Pengemasan
description
Transcript of Pengemasan
Evelyn Wijaya
240210120098
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari mengenai pengemasan
bahan pangan. Setelah melakukan praktikum ini, maka praktikan akan dapat
mengetahui berbagai macam bahan pengemas dan bentuk pengemas,
mendeskripsikan sifat-sifat berbagai bahan pengemas dan menerapkan konsep
pengemasan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia
mengalami proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk
mempertahankan usia pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan
adalah melalui proses pengemasan. Pengemasan merupakan suatu usaha yang
bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan
baik fisik, kimia, biologis maupun mekanis, sehingga dapat sampai ke tangan
konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Selain itu, pengemasan juga
merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan
pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih
besar dari pada yang biasanya diketahui.
Bahan kemasan secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu kemasan
produk pangan dan kemasan produk non pangan. Kemasan produk pangan
umumnya menuntut jaminan keamanan lebih daripada kemasan produk non
pangan. Kemasan merupakan hasil desain yang meipui bahan, bentuk, dan tutup
kemasan. Kemasan direncanakan untuk menempatkan bahan pangan baik dalam
keadaan segar atau setelah mengalami pengolahan.
Pengemasan bukan merupakan proses yang tersendiri, yang terpisah dari
proses pengolahan makanan, tetapi merupakan bagian dalam proses pengolahan
dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pengolahan perlu kita
ketahui, sehingga dapat diterapkan baik cara dan penggunaan bahan kemasan
yang sesuai dengan produk olahannya. Dengan demikian usaha pengemasan akan
dapat membantu menyelamatkan produksi pangan dan sekaligus menyelamatkan
konsumen.
Pada saat ini, jenis-jenis bahan pengemas telah berkembang seperti terlihat
dari kemasan-kemasan pangan yang beredar saat ini. Bahan pengemas yang
Evelyn Wijaya
240210120098
umum digunakan untuk produk pangan adalah kertas, karton, plasik, kaca,
aluminium, kaleng dan kayu/plywood. Perkembangan pengemasan biasanya
terjadi bila diintroduksi produk-produk pangan baru yang memerlukan bahan
pengemas dengan sifa-sifat khusus. Edible coating/package sekarang mulai
digunakan untuk mengemas sosis dan permen (kembang gua) yang berperan
bukan sebagai pelindung saja, tetapi juga dapa dimakan.
Bentuk dan desain kemasan berkembang sangat cepat seiring dengan
perkembangan variasi produk pangan. Hal ini terjadi karena pola hidup masyrakat
baik di perkotaan dan di pedesaan sudah mulai bergeser. Banyaknya informasi
melalui media elektronik seperti iklan-iklan sanga memepengaruhi produsen unuk
mencipakan bentuk dan desain kemasan yang menarik sesuai dengan seera
konsumen agar terarik unuk membei produk makanan.
Ada berbagai jenis kemasan yang praktikan amati yaitu kemasan berbahan
kertas, plastik, kaca, kaleng, dan kayu.
Kertas
Kertas merupakan jaringan yang menyerap tinta, terbuat dari serat selulosa
dan digunakan untuk menulis, membungkus, dan mengemas. Kertas yang
digunakan untuk menulis tergoong fine paper, sedangkan untuk mengemas
termasuk tipe coarse paper.
Keuntungan dari kemasan kertas adalah kemasan kertas mudah didapatkan
dan harganya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan kemasan lain, namun
kemasan kertas tidak dapat menahan produk yang berat dan kasar karena sifatnya
yang mudah sobek, sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembaban udara lingungan..
Sifat-sifat penting dari berbagai jenis kertas yang digunakan untuk
mengemas bahan pangan yaitu sifat permeabilitas terhadap uap air dan gas,
fleksibilitas tahan sobek, tahan pecah (burst strength), wet strength, grease
resistance, sealability, penampakan dan printability.
Evelyn Wijaya
240210120098
1. Kertas minyak
Gambar 1. Kertas minyak
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas minyak berbentuk helaian, berwarna warni, dan tembus
pandang. Teksturnya licin dan lembut. Kertas minyak bersifat menahan
minyak, namun kurang tahan terhadap air. Kegunaan dari kertas minyak
ini adalah untuk mengemas bahan pangan yang mengandung minyak
misalnya gorengan.
