Data Krisan Fix

33
BAB I PENDAHULUAN Krisan (Chrysanthemum sp.), biasa dikenal dengan sebutan aster atau seruni, merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan secara komersial (Bambang, 2006). Di Indonesia, permintaan terhadap bunga krisan meningkat 25% per tahun, bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya meningkat 31,62%. Ekspor bunga krisan ke luar negeri seperti Belanda, Brunei, Singapura, Jepang, dan UEA mencapai 1,44 juta tangkai (Stasiun Karantina Tumbuhan Soekarno Hatta 2003). Permintaan pasar yang tinggi tersebut menjadikan tanaman krisan mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan baik pada saat ini maupun yang akan datang (Balai Penelitian Tanaman Hias 2000). Bunga krisan berasal dari dataran Cina, dan dikenal sebagai krisan kuning (Chrysanthenum indicum), krisan ungu dan pink (C. Morifolium) dan krisan bulat atau ponpon (C. Daisy) (Mums, 2000). Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial. (Mums, 2000). Fotoperiodisme merupakan suatu respon tanaman terhadap lama penyinaran matahari dan lama gelap atau panjang hari relatif. Lamanya periode penyinaran matahari dapat memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman (Irwan, 2007). Bunga Krisan termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yang membutuhkan panjang hari dengan batas kritisnya berkisar antara 13,5-16 jam, bergantung genotipenya sedangkan Indonesia merupakan daerah tropis yang

description

Data pertumbuhan krisan

Transcript of Data Krisan Fix

Page 1: Data Krisan Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Krisan (Chrysanthemum sp.), biasa dikenal dengan sebutan aster atau seruni,

merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk

dikembangkan secara komersial (Bambang, 2006). Di Indonesia, permintaan terhadap bunga

krisan meningkat 25% per tahun, bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya

meningkat 31,62%. Ekspor bunga krisan ke luar negeri seperti Belanda, Brunei, Singapura,

Jepang, dan UEA mencapai 1,44 juta tangkai (Stasiun Karantina Tumbuhan Soekarno Hatta

2003). Permintaan pasar yang tinggi tersebut menjadikan tanaman krisan mempunyai

prospek yang cerah untuk dikembangkan baik pada saat ini maupun yang akan datang (Balai

Penelitian Tanaman Hias 2000). Bunga krisan berasal dari dataran Cina, dan dikenal sebagai

krisan kuning (Chrysanthenum indicum), krisan ungu dan pink (C. Morifolium) dan krisan

bulat atau ponpon (C. Daisy) (Mums, 2000). Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800.

Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial. (Mums, 2000).

Fotoperiodisme merupakan suatu respon tanaman terhadap lama penyinaran matahari

dan lama gelap atau panjang hari relatif. Lamanya periode penyinaran matahari dapat

memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman (Irwan,

2007). Bunga Krisan termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yang membutuhkan

panjang hari dengan batas kritisnya berkisar antara 13,5-16 jam, bergantung genotipenya

sedangkan Indonesia merupakan daerah tropis yang panjang harinya hanya sekitar 10- 12

jam/hari. Berdasarkan uraian tersebut perlu adanya perlakuan panjang hari untuk memenuhi

produksi bunga krisan.

Pengaturan jumlah bunga per tanaman pada krisan standar dilakukan dengan

membuang pucuk tunas (pinching) saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Tujuan

pinching adalah merangsang pertumbuhan tunas lateral. Terlambat melakukan pinching dapat

mengakibatkan tangkai bunga menjadi pendek (Bintang, 2008).

Perlakuan yang digunakan untuk pengujian pertumbuhan vegetatif dan pembungaan

pada tanaman berhari pendek ialah penambahan pencahayaan di rumah kaca gedung D3

Fakultas Pertanian dan perlakuan pinching yang berbeda pada masing-masing perlakuan.

Page 2: Data Krisan Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi tanaman krisan

Klasifikasi Krisan

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Chrysanthemum

Spesies: Chrysanthemum sp.

Menurut Rukmana dan Mulyana (2002) berdasarkan bentuk dan susunan floret, bunga

krisan dapat diklasifikasikan dalam tipe bunga sebagai berikut :

1. Single: bunga terdiri atas satu atau dua lapisan ray flower dengan disk flower di

bagian tengahnya (bentuk aster).

2. Anemone: bentuk bunga mirip dengan single tetapi mahkota bunga bagian

pinggirnya tidak sepanjang single dan bagian tengah bunganya

mempunyai bantalan.

3. Spider: mahkota bunganya pipih dan panjang seperti kaki laba – laba.

4. Pompon: berbentuk bulat seperti bola, mahkota bunganya menyebar ke semua arah

dan piringan dasar bunga tidak tampak.

5. Dekoratif: mirip dengan bentuk pompon, tetapi mahkota bunga bagian luarnya

berkembang lebih panjang dari mahkota bunga bagian bawah.

