PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN...
Transcript of PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN...
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL
REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
NUR HANIFAH
1113082000006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /2017 M
ii
iii
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nur Hanifah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juli 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan Al Bahar 5 No. 109 RT.04/028
Kelurahan Harapan Jaya – Bekasi Utara
Kota Bekasi 17124
5. Telepon : 0896-3066-1262
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Tunas Kencana Tahun 1999-2001
2. SDN 02 Tente, Bima-NTB Tahun 2001-2003
3. SDN Setia Asih 02 Tahun 2003-2007
4. SMPN 19 Bekasi Tahun 2007-2010
5. SMAN 10 Bekasi Tahun 2010-2013
6. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2013-2017
Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. Ismed Abdullah
2. Ibu : Hj. Fenty Taty Darwin
3. Anak ke- : Kedua dari Tiga bersaudara
THE INFLUENCE OF TIME BUDGET PRESSURE, COMPENSATION
AND MORAL REASONING TO THE DYSFUNCTIONAL AUDIT
BEHAVIOR AND ITS IMPACT ON AUDIT QUALITY
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the influence of time budget pressure,
compensation and moral reasoning auditor to the dysfunctional audit behavior
and its impact on audit quality. This research was done in KAP of the DKI
Jakarta Province.
This research was using samples as many as eighty seven respondents. The data
analysis method that used was Partial Least Square-Path Modeling (PLS-PM)
with the help of data analysis tool SmartPLS 3.0.
The result of this research show that time budget pressure, compensation and
moral reasoning auditor simultaneously able to the dysfunctional audit behavior
of 25,20% and dysfunctional audit behavior of time budget pressure,
compensation and moral reasoning able to explain the audit quality of 34,80%,
the rest 65,20% explained by the other is hypothesized.
Keyword : Time Budget Pressure, Compensation, Moral Reasoning,
Dysfunctional Audit Behavior, Audit Quality.
viii
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL
REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh time budget pressure,
kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan
dampaknya terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilakukan pada auditor yang
berkerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 87 responden. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan
bantuan alat analisis data SmartPLS 3.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruk time budget pressure,
kompensasi dan moral reasoning secara simultan mampu menjelaskan konstruk
dysfunctional audit behavior sebesar 25,20% dan dysfunctional audit behavior
dari konstruk time budget pressure, Kompensasi dan moral reasoning mampu
menjelaskan konstruk Kualitas Audit sebesar 34,80%, sisanya 65,20%
diterangkan oleh konstruk lain yang tidak dihipotesiskan dalam model.
Kata kunci : Time Budget Pressure, Kompensasi, Moral Reasoning, Dysfunctional
Audit Behavior, Kualitas Audit.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelasikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi, dan Moral Reasoning Terhadap
Dysfunctional Audit Behavior dan Dampaknya Terhadap Kualitas Audit”.
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke aman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat,
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas karunia Allah SWT skripsi ini dapat
diselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tuaku tercinta yang selalu dengan ikhlas memberikan dukungan
dengan penuh perhatian, kasih sayang, semangat dan doa yang tiada henti
kepada penulis. Terutama terimakasih untuk Ibundaku Hj. Fenty Taty
Darwin yang selama ini selalu ikhlas berjuang dan memberikan dukungan
serta mendampingiku.
2. Kedua saudara perempuanku Ayu Fadillah dan Indah Rachmawaty yang
telah menyemangati dan selalu siap membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Saudara laki-laki penulis, Abang Radi yang selalu menunggu penulis
pulang kerumah.
4. Bapak Dr.Arief Mufraini,Lc.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,Ak.,MM.,CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr.Amilin,SE.,Ak.,M.Si.,CA.,QIA.,BKP selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah bersedia menyediakan waktunya yang
sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta
semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini
8. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., CA., CPA dan keluarga
besar KAP Abdul Hamid dan Rekan yang selalu mendukung serta
memberikan motivasi untuk penulis.
9. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Yusuf Kurniawan, A.Md yang selalu sabar memberikan dukungan,
perhatian dan semangat kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi
ini.
11. Sahabat-sahabat penulis di kampus Zaki, Heafsy, Syarah, Adam Verdian,
Rafny, Alen, Dimas Satria yang selalu memberikan support, selalu setia
menemani, berbagi suka duka, berbagi cerita, berbagi ilmu dan perhatian
terbaiknya kepada penulis.
