EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

88
EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA TANGERANG TAHUN 2016 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : DIDIN MUHIDIN NIM : 1112053100023 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Transcript of EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

Page 1: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA TANGERANG

TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh :

DIDIN MUHIDIN

NIM : 1112053100023

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...
Page 3: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...
Page 4: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...
Page 5: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

i

ABSTRAK

DidinMuhidin (111205310023), Efektivitas Bimbingan Manasik Haji Pada

Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang Tahun 2016, Dibawah

bimbingan Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA

Haji merupakan bahasan yang sangat menarik untuk dikaji dalam hal

pelaksanaannya, karena haji mengundang berbagai banyak polemik permasalahan

disetiap kali penyelenggaraanya pada musim haji. Hal yang paling di soroti dalam

pelaksanaan ibadah haji adalah dalam bimbingannya, baik ketika di tanah air

maupun ketika berada di tanah suci. Tidak sedikit dari jemaah yang masih

kebingungan dalam melaksanakan ibadahnya ketika berada di tanah suci.

Kementrian Agama Kota Tangerang adalah sebuah lembaga Kementrian Agama

tingkat daerah kota, yang melakukan penyelenggaraan ibadah haji, salah satunya

adalah melakukan penyelenggaraan bimbingan manasik haji kepada calon jemaah

haji, hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian di Kantor

Kementrian Agama Kota Tangerang.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tentang pelaksanaan

bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di Kemenag Kota Tangerang, hal ini

bertujuan untuk mengetahui ke efektifan bimbingan manasik haji yang

dilaksanakan Kemenag Kota Tangerang.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang

mana metode ini menghasilkan data deskriptif berupa wawancara dan

pengambilan dokumentasi.

Dari hasil penelitian penulis temukan bahwa bimbingan manasik yang

diselenggarakan oleh kementrian Agama Kota Tangerang di nilai efektif. Hal

tersebut di ukur dari segi kuantitas, kualitas, dan waktu. Kemudian suksesnya

pelaksanaan bimbingan manasik ditingkat kecamatan dan tingkat kota sesuai

Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah dan sesuai dengan

rencana yang dibuat. ditambah lagi dengan hadirnya KBIH yang berada di kota

Tangerang. Semua calon jemaah haji disarankan mengikuti dan bergabung dengan

KBIH demi menambah pengetahuan ilmu manasiknya.

Kata Kunci: Efektivitas, Bimbingan Manasik Haji, Kementrian Agama

Page 6: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, segala puji dan syukur senantiasa penulis

panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan cinta dan kasih sayang-Nya

kepada setiap makhluknya serta menurunkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita

semua, sehingga tangan ini mampu menorehkan kata demi kata untuk menjadi

sebuah karya yang bermakna. Shalawat serta salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Rasulullah SAW penerima Al-qur’an dan pembawa As-

sunnah yang berisi petunjuk, rahmat, serta kabar gembira bagi seluruh kaumnya.

Shalawat beserta salam mudah-mudahan Allah limpahkan pula pada keluarganya,

sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih

yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan

skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil, karena penulis yakin

tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr.Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Page 7: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

iii

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan studi di Konsentrasi Manajemen Haji danUmrah.

3. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan banyak masukan kepada penulis dan telah ikhas meluangkan

waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, dan

saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama

ini telah memberikan ilmu pengetahuannya, semoga ilmu yang telah

dibeikan bermanfaat bagi penulis dan penulis pun dapat mengamalkan

kembali ilmu yang telah diberikan.

5. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu sabar mendidik penulis dari kecil

sampai sekarang dan tidak bosan-bosannya mengingatkan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibuku tercinta terimakasih untuk

semua yang telah kalian berikan kepadaku dukungan materil, do’a dan

semangat, semoga Allah SWT membalas dengan limpahan kasih sayang,

keridhoan, kebarokahan dan kebaikan hidup didunia maupun akhirat.

7. Kakak tercinta yang selalu memotivasi disaat penulis merasa malas agar

selalu segera menyelesaikan skripsinya.

Page 8: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

iv

8. Bapak Drs. H. Dedi Mahfudin, M. Si selaku Kepala Kantor Kementrian

Agama Kota Tangerang yang telah mengizinkan penulis dalam meneliti

dan memberikan banyak bantuan.

9. Bapak Drs A. H. Nahrowi A, M. Pd selaku Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang.

10. Bapak H. Basuni, S. Pdi selaku Pembinaan Haji dan Umrah Kantor

Kementrian Agama Kota Tangerang yang selalu memberikan saran dan

membantu penulis dalam memperoleh data.

11. Teman-teman UKHUYY : Faiq, Shandy, Deden, Abas, dan seluruh teman

MHU angkatan 2012, yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis.

Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga

doa serta dukungan selama ini dibalas oleh Allah SWT.

Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pembaca dalam menambah pengetahuannya dibidang Manajemen Haji dan

Umrah. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi

ini.

Jakarta, 11 Juni 2016

Didin Muhidin

Page 9: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………...............….......................... i

KATA PENGANTAR………………………............................………….……. ii

DAFTAR ISI…………......…………………………………......................……. v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………...............................…… 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah…………….............................… 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………..................…..……… 9

D. Metodologi Penelitian…………………………………................… 10

E. Tinjauan Pustaka…………………………..............……………..… 13

F. Sistematika Penulisan…………………………...........…………….. 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas…………...........………….........……….. 16

2. Pengukuran Efektivitas………………………...................……. 18

B. Bimbingan Manasik Haji

1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji……………….........…….. 21

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji………………….. 26

3. Metode dan bentuk Bimbingan Manasik Haji…….....………… 27

Page 10: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

vi

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTRIAN AGAMA

KOTA TANGERANG

A. Sejarah dan Perkembangannya………………………..........……… 32

B. Visi, Misi, dan Motto………………...................………………….. 34

C. Struktur Organisasi………………………………………........……. 35

D. Tugas Pokok dan Fungsi Kemenag Kota Tangerang………...…….. 37

E. Tujuan dan Sasaran............................................................................ 38

F. Sarana dan Prasarana Manasik Haji………………………...……… 40

G. Pembimbing Manasik Haji……………………........................……. 40

H. Peserta Bimbingan Manasik Haji…………….......................……… 41

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR

KEMENTRIAN AGAMA KOTA TANGERANG

A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bimbingan Manasik Haji

Kemenag Kota Tangerang……………….........……………………. 42

B. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji Kemenag Kota

Tangerang……………………………….......................…………… 46

C. Unsur-unsur Bimbingan Manasik Haji............................................... 49

1. Pembimbing Manasik Haji………………...............…………… 49

2. Peserta Bimbingan Manasik Haji……………………...........….. 49

3. Materi……………………………………......................………. 49

4. Metode………………………………………........…………….. 50

5. Media………………………………………………..............….. 50

6. Tujuan dan Pengaruh………………………………......……….. 50

D. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji............. 53

Page 11: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

vii

BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan………………………………………...............………. 64

B. Saran…………………………................................................…….. 65

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..66

LAMPIRAN……………………………………………...……...................….68

Page 12: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3. 1 : Struktur Organisasi Kantor Kementrian Agama Kota

Tangerang……………………….......……............................................. 36

2. Gambar 3. 2 : Struktuk Organisasi Seksi Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementrian Agama Kota Tangerang ….......……....................... 37

Page 13: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4. 1 : Jumlah Jemaah Haji Kota Tangerang dari Segi Pekerjaan.... 53

2. Tabel 4. 2 : Jumlah Jemaah Haji Kota Tangerang dari Segi Pendidikan.. 59

3. Tabel 4. 3 : Materi Bimbingan Manasik Haji Massal............................... 63

4. Tabel 4. 4 : Materi Bimbingan Manasik Haji (KUA) Kecamatan........… 64

Page 14: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memeriahkan ka’bah setiap tahun dengan haji dan umrah

merupakan fardhu kifayah bagi orang yang mampu, baik yang sudah

pernah menjalankan kewajiban haji maupun yang belum menunaikannya.

Jika ada sebagian orang yang melaksankannya, maka gugurlah kewajiban

tersebut dari yang lain. Namun, jika tidak ada seorang pun yang

melaksanakannya, maka mereka semua berdosa dan bisa diperangi

sebagaimana halnya orang yang meninggalkan kewajiban shalat, zakat,

dan kewajiban-kewajiban sejenisnya.

Diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur dan lainnya dari jalur Al-

Hasan, ia berkata: Umar bin Khaththab r.a pernah berkata, “jikalau orang-

orang meninggalkan haji satu tahun, niscaya aku perangi mereka

karenanya sebagaimana kami perangi mereka lantaran meninggalkan

shalat dan zakat.

Umar bin khaththab juga pernah berkeinginan menugaskan dan

mewajibkan sejumlah orang dari kalangan kaum muslimin untuk

menunaikan haji setiap tahun agar kaum muslimin tidak ketinggalan

mengerjakan ritual ini dan menyegerakan diri menjalankannya. Hal ini

menunjukan bahwa haji harus digelar setiap tahun. Dan jika diabaikan,

Page 15: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

2

maka hal itu akan membuahkan penindakan keras dengan senjata

sebagaimana halnya orang yang meninggalkan shalat, zakat, atau adzan,

sebab adzan adalah fardhu kifayah yang jika diabaikan oleh penduduk

suatu wilayah (ahl al-balad), mereka akan ditindak tegas karenanya.

Dari sini, terpapar jelas bahwa ibadah haji hukumnya fardhu „ain

atas orang yang berhaji dengan syarat-syaratnya, fardhu kifayah bagi

orang-orang hidup, dan sunnah (tathawwu‟) bagi yang pernah

menjalankannya. Disebut dalam Al-Mubdi‟ bahwa haji hukumnya fardhu

kifayah tiap tahun.1 Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 196 Allah

berfirman:

Artinya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena

Allah. (QS. Al-Baqoroh: 196)2

Ibadah Haji merupakan rukun Islam ke lima. Kepada kaum

Muslimin, Allah SWT menjanjikan surga sebagai pahala bagi para Haji

mabrur. Sedangkan Haji mabrur adalah karunia yang tidak dapat dinilai

dengan materi karena kandungan hikmahnya sangat luar biasa, maka inilah

balasan yang pantas diberikan kepada haji mabrur. Dan tidak berlebihan

1 Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,

Fiqih Ibadah: Thaharah, Shalat, zakat, Puasa, dan Haji (Jakarta: Amzah, t.t.), h. 495-496. 2 Sumber dari Al-Qur’an

Page 16: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

3

jika dengan menunaikan ibadah Haji, seorang muslim merasa telah

menyempurnakan agamanya.3

Menurut al-Qurtuby pakar Tafsir dan Hukum (wafat tahun 671 H),

pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para pakar tentang Haji

mabrur maknanya berdekatan. Simpulannya adalah bahwa haji mabrur

adalah haji yang sempurna hukum-hukumnya sehingga terlaksana secara

sempurna sebagaimana yang dituntut.4 Hadits riwayat Bukhori Rasulullah

saw bersabda:

Artinya: “Pahala dari ibadah umrah ke umrah dapat menghapus

dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan lain

baginya kecuali balasan surga.” (H. R. Bukhari).

Untuk dapat melaksanakan ibadah Haji dengan baik dan benar,

yaitu khusyu’, sesuai syariah, aman dan selamat, selain diperlukan

penguasaan dan pemahaman mansik secara benar, juga dibutuhkan

kekuatan dan kesehatan fisik yang baik. Karena itu agar jemaah memiliki

pemahaman yang benar dan utuh mengenai ibadah Haji, diperlukan

bimbingan kepada jemaah secara kompherensif dan berkesinambungan,

baik berupa penambahan waktu bimbingan manasik, ditambah dengan

3Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK Press, 2008), h. 1.

