PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB...

49
PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT PENAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum L.) NATAR-1 (Skripsi) Oleh QUDUS SABHA ADHINUGRAHA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN

TINGKAT PENAUNGAN PADA PERTUMBUHAN

BIBIT LADA (Piper nigrum L.) NATAR-1

(Skripsi)

Oleh

QUDUS SABHA ADHINUGRAHA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN

TINGKAT PENAUNGAN PADA PERTUMBUHAN

BIBIT LADA (Piper nigrum L.) NATAR-1

Oleh

QUDUS SABHA ADHINUGRAHA

Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena memiliki banyak

manfaat sebagai bahan baku industri makanan, obat tradisional, rempah-rempah

dan bumbu dapur. Lada umumnya diperbanyak dengan menggunakan setek.

Salah satu kendala dalam perbanyakan tanaman dengan setek yaitu tidak

terpenuhinya syarat tumbuh yang sesuai untuk dapat tumbuh dengan baik. Oleh

sebab itu, dibutuhkan penggunaan naungan agar setek lada dapat tumbuh dengan

baik. Selain itu, penggunaan bahan setek dengan tingkat ketuaan tertentu juga

bepengaruh terhadap kualitas bibit lada. Penelitian bertujuan untuk mengetahui

pengaruh perbedaan tingkat ketuaan bahan setek, perbedaan tingkat penaungan,

dan interaksi antara tingkat ketuaan bahan setek dan perbedaan penaungan

terhadap pertumbuhan bibit lada. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca dan

Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedong

Page 3: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

Meneng, Bandar Lampung pada bulan November 2018 hingga Januari 2019.

Penelitian disusun secara faktorial (4x3) dengan menggunakan rancangan petak

terbagi (RPT). Petak utama adalah tingkat penaungan yang terdiri atas tanpa

naungan, naungan ringan, naungan sedang, dan naungan berat. Anak petak adalah

tingkat ketuaan bahan setek yang terdiri atas setek bagian pangkal, setek bagian

tengah, dan setek bagian ujung. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett,

aditivitas data diuji dengan uji Tukey, jika asumsi terpenuhi data dianalisis ragam

dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf

5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan bahan setek yang

berbeda berpengaruh pada pertumbuhan bibit lada asal setek, bahan setek bagian

ujung menghasilkan pertumbuhan bibit lada asal setek terbaik; (2) Tingkat

penaungan yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit lada asal setek,

tingkat penaungan sedang menghasilkan pertumbuhan bibit setek lada terbaik; (3)

Tanggapan pertumbuhan bibit setek lada pada berbagai tingkat penaungan tidak

dipengaruhi oleh tingkat ketuaan bahan setek, kecuali pada bobot segar tunas dan

bobot kering akar pangkal setek.

Kata kunci: Bahan setek, lada, naungan, setek

Qudus Sabha Adhinugraha

Page 4: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN

TINGKAT PENAUNGAN PADA PERTUMBUHAN

BIBIT LADA (Piper nigrum L.) NATAR-1

Qudus Sabha Adhinugraha

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena
Page 6: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena
Page 7: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena
Page 8: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 5 Maret 1998, merupakan anak ke

lima dari lima bersaudara pasangan Bapak Ir. Santoso Pondhy dan Ibu R.

Hamidah.

Penulis mengawali pendidikan formalnya di Taman Kanak-kanak (TK) Al-

Hidayah pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2003 melanjutkan Sekolah Dasar

(SD) di SD Negeri 3 Labuhan Dalam, Kota Bandar Lampung dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 20

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun

2015.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis

pernah aktif sebagai anggota bidang Eksternal pada organisasi Persatuan

Mahasiswa Agroteknologi (PERMA AGT) periode 2016/2017. Selain

berorganisasi, penulis juga dipercaya menjadi asisten dosen mata kuliah Kimia

Page 9: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

Dasar I semester ganjil 2017/2018, Kimia Dasar II semester ganjil 2017/2018, dan

Teknik Budidaya Tanaman semester ganjil 2017/2018.

Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Karya Makmur, Kecamatan Labuhan Maringgai,

Lampung Timur pada bulan Januari-Februari 2018. Untuk meningkatkan

kemampuan sebagai mahasiswa pertanian, penulis melaksanakan Praktik Umum

(PU) di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Jawa Barat

pada bulan Juli-Agusrus 2018.

Page 10: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

berkah, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang Agronomi

dan Hortikultura Fakultas Pertanian.

4. Bapak Ir. Sugiatno, M.S., selaku Pembimbing Utama atas bimbingan, bantuan,

kesabaran, dan motivasi selama penelitian hingga skripsi ini terselesaikan. .

5. Bapak Ir. Herry Susanto, M.P., selaku Pembimbing Kedua, atas segala saran,

motivasi, masukan, dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Akari Edy, S.P., M.Si., selaku Pembahas atas ilmu yang telah diberikan

serta saran dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku pembimbing akademik yang

selalu memberikan bimbingan, dukungan, dan nasehat selama di bangku

perkuliahan.

Page 11: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

8. Kedua orangtuaku tercinta Bapak Ir. Santoso Pondhy dan Ibu R. Hamidah

serta kakak-kakakku Susi, Batin, Nisah, dan Ajo yang selalu memberikan

do’a, dukungan, motivasi, dan saran kepada Penulis.

9. Tim seperjuangan selama penelitian, Syaicha F. Nisa, Rani E. Dini, Siti

Munawaroh, Taufiq R. Kurniawan., dan Yogi Prakoso.

10. Sahabat-sahabatku, Muhammad Asep, Pangestu, Ekes, Cemi Wulan, Dwi

Marsenta, Milla Mil’atu, Asri, Meuly, Anggi, Mika, dan Fajrin .

11. Melynda Tri Pratiwi yang telah memberikan dukungan moril, waktu dan

motivasi selama penelitian hingga skripsi ini terselesaikan.

12. Keluarga besar Agroteknologi kelas C, keluarga besar Agroteknologi 2015

serta senior-seniorku yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

13. Kru rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

Universitas Lampung atas bantuan dan keramahan dalam melaksanakan

penelitian ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan semoga

skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.

Bandar Lampung, Juni 2019

Penulis,

Qudus Sabha Adhinugraha

Page 12: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

Bismillahhirohmanirrohim

Dengan mengucap rasa syukur dan bangga atas rahmat Allah SWT

Ku persembahkan karyaku kepada:

Keluargaku tersayang, Ibu R. Hamidah dan Ayah Santoso Pondhy

serta kakak-kakakku: Susi, Batin, Nisah, Ajo, dan Atin Kalian adalah semangat terbesar dalam hidupku.

