Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

29
PENGENALAN GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI Oleh Nama : Trie Wulan Kurnianingsih NIM : B1J012009 Kelompok : 3 Rombongan : I Asisten : Surinih

description

njndjndjn

Transcript of Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

Page 1: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

PENGENALAN GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

Oleh

Nama : Trie Wulan KurnianingsihNIM : B1J012009Kelompok : 3Rombongan : IAsisten : Surinih

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

I. PENDAHULUAN

Tumbuhan yang sehat atau normal jika tumbuhan tersebut mampu melaksanakan

fungsi-fungsi fisiologis. Fungsi tersebut meliputi pembelahan, diferensiasi, penyerapan air

dan mineral, fotosintesis, reproduksi, metabolism, dan sebagainya. Tumbuhan yang sehat

juga ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang normal. Penyakit tumbuhan merupakan

aktivitas fisiologis yang merugikan. Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh gangguan

terus-menerus oleh faktor penyebab primer sehingga aktivitas sel menjadi tidak normal.

Tumbuhan sakit menunjukkan gejala yang khusus. Gejala (symptom) adalah perubahan-

perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan sebagai akibat adanya penyakit. Penyakit

tertentu tidak hanya menyebabkan timbulnya satu gejala, tetapi juga menimbulkan

sindroma. Beberapa penyakit berbeda menunjukkan gejala yang sama, sehingga dengan

memperhatikan gejala saja sulit untuk mendiagnosis dengan pasti. maka, selain

memperhatikan gejala kita harus memperhatikan tanda (sign) dari penyakit. Tanda adalah

semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang (gejala), misalnya bentuk

tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan sebagainya. Gejala

penyakit berhubungan erat dengan tanda penyakit. Tanda penyakit adalah semua struktur

patogen yang terdapat pada permukaan tanaman yang dapat dilihat secara makroskopis dan

struktur tersebut berasosiasi dengan tanaman yang sakit. Mendiagnosis penyakit secara

cepat dan tepat, tidak hanya melihat dari gejala penyakit, tetapi juga melihat dari tanda

penyakitnya, sehingga dapat dengan mudah menanggulanginya (Martoredjo, 1989).

Organisme yang menyebabkan penyakit disebut sebagai patogen. Suatu jasad

saprofit mampu menghasilkan suatu produk yang dapat menyebabkan penyakit, misalnya

toksin. Toksin tersebut dapat menginfeksi tanaman sehingga tanaman tersebut menjadi

sakit. Organisme tersebut disebut patogen walaupun prosesnya tidak langsung

(Rochdjatun, 1992). Infeksi merupakan proses dimana patogen melakukan kontak dengan

sel atau jaringan tumbuhan yang rentan dan mendapatkan nutrisi dari tumbuhan tersebut.

Infeksi yang berhasil akan mengakibatkan timbulnya bagian-bagian yang berubah warna,

bentuk, pertumbuhan terhambat, dan lain-lain. Beberapa infeksi dapat menyebabkan gejala

yang bersifat laten yaitu tidak terlihat setelah paska infeksi secara langsung tetapi terlihat

pada saat kondisi tertentu yang bersifat menguntungkan kehidupan inang (Agros, 1996).

Contoh dari tanda-tanda penyakit tumbuhan yaitu spora, konidium, miselium, konidiofor,

sklerotium, badan buah, rust, smut, scab dari jamur, sel-sel bakteri dan partikel-partikel

virus (Donowidjojo et al., 1999).

Page 3: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara untuk

memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang, untuk dapat

masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang.

Patogen dalam menyerang tumbuhan mengeluarkan sekresi zat kimia yang akan

berpengaruh terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap

aktivitas metabolisme tumbuhan inang. Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam

inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia (Triharso, 1996).

  Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung

ke tumbuhan inang. Proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang dikeluarkan

patogen untuk melunakkan dinding sel. Jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam

melakukan penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan

inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa disebut

dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan kutikula dan dinding sel

(Triharso, 1996).

