Praktikum Fisika New
-
Upload
aldila-sari-iyche -
Category
Documents
-
view
377 -
download
7
Transcript of Praktikum Fisika New
PENGUKURAN BENDA TERATUR
A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1. Terampil menggunakan jangka sorong
2. Terampil menggunakan micrometer sekrup
3. Terampil menggunakan penggaris / rol meter
4. Terampil menggunakan thermometer
B. ALAT DAN BAHAN
1. Jangka sorong 1 buah
2. Micrometer sekrup 1 buah
3. Balok kecil (pejal) dari logam 1 buah
4. Silinder pejal dari logam 1 buah
5. Bola pejal / kelereng 1 buah
6. Penggaris 1 buah
7. Thermometer 1 buah
8. Air, alcohol, spiritus dan benang secukupnya
C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Mengukur panjang, lebar, tinggi dan diameter dengan menggunakan jangka
sorong, micrometer sekrup dan penggaris. Lalu hasil pengukuran dicatat pada
table 1. Kemudian mengukur benda lain dengan ukuran yang berbeda.
2. Menentukan suhu suatu cairan dengan menggunakan thermometer da tangan.
Lalu mencatat hasil pengamatan dan pengukuran pada table 2.
3. Membandingkan hasil pengukuran dari setiap tabel.
D. DATA
a. Pengukuran macam-macam benda
Jenis
Benda
Jangka sorong
(cm)
Micrometer Sekrup
(cm)
Penggaris
(cm)
p l t d p l t d p L t d
Laporan Praktikum Fisika 1
Balok 2,1 2,05 2,21 - 2,15 2,1 2,36 - 2 2 2 -
Silinder 2,33 - - 2,56 2,53 - - 2,54 2,3 - - 2,5
Bola - - - 1,61 - - - 1,64 - - - 1,6
b. Pengukuran suhu cairan
Jenis Cairan Thermometer Tangan
Air 27°C Normal
Alkohol 25°C Dingin
Spiritus 24°C Dingin Sekali
E. ANALISIS
Untuk pengukuran benda yang menggunakan penggaris, jangka sorong, maupun
mikrometer sekrup memiliki ukuran yang berbeda terhadap benda yang sama. Kita
dapat melihat tabel dari hasil pengamatan. Dapat diambil contoh benda balok, bila
diukur menggunakan penggaris (mistar) memiliki panjang 2 cm, lebar 2 cm, dan
tinggi 2 cm. Kemudian balok diukur menggunakan jangka sorong memiliki panjang
2,1 cm, lebar 2,05 cm dan tinggi 2,21. Sedangkan balok diukur menggunakan
mikrometer sekrup memiliki panjang 2,15 cm, lebar 2,1 dan tinggi 2,36 cm. Hal ini
dikarenakan masing masing alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda-beda.Pada alat
ukur penggaris (mistar) yaitu mempunyai skala terkecil dari penggaris (mistar) adalah
1 mm (0,1 cm) dan ketelitiannya setengah skala terkecil 0, 5 mm (0,05 cm). Lalu pada
alat ukur jangka sorong yaitu mempunyai ketelitian hingga 0,1mm (0,01 cm).
Sedangkan pada mikrometer sekrup mempunyai ketelitian hingga 0,01 mm (0,001
cm). Itulah yang menyebabkan data yang diperoleh dalam setiap benda dengan alat
ukur yang berberda yaitu hasil yang tidak sama atau berbeda beda.
Pada percobaan yang kedua yaitu mengukur suhu dengan menggunakan tangan
dan termometer. Dan kita lihat pada tabel pengamatan bahwa jika kita mengukur suhu
menggunakan alat tubuh seperti kedua tangan, kita hanya memperoleh data hanya
semacam rasa seperti normal, dingin dan panas tanpa mengetahui skala yang pasti
Laporan Praktikum Fisika 2
terhadap cairan tersebut. Tetapi berbeda dengan menggunakan termometer. Jika kita
mengukur suhu dengan menggunakan termometer maka hasil yang kita dapat yaitu
berupa angka dengan satuan derajat. Dapat kita lihat pada tabel, untuk cairan air
mempunyai suhu sebesar 27ºC sedangkan kita mengukur dengan menggunakan
tangan hanya terasa biasa atau normal pada kulit. Pada cairan alkohol mempunyai
suhu sebesar 25ºC sedangkan kita mengukur dengan menggunakan tangan hanya
terasa dingin jika terkena kulit tangan. Sedangkan pada cairan spiritus mempunyai
suhu sebesar 24ºC sedangkan kita mengukur dengan menggunakan tangan terasa
dingin sekali.
F. SOAL DAN JAWABAN
1. Mengapa tangan tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu suatu cairan atau
benda ? jelaskan !
Jawaban :
Karena tangan manusia hanya dapat membedakan suhu itu panas, normal dan
dingin. Tangan manusia tidak mampu mengukur suhu secara tepat karena
manusia tidak memiliki skala yang dapat membantu mengukur suhu. Untuk
mengukur suhu secara efektif dapat menggunakan alat yang bernama termometer
yang mempunyai skala derajat dari skala 0ºC sampai 100ºC. Dengan alat yang
bernama termometer tersebut membantu manusia mengukur suhu secara tepat dan
efektif. Dengan alasan itulah manusia menciptakan termometer.