12. Sahabat penulis dari kegiatan KKN Syauqi Azhari dan Zaima Latifah,
yang selalu menyayangi serta memberikan semangat, perhatian dan
pengertian terhadap penulis.
13. Sahabat-sahabat penulis sejak masa sekolah Aprilia Putri Ayu, Bramasta,
Fajrin, Bekti, Nurul, Annisa Widi, Rorian, Wimba, Agustinus, Dani,
Sarah, Dewi dan Agnellita.
14. Sahabat-sahabat penulis di Asrama Putri, Tamara Khairun, Elma Shinta
dan Fitri yang selalu setia dan mendukung penulis dari awal masuk kuliah
hingga saat ini.
15. Teman-teman Kost Putri Alyssa, Kak Nanda, Aghnia, Nadia dan Firdha
yang selalu mendukung dan memberikan semangat terhadap penulis.
xi
16. Teman-teman KKN FADAFI 138 yang telah menjadi bagian dari proses
terselesaikannya kewajiban pengabdian penulis.
17. Teman-teman Komunitas Untuk Negeri yang selalu berbagi suka duka dan
cerita serta menjadi tempat bagi penulis untuk belajar.
18. Teman dan adik-adik Tax Center UIN Jakarta yang selama ini bersedia
untuk bekerjasama dengan penulis
19. Kak Opi Widiyanti yang telah meluangkan waktunya untuk mengajarkan
penulisuntuk mengolah data menggunakan SmartPLS
20. Akuntansi A dan B, kakak-kakak LDK serta teman-teman satu bimbingan
terimakasih atas segala informasi dan doanya selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2017
(Nur Hanifah)
xii
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM ................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ............................................... 8
1. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
2. Batasan Masalah..................................................................................... 8
3. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 10
xiii
1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur....................................................................................... 13
1. Grand Theory ....................................................................................... 13
2. Kualitas Audit ...................................................................................... 16
3. Dysfunctional Audit Behavior .............................................................. 19
4. Time Budget Pressure .......................................................................... 22
5. Kompensasi .......................................................................................... 25
6. Moral Reasoning .................................................................................. 27
B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 37
D. Rumusan Hipotesis .................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 48
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 49
1. Time Budget Pressure .......................................................................... 49
2. Kompensasi .......................................................................................... 50
3. Moral Reasoning .................................................................................. 51
4. Dysfunctional Audit Behavior .............................................................. 52
xiv
5. Kualitas Audit ...................................................................................... 53
E. Metode Analisis Data ................................................................................. 57
1. Statistik Deskriptif ............................................................................... 57
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ............................................ 59
a. Convergent Validity ....................................................................... 59
b. Discriminant Validity ..................................................................... 60
c. Reliability ....................................................................................... 61
3. Uji Model Struktural atau Inner Model ................................................ 61
a. R-square ......................................................................................... 61
b. Q-Square ........................................................................................ 62
c. Goodness of Fit .............................................................................. 63
d. Uji Hipotesis .................................................................................. 63
4. Uji Efek Intervening ............................................................................. 64
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 67
1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 67
2. Karakteristik dan Profil Responden ..................................................... 69
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin ............................ 69
b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir ........................... 70
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan ................................ 71
d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja ..................... 71
B. Hasil Uji Instrument
1. Hasil Uji Deskriptif .............................................................................. 72
xv
2. Hasil Uji Outer Model .......................................................................... 74
a. Hasil Convergent Validity ............................................................. 75
b. Hasil Discriminant Validity .......................................................... 78
c. Hasil Reliability ............................................................................. 81
3. Hasil Uji Model Struktural atau Inner Model ...................................... 82
a. Hasil R-square .............................................................................. 83
b. Hasil Q-square .............................................................................. 85
c. Hasil Goodness of Fit (GoF) ......................................................... 85
d. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 86
4. Hasil Uji Intervening ............................................................................ 88
C. Pembahasan ................................................................................................ 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 103
B. Implikasi ................................................................................................... 106
C. Keterbatasan ............................................................................................. 107
D. Saran ......................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108
LAMPIRAN ........................................................................................................ 115
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Moral Kohlberg ...................................... 30
