PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya...

14
PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Assessment of Appropriate Technology for Chrysant Cultivation in Prima Tani Location in Sleman Regency, Yogyakarta Hano Hanafi dan Tri Martini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ABSTRACT Due to land ownership by farmers within Northern part of Sleman District is low, needs to find commodities alternatives of which have high economic value in order to increase welfare of farmer’s household. Chrysanthemum cultivation was introduced in year 2005 by AIAT Yogyakarta in collaboration with The Center for Ornamental Plant Research of Cipanas, West Java. Even in handling more complicated, but Chrysanthemum cultivation in controlled environment could benefit community within village area with relatively high additional income. The objective of research implementation is to assess and data collection from several researches and technology assessment by researchers team to the farmers cooperator of the government in order to support the success of dissemination of innovation technology produced by The Agency for Agricultural Research and Development five years ago (2005) until now (2009). Purposive method used to determination of location with consideration that Hargobinangun Village, Sleman District as PRIMA TANI activities. The basic method of this research is descriptive analysis, of which the research based on existing actual problems solving. The result of this research is creates diversification of commodities cultivation; incomes added of which undirectly increase of farmer’s welfare; interesting jobs for youth in village are; highly self confidence of youth and change of mind- set to live as a farmer within village are; and initiated of agro-industry within village area through another farming activities as multiplyer effect from Chrysantemum farming activity. Key words : inovation, commodity with high economic value, chrysantemum cultivation, controlled environment, Prima Tani ABSTRAK Berdasarkan data kepemilikan lahan yang sempit di Kabupaten Sleman Utara, perlu dicari alternatif komoditas yang bernilai ekonomi tinggi untuk mempermudah peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama dengan BALITHI Cipanas. Meski perlu penanganan yang lebih rumit, namun budidaya krisan dalam lingkungan terkendali ini dapat memberikan tambahan pendapatan yang relatif tinggi di perdesaan. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melakukan penilaian dan pengumpulan data dari sejumlah penelitian dan pengkajian yang telah dilakukan oleh tim pengkaji terhadap petani kooperator yang telah menjadi mitra pemerintah dalam turut mendukung keberhasilan penyebarluasan inovasi teknologi dari Badan Litbang Pertanian sejak lima tahun yang lalu (2005) hingga berkembang kini (2009). Penentuan lokasi menggunakan metode purposif dengan pertimbangan yaitu Desa Hargobinangun sebagai lokasi kegiatan PRIMA TANI di Kabupaten Sleman. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu

Transcript of PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya...

Page 1: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISANDI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Assessment of Appropriate Technology for Chrysant Cultivationin Prima Tani Location in Sleman Regency, Yogyakarta

Hano Hanafi dan Tri Martini

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian YogyakartaKarangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

ABSTRACT

Due to land ownership by farmers within Northern part of Sleman District is low,needs to find commodities alternatives of which have high economic value in order toincrease welfare of farmer’s household. Chrysanthemum cultivation was introduced in year2005 by AIAT Yogyakarta in collaboration with The Center for Ornamental Plant Research ofCipanas, West Java. Even in handling more complicated, but Chrysanthemum cultivation incontrolled environment could benefit community within village area with relatively highadditional income. The objective of research implementation is to assess and data collectionfrom several researches and technology assessment by researchers team to the farmerscooperator of the government in order to support the success of dissemination of innovationtechnology produced by The Agency for Agricultural Research and Development five yearsago (2005) until now (2009). Purposive method used to determination of location withconsideration that Hargobinangun Village, Sleman District as PRIMA TANI activities. Thebasic method of this research is descriptive analysis, of which the research based onexisting actual problems solving. The result of this research is creates diversification ofcommodities cultivation; incomes added of which undirectly increase of farmer’s welfare;interesting jobs for youth in village are; highly self confidence of youth and change of mind-set to live as a farmer within village are; and initiated of agro-industry within village areathrough another farming activities as multiplyer effect from Chrysantemum farming activity.

Key words : inovation, commodity with high economic value, chrysantemum cultivation,controlled environment, Prima Tani

ABSTRAK

Berdasarkan data kepemilikan lahan yang sempit di Kabupaten Sleman Utara,perlu dicari alternatif komoditas yang bernilai ekonomi tinggi untuk mempermudahpeningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama dengan BALITHI Cipanas. Meski perlupenanganan yang lebih rumit, namun budidaya krisan dalam lingkungan terkendali ini dapatmemberikan tambahan pendapatan yang relatif tinggi di perdesaan. Penelitian dilakukandengan tujuan untuk melakukan penilaian dan pengumpulan data dari sejumlah penelitiandan pengkajian yang telah dilakukan oleh tim pengkaji terhadap petani kooperator yangtelah menjadi mitra pemerintah dalam turut mendukung keberhasilan penyebarluasaninovasi teknologi dari Badan Litbang Pertanian sejak lima tahun yang lalu (2005) hinggaberkembang kini (2009). Penentuan lokasi menggunakan metode purposif denganpertimbangan yaitu Desa Hargobinangun sebagai lokasi kegiatan PRIMA TANI diKabupaten Sleman. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu

Page 2: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

148

penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masasekarang. Dari hasil dari penelitian ini dapat diketahui telah tercipta diversifikasi komoditas;penambahan pendapatan/penghasilan yang secara tidak langsung menambahkesejahteraan petani; terciptanya lapangan pekerjaan yang menarik bagi kaum muda diperdesaan; rasa percaya diri yang lebih tinggi bagi para pemuda di perdesaan sehinggatercipta pola pikir layak hidup sebagai petani di perdesaan; serta terinisiasinya agroindustridi perdesaan melalui berbagai kegiatan usaha tani lain sebagai multiplyer effect darikegiatan usaha tani bunga potong krisan.

