IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN MANASIK HAJI PADA …
Transcript of IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN MANASIK HAJI PADA …
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN
MANASIK HAJI PADA MASA PANDEMI COVID-
19 DI KBIHU DARUL ULUM BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
DINA LESTARI
11160530000130
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dina Lestari
NIM : 11160530000130
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber data yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan
hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang
lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Ramadhan 1442 H
05 Mei 2021
Dina Lestari
11160530000130
ii
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN
MANASIK HAJI PADA MASA PANDEMI COVID-
19 DI KBIHU DARUL ULUM BOGOR.
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
DINA LESTARI
11160530000130
Pembimbing
Drs. H. Ade Marfudin, MM.
NIDN. 2105046601
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 M/1442 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Implementasi Kebijakan Pembinaan
Manasik Haji Pada Masa Pandemi Covid-19 di KBIHU Darul
Ulum Bogor” telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 03 Mei 2021. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Jakarta, 03 Mei 2021
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. Sugiharto, M.A Abdul Hafidz, S.Sos, M.A NIP 196608061996031001
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Study Rizal LK, M.Ag Dr. H.M. Sungaidi, M.A NIP 196404281993031002 NIP 196008031997031006
Pembimbing
Drs. H. Ade Marfudin, MM
NIDN 2105046601
iv
ABSTRAK
DINA LESTARI: 11160530000130, Implementasi Kebijakan
Pembinaan Manasik Haji pada Masa Pandemi Covid-19 di
KBIHU Darul Ulum Bogor, di bawah bimbingan Drs. H. Ade
Marfudin, MM.
Pembinaan manasik haji bertujuan untuk terciptanya haji
yang mandiri pada tiap calon jemaah. Adanya pandemi Covid-19
membuat masyarakat harus sosial distance dan membuat manasik
haji sedikit terkendala, untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk
menemukan bagaimana implementasi kebijakan pembinaan
manasik haji pada masa pandemi Covid-19 di KBIHU Darul Ulum.
Penelitian yang penulis gunakan ialah menggunakan
metode kualitatif dengan teknik analisis deskripstif. Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini diawali dengan proses
observasi, metode interview, dan metode dokumentasi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemerintah
pusat telah membuat kebijakan manasik haji secara online.
Pelaksanaan pembinaan manasik haji di KBIHU Darul Ulum
dilaksanakan secara online dan berjalan sesuai dengan kebijakan
pemerintah tersebut. Selain manasik online yang dilakukan dengan
menayangkan manasik lewat Channel Youtube oleh Dirjen
Penyelenggara Haji dan Umrah. KBIHU Darul Ulum juga
melaksanakan manasik dengan menggunakan aplikasi zoom dan
aplikasi whatsapp.
Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Pembinaan Manasik
Haji
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberi rahmat,
keberkahan, kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis
sehingga bisa menyeleseikan skripsi ini. Shalawat serta dalam
penulis haturkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi yang membawa
umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman modern seperti ini ialah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wasallam, karena beliau lah
suri tauladan bagi seluruh manusia dan alam semesta.
Dengan penuh syukur dan bangga penulis dapat
menyeleseikan skripsi ini dengan lancar. Dengan berbagai arahan
dan bimbingan dari Bapak Ade Marfudin, akhirnya penulis dapat
mendapatkan judul “Implementasi Kebijakan Pembinaan
Manasik Haji Pada Masa Pandemi Covid-19 di KBIHU Darul
Ulum”. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat akhir program
Sarjana Satu pada Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis haturkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu serta mendoakan
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A., Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
2. Suparto, M.Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Sugiharto, MA., ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Ade Marfudin, MM., dosen pembimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini, yang dengan sabar
meluangkan waktu beliau untuk membimbing penulis dan
terus menerus memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Lili bariadi, S.Ag., M.Si., dosen pembimbing akademik.
6. Drs. Study Rizal LK, M. Ag dan Dr. HM Sungaidi, MA.,
dosen penguji dalam Sidang Munaqasyah penulis.
7. Yayasan Darul Ulum Al Anwariyyah, khususnya Bapak H.
Ikbal Farisi, S.H.I., Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum dan
Bapak Yusuf Fauzi Rahman yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian skripsi.
8. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang
telah berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga
amal kebaikan bapak dan ibu dibalas oleh Allah, SWT.
9. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
10. Dr. Kh. Mohammad Barzah Hidayat, MM., dan Kh. Taufik
Hidayatullah, S.Ag., sebagai guru terbaik yang selalu
menunjukan jalan dengan cara yang baik.
vii
11. Ayahanda tercinta, Rahmat Unang yang senantiasa berdoa
dan membantu penulis dalam segi material. Yang
senantiasa mengingatkan penulis bahwa hidup adalah
perjuangan. Terima kasih ayah semoga Allah senantiasa
memberikan kesehatan kepadamu.
12. Ibunda tersayang, Endang Lestari yang senantiasa
mengadahkan kedua tangannya tiap sepertiga malam.
Mengingatkan penulis dengan sabar untuk menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memberikan
kesehatan kepada Ibunda tercinta.
13. Abang Anto dan istri, abang Dani juga kedua adik kandung
tercinta Danu dan Sophi serta Keponakan Al Fattah yang
senantiasa memberikan tawa kala penulis sedang lelah
dalam menyusun skripsi ini.
14. Orang tua kedua penulis, Bapak Judi dan Ibu Suwarti serta
adik penulis tersayang Syafira Rahmawati, terimakasih
atas pelukan hangat dan doanya untuk penulis. Semoga
kalian selalu dalam keadaan sehat wal afiat, Amiin.
15. Teruntuk Alm. Mas Kiki Yudhi Prasetyo, S.Pd.
Terimakasih atas semangat, kasih sayang dan keyakinan
yang tiada henti diberikan untuk penulis semasa hidupmu..
Semoga Allah menempatkan dirimu di Syurga-Nya.
Aamiin.
16. Keluarga Besar Yayasan Pondok Pesantren AlQuran Nurul
Amanah, baik rekan kerja guru, maupun murid tercinta.
17. Keluarga Besar Beasiswa PKH Jaminan Sosial Kabupaten
Bogor yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
viii
18. Group Is Moker, Erlinda, Anggita dan Epa yang selalu
memberikan waktu dan semangat serta tidak pernah bosan-
bosannya menemani penulis di saat penulis sedang malas
dalam menyusun skripsi ini.
19. Sahabat Manajemen Dakwah angkatan 2016. Terimakasih
telah saling memberikan kenangan, pengalaman dan
berbagi ilmu satu sama lainnya.
20. Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada diri saya sendiri
yang sudah berjuang dan bertahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih
banyak kekurangan sehubungan dengan keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai
pihak.
Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha,
bantuan, pengorbanan, doa dan harapan kita semua
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Jakarta, 05 Mei 2021
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ………..………. ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ 9
D. Metode Penelitian .................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka .................................................... 15
F. Sistematika Penulisan ............................................ 17
BAB II LANDASAN TEORI .................................................. 20
A. Pengertian Implementasi ........................................ 20
B. Pengertian Kebijakan ............................................. 22
C. Pengertian Pembinaan ............................................ 29
D. Pengertian Manasik Haji ........................................ 34
E. Pembinaan Manasik Haji ....................................... 36
1. Dasar Pembinaan Manasik Haji ........................ 36
2. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji .. 39
3. Manfaat Manasik Haji ....................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM KBIHU DARUL ULUM .... 45
x
A. Sejarah KBIHU Darul Ulum .................................. 45
B. Visi dan Misi .......................................................... 47
C. Struktur Organisasi ................................................ 47
D. Susunan Personalia KBIHU Darul Ulum Bogor
Tahun 2020 M. ....................................................... 49
E. Jumlah Jemaah Haji Tahun 2020 ........................... 50
F. Jumlah Pegawai ..................................................... 50
G. Peran KBIHU Darul Ulum dalam Manasik Haji ... 51
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................... 52
A. Perencanaan Program Pembinaan Manasik Haji di
KBIHU Darul Ulum ............................................... 52
B. Kebijakan Pembinaan Manasik Haji pada Masa
Pandemi Covid-19. ................................................ 54
C. Skema Kebijakan Haji di Masa Pandemi Covid-19
Oleh Dirjen PHU Kemenag RI .............................. 61
D. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan
Pembinaan Manasik Haji di Masa Pandemi Covid-
19. .......................................................................... 62
BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ................... 64
A. Analisis Pembinaan Manasik Haji Oleh KBIHU
Darul Ulum Bogor sebelum Masa Pandemi. ......... 64
B. Analisis Implementasi Kebijakan Pembinaan
Manasik Haji pada Masa Pandemi Covid-19 di
KBIHU Darul Ulum Bogor. ................................... 78
C. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan Manasik
Haji pada Masa Pandemi. ...................................... 83
BAB VI PENUTUP .................................................................. 93
A. Kesimpulan ............................................................ 93
B. Saran ...................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 95
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 :Daftar Video Manasik Haji tahun 2020
Tabel 4.2 :Daftar Video Manasik Haji oleh KH. A. Wazir Ali
Tabel 5.1 :Data Calon Jemaah Haji Kab. Bogor tahun 2020
Tabel 5.2 :Data Calon Jemaah Haji KBIHU Darul Ulum
berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2020
Tabel 5.3 :Data Calon Jemaah Haji KBIHU Darul Ulum
Tahun 2018-2020
Tabel 5.4 :Daftar Pembina Manasik Haji KBIHU Darul Ulum
Tabel 5.5 :Realisasi Biaya Bimbingan Manasik Haji KBIHU
Darul Ulum Bogor
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 :Bagan Proses Kebijakan
Gambar 3.1 :Struktur Organisasi KBIHU Darul Ulum Bogor
Gambar 3.2 :Struktur Personalia KBIHU Darul Ulum Bogor
Gambar 5.1 :Diagram Jemaah Bimbingan Manasik
Hajiberdasarkan Kelompok Usia
Gambar 5.2 :Diagram Jemaah Bimbingan Manasik Haji
berdasarkan Pendidikan
Gambar 5.3 :Diagram Jemaah Bimbingan Manasik Haji
berdasarkan Sudah/Belumnya Jemaah Haji Umrah
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Skripsi
Lampiran 4 Data Jemaah Haji Kab. Bogor tahun 2020
Lampiran 5 Data Jemaah Haji KBIHU Darul Ulum Bogor tahun
2020
Lampiran 6 Materi Bimbingan Manasik Haji Terpadu
Lampiran 7 Jadwal Bimbingan Manasik Haji KBIHU Darul
Ulum
Lampiran 8 Transkip Wawancara
Lampiran 9 Dokumentasi foto
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu rukun Islam yang lima dan syari’at Islam
paling agung adalah ibadah haji. Ia fardhu (wajib) untuk
setiap Muslim yang mukallaf serta mampu, sekali
sepanjang hayat serta selebihnya merupakan sunnah.
Orang yang tidak menunaikan kewajibannya adalah kafir.1
Tata cara pelaksanaan ibadah haji telah ditentukan
sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Ali-Imran
ayat 97:
ولله على الناس حج البيت من استطاع اليه
سبيلا ومن كفر فان الله غني عن العلمين - ٧٩
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Karya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.”(QS. Ali-Imran: 97).2
Undang-undang Nomor 8 tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Haji dan Umrah dikatakan dalam bab 1
pasal 1 ayat 1 bahwa Ibadah Haji merupakan rukun Islam
1 Abu Umar an-Nadwi bin Fathu bin Sayyid Nada Abdul Aziz,
Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umrah (Jakarta, Robbani Press, 2004), hal.
8. 2 Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (Surabaya: Mekar
Surabaya, 2002), hal. 78.
2
kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam
yang mampu, baik secara fisik, mental, spiritual, sosial,
maupun finansial dan sekali dalam seumur hidup. Ayat 3
menyatakan bahwa penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan Ibadah
Haji dan Ibadah Umrah. Masih dalam pasal 1, ayat 20
berisikan bahwa kelompok Ibadah Haji dan Umrah yang
selanjutnya disingkat KBIHU adalah kelompok yang
menyelenggarakan bimbingan Ibadah Haji dan Ibadah
Umrah yang telah mendapatkan izin dari Menteri. Dalam
bab 1 pasal 3 penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan bagi Jemaah Haji dan Jemaah Umrah
sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan
ketentuan syariat dan mewujudkan kemandirian dan
ketahanan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah3. Dalam hal bimbingan manasik haji, selain yang
difasilitasi oleh pemerintah, setiap jamaah haji secara
mandiri perlu meningkatkan pengetahuaan, pemahaman
serta wawasan tentang ibadah haji dari berbagai aspeknya
sehingga memperoleh haji mabrur yang tercermin dalam
perilaku sehari-hari.4
3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019,
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Atau dapat diakses dari
jdih.bulukumbakab.go.id. 4 Dirjen Penyelenggaraan Haji Republik Indonesia, Tuntunan
Manasik Haji dan Umrah, 2013.
3
Melakukan ibadah haji dengan baik serta benar,
hingga seseorang wajib paham serta menguasai cara- cara
penerapannya, tujuannya serta isi arti yang ada dalam
ibadah haji tersebut. Inilah yang disebut dengan ilmu
manasik haji. Apabila ibadah haji itu hukumnya wajib bagi
yang sudah penuhi syarat- syarat wajib haji, sehingga dia
wajib mengenali ilmu yang menekuni hal- hal yang
berkaitan dengan penerapan ibadah haji, agar hajinya
diterima Allah SWT. Mengingat betapa berartinya ilmu
manasik haji ini untuk calon jamaah haji, hingga menekuni
ilmu manasik haji hukumnya wajib.5
Perihal tersebut dikuatkan dengan adanya peraturan
turunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Agama (PMA) Nomor. 13 tahun 2018 BAB IV tentang
Bimbingan Ibadah Haji Pasal 17 Ayat 1 disebutkan, jika
pemerintah harus membagikan BMH (Bimbingan Manasik
Haji) terhadap jemaah haji sejak saat sebelum
keberangkatan, dan selama perjalanan, sepanjang di Arab
Saudi, hingga kepulangan ke Tanah Air. Begitu berartinya
kedudukan pemerintah serta pula aktivitas bimbingan
manasik haji tersebut, sebab program bimbingan ibadah
haji ialah suatu upaya besar dalam rangka membekali calon
jemaah haji dengan data serta pengetahuan tentang
perhajian, baik yang menyangkut manasik ataupun proses
5 Djamaluddin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap,
(Jakarta: Era Intermedia, 2006), hal. 19.
4
penerapan perjalanannya, sehingga calon jemaah haji bisa
melakukan ibadah haji dengan sebaik-baiknya.6
Tiap jemaah tentu mendambakan hajinya menjadi
haji yang mabrur, untuk mengarah kearah kemabruran
tidak mudah tercapai manakala tidak didukung kesadaran
jemaah haji terhadap manasik serta ibadah yang lain dan
bisa melaksanakannya sesuai tuntunan ajaran agama Islam,
perihal ini jadi prasyarat kesempurnaan ibadah haji untuk
mendapatkan haji yang mabrur. Oleh sebab itu, dibutuhkan
pendidikan praktek haji ataupun biasa yang diucap dengan
bimbingan manasik haji. Bimbingan manasik kepada
jemaah haji sebagai upaya membekali jemaah calon haji
tentang cara pelaksanaan ibadah haji.7
Bimbingan ibadah haji yang diberikan kepada calon
jemaah haji sangatlah penting, karena dengan melalui
pendidikan dan pelatihan jemaah haji dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan, serta memahami materi
manasik haji. Tujuan dari bimbingan ibadah haji adalah
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata
metode penerapan ibadah haji. Sebagian permasalahan
yang kerap dialami oleh calon jemaah haji dalam proses
bimbingan dan penghambat keberhasilan tujuan bimbingan
6 Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang. “Jurnal
SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi)”. Vol. 02 No. 02, (Semarang,
2016), hal. 168. 7 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Manajemen Perhajian Indonesia, (Jakarta: Kemenag RI Dirjen
PHU, 2017), hal. 86.
5
secara efisien merupakan latar balik calon jemaah haji yang
bermacam- macam paling utama adalah pendidikan,
menurut informasi yang diperoleh lebih dari 50%
berpendidikan sekolah dasar (SD) serta ada jemaah yang
tidak dapat berbahasa Indonesia serta tidak dapat baca
tulis.8
Pembinaan bimbingan manasik haji diberikan
kepada jemaah yang telah melunasi BPIH pada tahun
berjalan. Pelaksanaan bimbingan haji di Kecamatan
dikoordinasikan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA),
dan di tingkat Kab/Kota dikoordinasikan oleh Kakandepag
Kab/Kota. Adapun prosedur pembinaan haji di
Kabupaten/Kota dan di Kantor Urusan Agama Kecamatan
(KUA) diantaranya bimbingan haji dapat dilakukan oleh
masyarakat baik bimbingan kelompok maupun bimbingan
perorangan. Pola pembinaan atau bimbingan dilakukan
secara beregu dan rombongan.9 Ini berarti manasik
dilakukan dengan cara mengumpulkan calon jamaah haji
dalam satu tempat untuk dapat melaksanakan rangkaian
kegiatan manasik haji.
Namun pada saat ini Indonesia dan seluruh negeri
dipenjuru dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus
Corona atau Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia
8 Departemen Agama, 2006, hal. 2. 9 Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, 2017, hal. 39.
6
menggambarkan wabah Covid-19 sebagai krisis global
terburuk sejak perang dunia kedua.10 Melansir dari laman
Worldometers, hingga Minggu 8 November 2020 pagi total
Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 50.144.990
(50,1 juta) kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak
35.523.549 (35 juta) pasien telah sembuh dan 1.255.506
orang meninggal dunia. Kasus aktif hingga saat ini tercatat
sebanyak 13.365.935 dengan rincian 13.274.426 pasien
dengan kondisi ringan dan 91.509 dalam kondisi serius.