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu ....................................................... 34
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian................................................. 55
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian .............................................................. 68
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ............................................ 69
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 70
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir .................................................................... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pengalaman Kerja ....................................................................... 72
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................... 73
Tabel 4.8 Outer Loading ............................................................................ 75
Tabel 4.9 Outer Loading Modifikasi ......................................................... 77
Tabel 4.10 Cross Loading ............................................................................ 79
Tabel 4.11 Composite Reliability dan Cronbach Alpha .............................. 81
Tabel 4.12 Nilai R-square ............................................................................ 84
Tabel 4.12 Path Coefficients (Mean, STDEV,T-Value) ............................... 87
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 101
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 37
Gambar 3.1 Model Intervening ...................................................................... 66
Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootstrapping ........................................ 83
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner .................................... 115
Lampiran 2 Surat Keterangan dari KAP ....................................................... 118
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .................................................................. 121
Lampiran 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden .................................. 134
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data ..................................................... 115
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Akuntan publik merupakan salah satu profesi yang
bertanggungjawab terhadap keandalan laporan keuangan, sehingga
masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan mendapat informasi yang andal sebagai dasar pengambilan
keputusan. Pujianingrum dan Sabeni (2012:1) menjelaskan bahwa apabila
laporan keuangan dinyatakan wajar oleh auditor maka para pemakai
laporan keuangan dapat mempercayai bahwa laporan keuangan tersebut
andal dan relevan. Maka dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik
diharap tidak memihak pihak manapun dan tetap bersikap independen
sesuai dengan kode etik yang telah ditetapkan.
Tugas dari akuntan publik ini adalah memeriksa dan memberikan
opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas berdasarkan
standar yang telah ditentukan. Laporan hasil audit memiliki posisi yang
sangat penting bagi para penggunanya yaitu investor, kreditor dan
pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat besar
jumlahnya (Fatimah: 2012). Menurut Rasuli (2009) auditor sebagai suatu
profesi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas jasa audit agar jasa
tersebut dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat. Kane dan Velury
2
2005 dalam Agung 2011, mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas
auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan
bentuk penyimpangan lainnya. Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang
baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus
berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi
keuangan yang berlaku (Ilmiyati dan Suharjo 2012). Akan tetapi adanya
pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh
akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang
melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun didalam negeri
(Christiawan, 2003 dalam Agung 2011).
Skandal di dalam negeri yang terjadi seperti pada kasus kredit
macet tahun 2010 oleh Bank BRI cabang Jambi senilai 52 miliar rupiah
yang melibatkan Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus
tersebut. Akuntan publik (Biasa Sitepu) diduga kuat terlibat dalam kasus
korupsi dalam kredit macet untuk pengembangan usaha Perusahaan Raden
Motor. Keterlibatan itu karena Biasa Sitepu tidak membuat empat kegiatan
data laporan keuangan milik Raden Motor yang seharusnya ada dalam
laporan keuangan yang diajukan ke BRI sebagai pihak pemberi pinjaman.
Empat kegiatan data laporan keuangan tersebut tidak disebutkan apa saja
akan tetapi hal itu telah membuat adanya kesalahan dalam laporan
keuangan perusahaan tersebut. Sehingga dalam hal ini terjadilah kesalahan
dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsi.
3
Sedangkan skandal di luar negeri seperti pada kasus yang menimpa
bank asal Inggris, Standard Chartered Bank yang turut menyangkut
perusahaan konsultan keuangan kaliber dunia, Deloitte LLP. Deloitte
cabang AS adalah perusahaan konsultan keuangan terbesar kedua di dunia.
Pada tahun 2012 Departemen Keuangan (DFS) Negara Bagian New York
menuduh Deloitte LLP menyembunyikan rincian transaksi antara SCB dan
Pemerintah Irak dari DFS. Deloitte dianggap dengan sengaja menutupi
informasi kritis dalam satu kejadian yaitu, menghapus sebuah laporan
dalam draf hasil audit yang bertujuan menutupi transaksi antara SCB dan
Pemerintah Iran. Bagian pengawas di DFS, mengatakan tindakan SCB
berpotensi membuat kelompok kejahatan bertransaksi di sistem perbankan
AS. Tuduhan itu melanjutkan rangkaian kecurigaan terhadap Deloitte yang
sudah muncul sebelumnya. Namun atas tuduhan itu, Deloitte menuliskan
pernyataan Deloitte Financial Advisory Services berperan sebagai
konsultan independen dan tidak mengetahui segala perbuatan salah yang
dilakukan karyawan SCB. Selain itu kasus lain juga melibatkan kantor
akuntan publik KPMG pada tahun 2014. The Securities and Exchange
Commission (SEC) menetapkan bahwa KPMG melanggar aturan yang
mengharuskan auditor untuk tetap independen dari perusahaan yang
mereka audit untuk memastikan mereka mempertahankan objektivitas dan
ketidakberpihakan. Setelah melakukan penyelidikan SEC menemukan
bahwa KPMG melanggar aturan independensi auditor dengan
menyediakan layanan non-audit yang dilarang seperti pembukuan dan ahli
4
layanan kepada afiliasi perusahaan yang mereka audit. Beberapa pegawai
KPMG juga memiliki saham di perusahaan atau afiliasi perusahaan yang
diaudit KPMG. Dengan adanya kasus ini akhirnya KPMG setuju untuk
membayar $ 8.200.000 untuk menyelesaikan tuduhan SEC.
