MAKALAH MIKRIN AMILASE
Transcript of MAKALAH MIKRIN AMILASE
TUGAS MIKROBIOLOGI INDUSTRI
APPLICATION OF MICROBIAL α-AMYLASE - A REVIEW-
Disusun oleh :
1. FEBRINA YUSVI L H 0908025
2. ROIFAH FAJRI H 0908051
3. MARIA RESTA S H 0908073
4. MUKHAMAD LUKMAN H 0908121
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2011
APPLICATION OF MICROBIAL α-AMYLASE
- A REVIEW-
A. PENDAHULUAN
α -amilase adalah enzim yang mengkatalis hidrolisis pada ikatan α-1-4
glikosidik pada produk pati dengan berat molekul rendah, seperti glukosa, maltosa,
dan maltotriose. Amilase adalah enzim yang paling penting dan signifikan dalam
bidang bioteknologi, industri enzim amylase merupakan kelas industri yang memiliki
kurang lebih 25% pasar enzim dunia. Enzim tersebut dapat diperoleh dari bermacam-
macam sumber, seperti tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Sekarang banyak
mikrobia penghasil amylase yang tersedia secara komersial dan mikrobia tersebut
hampir seluruhnya menggantikan hidrolisis kimia pati pada industri produksi pati.
Amilase yang dihasilkan mikroorganisme mempunyai spektrum yang luas pada
aplikasi industri karena lebih stabil daripada α-amilase yang dihasilkan oleh tumbuhan
dan binatang. Keuntungan utama dalam penggunaan mikroorganisme pada produksi
amilase adalah kapasitas produksi yang besar dan fakta bahwa mikrobia mudah
dimanipulasi untuk menghasilkan enzim dengan karakteristik yang diinginkan. α-
amilase diperoleh dari bermacam-macam jamur, yeast dan bakteri. Meskipun
demikian, enzim dari sumber jamur dan bakteri mendominasi aplikasi dalam sektor
industri.
α –amilase mempunyai kemampuan aplikasi yang luas dalam proses industri
seperti makanan, fermentasi, tekstil, kertas, deterjen, dan industri farmasi. Amilase
dari jamur dan bakteri dapat digunakan dalam industri farmasi dan kimia. Meskipun
demikian, dengan perkembangan bioteknologi, aplikasi amilase berkembang di
banyak bidang, seperti kesehatan, obat-obatan, dan analisis kimia, seperti aplikasi
dalam sakarifikasi pati pada tekstil, makanan, brewing, dan industri distilasi.
α-amilase adalah salah satu bentuk yang paling populer dan penting dalam
industri amilase dan pada pembahasan ini akan disampaikan mengenai
mikroorganisme yang menghasilkan enzim ini.
B. STRUKTUR DAN SIFAT FUNGSIONAL
α-amilase (α-1-4-glucan-4-glucanohydrolase) dapat ditemukan pada
mikroorganisme, tumbuhan, dan organism tingkat tinggi lainnya. α-amilase dimiliki
oleh family endo-amylase yang mengkatalis awal hidrolisis pati menjadi oligosakarida
yang lebih pendek melalui pemecahan ikatan α-D-(1-4) glikosidik. Ikatan gula residu
maupun ikatan α-1-6 dapat dapat dipecah oleh α-amilase. Enzim amilolitik lain
berperan dalam proses pemecahan pati, namun α-amilase berkontribusi paling penting
dalam inisiasi pada proses ini.
Amilase mempunyai struktur 3 dimensi yang mampu mengikat substrat,
dengan katalis yang spesifik, dan menunjukkan kerusakan pada ikatan glikosida. α-
amilase pada manusia adalah enzim yang mengandung kalsium dan tersusun dari 512
asam amino pada rantai tunggal oligosakarida dengan berat molekul 57,6 kDa. Protein
mengandung 3 daerah, yaitu A, B, dan C. Daerah A adalah yang paling luas dan
menunjukkan tipe bentuk struktur barrel (α/β). Daerah B berada di antara daerah A
dan C dan terikat dengan daerah A melalui ikatan disulfide. Daerah C mempunyai
struktur lembar β yang terikat pada daerah A dengan rantai polipeptida sederhana dan
terlihat seperti daerah tunggal yang tidak diketahui fungsinya. Sisi aktif (mengikat
substrat) pada α-amilase terletak di celah yang panjang di antara ujung karboksil
daerah A dan B. Kalsium (Ca2+) berada di antara daerah A dan B, serta berperan
dalam stabilitas struktur 3 dimensi dan sebagai aktifator allosterik. Ikatan substrat
analog menunjukkan bahwa Asp 260, Glu230, dan Asp297 berperan dalam katalisis.