Karya ini juga ku persembahkan untuk Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

Page 13: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

“Many of life’s failures are people who did not realize how close

they were to succes when they gave up”

- Thomas A. Edison -

Page 14: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.4 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 5

1.5 Hipotesis ......................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

2.1 Botani Lada .................................................................................. 8

2.1.1 Klasifikasi botani lada ........................................................ 8

2.1.2 Morfologi tanaman lada ..................................................... 9

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Lada .................................................... 10

2.3 Setek Lada .................................................................................... 11

2.4 Penggunaan Naungan pada Setek ................................................ 12

2.5 Pengaruh Tingkat Ketuaan Bahan Setek ...................................... 13

2.6 Peranan Radiasi Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman ....... 14

III. BAHAN DAN METODE .................................................................. 16

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 16

Page 15: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

ii

3.2 Bahan dan Alat .......................................................................... 16

3.3 Metode Penelitian ....................................................................... 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 18

3.4.1 Persiapan media tanam ................................................... 18

3.4.2 Pembuatan naungan ........................................................ 19

3.4.3 Persiapan bahan setek lada .............................................. 20

3.4.4 Penanaman setek ............................................................ 21

3.4.5 Pemeliharaan tanaman .................................................... 21

3.5 Pengamatan ................................................................................ 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 25

4.1 Hasil ............................................................................................... 25

4.1.1 Persentase setek tumbuh dan waktu tumbuh tunas ............. 26

4.1.2 Panjang tunas, jumlah daun, dan diameter tunas .............. 27

4.1.3 Jumlah akar primer buku, jumlah akar primer pangkal setek,

jumlah akar total, dan panjang akar primer ...................... 28

4.1.4 Bobot segar tunas, bobot segar akar buku, bobot segar akar

pangkal, dan bobot segar akar total ................................... 29

4.1.5 Bobot kering tunas, bobot kering akar buku, bobot kering

akar pangkal, dan bobot kering akar total ......................... 31

4.2 Pembahasan .................................................................................... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 41

5.1 Simpulan ....................................................................................... 41

5.2 Saran ............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 42

LAMPIRAN .............................................................................................. 45

Page 16: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi lada dari tahun 2013-2017 pada lima provinsi penghasil lada. 2

2. Besaran intensitas cahaya pada masing-masing naungan. .................... 20

3. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh tingkat ketuaan bahan setek

dan penaungan pada pertumbuhan bibit lada. ..................................... 26

4. Persentase setek tumbuh dan waktu tumbuh tunas dengan tingkat

ketuaan bahan setek dan penaungan yang berbeda. ............................ 27

5. Panjang tunas, jumlah daun, dan diameter tunas setek dengan tingkat

ketuaan bahan setek dan penaungan yang berbeda. ............................ 28

6. Jumlah akar primer buku, jumlah akar primer pagkal setek, jumlah

akar primer total, dan panjang akar primer setek dengan tingkat ketuaan

bahan setek dan penaungan yang berbeda. ........................................... 29

7. Bobot segar akar buku, bobot segar akar pangkal dan bobot segar akar

total setek dengan tingkat ketuaan bahan setek dan penaungan berbeda. 30

8. Bobot segar tunas setek dengan tingkat ketuaan bahan setek dan

penaungan berbeda. .............................................................................. 31

9. Bobot kering tunas, bobot kering akar buku, akar pangkal dan akar total

setek dengan tingkat ketuaan bahan setek dan penaungan berbeda. ..... 32

10. Bobot kering akar pangkal setek dengan tingkat ketuaan bahan setek

dan penaungan berbeda. ...................................................................... 33

11. Data hasil pengamatan persentase setek tumbuh selama 12 MST. ........ 46

12. Analisis ragam untuk peubah persentase setek tumbuh selama 12 MST. 46

13. Data hasil pengamatan waktu tumbuh tunas setek lada selama 12 MST 47

Page 17: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

iv

14. Uji homogenitas ragam untuk peubah waktu tumbuh tunas setek lada

setelah 12 MST. .................................................................................. 47

15. Analisis ragam untuk peubah waku tumbuh tunas setek lada selama

12 MST. ............................................................................................. 48

16. Data hasil pengamatan panjang tunas setek lada setelah 12 MST. ..... 48

17. Uji homogenitas ragam untuk peubah panjang tunas setek lada setelah

12 MST. .............................................................................................. 49

18. Analisis ragam untuk peubah panjang tunas setek lada setelah 12 MST. 49

19. Data hasil pengamatan jumlah daun setek lada setelah 12 MST. ...... 50

20. Uji homogenitas ragam untuk peubah jumlah daun setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................ 50

21. Analisis ragam untuk peubah jumlah daun setek lada setelah 12 MST. 51

22. Data hasil pengamatan diameter tunas setek lada setelah 12 MST. .... 51

23. Uji homogenitas ragam untuk peubah diameter tunas setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................ 52

24. Analisis ragam untuk peubah diameter tunas setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................... 52

25. Data hasil pengamatan jumlah akar primer buku setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................... 53

26. Uji homogenitas ragam untuk peubah jumlah akar primer buku

setek lada setelah 12 MST. ................................................................. 53

27. Analisis ragam untuk peubah jumlah akar primer buku setek lada

setelah 12 MST. .................................................................................. 54

28. Data hasil pengamatan jumlah akar primer pangkal setek lada

setelah 12 MST. .................................................................................. 54

29. Uji homogenitas ragam untuk peubah jumlah akar primer

pangkal setek lada setelah 12 MST. ................................................... 55

30. Analisis ragam untuk peubah jumlah akar primer pangkal setek lada

setelah 12 MST. .................................................................................. 55

31. Data hasil pengamatan jumlah akar primer total setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................... 56

Page 18: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

v

32. Uji homogenitas ragam untuk peubah jumlah akar primer total

setek lada setelah 12 MST. ................................................................. 56

33. Analisis ragam untuk peubah jumlah akar primer total setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................. 57

34. Data hasil pengamatan panjang akar primer setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................... 57

35. Uji homogenitas ragam untuk peubah panjang primer akar setek

lada setelah 12 MST. ........................................................................... 58

36. Analisis ragam untuk peubah panjang akar primer setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................... 58

37. Data hasil pengamatan bobot segar tunas setek lada setelah 12 MST. 59

38. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot segar tunas setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................... 59

39. Analisis ragam untuk peubah bobot segar tunas setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................... 60

40. Data hasil pengamatan bobot segar akar buku setek lada setelah 12

MST. ................................................................................................... 60

41. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot segar akar buku setek

lada setelah 12 MST. .......................................................................... 61

42. Analisis ragam untuk peubah bobot segar akar buku setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................... 61

43. Data hasil pengamatan bobot segar akar pangkal setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................... 62

44. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot segar akar pangkal setek

lada setelah 12 MST. ............................................................. 62

45. Analisis ragam untuk peubah bobot segar akar pangkal setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................. 63

46. Data hasil pengamatan bobot segar akar total setek lada setelah 12

MST. ................................................................................................... 63

47. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot segar akar total setek

lada setelah 12 MST. ......................................................................... 64