Beberapa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat
menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan
akhirnya berdampak pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap
laporan audit yang dihasilkan oleh auditor (Edy & Tjitohadi, 2006). Salah
satu penyebab kualitas audit yang menurun disebabkan oleh Dysfunctional
Audit Behavior (DAB) yang meningkat (Agung 2011).
Dysfunctional Audit Behavior adalah setiap tindakan yang
dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi
atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung
(Silaban 2011). Sedangkan Lina dan Basuki (2011: 2) menyatakan
perilaku disfungsional audit adalah perilaku auditor dalam proses audit
yang tidak sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan atau
menyimpang dari standar yang berlaku, yang dapat mengurangi kualitas
audit.
Dysfunctional Audit Behavior ini dapat berpengaruh terhadap
kualitas audit yang dilakukan oleh auditor (Yuniarti, 2012:21). Auditor
dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara professional sehingga
laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Berkualitas atau tidaknya
5
hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan
secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya
keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan (Pujianingrum
dan Sabeni, 2012:1-2). Opini seorang auditor dapat menjadi salah akibat
perilaku audit disfungsional yang menyebabkan kurangnya bukti audit,
prosedur audit yang tidak lengkap, dan pelaksanaan proses audit yang
tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan untuk perikatan (Lina
dan Basuki 2011:2). Penelitian tentang DAB telah dilakukan sebelumnya
oleh Rino Tanjung (2004), Agung Agung (2011), Lina dan Basuki (2011),
Ely Suhayati (2011), Wahyudin dkk (2011), Siti Aisyah dan Wilda Farah
(2013), Paino Halil dkk (2014), Sadaf Kahn dan Siti (2015).
Penelitian oleh Tanjung (2004) mengenai pengaruh karakteristik
personal auditor dan time budget pressure terhadap perilaku
disfungsioanal auditor dengan sampel yang diambil dari KAP di kota
Padang dan Pekanbaru, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
karakteristik personal auditor dan time budget pressure memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap DAB. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dan
Wilda (2013) mengenai pengaruh external locus of control, komitmen
organisasi, position dan turnover intention terhadap DAB menunjukkan
bahwa external locus of control dan turnover intention memiliki pengaruh
signifikan terhadap DAB, sedangkan komitmen organisasi dan position
tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku
6
audit yang disfungsional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lina dan Basuki (2011) yang menunjukkan bahwa
locus of control berpengaruh terhadap DAB, sedangkan komitmen
organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap DAB. Namun penelitian
ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin
dkk (2011) mengenai analisis DAB sebuah pendekatan karakteristik
personal, hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control dan
turnover intention tidak berpengaruh pada DAB.
Berdasarkan identifikasi dari beberapa penelitian,
penelitian yang ada lebih sering berfokus terhadap faktor internal atau
karakteristik personal auditor yang dapat menimbulkan DAB. Namun
sebenarnya DAB dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
(Marietza dan Fenny 2009). Faktor internal atau karakteristik personal
yang mempengaruhi timbulnya DAB, di antaranya locus of control,
komitmen organisasi (Maryanti, 2005; Donelly et al., 2003), kinerja
karyawan (Irawati et al., 2005; Donelly et al, 2003; Wahyudin dkk.,2010),
dan Turnover intention (Maryanti, 2005; Donelly et al., 2003; Wahyudin
dkk.,2010). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi DAB,
diantaranya time budget pressure, kompensasi (Nian, 2012; Nyoman,
2015; Lina dan Basuki, 2011), moral reasoning (Faisal, 2007; Lina dan
Basuki, 2011). Dari beberapa faktor diatas, penelitian ini fokus terhadap
faktor eksternal yang dapat menimbulkan DAB yaitu time budget
pressure, kompensasi, dan moral reasoning serta pengaruhnya terhadap
7
kualitas audit yang dihasilkan. Kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor
dapat dipengaruhi oleh DAB, karena DAB berbanding terbalik dengan
kualitas audit artinya semakin rendah tingkat DAB maka kualitas audit
semakin baik (Surtikanti dan Lena, 2013).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Lina dan Basuki (2011) namun menggunakan variabel
yang berbeda yaitu faktor eksternal yang mempengaruhi DAB dan kualitas
audit, serta dampaknya tersebut terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi,
dan Moral Reasoning Terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan
Dampaknya terhadap Kualitas Audit”.