4M. Quraish Shihab, Haji dan Umrah bersama M. Quraish Shihab, (Tangerang: Lentera

Hati, 2012), h. 519.

Page 17: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

4

pengetahuan dasar tentang latar belakang sosio-historis ibadah Haji serta

pemahaman sejarah hidup Rasul.5 Hadits riwayat Muslim Rasulullah saw

bersabda:

Artinya: “Ambillah (ikutilah) kalian dari aku mengenai tatacara

haji kalian, barang kali aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian setelah

tahun ini”. (H. R. Muslim).

Manasik haji yang dikenalkan oleh Rasulullah SAW adalah

penyempurna dari manasik Haji para nabi sebelumnya, termasuk manasik

haji Nabi Ibrahim as.6Manasik merupakan bimbingan dan latihan untuk

pelaksanaan haji tersebut. Umumnya akan berlangsung 8-12 minggu

sebelum keberangkatan. Semua informasi yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan ibadah haji akan diberikan pada saat manasik ini, dan dipandu

oleh ustadz, ustadzah, dan muthaif (pemandu/guide) yang akan

membimbing jemaah selama melaksanakan ibadahnya. Hal ini

dimaksudkan untuk menjadi pedoman Jemaah haji dalam melaksanakan

manasik sesuai dengan alur gerak dan tempat kegiatan haji.7

Untuk dapat memahami ibadah haji dengan benar dan baik, maka

jamaah harus dapat memahami cara-cara pelaksanaannya, tujuan, dan

5A. Chunaini Saleh, Penyelenggara Haji Era Reaformasi, (Jakarta: Pustaka Alvabet,

November 2008), h. 92. 6Aguk Irawan MN, Panduan Superlengkap Haji dan Umrah, (Jakarta: Qultum Media,

2011), cet. 1, h. 29-30. 7 K. H. Mudatsir Muslim, Panduan Lengkap Haji dan Umrah, (Surakarta: PT. Borobudur

Inspira Nusantara, 2013), h. 47.

Page 18: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

5

kandungan makna yang terdapat dalam ibadah haji tersebut. Itulah yang

disebut ilmu manasik serta syarat-syarat wajib haji, maka ia harus

mengetahui ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan ibadah haji, agar hajinya diterima oleh Allah SWT. mengingat

betapa pentingnya ilmu manasik haji dan umrah ini bagi calon Jemaah haji

maka mempelajari ilmu manasik haji dan umrah hukumnya wajib.8

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Junto Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa Pemerintah berkewajiban

melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan

layanan administrasi, bimbingan ibadah hajij, akomodasi, transportasi,

pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh

Jemaah Haji. Kewajiban Pemerintah ini adalah dalam rangka memenuhi

hak Jemaah Haji, yaitu memperoleh pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan dalam menjalankan ibadah Haji.9

Bimbingan jemaah haji bertujuan memberikan bekal pengetahuan

tentang manasik haji, proses perjalanan haji, akhlakul karimah dan adat

istiadat/budaya Arab Saudi agar jemaah haji dapat melaksanakan ibadah

haji dengan tertib, dalam melaksanakan ibadahnya.

Kementrian Agama Kota Tangerang adalah sebuah lembaga

Kementrian Agama tingkat daerah kota, yang melakukan penyelenggaraan

8Djamaluddin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap, (Jakarta: Era

Intermedia, 2006), h. 19. 9Zainal Abidin Supi, Petunjuk Teknis Penyelenggara Ibadah Haji, (Jakarta: Kementrian

Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah 2011), h. 3.

Page 19: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

6

ibadah Haji, salah satunya adalah melakukan penyelenggaraan bimbingan

manasik haji kepada calon jemaah Haji.

Dari pantauan di lapangan, masih banyak jamaah yang

kebingungan dalam melaksanakan prosesi ibadah haji. Mulai dari

memakai kain ihram, niat umrah, salat sunah, tawaf hingga sa'i. Dengan

penambahan manasik, diharapkan jamaah mampu melaksanakan prosesi

haji secara mandiri. Kasi Bimbingan Ibadah Haji dan Pengawasan

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah,

Tawwabuddin menuturkan, saat melaksanakan tawaf ada jamaah yang

sudah berhenti sebelum putaran ke tujuh. "Kondisi ini menjadi masalah

karena dari sisi ibadahnya seperti itu belum sah," katanya. Temuan lainnya

diutarakan anggota tim bimbingan ibadah Daker Makkah, Janter

Simanjutak. "Petugas bimbingan ibadah sempat bertemu dua jamaah yang

memulai sa’i dari Bukit Marwah. Padahal seharusnya dari Bukit Safa,"

ujarnya. Sebenarnya, tim bimbingan ibadah haji sudah mengerahkan

petugas selama 24 jam untuk membimbing jamaah saat tawaf dan sa'i.

Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) sudah

membuat kurikulum manasik dalam bentuk buku dan versi digital agar

jamaah bisa beribadah haji secara mandiri. Namun, banyak yang belum

dibaca dan dipraktikkan langsung.Salah seorang jamaah asal Ngawi, Jawa

Timur, Dwi Kuntoro mengaku penyelenggaran manasik terlaku mepet

dengan waktu keberangkatan. "Kalau dilaksanakan mepet dengan waktu

berangkat itu kadang pikiran kita sedang tidak fokus. Akhirnya malah lupa

Page 20: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

7

saat tiba di Mekkah," ujarnya. Tahun ini jamaah hanya mendapatkan 6 kali

manasik. Rinciannya 4 kali di Kantor Urusam Agama (KUA) Kecamatan,

dan 2 kali di tingkat Kabupaten. Sedangkan pada 2014, jamaah

mendapatkan 10 kali manasik. Pengurangan jumlah manasik diputuskan

dalam rapat pembahasan dengan DPR pada April 2015. Kepala Daker

Makkah Arsyad Hidayat berharap pembiayaan manasik ditingkatkan agar

tahun depan jemaah bisa memahami tata cara melaksanakan haji. "Banyak

jemaah kita yang masih memerlukan penyuluhan," pungkasnya.10

Menurut Mentri Agama Lukman Hakim menyadari pentingnya

manasik dilakukan lebih intensif, minimal sama dengan tahun 2014 dan

tahun sebelumnya yang dilakukan sebanyak 10 kali. Menag mengaku

bahwa pada 2015 karena alasan efisiensi, jumlah manasik dikurangi.

“Hasil evaluasi kami, ternyata banyak yang mengeluhkan ini

sehingga harus ditambah. Tahun 2016, kami menyampaikan usulan ke

DPR agar jumlah manasik kembali menjadi 10 kali lagi. Mudah-mudahan

DPR menyetujuinya,” jelas Menag. Selain masalah ibadah, Menag

berharap manasik nantinya juga diisi dengan pengenalan terhadap kultur,

budaya, dan tradisi masyarakat Saudi Arabia. Termasuk juga mengenai

perbedaan antara cuaca di Tanah Air dengan di Tanah Suci. “Jadi ilmu

10

Dikutip dari http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-

haji/15/09/03/nu3imy313-manasik-haji-perlu-ditambahdi akses senin 04/04/2016 jam 14.00 WIB

Page 21: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

8

hidup di negara orang perlu juga dipahami oleh jemaah haji kita yang 34

persen masih lulusan SD,” tutur Menag.11

Melihat permasalahan tersebut, maka dari pada itu penulis akan

menuangkan dalam sebuah karya ilmiah “skripsi” Efektivitas Bimbingan

Manasik Haji Pada Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Tahun 2016

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Dalam hal ini penulis memberikan batasan dan perumusan masalah

sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini diambil agar

penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci, penulis

membatasi permasalahan yang akan dibahas yakni Efektivitas

Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Kementrian Agama Kota

Tangerang Tahun 2016

2. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang akan dibahas diatas penulis

merumuskan masalah sebagaiberikut:

11

Dikutip darihttp://haji.kemenag.go.id/v2/content/kemenag-usul-manasik-haji-kembali-

menjadi-10-kali di akses senin 04/04/2016 jam 14.00WIB

Page 22: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

9

a. Bagaimana pelaksanaan bimbingan manasik haji yang dilakukan

di Kemenag Kota Tangerang.

b. Bagaimana efektivitas bimbingan manasik yang dilaksanakan di

Kemenag Kota Tangerang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Mengetahui tujuan bimbingan yang telah diberikan petugas di

Kemenag Kota Tangerang.

b. Mengetahui ke efektifan bimbingan yang telah diberikan oleh

petugas di Kemenag Kota Tangerang.

2. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Sebagai salah satu literatur dalam rangka mengembangkan

wawasan terutama mengenai bimbingan manasik haji.

b. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan

kualitas bimbingan yang diberikan.

Page 23: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

10

Disamping itu juga penulis ingin menyumbangkan hasil

dari penelitian skripsi ini kepada perpustakan sebagai koleksi

tulisan ilmiah yang bermanfaat.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu

field research (penelitian lapangan), yang dimana penelitian langsung

terjun ke lapangan (objek) penelitian untuk mengamati sesuatu. Dalam hal

ini mengenai efektivitas bimbingan manasik haji di Kementrian Agama

Kota Tangerang.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,

suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang.12

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Kantor Kementrian Agama Kota

Tangerang. Sedangkan objek dari dari penelitian ini adalah Efektivitas

Bimbingan Manasik Haji.

12

Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1998), hal. 12

Page 24: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

11

3. Sumber Data

Sumber data ini sangat penting untk digunakan dalam penelitian

guna menjelaskan benar atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini

penulis menggunakan:

a. Data Primer

Marupakan data utama yang diperoleh langsung dari

responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, serta

dokumentasi dari pihak Kantor Kementrian Agama Kota

Tangerang.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang

tertulis yang terdapat dalam buku dan literature terkait.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung kelapangan dengan mendatangi narasumber yakni pada

Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang. Hal ini guna

mengetahui keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada lokasi

penelitian berkaitan dengan penyelenggaraan bimbingan manasik

haji.

Page 25: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

12

b. Wawancara

Pada wawancara penulis mengadakan komunikasi langsung

dan mengajukan beberpa pertanyaan ke beberapa pihak yang

bersangkutan baik secara lisan maupun mendengarkan langsung

keterangan atau informasi dari pihak Kantor kementrian Agama

Kota Tangerang.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan menggali

data tentang suatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan

manasik haji khususnya dalam hal efektivitas bimbingan manasik

haji yang ada di Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen.13

Penulis menggunakan data dan

sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

5. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang penulis gunakan dalam mengolah

data penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi,

dokumentasi dan bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif

analisis, yakni peneliti mencoba memaparkan semua data dan

13

Husain Umar dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT

Bumi Aksara,3) cet ke 4 h. 73.

Page 26: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

13

informasi yang diperoleh kemudian menganalisa data dengan

berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.

6. Teknis Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan ini adalah menggunakan

“Pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”,

karangan Hamid Nasuhi dkk,CeQDA UIN Syarif Hidayatullah, 2012.

7. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kantor Kementrian Agama Kota

Tangerang, yang beralamatkan di Jl. Jend. A. Yani. No. 08 Kota

Tangerang 15116 Tel./Fax. (021) 5523118.Adapun waktu penelitian

ini dimulai pada bulan April-Juni 2016.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, langkah awal yang penulis tempuh

adalah mengkaji terhadap pustakata-pustaka yang ada sebelum penulis

mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi suatu karya

ilmiah.

Adapun kajian pustaka yang memiliki judul hampir sama dengan

yang ditulis oleh penulis adalah yang pertama milik Ayu Mayuroh, dalam

penelitiannya yang berjudul “Optimalisasi Bimbingan dan pelayanan

ibadah Jemaah Haji Khusus Pada PT. Alia Indah Wisata 2014” dalam

penelitian ini tujuannya memberikan pelayanan secara maksimal tanpa

harus mengurangi mutu dan kualitas. Yang kedua milik Ofik fikrurosyadi,

Page 27: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

14

dalam penelitiannya yang berjudul “Pengawasan Kegiatan Bimbingan

Manasik Haji pada KBIH Nurul Hikmah” dalam penelitian ini adapun

tujuannya adalah mengetahui pengawasan dalam kegiatan bimbingan

manasik haji di KBIH Nurul Hikmah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini penulis membahas dengan membagi

beberapa bab dan kemudian penulis bagi lagi kepada beberapa sub bab.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan rumusan masalah, metode penelitian dan teknik

analisa perumusan data, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Bab ini merupakan rangkaian teori yang menguraikan

tentang pengertian, efektivitas, pengukuran efektivitas,

pengertian bimbingan manasik ibadah haji, fungsi dan

tujuan bimbingan manasik ibadah haji, bentuk dan metode

bimbingan manasik ibadah haji.

BAB III :GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTRIAN

AGAMA KOTA TANGERANG

Page 28: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

15

Bab ini membahas tentang sejarah singkat, visi dan misi,

struktur organisasi, fungsi dan tugas pokok, sarana,

pembimbing manasik haji, kompetensi pembimbing

manasik haji, dan jadwal pelaksanaan manasik haji.

BAB IV : TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini merupakan inti pembahasan yang berisi tentang

analisis data berupa deskripsi dari hasil penelitian tentang

efektivitas bimbingan manasik haji pada kantor kemenag

kota tangerang.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari

kesimpulan, dan saran. Kemudian penulis sertakan daftar

pustaka dan lampiran lampiran yang berkaitan dengan

penelitian yang telah di lakukan.

Page 29: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

16

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang

berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.

Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan

penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas adalah

suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentasi

target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.13

Efektivitas juga menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan,

suatu usaha dapat dikatakan efektif jika itu mencapai tujuanya.14

Pengertian efektivitas menurut Kartika Hadi yang dikutip oleh

Sukirno Agoes adalah sebagai berikut:

“Efektivitas adalah produk akhir kegiatan operasi telah

mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil, kualitas

kerja, maupun batas waktu yang ditargetkan”.

13

Hidayat,EfektivitasDalamKinerjaKaryawan, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1986), h. 30. 14

Hasansadily, EnsiklopediaIndonesia Jilid II, CES-HAM, (Jakarta: IchtiarBanu- Van

Hove, 1980), h. 134.

Page 30: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

17

Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad Afdinizar

pengertian efektivitas adalah “Tingkat dimana kinerja sesungguhnya

(aktual) sebanding dengan kinerja yang di targetkan”.

Istilah efektif (effektive) dan efisien (efficient) merupakan dua

istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati dalam upaya untuk

mencapai tujuan organisasi.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa efektivitas berarti

penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Artinya pada pelaksanaannya diniai baik atau tidak sangat tergantung

pada bagaimana tugas tersebut dapat diselesaikan dan terutama dapat

menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya

yang diperlukan atau dikeluarkan.15

H. Emerson yang dikutip langsung oleh Soewarno

Handayaningrat menjelaskan pengertian efektifitas adalah pengukuran

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya, jelasnya apabila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi, apabila

tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, maka pekerjaan itu tidak efektif.16

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli di atas,

penulis menyimpulkan bahwa efektivitas adalah tercapainya suatu

15

Sondang Siagin, Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi (Jakarta: CV Masagung,

1986), Cet-5, h. 149 16

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen

(Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990), cet. Ke-10, h. 16

Page 31: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

18

tujuan akhir yang optimal dari harapan yang dibuat sebelumnya dalam

waktu yang telah ditentukan, dalam kata lain adalah adanya suatu

perubahan dari suatu kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

2. Pengukuran Efektivitas

Dengan melihat pengertian efektivitas diatas, maka

dalammencapai efektivitas haruslah dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan bahwa kegiatan telah

dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan

waktu yang ditetapkan.

b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa didalam usaha

penyampaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja, material,

peralatan, waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan

setepat-tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

perencanaan dan tidak adanya pemborosan serta penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk

membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber

telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan

dengan bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang telah

ditetapkan.

Page 32: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

19

d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi

berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang

tersedia.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang

harus seimbang dengan tanggung jawab. Harus dihindari adanya

dominasi oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.

f. Prosedur kerja yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,

pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan serta

pelayanan kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan

operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.17

Menurut T. Hani Handoko ukuran efektivitas sebagai berikut:

a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan

fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil,

berkesinambungan dan sederhana.

b. Ketepatan dan obyektivitas, maksudnya semua rencana harus di

evaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat.

c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip

kelengkapan, komprehensif (comprehensivenees), kepaduan

(unity), dan konsisten.

d. Efektivitas biaya, dalam hal ini biasanya efektivitas menyangkut

dalam usaha, waktu dan aliran emosional.

17

Sujadi F,X, Organisasi dan Manajemen, Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen

(Jakarta: CV, Masagung, 1990), Cet ke-3, h. 36-39

Page 33: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

20

e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas: pertama tangung

jawab atas pelaksanaan, kedua tanggung jawab atas implementasi.

f. Ketepatan waktu, yakni suatu peerencanaan, perubahan-perubahan

yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak

tepat atau sesuai untuk berbagi perbedaan waktu.18

Sedangkan menurut FX.Suwarto dalam buku Perilaku

Organisasi, ada beberapa pendekatan untuk mengukur efektivitas,

yaitu pendekatan tujuan, pendekatan teori sistem dan pendekatan teori

multiple kontituensi.Namum dalam hal ini penulis hanya menjelaskan

pendekatan teori tujuan, karena dalam penelitian ini penulis

menggunakan pendekatan tujuan.Yang mana menekankan pada

pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.

Menurut FX. Suwarto, pendekatan tujuan itu yang menekankan pada

pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian

keefektifan.Pendekatan ini digunakan secara luas dalam usaha

mengevaluasi dan mengukur tingkat keefektifan, dalam praktek

pendekatan menurut tujuan yang banyak digunakan adalah manajemen

berdasarkan sasaran (manajemen by objektif) adalah suatu program

yang mencakup tujuan-tujuan yang khas ditentukan secara partisipatif

untuk suatu kurun waktu tertentu dengan umpan balik mengenai

kemajuan-kemajuan tujuan organisasi tersebut.19

18

T. Hani Handoko, Manajemen(Yogyakarta: BPPE, 2003), h. 103-105 19

FX. Suwarto, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

1999), h. 5-8.

Page 34: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

21

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli diatas, penulis

menyimpulkan bahwatolak ukur efektivitas setidaknya ada empat

komponen yang harus terpenuhi yaitu tepat guna, ekonomis,

akuntabilitas dan ketepatan waktu.

B. Bimbingan Manasik Haji

1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji

Bimbingan manasik haji terdiri dari tiga kata yaitu: Bimbingan,

Manasik dan Haji. Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari

bahasa inggris yaitu “guidance”.Kata guidance dalam masalah

pendidikan disebut bantuan, selain itu bimbingan dapat diartikan

arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar

(to) guide, yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk

jalan, mengemudikan, menuntun orang kejalan yang benar.20

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Years’s

Book of Education 1995 yang menyatakan bahwa bimbingan adalah

suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk

menentukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh

kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.21

Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian

bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan

20

H. M. Umar, Sartono, BimbingandanPenyuluhan, (Bandung: CV Pustakasetia 1998),

Cet, ke-1, h.9 21

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat pers, 2002), h. 3

Page 35: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

22

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia

sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai

dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,

masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan

menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan

yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan

membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal

sebagai makhluk sosial.(Rochman Natawidjaja, 1987:31).22

Menurut W.S Winkel Bimbingan berarti pemberian bantuan

kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara

bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan-

tuntunan hidup.Bantuan itu bersifat psikis (kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya

bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang

dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi

masalah yang akan dihadapinya kelak ini menjadi tujuan bimbingan.

Jadi, yang memberikan bimbingan menganggap orang lain mampu

menuntun dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus

digali dan dikembangkan melalui bimbingan.23

Menurut Crow & Crow (1960:7) bimbingan adalah bantuan

yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memilki

pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seseorang

22

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta,2008), h. 36 23

Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2010), h. 7

Page 36: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

23

dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya

sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan

sendiri dan memikul bebannya sendiri.24

Definisi bimbingan yang dirumuskan oleh Bimo Walgito:

Bimbingan adalah pertolongan yang diberikan kepada individu atau

sekumpulan individu dalam menghindari dan mengatasi kesulitan-

kesulitan didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.25

Menurut Aunur Rahim

Faqih yaitu bimbingan lebih mengarah kepada ketentuan dan petunjuk

Allah, karena menurutnya bimbingan islam adalah proses pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan diakhirat.26

Menurut Athur J.Jones, seperti yang dikutip oleh DR. Tohari

Musanmar (1985:4) bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan

oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membantu pilihan-pilihan,

penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem. Tujuan bimbingan

ialah membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal kemandirian

dan kemampuan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.27

24

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat pers, 2002), h. 4 25

Bimo Wagito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV. Ilmu, 1975), cet

ke-1, h. 4 26

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), cet ke-2, h. 1-4. 27

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jakarta: Ciputat pers, 2002), h. 5

Page 37: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

24

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli diatas,

penulis menyimpulkan bahwa bimbingan adalah proses dimana

pemberian arahan dan petunjuk terus-menerus yang diberikan oleh

seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih atau kompeten

dibidangnya kepada seseorang atau kelompok yang sedang mengalami

permasalahan atau kesulitan sehingga menjadikannya kemandirian

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Sedangkan untuk pengertian manasik adalah tata cara

pelaksanaan ibadah haji. Kata manasik merupakan bentuk jamak dari

kata mansak yang memiliki makna perbuatan dan syiar dalam ibadah

haji.28

Lalu menurut Kamus Istilah Haji dan Umrah, manasik adalah

hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan

ihram dari miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’I, wuquf di Arafah,

mabit di Muzdalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya.29

Jadi manasik merupakan tatacara pelaksanaan ibadah baik haji atau

umrah sesuai dengan rukun dan syaratnya, dan merupakan hak yang

tidak bisa diabaikan bagi seorang muslim yang hendak melaksanakan

ibadah haji ke tanah suci, dilakukan sebelum perjalanan haji baik itu

manasik yang diberikan oleh pemerintah (Kecamatan/kota) maupun

lembaga swasta (KBIH). Dengan mengikuti manasik, setiap calon

jemaah haji akan mendapatkan pengetahuan tatacara beribadah haji

yang sesuai dengan anjuran Rasulullah.