Kasus corona di Indonesia tercatat juga mengalami
peningkatan, baik dari jumlah kasus sembuh, maupun yang
meninggal dunia. Hingga Sabtu 7 November 2020 pukul
12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak
4.262. sehingga jumlahnya saat ini 3.712 orang.
Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang
telah sembuh menjadi 364.417 orang. Namun, pasien yang
meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut
bertambah sebanyak 98 orang. Dan jumalah pasien yang
meninggal dunia kini menjadi 14.540 orang.11
Berkaitan dengan penanggulangan pandemi Covid-
19, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
menerbitkan Peraturan Pemerintahan tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Peraturan tersebut diambil
10 Berita diiakses pada hari Rabu 22 Februari 2021 dari
https://bebas.kompas.id. 11 Berita diakses pada hari Minggu 22 Februari 2021 dari
https://www.kompas.com.
7
oleh dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran
virus corona. Sesuai dengan penjelasan dalam UU nomor 6
tahun 2018, PSBB merupakan pembatasan kegiatan
masyarakat dalam satu wilayah yang diasumsi telah
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi. Pembatasan
berskala besar ditetapkan oleh menteri. PSBB bisa
diterapkan dalam bentuk peliburan terhadap lembaga
pendidikan dan instansi perkantoran, pembatasan kegiatan
lembaga keagamaan, serta pembatasan kegiatan di fasilitas
umum.12
Dari survey yang dilakukan, sebanyak 48%
responden mengaku bahwa kehidupan sosialnya terganggu
akibat virus corona covid-19. Masyarakat Indonesia yang
terbiasa dengan hidup gotong royong dan kentalnya
interaksi sosial berusaha mencari jalan keluar untuk tetap
melakukan sosialisasi meski ada kebijakan Physical
Distancing.13 Physical Distancing berarti melakukan
kegiatan mandiri dengan menjaga jarak minimal satu meter
terhadap manusia lainnya.14 Hal ini tentu juga akan
merubah kegiatan manasik haji ditiap KBIH khususnya
KBIH Darul Ulum Bogor, dikarenakan tidak boleh adanya
perkumpulan dalam satu tempat. Oleh karena itu, penulis
12 Berita diakses pada hari Minggu 22 Februari 2021 dari
https://puspensos.kemsos.go.id. 13 Berita diakses pada hari Minggu 22 Februari 2021 dari
https://m.liputan6.com. 14 Berita diakses pada hari Minggu 22 Februari 2021 dari
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org.
8
ingin menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah (skripsi)
yang berjudul Implementasi Kebijakan Pembinaan
Manasik Haji Pada Masa Pandemi Covid-19 Di KBIHU
Darul Ulum Bogor.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Karena begitu luasnya permasalahan haji dan
keterbatasan pengetahuan penulis, maka penulis
memberikan batasan dan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat
memberikan batasan masalah yang akan dibahas
mengenai Kebijakan Pembinaan Manasik Haji Pada
Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020 M.
2. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam melakukan penulisan,
maka penulis membuat perumusan masalah agar arah
dan tujuan penulisan ini jelas adanya. Adapun
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan manasik haji di
KBIHU Darul Ulum Bogor sebelum masa pandemi?
2. Bagaimana implementasi kebijakan pembinaan haji
yang diberikan KBIHU Darul Ulum dalam masa
pandemi Covid-19?
3. Apa sajakah kendala dan hambatan dalam
melaksanakan pembinaan manasik haji pada masa
pandemi Covid-19?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari pemaparan rumusan masalah
yang dijelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembinaan manasik haji di KBIHU Darul
Ulum sebelum adanya pandemi.
2) Untuk mengetahui kebijakan pelaksanaan
pembinaan manasik haji di masa pandemi
covid-19.
3) Untuk mengetahui apasaja kendala dan
hambatan yang terjadi selama
melaksanakan pembinaan manasik haji
pada masa covid-19.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki nilai manfaat secara
akademis dan praktis.
a. Akademis
Secara akademis, manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi terkait kebijakan
pembinaan manasik haji oleh Kementerian
Agama Pusat yang diterapkan oleh
KBIHU Darul Ulum di masa pandemi.
10
Umumnya bagi masyarakat sekitar
KBIHU Darul Ulum dan khususnya bagi
mahasiswa terutama mahasiswa
manajemen dakwah konsentrasi
manajemen haji dan umrah.
2) Dapat dijadikan acuan dalam
meningkatkan pembinaan manasik haji,
sehingga jamaah dapat melaksanakan
ibadahnya dengan baik.
b. Praktis
1) Dalam penelitian ini penulis berharap dapat
memberikan masukan bagi KBIHU Darul
Ulum Bogor dalam pelaksanaan pembinaan
manasik haji.
2) Dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang baru dalam masalah ini,
selain itu dapat menjadi perbandingan
antara teori yang didapatkan saat kuliah dan
yang terjadi di lapangan.
D. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Secara bahasa, metode berusul dari dua kata
yaitu “meta” (melalui) serta “hodos” (jalan cara).15
Sebaliknya secara istilah, Metode merupakan cara atau
15 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
hal. 61.
11
jalan yang wajib dihadapai agar tercapainya suatu
tujuan. Jadi metode penelitian merupakan cara atau
jalan yang wajib dilalui untuk mencapai sebuah tujuan
dari penelitian.16
Metode yang dipakai dalam penelitian ini
merupakan metode kualitatif. Riset kualitatif
merupakan prosedur riset yang menciptakan informasi
deskriptif berbentuk perkata tertulis ataupun lisan dari
orang- orang serta sikap yang bisa diamati (Bogdan
serta Taylor dalam Moleong, 1990).17 Tata cara riset
kualitatif pula kerap diucap dengan tata cara konstruktif
sebab dengan tata cara kualitatif bisa ditemui data- data
yang berantakan, berikutnya dikonstruksikan dalam
suatu tema yang lebih bermakna serta gampang
dimengerti.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi
di Yayasan Darul Ulum al Anwariyyah di Jalan H.
Suhaemi No. 09 Parung Tengah Duren Mekar
Bojongsari Depok.
16 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), cet. Ke-2,
hal. 6. 17 Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksaara, 2009), hal. 92.
12
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah orang yang
memberikan informasi dan data kepada penulis.
Sedangkan objeknya adalah kebijakan pelaksanaan
pembinaan manasik haji pada masa pandemi covid-19.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini penulis mengumpulkan
data dengan menggunkan penelitian lapangan (Field
Research) yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan,
tempat dimana objek penelitian itu berada sebagai
pengambilan datanya dalam penelitian lapangan
adalah dengan metode:
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan
data dengan menggunakan Tanya jawab sepihak
yang dikerjakan secara sistematis dan
berlandaskan dengan tujuan penelitian.18 Metode
ini dilakukan oleh peneliti dengan cara meminta
informasi atau menggali informasi baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada
responden (orang yang diwawancara atau yang
diminta informasi) dari pihak KBIHU Darul Ulum
Bogor.
18 DSutrisno Hadi, Metode Research III, (Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984), hal. 193.
13
b. Observasi
Observasi atau yang disebut pula
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera, dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba dan pengecap dan juga dilakukan dengan
tes, kuesioner, rekaman gambar atau rekaman
suara.19
Dalam hal ini peneliti terjun langsung dan
melakukan observasi ke Kantor Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah dengan
mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang
terkait dengan pelaksanaan dalam pembinaan
manasik haji yang dilakukan Kantor Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah pada masa
pandemi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.20
Metode dokumenter adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Atau metode yang
digunakan untuk menelusuri data historis yang
19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Ciputat, 2006), hal. 128. 20 Husaini Husman, Metodologi Penelitian Untuk Public Relation,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), hal. 61
14
memiliki peranan yang sangat penting. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan dokumen
yang didapat dari proses observasi.
d. Sumber dan Teknis Analisis Data
Dalam kaidah metodologi penelitian,
menurut cara perolehannya sumber data dibagi
menjadi dua, yakni data primer dan data skunder.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti
secara langsung (dari tangan pertama), sementara
data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
dari sumber yang sudah ada.21
Teknik analisis data yang penulis lakukan
adalah pengumpulan data-data wawancara,
observasi dan bahan-bahan pustaka. Selanjutnya
data-data tersebut di olah dengan menggunakan
pola deskriptif analisis yaitu memaparkan semua
data dan informasi yang diperoleh kemudian
menganalisa data dan menguraikan secara jelas dan
utuh dengan permasalahan yang ada yaitu sesuai
dengan judul skripsi penulis “Implementasi
Kebijakan Pembinaan Manasik Haji Pada Masa
Pandemi Covid-19 di KBIHU Darul Ulum Bogor”.
21 Dr. Harnavinsah, Ak, Metodologi Penelitian, Pusat Bahan Ajar dan
Elearning Universitas Mercu Buana.
15
e. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini
adalah menggunakan “Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang
diterbitkan oleh CEQDA (Center For Quality
Development And Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Sebagai patokan dari sumber terdahulu agar terciptanya
keakuratan data yang akan dihasilkan dan agar terhindar
dari penjiplakan atau plagiat maka penulis mengadakan
tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebagai bahan
acuan dalam pembuatan skripsi. Berikut adalah sumber
terdahulu yang peneliti tulis guna membedakan hasil karya
peneliti sebelumnya, antara lain :
1. Laila Elvia Syahriah. “Evaluasi Program
Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji Di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tanggerang Selatan Tahun 2017”. Kesimpulan dari
skripsi ini yaitu evaluasi program penyelenggaraan
bimbingan manasik yang dilaksanakan KUA Ciputat
Timur menggunakan model Stufflebeam yaitu CIPP
(Contect, Input, Process, Product), pelaksanaan
bimbingan manasik haji di KUA Ciputat Timur sudah
sesuai dengan peraturan Kementerian Agama dan
16
mengikuti SOP ynag berlaku. Metodologi yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, subjeknya
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat
Timur Kota Tanggerang Selatan dan Objeknya adalah
Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji.
2. Wahyu Rizky Maulana. “Efektivitas Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji Di Kelompok Bimbingan
Haji Al Mujahidin Pamulang Tahun 2017”.
Kesimpulan dari skripsi ini pelaksanaan bimbingan
manasik haji yang dilakukan oleh KBIH Al Mujahidin
sudah berjalan cukup baik sesuai dengan perencanaan
dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
Metodologi yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjeknya adalah
KBIH Al Mujahidin dan objeknya adalah evektifitas
penyelenggaraan bimbingan manasik haji.
3. Noprian. “Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik
(Bimsik) Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015 M”.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah 1). Perencanaan,
setiap program dan kegiatan yang akan diadakan oleh
KBIH telah direncanakan, 2). Pengorganisasian,
Menerapkan tujuan organisasi yang ingin dicapai,
penentuan kegiatan dan pendelegasian wewenang, 3).
Penggerakan, a) metode yang digunakan ceramah,
tanya jawab, diskusi, praktek lapangan. b) materi yang
diberikan materi dasar, inti dan pendukung, 4)
17
Pengawasan, dilakukan langsung oleh lembaga KBIH
Darul Ulum dan Kemenag Bogor. Metodologi yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjeknya
adalah KBIH Darul Ulum Bogor. Sedangkan objeknya
adalah manajemen pelatihan bimbingan manasik haji.
Dari tinjauan pustaka yang tertulis diatas, telah jelas
bahwa penulis tidak melakukan penelitian yang sama
terhadap apa yang sudah diteliti oleh penulis-penulis
sebelumnya. Disini penulis memaparkan penelitian dengan
judul Implementasi Kebijakan Pembinaan Manasik Haji
pada Masa Pandemi Covid-19 di KBIHU Darul Ulum
Bogor.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperjalas pembahasan penelitian dalam
skripsi ini, maka penulis memberikan gambaran bab demi
bab untuk mempermudah membacanya. Berikut ini adalah
sistematika penulisan dalam skripsi ini, antara lain :
BAB I : PENDAHULUAN.
Pada bab ini penulis menjabarkan tentang
beberapa hal yang berkaitan dengan
penelitian ini, penulis menguraikan
tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode
18
penelitian, tinjauan pustaka dan diakhiri
dengan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI.
Pada bab ini penulis membahas definisi
suatu landasan dalam menganalisis dari
data yang telah diperoleh. Landasan teori
yang digunakan adalah teori-teori
mengenai implementasi, kebijakan,
pembinaan, dan manasik haji.
BAB III : GAMBARAN UMUM KBIHU DARUL
ULUM BOGOR.
Pada bab ini penulis menjabarkan
gambaran umum KBIH Darul Ulum.
Dalam pembahasan bab ini terdiri dari
sejarah singkat, Visi dan Misi, struktur
organisai, fungsi dan tugas pokok, jadwal
Pembinaan Manasik haji dan langkah-
langkah dalam Pelaksanaan Pembinaan
Manasik Haji.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisikan uraian penyajian dan
temuan penelitian tentang kebijakan
pembinaan manasik haji pada masa
pandemi, pelaksanaan pembinaan manasik
19
haji di KBIHU Darul Ulum dan hambatan
yang terjadi selama pelaksanaan
pembinaan manasik haji pada masa
pandemi.
BAB V : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Bab ini membahas bentuk bagaimana
Pelaksanaan Pembinaan Manasik Haji
yang dilakukan oleh KBIHU Darul Ulum
Bogor terhadap jemaahnya pada masa
pandemi covid-19.
BAB VI : PENUTUP.
Bab ini merupakan bab akhir dari proses
hasil penelitian yang berpijak pada bab-
bab sebelumnya yang didalamnya terdiri
dari kesimpulan, saran yang berkaitan
dengan penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Implementasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi
adalah pelaksanaan atau penerapan. Penerapan merupakan
kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari
kedalam situasi yang kongkret atau nyata.1 Implementasi
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau motivasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi juga
dapat berarti “put something into effect” (penerapan sesuatu
yang memberikan efek atau dampak).2
Menurut Guntur Setiawan implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi
antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.3
Menurut Hanifah Harsono Implementasi adalah suatu
proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hal. 327. 2 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik &
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-1, hal 93. 3 Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 39.
21
kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan
kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.4
Menurut Nurdin Usman Implementasi adalah
bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementassi bukan sekedar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan.5
Menurut Van Meter dan Von Horn, implementasi
merupakan penerapan tindak oleh orang, pejabat, lembaga
pemerintah, ataupun kelompok swasta dengan tujuan untuk
mencapai cita- cita yang sudah digariskan dalam keputusan
tertentu.
Menurut Mazmanian dan Sabatier, implementasi ialah
penerapan dari kebijakan dasar hukum juga berupa perintah
keputusan ataupun keputusan majelis hukum. Proses
penerapannya berlangsung sehabis jumlah tahapan yang
setelah itu output dalam wujud penerapan kebijakan sampai
kebijakan koreksi bersangkutan.
Dan menurut Pressman dan Wildanvsky, implementasi
merupakan accomplishing, fulfilling, carrying out, producing,
and completing a police (menuntaskan, penuhi, melakukan,
memproduksi, dan menuntaskan suatu kebijakan).
4 Hanifah Harsono, Implementasi kebijakan dan Politik, (Bandung:
PT. Mutiara Sumber Widya, 2002), hal. 67. 5 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 70.
22
Implementasi kebijakan dapat melibatkan penjabaran
lebih lanjut, tujuan yang sudah diresmikan oleh pejabat
ataupun lembaga pelaksana. Kondisi ini terjadi sebagai akibat,
antara lain merupakan tubuh legislative menggariskan
kebijakan dalam rumusan universal, walaupun kebijakan
memiliki rumusan yang jelas, masih membutuhkan bermacam
penyesuaian, serta diskresi dalam penerapannya.6
Dari penerapan di atas penulis menyimpulkan bahwa
implementasi adalah proses tindakan atau pelaksanaan berupa
penerapan dari segala sesuatu yang telah dibuat atau
direncanakan untuk memberikan dampak berupa efek yang
baik untuk mencapai tujuan dengan efektif.
B. Pengertian Kebijakan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat
tahun 2014 dipaparkan bahwa kebijakan berasal dari kata
bijak yang maksudnya: 1. Senantiasa memakai ide budaya;
pandai; mahir. 2. Pandai bercakap- cakap; petah lidah.
Berikutnya dipaparkan bahwa kebijakan dimaksud sebagai 1.
Kepandaian; keahlian; kebijaksanaan; 2. Rangkaian konsep
serta asas yang menjadi garis besar serta dan rencana dalam
penerapan suatu pekerjaan, kepemimpinan, serta metode
berperan (tentang pemerintah, organisasi serta sebagainya);
statment cita- cita, tujuan, prinsip ataupun iktikad sebagai
6 Orocomana, Efradus, Implementasi Pembangunan Infrastuktur
Transportasi Udara di Distrik Mkskona Utara Kabupaten Teluk Bintunio
Provinsi Papua Barat, (Renaissance, Vol. 2, No.02, Agustus 2017), hal. 212.
23
garis pedoman untuk manajemen dalam usaha menggapai
target; garis haluan.
