Pengauditan Siklus Pengeluaran

25
“ PENGAUDITAN SIKLUS PENGELUARAN “ OLEH : 1. DWI RINA LISTYANINGSIH 2. RUSMIYATUN 3. NUR SIYAMI 19/02/2013 1

description

Bahan Presentasi 19 Februari 2013

Transcript of Pengauditan Siklus Pengeluaran

Page 1: Pengauditan Siklus Pengeluaran

1

“ PENGAUDITAN SIKLUS PENGELUARAN “

OLEH :1. DWI RINA LISTYANINGSIH

2. RUSMIYATUN3. NUR SIYAMI

19/02/2013

Page 2: Pengauditan Siklus Pengeluaran

2

Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akusisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah (1) transaksi pembelian, (2) transaksi pengeluaran kas. 

A.PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGELUARAN KASPengendalian yang dapat dilakukan untuk prosedur ini adalah:

Penggunaan cek bernomor urutPenandatanganan cek harus mengawasi

atau mengendalikan pengiriman atau penyerahan cek kepada pemasok.

19/02/2013

Page 3: Pengauditan Siklus Pengeluaran

3

Cek yang diserahkan harus berisi jumlah rupiah yang sesuai, dan harus dicegah penandatanganan dan penyerahan cek yang tidak menyebutkan jumlah rupiah.Pengecekan independen terhadap persetujuan total cek yang dikeluarkan sekumpulan Voucher yang diproses untuk pembayaran.

Voucher dan dokumen pendukungnya dicap ditandai pada saat cek ditandatangani.

19/02/2013

Page 4: Pengauditan Siklus Pengeluaran

4

Pengecekan independen superpervisor akunting atas kesesuain dengan jumlah yang dijurnal dan diposting, dengan ringkasan cek yang diterima dari bagian keuangan.

Pengecekan independen atas ketepatan pencatatan dengan cara membandingkan secara priodik tanggal jurnal pengeluaran kas dengan tanggal pada tembusan cek

Pelaksanaan rekonsiliasi bank secara independen.

19/02/2013

Page 5: Pengauditan Siklus Pengeluaran

5

Dokumen dan Catatan

Dalam transaksi pengeluaran kas dokumen dan catatan yang dipakai adalah:

1. Cek, yaitu suatu formulir yang dapat digunakan perusahaan untuk memerintahkan bank membayar sejumlah uang kepada nama yang tercantum pada cek atau pembawa cek.

2. Ringkasan cek, yaitu dokumen yang digunakan untuk melaporkan total jumlah cek yang telah dikeluarkan dalam jangaka waktu tertentu ataupun dalam suatu kelompok cek.

19/02/2013

Page 6: Pengauditan Siklus Pengeluaran

6

3. File transaksi pengeluaran kas, yaitu file komputer yang berisi informasi pengeluaran kas termasuk pembayaran kepada pemasok.

4. Jurnal pengeluaran kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk merekam pengeluaran kas melalui cek kepada pemasok atau pihak lain.

19/02/2013

Page 7: Pengauditan Siklus Pengeluaran

7

Fungsi yang terlibat adalah :

1. Fungsi pembayaran utang

2. Fungsi pencatatan pengeluaran kas

19/02/2013

Page 8: Pengauditan Siklus Pengeluaran

8

B.PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMANPenghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau wawancara, observasi, menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman auditor pada audit periode sebelumnya pada klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dilakukan dengan menggunakan kuesioner, Flowchart, atau memo atau uraian tertulis naratif.

19/02/2013

Page 9: Pengauditan Siklus Pengeluaran

9

C. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN

Salah saji dan pengendalian yang perlu, dikembangkan auditor berdasar pengetahuannya atas pengelolahan transaksi pengeluaran kas atau Checklist standar milik kantor akuntan publiknya. Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien, auditor dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan, telah dirancang, dan dijalankan oleh klien.Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilakan bukti mengenai efektivitas rancangan dan opersi pengendalian dalam transaksi pengeluran kas.bukti tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan resiko pengendalian untuk setiap asersi yang signifikan yang terkait dengan transaksi pengeluaran kas.

