Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

13
Konsep Ilmu Akhlaq Mata Kuliah: Akhlaq Tasawuf Dosen Pengampu: Ibu Ita Rosita Disusun oleh: Kelompok I 1. Robbiatul Addawiyah (132411186) 2. Muhammad Hidayatullah ( ) 3. Lailatul Nur Sya’diyah (132411122) JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2014

description

Konsep Ilmu Akhlaq, berisi tentang apa pengertian Akhlaq, sumber-sumber yang digunakan, ruang lingkup akhlaq, dan manfaatnya mempelajari ilmu akhlaq.

Transcript of Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

Page 1: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

Konsep Ilmu Akhlaq

Mata Kuliah: Akhlaq Tasawuf

Dosen Pengampu: Ibu Ita Rosita

Disusun oleh:

Kelompok I

1. Robbiatul Addawiyah (132411186)

2. Muhammad Hidayatullah ( )

3. Lailatul Nur Sya’diyah (132411122)

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

2014

Page 2: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu ilmu dipelajari karena ada manfaatnya. Karena memberikan manfaat sehingga

ada pula yang dapat dipetik setelah sekian lama ditekuni dan diamalkan dari ilmu tersebut.

Demikian dengan ilmu ahlak (Etika Islam) sebagai salah satu cabang ilmu Agama yang juga

menjadi pembahasan untuk pedoman kita dalam bertingkah laku.

Orang – orang yang memiliki pengetahuan dalam ilmu akhlaq lebih utama daripada

orang – orang yang tidak mengetahuinya. Pengetahuan ilmu akhlaq itu dapat menghantarkan

seseorang pada jenjang kemuliyaan akhlaq, karena dengan ilmu itu akan dapat menyadari

mana perbuatan yang baik yang menghantarkan kepada kebahagiaan dan mana pula

perbuatan yang jahat yang menjerumuskan kepada kesesatan dan kecelakaan.

Tujuan utama dari diutusnya Nabi SAW ialah untuk menyempurnakan akhlak.

Mungkin ini berkaitan erat dengan karakter manusia yang merupakan makhluk sosial yang

tidak bisa lepas dari interaksi dari sesama, sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang

kemudian akan menciptakan sebuah keharmonisan dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian akhlak ?

2. Apakah umber – sumber akhlak ?

3. Apa sajakah ruang lingkup akhlak ?

4. Apakah manfaat akhlak ?

Page 3: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Secara etimologi akhlak merupakan jamak dari kata khuluqun yang berarti budi

pekerti, perangai, tabiat dan tingkah laku. Kalimat ini merupakan kalimat persesuaian dari

kata kholqun yang artinya kejadian, kata ini erat kaitannya dengan khaliq yang berarti dicipta

dan makhluq yang berarti di cipta.1

Adapun Pengertian Ahklak seccara terminologi yang dikemukakan oleh ulama’

akhlak:

Ibn Miskawaih

“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan

tanpa melalui pertimbangan pikiran (terlebih dahulu).

Imam Ghazali

“Akhlaq adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-

perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih

dahulu).

Prof. Dr. Ahmad Amin

“Akhlaq merupakan suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa

yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan

yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat.2

Dalam bahasa Indonesia akhlaq setara dengan budi pekerti, dimana budi pekerti itu

berasal dari kata majemuk yakni ‘budi’ yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti

kesadaran atau menyadarkan dan ‘pekerti’ yang berasal dari bahasa Indonesia yang berarti

kelakuan, yang dalam bahasa yunani sepadan dengan etika yang berasal dari kata ethos yang

berarti kebiasaan.3

B. Sumber – sumber Akhlak

Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai baik dan buruk, mempunyai sumber yang

jelas. Adapun sumber Ilmu Akhlak adalah sebagai berikut:

1HA. Mustofa, AkhlakTasawuf, Bandung: Pusaka Setia, hal.11 2 H. Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro, hal. 12

3Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 39

Page 4: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

1. Al-Qur’an4

Al-Qur’an sebagai sumber ilmu ahlak yang merupakan firman Tuhan, sehingga tidak

ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau sumber. Meskipun ada beberapa

perangkat yang diperlukan untuk mendukungnya.

Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif. Perbuatan

baik dan buruk sudah dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan.

Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan penafsiran. Sehingga

untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk kepada al-Hadits ( sebagai Asbabun

Nuzul suatu ayat) dan al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua

dasar tersebut pada persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak akan

merubah pesan yang ingin disimpaikan oleh al-Qur’an.

