HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT …
Transcript of HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT …
1
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG IMUNISASI DASAR
LENGKAP PADA BALITA DI DESA LABUAN KERTASARI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Muslimatin Nur Surya1, Enny Puspita2, Hany Puspita A3, Yusiana Vidhiastutik4
1234STIKes Husada Jombang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap
suatu penyakit. Pemberian imunisasi yang tidak lengkap dapat menjadi masalah bagi
kesehatan balita, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan
dengan tingkat pengetahuan ibu balita tentang IDL pada balita di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi-cross sectional.
Populasi semua ibu yang mempunyai balita di Desa Labuan Kertasari sebanyak 30 orang.
Sampel penelitian menggunakan teknik total sampling, sehingga jumlah sampelnya
adalah 30 ibu yang mempunyai balita. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan
uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpendidikan
dasar sebanyak 21 responden (70%) dan sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang
IDL adalah kurang sebanyak 19 responden (63,3%). Hasil dari analisis Chi Square
didapatkan hasil sebesar ρ=0,000 < 0,05 maka H0 di tolak, yang artinya ada hubungan
tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu balita tentang IDL di Desa Labuan
Kertasari Kabupaten Sumbawa Barat yang signifikan. Diharapkan ibu dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai IDL dengan cara mengakses informasi tentang
imunisasi baik melalui media massa maupun media elektronik, serta dari tenaga
kesehatan melalui penyuluhan IDL. Diharapkan ibu untuk selalu memberikan IDL pada
anaknya untuk selalu menjaga kesehatannya.
Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Imunisasi Dasar Lengkap
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar
anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan
bantuan orang lain (Feni, 2014).
Pendidikan sangat penting untuk
menambah pengetahuan terutama
akan pentingnya kesehatan
khususnya dalam mencegah
terjadinya penyakit. Imunisasi salah
satu tindakan preventif untuk
mencegah terjadinya penyakit
tertentu yang diakibatkan oleh
kurangnya imunisasi dasar lengkap
(IDL). Sehingga pendidikan sangat
berpengaruh terhadap ketetapan
pemberian imunisasi dasar pada
balita, semakin tinggi pendidikan
ibu, ibu akan semakin tahu dan
mengerti betapa pentingnya
imunisasi bagi putra-putrinya. Begitu
pula sebaliknya, ibu yang
2
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
mempunyai riwayat pendidikan
rendah biasanya akan cenderung
meremehkan dan acuh tak acuh
terhadap pentingnya imunisasi dasar
pada balitanya. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan, terutama
kesehatan pada balita yang
imunisasinya tidak lengkap.
Sehingga pengetahuan imunisasi
sangat penting untuk ibu, terutama
ibu yang baru saja melahirkan
bayinya. Semua orang tua atau
pengasuh harus mengikuti saran
petugas kesehatan terlatih tentang
kapan harus menyelesaikan jadwal
imunisasi (Kemenkes RI, 2010).
Imunisasi dasar lengkap meliputi
Hepatisis B (Hb), Polio, Bacillus
Calmette Guerin (BCG), Diphteria
Tetanus Pertusis (DTP) dan campak
(Kemenkes RI, 2013). Imunisasi
bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tersebut
pada sekelompok masyarakat
(populasi) (Marimbi, 2010). Faktor-
faktor yang mempengaruhi
pemberian imunisasi terhadap balita
yaitu kurangnya pengetahuan tentang
IDL, tingkat pendidikan yang rendah,
pekerjaan serta perilaku ibu itu
sendiri (Notoatmodjo, 2014).
