GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

13
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : BYELLI ASYSYAM MAHARHANI J210170002 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

Transcript of GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

Page 1: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT

KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI

DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

BYELLI ASYSYAM MAHARHANI

J210170002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

i

Page 3: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

ii

Page 4: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

iii

Page 5: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

1

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KEPATUHAN

MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI

Abstrak

Pengetahuan dan kepatuhan minum obat sangatlah penting dalam keberhasilan

pengobatan penyakit hipertensi apalagi yang disertai dengan penyakit penyerta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tingkat

kepatuhan minum obat penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di wilayah kerja

Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua penderita hipertensi dengan penyakit

penyerta di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri dengan jumlah

sebanyak 50 responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 repsonden diperoleh

menggunakan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tingkat

pengetahuan dan tingkat kepatuhan minum obat dan dianalisa menggunakan Analisa

deskriptif. Hasil penelitian tingkat pengetahuan penyadang hipertensi dengan penyakit

penyerta menunjukkan sebanyak 8 responden (16%) memiliki tingkat pengetahuan baik,

sebanyak 29 responden (58%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 13

responden (26%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sedangkan hasil tingkat

kepatuhan minum obat menunjukkan sebanyak 14 responden (28%) memiliki kepatuhan

minum obat patuh, dan sebanyak 36 responden (72%) memiliki tingkat kepatuhan

minum obat cukup patuh.

Kata Kunci : tingkat pengetahuan, tingkat kepatuhan minum obat, hipertensi, penyakit

penyerta.

Abstract

Knowledge and adherence to taking drugs is very important in the successful treatment

of hypertensive diseases, especially those accompanied by concomitant diseases. This

study aims to find out an overview of the level of knowledge and compliance level of

taking hypertensive drugs with concomitant diseases in the working area of Puskesmas

Sidoharjo Wonogiri Regency. This type of research is descriptive quantitative. The

population is all people with hypertension with concomitant diseases in the working

area of Puskesmas Sidoharjo Wonogiri Regency with a total of 50 respondents. The

samples in this study amounted to 50 repsonden obtained using total sampling

technique. The measuring instruments are knowledge level questionnaires and drug

compliance levels and analyzed using descriptive analysis. The results of the study of

the level of knowledge of hypertension patients with concomitant diseases showed as

many as 8 respondents (16%) have a good level of knowledge, 29 respondents (58%)

knowledge level, and as many as 13 respondents (26%) have a lack of knowledge level.

While the results of drug compliance level showed as many as 14 respondents (28%)

have compliance with drug taking compliant, and 36 respondents (72%) have a fairly

compliant level of adherence to taking the drug.

Keywords : level of knowledge, level of medication adherence, hypertension,

concomitant diseases.

Page 6: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

2

1. PENDAHULUAN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah global dunia (Masriadi, 2016).

Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui

dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya (World Health

Organization, 2019). Jumlah penderita hipertensi semakin tinggi setiap tahunya,

diperkirakan saat tahun 2025 terdapat 1,5 Miliar orang di dunia mengidap hipertensi dan

ditaksirkan tiap tahunya 9,4 juta orang akan meninggal karena hipertensi serta

komplikasinya (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

Hasil dari Riskesdas Kemenkes (2018), dapat diketahui prevalensi penyakit

hipertensi di Indonesia cukup tinggi (34,1%). Di Kabupaten Wonogiri, prevalensi

penderita hipertensi lebih didominasi oleh pasien perempuan dengan jumlah 21.103

jiwa dan pasien laki-laki dengan jumlah 8.738 jiwa (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah, 2018).

Data dari Kemenkes RI, kepatuhan pasien di Indonesia terhadap terapi

pengobatan masih tergolong rendah (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

Hipertensi dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus, Arthtitis Gout, Resistensi

Insulin, Rheumatoid Arthritis, dan Hiperlipidemia apabila tidak segera ditangani dapat

menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung kongestif, penyakit jantung, gangguan

penglihatan, stroke dan yang dapat berujung pada kematian (Ningsih & Melinda, 2019).