2. Dari ketiga alat yang anda gunakan untuk pengukuran pada table 1, manakah
yang mempunyai ketelitian yang tinggi dalam mengukur? Jelaskan alasan
saudara!
Jawaban :
Dari ketiga alat yang digunakan yaitu penggaris (mistar), jangka sorong, dan
mikrometer sekrup , yang memiliki ketelitian yang tinggi yaitu alat yang bernama
mikrometer sekrup. Karena mikrometer sekrup memiliki ketelitian sebesar 0,01
mm. Mikrometer sekrup memiliki skala yang paling kecil jadi digunakan untuk
mengukur benda lebih teliti. Tetapi mikrometer sekrup memiliki keterbatasan
yaitu mikrometer sekrup keterbatasan mengukur benda yang memiliki panjang
lebih dari 10 cm.
Laporan Praktikum Fisika 3
MASSA JANIS ZAT PADAT
A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1. Menentukan massa jenis zat padat berbentuk balok, silinder pejal dan bola pejal
2. Membandingkan hasil pengukuran massa jenis zat padat dari dua metode yang
berbeda
B. ALAT DAN BAHAN
1. Jangka sorong 1 buah
2. Micrometer sekrup 1 buah
3. Balok kecil (pejal) dari logam 1 buah
4. Silinder pejal dari logam 1 buah
5. Bola pejal / kelereng 1 buah
6. Gelas ukur 100cc 1 buah
7. Neraca teknis 1 buah
8. Air dan benang secukupnya
C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menimbang zat padat (balok pejal, silinder pejal dan bola pejal) dengan neraca
teknis (timbangan)
2. Mengukur volume zat padat tersebut (balok pejal, silinder pejal dan bola pejal)
dengan cara memasukkannya ke dalam gelas ukur yang telah berisi air sehingga
tenggelam seluruhnya. Perubahan penunjukkan volume pada gelas ukur adalah
volume zat padat tersebut.
Laporan Praktikum Fisika 4
3. Menentukan volume zat padat tersebut dengan cara mengukur peubah (variabel)
masing-masing yang membangunnya dengan menggunakan jangka sorong dan
atau micrometer sekrup
4. Menghitung massa jenis dengan data-data baik yang diperoleh dengan
menggunakan gelas ukur maupun jangka sorong / micrometer sekrup kemudian
hasil tersebut dibandingkan
D. DATA
1. Pengukuran dengan gelas ukur
Benda m ± ∆ m V1 ± ∆ V1 V2 ± ∆ V2 V = V2 – V1
Balok 21,5 gr 60 ml 64 ml 4 ml
Silinder 99 gr 60 ml 66 ml 6 ml
Bola 5,1 gr 60 ml 61 ml 1 ml
2. Pengukuran dengan jangka sorong dan micrometer sekrup
BendaJangka sorong (cm) Micrometer sekrup (cm)
p l t d p l T d
Balok 2,1 2,05 2,21 - 2,15 2,1 2,36 -
Volume 9,51 cm3 10,66 cm3
Silinder 2,33 - - 2,56 2,54 - - 2,53
Volume 11, 98 cm3 12,81 cm3
E. ANALISIS
Untuk percobaan yang pertama yaitu pengukuran benda zat padat menggunakan gelas
ukur yang diisi air. Contoh benda yang diukur yaitu balok, silinder dan bola. Awal
melakukan percobaan yaitu menentukan volume air dalam gelas ukur agar dapat
mengetahui perubahan volume yang terjadi. Dalam percobaan yang kami lakukan,
kami menentukan bahwa volume yang kami tentukan (V1) yaitu 60 ml. Percobaan
Laporan Praktikum Fisika 5
yang pertama kami masukkan balok ke dalam gelas ukur, kemudian volume air
bertambah menjadi 64 ml. Perubahan volume yang terjadi setelah dimasukkan balok
yaitu 4 ml. Lalu percobaan kedua, kami masukkan silinder ke dalam gelas ukur,
volume air di dalam gelas ukur bertambah menjadi 66 ml. Perubahan volume yang
terjadi setelah dimasukkan silinder yaitu 6 ml. Kemudian percobaan ketiga, kami
masukkan bola ke dalam gelas ukur, volume air di dalam gelas ukur bertambah
menjadi 61 ml. Dan perubahan volume yang terjadi 1 ml.
Untuk percobaan yang selanjutnya mengukur balok dan silinder dengan menggunakan
jangka sorong dan mikrometer sekrup. Pertama mengukur balok dan silinder dengan
menggunakan jangka sorong. Dapat diperoleh balok memiliki panjang 2,1 cm, lebar
2,05 dan tinggi 2,21 cm. Sedangkan silinder mempunyai panjang 2,36 cm dan
diameter 2,56 cm. Kemudian hasil pengukuran dengan jangka sorong dihitung
volume balok maupun silinder. Balok memiliki volume sebesar 9,51 cm3 dan silinder
mempunya volume sebesar 11,98 cm3. Dan kedua mengukur balok dan silinder
dengan menggunakan mikrometer sekrup. Dapat diperoleh balok memiliki panjang
2,15 cm, lebar 2,1 dan tinggi 2,36 cm. Sedangkan silinder mempunyai panjang 2,54
cm dan diameter 2,53 cm. Kemudian hasil pengukuran dengan jangka sorong
dihitung volume balok maupun silinder. Balok memiliki volume sebesar 10,66 cm3
dan silinder mempunya volume sebesar 12,81 cm3.