Page 19: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

vi

48. Analisis ragam untuk peubah bobot segar akar total setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................. 64

49. Data hasil pengamatan bobot kering tunas setek lada setelah 12 MST. 65

50. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot kering tunas setek lada

setelah 12 MST. .................................................................................. 65

51. Analisis ragam untuk peubah bobot kering tunas setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................. 66

52. Data hasil pengamatan bobot kering akar buku setek lada setelah 12

MST. .................................................................................................. 66

53. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot kering akar buku setek

lada setelah 12 MST. ......................................................................... 67

54. Analisis ragam untuk peubah bobot kering akar buku setek lada setelah

12 MST. .............................................................................................. 67

55. Data hasil pengamatan bobot kering akar pangkal setek lada setelah 12

MST. ................................................................................................... 68

56. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot kering akar pangkal setek

lada setelah 12 MST. ......................................................................... 68

57. Analisis ragam untuk peubah bobot kering akar pangkal setek lada

setelah 12 MST. ................................................................................. 69

58. Data hasil pengamatan bobot kering akar total setek lada setelah 12

MST. .................................................................................................. 69

59. Uji homogenitas ragam untuk peubah bobot kering akar pangkal setek

lada setelah 12 MST. .......................................................................... 70

60. Analisis ragam untuk peubah bobot kering akar total setek lada setelah

12 MST. ............................................................................................. 70

Page 20: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak percobaan pengaruh tingkat penaungan dan tingkat ketuaan

bahan setek. ........................................................................................... 17

2. Tahapan pembuatan media tanam ......................................................... 18

3. Jenis tingkat penaungan yang digunakan. ............................................. 19

4. Jenis bahan setek yang digunakan. ....................................................... 20

5. Grafik persentase tumbuh setek selama 12 MST berdasarkan

bahan setek dan tingkat penaungan. ....................................................... 71

6. Grafik pertumbuhan panjang tunas selama 12 MST berdasarkan

bahan setek. .......................................................................................... 71

7. Grafik pertumbuhan panjang tunas selama 12 MST berdasarkan

tingkat penaungan. ................................................................................ 72

8. Grafik pertumbuhan jumlah daun selama 12 MST berdasarkan

bahan setek. .......................................................................................... 72

9. Grafik pertumbuhan jumlah daun selama 12 MST berdasarkan

tingkat penaungan. .............................................................................. 73

10. Grafik pertumbuhan diameter tunas selama 12 MST berdasarkan

bahan setek. ......................................................................................... 73

11. Grafik pertumbuhan diameter tunas selama 12 MST berdasarkan

tingkat penaungan. ........................................................................... 74

12. Pertumbuhan bibit lada setelah 4 MST. ............................................ 75

13. Pertumbuhan bibit lada setelah 8 MST. ......................................... 76

14. Pertumbuhan tunas dan akar. ............................................................ 77

Page 21: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

viii

15. Penimbangan bobot segar. ................................................................ 77

16. Pengovenan pada suhu 70˚C selama 72 jam. ..................................... 77

17. Penimbangan bobot kering. ............................................................... 77

Page 22: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena memiliki

banyak manfaat sebagai bahan baku industri makanan dan pengobatan tradisional

(Rismunandar dan Rizki, 2003). Budidaya tanaman lada di Indonesia dilakukan

dalam skala kecil dan dilakukan oleh petani atau pekebun. Daerah sentra produksi

lada di Indonesia adalah Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Timur,

Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017).

Lampung dikenal sebagai salah satu sentra produksi lada di Indonesia, namun

seiring berjalannya waktu produksi lada di Lampung cenderung menurun. Faktor

penyebab penurunan produksi lada di Lampung adalah teknik budidaya yang

dilakukan oleh pekebun belum tepat dalam mengatasi serangan hama dan

penyakit. Data produksi lada dari tahun 2013 sampai tahun 2017 di lima provinsi

penghasil lada di Indonesia disajikan pada Tabel 1.

Page 23: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

2

Tabel 1. Produksi lada dari tahun 2013-2017 pada lima provinsi penghasil lada.

Provinsi Penghasil Lada Jumlah produksi lada (ton)

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Sumatera Selatan

8.757 9.167 8.725 8.776 8.855

Kep. Bangka Belitung

33.597 33.828 31.408 31.896 32.352

Lampung

24.654 15.642 14.860 14.848 14.830

Sulawesi Selatan

4.645 5.087 5.067 5.092 5.181

Kalimantan Timur

6.818 6.704 6.923 6.968 7.046

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2017).

Tanaman lada dapat dibiakan dengan menggunakan biji (secara generatif) ataupun

secara vegetatif dengan menggunakan setek, namun umumnya tanaman lada

diperbanyak secara vegetatif karena relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan

dengan menggunakan biji serta dapat menghasilkan bibit yang seragam dan

pertumbuhannya lebih cepat. Salah satu teknik perbanyakan tanaman secara

vegetatif yang sering dilakukan dalam penyediaan bibit lada adalah dengan

menggunakan setek.

Setek merupakan perbanyakan tanaman yang efektif dan efisien dalam budidaya

tanaman lada. Perbanyakan lada dengan setek lebih menguntungkan karena

menghasilkan populasi tanaman yang homogen dan memiliki sifat yang sama

dengan induknya (Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1994).

Page 24: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

3

Perbanyakan tanaman lada dengan setek memiliki beberapa kendala, salah satu

kendala dalam perbanyakan tanaman dengan setek yaitu tidak terpenuhinya syarat

tumbuh yang sesuai untuk dapat tumbuh dengan baik. Menurut Evizal (2013),

lada dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23-32˚C. Oleh sebab itu, dibutuhkan

penggunaan naungan untuk menjaga suhu agar tetap stabil serta mengurangi

transpirasi, sehingga setek lada dapat tumbuh dengan baik. Pengaturan naungan

yang tepat sangat penting dalam menghasilkan bibit setek yang berkualitas. Hal

ini berkaitan langsung dengan intensitas dan kualitas cahaya matahari yang

diterima oleh tanaman untuk dapat melakukan proses fotosintesis. Wahid (1980),

menyatakan bahwa intensitas cahaya yang terlalu rendah akan menyebabkan

pertumbuhan setek lada yang terhambat, tetapi dengan intensitas cahaya yang

rendah akan mempercepat proses pengakaran dan memperoleh tingkat persentase

tumbuh yang tinggi.