2. Kertas kraft
Gambar 2. Kertas kraft
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas kraft berbentuk helaian, berwarna coklat dan tidak tembus
pandang seperti kertas minyak. Teksturnya cukup keras bila dibandingkan
dengan kertas minyak. Fungsi dari kertas kraft ini adalah untuk mengemas
bahan pangan yang relatif kering dan mempunyai berat jenis yang besar
karena kertas kraft tidak tahan minyak maupun air. Kertas kraft
merupakan “heavy-duty paper” yang digunakan untuk membuat kantung.
Evelyn Wijaya
240210120098
Kertas kraft umumnya juga tidak dipakai sebagai kemasan primer.
3. Kertas roti
Gambar 3. Kertas roti
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas roti berbentuk helaian dan berwarna abu (buram),
teksturnya dalam satu helaiannya berbeda, ada yang sedikit berkesat/kasar
serta halus. Kertas roti juga tahan terhap minyak dan apabila
dibandingkan dengan kertas minyak, kertas roti lebih bersifat tahan air.
Ketebalannya lebih tebal dari kertas minyak namun tidak setebal kertas
kraft.
4. Kertas karton
Gambar 4. Kertas karton
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kertas karton memiliki tekstur yang agak kasar bila dibandingkan
dengan ketiga kertas lain yang praktikan amati karena kertas karton
biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder, misalnya saja susu bubuk.
Susu bubuk dikemas dalam plastik aluminium foil dan kemudian kemasan
Evelyn Wijaya
240210120098
sekunder untuk membungkusnya adalah kertas karton. Kertas karton ini
tidak tahan terhadap minyak maupun terhadap air serta memiliki
ketebalan yang cukup tinggi.
Selain keempat jenis kertas di atas masih ada jenis-jenis kertas lain seperti
kertas glasin, kertas perkamen, dan kertas daur ulang. Kertas glasin dibuat dengan
cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin
pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti pastisizer bertujuan untuk
menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unutk
memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir.
Kertas glasin mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai
daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli, dan minyak, tidak tahan terhadap air
walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas
glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.
Kertas perkamen lazim dipakai mengemas margarin, biskuit yang berkadar
lemak tinggi, keju, ikan, daging, teh, dan kopi. Sifat kertas perkamen yaitu
mempunyai ketahanan lemak baik, mempunyai kekuatan basah (wet strength)
baik walaupun dalam air mendidih, permukannya bebas serta, tidak berbau dan
tidak berasa, transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan
tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi
dengan bhaan tertentu.
Plastik
Plastik mempunyai tekstur yang lentur, transparan, permukaannya
mengkilat, licin, bersifat plastis, kedap air, permeabilitas rendah dan fleksibel.
Produk yang sesuai untuk bahan pengemas yang terbuat dari logam adalah produk
berlemak,makanan kering seperti snack.
Kelebihan plastik sebagai bahan pengemas dibanding kemasan lain adalah
lebih ringan, praktis dan fleksibel, harga relatif murah, dapat diberi warna
menarik, dapat menghambat panas/listrik, dan tidak mudah pecah. Sifat-sifat
plastik antara lain tembus pandang (clarity) yang baik, kekakuan (stiffnes),
Evelyn Wijaya
240210120098
permeabel terhadap gas, ketahanan terhadap benturan/gesekan (marrresistance),
dapat dilengkungkan /dibengkokan (warpage), ketahanan terhadap benturan
(impact strenght), ketahanan terhadap sobekan (tear strenght), dan ketahanan
terhadap tegangan (tensile strenght).
Kemasan bahan pangan yang terbuat dari plastic umumnya memiliki
symbol dari angka dan huruf dari 1-7.
Gambar 5 . Berbagai jenis kode kemasan plastik
(sumber: google.com)
Simbol angka 01 dan kode PET (polyethylene terephthalate). Plastik jenis
ini biasanya dipakai untuk botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus,
botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik. Plastik jenis ini berwarna bening
dan tembus pandang. Kemasan dengan bahan ini hanya untuk sekali pakai.
