PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA
-
Upload
sumitrodiharjo -
Category
Documents
-
view
812 -
download
8
Transcript of PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA
24
PANDUAN PRAKTIKUM
MESIN LISTRIK
Dan
LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
1
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi 1
Tata Tertib/Ketentuan Praktikum (Tata Tertib) 3
Unit Praktikum 4
UNIT 1A. Motor Arus Searah Shunt 5
Pengujian Berbeban
UNIT 1B. Pengujian Watak Generator DC 8
Shunt
UNIT 2. Motor Induksi Tiga Fase 11
Asutan dengan saklar Y -
UNIT 3. Motor Sinkron Tiga Fase 15
Pengujian Berbeban
UNIT 4. Pengujian Transformator 1 Fase 19
LEMBAR PENGAMATAN
UNIT 1A. Motor Arus Searah Shunt 22
Pengujian Berbeban
UNIT 1B. Pengujian Watak Generator DC 23
Shunt
2
UNIT 2. Motor Induksi Tiga Fase 24
Asutan dengan saklar Y -
UNIT 3. Motor Sinkron Tiga Fase 25
Pengujian Berbeban
UNIT 4. Pengujian Transformator 1 Fase 26
3
TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T I K U M
KETENTUAN DAN TATA TERTIB :
Praktikan dibagi ke dalam kelompok-kelompok masing-masing 3 mahasiswa. Pembagian dilaksanakan pada praktikum yang pertama.
Tiap kelompok akan menjalani 1 bab praktikum tiap pekannya & khusus untuk pekan pertama, pre-tes mengenai mesin listrik secara umum dan alat ukur listrik.
Praktikum akan dibagi ke dalam 2 tahapan : a. Pre-Tes (sesuai bab praktikumnya) : 30 menit b. Pelaksanaan Praktikum (Pengambilan Data) : 150 menit
Praktikan harus sudah hadir di tempat 15 menit sebelum praktikum dimulai, apabila terlambat lebih dari 15 menit maka praktikan diharap mengganti jadwal praktikum di hari yang lain. Kemudian jika terlambat lebih dari 25 menit maka tidak diperkenankan inhal/mengganti praktikum pada hari lain. Namun jika terlambat kurang dari 15 menit diperbolehkan mengerjakan pretest dengan konsekuensi tanpa penambahan waktu pengerjaan.
Dalam, pelaksanaan praktikum, praktikan harus benar-benar aktif, serius, dan memperhatikan petunjuk-petunjuk asisten demi keamanan dan keselamatan bersama.
Laporan Praktikum harus diselesaikan dan dikumpulkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan praktikum. Keterlambatan pengumpulan laporan akan dikenai pengurangan nilai laporan.
Inhal hanya diizinkan untuk praktikan yang berhalangan hadir dengan alasan yang jelas dan dengan Surat Izin yang ditunjukkan ke Kepala Lab. TTL. Inhal dilaksanakan pada hari selanjutnya sesuai kesepakatan dengan asisten dan dengan seijin laboran
Diwajibkan memakai sepatu dan kemeja atau kaos berkerah, apabila memakai kaos oblog tak berkerah dan/atau memakai sandal dan/atau sepatu sandal, praktikan akan diminta menggantinya.
PENILAIAN :
Pre-Test : 20 %
Ketrampilan Praktek : 30 %
Laporan : 50 %
4
LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO & TEKNOLOGI INFORMASI FT UGM YOGYAKARTA
DAFTAR UNIT PRAKTIKUM MESIN LISTRIK
MAHASISWA JURUSAN TEKNIK FISIKA FT UGM
PRAKTIKUM 1 Motor dc Shunt dan Generator DC Shunt
PRAKTIKUM 2
Motor ac Induksi 3 fase Rotor Sangkar Asutan Y, ∆
PRAKTIKUM 3
Motor ac Sinkron 3 fase
PRAKTIKUM 4 . Penentuan Transformasi dan
Pengujian Tanpa Beban dan Berbeban Trafo
Perkelompok 3 orang Susunan jadwal praktikum per minggu
Kelompok Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Kel 1 P 1 P 2 P 3 P 4
Kel 2 P 2 P 3 P 4 P 1
Kel 3 P 3 P 4 P 1 P 2
Kel 4 P 4 P 1 P 2 P 3
5
UNIT I A
MOTOR ARUS SEARAH SHUNT
I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban
I-2. MAKSUD PERCOBAAN :
Menentukan besar kecepatan putar motor arus searah Shunt. Sebagai fungsi arus
jangkar (Ia), pada tegangan ( U ) konstan, arus medan konstan If = k , dalam kedaaan
berbeban.