Selain pengaturan intensitas cahaya matahari yang harus sesuai, penggunaan

bahan setek dengan tingkat ketuaan tertentu juga mempengaruhi kualitas bibit

lada yang dihasilkan. Sumber bahan setek yang berasal dari bagian yang berbeda

akan mengalami masa perkembangan yang berbeda pula (Rismawati dan Syakhril,

2012). Bagian setek yang digunakan tersebut berkaitan dengan kandungan nutrisi

didalamnya terutama karbohidrat, protein, lipid, nitrogen, enzim, hormon dan

rooting co-factor (Hartmann et al, 1997). Keberhasilan setek dalam membentuk

akar dipengaruhi oleh umur tanaman, fase pertumbuhan dan perbedaan bagian

tanaman yang digunakan sebagai bahan setek (Syakir et al., 1992). Oleh sebab

Page 25: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

4

itu diperlukan penelitian mengenai pengaruh tingkat ketuaan bahan setek dan

tingkat penaungan pada pertumbuhan bibit lada.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh perbedaan tingkat ketuaan bahan setek terhadap

pertumbuhan bibit lada?

2. Bagaimanakah pengaruh perbedaan tingkat penaungan pada pertumbuhan bibit

lada?

3. Apakah tanggapan pertumbuhan bibit tanaman lada pada beberapa tingkat

ketuaan bahan setek lada dipengaruhi oleh tingkat penaungan yang berbeda?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tingkat ketuaan bahan setek terhadap

pertumbuhan bibit lada.

2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tingkat penaungan terhadap

pertumbuhan bibit lada.

3. Untuk mengetahui tanggapan pertumbuhan bibit lada pada beberapa tingkat

ketuaan bahan setek lada terhadap tingkat penaungan yang berbeda.

Page 26: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

5

1.4 Kerangka Pemikiran

Lada merupakan salah satu komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, karena selain

sebagai penghasil devisa juga sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Sejak zaman

kolonial Belanda, lada menjadi komoditas perdagangan dan ekspor antar negara.

Tanaman ini biasa digunakan untuk industri makanan dan pengobatan. Dalam

industri makanan, lada biasa digunakan sebagai bumbu beragam masakan,

minuman ringan, dll. Sementara itu, dalam bidang pengobatan, lada digunakan

untuk stimulan pengeluaran keringat (diaphoretic), peningkat selera makan, dan

peluruh air seni (diuretic) (Rismunandar dan Riski, 2003).

Secara umum teknik perbanyakan tanaman dibagi menjadi dua, yaitu secara

generatif dan vegetatif. Beberapa tanaman sulit diperbanyak menggunakan biji

(perbanyakan generatif), sehingga perlu dilakukannya perbanyakan secara

vegetatif untuk dapat memperbanyak tanaman tersebut. Keunggulan dari

perbanyakan secara vegetatif adalah menghasilkan tanaman yang seragam dengan

induknya, serta tanaman akan lebih cepat berproduksi dibanding dengan tanaman

yang diperbanyak menggunakan biji. Salah satu teknik perbanyakan tanaman

secara vegetatif yang sering digunakan adalah setek batang.

Perbanyakan melalui setek batang masih memiliki kendala, salah satunya adalah

rendahnya persentase setek yang hidup. Faktor keberhasilan setek dipengaruhi

oleh dua faktor, yaitu faktor internal meliputi jenis tanaman dan bahan setek

sedangkan faktor eksternal meliputi suhu, media tanam, kelembaban udara,

intensitas cahaya, dan pemberian ZPT (Hartmann et al, 1997).

Page 27: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

6

Penggunaan naungan untuk mengatur suhu dan intensitas cahaya yang masuk

serta pemilihan bahan setek yang tepat sangat penting untuk menghasilkan bibit

setek lada yang baik.

Penggunaan bahan setek yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas setek yang

dihasilkan. Menurut Syakir et al (1992), perbedaan bagian tanaman yang

digunakan sebagai bahan setek akan mempengaruhi keberhasilan setek dalam

membentuk akar. Hal ini berkaitan dengan kandungan nutrisi yang dikandung

oleh bahan setek terutama karbohidrat, protein, lipid, nitrogen, enzim, hormon dan

rooting co-factor (Hartmann et al., 1997). Humoen (2017) dan Nurhuda etl al

(2017), melaporkan bahwa penggunaan bahan setek bagian tengah menghasilkan

pertumbuhan setek terbaik dibandingkan dengan setek yang menggunakan bahan

setek yang berasal dari bagian ujung dan pangkal. Hal ini dikarenakan bahan

setek yang berasal dari bagian tengah memiliki kandungan cadangan makanan

berupa karbohidrat dan nitrogen yang cukup untuk dapat tumbuh dengan baik.

Selain pemilihan bahan setek, pengaturan tingkat penaungan yang tepat juga

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan setek lada. Intensitas cahaya yang

rendah akan menghambat bibit tanaman dalam melakukan fotosintesis, sehingga

pertumbuhan tanaman akan terhambat (Kurniaty et al, 2010), sedangkan intensitas

cahaya yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko kematian pada setek karena

transpirasi yang terlalu tinggi. Lada merupakan tanaman yang memerlukan

penaungan agar dapat tumbuh dengan baik. Namun, penggunaan naungan yang

berlebihan dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman lada. Menurut

Page 28: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

7

Wahid (1984) dalam Syakir (1994), tanaman lada dapat tumbuh dengan baik

apabila tingkat penaungannya maksimal 50%. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Syakir (1994) menunjukkan bahwa tanaman lada yang ditanam dengan

tingkat penaungan >50% dapat menurunkan tingkat indeks pertumbuhan dan laju

tumbuh pertanaman. Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat

naungan dan jenis bahan setek yang tepat dalam menghasilkan bibit setek lada

yang terbaik.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penelitian ini disusun hipotesis sebagai

berikut:

1. Tingkat ketuaan bahan setek berpengaruh pada pertumbuhan bibit lada dan

ketuaan bahan setek sedang (bagian tengah) berpengaruh terhadap

pertumbuhan bibit lada yang terbaik.

2. Tingkat penaungan berpengaruh pada pertumbuhan bibit lada dan tingkat

penaungan sedang (intensitas penaungan 50%) berpengaruh terhadap

pertumbuhan bibit lada yang terbaik.

3. Tanggapan pertumbuhan bibit setek lada pada beberapa tingkat penaungan

dipengaruhi oleh tingkat ketuaan bahan setek.

Page 29: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Lada

Lada merupakan tanaman rempah yang paling penting secara ekonomis, bahkan

lada disebut sebagai “The King of Spices”. Diperkirakan tanaman lada dibawa

oleh kolonis Hindu ke Jawa pada sekitar tahun 100 SM sampai tahun 600 M

(Evizal, 2013).

2.1.1 Klasifikasi botani lada

Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (1996), klasifikasi tanaman

lada sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum Linn

Page 30: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

9

2.1.2 Morfologi tanaman lada

1. Batang

Lada merupakan tanaman pemanjat, batang berkayu dengan percabangan dimorfik

(satu batang pokok dengan dua macam cabang), yaitu cabang orthotrop (vertikal)

dan cabang plagiotrop (horizontal). Cabang orthotrop tumbuh membentuk

kerangka dasar tanaman lada., sedangkan cabang plagiotrop dengan akar pelekat

terbentuk dari buku antar ruas (Rismunandar dan Riski, 2003).