Sisi pengikat substrat terdiri dari 5 subsisi dengan sisi katalis berada pada subsisi 3.
Substrat dapat diikat dengan gula residu pertama pada subsisi 1 atau 2 memungkinkan
pemecahan terjadi diantara gula residu pertama dan kedua atau kedua dan ketiga.
C. PATI
Pati adalah komponen penting dari pangan manusia dan untuk tujuan ini
digunakan proses kimiawi dan enzimatis untuk mengubah bermacam-macam produk
yang berbeda seperti hidrolisat pati, sirup glukosa, fruktosa, turunan maltodekstrin
atau seklodekstrin yang digunakan di industri makanan. Sehingga produk gula dapat
difermentasi menjadi produk etanol. Meskipun banyak jumlah tanaman yang
menghasilkan pati hanya sedikit tanaman yang berperan penting untuk industri
produksi pati. Sumber utama industri adalah maizena, tapioka, kentang, dan gandum,
tetapi dibatasi oleh resisten geser, resisten termal, dekomposisi termal, dan tendensi
tinggi terhadap batas retrogradasi yang digunakan pada aplikasi industri makanan.
Diantara polimer karbohidrat, sekarang ini pati dianggap paling bermanfaat di
berbagai produk makanan yang berbeda. Kontribusi pati sangat berpengaruh pada
tekstur makanan dan digunakan di berbagai jenis makanan serta industri lain seperti
pengental, penstabil koloid, pembentuk gel, pembentuk padatan, dan pembentuk
retensi air.
Pati adalah polimer glukosa yang terikat satu dengan yang lain melalui ikatan
glikosidik. Dua tipe polimer glukosa pada pati adalah amilosa dan amilopektin.
Amilosa dana amilopektin mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Amilosa
adalah polimer linier yang terdiri lebih dari 6000 unit glukosa dengan ikatan alfa-1,4
glikosidik. Amilopektin terdiri dari ikatan pendek α -1,4 yang terikat pada rantai linier
10-60 unit glukosa dan sisi rantai dengan 15-45 unit glukosa. Sintesis pati terlarut
dianggap berpengaruh pada sintesis rantai unit amilopektin. α-amilase mampu
memecah ikatan α-1,4 glikosidik pada rantai amilosa dan amilopektin.
Pati dihidrolisa menjadi oligosakarida yang lebih kecil oleh α-amilase, yang
merupakan proses enzim komersial yang paling penting. Amylase ditemukan di
semua aplikasi proses industri seperti industri makanan, detergen, tekstil dan kertas,
untuk menghidrolisis pati. Komposisi sakarida didapatkan setelah hidrolisis pati, yang
sangat dipengaruhi oleh suhu, kondisi hidrolisis dan kemurnian enzim. Secara
spesifik, termostabilitas dan ph enzim merupakan sifat kritis pada penggunaan
industrial.
D. PRODUKSI α -AMILASE
Produksi amylase dengan fermentasi submerged (SmF) dan fermentasi solid
state (SSF) telah diteliti dan tergantung pada berbagai macam faktor fisiko-kimia.
SMF secara tradisional digunakan untul produksi enzim industrial yang penting
karena mudah dikontrol pada parameter berbeda seperti pH, suhu, aerasi, dan transfer
oksigen serta kelembaban.
Sistem SSF menjanjikan potensi alami dan keuntungan. SSF menyerupai
habitat alami mikroorganisme, yang mana merupakan pilihan utama bagi
mikroorganisme untuk tumbuh dan memproduksi hasil yang bermanfaat. SmF dapat
dianggap sebagai lawan dari habitat alami mereka terutama jamur. Jamur dan yeast
adalah mikroorganisme yang cocok untuk SSF sesuai dengan konsep teoritis
mengenai aW dimana bakteri tidak dapat tumbuh. Meskipun demikian percobaan
penelitian menunjukkan bahwa kultur bakteri dapat diatur dan dimanipulasi dengan
baik untuk proses SSF. Keuntungan lain SSF dibandingkan dengasn SmF adalah
produktifitas tinggi, teknik sederhana, modal lebih rendah, kebutuhan energi lebih
rendah dan output air yang rendah, pemurnian produk lebih baik dan sedikitnya
pembentukan buih. Baru-baruini, penelitian mengevaluasi SSF sebagai sistem terbaik
untuk produksi enzim dan produk termostabil lainnya, karena hasil yang diperoleh
lebih tinggi dibanding SmF.