Menurut Kofranek (1980) krisan dapat digolongkan ke dalam banyaknya kuntum bunga yang

terdapat dalam satu tangkai, yaitu :

1. Tipe standar, adalah tipe krisan yang mempunyai bunga tunggal per batang. Tipe

ini dihasilkan dengan membuang calon bunga samping (lateral bud)

Page 3: Data Krisan Fix

dan membiarkan calon bunga utama (terminal bud) tumbuh dan

berkembang sendiri.

2. Tipe spray, adalah tipe krisan yang mempunyai bunga paling sedikit lima kuntum

per batang. Tipe ini dihasilkan dengan membuang kuncup bunga utama dan

membiarkan calon bunga samping.

Tanaman krisan memiliki banyak varietas diantaranya Chrysanthemum japonicum

(berasal dari Jepang), Chrysanthemum indicum (berasal dari Cina) dan krisan yang paling

banyak dibudidayakan secara komersial adalah Chrysanthemum morifolium (Kofranek,

1980).

2.2 Syarat tumbuh

Krisan dapat tumbuh pada semua jenis tanah, bila dikelola dengan baik (Kofranek,

1980). Tetapi umumnya tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah gembur, subur serta

bebas penyakit dengan pH tanah optimal untuk bunga potong sekitar 5,6 – 6,5 (Crater, 1980).

Selain itu krisan juga membutuhkan air yang cukup selama pertumbuhan dan

perkembangannya.

Krisan membutuhkan nitrogen dan kalium dalam jumlah yang besar dibanding dengan

unsur hara yang lain. Pemberian nitrogen selama 7 minggu setelah tanam sangat penting

karena kekurangan pada masa tersebut tidak dapat digantikan. Pemberian nitrogen tambahan

setelah masa tersebut tidak dapat lagi mengembalikan kualitas bunga yang dihasilkan

(Kofranek, 1980).

Krisan membutuhkan suhu yang hangat, suhu yang terbaik adalah + 24° C siang hari

dan + 18° C pada malam hari (Fides, 1990). Menurut Kofranek (1980) untuk menumbuhkan

stek krisan dibutuhkan suhu udara +15,5° C dan suhu media +21° C.

Tanaman hari pendek seperti krisan, membutuhkan hari pendek atau panjang malam

tertentu untuk pembungaan dan hari panjang untuk pertumbuhan vegetatif. Di daerah tropis

diperlukan pencahayaan tambahan sepanjang tahun untuk pertumbuhan vegetatif (Fides,

1990). Menurut Kofranek (1980) tanaman krisan membutuhkan hari panjang lebih dari 14,5

jam dan suhu minimum + 15,5° C untuk pertumbuhan vegetatifnya.

Untuk membudidayakan tanaman krisan sepanjang tahun dibutuhkan pencahayaan

tambahan guna menghilangkan pengaruh hari pendek dan merangsang pertumbuhan

vegetatif. Intensitas cahaya rendah minimum 10 fc (foot candles) cukup efektif untuk

memberikan respons hari panjang. Biasanya digunakan lampu pijar 100 watt dengan

Page 4: Data Krisan Fix

ketinggian 1,5 – 2,0 m di atas permukaan tanah dan 2,5 m antar lampu (Fides, 1990). Untuk

pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu

TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara

jam 22.30 – 01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5

m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8

minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.

Pertumbuhan Vegetatif

Fase vegetatif dan penggunaan karbohidrat. Fase vegetatif terutama terjadi pada

perkembangan akar, daun dan batang baru. Fase ini berhubungan dengan 3 proses penting;

(1) pembelahan sel, (2) pemanjangan sel, dan (3) tahap awal dari diferensiasi sel.

Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru. Sel-sel baru ini memerlukan

karbohidrat dalam jumlah yang besar, karena dinding-dindingnya terbuat dari selulosa dan

protoplasmanya kebanyakan terbuat dari gula. Jadi, bila faktor-faktor lain dalam keadaan

favorabel, laju pembelahan sel tergantug pada persediaan karbohidrat yang cukup. Seperti

telah dinyatakan di muka, pembelahan sel terjadi dalam jaringan-jaringan meristematik pada

titik-titik tumbuh batang dan ujung-ujung akar, dan pada kambium. Karena itu, jaringan-

jaringan ini harus dilengkapi dengan pangan yang dibentuk, hormon-hormon dan vitamin-

vitamin dengan tujuan untuk membuat sel-sel baru (Harjadi, 1989).

Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut. Proses ini

membutuhkan (1) pemberian air yang banyak, (2) adanya hormon tertentu yang

memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan (3) adanya gula. Daerah pembesaran sel-

sel berada tepat di belakang titik tumbuh. Kalau sel-sel pada daerah ini membesar, vakuola-

vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara relatif mengisap air dalam jumlah besar.

Akibat dari absorpsi air ini dan adanya hormon perentang sel, sel-sel memanjang. Sebagai

tambahan dari pertambahan besar sel, dinding-dindingnya bertambah tebal, karena

menumpuknya selulosa tambahan yang terbuat dari gula (Harjadi, 1989).