28

DedeImadudin, Mengenal Haji ,(Jakarta: PT MitraAksaraPanaitan, 2011), h. 18 29

Dr. H. Sumuran Harahap, KamusIstilah Haji danUmrah,(Jakarta: MitraAbadi Press,

2008), h. 362

Page 38: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

25

Kemudian untuk pengertian haji itu sendiri adalah menurut

bahasa berarti menyengaja. Dalam bahasa Arab, haji dibaca dengan

hajj atau hijj, meskipun pada dasarnya kata haji sering dibaca hajj. Jika

dibaca hajj, berarti keterikatan kemampuan dengan gerakan-gerakan

khusus. Jika di baca hijj, haji berarti gerakan-gerakan khusus. Jadi,

najul mahjul berarti laki-laki yang menyengaja. Hanya saja kata hajj

dan hijj kemudian biasa diartikan sebagai sengaja pergi ke Makkah

untuk melangsungkan manasik haji.30

Adapun menurut istilah, haji artinya sengaja mengunjungi

Baitullah (Kabah) untuk melaksanakan ibadah haji dengan syarat dan

ketentuan yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu,

seseorang yang pergi ke Makkah untuk bekerja belum tentu ia dapat

berhaji.31

Dari berbagai definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa

bimbingan manasik haji itu adalah upaya pembekalan, arahan,

petunjuk, pedoman serta pelatihan kepada para calon jemaah haji

sesuai dengan syarat, rukun dan wajib haji. Sehingga diharapkan

dalam pelaksanaannya tidak salah.

Dengan mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji, jemaah

akan mendapatkan pengetahuan tentang seputar ibadah haji, baik itu

menyangkut soal ibadah, budaya orang arab, serta cuaca di tanah suci.

30

Al-jawhari, al-shahhah, Jilid 1, (al-jawhari, Ismail ibnHammad, al-shahhahTaj al-

LughahwaShahhah al-Arabiyyah, Kairo, 1376 H-1957 M), h. 303 31

Udin Wahyudin, Fiqih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 81

Page 39: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

26

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji

Bimbingan manasik haji itu mempunyai fungsi dan tujuan,

menurut Latif Hasan fungsi dari bimbingan manasik haji adalah:

a. Agar semua calon jemaah mampu memahami semua informasi

tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk

kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan

ibadah haji di tanah suci.

b. Agar jemaah haji dapat mandiri dalam melaksanakan ibadah

haji, baik secara mandiri, regu atau rombongan.

c. Agar para jemaah haji mempunyai kesiapan menunaikan

ibadah haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk

ibadah haji lain.32

Adapun Tujuan Bimbingan Manasik Haji yaitu;

Tujuan dalam bimbingan manasik adalah supaya jemaah yang

niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib dan

sah.Aman dalam arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap dirinya

dan harta bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi

syarat, rukun dan wajib sesuai dengan tuntunan agama. Sah dalam arti

tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik.33

32

Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), cet

ke-2 h. 17 33

Ibid. h. 19

Page 40: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

27

Tujuan lainnya agar masyarakat umumnya dapat memahami

manasik haji, disamping itu diharapkan calon jemaah haji dapat

memahami tentang proses pelaksanaan haji dan dapat mempraktekkan

manasik haji secara benar sesuai dengan syariat Islam.

3. Metode dan Bentuk Bimbingan Manasik Haji

Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang digunakan

untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau

kegiatan agar tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan

diharapkan. Dalam hal bimbingan manasik haji pun terdapat bentuk

dan metode yang digunakan.

Bimbingan jemaah haji dikelompokan menurut bentuknya,

seperti dikemukakan Direktur Pembinaan Haji, bahwa bimbingan

manasik haji oleh pemerintah menurut jenjang organisasi pelaksana

yaitu: (a) Bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh KUA

Kecamatan, (b) Bimbingan massal yang dilaksanakan

Kabupaten/Kota.34

a. Bentuk Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling

berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi

saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya

34

Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,

Tuntunan Manasik Haji dan umrah, (Jakarta: Kemenag, 2013), h. 8

Page 41: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

28

bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk

peserta lainnya.35

Dalam bentuk bimbingan kelompok dilaksanakan di setiap

KUA Kecamatan yang dilakukan dalam 7 (tujuh) kali pertemuan.

Adapun jenis metode yang dipakai dalam bimbingan kelompok ini

diantaranya metode ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi.36

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan

pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relative

besar.Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong

timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.37

Dalam hal manasik

haji metode ceramah selalu menjadi unggulan para

pembimbing dalam menjelaskan atau menerangkan materi

tentang haji.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta

atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dana tau

saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah

35

H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.

178 36

Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,

Tuntunan Manasik Haji dan umrah, (Jakarta: Kemenag, 2013), h. 7 37

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 2012), h. 21

Page 42: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

29

sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.

Pembelajaran yang bersifat interaktif.38

Dalam bimbingan manasik haji metode ini dapat dikatakan

baik karena dapat menggali pengetahuan lebih dalam lagi dari

para jemaah tentang materi manasik haji yang telah

disampaikan .

3) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyampaian pelajaran

melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari

siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi.

Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif

agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru.39

Dalam bimbingan manasik haji, metode ini merupakan

strategi untuk mengukur sejauh mana pemahaman calon

jemaah terhadap materi yang telah disampaikan oleh

pembimbing, serta dapat membangkitkan respon para calon

jemaah.

4) Metode Simulasi

Dalam metode simulasi Udin Syaefudin menyatakan bahwa

simulasi merupakan replikasi atau visualisasi dari perilaku

38

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 2012), h. 21 39

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 2012), h. 17

Page 43: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

30

sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang

berjalan pada kurun waktu yang tertentu.Jadi dapat dikatakan

bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi

seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem

kehidupan yang sebenarnya.Simulasi memungkinkan

keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri

utam itu bisa dimodifikasi secara nyata.40

Dalam bimbingan manasik haji, metode simulasi

merupakan metode yang tepat untuk mengkondisikan keadaan

pada saat berhaji seperti melaksanakan rukun dan wajib haji.

Metode ini sangat membantu para jemaah dalam menambah

pengetahuannya serta dapat mempunyai gambaran apa saja

yang akan dilakukan selama ditanah suci.

b. Bentuk Bimbingan Massal

Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di Kabupaten/kota

oleh Kementrian Agama Kabupaten/Kota. Bimbingan massal ini

dilakukan selama 3 (tiga) kali pertemuan.41

Adapun metode yang

digunakan dalam bimbingan massal ini hampir sama dengan

metode yang dipakai oleh bentuk bimbingan kelompok yang telah

disebutkan sebelumnya. Metode bimbingan massal hanya

40

Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 129 41

Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,

Tuntunan Manasik Haji dan umrah, (Jakarta: Kemenag, 2013), h. 8

Page 44: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

31

menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.

Dikarenakan bentuk bimbingan massal ini merupakan bentuk

bimbingan umum yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah tingkat

Kabupaten/Kota.

Page 45: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

32

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA

TANGERANG

A. Sejarah dan Perkembangannya

Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang dibentuk berdasarkan

KMA No. 250/IX/1994 dan keberadaannya diresmikan oleh

Walikotamadya Tangerang Drs. H. Zakaria Machmud pada bulan

September 1994. Selanjutnya, atas nama Kepala Kantor Wilayah

Departemen Agama Provinsi Jawa Barat, Walikota Tangerang melantik

Kepala Kantor Departemen Agama Kotamadya Tangerang yang pertama,

yaitu Drs. H. Suroh, M. Si.42

Berikut nama-nama kepala kantor departemen agama/kementrian

agama Kota Tangerang dari masa-kemasa;43

1. Drs. H. M. Suroh, M. Si Masa Bhakti 1994-1998

2. Drs. H. M. Atoullah Ahmad, MA Masa Bhakti 1998-1999

3. Drs. H. Babun Abdullah Masa Bhakti 1999-2002

4. Drs. KH. Saeful Millah, MM, M.BA Masa Bhakti 2002-2003

5. Drs. H. Iskandar Bunyamin, MM Masa Bhakti 2003-2006

6. Drs. H. Zaenal, MM Masa Bhakti 2006-2013

42

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang 43

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 46: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

33

7. Drs. H. A. Nawawi, M. Si Masa Bhakti 2013-2015

8. Drs. H. Dedi Mahfudin, M. Si Masa Bhakti 2015- sekarang.

Pada awal berikutnya, Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang

berkantor (sementara) dirumah dinas Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten Tangerang, yang beralamat dijalan Ahmad Yani No. 8 Kota

Tangerang selama kurang lebih satu tahun. Karena mengalami renovasi,

maka Departemen Agama Kota Tangerang pada tahun 1995 menempati

kantor (sementara) dijalan Sukasari. Setelah selesai renovasi, maka pindah

kembali kejalan A. Yani No.8. pada tahun 2005 kantor di jalan A. Yani

mengalami rehab total sehingga aktivitas kantor pindah kerumah dinas

Sekda Kota Tangerang Jl. Nyimas Melati, Kota Tangerang.

Selanjutnya pada tahun 2013 Kementrian Agama Kantor Kota

Tangerang berpindah ke Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol menempati

kantor lama Kementrian Agama Kantor Kabupaten Tangerang yang telah

berpindah ke Tigaraksa.44

Kementrian Agama Kantor Kota Tangerang yang beralamat di Jl.

A. Yani No.8 masih tetap ditempati oleh seksi Penyelenggara Haji dan

Umrah, BAZDA Kota Tangerang, Sekretariat Dharma wanita, kelompok

kerja pengawas, kelompok kerja penyuluh dan sekretariat IGRA Kota

Tangerang, hal ini mengingat terbatasnya luas tanah dan pasilitas ruang

44

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 47: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

34

kerja pada kantor yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan II

Cokokol.45

B. Visi, Misi, dan Motto

1. Visi

“Terwujudnya Masyarakat Kota Tangerang yang taat beragama,

Berakhlakul Karimah, Rukun, Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera Lahir

Batin”.46

2. Misi

a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa

b. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada

madrasah sekolah umum dan pondok pesantren, TPQ/TKQ, MDT

dan majelis taklim.

c. Mewujudkan keluarga sakinah.

d. Meningkatkan pelayanan ibadah haji.

e. Memberdayakan lembaga keagamaan.

f. Memperkokoh kehidupan beragama dengan mengedepankan asas

kerukunan antar umat beragama, intern umat beragama.47

45

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang 46

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang 47

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 48: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

35

3. Motto

Melayani dengan pesona dan senyum dalam kerang kalima (5)

nilai budaya kerja, yaitu: Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung

Jawab, dan Keteladanan.48

C. Stuktur Organisasi

Stuktur organisasi sangat penting dan sangat berperan. Hal ini agar

suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya lebih terarah dan tidak saling

berbenturan. Selain itu, stuktur organisasi juga diperlukan agar terja

dipembagian tugas yang seimbang dan objektif yaitu memberikan tugas

sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing anggotanya.

Struktur organisasi yang baik yaitu menempatkan petugas yang tepat dan

memiliki kompetensi. Hal ini dilakukan agar semua kegiatan lebih terarah,

teratur dan terkontrol sehingga apabila terjadi persoalan dapat diselesaikan

sendiri mungkin. Adapun struktur organisasi Kantor Kementrian Agama

Kota Tangerang dan seksi penyelenggaraan haji dan umrah Kantor

Kementrian Agama Kota Tangerang sebagai berikut:

48

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 49: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

36

Gambar 3. 1

Struktuk Organisasi Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 50: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

37

Gambar 3. 2

Struktuk Organisasi Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementrian

Agama Kota Tangerang.49

D. Tugas dan Fungsi

Seksi penyelenggara Haji dan Umrah sebagai pelaksana sebagian

tugas dan fungsi Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang mempunyai

tugas dan fungsi sebagai berikut:50

1. Tugas

Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah mempunyai tugas sebagai

berikut. “Merencanakan dan melaksanakan pemberian pembinaan,

49

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang 50

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 51: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

38

pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat di bidang

penyelenggara haji serta mengawasi, mengevaluasi, dan melaporkan

pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan teknis kepala Kantor

Kementrian Agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

a. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran, program,

dan rencana Kerja Seksi Penyelenggara Haji danUmrah.

b. Melakukan pembagian tugas, mengerahkan, membimbing dan

mengkoordinasi pelaksanaan tugas Seksi Penyelenggara Haji dan

Umrah.

c. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait.

d. Melakukan penyelesaian masalah yang timbul di lingkungan Seksi

Penyelenggara Haji danUmrah.

e. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem teknis

pelaksanaan tugas sesuai dengan aturan dan perundang-undangan

yang berlaku.