Pada tahun 2008 diperkirakan
jumlah seluruh kematian pada anak
di bawah lima tahun (0-59 bulan)
sebesar 8,8 juta kematian. Sekitar
17% dari kematian tersebut
disebabkan oleh penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, sedangkan
perkiraan seluruh kematian anak usia
1-59 bulan sebesar 5,2 juta kematian,
dan 29% dari kematian tersebut
diakibatkan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (WHO,
2012). Data dari Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) RI menunjukkan sejak
2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta
anak belum mendapatkan imunisasi
atau belum lengkap status
imunisasinya. Terkait capaian
imunisasi, cakupan imunisasi dasar
lengkap pada 2017 mencapai
92,04%, melebihi target yang telah
ditetapkan yakni 92% dan imunisasi
DPT-HB-Hib balita dua tahun
(Baduta) mencapai 63,7%, juga
melebihi target 45%. Sementara
tahun ini terhitung Januari hingga
Maret imunisasi dasar lengkap
mencapai 13,9% dan imunisasi DPT-
HB-Hib Baduta mencapai 10,8%.
Target cakupan imunisasi dasar
lengkap 2018 sebesar 92,5% dan
3
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%
(Kemenkes RI, 2019). Target
imunisasi dasar lengkap (IDL)
Provinsi Jawa Timur 2017 adalah
91,5%, dari 38 Kabupaten/Kota yang
IDLnya telah melampaui 91,5%
berjumlah 30 Kabupaten dan 8
Kabupaten yang masih dibawah
91,5% (Kabupaten: Pacitan, Jember,
Situbondo, Probolinggo, Ngawi,
Bangkalan, Pamekasan dan Kota
Blitar) (Dinkes Jatim, 2018).
Berdasarkan laporan, tahun 2017
jumlah kasus kematian bayi adalah
953 kasus dari 103.926 kelahiran
hidup, turun dibandingkan tahun
2016 dengan jumlah kasus kematian
bayi adalah 1.006 kasus dari 103.132
kelahiran hidup (Dinkes NTB, 2017).
Berdasarkan laporan program
imunisasi tahunan 2018 di wilayah
kerja Puskesmas Taliwang
menargetkan desa UCI 95%, dan
80% anak disuatu desa mendapatkan
imunisasi dasar lengkap dan salah
satu desa tersebut adalah Desa
Labuan Kertasari yang diamana desa
UCI diukur dengan indikator
cakupan vaksin BCG,DPT/HB(3),
Polio 4 dan Campak sesuai dengan
ketetapan Kementrian Kesehatan.
Pada pemantuan desa menuju UCI di
Puskesmas Taliwang di Desa Labuan
Kertasari pada bulan Januari–Maret
13,64%, Januari–Juni 68,18%,
Januari–September 84,09% Januari-
Desember 104,55%. Jadi dari hasil
pencapaian desa UCI tersebut sudah
mencapai target (Dinkes Kab.
Sumbawa Barat, 2018). Data Desa
Labuan Kertasari jumlah balita yang
dilakukan IDL sebanyak 27 orang
dan ada 3 balita dengan imunisasi
tidak lengkap. Berdasarkan studi
pendahuluan tanggal 14 April 2019
di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat secara lisan pada 10
ibu balita didapatkan bahwa 7 ibu
berpendidikan dasar tidak tahu
tentang IDL dan 3 ibu berpendidikan
menengah tahu tentang IDL. Dari
data tersebut sebagian besar ibu tidak
tahu tentang IDL, karena
pendidikannya rendah serta
kurangnya pengetahuan.