2. Akar

Lada termasuk anggota tumbuhan dikotil, sehingga akar pada lada adalah akar

tunggang. Namun, saat ini akar tunggang tidak banyak ditemukan pada tanaman

lada karena pada umumnya lada yang dibudidayakan saat ini diperbanyak

menggunakan setek. Sehingga akar yang terbentuk adalah akar lateral. Akar lada

akan terbentuk pada buku-buku di ruas batang pokok dan cabang (Rismunandar

dan Riski, 2003).

3. Daun

Daun lada berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing, tunggal, dan bertangkai

2-5 cm. Tulang daun pada tanaman lada menyirip memanjang. Pada bagian atas,

daun berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan pada bagian bawah daun berwarna

hijau pucat. Panjang daun lada mencapai 12–18 cm dengan lebar 5–10 cm

(Rismunandar dan Riski, 2003).

Page 31: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

10

4. Bunga

Bunga lada berbentuk malai, dengan panjang 3-25 cm, tidak bercabang, berporos

tunggal, dan terdapat sekitar 150 bunga kecil. Bunga lada tumbuh pada ketiak

daun, dan berbenang sari sebanyak 2-4 helai serta putik berjumlah 3-5 tangkai.

Kepala putik mampu menerima serbuk sari selama 10 hari pada saat mulai subur.

Puncak kesuburan tercapai pada 3-5 hari setelah masa subur. Dalam satu malai

pembungaan selesai dalam 7-8 hari (Rismunandar dan Riski, 2003). Bunga

bersifat protogini, yaitu bunga betina masak terlebih dahulu dibandingkan dengan

bunga jantan. Lada melakukan penyerbukan secara self pollination, namun

dimungkinkan juga melakukan penyerbukan secara penyerbukan tetangga

(geitonogami).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Lada

Lada tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dari

permukaan laut. Curah hujan yang sesuai berkisar antara 2000-3000 mm per tahun

dengan 2 bulan kering untuk mendorong pembungaan. Hujan dan angin yang

terlalu kencang dapat menyebabkan tangkai bunga menjadi rontok dan tandan

berbuah jarang. Kisaran suhu udara yang terbaik adalah 23-32°C dengan suhu

pada siang hari adalah 29°C. Lada tumbuh dengan baik pada tanah yang

bertekstur ringan, gembur, drainase baik, dan subur. pH tanah yang dapat ditolerir

oleh tanamn lada berkisar antara 4-7, namun yang terbaik adalah tanah dengan pH

6 (Evizal, 2013).

Page 32: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

11

2.3 Setek Lada

Setek merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari

tanaman (akar, batang, daun, dan tunas) dengan tujuan untuk membentuk individu

yang baru. Secara umum, setek digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu: setek akar,

setek batang, setek daun, dan setek umbi (Wudianto, 2005).

Bahan setek yang digunakan dalam setek lada harus memiliki kemurnian genetik

yang terjamin, diperoleh dari pohon induk yang sehat, dan memiliki ukuran yang

optimum (Rismunandar dan Riski, 2003). Selain itu, bahan setek yang baik

dipilih dari cabang yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda. Bahan setek yang

berasal dari cabang yang terlalu tua akan sulit membentuk akar, sedangkan bahan

setek yang berasal dari cabang yang terlalu muda akan meningkatkan resiko

kematian setek karena pada cabang yang terlalu muda proses transpirasinya sangat

cepat sehingga setek menjadi lemah dan akhirnya mati (Wudianto, 2005).

Menurut Rismunandar dan Riski (2003), bahan setek lada yang baik berasal dari

tanaman induk yang telah berumur dua tahun, serta tanaman telah mengalami

pemangkasan pertama pada umur 8-10 bulan dan pemangkasan kedua pada umur

18-20 bulan.

Secara umum, setek lada digolongkan menjadi dua jenis, yaitu setek tujuh ruas

dan setek satu ruas. Setek tujuh ruas merupakan setek yang diambil dari tanaman

induk sebanyak tujuh ruas. Setek tujuh ruas dapat ditanam langsung tanpa

melalui proses pembibitan. Sementara itu, setek satu ruas merupakan setek yang

diambil dari tanaman induk sebanyak satu ruas. Setek jenis ini membutuhkan

Page 33: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

12

proses pembibitan sebelum dipindahkan ke lahan. Keunggulan dari jenis setek

satu ruas adalah memiliki tingkat persentase keberhasilan yang lebih baik

dibanding dengan jenis setek tujuh ruas (Rismunandar dan Riski, 2003).

Teknik pengambilan dan pemotongan bahan setek harus diperhatikan dengan

baik, karena tahap ini sangat menentukan keberhasilan dalam penyetekan. Waktu

pemotongan yang baik adalah pada saat kelembaban udara tinggi. Sementara itu,

pemotongan setek sebaiknya dilakukan di dalam air. Tujuannya agar jaringan

pembuluh pada bahan setek terisi oleh air, sehingga akan memudahkan dalam

penyerapan nutrisi dan menurunkan tingkat resiko kematian (Wudianto, 2005).

Media pengakaran juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

pengakaran setek. Media pengakaran memiliki beberapa fungsi, antara lain: untuk

menjaga bahan setek agar tetap tegak selama periode pengakaran, untuk

memberikan kelembaban pada bahan setek, untuk memudahkan penetrasi akar,

serta menciptakan kondisi aerasi yang baik untuk pertumbuhan setek (Hartmann

et al, 1997). Media pengakaran yang baik adalah campuran antara komponen

organik dan komponen mineral. Komponen organik yang dapat digunakan adalah

sekam bakar, serbuk kayu, dll., sedangkan komponen mineral yang dapat

digunakan adalah pasir (Hartmann et al, 1997).

2.4 Penggunaan Naungan pada Setek

Tingkat radiasi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setek lada.

Mengurangi tingkat radiasi dapat mempercepat proses pengakaran pada tanaman

Page 34: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

13

yang sulit tumbuh. Setek yang ditanam di bawah naungan akan mengalami

perubahan anatomi dan fisiologis pada jaringan batang. Pengurangan intensitas

cahaya akibat penggunaan naungan akan meningkatkan sensitivitas bahan setek

terhadap auksin, sehingga dapat mempercepat proses pengakaran (Hartmann et al,

1997).

Pengaturan penggunaan tingkat naungan yang tepat sangat menentukan

keberhasilan penyetekan serta kualitas bibit setek yang dihasilkan. Menurut

Haryanti (2010), tanaman yang tumbuh pada lingkungan berintensitas cahaya

rendah akan memiliki jumlah akar dan daun yang lebih sedikit. Jumlah akar yang

sedikit disebabkan karena terhambatnya translokasi hasil fotosintesis ke akar.