E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

a. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang

optimal.

b. Mendata calon jemaah yang telah melakukan setoran haji.

c. Membina para pengurus KBIH agar lebih profesional.

Page 52: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

39

d. Membimbing, melayani, dan melindungi calon jemaah haji dalam

melaksanakan haji dan umrah.

2. Sasaran

a. Melakukan verifikasi data KBIH dalam proses akreditasi KBIH.

b. Mengadakan pembinaan calon jemaah haji ditingkat Kecamatan

Kota Tangerang.

c. Memverifikasi jumlah calon jemaah haji yang akan mendapat

bimbingan manasik.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, Seksi

Penyelenggaraan Haji danUmrah membuat kebijakan dan program.

Kebijakan yang diambil meliputi:51

1. Menyiapkan tenaga kerja yang tepat dan terampil.

2. Menyiapkan bimbingan yang berkualitas.

3. Menyiapkan tenaga pembimbing manasik haji.

Program dan kegiatan yang dibuat yaitu:

1. Peningkatan kualitas penyelenggaraan haji danumrah.

2. Mendata calon jemaah haji.

3. Peningkatan kualitas SDM.

4. Peningkatan bimbingan manasik pada KUA dan KBIH.

51

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 53: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

40

F. Sarana dan Prasarana Manasik Haji

1. Sarana

Dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggra ibadah haji yakni

melaksanakan bimbingan manasik Kementrian Agama Kota

Tangerang dilakukan sebanyak tiga kali sesuai dengan peraturan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan tersebut bertujuan untuk

memberikan bekal pengetahuan kepada para calon jemaah haji yang

akan berangkat untuk dilakasanakan dan dipatuhi.

Pelaksanaan bimbingan manasik massal dilaksanakan di Masjid

Agung Al-Ittihad Kota Tangerang. Pemilihan lokasi tersebut

dikarenakan memilki aula Masjid yang cukup luas sehingga bisa

menampung para calon jemaah dan lokasi yang trategis.52

2. Prasarana

Dalam menunjang kegiatan, alat dan media yang digunakan saat

bimbingan manasik haji yaitu Pengeras suara, Laptop, Infocus, buku

bimbingan manasik haji dan miniatur Ka’bah.

G. Pembimbing Manasik Haji

Berikut pembimbing yang menjadi narasumber ketika proses

bimbingan manasik haji berlangsung di masjid Agung Al-Ittihad Kota

Tangerang53

1. Walikota Kota Tangerang

52

Wawancara dengan H. Basuni, Tangerang, 01 Juni 2016 53

Dokumen Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 54: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

41

2. Kepala Kanwil Kemenag Prov. Banten

3. Kepala Kantor kemenag Kota Tangerang

4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang

5. GM Hajj Plannig Dinas pelayanan Haji Garuda Indonesia

6. Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov.

Banten

7. Ust. H. Ade Sutardi

H. Peserta Bimbingan Manasik Haji

Dalam hal ini peserta bimbingan manasik yang dimaksud adalah

para calon jemaah haji, pada Kementrian Agama Kota Tangerang peserta

bimbingan manasik haji massal terdapat 1.442 jemaah (yang sudah

melunasi BPIH) yang terdiri dari berbagai latar belakang, pekerjaan dan

pendidikan.

Page 55: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

42

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab IV menjelaskan tentang analisis efektivitas bimbingan

mananasik haji, dari tahapan-tahapan tersebut berisi tentang : Standar

Operasional Prosedur, Mekanisme dan Prosedur, Unsur-Unsur Bimbingan dan

Analisis Efektifitas bimbingan manasik. Tahapan-tahapan ini dibahas untuk

mengetahui keefektifan bimbingan manasik haji pada Kantor Kementrian

Agama Kota Tangerang.

A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bimbingan Manasik Haji

Kemenag Kota Tangerang

Standar operasional prosedur adalah pedoman yang berisi

prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi

yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan,

serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang

di dalam organisasi yang adalah anggota-anggota organisasi berjalan

secara efektif (dan efisien), konsisten, standar dan sistematis.54

Menurut IR. M. Budiharjo standar operasional prosedur adalah

suatu perangkat lunak pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja

atau prosedur kerja tertentu. Oleh karena prosedur kerja yang dimaksud

bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah, prosedur kerja tersebut

54

Rudi M. Tambunan, Standar Operating Prosedures (SOP), Jakarta, 2008, h. 79

Page 56: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

43

dilakukan menjadi dokumen tertulis yang disebut sebagai Standar

Operating Procedure atau disingkat SOP.55

Diadakanya SOP memiliki fungsi dan tujuan

1. Fungsi :

a. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan

mudah dilacalak.

d. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin

dalam bekerja.

e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

2. Tujuan :

a. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat

kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit

kerja.

b. Atau mengetahui dengan jelas peran dan funsi tiap-tiap

posisi dalam organisasi.

c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab

dari petugas/pegawai terkait.

d. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari

malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

55

M. Budiharjo, Menyusun SOP, Jakarta, 2014, h. 7

Page 57: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

44

e. Untuk menghindari kegagalan dan kesalahan, keraguan,

duplikasi dan inefisiensi.56

Dalam menjalankan suatu organisasi atau perusahaan tentunya

memiliki standar operasional prosedur agar suatu kegiatan tersebut

berjalan dengan baik dan terarah. Dalam hal ini kementrian agama Kota

Tangerang juga menerapkan standar operasional prosedur sesuai dengan

yang telah ditetapkan oleh Kementrian Agama Pusat.

Sesuai dengan keputusan Kementrian Agama Penyelenggaraan

Ibadah Haji dan Umrah, pemerintah memfasilitasi jemaah haji dengan

menerbitkan buku panduan manasik haji adalah sebagai bentuk

tanggungjawab pemerintah kepada para calon jemaah haji. Selain itu

jemaah haji diharapkan meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta

pemahamannya secara mandiri tentang ibadah haji.

Dalam buku panduan manasik haji tersebut, didalamnya

menjelaskan tentang keseluruhan petuntuk manasik haji dan umrah, tata

cara pelaksanaan ibadah haji meliputi ketentuan hokum dan hikmah haji

dan umrah serta dilengkapi dengan Tanyajawab seputar manasik manasik

haji dan umrah dan penjelasan beberapa tempat bersejarah serta syiar-syiar

perhajian yang dianggap perlu.

Seperti yang di kemukakan oleh H. Basuni “ Bimbingan yang

diberikan oleh Kementrian Agama Kota Tangerang mempunyai

56

Diakses dari http://smeindonesia.org/manfaat-tujuan-dan-fungsi-sop/465/ di Unduh

30/05/16 Pukul 14.15 WIB

Page 58: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

45

standarisasi yang telah ditetapkan oleh dirjen penyelenggaraan haji dan

umrah, yaitu pembimbing, banyaknya bimbingan dan meteri bimbingan.

Kami hanya tinggal menjalankannya saja”. 57

Standar Operasional Prosedur Bimbingan Manasik Haji anatara

lain:

1. Pendataan Jumlah Jemaah Haji Kecamatan

2. Pembentukan panitia pelaksana

3. Pembuatan dan Distribusi Undangan Manasik Haji

4. Pendaftaran Peserta Manasik Haji

5. Pelaksanaan Manasik Haji

6. Pembuatan Mahram

7. Penyerahan Surat Mahrom

8. Pelaporan kegiatan Bimbingan Manasik Haji

9. Penyimpanan dan Pengarsipan Data Calon Jemaah Haji Yang

Mengikuti Bimbingan Manasik Haji

Sejauh ini peneliti melihat Kementrian Agama Kota Tangerang

telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai yang telah diamanatkan

oleh Kementrian Agama Republik Indonesia dalam memberikan

pelayanan kepada calon jemaah haji.

57

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni, Tangerang, 02 Mei 2016

Page 59: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

46

B. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji Kementrian

Agama Kota Tangerang

Mekanisme bimbingan manasik haji pada kementrian Agama Kota

Tangerang dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang pertama pelaksanaan

bimbingan manasik haji ditingkat Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan sebanyak tujuh kali pertemuan, dan yang kedua pelaksanaan

bimbingan manasik ditingkat kabupaten/kota sebanyak tiga kali

pertemuan.

Langkah-langkah Kementrian Agama Kota Tangerang dalam

pelatihan manasik haji terdiri dari:58

1. Pelaksana Kebijakan Pelatihan Kantor Kementrian Agama Kota

Tangerang

2. Perencanaan dalam Pelatihan Manasik Haji

3. Standar Minimum atas Penguasaan Materi dalam Pelatihan

Manasik Haji

4. Pertemuan Tatap Muka dalam Pelatihan Manasik Haji

KUA yang berada di Kota Tangerang secara administratif

berjumlah sebanyak 13 KUA. Anatara lain: KUA Tangerang, KUA

Jatiuwung, KUA Batuceper, KUA Benda, KUA Cipondoh, KUA Ciledug,

KUA Karawaci, KUA Periuk, KUA Cibodas, KUA Neglasari, KUA

Pinang, KUA Karang Tengah, dan KUA Larangan. Semuanya KUA yang

58

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni, Tangerang, 02 Juni 2016

Page 60: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

47

ada di Kota Tangerang telah melaksanakan bimbingan manasik sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Dalam meningkatkan bimbingan manasik haji, pemerintah Kota

Tangerang merangkul dan bekerja sama dengan bebepara KBIH untuk

memberikan pemahaman tambahan mengenai ilmu manasik haji selain

bimbingan manasik haji yang diberikan oleh pemerintah yakni tingkat

KUA Kecamatan dan tingkat Kabupaten/Kota.

Tercatat sebanyak 26 KBIH yang ada di Kota Tangerang yang

telah memiliki izin dan terdaftar di Kementrian Agama Kota Tangerang

melaksanakan bimbingan manasik haji sesuai dengan arahan Kementrian

Agama Kota Tangerang.

Calon jemaah haji yang akan berangkat tahun ini disarankan oleh

Kementrian Agama Kota Tangerang sebagaimana yang dikemukakan oleh

H. Basuni “ Calon jemaah diarahkan agar ikut dan bergabung dengan

KBIH terdekat yang ada di Kota Tangerang”59

diharapkan bagi calon

jemaah haji mendapatkan pemahaman tentang ilmu manasiknya. Selain itu

juga bergabungnya dengan KBIH mempererat persaudaraan antar jemaah

kota Tangerang sekaligus memudahkan pelaksanaan haji di Arab Saudi.

Bimbingan manasik haji merupakan bagian dari pembinaan yang

dianggap perlu diberikan oleh pemerintah agar para calon jemaah haji

yang akan berangkat mengetahui dan faham akan proses ibadah haji.

59

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni. Tangerang, 02 Mei 2016

Page 61: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

48

Selain itu juga para calon jemaah haji diharapkan mandiri ketika

berlangsungnya prosesi haji dilaksanakan.

