Pengenalan Dan Aktivitas Enzim Amilase - Muti Dianda Sari p051114021

download Pengenalan Dan Aktivitas Enzim Amilase - Muti Dianda Sari p051114021

of 5

description

jagskxvjasvxja

Transcript of Pengenalan Dan Aktivitas Enzim Amilase - Muti Dianda Sari p051114021

  • Laporan Praktikum

    Teknologi Enzim Industri

    (18 Maret 2013, 13.30 sd. Selesai)

    PENGENALAN DAN AKTIVITAS ENZIM -AMILASE

    Muti Dianda Sari (PO51114021)

    Program Pascasarjana Mayor Bioteknologi

    Institut Pertanian Bogor

    2013

    Abstrak

    Enzim merupakan protein yang secara khusus disintesis oleh sel hidup yang berfungsi

    sebagai biokatalisator berbagai jenis reaksi yang berlangsung di dalam tubuh. Enzim bekerja dengan

    cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat

    proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan

    sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Pada praktikum ini dilakukan percobaan

    menggunakan enzim -amilase dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dari enzim tersebut, cara

    kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sebagai parameter maka diamati jumlah gula

    pereduksi yang terbentuk dan jumlah pasti yang tersisa. Hasil yang didapat pada praktikum ini

    adalah enzim -amilase memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghidrolisis substrat pati uji.

    Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan berbanding lurus dengan waktu pengamatan yaitu pada

    waktu ke 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60 menit. Konsentrasi glukosa yang didapat berturut-turut dari waktu

    0, 10, 20, 30, 40, 50, 60 adalah 177,94 ppm; 107,65 ppm; 100,88 ppm; 96,76 ppm; 82,94 ppm; dan

    74,12 ppm. Konsentrasi pati selama 0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit yaitu, berturut-turut dari

    0,002%; 0,001%; 0,006%; 0,005%; 0,005%; 0,001%; dan 0,004%.

    Pendahuluan

    Enzim adalah sekelompok protein yang

    berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi

    biologis. Enzim dapat juga didefenisikan

    sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh

    jaringan yang berfungsi meningkatkan laju

    reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim

    yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya

    adalah protein. Berat molekul enzim pun

    sangat beraneka ragam, meliputi rentang

    yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985).

    Enzim digolongkan menurut reaksi yang

    diikutinya, sedangkan masing-masing enzim

    diberi nama menurut nama substratnya,

    misalnya urease, arginase dan lain-lain. Dalam

    mempelajari mengenai enzim, dikenal

    beberapa istilah diantaranya holoenzim,

    apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim,

    dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim

    yang seluruhnya terdiri dari protein,

    sedangkan holoenzim adalah enzim yang

    mengandung gugus protein dan gugus non

    protein. Gugus yang bukan protein tadi

  • dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor

    ada yang terikat kuat pada protein dan sukar

    terurai dalam larutan yang disebut gugus

    prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat

    pada protein sehingga mudah terurai yang

    disebut koenzim. Baik gugus prostetik

    maupun koenzim, keduanya merupakan

    bagian yang memungkinkan enzim bekerja

    pada substrat. Substrat merupakan zat-zat

    yang diubah atau direaksikan oleh enzim

    (Poedjadi, 2006).

    Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk

    kesetimbangan kimia antara produk dan

    pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan,

    istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan

    bergantung pada pandangan kita. Dalam

    keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim

    tidak mempengaruhi jumlah produk dan

    pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa

    kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan

    kesetimbangan tidak menguntungkan bagi

    pembentukan senyawa, enzim tidak dapat

    mengubahnya (Salisbury, 1995).

    Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar

    liur di bagian mulut. Namun kebanyakan

    enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar

    pankreas. Ada dua golongan enzim, yaitu

    enzim pencernaan yang berfungsi sebagai

    katalisator, dan enzim metabolisme yang

    bertanggung jawab untuk menyusun,

    memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel

    dalam tubuh. Enzim pencernaan yang utama

    terdiri dari enzim protease (merombak

    protein), enzim lipase (merombak lemak) dan

    enzim amilase (merombak hidrat arang).

    Enzim amilase dapat memecah ikatan pada

    amilum hingga terbentuk maltosa. Ada tiga

    macam enzim amilase, yaitu -amilase, -

    amilase dan -amilase. Yang terdapat dalam

    saliva (ludah) dan pankreas adalah -amilase.

    Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat

    dalam amilum dan disebut endo amilase

    sebab enzim ini memecah bagian dalam atau

    bagian tengah molekul amilum (Poedjiadi,

    2006).

    Enzim alfa-amilase, atau yang biasa disebut

    juga 1,4-alpha-D-glucan glucanohydrolase

    (karena hanya memotong pada ikatan 1,4

    pada ikatan glikosida), biasa juga disebut

    pancreatic alpha-amilase adalah salah satu

    enzim yang berperan dalam proses degradasi

    pati, sejenis makromolekul karbohidrat.

    Struktur molekuler dari enzim ini adalah -

    1,4-glukanohidrolase. Bersama dengan enzim

    pendegradasi pati lain, pululanase, -amilase

    termasuk ke dalam golongan enzim kelas 13

    glikosil hidrolase. Alpha-amilase ini memiliki

    beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4

    hingga 10 molekul substrat sekaligus sehingga

    proses hidrolisisnya lebih cepat (BeMiller dan

    Whistle, 2009).

    Metodologi

    1. Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan adalah

    Spektrofotometer, tabung reaksi,

  • erlenmeyer, penangas air, mikropipet

    20-200, 200-1000, 1-10ml, rak

    tabung reaksi dan tissue.

    Bahan yang digunakan terdiri dari

    enzim -amilase, larutan pati 0,05%,

    larutan DNS, larutan Iod 0,2% dan

    aquadest.

    2. Metode

    a. Proses Hidrolisis Pati

    Pada praktikum ini pengenalan

    enzim -amilase dilakukan

    dengan menghidrolisis sampel

    pati. Larutan pati 0,05%

    dimasukkan ke dalam 7 tabung

    reaksi sebanyak 5 ml. Kemudian

    ditambahkan 0,5 ml larutan enzim

    -amilase yang sudah diencerkan

    1000x dan dipanaskan pada suhu

    90oC. Satu persatu tabung diambil

    dari penangas pada waktu 0, 10,

    20, 30, 40, 50, dan 60 menit.

    Perbedaan waktu pemanasan

    untuk mengetahui pengaruh lama

    inkubasi terhadap aktivitas enzim

    yang ditunjukkan dengan

    terbentuknya glukosa(sisa gula

    pereduksi) dan sisa pati.

    b. Analisa Glukosa Terbentuk

    Metode Dinitro salicylic acid

    (DNS) digunakan untuk mengukur

    kadar glukosa yang terbentuk. 1

    ml sampel pati yang telah

    dihidrolisis dengan enzim -

    amilase dimasukkan dalam

    tabung reaksi dan ditambahkan 3

    ml pereaksi DNS. Lalu, tabung

    reaksi berisi campuran sampel

    dan peraksi DNS dipanaskan

    selama 5 menit pada suhu 100oC

    agar reaksi pengikatan gula oleh

    DNS optimal. Setelah itu, tabung

    didinginkan untuk menghentikan

    aktivitas dari reaksi pengikatan

    gula oleh DNS. Pengukuran

    absorbansi larutan sampel

    dilakukan menggunakan

    spektrofotometer UV-Vis pada

    panjang gelombang 550 nm

    dengan blanko larutan aquades

    ditambah DNS. Standar glukosa

    yang dibuat dengan konsentrasi

    100, 150, 200, 250, dan 300 ppm.

    Kadar glukosa diukur

    menggunakan persamaan dari

    standar glukosa.

    c. Analisa Pati Sisa

    Analisa kadar pati dilakukan

    dengan metode Iod. 1 ml sampel

    pati dimasukkan ke dalam tabung

    reaksi dan ditambahkan 0,1 ml

    larutan Iod 0,2%. Campuran

    larutan dikocok hingga homogen.

    Kemudian, ditambahkan 3 ml

    aquades dan diukur absorbansi

    larutan sampel. Absorbansi

    larutan sampel dilakukan

    menggunakan spektrofotometer

    UV-Vis pada panjang gelombang

    660 nm dengan blanko larutan

    aquades ditambah larutan iod.

  • Standar pati dibuat dengan

    konsentrasi 0,015; 0,020; 0,025;

    dan 0,030%. Kadar pati sisa diukur

    menggunakan persamaan dari

    standar pati.

    Hasil dan Pembahasan

    Analisa Glukosa Terbentuk

    Persamaan y=0,0034x + 0,1818

    diperoleh dari pembuatan kurva standar

    glukosa. Persamaan ini digunakan untuk

    menentukan konsentrasi glukosa selama

    proses fermentasi.

