pengetahuan ibu tentang irnunisasi polio dengan metode penyuluhan menggunakan leaf let atau tanpa...

download pengetahuan ibu tentang irnunisasi polio dengan metode penyuluhan menggunakan leaf let atau tanpa menggunakan alat peraga.

of 25

description

pengetahuan ibu tentang irnunisasi polio dengan metode penyuluhan menggunakan leaf let atau tanpa menggunakan alat peraga.

Transcript of pengetahuan ibu tentang irnunisasi polio dengan metode penyuluhan menggunakan leaf let atau tanpa...

BAB1

BAB1

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemaun hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu menjadi subyek dalam pembangunan kesehatan. (PHBS, 2006)

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan, dilihat dan segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedogogik praktis atau pratek pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada dan individu. kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dan suatu asumsi bahwa manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat memerlukan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dan kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat di katakan belajar apabila ia dalam dirinya terjadi perubahan, dan tidak tahu menjadi tahu, dan tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu, seseorang atau masyarakat di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan, tetapi masing-masing alat bantu mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang, hal itu dikarenakan sifat dan masing-masing individu yang berbeda, disamping itu juga keinginan untuk lebih tau masih kurang (Notoatmodjo, 2003).

Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat. Tetapi pengetahuan di Desa masih terbilang rendah, terutama tentang penyuluhan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Kasiyan-Puger-Jember, hal ini bisa dilihat dari kurangnya minat masyarakat terhadap penyuluhan kesehatan yang kurang di Puskesmas (PKM) tersebut dalam melakukan penyuluhan kesehatan masih bisa dibilang kurang memadai, karena dalam setiap melakukan penyuluhan, tidak diimbangi dengan alat peraga atau yang lain. Jadi pengetahuan ibu dinilai kurang mampu dalam menyerap materi penyuluhan.

Alat peraga merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera; Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indra sebanyak mungking terhadap obyek sehingga mempermudah persepsi seseorang dalam menerima materi / pelajaran. Notoatmodjo, 2003).

Dalam rangka pendidikan kesehatan masyarakat sebagai konsumen juga dapat dilibatkan dalam pembuatan alat peraga (alat hantu pendidikan). Untuk itu, petugas kesehatan berperan untuk mebimbing dan membina masyarakat yang kurang mengerti tentang materi penyuluhan yang sudah disampaikan, bukan hanya dalam hal kesehatan mereka sendiri, tetapi juga memotivasi mereka sehingga meneruskan informasi kesehatan kepada anggota masyarakat yang lain.

Alat peraga akan banyak membantu dalam melakukan penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut, dengan jelas dan tetap pula, dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan. (Notoatmodjo, 2003).

Sehubungan dengan hal tersebut. maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan ibu tentang irnunisasi polio dengan metode penyuluhan menggunakan leaf let atau tanpa menggunakan alat peraga. di Pukesmas (PKM) Kasiyan - Puger - Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Identifikasi MasalahDengan kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi, maka sangatlah penting diberikan informasi dengan cara menggunakan alat peraga (leaf let) atau tanpa alat peraga.

Pertanyaan masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat peneliti berdasarkan latar belakang diatas adalah:

1. Bagaimana pengetahuan ibu tentang imunisasi polio yang menggunakan alat peraga (leaf let)?

2. Bagaimana pengetahuan ibu tentang imunisasi polio yang tidak rnenggunakan alat peraga?

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Masyarakat

Dejarat kesehatan pada masayrakat agar lebih baik dan meningkat.

1.3.2 Institusi

Sebagai masukan terhadap metode penyuluhan.

1.3.3 Peneliti

Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh peneliti dalam menganalisa dan mempelajari kesehatan yang ada.

1.4 Tujuan Penelitian

1.3.1 TujuanUmum

Tujuan umum dan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan metode penyuluhan dengan cara menggunakan alat peraga (leaf let) atau tanpa alat peraga di Pukesmas (PKM) Kasiyan - Puger - Jember

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mempelajari pengaruh penggunaan media penyuluhan (leaf let) terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi polio

2. Menganalisa pengaruh media penyuluhan (leaf let) terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi polio.

BAB2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan tentang konsep pengetahuan dan berbagai metode penyuluhan.

a. Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Menurut bahasa,pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu diri manusia yang sekedar menjawab what sedang ilmu (science) bukan sekedar menjawab pertanyaan what melainkan akan menjawab pertanyaan why dan how. Pengetahuan hanya dapat menjawab partanyaan apa sesuatu itu. Tetapi ilmu dapat menjawab pcrtanyaan mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi. (Notoatmodjo, 1993:4)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yang sebagian diperoleh dari penginderaan melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo,1993:94)