N = N (Ia)
Pada U = k
If = k
N = Putaran motor
Ia = Arus Jangkar
U = Tegangan Terminal
1-3. CIRI – CIRI MESIN :
Dipakai sepasang mesin dc – dc, satu sebagai motor terpacu terpisah yang
diselidiki dan mesin lain sebagai pembangkit yang berfungsi untuk mengatur beban
motor.
a). Motor dc yang diselidiki :
Kw : 1,5 Volt : 125
RPM : 1750 Amp-Max : 12
Field-Amp : 1,01 Field-OHM : 57,5
b) Generator dc sebagai beban :
Kw : 1,5 Volt : 115
RPM : 1750 AMP-MAX : 13
Field-Amp : 3 Field-OHM : 70
6
I-4. TEORI DAN SKEMA UNTAI :
Rsh
RfRa
V RL
Rf
Rfv
IfIa
GM
Keterangan gambar :
Rfv : tahanan variabel medan
Ef : tegangan dc pemacu
Ra : Tahanan dalam jangkar
Rf : tahanan medan (dalam mesin)
Rfsh : tahanan shunt generator
Rl : tahanan beban
U : tegangan terminal
F1
F2
10 A1
A2
A1.1
13+
-
RaRfsh
Rfv A
F2 3 1
+
-
Ra
V
Generator DC Shunt Motor DC Shunt
Rf
110 Volt
2
If
Ia
2
F1.1
12.1
A2
A1
F1
12.1
10
Rfv
RL
7
Pada motor dc terpacu terpisah berlaku :
T = ka Ia
Ea = Ka N = U – Ia Ra
Dari kedua persamaan tersebut :
N = Ka
IaRaU
Dari persamaan diatas terlihat apabila nilai U dan If tetap (seolah-olah magnet
tetap), kecepatan akan tergantung pada nilai Ia, sehingga apabila Ia semakin besar
maka kecepatan semakin turun.
I-5. ALAT YANG DIPERLUKAN :
1. Volt meter dc
2. Amper meter dc
3. Tachometer.
4. Mesin DC
I-6. PROSES PERCOBAAN :
1. Panel diuntai sesuai dengan maksud percobaan
2. Sumber pemacu diambil dari terminal “dc power supply”
3. Semua alat ukur yang dipasang, batas ukurnya disesuaikan.
4. Percobaan dimulai dengan Ia yang kecil, kemudian diatur dengan mengubah
tahanan RL, setiap mengatur Ia catat putarannya, tegangan terminal generator
dipertahankan harganya selalu terletak pada 90 –110 V.
5. Harga maksimum arus, tegangan, dan kecepatan untuk masing – masing mesin
jangan sampai terlampaui .
6. Catat data hasil percobaan pada tabel seperti dilampiran
7. Buatlah grafik putaran sebagai fungsi arus untuk V dan If tetap berdasarkan
data dari percobaan.
8
UNIT IB
GENERATOR DC SHUNT
II-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian berbeban (watak luar )
II-2. MAKSUD PERCOBAAN :
Menentukan besar tegangan terminal ( U ) sebagai fungsi arus beban ( I ) pada
suatu generator dc shunt dengan kecepatan putar ( n ) dan tahanan untai medan (
Rf ) yang tetap.