Kondisi optimasi fermentasi, sebagian parameter fisik dan kimia, penting
untuk pengembngan proses fermentasi karena pengaruhnya terhadap keekonomisan
dan kepraktisan poses. Berbagai macam faktor termasuk pH, suhu, ion logam, sumber
karbon dan nitrogen, surface acting agent, pospat dan agitasi telah diteliti untuk
produksi α-amilase. Sifat α-amilase seperti termostabilitas, pH, stabilitas pH dan
keberadaan Ca harus sesuai denga aplikasi. Sebagai contoh, α-amilase yang
digunakan pada industri pati harus aktif dan stabil pada pH rendah, tetapi aktif dan
stabil pada pH tinggi untuk industri detergen. Komposisi yang paling penting adalah
media tumbuh, pH media, konsentrasi pospat, umur inokulum, suhu, aerasi, sumber
karbon dan sumber nitrogen. Parameter fisika dan kimia α-amilase dari bakteri dan
jamur telah dipelajari secara luas dan dijelaskan pada tabel 1 (terlampir).
E. α -AMILASE YANG DIHASILKAN BAKTERI
α -Amilase dapat dihasilkan oleh berbagai jenis dari mikroorganisme, tapi
untuk aplikasi komersil sebagian besar dihasilkan dari genus Bacillus. Produksi α-
amilase dari Bacillus licheniformis, Bacillus stearothermophilus, dan Bacillus
amyloliquefaciens banyak ditemukan pada aplikasi potensial pada sejumlah proses
industri seperti : makanan, fermentasi, industri tekstil dan kertas. Thermostabilitas
adalah salah satu karakteristik yang diinginkan oleh sebagian besar dari industri
enzim. Enzim termostabil diisolasikan dari organisme termofilik yang banyak
ditemukan pada sejumlah aplikasi komersil karena stabilitasnya. Seperti pencairan
enzimatis dan sakarifikasi pati dilakukan pada temperatur tinggi (100–110oC), enzim
amilolitik termostabil sekarang ini telah diteliti untuk meningkatkan proses industri
dari degradasi pati dan daya tarik untuk produksi produk berharga seperti glukosa,
dextrose terdiri dari kristal, sirup dextrose, maltose dan maltodextrins. Bacillus
subtilis, Bacillus stearothermophilus, Bacillus licheniformis, dan Bacillus
amyloliquefaciens diketahui merupakan produsen yang baik dari amilase termostabil,
dan ini secara luas telah dipakai untuk produksi komersil dari enzim untuk berbagai
aplikasi. Amilase termostabil yang telah didapatkan dari beberapa strain bakteri dan
telah dihasilkan menggunakan SmF sama baiknya dengan SSF. Bagaimanapun,
penggunaan SSF telah ditemukan lebih menguntungkan dibandingkan SmF dan
produksi enzim lebih murah. Produksi amilase oleh SSF adalah terbatas pada jenis
Bacillus, dan B. subtilis, B. polymyxia, B.mesentericus, B. vulgarus, B. megaterium
dan B.licheniformis. Sekarang ini amilase termosatabil dari Bacillus
stearothermophilus atau Bacillus licheniformis dipergunakan pada proses industri
pati. Enzim yang dihasilkan oleh beberapa mikroorganisme halofilik mempunyai
aktivitas optimal pada kadar garam tinggi dan oleh karenanya dapat digunakan pada
beberapa proses industri kasar dimana terdapat penggunaan konsentrasi cairan garam
yang sebaliknya akan tidak menghalangi banyak konversi enzimatis. Sebagai
tambahan, sebagian besar enzim halobacterial sangat thermotolerant dan agak stabil
pada suhu kamar dalam periode waktu yang terlalu lama. Amilase halofilik telah
digolongkan dari bakteri halophilic seperti Chromohalobacter sp., Halobacillus sp.,
Haloarcula hispanica, Halomonas meridiana, dan Bacillus dipsosauri.