Mustopadidjaja dalam Tahir (2014: 21) menerangkan,
bahwa sebutan kebijakan umum digunakan dalam kaitannya
ataupun aktivitas pemerintah, dan sikap negeri pada biasanya
serta kebijakan tersebut dituangkan dalam bermacam wujud
peraturan. Anderson dalam Tahir (2014: 21), kebijakan
merupakan suatu aksi yang memiliki tujuan yang dicoba
seorang pelakon ataupun beberapa pelakon untuk
membongkar suatu permasalahan. Berikutnya Nugroho (2003:
7) mengemukakan kalau kebijakan merupakan suatu
ketentuan yang mengendalikan kehidupan bersama yang
wajib ditaati serta berlaku mengikat segala warganya.7
Menurut Friedrich Kebijakan adalah serangkaian
tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok,
atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana
terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan
kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan)
dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam
mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.8
Richard Rose (1969) berpendapat, bahwa kebijakan
adalah serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan
7 Adi purwanto, Pengertian Kebijakan Menurut Para Ahli, 2016, juga
dapat di unduh pada www.edugovindonesia.com 8 Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta,
2008), hal. 7.
24
beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang
bersangkutan, bukan keputusan yang berdiri sendiri-sendiri.
Thomas R. Dye (1975) mengatakan, bahwa kebijakan adalah
apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakukan. James E. Anderson (1979) berpendapat,
bahwa kebijakan adalah arah tindakan yang mempunyai
maksud, yang ditetapkan oleh seorang atau beberapa actor
guna mengatasi suatu masalah.9
Kebijakan merupakan jenis tindakan Administrasi
Negara berasal dari kewenangan diskresi yang pada umumnya
digunakan untuk menetapkan peraturan kebijakan
pelaksanaan undang-undang.10 Kebijakan umumnya di
anggap sebagai pedoman untuk bertindak atau saluran untuk
berfikir. Secara lebih khusus kebijakan adalah pedoman untuk
melaksanakan suatu tindakan. Kebijakan mencakup dalam
seluruh bidang (universe) tempat tindakan akan dilakukan.
Kebijakan biasanya berlangsung lama. Nyatanya kebijakan
cenderung untuk berlaku lama tanpa peninjauan dan
penyempurnaan. Kebijakan mengafahkan tindakan untuk
mencapai sasaran dan tujuan. Kebijakan menjelaskan
bagaimana cara pencapaian tujuan dengan menentukan
petunjuk yang harus diikuti. Kebijakan ini dirancang untuk
menjamin konsistensi tujuan dan untuk menghindari
9 Samodra Wibawa, Politik Perumusan Kebijakan Publik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hal. 2. 10 Safri Nugraha dkk, Hukum Administrasi Negara, (Depok: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hal. 93.
25
keputusan yang berwawasan sempit dan berdasarkan
kelayakan. Kebijakan adalah alat untuk mencapai suatu tujuan
dan karena itu menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
sebagai dari apa yang sedang dilaksanakan.11
Adapun proses pembuatan kebijakan publik
merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak
proses variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu, beberapa
ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan
publik membagi proses-proses penyusunan kebijakan public
ke dalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah
untuk memudahkan kita di dalam mengkaji kebijakan publik.
Adapun tahap-tahap pembuatan kebijakan menurut Willian
Dunn yang dikutip oleh Budi Winarno dalam bukunya adalah
sebagai berikut12 :
11 Khafidh Noor Faizi, “Kebijakan Manajemen Dalam Menjaga
Tradisi Kurikulum Salaf Pasca Era Reformasi Di Madrasah Aliyah Qudsiyyah
Menara Kudus Di Kabupaten Kudus Jawa Tengah”,(UIN Suka Yogyakarta,
2011), hal. 15. 12 Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses, (Yogyakarta:
Media Pressindo, 2007), hal. 32.
26
Gambar 2.1
Bagan Proses Kebijakan
1. Penyusunan Agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat
menempatkan masalah pada agenda publik.
Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetensi
terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda
kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke
agenda kebijakan para perumusan kebijakan. Pada
Penyusunan Agenda
Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
Evaluasi Kebijakan
27
tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama
sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan
menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah
karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu
yang lama.
Ada beberapa kriteria isu yang bisa dijadikan
agenda kebijakan publik diantaranya: telah mencapai
titik krisis tertentu yang apabila diabaikan menjadi
ancaman yang serius, telah mencapai tingkat
partikularitas tertentu yang berdampak dramatis,
menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan
orang banyak, mendapat dukungan media massa,
menjangkau dampak yang amat luas,
mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam
masyarakat serta menyangkut suatu persoalan yang
fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan
kehadairannya).
2. Formulasi Kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan
kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan.
Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan
masalah tersebut berasal dari berbagai pilihan
alternative atau pilihan kebijakan (policy alternatives /
policy option) yang ada. Sama halnya dengan
perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam
28
agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan
masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih
sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan
masalah.
3. Adopsi Kebijakan
Dari sekian banyak alternative kebijakan yang
ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada
kesimpulannya salah satu dari alternative kebijakan
tersebut diadopsi dengan sokongan kebanyakan
legislative, consensus antara direktur lembaga ataupun
keputusan peradilan.
4. Implementasi Kebijakan
Sebuah program kebijakan hanya tidak
diimplementasikan hanya akan jadi catatan- catatan
elit. Oleh sebab itu, keputusan program kebijakan yang
sudah diambil sebagai alternative pemecahan
permasalahan wajib diimplementasikan, ialah
dilaksanakan oleh badan- badan administrasi ataupun
agen- agen pemerintah di tingkatan bawah. Kebijakan
yang sudah diambil dilaksanakan oleh unit- unit
administrasi yang memobilisasikan sumberdaya
finansial serta manusia. Pada sesi implementasi ini
bermacam kepentingan hendak silih bersaing.
Sebagian implementasi kebijakan menemukan
sokongan para pelaksana( implementors), tetapi
29
sebagian yang lain bisa jadi hendak ditentang oleh para
pelaksana.
5. Penilaian / evaluasi Kebijakan
Pada sesi ini kebijakan yang sudah dijalankan
hendak dinilai ataupun dievaluasi, untuk dapat dilihat
sepanjang mana kebijakan yang dibentuk mampu
memecahkan permasalahan. Kebijakan publik pada
dasarnya terbuat untuk mencapai akibat yang
diinginkan. Dalam perihal ini, memecahkan
permasalahan yang dialami masyarakat. Oleh sebab
itu, ditentukanlah ukuran- ukuran ataupun kriteria-
kriteria yang jadi dasar untuk memperhitungkan
apakah kebijakan publik sudah mencapai dampak yang
diinginkan.
C. Pengertian Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata dasar bina, yang berasal
dari bahasa Arab“ bana” yang mempunyai arti membina,
membangun, mendirikan, serta membentuk. Setelah itu
menemukan awalah pe- serta–an sehingga kata pembinaan
yang memiliki makna usaha, aksi, serta aktivitas yang dicoba
secara efisien untuk mendapatkan hasil yang lebih baik..13
Bagi Hendiyat Soetopo juga Westy Soemanto.
Pembinaan merupakan menunjuk pada sesuatu aktivitas yang
13 Alwi Hasan dll, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2013), hal. 152.
30
mempertahankan serta menyempurnakan apa yang sudah
terdapat. Sementara bagi Masdar Helmy, pembinaan
mancakup seluruh ikhtiar (usaha- usaha), aksi serta aktivitas
yang diperuntukan agar meningkatkan mutu beragama yang
baik dalam bidang tauhid, bidang peribadatan, bidang akhlak
serta bidang kemasyarkatan..14
Miftah Thoha berkata bahwa pembinaan merupakan
suatu aksi, proses, hasil ataupun statment jadi lebih baik.
Pembinaan merupakan sesuatu proses yang menolong
individu lewat usaha sendiri dalam rangka menciptakan serta
meningkatkan kemampuannya dengan tujuan agar
mendapatkan kebahagiaan individu serta manfaat sosial.15
Dalam peraturan pemerintah RI nomor 31 Tahun 1999
tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Permasyarakatan Presiden Republik Indonesia, Bab 1 tentang
Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1 menjelaskan Pembinaan
adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitass ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap, dan
perilaku, professional, kesehatan jasmani dan rohani
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
Jadi dapat dikatakan bahwa pembinaan adalah suatu
usaha yang dilakukan dengan sabar, terencana, teratur serta
14 Masdar Helmi, Peranan dakwah dalam Pembinaan Umat,
(Semarang: IAIN Semarang, 2016), hal. 31. 15 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 152.
31
tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dalam
hal ini untuk mengembangkan pengetahuan calon jemaah haji
terkait haji yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pembinaan
haji sendiri telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 3 poin a. memberikan
pembinaan, pelayanan, perlindungan bagi jemaah haji dan
jemaah umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai
dengan ketentuan syariat; dan poin b. mewujudkan
kemandirian dan ketahanan dalam Penyelenggaraan Ibadah
Haji dan Umrah.
Dalam penafsiran singkatnya pembinaan haji memiliki
artian mengarahkan. Sebaliknya dalam makna luasnya
pembinaan haji merupakan proses mengarahkan dan
membagikan penjelasan yang cocok untuk tujuan pembinaan
haji terhadap pembimbing serta jemaah. Pembinaan ini
diberikan saat sebelum keberangkatan jemaah, sepanjang
perjalanan di Arab Saudi serta hingga kembali ke Indonesia.
Bagi Dr. H. Ali Rokhmad, M. Pd, ada 5 kebijakan
pembinaan haji serta umrah yaitu :16
1. Pembinaan Jamaah Haji
Pembinaan jemaah haji ditunjukan untuk
terwujudnya jemaah haji yang mandiri serta
mendapatkan ibadah yang sah. Keahlian jemaah untuk
16 H. Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji
Indonesia, (Jakarta: Media Dakwah, 2016) hal. 143-146.
32
dapat menguasai serta melakukan tata cara ibadah serta
syarat lainnya dengan benar sesuai dengan syariat
Islam. Jemaah tidak bergantung kepada pembimbing
serta orang lain selama melakukan ibadah haji itulah
yang disebut dengan kemandirian jemaah haji.
2. Pembinaan Petugas Haji
Pembinaan ini ditunjukan untuk terciptanya
profesionalisme petugas, mempunyai komitmen,
pengabdian, serta berakhlakul karimah. Perihal ini
sesuai dengan tuntunan warga serta jemaah haji untuk
mendapatkan pelayanan sebaik mungkin.
Dalam melaksanakannya diperlukan rekrutmen
yang begitu ketat, diadakannya pelatihan serta
penstabilan tugas secara tersusun serta berbasis pada
pembelajaran kepribadian, job description yang dapat
dimengerti serta dilakukannya prinsip koordinasi,
integrasi serta sinkronisasi. Perihal ini disebabkan
bahwa sukses tidaknya penyelenggaraan haji ini lebih
banyak ditetapkan oleh petugas haji, baik yang turut
serta menemani jemaah (petugas kloter) ataupun
kepanitian di Tanah Air serta di Arab Saudi (PPIH
non- kloter), terhitung tenaga musiman yang berasal
dari tenaga mukimin Indonesia serta mahasiswa Timur
Tengah.
3. Pembinaan Kelompok Bimbingan
Fokus pembinaan ditunjukan terhadap aspek
kelembagaan, manajemen, penerapan bimbingan, serta
33
sokongan fasilitas, biaya, serta sumber energi manusia.
Jumlah serta daya guna aktivitas bimbingan terhadap
jemaah haji jadi standar evaluasi kelompok bimbingan.
Melalui akreditasi dari Kantor wilayah
Departemen Agama Provinsi dapat dilakukannya
Evaluasi kinerja kelompok bimbingan haji atau
KBIHU. Hasil akreditasi bisa jadi dasar saran
pemberian izin operasional/ perpanjangan izin
professional KBIHU tiap 3 tahun.
4. Pembinaan PPIU
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah ataupun
yang disingkat dengan PPIU fokus pembinaannya
ditunjukan terhadap aspek kelembagaan, SDM
pembimbing umrah, proteksi terhadap jemaah umrah.
Dapat dilakukannya sebuah pembinaan haji apabila
terpenuhinya pemberian izin dan evaluasi kinerja
(akreditasi) sebagai dasar pemberian izin PPIU tiap 3
tahun.
5. Pembinaan PIHK
Pembinaan Penyelengaraan Ibadah Haji Khusus
atau yang disingkat dengan PIHK, pembinannya fokus
diberikan kepada pemberian izin baru, perpanjangan
izin operasional, pengawasan, dan pengendalian
PIHK. Tugas PIHK ialah menyelenggarakan
pembinaan, pelayanan, serta proteksi untuk jemaah
haji khusus. Untuk membenarkan perlindungan
terhadap jemaah haji khusus, Departemen Agama
34
sudah melaksanakan kesepahaman dengan pihak
kepolisian dalam rangka membagikan proteksi hukum
terhadap jemaah haji. Pembinaan PIHK dicoba secara
berkala sesuai dengan akreditasi selaku dasar evaluasi
kinerja sekaligus jadi prasyarat perpanjangan izin
operasional PIHK sehabis 3 tahun.
D. Pengertian Manasik Haji
Kata manasik sendiri merupakan bentuk jamak dari
“mansak” yang mempunyai sebuah makna syiar dan
perbuatan ibadah haji.17 Sedangkan dalam kamus, istilah haji
dan umrah, manasik merupakan hal-hal peribadatan yang
berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan Ihram dari miqat
yang telah ditentukan, Thawaf, Sa’i, Wuquf di Arafah, Mabit
di Muzdalifah, melempar Jumarah, dan lain sebagainya.18
Bekal ilmu manasik sangat penting untuk memahami syarat,
rukun, dan wajib haji, tata cara dan pelaksanaan ibadah haji,
hukum dan larangan dalam ibadah haji serta filosofi (hukum
ibadah) haji. Dengan kesiapan ilmu maka kesulitan ibadah
akan menjadi lebih mudah, keraguan akan menjadi yakin,
pemahaman yang sempit akan berubah menjadi luas, sikap
17 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011) hal. 18. 18 DR. Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta:
Mitra Abadi Press, 2008), hal. 362.
35
ketergantungan akan menjadi kemandirian dalam
melaksanakan ibadah haji.19
Haji adalah datang ke Baitullah dan tempat-tampat
tertentu untuk melaksanakan serangkaian ibadah pada waktu
yang telah ditentukan, dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan.20 Menurut Abdurrahman Jaziri, haji merupakan
beberapa amal perbuatan tertentu yang ditunaikan pada masa
tertentu, di tempat tertentu, dengan cara tertentu pula.21
Haji adalah ziarah islam tahunan ke Mekkah, kota suci
umat islam, dan kewajiban bagi umat islam yang harus
dilakukan setidaknya sekali semur hidup mereka oleh semua
orang muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu
melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga
mereka selama ketidakhadiran mereka.22 Agar calon jemaah
dapat melaksanakan ibadah haji maka diperlukannya beberapa
syarat, yaitu:
a. Islam
b. Berakal
c. Merdeka
d. Baligh
19 Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Haji Dalam
Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Jakarta: Pustaka
Cendikiamuda, 2016), hal. 84-85. 20 Kemenag RI dan Majelis Ulama Indonesia, Segala Hal Tentang
Haji dan Umrah, (Jakarta: Erlangga), hal. 14. 21 Abdurrahman Jaziri, Kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah,
juz 1, (Beirut: Dar al-Fikr, 1972), hal. 526. 22 Berita di akses pada hari Jumat tanggal 4 November 2020 dari
http://id.m.wikipedia.org.
36
e. Sehat jassmani dan Rohani
f. Mampu
Di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi, apabila
salah satu tidak terpenuhi maka kewajiban untuk
menunaikannya akan hilang.23
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
manasik haji berarti hal-hal yang berhubungan dengan ibadah
haji seperti ihram, tawaf, sa’i, wukuf. Atau dengan kata lain,
manasik haji adalah peragaan pelaksaan ibadah haji sesuai
dengan rukun-rukunnya atau syarat-syaratnya yang
mempunyai kesamaan dengan keadaan disekitar ka’bah.24
Sementara manasik haji menurut Peter Salim dan
Yenni Salim adalah “penjelasan dalam bentuk tuntunan atau
petunjuk kepada calon jemaah haji tentang cara perjalanan dan
pelaksanaan ibadah haji dengan maksud agar calon jemaah
haji dapat melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji secara
mandiri dan memperoleh haji yang mabrur”.25
E. Pembinaan Manasik Haji
1. Dasar Pembinaan Manasik Haji
a. Berdasarkan Al-Quran dan Hadits
23 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed
Hawwas, Fiqh Ibadah, Cet. Ke-3, hal. 499. 24 Crow dan Crow yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti,
Dasar-dasar bimbingan Konseling, hal. 94. 25 Peter Salim dan Yenni salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, (Jakarta, 1980), hal. 814.
37
Dalam surat Al Hajj ayat 27 dan 28 Allah
berfirman:
يأتو ن في الناس بالحج ك رجالاا وعلى كل وأذ
عميق ضامر يأتين من كل فج
ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام
ن بهيمة الأنعام علومات على ما رزقهم م م
“Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai
unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai
manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas
rizki yang telah diberikan kepada mereka berupa
binatang ternak. Maka makanlah sebagian dari
padanya dan sebagian berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara lagi fakir”.
Pembinaan manasik haji sangat diperlukan demi
terwujudnya jemaah haji mandiri. Pembinaan ilmu
manasik juga sangat penting untuk memahami syarat,
rukun, dan wajib haji, tata cara dan proses pelaksanaan
ibadah haji, hukum dan larangan dalam ibadah haji
serta filosofi (hikmah ibadah) haji.