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai macam gejala

penyakit tumbuhan.

Page 4: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

II. TELAAH PUSTAKA

Jenis gejala yang sangat umum dan kadang-kadang hanya gejala tersebut yang

dihasilkan oleh infeksi virus dalam menurunnya laju pertumbuhan, menghasilkan berbagai

tingkat speperti kerdil (dwarf) atau katainya (stunting) keseluruhan tumbuhan. Semua virus

menyebabkan beberapa tingkat penurunan jumlah hasil, dan lama hidup tumbuhan yang

terinfeksi virus biasanya lebih pendek. Pengaruh tersebut mungkin berat dan dapat dilihat,

atau mungkin juga sangat lemah dan tanpa mendapat perhatian (Agrios, 1996).

Menurut sifatnya, gejala dapat lokal (setempat) dan sistemik (menyeluruh). Gejala

lokal terbatas pada daerah tertentu saja, seperti adanya bercak-bercak pada daun yang

warnanya berbeda dari biasanya, kanker pada batang, dan sebagainya. Gejala yang berupa

perubahan warna, tekstur, bentuk, atau penampilan lain secara terlokalisasi pada jaringan

yang sakit disebut belur (lesion). Gejala sistemik terdapat pada seluruh bagian tumbuhan,

misalnya layu, kerdil, dan perubahan warna daun. Pengaruh dari keadaan tertentu gejala

penyakit dapat hilang dan gejala disebut sebagai gejala terselubung (masked symptom)

(Semangun, 2001).

Menurut timbulnya gejala dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Gejala primer yaitu gejala yang timbul di tempat patogen mengadakan serangan.

2. Gejala sekunder yaitu gejala yang timbul di tempat lain, tidak di tempat patogen

mengadakan serangan (Donowidjojo et al., 1999).

Menurut Semangun (2001), gejala-gejala dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Gejala nekrotik, disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.

a. Nekrosis atau matinya sel bagian tumbuhan yang biasanya berbentuk noda atau

bercak. Warna bercak terkadang tidak merata tetapi seperti ada lingkaran-

lingkaran.

b. Hidrosis sebelum sel-sel mati biasanya lebih dahulu bagian itu tampak kebasah-

basahan, hal ini disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel dan masuk

kedalam ruang sela-sela sel.

c. Klorosis yaitu rusaknya kloroplas yang menyebabkan menguningnya bagian-

bagian yang berwarna hijau, seringkali gejala tersebut mendahului gejala

nekrosis.

d. Layu sebagai akibat hilangnya turgor sel.

e. Gosong yaitu mati dan mengeringnya bagian tumbuhan tertentu.

Page 5: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

f. Mati ujung atau mati pucuk yaitu suatu kematian yang dimulai dari ujung

ranting dan menjalar ke ranting. Gejala ini biasanya disebabkan oleh parasit-

parasit lemah yang serangannya dipengaruhi oleh kondisi tumbuhan.

g. Busuk disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Busuk ada

dua jenis yaitu busuk basah dan busuk kering.

h. Rebah semai disebabkan karena keadaan yang lembab pada tumbuhan dan

akhirnya diserang oleh beberapa macam jamur.

i. Kanker umumnya disebabkan oleh parasit-parasit dan terjadi pada bagian yang

berkayu.

j. Pendarahan yaitu keluarnya cairan dari bagian tanaman yang sakit.

2. Gejala-gejala hipoplastik, yaitu terhambatnya atau berhentinya pertumbuhan antara

lain:

a. Kerdil merupakan gejala sistemik yang disebabkan oleh terhambatnya

pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai dengan hambatan

pertumbuhan pada bagian didepannya dapat menyebabkan terjadinya

penyimpangan bentuk.

b. Klorosis yaitu rusaknya kloroplas pada bagian yang berwarna hijau.

c. Etiolasi yaitu gejala yang terjadi jika tumbuhan berada dalam kekurangan

cahaya.

d. Perumusan adalah daun tampak terpusar, berdesak-desakan membentuk satu

karangan.