U = U ( I )
Untuk Rf = k
n = k
II-3. CIRI – CIRI MESIN :
a). Motor dc yang diselidiki :
Kw : 1,5 Volt : 125
RPM : 1750 Amp-Max : 12
Field-Amp : 1,01 Field-OHM : 57,5
b) Generator dc sebagai beban :
Kw : 1,5 Volt : 115
RPM : 1750 AMP-MAX : 13
Field-Amp : 3 Field-OHM : 70
9
II-4. TEORI DAN SKEMA UNTAI :
F1
F2
10
A1
A2
31+
Ra
Rfv
Rvar
F1
F2
10
A1
A2
L1.1
3 1+
-
Ra
12.1
Generator DC Shunt Motor DC Shunt
Rsh
Rvar
Vin = 110 DC
F1.1
12.1
A1.1A1.1 F1.1
22
V
R
L
A
Keterangan :
Rfv : Rheostat, tahanan medan yang dapat diatur
RL : Tahanan beban (Lampu pijar)
Rf : Tahanan untai beban ( dalam mesin )
Ra : Tahanan dalam jangkar.
Hubungannya U = E – Ia.Ra - Eb - eRA
Dimana : Eb : Rugi tegangan pada sikat
eRA : Rugi tegangan akibat reaksi jangkar
Apabila mesin dilengkapi dengan kutub bantu atau belitan kompensasi maka
eRA = 0
sehingga :
U = E – Rugi – rugi ( Ia.Ra )
dan :
Ia = I + If
maka dapat ditulis :
U = U ( I )
n = k1
Rf = k2
10
II-5. PERTANYAAN – PERTANYAAN :
1. Apa penyebab penurunan tegangan terminal pada generator dc shunt akibat
pembebanan (bertambahnya arus beban) ?
2. Mengapa hubung singkat pada terminal generator shunt tidak mengakibatkan
arus yang sangat besar ?
3. Sebutkan hal – hal yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan
tegangan pada generator dc shunt ?
II- 6. ALAT – ALAT UKUR YANG DIPERLUKAN :
5. Volt meter dc
6. Amper meter dc
7. Tachometer.
8. Mesin DC
II-7. PROSES PERCOBAAN :
1. Untailah panel – panel sesuai dengan maksud percobaan, satu sebagai
generator shunt dan yang lain sebagai motor penggerak.
2. Sumber tegangan/pemacu diambil dari terminal “dc power supply”
3. Alat – alat ukur yang dipasang disesuaikan dengan batas ukurnya.
4. Pada setiap pengubahan beban, harap diperiksa putaran motor-motornya (bila
yang digunakan motor dc), karena putaran motor dc tergantung juga pada
perubahan beban, sedang pada percobaan ini putaran dibuat konstan.
5. Pada percobaan harga-harga maksimum untuk I dan U jangan dilampaui,
percobaan dimulai dari I = 0 A, sampai 7 A
6. Buatlah grafik U = U ( I )
Rf = dari hasil percobaan, dalam laporan
n = k
7. Catat data yang diperoleh dari percobaan dalam tabel yang telah disediakan
11
UNIT II MOTOR INDUKSI TIGA FASE
II-1. JUDUL PERCOBAAN : Asutan dengan saklar Y -
Pengujian berbeban.
II-2. MAKSUD PERCOBAAN :
a. Menentukan besar tegangan per fase dan arus motor induksi sangkar tupai
pada waktu motor tanpa beban dan lilitan stator terhubung Y dan .
b. Menentukan besar tegangan perfase dan arus motor induksi sangkar tupai
berbeban, sewaktu saklar terhubung Y - .
c. Menentukan besar slip motor induksi sangkar tupai pada berbagai beban.
II- 3. CIRI – CIRI MESIN
Dipakai sepasang mesin ac – dc, yang ac sebagai motor ac induksi 3 fase sangkar
tupai yang diselidiki dan mesin yang dc sebagai pembangkit yang berfungsi
sebagai beban motor.
a. Motor ac induksi sangkar tupai 3 fase yang diselidiki
Kw : 1,5 Volt /Y : 220/380
Rpm : 1415 Amper /Y : 6,3/3,5
Hz : 50 Cos : 0,82
b. Generator dc seri sebagai beban
Kw : 1,0 Volt : 220
Rpm : 1250 Amper : 6,75
II-4. DASAR TEORI
a. Motor induksi sangkar tupai mempunyai 3 lilitan stator yang dapat dihubungkan
secara Y - , pemilihan sambungan Y atau ditentukan terutama oleh
kemampuan tegangan dari masing – masing lilitan.