Faktor yang paling berpengaruh dalam kepatuhan pengobatan pada pasien yaitu

pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan (Pratama

& Ariastuti, 2016). Kesadaran untuk datang kontrol dan minum obat teratur dapat

menurunkan terjadinya resiko komplikasi hipertensi (Yusmaniar dkk, 2020).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Sidoharjo pada 04 November 2020 didapatkan hasil bahwa pravelensi

penderita hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu dari bulan Juli

sampai Desember 2019 tercatat ada 216 kasus (38,57%) dan bulan Januari sampai Juli

2020 ada 344 kasus (61,43%). Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada

pasien dengan hipertensi sebanyak sepuluh responden ditemukan ada dua responden

penyandang hipertensi dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus dan empat responden

menderita hipertensi dengan penyakit penyerta Asam Urat dan empat responden lainnya

tidak ada penyakit penyerta

Page 7: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

3

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini, dilakukan secara sistematis dan

lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan (Nursalam, 2017). Populasi

merupakan semua anggota yang menjadi objek penelitian (Noor, 2017). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di wilayah

kerja Puskesmas Sidoharjo tepatnya di Desa Sempukerep dengan populasi sebanyak 50

responden. Sampel dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi dengan

penyakit penyerta di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri tepatnya

di Desa Sempukerep, yaitu sebanyak 50 responden. Penelitian ini mengambil sampling

dengan cara total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,

2017). Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan

kuesioner tingkat kepatuhan minum obat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Karakteristik Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di Wilayah Kerja

Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri

Karakteristik

Responden

Ketegori

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-Laki 19 38.00

Perempuan 31 62.00

Total 50 100.00

Usia 26-35 Tahun 1 2.00

36-45 Tahun 13 26.00

46-55 Tahun 16 32.00

56-65 tahun 20 40.00

Total 50 100.00

Pendidikan SD 11 22.00

SMP 23 46.00

SMA 16 32.00

Total 50 100.00

Penyakit Penyerta

Hiperlipidemia 19 38.00

Diabetes Mellitus 8 16.00

Rheumatiod Arthritis 23 46.00

Total 50 100.00

Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan jenis kelamin pada penderita hipertensi

Page 8: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

4

dengan penyakit penyerta sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak 31

responden (62%) dan terendah adalah laki-laki yaitu sebanyak 19 responden (38%).

Hasil distribusi frekuensi data tentang usia penderita hipertensi dengan penyakit

penyerta diketahui sebagian besar pasien hipertesi dengan penyakit penyerta di wilayah

kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri memiliki usia 56-65 tahun.

Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan tingkat pendidikan penderita hipertensi

dengan penyakit penyerta diketahui sebagian besar penderita hipertensi dengan penyakit

penyerta di wilayah kerja Puseksmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri memiliki tingkat

pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Data distribusi frekuensi penyakit penyerta pada penderita hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri terbanyak yaitu penyakit Rheumatoid

Arthritis.

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di

Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 8 16.0

2. Cukup 29 58.0

3. Kurang 13 26.0

Total 50 100.0

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 8 responden (16%) memiliki

tingkat pengetahuan baik, sebanyak 29 responden (58%) memiliki tingkat pengetahuan

cukup, dan sebanyak 13 responden (26%) memiliki tingkat pengetahuan kurang.

Tabel 3 Tingkat Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi dengan Penyakit

Penyerta di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri

No Kategori Frequency Percent

1. Cukup Patuh 36 72.0

2. Patuh 14 28.0

Total 50 100.0

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebanyak 36 orang dengan presentase

(72%) memiliki tingkat kepatuhan minum obat cukup patuh, dan sebanyak 14 orang

dengan presentase (28%) memilik kepatuhan minum obat patuh.