Tahap awal dari diferensiasi sel, atau pembentukan jaringan, terjadi pada

perkembangan jaringan-jaringan primer. Perkembangannya memerlukan karbohidrat, seperti:

penebalan dinding dari sel-sel pelindung pada epidermis batang dan perkembangan

pembuluh-pembuluh kayu baik di batang maupun di akar. Jadi kalau suatu tanaman membuat

sel-sel baru, pemanjangan sel-sel tersebut, dan penebalan jaringan-jaringan, sebenarnya

mengembangkan batang, daun dan sistem perakarannya (Ketty, 2000)

Page 5: Data Krisan Fix

Jika laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan berjalan

cepat, pertumbuhan batang, daun dan akar juga berjalan cepat. Sebaliknya, bila laju

pembelahan sel lambat, pertumbuhan batang, daun dan perakaran dengan sendirinya lambat

juga. Karena pembelahan, pembesaran dan pembentukan jaringan memerlukan persediaan

karbohidrat dan karena karbohidrat dipergunakan dalam proses-proses ini, perkembangan

batang, daun dan akar memerlukan pemakaian karbohidrat. Jadi dalam fase vegetatif dari

suatu perkembangan, karbohidrat dipergunakan dan tanaman menggunakan sebagian besar

karbohidrat yang dibentuknya.

Untuk memperloleh kualitas krisan yang baik tanaman perlu dipacu pertumbuhan

vegetatifnya dengan perlakuan penyinaran lebih lama dari panjag hari normal. Penambahan

cahaya dimaksudkan agar stadia vegetatif lebih lama, sehingga akan dihasilkan tanaman

krisan bertangkai panjang, bunga lebih besar dan tajuk rimbun untuk menunjang

pertumbuhan bunga dan kekompakan pertumbuhan bunga (Anonim, 2011).

Pengaruh Fotoperiodisme terhadap inisiasi bunga

Inisiasi bunga atau evokasi (evocation) adalah tahap awal proses pembungaan. Pada

tahap awal ini terjadi perubahan produk morfologis. Sel-sel meristem pada ujung tunas yang

biasanya menghasilkan daun atau cabang menjadi penghasil tunas generatif atau tunas

reproduktif. Sehingga masa inisiasi bunga merupakan masa transisi dari bentuk daun ke

bentuk bunga. Secara fisiologis, hal ini dapat dideteksi dengan meningkatnya sintesis asam

nukleat dan protein yang diperlukan bagi pembelahan sel dan diferensiasi (Ashari, 1997).

Pada kenyataannya, beberapa pesan untuk berbunga diangkut dari daun ke tunas

bunga. Sebagian besar ahli fisiologi tumbuhan yakin bahwa pesan ini adalah sebuah hormon

atau beberapa perubahan konsentrasi relatif dari dua atau lebih hormon. Sinyal berbunga

yang berjalan dari daun ke tunas bunga kelihatannya sama pada tumbuhan hari pendek dan

tumbuhan hari panjang, meskipun keduanya berbeda dalam hal kondisi fotoperiodik yang

diperlukan daun untuk mengirimkan sinyal tersebut. Bukti adanya pengiriman sinyal

hormonal dalam pembungaan sangat menantang, akan tetapi para peneliti masih belum

berhasil mengidentifikasi hormon- hormon yang berperan dalam fotoperiode (Campbell, et

al., 2003)

Fotoperiode Bunga Krisan

Induksi pembungaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keseragaman

pembungaan pada tanaman. Induksi dapat dilakukan secara eksogen dengan beberapa cara,

Page 6: Data Krisan Fix

antara lain dengan modifikasi panjang hari (fotoperiodisme). Induksi pembungaan melalui

modifikasi fotoperiodisme telah berhasil dilakukan untuk mengatur masa pembungaan (panen

bunga) pada beberapa tanaman, seperti krisan (Langton dalam Sutisna, 2010).

Inisiasi bunga merupakan awal dari vase generatif tanaman untuk menuju pada

pembentukan bunga. Makin cepat waktu insiasi bunga, makin cepat pula waktu panen. Bunga

krisan akan terinduksi ke fase generatif (inisiasi bunga) bila panjang hari yang diterima

kurang dari batas kritisnya. Bunga Krisan termasuk tanaman hari pendek (short day plant),

dengan panjang hari dengan batas kritisnya berkisar antara 13,5-16 jam, bergantung

genotipenya (Nasihin dan Qodriyah, 2008).