Penyebab utama rendahnya
pencapaian UCI (Universal Child
Immunization) di Indonesia adalah
karena rendahnya akses pelayanan
dan tingginya angka drop out. Hal ini
terjadi karena akses tempat
pelayanan yang sulit dijangkau,
jadwal pelayanan yang tidak teratur
dan tidak sesuai dengan kegiatan
masyarakat, kurangnya tenaga
pelaksana, tidak tersediannya buku
4
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau
kartu imunisasi, rendahnya kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang
manfaat, waktu pemberian imunisasi,
serta gejala ikutan imunisasi. Faktor
budaya dan pendidikan serta kondisi
sosial ekonomi juga ikut
mempengaruhi rendahnya capaian
UCI desa/kelurahan (Kemenkes,
2010). Sesuai Universal Chaild
Immunization oleh WHO, sejak
tahun 1977 pemerintah Indonesia
menerapkan Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) yang mewajibkan
pemberian Lima Imunisasi dasar
Lengkap mencakup pemberian 5
jenis vaksin, yaitu imunisasi BCG
sebanyak 1 kali, hepatitis B (HepB) 3
kali, DPT 3 kali, polio 3 kali dan
campak 1 kali. Dan Salah satu faktor
yang terkait adalah sikap orang tua
dan pengetahuan terhadap imunisasi
seperti di dalam Teori Lawrence
Green mencoba menganalisis
perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari 3
faktor yaitu yang pertama faktro-
faktor predisposisi (Predisposing
Factors), yang terwujud dalam
pendidikan pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
dan sebagainya, yang kedua faktro-
faktor pendukung (Enabling
Factors), yang terwujud dalam
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana,
alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya dan yang ketiga faktor-
faktor pendorong (Renforcing
Factors) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku
masyarakat (Notoadmodjo, 2014).
Pemberian imunisasi dasar
lengkap pada anak sebaiknya
diberikan sesuai dengan jadwalnya,
dengan cara memberikan pendidikan
kesehatan, pengetahuan melalui
penyuluhan kepada ibu balita betapa
pentingnya imunisasi untuk
kesehatan anaknya, yang dimana
tujuan dari imunisasi itu sendiri yaitu
untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit tertentu. Sehingga
mempermudah ibu membawa
anaknya untuk melakukan imunisais
dasar lengkap. Melihat latar belakang
diatas yaitu tingginya masalah yang
timbul dari tingkat pendidikan serta
pengetahuannya kurang sehingga ibu
5
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
tidak tahu betapa pentingnya
melakukan IDL kepada anaknya
maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “hubungan tingkat
pendidikan dengan tingkat
pengetahuan Ibu balita tentang
imunisasi dasar lengkap pada balita
di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat”.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan analitik
korelasi.Penelitian ini dilaksanakan
di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat. Adapun desain
penelitian ini adalah cross secsional.
Pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Adapun subjek penelitian
ini seluruh ibu yang mempunyai
balita di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat sejumlah
30 orang. Analisis data dilakukan
secara univariat untuk menjelaskan
dan mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel panelitian dan analisis
bivariat untuk melihat hubungan
antar variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Umum
Data umum meliputi
karakteristik responden berdasarkan
pada kelompok umur, pekerjaan,
jumlah anak dan sumber informasi di
Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat.
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur
Tabel 1 Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarakan Umur di
Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat, tanggal 4 s.d 10 Juli
2019.
No Umur F %
1 20-25 tahun 8 26.7
2 26-30 tahun 9 30
3 ≥ 31 tahun 13 43.3
Total 30 100
Sumber : Data Primer, Juli 2019
Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui bahwa hampir setengah
responden berumur ≥ 31 tahun
sebanyak 13 responden (43.3%) dan
hampir setengah responden berumur
20-25 tahun sebanyak 8 responden
(26,7%).
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2 Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat, tanggal 4 s.d 10 Juli
2019.
6
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
No Pekerjaan F %
1 Petani
Rumput Laut
21 70
2 Guru 1 3.3
3 Ibu Rumah
Tangga
8 26.7
4 Pegawai
Negeri Sipil
0 0
Total 30 100%
Sumber : Data Primer, Juli 2019
Berdasarkan tabel 2 dapat
diketahui bahwa hampir seluruh
responden bekerja sebagai petani
rumput laut sebanyak 21 responden
(70%) dan sebagian kecil bekerja
sebagai guru sebanyak 1 responden
(3.3%).
3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jumlah Anak
Tabel 3 Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarkan Jumlah
Anak di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat, tanggal
4 s.d 10 Juli 2019.
