MAKALAH MIKRIN AMILASE

18
TUGAS MIKROBIOLOGI INDUSTRI APPLICATION OF MICROBIAL α-AMYLASE - A REVIEW- Disusun oleh : 1. FEBRINA YUSVI L H 0908025 2. ROIFAH FAJRI H 0908051 3. MARIA RESTA S H 0908073 4. MUKHAMAD LUKMAN H 0908121 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Transcript of MAKALAH MIKRIN AMILASE

Page 1: MAKALAH MIKRIN AMILASE

TUGAS MIKROBIOLOGI INDUSTRI

APPLICATION OF MICROBIAL α-AMYLASE - A REVIEW-

Disusun oleh :

1. FEBRINA YUSVI L H 0908025

2. ROIFAH FAJRI H 0908051

3. MARIA RESTA S H 0908073

4. MUKHAMAD LUKMAN H 0908121

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2011

APPLICATION OF MICROBIAL α-AMYLASE

Page 2: MAKALAH MIKRIN AMILASE

- A REVIEW-

A. PENDAHULUAN

α -amilase adalah enzim yang mengkatalis hidrolisis pada ikatan α-1-4

glikosidik pada produk pati dengan berat molekul rendah, seperti glukosa, maltosa,

dan maltotriose. Amilase adalah enzim yang paling penting dan signifikan dalam

bidang bioteknologi, industri enzim amylase merupakan kelas industri yang memiliki

kurang lebih 25% pasar enzim dunia. Enzim tersebut dapat diperoleh dari bermacam-

macam sumber, seperti tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Sekarang banyak

mikrobia penghasil amylase yang tersedia secara komersial dan mikrobia tersebut

hampir seluruhnya menggantikan hidrolisis kimia pati pada industri produksi pati.

Amilase yang dihasilkan mikroorganisme mempunyai spektrum yang luas pada

aplikasi industri karena lebih stabil daripada α-amilase yang dihasilkan oleh tumbuhan

dan binatang. Keuntungan utama dalam penggunaan mikroorganisme pada produksi

amilase adalah kapasitas produksi yang besar dan fakta bahwa mikrobia mudah

dimanipulasi untuk menghasilkan enzim dengan karakteristik yang diinginkan. α-

amilase diperoleh dari bermacam-macam jamur, yeast dan bakteri. Meskipun

demikian, enzim dari sumber jamur dan bakteri mendominasi aplikasi dalam sektor

industri.

α –amilase mempunyai kemampuan aplikasi yang luas dalam proses industri

seperti makanan, fermentasi, tekstil, kertas, deterjen, dan industri farmasi. Amilase

dari jamur dan bakteri dapat digunakan dalam industri farmasi dan kimia. Meskipun

demikian, dengan perkembangan bioteknologi, aplikasi amilase berkembang di

banyak bidang, seperti kesehatan, obat-obatan, dan analisis kimia, seperti aplikasi

dalam sakarifikasi pati pada tekstil, makanan, brewing, dan industri distilasi.

α-amilase adalah salah satu bentuk yang paling populer dan penting dalam

industri amilase dan pada pembahasan ini akan disampaikan mengenai

mikroorganisme yang menghasilkan enzim ini.

B. STRUKTUR DAN SIFAT FUNGSIONAL

α-amilase (α-1-4-glucan-4-glucanohydrolase) dapat ditemukan pada

mikroorganisme, tumbuhan, dan organism tingkat tinggi lainnya. α-amilase dimiliki

oleh family endo-amylase yang mengkatalis awal hidrolisis pati menjadi oligosakarida

yang lebih pendek melalui pemecahan ikatan α-D-(1-4) glikosidik. Ikatan gula residu

Page 3: MAKALAH MIKRIN AMILASE

maupun ikatan α-1-6 dapat dapat dipecah oleh α-amilase. Enzim amilolitik lain

berperan dalam proses pemecahan pati, namun α-amilase berkontribusi paling penting

dalam inisiasi pada proses ini.