Kata kunci : inovasi, komoditas bernilai ekonomi tinggi, budidaya krisan, lingkunganterkendali, Prima Tani

PENDAHULUAN

Masyarakat petani di daerah dataran tinggi Kabupaten Sleman (SlemanUtara), khususnya di Desa Hargobinangun, rata-rata kepemilikan lahanpertaniannya sangat sempit, yaitu di bawah 2000 m². Sehingga petani di daerahtersebut kebanyakan termasuk dalam kategori petani pra sejahtera. Dengankepemilikan lahan yang demikian sempit sangatlah mustahil petani bisa mendapatkehidupan yang layak tanpa adanya inovasi usaha tani. Salah satu cara inovasiadalah dengan mencari alternatif komoditas yang bernilai ekonomi tinggi.

Teknologi budidaya krisan yang diterapkan petani di Desa Hargobinangunsaat ini di pandang sebagai teknologi yang diperlukan oleh petani sehingga dapatdikatakan sebagai teknologi tepat guna (TTG), karena selain dapat menambahtingkat penghasilan bagi petani juga dapat berpengaruh positif terhadap nilai sosialdan budaya setempat. Pada awalnya teknologi budidaya krisan ini agakmenimbulkan pesimisme bagi petani, karena selain minimnya pengalaman dalammengelola juga banyak faktor kendala antara lain modal yang sangat menentukanbagi kelangsungan agribisnis. Namun berkat ketekunan, kerjasama yang baik danpenuh tanggungjawab antar kelembagaan terkait, semuanya berjalan lancar.Kerjasama yang membangun antar kelembagaan terkait antara lain BPTP danBALITHI sebagai penghasil teknologi, juga dukungan Dinas Pertanian danKehutanan tingkat Provinsi maupun kabupaten di DIY, serta pemerintah daerahsetempat mulai kabupaten, kecamatan sampai tingkat desa sangat positifmendukung program ini. Dalam proses diseminasi selama kegiatan PRIMATANIberlangsung BPTP selalu melibatkan kelembagaan terkait guna perlunya rasasaling memiliki dan dukungan positif berupa bimbingan dan arahan dari berbagaipihak berupa teknologi, sarana prasarana, dana maupun solusi prospekpemasaran.

Hal yang sangat positif adalah semangat dari petani muda yang sangatantusias dalam menekuni agribisnis krisan melalui pengkajian adaptif tahun 2005mampu mengikuti inovasi teknologi yang dibawa oleh BPTP dan BALITHI terjaditransformasi teknologi berdialog untuk dapat diimplementasikan secara bertahap dilapangan. Sesuai dengan pendapat Riady A. Gani (1997) menyatakan bahwaTeknologi Tepat Guna (TTG) hanya akan berperan secara efektif apabiladiimplementasikan dalam bentuk proses yang bertahap. Tahapan tersebut

Page 3: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta

149

sepatutnya berawal dari teknologi yang sudah tumbuh dalam masyarakat, yangperlu disempurnakan melalui inovasi-inovasi tertentu untuk mendorong petanimencapai kapasitas ekonomi yang memungkinkan mereka mengadopsi teknologiyang lebih maju. Teknnologi maju yang dimaksudkan disini adalah teknologi yangmemiliki keunggulan-keunggulan dibanding sebelumnya (yang lama), namun tetapmerujuk dengan kondisi lokal sehingga mewujudkan suatu proses transformasiteknologi yang tidak mengejutkan dan sekaligus dapat meningkatkan produksi danproduktivitas.

Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan oleh Balai PengkajianTeknologi Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan BalaiPenelitian Tanaman Hias Cipanas. Awalnya pada tahun 2005 dilakukanpengkajian budidaya tanaman hias Mawar, Krisan dan Anggrek di Kelompok TaniUdi Makmur Dusun Wonokerso, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.Tetapi dari tiga komoditas tersebut ternyata yang paling dianggap cocok dengankondisi alam setempat dan juga dianggap paling mudah oleh petani adalahkomoditas bunga krisan potong. Komoditas krisan merupakan komoditas pertanianyang memiliki nilai ekonomis tinggi dan masih relatif baru dibudidayakan di wilayahKabupaten Sleman, khususnya di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem.Walaupun demikian perkembangan usaha tani komoditas ini tergolong cukuppesat. Potensi wilayah pengembangan yang cukup mendukung, serta potensipasar bunga di Daerah Istimewa Yogyakarta yang relatif tinggi menjadiperangsang pengembangan usaha tani komoditas bunga krisan.

