PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA...
Transcript of PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA...
PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJIPADA KBIH NURUL HIKMAH
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam(S.Kom.I)
Diajukan Oleh:
Ofik fikrurosyadi(1110053100010)
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAHPROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2014 M/1435 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Agustus 2014
Ofik fikrurosyadi
i
ABSTRAK
Ofik Fikrurosyadi (1110053100010)
Analisis Pengawasan Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH NurulHikmah
Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjukpada para pelaksana agar selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan parapelaksana membatasi tindakan-tindakanya mencapai tujuan sedemikian rupasehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan padakegiatan bimbingan manasik haji perlu dilakukan agar tidak melenceng darirencana yang telah disusun sebelumnya.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang tahap-tahappengawasan kegiatan bimbingan manasik haji yang dilakukan di KBIH NurulHikmah, hal itu bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui apakah pengawasankegiatan pada KBIH Nurul Hikmah Hikmah sesuai apa yang telah direncanakansehingga secara praktis dan akademis dapat menjadi pengetahuan dan sebagaibahan masukan dalam perbaikan pengawasan terhadap kegiatan bimbinganmanasik haji kedepanya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif,yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulandata berupa, wawancara,dokumentasi, dan observasi
Dari hasil penelitian dengan menganalisis kegitan bimbingan manasik hajidengan mengimplementasiknya ke dalam tahapan-tahapan pengawasan sepertiPenatapan Standar, Penentuan Pengukuran Suatu Kegiatan dengan menggunakanbeberapa pertanyaan yang dapat digunakan seperti ( berapakali, dalam bentuk apa,siapa), tahapan selanjutnya merupakan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan,Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan, dantahapan terakhir adalah Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan, denganmenggunakan tahapan tadi pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik hajicukup baik walaupun kurang begitu optimal dan juga dijumpai penyimpanganwalaupun begitu, KBIH Nurul Hikmah bisa di jadikan contoh dari KBIH-KBIHlainya, karena KBIH Nurul Hikmah sendiri setiap tahunya memberangkatkanlebih banyak jamaah, bisa di bilang KBIH Nurul Hikmah menjadi KBIH yangterbaik di Kota Tangerang
Kata Kunci : Pengawasan Bimbingan Manasik Haji
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari
sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri tetapi
dukungan dari berbagai pihak. Khususnya para pembimbing yang telah
mendorong penulis untuk terus semangat menyelsaikan skripsi ini. Untuk itu
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:
1. Bapak Dr, Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberi dukungan dalam penyelsaian skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku sekertaris Jurusan
Manajemen Dakwah yang selalu menasihati dan memberikan semangat
dalam penyelsaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk mendengarkan
keluhan penulis dan selalu memberikan semangat, saran, bimbingan, dan
konsultasi terhadap skripsi ini sehingga akhirnya bisa sampai ke meja
Munaqasyah.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Manajemen Haji dan Umrah yang telah
berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis.
iii
Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu dibalas dengan pahala yang tidak
terhingga.
6. Bapak H. Bakhri SE., selaku Pimpinan KBIH Nurul Hikmah yang telah
mengizinkan penulis meneliti, dan memberikan banyak bantuan.
7. H. Ahmad Damanhuri S,Pd selaku sekretaris pada KBIH Nurul Hikmah
yang selalu membantu dan memberikan pengarahan, izin, juga mengikut
sertakan penulis dalam kegiatan bimbingan manasik haji.
8. Dosen Penguji sidang Munaqasyah Bapak Drs. H. Ade Marpudin, MM
dan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA yang telah banyak memberikan saran
dan kritik dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
9. Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil.
Terutama doa Ibu yang tidak pernah putus Hj. Umi Muhibatun Nufus dan
Bapak H. Ison basuni serta kakak-kakak.
10. Saudari Wita Widyaningsih yang dari awal penulisan skripsi ini tidak
pernah berhenti dan tidak lelah-lelahnya mengingatkan, menyemangati
dan mengarahkan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Insya Allah
dalam 2 tahun ini saya akan meminangnya, rahmati kami Ya Allah, Amin.
11. Sahabat Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2010 dan khususnya
sahabat-sahabat saya yaitu Fauzi pahlevi, Aceng Ahmad, Ary Falwan,
Miftahul Ulum, M. Dinul Arsyi dan Whisnu Mardiansyah yang tidak
pernah lelah menyemangati penulis dalam keadaan sulit dan menjadi
iv
kawan yang selalu setia. Semangat Ranger, kita mungkin nanti akan jauh
namun kalian kawan yang terbaik bagi saya.
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak
bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga doa dan dukungan dari semuanya
akan dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca
dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Haji dan Umrah. Peneliti
juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 2014
Ofik Fikrurosyadi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah............................................................ 8
C. Tujuandan Manfaat Penelitian.................................................................... 8
D. Metodologi Penelitian................................................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan............................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan...................................................................... 15
2. Tahap-Tahap dalam Pengawasan....................................................... 17
3. Tujuan Pengawasan............................................................................ 20
4. Macam-Macam Pengawasan.............................................................. 21
vi
5. Pentingnya Pengawasan..................................................................... 22
6. Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif..................................................... 23
B. Program Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji................................................. 25
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji.................................... 30
a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji.................................................... 31
b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji................................................... 31
3. Bentuk dan metode Bimbingan Manasik Haji................................... 32
BAB III GAMBARAN KBIH NURUL HIKMAH
A. Sejarah Berdirinya KBIH Nurul Hikmah.................................................. 41
B. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan......................................................... 43
1. Dasar hukum...................................................................................... 43
2. Tujuan ............................................................................................... 44
C. Visi dan Misi............................................................................................ 45
D. Sarana dan Prasarana................................................................................ 45
1. Sarana................................................................................................... 45
2.prasarana................................................................................................ 45
E. Struktur Kepengurusan dan Data Jumlah Jamaah.................................... 46
1. Struktur kepengurusan....................................................................... 46
2. Data jumlah jamaah............................................................................ 48
F. Pelayanan KBIH Nurul Hikmah.............................................................. 49
vii
BAB IV ANALISIS PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
A. Penetapan Standar.................................................................................... 50
B. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan......................................... 57
C. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan.......................................................... 67
D. Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan 69
E. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan..................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 77
B. Saran-saran............................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 81
LAMPIRAN........................................................................................................ 84
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 : Struktur Organisasi KBIH Nurul Hikmah........................... 46
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Data Jamaah KBIH Nurul Hikmah............................................... 48
2. Tabel 4.2 : Jadwal Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah ................................. 58
3. Tabel 4.3 : Anggaran Bimbingan Manasik Haji............................................. 69
4. Tabel 4.4 : Anggaran Perlengkapan Manasik.................................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan dalam sebuah kegiatan bimbingan manasik haji harus ada dan
diperlukan agar sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, Semua kegiatan
memerlukan pengawasan sebagai jaminan dalam setiap kegiatan, termasuk
juga dalam kegiatan manasik haji. Didalam banyak perusahaan atau organisasi
masalah dalam pencapaian tujuan di mana implementasi dari setiap rencana
tidak berjalan dengan semestinya, dengan demikian perlu adanya fungsi
manajemen yang di arahkan untuk memastikan rencana dan implementasinya
berjalan dengan lancar1. oleh karena itu tidak menutup kemungkinan dalam
kegiatan manasik haji juga akan terjadi, dan tidak sesuai yang telah di
rencanakan sebelumnya. Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha
memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai
dengan rencana.
Dengan kasus yang diatas penulis memilih pengawasan di antara
manajemen lainya di karenakan didalam manajemen perlu adanya fungsi
manajemen yang diarahkan untuk memastikan apakah rencana yang di
implementasikan berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidak. Seperti yang diketahui dalam proses pengorganisasian
keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
1Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2005) h.316
2
dan dengan adanya pengawasan ini maka rencana yang telah dibuat tadi akan
mencapai tujuannya. Bukan berarti manajemen yang lain tidak penting namun
dari semua manajemen, pengawasan merupakan proses yang menentukan
tercapainya rencana atau tujuan.
Pengawasan merupakan suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan
kinerja standar pada perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan
mengukur signifikasi penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
tujuan perusahaan2.
Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah
satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang mengatakan bahwa
pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi
guna lebih menjamin bahwa semua kegiatan, pekerjaan yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi
organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan
oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, yang secara langsung
2 Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : PT. Prenhallindo,2001) hal. 159
3
mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua
tugas operasional3.
Membahas pengawasan sebagai fungsi organik manajerial sesungguhnya
berarti berusaha menemukan jawaban terhadap pertanyaan mengapa
pengawasan mutlak perlu dilaksanakan. Jawaban terhadap pertanyaan yang
sangat mendasar tersebut tidak selalu mudah atau sederhana untuk
menemukannya karena manajemen merupakan hal yang sangat kompleks4.
Pengawasan pertama kali orang harus menentukan standar pengawasan
pada pusat-pusat yang strategis, karena orang tidak dapat mengecek segalanya.
Harus dibedakan hal apa yang dapat di awasi, hal apa yang tidak dapat di
awasi5. Kata pengawasan sering mempunyai konotasi yang tidak
menyenangkan. Karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi
pribadi. Padahal oganisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan. Sehingga manajer adalah menemukan keseimbangan antara
pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat
pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan
birokrasi, mematikan kreatifitas, dan sebagainya, yang akhirnya merugikan
organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat
menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan6.
3 Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004)h.125-126
4 Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, h.125-1265.Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (yogyakarta: BPFE) h. 636 T. Hani Handoko,Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 367
4
Dengan demikian pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik
haji diperlukan mengingat pentingnya menunaikan ibadah haji, yang memiliki
aturan-aturan atupun tata cara dalam pelaksanaanya.
Haji merupakan hijrah kepada ALLAH SWT, memenuhi panggilan-
nya, merupakan musim yang terus bergulir, tempat kaum muslimin bertemu
setiap tahun dalam hubungan paling murni paling suci. Menjadi sarana setiap
jamaah untuk menikmati berbagai manfaat yang dapat di peroleh di tempat
yang telah di muliakan ALLAH SWT. Haji merupakan manifestasi praktis dari
persaudaraan seiman dan persatuan bagi umat islam, perbedaan ras, warna
kulit, bahasa, tanah air, dan tingkatan mencair dalam haji. Hakikat
penghambaan dan persaudaraan tercipta jelas di sana. Semuanya menggunakan
satu jenis pakaian, menghadap kepada satu kiblat, dan menyembah ALLAH
yang maha esa, tiada sekutu baginya7. Ibadah haji merupakan salah satu rukun
islam. Sebagaimana ibadah – ibadah lain seperti : shalat, puasa dan dzakat.
Haji merupakan ibadah mahdah yang tata cara pelaksanaannya sudah di
tentukan oleh syari’at melalui firman ALLAH SWT, dan sunnah Rasullah
SAW8. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 97
...
7 Sami Bin Abdullah Al-Maghlout. Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekahdan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. 4
8 Usman Suparman. “Manasik Haji Dalam Pandangan Madzhab”. (Serang : SehatiGrafika, 2008) h. 12
5
“….Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya(tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali-Imran[3]: 97)
Sehubungan dengan uraian tadi, maka mereka yang akan
melaksananakan atau menunaikan ibadah haji, harus terlebih dahulu benar –
benar memahami dan menguasai manasik haji terlebih dahulu, di samping
memerlukan biaya yang tidak sedikit, tetapi juga memerlukan kesiapan fisik
dan mental serta pengetahuan tentang manasik haji9. Bukan hanya perjalanan
suci namun bisa di katakan perjalanan kematian karena di dalam perjalanan
haji banyak sekali rintangan yang akan menghabiskan stamina dan faktor cuaca
yang tidak biasa.Adapun tata cara (kaffiyah) pelaksanaanya telah di atur dalam
fikih dan di jelaskan secara rinci dalam kitab manasik haji yang memuat
keterangan mengenai syarat sah dan rukun haji. Di samping itu juga di
lengkapi pula dengan do’a-do’a yang harus di baca selama perjalanan
melaksanakan ibadah haji10.
Alangkah nikmatnya jika perpaduan antara kesulitan dan kerinduan itu
di barengi dengan pengetahuan yang cukup tentang ibadah ini dengan semua
syarat, rukun, dan ketentuan- ketentuan lainya. Di sertai pengenalan tempat-
tempat pelaksanaan haji, seperti arafah, mudzalifah, multazam, hajar aswad,
9 Kementrian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Haji Dan Umroh. Tuntunan PraktisManasik Haji Dan Umroh, 2011
10Mulyadhi Kartanegara. Filosofi Haji Dinamikadan Frespektif Haji Indonesia. (Jakarta:Cv Duta Veraga ,2010), h. 3
6
maqam Ibrahim, ka’bah, hijir, jamarat, mina, masya’ir muqaddas dan berbagai
simbol haji lainya11. Masih banyak kaum muslimin indonesia, khususnya para
calon jemaah haji belum dapat informasi dan penjelasan yang cukup untuk
memahami dan mengenali penjelasan tentang hal – hal tersebut seperti simbol,
rambu yang akan mereka temui di tanah suci.
Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) merupakan lembaga sosial
keagamaan islam. Konsentrasi aktivitasnya bergerak di bidang
bimbingan,pembinaan dan penyuluhan. KBIH tidak hanya sekedar
membimbing calon jama’ah haji yang akan berangkat menunaikan rukun islam
yang ke lima, akan tetapi berperan sebagai wadah edukasi secara de jure. KBIH
yang berada dan tersebar di seluruh nusantara memiliki izin operasional dari
kementrian agama. Jumlah relatif banyak, lebih dari 1500 kelompok
bimbingan12. Di dalam KBIH pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda
ada yang pendidikan ada pula yang sosial agama.
Di dalam penulisan skripsi ini penulis menentukan pilihan kepada KBIH
Nurul Hikmah , KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) Nurul Hikmah
sendiri berdiri sejak tahun 1984, KBIH Nurul hikmah memiliki jamaah
terbanyak di kota tangerang di antara KBIH lainya, jamaah tahun 2012
mencapai 274 jamaah, di tahun 2013 KBIH Nurul Hikmah memiliki total
jamaah haji mencapai 248 jamaah, dan di tahun 2014 jumlah jamaah haji
11Sami bin Abdullah Al-Maghlout.Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali Detail Mekahdan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah, (Jakarta Timur : Almahira, 2010) h. vii
12 ShalehQasim. Peran Kelompok Bimbingan Haji Dalam Perspektif Haji Mandiri.Dinamika dan frespektif haji indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga,2010) h. 248
7
KBIH Nurul Hikmah mencapai 183 jamaah. KBIH Nurul Hikmah memiliki
jadwal bimbingan manasik haji mencapai 24 kali pertemuan belum termasuk
bimbingan tingkat kecamatan dan kabupaten.
Sebagai mana yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2008 dalam pembinaan pasal 30 bahwa (1) dalam
rangka pembinaan ibadah haji, masyarakat dapat memberikan bimbingan
ibadah haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk
kelompok bimbingan. (2) ketententuan lebih lanjut mengenai bimbingan
ibadah haji oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan menteri. KBIH Nurul Hikmah Memiliki nomor izin
oprasional yaitu: SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999.KBIH Nurul Hikmah
merupakan Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra Departemen
Agama bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat
khusus bagi para calon tamu-tamu Allah dengan menyelenggarakan
bimbingan manasik secara teori & praktek, baik di tanah air maupun di tanah
suci, dengan prinsip tolong menolong dalam rangka tercapainya haji mabrur.
Untuk mengetaui dan menganalisis lebih jauh terhadap pengawasan yang
dilakukan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Nurul Hikmah, maka
penulis akan menuangkan dalam sebuah penelitaian sebuah karya ilmiah
“skripsi” yang berjudul :
PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI
PADA KBIH NURUL HIKMAH
8
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan terarah, maka peneliti membatasi
masalah hanya menitik beratkan pada “ Pengawasan Kegiatan Bimbingan
Manasik Haji Pada KBIH Nurul Hikmah Tahun 2014”.