Imam Nawawi menyatakan dalam kitab Al-Idhah fi
Manasik al-Hajj wal-Umrah perihal pentinnya ilmu
manasik, yang artinya:
38
“Maksudnya adalah bahwa setiap orang yang akan
melaksanakan haji hendaknya mempersiapkan diri
dengan mempelajari bagaimana bagaimana tatacara
haji dan ini adalah fardu ain, karena tidak akan benar
ibadah seseorang kalau tidak mengetahui
tatacaranya. Oleh karena itu disunatkan membawa
buku manasik dan dibaca berulang kali selama dalam
perjalanan agar ibadah hajinya benar. Dan orang
yang tidak memperdulikan dengan cara seperti ini
dikhawatirkan dia kembali tanpa haji karena tidak
memenuhi ketentuan syarat dan rukun haji. Beberapa
banyak orang yang taqlid (hanya mengikuti) kepada
sebagian orang-orang awam di Makkah yang
dianggapnya mereka mengetahui manasik sehingga
menjadi tertipu dan itulah kesalahan yang sangat
fatal”.
Dengan kesiapan ilmu manasik maka kesulitan
ibadah akan menjadi mudah, keraguan akan menjadi
yakin, pemahaman yang sempit akan berubah menjadi
luas, sikap ketergantungan akan berubah menjadi
kemandirian dalam melaksanakan ibadah haji.26
b. Peraturan Pemerintah
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
untuk melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan kepada jemaah berdasarkan asas syariat,
amanah, keadilan, kemashlahatan, kemanfaatan,
keselamatan, kemanan, progfesionalitas, transparansi
26 Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si, Solusi Hukum Manasik Dalan
Permasalahan Ibadah Haji menurut Empat Mazhab, (Ciputat: Pustaka
Cendikiamuda:2016), hal. 84-85.
39
dan akuntabilitas. Maka pembinaan manasik haji
sudah jelas diatur dalam peraturan pemerintah. Bagian
Hak dan Kewajiban Jemaah Haji pasal 6 ayat 1 pada
poin b, menyatakan bahwa calon jemaah haji berhak
mendapatkan bimbingan manasik haji dan materi
lainnya di tanah air, dalam perjalanan dan di Arab
Saudi.
2. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji
Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang
digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan
suatu pekerjaan atau kegiatan agar tercapai tujuan seperti
yang telah ditentukan dan diharapkan. Bentuk dan metode
bimbingan manasik haji adalah salah satu jalan untuk
mempermudah masuknya pemahaman atau gambaran
terkait haji kepada calon jamaah haji.
Bentuk bimbingan diberikan dalam dua sistem
yaitu secara kelompok dan massal.
1. Sistem bimbingan kelompok dilaksanakan di
kecamatan oleh jajaran Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan. Bimbingan kelompok adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua calon jemaah haji dalam kegiatan
kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain
40
sebagainya. Dan pembicaraan di dalamnya semua
bermanfaat untuk seluruh calon jamaah haji. Dalam
bentuk bimbingan kelompok dilaksanakan dalam
tujuh kali pertemuan.
2. Sistem bimbingan massal dilkasanakan di
Kabupaten atau Kota oleh Kementerian Agama
Kabupaten atau Kota.27 Bimbingan massal ini
dilakukan selama 3 tiga kali pertemuan. Adapun
metode yang digunakan dalam bimbingan massal
ini hampir sama dengan metode yang dipakai oleh
bentuk bimbingan kelompok yang telah disebutkan
sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Dikarenakan bentuk bimbingan massal ini
merupakan bentuk bimbingan umum yang
dilaksanakan oleh pihak pemerintah tingkat Kota
Kabupaten.
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan
bimbingan manasik haji diantaranya adalah
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode pemaparan
penjelasan dan penuturan secara lisan oleh
pembimbing dihadapkan peserta pelatihan. Metode
ceramah dilaksanakan karena jemaah yang hadir relatif
besar dan relatif mudahnya dilaksanakan meskipun
27 Departemen Agama RI Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta, 2019), hal. 9.
41
tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Dalam hal manasik haji metode ceramah
selalu menjadi metode yang sering digunakan oleh
para pembimbing dalam menjelaskan atau
menerangkan materi tentang haji.
2. Metode Tanya jawab
Metode Tanya Jawab juga digunakan mengingat
peserta jemaah haji yang memerlukan penjelasan yang
lebih fokus dalam masalah tematik.28 Metode tanya
jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran
melalui interaksi dua arah dari pembimbing kepada
calon jemaah haji atau sebaliknya agar diperoleh
jawaban kepastian materi. Dalam metode tanya jawab,
pembimbing dan calon jemaah haji sama-sama aktif
agar mereka tidak tergantung pada keaktifan
pembimbing.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar
pendapat, atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran
menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif. Dalam
28 Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang. “Jurnal
SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi)”. Vol. 02 No. 02, (Semarang,
2016), hal. 173.
42
bimbingan manasik haji metode ini dapat dikatakan
baik karena dapat menggali pengetahuan lebih dalam
lagi dari para jemaah tentang materi manasik haji yang
telah disampaikan.
4. Metode Simulasi
Metode Simulasi merupakan replikasi atau
visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya
sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada
kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa
simulasi itu adalah sebuah model yang berisi
seperangkat variable yang menampilkan ciri utama
dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Dalam
bimbingan manasik haji, metode simulasi merupakan
metode yang tepat untuk mengkondisikan keadaan
pada saat berhaji seperti melaksanakan rukun dan
wajib haji.
Alasan menggunakan metode simulasi, yaitu29:
a. Teknik ini berguna dalam meningkatkan motivasi
peserta dalam pembelajaran.
b. Memberi kesempatan untuk mempelajari masalah
dengan metode yang sistematik.
c. Menyajikan kesempatan untuk mempelajari
keterampilan tertentu dalam konteks kenyataan
yang sebenarnya atau disimulasikan.
29 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umroh Jakarta, Modul Pembelajaran Manasik Haji, (2006), hal. 25-26.
43
d. Melibatkan peserta untuk membuat berbagai
keputusan dan melibatkan dirinya pada sederetan
kegiatan.
e. Peserta mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan rasa empati, rasa tanggung
jawab dan keberanian untuk mengambil resiko.
5. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran berarti pembelajaran
memainkan satu peran tertentu sehingga bermain itu
harus berbuat, bertindak dan berbicara seperti peran
yang dimainkannya, misalnya yang diperankan calon
haji sedang melakukan thawaf, sa’I atau lontar jumroh.
Bermain peran sangat mirip dengan simulasi dengan
demikian bahwa main peran adalah simulasi tiruan
dari perilaku orang yang diperankan.30 Tujuan bermain
peran sendiri menumbuhkan dan menghayati berbagai
masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanan
manasik haji di Arab Saudi.
6. Metode Praktek
Metode Praktek merupakan tindak lanjut metode
sebelumnya sekaligus alat ukur sejauh mana calon haji
memahami materi bimbingan yang telah disampaikan,
praktek dilakukan dengan cara pembimbing
menunjukan beberapa calon haji untuk berperan
melakukan amalan-amalan ibadah tertentu, calon haji
30 Ibid, hal. 27
44
melihat sambil mendengarkan petunjuk-petunjuk
pembimbing.31
3. Manfaat Manasik Haji
Adapun manfaat dari kegiatan manasik haji bagi calon
jemaah haji adalah:32
1. Dapat mengetahui tentang doa-doa sunnah mulai dari
keluar rumah untuk melaksanakan ibadah haji sampai
kembali ke Indonesia dari Makkah.
2. Dapat memberikan pemahaman mana yang wajib,
rukun, sunah, dan haram saat melaksanakan ibadah
haji.
3. Dapat mengetahui kondisi Makkah dan Madinah yang
akan berguna untuk persiapan ibadah haji nantinya.
4. Dapat saling mengenal jemaah lain sehingga saat di
Makkah dapat saling membantu
5. Diajarkan Bahasa Arab untuk percakapan ringan di
Makkah nantinya.
31 Ibid, hal. 40 32 Berita di akses pada hari Rabu tanggal 4 November 2020 dari
seputarpengertian.blogspot.com
45
BAB III
GAMBARAN UMUM KBIHU DARUL ULUM
A. Sejarah KBIHU Darul Ulum
Sejarah berdirinya KBIHU Darul Ulum Bogor sendiri
berawal dari sebuah yayasan yang berkonsentrasi pada bidang
pendidikan yang sudah ada sejak lama di wilayah Bogor.
Tepatnya yayasan ini didirikan di tengah Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor, namun kini telah menjadi bagian daerah
Kota Depok. Dahulu sekitar masyarakat Bogor, khususnya
Kecamatan Parung dan sekitarnya kebingungan dimana
KBIHU terdekat yang dapat mereka percayakan untuk dapat
mewujudkan keinginan mereka untuk pergi haji. Untuk itu
pada tahun 1995 M berdirilah KBIHU Darul Ulum yang
dicanangkan untuk membantu calon jemaah haji dimulai dari
awal pendaftaran hingga kembali ke tanah air,.
Minimnya pengetahuan masyarakat terkait haji tentu hal ini
membuat masyarakat sekitar mencari KBIHU yang terdekat.
Ditambah masyarakat mayoritas belum pernah pergi ke Tanah
Haram tentu belum ada juga yang mengerti bagaimana situasi
dan kondisi di Arab. Untuk itu hadirlah KBIHU Darul Ulum
sebagai partner daripada Menteri Agama sendiri untuk
menjembatani ibadah haji dari proses awal sampai dengan
kepulangan. Kemudian selain hal di atas, didirikannya
KBIHU ini merupakan nilai dakwah yang merupakan amanah
dari guru besar yaitu Syekh Damanhuri dari Kota Makkah
kepada Alm. Kh. Anwar untuk membangun KBIHU agar
46
dapat membantu masyarakat Bogor khususnya di Parung dan
sekitar untuk membantu prosesi jemaah haji agar mereka
betul-betul menjadi haji yang mabrur.
Tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah di Kota Depok
dimana KBIHU Darul Ulum sendiri yang dahulunya berada di
Parung-Bogor kini menjadi Kota Depok. Untuk itu KBIHU
Darul Ulum sendiri akhirnya membuat kantor wilayah baru di
wilayah Kabupaten Bogor serta memperoleh izin operasional
pada tahun 2012 M. KBIHU Darul Ulum beralamat di Jalan
Inkopad Nomor 79 Desa Kalisuren Kecamatan Tajurhalang
Kabupaten Bogor 16320. Dengan mempunyai izin dari
keputusan daerah Kantor Departemen Agama Provinsi Jawa
Barat Nomor. KW.10.3/3Hj.01/1078/2012 perihal Izin
Penyelenggaraan Kelompok Tutorial Ibadah Haji dan
mendapatkan akreditasi“ B”.
Bersamaan pertumbuhan era pengelolaan haji menghadapi
banyak pergantian dalam upaya kenaikan pelayanan,
pembinaan dan proteksi terhadap jemaah. KBIHU Darul Ulum
senantiasa berkomitmen agar terus membagikan pelayanan
terbaik terhadap jemaah dengan menyediakan sarana
kemudahan, keamanan, kenyamanan, serta kejujuran dan
keutamaan dalam membagikan pembinaan, pelayanan serta
proteksi yang maksimal. Ini diperuntukan untuk membekali
47
jemaah memperoleh ilmu untuk fasilitas ibadah kepada Allah
untuk terwujudnya haji yang mabrur.1
B. Visi dan Misi
a. Visi
Membentuk individu jemaah haji menjadi makhluk yang
berakhlakul karimah serta menjadi haji mabrur.
b. Misi
Selaku fasilitator bimbingan haji untuk warga sekitarnya,
menjadi contoh telaah untuk warga sekitarnya serta warga
Kabupaten Bogor pada umumnya.2
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sesungguhnya merupakan sebutan
yang agak rancu. Bagi Hatch (1997: 161), struktur organisasi
setidak- tidaknya wajib dibedakan ke dalam 2 aspek: struktur
raga serta struktur sosial. Tetapi telah menjadi kerutinan
sampai saat ini bahwa sebutan struktur organisasi senantiasa
merujuk pada struktur sosial, bukan struktur raga. Dengan
perkataan lain, sebutan struktur organisasi disini
sesungguhnya merupakan“ struktur sosial organisasi”
(organizational social structure).3
1 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021. 2 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021. 3 Kusdi, Teori Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2013), hal. 168
48
Struktur organisasi KBIHU Darul Ulum Bogor :4
Gambar 3.1
Struktur Organisai KBIHU Darul Ulum Bogor
4 Arsip kegiatan program-program pembinaan KBIHU Darul Ulum
YAYASAN DARUL
ULUM
KETUA
Hj. Rumsiah
WAKIL KETUA
Ust. H. Ikbal Farisi
BENDAHARA
Khodijah
SEKSI-SEKSI
SEKRETARIS
Ayu Lestari
LOGISTIK
Yusuf Fauzi R
DOKUMENTASI
Hj. Baidillah Zalilah,
S.Ag
HUMAS
Achmad Jamhoer
JAMAAH HAJI KBIHU DAARUL ULUM
49
D. Susunan Personalia KBIHU Darul Ulum Bogor Tahun
2020 M.
Gambar 3.2
Struktur Personalia KBIHU Darul Ulum Bogor
KETUA
Hj. Rumsiah
WAKIL KETUA
Ust. H. Ikbal Farisi
KBIHU Darul Ulum Bogor
SEKRETARIS
Ayu Lestari
BENDAHARA
Khodijah, S.Pd.I
PEMBIMBING
1. KH. Cep Tahyar
2. Hj. Rumsiah
3. H. Ikbal Farisi
4. H. Wahdan
5. H. Suardi
6. H. Ahmad Syukri
7. H. Djamhur
8. H. Elang Kusnadi
PENDAMPING
1. H. Ikbal Farisi
2. Wahdan SEKSI-SEKSI
HUMAS
H. Ahmad Djamhur
DOKUMENTASI
Hj. Baidillah Zalilah, S.Ag
LOGISTIK
Yusuf Fauzi Rahman KESEHATAN
Dr. Wahyudi
50
E. Jumlah Jemaah Haji Tahun 2020
Untuk dapat melaksanakan kegiatan manasik haji tentunya
hal utama yang harus ada didalamnya selain narasumber
adalah calon jemaah haji. Setiap tahunnya terdapat calon
jemaah yang ingin mendaftarkan dirinya untuk berangkat ke
tanah suci. Meskipun waiting list yang bertahun-tahun
lamanya namun semangat para calon jemaah untuk pergi ke
tanah suci tidak pernah padam. Pendaftaran haji sendiri
sebenarnya dapat dilakukan melalui Bank Penerima Setoran
haji. Namun ada dapat langsung ke KBIHU terdekat. Tiap
tahunnya pasti terdapat jemaah yang mendaftarkan hajinya ke
KBIHU Darul Ulum. Untuk tahun 2029 Jumlah jemaah haji
berjumlah sekitar 138 jemaah.
F. Jumlah Pegawai
Dibalik suksesnya kegiatan manasik haji untuk para calon
jemaah, tentunya itu semua tidak lepas dari semangat pegawai
di KBIHU itu sendiri. Pengertian pegawai sendiri menurut
Hasibuan (2007) pegawai adalah setiap orang yang bekerja
dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada
perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan
perjanjian.
Setelah penulis melakukan penelitian maka diketahui
jumlah pegawai di KBIHU Darul Ulum berjumlah 5 orang.
Dalam kinerja untuk meningkatkan mutu produktivitas kerja
dan pelayanan serta bimbingan terhadap calon jemaah di
bawah pembinaan manasik yang dilakukan oleh KBIHU
51
Darul Ulum Bogor sudah sesuai dengan tugas dan standar
kompetensi.5
G. Peran KBIHU Darul Ulum dalam Manasik Haji
Peranan berasal dari kata dasar peran yang telah diberi
imbuhan–an. Peranan sendiri menurut Veithzal Rivai
(2004:148), peranan dapat diartikan sebagai perilaku yang
diatur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu.
Secara umum peran KBIHU Darul Ulum sendiri dalam
bimbingan jemah haji adalah sebagai fasilitator bimbingan
manasik haji untuk membantu, merangkul dan membimbing
jemaah yang minim wawasan kepada haji yang sesuai dengan
syariat.6
5 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021. 6 Ibid.
52
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Perencanaan Program Pembinaan Manasik Haji di
KBIHU Darul Ulum
Pada pelaksanaannya penyelenggaraan ibadah haji tingkat
kabupaten/kota yang bertanggung jawab adalah Kementerian
Agama tingkat Kabupaten/kota itu sendiri. Sedangkan untuk
tingkat kecamatan yang bertanggung jawab adalah adalah
Kantor Urusan Agama. Dalam pelaksanaan pembinaan manasik
haji yang menjadi tugas pokok dari Kementerian Agama
pastinya banyak melibatkan pihak untuk berpartisipasi sebagai
mitra kerja. Untuk itu adanya Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji dan Umrah ini sangat membantu kegiatan program
pemerintah. Selain itu membantu juga para calon jemaah haji
untuk mempermudah dalam melaksanakan ibadah haji. KBIHU
juga dipercaya sebagai tempat atau forum perkenalan antar
jemaah untuk terciptanya kekeluargaan antar jemaah.
Begitu juga dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan
Umrah Darul Ulum Bogor yang telah menjadi wadah bagi
masyarakat sekitarnya untuk mewujudkan keinginan
masyarakat berkunjung ke Baitullah. Adapun materi bimbingan
manasik haji terpadu sesuai dengan keputusan Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 146 Tahun 2019
tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh
Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan
Agama Kecamatan. Agar terlaksananya program manasik haji
53
sesuai dengan rencana maka diperlukan adanya perencanaan
program manasik. Adapun perencanaan program pembinaan
manasik haji di KBIHU Darul Ulum sendiri adalah :1
1. Musyawarah, untuk dapat membuat program pembinaan
manasik haji sendiri, KBIHU Darul Ulum melakukan
musyawarah terlebih dahulu. Musyawarah ini dilakukan
oleh ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara bahkan
seluruh pegawai untuk mendapatkan hasil mufakat
bersama.
