PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

32
24 PANDUAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK Dan LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

Transcript of PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

Page 1: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

24

PANDUAN PRAKTIKUM

MESIN LISTRIK

Dan

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

1

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi 1

Tata Tertib/Ketentuan Praktikum (Tata Tertib) 3

Unit Praktikum 4

UNIT 1A. Motor Arus Searah Shunt 5

Pengujian Berbeban

UNIT 1B. Pengujian Watak Generator DC 8

Shunt

UNIT 2. Motor Induksi Tiga Fase 11

Asutan dengan saklar Y -

UNIT 3. Motor Sinkron Tiga Fase 15

Pengujian Berbeban

UNIT 4. Pengujian Transformator 1 Fase 19

LEMBAR PENGAMATAN

UNIT 1A. Motor Arus Searah Shunt 22

Pengujian Berbeban

UNIT 1B. Pengujian Watak Generator DC 23

Shunt

Page 3: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

2

UNIT 2. Motor Induksi Tiga Fase 24

Asutan dengan saklar Y -

UNIT 3. Motor Sinkron Tiga Fase 25

Pengujian Berbeban

UNIT 4. Pengujian Transformator 1 Fase 26

Page 4: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

3

TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T I K U M

KETENTUAN DAN TATA TERTIB :

Praktikan dibagi ke dalam kelompok-kelompok masing-masing 3 mahasiswa. Pembagian dilaksanakan pada praktikum yang pertama.

Tiap kelompok akan menjalani 1 bab praktikum tiap pekannya & khusus untuk pekan pertama, pre-tes mengenai mesin listrik secara umum dan alat ukur listrik.

Praktikum akan dibagi ke dalam 2 tahapan : a. Pre-Tes (sesuai bab praktikumnya) : 30 menit b. Pelaksanaan Praktikum (Pengambilan Data) : 150 menit

Praktikan harus sudah hadir di tempat 15 menit sebelum praktikum dimulai, apabila terlambat lebih dari 15 menit maka praktikan diharap mengganti jadwal praktikum di hari yang lain. Kemudian jika terlambat lebih dari 25 menit maka tidak diperkenankan inhal/mengganti praktikum pada hari lain. Namun jika terlambat kurang dari 15 menit diperbolehkan mengerjakan pretest dengan konsekuensi tanpa penambahan waktu pengerjaan.

Dalam, pelaksanaan praktikum, praktikan harus benar-benar aktif, serius, dan memperhatikan petunjuk-petunjuk asisten demi keamanan dan keselamatan bersama.

Laporan Praktikum harus diselesaikan dan dikumpulkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan praktikum. Keterlambatan pengumpulan laporan akan dikenai pengurangan nilai laporan.

Inhal hanya diizinkan untuk praktikan yang berhalangan hadir dengan alasan yang jelas dan dengan Surat Izin yang ditunjukkan ke Kepala Lab. TTL. Inhal dilaksanakan pada hari selanjutnya sesuai kesepakatan dengan asisten dan dengan seijin laboran

Diwajibkan memakai sepatu dan kemeja atau kaos berkerah, apabila memakai kaos oblog tak berkerah dan/atau memakai sandal dan/atau sepatu sandal, praktikan akan diminta menggantinya.

PENILAIAN :

Pre-Test : 20 %

Ketrampilan Praktek : 30 %

Laporan : 50 %

Page 5: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

4

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO & TEKNOLOGI INFORMASI FT UGM YOGYAKARTA

DAFTAR UNIT PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

MAHASISWA JURUSAN TEKNIK FISIKA FT UGM

PRAKTIKUM 1 Motor dc Shunt dan Generator DC Shunt

PRAKTIKUM 2

Motor ac Induksi 3 fase Rotor Sangkar Asutan Y, ∆

PRAKTIKUM 3

Motor ac Sinkron 3 fase

PRAKTIKUM 4 . Penentuan Transformasi dan

Pengujian Tanpa Beban dan Berbeban Trafo

Perkelompok 3 orang Susunan jadwal praktikum per minggu

Kelompok Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Kel 1 P 1 P 2 P 3 P 4

Kel 2 P 2 P 3 P 4 P 1

Kel 3 P 3 P 4 P 1 P 2

Kel 4 P 4 P 1 P 2 P 3

Page 6: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

5

UNIT I A

MOTOR ARUS SEARAH SHUNT

I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban

I-2. MAKSUD PERCOBAAN :

Menentukan besar kecepatan putar motor arus searah Shunt. Sebagai fungsi arus

jangkar (Ia), pada tegangan ( U ) konstan, arus medan konstan If = k , dalam kedaaan

berbeban.