2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka
perumusan masalah dari penelitian ini tentang tahapan-tahapan dalam
pengawasan yang dilakukan pada kegiatan manasik haji oleh KBIH Nurul
hikmah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tahapan-tahapan pengawasan kegiatan bimbingan manasik
haji yang dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada tujuan yang ingin di
capai oleh peniliti yaitu :
a. Mempelajari secara seksama tentang tahapan-tahapan dalam
pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji pada KBIH
Nurul Hikmah
9
b. Mengatahui faktor pendorong dan penghambat pada kegiatan
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Dapat menjadi tambahan wawasan khazanah ilmu
pengetahuan, dan khususnya untuk jurusan manajemen haji dan
umroh,Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi sebagai
pencipta mahasiswa yang memiliki kompeten dalam bidang haji
dan umroh.
b. Praktis
Diharapkan menjadi masukan,tambahan, gagasan untuk
lembaga penyelenggara ibadah haji seperti KBIH, travel dan
lembaga haji dan umroh, tentang peningnya pengawasan terhadap
setiap kegiatan.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitain ini menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu melakukan penelitian yang mendapatkan data deskriftip yang
di dalamnya berupa kata-kata atau lisan yang tertulis dan perilaku yang di
amanati. Menggunakan pendeketaan ini karena di anggap paling cocok dan
10
praktis dalam penelitian ini, dengan pendekatan kualitatif ini data akan
bersifat faktual.
2. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok bimbingan ibadah haji
(KBIH) Nurul Hikmah sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
pengawasan bimbingan manasik haji.
3. Tempat Penelitian
Jl. KH. Amsir kel. Kenanga Rt. 005/04 kec. Cipondoh Kota Tangerang,
Telp, (021) 5548970/ 081280817779 / 085693657045 / 94528327. Email :
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang diperoleh dari peneliti secara langsung (Data Primer) dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode
survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek
peneliti.13Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara
kepada subjek yang berkaitan kepada pengelola KBIH Nurul
Hikmah, pembimbing, mantan jamaah dan para calon jamaah yang
mengikuti KBIH Nurul Hikmah, penulis memberikan pertanyaan
langsung dengan melakukan 2 cara : melalui tatap muka dan
melalui alat elektronik seperti telepon dan email.
13 Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis DalamPenelitian” (Yogyakarta : C.V Andi Offset,2010) h.171
11
b. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung agar data yang di dapatkan lebih akurat dan bebas
terhadap objek yaitu KBIH Nurul Hikmah tentang pengawasan
kegiatan bimbingan manasik haji. Observasi merupakan proses
pencatatan pola prilaku subyek (orang), obyek (benda), atau
kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
atau komunikasi dengan individu-individu yang di teliti.14
c. Dokumentasi
Merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa :
jurnal, surat-surat atau data dalam bentuk laporan program.15 dalam
hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang terdapat di
KBIH Nurul Hikmah sendiri.
5. Teknik Pengolaan Data
Setelah data sudah diperoleh dan terkumpul kemudian langkah
selanjutnya di lanjutkan dengan cara editing, yaitu melakukan dengan
cara mempelajari berkas yang sudah terkumpul dan dapat di simpulkan
bahwa berkas yang di terima bisa di gunakan dan juga dalam keadaan
baik.
14Sangadji Etta Memang dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis DalamPenelitian”, h.171
15 Sangadji Etta Memang dan Sopiah,” metodelogi penelitian pendekatan praktis dalampenelitian”hal. 176
12
6. Analisis Data
Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisi deskriftif
yaitu mengkaji gambaran secara faktual,realitas atau apa
adanya.Setelah melakukan pengkajian data-data yang di peroleh
kemudian di gambarkan atau dijabarkan apa adanya dan didapatkan
kesimpulan.
7. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan dari penelitian skripsi ini adalah dengan
menggunakan “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,
Disertasi)” yang telah diterbitkan CEQDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, cet 1 tahun 2007,
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan penelitian ini penulis banyak membaca skripsi yang telah
di buat sebelumnya, agar mendapat pengetahuan dan sebagai perbandingan. Di
dalam proses pencarian data penulis menemukan skripsi yang memiliki judul-
judul hampir sama dengan yang di teliti. Judul tersebut ada di dalam karya :
1. Nama : Isti’anah, Nim : 0053019951Jurusan : Manajemen dakwah,
Fakultas : Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, 2004, Judul Skripsi :
Aplikasi Pengawasan Program Dakwah Yayasan Amal Muslim
Muhajirin Dan Anshor (AMMA) Dalam Meningkatkan Pemahaman
Amalan Muallaf, di dalam penelitianya tentang bagaimana yayasan
13
amma mengaflikasi fungsi pengawasan pada aktivitas program-
program dakwah.
Persamaan
Di dalam penelitian ini baik penulis dan saudari isti’anah menjelaskan
tentang, bagaimana pengawasan terhadap program-program yang telah
direncanakan agar kegiatan tersebut mempengaruhi dan menjadi lebih
baik kedepanya.
Perbedaan
Perbedaan yang ada di skripsi ini bisa di lihat dengan jelas antara
penulis dengan saudari Isti’anah perbedaan itu terdapat dari fokus
penelitian dan objeknya. Penulis memfokuskan penelitian terhadap
pengawasan kegiatan KBIH tentang bimbimbing manasik haji dan di
dalam skripsi isti’anah memfokuskan terhadapyayasan amma tentang
pengawasan program dakwah terhadap pemahaman tentang agama
muallaf.
2. Nama :Dedi Surahman , Nim : 106046101559 Jurusan : Perbankan
Syariah, Fakultas : Syariah Dan Hukum, 2013, Judul Skripsi : Strategi
Monitoring Pengolaan Dana Zakat Bazda Kota Tangerang. Skripsi ini
menjelaskan tentang bagaimana strategi monitoring terhadap
pengelolaan dana zakat di kota tangerang.
Persamaan
14
Di dalam skripsi ini persamaan penulis dan saudaraDedi
Surahmanadalah tentang bagaimana memonitoring dan pengawasan
terhadap kegiatan yang dilakukan.
Perbedaan
Skripsi yang telah di buat oleh saudaraDedi Surahmanmenjelaskan
tentang monitoring terhadap pengelolaan dana zakat bazda di kota
tagerangnamun penulis memfokuskan terhadap pengawasan program
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah.
F. Sistematika Penulisan
Di dalam sistematiaka penulisan penulis menjadikanya terdiri dari lima
BAB, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pengertian pengawasan, tahap-tahap dalam pengawasan,
tujuan pengawasan, macam-macam pengawasan,
pentingnya pengawasan, ciri-ciri pengawasan yang efektif,
pengertian bimbingan manasik haji, fungsi dan tujuan
15
bimbingan manasik haji, bentuk dan metode bimbingan
manasik haji.
BAB III :TINJAUAN UMUM TENTANG KBIH NURUL
HIKMAH
Sejarah singkat, dasar dan tujuan berdiri, visi dan misi,
sarana dan prasarana, struktur kepengurusan dan data
jumlah jemaah, pelayanan jamaah haji.
BAB IV :PENGAWASAN KEGIATAN BIMBIMBING
MANASIK HAJI PADA KBIH NURUL HIKMAH
Tentang analisis penelitian yang sudah di kaji, dalam bab
ini berisikan hasil dari penelitian mengenai tahap-tahap
pengawasan terhadap kegiatan bimbingan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah.
BAB V : PENUTUP Kesimpulan dan saran-saran
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata pengawasan secara
bahasa berasal dari kata awas yang artinya dapat melihat baik-baik, tajam
tilikanya, memperhatikan dengan baik, hati-hati. Kemudian mendapat
imbuhan peng- pada awal kata dan mendapat akhiran –an menjadi
pengawasan yang artinya penilikan (pemeriksaan) dan penjagaan, penilikan
dan pengarahan kebijakan jalanya perusahaan1.
Kemudian menurut istilah yang di kemukakan oleh Ibrahim
LubisPengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang betapapun baiknya akan
gagal sama sekali bilamana manajer tidak melakukan pengawasan, agar
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencana atau maksud yang telah
ditetapkan maka ia harus melakukan kegiatan pengawasan2.
Pengawasan dapat di artikan sebagai proses untuk “ Menjamin”
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengertian ini
1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT(Persero) Balai Pustaka, 2007) h. 79
2Ibrahim Lubis, Pengendalian Dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, ( Jakarta :Ghalia Indonesia, 1985) h. 154
16
menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan3.
Setelah Ibrahim Lubis memberikan pandanganya tentang
pengawasan,kemudian para ahli yang lain juga memberikan pandanganya
tentang pengawasan seperti Robert J. Mockler bahwa pengawasan adalah
“Suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkansebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”4.
pandangan Robert J. Mockler tentang pengawasan juga sama dengan
Schermorhorn bahwa menyatakan pengawasan merupakan “sebagai proses
dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut5”. Kemudian Stoner mempersingkat definisi
pengawasan namun tidak merubah apa yang telah di sampaikan sebelumnya
3 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE) h. 3674 Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs,
1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 5925 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317
17
oleh para ahli di atas dan hanya memperjelas dengan mendefinisikan bahwa
“pengawasan sesuai dengan apa yang telah direncanakan”6.
Kemudian menurut Harold koontz dan Cyril O’donnel mereka
berpandangan lebih mengedepankan koreksi yang di lakukan ketika
pelaksan kegiatan dengan maksud untuk mendapatkan keyakinan atau
menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana-rencana yang
digunakan untuk mencapainya dilaksanakan7.
Jika pengawasan menurut pandangan para ahli merupakan sebuah
proses, menjamin, perencanaan, koreksi, tepat, efektif dan efesien, serta di
perlukan koreksi maka dapat disimpulakan bahwa pengertian pengawasan
adalah proses untuk menjamin sebuah kegiatan yang telah di rencanakan
agar tepat efektif dan efisien yang dilakukan dengan cara melalui tahapan-
tahapan yang dilakukan yaitu dengan cara penentuan standar yang telah
ditetapkansebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Tahap-tahap dalam Pengawasan
Didalam pengawasan juga adanya tahapan-tahapan untuk
memudahkan proses dalam pengawasan, menurut T. Hani Handoko tahap-
tahap dalam pengawasan terbagi menjadi 5 tahapan yaitu:
6 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, “Pengantar Manajemen”, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 317-318
7Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen, ( Jakarta :Ghalia Indonesia, 1985) h. 155-156
18
a. Tahap I : Penetapan Standar
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar
pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran
yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil.
Tujuan sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai
standar.
Tiga bentuk standar yang umum adalah :
1) Standar-standar fisik, meliputi kuantitas jasa, jumlah
langganan.
2) Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja dan sejenisnya
3) Standar-standar waktu meliputi kecepatan atau batas waktu
suatu pekerjaan harus diselesaikan8.
b. Tahap II: Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara
untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap
kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan
kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini
dapat digunakan: berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya
diukur setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? dalam bentuk apa (what
from) pengukuran akan dilakukan laporan tertulis, inspeksi visual,
8T. Hani handoko, “Manajemen”,(Yogyakarta: BPFE) h.363-365
19
melalui telephone ? siapa (who) yang akan terlibat? Pengukuran ini
sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat diterangkan
para karyawan.
c. Tahap III: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan,
pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang
dan terus menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan, yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan, baik lisan
dan tertulis, metode-metode otomatis dan inpeksi, pengujian, atau
dengan pengambilan sample.
d. Tahap IV: Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan
pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar
yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan,
tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasikan adanya
penyimpangan (deviasi)
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk
menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
20
e. Tahap V: Pengambilan Tindakan KoreksiBila Diperlukan
Bila hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi,
tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam
berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau
keduanya dilakukan bersamaan.
1) Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau
terlalu rendah)
2) Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inpeksi terlalu sering
frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem
pengukuran itu sendiri).
3) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan
penyimpangan-penyimpangan9.
3. Tujuan Pengawasan
Pengawasan juga memiliki tujuan menurut Griffin menjelasakan
bahwa terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan. Keempat tujuan
tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan,
meminimumkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari
organisasi.
9T. Hani handoko, “Manajemen”(Yogyakarta: BPFE), h. 365
21
a. Adaptasi Lingkungan
Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
di lingkungan perusahaan, baik linggkungan yang bersifat internal
maupun eksternal.
b. Meminimumkan Kegagalan
Tujuan kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan kegagalan.
c. Meminimumkan Biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan biaya, melalui penetapan standar-standarr tertentu
dalam meminimumkan kegagalan.
d. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang
kompleks10.
4. Macam-Macam Pengawasan
Disamping memiliki tujuan pengawasan juga memiliki berbagai
macam-macam proses pengawasan, menurut Ibrahim lubis macam-
macam pengawasan dapat dibedakan dalam beberapa macam sesuai
dengan segi yang di jadikan pangkal bertolaknya yaitu:
10 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 318-120
22
a. Dilihat dari segi bidang kerja atau objek yang di awasi.
b. Pengawasan-pengawasan di bidang penjualan , produksi,
pembiayaan, perbekalan, kualita, anggaran belanja, pemasaran, dan
sebagainya.
c. Dilihat dari segi subjek atau petugas pengawasan: pengawasan
intern, ekstern, formal, informal, dan sebagainya
d. Dilihat dari segi waktu pengawasan: pengawasan-pengawasan
preventif, represif, tengah prosesnya penyimpangan dan
sebagainya.
e. Dilihat dari segi-segi lainya: pengawasan-pengawasan umum,
khusus langsung, tak langsung, mendadak, teratur, terus- menerus,
dan sebagainya11.
5. Pentingnya Pengawasan
Sebagai fungsi dari manajemen bahwa pengawasan memiliki
faktor penting dalam sebuah manajemen, ada berbagai faktor yang
membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi,
faktor-faktor itu adalah :
a. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan
lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru,
11Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan ProyekDalam Manajemen, ( Jakarta :Ghalia Indonesia, 1985) h. 159
23
diketemukannya bahan baku baru, adanya peraturan
pemerintah baru, dan sebagainya.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi
semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-
hati.
c. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah
membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan.
d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahanya,
tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-
satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah
melakukan ttugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya
adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa
pelaksanaan tugas bawahan12.
6. Ciri- Ciri Pengawasan yang Efektif
Pelaksanaan Pengawasan yang efektif merupakan salah saturefleksi dari efektivitas manajerial seorang pemimpin. Pengawasanakan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciri yangdibahas berikut ini.
Pertama, pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagaikegiatan yang diselenggarakan. menemukan informasi tentang siapayang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaranpengawasan tersebut.
12 Robert J. Mockler, The Management Control Process, Prentice-Hall Englewood Cliffs,1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit, h. 594-595
24
Kedua, harus mampu mendeteksi deviasi atau penyimpangan yangmungkin terjadi sebelum penyimpangan itu menjadi kenyataaan.
Ketiga, pengawasan harus menunjukan pengecualian pada titik-titik strategis tertentu dan harus mampu menentukan kegiatan apa yangperlu dilakukan dan kegiatan apa pula yang sebaiknya didelegasikanke orang lain.
Keempat, objektivitas dalam melakukan pengawasan. Harus adastandar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksanakegiatan oprasional.
Kelima, keluwesan pengawasan. diharapkan mempunyaicontingency plan yang digunakan sebagai pengganti rencana utamayang telah ditetapkan apabila situasi menghendakinya. Dan jika terjadipengawasan harus harus bersifat fleksibel pula.
Keenam, pengawasan harus memperhitungkan pola dasarorganisasi. seperti pembagian tugas, pendelegasian wewenang, polapertanggung jawaban, jalur komunikasi dan jaringan informasi.Kesemuanya ini harus diperhatikan dalam melakukan pengawasan.
Ketujuh, efisiensi pelaksanaan pengawasan. Pengawasan dilakukansupaya keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat efesiensi yangsemakin tinggi. Oleh karena itu, pengawasan sendiri harusdiselenggarakan dengan tingkat efisiensi yang setinggi mungkin pula.
Kedelapan, pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yangterlibat. Dengan mengatasnamakan kecanggihan sistem pengawasandewasa ini banyak digunakan dan dikembangkan berbagai teknikuntuk memebantu para manajer melakukan pengawasan secara efektifseperti berbagai rumus matematika, bagan-bagan yang rumit, analisisyang terinci, dan data-data statistik. Di samping itu, tidak semua tekniktersebut cocok digunakan untuk setiap bentuk pengawasan yang perludilakukan.