3. Gejala hiperplastik terjadi karena pertumbuhan tanaman lebih cepat dari biasanya,

meliputi:

a. Sapu setan terjadi karena berkembangnya banyak tunas ketiak yang biasanya

laten atau tidur.

b. Proplepsis yaitu jika suatu cabang mengalami gangguan pada ujungnya, maka

sering beberapa tunas tidur dekat dibawah bagian yang sakit dan berkembang

menjadi ranting-ranting yang tubuh vertikal dengan cepat.

c. Erinosis yaitu pembentukan trikoma yang luar biasa.

d. Menggulung atau mengeriting disebabkan karena pertumbuhan yang tidak

seimbang dari bagian-bagian daun.

e. Fasiasi, suatu alat yang seharusnya silindris dan lurus menjadi pipih, lebar, dan

membelok.

Page 6: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

f. Kudis adalah bercak kasar, terbatas dan agak menonjol, kadang-kadang

ujungnya pecah.

g. Rontoknya alat-alat atau organ tanaman, terutama yang terjadi sebelum

waktunya.

h. Perubahan warna, yang dimaksud bukan klorosis tetapi disebabkan karena

tumbuhan kekurangan unsur hara.

Page 7: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan gejala penyakit tumbuhan

adalah buah strawberry (Fragaria sp.), buah pisang (Musa sp.), daun jagung (Zea mays),

daun jambu (Psidium guajava), umbi kentang (Solanum tuberosum), cabai (Capsicum

annum), daun papaya (Carica papaya), dan labu siam (Sechium edule). Alat yang

digunakan adalah alat menggambar, kamera, dan buku identifikasi.

B. Metode

Dicocokkan dengan pustaka

Digambar + difoto

identifikasiBuah/daun berpenyakit

Page 8: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.Hasil Pengamatan Gejala Penyakit TumbuhanNo Nama preparat Tanda Gejala Penyakit Patogen1 Cabai

(Capsicum annum)Ujungnya lembek.

Buah yang masih hijau mengalami mati pada ujungnya

Antraknosa cabai

Gleosporium piperatum

2 Buah Strawberi(Fragaria sp.)

Permukaan kasar, terdapat miselium berwarna putih

Terjadi bercak coklat muda kebesar-besaran, agak mengendap yang sedikit demi sedikit karena berubah jadi coklat tua

Busuk buah matang oleh jamur

Colletotrichum fragariae

3 Daun Jambu Biji(Psidium guajava)

Daun mengeriting

Daun muda sering agak mengeriting dan memiliki bercak nekrotik pada tepi dan ujungnya

Becak daun Colletotrichum gloeosporioides

4 Labu siam(Sechium edule)

Terdapat miselium

Terdapat becak melekuk, bulat, dan tampak basah serta dapat meluas ke permukaan

Antraknosa Colletotrichum logenarium

5 Daun Jagung(Zea mays)

Permukaan kasar

Permukaan kasar, tulang daun kering, dan keriput

Karat daun Puccinia sp.

6 Buah Pisang(Musa sp.)

Seluruh permukaan kulit hitam

Buah yang mulai matang mengalami pembusukan berwarna coklat atau kehitaman yang mulai timbul dari tangkai buah yang akan meluas ke buah

Busuk buah Colletotrichum musae

7 Umbi Kentang (Solanum tuberosum)

Terdapat miselium berwarna putih keabuan

Terdapat miselium berbentuk bantal-bantal berwarna putih menjadi warna merah

Busuk kering

Fusarium sp.

