GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …
Transcript of GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT …
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT
KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI
DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
BYELLI ASYSYAM MAHARHANI
J210170002
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
ii
iii
1
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KEPATUHAN
MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI
Abstrak
Pengetahuan dan kepatuhan minum obat sangatlah penting dalam keberhasilan
pengobatan penyakit hipertensi apalagi yang disertai dengan penyakit penyerta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tingkat
kepatuhan minum obat penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di wilayah kerja
Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua penderita hipertensi dengan penyakit
penyerta di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri dengan jumlah
sebanyak 50 responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 repsonden diperoleh
menggunakan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tingkat
pengetahuan dan tingkat kepatuhan minum obat dan dianalisa menggunakan Analisa
deskriptif. Hasil penelitian tingkat pengetahuan penyadang hipertensi dengan penyakit
penyerta menunjukkan sebanyak 8 responden (16%) memiliki tingkat pengetahuan baik,
sebanyak 29 responden (58%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 13
responden (26%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sedangkan hasil tingkat
kepatuhan minum obat menunjukkan sebanyak 14 responden (28%) memiliki kepatuhan
minum obat patuh, dan sebanyak 36 responden (72%) memiliki tingkat kepatuhan
minum obat cukup patuh.
Kata Kunci : tingkat pengetahuan, tingkat kepatuhan minum obat, hipertensi, penyakit
penyerta.
Abstract
Knowledge and adherence to taking drugs is very important in the successful treatment
of hypertensive diseases, especially those accompanied by concomitant diseases. This
study aims to find out an overview of the level of knowledge and compliance level of
taking hypertensive drugs with concomitant diseases in the working area of Puskesmas
Sidoharjo Wonogiri Regency. This type of research is descriptive quantitative. The
population is all people with hypertension with concomitant diseases in the working
area of Puskesmas Sidoharjo Wonogiri Regency with a total of 50 respondents. The
samples in this study amounted to 50 repsonden obtained using total sampling
technique. The measuring instruments are knowledge level questionnaires and drug
compliance levels and analyzed using descriptive analysis. The results of the study of
the level of knowledge of hypertension patients with concomitant diseases showed as
many as 8 respondents (16%) have a good level of knowledge, 29 respondents (58%)
knowledge level, and as many as 13 respondents (26%) have a lack of knowledge level.
While the results of drug compliance level showed as many as 14 respondents (28%)
have compliance with drug taking compliant, and 36 respondents (72%) have a fairly
compliant level of adherence to taking the drug.
Keywords : level of knowledge, level of medication adherence, hypertension,
concomitant diseases.
2
1. PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah global dunia (Masriadi, 2016).
Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui
dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya (World Health
Organization, 2019). Jumlah penderita hipertensi semakin tinggi setiap tahunya,
diperkirakan saat tahun 2025 terdapat 1,5 Miliar orang di dunia mengidap hipertensi dan
ditaksirkan tiap tahunya 9,4 juta orang akan meninggal karena hipertensi serta
komplikasinya (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
Hasil dari Riskesdas Kemenkes (2018), dapat diketahui prevalensi penyakit
hipertensi di Indonesia cukup tinggi (34,1%). Di Kabupaten Wonogiri, prevalensi
penderita hipertensi lebih didominasi oleh pasien perempuan dengan jumlah 21.103
jiwa dan pasien laki-laki dengan jumlah 8.738 jiwa (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2018).
Data dari Kemenkes RI, kepatuhan pasien di Indonesia terhadap terapi
pengobatan masih tergolong rendah (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
Hipertensi dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus, Arthtitis Gout, Resistensi
Insulin, Rheumatoid Arthritis, dan Hiperlipidemia apabila tidak segera ditangani dapat
menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung kongestif, penyakit jantung, gangguan
penglihatan, stroke dan yang dapat berujung pada kematian (Ningsih & Melinda, 2019).