Kesembilan, pengawasan mencari apa yang tidak beres. Yaituusaha mencari dan menemukan apa yang tidak beres alam organisasiapalagi kalau terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkansebelumnya padahal tidak terjadi peristiwa-peristiwa yangmembenarkan penyimpangan tersebut.
25
Kesepuluh, pengawasan harus bersifat membimbing. maka harusberani melakukan tindakan yang diapandang paling tepat sehinggakesalahan yang telah diperbuat tidak terulang kembali13.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji terbagi menjadi 3 kata yaitu bimbingan,
manasik dan haji Untuk mengetahui pengertian bimbingan manasik haji
diperlukan penjelesan lebih terperinci, karena setiap kata memiliki arti
yang berbeda.Dengan demikian akan di dapatkan pengertian tentang
bimbingan manasik haji tersebut.
Jika ditelaah berbagai sumber pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang
merumuskan pengertian tersebut14. Perbedaaan tersebut disebabkan
kelainan pandangan dan titik tolak, tetapi perbedaaan itu hanyalah
perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya. Bimbingan dalam
rangka menemukan pribadi dimaksudkan peserta didik mengenal kekuatan
dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan
dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam
rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal
secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan lingkungan fisik,
dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis
pula. Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan
13Sondang P. Siagian, “Fungsi-Fungsi Manajerial”, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004),h. 130-135
14 Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: PTRineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 93
26
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan
dirinya dan bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan dan keadaan.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial15.
Pandangan Menurut para ahli mengenai bimbingan seperti Frank
Parson menyatakan bahwa “ Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya
itu16”.
Begitu juga menurut Smith hampir sama dengan Frank Parson
dengan menyatakan “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan
kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam
membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-interprestasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik17”.
Kemudian menurut Crow dan Crow menjelaskan dengan lebih
terperinci dengan menyatakan “ Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang laki-laki ataupun perempuan, yang memeiliki kepribadian
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap
15. Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” , h. 9416 Prayitno dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: Pt
Rineka Cipta,2008) cet ke-2 h. 9417 Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 94
27
manusia untuk membantuanya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri
dan menanggung bebanya sendiri18. Dan terakhir menurut Moh. Surya
menyatakan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan19.
Jika pengertian bimbingan menurut pandangan para ahli yang telah
di kemukakan di atas maka bimbingan adalah sebagai proses, bantuan,
untuk memperoleh pengetahuan maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi
mandiri.
Setelah mendapatkan definisi tentang bimbingan maka selanjutnya
mengenai definisi manasik, menurut Harahap Sumuran menerangkan
bahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Atau hal – hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan
miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di
18 Prayitno, dan Erman Amti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling”, h. 9419Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1995) h.2
28
muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya20. Manasik merupakan
kewajiban bagi setiap jamaah yang akan menunaikan ibadah haji,
sebagaimana firman Allah SWT surat An-nahl ayat 43
“... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui (QS.An-Nahl: 43)
Setelah mengetahui pengertian tentang bimbingan dan manasik
maka selanjutnya adalah haji.Menurut bahasa, haji berarti menyengaja.
Dalam bahasa arab, haji bisa dibaca dengan hajj atau hijj, meskipun pada
dasarnya kata haji sering dibaca hijj. Jika dibaca hajj, haji berarti
keterikatan atau kemampuan dengan gerakan-gerakan khusus. Jika dibaca
hijj, haji berarti gerakan-gerakan khusus. Jadi rajul mahjuj berarti laki-laki
menyengaja. Hanya saja kata hajj atau hijj kemudian biasa diartikan
sebagai sengaja pergi ke Makkah untuk melangsungkan manasik
haji.21Selanjutnya, kata hajj biasa digandengkan dengan kata lillah
(semata-mata untuk Allah) sehingga membentuk kalimat al-hajj lillah,
penambahan kata lillah ini didasari fakta bahwa haji sering disalahgunakan
untuk bersikap sombong dan pamer. Oleh karena itu, kata hajj digandeng
20 Harahap Sumuran., Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press ,2008)h. 362
21 Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi,“Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui PerempuanTentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
29
dengan kata lillah sebagai bukti bahwa haji itu semata-mata dikerjakan
hanya demi menggapai keridhaan Allah SWT, bukan demi status sosial.
Ibadah haji mengandung arti keikhlasan dan ketaatan penuh kepadanya
tanpa dibumbui maksud-maksud duniawi22.
Sedangkan Menurut istilah, haji bermakna menyengaja pergi
kebaitullah pada waktu-waktu tertentu untuk memuliakan dan
mengagungkanya. Ibadah haji mempunyai sejumlah amalan yang harus
dilakukan juga pada waktu tertentu, yang semuanya tidak akan sah
apabila tidak dibarengi dengan niat atau keinginan yang kuat dan
perjalanan jauh23. Ibadah haji mempunyai manasik dan amalan
tersendiri. Manasik adalah setiap gerak dan perbuatan yang sengaja
dilakukan untuk mendekatkan diri kepada allah SWT. Dari sini, seorang
hamba (‘abid) juga disebut dengan nasik. Ibadah haji adalah salah satu
dari lima rukun islam yang harus diyakini sekaligus ditunaikan oleh
setiap muslim. Barang siapa yang mengingkarinya maka telah kafir24.
Dari pengertian di atas maka haji adalah ibadah yang dilakukan
dengan mengunjungi baitullah (ka’bah) pada waktu tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu. Waktu pelaksanaanya dimulai dari bulan syawal,
22 Al-Kharsyi, “ala mukhtashar sayyidi khalil”, Jilid II, di kutip oleh ‘Ablah MuhammadAl-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu DdiketahuiPerempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
23 Al-Syarkhasi, “al-mabsuth”, jilid IV, Hal. 2 di kutip oleh ‘Ablah muhammad al-kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu DdiketahuiPerempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009) h.104-105
24Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita SegalaHal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta :Zaman , 2009) h.104-105
30
zulqaidah dan sampai puncaknya pada bulan zulhijjjah. Sebagai salah
satu rukun islam, ibadah haji diwajibkan 1 kali sepanjang hidup setiap
muslim yang telah memenuhi syarat utamanya yaitu memiliki
kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan, transportasi dan
akomodasi selam pelaksanaan haji. Seorang muslim yang melakukan
ibadah haji akan melaksanakan serangkaian ritual mulai dari memakai
ihram, thawaf, sa’i, wukuf dan lain sebagainya25.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa definisi tentang bimbingan manasik haji yaitu : sederetan
rencana kegiatan yang di rencanakan dan dibuat oleh sebuah kelompok,
organisasi atau lembaga dalam memberikan bantuan seperti pelatihan,
pembelajaran, baik bersifat teori, praktek dan visual, guna membantu
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam tata cara pelaksanaan
ibadah haji atau hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji.
2. Fungsi dan TujuanBimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji juga memiliki fungsi dan tujuan, Latif
Hasan dan Nidjam Ahmad mengemukakan bahwa fungsi manasik
adalah:
25 Abdul Halim,dan Ikhwan, Ensikklopedi haji & umroh, (Jakarta : PT. Raja GrapindoPersada, 2002) h. 84
31
a. Fungsi Bimbingan Manasik Haji
1) Agar semua calon jemaah mampu memahami semua informasi
tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk
kesehatan dan mampu mengamalkanya pada saat pelaksanaan
ibah haji di tanah suci
2) Agar jemaah haji dapat mandiri dalam meaksanakan ibadah haji,
baik secara mandiri regu atau rombongan
3) Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah
haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji
yang lain26.
b. Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Setelah mengetahui fungsi manasik maka selanjutnya
mengetahui tujuan manasik haji, Kementrian agama RI telah
menjelaskan fungsi bimbingan manasik haji kedalam buku desain
pola bimbingan manasik haji, didalam bukunya tujuan manasik
haji ini untuk meningkatkan pengetahuan manasik haji dan dapat
melaksanakan tata cara ibadah haji dengan benar sesuai tuntunan
ajaran agama islam27.
Tujuan Selanjutnya adalah untuk membentuk sosok calon
jamaah haji yang memiliki pengetahuan manasik haji dan tata cara
pelaksanaannya dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban
26 Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2003) cetke-2 h.17
27Departemen Agama RIDirektorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,DesainPola Bimbingan Calon Jamaah Haji,(2007)h. 26
32
sehingga dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan ketenuan
ajaran agama islam28.
Tujuan terakhir adalah supaya jamaah yang niat berangkat
menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib dan sah. Aman dalam
arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan harta
bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi syarat,
rukun, dan wajib sesuai dengan tuntutan agama. Sah dalam arti
tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik29.
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji memiliki bentuk dan metode, didalam
bentuk bimbingan manasik haji, terbagi dalam dua sistem yaitu bentuk
kelompok dan bentuk massal30. Sedangkan metode bimbingan manasik
haji ada 7 metode yang dapat di gunakan. Sebelumnya penulis akan
menjelaskan tentang bentuk bimbingan manasik terlebih dahulu,
bentuk bimbingan manasik haji yang pertama :
a. Bentuk Kelompok
Bimbingan kelompok pada dasarnya sifat dan masalahnya
sama dengan bimbingan perorangan hanya saja di sampaikan
kepada kelompok baik dalam kelompok kecil maupun kelompok
yang lebih besar yang beranggotakan kelompok bimbingan yang
28Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,DesainPola Bimbingan Calon Jamaah Haji,(2006), h. 35
29Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. (Jakarta : Zikrul Hakim,2003) h.1930 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta
2011, Tuntunan Praktis Manasik Haji Dan Umroh, (2011), h.7
33
berjumlah 45 orang (rombongan). Setiap kelompok dibagi menjdi
4 regu, dan masing-masing beranggotakan 11 orang termasuk
ketua regunya. Dilaksanakan oleh KUA atau kecamatan,
dilaksnakan di tempat yang cukup memadai seperti masjid
berkoordinasi dengan kantor departemen agama kab/kota.
Dilakukan sebanyak 7 kali, dengan tujuan membimbing calon haji
secara lebih efektif, terutama pengetahuan tentang manasik haji31.
Metode yang digunakan dalam bentuk kelompok ini
bermacam-macam seperti metode ceramah, metode tutorial,
metode simulasi, metode bermain peran, metode study kasus,
metode peragaan dan terakhir metode diskusi. Untuk memperjelas
metode ini maka akan di jelaskan satu persatu.
1. Metode Ceramah, metode ceramah dapat digunakan pada
pembelajaran bimbingan secara massal dan materi bersifat
informatif. Yang dimaksud metode ceramah adalah metode
pemaparan penjelasan dan penuturan secara lisan oleh
pembimbing dihadapkan peserta pelatihan. Dalam
pelaksanaanya pemaparan dapat dilengkapi dengan alat bantu
pembelajaran seperti proyektor, film side. Jenis , tempat dan
31Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007)h. 39
34
proses pembelajaran secara metode pembelajaran akan
menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif32.
Metode ceramah ini dapat digunakan apabila :
1) Pesertanya berjumlah banyak
2) Bermaksud menyampaikan dan memaparkan materi yang
telah tersedia, dan telah dipersiapkan sebelumnya
3) Digunakan apabila meetode lain tidak mungkin dilakukan
mengingat materi dan peserta yang banyak33.
2. Metode Tutorial, metode tutorial merupakan istilah teknis
pembelajaran yang diartikan sebagai bimbingan dan bantuan
belajar. Metode tutorial merupakan kerangka prosedural
pembelajaran yang menitik beratkan pada pemberian
bimbingan dan bantuan belajar oleh pembimbing atau peserta
sendiri agar satu sama lain saling memberi rangsangan belajar,
sehingga pembelajaran menjadi dinamis dan demokratis. Tutor
bukanlah sebagai guru tetapi sebagai teman belajar. Topik
bahasan, seyogyanya bersifat problematik, di ambil dari materi
pelaksanaan ibadah haji dan umrah, agar mengundang
pemikiran dan diskusi yang digali dari buku-buku bimbingan
manasik haji. Didalam pelaksanaanya yaitu:
32 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Jakarta,Modul Pembelajaran Manasik Haji,(2006) h. 11-12
33 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Jakarta,Modul Pembelajaran Manasik Haji, h 12
35
1) Pendahuluan skenario
2) Kegitan inti yaitu tanya jawab untuk menggali pendapat
peserta, diskusi, simulasi dan kerja kelompok
3) Penutup, menyimpulkan pokok-pokok masalah34.
3. Metode Simulasi, metode simulasi digunakan apabila situasi
sebenarnya tidak bisa dihadirkan. Maka diciptakan situasi
tiruan yang dapat mendekati keadaan sebenarnya. Peserta
berada pada situasi tiruan tersebut dan diharapkan dapat
memahami situasi secara lebih baik sehingga pada giliranya
nanti apabila melaksanakan dalam situasi sebenarnya calon
haji dapat melaksanakan kegiatan ibadahnya dengan baik.
Alasan menggunakan metode simulasi yaitu35 :
1) Teknik ini berguna dalam meningkatkan motivasi pesertab
dalam pembelajaran.
2) Memberi kesempatan untuk mempelajari masalah dengan
metode yang sistematik.
3) Menyajikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan
tertentu dalam konteks kenyataan yang sebenarnya atau
yang disimulasikan.
34 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Modul Pembelajaran Manasik Haji,(2006) h.24
35 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006) h.25-26
36
4) Melibatkan peserta untuk membuat berbagai keputusan
dan melibatkan dirinya pada sederetan kegiatan.
5) Peserta mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
rasa empati, rasa tangging jawab dan keberanian dan
keberanian untuk mengambil resiko.
4. Metode Bermain Peran, bermain peran berarti pembelajaran
berarti memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain
itu harus berbuat, bertindak dan berbicara seperti peran yang
dimainkanya, misalnya yang diperankan calon haji sedang
melakukan thawaf, sa’i atau lontar jumrah. Bermain peran
sangat mirip dengan simulasi, dengan demikian bahwa mmain
peran adalah simulasi tiruan dari perilaku orang yang
diperankan36.Tujuan bermain peran menumbuhkan kesadaran
dan kepekaan serta positif, sehingga mampu memahami dan
menghayati berbagai masalah yang akan dihadapi dalam
pelaksanaan manasik haji di arab saudi.
5. Metode Study Kasus, study kasus bukan untuk menjawab
masalah secara cepat dan tepat, akan tetapi lebih bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dan
menggambarkan penerapan konsep dan teknik pemecahan
masalah serta pengambilan keputusan, yang mungkin timbul
36 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006) h. 27
37
dalam proses perjalanan calon haji. Pemecahan masalah dalam
study kasus ini lebih menekankan pada alasan logika yang
dipergunakan dalam pemecahan masalah, misalanya tentang
penggunaan toilet di pesawat terbang, jamaah yang tersesat
jalan, kehilangan uang atau barang, jamaah yang sakit dan
wafat, kebakaran di pondokan37.
6. Metode Peragaan, metode peragaan atau pagelaran dalam
bimbingan calon haji dilaksanakan melalui: spanduk, poster,
panel, maket ka’bah mini, mas’a dan jamrah yang ditempatkan
pada tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh calon
haji. Metode peragaan/pagelaran dalam bimbingan calon haji
dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan dan
pengetahuan, yang bersifat “tontonan sebagai tuntunan”38.
7. Metode Praktek, merupakan tindak lanjut metode sebelumnya
sekaligus sebagai alat ukur sejauh mana calon haji memahami
materi bimbingan yyang telah di sampaikan, praktek dilakukan
dengan cara pembimbing menunjukan beberapa calon haji
untuk berperan melakukan amalan-amalan ibadah tertentu,
37Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006) h. 40
38Departemen Agama Ri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji, (2007) h. 66
38
calon haji melihat sambil mendengarkan petunjuk-petunjuk
pembimbing39.
8. Metode Diskusi, dengan diskusi diharapkan peserta mampu
mengungkapkan pikiran-pikiranya dan menumbuhkan
kebersamaan. Bentuk diskusi ada 2 (dua) macam40.
1) Diskusi panel yaitu diskusi yang dilakukan dalam
kelompok besar, dipandu oleh moderator dengan materi
yang disajikan oleh panelis
2) Diskusi kelompok yaitu diskusi yang dilaksanakan dalam
kelompok kecil yang dipandu oleh seorang ketua yang
ditunjukndari peserta dan didampingi oleh narasumber.
b. Bentuk Massal
Setelah bentuk kelompok selanjutnya adalah bentuk massal
dan metode yang di pakai.