2. Al-Hadits

Di dalam al-Qur’an terlah dijelaskan bahwa Nabi itu peribadi yang agung.5Karena

memang pada dirinya terdapat sebuah suri tauladan yang baik.6Keistimewaan tersebut,

tidak hanya diakui oleh umat Islam saja, akan tetapi non-muslimpun mengakui hal

tersebut. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Machael H. Hart tentang 100

tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, dia menyatakan bahwa Nabi Muhammad

menduduki posisi pertama. 7Jelaslah bahwa tidak ada kecacatan dalam peribadi Nabi,

karena memang tugas diutusnya beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak.8

Akhlak dibagi menjadi dua macam :

1. Akhlakul Karimah

Akhlakul karimah adalah akhlak yang mulia atau terpuji. Akhlak yanh baik itu

dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik pula yaitu sesuai dengan ajaran Allah SWT dan

rasil-rasulNya9

Misalnya :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT

“Dan bertaqwalah kepada Ku, hai orang-orang yang berakal”. (QS Al-

Baqarah : 197)

Rasulullah juga telah bersabda yang mana artinya adalah sebagai berikut :

“Bertqwalah kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah suatu

keburukan dengan kebaikan, niscaya akan menghapuskannya dan bergaullah

4Athoullah Ahmad. Antara Ilmu Akhlak Dan Tasawuf. Banten: Sengpho, hal. 3 5QS. As-Syu’ara: 137 6QS. Al-Ahzab: 21 7Machael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah.chm. Pustaka Online Media

ISNET: mediaisnet.org 8HR. Ahmad 9 Ahmad Dimyathi Badruzzaman, Panduan Kuliah Agama Islam, Bandung: Sinar Baru, 2000, hal.

Page 5: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

dengan sesma manusia dengan akhlak yang baik”(H.R Tirmidzi dari Abu

Dzar dan Mu’adz bin Jabal)

b. Berbuat baik kepada kedua orang tua.

Allah SWT telah berfirman yang mana artinya adalah sebagai berikut :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain

Dia.dan hendaklah kamu berbuat baik kepad ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai

berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

mulia”(QS Al-Isra’ : 23)

Rasulullah juga telah bersabda

“Ridha Allah SWT itu terletak pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah

itu terletak pada murkanya kedua orang tua”(H.R Tirmidzi dari Abdullah bin

‘Amr).

c. Suka Menolong Orang yang Lemah

Allah SWT telah berfirman dalamsurat Al-Maidah : 2 yang mana artinya adalah

sebagai berikut:

“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa.

Dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran”.

Rasulullah juga telah bersabda:

“Dan Allah akan menolong hambaNya, selama hambaNya itu suka menolong

saudaranya”(H.R Muslim dari Abu Hurairah)

2. Akhlakul Madzmumah

Akhlakul madzmumah adalah akhlah tercela / akhlak yang tidak terpuji.

Akhlakul madzmumah (tercela) ialah akhlak yang lahir dari sifat-sifat yang tidak

sesuai dengan ajaran Allah SWT dan RasulNya.10

Misalnya :

a. Musryik (menyekutukan Allah)

Sebagaiman firman Allah SWT yang artinya :

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata ‘sesungguhnya Allah

ialah Al Masih putra Maryam’ padahal Al Masih sendiri berkata ‘ Hai Bani

Israil, sembahlan Allah Tuhanku dan Tuhanmu!’. Sesungguhnya orang-orang

yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pastilah Allah

mengharamkam surga kepadanya dan tempatnya adalah neraka. Orang-orang

zalim itu tidaklah mendapat seorang penolong pun”(QS Al Maidah : 72).

Rasulullah SWA juga bersabda yang artinya sebagai berikut :

“Tidaklah kalian mau kuberi tahukah sebesar-besarnya dosa besar? (beliau

mengatakan demikian demikian sampai 3 kali). Para sahabat

10Ibid, hal. 41

Page 6: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

menjawab,”Tentu ya Rasulullah “. Rasulullah SAW bersabda yang demikian

itu adalah musryik (menyekutukan Allah)”.(H.R Bukhari dan Muslim)

b. Pergaulan Bebas (zina)

Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu mendekati zina , sesungguhnya zina itu adalah suatu

perbuatan keji dan jalan yang buruk”(QS Al-Isra’ : 32)

