Pengemasan

16
Evelyn Wijaya 240210120098 V. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari mengenai pengemasan bahan pangan. Setelah melakukan praktikum ini, maka praktikan akan dapat mengetahui berbagai macam bahan pengemas dan bentuk pengemas, mendeskripsikan sifat-sifat berbagai bahan pengemas dan menerapkan konsep pengemasan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia mengalami proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan usia pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui proses pengemasan. Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologis maupun mekanis, sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Selain itu, pengemasan juga merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih besar dari pada yang biasanya diketahui. Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan produk pangan dan kemasan produk non pangan. Kemasan produk pangan umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non pangan. Kemasan merupakan hasil desain yang meipui bahan, bentuk, dan tutup kemasan. Kemasan direncanakan untuk menempatkan bahan pangan baik dalam keadaan segar atau setelah mengalami pengolahan. Pengemasan bukan merupakan proses yang tersendiri, yang terpisah dari proses pengolahan makanan, tetapi merupakan bagian dalam proses pengolahan dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pengolahan perlu kita ketahui, sehingga dapat diterapkan baik cara dan penggunaan bahan kemasan yang sesuai dengan produk olahannya. Dengan demikian usaha pengemasan akan dapat membantu menyelamatkan produksi pangan dan sekaligus menyelamatkan konsumen. Pada saat ini, jenis-jenis bahan pengemas telah berkembang seperti terlihat dari kemasan-kemasan pangan yang beredar saat ini. Bahan pengemas yang

description

pengemasan bahan pangan, laporan bdpd, bahan pangan dan dasar-dasar pengolahan.

Transcript of Pengemasan

Page 1: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari mengenai pengemasan

bahan pangan. Setelah melakukan praktikum ini, maka praktikan akan dapat

mengetahui berbagai macam bahan pengemas dan bentuk pengemas,

mendeskripsikan sifat-sifat berbagai bahan pengemas dan menerapkan konsep

pengemasan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia

mengalami proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk

mempertahankan usia pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan

adalah melalui proses pengemasan. Pengemasan merupakan suatu usaha yang

bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan

baik fisik, kimia, biologis maupun mekanis, sehingga dapat sampai ke tangan

konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Selain itu, pengemasan juga

merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan

pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih

besar dari pada yang biasanya diketahui.

Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan

produk pangan dan kemasan produk non pangan. Kemasan produk pangan

umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non

pangan. Kemasan merupakan hasil desain yang meipui bahan, bentuk, dan tutup

kemasan. Kemasan direncanakan untuk menempatkan bahan pangan baik dalam

keadaan segar atau setelah mengalami pengolahan.

Pengemasan bukan merupakan proses yang tersendiri, yang terpisah dari

proses pengolahan makanan, tetapi merupakan bagian dalam proses pengolahan

dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pengolahan perlu kita

ketahui, sehingga dapat diterapkan baik cara dan penggunaan bahan kemasan

yang sesuai dengan produk olahannya. Dengan demikian usaha pengemasan akan

dapat membantu menyelamatkan produksi pangan dan sekaligus menyelamatkan

konsumen.

Pada saat ini, jenis-jenis bahan pengemas telah berkembang seperti terlihat

dari kemasan-kemasan pangan yang beredar saat ini. Bahan pengemas yang

Page 2: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

umum digunakan untuk produk pangan adalah kertas, karton, plasik, kaca,

aluminium, kaleng dan kayu/plywood. Perkembangan pengemasan biasanya

terjadi bila diintroduksi produk-produk pangan baru yang memerlukan bahan

pengemas dengan sifa-sifat khusus. Edible coating/package sekarang mulai

digunakan untuk mengemas sosis dan permen (kembang gua) yang berperan

bukan sebagai pelindung saja, tetapi juga dapa dimakan.

Bentuk dan desain kemasan berkembang sangat cepat seiring dengan

perkembangan variasi produk pangan. Hal ini terjadi karena pola hidup masyrakat

baik di perkotaan dan di pedesaan sudah mulai bergeser. Banyaknya informasi

melalui media elektronik seperti iklan-iklan sanga memepengaruhi produsen unuk

mencipakan bentuk dan desain kemasan yang menarik sesuai dengan seera

konsumen agar terarik unuk membei produk makanan.

Ada berbagai jenis kemasan yang praktikan amati yaitu kemasan berbahan

kertas, plastik, kaca, kaleng, dan kayu.