F. AMYLASE YANG DIHASILKAN JAMUR
Banyak penelitian tentang jamur yang menghasilkan α -amylase terbatas pada
beberapa jenis dari jamur mesofilik, dan percobaan dibuat untuk menetapkan kondisi
budidaya dan untuk memilih strain unggulan dari jamur untuk produksi skala
komersil. Sumber jamur berasal dari isolasi tanah, kebanyakan adalah Aspergillus dan
Penicillium. Jenis Aspergillus menghasilkan banyak varietas dari enzim ekstraseluler,
dan α -amylase adalah salah satunya yang sangat berpengaruh penting pada industri.
Jamur Filamentous, seperti Aspergillus oryzae dan Aspergillus niger, menghasilkan
enzim dengan kuantitas yang pantas dipertimbangkan yang dipergunakan secara
ekstensif pada industri. A. oryzae telah mendapat perhatian lebih sebagai salah satu
produsen protein heterologous yang baik karena kemampuannya untuk mengeluarkan
sejumlah besar protein bernilai tinggi dan proses industri enzim, misalnya α -amilase.
Aspergillus oryzae sebagian besar dipakai pada produksi makanan seperti saus
kedelai, asam organik seperti sitrat dan asam asetat dan enzim komersil meliputi α -
amilase. Aspergillus niger mempunyai kapasitas hidrolisis yang penting pada
produksi α -amilase, sehubungan dengan toleransinya pada kadar keasaman (pH< 3 ),
yang akan menghalangi kontaminasi bakteri. Jamur Filamentous adalah
mikroorganismeyang cocok untuk fermentasi solidstate (SSF), terutama karena
bentuknya memungkinkan mereka untuk berkoloni dan menembus substrat padat.
Amylase dari jamur lebih dipilih daripada dari sumber mikroba lain karena lebih
diterima oleh status GRAS (Generally Recognized As Safe).
Jamur thermophilic Thermomyces lanuginosus adalah produsen unggul dari
amilase. Jensen dan Kunamneni telah memurnikan amylase dan membuktikan
thermostabilitasnya.
G. PEMURNIAN AMYLASE
Industri enzim diproduksi dalam kumpulan umumnya memerlukan sedikit
proses hilir dan oleh sebab itu persiapannya relatif sederhana. Penggunaan komersil
dari α -amylase umumnya tidak memerlukan pemurnian dari enzim, tapi aplikasi
enzim di sektor farmasi dan klinis memerlukan kemurnian tinggi α -amylase. Enzim
pada bentuk yang dimurnikan juga merupakan prasyarat di pembahasan dari
hubungan fungsi struktur dan sifat biokimia. Rencana berbeda untuk pemurnian dari
enzim telah diteliti, memanfaatkan karakteristik spesifik dari biomolecule sasaran.
Pemurnian amilase skala laboratorium meliputi berbagai kombinasi pertukaran ion,
filtrasi gel, interaksi hydrophobicity dan fase balik kromatografi. Sebagai alternatif,
tata cara ekstraksi α -amilase menggunakan zat pelarut organik seperti ethanol, aseton
dan presipitasi amonium sulfat dan ultrafiltration telah diajukan. Cara konvensional
multi-step memerlukan alat-alat perlengkapan mahal pada masing-masing langkah,
membuat mereka perlu banyak tenaga, memakan waktu, hampir tidak dapat
direproduksi dan mungkin menghasilkan pada peningkatan kehilangan dari produk
diinginkan. Bagaimanapun, ekstraksi liquid–liquid terdiri dari suatu alternatif
pemurnian sejak beberapa fitur dari tahapan proses awal dapat dikombinasikan ke
dalam operasi tunggal. Ekstraksi Liquid–liquid adalah transfer dengan komponen
tertentu dari fase tunggal ke lainnya ketika fase cair larut parsial atau tidak dapat
dcampur/larut dibawa untuk kontak dengan satu sama lain. Proses ini secara luas
diterapkan pada industri kimia sehubungan dengan kesederhanaannya, murah, dan
kemudahan dari peningkatan skala. Pemurnian dari biomolecule menggunakan
ekstraksi liquid–liquid dengan sukses telah diselesaikan secara besar-besaran untuk
lebih dari satu dasawarsa. Keuntungan dari penggunaan sistem ini adalah kekentalan
lebih rendah, ongkos bahan kimia lebih rendah dan waktu tahap pemisahan lebih
pendek. Perilaku dinamis dari sistem ini harus diteliti dan dipahami untuk
mempertinggi kontrol rencana jangka panjang dari ekstraksi liquid-liquid kontinyu
dan untuk mengkaji keselamatan dan risiko lingkungan pada kemungkinan awal
tingkat desain.