N = N (Ia)

Pada U = k

If = k

N = Putaran motor

Ia = Arus Jangkar

U = Tegangan Terminal

1-3. CIRI – CIRI MESIN :

Dipakai sepasang mesin dc – dc, satu sebagai motor terpacu terpisah yang

diselidiki dan mesin lain sebagai pembangkit yang berfungsi untuk mengatur beban

motor.

a). Motor dc yang diselidiki :

Kw : 1,5 Volt : 125

RPM : 1750 Amp-Max : 12

Field-Amp : 1,01 Field-OHM : 57,5

b) Generator dc sebagai beban :

Kw : 1,5 Volt : 115

RPM : 1750 AMP-MAX : 13

Field-Amp : 3 Field-OHM : 70

Page 7: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

6

I-4. TEORI DAN SKEMA UNTAI :

Rsh

RfRa

V RL

Rf

Rfv

IfIa

GM

Keterangan gambar :

Rfv : tahanan variabel medan

Ef : tegangan dc pemacu

Ra : Tahanan dalam jangkar

Rf : tahanan medan (dalam mesin)

Rfsh : tahanan shunt generator

Rl : tahanan beban

U : tegangan terminal

F1

F2

10 A1

A2

A1.1

13+

-

RaRfsh

Rfv A

F2 3 1

+

-

Ra

V

Generator DC Shunt Motor DC Shunt

Rf

110 Volt

2

If

Ia

2

F1.1

12.1

A2

A1

F1

12.1

10

Rfv

RL

Page 8: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

7

Pada motor dc terpacu terpisah berlaku :

T = ka Ia

Ea = Ka N = U – Ia Ra

Dari kedua persamaan tersebut :

N = Ka

IaRaU

Dari persamaan diatas terlihat apabila nilai U dan If tetap (seolah-olah magnet

tetap), kecepatan akan tergantung pada nilai Ia, sehingga apabila Ia semakin besar

maka kecepatan semakin turun.

I-5. ALAT YANG DIPERLUKAN :

1. Volt meter dc

2. Amper meter dc

3. Tachometer.

4. Mesin DC

I-6. PROSES PERCOBAAN :

1. Panel diuntai sesuai dengan maksud percobaan

2. Sumber pemacu diambil dari terminal “dc power supply”

3. Semua alat ukur yang dipasang, batas ukurnya disesuaikan.

4. Percobaan dimulai dengan Ia yang kecil, kemudian diatur dengan mengubah

tahanan RL, setiap mengatur Ia catat putarannya, tegangan terminal generator

dipertahankan harganya selalu terletak pada 90 –110 V.

5. Harga maksimum arus, tegangan, dan kecepatan untuk masing – masing mesin

jangan sampai terlampaui .

6. Catat data hasil percobaan pada tabel seperti dilampiran

7. Buatlah grafik putaran sebagai fungsi arus untuk V dan If tetap berdasarkan

data dari percobaan.

Page 9: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

8

UNIT IB

GENERATOR DC SHUNT

II-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian berbeban (watak luar )

II-2. MAKSUD PERCOBAAN :

Menentukan besar tegangan terminal ( U ) sebagai fungsi arus beban ( I ) pada

suatu generator dc shunt dengan kecepatan putar ( n ) dan tahanan untai medan (

Rf ) yang tetap.