Kertas

Kertas merupakan jaringan yang menyerap tinta, terbuat dari serat selulosa

dan digunakan untuk menulis, membungkus, dan mengemas. Kertas yang

digunakan untuk menulis tergoong fine paper, sedangkan untuk mengemas

termasuk tipe coarse paper.

Keuntungan dari kemasan kertas adalah kemasan kertas mudah didapatkan

dan harganya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan kemasan lain, namun

kemasan kertas tidak dapat menahan produk yang berat dan kasar karena sifatnya

yang mudah sobek, sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh

kelembaban udara lingungan..

Sifat-sifat penting dari berbagai jenis kertas yang digunakan untuk

mengemas bahan pangan yaitu sifat permeabilitas terhadap uap air dan gas,

fleksibilitas tahan sobek, tahan pecah (burst strength), wet strength, grease

resistance, sealability, penampakan dan printability.

Page 3: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

1. Kertas minyak

Gambar 1. Kertas minyak

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Kertas minyak berbentuk helaian, berwarna warni, dan tembus

pandang. Teksturnya licin dan lembut. Kertas minyak bersifat menahan

minyak, namun kurang tahan terhadap air. Kegunaan dari kertas minyak

ini adalah untuk mengemas bahan pangan yang mengandung minyak

misalnya gorengan.

2. Kertas kraft

Gambar 2. Kertas kraft

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Kertas kraft berbentuk helaian, berwarna coklat dan tidak tembus

pandang seperti kertas minyak. Teksturnya cukup keras bila dibandingkan

dengan kertas minyak. Fungsi dari kertas kraft ini adalah untuk mengemas

bahan pangan yang relatif kering dan mempunyai berat jenis yang besar

karena kertas kraft tidak tahan minyak maupun air. Kertas kraft

merupakan “heavy-duty paper” yang digunakan untuk membuat kantung.

Page 4: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Kertas kraft umumnya juga tidak dipakai sebagai kemasan primer.

3. Kertas roti

Gambar 3. Kertas roti

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Kertas roti berbentuk helaian dan berwarna abu (buram),

teksturnya dalam satu helaiannya berbeda, ada yang sedikit berkesat/kasar

serta halus. Kertas roti juga tahan terhap minyak dan apabila

dibandingkan dengan kertas minyak, kertas roti lebih bersifat tahan air.

Ketebalannya lebih tebal dari kertas minyak namun tidak setebal kertas

kraft.

4. Kertas karton

Gambar 4. Kertas karton

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Kertas karton memiliki tekstur yang agak kasar bila dibandingkan

dengan ketiga kertas lain yang praktikan amati karena kertas karton

biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder, misalnya saja susu bubuk.

Susu bubuk dikemas dalam plastik aluminium foil dan kemudian kemasan

Page 5: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

sekunder untuk membungkusnya adalah kertas karton. Kertas karton ini

tidak tahan terhadap minyak maupun terhadap air serta memiliki

ketebalan yang cukup tinggi.

Selain keempat jenis kertas di atas masih ada jenis-jenis kertas lain seperti

kertas glasin, kertas perkamen, dan kertas daur ulang. Kertas glasin dibuat dengan

cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin

pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti pastisizer bertujuan untuk

menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk

mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unutk

memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir.

Kertas glasin mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai

daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli, dan minyak, tidak tahan terhadap air

walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas

glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.

Kertas perkamen lazim dipakai mengemas margarin, biskuit yang berkadar

lemak tinggi, keju, ikan, daging, teh, dan kopi. Sifat kertas perkamen yaitu

mempunyai ketahanan lemak baik, mempunyai kekuatan basah (wet strength)

baik walaupun dalam air mendidih, permukannya bebas serta, tidak berbau dan

tidak berasa, transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan

tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi

dengan bhaan tertentu.

Plastik

Plastik mempunyai tekstur yang lentur, transparan, permukaannya

mengkilat, licin, bersifat plastis, kedap air, permeabilitas rendah dan fleksibel.

Produk yang sesuai untuk bahan pengemas yang terbuat dari logam adalah produk

berlemak,makanan kering seperti snack.

Kelebihan plastik sebagai bahan pengemas dibanding kemasan lain adalah

lebih ringan, praktis dan fleksibel, harga relatif murah, dapat diberi warna

menarik, dapat menghambat panas/listrik, dan tidak mudah pecah. Sifat-sifat

plastik antara lain tembus pandang (clarity) yang baik, kekakuan (stiffnes),

Page 6: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

permeabel terhadap gas, ketahanan terhadap benturan/gesekan (marrresistance),

dapat dilengkungkan /dibengkokan (warpage), ketahanan terhadap benturan

(impact strenght), ketahanan terhadap sobekan (tear strenght), dan ketahanan

terhadap tegangan (tensile strenght).