Bentuk massal yaitu bimbingan kepada jamaah secara
umum, dapat dilaksanakan khusus intern kelompok terbang sendiri,
maupun bersama-sama dengan kelompok yang lebih luas dan lebih
besar dan juga bisa di artikan seluruh calon haji yang terdaftar di
kantor Departemen Agama kabupaten/kota, dilaksanakan di tempat
yang cukup memadai yaitu dilakukan di masjid yang telah ditunjuk
39Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji, (2007) h. 67
40Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji, h. 68
39
sebagai tempat pelaksanaanya, dilakukan sebanyak 3 kali dan
sebagai pelaksana adalah kantor departemen agama kabupaten/kota
yang dilaksanakan sekitar 3 bulan sebelum pemberangkaan calon
haji ketanah air dengan bertujuan memberikan bekal akhir tentang
praktek manasik haji dan penentuan kloter41.
Metode yang digunakan dalam bentuk massal ini tidak
berbeda dengan bentuk kelompok yang di dalamnya terdapat
metode ceramah dan diskusi atau tanya jawab
1. Metode Ceramah, dalam bentuk massal ini di gunakan pada
bimbingan manasik haji, akhlakul karimah, kesehatan dan
penerbangan. Diharapkan pesan-pesan ataupun materi pelajaran
yang di susun dan disiapkan dengan cara lebih mudah
mencapai sasaran, dapat mendukung adanya jam pelajaran
yang sangat singkat, hendaknya penceramah menggunakan alat
bantu yang tersedia, karena penceramah yang mengandalkan
penyampaian secara lisan saja akan mengakibatkan kebosanan
bagi calon haji, untuk itu perlu umpan balik mengenai
penjelasan isi ceramah42.
41Departemen Agama Ri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007) h. 40
42Departemen Agama Ri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji h. 66
40
2. Metode Diskusi seperti halnya dalam kelompok metode
diskusi ini di harapkan para calon haji mampumengungkapkan
pikiran-pikiranya dan menumbuhkan ke arah kebersamaan43.
43Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta,Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007) h. 60
41
BAB III
PROFIL
KBIH NURUL HIKMAH
A. Sejarah Berdirinya KBIH Nurul Hikmah
Sejarah awal KBIH Nurul Hikmah yang diceritakan oleh H. Ahmad
Damanhuri “Dimulai dariseorang guru ngaji yang bernama Kiayi Haji Bakri
bin Haji Sari bin Haji Karung, beliau menceritakan bahwa dimana pada masa
tahun 1965 orang tua dari ayah beliau telah memberikan kesempatan untuk
berangkat berhaji ke tanah suci”1.
H. Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa “Mulanya ayah sebagai
guru ngaji beliau mengajar dari kampung ke kampung pada berbagai majlis,
musholla dan masjid, daerah jangkauan beliau meliputi kecamatan Cipondoh,
yang sebelum pemekaran meliputi wilayah Pinang dan beberapa lain hingga
Ciledug dan daerah Tangerang lainnya”2. Karena tak hanya sebagai guru
ngaji, beliau pun cukup dikenal sebagai penceramah dan aktifis organisasi
keislaman seperti MUI.
Kemudian H. Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa “Di wilayah
pinang itu lah ayahhanda mengajar ngaji pada satu keluarga besar, yaitu
keluarga Haji Djirun saudara Haji Djiran, orang tua dari Walikota Tangerang
1Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 18 mei 20142Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 18 mei 2014
42
Bapak H. Wahidin Halim. Dari sana sejarah bermula, merupakan Cikal bakal
KBIH Nurul Hikmah sebagai lembaga bimbingan haji dimulai”3.
Dengan berjalanya waktu, pada tahun 1984, ada beberapa orang dari
keluarga Haji Djirun yang hendak melaksanakan ibadah haji, yaitu Almarhum
Haji Aswadi Wirayudha. Namun, beliau menjelaskan bahwa karena tak satu
pun dari mereka memiliki pengalaman untuk berangkat kesana dan belum
ada KBIH seperti saat ini. Maka tercetus ide untuk meminta bantuan ke sang
guru ngaji untuk membimbing mereka dari mulai tanah air hingga tanah suci4.
Sementara sang guru tak siap keuangan untuk ikut hingga ke tanah suci.
Penjelasan H. Ahmad Damanhuri menceritakan bahwa “Pada waktu itu
Muncul ide dari keluarga Bapak Almarhum Aswadi Wirayudha untuk
membiayai keberangkatan guru ngaji dengan cara urunan atau patungan”5.
Mendengar itu, Bapak E Esdia Noor (almarhum) pun turut
memberikan dukungan dan bantuan yang kala itu menjadi Camat Cipondoh.
Sementara dari pihak K.H. Bakri pun mendapat restu dan dukungan dari guru
beliau, Assegaf Usman dan tentunya dukungan dari keluarga besar beliau6.
Sejak saat itu, mulai tahun 1984 dan seterusnya hingga sekarang
kepercayaan itu terus terjaga. “Bermula dari mulut ke mulut hingga saat ini
3Wawancara Pribdi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 20144Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi
Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) KotaTangerang, (2013)
5Wawancara Pribdi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 20146Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi
Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) KotaTangerang, (2013)
43
menjadi Yayasan Pendidikan Islam yang menaungi KBIH dan Sekolah dari
tingkat RA, MI, SMP dan SMK7.
B. Dasar Dan Tujuan Penyelenggaraan KBIH Nurul Hikmah
KBIH Nurul Hikmah memiliki dasar dan tujuan sebagai
penyelenggara bimbingan manasik haji sebagai mana yang tercantum dalam
Undang-undang Republik Indonesia No.13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, BAB VII Pembinaan pasal 30 bahwa “ Dalam
rangka pembinaan Ibadah Haji, masyarakat dapat memberikan bimbingan
ibadah haji, baik dilakukan secara perseorangan maupun dengan membentuk
kelompok bimbingan8. dan juga pasal 17 PMA NO. 14 tahun 2012 bahwa “
Selain bimbingan yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat baik secara
perseorang maupun kelompok bimbingan dapat menyelenggarakan
bimbingan jamaah haji”9. Bimbingan tersebut harus memiliki ataupun
mendapat izin dari kepala kanwil kemenag Prov. Banten.
Dan di dalam akreditas KBIH Nurul Hikmah telah tercantum dasar
penyelenggaraan bimbingan manasik sebagai berikut:
1. Dasar
a. Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan Ibadah Haji, BAB VII Pembinaan pasal 30
b. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 371 Bab XI
tahun 2002 tentang Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
7Wawancara Pribdi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 20148Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2008 tentang penyelenggaraanIbadah Haji. h. 19
9Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kota Tangerang,Seksi Penyelenggaraan HajiDan Umroh tentang Pembinaan KBIH 2013
44
b. Keputusan Ka. Kanwi Departemen Agama Nomor : SK.
W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999 tentang penetapan ijin Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sebagai pembimbing ibadah haji.
c. SK Yayasan Dengan notaris Nanny Wahyudi, SH. No. 200 Tanggal 17
September 1995 dan terdaftar di Pengadilan Negeri No. HT.Dd1
04.14/1995/PN Tangerang
d. Surat Keputusan Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nurul Hikmah
Nomor : 03.157/YPI.KBIH/II/2012
e. Surat perjanjian / kesepakatan peserta dengan pengurus KBIH Nurul
Hikmah Tangerang10.
2. Tujuan
Setelah memiliki dasar maka berdirinya KBIH Nurul Hikmah
memiliki tujuan, tujuan berdirinya KBIH Nurul Hikmah yaitu
merupakan Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra
Departemen Agama bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat khusus bagi para calon tamu-tamu Allah dengan
menyelenggarakan bimbingan manasik secara teori & praktek, baik di
tanah air maupun di tanah suci, dengan prinsip tolong menolong
dalam rangka tercapainya haji mabrur11.
10 Lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah, Cipondoh 18 Mei 201411Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi
Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) KotaTangerang, (2013)
45
C. Visi dan Misi
Sebagaimana sebuah organisasai KBIH Nurul Hikmah juga memiliki visi
dan misi, H. Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa visi KBIH Nurul Hikmah
yaitu “membimbing dan melayani tamu Allah SWT sedangkan misi nya adalah
Memberikan pelayanan bimbingan manasik haji sesuai syariat islam dengan
tujuan mencapai haji yang mabrur12”
D. Sarana Dan Prasarana
1. Sarana
Dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara resmi ibadah haji
yang menempati sebuah kantor beralamatkan di Jl. K.H. Amsir No. 99
Rt/Rw 05/04 Kenanga, Kota Tangerang, Banten 15146. Untuk bisa
menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar serta menunjang kinerja maka
harus didukung dengan adannya sarana dan prasarana yang baik pula.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KBIH Nurul Hikmah
Tangerang, memiliki Majlis. Kantor , lapangan yang luas, Tempat parkir,
toilet
2. Prasarana
Dalam menunjang kegiatan para jamaah dalam memberikan
pelayanan KBIH Nurul Hikmah memiliki prasarana yaitu Pengeras suara.
Komputer, printer, Miniatur ka’bah, Ac, Telefon,Alat peraga, Kursi kerja
dan tamu, Almari dokumen
12Wawancara Pribdi dengan Ahmad damanhuri , Cipondoh, 18 Mei 2014
46
D . Struktur Kepengurusan dan Data Jumlah Jamaah KBIH Nurul Hikmah
1. Struktur Kepengurusan
Struktur organisasi sangat penting dan sangat berperan. Hal ini
agar suatu kegiatan dengan kegiatan yang lainya lebih terarah dan tidak
saling berbenturan. Selain itu, struktur organisasi juga diperlukan agar
terjadi pembagian tugas yang seimbang dan objektif yaitu memberikan
tugas sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing
anggotanya. Strukturorganisasi yang baik yaitu menempatkan petugas
yang tepat dan memiliki kompetensi. Hal ini dilakukan agar semua
kegiatan lebih terarah, teratur dan terkontrol sehingga apabila terjadi
persoalan dapat diselesaikan sedini mungkin. Adapun struktur organisasi
KBIH Nurul Hikmah adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KBIH Nurul Hikmah
(lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah 201213)
Secara terperinci tugas-tugas atau fungsi-fungsi dari struktur
organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
13Lihat dariPermohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah 2012
Ketua
Humas
Bendaharasekretaris
perlengkapanPembinaanmanasik
47
1. Nama KBIH : Nurul Hikmah
2. Tahun Berdiri : 1984
3. Nomor ijin operasional : SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999
4. Alamat : Jl. K.H. Amsir No. 99 Rt 05/04 Kenanga,
Cipondoh, Kota Tangerang, Banten
5. Struktur Pengurus
Ketua KBIH : K.H. Bakri HS
Sekretaris : 1. H. Ahmad Damanhuri, S.Pd
2. Abdul Majid, SHI
Bendahara : 1. Hj. Siti Nur’aini
2. Vina Paniati, SE
Humas : 1. H. Ahmad Baijuri, S.Pd
2. H. Mulyadi
Perlengkapan : 1. Hj. Siti Rohmah, S.Pd
2. Hj. Siti Ummu Atiah
Pembinaan Manasik : 1. K.H. Bakri HS
2. Ust. H. Ahmad Ghozali
3. Ust. H. Andi Lala, Lc
4. Ustz. Hj. Siti Munawwaroh, S.Ag14
14 Lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah 2012
48
2. Data Jumlah Jamaah Haji KBIH Nurul Hikmah
Data jamaah meningkat dari tahun ketahun, setelah mengawali
pemberangkatan tahun 1996 dengan jamaah 76 orang dan terbanyak pada tahun
2012 dengan jumlah jamaah yang berangkat adalah 275 orang, maka jumlah
jamaah yang telah diberangkatkan dari tahun 1999 sampai 2014 berjumlah
2.944 orang, hal ini dapat di lihat dari data berikut:
Tabel 3.1 Data Jamaah KBIH Nurul Hikmah
(Lihat dari profil Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) KotaTangerang, (2013)15)
No Tahun Jamaah No. Izin Berlaku
1 1999 76 SK. W.I/I/HJ.01/KPS/314/1999
2 2000 88
3 2001 90
4 2002 134 Kw.28/I/HJ.01/KPTS/81/2002
5 2003 140
6 2004 173 Kw.28/I/HJ.01/KPTS/375/2004
1 2005 225
2 2006 190 Kw.28/I/HJ.01/KPTS/930/2006
3 2007 220
4 2008 225
5 2009 223 Kw.28.3/3/HJ.09/3086/2009
6 2010 225
7 2011 230
8 2012 274 Kw.28.3/3/HJ.09/4993/2012
9 2013 248
10 2014 183
Jumlah 2.944
15Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, SeksiPenyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) KotaTangerang, (2013)
49
E. Pelayanan Jamaah Haji
Pelayanan yang diberikan KBIH Nurul Hikmah Tangerang yaitu, meliputi
dari transportasi, pelayanan kesehatan dan konsumsi yang dilakukan di tanah air
dalam kegiatan bimbingan manasik haji .
1. Transportasi
Pelayanan transportasi yang diberikan oleh KBIH Nurul Hikmah
dalam menjalankan kegiatan bimbingan manasik haji, yaitu ketika melakukan
kunjungan ke suatu tempat seperti mengunjungi pusat informasi Kementrian
Agama Provinsi Banten dengan menggunakan bus Aerowisata yang
dilengkapi dengan pengeras suara dan ac.
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang di berikan oleh KBIH Nurul Hikmah ketika
berada di tanah air yaitu ketika dalam kegiatan bimbingan manasik haji,
dengan cara melakukan pemeriksaan, dan pemeliharaan kesehatan jamaah,
dengan memanggil dinas kesehatan setempat. Jamaah dapat memeriksakan
diri seperti tensi darah, pengecekan gula darah, periksaan jantung dan lain-
lain.
3. Konsumsi dan Akomodasi
Dalam kegiatan bimbingan manasik haji, konsumsi diberikan kepada
jamaah pada jam istrahat ataupun jam makan siang, konsumsi ini di atur dan
dikelola oleh KBIH Nurul Hikmah dari pengumpulan dana yang diberikan
oleh jamaah, yang sebelumnya telah ada kesepakatan antara jamaah dan
KBIH Nurul Hikmah.
50
Akomodasi merupakan tempat penginapan atas pengasramaan sebagai
penampungan sementara pada waktu jama’ah haji di tempat embarkasi,
debarkasi dan pemondokan selama berada di Arab Saudi. Untuk hotel dan
konsumsi diatur oleh PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) atau
pemerintah.
Dalam pelaksanaan pelayanannya, KBIH Nurul Hikmah Tangerang
berusaha untuk memberikan pelayanan dengan baik. Proses pelayanan
dilakukan dengan terencana agar semua proses kegiatan manasik haji menjadi
lebih efektif dan efisien.
50
BAB IV
ANALISIS PENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI
PADA KBIH NURUL HIKMAH
Didalam bab ini menjelaskan tentang analisis tahapan-tahapan dalam
pengawasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, tahapan ini terbagi menjadi
5 tahapan yaitu : Penetapan Standar, Penentuan Pengukuran Pelaksanaan
Kegiatan, Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Perbandingan Pelaksanaan Dengan
Standar dan Analisa Penyimpangan dan terakhir Pengambilan Tindakan Koreksi
bila Diperlukan, tahapan-tahapan ini dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah pada
kegiatan bimbingan manasik haji.
A. Penetapan Standar Bimbingan Manasik Haji
Pada tahapan yang pertama ini yaitu penetapan standar, setiap
organisasi ataupun perusahaan harus menerapkan penetapan standar dalam
kegiatanya, termasuk juga sebuah KBIH. KBIH Nurul Hikmah sendiri
memiliki penetapan standar dalam bimbingan manasik haji. Penting bagi
sebuah kegiatan manasik memiliki penetapan standar karena akan mengatur
dan mengarahkan jalannya setiap kegiatan agar tidak melenceng kemana-
mana dalam memberikan bimbingan manasik haji, dan juga harus sesuai
kebutuhan yang diperlukan jamaah yang ingin berangkat ke tanah suci.
Sebenarnya penetapan standar dalam bimbingan manasik telah ada dan telah
ditetapkan oleh kementrian agama.