U = U ( I )

Untuk Rf = k

n = k

II-3. CIRI – CIRI MESIN :

a). Motor dc yang diselidiki :

Kw : 1,5 Volt : 125

RPM : 1750 Amp-Max : 12

Field-Amp : 1,01 Field-OHM : 57,5

b) Generator dc sebagai beban :

Kw : 1,5 Volt : 115

RPM : 1750 AMP-MAX : 13

Field-Amp : 3 Field-OHM : 70

Page 10: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

9

II-4. TEORI DAN SKEMA UNTAI :

F1

F2

10

A1

A2

31+

Ra

Rfv

Rvar

F1

F2

10

A1

A2

L1.1

3 1+

-

Ra

12.1

Generator DC Shunt Motor DC Shunt

Rsh

Rvar

Vin = 110 DC

F1.1

12.1

A1.1A1.1 F1.1

22

V

R

L

A

Keterangan :

Rfv : Rheostat, tahanan medan yang dapat diatur

RL : Tahanan beban (Lampu pijar)

Rf : Tahanan untai beban ( dalam mesin )

Ra : Tahanan dalam jangkar.

Hubungannya U = E – Ia.Ra - Eb - eRA

Dimana : Eb : Rugi tegangan pada sikat

eRA : Rugi tegangan akibat reaksi jangkar

Apabila mesin dilengkapi dengan kutub bantu atau belitan kompensasi maka

eRA = 0

sehingga :

U = E – Rugi – rugi ( Ia.Ra )

dan :

Ia = I + If

maka dapat ditulis :

U = U ( I )

n = k1

Rf = k2

Page 11: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

10

II-5. PERTANYAAN – PERTANYAAN :

1. Apa penyebab penurunan tegangan terminal pada generator dc shunt akibat

pembebanan (bertambahnya arus beban) ?

2. Mengapa hubung singkat pada terminal generator shunt tidak mengakibatkan

arus yang sangat besar ?

3. Sebutkan hal – hal yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan

tegangan pada generator dc shunt ?

II- 6. ALAT – ALAT UKUR YANG DIPERLUKAN :

5. Volt meter dc

6. Amper meter dc

7. Tachometer.

8. Mesin DC

II-7. PROSES PERCOBAAN :

1. Untailah panel – panel sesuai dengan maksud percobaan, satu sebagai

generator shunt dan yang lain sebagai motor penggerak.

2. Sumber tegangan/pemacu diambil dari terminal “dc power supply”

3. Alat – alat ukur yang dipasang disesuaikan dengan batas ukurnya.

4. Pada setiap pengubahan beban, harap diperiksa putaran motor-motornya (bila

yang digunakan motor dc), karena putaran motor dc tergantung juga pada

perubahan beban, sedang pada percobaan ini putaran dibuat konstan.

5. Pada percobaan harga-harga maksimum untuk I dan U jangan dilampaui,

percobaan dimulai dari I = 0 A, sampai 7 A

6. Buatlah grafik U = U ( I )

Rf = dari hasil percobaan, dalam laporan

n = k

7. Catat data yang diperoleh dari percobaan dalam tabel yang telah disediakan

Page 12: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

11

UNIT II MOTOR INDUKSI TIGA FASE

II-1. JUDUL PERCOBAAN : Asutan dengan saklar Y -

Pengujian berbeban.

II-2. MAKSUD PERCOBAAN :

a. Menentukan besar tegangan per fase dan arus motor induksi sangkar tupai

pada waktu motor tanpa beban dan lilitan stator terhubung Y dan .

b. Menentukan besar tegangan perfase dan arus motor induksi sangkar tupai

berbeban, sewaktu saklar terhubung Y - .

c. Menentukan besar slip motor induksi sangkar tupai pada berbagai beban.

II- 3. CIRI – CIRI MESIN

Dipakai sepasang mesin ac – dc, yang ac sebagai motor ac induksi 3 fase sangkar

tupai yang diselidiki dan mesin yang dc sebagai pembangkit yang berfungsi

sebagai beban motor.

a. Motor ac induksi sangkar tupai 3 fase yang diselidiki

Kw : 1,5 Volt /Y : 220/380

Rpm : 1415 Amper /Y : 6,3/3,5

Hz : 50 Cos : 0,82

b. Generator dc seri sebagai beban

Kw : 1,0 Volt : 220

Rpm : 1250 Amper : 6,75

II-4. DASAR TEORI

a. Motor induksi sangkar tupai mempunyai 3 lilitan stator yang dapat dihubungkan

secara Y - , pemilihan sambungan Y atau ditentukan terutama oleh

kemampuan tegangan dari masing – masing lilitan.