8 Daun Pepaya(Carica papaya)

Terdapat becak-becak putih kelabu berbentuk bulat atau tidak teratur, daun yang

Bercak daun

Cerospora papayae

Page 9: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

terinfeksi berat menjadi kuning dan mengering

Tabel 2. Hasil Gambar Pengamatan Gejala Penyakit Tumbuhan

I

II

Gambar 1. Preparat (a) dan gambar skematis (b) buah cabai (Capsicum annum) yang terkena patogen Gleosporium piperatum.(I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

a

Gambar 2. Preparat (a) dan gambar skematis (b) buah strawberry (Fragaria sp.) yang terkena patogen Colletotrichum fragariae. (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

a

I

II

aI

II

Gambar 3. Preparat (a) dan gambar skematis (b) daun jambu (Psidium guajava) yang terkena patogen Colletotrichum gloeosporioides (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

b

b

b

Page 10: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

Gambar 4. Preparat (a) dan gambar skematis (b) labu siam (Sechium edule) yang terkena patogen Colletotrichum lagenarium (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

a

a

I

II

Gambar 5. Preparat (a) dan gambar skematis (b) buah pisang (Musa sp.) yang terkena patogen Colletotrichum musae (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

Gambar 6. Preparat (a) dan gambar skematis (b) umbi kentang (Solanum tuberosum) yang terkena patogen Fusarium sp. (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

a

III

b

b

b

III

Page 11: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

Gambar 7. Preparat (a) dan gambar skematis (b) daun pepaya (Carica papaya) yang terkena patogen Cerospora papayae (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

a a

I

II b a

Gambar 8. Preparat (a) dan gambar skematis (b) daun jagung (Zea mays) yang terkena patogen Puccinia sp. (I) Bagian yang sakit, (II) Bagian yang sehat.

a a

b a

I

II

Page 12: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

B. Pembahasan

Preparat yang diamati dalam praktikum pengenalan gejala penyakit tumbuhan

adalah buah strawberry (Fragaria sp.), buah pisang (Musa sp.), daun jagung (Zea mays),

daun jambu (Psidium guajava), umbi kentang (Solanum tuberosum), cabai (Capsicum

annum), daun papaya (Carica papaya), dan labu siam (Sechium edule). Preparat yang

digunakan dalam praktikum ini memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda dan penyebab

penyakitnya didominasi oleh cendawan atau jamur. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada

buah strawberry (Fragaria sp.) didapatkan gejala penyakit seperti timbulnya bercak coklat

muda besar agak mengendap, yang sedikit demi sedikit berubah menjadi coklat tua dan

memiliki tanda-tanda permukaannya kasar dan terdapat miselium berwarna putih.

Identifikasi yang didapatkan dari buku identifikasi bahwa buah strawberry tersebut

terserang penyakit busuk buah matang, yang disebabkan oleh jamur yang bernama

Colletotrichum fragariae. Busuk buah pada strawberry dikenal 3 macam busuk buah yang

mudah dibedakan yaitu kapang kelabu, busuk rhizopus, dan busuk buah matang. Kapang

dapat menginfeksi sejak buah masih dalam bentuk bunga. Busuk rhizopus, kadang disebut

“bocor” (leak) ini disebabkan oleh Rhizopus stolonifer. Buah yang terserang menjadi

lunak, berair, dan akan mengeluarkan cairan jika ditekan sedikit saja. Buah menjadi

berwarna coklat muda. Busuk buah matang adalah suatu antraknosa yang disebabkan oleh

jamur Colletotrichum fragariae. Penyakit hanya timbul pada buah matang yang warnanya

sudah penuh, pada buah terjadi becak coklat muda, kebasah-basahan agak mengendap.

Becak-becak bersatu membentuk becak yang besar, pada becak jamur akan membentuk

massa spora berwarna merah jambu (Semangun, 1989). Klasifikasi Colletotrichum

fragariae menurut Alexopoulos et al. (1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Glomerellales

Famili : Glomerellaceae

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum fragariae

Berdasarkan praktikum pada daun jagung (Zea mays) yang diamati terlihat gejala

pada permukaan daun kasar, dan tulang daun mengkerut. Terlihat juga tanda-tanda bahwa

permukaan daun kasar, selain itu didapatkan hasil bahwa daun yang diidentifikasi terserang