Apabila digunakan sebagai wadah daur ulang untuk menyimpan air hangat atau
panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan bila digunakan dalam jangka
panjang. terkikis dan mengeluarkan zat karsinogenik yang merupakan salah satu
penyebab kanker
Gambar 6. Plastik HDPE
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 2 dan kode HDPE (high density polyethylene). Bahan baku
plastik ini aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau minuman. Bahan ini
Evelyn Wijaya
240210120098
lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi sehingga biasa
dipakai pada botol susu berwarna putih susu, galon air minum. Namun kemasan
ini tidak untuk digunakan berulang karena kali karena senyawa antimoni trioksida
terus meningkat setiap waktu dan berbahaya bagi kesehatan.
Gambar 7. Plastik jenis PVC
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 03 dan kode P atau PVC (polyvinyl chloride). Di seluruh
dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai
bahan bangunan, PVC relatif murah, dan tahan lama. Plastik ini bisa ditemukan
pada plastik pembungkus (cling wrap) dan beberapa botol minuman kemasan,
serta berbahaya untuk kesehatan karena PVC mengandung DEHA yang dapat
bereaksi dengan makanan berminyak bila dipanaskan. Kandungan DEHA mudah
bermigrasi pada suhu 15 derajat celcius. Bahan ini berbahaya untuk ginjal, hati
dan penurunan berat badan.
Gambar 8. Plastik jenis LDPE
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Evelyn Wijaya
240210120098
Simbol angka 04 dan kode PE-LD atau LDPE (low density polyethylene),
biasa digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang
lunak. Memiliki jenis yang kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya,
kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Kemasan plastik
jenis ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan plastik ini cocok dan
baik digunakan sebagai kemasan makanan maupun minuman, karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan maupun minuman yang dikemas dengan
bahan jenis ini.
Gambar 9. Plastik jenis PP
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Simbol angka 05 dan kode PP (polipropilen), biasanya bentuk kemasannya
berupa botol transparan yang tidak jernih atau berwarna. Keunggulan plastik
kemasan jenis ini adalah mampu menahan kimia meski dipanaskan dalam suhu
tinggi, memiliki daya tahan yang baik terhadap lemak, lebih kuat dan ringan
dengan daya tembus uap yang rendah. Produk plastik ini aman digunakan karena
PP merupakan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan
minuman terutama penting sebagai botol susu untuk bayi dan aman untuk
digunakan di microwave.
Simbol angka 06 dan kode PS (polystyrene), biasa berbentuk styrofoam
atau kemasan makanan sekali pakai seperti bungkus telur dan minuman berbentuk
cup. dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Styrofoam dapat mengeluarkan
bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan
kemasan. Selain sulit didaur ulang, plastik jenis ini juga berbahaya untuk
kesehatan otak, dapat menyebabkan masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem
Evelyn Wijaya
240210120098
syaraf.
Gambar 10. Plastik jenis nylon
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Terakhir adalah simbol angka 07 dan kode O atau OTHER, terdiri dari 4
jenis bahan plastik yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS
(acrylonitrile butadiene styrene) dan Nylon. Kandungan SAN biasa terdapat pada
tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil,
alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
Kandungan ABS biasa untuk bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS
memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia, kuat, dan tingkat kekerasannya
dapat ditingkatkan tapi aman. Adapun PC biasanya ada pada botol susu bayi,
gelas anak batita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan
minuman, termasuk kaleng susu formula. Kandungan PC berpotensi merusak
sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan
mengubah fungsi imunitas.
Kaca
Gambar 11. Kemasan yang terbuat dari kaca (botol vial, jar, botol)
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Evelyn Wijaya
240210120098
Pengemas berbahan gelas yang diamati berbentuk tabung, berwarna
bening, tembus pandang dan cahaya, tidak permeabel dan tidak berpori-pori.
Produk yang sesuai untuk bahan pengemas yang terbuat dari kertas adalah selai,
madu, minuman serbuk, saus pasta dan sebagainya.
Gelas dibuat dari campuran pasir silika (CiO2) ditambah soda abu, batu
kapur atau campuran alkali lain yang dileburkan pada suhu 1500°C sehingga
menjadi massa cair dengan kekentalan tinggi. Setelah dimasukkan cetakan dan
didinginkan, maka terbentuklah massa padat. Gelas dikenal manusia sejak zaman
kuno. Kemasan yang terbuat dari bahan gelas tetap menarik bagi industri
pengemasan, karena gelas mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak didapatkan
pada bahan-bahan kemasan lainnya.