Pada waktu tegangan jala –jala V volt, maka kalau lilitan stator terhubung ,

tegangan tiap fase V volt juga. Besar arus jala – jala I Amp, maka besar arus

fase :

Ip = 3

I Amper

Page 13: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

12

Kalau lilitan stator terhubung Y, maka tegangan tiap fase :

Vp = 3

V Volt

dan besar arus = I ampere

b. Kecepatan motor induksi rotor sangkar tupai tergantung pada beban, kalau

beban motor induksi rotor sangkar tupai bertambah, maka kecepatan motor

induksi sangkar tupai berkurang. Kecepatan motor ini lebih kecil dari kecepatan

sinkron, timbul slip (S) :

S = ns

nns

p

fns

120

ns = kecepatan medan putar stator / kecepatan sinkron

p = jumlah kutub motor yang diuji (4kutub)

f = frekuensi sumber/PLN (50 Hz)

n = kecepatan putaran rotor (terukur)

Adanya slip menyebabkan pemotongan garis gaya fluks medan putar oleh

penghantar rotor, timbul GGL induksi karena penghantar rotor adalah dalam

kondisi close-loop maka pada penghantar rotor. Arus ini menyebabkan gaya

lorentz pada rotor yang menimbulkan torsi sehingga rotor berputar.

II-5. PERTANYAAN

1. Mengapa kecepatan motor induksi tanpa beban masih lebih kecil dibanding

kecepatan medan stator (kecepatan sinkron) ?

2. Apa yang dimaksud dengan slip (S), dan berapakah batas – batas nilainya

3. Mengapa motor induksi rotor sangkar tupai banyak dipakai dalam industri.

Page 14: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

13

II-6. ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Motor induksi sangkar tupai

2. Mesin arus searah (sebagai beban)

3. Amper meter AC

4. Volt meter AC

5. Kw meter AC

6. Saklar Y -

7. Power Pack

8. Sliding Resistor

9. Tachometer

II-7. PROSES PERCOBAAN

1. Buat skema rangkaian motor induksi yang akan di uji. Tempatkan meter yang

diperlukan. Kemudian sambungkan ke sumber listrik.

off

Y

Volt

meter

Amper

meter

Watt

meter

Motor

ac

3 fase

Catu

daya

220 V

Fase-

fase

Page 15: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

14

0 Ra Rsh

RsR

S

T

U1

V1

W1

W2

U2

V2

rotor

on

off

Kontaktor Kontaktor

on

AV

W

Didalam panel

2. Hubungkan saklar Y - dimana lilitan stator terhubung Y. Ukur tegangan

terminal dan arus motor tanpa beban. Ukur putaran motor dan catat data – data

tersebut.

3. Hubungkan saklar Y - dimana lilitan stator terhubung delta dan ukur tegangan

terminal, arus motor dan putarannya kemudian catat data – data tersebut.

4. Motor diberi beban. Saklar terhubung delta. Untuk berbagai beban amati

besaran – besaran berikut.

Pada motor : tegangan terminal, arus, daya dan putaran motor.

Page 16: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

15

UNIT III

MOTOR SINKRON 3 FASE

III-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Tanpa Beban dan Pengujian Berbeban.

III-2. MAKSUD PERCOBAAN

Menentukan besar arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus pemacu (If) untuk

motor sinkron, pada Torsi dan tegangan terminal yang tetap.

Ia = Ia (If) T = k

U = k

III-3. CIRI – CIRI MESIN

Untuk percobaan ini digunakan sepasang mesin ac – dc. Mesin ac dikerjakan

sebagai motor sinkron yang diselidiki, sedang motor dc dikerjakan sebagai

pembangkit “Shunt” untuk beban.

a. Motor sinkron yang diselidiki

Rpm : 1500 Kw : 0,3

Hz : 50 Cos : 1

Field- Amp : 1,5 Volt Y/ : 380/220

Field- Volt : 200 Amp Y/ : 0,8/1,4

b. Menbangkit dc Shunt sebagai beban

Kw : 0,3 Rpm : 2000

Volt : 220 Field – Volt : 220

Amper : 2,2 Field-Amp :

Page 17: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

16

III-4. DASAR TEORI

Motor sinkron hanya bekerja pada satu kecepatan saja, yaitu kecepatan

sinkronnya, dan kecepatan ini tergantung pada frekuensi jala-jala

ns = p

f120 p = jumlah kutub

Maka dengan perubahan beban, kecepatan motor sinkron tidak berubah Pengaruh

perubahan beban pada motor sinkron : hanyalah perubahan sesaat kecepatan

putar dan fase, tetapi kemudian akan kembali ke kecepatan dan fase sinkron.