Bunga krisan merupakan tanaman hari pendek yang secara alamiah di daerah asalnya

akan mengalami pertumbuhan vegetatif pada hari panjang (long day) pada musim panas dan

akan mengalami perkembangan generatif pada hari pendek pada musim gugur. tanaman hari

pendek memerlukan panjang hari lebih pendek dari periode kritisnya untuk berbunga,

sehingga akan segera berbunga apabila panjang hari atau jumlah jam terang kurang dari suatu

batasan tertentu (Dwimahyani, 2006)

Sebagian besar bunga krisan yang dikembangkan di Indonesia ditujukan untuk

produksi sepanjang tahun adalah spesies yang memerlukan hari pendek (short day plant)

untuk pembungaannya. Indonesia merupakan daerah tropis yang panjang harinya hanya

sekitar 10-12 jam/hari (Santoso, 2010). Pembungaan krisan membutuhkan cahaya menjelang

pembungaan 70 – 80 % dan tanaman akan berbunga bila penyinaran kurang dari 11 jam.

Sedangkan untuk mempertahankan masa vegetatif memerlukan periode malam yang

panjang yaitu lebih dari 14.5 jam. Penambahan pencahayaan dilakukan untuk menentukan

ketinggian tanaman yang dikehendaki maka penambahan pencahayaan dapat dihentikan dan

akan memacu tanaman memasuki fase generatif dengan tumbuhnya bunga (Balai besar

pelatihan pertanian. 2011).

Page 7: Data Krisan Fix

BAB III

METODE

3.1 Judul praktikum

Pertumbuhan Vegetatif dan Pembungaan pada Tanaman Berhari Pendek (shortday

plant)

3.2 Perlakuan

Kontrol (tanpa diberi perlakuan) dilakukan oleh laboran untuk pengamatan bersama

1.1. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik tanpa penambahan pencahayaan

dilakukan oleh laboran.

1.2. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik dan ditambah pencahayaan (selama 4

jam) dilakukan oleh laboran.

1.3. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik dan ditambah pencahayaan selama 2

minggu, kemudian dipinching, (tempat gelap) yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

masing-masing kelompok.

1.4. Tanaman krisan dipinching, kemudian disimpan dalam rumah plastik, dan ditambah

pencahayaan selama 2 minggu, lalu dipindahkan ke rumah plastik biasa yang dilakuan

oleh mahasiswa dalam masing-masing kelompok.

1.5. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik, ditambah pencahayaan selama 2

minggu, kemudian dipinching, lalu dipindahkan ke rumah plastik tanpa penambahan

pencahayaan agar berbunga yang dilakukan oleh mahasiswa dalam masing-masing

kelompok.

1.6. Tanaman krisan disimpan dalam rumah plastik, kemudian ditambah pencahayaan

selama 2 minggu, lalu dipindahkan ke rumah plastik tanpa penambahan pencahayaan,

setelah berbunga dilakukan disbudding.

3.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh setiap mahasiswa setiap dua minggu sekali untuk

memantau apa yang terjadi pada tanaman akibat setiap perlakuan. Perlakuan sesuai program

dan pengukuran dilakukan 2 minggu sekali pada jam praktikum. Adapun parameter

pengamatan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa dalam masing-masing kelompok adalah :

Page 8: Data Krisan Fix

Pengamatan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, ukuran daun, dan

jumlah cabang).

Pengamatan waktu berbunga, waktu bunga mekar, jumlah tangkai bunga/tanaman,

jumlah kuntum bunga per tangkai, dan diameter kuntum bunga.

Page 9: Data Krisan Fix

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 2. Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman krisan sesudah perlakuan.

Tanggal Pengamatan/

umur

Polybag (sesuai

perlakuan)Pengamatan

Rata-RataKelas

9 April 20132 MSP

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 12.56Jumlah Daun 14.01Jumlah Cabang 1.23Panjang Daun (cm) 4.38Lebar Daun (cm) 2.58

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 9.14Jumlah Daun 9.44Jumlah Cabang 2.58Panjang Daun (cm) 4.41Lebar Daun (cm) 2.80

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 12.18Jumlah Daun 11.79Jumlah Cabang 0.98Panjang Daun (cm) 4.78Lebar Daun (cm) 3.11

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 13.62Jumlah Daun 12.01Jumlah Cabang 1.39Panjang Daun (cm) 4.36Lebar Daun (cm) 2.76

23 April 20134 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 8.66Jumlah Daun 10.08Jumlah Cabang 2.83Panjang Daun (cm) 5.00Lebar Daun (cm) 3.14

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 10.21Jumlah Daun 12.26Jumlah Cabang 2.73Panjang Daun (cm) 4.82Lebar Daun (cm) 3.08

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 8.51Jumlah Daun 10.02Jumlah Cabang 2.91Panjang Daun (cm) 4.68Lebar Daun (cm) 2.96

Page 10: Data Krisan Fix

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.68Jumlah Daun 8.09Jumlah Cabang 2.63Panjang Daun (cm) 5.22Lebar Daun (cm) 3.52

7 Mei 20136 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 9.25Jumlah Daun 11.58Jumlah Cabang 2.45Panjang Daun (cm) 5.35Lebar Daun (cm) 3.26

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 10.72Jumlah Daun 12.13Jumlah Cabang 3.16Panjang Daun (cm) 5.23Lebar Daun (cm) 3.21