3.2 Pembahasan

Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa penderita

hipertensi dengan penyakit penyerta sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak

Page 9: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

5

31 responden (62%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahayu, Wahyuni, dan

Anindita (2020), perempuan (62,8%) cenderung mengalami hipertensi. Seseorang

wanita pada masa paruh baya lebih berisiko terkena penyakit hipertensi. Hal ini terjadi

dikarenakan kadar hormon esterogen yang berfungsi menjaga pembuluh darah dari

kerusakan mengalami penurunan pada wanita yang mengalami menopause

(Kusumawaty dkk., 2016).

Hasil distribusi frekuensi data tentang usia penderita hipertensi dengan penyakit

penyerta diketahui sebagian memiliki usia 56-65 tahun. Hasil ini sejalan dengan

penelitian Rahayu, Wahyuni, dan Anindita (2020) dimana kelompok umur terbanyak

berusia antara 56-65 tahun (48,11%). Penelitian oleh Calle (2018) juga menunjukan dari

rata- rata umur responden 62 tahun sebesar 51 % responden mengalami hipertensi. Hal

ini dikarenakan semakin bertambahnya umur terjadi penumpukan zat kolagen di lapisan

otot sehingga dinding arteri menebal dan pembuluh darah menjadi sempit dan kaku

(Nuraini, 2015).

Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan tingkat pendidikan penderita

hipertensi dengan penyakit penyerta diketahui bahwa sebagian besar memiliki tingkat

pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan sangat berpengaruh

besar dalam proses pembelajaran seseorang, dari pendidikan ini mampu membentuk

pola pikir yang sudah ada (Wati, 2016). Menurut (Notoatmodjo, 2019), pendidikan juga

sangat berpengaruh terdahap tingkat pengetahuan. Kemampuan penerimaan informasi

oleh seseorang akan lebih mudah apabila tingkat pengetahuannya tinggi. Namun,

pendidikan formal tidak selalu dijadikan tolak ukur tingginya pengetahuan, karena

pengetahuan bisa diperoleh di pendidikan informal antara lain pengalaman dan

sosialisasi di masyarakat.

Data distribusi frekuensi penyakit penyerta pada pasien hipertensi diketahui

bahwa penderita hipertensi paling banyak memiliki penyakit penyerta Rheumatoid

Arthritis. Hasil ini didukung penelitian oleh Hidayahti (2018) menyatakan bahwa

terdapat 57 lansia yang menderita Rheumatoid Arthritis di Posyandu Lansia Desa

Sempukerep Kabupaten Wonogiri. Selain itu juga didukung penelitian Sultana (2016)

yang menunjukkan adanya hubungan signifikan hipertensi dengan risiko Rheumatoid

Arthritis. Terbentunya plak dalam pembuluh darah dapat perperan dalam terjadinya

penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Page 10: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

6

Berdasarkan tabel 2 tentang tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi

dengan penyakit penyerta dapat diketahui bahwa mayoritas penderita hipertensi dengan

penyakit penyerta memiliki tingkat pengetahuan cukup. Hasil ini sejalan dengan

penelitian Pratiwi (2015) di UPTD Puskesmas Melur, diketahui bahwa dari 50

responden mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup (47%). Berdasarkan

Notoatmodjo (2019), tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Dari

studi yang dilakukan oleh Zahrah (2019), dapat diketahui bahwa ada perubahan yang

signifikan terhadap pengetahuan pasien sebelum dilakukan pendidikan dengan setelah

dilakukan pendidikan.

Menurut analisa peneliti dari kuesioner yang telah diisi, mayoritas responden

sudah memiliki pengetahuan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi,

dan penatalaksanaan penyakit hipertensi. Hasil ini didukung oleh pendapat Pramestutie

dan Silviana (2016) yang menyatakan bahwa hal-hal yang harus diketahui oleh

penderita hipertensi adalah pengertian, faktor risiko hipertensi, tanda dan gejala, serta

pentingnya patuh dalam menjalani pengobatan dan meminum obat sesuai dosis yang

disarankan.