Kemasan bahan pangan yang terbuat dari plastic umumnya memiliki

symbol dari angka dan huruf dari 1-7.

Gambar 5 . Berbagai jenis kode kemasan plastik

(sumber: google.com)

Simbol angka 01 dan kode PET (polyethylene terephthalate). Plastik jenis

ini biasanya dipakai untuk botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus,

botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik. Plastik jenis ini berwarna bening

dan tembus pandang. Kemasan dengan bahan ini hanya untuk sekali pakai.

Apabila digunakan sebagai wadah daur ulang untuk menyimpan air hangat atau

panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan bila digunakan dalam jangka

panjang. terkikis dan mengeluarkan zat karsinogenik yang merupakan salah satu

penyebab kanker

Gambar 6. Plastik HDPE

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Simbol angka 2 dan kode HDPE (high density polyethylene). Bahan baku

plastik ini aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau minuman. Bahan ini

Page 7: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi sehingga biasa

dipakai pada botol susu berwarna putih susu, galon air minum. Namun kemasan

ini tidak untuk digunakan berulang karena kali karena senyawa antimoni trioksida

terus meningkat setiap waktu dan berbahaya bagi kesehatan.

Gambar 7. Plastik jenis PVC

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Simbol angka 03 dan kode P atau PVC (polyvinyl chloride). Di seluruh

dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai

bahan bangunan, PVC relatif murah, dan tahan lama. Plastik ini bisa ditemukan

pada plastik pembungkus (cling wrap) dan beberapa botol minuman kemasan,

serta berbahaya untuk kesehatan karena PVC mengandung DEHA yang dapat

bereaksi dengan makanan berminyak bila dipanaskan. Kandungan DEHA mudah

bermigrasi pada suhu 15 derajat celcius. Bahan ini berbahaya untuk ginjal, hati

dan penurunan berat badan.

Gambar 8. Plastik jenis LDPE

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Page 8: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Simbol angka 04 dan kode PE-LD atau LDPE (low density polyethylene),

biasa digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang

lunak. Memiliki jenis yang kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya,

kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Kemasan plastik

jenis ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan plastik ini cocok dan

baik digunakan sebagai kemasan makanan maupun minuman, karena sulit

bereaksi secara kimiawi dengan makanan maupun minuman yang dikemas dengan

bahan jenis ini.

Gambar 9. Plastik jenis PP

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Simbol angka 05 dan kode PP (polipropilen), biasanya bentuk kemasannya

berupa botol transparan yang tidak jernih atau berwarna. Keunggulan plastik

kemasan jenis ini adalah mampu menahan kimia meski dipanaskan dalam suhu

tinggi, memiliki daya tahan yang baik terhadap lemak, lebih kuat dan ringan

dengan daya tembus uap yang rendah. Produk plastik ini aman digunakan karena

PP merupakan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan

minuman terutama penting sebagai botol susu untuk bayi dan aman untuk

digunakan di microwave.

Simbol angka 06 dan kode PS (polystyrene), biasa berbentuk styrofoam

atau kemasan makanan sekali pakai seperti bungkus telur dan minuman berbentuk

cup. dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Styrofoam dapat mengeluarkan

bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan

kemasan. Selain sulit didaur ulang, plastik jenis ini juga berbahaya untuk

kesehatan otak, dapat menyebabkan masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem

Page 9: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

syaraf.

Gambar 10. Plastik jenis nylon

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Terakhir adalah simbol angka 07 dan kode O atau OTHER, terdiri dari 4

jenis bahan plastik yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS

(acrylonitrile butadiene styrene) dan Nylon. Kandungan SAN biasa terdapat pada

tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil,

alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.

Kandungan ABS biasa untuk bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS

memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia, kuat, dan tingkat kekerasannya

dapat ditingkatkan tapi aman. Adapun PC biasanya ada pada botol susu bayi,

gelas anak batita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan

minuman, termasuk kaleng susu formula. Kandungan PC berpotensi merusak

sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan

mengubah fungsi imunitas.

Kaca

Gambar 11. Kemasan yang terbuat dari kaca (botol vial, jar, botol)

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Page 10: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Pengemas berbahan gelas yang diamati berbentuk tabung, berwarna

bening, tembus pandang dan cahaya, tidak permeabel dan tidak berpori-pori.