Page 13: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Puccinia sp., genus Puccinia akan

tumbuh optimal pada suhu agak rendah di daerah pegunungan sekitar 16 - 23 oC. Gejala

penyakit jamur Puccinia yang menyebabkan karat daun pada tanaman sorghum atau jagung

adalah adanya bisul, terutama pada daun. Bisul terbentuk pada kedua permukaan daun

bagian atas dan bawah. Bisul dengan warna coklat kemerahan atau kekuning-kuningan

tersebar pada permukaan daun dan berubah warna menjadi hitam kecoklatan setelah

teliospora berkembang. Bisul ini dapat terlihat jelas dan bila di pegang akan terasa kasar

dan daun akan menjadi kering bila bisul menular dengan cepat. (Wakman dan

Burhanuddin, 2008). Klasifikasi Puccinia sp., menurut Alexopoulos et al. (1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Basidiomycota

Kelas : Pucciniomycetes

Ordo : Pucciniales

Famili : Pucciniaceae

Genus : Puccinia

Spesies : Puccinia sp.

Berdasarkan praktikum pada buah pisang (Musa sp.) terlihat gejala seperti buah

yang mulai matang mengalami pembusukan berwarna coklat atau kehitaman yang mulai

timbul dari tangkai buah yang akan meluas ke buah dan tanda-tanda yang terlihat yaitu

seluruh permukaan kulit pisang berwarna hitam yang disebabkan oleh patogen

Colletotrichum musae. Genus Colleototrichum adalah salah satu marga yang paling umum

dan penting dari patogenik jamur. Jamur ini menyebabkan antraknosa dan blights bagian

tanaman udara dan mebusuk pada pascapanen. Anggota genus ini menyebabkan kerugian

besar pada tanaman ekonomis penting, terutama buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.

Kerusakan yang disebabkan oleh Colleototrichum meluas ke tanaman pokok, termasuk

pisang, singkong, dan sorghum (Ralph et al., 2012). Klasifikasi Colletotrichum musae

menurut Alexopoulos et al., (1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Glomerellales

Famili : Gloromerellaceae

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum musae

Page 14: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

Berdasarkan hasil praktikum pada labu siam (Sechium edule) terlihat gejala becak

melekuk, bulat, tampak basah, dan dapat meluas ke permukaan. Tanda-tanda dari penyakit

tersebut yaitu terdapatnya miselium. Hasil dengan membandingkan buku identifikasi dan

setelah melihat tanda-tanda maupun gejala yang timbul bahwa labu siam terserang penyakit

antraknosa, yang disebabkan oleh patogen Colletotrichum logenarium. Jamur tersebut

membentuk konidium hialin, bersel satu, jorong atau bulat telur, dengan ukuran 13-19 x 4-

6µm. Konidium membentuk massa seperti lender berwarna merah jambu. Konidium

berkecambah dengan membentuk pembuluh kecambah, yang jika berkontak dengan

permukaan yang kuat akan membentuk apresorium bulat dengan dinding tebal, dan

berwarna tua. Badan buah jamur berbentuk aservulus, mempunyai rambut kaku (seta)

berwarna coklat, berdinding tebal, bersekat 2-3, panjangnya 19-20µm, jumlahnya tidak

menentu. Daur hidup patogennya yaitu bertahan pada sisa-sisa tanaman yang sakit, ada

tanda-tanda bahwa jamur juga biasa terbawa oleh biji. Faktor yang mempengaruhi penyakit

diantaranya cuaca lembab dengan banyak hujan sangat membantu pembentukkan konidium,

pemencaran konidium, dan infeksi. Perkecambahan dan pertumbuhan jamur paling baik

pada suhu 22-27°C (Semangun, 1989).