51
Sebagaimana sesuai dengan keputusan pemerintah Kementrian Agama
Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh, dalam menetapkan standar bimbingan
manasik haji ke dalam sebuah buku paket bimbingan manasik haji dan
umroh yang di berikan kepada para calon jemaah haji. Didalam nya
menjelaskan keseluruhan petunjuk manasik haji dan umrah, tata cara
pelaksanaan ibadah haji meliputi ketentuan hukum dan hikmah tasyri’nya
dilengkapi dengan tanya jawab manasik haji dan umrah, penjelasan beberapa
tempat bersejarah serta syiar-syiar perhajian yang dianggap perlu.
Keberadaan buku standar bimbingan manasik haji dari kementrian agama di
antara buku-buku pedoman dan panduan ibadah haji yang lainya saling
berhubungan. KBIH Nurul hikmah sendiri menetapkan standar dalam
bimbingan manasik haji, menurut H. Ahmad Damanhuri sebagai sekretaris
KBIH Nurul Hikmah penetapan standar bimbingan manasik meliputi “dua
unsur, yang pertama yaitu standar dalam materi bimbingan manasik haji,
yang kedua standar pembimbing manasik haji”1.
1. Materi Bimbingan Manasik Haji
Beliau menjelaskan dalam bimbingan manasik haji yang dilakukan
KBIH Nurul Hikmah materi yang digunakan adalah “standar materi yang
dilihat dari buku panduan bimbingan manasik haji yang di terbitkan oleh
Kementrian Agama Republik Indonesia”2, yang di dalamnya mencakup
tuntunan praktis manasik haji, do’a dan dzikir manasik haji dan umroh.
Bukan hanya itu saja namun ada tambahan-tambahan materi di lihat dari
1Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 20142Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
52
berbagai kitab di antaranya buku tentang fiqih haji dan juga kitab karangan
KH. Abdurahman Bin H. Nawi yang telah di terjamahkan kedalam bahasa
melayu, yang kemudian dibagikan kepada jamaah, dengan jamaah
mendapatkan buku pegangan ataupun buku panduan manasik haji,
diharapkan adanya keinginan untuk selalu belajar selain ketika bimbingan
manasik haji sebagaimna penyataan dari H. Ahmad Damanhuri
menginginkan “para jamaah agar selalu bersemangat untuk mempelajari
materi-materi manasik haji dimanapun dan kapanpun jika ada waktu
senggang”3.
Setelah melakukan observasi mengenai materi yang digunakan
ternyata sesuai apa yang telah dibicarakan sebelumnya, buku dan kitab-
kitab itu ada serta jamaah pun memilikinya sebagai buku panduan ataupun
pegangan mereka, selain mengecek ada ataupun tidak nya buku dan kitab
itu, penulis juga mengecek langsung isi terhadap buku dan kitab yang telah
disebutkan di atas yang dijadikan sebagai buku panduan . Dengan adanya
buku dan kitab-kitab itu bisa dipastikan kebenaran sumber dari materi-
materi tersebut. Materi- materi yang sudah ada digabungkan dalam sebuah
silabus menjadi jadwal bimbingan manasik haji. Sebagaimana yang telah
disampaikan H. Ahmad Damanhuri bahwa “Dengan materi yang cukup
baik, dan diatur serta dibentuk silabus yang tepat maka diharapkan para
jemaah lebih dapat memahami secara keseluruhan materi-materi yang di
3Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
53
jelaskan sebagai bekal ilmu pengetahuan tentang ibadah haji”4, dengan
demikian perjalanan ibadah haji akan lebih memudahkan para jemaah
untuk menjadi haji yang mabrur. Serta jamaah tidak kecewa terhadap
pemberian materi yang telah diberikan oleh para pembimbing manasik
setelah adanya materi yang telah dirancang dan dibentuk menjadi jadwal
bimbingan manasik haji.
Hal serupa juga dikatakan oleh mantan jamaah salah satunya bapak
H. Abdul Rahman yang berangkat pada tahun 2011 dengan mengatakan
“Materi- materi yang ada dan di pelajari di KBIH Nurul Hikmah cukup
baik dan tidak melebar kemana-mana, dan sesuai jadwal manasik yang
telah diberi sebelumnya”5.
Begitu juga seperti yang di katakan oleh bapak H. Ade Muktiar
yang merupakan mantan jamaah yang selama 5 tahun terakhir berada dan
di perbantukan namun bukan pengurus pada KBIH Nurul Hikmah dan
juga sebagai jamaah yang berangkat tahun ini, mendapat bimbingan dan
materi langsung, beliau mengatakan bahwa “Materi yang didapat cukup
baik dan maksimal, dengan adanya buku panduan yang diberikan oleh
KBIH Nurul Hikmah jamah dapat belajar sendiri, dan juga dengan materi
do’a, hafalan-hafalan dan informasi haji yang di berikan sesuai yang
dibutuhkan jamaah”6.
4Wawancara Pribadi dengan. Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 20145Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 20146Wawancara Pribadi dengan Ade Muktiar, Cipondoh, 26 Agustus 2014
54
2. Pembimbing Manasik Haji
Faktor pembimbing merupakan hal yang penting di karenakan
sampai tidaknya sebuah materi tergantung pembawaan dan penyampaian
yang dilakukan oleh pembimbing manasik haji, maka hal tersebut
memiliki makna bahwa pembimbing manasik haji harus dilaksankan oleh
orang-orang yang profesional yaitu memiliki keahlian dan ketrampilan
teknik dibidangnnya mengejar hasil berkualitas dilandasi dengan
kejujuran, keikhlasan, dedikasi dan rasa tanggung jawab, memperhatikan
hal tersebut diatas maka pembimbing haji merupakan kunci keberhasilan
jamaah haji menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama
islam dengan lancar. Dengan tantangan jumlah jemaah haji yang besar
dengan keragaman menjadikan jemaah haji makin kritis dan sensitif maka
di butuhkan standar pembimbing yang sesuai, KBIH Nurul Hikmah
memilih pembimbing yang memiliki standar yang harus ada di
pembimbing tersebut.
Tentang standar menjadi pembimbing, KBIH Nurul Hikmah
menetapkan standar yaitu:
a. Yang di tokohkan dalam musyawarah yayasan dan pengurus
b. Berpengalaman, memiliki pengalaman terhadap perhajian (pernah
haji), karena setiap tahunya keadaan di arab saudi selalu berubah
khususnya di Mekkah dan di Madinah sebagai tempat beribadah haji.
c. Menguasai keilmuan, maksudnya adalah memahami dan mengetahui
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, baik mengenai manasik,
55
panduan perjalanan ibadah haji, petunjuk kesehatan dan kemampuan
mengamalkannya.
d. Kompetensi di bidangnya, memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam bimbingan manasik haji7.
. Pemilihan pembimbing manasik haji bukan hal sepele, karena
pembimbing merupakan penyambung lidah antara pengurus terhadap
jamaah.
Pembimbing yang ada di KBIH Nurul Hikmah menurut H. Ahmad
Damanhuri “Kebanyakan merupakan anggota keluarga yang sudah
memiliki standar yang telah ditentukan oleh KBIH, yang setiap tahunnya
berangkat secara bergilirilan, dalam upaya selalu mengetahui kondisi
yang ada di arab saudi”8. Namun beliau menambahkan bukan hanya
pembimbing dari kalangan keluarga saja, KBIH Nurul Hikmah juga
mengundang dari Kementrian Agama Kota Tangerang Penyelenggara
Ibadah Haji Dan Umroh, untuk menjadi pembimbing manasik haji. Pada
KBIH Nurul Hikmah sendiri, pembimbing manasik juga mempergunakan
pembimbing wanita yang membatu terhadap kegiatan manasik haji, dan
memudahkan bagi jamaah perempuan untuk saling berkomunikasi jika
merasa segan terhadap pembimbing lawan jenis, karena biasanya masalah-
masalah wanita lebih kompleks.
7Wawancara pribadi dengan Ahmad damanhuri , Cipondoh, 21 juli 20148Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 21 juli 2014
56
Setelah melakukan penelitian penulis mumbuktikan sendiri
dengan melihat langsung bahwa pembimbingan manasik bukan hanya dari
pria saja tetapi memiliki pembimbing wanita dan KBIH Nurul Hikmah
mengundang dari kementrian agama kota tangerang, pembimbing dari
Kementrian Agama Kota Tangerang lebih memfokuskan memberikan
tentang informasi-informasi seperti kebijakan-kebijakan pemerintah
tentang perhajian, seperti memberikan penjelasan waktu pelunasan dan
informasi tentang perhajian.
Menurut H. Ahmad Damanhuri “ Pembimbing harus menjadi
sosok yang dekat dengan jamaah”9, bagi jamaah sendiri pembimbing
merupakan sosok sebagai teman, atau tempat curhatan, dan diskusi tentang
haji, pernyataan beliau sepadan dengan tindakan para pembimbing yang
cukup baik dalam memberikan materi dan cukup dekat dengan jamaah,
dilihat dari setiap pertemuan pada jadwal manasik haji terlihat masih
adanya jalinan komunikasi ketika waktu istirahat ataupun pada waktu
berakhirnya bimbingan, antara jamaah dengan pembimbing.
Hal ini juga dirasakan oleh jamaah yang berangkat pada tahun-
tahun sebelumnya sebagaimana yang dikatakan oleh H. Abdul Rahman
mengenai pembimbing manasik haji beliau memiliki pendapat
bahwa“pembimbing yang ada di KBIH Nurul hikmah sudah cukup baik,
mereka memiliki kemampuan untuk membimbing serta pengetahuan
dalam perhajian, dan dekat dengan jamaah, memberikan materi dengan
9Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 2014
57
cukup baik dan mudah di pahami. Serta adanya informasi-informasi yang
diberikan oleh kementrian agama kota tangerang yang diwakili oleh
orang-orang yang profesional”10, begitu juga dengan Hj. Sofiah yang
berangkat berbarengan dengan H. Abdul Rahman menilai terhadap
pembimbing yang ada di KBIH Nurul Hikmah “Sebenarnya cukup bagus,
memiliki pembimbing perempuan yang memudahkan untuk saling diskusi
cuman ada beberapa hal yang membuat materi tidak sampai dengan jelas,
dikarenakan kesalah penetapan tempat duduk bagi wanita diberlakukan
dibelakang namun suara dari pembimbing tidak terdengar walaupun sudah
memakai pengeras suara”11.
B. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap ke dua ini di dalam pengawasan yaitu penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan oleh KBIH, memiliki penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan sendiri. Menurut T. Hani Handoko
menjelaskan pada tahap ini dapat digunakan beberapa pertanyaan yang dapat
di tanyakan seperti, berapa kali? (how often), dalam bentuk apa? (how from),
siapa? (how)12.
Dengan pertanyaan-pertanyaan di atas maka akan didapati pengukuran
pelaksanaan kegiatan sesuai tidak yang telah direncanakan sebelumnya, jika
ditanya berapa kali, berarti dapat diartikan berapa kali KBIH Nurul Hikmah
melakukan bimbingan manasik? Menurut Ahmad Damanhuri didalam KBIH
10Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 201411Wawancara Pribadi dengan Sofiah, Mauk, 25 Agustus 201412T. Hani Handoko, “Manajemen”,(Yogyakarta: BPFE) h.364
58
Nurul Hikmah sendiri memiliki jadwal bimbingan manasik haji tahun 2014
ini yang telah direncanaka dan“Dimulai dari hari minggu tanggal 12 januari
2014 sampai dengan 10 agustus 2014 dengan demikian jumlah bimbingan
manasik haji pada KBIH Nurul hikmah sebanyak 24 kali sampai pertemuan
kepulangan dari tanah suci”13. Bimbingan sebanyak 24 kali ini dapat dilihat
dan dapat diketahui apa saja materi yang akan di dapat karena jadwal
manasik ini diberikan kepada seluruh jamaah, jadwal manasik KBIH Nurul
Hikmah yaitu:
Tabel 4.2 Jadwal Bimbingan Manasik KBIH Nurul Hikmah
(Sumber dari : Jadwal Pengajian Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah 201414)
NO HARI/TANGGAL MATERI PENGISI KET
1 Minggu 12/01/2014 Pembukaan bimbingan
manasik haji
2 Minggu 19/01/2014 Dalil haji dan umroh
3 Minggu 26/01/2014 Keutamaan ibadah haji
4 Minggu 02/02/2014 Keutamaan tanah suci
makkah
5 Minggu 09/02/2014 Hikmah ibadah haji
6 Minggu 16/02/2014 Adab-adab dalam
perjalanan ibadah haji
7 Minggu 23/02/2014 Sholat di dalam perjalanan
8 Minggu 02/03/2014 a. Qoshor
9 Minggu 09/03/2014 b. Jama
10 Minggu 16/03/2014 c. Jama’taqdim
13Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 201414Lihat dari Jadwal Pengajian Manasik Haji KBIH Nurul Hikmah 2014
59
11 Minggu 23/03/2014 d. Jama’ takhir
12 Minggu 30/03/2014 Tempat-tempat mustajab
di makkah dan sekitarnya
13 Minggu 06/04/2014 Fadilah madinah
almunawaroh
14 Minggu 13/04/2014 Keutamaan mesjid nabawi
15 Minggu 20/04/2014 Ziarah kemaqom rasullah
16 Minggu 27/04/2014 Adab-adab dalam
berziarah
17 Minggu 04/05/2014 Doa rowdhoh
18 Minggu 11/05/2014 Kunjungan ke pusat
informasi haji banten
19 Minggu 18/05/2014 Praktek umroh
20 Minggu 25/05/2014 Prktek haji
21 Minggu 01/06/2014 Penutupan manasik haji
22 Minggu 13/07/2014 Buka puasa bersama (15
ramadhan 1434)
23 Minggu 10/08/2014 Halal bi halal / pelepasan
jamaa’ah haji
24 Minggu Syukuran kepulangan
jamaah haji 2014
Setelah peneliti melakukan observasi dan mengikuti bimbimbingan
manasik pada KBIH Nurul hikmah maka penjelasan dari bapak Ahmad
Damanhuri dengan mengatakan bimbingan pada KBIH Nurul Hikmah
sebanyak 24 kali maka apa yang dikatakan oleh beliau benar namun sekarang
masih 23 kali karena untuk manasik yang terakhir yang ke 24 kali belum
60
ditentukan waktunya, karena manasik yang ke 24 ditentukan oleh
pemulangan jamaah terlebih dahulu.
Hal ini juga dibenarkan oleh mantan jamaah bapak H. Rahman yang
telah berangkat pada tahun 2011, beliau mengungkapkan ketika ikut pada
KBIH Nurul Hikmah “Kegiatan bimbingan manasik haji sebanyak 24 kali
dengan ketentuan bimbingan pada ke 24 kalinya setelah pulang dari tanah
suci”15.
Banyaknya manasik haji yang dilakukan KBIH Nurul Hikmah
menurut H. Ahmad Damanhuri mengungkapkan“Dengan banyaknya
pertemuan akan menciptakan intensitas dan ke akraban terhadap sesama
jamaah untuk saling mengenal, karena mereka akan hidup bersama-sama
ketika melaksanakan ibadah haji di tanah suci”16. Dengan banyaknya manasik
haji melalui penerapan tersebut maka para calon jamaah diharapkan lebih
memahami materi-materi yang akan disampaikan karena dengan bimbingan
yang memiliki pertemuan cukup banyak ini, maka banyak materi yang akan
di sampaikan tentang ilmu-ilmu perjalanan ibadah haji cukup mendetail, di
dalam jadwal bimbingan manasik haji.
Kegiatan manasik haji setiap pertemuannya dilakukan kurang lebih
selama 4 jam di mulai dengan pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 12:00
WIB, dilakukan 2 sesi, sesi pertama menjelaskan materi yang telah terjadwal,
sesi kedua menjelaskan tentang informasi haji, seperti pelunasan haji dan info
umum lainya. Pada sesi pertama biasanya sebagai pemberi materi oleh
15Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 201416Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
61
pembimbing yang telah di tunjuk sebelumnya namun pada sesi kedua pengisi
materi dilakukan oleh orang dari Kementrian Agama Kota Tangerang
Setelah melakukan observasi dengan mengikuti kegiatan manasik haji,
kegiatan manasik dimulai pada pukul 08:00 WIB tanpa adanya saling
menunggu antara para pengurus dengan jamaah dan selesai pada waktu 12:00
WIB, dan juga pada sesi kedua peneliti menemukan bahwa memang benar
pembimbing dari kementrian agama hanya memberikan informasi-informasi
walaupun kadang-kadang kembali mengulas materi pada sesi pertama.
Setelah pertanyaan pertama telah dijawab mengetahui maka
selanjutnya adalah pertanyaan dalam bentuk apa (how from)? didalam
pertanyaan ini maka dapat diartikan bahwa pertanyaan ini menjelaskan dalam
bentuk apa bimbingan yang dilakukan oleh KBIH Nurul Hikmah? Ahmad
damanhuri menjelaskan bahwa dalam bimbingan manasik haji yang
dilakukan KBIH Nurul Hikmah“Bimbingan dilakukan dalam bentuk
kelompok, dengan bentuk kelompok ini dengan maksud agar lebih
memudahkan dalam penyampaian materi, dan juga agar lebih efektif dan
efisien”dalam pelaksanaanya jamaah juga dikelompokan lebih kecil lagi
seperti 1 kelompok di isi oleh 10-20 orang dengan maksud pembimbing
memberikan arahan ataupun materi agar jamaah cepat menangkap arahan itu.
Didalam sebuah bentuk manasik haji biasanya akan diiringi dengen
metode-metode untuk mendukung penyampaian materi, seperti yang
dikatakan oleh Ahmad Damanhuri “KBIH Nurul Hikmah menerapkan bentuk
62
bimbingan dengan bentuk berkelompok dan mengggunakan 3 metode yaitu
metode ceramah, metode praktek, dan memberikan video visual”17,
Metode ini diterapkan dari tahun-tahun sebelumnya seperti yang
dikatakan oleh Hj. Sofiah beliau mengatakan “Ketika melakukan manasik
haji, pembimbing memberikan materi dengan cara-cara yang berbeda yaitu
ceramah, praktek dan video visual”18.
Bapak H. Ade muktiar pun memberikan tanggapanya“Dengan 3
metode ini diharapkan jamaah tidak akan merasa bosan, jika hanya
menerapkan metode-metode yang sama akan adanya kebosanan dari jamaah,
seperti yang di ketahui ada hal-hal ketika dalam manasik haji diperlukan
metode lain seperti praktek maupun dengan melihat pengalaman yang sudah-
sudah lewat video visual”19.
Pada metode ceramah ini digunakan saat penyampaian materi manasik
haji, bisa digunakan dalam pengetahuan tentang kesehatan dan pada waktu
penerbangan, pesan-pesan dan penjelasan dari penceramah atau pembimbing
yang menyampaikan materi tersebut, diharapkan ketika akan melakukan
metode ceramah bahan yang akan disampaikan disusun dan disiapkan dengan
cara yang lebih mudah dipahami agar dapat mencapai sasaran guna
mendukung pencapaian jam pelajaran yang sangat minim, dan juga harus
dilengkapi dengan tanya jawab agar tidak monoton dan juga memberi
17Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 Juli 201418Wawancara Pribadi dengan Sofiah, Mauk, 25 Agustus 201419Wawancara Pribadi dengan Ade Muktiar, Cipondoh, 26 Agustus 2014
63
kesempatan untuk terciptanya interaksi antara pembimbing atau penceramah
dengan jamaah.
Pada metode ceramah yang dilakukan KBIH Nurul Hikmah adalah
dengan menempatkan para jamaah masuk ke dalam majlis dan diatur
sedemikian dengan jamaah pria ditempatkan di depan dan jamaah wanita di
tempatkan dibelakang, pembimbing ditempatkan di depan dengan dibantu
alat pengeras suara yang sudah di sediakan, dan selanjutnya diserahkan
kepada pembimbing.untuk pengarahan dan penjelasan materi sesuai jadwal
yang tercantum dalam pertemuan bimbingan manasik haji. Setelah selesai
memberikan ceramah selanjutnya dilakukan uji tes dengan cara acak
menunjuk jamaah dan menjelaskan apa yang telah di sampaikan serta
mengulang lagi hafalan-hafalan yang telah diberikan sebelumnya. Dengan
metode ini di harapkan jamaah terus memperhatikan dan lebih memahami.
Dalam metode ceramah ini digunakan pada waktu pertemuan ke 1 sampai ke
pertemuan ke 17, karena pertemuan pertama sampai ke tujuh belas ini materi
lebih mengarahkan ke jamaah mengerti dan memahami pengertian, hafalan
serta do’a-do’a ketika jamaah berada disuatu tempat ketika melaksankana
ibdah haji.
Berbeda dengan metode ceramah metode praktek dapat dilaksanakan
dalam 2 (dua) bentuk, yang pertama dapat dilakukan sebagaimana lazimnya
pelajaran praktek yang selama ini digunakan dalam bimbingan manasik,
dengan jamaah berpakaian ihram, kemudian melakukan thawaf, sa’i, wukuf,
melontar jamrah yang seluruh gerakanya diikuti oleh jamaah, selain itu
64
pembimbing memberi penjelasan-penjelasan seperlunya agar tidak
mengganggu proses praktek yang menjadi pusat perhatian. Yang kedua dapat
dengan cara pembimbing menunjukan kepada calon haji untuk berperan
melakukan amalan-amalan ibadah tertentu, seperti memberikan materi
praktek dengan cara calon haji melihat sambil mendengarkan petunjuk-
petunjuk pembimbing dan kemudian untuk calon haji pembimbing
memberikan pengarahan terlebih dahulu kemudian memperaktekkan dan
selanjutnya semua jamaah mengikuti apa yang telah di praktekan, metode
praktek ini digunakan pada pertemuan ke 18 sampai ke 21 karena dalam
pertemuan ke 18 sampai 21 tidak bisa digunakan dengan metode ceramah saja
namun dibutuhkan metode praktek seperti bagaimana menggunakan ikhram,
thawaf, sai, lempar jumrah.
Selanjutnya memberikan pelayanan video visual yang harus di dukung
dengan media yang memungkinkan seperti proyektor dan media lainya, pada
pertemuan ke 18, KBIH Nurul Hikmah pada tahun ini mengajak para
jamaahnya berkunjung ke Kementrian Agama Provinsi Banten yang di mana
di sana memiliki gedung infomasi yang dilengkapi dengan media-media yang
mendukung seperti ruangan yang luas yang dapat menampung orang sekitar
200 dan dilengkapi dengan layar dan proyektor . Jamaah hanya tinggal duduk
dan mengikuti arahan dan menonton video yang telah di siapkan biasanya
video tentang perjalan ibadah haji. Bukan hanya itu saja fasilitas yang ada di
kementrian agama provinsi banten namun ada miniatur ka’bah dan
kesempatan itu digunakan untuk pertama kalinya melakukan praktek
65
menggunakan ihram yang sudah disiapkan sebelumnya oleh jamaah dan
pembimbing mengarahkan untuk melakukan thawaf, sa’i.
Pertanyaan terakhir , yaitu untuk menjawab pertanyaan siapa (who)?
Dapat diartikan, bahwasiapa saja yang terlibat dalam bimbingan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah? Ahmad Damanhuri mengatakan “Ada 3 unsur
yang berperan dalam bimbingan manasik ini yang pertama adalah adalah
pengurus KBIH itu sendiri, yang kedua adalah jamaah dan terakhir adalah
Kementrian Agama Kota Tangerang”20. Pengurus KBIH Nurul Hikmah
merupakan di ambil dari keluarga dan letak tinggalnya pun berdekatan
dengan hal seperti itu memudahkan dalam menjalankan tugas dari masing-
masing bidang yang telah di tentukan sebelumnya namun biasanya tugas itu
pun di kerjakan secara fleksibel semua bekerja sesuai kemampunya,
pembimbing juga termasuk kedalam kepengurusan karena KBIH ini dengan
menggunakan sistem keluarga jadi pembimbingnya pun dari keluarga.
Dengan melakukan observasi dan melihat langsung, semua yang ada
dalam pengurusan merupakan keluarga, baik itu suami istri ataupun kakak
beradik. Tentang hal ini H. Rahman memberikan tanggapan bahwa
kebanyakan KBIH mengunakan keluarga sendiri sebagai pengurusnya, begitu
juga dengan KBIH Nurul Hikmah, mungkin dengan memiliki kepengurusan
yang dikelola oleh keluarga sendiri lebih mudah berinteraksi tidak adanya
jarak dan jika terjadi kesalahan maupun masalah dapat dibicarakan dengan
cepat.
20Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
66
Kemudian yang berperan dalam bimbingan manasik haji berikutnya
adalah jamaah, jamaah yang ada di KBIH Nurul Hikmah merupakan dari
berbagai latar belakang yang berbeda-beda dilihat dari pendidikan, bahasa,
pekerjaan dan letak tempat tinggal, perbedaan latar belakang tersebut
berperan dalam bimbingan manasik haji seperti halnya terhadap latar
belakang pendidikan, pendidikan merupakan hal yang paling penting dengan
memiliki pendidikan pola pikirnya pun dalam menangkap materi-materi yang
disampaikan akan mudah ditangkap namun jika pendidikan jamaah rendah
maka penyerapan materi cukup sulit hal itu yang di kemukakan oleh
sekretaris KBIH Nurul Hikmah Ahmad Damanhuri mengatakan “Tingkat
penyerapan materi ditentukan oleh pendidikan para jamaahnya kemudian di
lanjutkan dengan faktor bahasa yang kadang kala para jamaah tidak
menggunakan bahasa indonesia melainkan bahasa daerah yang sudah
kebiasaan setiap harinya kemudian faktor selanjutnya adalah faktor usia yang
dimana para jamaah yang ada di KBIH Nurul Hikmah beragam usianya”21.
Unsur terakhir ialah Kementrian agama, khususunya Kementrian
Agama Kota Tangerang sebagai lembaga yang mengkoordinir
penyelenggaraan haji di kota Tangerang, serta mengontrol atau mengawasi
tindakan-tindakan yang diambil oleh KBIH dengan cara ikut serta dalam
bimbingan manasik, yang di dalam bimbingannya bertugas dalam
menjelaskan informasi-informasi terkait haji, Seperti tentang pelunasan
pembayaran BPIH ( biaya perjalanan ibadah haji).
21Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri, Cipondoh, 21 juli 2014
67
C. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahapan yang ke tiga ini merupakan tahapan yang berguna untuk
mengatahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan. Jadi sejauh mana
KBIH Nurul Hikmah melakukan bimbingan manasik haji. untuk mengetahui
hal tersebut, KBIH Nurul Hikmah melakukan dengan cara pengawasan
langsung, dengan para pengurus KBIH Nurul Hikmah terjun langsung dalam
setiap kegiatan bimbingan manasik haji sesuai dengan tugasnya, dan juga
melakukan tinjauan pribadi dengan cara pimpinan KBIH Nurul hikmah yang
di jabat oleh K.H. Bakri HS yang di bantu oleh putranya sebagai sekretaris
selalu mengikuti jalanya kegiatan bimbingan manasik haji, dengan semuanya
terjun langsung termasuk ketua KBIH Nurul Hikmah maka pimpinan dapat
mengetahui sejauh mana kegiatan para jamaah dan para anggota penyelenggara
bimbingan manasik haji, dalam melaksanakan tugas kegiatan bimbingan
manasik haji. Hampir dalam setiap kesempatan kegiatan manasik haji di KBIH
Nurul Hikmah pimpinan secara langsung selalu memberikan materi, ataupun
pengarahan.
Seperti yang dikatakan H. Ahmad Damanhuri “Semua pengurus di
KBIH Nurul Hikmah selalu mengikuti kegiatan bimbingan manasik sesuai
dengan bidangnya walaupun sering juga adanya fleksibel (adanya rangkap
tugas) dalam kegiatan manasik haji”22. Dengan semuaya pengurus ikut serta
dalam kegiatan manasik, jika terjadi kendala-kendala atau masalah-masalah
dalam bimbingan manasik haji akan langsung diselesaikan. Berarti bisa
22Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
68
dikatakan adanya keterbukaan antara jamaah dengan kepengurusan KBIH
Nurul Hikmah. Namun jika tidak ikut dalam bimbingan manasik biasanya
pimpinan KBIH Nurul Hikmah melakukan tinjauan secara tidak langsung
dengan meminta siapa yang mengambil alih manasik atau siapa yang
memberikan materi manasik untuk melaporkan kegiatan yang sudah
dilaksanakan ataupun melihat dari data-data, melihat hasil dokumentasi, dan
juga dari pertanyaan kepada jamaah. Namun tidak jarang pula adanya data
laporan tertulis yang di laporkan kepada pimpinan ataupun komunikasi secara
langsung maupun tidak langsung antara pimpinan terhadap para pembimbing
manasik haji saling berdiskusi memberikan pendapatnya masing-masing
terhadap perkembangan jamaah dalam bimbingan manasik haji. Dengan hal
seperti itu akan menimbulkan kekompakan dalam kepengurusan dan dalam
kegiatan bimbingan manasik haji,
Setelah melakukan penelitan pada kegiatan bimbingan manasik di
KBIH Nurrul Hikmah, pelaksanaan kegiatan manasik haji dilakukan bukan
hanya pembimbing yang mengatur namun seluruh kepengurusan KBIH Nurul
Hikmah termasuk pimpinan sering memberikan arahan dan materi sesuai
dengan jadwal pertemuan saat itu.
Hal serupa juga ditegaskan oleh H. Ade Muktiar memberikan
tanggapan bahwa di KBIH Nurul Hikmah melaksanakan bimbingan manasik
dilakukan oleh semua pengurus dan juga selalu adanya diskusi antar pengurus,
saling adanya tukar pikiran jika terjadi kesalahan-kesalahan, bisa dibilang
segala sesuatunya dibicarakan secara kekeluargaan.
69
D. Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Dalam pelaksanaan kegiatan manasik haji, setiap kegiatan harus
sesuai yang telah ditetapkan dan menjadi standar yang telah ditentukan seperti:
1. Penentuan Penetapan Biaya Bimbingan Manasik Haji,
KBIH tidak dibenarkan memungut biaya kecuali kecuali biaya
bimbingan atas dasar kesepakatan dengan ketentuan sebagaimana yang
telah disampaikan pada acara pembinaan KBIH dilingkungan kemenag
Kota Tangerang pada tahun 2013 , didalam penentuanya penetapan biaya
bimbingan manasik dengan ketentuan tidak memberatkan calon jamaah,
penggunaanya harus jelas sesuai dengan program bimbingan di tanah air
dan di arab saudi, diketahui dan disetujui oleh Kepala Kantor Kemenag
setempat.
H. Ahmad Damanhuri menjelaskan biaya bimbingan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah sebesar Rp. 3.500.000 (Tiga Juta Lima Ratus)
dengan jumlah nominal tadi akan mendapatkan ilmu manasik haji dan
umroh sebanyak 24 kali pertemuan, praktek haji dan umroh serta ziarah.
Rincian anggaran pembinaan manasik pada KBIH Nurul Hikmah yaitu :
Tabel 4.3 Anggaran Bimbingan Manasik Haji
(Lihat dari : Data Anggaran Pembinaan Manasik 201423)
1. Komponen Administrasi
23Lihat dari data anggaran pembinaan manasik 2014
70
1.1 Kitab manasik
1.2 Administrasi kegiatan pembinaan
1.3 Administrasi IT dan komunikasi
Rp 35,000
Rp 35,000
Rp 25,000
2 Komponen Pembinaan Pembinaan
2.1 Kegiatan manasik haji
2.1.1 Honor pembimbing
2.1.2 Transport pembimbing
Rp 650,000
Rp 30,000
Rp 25,000
2.2Kegiatan Praktek PIH Banten
2.2.1 Honor pembimbing
2.2.2 Trasport pembimbing
2.2.3 Transport dan konsumsi
praktek di pusat informasi haji
prov. Banten
Rp 25,000
Rp 25,000
Rp 100,000
3 Akomodasi
3.1 Konsumsi pembinaan manasik pada:
pembukaan, penutupan bimbingan, buka
puasa bersama, halal bil halal sebelum
berangkat dan syukuran setelah kembali dari
tanah suci berikut transport penceramah
3.2 kebersihan dan pemeliharaan gedung
3.3 Transport/konsumsi kegiatan praktek
lapangan
Rp 350,000
Rp 25,000
Rp 25,000
71
4 Bantuan dan Infak
4.1 Sosial, kemitraan, FKKBIH
4.2 Iuran IPHI (Ikatan Persaudaraan haji
Kota Tangerang)
4.3 Operasional kegiatan sekretariat
4.4 Membantu biaya BPIH pembimbing
Rp 400,000
Rp 100,000
Rp 150,000
Rp 1,500,00
Jumlah RP 3,500,000
Setelah dilakukan observasi biaya bimbingan memang sebesar Rp.