Produk yang sesuai untuk bahan pengemas yang terbuat dari kertas adalah selai,

madu, minuman serbuk, saus pasta dan sebagainya.

Gelas dibuat dari campuran pasir silika (CiO2) ditambah soda abu, batu

kapur atau campuran alkali lain yang dileburkan pada suhu 1500°C sehingga

menjadi massa cair dengan kekentalan tinggi. Setelah dimasukkan cetakan dan

didinginkan, maka terbentuklah massa padat. Gelas dikenal manusia sejak zaman

kuno. Kemasan yang terbuat dari bahan gelas tetap menarik bagi industri

pengemasan, karena gelas mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak didapatkan

pada bahan-bahan kemasan lainnya.

Kemasan yang terbuat dari gelas yaitu misalnya seperti jar, botol , dan

toples. Botol digunakan untuk mengemas bahan pangan cair sedangkan jar

digunakan untuk mengemas bahan pangan yang bersifat semi cair. Selain itu ada

juga botol vial yang berukuran sangat kecil yang biasanya dgiunakan untuk

menampung cairan obat-obatan.

Keuntungan pemakaian bahan kemasan dari gelas adalah bersifat

transparan dan produk yang dikemas dapat dilihat dengan jelas oleh konsumen,

tidak memengaruhi produk yang dikemas, kedap terhadap gas, rasa dan warna

produk yang dikemas, dapat dibentuk dengan bermacam-macam desain, dapat

diwarnai dengan berbagai macam warna, sesuai dengan berbagai kebutuhan

produk yang dikemas, dapat disterilisasi dan divakum dan tahan terhadap

perubahan suhu rendah dan tinggi, dengan catatan suhu tersebut tidak berubah

dengan cepat. Namun kerugiannya yaitu kemasan ini berat dan mudah pecah

selain itu tidak bagus untuk bahan pangan yang tidak tahan terhadap cahaya.

Page 11: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Kaleng (tin-plate)

Gambar 12. Kemasan kaleng

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Kaleng merupakan wadah yang paling kuat yang digunakan dalam usaha

pengawetan makanan. Kaleng terdiri dari 3 bagian yaitu badan kelang dan 2 tutup

kaleng.

Keuntungan penggunaan bahan kaleng adalah tahan terhadap panas, tahan

dengan kondisi dingin, tahan terhadap udara lembab, tahan terhadap penanganan

kasar selama transportasi dan penyimpanan, dapat melindungi bahan dari

kontaminasi, dapat mencegah masuk atau keluarnya air yang dapat menyebabkan

kerusakan bahan, melindungi bahan dari absorbsi O2, bau-bau, gas dan partikel

radio aktif dan melindungi pigmen produk dari cahaya.

Kerugian dari penggunaan tin-plate yaitu kemungkinan terjadinya korosi

(karat) walaupun proses ini berjalan perlahan-lahan selain itu kemasan ini

tergolong mahal dan Indonesia sendiri belum mampu memproduksi tin-plate.

Berdasarkan komposisi kimianya bahan kaleng/tin-plate dibagi ke dalam

lima tipe yaitu tipe L, MS, MR, MC, dan N.

Page 12: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Kayu

Gambar . Kemasan kayu

(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)

Kemasan kayu lebih baik untuk kemasan yang memerlukan kekauan,

kekuatan penumpukan, dan perlindungan selama transportasi kayu tidak kedap

uap air tetapi murah, pembuatannya cepat, penampakannya menarik dan tersedia

dimana-mana. Kerugian kemasan kayu adalah volumenya yang besar sehingga

memerlukan ruangan untuk penyimpanan. Kemasan kayu yang diamati praktikan

ini adalah kemasan berbentuk kubus yang berbahan bambu. Kemasan ini

digunakan untuk bahan pangan seperti moci, namun dalam penggunaannya,

kemasan kayu masih diberi plastic di dalamnya. Kemasan ini tidak seluruhnya

rapat, pada bagian bawah (dasar) kemasan terdapat rongga-rongga yang berfungsi

sebagai pertukaran udara.

Setelah mengamati berbagai jenis kemasan, praktikan kemudian

melakukan identifikasi kemasan-kemasan pada beberapa produk pangan.

Kemasan produk pangan yang diamati yaitu mie instan, permen yupi, alpenliebe,

serta permen coklat chacha, serta produk minuman bentuk serbuk yaitu kopi

(nescafe) serta jahe wangi.