Untuk mensosialisasikan usaha baru ke masyarakat petani bukanlah halyang mudah, perlu waktu dan cara penyampaian yang tepat sesuai dengan kondisisosial budaya setempat. Dalam hal ini diperlukan kegigihan dan kesabaran yangmaksimal agar program peningkatan kesejahteraan masyarakat petani bisaterwujud dengan mengenalkan komoditas alternatif yang bernilai ekonomi tinggi.Kegiatan pengkajian lanjutan dilakukan pada tahun 2006 dengan tujuan untukmelakukan inisiasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) bekerjasama denganBALITHI Cipanas. Dengan melihat potensi sumber daya alam DesaHargobinangun yang cukup mendukung untuk pengembangan komoditas krisanserta luasan kepemilikan lahan petani yang sangat sempit, maka perlu dilakukanrencana dan strategi yang matang agar kendala dan permasalahan yang seringterjadi dalam mengenalkan komoditas baru kepada petani bisa diminimalisir,sehingga peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan usaha tanikrisan bisa terwujud.

Berdasarkan hal tersebut di atas tulisan ini disusun dengan tujuan untukmelakukan penilaian dan pengumpulan data dari sejumlah penelitian danpengkajian yang telah dilakukan oleh tim pengkaji yang terdiri dari peneliti danpenyuluh dari berbagai disiplin ilmu serta petani kooperator yang telah menjadimitra pemerintah dalam turut mendukung keberhasilan penyebarluasan inovasiteknologi dari Badan Litbang Pertanian. Program usaha tani bunga potong krisanyang telah dilakukan oleh petani akan semakin berkembang lagi dengan adanyadukungan dan fasilitas dari berbagai instansi baik dari Dinas Pertanian DanKehutanan Kabupaten Sleman, Dinas Pertanian Provinsi DIY dan stakeholderslainnya.

Page 4: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

150

METODOLOGI

Penelitian klaster tanaman hias khususnya bunga potong krisan mulaidilaksanakan pada tahun 2005 hingga berlanjut sampai sekarang pada programPRIMATANI dan PUAP di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, KabupatenSleman, Provinsi Yogyakarta. Penentuan lokasi menggunakan metode purposifdengan pertimbangan yaitu sebagai daerah yang dijadikan tempat kegiatan PRIMATANI. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu penelitianyang didasarkan pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masasekarang. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan kemudian dianalisis(Singarimbun, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Wilayah Desa Hargobinangun

Desa Hargobinangun termasuk dalam wilayah pemerintahan KecamatanPakem, Kabupaten Sleman, berada pada ketinggian berkisar 500-1.325 m dpl.,atau termasuk dalam kategori dataran medium sampai dengan tinggi dan memilikisuhu rata-rata + 26°C.

Gambar 1. Peta Pewilayahan Komoditas Berdasarkan Zona Agroekologi DesaHargobinangun, Pakem, Sleman

Page 5: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta

151

Jenis tanah regosol dengan topografi wilayah datar sampai berlereng 40persen dan tingkat kesuburan sedang. Luas wilayah Desa Hargobinangun 1.430ha terdiri dari lahan sawah 40,500 ha, lahan kering (termasuk pekarangan dantegalan) 623,9455 ha.

Tabel 1. Tata guna lahan Desa Hargobinangun

Tata Guna Lahan Luas (ha)Tanah sawah

• Irigasi sederhana• Irigasi setengah teknis

Tanah kering• Pekarangan• Perladangan• Tegalan Tempat rekreasi

Lain-lain

40,5000224,3825

361,4415246,5325137,2040125,3000204,6395

Sumber: Monografi Desa Hargobinangun, 2006

Penduduk Desa Hargobinangun sesuai zonasi ketinggian lokasinya dapatdibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah penduduk di lokasi palingtinggi, yaitu daerah Kaliurang dan Boyong. Rata-rata penduduk di lokasi inimengandalkan hidupnya dari ramainya pengunjung wisata Kaliurang, yaitu denganmenyediakan penginapan, warung makan, olahan hasil, cinderamata, dantanaman hias. Sebagian lagi menjalankan usaha ternak sapi perah. Sehinggalahan dan tegalan di lokasi ini sebagian besar merupakan pemukiman danbangunan penginapan, sementara lahan berlereng ditanami tanaman hijauanuntuk pakan ternak. Zonasi kedua, yaitu meliputi dusun Ngipiksari, Banteng,Sidorejo, Purworejo, Panggeran, Tanen, Wonorejo, Sawungan, Wonokerso danRandu. Penduduk di lokasi ini sebagian besar mengandalkan tanamanperkebunan dan tanaman horti, termasuk jamur, aneka tanaman sayur, bunga dandaun potong. Sebagian lagi masih mengutamakan tanaman pangan. Zonasi yangketiga meliputi dusun Pandanpuro, Gondanglegi dan Jetisan. Sebagian besarpenduduk di lokasi ini menjalankan usaha tani yang pokok adalah tanamanpangan, walaupun demikian pada saat musim kemarau karena ketersediaan airterbatas banyak juga yang mengusahakan tanaman Cabe.

Desa Hargobinangun memiliki pola hujan yang dipengaruhi oleh sistemmonsoon yang dicirikan dengan satu puncak hujan yaitu pada bulan November –April, sedangkan bulan Juni – September merupakan bulan-bulan kering dengancurah hujan kurang dari 100 mm. Puncak Musim hujan pada bulan Januari-Maretdan puncak musim kemarau pada bulan Juli-September.

Dengan pola hujan monsoonal tersebut, maka wilayah ini tergolong rentanterhadap pengaruh El Nino sehingga perlu dilakukan penyesuaian pola tanampada tahun yang diprediksi akan terjadi penyimpangan iklim El Nino.

Page 6: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

152

388440

387

306

11688

3521

25

240

376

285

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Tin

gg

i h

uja

n (

mm

)

JA N FE B M A R A P R M E Y JUN JUL A GT S E P OK T NOP DE S

Bula n

Diagram 1. Pola hujan monsoonal di Desa Hargobinangun

Air untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun untuk pertanianberasal dari sumber mata air di lereng Gunung Merapi. Air tersebut disalurkan kedalam bak penampung di dekat pemukiman penduduk, kemudian dialirkan kerumah-rumah penduduk dan kolam plastik. Bangunan atau sarana pengairan yangada di Desa Hargobinangun meliputi cek dam 8 buah (mampu mengairi lahan 3ha), saluran irigasi 7.000 m, dan gorong-gorong 56 buah. Pada saat ini kondisi tataair di Desa Hargobinangun sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi saluran irigasi sudah mengalami kerusakan sehinggatidak berfungsi secara optimal. Pada tahun terakhir ini petani Desa Hargobinangunbagian Selatan mengalami kekurangan air untuk usaha tani pada musim kemarau.Desa Hargobinangun memiliki beberapa sumber air (umbul lanang, umbul wadon,tlogo putri, tlogo nirmolo) dan kawasan konservasi (hutan), yang merupakandaerah penyangga air untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena debit airdari mata air yang ada sebagian digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersihbaik di Desa Hargobinangun maupun di luar Hargobinangun, maka sedikit banyakhal tersebut mempengaruhi ketersediaan air irigasi pertanian.

Di Desa Hargobinangun yang terletak di lereng selatan merapi dengankondisi lahan yang sebagian merupakan lokasi berlereng, masyarakatnya telahmenerapkan sistem konservasi lahan yang baik dengan teras bangku danpenanaman tanaman hijauan pakan ternak pada bibir teras yang berfungsi sebagaipenahan erosi. Sementara tanah persawahan dan tegalan banyak ditanamitanaman pangan dan tanaman sayur.

Jenis tanaman hias yang diusahakan di Desa Hargobinangun adalahtanaman hias daun, pot, dan bunga potong (anthurium, krisan, phylodendron,sansiviera). Pada umumnya anthurium dan krisan ditanam secara monokultur dibawah rumah plastik di lahan sawah. Sedangkan sansiviera ditanam di lahansawah dan pekarangan. Sementara phylodendron saat ini mulai ditanam di lahanpersawahan oleh anggota kelompok tani krisan di Dusun Wonokerso. Selain itu,tanaman hias dalam pot sudah mulai dikembangkan oleh beberapa kelompok tani

Page 7: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta

153

tanaman hias di daerah Kaliurang dan diletakkan di kios-kios bunga dan dipekarangan rumah.

Prospek Usaha Krisan

Sejak dikenalkannya usaha tani bunga potong krisan oleh BPTP DIY danBALITHI di Desa Hargobinangun pada bulan Mei tahun 2005, usaha tani iniberkembang cukup pesat. Data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Sebaran Data Perkembangan Kelompok Tani dan Keragaan Budidaya Krisan diDesa Hargobinangun dari Tahun 2005- 2009

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009Perkembangan

(%)2005 - 2009

Jml kelompok tani 1 1 2 6 6 600

Jml petani aktif 6 6 10 38 69 1.150

Luas lahan bunga (m²) 220 550 1.996 4.196 7.200 3.272

Kapasitas produksi /musim (tangkai) 11.000 27.500 182.000 263.000 369.000 3.354,5

Luas lahan indukan (m²) 100 220 380 630 1.230 1.230

Kapasitas indukan (btg) 1.000 2.500 4.500 8.000 18.150 1.815

Rumah pengakaran (m²) 18 38 100 250 280 1.555,6

Kapasitas rumahpengakaran (stek) 3.750 7.500 23.500 52.500 70.000 1.866,7

Produksi bibit/bulan(stek) 7.500 15.000 47.000 105.000 120.000 1.600

Sumber: Data primer hasil pengkajian

Meskipun teknik budidaya krisan membutuhkan keahlian yang khusus danmasukan investasi yang tinggi yakni dengan mengkondisikan lingkungan yangterkendali di dalam rumah plastik, namun melihat data pada Tabel 2 dapatdiketahui bahwa dari tahun ke tahun semakin banyak masyarakat petani di DesaHargobinangun yang tertarik untuk menjalankan usaha tani bunga krisan. Produksibunga potong krisan dapat dilakukan sepanjang tahun karena lingkungan dapatdiatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat terus dilakukan.Manipulasi panjang hari dan pengaturan suhu serta kelembaban menjadi dasarinovasi teknologi yang harus diterapkan. Kapasitas produksi bunga tidak lagitergantung pada musim dan perubahan iklim, namun lebih tergantung pada luaskubung yang dapat dibangun untuk menambah lahan produksi.

Sejak tahun 2005 telah terbentuk kelompok tani bunga krisan denganjumlah anggota baru 6 orang, hingga tahun 2009 jumlah kelompok tani bertambahmenjadi 6 kelompok (naik 600%) dan dengan jumlah anggota menjadi 69 orang(naik 1.150%), pertambahan kelompok dan jumlah anggota kelompok sejalan

Page 8: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

154

dengan penambahan luas areal produksi. Hal ini menandakan bahwa usaha tanikrisan sangat diminati petani di Hargobinangun. Berikut ini hasil studi kelayakanusaha bunga potong krisan yang terhitung pada bulan Juni 2009.