Selain itu, ruas batang tanaman akan lebih panjang dan memiliki dinding sel yang

tipis. Tetapi intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan meningkatkan persentase

kematian pada setek.

2.5 Pengaruh Tingkat Ketuaan Bahan Setek

Sumber bahan setek dari bagian yang berbeda akan memiliki komposisi kimia

yang berbeda, terutama perbedaan kandungan karbohidrat, protein, lipid, nitrogen,

enzim, hormon, dan rooting co-factor. Pada tanaman bluberry (Vaccinium

corymbossum), penggunaan bahan setek yang berasal dari bagian pangkal akan

menghasilkan perakaran yang lebih baik dibandingkan dengan bahan setek yang

berasal dari bagian ujung (Hartmann et al, 1997). Sementara itu, penelitian yang

dilakukan Putri et al (2017), pada tanaman pulai (Alstonia scholaris)

menunjukkan bahwa penggunaan bahan setek yang berasal dari bagian ujung akan

Page 35: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

14

menghasilkan jumlah akar yang lebih baik dibandingkan dengan bagian tengah

dan pangkal, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Pada tanaman

tin (Ficus carica) penggunaan bahan setek yang berasal dari bagian tengah akan

meningkatkan persentase setek hidup dan jumlah daun selama pembibitan

(Yulistyani et al, 2014).

2.6 Peranan Radiasi Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman

Radiasi matahari merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman. Respon tanaman terhadap radiasi matahari pada dasarnya dapat dibagi

menjadi tiga aspek, yaitu intensitas, kualitas dan fotoperiodisitas. Ketiga aspek ini

mempunyai pengaruh yang berbeda satu dengan yang lainnya, demikian juga

keadaannya di alam. Radiasi matahari sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam

proses fotosintesis. Proses fotosintesis adalah proses metabolisme yang dilakukan

oleh tumbuhan untuk mengubah unsur hara menjadi karbohidrat (Setiadi, 1994).

Intensitas cahaya yang tinggi tidak seluruhnya dapat digunakan oleh tanaman.

Energi cahaya yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar

antara 0,5 - 2% dari jumlah total energi matahari yang tersedia untuk proses

pertumbuhan. Apabila intensitas cahaya matahari yang diterima oleh tanaman

kurang dari batas optimal yang dibutuhkan, maka hasil fotosintesis yang terbentuk

akan berkurang (Suseno, 1974 dalam Utami, 2018), dan setiap tanaman

memerlukan intensitas cahaya yang berbeda-beda utnuk melakukan proses

fotosintesis secara optimal. (Wahid, 1984). Tanaman jagung (Akmalia dan

Suharyanto, 2017) dan kacang hijau (Saifulloh, 2017) memrerlukan cahaya

Page 36: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

15

penuh untuk dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan pada tanaman lada (Wahid,

1984) dan cabai jawa (Nurkhasanah et al, 2013) menghasilkan pertumbuhan

tanaman terbaik pada intensitas pencahayaan 75%.

Page 37: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

16

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019,

di Rumah Kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lampung, Gedong Meneng, Bandar Lampung.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pasir yang telah dicuci

bersih, arang sekam, sulur panjat lada varietas Natar-1 yang telah dipotong

menjadi dua buku, label, dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah paranet,

rangka kayu, polibeg ukuran 15 cm x 20 cm, penggaris, jangka sorong, luxmeter,

timbangan elektrik, oven, sprayer, cutter, dan alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian disusun secara faktorial (4x3) dengan menggunakan rancangan petak

terbagi. Petak utama adalah tingkat penerusan radiasi matahari atau tingkat

penaungan (N) yang terdiri atas tanpa penaungan (intensitas penaungan 0%) (N0),

penaungan ringan (intensitas penaungan 35%) (N1), penaungan sedang (intensitas

penaungan 50%) (N2), dan penaungan berat (intensitas penaungan 75%) (N3).

Page 38: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

17

Anak petak adalah tingkat ketuaan bahan setek (B) yang terdiri atas setek bagian

pangkal (B1), setek bagian tengah (B2), dan setek bagian ujung (B3). Penaungan

ringan adalah penaungan menggunakan paranet standar yang diambil 1 serat

secara berselang seling, penaungan sedang adalah penaungan menggunakan

paranet standar, dan penaungan berat adalah menggunakan paranet standar yang

dipasang dua lapis. Tingkat penaungan dikalibrasi dengan menggunakan alat

luxmeter. Penelitian terdiri atas 12 kombinasi perlakuan (satuan percobaan),

setiap satuan percobaan diulang 3 kali, dan setiap satuan percobaan terdiri atas 3

setek. Naungan pembibitan dibuat menggunakan rangka kayu dengan tinggi 100

cm yang dipasang di atas meja rumah kaca, dan jarak antar naungan 50 cm. Tata

letak percobaan dapat dilihat pada Gambar 1. Setelah data didapatkan, data diuji

homogenitas dengan uji Barlett. Selanjutnya dilakukan uji aditivitas data dengan

uji Tukey. Untuk mengetahui perbedaan nilai tengah antar perlakuan digunakan

uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

(N0) (N1) (N2) (N3)

Gambar 1. Tata letak percobaan pengaruh tingkat penaungan dan tingkat ketuaan

bahan setek.

Keterangan:

N0 = Tanpa Naungan N1 = Naungan ringan N2 = Naungan sedang

N3 = Naungan berat

B1 = Setek bagian pangkal B2 = Setek bagian tengah B3 = Setek bagian

ujung

I B2 B3 B1 I B2 B3 B1 I B1 B3 B2 I B1 B3 B2

II B1 B2 B3 II B3 B2 B1 II B1 B3 B2 II B3 B2 B1

III B2 B3 B1 III B2 B3 B1 III B3 B2 B1 III B2 B3 B1

Page 39: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

18

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan media tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran pasir dan arang sekam dengan

perbandingan 1:1. Sebelum digunakan pasir dicuci menggunakan air untuk

menghilangkan lumpur dan pencegahan penyakit. Media campuran pasir dan

arang sekam dimasukkan ke dalam polibeg ukuran 15 cm x 20 cm. Tahapan

pembuatan media tanam dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan pembuatan media tanam (a) Pasir disaring, (b) Pasir dicuci,

(c) Pasir dan arang sekam dicampur dengan perbandingan 1:1, (d) Media tanam

disusun di meja penelitian.

a

a

b

a

c

a

d

a

a

Page 40: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

19

3.4.2 Pembuatan naungan

Naungan dipasang pada rangka kayu berbentuk persegi panjang dengan ukuran 40

cm x 130 cm dan tinggi 100 cm. Jenis- jenis tingkat penaungan yang digunakan

dapat dilihat pada Gambar 3. Besaran intenstitas cahaya pada setiap naungan

dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 3. Jenis tingkat penaungan yang digunakan (a) Tanpa naungan

(intensitas penaungan 0%) (N0), (b) Naungan ringan (intensitas penaungan 35%)

(N1), (c) Naungan sedang (intensitas penaungan 50%) (N2), (d) Naungan berat

(intensitas penaungan 75%) (N3).

a

a

b

a

d

a

c

a

Page 41: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

20

Tabel 2. Besaran intensitas cahaya pada masing-masing naungan.

No. Variabel Intensitas Cahaya (lux)

1. Luar rumah kaca 24.800 – 34.100

2. Tanpa naungan 10.800 – 11.100

3. Naungan ringan 7.000 – 7.400

4. Naungan sedang 4.700 – 5.200

5. Naungan berat 2.800 – 3.200

3.4.3 Persiapan bahan setek lada

Bahan tanam diambil dari kebun percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Natar. Bagian tanaman lada yang dijadikan bahan setek adalah sulur

panjat lada varietas Natar-1 yang memiliki panjang 100-110 cm. Bahan setek

dibagi menjadi tiga kategori, yaitu bagian ujung, tengah, dan pangkal. 6 ruas dari

bagian ujung digunakan sebagai bahan setek ujung, 6 ruas dari bagian pangkal

digunakan sebagai bahan setek pangkal, sedangkan lainnya digunakan sebagai

bahan setek tengah. Bahan setek yang telah dipisahkan kemudian dipotong

menjadi dua buku satu daun. Bagian bawah setek dipotong 45˚ dengan tujuan

memperluas pengakaran pada pangkal setek. Jenis-jenis bahan setek yang

digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Jenis bahan setek yang digunakan (a) Setek bagian pangkal, (b) Setek

bagian tengah, (c) Setek bagian ujung.

a

a

b

a

c

a

Page 42: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

21

3.4.4 Penanaman setek

Penanaman setek dilakukan pada sore hari. Sebelum penanaman, media tanam

disiram terlebih dahulu untuk menjaga kelembaban dan memudahkan saat

penanaman. Setek lada dua buku ditanam pada media dengan buku bagian bawah

tertimbun media tanam. Setelah ditanam, setek lada diberi label dan disiram.

3.4.5 Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan penyiraman setiap hari untuk

menjaga kelembaban media, serta dilakukan pembersihan gulma yang tumbuh

pada media setek. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, diaplikasikan

insektisida dan fungisida setiap 2 minggu sekali.

3.5 Pengamatan

Peubah pengamatan meliputi:

a. Persentase setek tumbuh

Persentase setek tumbuh dihitung menggunakan rumus:

Persentase setek tumbuh = Jumlah setek yang hidup

Jumlah seluruh setek x 100 %

Setek yang tumbuh memiliki ciri-ciri daun dan batang setek berwarna hijau

serta menunjukkan gejala pertumbuhan awal, yaitu munculmya tunas pada

ketiak daun.

Page 43: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

22

b. Waktu tumbuh tunas

Waktu tumbuh tunas adalah waktu yang dibutuhkan setek untuk dapat

menghasilkan tunas. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 12 MST.

c. Panjang tunas

Pengukuran panjang tunas dilakukan dengan cara mengukur tunas yang

tumbuh dimulai dari pangkal tunas hingga ujung tunas dengan satuan cm.

Pengamatan panjang tunas dilakukan setiap 4 minggu sekali hingga bibit setek

lada berumur 12 MST.

d. Jumlah daun

Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung daun yang telah

terbuka secara sempurna pada setiap bibit setek lada. Penghitungan jumlah

daun dilakukan setiap 4 minggu sekali hingga bibit setek lada berumur 12

MST.

e. Diameter tunas

Pengukuran diameter tunas dilakukan pada bagian tengah ruas pertama tunas.

Pengukuran diameter tunas dilakukan menggunakan jangka sorong dengan

satuan mm dan dilakukan setiap 4 minggu sekali hingga bibit setek lada

berumur 12 MST.

Page 44: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

23

f. Jumlah akar primer

Penghitungan jumlah akar dilakukan dengan menghitung akar yang muncul

pada pangkal setek serta pada bagian buku. Penghitungan jumlah akar terbagi

menjadi tiga, yaitu jumlah akar primer yang muncul pada pangkal setek, jumlah

akar primer yang muncul pada bagian buku pertama, serta jumlah akar primer

total yaitu akumulasi antara jumlah akar primer pada pangkal setek dan jumlah

akar primer pada bagian buku pertama. Penghitungan jumlah akar primer

dilakukan ketika bibit setek lada berumur 12 MST.

g. Panjang akar primer

Pengukuran panjang akar primer dilakukan dengan mengukur tiga akar primer

terpanjang yang muncul dari bagian pangkal setek dan bagian buku pertama.

Pengukuran panjang akar primer dilakukan ketika bibit setek lada berumur 12

MST.

h. Bobot segar bibit

Bobot segar bibit terbagi menjadi empat, yaitu bobot segar tunas, bobot

segar akar buku, bobot segar akar pangkal dan bobot segar akar total. Bobot

segar diperoleh dari setek yang telah berumur 12 MST kemudian dipisahkan

per bagian tunas, akar buku, dan akar pangkal, lalu ditimbang menggunakan

timbangan elektrik dalam satuan gram.

Page 45: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

24

i. Bobot kering bibit

Bobot kering bibit terbagi menjadi empat, yaitu bobot kering tunas,

bobot kering akar buku, bobot kering akar pangkal, dan bobot kering akar total.

Bobot kering diperoleh dari setek yang telah dipisahkan per bagian tunas, akar

buku, dan akar pangkal, lalu dikeringkan menggunakan oven selama 72 jam

pada suhu 70˚C, kemudian ditimbang menggunakan timbangan elektrik dalam

satuan gram.

Page 46: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

39

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penggunaan bahan setek yang berbeda berpengaruh pada pertumbuhan bibit

lada asal setek, bahan setek bagian ujung menghasilkan pertumbuhan bibit lada

asal setek terbaik daripada bahan setek bagian tengah dan pangkal;

2. Tingkat penaungan yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit lada

asal setek, tingkat penaungan sedang menghasilkan pertumbuhan bibit setek

lada terbaik daripada penaungan berat, penaungan ringan, dan tanpa

penaungan;

3. Tanggapan pertumbuhan bibit setek lada pada beberapa tingkat penaungan

tidak dipengaruhi oleh tingkat ketuaan bahan setek, kecuali pada peubah bobot

segar tunas dan bobot kering akar pangkal setek.

5.2 Saran

Peneltian mengenai pengaruh tingkat penaungan yang dilakukan di dalam rumah

kaca menghasilkan tingkat penaungan sedang yang terbaik, oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian serupa namun dilakukan pada lokasi terbuka.