Faktor yang paling berpengaruh dalam kepatuhan pengobatan pada pasien yaitu
pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan (Pratama
& Ariastuti, 2016). Kesadaran untuk datang kontrol dan minum obat teratur dapat
menurunkan terjadinya resiko komplikasi hipertensi (Yusmaniar dkk, 2020).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sidoharjo pada 04 November 2020 didapatkan hasil bahwa pravelensi
penderita hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu dari bulan Juli
sampai Desember 2019 tercatat ada 216 kasus (38,57%) dan bulan Januari sampai Juli
2020 ada 344 kasus (61,43%). Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada
pasien dengan hipertensi sebanyak sepuluh responden ditemukan ada dua responden
penyandang hipertensi dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus dan empat responden
menderita hipertensi dengan penyakit penyerta Asam Urat dan empat responden lainnya
tidak ada penyakit penyerta
3
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini, dilakukan secara sistematis dan
lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan (Nursalam, 2017). Populasi
merupakan semua anggota yang menjadi objek penelitian (Noor, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di wilayah
kerja Puskesmas Sidoharjo tepatnya di Desa Sempukerep dengan populasi sebanyak 50
responden. Sampel dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi dengan
penyakit penyerta di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri tepatnya
di Desa Sempukerep, yaitu sebanyak 50 responden. Penelitian ini mengambil sampling
dengan cara total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
2017). Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan
kuesioner tingkat kepatuhan minum obat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Karakteristik Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di Wilayah Kerja
Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
Karakteristik
Responden
Ketegori
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki-Laki 19 38.00
Perempuan 31 62.00
Total 50 100.00
Usia 26-35 Tahun 1 2.00
36-45 Tahun 13 26.00
46-55 Tahun 16 32.00
56-65 tahun 20 40.00
Total 50 100.00
Pendidikan SD 11 22.00
SMP 23 46.00
SMA 16 32.00
Total 50 100.00
Penyakit Penyerta
Hiperlipidemia 19 38.00
Diabetes Mellitus 8 16.00
Rheumatiod Arthritis 23 46.00
Total 50 100.00
Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan jenis kelamin pada penderita hipertensi
4
dengan penyakit penyerta sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak 31
responden (62%) dan terendah adalah laki-laki yaitu sebanyak 19 responden (38%).
Hasil distribusi frekuensi data tentang usia penderita hipertensi dengan penyakit
penyerta diketahui sebagian besar pasien hipertesi dengan penyakit penyerta di wilayah
kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri memiliki usia 56-65 tahun.
Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan tingkat pendidikan penderita hipertensi
dengan penyakit penyerta diketahui sebagian besar penderita hipertensi dengan penyakit
penyerta di wilayah kerja Puseksmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri memiliki tingkat
pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Data distribusi frekuensi penyakit penyerta pada penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri terbanyak yaitu penyakit Rheumatoid
Arthritis.
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di
Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 8 16.0
2. Cukup 29 58.0
3. Kurang 13 26.0
Total 50 100.0
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 8 responden (16%) memiliki
tingkat pengetahuan baik, sebanyak 29 responden (58%) memiliki tingkat pengetahuan
cukup, dan sebanyak 13 responden (26%) memiliki tingkat pengetahuan kurang.
Tabel 3 Tingkat Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi dengan Penyakit
Penyerta di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri
No Kategori Frequency Percent
1. Cukup Patuh 36 72.0
2. Patuh 14 28.0
Total 50 100.0
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebanyak 36 orang dengan presentase
(72%) memiliki tingkat kepatuhan minum obat cukup patuh, dan sebanyak 14 orang
dengan presentase (28%) memilik kepatuhan minum obat patuh.
3.2 Pembahasan
Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa penderita
hipertensi dengan penyakit penyerta sebagian besar adalah perempuan yaitu sebanyak
5
31 responden (62%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahayu, Wahyuni, dan
Anindita (2020), perempuan (62,8%) cenderung mengalami hipertensi. Seseorang
wanita pada masa paruh baya lebih berisiko terkena penyakit hipertensi. Hal ini terjadi
dikarenakan kadar hormon esterogen yang berfungsi menjaga pembuluh darah dari
kerusakan mengalami penurunan pada wanita yang mengalami menopause
(Kusumawaty dkk., 2016).
Hasil distribusi frekuensi data tentang usia penderita hipertensi dengan penyakit
penyerta diketahui sebagian memiliki usia 56-65 tahun. Hasil ini sejalan dengan
penelitian Rahayu, Wahyuni, dan Anindita (2020) dimana kelompok umur terbanyak
berusia antara 56-65 tahun (48,11%). Penelitian oleh Calle (2018) juga menunjukan dari
rata- rata umur responden 62 tahun sebesar 51 % responden mengalami hipertensi. Hal
ini dikarenakan semakin bertambahnya umur terjadi penumpukan zat kolagen di lapisan
otot sehingga dinding arteri menebal dan pembuluh darah menjadi sempit dan kaku
(Nuraini, 2015).
Hasil distribusi frekuensi data berdasarkan tingkat pendidikan penderita
hipertensi dengan penyakit penyerta diketahui bahwa sebagian besar memiliki tingkat
pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan sangat berpengaruh
besar dalam proses pembelajaran seseorang, dari pendidikan ini mampu membentuk
pola pikir yang sudah ada (Wati, 2016). Menurut (Notoatmodjo, 2019), pendidikan juga
sangat berpengaruh terdahap tingkat pengetahuan. Kemampuan penerimaan informasi
oleh seseorang akan lebih mudah apabila tingkat pengetahuannya tinggi. Namun,
pendidikan formal tidak selalu dijadikan tolak ukur tingginya pengetahuan, karena
pengetahuan bisa diperoleh di pendidikan informal antara lain pengalaman dan
sosialisasi di masyarakat.
