen siswa dan menanyakan kepada
siswa apakah materi sudah diberikan oleh guru, teknik apa yang sudah
dipelajari, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran; b) Tahap kedua,
menyampaikan materi dengan jelas dan lengkap serta urut, menegaskan
kembali aturan yang dipakai pada teknik pembelajaran information search,
menuntun siswa menemukan prinsip-prinsip pengerjaan yang akurat,
memberikan latihan secara berjenjang; c) Tahap ketiga, penjelasan tambahan
jika diperlukan. Kemudian pada siklus II dilakukan dengan meningkatkan
peran aktif siswa dalam pembelajaran dengan merefleksi kegiatan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung; (2) Berdasarkan analisis data diketahui
-
47
ratarata kelas dari pra siklus sebesar 61,20 meningkat pada Siklus I menjadi
66,40 bahkan kemudian meningkat lagi pada hasil Siklus II menjadi 75,10. Hal
ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “melalui metode pembelajaran
information search dengan media koran dapat meningkatkan hasil belajar PKn
pada siswa kelas VI SD Negeri Sumber VI Kota Surakarta tahun pelajaran
2011/2012”, terbukti kebenarannya.
Persamaan penelitian Dewi Sri Murtiningsih dengan penelitian ini
adalah Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan hasil
belajar. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada materi dan jenjang
kelas. Pada penelitian Dewi Sri Murtiningsih materi Pelajaran Pkn Melalui
Metode Pembelajaran Information Search dengan Media Koran pada jenjang
Sekolah Dasar, sedangkan pada penelitian ini membahas Materi Hasad,
Ghibah, Fitnah dan Namimah dengan mengunakan Metode Information Search
pada jenjang Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
-
48
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi
siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab.
Semarang tempat penelitian dilakukan disertai penjelasan adanya perbedaan
antara metode pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode pembelajaran
yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Nilai hasil belajar Pra siklus Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen
No
Nama Siswa
Nilai Pra
Siklus
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Ahmad Romadhon 65
V
2 Aisy Zahra Amelia 78 V
3 Aliyah Nailatul Khusna 66
V
4 Alizatul Ulum 65
V
5 Arif Setyawan 60
V
6 Candra Dwi Kurniawan 58
V
7 Chana Choirun Nisa 66
V
8 Farda Rediyanto 75 V
9 Indra Septiyan Taradita 62
V
10 Isna Zahra Nisa 80 V
11 Kamila Nikmatus Sari 68
V
12 Marsya Eka Arichta 75 V
13 Meliana Dwi Arichti 56
V
-
49
14 Naila Najwa Zalianti 65
V
15 Najwa Riska Sabila 64
V
16 Naufal Atif Febrianto 68
V
17 Neli Amiliya Putri 60
V
18 Nur Rochman Andi 75 V
19 Risa Deliawati 75 V
20 Riza Asna Anisa 75 V
21 Roihan Annas 56
V
22 Takhul 60
V
23 Tri Mulyani 50
V
24 Yuliana Tri Maryani 78 V
25 Zieda Hidaya Fillah 68
V
Jumlah 1668
Rata-rata 66,72
MTs Roudlotul Furqon Kebumen ini merupakan tempat yang diilih untuk
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek yang dikenai tindakan adalah
Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen yang berjumah 25 siswa dengan
fokus penelitian pada pembelajaran mata pelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
dengan materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah.
Penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus ini merancang strategi
pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung. Hal ini mengingat bahwa salah satu tujuan Penelitian Tindakan
Kelas adalah memperbaiki meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas serta
kualitas proses pembelajaran. Karena peneliti menyadari bahwa pembelajaran
yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa
serta belum mampu membangkitkan aktivitas dan motivasi belajar siswa yang
pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
-
50
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan
metode Information Search pada setiap siklus yang merupakan suatu metode
diskusi yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran
dimana siswa diarahkan agar mampu menanggapi dan mengemukakan pendapat
terkait dengan hal-hal yang didiskusikan. Dengan tujuan untuk meningkatkan
aktivitas dan motivasi belajar sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Tabel 3.2
Klasifikasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pra Siklus
No Skor Kriteria
(Indikator)
Jumlah
Siswa Persentase
1 90-100 Baik Sekali 0 0%
2 70-89 Baik 9 36%
3 50-69 Cukup Baik 16 64%
4 ≤30-49 Kurang Baik 0 0%
Jumlah 25 100 %
Pada tahap pra siklus ini, peneliti melakukan Pre Test yang terdiri dari 30
soal pilihan ganda dan 10 soal isian yang dilaksanakan pada tanggal 6 Januari
2020. Peneliti melakukan pre test ditahap awal tersebut diketahui bahwa dari 25
siswa yang tuntas berjumlah 9 siswa dengan persentase 36% dan siswa yang
belum tuntas berjumlah 16 siswa dengan persentase 64%, karena KKM untuk
Mata Pelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq yaitu 75.
B. Deskripsi pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada , hari Senin
tanggal 13 Januari 2020, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit).
Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Mata
Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Kebumen.
-
51
Pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan guru bersama peneliti
dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planing),
implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observasing), dan
refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Tahap perencanaan
a. Guru menentukan sub pokok bahasan yaitu Hasad, Ghibah, Fitnah dan
Namimah
b. Mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam
kegiatan belajar mengajar.
c. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan berkaitan dengan materi Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah
d. Mempersiapkan 5 kelompok yang terdiri dari 5 siswa
e. Mempersiapkan media gambar (Hasad, Ghibah, Fitnah dan Namimah).
f. Mempersiapkan soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
g. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan
dan pengembangan.
h. Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.
2. Tindakan
Pada tahap ini guru sebagai pelaku dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah di desain, antara lain:
-
52
a. Kegiatan awal
1) Guru mengucap salam dan memimpin doa bersama.
2) Guru melakukan apersepsi dengan sedikit mengulang pelajaran kemarin.
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
4) Guru menyampaikan pelajaran yang akan diajarkan hari ini dan tujuan
pembelajaran yang akan di capai hari ini
b. Kegiatan inti
1) Melihat (tanpa atau dengan alat)
a) Menayangkan gambar/foto tentang Hasad, Ghibah, Fitnah dan
Namimah yang sudah dicari (diprin out siswa melalui internet).
b) Siswa mengam