Klasifikasi Colletotrichum logenarium menurut Alexopoulos et al., (1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Deuteromycota

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Melanconiales

Famili : Melanconiaceae

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum logenarium

Berdasarkan hasil praktikum daun jambu (Psidium guajava) terdapat tanda seperti

daunnya mengeriting, sedangkan gejala yang terjadi yaitu daun muda sering agak

mengeriting,memiliki bercak nekrotik pada tepi dan ujungnya. Hasil identifikasi

menggambarkan bahwa daun jambu tersebut terserang penyakit becak daun yang

disebabkan oleh patogen Colletotrichum gloeosporioides. Patogen tersebut umumnya

mempunyai hialin berbentuk silinder dengan ujung-ujung tumpul, kadang-kadang

berbentuk agak jorong dengan ujung agak membulat dengan pangkal yang agak sempit

terpancung, tidak bersekat, berinti satu, panjang 9-24x3-6 µm, terbentuk pada konidiofor

seperti fialid berbentuk silinder, hialin berwarna agak kecoklatan. Jamur Colletotrichum

gloeosporioides memiliki fase seksual dan aseksual. Fase seksual berupa Glomerella

Page 15: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

cingulata, sedangkan fase aseksualnya disebut Colletotrichum gloeospora (Semangun,

2001). Klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides menurut Alexopoulos et al., (1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Deuteromycota

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Melanconiales

Famili : Melanconiaceae

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum gloeosporioides

Berdasarkan hasil praktikum daun pepaya (Carica papaya) terdapat miselium

berwarna putih dan gejala yang ditimbulkan yaitu terdapat becak-becak putih kelabu

berbentuk bulat atau tidak teratur, daun yang terinfeksi berat menjadi kuning dan

mengering. Hasil identifikasi menggambarkan bahwa daun papaya tersebut terserang

penyakit becak daun yang disebabkan oleh patogen Cerospora papayae. Jamur ini

membentuk banyak konidiofor tidak bercabang, lurus atau agak lentur, hialin berwarna

coklat kehijauan, dengan beberapa bekas konidium pada ujungnya, panjangnya samapi

45µm. Konidium tunggal, jorong, berbentuk jambu atau berbentuk gada, hampir selalu

bersekat 1, hialin coklat pucat, berukuran 14-26 x 7-10µm. Penyakit ini dapat dikendalikan

dengan menggunakan fungisida. Fungisida yang biasa dipakai seperti ziram, zineb, maneb,

atau captan (Cook, 1975). Klasifikasi Cerospora papaya menurut Alexopoulos et al.

(1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Ascomycota

Kelas : Dothideomycetes

Ordo : Capnodiales

Famili : Mycosphaerellaceae

Genus : Cerospora

Spesies : Cerospora papayae

Berdasarkan hasil praktikum umbi kentang (Solanum tuberosum) memiliki tanda-

tanda yaitu terdapat miselium berwarna putih keabuan yang diikuti gejala seperti terdapat

misellium berbentuk bantal-bantal berwarna putih menjadi warna merah. Hasil dari

identifikasi menggambarkan bahwa umbi kentang tersebut terserang penyakit busuk kering

yang disebabkan oleh patogen Fusarium sp. Genus Fusarium merupakan salah satu

patogen tular tanah yang banyak dijumpai dan tersebar luas, dan diketahui sebagai

Page 16: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

penyebab masalah pada tanaman yang disebabkan oleh keragaman sistem pertanaman,

jenis tanah, bahan organic, pengolahan tanah, kesuburan tanah, dan keragaman lingkungan.

Keragaman spesies Fusarium, antara lain dipengaruhi oleh peningkatan suhu tanah. Genus

Fusarium yang menyebabkan penyakit busuk kering kentang yaitu F. solani, F. coeruleum,

F. sulphureum, dan F. oxysporum (Soesanto et al., 2011).

Klasifikasi Fusarium sp. menurut Alexopoulos et al. (1979):

Kingdom : Mycetaceae

Divisio : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Hypocreales

Famili : Nectriaceae

Genus : Fusarium

Spesies : Fusarium sp.