F. SOAL DAN JAWABAN
1. Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa zat padat tersebut massa jenisnya lebih
besar atau lebih kecil dari massa jenis air padahal tidak mengetahui bahan zat
padat itu?
Jawaban
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya balok, silinder dan bola) akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air).
2. Bagaimana langkah dalam menentukan massa jenis zat padat tersebut?
Laporan Praktikum Fisika 6
Jawab :
Misalnya yang hendak kamu ketahui adalah massa jenis batu. Langkah yang
harus kamu lakukan sebagai berikut :
Timbanglah batu dengan menggunakan neraca untuk mengetahui massa
batu. Catat hasil pengukuranmu!
Sediakan gelas ukur dan tuangkan air ke dalam gelas ukur tersebut. Catat
volumenya, misal V1 = 50 ml.
Masukkan batu yang hendak kamu ketahui volumenya ke dalam gelas
ukur yang berisi air. Catat kenaikan volume airnya, misalnya V2 = 70 ml.
Volume batu = V2 – V1
Massa jenis zat merupakan hasil bagi massa zat dengan volume zat.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa cara untuk mengetahui apakah
suatu zat padat massa jenisnya lebih kecil / lebih besar dari massa jenis air (bahan zat
padat tidak diketahui) adalah dengan cara memasukkan zat padat itu kedalam air. Apabila
zat padat tersebut tenggelam berarti massa jenis zat padat tersebut lebih besar dari massa
jenis air. Namun jika zat padat tersebut terapung / melayang bearti massa jenis zat padat
lebih kecil dari massa jenis air. Sedangkan bila diketahui massa jenis zat padat tersebut
lebih kecil dari massa jenis air (bentuk zat padat tidak kontinu) maka cara menentukan
massa jenis zat padat tersebut adalah dengan cara menimbang zat padat tersebut dengan
menggunakan neraca teknis (timbangan)
Laporan Praktikum Fisika 7
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1. Memahami hokum newton tentang gerak
2. Memahami prinsip gerak lurus berubah beraturan
3. Menentukan percepatan gerak benda
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan:
1. Papan luncur 1 buah
2. Katrol 1 buah
3. Trolly 1 buah
4. Beban 1 buah
5. Meteran 1 buah
6. Busur deajat 1 buah
7. Timbangan (kapasitas besar) 1 buah
8. Stop watch 1 buah
9. Benang nilon
C. LANGKAH PERCOBAAN
Arah mendatar :
1. Menimbang trolly (m1) kemudian merangkai alat seperti gambar
2. Member beban (m2) hingga trolly dapat berjalan pelan dipercepat
3. Menetapkan jarak lintasan pada papan luncur (cukup panjang)
Laporan Praktikum Fisika 8
4. Melepaskan trolly dan secara serentak mengukur waktu tempuh melintasi jarak
yang telah ditetapkan tersebut.
5. Mengulangi langkah (3) sampai (4) dengan jarak lintasan yang berbeda (minimal
3 kali)
6. Dari data pengukuran yang dieroleh dihitung perpecatan gerak benda baik dengan
persamaan m2 g = ( m1 + m2 ) a maupun a = 2 s/t2 kemudian hasilnya
dibandingkan.
Arah miring :
1. Langkah serupa diterapkan untuk arah miring dengan sudut kemiringan α baik
untuk arah gerak miring ke atas
2. Dari data pengukuran yang diperoleh dihitung percepatan gerak benda baik
dengan persamaan m2 g – m1 g sin α = ( m1 + m2 ) a maupun a = 2 s/t2
kemudian hasilnya dibandingkan.
Rancangan percobaan
D. DATA
Arah mendatar
Perc.
Kem1 ± ∆ m1 m2 ± ∆ m2 s ± ∆s t ± ∆t
1 226 gr 22,5 gr 50 cm 2,28 sekon
2 226 gr 22,5 gr 75 cm 3,35 sekon
3 226 gr 22,5 gr 85 cm 4 sekon
Arah miring
Laporan Praktikum Fisika 9
Perc.