Pada waktu tegangan jala –jala V volt, maka kalau lilitan stator terhubung ,
tegangan tiap fase V volt juga. Besar arus jala – jala I Amp, maka besar arus
fase :
Ip = 3
I Amper
12
Kalau lilitan stator terhubung Y, maka tegangan tiap fase :
Vp = 3
V Volt
dan besar arus = I ampere
b. Kecepatan motor induksi rotor sangkar tupai tergantung pada beban, kalau
beban motor induksi rotor sangkar tupai bertambah, maka kecepatan motor
induksi sangkar tupai berkurang. Kecepatan motor ini lebih kecil dari kecepatan
sinkron, timbul slip (S) :
S = ns
nns
p
fns
120
ns = kecepatan medan putar stator / kecepatan sinkron
p = jumlah kutub motor yang diuji (4kutub)
f = frekuensi sumber/PLN (50 Hz)
n = kecepatan putaran rotor (terukur)
Adanya slip menyebabkan pemotongan garis gaya fluks medan putar oleh
penghantar rotor, timbul GGL induksi karena penghantar rotor adalah dalam
kondisi close-loop maka pada penghantar rotor. Arus ini menyebabkan gaya
lorentz pada rotor yang menimbulkan torsi sehingga rotor berputar.
II-5. PERTANYAAN
1. Mengapa kecepatan motor induksi tanpa beban masih lebih kecil dibanding
kecepatan medan stator (kecepatan sinkron) ?
2. Apa yang dimaksud dengan slip (S), dan berapakah batas – batas nilainya
3. Mengapa motor induksi rotor sangkar tupai banyak dipakai dalam industri.
13
II-6. ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Motor induksi sangkar tupai
2. Mesin arus searah (sebagai beban)
3. Amper meter AC
4. Volt meter AC
5. Kw meter AC
6. Saklar Y -
7. Power Pack
8. Sliding Resistor
9. Tachometer
II-7. PROSES PERCOBAAN
1. Buat skema rangkaian motor induksi yang akan di uji. Tempatkan meter yang
diperlukan. Kemudian sambungkan ke sumber listrik.
off
Y
Volt
meter
Amper
meter
Watt
meter
Motor
ac
3 fase
Catu
daya
220 V
Fase-
fase
14
0 Ra Rsh
RsR
S
T
U1
V1
W1
W2
U2
V2
rotor
on
off
Kontaktor Kontaktor
on
AV
W
Didalam panel
2. Hubungkan saklar Y - dimana lilitan stator terhubung Y. Ukur tegangan
terminal dan arus motor tanpa beban. Ukur putaran motor dan catat data – data
tersebut.
3. Hubungkan saklar Y - dimana lilitan stator terhubung delta dan ukur tegangan
terminal, arus motor dan putarannya kemudian catat data – data tersebut.
4. Motor diberi beban. Saklar terhubung delta. Untuk berbagai beban amati
besaran – besaran berikut.
Pada motor : tegangan terminal, arus, daya dan putaran motor.
15
UNIT III
MOTOR SINKRON 3 FASE
III-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Tanpa Beban dan Pengujian Berbeban.
III-2. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan besar arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus pemacu (If) untuk
motor sinkron, pada Torsi dan tegangan terminal yang tetap.
Ia = Ia (If) T = k
U = k
III-3. CIRI – CIRI MESIN
Untuk percobaan ini digunakan sepasang mesin ac – dc. Mesin ac dikerjakan
sebagai motor sinkron yang diselidiki, sedang motor dc dikerjakan sebagai
pembangkit “Shunt” untuk beban.
a. Motor sinkron yang diselidiki
Rpm : 1500 Kw : 0,3
Hz : 50 Cos : 1
Field- Amp : 1,5 Volt Y/ : 380/220
Field- Volt : 200 Amp Y/ : 0,8/1,4
b. Menbangkit dc Shunt sebagai beban
Kw : 0,3 Rpm : 2000
Volt : 220 Field – Volt : 220
Amper : 2,2 Field-Amp :
16
III-4. DASAR TEORI
Motor sinkron hanya bekerja pada satu kecepatan saja, yaitu kecepatan
sinkronnya, dan kecepatan ini tergantung pada frekuensi jala-jala
ns = p
f120 p = jumlah kutub
Maka dengan perubahan beban, kecepatan motor sinkron tidak berubah Pengaruh
perubahan beban pada motor sinkron : hanyalah perubahan sesaat kecepatan
putar dan fase, tetapi kemudian akan kembali ke kecepatan dan fase sinkron.