Berdasarkan hasil praktikum cabai (Capsicum annum) memiliki tanda-tanda

ujungnya lembek, gejala yang ditimbulkan yaitu buah yang masih hijau mengalami mati

pada ujungnya. Gejala yang disebabkan mula-mula berbentuk bintik-bintik kecil berwarna

kehitaman dan berlekuk, pada buah yang masih hijau atau yang sudah masak. Bintik-bintik

ini tepinya berwarna kuning, membesar dan memanjang. Bagian tengahnya menjadi

semakin gelap, dalam cuaca yang lembab jamur membentuk badan buah dalam lingkaran-

lingkaran berpusat yang membentuk spora. Penyakit ini berkembang terus pada waktu

buah cabai disimpan atau diangkut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa cabai tersebut

terserang penyakit antraknosa cabai yang disebabkan oleh patogen Gleosporium

piperatum.G. piperatum juga dapat menyerang daun dan batang tanpa menimbulkan

kerugian yang berarti (Triharso, 1975).

Klasifikasi Gleosporium piperatum menurut Alexopoulos et al. (1979):

Kingdom : Fungi

Divisio : Ascomycota

Kelas : Leotiomycetes

Ordo : Helotiales

Famili : Dermateaceae

Genus : Gleosporium

Spesies : Gleosporium piperatum

Konsep segitiga gangguan, jelas bahwa penyakit dapat timbul dan berkembang

apabila ada interaksi antara tanaman rentan dengan patogen yang virulen pada lingkungan

Page 17: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

yang mendukung pertumbuhan patogen atau lingkungan yang kurang sesuai untuk

tanaman. Kerentanan tanaman dan virulensi patogen tidak berubah pada tanaman yang

sama selama beberapa hari hingga beberapa minggu, akan tetapi keadaan lingkungan dapat

berubah secara tiba-tiba dalam tingkatan yang bervariasi. Oleh karena itu, lingkungan

dapat menyebabkan terjadinya perubahan perkembangan penyakit menjadi lebih cepat atau

lebih lambat. Bahwa terjadinnya suatu penyakit paling sedikit diperlukan tiga faktor yang

mendukung, yaitu tanaman inang atau host, penyebab penyakit atau pathogen dan faktor

lingkungan (Agrios, 1996).

1. Tanaman Inang

Pengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu penyakit tergantung dari

jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk dan tingkat pertumbuhan, struktur dan

kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan inang. Tanaman inang dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

Tanaman inang rentan : inang yang mudah terserang patogen sementara pada kondisi

sama dan patogen sama, inang lain resisten.

Tanaman inang resisten : Inang yang tahan terhadap serangan patogen sementara pada

kondisi sama dan patogen sama, inang lain rentan.

Tanaman inang toleran : inang yang rentan tetapi inang tersebut masih mampu

menghasilkan produk yang ekonomis.

Tanaman inang sekunder : inang yang bukan menjadi makanan utama.

Tanaman inang primer : inang yang memang menjadi tempat dan sumber nutrisi

makanan utama/pokok dari patogen.

Tanaman inang alternative : tempat dan nutrisi makanan jika tidak ada inang sekunder,

primer dimana patogen dimasing-masing inang bias menyelesaikan siklusnya.

Tanaman inang perantara : inang yang dapat dijadikan perantara untuk menyelesaikan

siklus penyakit. Keberadaan inang ini pada salah satu jenis penyakit menjadi penting,

karena tanpa inang perantara ini meskipun pathogen ada dan inang utama ada, patogen

akan mati sehingga tidak akan terjadi penyakit (Agrios, 1966).

2. Patogen

Patogen adalah organism hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk

dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan. Mikroorganisme tersebut

antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma, spiroplasma dan riketsia. Pengaruh

komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat tergantung pada kehadiran pathogen,

jumlah populasi pathogen, kemampuan pathogen untuk menimbulkan penyakit yaitu

Page 18: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

berupa kemampuan menginfeksi (virulensi) dan kemampuan menyerang tanaman inang

(agresivitas), kemampuan adaptasi patogen, penyebaran, ketahanan hidup dan kemampuan

berkembangbiak patogen (Agrios, 1966).

Kemampuan patogen menyerang tanaman inang dipengaruhi oleh senjata yang

dimiliki oleh patogen, dimana senjata ini sangat tergantung pada jenis patogen itu sendiri.