- Studi Kelayakan Usaha Bunga Krisan Potong

I. Data usaha tani

1. Luas lahan garapan : 200 m²

2. Sewa tanah : Rp 120.000-/ tahun atau Rp 40.000,-/musim

3. Biaya usaha tani/musim :

o Benih produksi : 10.000 btg x Rp 175- =Rp1.750.000-o Pupuk organik : 300 kg x Rp 500- =Rp 150.000-o Pupuk Urea : 15 kg x Rp 2000- =Rp 30.000-o Pupuk SP36 : 15 kg x Rp 4000- =Rp 60.000-o Pupuk KCl : 5 kg x Rp 7500- =Rp 37.500-o Pupuk daun : 1 lt =Rp 20.000-o Insektisida : 10 klgx Rp12.500- =Rp 125.000-o Fungisida : 10 ktg x Rp 750 =Rp 75.000-

JUMLAH =Rp2.247.500

4. Tenaga kerja :

o Olah lahan : 2 HOK, @ Rp 20.000- =Rp 40.000-o Tanam : 2 HOK, @ Rp 20.000- =Rp 40.000-o Perawatan : 20 HOK @Rp 20.000- =Rp 400.000-

JUMLAH =Rp 480.000-

5. Lain-lain :

o Panen : 5 HOK,@ Rp 20.000- =Rp 100.000-o Packing dan pascapanen: =Rp 125.000-o Listrik : 1 musim =Rp 50.000-o Penyusutan rumah : 1 musim =Rp 600.000-

JUMLAH =Rp 875.000-

JUMLAH KESELURUHAN BIAYA =Rp3.642.500-

II. Hasil produksi

1. Rata-rata keberhasilan : 75 % x 10.000 btg = 7500 btg2. Harga rata-rata/btg : Rp 800-3. Hasil kotor : Rp 800- x 7500 btg =Rp 6.000.000-

III. Keuntungan

Hasil kotor – Total biaya : Rp6.000.000- - Rp3.642.500-= Rp2.357.500-

Page 9: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta

155

Keterangan:

Dalam waktu 1 musim tanam (+ 4 bulan) diperoleh keuntungan bersih Rp.2.357.500,- sehingga per bulan petani mendapatkan tambahan income sebesarRp. 589.375,- untuk produksi bunga pada kubung seluas 200 m2.

- Studi Kelayakan Usaha Perbenihan Krisan

A. Biaya tetap :

Sewa lahan r. Induk 500 m²: Rp 350.000/tahun Penyusutan r.induk 400 m² : Rp 3.600.000/tahun

B. Biaya variabel :

Tanaman induk 8000 btg x 2 : Rp 24.000.000,- Pupuk organik 4 ton : Rp 4.000.000,- Pupuk NPK 1000 kg : Rp 1.750.000.- Pupuk organik cair 100 ltr : Rp 1.000.000,- Insectisida : Rp 1.500.000,- Fungisida : Rp 1.800.000,- Bacterisida : Rp 1.000.000,- ZPT : Rp 1.080.000,- Listrik : Rp 1.200.000,- Arang sekam : Rp 1.000.000,-

C. Lain-lain :

2 org tenaga olah lahan : Rp 300.000,- 2 org perawatan harian : Rp 12.000.000,- Sarana panen : Rp 500.000,-

Jumlah biaya : Rp 55.080.000,-

Hasil Panen Stek :

Rata-rata 1 tanaman induk menghasilkan stek 60 batang/musim induk ( 6 bln )Hasil panen stek selama 1 tahun : 60 x 2 x 8000 = 960.000 btgHasil penjualan benih sebar @ Rp 175,- x 960.000 btg = Rp 168.000.000,-Keuntungan perbenihan dengan kapasitas tanaman induk 8000 btg dalam setahun

= Rp 168.000.000,- - Rp 55.080.000,-= Rp 112.920.000,-

Prospek usaha tani bunga krisan memang cukup baik, ditambah lagi lokasibudidaya yang sangat dekat dengan pusat kota Yogyakarta yang memilki potensipasar cukup tinggi. Daerah Istimewa Yogyakarta dengan keistimewaannya adalahprovinsi bernuansa kerajaan dan merupakan kota pariwisata yang tidak pernah

Page 10: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

156

terlepas dari kebutuhan bunga. Kebutuhan bunga dan tanaman hias di Yogyakartarelatif cukup tinggi, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti, Tahun Baru, Natal,Lebaran dan upacara pernikahan, kebutuhan bunga meningkat sangat tajam,sehingga sering diikuti dengan naiknya harga bunga yang kadang-kadang sampailebih dari dua kali lipat harganya dari hari-hari biasa. Bahkan petani bunga di DIYdan Jawa Tengah sering tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga harusdi datangkan dari Jawa Barat. Sementara produksi Jawa Barat sendiri, padawaktu-waktu tertentu hasil produksi bunganya terserap untuk memenuhikebutuhan pasar di Jawa Barat maupun DKI Jakarta. Dari hasil survei pasar yangdilakukan oleh Dipertahut Sleman dan Universitas Pembangunan NasionalYogyakarta, dapat diketahui bahwa kebutuhan pasar bunga di Daerah IstimewaYogyakarta cukup tinggi sesuai tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Survei Kebutuhan Toko Bunga Krisan di Kota Baru,Yogyakarta pada HariBiasa (satuan ikat)

Nama Florist Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu MingguToko Puspa 3 50 50 50 30 50 100 30Toko Asri 30 50 30 20 50 150 20Toko Vloneta 20 30 20 20 50 50 20Toko Dewi 1 10 20 10 10 10 20 10Toko Taman Sari 1 10 30 20 10 10 40 10Toko Mawar 20 20 20 10 20 30 20Toko Taman Sari 2 20 20 30 20 30 50 30Toko Dahlia 10 30 20 20 40 40 20Toko Purwo 1 10 20 20 10 30 30 10Toko Sakura 10 20 20 10 20 30 10Toko Rosnita 10 10 20 10 10 30 10Toko Amad 50 30 40 30 50 70 30Toko Dewi 2 10 10 20 10 10 30 10Toko Agung 10 10 10 - 10 30 10Toko Puspa 20 30 30 20 50 50 20Toko Kusuma 30 40 40 20 50 100 30Toko Purwo 2 30 30 30 20 50 70 20Toko Sudirham 30 30 50 30 50 100 50Toko Daryono 20 30 20 10 30 50 10Toko Ratna Sari 10 20 20 10 30 30 10Toko Edi Peni 10 20 20 10 20 30 10Total kebutuhan 420 550 540 330 660 1130 390

Sumber: Buku Survei pasar krisan, Dipertahut, Kabupaten Sleman, 2008.

Dampak Budidaya Krisan terhadap Tanaman Hias Lainnya

Sejak berkembangnya budidaya krisan di Desa Hargobinangun,Kecamatan Pakem memacu berkembangnya usaha tani tanaman hias lainnyayang merupakan dampak dari agribisnis krisan. Secara kebetulan wilayah sentrakrisan di DIY merupakan lokasi tujuan wisata Kaliurang, dengan agroekosistemyang sangat mendukung untuk dikembangkannya tanaman hias seperti Anthurium,berbagai jenis Puring, Phylodendron, dan Sansivera. Ada kelompok tani yang

Page 11: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta

157

khusus mengembangkan berbagai jenis tanaman hias, selain krisan sepertiKOTHIKA (Komunitas Tanaman Hias Kaliurang), yang mengusahakan tanamanhias dalam bentuk pot plant. Kreativitas kelompok petani tanaman hias di wilayahKaliurang ini memberi kesempatan kepada para pengunjung untuk membelitanaman hias sebagai oleh-oleh selain cindera mata dan berbagai jenis makanankhas Kaliurang. Jenis tanaman hias yang diusahakan di Desa Hargobinangunadalah tanaman hias daun, pot, dan bunga potong (anthurium, krisan,phylodendron, sansiviera). Pada umumnya anthurium dan krisan ditanam secaramonokultur di bawah rumah plastik di lahan sawah. Sedangkan sansiviera ditanamdi lahan sawah dan pekarangan. Sementara phylodendron saat ini mulai ditanamdi lahan persawahan oleh anggota kelompok tani krisan di Dusun Wonokerso.Selain itu, tanaman hias dalam pot sudah mulai dikembangkan oleh beberapakelompok tani tanaman hias di daerah Kaliurang dan diletakkan di kios-kios bungadan di pekarangan rumah.

Rencana Pengembangan Usaha Krisan Desa Hargobinangun

Dalam melakukan perencanaan pengembangan usaha tani komoditaskrisan di Desa Hargobinangun tentunya harus mempertimbangkan berbagaiaspek, baik aspek sosial, aspek ekonomi, aspek budaya, dan aspek teknis. DesaHargobinangun memiliki penduduk yang cukup heterogen. Untuk penduduk didaerah lokasi wisata Kaliurang sebagian besar penduduknya menyandarkankehidupannya dari sektor pariwisata. sehingga di lokasi ini sebagian besarpenduduk melakukan usaha penginapan.

Dengan adanya Kaliurang sebagai daerah tujuan wisata baik wisatawandomestik maupun mancanegara, tentu saja akan memberikan keuntungan yangcukup besar bagi sektor pertanian. Pengembangan sektor pertanian di DesaHargobinangun, khususnya komoditas krisan akan semakin cepat mewujudkanprogram peningkatan kesejahteraan petani dengan memanfaatkan ramainyawisatawan yang berkunjung ke Kaliurang. Selain itu, hotel dan penginapan yangada akan semakin indah dan akan memberikan nuansa dan kenangan yangistimewa kepada tamu yang menginap seandainya setiap ruangan dihiasi denganindahnya bunga-bunga krisan segar. Dengan mempertimbangkan hal tersebutmaka pengembangan usaha tani krisan di Desa Hargobinangun masih memilikiprospek yang cukup cerah.

Untuk meminimalisir kendala dalam budidaya tanaman krisan, maka arahpengembangan usaha tani komoditas ini harus benar-benar memperhatikan syarattumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman krisan. Dengan menentukan lokasi yangmemiliki iklim yang memang sesuai dengan kebutuhan krisan, maka petani pelakuusaha tani krisan akan lebih mudah untuk mendapatkan produk bunga yangberkualitas dan memperkecil tingkat serangan hama dan penyakit, selanjutnyaakan memperkecil risiko kegagalan produksi. Walaupun demikian, penyesuaiansumber daya manusia sebagai pelaku usaha krisan yang paling menentukandalam keberhasilan usaha tani ini. Baik pola kerja, pola pikir, wawasan danpengetahuan teknologi budidaya harus benar-benar dipersiapkan terlebih dahuluagar pengembangan usaha tani krisan dapat berkelanjutan.