Power faktor (Pf) motor sinkron dipengaruhi oleh pemacunya dan beban motor.

Pada beban tertentu Pf dapat diubah-ubah melalui pemacu. Suatu motor bisa “over

exited” atau “under exited” tergantung pemacunya, untuk pemacu yang melebihi

normal terjadi pemacu lebih, sehingga motor akan mengambil arus leading. Untuk

pemacuan yang kurang dari normal motor akan mengambil arus lagging.

Pemacuan dapat pula dibuat sedemikian rupa sehingga motor sinkron bekerja pada

Pf = 1. Dalam keadaan tanpa beban dengan pemacu nol, tetapi bekerja pada

kecepatan sinkron, maka arus jala – jala dapat 150 % dari arus rated atau lebih.

Bila arus dc dinaikkan dari nol maka arus input di motor akan berkurang sampai

dicapai keadaan minimum, pada Pf = 1. Di atas titik ini motor akan bekerja pada Pf

leading.

Pertambahan selanjutnya pada arus medan akan mengurangi Pf, dan arus jala

yang ditarik motor akan besar untuk mempertahankan daya input yang sama. Bila

motor dibebani lebih kecil dari pada beban penuh, maka untuk suatu harga If, arus

Rf

R

S

T

A

Ia

A

If

+

-

DCAC

Page 18: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

17

input yang diperlukan lebih kecil dari arus input pada beban. Dengan pengertian –

pengertian diatas dapat dibuat bentuk umum watak berbeban motor sinkron yang

disebut pula V curve. Yaitu sebagai berikut :

III-5. PERTANYAAN – PERTANYAAN

1. Sebutkan hal – hal yang menguntungkan dan yang merugikan pada motor

sinkron dibandingan dengan motor asinkron?

2. Jelaskan mengapa pada starting motor sinkron, untai medan harus dihubung

singkat?

3. Sebut dan jelaskan komponen penyusun motor sinkron?

III-6. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Amper meter ac

2. Amper meter dc

3. Volt meter ac

4. Cos meter

5. Panel mesin Sinkron 3 fase

III-7. PROSES PERCOBAAN

1. Untailah panel sesuai dengan maksud percobaan ( mesin ac bekerja sebagai

motor sinkron, sedang mesin dc sebagai pembangkit shunt untuk beban).

If

Ia

tanpa beban

Pf = 1

Gambar Liku - V

0

Compounding Curve

berbeban

Page 19: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

18

1

2

3

on

off

U1 V1 W1

W2V2U2

F1 F2

VU W

F1 F2

1B1 1B2

A2 A1

2B1 2B2

E1 E2

A2

A1

1B1

1B2

2B2

1B2

E1 E2

L1

L2

L3

380 V

AC

U2 V2 W2

Power Supply PS 189

0 - 125 V dc

1

UI

0

kap ind

Cos Q

A

UI

0

Ia If

AC DC

Cos Q

+-

A

R

2. Motor sinkron dimulai seperti halnya motor asinkron. Waktu mulai, untai medan

harus dihubungsingkat, dan pemacu masuk setelah motor berputar.

3. Semua alat ukur yang dipasang disesuaikan batas ukurnya. Untuk amper meter

waktu mulai lebih baik dihubungsingkat dulu, juga pada waktu pemindahan

batas ukurnya.

4. Percobaan dilakukan untuk keadaan :

a. beban nol (tanpa beban)

b. berbeban

Arus medan (pemacu) diubah dari 0 sampai nilai maksimum sesuai tabel data

pengamatan catat harga – harga If dan Ia.

5. Pembeban dengan beban R (beban).

6. Catatlah data hasil percobaan pada tabel seperti di lampiran

Page 20: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

19

UNIT IV

PENGUJIAN TRANSFORMATOR/TRAFO 1 FASE

IV-1. JUDUL PERCOBAAN : Mengetahui perbandingan transformasi dari suatu trafo,

Mengetahui polaritas trafo, dan Pengujian berbeban

IV-2. MAKSUD PERCOBAAN :

a. Menentukan perbandingan transformasi

b. Menentukan polaritas trafo

c. Menentukan watak pembebanan trafo

IV-3. CIRI – CIRI MESIN

Untuk praktikum ini dipakai transformator 1 fase 1,5 KVA, countinous 55 0C RISE,

50/60 CYCLES.

Type : TF-5-B single phase APP 3.2

Terhubung : TT 240V, TR 120 V

IV-4. TEORI DAN SKEMA UNTAI

Terminal primer trafo/transformator secara bergantian akan bertegangan posistif satu

terhadap yang lain, karena sumber memberikan tegangan AC. Hal yang sama juga

terjadi pada terminal sekunder. Apabila sebuah trafo atau lebih akan diparalel, atau

trafo 1 fase digunakan sebagai trafo 3 fase, polaritas relatif antara terminal primer

dan terminal sekunder setiap trafo perlu diketahui agar proses penyambungan dapat

dilaksanakan dengan benar.

Polaritas trafo relatif terminal primer terhadap terminal sekunder dapat diketahui dari

tes polaritas, dimana rangkaian yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 21: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

20

Gambar Rangkaian Tes Polaritas suatu Transformator.

Apabila hasil dari pengukuran tegangan antara terminal primer dan terminal

sekunder menghasilkan:

a. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih besar dari pada

tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder

hampir sama dengan penjumlahan tegangan terukur dari tegangan primer dan

tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah additive

b. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih kecil dari pada

tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder

hampir sama dengan pengurangan tegangan terukur dari tegangan primer

dan tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah substractive

Penentuan nilai perbandingan transformasi. Nilai perbandingan transformasi ini

merupakan suatu bilangan yang dinotasikan dalam simbol “a” yang merupakan

suatu nilai perbandingan antara sisi primer dengan sisi sekunder dalam hal

tegangan, arus, dan jumlah lilitan. Sehingga diperoleh hubungan seperti berikut.

Penentuan nilai perbandingan transformasi ini sering digunakan untuk pengecekan

desain trafo. Selain itu, nilai perbandingan transformasi akan sangat berguna pada

saat melakukan perhitungan nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen dan juga

pada saat menghitung rugi-rugi yang muncul.

Page 22: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

21

Pengujian watak berbeban trafo ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penurunan

tegangan akibat penambahan arus pada sisi sekunder yang terhubung ke beban.

Pengujian ini dapat memperlihatkan unjuk kerja trafo tersebut.

IV-5. PERTANYAAN :

1. Mengapa diperlukan perbandingan transformasi?

2. Bagaimana watak trafo ketika dibebani bila dibandingan watak tanpa bebannya?

3. Gambar dan jelaskan kurva pengujian berbeban trafo yang Anda uji?

4. Jelaskan prinsip kerja trafo?

IV-6. ALAT ALAT YANG DIPERGUNAKAN :

1. Power Pack

2. Volt meter ac

3. Amper meter ac

4. Transformator 1 fase

IV-7. PROSES PERCOBAAN

1. Buatlah rangkaian sesuai dengan maksud percobaan.

a. Tes Polaritas

V2V1

V3

TRTT

Page 23: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

22

b. Penentuan Nilai Perbandingan Transformasi

I 2I 1

V2V1 TT TR

c. Pengujian berbeban

I 2I 1

V2V1 TT TR

Rheostat

2. Semua alat ukur yang dipasang sesuaikan batas ukurnya.

3. Catatlah nilai tegangan, arus, dan daya input dan output sesuai lampiran

4. Batas – batas maximum tidak boleh dilampaui.

5. Hasil percobaan dicatat pada tabel dilampiran

IV-8. KESIMPULAN :

Berikan kesimpulan saudara atas hasil percobaan ini.

Page 24: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

23

PRAKTIKUM IA. MOTOR DC SHUNT

N = f (IA) If = k

Vs = 110 Volt

No IA(A) N

1 1 1500

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

Tanggal :

Hari/Jam :

Nama Praktikan NIM

1 ………….. ..………

2 ………….. ……….

3 ………….. ………..