Senjata secara umum yang dimiliki patogen untuk menyerang tanaman dapat dibedakan

menjadi dua yaitu fisik-mekanik dan biokimia. Senjata fisik-mekanik dapat berupa jarum

(stilet) seperti yang dimiliki nematode atau berupa austarium yang dimiliki oleh fungi.

Biokimia dapat berupa enzim, toksin, antibiotik, zat pengatur tumbuh (ZPT) dan senyawa

yang berfungsi sebagai racun atau penyumbat (Agrios, 1966).

3. Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu

penyakit dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama

embun, suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organik,

angin, api, pencemaran air. Faktor lingkungan ini memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman inang dan mnenciptakan kondisi yang sesuai bagi kehidupan jenis

patogen tertentu (Agrios, 1966).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 19: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum pengenalan gejala penyakit tumbuhan dapat diperoleh

kesimpulan bahwa, patogen Gleosporium piperatum menyebabkan penyakit antraknosa

cabai (Capsicum annum), dan gejala yang nampak yaitu buah yang masih hijau mengalami

kematian pada ujungnya; patogen Colletotrichum fragariae menyebabkan penyakit busuk

buah matang oleh jamur pada buah Strawberry (Fragaria sp.), dan gejala yang terjadi yaitu

terdapat bercak coklat muda kebesar-besaran, agak mengendap yang sedikit demi sedikit

berubah menjadi coklat tua; patogen Colletotrichum gloeosporioides menyebabkan

penyakit becak daun jambu biji (Psidium guajava), dan gejala yang nampak yaitu daun

muda sering agak mengeriting; patogen Colletotrichum logenarium penyebab penyakit

antraknosa pada labu siam (Sechium edule) dan ditandai dengan gejala terdapat misellium

putih; patogen Puccinia sp. menyebabkan penyakit karat daun pada daun jagung (Zea

mays), dan gejala yang Nampak yaitu permukaan kasar, tulang daun kering dan keriput;

patogen Colletotrichum musae menyebabkan penyakit busuk buah pada buah pisang (Musa

sp.), dan gejala yang Nampak yaitu seluruh permukaan berubah menjadi warna kehitaman;

patogen Fusarium sp. menyebabkan penyakit busuk kering pada umbi kentang (Solanum

tuberosum), dan gejala yang Nampak yaitu terdapat misellium berbentuk bantal-bantal

putih; patogen Cerospora papaya menyebabkan penyakit bercak daun pada daun papaya

(Carica papaya), dan gejala yang Nampak yaitu terdapat becak-becak putih kelabu.

B. Saran

Sebaiknya pada saat melihat tanda-tanda maupun gejala pada saat identifikasi

diperlukan ketelitian, agar hasil yang didapat sesuai dengan pustaka.

DAFTAR REFERENSI

Page 20: Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan

Alexopoulos, C. J., M. Blackwell, and C. W. Mims. 1979. Introductory Mycology Fourth Edition. John Willey and Sons, Inc, New York.

Agrios, G. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Cook, A.A. (1975), Diseases of Tropical and Subtropical Fruits and Nuts. Hafner Press, New York, 317 hlm.

Donowidjojo, S., H. A. Djatmiko dan N. Prihatiningsih. 1999. Ilmu PenyakitTumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Martoredjo, T, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.

Ralph,D., Jan.A.L. Van Kan, Zacharias.A. Pretorius, Kim E. Hammond-Kosack, Antonio Di Pietro, Pietro.D Spanu, Jason J. Rudd, D.Marty, R. Kahman, J. Ellis and Garry. D. Poster. 2012. The Top 10 fungal pathogens in molecular plant pathology. DOI: 1364-3703.

Rohdjatun, I. 1992. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Andi Offset, Yogyakarta.

Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Semangun, H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soesanto, L.,E. Mugiastuti, dan R.F. Rahayuniati. 2011. Inventarisasi dan Identifikasi Patogen Tular-tanah pada Pertanaman Kentang di Kabupaten Purbalingga. J.Hort. 21(3):254-264.

Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wakman dan Burhanuddin. 2008. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Bandung.