3.500,000 dan rincianya pun jelas dan rincian anggaran diberikan kepada seluruh
jamaah kemudian adanya surat perjanjian antara KBIH dengan jamaah, bahwa
jamaah telah menyetujui tentang biaya bimbingan manasik haji dan jamaah pun
menyetujinya dengan berpikiran bahwa biaya untuk manasik haji sudah jelas
digunakan untuk apa saja dan juga dalam surat perjanjian itu di tanda tangani oleh
Kepala Kantor Kementrin Agama Kota Tangerang Drs. H. Nawawi. Msi.
Hal ini pun sama dengan jamaah haji sebelumnya, adanya biaya untuk
bimbingan manasik haji, diutarakan oleh mantan jamaah H. Rahman, beliau
“Mengatakan pada waktu mengikuti pada KBIH Nurul Hikmah bahwa adanya
anggaran bimbingan manasik haji, pada waktu 2011 biaya diminta sebesar Rp.
5.000,00 (lima juta)an dan juga memiliki rincian-rinacian untuk digunakan apa
saja”24.
24Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, Mauk, 24 Agustus 2014
72
Dengan penjelasan yang dikemukakan oleh H. Rahma maka adanya
kejanggalan yang membuat penulis menanyakan kembali soal anggaran
bimbingan manasik, karena jumlah biaya bimbingan manasik pada tahun 2011
lebih besar di bandingkan dengan jamaah yang sekarang, kemudian penulis
menanyakan kembali tentang perbedaan anggaran biaya bimbingan manasik haji,
H. Ahmad Damanhuri menjelaskan bahwa “ Pada tahun 2011 biaya tersebut
bukan hanya bimbingan manasik haji tetapi termasuk biaya anggran perlengkapan
manasik”25. beliau juga menambahkan di tahun ini juga ada biaya tambahan
terhadap jamaah untuk anggaran perlengkapan manasik dalam dengan rincian:
Table 4. 4 Anggaran Perlengkapan Manasik haji
(Lihat dari : Dokumen Anggaran Perlengkapan Manasik 201426)
Rincian anggaran perlengkapan manasik KBIH Nurul Hikmah
1 Biaya pakaian saragam jamaah
Laki-laki
1 stel kain ihram
1 ikat pinggang
2 bahan celana panjang
Bahan seragam yayas
2 kunci koper
10 liter air zam-zam
25Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 201426Lihat dari Dokumen Anggaran Perlengkapan Manasik 2014
73
Wanita
1 stel mukena
1 jilbab
Bahan seragam yayasan
Bahan celana panjan
4 stel kaos kaki
2 stel sarung tangan
2 anak kunci
1 buah slayer
Tanda koper
Tambang jaring koper
10 liter air zam-zam
Rp. 1.000,000
2 Infak pengembangan YPI. Nurul Hikmah Rp 250,000
Jumlah Rp 1.250,000
Dengan demikian jumlah biaya yang di mintai untuk menunjang kegiatan
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah sejumlah Rp 4.750.000
(Empat Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu) dengan ketentuan untuk biaya
bimbingan manasik haji dan perlengkapan bimbinganan manasik haji, dilihat
dari rincian anggaran perlenggapan bimbingan manasik haji adanya
74
penyimpanagan (deviasi) karena kurang jelasnya rincian pada harga
perlengkapan baik untuk laki-laki maupun wanita, terlihat biaya perlengkapan
untuk laki-laki dan wanita di bulatkan sebesar Rp. 1.000,000 ( Satu juta) tanpa
adanya rincian harga perbarangnya.
Kemudian jika diperhatikan lebih terperinci lagi maka anggaran
perlengkapan bimbingan manasik haji di peruntukan untuk laki-laki dan
wanita jika jamaah berangkat sendri bagaimana dengan anggaran perlengkapan
manasik haji, H. Ahmad Damanhuri menjelaskan bahwa “Anggaran
perlengkapan bimbingan manasik haji harus dibayarkan setiap jamaah, baik itu
jamaah yang pergi sendiri maupun jamaah yang pergi berdua atau suami
istri”27. Dengan demikian pembayaran jamaah yang berangkat sendiri sama
dengan jamaah yang berangkat berdua tentang anggaran perlengkapan
bimbingan manasik haji.
Tentang anggaran perlengkapan bimbingan manasik haji, H. Ade Muktiar
memberikan pandangan, menurut beliau dengan biaya tersebut maka masih
standar dengan fasilitas yang didapatkan oleh jamaah, dengan manasik
sebanyak itu dan belum lagi snac yang diberikan dalam setiap pertemuanya,
dan untuk perlengkapan bimbingan manasik ini termasuk pelayanan yang
diberikan oleh KBIH Nurul Hikmah kepada jamaah, yang penting adanya
kesepakatan antara jamaah dengan KBIH.
27Wawancara pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
75
E. Pengambilan Tindakan Koreksi bila Diperlukan
Bimbingan manasik haji di KBIH Nurul Hikmah sudah cukup bagus
dengan banyaknya bimbingan yang di lakukan tercatat sampai 24 kali
bimbingan belum ditambah dengan bimbingan di KUA atau Kecamatan yang
sebanyak 7 kali maupun bimbingan manasik secara masal yang dilakukan di
kota maupun kabupaten setempat yang dilakukan 3 kali jadi jika di total jamaah
melakukan bimbingan manasik 34 kali. Namun bimbingan yang dilakukan pada
tingkat KUA atau Kecamatan kurang begitu maksimal dikarenakan jamaah
lebih banyak tidak mengikuti bimbingan manasik tersebut. Padahal bimbingan
manasik di KUA merupakan hak dari jamaah yang telah disia-siakan. Sebagai
mana yang telah diutarakan oleh H. Ahmad Damanhuri pada bimbingan
manasik pada tingkat KUA atau Kecamatan jamaah yang hadir khususnya
jamaah dari KBIH Nurul Hikmah tidak seperti biasanya, jamaah beranggapan
bahwa materi yang ada pada bimbingan manasik haji tingkat KUA hampir
sama dengan materi yang sudah meraka dapatkan di KBIH. Hal ini dijadikan
koreksi dan selalu mengarahkan agar kedepanya para jemaah juga lebih
bersemangat untuk mengikuti manasik yang diselenggarakan pada tingkat KUA
atau Kecamatan.
Begitu juga menurut H. Abdul Rahman dengan mengatakan tidak
pernah mengikuti bimbingan manasik haji karena materi yang ada tidak terlalu
jauh dari manasik di KBIH, dan juga pada waktu itu dilakukan masih masuk
pada hari kerja.
76
Begitu juga dilihat dari kurangnya proaktif yang dilakukan jamaah
maksudnya adalah kurangnya komunikasi antara jamaah dengan KBIH karena
adakalnya jamaah tidak menginformasikan dan sulit dihubungi dengan
beberapa faktor seperti tidak adanya alat komunikasi seperti handpone dan
email dan juga biasanya dari jamaahnya sendiri tidak memberikan kabar28.
Kemudian koreksi dilakukan terhadap penetapan syarat-syarat untuk mendaftar
ibadah haji yaitu dari pengumpulan data jamaah, banyak sekali jamaah yang
kurang paham tentang pesyaratan data jamaah yang harus ada, dan
dikumpulkan untuk melakukan pendaftaran dan pendataan jamaah. Namun
kebanyakan jamaah yang sudah tua biasanya tidak memiliki akte lahir, surat
nikah karena pada zaman dulu kurang begitu penting dan inilah menyulitkan
dalam pengumpulan data dengan berbagai macam alasan dari para jamaah baik
itu menghilangkanya atau lebih tidak memilikinya sedangkan itu penting dalam
pemberkasan untuk perjalan ibadah haji.
28Wawancara Pribadi dengan Ahmad Damanhuri , Cipondoh, 21 juli 2014
77
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis penulis, pengawasan pada kegiatan
bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah sudah cukup baik
terlihat dari dari penerapan tahapan-tahapan pengawasan pada kegiatan
manasik hajinya, tahapan itu terdiri dari penetapan standar, Penentuan
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan,
Perbandingan Pelaksanaan Dengan Standar dan Analisa Penyimpangan,
Pengambilan Tindakan KoreksiBila Diperlukan, sudah dilaksanakan
walaupun belum sepenuhnya optimal dalam penerapanya.
Penetapan standar bimbingan manasik haji sudah cukup baik
terlihat dari standar yang telah digunakan dalam standar bimbingan
manasik haji, KBIH Nurul hikmah menitik beratkan kepada materi dan
pembing sebagai penetapan standar dalam bimbingn manasik haji, dalam
materi KBIH Nurul Hikmah menggunakan materi dari standar bimbingan
manasik haji dalam buku paket panduan manasik haji yang telah
dikeluarkan oleh kementrian agama penyelenggara ibadah haji dan umroh
kemudian ditambah dengan buku fiqih haji serta buku dari KH.
Abdurahman Bin H. Nawi yang telah di terjamahkan kedalam bahasa
melayu. Kemudian untuk pembimbing manasik KBIH Nurul Hikmah
78
menetapkan ketentuan yang menjadi standar yang akan menjadi
pembimbing dan juga menerapkan pembing dari wanita agar memudahkan
para jamaah berkonsultasi terhadap masalah-masalah wanita jika
melakukan ibadah haji
Kemudian pada tahapan selanjutnya yaitu penentuan pengukuran
pelaksanaan kegiatan, KBIH Nurul Hikmah menerapkan pertemuan
bimbingan manasik haji sebanyak 24 kali dengan menggunakan bentuk
bimbingan kelompok agar bimbingan efektif dan efisien serta
menggunakan metode yang memudahkan para jamaah menerima materi
yang diberikan, didalam aktivitas bimbingan manasik haji KBIH Nurul
Hikmah menetapkan 3 unsur yang berperan yang pertama para pengurus
KBIH nurul hikmah sendiri sebagai pengatur jalanya bimbingan manasik,
kemudian jamaah yang merupakan peserta manasik serta dari kementrian
agama Kota Tangerang pengawas terhadap KBIH-KBIH dan juga
memberikan informasi-informasi tentang perhajian.
Tahapan ketiga yaitu Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan dalam
tahap ini dilakukan pengawasan langsung yang dilakukan pengurus dan
pelaksana bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah, serta
menggunakan tinjauan pribadi yang dilakukan pimpinan dalam setiap
kegiatan bimbingan manasik haji dan juga melakukan tinjauan secara tidak
langsung dengan cara pembimbing melaporkan kegiatan yang sudah
dilaksanakan ataupun melihat dari data-data, melihat hasil dokumentasi.
79
Tahapan selanjutnya adalah Perbandingan Pelaksanaan Dengan
Standar dan Analisa Penyimpangan, pada KBIH Nurul Hikmah
menerapkan biaya untuk bimbingan manasik haji sesuai dengan edaran
surat dirjen haji nomor D/799 Pasal 9 Ayat 4 dan juga menerapkan biaya
untuk perlengkapan bimbingan manasik haji dalam penerapanya kurang
terperinci namun adanya kesepakatan dari kedua belah pihak.
Yang terakhir adalah Pengambilan Tindakan KoreksiBila
Diperlukan, koreksi yang dilakukan adalah tentang penetapan persyaratan
pendaftaran serta pengumpulan data jamaah yang akan berangkat
beribadah ketanah suci, karena kurang pahamnya jamaah tentang
persyaratan yang harus di kumpulkan seperti akte kelahiran, surat nikah
dll.
Namun dalam keseluruhan tahapan ini KBIH Nurul Hikmah sudah
menerapkan kepada kegiatan bimbingan manasik.
1. Faktor penghambat
a. Bahasa, jamaah sering menggunakan bahasa daerah dan kurang
memahami bahasa indonesia.
b. Pendidikan,tingkat pemahaman tergantung dari pendidikan jika
pendidikanya tinggi maka tidak terlalu sulit dalam menerima materi
namun sebaliknya jika pendidikanya rendah maka akan sulit
menerima materi.
80
c. Umur, jika semakin tua jamaah maka dalam melakukan aktivitas
bimbingan manasik haji akan terkendala, serta dalam mengikuti
praktek-praktek bimbingan akan sulit.
2. Faktor pendukung
a. Memiliki fasilitas yang mendukung dalam manasik haji seperti
miniatur ka’bah, pengeras suara dan materi yang cukup lengkap.
b. Adanya kerja sama yang baik antara pengurus dengan jamaah.
c. Adanya kerja sama yang baik antara KBIH Nurul Hikmah dengan
kementrian agama kota tangerang.
B. Saran
1. Untuk KBIH Nurul Hikmah lebih banyak menggunakan pembimbing dan
pengurus dari luar, maksudnya dari luar yaitu bukan dari lingkungan
keluarga.
2. selalu memberikan bimbingan yang maksimal dan pelayanan yang harus
semakin baik untuk tahun-tahun berikutnya.
3. karena semakin lama KBIH bermunculan maka KBIH Nurul Hikmah harus
meningkatkan program-program serta mencari program-program baru.
81
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maghlout, Sami Bin Abdullah. Atlas Al Hajj Wa Al-‘Umroh Mengenali DetailMekah dan Madinah Dari Sudut Pandang Fiqih dan Sejarah (JakartaTimur : Almahira, 2010)
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. di kutip oleh ‘Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala HalYang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah DiTanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009)
Al-Kharsyi, “Ala mukhtashar sayyidi khalil”, Jilid II, di kutip oleh ‘AblahMuhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh UntukWanita Segala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan TentangMenjadi Tamu Allah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009)
Al-Syarkhasi, “Al-mabsuth”, jilid IV, Hal. 2 di kutip oleh ‘Ablah muhammad al-kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk Wanita Segala HalYang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah DiTanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009)
Ablah Muhammad Al-Kahlawi, “Buku Induk Haji &Dan Umroh Untuk WanitaSegala Hal Yang Perlu Ddiketahui Perempuan Tentang Menjadi TamuAllah Di Tanah Suci”(Jakarta : Zaman , 2009)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT(Persero) Balai Pustaka, 2007)
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan UmrahJakarta, Pola Pembinaan Jamaah Haji,(2007)
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan UmrahJakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji,(2006)
Harahap, Sumuran. Kamus Istilah Haji Dan Umrah(Jakarta : Mitra Abadi Press,2008)
Halim, Abdul,dan Ikhwan.Ensikklopedi haji & umroh, (Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada, 2002)
Hasan, Latif Dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikrul Hakim,2003)cet ke-2
82
Handoko, T. Hani.Manajemen, (Yogyakarta: BPFE)
Kadarman dan Jusuf Udaya.Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : PT.Prenhallindo, 2001)
Kartanegara, Mulyadhi. Filosofi haji Dinamika dan frespektif Haji Indonesia.(Jakarta :Cv Duta Veraga ,2010)
Kementrian Agama RI Direktorat Penyelenggaraan Haji Dan Umroh. Tuntunanpraktis manasik haji dan umroh, 2011
Kementrian Agama RIDirektorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahJakarta, DesainPola Bimbingan Calon Jamaah Haji,(2007)
LubisIbrahim , Pengendalian Dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985)
Memang,Sangadji Etta dan Sopiah, “Metodologi Penelitian Pendekatan PraktisDalam Penelitian” (Yogyakarta : C.V Andi Offset,2010)
Mockler, Robert J. The Management Control Process, Prentice-Hall EnglewoodCliffs, 1972, halaman 2 ; dalam James A.F. Stoner, op. Cit,
Prayitno dan Erman Amti.“Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: PTRineka Cipta,2008) cet ke-2
Qasim, Shaleh. Peran kelompok bimbingan haji dalam perspektif haji mandiri.Dinamika dan frespektif haji indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga,2010)
Reksohadiprodjo, Sukanto.Dasar-Dasar Manajemen, (yogyakarta: BPFE)
Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara,2004)
Sukardi, Dewa Ketut.Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : PT. RinekaCipta, 1995)
Sule, Erni Tisnawati dan Kurniawan Saefullah.Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenada Media Grup, 2005)
83
Suparman, Usman. “Manasik haji dalam pandangan madzhab”. (Serang : SehatiGrafika, 2008)
PEDOMAN PERTANYAAN PENELITIANPENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH
NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara
NamaLengkap : ……………………………
Jabatan/Sebagai : ……………………………
TanggalWawancara : …………………………....