PRAKTIKUM IB. GENERATOR DC SHUNT

VOut = f (ILoad)

No ILoad (A) VOut (V)

1 0 110

2 1 ,

3 2 ,

4 3 ,

5 4 ,

6 5 ,

7 6 ,

8 7 ,

9 8 ,

10 9 ,

Asisten

(………………………..)

NIM.

Page 25: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

25

PRAKTIKUM II. MESIN ASINKRON SANGKAR TUPAI

1. Stator Hubung Y Arus Start (Is) : ……..Amp Tegangan Sumber (VS) : …….. Volt

No IA (A) P(Watt) N(rpm)

1 1

2 1.3

3 1.5

4 1.8

5 2 6 2.3

7 2.5

8 2.8

9 3

Tanggal : Hari/Jam : Nama Praktikan NIM 1 ………….. ..……… 2 ………….. ………. 3 ………….. ………..

2. Stator Hubung ∆ Arus Start (Is) : ……..Amp Tegangan Sumber (VS) : …….. Volt

No IA (A) P(Watt) N(rpm)

1 4.5

2 4.7

3 4.9

4 5.1

5 5.3 6 5.5

7 5.7

8 6.0

Asisten

(………………………..)

NIM :

Page 26: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

26

PRAKTIKUM III. MOTOR SINKRON

1. TANPA BEBAN

No IF (A) IA (A) PF (Cos φ)

1 0

2 0.01

3 0.02

4 0.03

5 0.04

6 0.05

7 0.06

8 0.07

9 0.08

10 0.09

11 0.10

12 0.11

13 0.12

14 0.13

15 0.14

16 0.15

Tanggal : Hari/jam : Nama Praktikan NIM 1 ………….. ..……… 2 ………….. ………. 3 ………….. ………..

2. BERBEBAN

No IF (A) IA (A) PF (Cos φ)

1 0

2 0.01

3 0.02

4 0.03

5 0.04

6 0.05

7 0.06

8 0.07

9 0.08

10 0.09

11 0.10

12 0.11

13 0.12

14 0.13

15 0.14

16 0.15

Asisten

(………………………..) NIM :

Page 27: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

27

PRAKTIKUM IV. PENENTUAN TRANSFORMASI DAN

PENGUJIAN TANPA BEBAN DAN BERBEBAN TRAFO

1. TES POLARITAS TRAFO

Tegangan Primer (Vp)

= …………………. Volt

Tegangan Sekunder (Vs)

= …………………. Volt

Tegangan Antar Terminal (V3)

=………………….. Volt

Polaritas Trafo

= ………………………….

2. TES PERBANDINGAN

TRANSFORMASI

Tegangan Primer (Vp)

= …………………. Volt

Tegangan Sekunder (Vs)

= …………………. Volt

Perbandingan transformasi

= ……. : ………

3. PENGUJIAN BERBEBAN

Beban

(Ampere)

Tegangan

Input (Volt)

Tegangan

Output (Volt)

Daya Input

(Watt)

Daya Output

(Watt)

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Page 28: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

28

Beban

(Ampere)

Tegangan

Input (Volt)

Tegangan

Output (Volt)

Daya Input

(Watt)

Daya Output

(Watt)

3,5

4

4,5

Tanggal : Hari/jam : Nama Praktikan NIM ASISTEN 1 ………….. ..……… 2 ………….. ………. ………………………….. NIM. 3 ………….. ………..

Page 29: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

29

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

A. KERANGKA LAPORAN PRAKTIKUM

1. Bagian Awal Laporan Praktikum

Judul praktikum disesuaikan dengan judul unit praktikum yang dilaksanakan

dan dibuat laporannya. Pada bagian ini terdiri atas:

o Cover Sampul Praktikum-harus berlogo UGM

o Judul unit praktikum

o Nama dan NIM praktikan

o Tanggal praktikum dan sesi praktikum

Pada bagian ini diperbolehkan dalam bentuk cetak/printing

2. Pendahuluan

Pendahuluan ini terdiri atas:

o Dasar teori

Tulislah dasar teori seperlunya yang sangat menunjang penulisan pada

bagian pembahasan. Bagian ini dapat menyadur dari buku maupun sumber

referensi lainnya yang nantinya ditulis pada bagian Daftar Pustaka

o Skema Praktikum

Gambarlah rangkaian yang digunakan pada praktikum yang dijalankan,

baik rangkaian sederhana, rangkaian ekuivalen, dan rangkaian lengkap.