Keα m1 ± ∆ m1 m2 ± ∆ m2 s ± ∆s m ± ∆ m
1 30° 226 gr 197 gr 50 cm 0,3 sekon
2 30° 226 gr 197 gr 75 cm 0,4 sekon
3 30° 226 gr 197 gr 85 cm 0,45 sekon
E. ANALISIS
Arah mendatar
Diketahui : m1 = 226 gr
m2 = 22,5 gr
Ditanya : berapa nilai a jika
1. s = 0,5 m dengan t = 2,28 sekon
2. s = 0,75 m dengan t = 3,35 sekon
3. s = 0,85 m dengan t = 4 sekon
Dijawab :
m2 . g = ( m1 + m2 ) a maupun a = 2 s/t2
1. m2 . g = ( m1 + m2 ) a a = 2 s/t2
22,5 . 10 = (226 + 22,5) a a = 2 . 0,05 / (2,28)2
225 = 248,5 a a = 1 / 5,1984
a = 225 / 248,5 a = 0, 18 m/s2
a = 0,9 m/s2
2. m2 . g = ( m1 + m2 ) a a = 2 s/t2
22,5 . 10 = (226 + 22,5) a a = 2 . 0,75 / (3,35)2
225 = 248,5 a a = 1,5 / 11,2225
a = 225 / 248,5 a = 0,13 m/s2
a = 0,9 m/s2
3. m2 . g = ( m1 + m2 ) a a = 2 s/t2
22,5 . 10 = (226 + 22,5) a a = 2 . 85 / (4)2
225 = 248,5 a a = 1,7 / 16
Laporan Praktikum Fisika 10
a = 225 / 248,5 a = 1,0625 m/s2
a = 0,9 m/s2
Arah miring
Diketahui : m1 = 226 gr α = 30°
m2 = 197 gr
Ditanya : berapa nilai a jika
1. s = 0,5 m dengan t = 0,3 sekon
2. s = 0,75 m dengan t = 0,4 sekon
3. s = 0,85 m dengan t = 0,45 sekon
Dijawab :
m2 g – m1 g sin α = ( m1 + m2 ) a maupun a = 2 s/t2
1. m2 g – m1 g sin α = ( m1 + m2 ) a a = 2 s/t2
197 . 10 – 226 . 10 sin 30° = (226 + 197) a a = 2 . 0,5 / (0,3)2
1970 – 2260 . 0,5 = 423 a a = 1 / 0,09
1970 - 1130 = 423 a a = 11,11 m/s2
840 = 423 a
a = 1,9 m/s2
2. m2 . g = ( m1 + m2 ) a a = 2 s/t2
22,5 . 10 = (226 + 22,5) a a = 2 . 0,75 / (0,4)2
225 = 248,5 a a = 1,5 / 0,16
a = 225 / 248,5 a = 9,375 m/s2
a = 0,9 m/s2
3. m2 . g = ( m1 + m2 ) a a = 2 s/t2
22,5 . 10 = (226 + 22,5) a a = 2 . 0,85 / (0,45)2
225 = 248,5 a a = 1,7 / 0,2025
a = 225 / 248,5 a = 8,39 m/s2
a = 0,9 m/s2
Laporan Praktikum Fisika 11
KOEFISIEN GESEKAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
- Menetukan koefisien gesekan statis antara dua permukaan
- Menetukan koefisien gesekan kinetis antara dua permukaan
B. ALAT DAN BAHAN
1. Papan 1 buah
2. Balok kayu 1 buah
3. Katrol 1 buah
4. Beban 1 set
5. Stop watch 1 buah
6. Meteran 1 buah
7. Neraca teknis 1 buah
8. Benang nilon
C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menimbang massa balok (m1)
2. Mengatur alat-alat seperti gambar 1 memberikan beban dengan massa m2
sehingga balok tepat akan bergerak (diperiksa dengan mengetok meja pelan-
pelan). Pada kondisi tersebut dapat diketahui bahwa N = W = m1 g dan F = fs
maksimum = m2 g . Dari hasil pengukuran tersebut dihitung koefisien gesekan
statis balok : µs = m2 / m1
3. Mengulangi percobaan tersebut (minimal 3 kali)
Laporan Praktikum Fisika 12
4. Mengatur kembali alat-alat seperti gambar 3 memberikan beban dengan massa m
hingga balok bergerak lurus berubah beraturan. Pada kondisi tersebut bahwa N =
W = m1 g dan F - fk = (m1 + m2 ) a . Dalam hal ini F = m2 g , fk = µk N dan a =
2s/t2 dengan s = jarak yang ditempuh balok dan t = waktu tempuhnya. Untuk
mengukur a dapat diperoleh dengan menetapkan suatu jarak tertentu pada lintasan
yang ditempuh balok (s) dengan meteran kemudia diukur lama balok tersebut
dalam menempuh lintasan tersebut dengan stop watch.
Dengan data-data pengukuran tersebut dihitung :
µk = (m2 / m1 ) – { 1 + (m2 / m1 )} (2s / gt2)
5. Mengulangi langkah 4 minimal 3 kali.
D. DATA
Statis
Perc. Ke m1 ± ∆ m1 m2 ± ∆ m2 T µs
1.
2.
3.
226 gr
226 gr
226 gr
118 gr
118 gr
118 gr
0,28 sekon
0,26 sekon
0,26 sekon
0,52
0,52
0,52
Kinetis
Perc. Ke m1 ± ∆ m1 m2 ± ∆ m2 s ± ∆ s t ± ∆ t µk
1.
2.
3.