No Jumlah
Anak
F %
1 1 anak 25 83.3
2 2-4 anak 5 16.7
Total 30 100
Sumber : Data Primer, Juli 2019
Berdasarkan tabel 3 dapat
diketahui hampir seluruh responden
mempunyai 1 anak sebanyak 25
responden (83,3%) dan sebagian
kecil responden mempunyai 2-4 anak
sebanyak 5 responden (16,7%).
4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Sumber
Informasi
Tabel 4 Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarkan Sumber
Informasi di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat, tanggal
4 s.d 10 Juli 2019.
No Pekerjaan F %
1 Tenaga
Kesehatan
20 66.7
2 Tetangga 2 6.7
3 Media Massa 3 10
4 Media
Elektronik
5 16.6
Total 30 100%
Sumber : Data Primer, Juli
2019Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden mendapatkan informasi
dari tenaga kesehatan sebanyak 20
responden (66,7%) dan sebagian
kecil responden mendapatkan
informasi tentang IDL dari tetangga
sebanyak 2 orang (6,7%).
Data Khusus
Data khusus meliputi tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan
ibu balita di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat.
7
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5 Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarkan Pendidikan
di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat, tanggal 4 s.d 10 Juli
2019.
No Tingkat
Pendidikan
F %
1 Pendidikan
Dasar
21 70
2 Pendidikan
Menengah
6 20
3 Pendidikan
Tinggi
3 10
Total 30 100%
Sumber : Data Primer, Juli 2019
Berdasarkan tabel 5 dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan dasar
sebanyak 21 responden (70%) dan
sebagian kecil responden
berpendidikan tinggi sebanyak 3
responden (10%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Imunisasi
Dasar Lengkap Pada Balita di
Desa Labuan Kertasari
Sumbawa Barat
Tabel 6 Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarkan Pengetahuan
Ibu Balita Tentang Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita di Desa Labuan
Kertasari Kabupaten Sumbawa
Barat, tanggal 4 s.d 10 Juli 2019.
No Tingkat
Pengetahuan
F %
1 Pengetahuan
Baik
9 30
2 Pengetahuan
Cukup
2 6.7
3 Pengetahuan
Kurang
19 63.3
Total 30 100%
Sumber : Data Primer, Juli 2019
Berdasarkan tabel 6 dapat
diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan ibu tentang IDL adalah
kurang sebanyak 19 responden
(63,3%) dan sebagian kecil
pengetahuan responden tentang IDL
adalah cukup sebanyak 2 responden
(6,7%).
3. Tabulasi silang tingkat
pendidikan dengan tingkat
pengetahuan ibu balita di Desa
Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat
Tabel 7 Tabulasi Silang Tingkat
Pendidikan Dengan Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita
di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat, Tanggal 4-10 Juli
2019.
8
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
Sumber : Data Primer, Juli 2019
Dari tabulasi silang tabel 7 dapat
diketahui bahwa responden yang
berpendidikan dasar sebanyak 21
responden hampir seluruhnya
pengetahuannya kurang yaitu
sebanyak 19 responden (90,4%).
Responden yang berpendidikan
menengah sebanyak 6 responden
seluruhnya pengetahuannya baik.
Sedangkan responden yang
berpendidikan tinggi sebanyak 3
responden seluruhnya
pengetahuannya baik (100%).
Hasil Analisa
Hasil Analisa Hubungan
Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita
Di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat.
Tabel 8 Hasil Uji Statistik Chi
Square
Chi-Square Tests
Value Df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Pearson
Chi-Square 30.000a 4 .000
Likelihood
Ratio 36.652 4 .000
Linear-by-
Linear
Association
22.801 1 .000
N of Valid
Cases 30
Pada penelitian hubungan
tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan ibu balita tentang IDL
pada balita di Desa Labuan Ketasari
Kabupaten Sumbawa Barat, hasil uji
statistik Chi-square dari perhitungan
menggunakan SPSS 20 for windows
didapatkan hasil ρ (0,000) < 0,05,
maka H0 ditolak, artinya ada
hubungan tingkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan ibu balita
tentang imunisasi dasar lengkap pada
balita di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat.
No Pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total
F % F % F % F %
1 Dasar 0 0 2 6.7
(100)
19 63.3
(100)
21 70
(100)
2 Menengah 6 20
(100)
0 0 0 0 6 20
(100)
3 Tinggi 3 10
(100)
0 0 0 0 3 10
(100)
Total 9 30 2 6.7 19 63.3 30 100
9
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan
diuraikan hasil penelitian antara lain
data umum, meliputi umur,pekerjaan,
jumlah anak dan sumber informasi.
Dan data khusus yaitu hubungan
tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan ibu balita tentang
imunisasi dasar lengkap pada balita
di Desa Labuan Kertasari, tanggal 4
s.d 10 Juli 2019 .
Tingkat Pendidikan Ibu Balita Di
Desa Labuan Kertasari
Berdasarkan tabel 5 dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden didapatkan tingkat
pendidikan dasar sebanyak 21
responden (70%) dan sebagian kecil
responden berpendidikan tinggi
sebanyak 3 responden (10%).
Pendidikan merupakan
pengalaman seseorang mengikuti
pendidikan formal yang dinilai
berdasarkan ijazah tertinggi yang di
miliki, sehingga pendidikan terbagi
menjadi tiga yaitu pendidikan dasar
(tingkat SD dan SLTP), menengah
(SMU/Sederajat) dan pendidikan
tinggi (Perguruan Tinggi/Sederajat)
(UU NO 20 tahun2003).
Di Desa Labuan Kertasari
sebagian besar perpendidikan dasar
sedangkan faktor yang
mempengaruhi tingkat pendidikan
yaitu sosial ekonomi, adat istiadat,
kepercayaan masyarakat, dan
ketersediaan waktu di masyarakat.
Dikarenakan di desa tersebut
perekonomiannya sangat terbatas
sehingga sebagian besar ibu tidak
mampu melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Rendahnya pendidikan akan
berpengaruh terhadap daya serap
atau penerimaan informasi yang
masuk, apalagi informasi yang
berkaitan dengan kesehatan anak
yang termasuk dalam pemberiaan
imunisasi dasar lengkap. Orang yang
berpendidikan tinggi akan
memberikan tanggapan yang lebih
rasional dibandingkan dengan orang
yang perpendidikan rendah.
Diharapkan ibu balita dapat
meningkatkan pengetahuannya
tentang imunisasi dasar lengkap
dengan cara mengikuti berbagai
penyuluhan di desa tersebut.
Meskipun ibu berpendidikan dasar
setidaknya ibu tahu tentang
pentingnya imunisasi dasar lengkap
pada balita.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Lengkap
Berdasarkan tabel 6 dapat
diketahui bahwa sebagian besar
10
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
pengetahuan ibu tentang IDL adalah
kurang sebanyak 19 responden
(63,3%) dan sebagian kecil
pengetahuan responden tentang IDL
adalah cukup sebanyak 2 responden
(6.7%) serta hampir setengah
responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 9 responden (30%).
Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia
yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2014).
Pada beberapa balita yang
sering terserang penyakit karena
kurang lengkapnya imunisasi yang
diberikan. Hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman serta
pengetahuan ibu balita yang
berkaitan tentang IDL. Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan tentang
IDL diantaranya oleh umur,
pendidikan, pengalaman, pekerjaan
dan informasi.
Pengetahuan responden yang
kurang tentang Imunisasi Dasar
Lengkap (IDL) dipengaruhi oleh
umur. Hal ini karena di tunjukan
bahwa hampir setengah responden
berumur ≥ 31 tahun sebanyak 13
responden (43,3%).