Page 12: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

158

Pengembangan kawasan bunga krisan di Desa Hargobinangun tentu sajatidak bisa lepas dari kebutuhan benih sebar krisan. Kelompok tani krisan di DusunWonokerso yang merupakan kelompok tani pertama dalam usaha krisan, padaawalnya kebutuhan benih sebar banyak bergantung kepada penangkar benih daridaerah lain seperti Jawa Barat dan Ambarawa. Tetapi dengan ketergantungan initernyata sedikit banyak menghambat kelancaran usaha yang dijalankan. Jadwaltanam yang telah dibuat untuk setiap minggunya seringkali tidak bisa tepat waktuoleh karena tidak tersedianya benih sebar. Hal ini tentu saja menimbulkanpermasalahan lain di kemudian hari. Dengan jadwal tanam yang sering tertunda,pada akhirnya menimbulkan permasalahan di pemasaran bunga krisan yang telahdirintis. Konsumen ataupun florist yang telah menjalin kemitraan dengan kelompoksering kecewa karena terjadinya kemunduran panen akibat ketersediaan benihsebar yang sering tertunda.

Dengan melihat pengalaman tersebut dapat diketahui bahwa ketersediaanbenih sebar bagi petani harus terjamin agar pasar yang sudah terjalin tidak hilang.Oleh karena itu Kelompok Tani Udi Makmur (Klantum) di Dusun Wonokerso telahmulai merintis usaha perbenihan krisan secara intensif. Lebih-lebih setelah adanyapencanangan Yogyakarta sebagai ”Seed Center City”, kelompok tani ini semakingiat dan inovatif untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program tersebut.

Benih merupakan pangkal penentu keberhasilan agribisnis, karena itupemilihan jenis, varietas, mutu, waktu, kualitas, ketersediaan dan kesesuaian benihdengan lokasi dan agroekosistem sangat menentukan pada tingkat produksi.Peran benih dalam agribisnis hortikultura sangat penting, selain untuk mensuplaikebutuhan produksi hortikultura itu sendiri, menentukan pada nilai tambah yangakan didapatkan, juga terkait dengan berbagai program pengembangan lainnya.

Pengembangan usaha dan produksi hortikultura, memerlukan dukunganyang kuat dari aspek penyediaan benih bermutu varietas unggul. Sampai sekarangprodusen benih belum dapat mengimbangi permintaan tersebut, sehinggasebagian benih harus didatangkan dari luar negeri (impor) dan lebih banyak lagimenggunakan benih asalan. Kesadaran dan kepedulian sebagian petani dalammenggunakan benih unggul masih rendah, sehingga kurang merangsang padaperkembangan industri benih nasional.

Dalam perkembangan agribisnis hortikultura dewasa ini, usaha perbenihanbukan lagi dipandang sebagai suatu aspek pendukung dalam sistem agribisnis,sebagaimana sarana produksi lainnya, namun sudah berkembang menjadi suatuusaha yang sejajar dengan usaha produksi komoditas hortikultura. Industriperbenihan (nursery and seed industry) telah menjadi pilihan bisnis yangmenguntungkan, mempunyai nilai tambah, prospek dan peluang yang tidak kalahdengan usaha budidaya.

Dalam menangkap dan memanfaatkan peluang ekonomi tersebut makadiperlukan upaya khusus untuk pengembangan usaha perbenihan, sehinggausaha perbenihan secara komersial dapat sepenuhnya ditangani oleh pihakswasta, mulai aspek produksi, pengadaan, penyaluran dan pemasarannya.Kegiatan pengembangan perbenihan dilakukan berdasarkan pertimbangankebutuhan, ketersediaan, kemampuan institusi dan penangkar benih.

Page 13: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Pengkajian Teknologi Tepat Guna Budidaya Krisan di Lokasi Prima Tani Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta

159

Sasaran pengembangannya adalah petani petani yang tergabung dalamkelompok tani yang belum memiliki komoditas unggulan. Terutama petani dengankepemilikan lahan yang sempit dan tentu saja dengan memperhatikan syarattumbuh tanaman krisan. Wilayah Desa Hargobinangun yang berada padaketinggian antara 500 – 1325 meter dari permukaan air laut ini sangatlahmendukung dalam pengembangan usaha tani krisan. Dengan melihat rata-ratakepemilikan lahan petani di Desa Hargobinangun yang tidak lebih dari 2000 m²,maka pengenalan komoditas alternatif yang dapat menambah penghasilan petaniseperti tanaman krisan bisa dikatakan cukup mendesak agar peningkatankesejahteraan petani segera bisa terwujud. Usaha tani krisan di DesaHargobinangun sangat mungkin dikembangkan di beberapa dusun dan kelompoktani seperti tabel berikut.