Mie instan

Kemasan mie instan merupakan plastik HDPE, sedangkan kemasan

bumbu mie instan tersebut merupakan plastik aluminium foil. Plastik aluminium

foil bersifat tahan terhadap gas, oksigen, air, dan juga cahaya yang berfungsi

untuk menjaga agar bumbu tetap berada dalam kualitas yang baik. Dalam plastik

aluminium foil ini juga terdapat lapisan plastik LDPE.

Page 13: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Permen Yupi, alpenliebe, dan permen coklat cha-cha

Kemasan permen yupi termasuk plastik jenis ke 7 (simbol huruf O).

Plastik ini termasuk bio best plastic karena sifatnya yang keras dan gampang

diwarnai. Kemasan permen alpenliebe terdapat 2 bagian yaitu bagian dalam dan

bagian luar. Bagian dalam merupakan kertas perkamen dan bagian luar

merupakan plastic aluminium foil. Aluminium foil tersebut berfungsi agar udara

tidak masuk ke dalam karena permen tersebut mengandung karamel yang apabila

terkena uap air teksturnya menjadi lembek, sehingga bagian dalampun diberi

kertas perkamen agar ketika permen tersebut menjadi lembek tidak akan

menempel pada plastic aluminium foil tersebut. Permen coklat cha-cha

mempunyai kemasan plastik PP karena susah untuk disobek, serta bagian

dalamnya merupakan plastik PE (laminasi)

Kopi dan jahe bubuk (nescafe dan jahe wangi)

Kemasan kopi nescafe dan jahe wangi bubuk ini terdiri dari dua bagian

yaitu kemasan plastik luar yang merupakan plastic PP serta bagian dalam

merupakan plastik aluminium foil yang permeabilitasnya tinggi yang mencegah

agar bubuk kopi dan jahe tidak menggumpal.

Page 14: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

VI. KESIMPULAN

1. Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi

bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan.

2. Bahan untuk kemasan pangan dapat berupa kertas, logam, plastik, dan

gelas.

3. Setiap bahan pengemas mempunyai karakteristik masing-masing dan

sesuai untuk mengemas produk pangan tertentu.

4. Setiap kemasan mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga

produk pangan yang sesuai untuk dikemas dalam setiap jenis kemasan

berbeda.

5. Jenis-jenis kertas yang digunakan untuk mengemas bahan pangan

seperti kertas minyak, kertas kraft, kertas roti, kertas karton, kertas

perkamen, dan kertas glasin.

6. Jenis-jenis plastik terbagi menjadi 7 yaitu PET, HDPE, PVC, LDPE,

PP, PS, dan other/nylon.

Page 15: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Modul packaging. Available at staff.uny.ac.id (Diakses pada

tanggal

15 Juni 2013)

Anonim. 2012. Kemasan. Available at http://scribd.com (Diakses pada tanggal 15

Juni 2013)

Anonim. 2012. Pengemasan bahan pangan. Available at

http://www.smallcrab.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)

Buckle, K.A., R.A.Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan.

Penerjemah : Hari Purnomo dan Andiono. Universitas Indonesia (UI-Press),

Jakarta.

Nugraha, fandi 2013. arti kode pada kemasan plstik. Available at

kapitenkapatakongkang.blogspot.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)

Tjahjadi, C. dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan: Volume 1. Jurusan

Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Universitas Padjadjaran.

Tjahjadi,C dkk. 2011. Diktat Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar

Pengolahan. Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri

Pertanian Universitas Padjadjaran.

Page 16: Pengemasan

Evelyn Wijaya

240210120098

Jawaban Pertanyaan

1. Apa bedanya foli aluminium dengan clingwrap?

Perbedaan foli aluminium dengan clingwrap :

Foli aluminium merupakan lembaran logam tipis sedangkan clingwrap

terbuat dari plastik.

Foli aluminium bersifat tahan panas sedangkan clingwrap tidak tahan

panas.

Foli aluminium biasanya digunakan untuk membungkus makanan dan

menjaga makanan agar tetap pada keadaan yang panas, sedangkan

cingwrap biasanya digunakan untuk membungkus buah-buahan atau

sayuran yang dikemas misalnya dalam styrofoam.

2. Apa bedanya botol dengan jar?

Perbedaan Botol dengan jar :

Botol umumnya mempunyai mulut yang lebih kecil, sedangkan jar

mempunyai mulut yang lebih lebar.

Botol biasanya untuk mengemas produk seperti minuman, saos tomat

(bahan pangan dengan konsistensi /) dan sambal sedangkan jar biasanya

mengemas produk seperti selai, mayonaise, dan sebagainya.