2. Manage Time untuk manasik haji, setelah musyawarah
tentunya dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan jadwal
manasik haji. Kapan manasik haji akan dilaksanakan itu di
atur bersama oleh semuanya di dalam rapat. Ini agar waktu
manasik haji yang diberikan kepada jemaah tidak telat
dengan lainnya. Atau agar materi yang disampaikan
terlaksana semuanya alias tidak ada yang tertinggal.
3. Pembimbing manasik haji, kegiatan manasik haji tentunya
tidak lepas dari adanya pembimbing manasik haji. Karena
pembimbing manasik haji di KBIHU Darul Ulum tidak
hanya seorang, maka harus segera diatur waktunya tiap-tiap
pembimbing. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi jam
bentrok antara pembimbing satu dengan lainnya. Selama
kegiatan manasik haji berjalan, pembimbing manasik haji
sebagai narasumber sedangkan jemaah sebagai pendengar.
1 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.
54
4. Waktu pelatihan/simulasi manasik haji, selain tatap muka
atau berkumpul di dalam satu tempat. Pembinaan manasik
haji juga dilakukan dengan pelatihan langsung dilapangan
yang berada di depan kantor KBIHU ini digunakan agar
jemaah mendapatkan gambaran untuk haji nanti di
Baitullah.
B. Kebijakan Pembinaan Manasik Haji pada Masa Pandemi
Covid-19.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah untuk
melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada
jemaah berdasarkan asas syariat, amanah, keadilan,
kemashlahatan, kemanfaatan, keselamatan, kemanan,
progfesionalitas, transparansi dan akuntabilitas. Bagian Hak
dan Kewajiban Jemaah Haji pasal 6 ayat 1 pada poin b,
menyatakan bahwa calon jemaah haji berhak mendapatkan
bimbingan manasik haji dan materi lainnya di tanah air, dalam
perjalanan dan di Arab Saudi.
Di tengah masa pandemi virus corona Kementerian
Agama akan tetap menggelar manasik haji secara daring (dalam
jaringan) bagi calon jemaah haji 1441H/2020M. inovasi
manasik haji secara online dilakukan Kemenag melalui
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen
PHU), menyusul adanya Penerapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar atau PSBB guna mencegah penularan virus
55
Covid.2 Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan
Haji dan Umrah (PHU) sudah menyiapkan beberapa opsi dalam
pemberian manasik dengan menerapkan protokol pencegahan
Covid-19. Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
(PHU) Kementerian Agama Prof. Dr. H. Nizar terdapat
beberapa yang bisa dilakukan jemaah haji dan pembimbing
ibadah haji yang berasal dari Kemenag diantaranya adalah:
1. Pemberian materi manasik haji melalui online, para
pembimbing manasik haji yang berasal dari Kantor
Kemenag dan Kantor Urusan Agama harus ditingkatkan
dalam kemampuannya menggunakan dan memanfaatkan
teknologi.
2. Kemenag saat ini tengah menyiapkan materi bimbingan
manasik berbasis audio visual, materi ini nantinya akan
bisa diunduh di laman haji.kemenag.go.id ataupun
kemenag.go.id dan nantinya dapat dilihat dirumah masing-
masing jemaah.
3. Melalui pengiriman buku manasik.
4. Pemberian materi manasik melalui media masa.3
Kemudian melalui Direktorat Bina Haji Ditjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), juga menyiapkan
pola baru manasik haji. Ini dilakukan agar pembinaan manasik
2 Berita diakses pada tanggal 4 November 2020 di
https://haji.kemenag.go.id/v4/index.php/manasik-haji-ditengah-pandemi-
covid19-kemenag-banten-gunakan-metode-ini. 3 Berita diakses pada tanggal 4 November 2020 di
https://haji.kemenag.go.id/v4/dirjen-phu-minta-manasik-online-diosialisasikan.
56
haji dapat tetap berjalan dengan menerapkan adaptasi
kebiasaan baru. Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji
Kementerian Agama Arsyad Hidayat menjelaskan adaptasi
kebiasaan baru dari program manask haji ini akan dilakukan
dengan Pola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dan terdapat tiga
model yang sudah disiapkan oleh Kementerian Agama yaitu:
1. PJJ Offline yakni pemberian manasik haji yang akan
melibatkan media Lembaga Penyiaran Publik (LPP),
misalnya melibatkan televise dan radio. Nantinya para
calon jemaah haji akan diberikan semacam modul yang
berisi tentang materi manasik haji untuk dipelajari di
rumah. Kemudian mereka diminta mengikuti siaran
pemebelajaran manasik melalui televise atau radio untuk
mengisi pertanyaan yang terdapat dalam modul.
2. PJJ Online yakni pemberian manasik haji yang akan
disampaikan melalui platform media sosial Youtube,
Twitter, Whatsapp, Telegram, Instagram, Zoom, dan
lainnya.
3. PJJ Kombinasi (Blanded Learning), dalam pembelajaran
ini akan mengintegrasikan pemebelajaran tatap
muka/offline dan yang menggunakan sumber belajar
online.
Departemen Agama melalui Dirjen Penyelenggaraan
Agama Haji serta Umrah, mempersiapkan sekitar 20 serial
video manasik haji online. Video ini bertujuan untuk bahan
pendidikan penerapan ibadah haji untuk umat islam, khususnya
57
calon jemaah haji Indonesia. Video- video tersebut bisa dilihat
dalam Channel Youtube Departemen Agama RI. Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah ialah Nizar Ali pula
mengantarkan dalam video pengantar manasik bahwa Subdit
Bimbingan Jemaah Direktorat Bina Haji sudah mempersiapkan
video pendidikan atau pembelajaran yang dikira cukup
komprehensif, sangat bagus, gampang, sederhana, untuk dapat
dimengerti oleh calon jemaah haji agar dapat menekuni seluk
beluk manasik haji. Isi konten video berisi tentang uraian
konseptual ibadah haji sekalian tata cara penerapan ibadah haji
dan umrah sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
agama ataupun sesuai dengan syariat. Dia pula menekankan
bahwa pemahaman calon jemaah terpaut manasik haji ini
sangat berarti agar jemaah bisa melakukan sekalian meresapi
arti ritual ibadah haji. Direktur Bina Haji Kemenag Khoirizi
juga mengantarkan sebagaimana dengan Undang- Undang No
8 Tahun 2019, pemerintah mempunyai kewajiban untuk
membagikan pembinaan manasik kepada calon jemaah haji
Indonesia. Manasik haji tidak dimungkinkan untuk
dilaksanakan secara tatap muka sebagaimana tahun- tahun
tadinya dikarenakan virus corona yang masih tersebar di
Indonesia.
Hingga untuk dapat penuhi kewajiban tersebut,
Departemen Agama melalui Ditjen Penyelenggara Haji serta
Umrah melaksanakan adaptasi serta inovasi manasik haji
dengan memberikannya secara online. Serial video manasik
58
haji online ini disiarkan di Channel Youtube Kemenag RI
secara teratur tiap hari sepanjang Ramadhan. Sebagaimana
yang disampaikan oleh Bapak Khoirizi selaku Direktur Bina
Haji yaitu
“Video ini salah satu inovasi sekaligus komitmen
Kementerian Agama yang telah mencanangkan tahun 2020
sebagai tahun manasik haji.”
Juga diperjelas oleh Bapak Arsyad Hidayat selaku
Kasubdit Pembinaan Jemaah yaitu
“Agar jemaah lebih mudah menangkap pembelajarannya,
kami telah membuat video dengan durasi yang cukup singkat,
yaitu kurang dari tiga menit untuk setiap materinya.”4 .
Adapun bimbingan manasik online yang ditayangkan oleh
Kemenag dimulai dari bulan April 2020. Bimbingan manasik
ini dibagi menjadi 2 yaitu bimbingan manasik oleh Kemenag
dan bimbingan manasik oleh Konsultan Ibadah Haji Indonesia.
Adapun daftar judul video bimbingan manasik keduanya yang
berada di Channel Youtube Kementerian Agama RI adalah
sebagai berikut:
4 Berita di akses pada tanggal 4 November 2020 di
https://haji.kemenag.go.id/v4/kemenag-siapkan-serial-video-manasik-untuk-
calon-jemaah-haji.
59
Tabel 4.1
Daftar Video Manasik Haji tahun 2020.
No Judul Durasi Video
1 Pengantar 02.15 menit
2 Pengertian Haji 01.11 menit
3 Syarat Haji 00.52 detik
4 Rukun Haji 00.53 detik
5 Wajib Haji 01.23 menit
6 Jenis pelaksanaan Haji 01.54 menit
7 Rute Perjalanan Haji 01.46 menit
8 Niat Ihram 01.57 menit
9 Pakaian Ihram 02.00 menit
10 Meninggalkan Larangan Ihram 02.04 menit
11 Wukuf di Arafah 02.08 menit
12 Mabit di Muzdalifah 01.34 menit
13 Lempar Jamarah Aqabah 00.45 detik
14 Tahalul 01.17 menit
15 Mabit di Mina 01.18 menit
16 Lempar Jamarah pada Hari Tasyrik 01.02 menit
17 Nafar awal dan tsani 00.51 detik
18 Thawaf Ifadah 01.33 menit
19 Sa’i 01.43 menit
20 Thawaf Wada 02.52 menit
21 Pedoman Haji dan Umrah 28.50 menit
60
Selain manasik haji online yang ditayangkan oleh
Kemenag. Dalam Channel Youtube Kemang RI juga terdapat
Kajian Manasik Perbandingan Mazhab dari Kitab Qotfusimar
Fii Ahkamil Haji Wal I’timar oleh Konsultan Ibadah Haji
Indonesia tahun 2019 yaitu KH. A. Wazir Ali. Adapun daftar
judul video yang dinarasumberkan oleh beliau adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Daftar Video Manasik Haji oleh KH. A. Wazir Ali
No Judul Durasi
1 Makna Haji dan Umrah 21.55 menit
2 Keutamaan Haji 22.50 menit
3 Syarat Wajib Haji 28.24 menit
4 Persoalan penting dalam Istithoah 23.24 menit
5 Lanjutan pesoalan penting dalam Istithoah 31.08 menit
6 Miqat 32.23 menit
7 Ihram 40.32 menit
8 Lanjutan Ihram 28.20 menit
9 Miqat 15.50 menit
10 Keutamaan Baitullah 11.19 menit
11 Keutamaan Talbiyah 14.34 menit
12 Keutamaan Thawaf dan Hajar Aswad 12.52 menit
13 Rukun Yamani 10.59 menit
14 Maqam Ibrahim 12.57 menit
15 Hijir Ismail 16.48 menit
16 Fadhillah Sholat di Masjidil Haram 09.13enit
61
C. Skema Kebijakan Haji di Masa Pandemi Covid-19 Oleh
Dirjen PHU Kemenag RI
a) Skema 1
Jemaah Haji berangkat normal:
1. Virus sudah dinyatakan hilang 100%, maka jemaah
haji berangkat normal.
2. Jika virus dinyatakan masih ada, maka penambahan
vaksin covid setelah vaksin imunisasi, dan vaksin
meningitis, beliau menambahkan, apakah tubuh
manusia kuat divaksin dengan 3 vaksin sekaligus?
Dengan catatan jemaah haji tidak mempunyai
riwayat sakit kronis.
b) Skema 2
Jemaah Haji berangkat dengan protocol kesehatan:
1. Berangkat 14 hari sebelumnya waktu jadwal
keberangkatan, 3 hari setelah Idul Fitri di Bulan
Syawal tanggal 3-5 sudah dikarantina di Asrama
Haji Pondok Gede selama 14 hari.
2. Setelah sampai di Arab Saudi dikarantina selama 14
hari, setelah itu beraktifitas seperti biasa
melaksanakan ibadah haji.
3. Sampai di Tanah Air (Indonesia), jemaah haji
dikarantina kembali selama 14 hari.
Maka lama perjalanan ibadah 83 hari
Dengan detail: 42 hari waktu dikarantina
41 hari waktu ibadah di tanah suci
62
c) Skema 3
Jemaah Haji berangkat dengan pembatasan
1. Pembatasan jumlah jemaah haji, dengan
memperhatikan usia 18 s/d 50 tahun saja, dengan
catatan jemaah sehat tidak mempunyai riwayat sakit
kronis. Maka jika hasil yang seharusnya 100%
berangkat menjadi 35%, PHU (Penyelenggaraan
Haji dan Umrah Kemenag RI) menambah jumlah
jemaah haji dari tahun berikutnya 2022 dan
seterusnya dengan ketentuan usia 18 s/d 50 tahun
juga sehat.
D. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan Pembinaan
Manasik Haji di Masa Pandemi Covid-19.
Permasalahan dan hambatan yang terjadi selama
pelaksanaan pembinaan manasik adalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang Calon Jemaah.
Sesuai data yang diperoleh oleh penulis kendala
dan permasalahan utama terjadi pada jamaah itu sendiri.
Peserta bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh
wilayah Kabupaten Bogor diikuti sekitar 40 Kecamatan
yang didalamnya terdapat sekitar 3.500 jamaah tiap
tahunnya5. Sedangkan calon jemaah haji KBIHU Darul
Ulum tahun 2020 adalah jemaah. Dari jumlah tersebut
5 Wawancara pribadi dengan Bapak H. Muslimin Ansori selaku JFU
Pengembangan Dana Haji Kementerian Agama Kabupaten Bogor, 19
November 2020.
63
pastilah jemaah memiliki latar belakang yang beragam.
Baik dari jenis kelamin, pendidikan, usia, bahasa, dan
lainnya.
2. Problematika Materi Manasik Haji
Dari wawancara yang telah dilakukan penulis
bersama Bapak H. Muslimin selaku JFU Pengembang
Dana Kementerian Agama Kabupaten Bogor untuk materi
manasik haji semua sama saja dengan lainnya. Yaitu
menggunakan buku panduan ibadah manasik haji yang
dikeluarkan oleh pihak Kementerian Agama Pusat.6 Buku
panduan manasik dibagikan oleh pemerintah sekitar bulan
rajab atau rabiul akhir. Untuk metode penyampaian materi
tersebut KBIHU Darul Ulum menggunakan beberapa
metode seperti ceramah, tanya jawab, dan praktik.7
3. Problematika Sarana
Sarana prasarana tentunya sangat diperlukan agar
manasik haji berjalan sesuai dengan tujuan awal. Selain itu
adanya sarana dan prasarana yang memadai juga
membantu permudah kerja dari panitia manasik haji.
Seperti alat tulis, konsumsi, dan sebagainya itu juga
termasuk ke dalam sarana dan prasarana. Alat peraga yang
digunakan untuk simulasi pembinaan manasik haji pun
termasuk sarana dan prasarana dalam bimbingan manasik.
6 Ibid. 7 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.
64
BAB V
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pembinaan Manasik Haji Oleh KBIHU Darul
Ulum Bogor sebelum Masa Pandemi.
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima
dan syari’at Islam paling agung. Ia fardhu (wajib) bagi setiap
Muslim yang mukallaf dan mampu, satu kali sepanjang hayat
dan selebihnya adalah sunnah. Orang yang mengingkari
kewajibannya adalah kafir.1 Sebelum jemaah haji berangkat ke
Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji, tentunya jemaah
tersebut wajib mengikuti bimbingan manasik yang sudah di
tetapkan oleh pemerintah Indonesia. Bimbingan manasik
sendiri diantaranya adalah untuk membantu membuka
pentingnya tentang keilmuan haji dan umrah, menjadikan
jemaah haji lebih memiliki wawasan menuju haji yang mabrur
dan menjadikannya calon jemaah haji tersebut menjadi yang
mandiri.2 Begitu pentingnya peran pemerintah dan juga
kegiatan bimbingan manasik haji tersebut, dikarenakan
program bimbingan ibadah haji merupakan sebuah upaya besar
dalam rangka membekali calon jemaah haji dengan informasi
dan pengetahuan tentang perhajian, baik yang menyangkut
1 Abu Umar an-Nadwi bin Fathu bin Sayyid Nada Abdul Aziz,
Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umrah, (Jakarta, Robbani Press, 2004),
hal. 8. 2 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.
65
manasik maupun proses pelaksanaan perjalanannya, sehingga
calon jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik.3
Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan kewajiban
pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Agama. Sebagai
penyelenggara ibadah haji nasional yaitu memberikan
pelayanan, mengatur serta mempersiapkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh para calon jemaah haji. Hal ini bertujuan
agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan lancar,
aman dan nyaman serta para calon jemaah haji dapat
menunaikan ibadah haji secara mandiri sesuai dengan tuntunan
agama sehingga pada akhirnya memperoleh haji yang mabrur.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang
merupakan dasar hukum perhajian di Indonesia menyebutkan
dalam pasal 3 bahwa penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
bertujuan 1). Memberikan pembinaan., pelayanan, dan
pelindungan bagi jemaah haji dan jemaah umrah sehingga dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat; dan 2).
Mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah dalam BAB I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 20 yaitu Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji dan Umrah yang selanjutnya disingkat KBIHU
3 Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang. “Jurnal
SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi)”. Vol. 02 No. 02, (Semarang,
2016), hal. 168.
66
adalah kelompok yang menyelanggarakan bimbingan ibadah
haji dan ibadah umrah yang telah mendapatkan izin dari
Menteri. Kemudian perihal Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
dan Umrah dibahas kembali pada BAB V Pasal 53 1). KBIHU
melakukan bimbingan dan perdampingan Ibadah Haji sesuai
dengan standarisasi bimbingan dan perdampingan. 2). KBIHU
hanya melakukan bimbingan dan pendampingan kepada jemaah
haji yang memerlukan jasa KBIHU.