H. APLIKASI INDUSTRI DARI α -AMILASE
1. Konversi pati
Aplikasi α-amilase yang paling banyak digunakan adalah pada industri
pati , yang mana dipergunakan untuk hidrolisis pati pada proses pencairan pati
yaitu mengubah pati menjadi sirup fruktosa dan glukosa. Konversi enzymatis dari
semua pati termasuk: gelatinisasi, yang melibatkan yang perpecahan granula pati,
yang kemudian membentuk suatu suspensi kental; pencairan, yang melibatkan
hidrolisis parsial dan kehilangan kekentalan; dan sakarifikasi, melibatkan
produksi glukosa dan maltose melalui hidrolisis selanjutnya. Pada awalnya, α-
amilase dari Bacillus amyloliquefaciens dipergunakan tetapi kemudian telah
digantikan oleh α - amylase dari Bacillus stearothermophilus atau Bacillus
licheniformis. Enzim dari jenis Bacillus mendapat perhatian khusus untuk proses
bioteknologi skala besar sehubungan dengan thermostabilitas yang luar biasa dan
karena sistem ekspresi yang efisien tersedia pada enzim ini.
2. Industri deterjen
Industri deterjen adalah konsumen utama dari enzim, dalam kaitan dengan
volume dan harga. Penggunaan enzim dalam formulasi deterjen meningkatkan
kemampuan deterjen untuk menyingkirkan noda sulit dan membuat deterjen lebih
ramah lingkungan. α-Amilase adalah jenis kedua dari enzim yang digunakan
pada formulasi dari deterjen enzymatis, dan 90% semua cairan deterjen
mengandung enzim ini. Enzim ini dipergunakan di deterjen untuk binatu dan
pencuci piring untuk menurunkan sisa dari makanan mengandung yang pati
seperti kentang, gravies, puding, coklat, dsb., menjadi dekstrin dan oligosakarida
lain yang lebih kecil. α-amilase mempunyai aktivitas di suhu rendah dan pH
alkalin, mempertahankan stabilitas di bawah kondisi deterjen dan stabilitas
oksidatif dari α-amilase adalah salah satu kriteria paling penting untuk
penggunaan α-amilase pada deterjen dimana lingkungan pencucian sangat
mengoksidasi. Pembersihan pati dari permukaan juga penting bagi keputihan
hasil pencucian, karena pati bisa menjadi suatu atraktan untuk berbagai jenis
partikel tanah. Contoh amilase yang digunakan dalam industri deterjen berasal
dari Bacillus atau Aspergillus.
3. Produksi bahan bakar alkohol
Etanol adalah biofuel cair yang paling sering digunakan. Untuk produksi
etanol, pati merupakan substrat yang paling sering digunakan karena harga murah
dan paling banyak digunakan karena tersedia di sebagian besar daerah di dunia.
Dalam produksi ini, pati harus dipadatkan dan kemudian ditambahkan ke dalam
dua proses enzimatik untuk mendapatkan gula terfermentasi. Konversi dari pati
menjadi etanol melibatkan pencairan dan sakarifikasi, di mana pati diubah
menjadi gula dengan menggunakan mikroorganisme amilolitik atau enzim
seperti α-amilase, diikuti oleh fermentasi, di mana gula diubah menjadi etanol
dengan menggunakan fermentasi etanol dari mikroorganisme seperti ragi
Saccharomyces cerevisiae. Produksi etanol dengan fermentasi ragi mempunyai
peranan penting dalam perekonomian Brasil. Dalam rangka untuk mendapatkan
strain ragi baru yang langsung dapat menghasilkan etanol dari pati tanpa
memerlukan proses saccharifying terpisah, dilakukan fusi protoplas antara yeast
amilolitik Saccharomyces fibuligera dengan S. cerevisiae. Di antara bakteri,α-
amilase yang diperoleh dari bakteri thermoresistan seperti Bacillus licheniformis
atau dari perekayasaan seperti Escherichia coli atau Bacillus subtilis yang
digunakan selama langkah pertama hidrolisis dari suspensi pati .