Berdasarkan tabel 3 tentang tingkat kepatuhan minum obat penderita hipertensi

dengan penyakit penyerta dapat diketahui bahwa mayoritas penderita hipertensi dengan

penyakit penyerta memiliki tingkat kepatuhan minum obat cukup patuh. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Rahayu, Wahyuni, dan Anindita (2020) di RS Anwar Medika

Sidoarjo dengan hasil tingkat kepatuhan minum obat sedang sejumlah 49 responden

(46%). Menurut peneliti, responden pada penelitian ini memiliki kepatuhan sedang

karena mereka sudah mulai menyadari bahwa meminum obat secara rutin dapat

membuat kondisinya lebih baik dan dapat mencegah timbulnya penyakit. Hal ini sesuai

dengan pendapat Rasajati, Raharjo, dan Ningrum (2015) bahwa responden memiliki

kepatuhan sedang menunjukkan adanya kesadaran bahwa gejala dan komplikasi

hipertensi dapat muncul mengganggu aktivitas sehingga berkeinginan untuk mengontrol

tekanan darah dengan patuh minum obat.

Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa sebagian besar responden sering lupa

dalam meminum obatnya sehingga apabila dilakukan terus menerus bisa menyebabkan

tekanan darah tidak terkontrol hingga bisa menyebabkan komplikasi hipertensi. Hasil

ini didukung oleh pendapat Yusmaniar dkk. (2020) yang menyatakan bahwa kesadaran

Page 11: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

7

untuk datang kontrol dan minum obat teratur dapat menurunkan terjadinya resiko

komplikasi hipertensi. Lemahnya kemauan serta dorongan diri penderita hipertensi

untuk mengikuti jadwal minum obatnya bisa berpengaruh pada rendahnya tingkat

kepatuhan minum obatnya. Menurut Harwandy & Maziyyah (2017), kepatuhan minum

obat seseorang dapat menjadi rendah karena dipengerahui oleh faktor seperti sibuk

bekerja, tingkat pendidikan rendah, dan pengetahuan yang rendah.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Karakteristik penyandang hipertensi dengan penyakit penyerta di Wilayah Kerja

Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri didominasi oleh perempuan, mayoritas usia

responden 56-65 tahun, mayoritas berpendidikan SMP, dan mayoritas menderita

penyakit penyerta berupa Rheumatoid Arthritis. Tingkat pengetahuan responden

hipertensi dengen penyakit penyerta mayoritas adalah cukup. Dan tingkat kepatuhan

minum obat pada responden hipertensi dengan penyakit penyerta adalah cukup patuh.

4.2 Saran

Bagi Pasien, Pasien yang menderita hipertensi dengan penyakit penyerta disarankan

untuk mendatangi kegiatan yang berhubungan dalam menjaga tekanan darah salah

satunya adalah mengikuti kegiatan rutin yang dilakukan oleh Puskesmas setempat

berupada kegiatan Posyandu. Keaktifan tersebut berkaitan dengan terkontrolnya kondisi

kesehatan pasien hipertensi apalagi pada penderita hipertensi dengan penyakit penyerta

karena risiko terjadinya komplikasi akan lebih besar dibandingkan dengan pasien yang

tidak mempunyai penyakit penyerta. Bagi Petugas Kesehatan, Petugas kesehatan

diharapkan tetap menjaga kualitas pelayanan yang sudah diberikan sebelumnya pada

penderita hipertensi dengan penyakit penyerta pada kegiatan Posyandu, sehingga

didapatkan hasil terkontrolnya tekanan darah dengan baik.

Bagi Peneliti Selanjutnya, Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan

penelitian yang lebih intensif mengenai faktor yang berhubungan dengan tingkat

pengetahuan dan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi dengan

penyakit penyerta sehingga dapat diketahui faktor dominan yang mempengaruhinya.