Rasulullah telah bersabda yang artinya :

“tidak ada suatu dosa pun setelah musryik (menyekutukan Allah) yang lebih besar di

sisi Allah dari pada seseorang yang meletakkan spermanya kepada kamaluan perempuan

yang tidak halal baginya”(H.R Ahmad dan Thabari dari Abdullah bin Al-Harits)

c. Meminum Minuman Keras (narkoba)

Dalam hal ini Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Maidah : 90, yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi,

berkorban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan

keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan”(QS Al-Maidah : 90)

Rasulullah dalam hal ini telah bersabda :

“Jauhilah minum minuman keras, karena dia merupakan kunci segala keburukan”

(H.R Al-Hakam dari Ibnu Abbas r.a)

C. Ruang Lingkup Akhlaq

Jika disimpulkan dari definisi Akhlaq seperti yang dijelaskan di atas maka ruang

lingkup pembahasan Ilmu Akhlaq membahas perbuatan’perbuatan manusia kemudian

menetapkanya sebagai perbuatan yang baik ataukah perbuatan yang buruk. Ilmu Akhlaq juga

dapat dikatakan sebagai Ilmu yang berupaya untuk mengenali tingkah laku manusia

kemudian memeberikan penilaian terhadap perbuatan tersebut.

Ahmad Amin mengemukakan bahwa objek Ilmu Akhlaq adalah membahas perbuatan

manusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau buruk11. Dari lain sumber

disebutkan pendapat seorang ulama bernama Muhammad ‘Abdullah Draz dalam bukunya

yang berjudul Dustur al Akhlaq fi al Islam12, ruang lingkup Akhlaq dibagi menjadi 5 yaitu:

1. Akhlaq pribadi (al akhlaq al fardiyah). Akhlaq ini terdiri dari: (a) yang diperintahkan

(al awamir), (b) yang dilarang (an nawahi), (c) yang diperbolehkan (al mubahat), dan

(d) akhlaq dalam keadaan darurat (al mukhalafah bi al idhtirar).

2. Akhlaq dalam berkeluarga (al akhlaq al usariyah). Akhlaq ini terdiri dari: (a)

kewajiban timbale balik antara orang tua dan anak (wajibat nahwa al ushul wa al

furu’), (b) kewajiban suami istri (wajibat baina al azwaj), dan (c) kewajiban terhadap

karib kerabat (wajibat nahwa al aqarib).

11 Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012, hal. 9 12 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI, 2007, hal. 5

Page 7: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

3. Akhlaq bermasyarakat (al akhlaq al ijtima’iyyah). Akhlaq ini terdiri dari: (a) yang

dilarang (al mahzhurat), (b) yang diperintahkan (al awamir), dan (c) kaidah-kaidah

adab (qawa’id al adab).

4. Akhlaq bernegara (akhlaq ad daulah). Akhlaq ini terdiri dari: (a) hubungan antara

pemimpin dan rakyat (al alaqah baina ar rais wa as sya’b) dan (b) hubungan luar

negeri (al alaqat al kharijiyyah).

5. Akhlaq beragama ( al akhlaq ad diniyyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah SWT

(wajibat nahwa Allah).

Sedangkan menurut Yatimin Abdullah dalam bukunya yang berjudul Studi Akhlaq

dalam Perstektif Al-Qur’an13, ia mengatakan bahwa ruang lingkup Akhlaq terbagi ke dalam 5

pembahasan sebagai berikut:

1. Perasaan Akhlaq

Perasaan akhlaq ialah kekuatan sesorang dapat mengetahui perilaku, apakah

sesuai dengan akhlaq yang baik atau tidak tetapi pada situasi lain di suatu waktu

dianggap baik dan tepat. Sebagai contoh cerita misalnya ada seorang mahasisiwa

berlari menuju jalan raya yang terletak beberapa meter di depannya hanya untuk

menyelamatkan seorang anak kecil yang sedang menyeberang dan hampir terancam

nyawanya. Perilakau semacam ini dapat dikatakan sebagai panggilan jiwa atau suara

hati. Lain halnya apabila seorang mahasiswa berlari menuju jalan raya hanya untuk

mengucapkan selamat jalan kepada pacarnya yang baru saja naik bus maka hal ini

tidak termasuk kedalam berakhlaq baik.