Tabel 4. Rencana Lokasi Pengembangan Krisan Berdasarkan Zona Agroekologi

Nama DusunJumlah

KelompokTani/Ternak

JumlahPetani

Luas wilayahpengembangan

(Ha)

KetinggianLokasi

(meter dpl)Wonorejo 2 40 3 700Sidorejo 1 20 3 700Ngipiksari 1 15 1 800Boyong 2 40 2 850Kaliurang Timur 2 30 0,5 900Kaliurang Barat 1 15 0,5 900

Sumber: Data primer hasil pengkajian

Berdasarkan data dari BPP Pakem, luas tanam dan produksi beberapakomoditas tanaman hias dan jumlah kelompok tani tanaman hias di DesaHargobinangun semakin bertambah. Pada bulan Mei 2007, kelompok tani tanamanhias (krisan) di Dusun Wonokerso, Desa Hargobinangun mendapat kunjunganMenteri Pertanian dan beberapa pejabat lingkup Departemen Pertanian dalamrangka kunjungan kerja di Kabupaten Sleman. Tanggapan sangat positif danapresiasi kepada kelompok tani makin mempertebal kepercayaan diri kelompoktani dan PPL setempat untuk mewujudkan wilayah Desa Hargobinangun sebagaikawasan agrowisata pegunungan seperti di Cipanas, Batu Malang, Kopeng, danBandungan. Saat ini sudah mulai dirintis pembentukan Asosiasi Petani KrisanYogyakarta (APRISTA) yang didirikan oleh gabungan dari 6 kelompok tani di DesaHargobinangun ditambah beberapa individu pelaku agribisnis krisan di luarHargobinangun. Selain bunga potong krisan, anggota APRISTA juga mulaimembudidayakan aneka daun potong sebagai produk pendukung bunga krisan.Dengan merangkul organisasi pemuda di sekitar lokasi budidaya sebagai mitradalam melakukan usaha tani daun potong, maka di Desa Hargobinangun semakinbanyak masyarakat yang terlibat dan mendapatkan manfaat dari adanya usahatani bunga krisan. Terlebih saat ini asosiasi tersebut (APRISTA) mulai merintisadanya agrowisata bunga yang terletak di Dusun Wonokerso. Diharapkan denganadanya lokasi agrowisata bunga akan memberikan dampak manfaat yang lebih riilbagi masyarakat sekitar, khususnya bagi ibu-ibu dasawisma dan PKK yangmempunyai usaha olahan hasil akan semakin mudah untuk memasarkanproduknya.

Page 14: PENGKAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA KRISAN … · peningkatan kesejahteraan petani. Budidaya bunga krisan pertama kali dikenalkan tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta bekerja sama

Hano Hanafi dan Tri Martini

160

Komoditas krisan adalah sesuatu yang baru bagi petani DesaHargobinangun. Rencana pengembangan kawasan krisan yang akan dilakukanharuslah benar-benar di persiapkan dari semua aspek sehingga masyarakat petaniyang menjadi sasaran pengembangan akan bisa menerima dan dengan cepatmemahami alih teknologinya. Usaha tani krisan sangatlah berbeda dengan usahatani yang biasa dijalankan oleh petani Desa Hargobinangun. Dalam usaha yangmemiliki risiko cukup tinggi dan memerlukan biaya produksi yang dipandangcukup besar oleh petani, maka persiapan dan peningkatan kualitas sumber dayamanusianya harus benar-benar matang agar dapat memperkecil risiko yang ada.

Mengingat usaha pertanian menuntut dipenuhinya berbagai persyaratanoperasional teknis, agar diperoleh efisiensi produksi yang tinggi, mutu produk yangbaik, keuntungan yang optimal dan produk berkelanjutan serta sumber daya alamyang lestari, maka dalam upaya pengembangan usaha tani bunga krisan yangberwawasan agribisnis perlu dilakukan melalui pendekatan yang komprehensif,terpadu serta spesifik lokasi dengan didasarkan pada potensi sumber daya lahandan sosial ekonomi daerah, permasalahan dan kebutuhan petani.

KESIMPULAN

1. Inovasi teknologi budidaya krisan yang didiseminasikan melalui kegiatanPRIMATANI di Desa Hargobinangun, Kabupaten Sleman, DIY merupakanteknologi tepat guna (TTG), terbukti telah diterapkan secara lumintu sesuaidengan konsep Agro Industrial Perdesaan.

2. Agribisnis budidaya krisan dapat memacu berkembangnya usaha komoditaslain (diversifikasi usaha) seperti pembuatan arang sekam, pengolahan pupukorganik, kelembagaan saprotan dan agribisnis tanaman hias lainnya dalammendukung wisata Kaliurang.

3. Agribisnis budidaya krisan dapat menambah pendapatan dan menciptakanlapangan pekerjaan bagi petani.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Sleman, 2008.Survey Pasar Krisan. 105 hal.

Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi, 2008. Prosedur Oprasional Standar ( POS )Produksi Benih Krisan ( Dendrathema grandiflora, Tzvlev Syn.).27 hal.

Masyhudi MF, Tri Martini, R Hendrata, dan EW Wiranti. 2005. Pengkajian Potensi AgribisnisTanaman Hias di Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian KegiatanLitbang Pertanian Provinsi DIY. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.

Pemerintah Desa Hargobinangun, 2008. Data Peta Wiayah Dan peruntukan Lahan.

PRIMA TANI Sleman, 2007. Budidaya Tanaman Krisan. Balai Pengkajian TeknologiPertanian Yogyakarta. 22 hal.

Singarimbun, M. dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.