Amilase mempunyai struktur 3 dimensi yang mampu mengikat substrat,

dengan katalis yang spesifik, dan menunjukkan kerusakan pada ikatan glikosida. α-

amilase pada manusia adalah enzim yang mengandung kalsium dan tersusun dari 512

asam amino pada rantai tunggal oligosakarida dengan berat molekul 57,6 kDa. Protein

mengandung 3 daerah, yaitu A, B, dan C. Daerah A adalah yang paling luas dan

menunjukkan tipe bentuk struktur barrel (α/β). Daerah B berada di antara daerah A

dan C dan terikat dengan daerah A melalui ikatan disulfide. Daerah C mempunyai

struktur lembar β yang terikat pada daerah A dengan rantai polipeptida sederhana dan

terlihat seperti daerah tunggal yang tidak diketahui fungsinya. Sisi aktif (mengikat

substrat) pada α-amilase terletak di celah yang panjang di antara ujung karboksil

daerah A dan B. Kalsium (Ca2+) berada di antara daerah A dan B, serta berperan

dalam stabilitas struktur 3 dimensi dan sebagai aktifator allosterik. Ikatan substrat

analog menunjukkan bahwa Asp 260, Glu230, dan Asp297 berperan dalam katalisis.

Sisi pengikat substrat terdiri dari 5 subsisi dengan sisi katalis berada pada subsisi 3.

Substrat dapat diikat dengan gula residu pertama pada subsisi 1 atau 2 memungkinkan

pemecahan terjadi diantara gula residu pertama dan kedua atau kedua dan ketiga.

C. PATI

Pati adalah komponen penting dari pangan manusia dan untuk tujuan ini

digunakan proses kimiawi dan enzimatis untuk mengubah bermacam-macam produk

yang berbeda seperti hidrolisat pati, sirup glukosa, fruktosa, turunan maltodekstrin

atau seklodekstrin yang digunakan di industri makanan. Sehingga produk gula dapat

difermentasi menjadi produk etanol. Meskipun banyak jumlah tanaman yang

menghasilkan pati hanya sedikit tanaman yang berperan penting untuk industri

produksi pati. Sumber utama industri adalah maizena, tapioka, kentang, dan gandum,

tetapi dibatasi oleh resisten geser, resisten termal, dekomposisi termal, dan tendensi

tinggi terhadap batas retrogradasi yang digunakan pada aplikasi industri makanan.

Diantara polimer karbohidrat, sekarang ini pati dianggap paling bermanfaat di

berbagai produk makanan yang berbeda. Kontribusi pati sangat berpengaruh pada

tekstur makanan dan digunakan di berbagai jenis makanan serta industri lain seperti

Page 4: MAKALAH MIKRIN AMILASE

pengental, penstabil koloid, pembentuk gel, pembentuk padatan, dan pembentuk

retensi air.

Pati adalah polimer glukosa yang terikat satu dengan yang lain melalui ikatan

glikosidik. Dua tipe polimer glukosa pada pati adalah amilosa dan amilopektin.

Amilosa dana amilopektin mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Amilosa

adalah polimer linier yang terdiri lebih dari 6000 unit glukosa dengan ikatan alfa-1,4

glikosidik. Amilopektin terdiri dari ikatan pendek α -1,4 yang terikat pada rantai linier

10-60 unit glukosa dan sisi rantai dengan 15-45 unit glukosa. Sintesis pati terlarut

dianggap berpengaruh pada sintesis rantai unit amilopektin. α-amilase mampu

memecah ikatan α-1,4 glikosidik pada rantai amilosa dan amilopektin.

Pati dihidrolisa menjadi oligosakarida yang lebih kecil oleh α-amilase, yang

merupakan proses enzim komersial yang paling penting. Amylase ditemukan di

semua aplikasi proses industri seperti industri makanan, detergen, tekstil dan kertas,

untuk menghidrolisis pati. Komposisi sakarida didapatkan setelah hidrolisis pati, yang

sangat dipengaruhi oleh suhu, kondisi hidrolisis dan kemurnian enzim. Secara

spesifik, termostabilitas dan ph enzim merupakan sifat kritis pada penggunaan

industrial.

D. PRODUKSI α -AMILASE

Produksi amylase dengan fermentasi submerged (SmF) dan fermentasi solid

state (SSF) telah diteliti dan tergantung pada berbagai macam faktor fisiko-kimia.

SMF secara tradisional digunakan untul produksi enzim industrial yang penting

karena mudah dikontrol pada parameter berbeda seperti pH, suhu, aerasi, dan transfer

oksigen serta kelembaban.