Umur yang sudah prodiktif ini
menyebabkan responden matang
dalam memilih dan menyaring materi
atau informasi yang diterima karena
bertambahnya umur seseorang akan
mempengaruhi kemampuan
intelektual dalam menerima
informasi. Hasil penelitian yang
kurang sebab sebagian besar
responden berpendidikan dasar
sehingga responden sulit menyerap
informasi yang ada.
Pengetahuan responden yang
kurang tentang Imunisasi Dasar
Lengkap (IDL) dipengaruhi oleh
pendidikan. Hasil penelitian
menunjukkan hampir sebagian besar
responden berpendidikan dasar
sebanyak 21 responden (70%).
Pengetahuan ibu tentang IDL
dipengaruhi oleh paritas. Hal ini
dapat ditunjukkan bahwa hampir
seluruh responden mempunyai 1
anak sebanyak 25 responden
(83,3%).
Akan tetapi, hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar
pengetahuan responden tentang IDL
adalah kurang. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangnya
11
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
kesempatan untuk bertanya pada
petugas kesehatan tentang imunisasi
dasar lengkap karena waktu
responden habis untuk mengurusi
anak, rumah serta selalu pergi pesisir
untuk panen rumput laut. Jika ada
waktu luang yang dimiliki oleh
responden maka digunakan untuk
beristirahat. Sehingga ibu balita tidak
mempunyai waktu untuk
menjangkau pelayanan kesehatan
yaitu melakukan imunisasi dasar
lengkap pada anaknya.
Rendahnya pengetahuan juga
dipengaruhi oleh pekerjaan
responden yang hampir sebagian
besar bekerja sebagai petani rumput
laut sebanyak 21 responden (70%).
Pekerjaan biasanya sebagai
simbol status sosial di masyarakat.
Masyarakat akan memandang
seseorang dengan penuh
penghormatan apabila pekerjaannya
sudah pegawai negeri atau pejabat di
pemerintahan (Notoatmodjo, 2010).
Pekerjaan sebagai petani
rumput laut yang menyita waktu
dapat menyebabkan ibu tidak
mempunyai kesempatan untuk
mencari informasi dari berbagai
media dan menanyakan pada tenaga
kesehatan tentang IDL. Selain itu
pekerjan sebagai petani rumput laut
yang cenderung banyak di pantai
atau pesisir pantai dapat
menyebabkan responden sulit dalam
menerima informasi tentang
imunisasi dasar lengkap. Ibu tidak
mempunyai kesempatan untuk
bertukar informasi tentang IDL
dengan atasan atau rekan kerja yang
memiliki pengetahuan berbeda.
Karena waktu luang yang dimiliiki
oleh ibu digunakan untuk selalu
mengumpulkan rumput laut.
Selain itu pengetahuan
dipengaruhi oleh sumber informasi
hal ini dapat ditunjukkan bahwa
sebagian besar responden mendapat
informasi dari tenaga kesehatan
tentang IDL sebanyak 20 responden
(66,7%).
Kuarangnya informasi tentang
IDL menyebabkan responden kurang
tambahan wawasan sehingga
kemampuan responden dalam
mengerti dan memahami imunisasi
dasar lengkap kurang. Informasi
yang kurang tentang IDL dapat
disebabkan karena ibu balita tidak
mau memahami dan tidak mengikuti
jadwal imunisasi yang telah
ditentukan dan juga karena tidak
pernah membaca koran serta
menonton tayangan televisi atau
mendengar radio yang berhubungan
12
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
dengan IDL sehingga pemahaman
yang dimilikinya juga berkurang.
Untuk itu diharapkan agar ibu
dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai imunisasi dasar lengkap
dengan cara mengakses informasi
tentang imunisasi baik melalui media
massa maupun media elektronik,
serta dari tenaga kesehatan melalui
penyuluhan imunisasi dasar lengkap
dan diharapkan ibu untuk selalu
memberikan imunisasi dasar lengkap
pada anaknya untuk selalu menjaga
kesehatannya.