Pada bagian Dasar Teori ini harus berupa tulisan tangan dan tidak

diperkenankan menggunakan metode cetak/printing. Sedangkan bagian

Skema Praktikum diperbolehkan menggunakan hasil cetak/printing

3. Pembahasan

Pada bagian ini terdiri atas:

o Grafik hasil pengamatan

Page 30: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

30

Hasil pengamatan yang diperoleh selama praktikum

divisualisasikan/digambarkan ke dalam suatu grafik (jumlah dan komposisi

grafik terserah praktikan)

o Pembahasan hasil pengamatan

Bagian ini merupakan bagian batang tubuh dari laporan praktikum. Pada

bagian ini harus menjelaskan apa saja yang terjadi dan penyebab

terjadinya kejadian yang muncul selama praktikum. Serta menjelaskan

hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Penjelasan dan pembahasan

pada bagian ini harus sejelas-jelasnya namun jangan terlalu banyak.

Pada bagian ini harus ditulis dengan tangan dan tidak diperbolehkan

menggunakan metode cetak/printing.

4. Kesimpulan

Pada bagian ini menyajikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang disajikan

pada bagian sebelumnya. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan

pembahasan, sehingga simpulkan secara tepat apa yang dibahas. Bagian ini

juga harus ditulis tangan dan tidak diperkenankan menggunakan metode

cetak/printing.

5. Jawaban Pertanyaan

Pada bagian ini merupakan bagian jawaban atas pertanyaan yang diberikan

kepada praktikan yang diambil dari panduan praktikum untuk setiap unitnya.

Bagian ini harus mutlak ada dan harus berupa tulisan tangan (tidak

diperkenankan berupa hasil cetak/printing termasuk fotokopi)

6. Lampiran Laporan Sementara (Hasil Pengamatan)

Hasil pengamatan/laporan sementara dilampirkan sebagai bukti praktikan

telah melaksanakan praktikum sesuai unit yang dilaksanakan. Apabila bagian

ini tidak ada maka laporan praktikum dinyatakan ditolak.

Kerangka laporan ini bersifat mutlak dan harus ada pada setiap laporan

praktikum. Apabila salah satu poin di atas tidak terdapat di dalam laporan

praktikum maka laporan praktikum akan tetap diterima tetapi akan mengalami

pengurangan nilai laporan.

Page 31: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

31

B. KETENTUAN DAN TATA TERTIB LAPORAN PRAKTIKUM

1. Batas pengumpulan laporan praktikum adalah 1 (minggu) tanpa ada toleransi,

apabila melanggar akan dikenakan sanksi yang berlaku.

2. Laporan merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti praktikum pada

minggu selanjutnya.

3. Laporan praktikum adalah hasil karya individu dan bukan hasil karya

bersama, apabila terdapat laporan praktikum yang mem-fotokopi, menyalin,

menyadur, meng-plagiat akan dikenakan sanksi.

4. Laporan praktikum harus menggunakan kertas HVS-A4 dan menggunakan

tinta hitam, apabila tidak sesuai maka diminta untuk menyesuaikan.

5. Sanksi yang berlaku:

a. Apabila terlambat mengumpulkan laporan;

i. Kurang dari 1 jam : pengurangan nilai pada bagian kedisiplinan

ii. Lebih dari 1 jam : pengurangan nilai total laporan pada unit

bersangkutan

iii. Lebih dari 1 hari : pengurangan nilai total laporan mencapai

50% dari poin yang diperoleh

iv. Hingga akhir masa praktikum belum mengumpulkan maka nilai

praktikum tidak akan dikeluarkan hingga melengkapi

kekurangan yang ada

b. Apabila mem-fotokopi, menyalin, mem-plagiat laporan praktikum

praktikan lain, maka:

i. Membagi nilai maksimal yang diperoleh dengan jumlah laporan

yang sama (isi dan tulisannya)

ii. Pengurangan nilai total laporan praktikum

iii. Pemberian nilai 0 (nol) pada nilai total laporan praktikum

iv. Pembatalan nilai harian untuk unit yang bersangkutan

Page 32: PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA

32

C. CONTOH COVER PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

(TKF 3303)