Sesuai dengan aturan tersebut KBIHU Darul Ulum telah
memiliki izin dari keputusan wilayah Kantor Kementerian
Agama Provinsi Jawa Barat No.KW.10.3/3Hj.01/1078/2012
tentang Izin Penyelenggaraan Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji dan terakreditasi “B”. Pelaksanaan pembinaan manasik
haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Darul
Ulum sendiri mulai dilaksanakan pada kisaran bulan Rabiul
Awal sampai dengan bulan Syawal. Dan dilaksanakan kurang
lebih sebanyak dua puluh kali pertemuan untuk manasik haji.
Tujuan dari pembinaan manasik haji menurut Pak H. Ikbal
selaku wakil ketua dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan
Umrah Darul Ulum diantaranya adalah membekali jemaah
untuk mendapatkan ilmu sebagai sarana untuk ibadah kepada
Allah, agar jemaah tidak salah dalam melaksanakan haji.4
Adapun unsur-unsur dari pelaksananaan program
pembinaan manasik haji yang penulis dapatkan dari wawancara
4 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.
67
dengan Wakil Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan
Umrah Darul Ulum adalah :
1. Jemaah haji
Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
menyebutkan dalam Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1
bahwa jemaah haji adalah warga negara yang beragama
Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan
Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Jemaah haji reguler adalah jemaah haji yang menjalankan
Ibadah Haji yang diselenggarakan oleh Menteri. Jemaah
haji khusus adalah Jemaah haji yang menjalankan Ibadah
Haji yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus. Sedangkan jemaah umrah adalah seseorang yang
melaksanakan Ibadah Umrah.
Menurut Bapak H. Ikbal Farisi selaku wakil ketua
KBIHU Darul Ulum bahwa syarat jemaah yang dapat
mengikuti bimbingan manasik haji adalah calon jemaah
haji yang sudah terdaftar di KBIHU tempat jemaah ingin
mengikuti manasik haji, kemudian telah mendapatkan surat
panggilan dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, dan
sudah selesei melaksanakan cek kesehatan.5
Jumlah jemaah haji di Kabupaten Bogor untuk
tahun 2020 yang penulis dapatkan dari hasil wawancara
5 Ibid.
68
oleh Bapak Muslimin Ansori selaku JFU Pengembangan
Dana Haji di Kementerian Agama Kabupaten Bogor
berjumlah sekitar 3.600 jemaah haji. Adapun data daftar
jumlah jemaah yang penulis dapatkan sebagai berikut:6
Tabel 5.1
Data Calon Jemaah Haji Kab. Bogor tahun 2020.
No Kecamatan Jemaah No Kecamatan Jemaah
1. Bbk. Madang 82 21. Jonggol 61
2. Bj. Gede 319 22. Kemang 42
3. Caringin 69 23. Klp. Nunggal 55
4. Cariu 43 24. Lw. Liang 80
5. Cb. Bunglang 129 25. Lw. Sadeng 47
6. Ciampea 98 26. Mg. Mendung 55
7. Ciawi 106 27. Nanggung 79
8. Cibinong 417 28. Pamijahan 82
9. Cigombong 49 29. Parung 69
10. Cigudeg 80 30. Pr. Panjang 23
11. Cijeruk 39 31. Rc. Bungur 8
12. Cileungsi 156 32. Rumpin 52
13. Ciomas 161 33. Sk. Jaya 32
14. Cisarua 62 34. Sk. Makmur 53
15. Ciseeng 76 35. Sukaraja 156
16. Citeureup 175 36. Tenjo 21
6 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Muslimin Ansori selaku JFU
Pengembangan Dana Haji Kementerian Agama Kabupaten Bogor, 19
November 2020.
69
17. Dramaga 62 37. Tjr. Halang 58
18. Gn. Putri 243 38. Tmn. Sari 82
19. Gn. Sindur 32 39. Tnj. Laya 43
20. Jasinga 71 40. Tnj. Sari 36
Total 3.603
Sedangkan jumlah jemaah haji yang terdaftar
mengikuti bimbingan manasik haji di KBIHU Darul Ulum
tahun 2020 berjumlah 138 jemaah adapun data jemaah
tersebut terdapat atau dapat dilihat pada lampiran.
Dari jumlah calon jemaah haji di KBIHU Darul
Ulum yang berjumlah 138 jemaah. Maka penulis
menemukan jumlah calon jemaah haji yang berjenis
kelamin pria sebanyak 59 jemaah, dan yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 79 jemaah.
Tabel 5.2
Data Calon Jemaah KBIHU Darul Ulum
berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2020
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Pria 59 jemaah
2. Perempuan 79 jemaah
70
Sedangkan jumlah data jemaah untuk 3 tahun
terakhir yaitu tahun 2018, 2019 dan 2020 adalah sebagai
berikut :7
Tabel 5.3
Data Jemaah Haji KBIHU Darul Ulum tahun
2018-2020
No Tahun Jumlah Jemaah
1 2018 113 Jemaah
2 2019 161 Jemaah
3 2020 138 Jemaah
2. Narasumber pembinaan manasik haji
Narasumber pembinaan manasik haji merupakan
seorang yang menjadi pembicara dalam kegiatan manasik
haji. Narasumber tersebut yang nantinya akan emberikan
informasi terkait pelaksanaan manasik haji dimulai dari
keberangkatan hingga jemaah kembali ke tanah air. Untuk
menjadi seorang narasumber atau pemateri manasik haji
seseorang harus memiliki syarat tertentu yang sudah
ditetapkan oleh KBIHU.
Adapun kualifikasi pemateri manasik haji yang telah di
tetapkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Darul
Ulum adalah :
1. Berpendidikan minimal S1/D3
7 Wawancara pribadi dengan Bapak. Yusuf Fauzi Rahman selaku
pengurus bagian logistik di KBIHU Darul ulum Bogor, 12 November 2020.
71
2. Pernah melaksanakan haji
3. Diutamakan dapat berbicara Bahasa Arab
4. Memiliki pehamahaman terkait Fiqh Haji
5. Sudah bersertifikasi pembimbing haji
Pemerintah telah menyelenggarakan sertifikasi
bagi pembimbing manasik haji professional. Sertifikasi ini
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggara
Haji dan Umrah yang bekerjasama dengan lembaga
Perguruan Tinggi Islam Negeri (UIN/IAIN) yang memiliki
prodi manajemen haji dan umrah di seluruh Indonesia.
Tetapi dalam hal sertifikasi pembimbing manasik haji di
KBIHU Darul Ulum tidak semuanya sudah bersertifikasi.
Adapun daftar nama pembimbing di KBIHU Darul Ulum
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4
Daftar Pembina Manasik Haji KBIHU Darul
Ulum Bogor
No Nama Pembimbing Keterangan Sertifikasi
1. KH. Cep Tahyar Belum
2. Ust. H. Ikbal Farisi Sudah
3. Ust. H. Wahdan Belum
4. Ust. H. Ahmad Syukri Belum
5. Ust. H. Suardi Belum
6. Ust. H. Djamhur Belum
7. Ust. H. Elang Krisnadi Belum
72
Selain narasumber dari KBIHU yang mengisi
materi terkait pelaksanaan haji. Pelaksanaan pembinaan
manasik haji di KBIHU Darul Ulum juga diisi dari
Departemen Agama dan Dinas Kesehatan setempat.8
3. Sarana pembinaan manasik haji
Sarana prasarana pembinaan manasik haji
merupakan hal penting dalam pembinaan manasik haji.
Tanpa adanya sarana prasarana tersebut maka pembinaan
manasik haji tidak dapat berjalan dengan baik. Sarana
prasarana untuk pembinaan manasik haji meliputi miniatur
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, miniatur Ka’bah,
manequin (untuk kain ihram), buku paket bimbingan
manasik haji, dan DVD manasik, perjalanan dan hikmah
haji.9 Hasil wawancara dengan narasumber menjelaskan
bahwa Sarana dan prasarana di Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji dan Umrah Darul Ulum Bogor sudah tersedia
semuanya.
4. Materi pembinaan manasik haji
Adanya jemaah sebagai komunikan dan pemateri
sebagai komunikator tentunya harus terdapat sebuah
pembicaraan agar dapat menghubungkan keduanya. Dalam
pembinaan manasik haji, jemaah merupakan komunikan
8 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021. 9 Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji
Indonesia, (Jakarta Pusat: Media Dakwah, 2016), hal. 152.
73
dan pemateri merupakan komunikator. Materi pembinaan
manasik haji merupakan isi atau pembicaraan dari pemateri
pembinaan manasik haji itu kepada jemaah. Adapun materi
pembinaan manasik haji yang telah ditetapkan meliputi,
Kebijakan Pemerintah dan Undang-undang perhajian,
panduan perjalanan haji di Tanah Air dan Tanah Suci,
panduan Pelestarian Haji Mabrur, umrah wajib dan umrah
sunnah, haji, wukuf, mabit di Muzdalifah dan Mina,
melontar Jamarah, Thawaf Ifadah, Thawaf Wada, Ziarah di
Makkah dan Madinah, akhlaq dan sosial budaya Arab
Saudi, hak dan kewajiban jemaah, pembentukan kepala
regu, kepala rombongan dan kloter dan melestarikan haji
mabrur.
Materi pembinaan manasik haji di Kabupaten
Bogor maupun di KBIHU Darul Ulum sendiri sudah sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Dirjen Haji
dan Umrah. Adapun materi bimbingan manasik haji
terpadu sesuai dengan keputusan Dirjen Penyelenggara
Haji dan Umrah Nomor 146 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian
Agama dan KBIHU Darul Ulum terdapat atau dapat dilihat
pada lembar lampiran.
Adapun pertemuan untuk melaksanakan pembinaan
manasik haji yang telah ditetapkan oleh Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah adalah 3 kali dalam
sebulan. Dilaksanakan setiap hari minggu di minggu ke 2,
74
3, dan 4, sedangkan minggu di awal bulan merupakan hari
libur untuk manasik haji.
5. Metode pembinaan manasik haji
Metode pembinaan manasik haji merupakan salah
satu unsur dari pembinaan manasik haji. Untuk dapat
memahami pembicaraan seseorang maka diperlukannya
metode atau cara yang teratur agar komunikan paham
maksud dari narasumber. Ada beberapa metode yang
diterapkan dalam pembinaan manasik haji di KBIHU Darul
Ulum Bogor diantaranya :
1. Metode Khusus Penguasaan Qalbu
Metode khusus penguasaan qalbu ini adalah
metode khusus yang diterapkan dan mungkin yang
hanya ada pada KBIHU Darul Ulum sendiri.
Menurut informasi yang diperoleh penulis dari hasil
wawancara dengan Bapak H. Ikbal selaku Wakil
Ketua Yayasan Darul Ulum mengatakan bahwa
calon jemaah haji wajib membaca dzikir sebelum
memulai manasik haji. Adapun dzikir bersama
yang dilakukan oleh calon jemaah haji yakni
pembacaan ratibul athas, yasin, asmaul husna dan
ditutup dengan doa bersama baru dilanjut dengan
materi manasik haji. Menurutnya hal ini digunakan
untuk melenturkan hati jemaah haji dari sifat
kesombongan ketika ingin menunaikan ibadah haji.
75
Oleh karena itu calon jemaah haji diwajibkan untuk
membaca dzikir agar hatinya bersih dan selalu ingat
akan adanya Allah Swt, sebagaimana perintah
Allah fadzkurullaha katsiron. Metode ini digunakan
di KBIHU Darul ulum juga merupakan perintah
dari guru-guru Alm. KH. Anwar dari kota Mekkah
yang mengatakan, disamping materi dan simulasi,
qolbu menanam ke batiniyah calon jemaah haji
dengan kekuatan dzikir dan doa bersama itu sangat
penting.
2. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penerapan
ilmu yang dituturkan oleh narasumber atau
pemateri terhadap calon jemaah haji yang dibantu
dengan peralatan mengajar. Umumnya metode ini
sudah sangat sering digunakan bahkan hampir
semua KBIHU di Indonesia menggunakan metode
ceramah ini untuk melaksanakan pembinaan
manasik haji. Hal tersebut dikarenakan metode
ceramah ini adalah metode yang relatif mudah
dilaksanakan meskipun tidak adanya peralatan
mengajar yang memadai.
3. Metode Tanya-jawab
Metode tanya jawab atau interaktif adalah
metode yang digunakan agar calon jemaah haji
76
aktif dalam bertanya kepada narasumber atau
pemateri. Jika metode ceramah yang aktif hanyalah
narasumber maka di metode tanya jawab ini calon
jemaah haji diharuskan untuk aktif. Hal ini
digunakan agar narasumber atau muthawif
mengetahui dan paham bagian mana yang perlu
diperjelas lagi kepada calon jemaah haji agar calon
jemaah haji nantinya dapat melaksanakan haji
dengan sebaik mungkin.
4. Metode Simulasi
Metode simulasi atau biasa yang disebut
dengan metode praktek lapangan adalah gambaran
atau replika yang akan terjadi nantinya. Para calon
jemaah haji pastinya akan melakukan metode
simulasi ini agar mereka dapat merasakan atau
memiliki gambaran apa yang akan mereka lakukan
dan apa yang akan terjadi di Tanah Haram. Seperti
praktek Ihram, Sa’I, melontar jumrah, tahalul,
thawaf, wukuf dan lain sebagainya sampai
pelaksanaan haji selesai. Ini dilakukan agar
terciptanya jemaah haji yang mandiri. Dengan
banyaknya calon jemaah haji di Indonesia yang
pernah melaksanakan ibadah haji sebelumnya tentu
akan sangat membantu pembimbing haji di Tanah
Haram nantinya.
77
6. Biaya pembinaan manasik haji di KBIHU Darul Ulum
KBIHU Darul Ulum menerima sebesar 3.500.000,00
setiap jemaah untuk pelaksanaan pembinaan manasik haji.
Dari pendanaan tersebutlah KBIHU dapat melaksanakan
pembinaan manasik haji. Biaya tersebut digunakan untuk
keperluan pembinaan manasik haji jemaah yang meliputi
konsumi tiap pertemuan, peralatan alat tulis untuk jemaah,
honor dan transport untuk pemateri dan panitia, infak,
zariah, pemeliharaan gedung, air, listrik dan lainnya.10
Adapun realisasi rincian jasa pembinaan manasik oleh
KBIHU Darul Ulum adalah sebagai berikut.
Table 5.5
Realisasi biaya Bimbingan Manasik Haji
KBIHU Darul Ulum Bogor
No URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN
Penerimaan dari jemaah
haji
Rp. 483.000.000
1. BPIH/ONH Pembimbing
Pendamping ke tanah suci
Rp. 117.000.000
2. Pengadaan ATK, fotocopy,
materai dll
Rp. 10.350.000
3. Pemeliharaan gedung, air,
listrik dll
Rp. 5.934.000
10 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.
78
4. Konsumsi/snack (20 kali
pertemuan)
Rp. 27.600.000
5. Honor dan transport
penceramah dan panitia
Rp. 13.800.000
6. Honor petugas TU dan
administrasi
Rp. 92.460.000
7. Pengembangan pendidikan
TK, SD, SMP, SMK, MA,
MT dan Ponpes
Rp. 103.500.000
8. Infak, Zariah, dan
pengembangan yayasan
Rp. 42.780.000
9. Transport pengurus
KBIHU komsultasi dengan
kankemenag, bps dan dinas
kesehatan
Rp. 9.936.000
10. Persiapan obat-obatan Rp. 2.760.000
11. Baju, seragam, dan infaq
IPHI, FK, KBIHU, BAZIS
dan PMI
Rp. 33.120.000
Jumlah Rp. 483.000.000 Rp. 459.240.000
Saldo Rp. 23.760.000
B. Analisis Implementasi Kebijakan Pembinaan Manasik Haji
pada Masa Pandemi Covid-19 di KBIHU Darul Ulum
Bogor.
Manasik haji merupakan kegiatan yang dilaksankan rutin
oleh calon jemaah haji tiap tahunnya yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah
79
untuk bekal calon jemaah saat pergi haji. Tujuan adanya
pembinaan manasik haji sendiri adalah agar terciptanya haji
yang mandiri. Para calon jemaah diberi bekal ilmu dan
pengetahuan terkait pelaksanaan haji yang akan
dilaksanakannya. Tentu hal ini sangat diperlukan bahkan hal
tersebut telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 3 poin a. memberikan
pembinaan, pelayanan, perlindungan bagi jemaah haji dan
jemaah umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai
dengan ketentuan syariat; dan poin b. mewujudkan kemandirian
dan ketahanan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Namun pada saat ini Indonesia bahkan di seluruh penjuru
negeri di dunia sedang dilanda dengan mewabahnya virus
corona atau covid-19 (Corona Virus Deseases-19). Virus yang
pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Tiongkok ini menyebar
dengan cepat ke seluruh dunia termasuk Indonesia dalam kurun
waktu beberapa bulan saja. Hal ini membuat pemerintah
Indonesia melakukan kebijakan berupa Penerapan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mencegah penyebaran
wabah covid-19. Tentunya dengan adanya PSBB ini
menimbulkan dampak yang sangat hebat kepada kehidupan
masyarakat Indonesia. Dampak tersebut sangat dirasakan oleh
masyarakat Indonesia terutama dari sektor ekonomi,
pendidikan, bahkan sosial. Dimana semua kegiatan harus
dilakukan dengan sosial distance atau jaga jarak dan
menggunakan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran
80
virus. Bahkan di bidang pendidikan seluruh sekolah di
Indonesia melakukan PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh
menggunakan media elektronik atau biasa yang disebut dengan
daring. Pembelajaran Jarak Jauh yang dilakukan kebanyakan
sekolah adalah dengan memanfaatkan aplikasi yang tersedia di
Appstore atau playstore. Aplikasi yang biasa digunakan para
pelajar dan guru ini biasanya menggunakan aplikasi whatsapp,
zoom, google meeting atau ruang belajar. Tidak hanya lembaga
sekolah, bahkan perusahaan pun memerintahkan karyawannya
untuk bekerja dari rumah atau yang biasa disebut dengan WFH
(Work From Home).