Kemasan yang terbuat dari gelas yaitu misalnya seperti jar, botol , dan
toples. Botol digunakan untuk mengemas bahan pangan cair sedangkan jar
digunakan untuk mengemas bahan pangan yang bersifat semi cair. Selain itu ada
juga botol vial yang berukuran sangat kecil yang biasanya dgiunakan untuk
menampung cairan obat-obatan.
Keuntungan pemakaian bahan kemasan dari gelas adalah bersifat
transparan dan produk yang dikemas dapat dilihat dengan jelas oleh konsumen,
tidak memengaruhi produk yang dikemas, kedap terhadap gas, rasa dan warna
produk yang dikemas, dapat dibentuk dengan bermacam-macam desain, dapat
diwarnai dengan berbagai macam warna, sesuai dengan berbagai kebutuhan
produk yang dikemas, dapat disterilisasi dan divakum dan tahan terhadap
perubahan suhu rendah dan tinggi, dengan catatan suhu tersebut tidak berubah
dengan cepat. Namun kerugiannya yaitu kemasan ini berat dan mudah pecah
selain itu tidak bagus untuk bahan pangan yang tidak tahan terhadap cahaya.
Evelyn Wijaya
240210120098
Kaleng (tin-plate)
Gambar 12. Kemasan kaleng
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kaleng merupakan wadah yang paling kuat yang digunakan dalam usaha
pengawetan makanan. Kaleng terdiri dari 3 bagian yaitu badan kelang dan 2 tutup
kaleng.
Keuntungan penggunaan bahan kaleng adalah tahan terhadap panas, tahan
dengan kondisi dingin, tahan terhadap udara lembab, tahan terhadap penanganan
kasar selama transportasi dan penyimpanan, dapat melindungi bahan dari
kontaminasi, dapat mencegah masuk atau keluarnya air yang dapat menyebabkan
kerusakan bahan, melindungi bahan dari absorbsi O2, bau-bau, gas dan partikel
radio aktif dan melindungi pigmen produk dari cahaya.
Kerugian dari penggunaan tin-plate yaitu kemungkinan terjadinya korosi
(karat) walaupun proses ini berjalan perlahan-lahan selain itu kemasan ini
tergolong mahal dan Indonesia sendiri belum mampu memproduksi tin-plate.
Berdasarkan komposisi kimianya bahan kaleng/tin-plate dibagi ke dalam
lima tipe yaitu tipe L, MS, MR, MC, dan N.
Evelyn Wijaya
240210120098
Kayu
Gambar . Kemasan kayu
(sumber: dokumentasi pribadi, 2013)
Kemasan kayu lebih baik untuk kemasan yang memerlukan kekauan,
kekuatan penumpukan, dan perlindungan selama transportasi kayu tidak kedap
uap air tetapi murah, pembuatannya cepat, penampakannya menarik dan tersedia
dimana-mana. Kerugian kemasan kayu adalah volumenya yang besar sehingga
memerlukan ruangan untuk penyimpanan. Kemasan kayu yang diamati praktikan
ini adalah kemasan berbentuk kubus yang berbahan bambu. Kemasan ini
digunakan untuk bahan pangan seperti moci, namun dalam penggunaannya,
kemasan kayu masih diberi plastic di dalamnya. Kemasan ini tidak seluruhnya
rapat, pada bagian bawah (dasar) kemasan terdapat rongga-rongga yang berfungsi
sebagai pertukaran udara.
Setelah mengamati berbagai jenis kemasan, praktikan kemudian
melakukan identifikasi kemasan-kemasan pada beberapa produk pangan.
Kemasan produk pangan yang diamati yaitu mie instan, permen yupi, alpenliebe,
serta permen coklat chacha, serta produk minuman bentuk serbuk yaitu kopi
(nescafe) serta jahe wangi.
Mie instan
Kemasan mie instan merupakan plastik HDPE, sedangkan kemasan
bumbu mie instan tersebut merupakan plastik aluminium foil. Plastik aluminium
foil bersifat tahan terhadap gas, oksigen, air, dan juga cahaya yang berfungsi
untuk menjaga agar bumbu tetap berada dalam kualitas yang baik. Dalam plastik
aluminium foil ini juga terdapat lapisan plastik LDPE.