Hubungan Tingkat Pendidikan
Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita Di Desa
Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat
Berdasarkan hasil tabel 7 di
ketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai pengetahuan
kurang berpendidikan dasar
sebanyak 19 responden (63,3%) dan
sebagian kecil responden
pengetahuan baik berpendidikan
menengah sebanyak 6 responden
(20%).
Hasil SPSS menggunakan uji
Chi Square didapatkan ρ= 0,000 ≤
(0,05) maka H0 (hipotesis nol)
ditolak, artinya ada hubungan tingkat
pendidikan dengan tingkat
pengetahuan ibu balita tentang
imunisasi dasar lengkap pada balita
di Desa Labuan Kertasari Kabupaten
Sumbawa Barat.
Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior). Karena
dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng
dibandingkan dengan perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan ibu. Ketetapan
pemberian imunisasidasar pada
balita, semakin tinggi pendidikan
ibu, maka pengetahuan ibu akan
semakin baik serta semakin tahu
danmengerti betapa pentingnya
imunisasi bagi putra-putrinya. Begitu
pula sebaliknya, ibu yang
mempunyai riwayat pendidikan
rendah biasanya akan cenderung
meremehkan dan acuh tak acuh
terhadap pentingnya imunisasidasar
pada balitanya.
Untuk meningkatkan
pengetahuan ibu adalah dengan cara
banyak mencari informasi, salah satu
contohnya adalah dengan cara
13
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
banyak membaca buku kesehatan
terutama tentang imunisasi dasar
lengkap. Di zaman globalisasi ini
sangat mudah untuk mendapatkan
informasi melalui internet, sehingga
mempermudah ibu untuk
meningkatkan pengetahuannya.
Dapat juga dengan cara mengikuti
penyuluhan dan berkunjung ke
posyandu di desa untuk mendapatkan
pengetahuan seputaran imunisasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dapat di tarik kesimpulan bahwa.
1. Tingkat pendidikan responden di
Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat
sebagian besar adalah
berpendidikan dasar sebanyak
21 responden(70%).
2. Tingkat pengetahuan responden
tentang imunisasi dasar lengkap
di Desa Labuan Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat
sebagian besar adalah memiliki
tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 19 responden (63,3%).
3. Terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan ibu balita
tentang imunisasi dasar lengkap
pada balita di Desa Labuan
Kertasari Kabupaten Sumbawa
Barat, dengan nilai ρ sebesar
0.000 yangberarti terdapat
hubungan dan nilai signifikansi
sebesar 0.000< 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
, 2003. Undang-Undang
No.20 tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta
Dinkes Nusa Tenggara Barat, 2017.
Profil Kesehatan Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun
2017. Dinas Kesehatan Nusa
Tenggara Barat
Dinkes Jawa Timur, 2018, Profil
Kesehatan Jawa Timur 2018,
Dinas Kesehatan Jawa Timur
Dinkes Kabupaten Sumbawa Barat,
2018, Profil Kesehatan
Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2016. Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumbawa Barat
Kemenkes R.I., 2010. Gerakan
AkselerasiImunisasi Nasional
UCI 2010-2014 (GAIN UCI
2010-2014), Jakarta:
Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia
Marimbi, H., 2010. Tumbuh
14
Media Pendidikan Keperawatan │Volume II Nomor 1 : April 2020
Kembang Status Gizi dan
Imunisasi Dasar Pada Balita.
Nuha Medika : Yogyakarta
Notoatmodjo, S, 2014. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S, 2014. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S, 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Sari, Feni Desna, 2014. Studi
Perbandingan Prestasi
Belajar Peserta Didik Kelas
VII yang Diterima Melalui
Jalur Bina Lingkungan dan
Non BinaLingkungan di
SMPN 9 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2013/2014.
Bandar Lampung: Universitas
Lampung. Skripsi
WHO, 2012. Global Measles and
Rubella Strategic Plan
20122020. Geneva: World
Health Organization