Data distribusi frekuensi penyakit penyerta pada pasien hipertensi diketahui
bahwa penderita hipertensi paling banyak memiliki penyakit penyerta Rheumatoid
Arthritis. Hasil ini didukung penelitian oleh Hidayahti (2018) menyatakan bahwa
terdapat 57 lansia yang menderita Rheumatoid Arthritis di Posyandu Lansia Desa
Sempukerep Kabupaten Wonogiri. Selain itu juga didukung penelitian Sultana (2016)
yang menunjukkan adanya hubungan signifikan hipertensi dengan risiko Rheumatoid
Arthritis. Terbentunya plak dalam pembuluh darah dapat perperan dalam terjadinya
penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
6
Berdasarkan tabel 2 tentang tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi
dengan penyakit penyerta dapat diketahui bahwa mayoritas penderita hipertensi dengan
penyakit penyerta memiliki tingkat pengetahuan cukup. Hasil ini sejalan dengan
penelitian Pratiwi (2015) di UPTD Puskesmas Melur, diketahui bahwa dari 50
responden mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup (47%). Berdasarkan
Notoatmodjo (2019), tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Dari
studi yang dilakukan oleh Zahrah (2019), dapat diketahui bahwa ada perubahan yang
signifikan terhadap pengetahuan pasien sebelum dilakukan pendidikan dengan setelah
dilakukan pendidikan.
Menurut analisa peneliti dari kuesioner yang telah diisi, mayoritas responden
sudah memiliki pengetahuan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi,
dan penatalaksanaan penyakit hipertensi. Hasil ini didukung oleh pendapat Pramestutie
dan Silviana (2016) yang menyatakan bahwa hal-hal yang harus diketahui oleh
penderita hipertensi adalah pengertian, faktor risiko hipertensi, tanda dan gejala, serta
pentingnya patuh dalam menjalani pengobatan dan meminum obat sesuai dosis yang
disarankan.
Berdasarkan tabel 3 tentang tingkat kepatuhan minum obat penderita hipertensi
dengan penyakit penyerta dapat diketahui bahwa mayoritas penderita hipertensi dengan
penyakit penyerta memiliki tingkat kepatuhan minum obat cukup patuh. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Rahayu, Wahyuni, dan Anindita (2020) di RS Anwar Medika
Sidoarjo dengan hasil tingkat kepatuhan minum obat sedang sejumlah 49 responden
(46%). Menurut peneliti, responden pada penelitian ini memiliki kepatuhan sedang
karena mereka sudah mulai menyadari bahwa meminum obat secara rutin dapat
membuat kondisinya lebih baik dan dapat mencegah timbulnya penyakit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rasajati, Raharjo, dan Ningrum (2015) bahwa responden memiliki
kepatuhan sedang menunjukkan adanya kesadaran bahwa gejala dan komplikasi
hipertensi dapat muncul mengganggu aktivitas sehingga berkeinginan untuk mengontrol
tekanan darah dengan patuh minum obat.
Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa sebagian besar responden sering lupa
dalam meminum obatnya sehingga apabila dilakukan terus menerus bisa menyebabkan
tekanan darah tidak terkontrol hingga bisa menyebabkan komplikasi hipertensi. Hasil
ini didukung oleh pendapat Yusmaniar dkk. (2020) yang menyatakan bahwa kesadaran
7
untuk datang kontrol dan minum obat teratur dapat menurunkan terjadinya resiko
komplikasi hipertensi. Lemahnya kemauan serta dorongan diri penderita hipertensi
untuk mengikuti jadwal minum obatnya bisa berpengaruh pada rendahnya tingkat
kepatuhan minum obatnya. Menurut Harwandy & Maziyyah (2017), kepatuhan minum
obat seseorang dapat menjadi rendah karena dipengerahui oleh faktor seperti sibuk
bekerja, tingkat pendidikan rendah, dan pengetahuan yang rendah.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karakteristik penyandang hipertensi dengan penyakit penyerta di Wilayah Kerja
Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Wonogiri didominasi oleh perempuan, mayoritas usia
responden 56-65 tahun, mayoritas berpendidikan SMP, dan mayoritas menderita
penyakit penyerta berupa Rheumatoid Arthritis. Tingkat pengetahuan responden
hipertensi dengen penyakit penyerta mayoritas adalah cukup. Dan tingkat kepatuhan
minum obat pada responden hipertensi dengan penyakit penyerta adalah cukup patuh.