Sistem SSF menjanjikan potensi alami dan keuntungan. SSF menyerupai

habitat alami mikroorganisme, yang mana merupakan pilihan utama bagi

mikroorganisme untuk tumbuh dan memproduksi hasil yang bermanfaat. SmF dapat

dianggap sebagai lawan dari habitat alami mereka terutama jamur. Jamur dan yeast

adalah mikroorganisme yang cocok untuk SSF sesuai dengan konsep teoritis

mengenai aW dimana bakteri tidak dapat tumbuh. Meskipun demikian percobaan

penelitian menunjukkan bahwa kultur bakteri dapat diatur dan dimanipulasi dengan

baik untuk proses SSF. Keuntungan lain SSF dibandingkan dengasn SmF adalah

produktifitas tinggi, teknik sederhana, modal lebih rendah, kebutuhan energi lebih

rendah dan output air yang rendah, pemurnian produk lebih baik dan sedikitnya

Page 5: MAKALAH MIKRIN AMILASE

pembentukan buih. Baru-baruini, penelitian mengevaluasi SSF sebagai sistem terbaik

untuk produksi enzim dan produk termostabil lainnya, karena hasil yang diperoleh

lebih tinggi dibanding SmF.

Kondisi optimasi fermentasi, sebagian parameter fisik dan kimia, penting

untuk pengembngan proses fermentasi karena pengaruhnya terhadap keekonomisan

dan kepraktisan poses. Berbagai macam faktor termasuk pH, suhu, ion logam, sumber

karbon dan nitrogen, surface acting agent, pospat dan agitasi telah diteliti untuk

produksi α-amilase. Sifat α-amilase seperti termostabilitas, pH, stabilitas pH dan

keberadaan Ca harus sesuai denga aplikasi. Sebagai contoh, α-amilase yang

digunakan pada industri pati harus aktif dan stabil pada pH rendah, tetapi aktif dan

stabil pada pH tinggi untuk industri detergen. Komposisi yang paling penting adalah

media tumbuh, pH media, konsentrasi pospat, umur inokulum, suhu, aerasi, sumber

karbon dan sumber nitrogen. Parameter fisika dan kimia α-amilase dari bakteri dan

jamur telah dipelajari secara luas dan dijelaskan pada tabel 1 (terlampir).

E. α -AMILASE YANG DIHASILKAN BAKTERI

α -Amilase dapat dihasilkan oleh berbagai jenis dari mikroorganisme, tapi

untuk aplikasi komersil sebagian besar dihasilkan dari genus Bacillus. Produksi α-

amilase dari Bacillus licheniformis, Bacillus stearothermophilus, dan Bacillus

amyloliquefaciens banyak ditemukan pada aplikasi potensial pada sejumlah proses

industri seperti : makanan, fermentasi, industri tekstil dan kertas. Thermostabilitas

adalah salah satu karakteristik yang diinginkan oleh sebagian besar dari industri

enzim. Enzim termostabil diisolasikan dari organisme termofilik yang banyak

ditemukan pada sejumlah aplikasi komersil karena stabilitasnya. Seperti pencairan

enzimatis dan sakarifikasi pati dilakukan pada temperatur tinggi (100–110oC), enzim

amilolitik termostabil sekarang ini telah diteliti untuk meningkatkan proses industri

dari degradasi pati dan daya tarik untuk produksi produk berharga seperti glukosa,

dextrose terdiri dari kristal, sirup dextrose, maltose dan maltodextrins. Bacillus

subtilis, Bacillus stearothermophilus, Bacillus licheniformis, dan Bacillus

amyloliquefaciens diketahui merupakan produsen yang baik dari amilase termostabil,

dan ini secara luas telah dipakai untuk produksi komersil dari enzim untuk berbagai

aplikasi. Amilase termostabil yang telah didapatkan dari beberapa strain bakteri dan

telah dihasilkan menggunakan SmF sama baiknya dengan SSF. Bagaimanapun,

penggunaan SSF telah ditemukan lebih menguntungkan dibandingkan SmF dan

Page 6: MAKALAH MIKRIN AMILASE

produksi enzim lebih murah. Produksi amilase oleh SSF adalah terbatas pada jenis

Bacillus, dan B. subtilis, B. polymyxia, B.mesentericus, B. vulgarus, B. megaterium

dan B.licheniformis. Sekarang ini amilase termosatabil dari Bacillus

stearothermophilus atau Bacillus licheniformis dipergunakan pada proses industri

pati. Enzim yang dihasilkan oleh beberapa mikroorganisme halofilik mempunyai

aktivitas optimal pada kadar garam tinggi dan oleh karenanya dapat digunakan pada

beberapa proses industri kasar dimana terdapat penggunaan konsentrasi cairan garam

yang sebaliknya akan tidak menghalangi banyak konversi enzimatis. Sebagai

tambahan, sebagian besar enzim halobacterial sangat thermotolerant dan agak stabil

pada suhu kamar dalam periode waktu yang terlalu lama. Amilase halofilik telah

digolongkan dari bakteri halophilic seperti Chromohalobacter sp., Halobacillus sp.,

Haloarcula hispanica, Halomonas meridiana, dan Bacillus dipsosauri.