Seorang sosiolog Prancis bernama J. J. Rousseau mengatakan bahwa suara

hati adalah petunjuk yang terpercaya dan terpelihara dari kekeliruan14. Suara hati

danggap orisinal (asli) dan keberadaannya bersama dengan adanya jiwa. Suara hati

merupakan kekuatan yang ditimbulkan oleh pendidikan, pengalaman, ataupun

pengaruh luar yang pernah dirasakan.

Ilmuwan lain seperti John Locke mengatakan bahwa suara hati tidak dapat

berubah. Ia pun memebedakan suara hati kedalam tiga bagian menurut beberapa

peraturan. Yang pertama ialah specification (tertentu), yaitu suara hati yang

berpandangan sempit. Kedua, spiritual (situasi spiritual), yaitu suara hati yang tidak

hanya melihat bagian luar saja namun juga bagian dalam diri seseorang. Ketiga,

universal (sesuatu yang umum), suara hati yang satu ini mengatakan bahawa semua

manusia itu sama dan tidak dibeda-bedakan.

Perasaan akhlaq atau suara hati merupakan jalan yang terbaik. Ia sudah ada

sejak manusia dilahirkan dan akan terus berkembang sesuai pengaruh-pengaruh dari

luar yang ia dapatkan.

2. Pendorong Akhlaq

13 Yatimin Abdullah, Studi Akhlaq Dalam Perspektif Al Qur’an, Jakarta: Amzah, 2007, hal. 7 14 Ibid, hal. 7

Page 8: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

Yaitu kekuatan yang menjadi sumber kelakuan Akhlaq (moral action)15.

Setiap perilaku manusia memiliki tujuan dan di setiap tindakannya memiliki

pendorong tersendiri.

Sumber perbuatan manusia ada dua yaitu nafsu dan akal16. Keuda elemen ini

saling mempengaruhi satu sama lain. Kadanf nafsu dapat menguasai dan

mengendalikan akal namun berlaku pula sebaliknya. Pendorong Akhlaq dapat berupa

kebaikan, kebenaran, tingkah laku mulia, dan sifat-sifat terpuji. Pendorong Akhlaq ini

perlu ditumbuhkan dan dikembangkan oleh segenap manusia dalam melakukan

aktifitas hidupnya. Sebab jika pendorong Akhlaq ini tidak ada pada diri manusia ,

amaka ia tidak akan mengetahui apakah perbuatan yang ia lakukan termasuk kedalam

perbuatan yang baik ataukah buruk.

3. Ukuran Akhlaq

Ukuran Akhlaq oleh sebagian ahli diletakkan sebagai alat penimbang

perbuatan baik dan buruk pada faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat

diistilahkan dengan autonomous17. Alat penimpang perbuatan manusia ialah faktor

yang datang dari luar diri manusia atau hiretonomous yang bersifat undang-undang

hasil produk pikiran manusia dan kehendak dari Tuhan berupa agama.

Akal yang sehat, suara hati yang jernih, dan nafsu yang terbimbing dapat

mengetahui akhlaq yang baik dan yang buruk. Namun suara hati yang bercampur

dengan nafsu dunia akan sulit untuk mengetahui dan membedakan mana yang baik

dan yang buruk.

4. Tujuan Akhlaq

Tujuan Akhlaq ialah melakukan sesuatu atau tidak melakukannya, yang bisa

disebut dengan ketinggian Akhlaq18. Ketinggian akhlaq diartikan sebagai meletakkan

kebahagiaan pada pemuasan nafsu makan, minum, dan syahwat dengan cara yang

halal. Ada pula yang meletakkan ketinggian Akhlaq pada kedudukan dan tindakan ke

arah pemikiran atau kebijaksanaan bahkan hikmah.

Aristoteles menyatakan bahwa kebahagiaan yang sempurna apabila ia telah

melakukan kebaikan, seperti kebijaksanaan yang bersifat penalaran dan kebijaksanaan

yang bersifat kerja. Dengan kebijaksanaan nalar dapat diperoleh pandangan-

pandangan yang sehat dan dengan kerja dapat memperoleh keadaan utama yang

menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik.

Bahkan seorang sosiolog komunis bernama L. Klinovitch mengatakan the

happiness of man is not in God, patriotic, justice, family, but happiness of man in to

15 Ibid, hal. 8 16 Ibid, hal. 8 17 Ibid, hal. 9 18 Ibid, hal. 10

Page 9: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

satisfy passion, because man and sex are identical yang artinya kebahagiaan sesorang

tidak karena percaya Tuhan, tidak karena sifat patriot, tidak karena kecantikan,

keluarga, persaudaraan, pekerjaan, tetapi kemuliaan itu terletak pada pemuasan nafsu,

sebab antara orang dan nafsu itu sangat identik.