2.1.2 Komponen Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (1993) komponen pengetahuan mencakup domain kognitif yang terdiri dan 6 tingkat yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan. Contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum - hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau situasi objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi yang ada. Misalnya, dapat manyusun dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo,1993 ; 95)

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlcbih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya. Sehingga menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya. Akhirnya rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan manimbulkan respon labih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dan stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. (Notoatmodjo,1993:93)

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1) Usia

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dan segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih percaya dan orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. (Notoatmodjo,1993)

2) Pendidikan

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, Simbol, Prosedur teknik dan teori. (Notoatmodjo, 1993)3) Pengalaman

Pengalaman merupakan suber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. (Notoatmodjo,1993)

4) Informasi

Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat komunikasi, seperti membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi dan lain sebagainya. (Notoatmodjo, 1993)

2.2 Konsep Imunisasi Polio 2.2.1 Pengertian

Imunisasi polio adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi / anak terhadap penyakit tertentu (poliomielitis), sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kurnan yang dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. Dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan anti body sehingga akan terjadi kekebalan. Juga ada vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang disebut anti toksin. (Depkes RI,1 993)

Ada dua jenis kekebalan yang bekerja dalam tubuh bayi/anak:

1. Kekebalan Aktif.

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.

Kekebalan aktif dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu:

a. Kekebalan aktif alamiah, dimana tunuh anak akan membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/sembuh dari suatu penyakit, misalnnya anak yang telah menderita campak setelah sembuh tidak akan terserang campak lagi karena tubuhnya telah membuat zat penolak terhadap penyakit tersebut.

b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberi vaksinasi BCG, DPT, dan Polio dan lainnya

2. Kekebalan Pasif

Kekebalan Pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.

Kekebalan pasif dapat di bagi dalam 2 jenis yaitu:

a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.b. Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya pemberian vaksinasi ATS (Anti Tetanus Serum).

Tujuan dari pemberian imunisasi polio adalah:

a. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu (Poliomielitis)

b. Apabila terjadi penyakit, tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.

Jadwal pemberian Vaksinasi polio:

a. pada bayi Umur 2 11 bulan, diberi sebanyak 3 x Pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu

b. Pemberian ulang pada umur 1 - 2 tahun

c. Menjelang umur 3 tahun

d. Pada umur 10 tahun

Biasanya pemberian vaksin polio diberikan bersama-sama dengan vaksin DPT akan tetapi pemberiannya dengan inreval 2 jam. Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio sebesar 45 100%. Reaksi yang ditimbulkan biasanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak ringan. Efek samping tidak ada bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak. Kontra indikasi pemberian vaksin polio adalah anak dengan diare berat, anak sakit parah dan penderita defisiensi kekebalan. (Depkes RI, 1993)Untuk mempergunakan vaksin, beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Persyaratan Pemberian Vaksin

a. Pada bayi dan anak yang sehat

b. Pada bayi yang sedang sakit:

Sakit keras

Dalam masa tunas suatu penyakit

Defisiensi imunologi

c. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya.

d. Pemberian imunisasi polio dengan teknik yang tepat

e. Mengetahui jadwal vaksinasi polio dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah diterima.

f. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan

g. Memperhatikan dosis yang akan diberikan2. Proses terjadinya Reaksi Pada Tubuh Bayi dan Anak Setelah Imunisasi polio. Reaksi yang kemungkinan terjadi sesudah imunisasi polio adalah: dapat terjadi kejang kejang, shock, dll. KERANGKA KONSEP

BAB III

METODE PENELITIANDesain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif Notoatmodjo, 2003). Dengan pendekatan one-group pra test post test design, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara menggunakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum melakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Notoatmodjo, 2003)

Frame Work (Kerangka Kerja)

Identifikasi Variabel

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota -anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. (Notoatmojo, 1993 :67 ) variabel dalam peneitian ini adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi polio pada bayi / anak menggunakan alat peraga (leaf let) atau tanpa menggunakan alat peraga.

Definisi Operasional

VariabelDefinisi

OperasionalParameterCara

mengukurSkalaSkor

PengetahuanMerupakan

basil tahu

dan manusia

yang terjadi

setelah

orang tersebut melakukan pengideraan terhadap sesuatu obyek tertentu (Imunisasi polio) Pengertian imunisasi polio

Manfaat imunisasi polio

Tujuan imuniasasi polio

Interval pemberian imunisasi polio

Cara pemberian imunisasi polio

Dosis pemberian imunisasi polio

Usia pemberian imunisasi polio

Efek samping imunisasi polio

Reaksi dari imunisasi polio

Kontra indikasi imunisasi polio

KuesionerOrdinalTerdapat

15

Pertanyaan

dan bila:

Benar 17-

20

Tinggi: 76-

100%

Kode : 3

Benar 12-

16

Sedang: 56-

75%

Kode:2

Benar 8-11

Rendah: