Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fisika

download Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fisika

of 7

description

menjelaskan pengembangan instrumen penilaian fisika

Transcript of Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fisika

  • ARTIKEL ILMIAH

    PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

    KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA

    SMP KELAS VIII

    Oleh:

    Epi Mujiati

    A1C308058

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    MARET, 2013

  • PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

    KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA

    SMP KELAS VIII

    Oleh:

    Epi Mujiati

    (Pendidikan Fisika, PMIPA FKIP Universitas Jambi)

    ABSTRAK

    Keberhasilan proses belajar dapat dilihat dari hasil penilaian yang dilakukan guru

    terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan kurikulum KTSP, penilaian yang harus

    dilakukan oleh guru meliputi tiga aspek penilaian yaitu aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotor. Penilaian ketiga aspek ini juga berlaku pada pembelajaran praktikum, dan

    dalam penilaian diperlukan alat atau instrumen yang sesuai, yang diperoleh melalui

    prosedur pengembangan instrumen yang benar, dan dilengkapi dengan teknik penilaian

    yang jelas. Oleh karena itu, diperlukan instrumen penilaian, yang dapat menilai ketiga

    aspek pembelajaran tersebut.

    Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk membuat Instrumen Penilaian

    Kegiatan Praktikum Pada Materi Fisika SMP Kelas VIII. Selain itu juga untuk

    mengetahui kelayakan Instrumen Penilaian Praktikum sebagai instrumen penilaian

    siswa dalam melakukan praktikum. Secara garis besar pengembangan instrumen

    penilaian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu analisis, desain produk, pengembangan

    produk, dan evaluasi.

    Instrumen penilaian kegiatan praktikum yang telah selesai dibuat selanjutnya

    divalidasi oleh tim ahli dan kemudian diujicobakan pada guru (responden) untuk

    mengetahui tingkat kelayakan instrumen penilaian tersebut sesuai dengan kriteria yang

    telah ditentukan. Hasil analisis angket yang telah diisi oleh responden, diperoleh untuk

    kriteria isi instrumen 70,83% (positif), kriteria bahasa yang digunakan dalam instrumen

    72,22% (positif) dan untuk kriteria kemudahan penggunaan instrumen 75,00% (positif).

    Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat

    disimpulkan bahwa instrumen penilaian kegiatan praktikum fisika untuk SMP Kelas

    VIII layak digunakan untuk menilai kegiatan praktikum siswa.

    Kata kunci: Instrumen penilaian, kegiatan praktikum

    I. PENDAHULUAN

    Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam, benda tak hidup, dan sesuatu

    yang abstrak. Dalam pembelajaran fisika sangat diperlukan contoh-contoh atau

    percobaan yang mendukung keefektifan pembelajaran. Pembelajaran yang dituntut

    dalam fisika ialah pembelajaran yang berdasarkan teori dan praktek, yang akan

  • mempermudah siswa dalam memahami segala materi fisika yang bersifat matematis dan

    teoritis.

    Berbagai jenis pembelajaran yang dilakukan ialah untuk membuat siswa memahami

    apa yang diajarkan oleh guru, baik dengan cara menyampaikan langsung ataupun

    dengan melaksanakan kegiatan praktikum. Jika siswa dapat memahami apa yang

    diajarkan oleh seorang guru, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

    Keberhasilan proses belajar tersebut baik penyampaian langsung ataupun dengan

    praktikum tentu dapat diketahui dengan malakukan penilaian.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 25 ayat 4

    menyatakan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan. Selain itu, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

    kompetesi bahan kajian fisika mencakup dua aspek, pemahaman dan penerapan konsep,

    serta kinerja ilmiah. Begitu juga aspek penilaiannya juga mencakup kedua aspek

    tersebut. Penilaian terhadap pemahaman dan penerapan konsep dapat dilakukan dengan

    menggunakan alat penilaian atau instrumen penilaian berupa tes tertulis yang biasa

    dilakukan di dalam kelas. Sedangkan penilaian kinerja ilmiah dapat dilakukan melalui

    kegiatan praktikum, dan instrumen penilaian ini mencakup semua aspek. Bukan hanya

    pegetahuannya saja (kognitif), namun juga mencakup kinerja ilmiah yaitu berupa

    keterampilan siswa (psikomotor), dan kepribadian siswa (afektif), selama melakukan

    kegiatan praktikum.

    Penilaian dalam kegiatan praktikum yang sering hanya melakukan penilaian dengan

    instrumen tes (kognitif), dan laporan hasil percobaan. Sedangkan pada kegiatan

    praktikum penilaian ketrampilan atau aspek psikomotor siswa memiliki presentasi yang

    lebih besar dibandingkan aspek yang lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Haryati

    (2007) bahwa, Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor. Sedangkan mata ajar pemahaman menekankan pada ranah kognitif, namun kedua ranah tersebut

    mengandung ranah afektif. Penilaian yang hanya menggunakan instrumen tersebut belum bisa mengukur kemampuan siswa secara mendalam.

    Selain itu, instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai aspek psikomotor yang

    ada memiliki butir pertanyaan yang sangat detail. Pertanyaan tersebut digunakan untuk

    menilai siswa secara individu, sedangkan kegiatan praktikum dilakukan secara

    berkelompok jadi tidak semua siswa menggunakan alat selama percobaan berlangsung.

    Penilaian ini tidak efektif karena butir pertanyaan yang terlalu banyak membuat guru

    sulit untuk menilainya secara keseluruhan untuk setiap siswa. Sehingga penilaian yang

    diharapkan tidak terukur dengan baik. Maka, diperlukan instrumen penilaian yang dapat

    digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan mudah untuk digunakan.

    Sesuai dengan tujuan penilaian yang diharapkan, maka dibutuhkan instrumen

    penilaian yang dapat mendukung tujuan tersebut, yang disesesuaikan dengan indikator

    pencapaian hasil belajar yang diinginkan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

    dengan baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk

    melakukan pengembangan instrumen penilaian untuk menilai kegiatan praktikum.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Pengertian Instrumen Penilaian

    Menurut Purwanto (2008), Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Berdasarkan pendapat yang disampaikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian ialah alat ukur yang

  • digunakan untuk menilai sesuatu yang bertujuan untuk mengumpulkan data guna

    memperoleh informasi yang diinginkan oleh seseorang.

    Dalam dunia pendidikan instrumen penilaian ini digunakan untuk menilai pogram

    pendidikan yang telah dirancang oleh seorang guru. Selain itu, instrumen penilaian ini

    juga digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang

    disampaikan oleh guru. Dengan melakukan penilaian maka guru akan mengetahui

    kemajuan yang terjadi dalam diri seorang siswa.

    Instrumen penilaian yang dibuat sebagai alat ukur harus sesuai dengan materi yang

    disampaikan dan dapat memenuhi aspek penilaian yang diharapkan. Aspek penilaian ini

    meliputi penilaian kemampuan siswa dalam menguasai materi, penilaian sikap siswa,

    dan juga penilaian keterampilan siswa. Semua aspek penilaian ini dilakukan pada setiap

    kegiatan pembelajaran, hanya saja penekanan pada setiap aspek berbeda.

    Aspek Penilaian

    Aspek penilaian dalam kurikulum KTSP meliputi penilaian kognitif, afektif, dan

    psikomotor. Tiga aspek penilaian ini memiliki kaitan antara satu dengan yang lain,

    meskipun hubungannya tidak selalu sama atau ukuran penilaian setiap ranah dalam

    mata ajar tidak selalu sama. Seperti yang dinyatakan oleh Haryati (2007),

    Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif, dan

    psikomotor), namun penekannanya selalu berbeda. Mata ajar praktek lebih menekankan

    pada ranah psikomotor. Sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada

    ranah kognitif. Namun, kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif .

    Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa penilaian terhadap siswa

    harus menyeluruh dalam semua aspek, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

    Saat siswa belajar tentang pemahaman, guru lebih dominan dalam penilaian kognitif

    siswa, namun ketangkasan siswa dalam mengerjakan soal, serta keaktifan siswa selama

    proses pembelajaran berlangsung perlu juga diperhatikan. Lebih lanjut E Kemp (1994),

    menyatakan pendapatnya, yaitu:

    Meskipun kami meneliti ketiga ranah tersebut secara terpisah, anda harus menyadari bahwa

    ketiganya mempunyai hubungan yang erat dalam dua hal. Pertama, satu sasaran tunggal

    dapat mencakup kegiatan belajar dalam dua atau bahkan tiga ranah tersebut. Misalnya, bila

    seorang analis belajar mencampur zat kimia, pertama-tama ia harus menguasai pengetahuan

    tentang berbagi zat kimia dan hubungannya serta keterampilan psikomotor yang berkaiatan

    dengan kegiatan mencampur tersebut. Dalam hal ini kita dapat menambahkan tingkah laku

    afektif, seperti kerapian dan penerapan asas keselamatan kerja, dalam tata cara

    pencampuran.

    Kedua, perkembangan persikapan bahkan dapat mendahului kegiatan belajar dalam ranah

    lainnya.

    Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa setiap kegiatan pembelajaran penilaian

    yang dilakukan meliputi tiga ranah tersebut, baik pemahaman ataupun praktek. Tetapi,

    kegiatan pembelajaran memiliki presentasi yang berbeda pada setiap ranah, ada salah

    satu ranah yang presentasinya lebih besar dibandingkan ranah yang lain, namun satu

    ranah dengan yang lain tetap memiliki hubungan atau keterkaitan antara satu dengan

    yang lain.

    Penilaian Kinerja

    Pelaksanaaan kegiatan pembelajaran tidak pernah lepas dengan kegiatan

    penilaian, karena penilaian merupakan cara untuk melihat sampai dimana siswa

    memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan belajar tersebut bukan hanya

    kegiatan pembelajaran yang disampaikan di depan kelas, melainkan meliputi kegiatan

  • pembelajaran yang lain salah satunya yaitu kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum

    adalah suatu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan

    pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang teori

    atau agar siswa menguasai keterampilan tertentu.

    Pada kegiatan paktikum penilaian yang harus dilakukan meliputi semua aspek,

    karena dalam kegiatan praktikum keterampilan siswa dapat terlihat. Penilaian kinerja

    merupakan penilaian yang dapat menilai semua aspek yang diharus dinilai, seperti yang

    dikemukakan oleh Zainul dalam Onizuka (2010) bahwa, Penilaian kinerja merupakan penilaian yang mengharuskan peserta didik untuk mempertunjukkan kinerja, bukan

    menjawab atau memilih jawaban yang tersedia. Kegiatan penilaian ini dapat terlihat pada kegiatan praktikum, dimana siswa langsung memperlihatkan keterampilannya

    dalam menggunakan alat.

    Lebih lanjut Subali (2010) Penilaian kinerja adalah penilaian yang memfokuskan aspek keterampilan yang berkait dengan ranah psikomotor yang dapat didemontrasikan

    oleh peserta didik, dilihat dari kinerja atau kemampuan yang didemontrasikan. Menurut Ramli (2011), untuk melakukan penilaian kinerja, dimulai dengan membuat

    perencanaanpenilaian kinerja yang meliputi tiga fase penting, yaitu :

    Fase 1: mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang ingin

    dinilai. Misalnya kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi:

    membawa mikroskop dengan benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil

    terlebih dahulu, mengatur pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan

    bayangan benda.

    Fase 2: mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan

    tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek

    kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuan

    menggunakan mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah praktikum dengan

    menggunakan mikroskop.

    Fase 3: melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil

    Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.

    Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan.

    Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara

    mengetahui bagaimana melakukan sesuatu dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada

    hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world

    situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau

    ketercapaian tujuan tersebut (Hasnaenih, 2012).

    III. METODE PENELITIAN

    Penelitian merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan

    prinsip-prinsip (menemukan/mengembangkan/menguji kebenaran) dengan cara/kegiatan

    mengumpulkan, mencatat, dan menganalisa data (informasi/keterangan) dikerjakan

    dengan sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Menurut

    Sugiyono (2008), Penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

    keefektifan produk tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mencoba mengembangkan instrumen

    penilaian kegiatan praktikum pada materi fisika kelas VIII SMP, sebagai upaya untuk

    mengembangkan instrumen penilaian pada contoh-contoh penilaian yang ada

    sebelumnya. Adapun model yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model

  • prosedural. Menurut Styosari (2011), Model prosedural adalah model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk

    menghasilkan suatu produk tertentu . Secara garis besar pengembangan instrumen penilaian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu analisis, desain produk, pengembangan

    produk, dan evaluasi. Dalam bagan sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

    Tahap awal yang dilakukan pada pengembangan ini ialah menganalisis instrumen

    yag ada, dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku berdasarkan SK dan KD yang

    ada pada silabus. Tahap selanjutnya mendesain produk yang akan dibuat yaitu instrmen

    penilaian untuk menilai kegiatan praktikum. Jika instrumen penilaian telah selesai

    dibuat, selanjutnya instrumen divalidasi oleh tim ahli atau di evaluasi, jika tidak ada

    revisi instrumen langsung bisa di ujicobakan, jika ada revisi maka instrumen harus

    direvisi sampai dinyatakan valid. Adapun teknik pegambilan data menggunakan teknik

    triangulasi sumber yaitu pengambilan data dari berbagai sumber.

    IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    Instrumen penilaian kegiatan praktikum fisika yang telah selesai dibuat kemudian

    divalidasi oleh tim validator yang berasal dari dosen pendidikan Fisika Universitas

    Jambi. Ada dua validator dalam memvalidasi instrumen penilaian ini. Dalam

    memvalidasi instrumen penilaian validator menilai mengenai instrumen penilaian dari

    segi isi, kebahasaan, dan kemudahan instrumen untuk digunakan. Setelah dinyatakan

    valid instrumen penilaian kemudian diujicobakan dibeberapa sekolah oleh beberapa

    guru, setelah itu guru memberikan respon terhadap instrumen penilaian tersebut.

    Respon yang diberikan guru berupa pengisian angket yang telah disiapkan. Angket yang

    telah diisi oleh responden, yaitu guru kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert yang

    memiliki rentang 0 4. Menurut pendapat responden dari angket yang telah disebarkan kepada beberapa

    guru SMP Negeri Kota Jambi, maka didapatkan hasil:

    a. Kriteria Isi instrumen penilaian 70,83% (positif)

    b. Kriteria penggunaan bahasa instrumen penilaian 70,22% (positif)

    c. Kriteria kemudahan instrumen untuk menilai 75,00% (positif)

    V. KESIMPULAN

    Dari hasil ujicoba yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat respon positif

    guru terhadap instrumen penilaian yang telah dibuat. Dengan demikian instrumen

    penilaian kegiatan praktikum fisika ini layak digunakan untuk menilai kegiatan

    praktikum pada semua aspek. Pengembangan instrumen penilaian kegiatan praktikum

    ini hanya sampai pada tahap uji coba lapangan awal, untuk selanjutnya diharapkan

    dapat dilanjutkan pada uji coba yang lebih luas lagi.

    Analisis

    Desain Produk

    Pengembangan

    Produk

    Evaluasi

  • DAFTAR PUSTAKA

    Kemp, E. 1994. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

    Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tigkat Satuan Pendidikan.

    Jakarta : Gaung Persada Press

    Hasnaenih, Andi. 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Pada Materi Pokok

    Kesetimbangan.http://www.psb-psma.org/content/blog/5502-pedoman penilai

    an -kinerja-pada-materi-pokok-kesetimbangan-kimia. Diakses 28 Januari 2013

    Onizuka, Eikichi. 2010. Asesmen Kinerja (Performance Assessment). http://onizuka87.wordpress.com/2010/11/30/a-asesmen-kinerja performance.

    Diakses 28 Januari 2013.

    Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

    Ramli, Kamrianti. 2011. Penilaian kinerja,

    asesmenkinerja.http://kamriantiramli.wordpress.com0/2011/06/28/asesmen

    kinerja /aks-1/. Diakses 28 Januari 2013.

    Subali, Bambang. 2010. Panduan Praktikum Penilaian, Evaluasi, Dan Remedial Hasil

    Belajar Biologi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

    Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta

    Styosari, Punjabi. 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana