Audit Siklus Pengeluaran
-
Upload
yuni-andriany -
Category
Documents
-
view
106 -
download
1
description
Transcript of Audit Siklus Pengeluaran
AUDIT SIKLUS PENGELUARANOLEH : KELOMPOK 4
Anggota-anggota :Yeni Yustika
Ramadanil
Endah Yola Devita
Nailatul Fauza
Muharlan
Gerryan Putra
A. Sifat Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Adapun aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah : (1) membeli barang dan jasa-transaksi pembelian, dan (2) melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran kas.
A.1. Tujuan AuditTujuan audit spesifik untuk siklus pengeluaran :• Eksistensi atau Kejadian• Kelengkapan• Hak dan kewajiban• Penilaian atau alokasi• Penyajian dan pengungkapan
A.2. Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit.
Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien
Materialitas
Risiko Inheren
Risiko Prosedur Analitis
A.3. Mempertimbangakan Komponen Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian
Penilaian Risiko Manajeme
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Merupakan hal yang penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem akuntansi mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan pengikhtisarannya dalam laporan keuangan
Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :
Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau dikembalikan.
Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi
untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian?
Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan secara terus menerus atau periodik dalam komponen ini dapat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dalam mengurangi salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran.
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :
umpan balik yang terus menerus dari
pemasok perusahaan
menyangkut setiap masalah
pembayaran atau masalah
pengiriman di masa depan.
komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi
yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang
material atas pengendalian internal yang relevan yang
ditemukan selama audit sebelumnya
penilaian periodik oleh auditor
internal tentang kebijakan serta
prosedur pengendalian yang
berhubungan dengan siklus pengeluaran
Penilaian Awal atas Risiko PengendalianProsedur yang digunakan auditor untuk
memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal, meliputi perancangan kebijakan dan prosedur serta apakah hal tersebut telah dilaksanakan, tetapi bukan untuk menentukan keefektifan pengendalian semacam itu. Jadi, berdasarkan informasi dari pemahaman semata, penilaian awal auditor atas risiko pengendalian haruslah maksimum.
B. Aktivitas Pengendalian-Transaksi PembelianSebenarnya hampir semua perusahaan yang
memerlukan audit memiliki sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Oleh karena itu, pada bagian ini akan memfokuskan pada bagaimana manajemen akan mengimplementasikan aktivitas pengedalian dengan menggunakan prosedur pengendalian yang terprogram.
Ada dua jenis pengendalian komputer :
• Yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer
Pengendalian umum
• yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.
Pengendalian aplikasi,
B.1. Dokumen dan Catatan yang Umum
Bagi perusahaan yang menggunakan sistem database, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lain.
Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
Permintaan pembelian
Laporan penerimaan
Faktur penjual Voucher Laporan
pengecualian
Ikhtisar voucher
Register voucher
File induk pemasok
yang telah disetujui
File pesanan pembelian terbuka.
File penerimaan
File transaksi pembelian
File induk hutang usaha
File suspensi atau
penolakan.
B.2. Fungsi-Fungsi
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain
Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang dan jasa
Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum
C. Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pengeluaran Kas
C.1. Dokumen dan Catatan yang UmumDokumen dan catatan penting yang digunakan dalam
pemrosesan transaksi pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut :
1. Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee
2. Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari bersangkutan.
3. File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak lainnya.
4. Jurnal pengeluaran kas arau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.
C.2. Fungsi-Fungsi
Fungsi pengeluaran kas (Cash distursement function) adalah proses dimana perusahaan akan memebrikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas
Pembayaran Kewajiban dan Pencatatan Pengeluaran
Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggungjawab untuk menentukan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer dapat diprogram untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo setiap hari dari file induk hutang usaha dan laporan ini akan direview untuk menentukan hutang mana yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi kas perusahaan.
Pengendalian atas pembuatan dan penandatanganan cek serta tujuan audit spesifik terkait mencakup hal-hal berikut :
• Pejabat yang berwenang di departemen keuangan harus bertanggungjawab atas penandatanganan cek bernilai besar.
• Pengendalian yang terprogram atas cek untuk menentukan bahwa setiap cek telah dicocokkan secara tepat dengan voucher yang belum dibayar yang disetujui dan nama penerima pembayaran serta jumlah dalam cek telah sesuai dengan voucher.
• Pengendalian yang terprogram akan membatalkan nomor voucher setelah voucher tersebut dibayar, dan mereview file voucher yang telah dibayar untuk mencegah voucher tersebut dibayar dua kali
• Untuk mengurangi risiko pencurian atau perubahan, departemen pengendali produksi cek harus mengendalikan pengiriman cek tersebut.
• Tidak ada cek yang diterbitkan berupa “cek tunai” atau “cek atas unjuk” dan tidak ada blanko cek yang harus diterbitkan.
• Cek bernomor urut harus digunakan dan dipertanggungjawabkan.
• Akses ke blanko cek dan cap tandatangan harus dibatasi kepada pejabat yang diotorisasi.
Pengendalian atas pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:
• Total run-to-run membandingkan saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi, dengan saldo akhir yang diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas yang telah dimutakhirkan serta file induk hutang usaha.
• Pengecekan yang independen atas kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan total batch voucher yang diproses.
• Pengecekan yang independen oleh Supervisor akuntansi atas kesesuaian jumlah yang dijurnal dan dibukukan ke hutang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara.
• Rekonsiliasi bank secara independen
C.4. Memperoleh Pemahaman dan Menilai Risiko PengendalianPengujian pengendalian merupakan cara untuk
menilai keefektifan pengendalian internal. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten tentang keefektifan operasi pengendalian internal. Bukti mengenai keefektifan pengendalian internal dapat diperoleh ketika auditor memperoleh pemahaman atau melalui pengujian pengendalian spesifik.
D. Pengujian Substantif atas Saldo Hutang UsahaHutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar
terbesar dalam neraca dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Seperti halnya dengan piutang usaha, hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan audit atas saldo aktiva, audit atas hutang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian. Alasannya adalah bahwa jika manejemen termotivasi untuk memanipulasi hutang, maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.
D.1. Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut
D.2. Perancangan Pengujian Substantif
Prosedur Awal
Prosedur Analitis
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian Rincian Saldo
Pembandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
E. Jasa Bernilai Tambah.Standar audit yang berlaku umum tidak
mensyaratkan bahwa auditor harus melakukan jasa bernilai tambah. Meskipun demikian, apabila auditor telah menyelesaikan suatu audit, maka biasanya mereka sangat mengetahui tentang bisnis dan praktik bisnis klien, hasil operasi dan arus kasnya, serta pengedalian internal perusahaan. Manajemen dan dewan komisaris biasanya ingin secara penuh memanfaatkan pengetahuan auditor tersebut.