4.2 Saran
Bagi Pasien, Pasien yang menderita hipertensi dengan penyakit penyerta disarankan
untuk mendatangi kegiatan yang berhubungan dalam menjaga tekanan darah salah
satunya adalah mengikuti kegiatan rutin yang dilakukan oleh Puskesmas setempat
berupada kegiatan Posyandu. Keaktifan tersebut berkaitan dengan terkontrolnya kondisi
kesehatan pasien hipertensi apalagi pada penderita hipertensi dengan penyakit penyerta
karena risiko terjadinya komplikasi akan lebih besar dibandingkan dengan pasien yang
tidak mempunyai penyakit penyerta. Bagi Petugas Kesehatan, Petugas kesehatan
diharapkan tetap menjaga kualitas pelayanan yang sudah diberikan sebelumnya pada
penderita hipertensi dengan penyakit penyerta pada kegiatan Posyandu, sehingga
didapatkan hasil terkontrolnya tekanan darah dengan baik.
Bagi Peneliti Selanjutnya, Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan
penelitian yang lebih intensif mengenai faktor yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan dan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi dengan
penyakit penyerta sehingga dapat diketahui faktor dominan yang mempengaruhinya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.
www.kemkes.go.id
Calle, M.C.A., et. a. (2018). Age, Hypertension, And Exercise Capacity Are
Independently Associated With Likelihood Of Multi-Vessel Disease In Patients
Referred For Exercise Testing. AHA Journal, Vol. 138 N.
https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circ.138.suppl_1.14682
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Harwandy, & Maziyyah, N. (2017). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Kepatuhan
Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Naskah Publikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/16104
Hidayahti, A. (2018). Hubungan Karakteristik Responden Penyandang Rheumatoid
Arthritis Dengan Kualitas Tidur Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Desa
Sempukerep Sidoharjo Wonogiri. http://eprints.ums.ac.id/63397/
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 :
“Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK.”.
Http://P2ptm.Kemkes.Go.Id/. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-
jakarta/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-
darahmu-dengan-cerdik#:~:text=Hari Hipertensi Dunia yang digelar,hipertensi
dapat dicegah dan diobat.
Kusumawaty, J., Hidayat, N., & Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin dengan
Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok
Kabupaten Ciamis. Jurnal Mutiara Medika, 16(2), 46–51.
https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/4450
Masriadi. (2016). Epidemologi Penyakit Tidak Menular. CV. Trans Info Media.
Ningsih, R., & Melinda, S. (2019). Identifikasi Hipertensi Dengan Resiko Kejadian
Stroke. Jurnal Kesehatan, 169. https://doi.org/10.35730/jk.v0i0.443
Noor, J. (2017). Metodologi penelitian : skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah (7th
ed.). PT Fajar Interpratama Mandiri.
Notoatmodjo, S. (2019). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Nuraini, B. (2015). Risk Factors of Hypertension. J Majority, 4(5), 10–19.
Pramestutie, H. R., & Silviana, N. (2016). The Knowledge Level of Hypertension
Patients for Drug Therapy in the Primary Health Care of Malang. Indonesian
Journal of Clinical Pharmacy, 5(1), 26–34.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.1.26
Pratama, G., & Ariastuti, N. (2016). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi Pada Lansia Binaan Puskesmas Klungkung 1. E-Jurnal
Medika Udayana, 5(1).
9
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/19735
Pratiwi, D. (2015). Hipertensi dan Obat Anti Hipertensi Golongan ACE-Inhibitor dan
Diuretikk The Overview Knowledge of Hypertension Patient Toward to
Hypertension disease and Antihypertension Drug ACE-Inhibitor and Diuretic. I,
40–48.
Rahayu, E. S., Wahyuni, K. I., & Anindita, P. R. (2020). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Anwar
Medika Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 4(1), 87–97.
Rasajati, Q. P., Raharjo, B. B., & Ningrum, D. N. A. (2015). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pudakpayung, Kota Semarang. Unnes Journal of
Public Health, 4(3).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/6339
Sultana, A., Naher, S., Hanifa, A., Roy, B. C., Alam, S., & Sarkar, P. (2016). Metabolic
Syndrome in Bangladeshi Patients of Rheumatoid Arthritis. Global Journal of
Medical Research: Surgeries and Cardiovascular System, 16(1), 1–7.
Wati, E. R. (2016). Kupas Tuntas Evaluasi Pembelajaran (A. Jarot (ed.)). Kata Pena.
World Health Organization. (2019). Hypertension. https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/hypertension
Yusmaniar, Susanto, Y., Surahman, & Alfian, R. (2020). Pengaruh Alarm Minum Obat
(Amino) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi.
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), 96–107.
https://doi.org/https://doi.org/10.36387/jiis.v5i1.395
Zahrah, W. A. (2019). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat
Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Menjalankan Terapi Anti Hipertensi Pada
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) [Universitas Brawijaya].
http://repository.ub.ac.id/175465/