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 9.10Jumlah Daun 12.65Jumlah Cabang 2.64Panjang Daun (cm) 5.55Lebar Daun (cm) 3.20

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.38Jumlah Daun 12.08Jumlah Cabang 2.68Panjang Daun (cm) 5.16Lebar Daun (cm) 3.37

21 Mei 20138 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 10.23Jumlah Daun 15.14Jumlah Cabang 2.98Panjang Daun (cm) 5.11Lebar Daun (cm) 3.11

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 11.81Jumlah Daun 15.32Jumlah Cabang 3.51Panjang Daun (cm) 6.15Lebar Daun (cm) 3.71

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.47Jumlah Daun 12.18Jumlah Cabang 3.05Panjang Daun (cm) 5.73Lebar Daun (cm) 3.37

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.98Jumlah Daun 9.55Jumlah Cabang 2.77Panjang Daun (cm) 5.42Lebar Daun (cm) 3.31

4 Juni 201310 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 11.41Jumlah Daun 17.51Jumlah Cabang 2.62

Page 11: Data Krisan Fix

Panjang Daun (cm) 4.89Lebar Daun (cm) 3.23Lebar Kanopi (cm) 15.69Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.46

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 13.19Jumlah Daun 18.28Jumlah Cabang 3.21Panjang Daun (cm) 5.44Lebar Daun (cm) 3.35Lebar Kanopi (cm) 14.60Jumlah Bakal Bunga (pendul) 3.06

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.47Jumlah Daun 16.16Jumlah Cabang 3.68Panjang Daun (cm) 5.21Lebar Daun (cm) 3.24Lebar Kanopi (cm) 15.44Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.77

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 9.97Jumlah Daun 10.83Jumlah Cabang 3.19Panjang Daun (cm) 5.33Lebar Daun (cm) 3.52Lebar Kanopi (cm) 15.05Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.48

4.2 Pembahasan

Hasil analisis statistik menunjukkan terjadi perbedaan nyata pada pertumbuhan

vegetatif tanaman krisan yaitu pada komponen pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun.

Perlakuan 1.4 memiliki nilai tertinggi dengan tinggi tanaman 13.19 cm dan jumlah daun

18.28. Perlakuan tinggi tanaman terpendek adalah 1.5 dengan nilai 9.97 cm dan jumlah daun

pada perlakuan 1.6 yaitu 10.83.

Pada komponen pengamatan lainnya yaitu jumlah cabang, panjang daun, dan lebar

daun tidak menunjukkan perbedaan berarti. Hasil tertinggi ada pada perlakuan 1.5 yaitu

dengan jumlah cabang 3.68, lalu panjang daun terbesar pada perlakuan 1.6 yaitu 3.52 cm,

lebar daun terbesar pada perlakuan 1.4 yaitu 5.44 cm dan lebar kanopi terbesar pada

perlakuan 1.3 yaitu 15,69 cm.

Pertumbuhan vegetatif krisan sangat dibutuhkan untuk menunjang pembungaan bunga

pada fase generatif. Menurut Wareig dan Philips (1999) penambahan cahaya bertujuan untuk

Page 12: Data Krisan Fix

menciptakan panjang hari yang berguna untuk menunda pembungaan untuk mendapatkan

pertumbuhan vegetatif yang optimal.

Selain perlakuan pencahayaan perlakuan lainnya agar krisan dapat tumbuh dengan

baik adalah pinching. Pinching adalah pembuangan titik tumbuh apikal muda, yang berfungsi

merangsang pertumbuhan tunas aksiler untuk percabangan tanaman yang dipelihara hingga

berbunga. Sehingga jumlah bunga per tanaman yang dihasilkan meningkat, terlihat lebih

banyak dan kompak (Citra, 2004).

Perlakuan 1.4 menjadi perlakuan yang memiliki pertumbuhan vegetatif terbaik karena

perlakuan pinching dilakukan pada saat yang tepat yaitu 10-14 hari, kemudian disimpan di

dalam rumah plastik yang akan menghindarkan tanaman dari gangguan dan diberi perlakuan

pencahayaan yang akan mempercepat proses inisiasi bunga. Jumlah daun yang dihasilkan

juga banyak, karena pada saat dilakukan peminchingan akan muncul cabang-cabang baru

sehingga pertumbuhan jumlah daun pada perlakuan 1.4 meningkat.

Pada komponen pengamatan generatif yaitu bakal bunga (pendul) pada masing-

masing perlakuan tidak menunjukkan perbedaan berarti namun yang memiliki rata-rata

jumlah bakal bunga tertinggi adalah perlakuan 1.4 dengan nilai 3,06. Pertumbuhan generatif

pada krisan bisa terjadi apabila masa kritisnya lebih dari 14 jam (Citra, 2005). Pertumbuhan

krisan pada perlakuan 1.4 dipacu pada 2 minggu awal dengan disimpan di rumah plastik

dengan naungan lalu dihambat dengan perlakuan penyinaran pada rumah plastik biasa pada

minggu-minggu selanjutnya. Pada saat disimpan pada rumah plastik biasa pertumbuhan

vegetatif krisan perlakuan 1.4 menjadi optimal. Optimalisasi itu ditunjukkan oleh jumlah

daun dan tinggi tanaman krisan. Menurut Yos Sutiyoso (1999) optimalisasi hasil fotosintesis

dapat meningkatkan hasil produksi tanaman yang ditunjang oleh tingginya jumlah daun.