F. AMYLASE YANG DIHASILKAN JAMUR

Banyak penelitian tentang jamur yang menghasilkan α -amylase terbatas pada

beberapa jenis dari jamur mesofilik, dan percobaan dibuat untuk menetapkan kondisi

budidaya dan untuk memilih strain unggulan dari jamur untuk produksi skala

komersil. Sumber jamur berasal dari isolasi tanah, kebanyakan adalah Aspergillus dan

Penicillium. Jenis Aspergillus menghasilkan banyak varietas dari enzim ekstraseluler,

dan α -amylase adalah salah satunya yang sangat berpengaruh penting pada industri.

Jamur Filamentous, seperti Aspergillus oryzae dan Aspergillus niger, menghasilkan

enzim dengan kuantitas yang pantas dipertimbangkan yang dipergunakan secara

ekstensif pada industri. A. oryzae telah mendapat perhatian lebih sebagai salah satu

produsen protein heterologous yang baik karena kemampuannya untuk mengeluarkan

sejumlah besar protein bernilai tinggi dan proses industri enzim, misalnya α -amilase.

Aspergillus oryzae sebagian besar dipakai pada produksi makanan seperti saus

kedelai, asam organik seperti sitrat dan asam asetat dan enzim komersil meliputi α -

amilase. Aspergillus niger mempunyai kapasitas hidrolisis yang penting pada

produksi α -amilase, sehubungan dengan toleransinya pada kadar keasaman (pH< 3 ),

yang akan menghalangi kontaminasi bakteri. Jamur Filamentous adalah

mikroorganismeyang cocok untuk fermentasi solidstate (SSF), terutama karena

bentuknya memungkinkan mereka untuk berkoloni dan menembus substrat padat.

Amylase dari jamur lebih dipilih daripada dari sumber mikroba lain karena lebih

diterima oleh status GRAS (Generally Recognized As Safe).

Page 7: MAKALAH MIKRIN AMILASE

Jamur thermophilic Thermomyces lanuginosus adalah produsen unggul dari

amilase. Jensen dan Kunamneni telah memurnikan amylase dan membuktikan

thermostabilitasnya.

G. PEMURNIAN AMYLASE

Industri enzim diproduksi dalam kumpulan umumnya memerlukan sedikit

proses hilir dan oleh sebab itu persiapannya relatif sederhana. Penggunaan komersil

dari α -amylase umumnya tidak memerlukan pemurnian dari enzim, tapi aplikasi

enzim di sektor farmasi dan klinis memerlukan kemurnian tinggi α -amylase. Enzim

pada bentuk yang dimurnikan juga merupakan prasyarat di pembahasan dari

hubungan fungsi struktur dan sifat biokimia. Rencana berbeda untuk pemurnian dari

enzim telah diteliti, memanfaatkan karakteristik spesifik dari biomolecule sasaran.

Pemurnian amilase skala laboratorium meliputi berbagai kombinasi pertukaran ion,

filtrasi gel, interaksi hydrophobicity dan fase balik kromatografi. Sebagai alternatif,

tata cara ekstraksi α -amilase menggunakan zat pelarut organik seperti ethanol, aseton

dan presipitasi amonium sulfat dan ultrafiltration telah diajukan. Cara konvensional

multi-step memerlukan alat-alat perlengkapan mahal pada masing-masing langkah,

membuat mereka perlu banyak tenaga, memakan waktu, hampir tidak dapat

direproduksi dan mungkin menghasilkan pada peningkatan kehilangan dari produk

diinginkan. Bagaimanapun, ekstraksi liquid–liquid terdiri dari suatu alternatif

pemurnian sejak beberapa fitur dari tahapan proses awal dapat dikombinasikan ke

dalam operasi tunggal. Ekstraksi Liquid–liquid adalah transfer dengan komponen

tertentu dari fase tunggal ke lainnya ketika fase cair larut parsial atau tidak dapat