Kegiatan manasik haji merupakan kegiatan pemerintah
atau KBIHU yang dilakukan secara bersamaan oleh seluruh
calon jemaah haji dalam satu wilayah tertentu atau dalam satu
KBIHU yang sama. Kegiatan manasik haji yang dilakukan
secara tatap muka dan berkumpul bersama dalam satu tempat
tentu hal ini melanggar dari kebijakan pemerintah Indonesia.
Dampak PSBB tersebut membuat kegiatan manasik haji sedikit
terganggu dan berkendala. Meskipun begitu kewajiban
pemerintah untuk melakukan pembinaan manasik haji tetaplah
harus dilakukan. Bahwa kebijakan pemerintah sesuai yang
disampaikan oleh Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji
Kementerian Agama Arsyad Hidayat, terdapat tiga model
Pembelajaran Jarak Jauh yang sudah disiapkan oleh
Kementerian Agama yaitu:
81
1. PJJ Offline yakni pemberian manasik haji yang akan
melibatkan media Lembaga Penyiaran Publik (LPP),
misalnya melibatkan televisi dan radio. Nantinya para
calon jemaah haji akan diberikan semacam modul yang
berisi tentang materi manasik haji untuk dipelajari di
rumah. Kemudian mereka diminta mengikuti siaran
pembelajaran manasik melalui televise atau radio untuk
mengisi pertanyaan yang terdapat dalam modul.
2. PJJ Online yakni pemberian manasik haji yang akan
disampaikan melalui platform media sosial Youtube,
Twitter, Whatsapp, Telegram, Instagram, Zoom, dan
lainnya.
3. PJJ Kombinasi (Blanded Learning), dalam pembelajaran
ini akan mengintegrasikan pembelajaran tatap
muka/offline dan yang menggunakan sumber belajar
online.
Manasik haji yang dilakukan oleh KBIHU Darul Ulum
ini pada mulanya berjalan lancar seperti manasik pada tahun-
tahun sebelumnya yaitu dengan tatap muka. Namun ketika
pertengahan menjelang akhir pembinaan, virus corona
menyebar sampai ke Indonesia. Adanya virus corona ini
membuat sosialisasi dan interaksi dengan manusia harus
memiliki batasan. Maka dari hal tersebut sesuai dengan
rujukan disampaikan oleh Bapak Khoirizi selaku Direktur Bina
Haji dan diperkuat oleh Bapak Arsyad Hidayat selaku Kasubdit
Pembinaan Jemaah. KBIHU Darul ulum melaksanakan
82
pembinaan manasik secara online, hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan Bapak H. Ikbal Farisi selaku Wakil Ketua KBIHU
Darul Ulum Al Anwariyyah:11
“….dikarenakan adanya pandemi covid seperti ini dan
kewajiban kami untuk memberikan bimbingan manasik haji
kepada jemaah harus tetap berjalan. Maka KBIHU kami tetap
melaksanakan pembinaan manasik haji sesuai dengan aturan
Kementerian Agama Republik Indonesia yakni manasik
online…”
KBIHU Darul Ulum melaksanakan manasik secara
online dengan mewajibkan jemaahnya untuk melihat video
manasik yang telah ditayangkan oleh Kemanag RI. Selain itu
KBIHU Darul Ulum juga melakukan manasik online secara
mandiri dengan meeting zoom yang materinya sudah diinfokan
terlebih dahulu melalui whatsapp group. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Bapak H. Ikbal selaku Wakil Ketua
Yayasan Darul Ulum Al Anwariyah jug selaku pembimbing
manasik haji.12
“…..Adapun pelaksanannya yaitu dengan meeting
zoom yang materinya disebar melalui whatsapp group.
Jemaah pun diwajibkan mengikuti manasik online yang
dilaksanakan oleh Kemenag RI melalui video youtube di
channel Youtube Kemenag RI.”
11 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021. 12 Ibid.
83
Manasik melalui aplikasi zoom ini dilaksanakan di pagi
hari sekitar jam 09.00 WIB dan berlangsung selama sekitar 40-
45 menit untuk tiap pertemuannya. Namun tidak semua calon
jemaah dapat mengikuti manasik yang dilakukan secara daring
ini. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya
dikarenakan oleh bentroknya jam perkerjaan dengan jam
manasik dan terdapat beberapa jemaah yang tidak mengerti
teknologi. Bagi jemaah yang tidak memiliki smartphone yang
mendukung untuk kegiatan manasik online, KBIHU Darul
Ulum juga memberikan manasik tersebut dalam bentuk
lembaran kertas yang sudah di fotocopikan untuk dibagikan
kepada jemaah. Jemaah tersebut datang ke kantor
menggunakan protokol kesehatan dengan memakai masker dan
mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan oleh
Yayasan. Selain itu KBIHU Darul Ulum juga turun ke
lapangan untuk silaturahmi ke beberapa jemaah dan untuk
memastikan jemaah tersebut masih paham atau tidak dengan
bimbingan manasik yang sudah diberikan tentunya dengan
menggunakan protokol kesehatan seperti masker, dan
menggunakan hand sanitizer.
C. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan Manasik Haji
pada Masa Pandemi.
Kunci terpenting dalam keberhasilan pembinaan manasik
haji secara online ini adalah komunikasi antar calon jemaah
dengan panitia penyelenggara manasik haji di KBIHU. Karena
dalam proses pembinaan manasik ini calon jemaah haji tidak
84
dapat bertatap langsung dengan narasumber atau pembimbing
manasik haji. Berbagai macam latar belakang seperti usia,
pendidikan dan lainnya tentu sangat berpengaruh selama proses
pembinaan manasik haji yang dilakukan secara online.
Hambatan dan kendala ini sering terjadi bahkan hampir setiap
tahunnya selalu ada permasalahan di dalam pelaksanaan
pembinaan manasik haji. Terlebih lagi saat ini manasik haji di
lakukan secara online. Adapun permasalahan yang terjadi
selama bimbingan manasik haji di Kelompok Bimbingan
Manasik Haji dan Umrah Darul Ulum diantaranya adalah :
1. Faktor Latar Belakang Calon Jemaah Haji
Dengan banyaknya latar belakang dari calon
jemaah haji, ini menjadi salah satu hambatan dan kendala
dalam pembinaan manasik haji selama masa pandemi. Hal
ini dibenarkan oleh Bapak H. Ikbal Farisi selaku Ketua
KBIHU Darul Ulum dalam wawancara yaitu:13
“Kendala yang dirasakan ketika virtual adalah dari
jemaahnya itu sendiri, juga tidak adanya perasaan antar
jemaah dan narasumber yang disebabkan tidak
bertemunya antar calon jemaah dan narasumber. Padahal
dalam dunia pesantren atau dunia pendidikan itu yang
namanya ta’lim wa ta’llum adalah attalaqo alias bertemu
atau tatap muka antara guru dan murid. Melihat wajahnya
(guru) seakan akan disana ada ijab qabul”
13 Ibid.
85
Jumlah calon jemaah haji di KBIHU Darul Ulum
tahun 2020 adalah sebanyak 138 jemaah. Dari jumlah
tersebut tentunya banyak sekali perbedaan baik dari jenis
kelamin, usia, maupun pendidikan:
1.1 Latar Belakang Usia Jemaah
Dapat dilihat pada lampiran data calon jemaah
haji KBIHU Darul Ulum bahwasannya usia calon
jemaah haji mayoritas diatas 50 tahun. Faktor waiting
list haji yang sangat lama merupakan salah satu
penyebabnya. Banyaknya calon jemaah haji pastinya
memiliki usia yang berbeda satu dengan lainnya. Salah
satu pembagian kelompok usia yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan RI (2009) dalam situs resminya
yaitu depkes.go.id usia manusia dapat dikelompokkan
menjadi 9 bagian yaitu:14
1. Masa balita = 0-5 tahun
2. Masa kanak-kanak = 6-11 tahun
3. Masa remaja awal = 12-16 tahun
4. Masa remaja akhir = 17-25 tahun
5. Masa dewasa awal = 26-35 tahun
6. Masa dewasa akhir = 36-45 tahun
7. Masa lansia awal = 26-55 tahun
8. Masa lansia akhir = 56-65 tahun
9. Masa manula = 65 - atas
14 Depkes.go.id
86
Jika dilihat dari pembagian kelompok usia
manusia diatas maka mayoritas calon jemaah haji di
KBIHU Darul Ulum merupakan kelompok lansia dan
manula.
Dewasa akhir 10 jemaah
Lansia awal 47 jemaah
Lansia akhir 46 jemaah
Manula 36 jemaah
Gambar 5.1
Diagram Jemaah Bimbingan Manasik Haji
Berdasarkan Kelompok Usia
1.2 Latar Belakang Pendidikan Jemaah
Latar belakang pendidikan jemaah yang
mayoritas lulusan Sekolah Dasar juga merupakan
faktor penghambat dari pelaksanaan pembinaan
manasik haji. Dari 138 calon jemaah di KBIHU Darul
Ulum hampir 50% adalah lulusan Sekolah Dasar. Hal
7%
34%
33%
26%Dewasa akhir
Lansia awal
Lansia akhir
manula
87
ini sedikitnya tentu menyebabkan hambatan dalam
pelaksanaan pembinaan manasik haji.
SD 68 jemaah
SMP 20 jemaah
SMA 36 jemaah
Sarjana 14 jemaah
Gambar 5.2
Diagram Jemaah Bimbingan Manasik Haji
Berdasarkan Pendidikan
1.3 Latar Belakang Sudah / Belumnya Jemaah Haji Umrah
Sudah atau belumnya calon jemaah ke tanah haram
tentu berpengaruh terhadap bimbingan manasik haji.
Hal ini dikarenakan jika jemaah sudah pernah pergi ke
Tanah Haram untuk haji atau umrah tentunya jemaah
tersebut sudah banyak paham dibanding yang belum
haji. Tetapi sebaliknya jika calon jemaah haji belum
sama sekali pergi haji umrah maka belum memahami
dengan baik manasik haji. Sesuai dengan data yang
49%
15%
26%
10% SD
SMP
SMA
Sarjana
88
penulis peroleh bahwa jemaah dari 138 jemaah hanya 3
orang saja yang sudah pernah umrah. Sisanya belum
pernah melaksanakan haji umrah.
Jemaah sudah Haji 0 jemaah
Jemaah sudah Umrah 3 jemaah
Jemaah belum Haji/Umrah 135 jemaah
Gambar 5.3
Diagram Jemaah Bimbingan Manasik Haji
Berdasarkan Sudah/Belumnya Haji Umrah
1.4 Latar Belakang berdasarkan Bahasa Jemaah
Bahasa merupakan hal utama yang digunakan
dalam komunikasi sesama manusia lainnya. Dengan
bahasa seseorang dapat berinteraksi dan
mengekspresikan dirinya terhadap kepada siapa dia
berbahasa. Bahasa Persatuan Indonesia adalah Bahasa
Indonesia, bahkan hal tersebut disebutkan dalam
Sumpah Pemuda yang ketiga yaitu Kami Putra dan
Putri Indonesia menjunjung tinggi Bahasa Persatuan,
0%2%
98%
Sudah Haji
Sudah Umrah
Belum Haji/Umrah
89
Bahasa Indonesia.15 Agar bimbingan manasik berjalan
dengan baik maka diperlukan komunikasi yang baik.
Hal ini juga termasuk ke dalam bahasa yang digunakan
antara calon jemaah haji dengan pembina manasik haji.
Hasil wawancara penulis dengan Bapak H. Ikbal Farisi
menyampaikan bahwa hampir seluruh jemaah
menggunakan dan memahami Bahasa Indonesia.
Hanya ada 1 sampai 2 jemaah manula yang benar benar
hanya dapat menggunakan Bahasa Daerah yaitu Bahasa
Sunda. Untuk mengatasi hal tersebut pembina manasik
haji melakukan bimbingan pribadi kepada jemaah
tersebut.16
Setelah di jabarkan oleh penulis terkait berbagai latar
belakang calon jemaah haji diatas. Maka hal tersebut menjadi
salah satu kendala dan hambatan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji secara offline maupun online. Dalam
pelaksanaan manasik secara online tentu setiap calon jemaah
diwajibkan untuk menggunakan alat telekomunikasi yang
mensupport kegiatan tersebut. Dilihat dari gambar 5.2
menyatakan bahwa mayoritas calon jemaah haji di KBIHU
Darul Ulum merupakan kelompok lansia dan manula. Hal ini
tentu menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan
pembinaan manasik haji. Dikarenakan sebagian calon jemaah
haji sudah berusia tidak produktif ditambah dengan pendidikan
15 Sumpah Pemuda 16 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Ketua KBIHUDaarul Ulum Bogor, 2 Maret 2021.
90
yang rendah. Hal ini membuat penerapan bimbingan kurang
berjalan dengan efektif. Untuk itu kerjasama dengan keluarga
tiap-tiap calon jemaah haji sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pembinaan manasik secara online, terutama calon
jemaah haji yang lansia dan manula.
Sebelum adanya wabah covid-19 dalam pelaksanaan
pembinaan manasik haji banyak sekali jemaah lansia dan
manula yang kurang paham materi karena kurangnya
pendengaran dan daya tangkap yang sudah menurun. Dan
ketika manasik dilakukan secara online permasalah utama
yang terjadi adalah banyaknya calon jemaah haji yang tidak
dapat menggunakan telephone pintar. Ditambah dengan
pendengaran dan penglihatan yang semakin menurun karena
faktor usia, tentu ini sangat mempersulit calon jemaah haji
yang lansia dan manula untuk mengikuti manasik secara
online. Maka dalam hal ini tentu sangat dibutuhkan peran
keluarga jemaah agar dapat terlaksananya pembinaan. Selain
itu faktor lain berkendalanya pembinaan adalah susahnya
signal dibeberapa rumah calon jemaah, dan sibuknya calon
jemaah dengan kegiatan lain seperti pekerjaannya. Belum lagi
permasalahan kuota internet yang harus ditampung oleh
perindividu.
2 Problematika Materi
Hambatan dalam pelaksanaan manasik haji juga
terletak pada materi pembinaan manasik haji. Dimana
banyaknya materi harus dikuasai oleh semua calon jemaah
91
haji. Untuk materi haji hampir semua KBIHU mengikuti dari
buku pedoman manasik haji yang dikeluarkan oleh
Kementerian Agama Pusat. Agar materi dapat diterima kepada
calon jemaah haji membutuhkan Pembinaan manasik di
KBIHU Darul Ulum dilaksanakan sekitar 20 kali pertemuan
dengan memakan waktu kurang lebih selama 6 bulan. Dimana
sekali pertemuan dimulai dari jam 08.30 sampai 12.00, ini
artinya sekali tatap muka hanya memakan waktu 3 setengah
jam saja. Untuk waktu tersebut menurut penulis sudah cukup
untuk menyampaikan materi terhadap jemaah. Dikarenakan
jika durasi manasik terlalu panjang hal ini akan mempengaruhi
terhadap masuknya materi kepada calon jemaah haji. Tetapi
dengan pertemuan yang hanya kurang lebih diadakan hanya 20
kali dengan pertimbangan materi yang sangat banyak. Tentu
hal ini sangat sulit dipahami semua oleh jemaah haji, terutama
jemaah haji yang sudah lansia dan manula yang memliki daya
tangkap yang rendah.
Untuk dapat tersampaikannya materi kepada calon
jemaah haji maka diperlukannya sebuah metode sesuai dengan
kebutuhan jemaah. Metode untuk penyampaian manasik haji
terhadap calon jemaah haji yang telah ditentukan oleh
Kementerian Agama Pusat yaitu ceramah, tanya jawab,
diskusi, dan praktek. Untuk di KBIHU Darul Ulum sendiri
telah menggunakan semua metode tersebut kecuali diskusi.
Tetapi dalam prakteknya lebih banyak menggunakan metode
ceramah yang diakhiri dengan tanya jawab. Untuk praktek
92
bimbingan manasik haji hanya dilakukan 3 sampai 4 kali saja.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ketua
Yayasan KBIHU Darul Ulum Bapak H. Ikbal Farisi.17
“….untuk praktek kami lakukan di lapangan depan
kantor sini (KBIHU), selain itu kami juga melakukan praktek
bimbingan manasik di embarkasi bekasi atau pondok gede.
Kami melakukan praktek kurang lebih dilakukan 3-4 kali”
3 Problematika Sarana dan Prasarana
Bimbingan ibadah manasik haji yang diselenggarakan di
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Darul Ulum Bogor
dilaksanakan di aula KBIHU. Sedangkan untuk pelaksanaan
praktek dilaksanakan di lapangan depan kantor KBIHU. Untuk
kondisi aula tersebut sudah cukup layak dengan daya tampung
jemaah KBIHU Darul Ulum. Ditambah lagi terdapat sarana
pendukung seperti infokus. Akan tetapi permasalah yang
terjadi dalam sarana dan prasarana ini adalah ketika praktek
pembinaan manasik haji. Perlengkapan untuk praktek manasik
haji KBIHU Darul Ulum sudah memiliki dan bahkan lengkap
akan tetapi perlengkapan tersebut hanya disimpan dan tidak
pernah digunakan. Dan untuk melakukan praktek manasik haji
yang dilaksanakan di lapangan KBIHU dengan 138 jemaah itu
kurang efesien.