Al Ghazali menyebutkan bahwa ketinggian akhlaq merupakan kebaikan

tertinggi. Kebaikan tersebut bersumber dari empat macam yaitu:

a. Kebaikan jiwa, seperti Ilmu, kebijaksanaan, kesucian diri, keberanian, dan

keadilan.

b. Kebaikan dan keutamaan badan, yaitu sehat, kuat, indah, dan panjang

umur.

c. Kebaikan eksternal, yaitu harta, kaluarga, pangkat, dan kehormatan.

d. Kebaikan bimbingan, yaitu petunjuk Allah, bimbingan Allah, pelurusan,

sert penguatannya.

Jadi tujuan Akhlaq adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat

bagi pelakunya sesuai ajaran Al Qur’an dan Hadits. Ketinggian akhlaq terletak pada

hati yang sejahtera (qalbun salim) dan ketentraman hati (rahatul qalbi)19.

5. Pokok-pokok Ilmu Akhlaq

Pokok pembahasan ilmu akhlaq ialah tingkah laku manusia untuk menetapkan

nilanya, apakah baik ataukah buruk. Al ghazali mengatakan bahwa pembahasan Ilmu

akhlaq meliputi seluruh aspek kehidupan manusia baik sebagai individu

(perseorangan) atau kelompok (masyarakat).

Perbuatan manusia yang menurut suara hati, akal, dan agama adalah baik

maka dapat dikatakan jika manusia tersebut berakhlaq baik. Begitu juga sebaliknya,

apabila perbuatannya menurut suara hati, akal, dan agama yang dilakukannya adalah

salah maka ia bisa dikatakan sebagai manusia yang berakhlaq buruk.

D. Manfaat Mempelajari Akhlaq

Mengenai manfaat mempelajari ilmu akhlaq, Ahmad Amin mengemukakan

pernyataan sebagai berikut:

Tujuan mempelajari ilmu akhlaq dan permasalahannya menyebabkan kita

dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan

sebagian perbuatan lainnya sebagai perbuatan yang buruk. Bersikap adil

termasuk baik, sedangkan dzalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang

kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari utang

termasuk perbuatan yang buruk20.

19 Ibid, hal. 11 20 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlaq), Jakarta: Bulan Bintang, 1983, hal. 1

Page 10: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

Menurut pendapat lain yaitu Mustafa Zahri ia menyatakan bahwa tujuan

perbaikan Akhlaq itu, ialah membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu

dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat

menerima Nur cahaya Tuhan21.

Orang yang baik akhlaqnya akan memiliki banyak teman sejawat dan sedikit

musuh. Hatinya selalu tenang, senang, dan selalu riang gembira. Hidupnya pun selalu

bahagia dan membahagiakan. Allah berfirman di dalam Al Qur’an surat Al Fajr ayat

27-30 yang berbunyi

يََة َن َعَ مَ طَ المَ َسَ فَ هاَالن َت َآي َي َ ع ج لىَ.َار ي ةٌَ.َف اد َخ ض ر ي ةًَم َراض ب ك فىََإ لىَر

ب دىَ.َ ن تىَ.ع لىَج واد َخ

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha

dan diridhai-Nya. Maka kembalilah hamb-hamba-Ku. Dan masuklah kedalam

surga-Ku.

Ayat tersebut merupakan penghargaan Allah terhadap manusia yang sempurna

imannya yang niscaya akan sempurna pula budi pekertinya. Orang yang memiliki

budi pekerti mampu merasakan kebahagiaan hidup, mampu merasakan bahwa ia

berguna, berharga, dan mampu menggunakan potensinya untuk membahagiakan

dirinya dan orang lain.

Orang yang sehat mentalnya dan berbudi luhur tidak akan merasa ambisius,

rendah hati, dan apatis. Ia akan senantiasa menghargai orang lain, percaya diri dan

mampu beradaptasi dengan lingkungannya tanpa meninggalkan ajaran-ajaran

agamanya. Setiap tindakannya dilakukan untuk mencapai kemaslahatan, tidak hanya

untuk kepentingan dirinya sendiri. Kekayaan dan kekuasaan yang ada pada dirinya

bukan untuk bermegah-megahan, akan tetapi senantiasa memperhatikan orang-orang

yang sangat membutuhkan pertolongannya.