dcampur/larut dibawa untuk kontak dengan satu sama lain. Proses ini secara luas

diterapkan pada industri kimia sehubungan dengan kesederhanaannya, murah, dan

kemudahan dari peningkatan skala. Pemurnian dari biomolecule menggunakan

ekstraksi liquid–liquid dengan sukses telah diselesaikan secara besar-besaran untuk

lebih dari satu dasawarsa. Keuntungan dari penggunaan sistem ini adalah kekentalan

lebih rendah, ongkos bahan kimia lebih rendah dan waktu tahap pemisahan lebih

pendek. Perilaku dinamis dari sistem ini harus diteliti dan dipahami untuk

mempertinggi kontrol rencana jangka panjang dari ekstraksi liquid-liquid kontinyu

dan untuk mengkaji keselamatan dan risiko lingkungan pada kemungkinan awal

tingkat desain.

Page 8: MAKALAH MIKRIN AMILASE

H. APLIKASI INDUSTRI DARI α -AMILASE

1. Konversi pati

Aplikasi α-amilase yang paling banyak digunakan adalah pada industri

pati , yang mana dipergunakan untuk hidrolisis pati pada proses pencairan pati

yaitu mengubah pati menjadi sirup fruktosa dan glukosa. Konversi enzymatis dari

semua pati termasuk: gelatinisasi, yang melibatkan yang perpecahan granula pati,

yang kemudian membentuk suatu suspensi kental; pencairan, yang melibatkan

hidrolisis parsial dan kehilangan kekentalan; dan sakarifikasi, melibatkan

produksi glukosa dan maltose melalui hidrolisis selanjutnya. Pada awalnya, α-

amilase dari Bacillus amyloliquefaciens dipergunakan tetapi kemudian telah

digantikan oleh α - amylase dari Bacillus stearothermophilus atau Bacillus

licheniformis. Enzim dari jenis Bacillus mendapat perhatian khusus untuk proses

bioteknologi skala besar sehubungan dengan thermostabilitas yang luar biasa dan

karena sistem ekspresi yang efisien tersedia pada enzim ini.

2. Industri deterjen

Industri deterjen adalah konsumen utama dari enzim, dalam kaitan dengan

volume dan harga. Penggunaan enzim dalam formulasi deterjen meningkatkan

kemampuan deterjen untuk menyingkirkan noda sulit dan membuat deterjen lebih

ramah lingkungan. α-Amilase adalah jenis kedua dari enzim yang digunakan

pada formulasi dari deterjen enzymatis, dan 90% semua cairan deterjen

mengandung enzim ini. Enzim ini dipergunakan di deterjen untuk binatu dan

pencuci piring untuk menurunkan sisa dari makanan mengandung yang pati

seperti kentang, gravies, puding, coklat, dsb., menjadi dekstrin dan oligosakarida

lain yang lebih kecil. α-amilase mempunyai aktivitas di suhu rendah dan pH

alkalin, mempertahankan stabilitas di bawah kondisi deterjen dan stabilitas

oksidatif dari α-amilase adalah salah satu kriteria paling penting untuk

penggunaan α-amilase pada deterjen dimana lingkungan pencucian sangat

mengoksidasi. Pembersihan pati dari permukaan juga penting bagi keputihan

hasil pencucian, karena pati bisa menjadi suatu atraktan untuk berbagai jenis

partikel tanah. Contoh amilase yang digunakan dalam industri deterjen berasal

dari Bacillus atau Aspergillus.

3. Produksi bahan bakar alkohol

Etanol adalah biofuel cair yang paling sering digunakan. Untuk produksi

etanol, pati merupakan substrat yang paling sering digunakan karena harga murah

Page 9: MAKALAH MIKRIN AMILASE

dan paling banyak digunakan karena tersedia di sebagian besar daerah di dunia.

Dalam produksi ini, pati harus dipadatkan dan kemudian ditambahkan ke dalam

dua proses enzimatik untuk mendapatkan gula terfermentasi. Konversi dari pati

menjadi etanol melibatkan pencairan dan sakarifikasi, di mana pati diubah

menjadi gula dengan menggunakan mikroorganisme amilolitik atau enzim

seperti α-amilase, diikuti oleh fermentasi, di mana gula diubah menjadi etanol

dengan menggunakan fermentasi etanol dari mikroorganisme seperti ragi

Saccharomyces cerevisiae. Produksi etanol dengan fermentasi ragi mempunyai

peranan penting dalam perekonomian Brasil. Dalam rangka untuk mendapatkan

strain ragi baru yang langsung dapat menghasilkan etanol dari pati tanpa

memerlukan proses saccharifying terpisah, dilakukan fusi protoplas antara yeast

amilolitik Saccharomyces fibuligera dengan S. cerevisiae. Di antara bakteri,α-

amilase yang diperoleh dari bakteri thermoresistan seperti Bacillus licheniformis

atau dari perekayasaan seperti Escherichia coli atau Bacillus subtilis yang

digunakan selama langkah pertama hidrolisis dari suspensi pati .