Page 12: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

8

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.

www.kemkes.go.id

Calle, M.C.A., et. a. (2018). Age, Hypertension, And Exercise Capacity Are

Independently Associated With Likelihood Of Multi-Vessel Disease In Patients

Referred For Exercise Testing. AHA Journal, Vol. 138 N.

https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circ.138.suppl_1.14682

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah.

Harwandy, & Maziyyah, N. (2017). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Kepatuhan

Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Naskah Publikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/16104

Hidayahti, A. (2018). Hubungan Karakteristik Responden Penyandang Rheumatoid

Arthritis Dengan Kualitas Tidur Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Desa

Sempukerep Sidoharjo Wonogiri. http://eprints.ums.ac.id/63397/

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 :

“Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK.”.

Http://P2ptm.Kemkes.Go.Id/. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-

jakarta/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-

darahmu-dengan-cerdik#:~:text=Hari Hipertensi Dunia yang digelar,hipertensi

dapat dicegah dan diobat.

Kusumawaty, J., Hidayat, N., & Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin dengan

Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok

Kabupaten Ciamis. Jurnal Mutiara Medika, 16(2), 46–51.

https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/4450

Masriadi. (2016). Epidemologi Penyakit Tidak Menular. CV. Trans Info Media.

Ningsih, R., & Melinda, S. (2019). Identifikasi Hipertensi Dengan Resiko Kejadian

Stroke. Jurnal Kesehatan, 169. https://doi.org/10.35730/jk.v0i0.443

Noor, J. (2017). Metodologi penelitian : skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah (7th

ed.). PT Fajar Interpratama Mandiri.

Notoatmodjo, S. (2019). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Nuraini, B. (2015). Risk Factors of Hypertension. J Majority, 4(5), 10–19.

Pramestutie, H. R., & Silviana, N. (2016). The Knowledge Level of Hypertension

Patients for Drug Therapy in the Primary Health Care of Malang. Indonesian

Journal of Clinical Pharmacy, 5(1), 26–34.

https://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.1.26

Pratama, G., & Ariastuti, N. (2016). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Pengobatan Hipertensi Pada Lansia Binaan Puskesmas Klungkung 1. E-Jurnal

Medika Udayana, 5(1).

Page 13: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …

9

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/19735

Pratiwi, D. (2015). Hipertensi dan Obat Anti Hipertensi Golongan ACE-Inhibitor dan

Diuretikk The Overview Knowledge of Hypertension Patient Toward to

Hypertension disease and Antihypertension Drug ACE-Inhibitor and Diuretic. I,

40–48.

Rahayu, E. S., Wahyuni, K. I., & Anindita, P. R. (2020). Hubungan Tingkat

Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Anwar

Medika Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 4(1), 87–97.

Rasajati, Q. P., Raharjo, B. B., & Ningrum, D. N. A. (2015). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pudakpayung, Kota Semarang. Unnes Journal of

Public Health, 4(3).

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/6339

Sultana, A., Naher, S., Hanifa, A., Roy, B. C., Alam, S., & Sarkar, P. (2016). Metabolic

Syndrome in Bangladeshi Patients of Rheumatoid Arthritis. Global Journal of

Medical Research: Surgeries and Cardiovascular System, 16(1), 1–7.

Wati, E. R. (2016). Kupas Tuntas Evaluasi Pembelajaran (A. Jarot (ed.)). Kata Pena.

World Health Organization. (2019). Hypertension. https://www.who.int/news-

room/fact-sheets/detail/hypertension

Yusmaniar, Susanto, Y., Surahman, & Alfian, R. (2020). Pengaruh Alarm Minum Obat

(Amino) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi.

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), 96–107.

https://doi.org/https://doi.org/10.36387/jiis.v5i1.395

Zahrah, W. A. (2019). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat

Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Menjalankan Terapi Anti Hipertensi Pada

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) [Universitas Brawijaya].

http://repository.ub.ac.id/175465/