Hasil fotosintat yang optimal ditranslokasikan dan disimpan untuk pembentukan pendul

bunga, sehingga semakin banyak jumlah daun maka pendul bunganya akan semakin banyak.

Page 13: Data Krisan Fix

BAB V

KESIMPULAN

Tanaman krisan yang memiliki hasil vegetatif terbaik adalah perlakuan 1.4 dengan

tinggi tanaman 13.19 cm dan jumlah daun 18.28. Hal ini terjadi karena pembungaannya

dihambat dengan perlakuan penyinaran di rumah plastik biasa. Dengan dihambatnya

pembungaan dalam waktu dini akan membuat alokasi fotosintat terfokus pada pertumbuhan

vegetatif. Pada saat masuk fase generatif jumlah fotosintat yang terdapat pada tanaman akan

cukup dan bisa menghasilkan pendul bunga yang banyak, terbukti dengan jumlah pendul

terbanyak dimiliki perlakuan 1.4 yaitu 3,06.

Page 14: Data Krisan Fix

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Budidaya Tanaman Krisan. Diakses melalui

(http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/krisan.pdf) pada 25 Juni 2013

Indrianingsih , Citra (2004) Pengaruh Perbedaan Lama Penambahan Cahaya Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Krisan (Chrysanthemum indicum cv. Town talk). Undergraduate thesis, FMIPA Undip. Diakses melalui http://eprints.undip.ac.id/32165/ pada 24 Juni 2013.

Simanjuntak, Bintang. 2008. PELUANG PENGEMBANGAN AGROFORESTRI

DENGAN TANAMAN KRISAN. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. Diunduh melalui

(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/31996/E08bms.pdf) pada 25

Juni 2013

Page 15: Data Krisan Fix

Lampiran :

DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN

KELAS AGROTEKNOLOGI B

Tabel 1. Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman krisan

Tanggal Pengamatan/

umur

Polybag (sesuai

perlakuan)Pengamatan

Rata-Rata Kelompok Rata-Rata

Kelas1 2 3 4 5 6 7 8

9 April 2013

2 MSP

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 11.80 14.20 15.30 12.00 6.04 12.70 15.42 13.00 12.56

Jumlah Daun 14.80 12.00 19.67 20.00 7.00 14.00 10.60 14.00 14.01

Jumlah Cabang 1.20 0 3.67 0 2.00 1.00 0 2.00 1.23

Panjang Daun (cm) 4.26 4.00 4.20 6.00 4.80 5.50 4.28 2.00 4.38

Lebar Daun (cm) 2.26 3.50 2.25 2.50 3.10 3.40 2.66 1.00 2.58

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 7.40 9.70 6.90 11.00 7.50 9.00 9.12 12.500 9.14

Jumlah Daun 9.00 8.00 12.50 14.00 4.00 5.00 10.00 13.00 9.44

Jumlah Cabang 2.00 0 4.00 0 2.00 2.00 1.60 9.00 2.58

Panjang Daun (cm) 5.50 3.40 4.50 5.50 4.90 4.50 5.00 2.00 4.41

Lebar Daun (cm) 2.73 2.50 2.25 3.50 3.20 3.00 3.20 2.00 2.80

Page 16: Data Krisan Fix

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 8.43 12.65 12.30 11.00 7.40 16.00 15.14 14.50 12.18

Jumlah Daun 7.50 12.00 12.20 14.00 5.00 16.00 11.60 16.00 11.79

Jumlah Cabang 1.00 0 0.80 0 2.00 0 0 4.00 0.98

Panjang Daun (cm) 4.85 3.80 4.00 6.00 4.75 6.00 4.82 4.00 4.78

Lebar Daun (cm) 2.13 2.40 2.50 5.50 3.70 3.00 2.68 3.00 3.11

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.63 14.36 14.90 11.00 8.90 17.50 18.18 15.50 13.62

Jumlah Daun 6.60 12.00 18.25 12.00 4.00 13.00 16.20 14.00 12.01

Jumlah Cabang 0.60 2.00 5.50 0 2.00 0 0 1.00 1.39

Panjang Daun (cm) 3.90 4.00 4.20 4.50 4.67 5.00 4.60 4.00 4.36

Lebar Daun (cm) 2.00 2.50 2.00 3.00 3.42 3.30 2.82 3.00 2.76

23 April 2013

4 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 11.30 7.78 7.83 7.00 7.10 14.700 5.72 7.87 8.66

