AUDIT SIKLUS PENJUALAN
description
Transcript of AUDIT SIKLUS PENJUALAN
PENJUALANPIUTANG
PPNPERSEDIAAN
HPPRETUR PENJUALAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN
JURNAL
Perusahaan menjual produk seharga Rp. 100.000,- dengan harga pokok 60% dari harga jual atau sebesar Rp. 60.000,- secara kredit.Jurnal yang harus dicatat :Piutang usaha 110.000 -
Penjualan - 100.000PPN - 10.000
Harga Pokok Penjualan 60.000 -Persediaan - 60.000
JURNAL
Diterima retur penjualan senilai Rp. 20.000Jurnal yang harus dicatat :Retur penjualan 20.000 -PPN 2.000 -
Piutang usaha - 22.000
Persediaan 12.000 -HPP - 12.000
SIKLUS PENJUALAN
PIUTANG
PEMERIKSAAN PIUTANG, SIFAT DAN CONTOH PIUTANG
Sifat Piutang, menurut SAK : Digolongkan menurut sumber terjadinya
1. Piutang Usaha timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit
2. Piutang Lain-lain timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan
Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain yang diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu tahun Piutang Lancar
Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih
Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang), karena sifatnya yang berbeda
Contoh rekening yang digolongkan piutang : Piutang Usaha, Wesel Tagih, Piutang Pegawai, Piutang Bunga, Uang
Muka, Refundable Deposit (uang Jaminan), Piutang Lain-lain, Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
TUJUAN PEMERIKSAAN PIUTANG 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup
baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan
b. Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered)c. Digunakan price list (daftar harga jual) d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account
receivable subledger card) e. Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umur
piutang), saldo piutang setiap pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan saldo piutang menurut buku besar dan setiap pelanggan dikirim monthly statement of account
f. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact)
g. Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh pejabat berwenang
h. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan) piutang
• Validity apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang mempunyai utang)
• Authenticity apakah piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang ditandatangi pelanggan
3. Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts
• Collectibility kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca)
• Allowance for bad debts jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskan
• Allowance terlalu besar piutang disajikan terlalu kecil (understated), biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated), laba rugi understated
• Allowance terlalu kecil piutang yang disajikan overstated, biaya penyisihan piutang understated, laba rugi overstated
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable) Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebagai berikut :
• Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah
• Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
• Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban
• Piutang yang dijaminkan harus diungkapkan • Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan
penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan
PROSEDUR PEMERIKSAAN PIUTANG
1. Pahami dan evaluasi IC atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas (lihat Exhibit 9-1 dan 9-2))
2. Buat Top Schedule (lihat Exhibit 9-4) dan Supporting Schedule piutang (lihat Exhibit 9-5 dan 9-9) per tanggal neraca
3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca (lihat Exhibit 9-5)
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice
6. Kirimkan konfirmasi piutang (lihat Exhibit 9-6 s.d. 9-8)
7. Periksa subsequent collection
8. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
10. Test sales cut-off (lihat Exhibit 9-10), periksa apakah barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca dan periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya
11. Periksa notulen rapat, surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan PABU
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa (lihat Exhibit 9-4)
PERSEDIAAN
PENGERTIAN PERSEDIAANPSAK No. 14 (Revisi 2008)
Persediaan adalah aset:a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha biasa;b) dalam proses produksi untuk penjualan
tersebut; atauc) dalam bentuk bahan atau perlengkapan
untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
BIAYA PEMBELIAN
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
BIAYA KONVERSI
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.
BIAYA LAIN
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
TUJUAN PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
1. Memeriksa keberadaan internal control atas persediaan2. Memeriksa keberadaan,keterjadian dan kepemilikan
persediaan yang tercantum di Neraca 3. Memeriksa kesesuaian metode penilaian persediaan
dengan PABU/PSAK4. Memeriksa kesesuaian pencatatan persediaan5. Memeriksa allowance untuk barang rusak (defective),
bergerak lambat (slow moving) dan ketinggalan mode (absolescence)
6. Mengetahui adanya persediaan yang dijadikan jaminan kredit
7. Mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup
8. Mengetahui perjanjian pembelian/penjualan persediaan (purchase/sales commitment) yang mempunyai pengaruh besar terhadap laporan keuangan
9. Memeriksa kesesuaian penyajian persediaan dalam laporan keuangan dengan PABU/PSAK
PROSEDUR PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
Dibagi menjadi prosedur compliance test, analytical review dan substantive test
Mencakup : pembelian, penyimpanan, pemakaian dan penjualan persediaan, berkaitan dengan pembelian (utang dan pengeluaran kas), berkaitan dengan siklus penjualan (piutang dan penerimaan kas)
Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance Test :
1. Pelajari dan evaluasi internal control persediaan :a. Menggunakan ICQ (lihat Exhibit 11-1)b. Test transaksi (compliance test) pembelian, dengan
sampel purchase order (lihat Exhibit 11-2)c. Test transaksi pemakaian (bahan baku), dengan sampel
material requisition d. Test transaksi penjualan, dengan sampel faktur
penjualan2. Tarik kesimpulan mengenai internal control
persediaan Jika tidak menemukan kesalahan, berarti internal control
persediaan berjalan efektif, maka substantive test persediaan bisa dipersempit
Prosedur Pemeriksaan Substantive :
1. Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan klien (lihat instruksinya di Exhibit 11-3)
2. Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan parosedur berikut :
• Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian)
• Cocokkan ‘quantity per book’ dengan stock card• Cocokkan ‘quantity per count’ dengan count sheet
auditor (lihat Exhibit 11-4)• Cocokkan ‘total value’ dengan buku besar persediaan
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out4. Periksa unit price dari bahan baku, barang dalam
proses, barang jadi dan bahan pembantu 5. Lakukan rekonsiliasi, jika stock opname dilakukan
sebelum/sesudah tanggal neraca
6. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang yang bergerak lambat, rusak dan ketinggalan mode
7. Periksa subsequent event8. Periksa cut-off penjualan dan pembelian9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit,
notulen rapat10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per
tanggal neraca11. Jika ada barang dalam perjalanan (Good in Transit),
lakukan prosedur berikut :6. Minta rincian Good in Transit per tanggal neraca7. Periksa mathematical accuracy8. Periksa subsequent clearance
12. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan persediaan dan usulan adjustment jika diperlukan
13. Periksa apakah penyajian persediaan sesuai dengan PABU/PSAK