17 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku
Ketua KBIHUDaarul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.
93
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan
dalam penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Pelaksanaan kegiatan bimbingan manasik haji di KBIHU Darul
Ulum Bogor sudah berjalan relative baik. Sebelum
melaksanakan pembinaan manasik haji, KBIHU Darul Ulum
telah melakukan perencanaan program. Perencanaan program
tersebut adalah dengan melakukan musyawarah, mengatur
waktu untuk pelaksanaan kegiatan manasik haji, menentukan
pembimbing haji, dan mengatur waktu untuk pelaksanaan
pembinaan manasik di lapangan.
2. Kementerian Agama melalui Dirjen PHU telah menetapkan
untuk melakukan manasik secara online. Manasik secara online
ini dilakukan dengan menyampaikan materi melalui serial video
manasik yang ditayangkan di Channel Youtube Kemenag RI.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan manasik haji di KBIHU Darul
Ulum Bogor telah mengacu pada kebijakan pusat tersebut. Hal
ini dikarenakan KBIHU Darul mewajibkan tiap jemaahnya
untuk melihat video manasik yang telah dikeluarkan oleh
Kemenag. Selain itu KBIHU Darul Ulum juga melakukan
manasik online mandiri dengan melakukan meeting zoom yang
materinya sudah diinfokan terlebih dahulu dalam whatsapp
group.
94
3. Hambatan dan Kendala yang terjadi selama pelaksanaan
pembinaan manasik haji di KBIHU Darul Ulum diantaranya
disebabkan oleh banyaknya calon jemaah haji yang sudah di
usia tidak produktif dan ditambah dengan mayoritas calon
jemaah haji yang berpendkidikan rendah.
B. Saran
Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maka
penulis bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat
bermanfaat lembaga dan bagi peneliti selanjutnya.
1. Untuk lebih meningkatkan lagi pelaksanaan manasik haji
alangkah baiknya pembina manasik haji telah bersertifikasi
semua.
2. Hendaknya pelatihan manasik secara online seperti berupa
video dam lainnya di bagikan kepada jemaah oleh KBIHU
sebagai bentuk pelayanan.
3. Banyaknya calon jemaah haji yang lansia dan manula, baiknya
pihak KBIHU menjalin kerjasama dengan pihak keluarga
jemaah agar pelaksanaan manasik secara online dapat berjalan
dengan baik dengan adanya bantuan keluarga.
4. Kepada Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih
banyak sumber dan referensi yang terkait dengan kebijakan
pembinaan manasik haji pada masa pandemi covid-19. Dan
lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan dan
pengumpulan data agar penelitian dapat dilaksanakan dengan
baik.
95
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Abdul Aziz, Abu Umar am-Nadzwi bin Fathu bin Fathu bin Sayyid
Nada. Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umrah,
Jakarta: Robbani Press, 2004.
Agustino, Leo. Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: PT Rineke Cipta, 1993.
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang. “Jurnal
SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi)”. Vol.
02 No. 02, Semarang, 2016.
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses, Yogyakarta:
Media Pressindo, 2007.
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umroh Jakarta. Modul Pembelajaran Manasik Haji,
2006.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia: Balai Pustaka, 1988.
Dimjati, Djamaluddin. Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap,
Jakarta: Era Intermedia, 2006.
Efradus, Orocomana. Implementasi Pembangunan Infrastuktur
Transportasi Udara di Distrik Mkskona Utara
Kabupaten Teluk Bintunio Provinsi Papua Barat,
Renaissance, Vol. 2, No.02, Agustus 2017.
Hadi, DSutrisno. Metode Research III, Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984.
Harahap, DR. Sumuran. Kamus Istilah Haji dan Umrah, Jakarta:
Mitra Abadi Press, 2008.
Harsono, Hanifah. Implementasi kebijakan dan Politik, Bandung:
PT. Mutiara Sumber Widya, 2002.
96
Helmi, Masdar. Peranan dakwah dalam Pembinaan Umat,
Semarang: IAIN Semarang, 2016.
Husman, Husaini. Metodologi Penelitian Untuk Public Relation,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010.
Imadudin, Dede. Mengenal Haji, Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan, 2011.
Jaziri, Abdurrahman. Kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah,
juz 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1972.
Kartono, Ahmad. Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Jakarta: Pustaka Cendikiamuda, 2017.
Kartono, Ahmad. Solusi Hukum Manasik Haji Dalam
Permasalahn Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab,
Ciputat: Pustaka Cendikiamuda, 2016.
Kemenag RI dan Majelis Ulama Indonesia. Segala Hal Tentang
Haji dan Umrah, Jakarta: Erlangga.
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. Manajemen Perhajian Indonesia, Jakarta:
Kemenag RI Dirjen PHU, 2017
Kementerian Agama RI. Al-Quran dan Terjemah, Surabaya:
Mekar Surabaya, 2002.
Kusdi. Teori Organisasi dan Administrasi, Jakarta: Salemba
Humanika, 2013.
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik
& Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Munir, Muhammad. Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003.
Nidjam, Ahmad dan Hanan, Al Latif. Manajemen Haji Studi Kasus
dan Telaah Implementasi Knowledge Workkes, Jakarta:
Zikrul Hakim, 2001.
Noor Faizi, Khafidh. Kebijakan Manajemen Dalam Menjaga
Tradisi Kurikulum Salaf Pasca Era Reformasi Di
Madrasah Aliyah Qudsiyyah Menara Kudus Di
97
Kabupaten Kudus Jawa Tengah, UIN Suka Yogyakarta,
2011.
Nugraha, Safri dkk. Hukum Administrasi Negara, Depok: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
Rokhmad, Ali. Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji
Indonesia, Jakarta Pusat: Media Dakwah, 2016.
Salim, Peter dan Yenni salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, Jakarta, 1980.
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. Metode Penelitian,
Bandung: CV. Mandar Maju, 2011..
Setiawan, Guntur. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Ciputat, 2006), hal. 128.
Supari, Siti Fadilah. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Thoha, Miftah. Pembinaan Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers,
2004.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019,
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Wibawa, Samodra. Politik Perumusan Kebijakan Publik,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Zuhriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksaara, 2009.
98
2. Internet
https://haji.kemenag.go.id/v4/kemenag-siapkan-serial-video-
manasik-untuk-calon-jemaah-haji, berita di akses pada
tanggal 4 November 2020
http://id.m.wikipedia.org, berita di akses pada hari Jumat tanggal 4
November 2020.
https://m.liputan6.com, berita diakses pada hari Minggu 22
Februari 2021.
https://puspensos.kemsos.go.id, berita diakses pada hari Minggu
22 Februari 2021.
https://www.kompas.com, berita diakses pada hari Minggu 22
Februari 2021.
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org, berita diakses
pada hari Minggu 22 Februari 2021.
https://haji.kemenag.go.id/v4/dirjen-phu-minta-manasik-online-
diosialisasikan.berita diakses pada tanggal 4 November
2020.
https://bebas.kompas.id, Berita diiakses pada hari Rabu 22
Februari 202
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Skripsi
Lampiran 4 Data Jemah Haji Kab. Bogor Tahun 2020
Lampiran 5 Data Jemaah Haji KBIHU Darul Ulum Tahun
2020
104
Lampiran 6 Materi Bimbingan Manasik Terpadu
Lampiran 7 Jadwal Bimbingan Manasik Haji KBIHU Darul
Ulum Bogor
Lampiran 8 Transkip Wawancara
Hari dan Tanggal : 10 Februari 2021
Narasumber : H. Ikbal Farisi, S.H.I
Jabatan : Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum
Tempat : Yayasan Darul Ulum Al Anwariyyah
1. Bagaimana sejarah berdirinya KBIH?
Jawab: Sejarah berdirinya KBIHU Darul Ulum Bogor sendiri
berawal dari sebuah yayasan yang berkonsentrasi pada bidang
pendidikan yang sudah ada sejak lama di wilayah Bogor..
Dahulu sekitar masyarakat Bogor, khususnya Kecamatan
Parung dan sekitarnya kebingungan dimana KBIHU terdekat
yang dapat mereka percayakan untuk dapat mewujudkan
keinginan mereka untuk pergi haji. Untuk itu pada tahun 1995
M berdirilah KBIHU Darul Ulum yang dicanangkan untuk
membantu calon jemaah haji dimulai dari awal pendaftaran
hingga kembali ke tanah air,.
Minimnya pengetahuan masyarakat terkait haji tentu hal ini
membuat masyarakat sekitar mencari KBIHU yang terdekat.
Untuk itu kami mendirikan KBIHU ini yang merupakan nilai
dakwah yang merupakan amanah dari guru besar yaitu Syekh
Damanhuri dari Kota Makkah kepada Alm. Kh. Anwar untuk
membangun KBIHU agar dapat membantu masyarakat Bogor
khususnya di Parung dan sekitar untuk membantu prosesi
jemaah haji agar mereka betul-betul menjadi haji yang
mabrur. KBIHU Darul Ulum mendapat izin operasional pada
tahun 2012 M. KBIHU aarul Ulum beralamat di Jalan.
Inkopad No. 79 Desa Kalisuren Kecamatan Tajurhalang
Kabupaten Bogor 16320. Dengan memiliki izin dari
keputusan wilayah Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa
Barat No.KW.10.3/3Hj.01/1078/2012 tentang Izin
Penyelenggaraan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang
terakreditasi “B”.
2. Apa visi dan misi pelatihan bimbingan manasik ?
Jawab:
Visi
Membentuk pribadi jemaah haji menjadi makhluk yang
berakhlakul karimah dan menjadi haji mabrur.
Misi
Sebagai fasilitator bimbingan haji bagi masyarakat sekitarnya,
menjadi contoh telaah bagi masyarakat sekitarnya dan
masyarakat Kab. Bogor pada umumnya.
3. Berapakah jumlah pegawai di KBIHU Daarul Ulum?
Jawab: Jumlah pegawai yang bekerja di KBIHU Darul Ulum
sebanyak 5 orang.
4. Berapakah jumlah jemaah haji Kab. Bogor yg mengikuti
bimbingan manasik di KBIHU untuk tahun ini?
Jawab: untuk tahun ini jumlah jemaah yang mengikuti
bimbingan manasik haji berjumlah 138 jemaah.
5. Apa sajakah syarat jemaah untuk dapat mengikuti bimbingan
manasik haji?
Jawab:
1. Sudah terdaftar di KBIHU
2. Sudah mendapat surat panggilan PPIH
2. Sudah melaksanakan cek kesehatan
3. Pelatihan
6. Menurut bapak sendiri apa tujuan dari pembinaan manasik
haji ?
Jawab: Tujuan dari pembinaan manasik haji diantaranya
dalah membekali jemaah untuk mendapatkan ilmu sebagai
sarana untuk ibadah kepada Allah, agar jemaah tidak salah
dalam melaksanakan haji.
7. Apa saja fungsi, dan peran KBIHU dalam melaksanakan
bimbingan manasik untuk calon jemaah haji?
Jawab: Fungsi dan peran KBIHU adalah sebagai partner
untuk membantu kegiatan program Kementerian Agama RI,
membantu jemaah yang minim wawasan untuk merangkul dan
membimbing jemaah untuk kepada haji yang sesuai dengan
syariat
8. Bagaimana perencanaan program pembinaan manasik haji di
KBIHU ini?
Jawab:
Program perencanaan manasik
1. Musyawarah dengan pengurus
2. Manage Time untuk manasik haji
3. Pembimbing Manasik
4. Pelatihan praktek manasik
9. Bagaimana dengan narasumber pembinaan manasik haji
disini? Adakah kualifikasinya?
Jawab: Agar berjalannya bimbingan manasik dengan baik
dan sesuai dengan tujuan kami yaitu menjadikan jemaah haji
yang mandiri, maka kami memiliki kualisifikasinya,
diantaranya
1. Berpendidikan minimal S1/D3
2. Pernah melaksanakan haji
3. Diutamakan dapat berbicara Bahasa Arab
4. Memiliki pehamahaman terkait Fiqh Haji
5. Sudah bersertifikasi pembimbing haji
10. Adakah kendala terkait sarana dan prasarana selama
pembinaan manasik haji di sini?
Jawab: untuk sarana dan prasarana KBIHU kami sudah
lengkap, hanya saja memang perlengkapan tersebut kami
simpan dan jarang kami keluarkan.
11. Apa sajakah metode yang digunakan para narasumber untuk
jemaah ?
Jawab: metode yang digunakan adalah metode khusus
penguasaan qolbu, metode ceramah, metode tanya jawab dan
praktek.
12. Dengan adanya pandemi saat ini, apakah KBIHU mengetahui
apasajakah kebijakan pemerintah pusat terkait manasik haji di
masa pandemi?
Jawab: iya kami mengetahui hal tersebut.
13. Apakah KBIHU pernah melaksanakan bimbingan manasik
ketika covid-19 muncul?
Jawab: kami sudah melakukan manasik secara tatap muka
hingga materi sudah hampir habis.
14. Seandainya bimbingan manasik haji tetap dilaksanakan pada
masa pandemi, langkah apasajakah yang akan dilakukan oleh
KBIHU?
Jawab: pada saat virus itu datang, kami terus mendengarkan
intruksi dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan manasik
haji yang harus tetap diselenggarakan meski di tengah masa
pandemi. Sampai kemudian Direktorat Jendral memberitakan
bahwa pembinaan dapat dijalankan secara online. Kemenag
RI juga telah mengeluarkan serial video manasik haji di
Channel nya. Maka dari itu kami mewajibkan untuk calon
jemaah menonton serial video manasik tersebut. Selain itu
kami juga melakukan manasik melalui group whatsapp dan
aplikasi zoom.
15. Dan kendala apasajakah yang akan terjadi?
Jawab: kendala yang terjadi pada saat melakukan manasik
online adalah latar belakang jemaah sendiri. Banyak jemaah
tidak menggunakan smartphone yang mendukung untuk
kegiatan manasik online. Kemudian mayoritas jemaah adalah
sudah lansia dan manula dimana penglihatan dan pendengaran
sudah menurun.
TRANSKIP WAWANCARA
Hari dan Tanggal : 2 Maret 2021
Narasumber : H. Ikbal Farisi, S.H.I
Jabatan : Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum
Tempat : Yayasan Darul Ulum Al Anwariyyah
1. Dari 138 calon jemaah yang terdaftar di KBIHU.
Berapa banyak calon jemaah yang sudah pernah haji? umrah?
Jawab: jemaah yang sudah pernah melaksanakan umrah itu
hanya 3 orang saja, selainnya belum pernah umrah apalagi
haji.
2. Apakah semua pembina manasik haji yang telampir pada
jadwal manasik haji di KBIHU sudah bersertifikat semua?
Jawab: Dari keseluruhan pembina manasik haji yang sudah
bersertifikasi hanya saya sendiri.
3. Berapa kali kah manasik online tersebut dilakukan? Jam
berapa dimulai?
Jawab: manasik online baru dilakukan sebanyak 2 kali,
biasanya kami memulai nya sekitar jam 9 pagi dengan durasi
sekitar 40-45 menit.
4. Adakah calon jemaah yang tidak dapat mengikuti kegiatan
manasik online tersebut ? apa penyebabnya ? dan bagaimana
KBIHU mengatasinya?
Jawab: ada beberapa jemaah yang tidak dapat mengikuti
manasik online, bahkan ada beberapa jemaah juga yang tidak
dapat mengikuti manasik secara tatap muka. Hal ini terjadi
kepada jemaah yang memiliki jam kerja bersamaan dengan
kegiatan manasik. Untuk itu kami biasanya akan merangkum
materi dalam lembaran dan memfotocopikan untuk dibagikan
kepada jemaah.
5. Apakah ada calon jemaah yang melaksanakan manasik secara
tatap muka meskipun dalam keadaan pandemi? dan apakah
menggunakan protokol kesehatan?
Jawab: ketika masa pandemi datang, kami pernah berkunjung
ke beberapa rumah calon jemaah untuk memastikan bahwa
jemaah tersebut masih ingat dengan manasik yang sudah
diberikan sebelumnya. Dan tentunya menggunakan protokol
kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan
penggunaan hand sanitizer.
6. Bicara soal manasik online, adakah bukti potret KBIHU
melaksanakan manasik online tersebut?
Jawab: ketika manasik online dilaksanakan, panitia pelaksana
manasik online tidak terfikirkan untuk mendokumentasikan,
itulah yang kami sesali sampai saat ini.
7. Adakah potret manasik sebelum masa pandemi?
Jawab: kami memiliki foto kegiatan manasik haji sebelum
masa pandemi
8. Bagaimana bahasa yang digunakan oleh calon jemaah ?
apakah ada calon jemaah yang menggunakan bahasa daerah
dan tak dapat berbahasa Indonesia?
Jawab: bahasa yang digunakan sehari-hari jemaah adalah
bahasa Indonesia, tetapi ada 1-2 orang jemaah manula yang
hanya paham menggunakan bahasa sunda. Untuk mengatasi
hal tersebut biasanya kami akan melakukan bimbingan khusus
kepada jemaah tersebut dengan menggunakan bahasa yang
mereka mengerti yaitu bahasa sunda.
Lampiran 9 Dokumtasi Foto
Kegiatan Manasik Haji sebelum Masa Pandemi
Group Whatsapp Jemaah Haji Tahun 2020 untuk Manasik Onlin
Tempat Cuci Tangan yang
berada di depan Yayasan
Darul Ulum Bogor.
Wawancara dengan
Wakil Ketua KBIHU
Darul Ulum untuk
pengambilan data
Wawancara dengan
salah satu pegawai
KBIHU Darul Ulum
untuk kelengkapan
data