Jumlah Daun 10.20 7.00 10 6.00 13.00 16.00 4.60 13.80 10.08

Jumlah Cabang 4.00 0 6 2.00 2.00 1.00 1.80 5.80 2.83

Panjang Daun (cm) 4.70 4.30 4.25 5.50 5.10 5.50 4.62 6.00 5.00

Lebar Daun (cm) 2.70 3.50 2.50 3.50 3.50 3.40 2.98 3.00 3.14

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 7.40 13.38 6.70 11.50 10.00 11.50 10.20 11.00 10.21

Jumlah Daun 9.00 13.00 9 18.00 5.00 18.00 10.80 15.25 12.26

Page 17: Data Krisan Fix

Jumlah Cabang 2.00 2.00 3 3.00 2.00 3.00 3.80 3.00 2.73

Panjang Daun (cm) 5.50 3.50 4.75 4.50 5.20 4.50 5.14 5.50 4.82

Lebar Daun (cm) 2.73 2.80 2.75 3.00 3.60 3.00 3.28 3.50 3.08

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 8.13 6.78 5.55 14.50 7.45 12.50 6.40 6.80 8.51

Jumlah Daun 6.75 14.00 7.00 16.00 5.00 12.00 8.00 11.40 10.02

Jumlah Cabang 2.50 4.00 5.00 0 2.00 2.00 3.80 4.00 2.91

Panjang Daun (cm) 4.92 3.00 3.30 5.20 4.98 5.50 5.56 5.00 4.68

Lebar Daun (cm) 2.97 2.80 2.20 3.00 3.85 3.00 2.84 3.00 2.96

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.70 8.30 6.10 14.25 8.96 9.00 5.90 8.25 8.68

Jumlah Daun 7.80 9.00 6.00 11.00 4.00 6.00 4.20 16.75 8.09

Jumlah Cabang 1.60 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.20 3.25 2.63

Panjang Daun (cm) 4.92 6.50 4.50 5.50 4.98 5.00 4.86 5.50 5.22

Lebar Daun (cm) 2.78 5.00 3.25 3.50 3.78 3.40 2.92 3.50 3.52

7 Mei 2013

6 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 12.70 8.40 8.13 7.25 8.00 14.70 5.88 8.90 9.25

Jumlah Daun 13.60 8.40 10.67 8.00 8.00 24.00 6.00 14.00 11.58

Jumlah Cabang 2.80 0 4.00 2.00 2.00 1.00 2.00 5.80 2.45

Panjang Daun (cm) 5.14 4.70 4.00 5.00 5.10 8.00 4.82 6.00 5.35

Page 18: Data Krisan Fix

Lebar Daun (cm) 2.60 2.70 2.80 4.00 3.70 4.20 3.04 3.00 3.26

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 7.85 13.12 10.10 14.70 1.40 13.50 11.46 13.63 10.72

Jumlah Daun 9.25 16.75 12.25 14.00 5.00 12.00 10.00 17.75 12.13

Jumlah Cabang 1.75 0.25 3.50 2.00 3.00 2.00 5.00 7.75 3.16

Panjang Daun (cm) 4.60 5.12 4.00 4.80 5.33 5.00 5.96 7.00 5.23

Lebar Daun (cm) 2.88 3.00 3.00 2.50 4.00 3.50 3.28 3.50 3.21

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.13 7.15 6.00 10.50 11.14 13.50 6.52 7.86 9.10

Jumlah Daun 7.50 15.25 12.70 12.75 6.00 25.00 8.80 13.20 12.65

Jumlah Cabang 2.50 2.25 5.00 2.0 2.00 2.00 4.00 1.40 2.64

Panjang Daun (cm) 6.63 4.20 5.00 5.50 5.46 6.00 5.62 6.00 5.55

Lebar Daun (cm) 3.25 2.85 3.50 3.00 4.02 2.50 2.94 3.50 3.20

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 8.50 9.20 6.20 7.00 11.04 10.00 6.20 8.87 8.38

Jumlah Daun 10.00 6.80 33.00 7.50 5.00 7.00 4.80 22.50 12.08

Jumlah Cabang 1.00 1.80 2.20 4.00 3.00 2.00 4.20 3.25 2.68

Panjang Daun (cm) 5.00 4.20 5.00 5.50 5.35 5.50 5.20 5.50 5.16

Lebar Daun (cm) 3.00 3.00 3.00 3.50 4.02 3.50 3.46 3.50 3.37

21 Mei 2013 1.3 Tinggi Tanaman (cm) 12.30 8.44 10.20 7.50 8.33 16.50 8.44 10.10 10.23

Page 19: Data Krisan Fix

8 MST Jumlah Daun 14.40 9.80 20.00 9.50 8.00 32.00 9.60 17.82 15.14

Jumlah Cabang 3.80 1.00 4.66 3.00 2.00 2.00 2.40 5.00 2.98

Panjang Daun (cm) 4.80 4.50 4.50 5.00 5.25 7.00 4.86 5.00 5.11

Lebar Daun (cm) 2.50 2.80 2.50 4.12 3.89 3.00 3.10 3.00 3.11

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 8.07 14.32 8.12 12.50 12.47 13.50 11.50 14.00 11.81

Jumlah Daun 6.50 31.20 14.75 10.00 6.00 15.00 19.40 19.74 15.32

Jumlah Cabang 2.00 2.00 2.50 2.00 4.00 2.00 5.20 8.35 3.51

Panjang Daun (cm) 5.50 9.00 5.00 6.50 5.60 4.60 5.98 7.00 6.15

Lebar Daun (cm) 3.12 4.60 4.00 4.00 4.37 3.30 3.32 3.00 3.71

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 10.38 13.72 7.12 10.00 13.78 13.50 6.58 8.67 10.47

Jumlah Daun 6.50 17.60 9.00 11.25 6.00 23.00 9.80 14.27 12.18

Jumlah Cabang 2.50 2.40 1.50 6.00 3.00 2.00 4.20 2.80 3.05

Panjang Daun (cm) 5.63 6.50 5.00 5.00 6.07 6.00 5.66 6.00 5.73

Lebar Daun (cm) 3.23 4.50 3.75 2.50 4.46 2.50 3.04 3.00 3.37

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 9.30 9.10 6.95 7.00 14.05 9.75 6.48 9.21 8.98

Jumlah Daun 7.60 16.40 9.80 4.50 5.00 7.00 7.40 18.70 9.55

Jumlah Cabang 2.20 1.00 1.80 3.50 4.00 2.00 4.40 3.27 2.77

Page 20: Data Krisan Fix

Panjang Daun (cm) 5.00 5.40 5.00 5.20 5.67 5.90 5.20 6.00 5.42

Lebar Daun (cm) 3.00 2.40 3.25 3.50 4.56 3.30 3.46 3.00 3.31

4 Juni 2013

10 MST

1.3 Tinggi Tanaman (cm) 14.20 8.90 12.86 9.00 8.35 17.00 8.96 12.00 11.41

Jumlah Daun 23.40 17.40 19.30 10.00 7.00 40.00 14.20 24.80 19.51

Jumlah Cabang 3.80 1.60 3.33 3.00 2.00 1.00 4.00 2.20 2.62

Panjang Daun (cm) 5.60 4.10 4.00 5.50 4.50 5.50 4.90 5.00 4.89

Lebar Daun (cm) 2.76 3.20 2.75 4.00 4.00 3.00 3.12 3.00 3.23

Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.25 2.20 3.00 1.00 5.00 3.00 2.25 1.00 2.46

1.4 Tinggi Tanaman (cm) 12.12 13.90 12.30 13.00 14.62 13.50 11.60 14.50 13.19

Jumlah Daun 16.75 25.20 28.00 14.40 6.00 14.00 20.60 21.25 18.28

Jumlah Cabang 2.00 2.50 2.80 3.00 4.00 2.00 5.60 3.75 3.21

Panjang Daun (cm) 5.87 5.30 5.25 5.50 5.87 4.70 6.02 5.00 5.44

Lebar Daun (cm) 2.75 3.00 3.75 3.00 4.59 3.30 3.38 3.00 3.35

Jumlah Bakal Bunga (pendul) 3.75 3.20 2.25 3.00 4.50 2.00 4.00 1.80 3.06

1.5 Tinggi Tanaman (cm) 11.32 8.05 7.17 10.72 14.88 14.00 7.10 10.50 10.47

Jumlah Daun 4.50 21.50 18.25 14.00 6.00 37.00 12.60 15.40 16.16

Jumlah Cabang 2.50 2.00 4.75 6.00 3.00 3.00 4.60 3.60 3.68

Page 21: Data Krisan Fix

Panjang Daun (cm) 5.63 4.00 4.50 4.50 6.85 5.50 5.70 5.00 5.21

Lebar Daun (cm) 2.93 2.50 2.75 3.50 4.53 2.80 3.12 3.80 3.24

Jumlah Bakal Bunga (pendul) 3.40 2.75 2.25 2.00 5.00 2.50 1.75 2.50 2.77

1.6 Tinggi Tanaman (cm) 9.80 10.20 9.06 7.00 14.45 12.70 6.68 9.87 9.97

Jumlah Daun 9.20 16.00 9.80 6.00 6.00 18.00 8.60 13.00 10.83

Jumlah Cabang 2.20 3.20 1.80 4.00 4.00 2.00 4.80 3.50 3.19

Panjang Daun (cm) 5.30 4.20 5.50 5.50 6.08 5.80 5.26 5.00 5.33

Lebar Daun (cm) 2.70 3.50 2.75 4.00 4.68 3.60 3.46 3.50 3.52

Jumlah Bakal Bunga (pendul) 2.25 3.40 2.60 3.00 4.50 1.00 1.80 1.25 2.48