19/02/2013

Page 10: Pengauditan Siklus Pengeluaran

10

D. PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian pengeluaran kas dan pencatatan meliputi langkah-langkah berikut :

Untuk setiap sampel voucher, mintakan cancelled check

Memeriksa cancelled check untuk melihat apakah telah ada tanda tangan yang sah.

Membandingkan voucher dengan cancelled check, serta memeriksa nomor, tanggal, penerimaan cek dan jumlah.

Mengusut voucher dan cancelled check ke pemostingan ke buku pembantu utang dagang dan pejurnalan dalam register voucher,kemudian:

Mendokumentasikan setiap temuan penyimpanan yang diperoleh melalui keempat langkah diatas.

19/02/2013

Page 11: Pengauditan Siklus Pengeluaran

11

E. PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO AKTIVA TETAP

Rekening aktiva tetap digunakan untuk menampung pencatatan aset perusahaan yang mempunyai mamfaat ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus produksi normal. Aset-aset yang termasuk dalam kategori ini antara lain tanah dan bangunan,mesin,peralatan,dan alat pengangkutan, dan sebagainya. Rekening nominal yang berkaitan erat dengan aktiva tetap adalah biaya depresiasi, biaya perbaikan, dan biaya sewa gedung atau aset lainya.

Aktiva tetap merupakan komponen terbesar total aset dalam neraca. Biaya –biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap merupakan faktor material dalam laporan laba rugi. Pemeriksaan aktiva tetap relatif lebih sedikit memakan waktu dan biaya dari pada pemeriksaan aktiva lancar.

19/02/2013

Page 12: Pengauditan Siklus Pengeluaran

12

F. PENETAPAN RESIKO DETEKSI

Jenis aktiva tetap yang berbeda mempunyai resiko bawaan dan resiko pengendalian yang berbeda pula. Resiko pengendalian aktiva tetap pada umumnya relatif rendah karena transaksi ini jarang terjadi dan adanya otorisasi direktur ataupun dewan komisaris atas pembelian aktiva tetap yang penting. Meskipun resiko pengendaliannya rendah sehingga menyebabkan resiko deteksinya ditetapkan ditetapkan pada tingkat yang tinggi,auditor perlu menggunakan pendekatan pengutamaan pengujian subtantif atau primarily substantive approach.

19/02/2013

Page 13: Pengauditan Siklus Pengeluaran

13

• Prosedur Inisial

Sebelum melakukan pengujian yang lain dalam program audit, auditor menentukan bahwa saldo awal aktiva tetap sesuai dengan kertas kerja tahun sebelumnya.

Auditor memulai pengujian subtantif saldo aktiva tetap dengan menguji ketepatan perhitungan matematis skedul aktiva tetap dan kesesuaian saldo aktiva tetap dalam buku pembantu aktiva tetap dengan saldo aktiva tetap dalam buku besar.

19/02/2013

Page 14: Pengauditan Siklus Pengeluaran

14

• Penerapan Prosedur Analitis

Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis yaitu :

1.Turnover atau tingkat perputaran aktiva tetap2.Rasio biaya perbaikan per penjualan bersih.3.Tingkat laba terhadap aktiva tetap.4.Aktiva tetap terhadap ekuitas pemilik

Apabila setelah dilakukan analisis ternyata ditemukan rasio yang tidak masuk akal atau fluktuasi yang besar, maka auditor akan mengekstnsifkan pengujian subtantif saldo aktiva tetap. Auditor juga dapat melakukan investigasi lebih lanjut apabila menemukan rasio yang tidak wajar.

19/02/2013

Page 15: Pengauditan Siklus Pengeluaran

15

• Pengujian Detail Transaksi

Pengujian subtantif detail transaksi ditujukan untuk menguji:

(1). Penambahan aktiva tetap (2). Pelepasan aktiva tetap , (3) Perbaikan dan pemeliharaan.

19/02/2013

Page 16: Pengauditan Siklus Pengeluaran

16

• Pengujian Detail Saldo

Pengujian detail saldo meliputi :1. Inspeksi atas penambahan

aktiva tetap2. Memeriksa dokumen dan

kontrak leasing3. Menelaah penjurnalan

akumulasi depresiasi4. Menelaah Penyajian dan

Pengungkapan Laporan Kuangan

19/02/2013

Page 17: Pengauditan Siklus Pengeluaran

17

G.PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO UTANG DAGANG

Utang dagang dikelompokkan ke dalam utang atau kewajiban lancar dalam neraca. Utang dagang sangat mempengaruhi solvabilitas perusahan. Utang dagang memiliki potensi besar terjadi salah saji. Hal ini disebabkan oleh tingginya volume transaksi pembelian secara kredit. Perusahaan dapat meng-understated utangdagang untuk menunjukkan posisi keuangan dan solvabilitas perusahaan yang baik.