Ilmu akhlaq berfungsi sebagai panduan kepada manusia agar mampu menilai

dan menentukan suatu perbuatan yang selanjutnya menetapkan perbuatan tersebut

baik atau buruk. Setelah mengetahui mana yang termasuk perbuatan yang baik maka

diharapkan kita akan senantiasa terdorong untuk melakukan perbuatan yang termasuk

perbuatan baik dan setelah mengetahui perbuatan mana sajakah yang termasuk

kedalam perbuatan buruk maka diharapkan berusaha sekeras mungkin untuk

menghindarkan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk.

Ilmu akhlaq yang mulia ini juga berguna untuk mengarahkan dan

membimbing manusia melakukan aktifitas hidupnya. Manusia dengan ilmu

pengetahuan yang terus berkembang dan teknologi yang semakain maju apabila

disertai dengan akhlaq yang mulia , niscaya hidupnya akan selalu memberikan

21 Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: Bina Ilmu, 1995, hal. 67

Page 11: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Dan sebaliknya, apabila

ilmu pengetahuan dan teknologi yang ia miliki tidak disertai dengan akhlaq yang baik,

pastilah ilmu pengetahuan dan teknologi yang ia upayakan dengan susah payah akan

disalahgunakan sehingga menimbulkan bencana dan kekacauan.

Mengetahui akhlaq yang buruk dan akibat yang akan ditimbulkannya juga

akan membuat manusia semakin berhati-hati dalam menjalani hidupnya. Ia akan

senantiasa waspada dan intropeksi diri. Ia akan berusaha menjauhi akhlaq buruk yang

akan merugikannya dan apabila ia telah terlanjur melakukan salah satu dari akhlaq

yang buruk maka ia akan segera meminta mpun kepada Allah SWT.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu akhlaq ini berfungsi sebagai

pedoman manusia dalam menjalani hidupnya dengan mengetahui mana perbuatan

baik dan mana perbuatan buruk. Terhadap perbuatan baik ia akan senang untuk

melakukannya dan akanberusaha menghindari perbuatan buruk22.

22 Abuddin Nata, Ibid, hal. 15

Page 12: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlaq ialah budi pekerti, tabiat, atau tingkah laku. Akhlaq adalah suatu kata

yang netral, ia bisa bersifat baik ataupun buruk sehinga ada akhlaqul karimah yaitu

akhlaq yang baik dan akhlaqul madzmummah yaitu akhlaq yang buruk. Namun

menurut kebiasaan masyarakat, akhlaq biasa diidentikkan dengan sesuatu yang baik.

Akhlaq bersumber dari firman Allah dan sabda Nabi yang berisi perintah yaitu

perbuatan baik dan larangan yaitu perbuatan buruk dan sudah pasti kebenarannya.

Ilmu akhlaq membahas tentang perilaku manusia. Setiap perilaku manusia

mempunyai nilai yang mana nilai itu didapatkan dari Al Qur’an dan Al Hadits.

Termasuk kedalam perilaku yang baik ataukah perilaku yang buruk. Setelah

mengetahui perilaku tersebut termasuk kedalam peerilaku yang baik maka seorang

manusi dengan sadar atupun tanpa sadar ia akan terdorong untuk melakukan

perbuatan tersebut. Begitu juga setelah mengetahui perbuatannya itu termasuk

kedalam perbuatan yang buruk maka ia akan berusaha untuk menghindarkan dirinya

dari perbuatan yang buruk tersebut.

B. Saran

Demikian makalah berjudul Konsep Ilmu Akhlaq yang telah kami selesaikan.

Kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami harapkan demi perbaikan di masa yang

akan datang. Sekian dan terimakasih.

Page 13: Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf

DAFTAR PUSTAKA

Mustofa HA, 2003, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pusaka Setia

Ya’qub H. Hamzah, 1993, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro.

Zahrudin dan Sinaga Hassanudin, 2004, Pengantar Studi Filsafat, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Misbah, Mujtaba, 2008, Daur Ulang Jiwa, Jakarta: Al-Huda.

Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlaq Dalam Perspektif Al Qur’an. Jakarta: Amzah.

Nata, Abuddin. 2012. Akhlaq Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI.

Zahri, Mustafa. 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bina Ilmu.

Amin, Ahmad. 1983. Etika (Ilmu Akhlaq), Jakarta: Bulan Bintang.