Power faktor (Pf) motor sinkron dipengaruhi oleh pemacunya dan beban motor.
Pada beban tertentu Pf dapat diubah-ubah melalui pemacu. Suatu motor bisa “over
exited” atau “under exited” tergantung pemacunya, untuk pemacu yang melebihi
normal terjadi pemacu lebih, sehingga motor akan mengambil arus leading. Untuk
pemacuan yang kurang dari normal motor akan mengambil arus lagging.
Pemacuan dapat pula dibuat sedemikian rupa sehingga motor sinkron bekerja pada
Pf = 1. Dalam keadaan tanpa beban dengan pemacu nol, tetapi bekerja pada
kecepatan sinkron, maka arus jala – jala dapat 150 % dari arus rated atau lebih.
Bila arus dc dinaikkan dari nol maka arus input di motor akan berkurang sampai
dicapai keadaan minimum, pada Pf = 1. Di atas titik ini motor akan bekerja pada Pf
leading.
Pertambahan selanjutnya pada arus medan akan mengurangi Pf, dan arus jala
yang ditarik motor akan besar untuk mempertahankan daya input yang sama. Bila
motor dibebani lebih kecil dari pada beban penuh, maka untuk suatu harga If, arus
Rf
R
S
T
A
Ia
A
If
+
-
DCAC
17
input yang diperlukan lebih kecil dari arus input pada beban. Dengan pengertian –
pengertian diatas dapat dibuat bentuk umum watak berbeban motor sinkron yang
disebut pula V curve. Yaitu sebagai berikut :
III-5. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Sebutkan hal – hal yang menguntungkan dan yang merugikan pada motor
sinkron dibandingan dengan motor asinkron?
2. Jelaskan mengapa pada starting motor sinkron, untai medan harus dihubung
singkat?
3. Sebut dan jelaskan komponen penyusun motor sinkron?
III-6. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Amper meter ac
2. Amper meter dc
3. Volt meter ac
4. Cos meter
5. Panel mesin Sinkron 3 fase
III-7. PROSES PERCOBAAN
1. Untailah panel sesuai dengan maksud percobaan ( mesin ac bekerja sebagai
motor sinkron, sedang mesin dc sebagai pembangkit shunt untuk beban).
If
Ia
tanpa beban
Pf = 1
Gambar Liku - V
0
Compounding Curve
berbeban
18
1
2
3
on
off
U1 V1 W1
W2V2U2
F1 F2
VU W
F1 F2
1B1 1B2
A2 A1
2B1 2B2
E1 E2
A2
A1
1B1
1B2
2B2
1B2
E1 E2
L1
L2
L3
380 V
AC
U2 V2 W2
Power Supply PS 189
0 - 125 V dc
1
UI
0
kap ind
Cos Q
A
UI
0
Ia If
AC DC
Cos Q
+-
A
R
2. Motor sinkron dimulai seperti halnya motor asinkron. Waktu mulai, untai medan
harus dihubungsingkat, dan pemacu masuk setelah motor berputar.
3. Semua alat ukur yang dipasang disesuaikan batas ukurnya. Untuk amper meter
waktu mulai lebih baik dihubungsingkat dulu, juga pada waktu pemindahan
batas ukurnya.
4. Percobaan dilakukan untuk keadaan :
a. beban nol (tanpa beban)
b. berbeban
Arus medan (pemacu) diubah dari 0 sampai nilai maksimum sesuai tabel data
pengamatan catat harga – harga If dan Ia.
5. Pembeban dengan beban R (beban).
6. Catatlah data hasil percobaan pada tabel seperti di lampiran
19
UNIT IV
PENGUJIAN TRANSFORMATOR/TRAFO 1 FASE
IV-1. JUDUL PERCOBAAN : Mengetahui perbandingan transformasi dari suatu trafo,
Mengetahui polaritas trafo, dan Pengujian berbeban
IV-2. MAKSUD PERCOBAAN :
a. Menentukan perbandingan transformasi
b. Menentukan polaritas trafo
c. Menentukan watak pembebanan trafo
IV-3. CIRI – CIRI MESIN
Untuk praktikum ini dipakai transformator 1 fase 1,5 KVA, countinous 55 0C RISE,
50/60 CYCLES.
Type : TF-5-B single phase APP 3.2
Terhubung : TT 240V, TR 120 V
IV-4. TEORI DAN SKEMA UNTAI
Terminal primer trafo/transformator secara bergantian akan bertegangan posistif satu
terhadap yang lain, karena sumber memberikan tegangan AC. Hal yang sama juga
terjadi pada terminal sekunder. Apabila sebuah trafo atau lebih akan diparalel, atau
trafo 1 fase digunakan sebagai trafo 3 fase, polaritas relatif antara terminal primer
dan terminal sekunder setiap trafo perlu diketahui agar proses penyambungan dapat
dilaksanakan dengan benar.
Polaritas trafo relatif terminal primer terhadap terminal sekunder dapat diketahui dari
tes polaritas, dimana rangkaian yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut.
20
Gambar Rangkaian Tes Polaritas suatu Transformator.
Apabila hasil dari pengukuran tegangan antara terminal primer dan terminal
sekunder menghasilkan:
a. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih besar dari pada
tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder
hampir sama dengan penjumlahan tegangan terukur dari tegangan primer dan
tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah additive
b. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih kecil dari pada
tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder
hampir sama dengan pengurangan tegangan terukur dari tegangan primer
dan tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah substractive
Penentuan nilai perbandingan transformasi. Nilai perbandingan transformasi ini
merupakan suatu bilangan yang dinotasikan dalam simbol “a” yang merupakan
suatu nilai perbandingan antara sisi primer dengan sisi sekunder dalam hal
tegangan, arus, dan jumlah lilitan. Sehingga diperoleh hubungan seperti berikut.
Penentuan nilai perbandingan transformasi ini sering digunakan untuk pengecekan
desain trafo. Selain itu, nilai perbandingan transformasi akan sangat berguna pada
saat melakukan perhitungan nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen dan juga
pada saat menghitung rugi-rugi yang muncul.
21
Pengujian watak berbeban trafo ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penurunan
tegangan akibat penambahan arus pada sisi sekunder yang terhubung ke beban.
Pengujian ini dapat memperlihatkan unjuk kerja trafo tersebut.
IV-5. PERTANYAAN :
1. Mengapa diperlukan perbandingan transformasi?
2. Bagaimana watak trafo ketika dibebani bila dibandingan watak tanpa bebannya?
3. Gambar dan jelaskan kurva pengujian berbeban trafo yang Anda uji?
4. Jelaskan prinsip kerja trafo?
IV-6. ALAT ALAT YANG DIPERGUNAKAN :
1. Power Pack
2. Volt meter ac
3. Amper meter ac
4. Transformator 1 fase
IV-7. PROSES PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian sesuai dengan maksud percobaan.
a. Tes Polaritas
V2V1
V3
TRTT
22
b. Penentuan Nilai Perbandingan Transformasi
I 2I 1
V2V1 TT TR
c. Pengujian berbeban
I 2I 1
V2V1 TT TR
Rheostat
2. Semua alat ukur yang dipasang sesuaikan batas ukurnya.
3. Catatlah nilai tegangan, arus, dan daya input dan output sesuai lampiran
4. Batas – batas maximum tidak boleh dilampaui.
5. Hasil percobaan dicatat pada tabel dilampiran
IV-8. KESIMPULAN :
Berikan kesimpulan saudara atas hasil percobaan ini.
23
PRAKTIKUM IA. MOTOR DC SHUNT
N = f (IA) If = k
Vs = 110 Volt
No IA(A) N
1 1 1500
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Tanggal :
Hari/Jam :
Nama Praktikan NIM
1 ………….. ..………
2 ………….. ……….
3 ………….. ………..
PRAKTIKUM IB. GENERATOR DC SHUNT
VOut = f (ILoad)
No ILoad (A) VOut (V)
1 0 110
2 1 ,
3 2 ,
4 3 ,
5 4 ,
6 5 ,
7 6 ,
8 7 ,
9 8 ,
10 9 ,
Asisten
(………………………..)
NIM.
25
PRAKTIKUM II. MESIN ASINKRON SANGKAR TUPAI
1. Stator Hubung Y Arus Start (Is) : ……..Amp Tegangan Sumber (VS) : …….. Volt
No IA (A) P(Watt) N(rpm)
1 1
2 1.3
3 1.5
4 1.8
5 2 6 2.3
7 2.5
8 2.8
9 3
Tanggal : Hari/Jam : Nama Praktikan NIM 1 ………….. ..……… 2 ………….. ………. 3 ………….. ………..
2. Stator Hubung ∆ Arus Start (Is) : ……..Amp Tegangan Sumber (VS) : …….. Volt
No IA (A) P(Watt) N(rpm)
1 4.5
2 4.7
3 4.9
4 5.1
5 5.3 6 5.5
7 5.7
8 6.0
Asisten
(………………………..)
NIM :
26
PRAKTIKUM III. MOTOR SINKRON
1. TANPA BEBAN
No IF (A) IA (A) PF (Cos φ)
1 0
2 0.01
3 0.02
4 0.03
5 0.04
6 0.05
7 0.06
8 0.07
9 0.08
10 0.09
11 0.10
12 0.11
13 0.12
14 0.13
15 0.14
16 0.15
Tanggal : Hari/jam : Nama Praktikan NIM 1 ………….. ..……… 2 ………….. ………. 3 ………….. ………..
2. BERBEBAN
No IF (A) IA (A) PF (Cos φ)
1 0
2 0.01
3 0.02
4 0.03
5 0.04
6 0.05
7 0.06
8 0.07
9 0.08
10 0.09
11 0.10
12 0.11
13 0.12
14 0.13
15 0.14
16 0.15
Asisten
(………………………..) NIM :
27
PRAKTIKUM IV. PENENTUAN TRANSFORMASI DAN
PENGUJIAN TANPA BEBAN DAN BERBEBAN TRAFO
1. TES POLARITAS TRAFO
Tegangan Primer (Vp)
= …………………. Volt
Tegangan Sekunder (Vs)
= …………………. Volt
Tegangan Antar Terminal (V3)
=………………….. Volt
Polaritas Trafo
= ………………………….
2. TES PERBANDINGAN
TRANSFORMASI
Tegangan Primer (Vp)
= …………………. Volt
Tegangan Sekunder (Vs)
= …………………. Volt
Perbandingan transformasi
= ……. : ………
3. PENGUJIAN BERBEBAN
Beban
(Ampere)
Tegangan
Input (Volt)
Tegangan
Output (Volt)
Daya Input
(Watt)
Daya Output
(Watt)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
28
Beban
(Ampere)
Tegangan
Input (Volt)
Tegangan
Output (Volt)
Daya Input
(Watt)
Daya Output
(Watt)
3,5
4
4,5
Tanggal : Hari/jam : Nama Praktikan NIM ASISTEN 1 ………….. ..……… 2 ………….. ………. ………………………….. NIM. 3 ………….. ………..
29
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM
A. KERANGKA LAPORAN PRAKTIKUM
1. Bagian Awal Laporan Praktikum
Judul praktikum disesuaikan dengan judul unit praktikum yang dilaksanakan
dan dibuat laporannya. Pada bagian ini terdiri atas:
o Cover Sampul Praktikum-harus berlogo UGM
o Judul unit praktikum
o Nama dan NIM praktikan
o Tanggal praktikum dan sesi praktikum
Pada bagian ini diperbolehkan dalam bentuk cetak/printing
2. Pendahuluan
Pendahuluan ini terdiri atas:
o Dasar teori
Tulislah dasar teori seperlunya yang sangat menunjang penulisan pada
bagian pembahasan. Bagian ini dapat menyadur dari buku maupun sumber
referensi lainnya yang nantinya ditulis pada bagian Daftar Pustaka
o Skema Praktikum
Gambarlah rangkaian yang digunakan pada praktikum yang dijalankan,
baik rangkaian sederhana, rangkaian ekuivalen, dan rangkaian lengkap.