    Gambar 1. Kurva Standar Glukosa

    Konsenstrasi glukosa yang terbentuk selama

    0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit yaitu,

    berturut-turut dari 177,94 ppm; 107,65 ppm;

    100,88 ppm; 96,76 ppm; 82,94 ppm; 87,65

    ppm; dan 74,12 ppm. Dari data tersebut

    diperoleh grafik konsentrasi glukosa yang

    berbanding terbalik selama proses fermentasi.

    Konsentrasi glukosa menurun seiring

    penambahan waktu fermentasi (Gambar 2).

    Gambar 2. Kadar Glukosa Terbentuk

    Terlihat jelas bahwa kosentrasi glukosa yang

    terbentuk semakin lama semakin menurun.

    Hal ini mungkin dikarenakan pada saat

    pemanasan berlangsung enzim -amilase

    terdenaturasi secara sempurna sehingga kerja

    enzim tersebut menurun dalam mendegradasi

    pati, dimana jumlah glukosa yang terbentuk

    seharusnya terus meningkat seiring

    penambahan waktu. Faktor lain yang

    mempengaruhi adalah kenaikan suhu yang

    tidak konstan akibat pemanasan yang tidak

    scientific pada saat pengujian, sehingga

    aktivitas kerja enzim terganggu.

    Analisa Pati Sisa

    Persamaan y=8,6x + 0,021 diperoleh dari

    pembuatan kurva standar analisa pati sisa.

    Persamaan ini digunakan untuk menentukan

    konsentrasi pati yang terbentuk selama

    proses fermentasi.

    y = 0,003x + 0,181R = 0,987

    0

    0,5

    1

    1,5

    0 200 400

    Ab

    sorb

    ansi

    (nm

    )

    Konsentrasi (ppm)

    Kurva Standar Glukosa

    0

    50

    100

    150

    200

    0 10 20 30 40 50 60Ko

    nse

    ntr

    asi G

    luko

    sa (p

    pm

    )

    Waktu (menit)

    Kadar Glukosa Terbentuk

  • Gambar 3. Kurva Standar Pati

    Konsentrasi pati sisa yang terbentuk selama 0,

    10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit yaitu,

    berturut-turut dari 0,002%; 0,001%; 0,006%;

    0,005%; 0,005%; 0,001%; dan 0,004%. Dari

    data tersebut diperoleh grafik yang nilainya

    naik turun ketika bertambahnya waktu.

    Gambar 4. Konsentrasi Pati Sisa

    Pati merupakan senyawa polisakarida yang

    terdiri dari monosakarida yang berikatan

    melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati

    adalah glukosa yang berikatan dengan ikatan

    (1,4)-glikosidik. Pati tersusun dari dua

    macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,

    dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa

    memberikan sifat keras (pera) sedangkan

    amilopektin menyebabkan sifat lengket.

    Untuk melihat kandungan amilum dalam

    proses hidrolisis pati maka digunakan larutan

    Iod 0,2%. Penambahan larutan iod akan

    menghasilkan larutan yang berubah menjadi

    warna biru kehitaman, namun semakin lama

    maka warna biru akan semakin memudar hal

    ini dikarenakan enzim alpha-amilase bekerja

    dengan baik dalam memecah pati menjadi

    glukosa.

    Kesimpulan

    Aktivitas kerja enzim pada praktikum kali ini

    selalu menurun, kemungkinan hal ini

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,

    lamanya waktu fermentasi, substrat. Glukosa

    yang terbentuk tertinggi dihasilak pada waktu

    ke 0 yaitu 177,94 ppm, sedangkan sisa pati

    yang tehidrolisis sempurna pada waktu 10 dan

    50 menit yaitu 0,001%.

    Daftar Pustaka

    BeMiller,J.N., and Whistler,R. 2009. Starch:

    Chemistry and Technology. Academic

    Press,Inc

    Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia PRESS. Jakarta Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press. Bandung Suhtanry, Rubianty, 1985. Kimia Pangan. Badan Kerja Sama Perguruan Negeri

    Indonesia Bagian Timur. Makassar

    y = 8,6x + 0,021R = 0,9900

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0 0,02 0,04

    Ab

    sorb

    ansi

    (nm

    )

    Konsentrasi (%)

    Kurva Standar Pati

    0

    0,002

    0,004

    0,006

    0,008

    0 10 20 30 40 50 60Ko

    nse

    ntr

    asi p

    ati (

    %)

    Waktu (menit)

    Konsentrasi Pati Sisa