Page 47: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

42

DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, H.A. dan E. Suharyanto. 2017. Pengaruh perbedaan intensitas cahaya

dan penyiraman pada pertumbuhan jagung (Zea mays L.) sweet boy-02. J.

Sains Dasar. 6(1): 8-16.

Artha, D.D., Yusnita, dan Sugiatno. 2015. Pengaruh kombinasi NAA

(Naphtaleneacetic Acid) dan IBA (Indole Butyric Acid) terhadap

pengakaran setek lada (Piper nigrum L.) varietas Natar-1. J. Agrotek

Tropika. 3(1): 1-6.

Balai Informasi Pertanian Irian Jaya. 1994. Perbanyakan Tanaman Lada (Piper

nigrum L.). BIP Irian Jaya. Jayapura. 4 hlm..

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 1996. Monograf Tanaman Lada.

Balitro. Bogor. 234 hlm.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 2016. Perbenihan dan Budidaya

Lada Perdu. Balitro. Bogor. 20 hlm.

Cruz, P. 1997. Effect of shade on the growth and mineral nutrition of C4

parrennial grass under field conditions. Plant and Soil. 188: 227-237.

Danu, I.Z. Siregar, C. Wibowo., dan A. Subiakto. 2010. Pengaruh umur sumber

bahan setek terhadap keberhasilan setek pucuk meranti tembaga (Shorea

leprosula MIQ.). J. Penelitian Hutan Tanaman. 7(3): 1-14.

Direkorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statisktik Perkebunan Indonesia.

Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung. Bandar Lampung. 198 hlm.

Gardner, F.P., B. Pearce, dan R.I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.

Universitas Indonesia Press. Jakarta. 428 hlm.

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, dan R.L. Geneve, 1997. Plant

Propagation: Principles and Practice. 6th

Edition. Prentice Hall Inc. New

Jersey. 770 hlm.

Page 48: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

43

Haryanti, S. 2010. Pengaruh naungan yang berbeda terhadap jumlah stomata dan

ukuran porus stomata daun Zephyranthes rosea L. Buletin Anatomi dan

Fisiologi. 18(1): 41-48.

Humoen, M.I. 2017. Pengaruh bagian setek dan lama perendaman ekstrak daun

kelor terhadap pertumbuhan bibit daun sirih (Piper betle L.). J. Pertanian

Konservasi Lahan Kering. 2(4): 59-61.

Kurniaty, R., B. Budiman, dan M. Suartana, , 2010. Pengaruh media dan naungan

terhadap mutu bibit suren (Toona sureni MERR.). J. Penelitian Hutan

Tanaman. 7(2): 77 - 83.

Martin, A.B., M. Same, dan W. Indrawati. 2015. Pengaruh media pembibitan pada

pertumbuhan setek lada (Piper nigrum L.). J. Agro Industri Pertanian.

3(2): 94-107.

Moko, H. 2004. Teknik Perbanyakan Tanaman Hutan secara Vegetatif. Informasi

Teknis. Puslitbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Yogyakarta. 2(1):1-20.

Nurhakim, Y.I. 2014. Perkebunan Lada Cepat Panen. Infra Hijau. Jakarta. 140

hlm.

Nurhayati, A.D. 2000. Pengaruh bahan setek dan rootone-f terhadap

pertumbuhan setek seuseureuhan (Piper aduncum L.) Skipsi. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 45 hlm.

Nurhuda, A., N. Azizah, dan E. Widaryanto. 2017. Kajian jenis dan bagian sulur

pada pertumbuhan setek cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.). J. Produksi

Tanaman. 5(1): 154-160.

Nurkhasanah, N., K.P., Wicaksono, dan E. Widaryanto. Studi pemberian air dan

tingkat naungan terhadap bibit tanaman cabe jamu (Piper retrofractum

Vahl.). J. Produksi Tanaman: 1(4): 325-332.

Putri, K.A., Suwirmen, dan Z.A. Noli. 2017. Respon berbagai sumber bahan setek

terhadap kemampuan berakar setek Alstonia scholaris L. sebagai upaya

penyediaan bibit untuk lahan terdegradasi. J. Bio. UA. 5(1): 1-5.

Rismawati dan Syakhril. 2012. Respons asal bahan setek sirih merah (Piper

crocatum Ruiz and Pav.) terhadap konsentrasi rootone-F. J. Agrifor. 11(2):

148-156.

Rismunandar dan M.H. Riski, 2003. Lada Budi Daya dan Tata Niaga. Penebar

Swadaya. Jakarta. 126 hlm.

Rosmarkam, A dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta. 214 hlm.

Page 49: PENGARUH TINGKAT KETUAAN BAHAN SETEK DAN TINGKAT …digilib.unila.ac.id/57490/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia, karena

44

Saifulloh, I.N. 2017. Pengaruh intensitas cahaya dan jenis tanah terhadap

pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Repository Universitas PGRI

Yogyakarta. Universitas PGRI Yogyakarta. Yogyakarta. 10 hlm.

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Institut

Teknologi Bandung. Bandung. 343 hlm.

Setiadi. 1994. Kentang Varietas dan Pembudidayaan. Penebar Swadaya. Jakarta.

87 hlm

Suwandiyati, N.S. 2009. Pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk kandang sapi

terhadap pertumbuhan bibit nilam (Pogostemon cablin B.). Skripsi.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 34 hlm.

Syakir, M., M.H. Bintoro, dan Y.D. Amrin. 1992. Pengaruh berbagai zat pengatur

tumbuh dan bahan setek terhadap pertumbuhan setek cabang buah lada

(Piper nigrum L.). J. Littri Puslitbang Perkebunan. 19 (3-4): 59-65.

Syakir, M. 1994. Pengaruh naungan, unsur hara P dan Mg terhadap iklim mikro,

indeks pertumbuhan dan laju tumbuh tanaman lada (Piper nigrum L.).

Bul. Littro. 9(2): 106-114.

Utami, 2018. Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman. Kajian Pustaka.

Universitas Udayana. Denpasar. 42 hlm.

Wahid, P. 1980. Pengaruh mulsa dan tutup terhadap pertumbuhan setek tanaman

Lada (Piper nigrum L.). J. Littri Puslitbang Perkebunan. 41: 39-48.

Wahid, P. 1984. Pengaruh naungan dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman lada (Piper nigrum L.). Disertasi. Institut Pertanian

Bogor. Bogor. 201 hlm.

Woodward, A.W. dan B. Bartel. 2005. Auxin: regulation, action, and interaction.

Annals of Botany. 95: 707-735.

Wudianto, R. 2005. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya.

Jakarta. 172 hlm.

Yulistyani, W., D.S. Sobarna, dan A. Nuraini. 2014. Pengaruh jenis setek batang

dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman ara

(Ficus carica L.). J. Agric. Sci. 1(4): 215-224.