4. Industri makanan

Amilase banyak digunakan dalam industri olahan-makanan seperti kue,

pembuatan bir, pelancar pencernaan, produksi kue, jus buah dan sirup pati. α-

amilase juga telah banyak digunakan dalam industri pemanggangan. Enzim ini

dapat ditambahkan ke adonan roti untuk menguraikan pati dalam tepung menjadi

dekstrin yang lebih kecil, yang kemudian difermentasi oleh ragi. Penambahan α-

amilase pada adonan dapat meningkatkan laju fermentasi dan menurunkan

viskositas adonan, sehingga mengakibatkan peningkatan volume dan tekstur

produk. Selain itu, dapat menghasilkan gula tambahan dalam adonan, yang

meningkatkan rasa, warna dan kualitas roti panggang. Selain menghasilkan

senyawa ragi, α-amilase juga memiliki efek anti-staling dalam pemanggangan roti

dan menyebabkan meningkatnya retensi kelembutan serta meningkatkan daya

simpan produk ini. Saat ini, amilase maltogenik termostabil dari Bacillus

stearothermophilus digunakan secara komersial dalam industri roti. Amilase juga

digunakan untuk mengklarifikasi bir atau jus buah, atau untuk perlakuan

pendahuluan pakan ternak untuk meningkatkan kecernaan serat.

5. Industri tekstil

Amilase digunakan dalam industri tekstil untuk proses desizing. Sizing

agent seperti pati digunakan sebelum produksi kain untuk memastikan proses

Page 10: MAKALAH MIKRIN AMILASE

menenun cepat dan aman. Pati merupakan bahan yang sangat menarik, murah,

mudah tersedia di sebagian besar wilayah dunia, dan bisa dilepas dengan mudah.

Pati kemudian dikeluarkan dari kain tenunan dari proses basah di industri

finishing tekstil. Desizing melibatkan penghapusan pati dari kain yang berfungsi

sebagai agen penguatuntuk mencegah pelanggaran dari benang selama proses

menenun. α-amilase digunakan untuk menghapus ukuran agar benar dan tidak

merusak serat kain.

6. Industri kertas

Penggunaan α-amilase dalam industri pulp dan kertas adalah untuk

memodifikasi dari pati dari kertas yang terlapisi, yaitu agar produksi viskositas

rendah, mempunyai berat molekul tinggi. Beberapa perlakuan pelaisan berfungsi

untuk membuat permukaan kertas agar cukup halus dan kuat, untuk

meningkatkan kualitas penulisan kertas. Pada aplikasi ini, viskositas pati alami

terlalu tinggi untuk ukuran kertas dan dapat dimodifikasi oleh sebagian degradasi

polimer dengan proses batch atau kontinyu. Pati adalah agen sizing yang baik

untuk membuat kertas, meningkatkan kualitas dan erasebility, selain baik untuk

pelapisan kertas juga untuk meningkatkan ukuran kekakuan dan kekuatan dalam

kertas. Contoh amilase yang diperoleh dari mikroorganisme yang digunakan

dalam industri kertas termasuk Amizyme ® (PMP Fermentasi Produk, Peoria,

USA), Termamyl ®, G9995 Fungamyl, BAN ® (Novozymes, Denmark) dan-

amilase ® (Enzim Biosistems, USA) .

I. KESIMPULAN

Penggunaan α-amilase dalam industri berbasis pati telah lazim selama beberapa

dekade dan dengan menggunakan mikroba yang efisien untuk produksi enzim ini, tetapi

hanya beberapa yang dipilih yaitu dari golongan jamur dan bakteri yang digunakan untuk

memenuhi kriteria untuk produksi komersial. Baru-baru ini, banyak penulis telah menyajikan

hasil yang baik dalam teknik pemurnian perkembangan α-amilase, yang memungkinkan

aplikasi di sektor farmasi dan klinis yang memerlukan amilase dengan kemurnian tinggi.

Page 11: MAKALAH MIKRIN AMILASE