Dalam pelaksanaannya, Kantor kementrian Agama melaksanakan

bimbingan manasik haji telah sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Republik

Indonesia. Yaitu dengan melaksanakan bimbingan manasik secara massal

sebanyak tiga kali.

Menurut H. Basuni “ Bimbingan Manasik dilaksanakan di Masjid

Agung Al-Ittihad Kota Tangerang.”60

Ketika pelaksanaannya peneliti

menyaksikan langsung kegiatan manasik haji di lokasi Masjid Agung Al-

Ittihad Kota Tangerang yang beralamat di Jl. Ki Samaun No. 1, Sukasari

Tangerang. Pemilihan ditempat masjid Al-Ittihad selain bisa menampung

jumlah jemaah yang banyak, lokasi tersebut juga sangat strategis bisa

diakses oleh jemaah dari berbagai kecamatan di Kota Tangerang.

Dalam upaya memberikan pelayanan bimbingan manasik peneliti

melihat Kementrian Agama Kota Tangerang telah melaksanakannya sesuai

prosedur. Selain itu juga upaya pemerintah dalam meningkatkan

bimbingan manasik haji, pemerintah bekerjasama dengan 26 KBIH yang

ada di Kota Tangerang demi memantapkan pengetahuan dan membekali

calon jemaah haji agar dalam melaksanakan ibadah haji, diperoleh

keselamatan, kelancaran, ketertiban, dan kesejahteraan calon jemaah haji

guna mencapai kesempurnaan ibadah haji untuk memperoleh haji mabrur.

60

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni. Tangerang, 02 Mei 2016

Page 62: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

49

C. Unsur-Unsur Bimbingan Manasik Haji

Untuk mencapai bimbingan yang efektif, dalam hal ini bimbingan

manasik mempunyai beberapa unsur-unsur terkait yang tidak bisa

dipisahkan satu dengan lainnya agar semuanya berjalan dengan baik dan

lancar. Unsur-unsur tersebut antara lain:

1. Pembimbing Manaasik Haji

Pembimbing merupakan hal yang sangat terpenting diutamakan

dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, dimana pembimbing

merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan oleh para calon jemaah

haji agar para calon jemaah haji dapat mengetahui berbagai ilmu

manasik haji yang harus dimiliki oleh para calon jemaah haji.

2. Peserta Bimbingan Manasik Haji

Peserta bimbingan manasik haji adalah para calon jemaah haji itu

sendiri, pada Kementrian Agama Kota Tangerang peserta bimbingan

manasik haji terdapat 1.442 jemaah (yang melakukan pelunasan

BPIH), yang terdiri dari berbagai macam latar belakang pendidikan,

usia dan pendidikan.

3. Materi Bimbingan Manasik Haji

Materi adalah salah satu hal pokok yang harus disampaikan oleh

pihak penyelenggara kepada calon jemaah, dimana materi merupakan

bekal yang harus diketahui oleh jemaah agar jemaah dapat

Page 63: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

50

melaksanakan ritual ibadah Haji dengan lancer dan membuat jemaah

itu lebih mandiri.

4. Metode

Metode adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh

narasumber atau pembimbing dalam menyampaikan materi agar proses

bimbingan pada jemaah tercapai sesuai dengan tujuan. Suatu metode

sangatlah penting bagi pembimbing agar jemaah merasa tidak jenuh

dan bosan serta jemaah mudah memahami isi materi yang

disampaikan.

Metode yang digunakan saat pelaksanaan bimbingan manasik pada

Kementrian Agama Kota Tangerang adalah metode ceramah, tanya

jawab, diskusi, dan praktek.

5. Media

Media merupakan suatu wadah atau sarana dalam menyampaikan

materi atau informasi. Media juga disebut sarana prasarana dalam

sebuah kegaiatan. Dimana sarana prasarana ini untuk menunjang

keberhasilan suatu kegiatan dalam menyampaikan sebuah materi yang

akan disampaikan.

6. Tujuan dan Pengaruh

Bimbingan manasik haji ini bertujuan untuk menjadikan jemaah

haji yang mandiri, mematuhi semua peraturan, menjaga nama baik

Negara, berakhlakul karimah, dan melaksanakan ibadah haji dengan

baik sesuai dengan syariat.

Page 64: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

51

Adapun pengaruh bimbingan manasik haji ini adalah teori yang

diberikan selama ditanah air dapat dipraktekan secara benar ketika

pelaksanaan ibadah haji ditanah suci serta mendapatkan predikat haji

mabrur dan menjadi kepribadian yang lebih baik lagi untuk

kedepannya.

Menurut Ibu Sarginem salah satu calon jemaah haji mengatakan

“Bimbingan manasik ini sangatlah penting dan membantu saya ketika

proses pelaksanaan ibadah haji dan sudah mengetahui sedikit

gambaran tentang kondisi di tanah suci karena saya sudah

melaksanakan umrah sebelumnya.”61

Sedangkan menurut Bapak Tri

Sulistio mengatakan “ Bimbingan manasik ini sangat bermanfaat

sekali, karena sidalam setiap pertemuaannya mempunyai makna yang

berbeda-beda sehingga dapat membantu saya untuk bekal nanti

disana.”62

Hasil dari bimbingan ini tentunya sangatlah berguna bagi calon

jemaah haji tidak hanya bimbingan manasik di Kota Tangerang saja,

umumnya melainkan seluruh jemaah haji Indonesia untuk

melaksanakan ibadah haji di tanah suci dengan baik dan benar, serta

melaksankan ibadah haji sesuai dengan syariat dan rukun dan

wajibnya.

61

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sarginem, Tangerang, 04 Juni 2016 62

Wawancara Pribadi dengan Bapak Tri Sulistio, Tangerang, 04 Juni 2016

Page 65: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

52

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan dalam

ibadah haji, maka hikmah yang dapat diperoleh dari ibadah haji adalah

sebagi berikut:63

a. Mendorong kerja keras untuk mengusahakan biaya haji

b. Melatih rela berkorban

c. Mendidik untuk berani menghadapi kesulitan

d. Melatih disiplin diri

e. Mendorong untuk bertemu dengan bangsa-bangsa lain dari

seluruh dunia

f. Mewujudkan ukhuwah islamiyah

g. Mewujudkan asas persamaan

h. Menjadikan Baitullah sebagai lambing persatuan umat Islam

i. Menapak tilas sejarah Nabi ibrahim AS dan sejarah Nabi

Muhammad SAW

j. Memperingati wahyu terakhir yang turun di Arafah

k. Menghayati kebesaran ilahi dan menggambarkan betapa

pertemuan yang akan terjadi di Padang Mahsyar kelak

l. Mendapat jaminan dikabulkannya do’a-do’a

m. Mendapat jaminan diampuninya dosa-dosa

n. Mendapat jaminan masuk syurga

63

Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi & Fiqih Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2008), h. 225

Page 66: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

53

D. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji

Dilihat dari observasi langsung ke tempat penelitian dan juga

berdasarkan data-data yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian

mengenai bimbingan manasik haji melalui wawancara dan observasi

selanjutnya adalah menganalisa anatara teori dengan praktek dilapangan.

Menurut H. Emerson yang dikutip langsung oleh Soewarno

Handayaningrat menjelaskan pengertian efektifitas adalah pengukuran

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya, jelasnya apabila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi, apabila tujuan

atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka

pekerjaan itu tidak efektif.64

Setidak-tidaknya, ada tiga acuan kriteria utama untuk mengukur

sukses tidaknya sebuah pelayanan. Hal itu tentu ada kaitannya dengan

sertifikat ISO 900;2001. Pertama Profesional. Kedua Mengacu kepada

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Ketiga

Berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat, khususnya

jemaah haji. Bertugas dalam pelayanan haji tidak lain dari beribadah dan

menjalankan amanah. Dalam kondisi lain, yang diperlukan bagi seorang

petugas haji bukan hanya sekedar penguasaan terhadap tugas dan fungsi

64

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen

(Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990), cet. Ke-10, h. 16

Page 67: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

54

dilapangan, tetapi juga komitmen dan kesadaran untuk memberikan

pelayanan yang terbaik kepada umat.65

Dalam melaksanakan tugasnya, peneliti melihat pelayanan ibadah

Haji yang dilakukan Kementrian Agama Kota Tangerang berjalan sesuai

dengan sertifikasi ISO 900;2001 yang pertama adalah Profesional. Ketika

berbicara profesional, Kementrian Agama Kota Tangerang mempunyai

tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dibidangnya

mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing. Terbukti dengan

suksesnya menyelenggarakan pelayanan ibadah Haji mulai dari

pendaftaran calon jemaah sampai dengan dengan pelayanan bimbingan

manasik Haji.

Kemudian yang kedua adalah mengacu kepada standar operasional

prosedur. Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, SDM yang ada di

Kementrian Agama Kota Tangerang sudah melaksanakan tugasnya sesuai

dengan SOP yang telah ditetapkan.

Kemudian yang ketiga adalah berorientasi pada kepentingan dan

kebutuhan masyarakat, khususnya jemaah haji. Peneliti menilai dalam hal

ini pemerintah Kota Tangerang memfokuskan kepada pelayanan ibadah

Haji karena ibadah Haji merupakan pelayanan yang harus diberikan

semaksimal mungkin kepada calon jemaah Haji karena mempunyai

rangkaian ibadah yang begitu banyak akan dijalani oleh calon jemaah Haji.

dari itu kebutuhan masyarakat saat ini adalah memberikan pelayanan

65

Dokumen Kementrian Agama Kota Tangerang

Page 68: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

55

terbaik untuk calon jemaah Haji tanpa mengabaikan kebutuhan masyarakat

yang lainnya.

Selanjutnya adalah mengukur ke efektifan bimbingan manasik haji

di Kementrian Agama Kota Tangerang. Efektivitas adalah suatu ukuran

yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah

tercapai. Dimana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi

efektivitasnya.66

Yang pertama adalah dari segi kuantitas, berarti dapat diartikan

seberapa banyak jumlah. Baik itu jumlah pembimbing manasik, jumlah

bimbingan manasik dan jumlah jemaah.

Pada pelaksanaan bimbingan, yang menjadi narasumber bimbingan

manasik Haji massal antara lain:

a. Kepala Kanwil Kemenag Prov. Banten

b. Kepala kantor Kemenag Kota Tangerang

c. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang

d. GM Hajj Planing Dinas Pelayanan Haji Garuda Indonesia

e. Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov.

Banten

f. Ust. H. Ade Sutardi

Pada pelaksanaan bimbingan tersebut bibagi menjadi tiga hari, hari

pertama pengisi materi adalah: Kepala Kanwil Kemenag Prov. Banten

menyampaikan materi seputar kebijakan pemerintah tentang

66

Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1986), h. 30.

Page 69: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

56

penyelenggaraan ibadah haji tahun 2016, dan Kepala Kantor Kemenag

Kota Tangerang menyampaikan materi tentang bimbingan perjalanan haji.

Pada hari kedua pengisi materinya adalah: Kepala Dinas Kesehatan

Kota Tangerang menyampaikan materi tentang bimbingan tehnik

pelayanan kesehatan haji, dan GM Hajj Planing Dinas Pelayanan Haji

Garuda Indonesia menyampaikan materi tentang keselamatan penerbangan

selama berada di pesawat.

Untuk hari ketiga pengisi materinya adalah: Kabid Penyelenggara

Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov. Banten menyampaikan materi

tentang tugas dan fungsi Ketua Regu, Ketua Rombongan dan perkenalan

petugas Kloter (TPIH, TPHI, dan TKHI), dan pemateri terakhir Ust. H.