WaktuWawancara : ……………………………
B. Pertanyaan Dan Jawaban:
A:………………………………………………………
B: ………………………………………………………
HASIL PENELITIAN WAWANCARAPENGAWAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH
NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara
NamaLengkapPetugas : H. Ahmad Damanhuri S.Pd
Jabatan : Sekretaris KBIH Nurul Hikmah
TanggalWawancara : 18 Mei 2014
WaktuWawancara : 12.32 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian:
1. A: Bagaiamana sejarah berdirinya KBIH Nurul Hikmah?
B: Dimulai dari seorang guru ngaji yang bernama Kiayi Haji Bakri bin
Haji Sari bin Haji Karung, beliau mengajar sampai diwilayah pinang
waktu itu ayahanda mengajar ngaji pada satu keluarga besar, yaitu
keluarga Haji Djirun saudara Haji Djiran, orang tua dari Wali kota
Tangerang Bapak H. WahidinHalim. Dari sana sejarah bermula,
merupakan Cikal bakal KBIH Nurul Hikmah sebagai lembaga
bimbingan haji dimulai, pada tahun1984, ada beberapa orang dari
keluarga Haji Djirun yang hendak melaksanakan ibadah haji, yaitu
Almarhum Haji Aswadi Wirayudha. Namun,beliau menjelaskan bahwa
karena tak satu pun dari mereka memiliki pengalaman untuk berangkat
kesana dan belum ada kelompok bimbingan sepertisaat ini.Maka
tercetus ide untuk meminta bantuan ke sang guru ngaji untuk
membimbing mereka dari mulai tanah air hingga tanah suci Pada
waktu itu, karena ayahanda tidak memiliki biaya makamuncul ide dari
keluarga Bapak Almarhum Aswa di Wirayudha untuk membiayai
keberangkatan guru ngaji dengan cara urunan atau patungan, setelah
saat itu Bermula darimulut kemulut hingga saat ini menjadi Yayasan
Pendidikan Islam yang menaungi KBIH dan Sekolah dari tingkat RA,
MI, SMP dan SMK
2. A: Dasar dan tujuan penyelenggara KBIH Nurul Hikmah?
B: Lihat dari Permohonan Akreditasi KBIH Nurul Hikmah, Cipondoh 18 Mei
2014
3. A: Apa visi dan misi KBIH Nurul Hikmah?
B:Visi KBIH Nurul Hikmah yaitu membimbing dan melayani tamu Allah
SWT sedangkan misi nya adalah Memberikan pelayanan bimbingan
manasik haji sesuai syariat islam dengan tujuan mencapai haji yang
mabrur.
4. A: Bagaimana struktur kepengurusan KBIH Nurul Hikmah?
B: Lihat dari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi
Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Kota Tangerang, (2013)
5. A: Berapa jumlah jamaah di KBIH Nurul Hikmah?
B: Lihatdari Dokumen Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang, Seksi
Penyelenggaraan Haji Dan Umroh, Profil Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Kota Tangerang, (2013)
2. A: Seperti apa pelayanan yang diberikan pada KBIH Nurul Hikmah?
B: Untuk transportasi udara menggunakan menggunakan Garuda
Indonesia Air Line karena tidak melakukan transit dan keramahan dari
pramugarinya. Kalau menggunakan pesawat lain parajama’ah haji sulit
untuk berkomunikasidan untuk Transportasi selama di Arab Saudi
menggunakan Bus Mercy karena apabila tidak menggunakan bus yang
berkualitas bagus akan dikhawatirkanakan mogok
Untuk kesehatan, Tenagamedis yang digunakan untuk jamaah haji
adalah perawat dan dokter. Jamaah dengan jumlah 45 sampai 100
orang rata-rata akan ditangani oleh dua orang dokter dan tiga orang
perawat
Untuk kosumsi dan akomodasi Untuk hotel/konsumsidiaturoleh PPIH
(PanitiaPenyelenggaraIbadah Haji)/pemerintah.
Dalam pelaksanaan pelayanannya KBIH Nurul HikmahTangerang
berusaha untuk memberikan pelayanan dengan baik. “Proses
pelayanan dilakukan dengan terencana agar semua proses pelayanan
menjadi lebih mudah dan penyelesaiannyar elatif lebih cepat sehingga
sangat memudahkan calon jamaah haji
Interviewee
H. Ahmad Damanhuri S.Pd
HASIL PENELITIAN WAWANCARAPENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH
NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara
NamaLengkap : H. Ahmad Damanhuri S.Pd
Jabatan : Sekretaris KBIH Nurul Hikmah
TanggalWawancara : 21 Juli 2014
WaktuWawancara : 13.00 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian:
1. A: Bagaimana penetapan satandar bimbingan manasik haji pada KBIH
Nurul Hikmah?
B: Penetapan standar bimbingan manasik meliputi dua unsur yang
pertama, yaitu standar dalam materibimbingan manasik haji, yang
kedua standar pembimbing manasik haji
2. A: Materi apa yang yang digunanakan agar sesuai dengan standar
manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah?
B: Standar materi yang dilihat dari buku panduan bimbingan manasik haji
yang di terbitkan oleh kementrian agama republic Indonesia, fiqih haji
dan kitab karanagn K.H.Abdurahman Bin H.Nawi.
3. A: Bagaimana standar pada pembimbing manasik haji pada KBIH Nurul
Hikmah ?
B: Pembimbing harus memiliki persyaratan tertentu yaitu, Yang di
tokohkan dalam musyawarah yayasan dan pengurus. Berpengalaman,
memiliki pengalaman terhadap perhajian (pernah haji), karena setiap
tahunya keadaan di arab saudi selalu berubah khususnya di mekkah
dan di madina sebagai tempat beribadah haji. Menguasai keilmuan,
maksudnya adalah memahi dan mengetahui informasi tentang
pelaksanaan ibadah haji, baik mengenai manasik, panduan perjalanan
ibadah haji, petunjuk kesehatan dan kemampuan mengamalkannya.
Kompetensi di bidangnya,
memilikikemampuandanketerampilandalambimbinganmanasik haji
dan pembimbingharusmenjadisosok yang dekatdenganjamaah
A: Berapa kali KBIH Nurul Hikmah melakukan bimbingan manasik haji?
B: Bimbinganmanasik haji tahun 2014 ini yang
telahdirencanakadandimulaidarihariminggutanggal 12 januari 2014
sampai dengan10 april 2014
dengandemikianjumlahbimbinganmanasik haji pada KBIH
Nurulhikmahsebanyak 24 kali
4. A: Kenapa bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul hikmah sampai 24
kali?
B:
Denganbanyaknyapertemuanakanmenciptakanintensitasdankeakrab
anterhadapsesamajamaahuntuksalingmengenal,
karenamerekaakanhidupbersama-samaketikamelaksanakanibadah haji
di tanahsuci, dan juga diharapkanlebihmemahamimateri-materi yang
akandisampaikan. Sistem pelatihan petugas haji yang diberikan
pemerintah sudah sistematis, sudah sesuai dengan kebutuhan pelatihan
petugas haji.
5. A: Dalambentukapabimbingan yang dilakukanoleh KBIH NurulHikmah?
B: Bimbingandilakukandalambentukkelompok,
6. A: Bagaimana dengen metode bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul
Hikmah?
B: KBIH
NurulHikmahmenerapkanbentukbimbingandenganbentukberkelompok
danmengggunakan 3 metodeyaitumetodeceramah,metodepraktek,
danmemberikan video visual.
7. A: Siapa saja yang berperan dalam kegiatan bimbingan manasik haji
B: Ada 3 unsur yang berperandalambimbinganmanasikini yang
pertamaadalahadalahpengurus KBIH itusendiri, yang
keduaadalahjamaahdanterakhiradalahKementrian Agama Kota
Tangerang
8. A: Bagaimana cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah?
B: Dengan carapengawasanlangsung, tinjauan pribadi tinjauan tidak
langsung
9. A: Apa ada yang ingin di koreksi dari kegiatan bimbingan manasik haji
pada KBIH Nurul Hikmah?
B: Kurangnya pemahaman tentang hak mendapatkan manasik serta
mungkin lebih ke pengumpulan berkas seperi pemahaman terhadap
syarat-syarat yang harus dimiliki seperti akte, buku nikah dll.
10. A: Apa faktor pendukung kegiatan bimbingan manasik haji?
B: .Memilikifasilitas yang mendukungdalammanasik haji
sepertiminiaturka’bah, pengerassuaradanmateri yang
cukuplengkap.Adanyakerjasama yang
baikantarapengurusdenganjamaah
11. A: Apa faktor penghambat bimbingan manasik haji?
B: Bahasa,pendidikan dan usia
Interviewee
H. Ahmad Damanhuri S.Pd
HASIL PENELITIAN WAWANCARAPENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH
NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara
NamaLengkap : H. AbdulRahman S.Pd
Sebagai : Mantan jamaah KBIH Nurul Hikmah
TanggalWawancara : 24 Agustus 2014
WaktuWawancara : 11.00 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian:
1. A: Kapanmenunaikan ibadah haji?
B: Pada tahun 2011.
2. A: Bagaiman tentang materi pada bimbingan manasik haji di KBIH Nurul
Hikmah?
B: Materi- materi yang adadan di pelajari di KBIH
NurulHikmahcukupbaikdantidakmelebarkemana-mana,
dansesuaijadwalmanasik yang telahdiberisebelumnya.
3. A: Bagaimana menurut bapak pembimbing manasik yang ada pada KBIH
Nurul Hikmah ?
B: pembimbing yang ada di KBIH Nurulhikmahsudahcukupbaik,
merekamemilikikemampuanuntukmembimbingsertapengetahuandalam
perhajian, dandekatdenganjamaah,
memberikanmateridengancukupbaikdanmudah di pahami
4. A: Berapa jumlah pertemuan bimbingan manasik haji pada KBIH Nurul
Hikmah?
B: Kegiatanbimbinganmanasik haji sebanyak 24 kali
denganketentuanbimbinganpadake 24
kalinyasetelahpulangdaritanahsuci
5. A: Apakah dapat buku panduan ataupun buku pegangan saat bimbingan
manasik haji pada KBIH Nurul Hikmah?
B: Dapat buku pegangan dari yayasan dan juga buku paket dari
kementrian agama
6. A: Siapa saja yang menjadi pembimbing dan pemberi materi ketika
manasik haji?
B: H. Bakri, H. Gozali dan dari Kementrian Agama Kota Tangerang juga
ada
7. A: Apakah dipungut biaya bimbingan manasik dan berapa nominalnya?
B: Sekitar 5 Jutaan per orang dan dapat rincianya untuk digunakan apa
saja
8. A: Apa pesan untuk KBIH Nurul Hikmah
B: Lebih ditingkatkan lagi bimbinganya, diperluas lagi tempat praktinya.
Interviewee
H. Abdul Rahman S.Pd
HASIL PENELITIAN WAWANCARAPENGAWASAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH
NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara
NamaLengkap : Hj. Sofiah Amd.Keb
Sebagai : Mantan jamaah KBIH Nurul Hikmah 2011
TanggalWawancara : 25 Agustus 2014
WaktuWawancara : 19.35 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian:
1. A: Kepan pertama kali berangkat ibadah haji?
B: Pada tahun 2011.
2. A: Berapa kali ikut manasik haji pada Kbih Nurul Hikmah dan bagaimana
materi yg di sampaikan?
B: Jadwal manasik pada KBIH Nurul Hikmah sebanyak 24 kali namun saya
mengikuti manasik hanya 22 kali, materi yang digunakan cukup bagus
dari tadinya tidak tahu menjadi tahu.
3. A: Begaimana pendapatnya tentang pembimbing manasik haji?
B: Sebenarnyacukupbagus, memilikipembimbingperempuan yang
memudahkanuntuksalingdiskusicumanadabeberapahal yang
membuatmateritidaksampaidenganjelas,
dikarenakankesalahpenetapantempatdudukbagiwanitadiberlakukandibela
kangnamunsuaradaripembimbingtidakterdengarwalaupunsudahmemakai
pengerassuara.
4. A: Metode apa saja yang digunakan pembimbing dalam
menyampaikan materi?
B: ceramah, praktek tanya jawab
5. A: Apakah dapat buku pegangan atau buku panduan manasik haji?
B: dari kementrian dapat buku paket bimbingan manasik dan dari
KBIH juga dapat
6. A: Siapa saja yang menjadi pembimbing dan pemberi materi?
B: kebanyakan dari KBIH Nurul Hikmah dan ada juga dari
Kementrian Agama kota tangerang
7. A: Bagaimana dengan biaya bimbingan manasik?
B: Dikenakan biaya sampai 5 juta an namun fasilatas yang diberikan
sesuai dengan harga tersebut
8. A: Apa pesan untuk KBIH Nurul Hikmah?
B: Tingkatkan terus pelayan kepada jamaah, dan kegiatan manasik
lebih di perbanyak lahi
Interviewee
Hj. Sofiah Amd.Keb
HASIL PENELITIAN WAWANCARAPENGAWSAN KEGIATAN BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH
NURUL HIKMAH
A. Data Wawancara
NamaLengkap : H. AdeMuktiar
Sebagai : Mantan jamaah dan sebagai yang diperbantukan
dalam bimbingan manasik haji
TanggalWawancara : 26 Agustus 2014
WaktuWawancara : 12.00 s/d Selesai
B. Pertanyaan Dan JawabanPenelitian
1. A: Kapan menunaikan ibadah haji?
B: Berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun 2009
2.A: Apa alasan ikut KBIH Nurul Hikmah?
B: Karena memang KBIH Nurul Hikmah menurut orang-orang bagus dan juga
saran dari keluarga
3. A: Apakah di KBIH sebagai pengurus, karena setiap kegiatan bimbingan
manasik haji selalu ada dan memberikan pengarahan
B: Bukan pengurus, cuman diperbantukan karena saya kenal dekat dengan KH.
Bakri dan juga sebagai mantan jamaah dan sekarang menjadi jamaah
4. A:Bagaimana tentang materi dan pembimbing pada KBIH Nurul Hikmah?
B: Materi diberikan cukup maximal apalagi dengan pertemuan sebanyak 24
kali dan dengan materi yang bersumber dari kementrian agama, fiqih haji
dan dari di cari dari hadits serta kitab yang dikarang oleh K.H.
Abdurrahman Bin H.Nawi, pembimbing sangat baik karena mempunyai
pengalaman, berpengetahuan dan jebolan mesir.
5. A: Metode apa yang digunakan dalam bimbingan manasik haji?
B: Metode yang digunakan dalam bimbingan manasik haji berupa
wawancara, praktek dan sekarang adanya video visula dengan 3
metodeinidiharapkanjamaahtidakakanmerasabosan,
jikahanyamenerapkanmetode-metode yang
samaakanadanyakebosanandarijamaah, seperti yang di ketahuiadahal-
halketikadalammanasik haji diperlukanmetode lain
sepertipraktekmaupundenganmelihatpengalaman yang sudah-
sudahlewat video visual
6. A: Bagaimana tanggapanya dengan adanya biaya manasik haji?
B: Biaya bimbingan manasik haji tidak jadi masalah jika adanya
kesepakatan dan memang sudah menjadi aturan dari pemerintahan
asalkan jelas apa saja uang itu digunakan apalagi jika untuk
kepantingan jamaah sendiri. Apalagi kegiatan manasik haji pasti adanya
kosumsi yang harus tersedia atau hal lainya yang membutuhkan biaya.
7. A: Bagaiman pendapatnya tentang KBIH Nurul Hikmah?
B: KBIH Nurul Hikmah merupakan KBIH yang memiliki jamaah terbanyak setiap
tahunya dari KBIH-KBIH lainya bisa dibilang ranking, dan juga
memiliki materi dan pembimbing yang cukup baik walaupun
kepengurusan KBIH dipegang oleh keluarga namun profesional.
Interviewee
H. Ade Muktiar