4. Industri makanan
Amilase banyak digunakan dalam industri olahan-makanan seperti kue,
pembuatan bir, pelancar pencernaan, produksi kue, jus buah dan sirup pati. α-
amilase juga telah banyak digunakan dalam industri pemanggangan. Enzim ini
dapat ditambahkan ke adonan roti untuk menguraikan pati dalam tepung menjadi
dekstrin yang lebih kecil, yang kemudian difermentasi oleh ragi. Penambahan α-
amilase pada adonan dapat meningkatkan laju fermentasi dan menurunkan
viskositas adonan, sehingga mengakibatkan peningkatan volume dan tekstur
produk. Selain itu, dapat menghasilkan gula tambahan dalam adonan, yang
meningkatkan rasa, warna dan kualitas roti panggang. Selain menghasilkan
senyawa ragi, α-amilase juga memiliki efek anti-staling dalam pemanggangan roti
dan menyebabkan meningkatnya retensi kelembutan serta meningkatkan daya
simpan produk ini. Saat ini, amilase maltogenik termostabil dari Bacillus
stearothermophilus digunakan secara komersial dalam industri roti. Amilase juga
digunakan untuk mengklarifikasi bir atau jus buah, atau untuk perlakuan
pendahuluan pakan ternak untuk meningkatkan kecernaan serat.
5. Industri tekstil
Amilase digunakan dalam industri tekstil untuk proses desizing. Sizing
agent seperti pati digunakan sebelum produksi kain untuk memastikan proses
menenun cepat dan aman. Pati merupakan bahan yang sangat menarik, murah,
mudah tersedia di sebagian besar wilayah dunia, dan bisa dilepas dengan mudah.
Pati kemudian dikeluarkan dari kain tenunan dari proses basah di industri
finishing tekstil. Desizing melibatkan penghapusan pati dari kain yang berfungsi
sebagai agen penguatuntuk mencegah pelanggaran dari benang selama proses
menenun. α-amilase digunakan untuk menghapus ukuran agar benar dan tidak
merusak serat kain.
6. Industri kertas
Penggunaan α-amilase dalam industri pulp dan kertas adalah untuk
memodifikasi dari pati dari kertas yang terlapisi, yaitu agar produksi viskositas
rendah, mempunyai berat molekul tinggi. Beberapa perlakuan pelaisan berfungsi
untuk membuat permukaan kertas agar cukup halus dan kuat, untuk
meningkatkan kualitas penulisan kertas. Pada aplikasi ini, viskositas pati alami
terlalu tinggi untuk ukuran kertas dan dapat dimodifikasi oleh sebagian degradasi
polimer dengan proses batch atau kontinyu. Pati adalah agen sizing yang baik
untuk membuat kertas, meningkatkan kualitas dan erasebility, selain baik untuk
pelapisan kertas juga untuk meningkatkan ukuran kekakuan dan kekuatan dalam
kertas. Contoh amilase yang diperoleh dari mikroorganisme yang digunakan
dalam industri kertas termasuk Amizyme ® (PMP Fermentasi Produk, Peoria,
USA), Termamyl ®, G9995 Fungamyl, BAN ® (Novozymes, Denmark) dan-
amilase ® (Enzim Biosistems, USA) .
I. KESIMPULAN
Penggunaan α-amilase dalam industri berbasis pati telah lazim selama beberapa
dekade dan dengan menggunakan mikroba yang efisien untuk produksi enzim ini, tetapi
hanya beberapa yang dipilih yaitu dari golongan jamur dan bakteri yang digunakan untuk
memenuhi kriteria untuk produksi komersial. Baru-baru ini, banyak penulis telah menyajikan
hasil yang baik dalam teknik pemurnian perkembangan α-amilase, yang memungkinkan
aplikasi di sektor farmasi dan klinis yang memerlukan amilase dengan kemurnian tinggi.