Evelyn Wijaya
240210120098
Permen Yupi, alpenliebe, dan permen coklat cha-cha
Kemasan permen yupi termasuk plastik jenis ke 7 (simbol huruf O).
Plastik ini termasuk bio best plastic karena sifatnya yang keras dan gampang
diwarnai. Kemasan permen alpenliebe terdapat 2 bagian yaitu bagian dalam dan
bagian luar. Bagian dalam merupakan kertas perkamen dan bagian luar
merupakan plastic aluminium foil. Aluminium foil tersebut berfungsi agar udara
tidak masuk ke dalam karena permen tersebut mengandung karamel yang apabila
terkena uap air teksturnya menjadi lembek, sehingga bagian dalampun diberi
kertas perkamen agar ketika permen tersebut menjadi lembek tidak akan
menempel pada plastic aluminium foil tersebut. Permen coklat cha-cha
mempunyai kemasan plastik PP karena susah untuk disobek, serta bagian
dalamnya merupakan plastik PE (laminasi)
Kopi dan jahe bubuk (nescafe dan jahe wangi)
Kemasan kopi nescafe dan jahe wangi bubuk ini terdiri dari dua bagian
yaitu kemasan plastik luar yang merupakan plastic PP serta bagian dalam
merupakan plastik aluminium foil yang permeabilitasnya tinggi yang mencegah
agar bubuk kopi dan jahe tidak menggumpal.
Evelyn Wijaya
240210120098
VI. KESIMPULAN
1. Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi
bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan.
2. Bahan untuk kemasan pangan dapat berupa kertas, logam, plastik, dan
gelas.
3. Setiap bahan pengemas mempunyai karakteristik masing-masing dan
sesuai untuk mengemas produk pangan tertentu.
4. Setiap kemasan mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga
produk pangan yang sesuai untuk dikemas dalam setiap jenis kemasan
berbeda.
5. Jenis-jenis kertas yang digunakan untuk mengemas bahan pangan
seperti kertas minyak, kertas kraft, kertas roti, kertas karton, kertas
perkamen, dan kertas glasin.
6. Jenis-jenis plastik terbagi menjadi 7 yaitu PET, HDPE, PVC, LDPE,
PP, PS, dan other/nylon.
Evelyn Wijaya
240210120098
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Modul packaging. Available at staff.uny.ac.id (Diakses pada
tanggal
15 Juni 2013)
Anonim. 2012. Kemasan. Available at http://scribd.com (Diakses pada tanggal 15
Juni 2013)
Anonim. 2012. Pengemasan bahan pangan. Available at
http://www.smallcrab.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)
Buckle, K.A., R.A.Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan.
Penerjemah : Hari Purnomo dan Andiono. Universitas Indonesia (UI-Press),
Jakarta.
Nugraha, fandi 2013. arti kode pada kemasan plstik. Available at
kapitenkapatakongkang.blogspot.com (Diakses pada tanggal 15 Juni 2013)
Tjahjadi, C. dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan: Volume 1. Jurusan
Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Padjadjaran.
Tjahjadi,C dkk. 2011. Diktat Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar
Pengolahan. Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran.
Evelyn Wijaya
240210120098
Jawaban Pertanyaan
1. Apa bedanya foli aluminium dengan clingwrap?
Perbedaan foli aluminium dengan clingwrap :
Foli aluminium merupakan lembaran logam tipis sedangkan clingwrap
terbuat dari plastik.
Foli aluminium bersifat tahan panas sedangkan clingwrap tidak tahan
panas.
Foli aluminium biasanya digunakan untuk membungkus makanan dan
menjaga makanan agar tetap pada keadaan yang panas, sedangkan
cingwrap biasanya digunakan untuk membungkus buah-buahan atau
sayuran yang dikemas misalnya dalam styrofoam.
2. Apa bedanya botol dengan jar?
Perbedaan Botol dengan jar :
Botol umumnya mempunyai mulut yang lebih kecil, sedangkan jar
mempunyai mulut yang lebih lebar.
Botol biasanya untuk mengemas produk seperti minuman, saos tomat
(bahan pangan dengan konsistensi /) dan sambal sedangkan jar biasanya
mengemas produk seperti selai, mayonaise, dan sebagainya.