Ade Sutardi menjelaskan tentang hikmah haji, pelestarian haji mabrur, dan

praktikum manasik haji. 67

Kemudian jumlah bimbingan manasik. Menurut H. Basuni “untuk

tahun ini bimbingan manasik haji kembali menjadi 10 kali bimbingan, 7

kali tingkat KUA Kecamatan dan 3 kali tingkat Kabupaten/Kota.” Hal ini

peniliti menilai jumlah bimbingan manasik tahun ini kembali normal dari

tahun sebelumnya sebanyak 6 kali bimbingan walaupun penulis anggap

masih kurang dalam bimbingan manasik haji. Melihat hal tersebut

Kementrian agama bekerjasama dengan 26 KBIH yang ada di Kota

Tangerang untuk memberikan bimbingan tambahan selain yang diberikan

oleh pemerintah. Ketika peneliti mendatangi salah satu KBIH yang ada di

67

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni. Tangerang, 01 Juni 2016

Page 70: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

57

Kota Tangerang dan melakukan wawancara dengan H. Ahmad Damanhuri

mengatakan “KBIH disini mengadakan bimbingan manasik 24 kali untuk

calon jemaah Haji yang dimulai dari bulan Desember sampai bulan Mei

2016”. Peneliti menilai hal ini sangat efektif menjadi alternatif dari

kurangnya bimbingan yang diberikan oleh pemerintah, selain itu juga

materi yang disampaikan jauh lebih banyak mengenai ibadah Haji.

Kemudian dari jumlah jemaah haji Pada tahun ini kuota jemaah

haji Provinsi Banten sekitar kurang lebih 6.788 orang yang terbagi dalam

beberapa Kabupaten dan Kota. Sedangkan jumlah jemaah haji Kota

Tangerang sebanyak 1.442.68

Dan telah melunasi BPIH (Biaya Perjalanan

Ibadah Haji)

Menurut H. Basuni sebagai pembinaan haji dan umrah Kota

Tangerang “Calon jemaah haji Kota Tangerang berasal dari berbagai jenis

profesi atau pekerjaan yang berbeda-beda, semuanya mengikuti bimbingan

manasik haji dengan semangat.”69

68

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni. Tangerang, 01 juni 2016 69

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni, Tangerang, 01 Juni 2016

Page 71: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

58

Tabel 4.1

Tabel Jumlah Jemaah Haji Kota Tangerang Dari Segi Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

PNS 157 10,88%

Pedagang/Wirausaha 130 9,01%

TNI/Polri 13 0,90%

Petani 5 0,34%

Pegawai Swasta 568 39,38%

Ibu Rumah Tangga 454 31,48%

Pelajar/Mahasiswa 5 0,34%

Pensiun 110 7,62%

Total Jumlah 1.442 100%

Sumber diolah dari Kementrian Agama Kota Tangerang

Tabel diatas menjelaskan jumlah jemaah haji dilihat dari segi

pekerjaan yang terdaftar sebagai peserta yang akan mengikuti pelatihan

bimbingan manasik haji di Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang.

Pegawai Swasta sebanyak 568 peserta. Sedangkan pekerjaan Ibu rumah

tangga sebanyak 454 peserta. PNS dengan 157 peserta.

Pedagang/Wirausaha dengan 130 peserta. Pensiun dengan 110 peserta.

TNI/Polri dengan 13 peserta. Dan terakhir Petani dan Pelajar/Mahasiswa

masing-masing dengan 5 peserta.

Dari tabel diatas menunjukan pekerjaan bukanlah penghalang bagi

mereka yang berniat dan berkeinginan untuk melaksanakan ibadah haji ke

Page 72: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

59

tanah suci, masalah rezeki Allah yang telah mengaturnya. Tercatat

pegawai swasta yang paling banyak yang akan pergi haji tahun ini.

Tabel 4.2

Tabel Jumlah Jemaah Haji Kota Tangerang Dari Segi Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SD 154 10,67%

SMP 189 13,10%

SMA 530 36,80%

D3 153 10,60%

S1 354 24,54%

S2 58 4,02%

S3 4 0,27%

Total Jumlah 1.442 100%

Sumber diolah dari Kementrian Agama Kota Tangerang

Tabel diatas menjelaskan jumlah jemaah haji dilihat dari

pendidikan yang terdaftar sebagai peserta yang akan mengikuti pelatihan

bimbingan manasik haji Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang. Dan

paling banyak yang akan mengikuti pelatihan bimbingan manasik adalah

SMA sebanyak 530 peserta. Sedangkan S1 di urutan kedua sebanyak 354

peserta. SMP di urutan ketiga dengan 189 peserta. SD diurutan keempat

dengan 154 peserta. D3 di urutan kelima dengan 153 peserta. S2 di urutan

ke enam dengan 58 peserta. Dan di urutan terakhir S3 dengan 4 peserta.

Page 73: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

60

Perbedaan pendidikan tidaklah menunjukan penghalang minat dari

masyarakat tersebut untuk menunaikan ibadah haji.

Pada pelaksanaannya, peneliti menilai peserta manasik haji yang

hadir sekitar 90% mengikuti pelatihan manasik haji dari 1.442 jemaah Haji

berhak menerima bimbingan manasik yang diadakan oleh Kementrian

Agama Kota Tangerang di Masjid Agung Al-Ittihad. Dari 90% yang hadir

tersebut menunjukan tingkat ke efektifan.

Setelah mengukur dari segi kuantitas selanjutnya adalah mengukur

dari segi kualitas. Berbicara kualitas bimbingan manasik yang diberikan

oleh Kementrian Agama Kota Tangerang mencakup kualitas pembimbing,

materi, dan tempat.

Menurut H. Basuni “pembimbing manasik haji yang ada di

Kementrian Agama Kota Tangerang sudah bersertifikasi Haji namun ada

beberapa yang belum, masih dalam proses sertifikasi.”

Pembimbing merupakan orang yang terpenting dalam hal ini

karena pembimbing harus menyampaikan sebuah materi, sampai tidaknya

materi itu kepada calon jemaah haji tergantung pembimbingnya. Oleh

karena itu pembimbing manasik haji haruslah yang professional dan

mengerti serta faham dibidang keilmuannya. Selain itu juga pembimbing

harus memiliki keahlian dalam hal menyampaikan kepada jemaah.

Menurut H. Basuni “Pembimbing manasik harus memiliki

pengetahuan agama yang banyak, memiliki kepribadian yang baik,

Page 74: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

61

mengetahui medan dilapangan, kemampuan bermasyarakat, serta takwa

kepada Allah SWT”70

Setelah melakukan penelitian penulis membuktikan dan melihat

langsung bahwa proses bimbingan manasik tersebut berjalan dengan baik

dan sesuai dengan pemateri yang telah ditetapkan. Semua pemateri

memberikan materi bimbingannya dengan jelas kepada jemaah.

Menurut salah satu calon jemaah haji Bapak Yanis Hanifa “ Sikap

pembimbing sangatlah baik dan penjelasannya sangaat detail, sehingga

saya bisa memahami dengan mudah”71

, bagi jemaah sendiri pembimbing

merupakan guru bagi mereka, tempat bertanya, dan diskusi tentang

perhajian. Selain itu juga pembimbing sosok sebagai teman ada ketika

jemaah menghadapi kesulitan.

Untuk menunjang ke efektifan pembimbing dalam menyampaikan

materi bimbingan manasik, pembimbing menggunakan beberapa metode

antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan praktek.

Menurut H. Basuni “ Metode yang digunakan oleh pembimbing

sejauh ini menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan

praktek.”72

Pada pelaksanaannya peneliti melihat metode penyampaian

yang diberikan oleh pembimbing memang benar, antara lain menggunakan

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan praktek.

Dengan metode tersebut yang digunakan memudahkan

pembimbing dalam memberikan pemahaman kepada calon jemaah.

70

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni. Tangerang, 02 Mei 2016 71

Wawancara Pribadi dengan Bapak Yanis Hanifa, Tangerang, 04 Juni 2016 72

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni, Tangerang, 01 Juni 106

Page 75: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

62

Menurut Ibu Sarginem salah seorang jemaah haji menyatankan

bahwa “ Metode yang dipakai oleh pembimbing membantu saya untuk

memahami materi yang disampaikan. Dari beberapa matode, yang saya

mudah pahami adalah metode praktek.”73

Dari sekian banyaknya jemaah

yang mengikuti bimbingan manasik ketika peneliti melakukan wawancara

kebanyakan dari jemaah haji mengatakan metode prakteklah yang sangat

mereka mudah pahami dari beberapa metode lainnya tanpa mengabaikan

metode yang lainnya semuanya sangat penting.

Pada metode praktek ini dilakukan setelah jemaah mendapatkan

penjelasan tentang teori seputar perhajian. Metode ini diterapkan dari

tahun-tahun sebelumnya karena masalah perhajian adalah mengenai

ibadah fisik dimana semua kegiatannya melakukan praktek. Metode ini

dianggap penting gambaran bagi jemaah yang akan melaksanakan ibadah

haji.

Pada metode praktik, peneliti melihat dilapangan pembimbing

mempraktikan kemudian jemaah mengikutinya. Antara lain: Tatacara

memakai kain ihram yang baik dan benar, praktik niat dan shalat sunah

ihram, tatacara thawaf, sa’I, dan tahallul.

Kemudian materi yang dberikan oleh pembimbing sesuai dengan

kurikulum yang telah di buat. Adapun materi sebagai berikut:

73

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sarginem, Tangerang, 04 Juni 2016

Page 76: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

63

Tabel 4.3

Tabel Materi Bimbingan Manasik Haji Massal di Kementrian

Agama Kota Tangerang

Pertemuan Materi Tempat

1

a) Kebijakan pemerintah tentang

penyelenggaraan ibadah haji tahun

2016

b) Bimbingan perjalanan haji

Masjid Agung

Al-Ittihad Kota

Tangerang

2

a) Keselamatan penerbangan

b) Bimbingan tehnik pelayanan

kesehatan haji

3

a) Tugas dan fungsi ketua regu, ketua

rombongan, dan perkenalan petugas

kloter (TPHI, TPIHI, dan TKHI)

b) Hikmah haji, pelestarian haji mabrur

dan praktikum manasik haji

Sumber dari Kementrian Agama Kota Tangerang

Tabel diatas menjelaskan tentang pelaksanaan sekaligus materi

manasik haji yang dilaksanakan di Kementrian Agama Kota Tangerang.

Dengan diberikan jadwal pelaksanaan bimbingan manasik tersebut jemaah

haji lebih jelas mengetahui materi manasik yang akan diberikan oleh

Pembina Haji.