19/02/2013

Page 18: Pengauditan Siklus Pengeluaran

18

• Penentuan Resiko DeteksiDalam rangka untuk merancang penujian substantif, akuntan pertama kali harus menentuk tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk masing-masing asersi yang terkait secara signifikan. Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko pengendalian transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Risiko pengendalian masing-masing asersi tergantung resiko pengendalian transaksi-transaksi tersebut yang mempengaruhi transaksi utang dagang. Risiko pengendalian diperoleh auditor berdasar bukti atau hasil pengujian pengendalian.

19/02/2013

Page 19: Pengauditan Siklus Pengeluaran

19

H. PERTIMBANGAN PROGRAM AUDIT

Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk masing-masing asersi. Pada umumnya pengujian substantif lebih banyak diterapkan unntuk asersi penilaian dan pengalokasian dan kelengkapan. Hal ini konsisten dengan potensi understated saldo utang dagang.

Bila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah untuk suatu asersi, maka lebih banyak prosedur pengujian substantif yang perlu dilakukan, dan auditor perlu mengintensifkan efektivitas prosedur pengujian. Di samping itu, auditor juga dapat memodifikasikan penentuan waktu dan luas pengujian substantif tertentu.

19/02/2013

Page 20: Pengauditan Siklus Pengeluaran

20

• Prosedur Inisial

Langkah awal dalam pengujian substansif utang dagang adalah melakukan penelusuran saldo awal tahun. Selain itu, auditor hendaknya menganalisa terjadinya transaksi yang tidak bisa yang mempengaruhi jumlah utang dagang dengan mendapatkan data utang dagang pada tanggal neraca.

19/02/2013

Page 21: Pengauditan Siklus Pengeluaran

21

• Menerapkan Prosedur Analitis

Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis misalnya turnover atau tingkat perputaran utang dagang. Rasio ini diperoleh dengan menentukan jumlah pembelian kredit neto kemudian dengan rata-rata utang dagang. Apabila setelah dilakukan analisis ternyata ditemukan penyimpangan atau fluktuasi yang tidak masuk akal mengidikasikan adanya utang dagang yang tidak tercatat. Oleh karena itu, auditor akan mengekstensifkan pengujian substantif saldo utang dagang. Prosedur berkaitan dengan asersi kelengkapan, keberadaan dan keterjadian, dan penilaian dan pengalokasian.

19/02/2013

Page 22: Pengauditan Siklus Pengeluaran

22

• Pengujian Detail Transaksi

Pengujian detail tansaksi meliputi :1. Melakukan pengujian pisah

batas pembelian2. Melakukan pengujian pisah

batas pengeluaran kas3. Memeriksa pembayaran

kemudian

19/02/2013

Page 23: Pengauditan Siklus Pengeluaran

23

• Menguji Utang Dagang Tak Tercatat

Pengujian ini melalui investigasi khusus untuk menemukan keberadaan faktur pemasok yang signifikan yang belum tercatat pada tanggal neraca

Pencarian utang dagang yang tidak dicatat berkaitan erat dengan test cut-off yang dapat mendeteksi catatan transaksi yang salah periode. Sumber yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi utang dagang yang tidak tercatat.

◦ Catatan utang dagang pada neraca lajur◦ Jurnal pengeluaran kas◦ Daftar voucher yang dibayar◦ File of unmateched receiving reports

19/02/2013

Page 24: Pengauditan Siklus Pengeluaran

24

• Pengujian Detail saldo

Pengujian datail saldo dilakukan dengan

(1) konfirmasi utang dagang, (2) rekonsiliasi utang dagang yang

tidak konfirmasi dengan laporan bulanan dari kreditur.

19/02/2013

Page 25: Pengauditan Siklus Pengeluaran

25

TERIMA KASIHSEMOGA

BERMANFAAT19/02/2013