226 gr
226 gr
226 gr
118 gr
118 gr
118 gr
85 cm
75 cm
50 cm
0,45 sekon
0,32 sekon
0,27 sekon
2,51
1,8
1,65
E. ANALISIS
Perhitungan data statis
1. µs = m2 / m1
µs = 118 / 226
µs = 0,52
2. µs = m2 / m1
µs = 118 / 226
µs = 0,52
3. µs = m2 / m1
µs = 118 / 226
µs = 0,52
Laporan Praktikum Fisika 13
Perhitungan data kinetis
1. µk = (m2 / m1 ) – { 1 + (m2 / m1 )} (2s / gt2)
µk = (118 / 226 ) – { 1 + (118 / 226 )} (2. (0,85) / 10 . (0,45)2)
µk = 0,52 – { 1,52 . 2,02 }
µk = 0,52 – 3,03
µk = - 2,51
2. µk = (m2 / m1 ) – { 1 + (m2 / m1 )} (2s / gt2)
µk = (118 / 226 ) – { 1 + (118 / 226 )} (2. (0,75) / 10 . (0,32)2)
µk = 0,52 – { 1,52 . 1,53 }
µk = 0,52 – 2,32
µk = - 1,8
3. µk = (m2 / m1 ) – { 1 + (m2 / m1 )} (2s / gt2)
µk = (118 / 226 ) – { 1 + (118 / 226 )} (2. (0, 5) / 10 . (0,27)2)
µk = 0,52 – { 1,52 . 1,4 }
µk = 0,52 – 2,17
µk = - 1,65
F. SOAL DAN JAWABAN
1. Berilah penjelasan mengapa secara umum µs> µk ?
Jawaban
Secara definisi untuk benda yang tetap diam disebut sebagai gaya gesekan statik
(fs). Pada saat benda tepat akan bergerak, maka pada keadaan ini gaya gesekan
statik bernilai maksimum demikian pula nilai koefisien gesekan statiknya
dinamakan koefisien gesekan statik maksimum, Sedangkan pada saat gaya dorong
F melebihi gaya gesekan statsik maskimumnya maka balok kayu (benda) bergerak
sehingga gaya gesekan yang bekerja berubah menjadi gaya gesekan kinetik (fk).
Nilai gaya gesekan kinetik selalu lebih kecil dari gaya gesekan statik maksimum.
µk (dibaca miu ka) adalah nilai koefisien gesekan kinetik yang dimiliki gaya
gesekan kinetik saat benda bergerak. Sedangkan µs (dibaca miu es) adalah nilai
koefisien gesekan statik yang dimiliki gaya gesekan statik ketika benda diam atau
tepat saat akan bergerak.
Laporan Praktikum Fisika 14
2. Berikan penjelasan mengapa ban kendaraan dibuat berbatik dan jalan dibuat
kasar?
Jawab
Permukaan jalan raya dibuat kasar bertujuan agar terjadi gesekan dengan ban
kendaraan sehingga memungkinkan dorongan pada ban ketika kendaraan akan
maju. Sebaliknya, jika kendaraan direm, interaksi ban kendaraan dengan jalan
raya akan mengakibatkan kendaraan berhanti. Jiks permukaan jalan raya dibuat
licin, maka ban kendaraan akan berputar di tempat, sebab gaya gesek yang
ditimbulkan akibat interaksi ban kendaraan dan permukaan jalan raya sangat kecil.
Memperbesar gesekan antara permukaan ban dengan permukaan jalan. Permukaan
ban dibuat kasar agar dapat memperbesar gesekan antara permukaan ban dengan
permukaan jalan. Dengan cara itu mobil dapat melaju dengan cepat. Jalan raya
dibuat permukaannya kasar agar terjadi gaya gesekan antara ban mobil dan
permukaan jalan raya sehingga mobil dapat bergerak atau tidak mudah tergelincir.
Gaya gesek sangat menguntungkan. Namun, apabila jalannya terlalu kasar, ban
mobil akan cepat habis sehingga hal ini merugikan secara ekonomi.
3. Apabila balok berada pada bidang miring bagaimanakah persamaan yang sesuai ?
Jawaban
a.Untuk permukaan bidang licin
Gambar di samping menunjukkan sebuah balok bermassa m meluncur pada
bidang miring yang mempunyai sudut kemiringan α.
Karena permukaan bidang miring licin, maka tidak terjadi gesekan antara kedua
permukaan balok dan bidang. Balok akan meluncur karena beratnya wx = w.sin α
=m.g.sin α.
Menurut Hukum II Newton :
Laporan Praktikum Fisika 15
ΣF = m.a
m.g.sin α = m.a,
sehingga percepatan yang dialami balok :
a = g. sin α
Besar gaya normal N (gaya yang diberikan bidang miring pada balok akibat
bidang miring mendapat gaya tekan sebesar wy )
Besar N adalah : N = wy = w. cosα
b. Untuk permukaan bidang kasar
Gaya-gaya yang menyebabkan balok meluncur adalah :
ΣF = wx – fk
catatan : gaya searah dengan gerak benda bertanda positip dan gaya yang
berlawanan arah dengan gerak benda bertanda negatip.
Menurut Hukum II Newton,
ΣF = m . a
wx – fk = m . a
m.g.sinα - μk.N = m.a
m.g.sin α - μk. m.g.cos α = m.a
a = g.sin α - μk.g.cos α
Besar gaya normal N adalah :
N = wy = w. cos α
Laporan Praktikum Fisika 16
MOMEN INERSIA
A. TUJUAN PERCOBAAN
- Memahami konsep momen inersia
- Menentukan momen inersia bola pejal dan silinder pejal
B. ALAT DAN BAHAN
1. Bola pejal 1 buah
2. Silinder pejal 1 buah
3. Papan luncur 1 buah
4. Meteran (rol) 1 buah
5. Jangka sorong 1 buah
6. Stopwatch 1 buah
7. Timbangan (kapasitas besar) 1 buah
C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Mengukur diameter bola dan silinder pejal kemudian menimbang massanya
2. Meleteakkan bola / silinder pejal seperti pada sistem gambar 2 dan sebelum
dilepas diukur (ditetapkan) nilai h dan s
3. Tepat saat bola / silinder dilepaskan secara serentak menghidupkan stop watch
dan ketika sampai pada ujung stop watch dimatikan
4. Mengulangi langkah (2) dan (3) untuk bola dan silinder beberapa kali dengan
jarak (s) dan (h) berbeda (minimal 3 kali).
5. Dari data pengukuran yang diperoleh ditentukan momen inersia bola dan silinder
dengan menggunakan persamaan I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
D. DATA
Jenis
benda
Perc. Ke m ±Δm d ±Δd h ±Δh s ±Δs t ±Δt
Laporan Praktikum Fisika 17
Bola
1
2
3
20 gr
20 gr
20 gr
2,5 cm
2,5 cm
2,5 cm
30 cm
20 cm
20 cm
100 cm
75 cm
50 cm
1,4 sekon
1,5 sekon
0,9 sekon
Silinder
1
2
3
35,5 gr
35,5 gr
35,5 gr
1,7 cm
1,7 cm
1,7 cm
20 cm
20 cm
30 cm
50 cm
75 cm
100cm
1 sekon
1,5 sekon
1,6 sekon
E. ANALISIS
Bola
1. Diketahui : m = 20 gr = 0,002 kg h = 30 cm = 0,3 m
d = 2,5 cm = 0,025 m s = 100 cm = 1 m
r = 0,0125 m t = 1,4 sekon
Ditanya : I
Dijawab : I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
I = {(10 . 0,3 . (1,4)2 / 2 . (1)2) – 1} 0,002 . (0,0125)2
I = 2,94 – 0,0000003125
I = 2,939996875
2. Diketahui : m = 20 gr = 0,002 kg h = 20 cm = 0,2 m
d = 2,5 cm = 0,025 m s = 75 cm = 0,75 m
r = 0,0125 m t = 1,5 sekon
Ditanya : I
Dijawab : I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
I = {(10 . 0,2 . (1,5)2 / 2 . (0,75)2) – 1} 0,002 . (0,0125)2
I = 4 – 0,0000003125
I = 3,999999675
3. Diketahui : m = 20 gr = 0,002 kg h = 30 cm = 0,3 m
d = 2,5 cm = 0,025 m s = 50 cm = 0,5 m
r = 0,0125 m t = 0,9 sekon
Ditanya : I
Dijawab : I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
Laporan Praktikum Fisika 18
I = {(10 . 0,3 . (0,9)2 / 2 . (0,5)2) – 1} 0,002 . (0,0125)2
I = 4,86 – 0,0000003125
I = 4,859996875
Silinder
1. Diketahui : m = 35,5 gr = 0,0355 kg h = 20 cm = 0,2 m
d = 1,7 cm = 0,017 m s = 50 cm = 0,5 m
r = 0,085 m t = 1 sekon
Ditanya : I
Dijawab : I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
I = {(10 . 0,3 . (1,4)2 / 2 . (1)2) – 1} 0,002 . (0,0125)2
I = 2,94 – 0,0000003125
I = 2,939996875
2. Diketahui : m = 35,5 gr = 0,0355 kg h = 20 cm = 0,2 m
d = 1,7 cm = 0,017 m s = 75 cm = 0,75 m
r = 0,085 m t = 1,5 sekon
Ditanya : I
Dijawab : I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
I = {(10 . 0,3 . (1,4)2 / 2 . (1)2) – 1} 0,002 . (0,0125)2
I = 2,94 – 0,0000003125
I = 2,939996875
3. Diketahui : m = 35,5 gr = 0,0355 kg h = 30 cm = 0,3 m
d = 1,7 cm = 0,017 m s = 100 cm = 1 m
r = 0,085 m t = 1,6 sekon
Ditanya : I
Dijawab : I = {(ght2 / 2s2) – 1} mr2
I = {(10 . 0,3 . (1,4)2 / 2 . (1)2) – 1} 0,002 . (0,0125)2
I = 2,94 – 0,0000003125
I = 2,939996875
F. SOAL DAN JAWABAN
1. Mengapa saat menggelinding yang bekerja gaya gesek statik bukan gaya gesek
dinamis? Bagaimana jika bidang luncurnya jika licin sempurna?
Jawaban
Laporan Praktikum Fisika 19
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak
relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda
meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya
dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek
kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum
benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum
gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya
normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat
memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil
dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda
akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun
berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan
menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak
lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan
gaya gesek kinetis.
2. Jika kita menggelindingakan bola yang memiliki diameter berbeda dan massanya
sama bagaimana besarnya momen inersia kedua bola itu?
Jawaban
Momen inersia akan tetap berubah karena momen inersia adalah perkalian antara
massa dari benda dengan jari-jari benda tersebut. Semakin besar jari-jari benda
tersebut semakin besar pula momen inrseia yang dihasilkan. Begitu pula dengan
massa, semakin besar massanya semakin besar pula momen inersui yang di
hasilkan.
AYUNAN SEDERHANA
A. TUJUAN PERCOBAAN
- Memahami konsep ayunan sederhana
- Menentukan percepatan gravitasi dengan ayunana sederhana
B. ALAT DAN BAHAN
Laporan Praktikum Fisika 20
1. Beban (Bola pejal) 1 buah
2. Statif dengan kelm 1 buah
3. Mistar (penggaris) 1 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Busur derajat 1 buah
6. Benang nilon
C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Membuat sistem seperti gambar 2 dengan panjang tali yang memadai (cukup
panjangnya sehingga 1 >> x)
2. Menyimpangkan ayunan dengan q kecil (kurang dari 10)
3. Melepas beban kemudian mencatat waktu (t) untuk sepuluh kali ayunan dari
pengukuran ini diperoleh periode (T)
4. Mengulangi langkah tersebut minimal sepuluh kali dengan variasi panjang tali
yang berbeda.
5. Dengan data pengukuran tersebut digunakan kertas grafik untuk menentukan
percepatan gravitasi dan hitung harga percepatan gravitasi dengan persamaan
sebagai berikut T = 2π¿
D. DATA
Perc. ke (l ±Δl) cm (t ±Δt) sekon T (sekon)
1 75 cm 17,4 sekon 1,74 sekon
2 70 cm 16,9 sekon 1,69 sekon
3 65 cm 16,4 sekon 1,64 sekon
4 60 cm 15,8 sekon 1,58 sekon
5 55 cm 15 sekon 1,5 sekon
6 50 cm 14,8 sekon 1,48 sekon
7 45 cm 14,2 sekon 1,42 sekon
8 40 cm 13,5 sekon 1,35 sekon
Laporan Praktikum Fisika 21
9 35 cm 12,9 sekon 1,29 sekon
10 30 cm 12 sekon 1,2 sekon
E. ANALISIS
Grafik hubungan antara l dan T
F. SOAL DAN JAWABAN
1. Mengapa massa beban tidak mempengaruhi sistem ini?
Jawaban
Karena massa beban tidak berubah dari percobaan awal hingga akhir percobaan,
yang berpengaruh yaitu panjang tali dan jarak simpangan yang mempengaruhi
periode ayunan sederhana tersebut.
2. Apa yang terjadi jika sudut simpangan θ cukup besar?
Jawaban
Jarak simpangan mempengaruhi banyak frekuensi getaran yang dihasilkan, waktu
yang ditempuh dari awal getaran hingga akhir getaran, periode yang dihasilkan
dan banyak getaran yang dihasilkan.
3. Bandingkan hasil pengukuran percepatan gravitasi yang telah diperoleh dengan
nilai yang sebenarnya kemudian apa komentar yang dapat dikemukakan?
TETAPAN PEGAS
A. TUJUAN PERCOBAAN
- Memahami konsep getaran selaras pada pegas
- Menentukan tetapan pegas dengan cara statis dan dinamis.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Pegas bentuk spiral 1 buah
2. Beban 1 set
3. Statif dengan klem 1 buah
Laporan Praktikum Fisika 22
4. Mistar (penggaris) 1 buah
5. Stop watch 1 buah
C. LANGKAH PERCOBAAN
Cara statis :
1. Buat sistem seperti gambar 2(a) kemudian mengukur panjang pegas awal (xo)
2. Menggantungkan beban pada ujung pegas seperti gambar 2(b) selanjutnya ukur
panjang pegas (x)
3. Mencatat dalam tabel pertambahan panjang pegas x’ = (x – xo )
4. Mengulangi langkah (1), (2), dan (3) sebanyak 5 kali dengan massa beban yang
berbeda. Catat data pengamatan anda pada tabel 1
5. Buat grafik excel dari data pengukuran yang diperoleh untuk menghitung /
menentukan tetepan pegas.
Cara dinamis
1. Buatlah sistem seperti gambar2(c) dengan beban tertentu kemudian ditarik ke
bawah dan dilepaskan sehingga terjadi getaran selaras.
2. Mengukur waktur getaran untuk 10 kali getaran.
3. Mengulangi langkah (!), (2), sebanyak 5 kali dengan massa beban yang berbeda.
Catat data pengamatan pada tabel 2
4. Buat grafik excel dari data pengukuran yang diperoleh untuk menghitung /
menentukan tetepan pegas.
D. DATA
Tabel 1
Cara statis
Perc. KeMassa beban
(m ±Δm)
Panjang simpangan
(x’±Δx’)
xo = 3 cm
Konstata pegas
1.
2.
3.
4.
5.
100 gr
200 gr
300 gr
400 gr
500 gr
5,5 cm
8,5 cm
11,7 cm
15 cm
18,4 cm
Laporan Praktikum Fisika 23
Grafik M dengan X
Tabel 2
Cara dinamis
Perc. KeMassa beban
(m ±Δm)
Waktu 10
getaran
(t±Δt)
Periode
getaran
T = t /n
Konstata pegas
1.
2.
3.
4.
5.
100 gr
200 gr
300 gr
400 gr
500 gr
4 sekon
5,8 sekon
6,3 sekon
7,5 sekon
8 sekon
0,4 sekon
0,58 sekon
0,63 sekon
0,75 sekon
0,8 sekon
E. ANALISIS
Perhitungan percobaan statis
1. F = k Δx
m g = k x
0,1 . 10 = k 0,025
1 = 0,025 k
K= 40 N/m
2. F = k Δx
m g = k x
0,2 . 10 = k 0,055
2 = 0,055 k
K= 36,36 N/m
3. F = k Δx
m g = k x
0,3 . 10 = k 0,087
3 = 0,087 k
K= 34,48 N/m
4. F = k Δx
m g = k x
0,4 . 10 = k 0,12
4 = 0,12 k
K= 33,33 N/m
5. F = k Δx
m g = k x
0,5 . 10 = k 0,154
5 = 0,154 k
K= 32,46 N/m
Laporan Praktikum Fisika 24
Perhitungan percobaan dinamis
1. K= 4 π2mT 2
K = 4.3,142 .0,1
(0,4)2
K =
2. K= 4 π2mT 2
K= 4 .3,142.0,2
(0,58)2
K =
3. K= 4 π2mT 2
K = 4 .3,142.0,3 .
(0,63)2
K =
4. K= 4 π2mT 2
K = 4 .3,142.0,4
(0,75)2
K =
5. K= 4 π2mT 2
K = 4 .3,142.0,5
(0,8)2
K =
F. SOAL DAN JAWABAN
1. Bandingkan hasil pengukuran tetapan pegas dengan cara statis dan cara dinamis.
Bagaimana komentar Anda?
Jawaban
Pengukuran dengan cara statis yaitu 40 N/m dan pengukuran dengan dinamis
yaitu N/m . dilihat dari kemungkinan kesalahan cara statis lebih memungkinkan
untuk dilakukan karena pengamat perlu ketelitian ekstra ketika mengukur panjang
pegas sebelum dan sesudah diberi beban. Tetapi menggunakan cara dinamis lebih
banyak kemungkinan pengamat melakukan kesalahan ketika mengamati pegas
dan mengamati getaran
2. Turunkan persamaan pegas gabungan bila 2 pegas dipasang seri dan paralel?
Jawaban
Laporan Praktikum Fisika 25
1) Susunan SeriSaat pegas dirangkai seri, gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besarnya dan gaya tarik ini = gaya tarik yang dialami pegas pengganti ( F1 = F2 = ....Fn). Pertambahan panjang pegas pengganti seri = total pertambahan panjang tiap – tiap pegas ( = x1 + x2 + ..... xn) maka nilai konstanta pengganti = total dari kebalikan tiap – tiap tetapan pegas ( 1/ks = 1/k1 + 1/k2+ ....1/kn ).
2) Susunan ParalelSaat pegas dirangkai paralel, gaya tarik pada pegas pengganti F = total gaya tarik pada tiap pegas ( F = F1 + F2 + ....F ). Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya ( xtotal = x1 + x2 + ..... xn ) maka nilai konstanta pengganti = total dari tetapan tiap – tiap pegas (kp = k1 + k2 + .... kn).
Daftar Pustaka
http://www.artikelbagus.com/2012/04/macam-macam-alat-ukur.html
http://rumahipafisika.blogspot.com/2012/01/d-massa-jenis.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
http://modulonline-xiv.blogspot.com/2009/01/gaya-gesekan-statik-dan-kinetik.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111028072258AADx3iQ
http://andreprikitiew.wordpress.com/2011/09/28/gaya-gesekan-dan-hukum-newton/
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/gaya-gesek.html
http://www2.jogjabelajar.org/modul/adaptif/fisika/2_partikel_2/fis105_09.htm
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/12/penjelasan-mengenai-gaya-gesek.html
http://books.google.co.id/books?
id=9kzjNy9DKh4C&pg=PT276&lpg=PT276&dq=jalan+raya+dibuat+kasar+karena&s
ource=bl&ots=NsLBXok9AG&sig=P4AOYMXd7FsAEYfBWeyDo0SbUlg&hl=en&sa=
X&ei=e3eYUfShFsP_rQfUnYCoCw&redir_esc=y
http://fendymaniz.wordpress.com/page/2/http://muhammadnuruddin071644036.blogspot.com/2010/10/massa-jenis-zat-padat-bentuk-teratur.html
http://primasprings.blogspot.com/2010/05/hukum-hooke.html#ixzz2TtLkJJs6
Laporan Praktikum Fisika 26