Pada bagian Dasar Teori ini harus berupa tulisan tangan dan tidak
diperkenankan menggunakan metode cetak/printing. Sedangkan bagian
Skema Praktikum diperbolehkan menggunakan hasil cetak/printing
3. Pembahasan
Pada bagian ini terdiri atas:
o Grafik hasil pengamatan
30
Hasil pengamatan yang diperoleh selama praktikum
divisualisasikan/digambarkan ke dalam suatu grafik (jumlah dan komposisi
grafik terserah praktikan)
o Pembahasan hasil pengamatan
Bagian ini merupakan bagian batang tubuh dari laporan praktikum. Pada
bagian ini harus menjelaskan apa saja yang terjadi dan penyebab
terjadinya kejadian yang muncul selama praktikum. Serta menjelaskan
hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Penjelasan dan pembahasan
pada bagian ini harus sejelas-jelasnya namun jangan terlalu banyak.
Pada bagian ini harus ditulis dengan tangan dan tidak diperbolehkan
menggunakan metode cetak/printing.
4. Kesimpulan
Pada bagian ini menyajikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang disajikan
pada bagian sebelumnya. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan
pembahasan, sehingga simpulkan secara tepat apa yang dibahas. Bagian ini
juga harus ditulis tangan dan tidak diperkenankan menggunakan metode
cetak/printing.
5. Jawaban Pertanyaan
Pada bagian ini merupakan bagian jawaban atas pertanyaan yang diberikan
kepada praktikan yang diambil dari panduan praktikum untuk setiap unitnya.
Bagian ini harus mutlak ada dan harus berupa tulisan tangan (tidak
diperkenankan berupa hasil cetak/printing termasuk fotokopi)
6. Lampiran Laporan Sementara (Hasil Pengamatan)
Hasil pengamatan/laporan sementara dilampirkan sebagai bukti praktikan
telah melaksanakan praktikum sesuai unit yang dilaksanakan. Apabila bagian
ini tidak ada maka laporan praktikum dinyatakan ditolak.
Kerangka laporan ini bersifat mutlak dan harus ada pada setiap laporan
praktikum. Apabila salah satu poin di atas tidak terdapat di dalam laporan
praktikum maka laporan praktikum akan tetap diterima tetapi akan mengalami
pengurangan nilai laporan.
31
B. KETENTUAN DAN TATA TERTIB LAPORAN PRAKTIKUM
1. Batas pengumpulan laporan praktikum adalah 1 (minggu) tanpa ada toleransi,
apabila melanggar akan dikenakan sanksi yang berlaku.
2. Laporan merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti praktikum pada
minggu selanjutnya.
3. Laporan praktikum adalah hasil karya individu dan bukan hasil karya
bersama, apabila terdapat laporan praktikum yang mem-fotokopi, menyalin,
menyadur, meng-plagiat akan dikenakan sanksi.
4. Laporan praktikum harus menggunakan kertas HVS-A4 dan menggunakan
tinta hitam, apabila tidak sesuai maka diminta untuk menyesuaikan.
5. Sanksi yang berlaku:
a. Apabila terlambat mengumpulkan laporan;
i. Kurang dari 1 jam : pengurangan nilai pada bagian kedisiplinan
ii. Lebih dari 1 jam : pengurangan nilai total laporan pada unit
bersangkutan
iii. Lebih dari 1 hari : pengurangan nilai total laporan mencapai
50% dari poin yang diperoleh
iv. Hingga akhir masa praktikum belum mengumpulkan maka nilai
praktikum tidak akan dikeluarkan hingga melengkapi
kekurangan yang ada
b. Apabila mem-fotokopi, menyalin, mem-plagiat laporan praktikum
praktikan lain, maka:
i. Membagi nilai maksimal yang diperoleh dengan jumlah laporan
yang sama (isi dan tulisannya)
ii. Pengurangan nilai total laporan praktikum
iii. Pemberian nilai 0 (nol) pada nilai total laporan praktikum
iv. Pembatalan nilai harian untuk unit yang bersangkutan
32
C. CONTOH COVER PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK
(TKF 3303)