Page 77: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

64

Adapun materi bimbingan manasik haji yang diberikan ditingkat

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Tabel Materi Bimbingan Manasik Haji di Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan

Pertemuan Materi

1 Bimbingan Perjalanan Ibadah Haji

a) Persiapan sebelum berangkat ke Asrama

Haji (Asrama Haji Transit)

b) Kegiatan di Asrama Haji

(Embarkasi/Debarkasi)

c) Kegiatan selama di Pesawat

d) Kegiatan di Bandara Arab Saudi

(Madinah/Jeddah) pada saat kedatangan dan

pemulangan

e) Kegiatan dalam perjalanan menuju

pemondokan

f) Kegiatan di pemondokan Mekkah/Madinah

g) Kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina

h) Kegiatan ziarah di Mekkah dan Madinah

2 Bimbingan Kesehatan Haji

a) Pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji di

Tanah Air dan Arab Saudi

Page 78: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

65

b) Jenis obat-obatan yang boleh dibawa ke

Tanah Suci

c) Penanganan dini terhadap jemaah haji

Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji

a) Etika dan akhlakul karimah selama

pelaksanaan ibadah haji

b) Pengretian haji Ifrad, Tamattu, Qiran

c) Macam-mcam Dam

d) Pelaksanaan shalat Arba’in

3 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah haji/Umrah

a) Berpakaian dan Shalat Sunat Ihram

b) Niat dan bacaan Talbiyah

c) Thawaf

d) Sa’i

e) Tahallul

4 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Umrah

a) Praktik memakai pakaian Ihram

b) Praktik niat dan shalat sunnah ihram

c) Praktik Thawaf

d) Praktif Sa’i

e) Praktik Tahallul

Page 79: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

66

5 Binbingan Pelaksanaan Ibadah Haji/Manasik

Haji

a) Ihram/Miqot

b) Wukuf di Arafah

c) Mabit di Muzdalifah

d) Mabit di Mina

e) Melontar Jamarat

f) Thawaf Ifadoh, Sa’i

g) Tahallul Awal dan Tahallul Tsani

6 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah

Haji/Manasik Haji

a) Praktik memakai Ihram

b) Praktik niat dan shalat sunat Ihram

c) Praktik Wukuf, Mabit di Muzdalifah dan

Mina

d) Praktik melempar Jamarat

e) Praktik Thawaf Ifadhah

f) Praktik Tahallul/Memotong Rambut

7 Ibadah dan Kegiatan Selama di Pesawat

a) Bersuci (Wudhu/Tayamum di pesawat)

b) Shalat di pesawat

c) Makan, minum dan istirahat di pesawat

d) Membaca Al-Qur’an, zikir dan do’a

Page 80: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

67

e) Tata cara menggunakan fasilitas di pesawat

f) Menjaga keselamatan penerbangan

Hak dan Kewajiban Jemaah

Hak

a) Hak memperoleh bimbingan manasik

b) Akomodasi dan konsumsi di Tanah Air dan

Arab Saudi

c) Gelang identitas

d) Living cost

e) Pelayanan kesehatan

Kewajiban

a) Mematuhi tata terbit dan aturan-aturan

tentang penyelenggaraan haji

b) Menjaga nama baik bangsa dan Negara

selama di Arab Saudi

Sumber diolah dari Kementrian Agama Kota Tangerang

Tabel diatas menjelaskan tentang pelaksanaan sekaligus manteri

bimbingan manasik haji ditingkat Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan. Dengan adanya pelaksanaan bimbingan tersebut, para calon

jemaah haji memperoleh pengetahuan dan bimbingan manasik bisa terarah

dan tepat sasaran serta jemaah lebih bias mengetahui materi yang akan

disampaikan oleh Pembina haji di Kantor Urusan Agama Kecamatan

masing-masing.

Page 81: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

68

Menurut Bapak Madali salah satu calon jemaah haji “ Materi yang

diberikan oleh pembimbing haji sudah cukup jelas dan tidak itu-itu saja

semua sudah ada jadwalnya sesuai kurikulum yang ada.”74

Setelah peneliti melakukan observasi dan mengikuti bimbingan

manasik memang benar materi yang berikan kepada calon jemaah sesuai

kurikulum yang ada. Pembahasannya fokus dan tidak melebar kemana-

mana sehingga calon jemaah tidak merasa kebingungan.

Kemudian kualitas dari segi tempat, menurut Menurut H. Basuni

“untuk tahun sekarang kami menggunakan tempat Masjid Agung Al-

Ittihad Kota Tangerang sebagai tempat dilaksanakannya bimbingan

manasik haji. Karena memiliki aula yang cukup lumayan luas, bisa

menampung para calon jemaah haji.” sebelumnya kami menggunakan

tempat manasik di Masjid Raya Al-Adzom Kota Tangerang, akan tetapi

dari segi pengeras suara di Masjid Raya Al-Adzom dianggap kurang baik,

sehingga jemaah kurang merasa nyaman.”75

Ketika penulis observasi dan

datang melaihat langsung tempat kegiatan manasik tersebut memang benar

yang dikatakan oleh Bapak H. Basuni selaku Pembinaan Haji dan Umrah

Kota Tangerang, Masjid Agung Al-Ittihad Kota Tangerang memiliki

tempat aula yang luas.

Untuk menunjang keefektifan ditempat bimbingan manasik,

Kementrian Agama Kota Tangerang menggunakan: Kain Ihram, Laptop,

74

Wawancara Pribadi dengan Bapak Madali, Tangerang, 04 Juni 2016 75

Wawancara Pribadi dengan H. Basuni, Tangerang 01 Juni 2016

Page 82: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

69

Infocus, Pengeras Suara, dan miniatur ka’bah sebagai media untuk

menyampaikan sebuah materi dalam bimbingan

Menurut salah satu jemaah haji Ibu Sumini “ Sarana dan prasarana

yang disediakan Kementrian Agama Kota Tangerang sudah cukup baik,

dari segi tempat, pengeras suara dan kelengkapan lainnya.”76

Dalam proses

bimbingan manasik haji tentunya membutuhkan sarana dan prasarana yang

baik agar pembimbing dan jemaah merasa nyaman dalam bimbingan.

Setelah penulis menjelaskan dari segi kuantitas dan kualitas,

selanjutnya adalah dari segi waktu. Kegiatan manasik haji ini setiap

pertemuannya dilakukan kurang lebih selama 4 jam lamanya. Dimulai dari

jam 08.30 WIB sampai dengan jam 12.30 WIB. Ketika peneliti melakukan

observasi dengan mengikuti kegiatan manasik haji, kegiatan bimbingan

manasik Haji berjalan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan tanpa

adanya saling menunggu antar para jemaah yang belum datang. Bagi

jemaah yang terlambat datang langsung ikut mengikuti materi yang

disampaikan pada saat itu.

Dari segi waktu peneliti menilai pada setiap pertemuannya selama

4 jam sudah cukup. Ketika lebih dari itu dinilai tidak efektif juga jemaah

akan merasakan kejenuhan.

Meskipun dikatakan efektif, bukan berarti pelaksanaan bimbingan

manasik ini tanpa hambatan. Ada ada faktor pendukung dan faktor

penghambat.

76

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sumini, Tangerang 04 Juni 2016

Page 83: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

70

1. Faktor Pendukung

a. Faktor dari Luar

Berbagai faktor pendukung dari luar seperti banyaknya jemaah

haji yang mengikuti bimbingan manasik haji serta banyaknya

jemaah yang hadir mengikuti bimbingan manasik haji.

b. Faktor dari Dalam

Pelayanan bimbingan manasik yang diberikan Kementrian

Agama Kota Tangerang yang sangat baik serta di lingkungan

Kantor mempunyai Tenaga SDM yang profesional.

2. Faktor penghambat

Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan

manasik haji adalah dari segi pendidikan jemaah, usia, dan bahasa.

Dari ketiga itu pembimbing merasa sedikit kesulitan dalam

menyampaikan bimbingan manasiknya.

Page 84: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya dari

hasil pembahasan penulisan skripsi ini dan melakukan pengamatan

rangkaian bimbingan manasik haji pada Kementrian Agama Kota

Tangerang Tahun 2016. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bimbingan manasik haji yang dilaksanakan oleh Kementrian Agama

Kota Tangerang dinilai efektif. Hal tersebut diukur dari segi kuantitas,

kualitas, dan waktu. Serta kesuksesan dalam pelayanan yang sangat

baik sesuai dengan acuan sertifikasi ISO 900;2001. Yaitu: Pertama

Profesional. Kedua Mengacu kepada Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang telah ditetapkan. Ketiga Berorientasi pada kepentingan

dan kebutuhan masyarakat.

2. Pelaksanaan bimbingan manasik haji di Kemenag Kota Tangerang

berjalan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan.

3. Keberhasilan bimbingan manasik haji yang dilakukan dengan metode

ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktek. Karena dari hasil

wawancara yang dilakukan oleh penulis. Jemaah haji merasa lebih

mudah memahami materi yang disampaikan oleh pembimbing.

Page 85: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

72

B. Saran

1. Dalam penyampaian materi agar Jemaah diberikan metode Audio

visual, karena dengan melihat daya ingat Jemaah akan bertambah dan

pemahamannya akan kuat.

2. Selalu memberikan bimbingan yang maksimal dan pelayanan yang

semakin baik untuk tahun-tahun selanjutnya.

3. Hendaknya memasukan materi manasik haji ke kurikulum Sekolah

Madrasah.

4. Untuk masyarakat yang hendak menunaikan ibadah haji, hendaknya

mempersiapkan diri dan menjaga kesehatan, serta memantapkan

pemahaman ilmu manasik hajinya.

Page 86: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

73

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Muhammad, Mengenal Metodologi Pembelajaran, Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Amir, Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam Jakarta: Amzah, 2010.

Al-jawhari, al-shahhah, Jilid 1, al-jawhari, Ismail ibn Hammad, al-shahhah Taj al-

Lughah wa Shahhah al-Arabiyyah, Kairo, 1376 H-1957 M.

Bimo, Wagito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Bandung: CV. Ilmu,

1975.cet ke-1

Budiharjo, Muhammad, Menyusun SOP, Jakarta, 2014.

Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, Jakarta: FDK Press, 2008.

Dimjati, Djamaluddin, Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap, Jakarta: Era

Intermedia, 2006.

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII

Press, 2001, cet ke-2

Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1986.

Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen

Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990. cet. Ke-10

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam Jakarta: Ciputat pers, 2002.

Harahap, Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umrah, Jakarta: Mitra Abadi Press,

2008.

Hasan, Latif dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003.

Handoko, T. Hani, Manajemen Yogyakarta: BPPE, 2003.

Page 87: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

74

Irawan, MN Aguk, Panduan Superlengkap Haji dan Umrah, Jakarta: Qultum

Media, 2011, cet. 1

Imadudin, Dede, Mengenal Haji ,Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan, 2011.

Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1998.

Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan umrah, Jakarta: Kemenag, 2013.

Muslim, Mudatsir, Panduan Lengkap Haji dan Umrah, Surakarta: PT. Borobudur

Inspira Nusantara, 2013.

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Supi, Zainal Abidin, Petunjuk Teknis Penyelenggara Ibadah Haji,Jakarta:

Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan

Umrah 2011.

Shihab, M. Quraish, Haji dan Umrah bersama M. Quraish Shihab, Tangerang:

Lentera Hati, 2012.

Saleh, Chunaini, Penyelenggara Haji Era Reaformasi, Jakarta: Pustaka Alvabet,

November 2008.

Sadily, Hasan, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, Jakarta: IchtiarBanu-

Van Hove, 1980.

Siagin, Sondang, Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi Jakarta: CV

Masagung, 1986.Cet-5

Sujadi, FX, Organisasi dan Manajemen, Penunjang Berhasilnya Proses

Manajemen Jakarta: CV, Masagung, 1990. Cet ke-3

Suwarto, FX, Perilaku Organisasi Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Yogyakarta, 1999.

Sartono, M. Umar, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV Pustakasetia

1998.Cet, ke

Page 88: EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR ...

75

Sukardi, Ketut Dewa Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta,2008.

Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005.

Saleh,Hassan, Kajian Fiqih Nabawi & Fiqih Kontemporer, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008.

Tambunan, Rudi M, Standar Operating Prosedures (SOP), Jakarta, 2008.

Umar, Husain dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

PT Bumi Aksara,3.cet ke 4

Wahyudin, Udin, Fiqih, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.