Penelitian ini penting dilakukan karena perilaku disfungsional
auditor masih sangat sering terjadi dan hal ini dapat menurunkan citra para
auditor yang dianggap bahwa kinerja auditor tersebut kurang baik
sehingga menyebabkan kualitas audit tersebut juga diragukan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholder) (Aisyah dan Wilda 2013).
Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang
dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadinya beberapa
kasus yang melibatkan akuntan publik di dalam dan luar negeri. Sanksi
yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)
selama tahun 2010 sebanyak 17 Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
akuntan publik dicabut izinnya, sedangkan tahun 2014 sebanyak 24 KAP
8
karena terlibat berbagai macam pelanggaran yang berkaitan dengan proses
audit. Sedangkan untuk periode Januari 2014 – Januari 2015, sebanyak 7
akuntan publik dicabut izinnya. Perilaku disfungsional sangat penting
untuk dihindari oleh auditor, karena ketika auditor melakukan tindakan
yang menurunkan kualitas audit dalam pelaksanaan prosedur audit, maka
tingkat kesalahan opini yang diberikan oleh auditor menjadi sangat tinggi.
B. Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat
di identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Terjadinya skandal di dalam maupun luar negeri yang melibatkan
profesi akuntan publik, bahkan melibatkan kantor akuntan publik
yang masuk ke dalam KAP big four.
2. Di dalam negeri, terjadinya pemberian sanksi hingga pencabutan
izin pada kantor akuntan publik dan akuntan publik yang
diakibatkan oleh berbagai macam pelanggaran yang dilakukan
dalam proses audit.
2. Batasan Masalah
a. Dari identifikasi masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian
tentang pengaruh time budget pressure, kompensasi dan moral
reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan dampaknya
terhadap kualitas audit
9
b. Sampel penelitian adalah akuntan pubik yang bekerja di wilayah
DKI Jakarta
c. Metode yang digunakan yaitu Partial Least Square (PLS) dengan
software SmartPLS 3.0
3. Rumusan Masalah
a. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan
terhadap dysfunctional audit behavior?
b. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap
dysfunctional audit behavior?
c. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap
dysfunctional audit behavior?
d. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit?
e. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit?
f. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit?
g. Apakah dysfunctional audit behavior berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit?
h. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior?
i. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior?
10
j. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisi pengaruh:
1. Time budget pressure terhadap dysfunctional audit behavior
2. Kompensasi terhadap dysfunctional audit behavior
3. Moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior
4. Time budget pressure terhadap kualitas audit
5. Kompensasi berpengaruh kualitas audit
6. Moral reasoning berpengaruh kualitas audit
7. Dysfunctional audit behavior terhadap kualitas audit
8. Time budget pressure terhadap kualitas audit melalui dysfunctional
audit behavior
9. Kompensasi terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit
behavior
10. Moral reasoning terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit
behavior
11
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat
yakni:
Manfaat Teoritis
1. Penulis, sebagai bentuk dari aplikasi pengetahuan yang selama ini
diperoleh dalam perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan
mengenai perilaku auditor.
2. Keilmuan, untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi munculnya Dysfunctional Audit
Behavior serta pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
3. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, peneliti ini bermanfaat untuk
perkembangan ilmu akuntansi dan untuk menambah pengetahuan
mengenai akuntansi dan audit.
4. Pembaca, sebagai sarana informasi untuk menambah pengetahuan
mengenai penggunaan metode akuntansi dalam menganalisis DAB
serta dampaknya terhadap kualitas audit yang dihasilkan
5. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan
melaksanakan penelitian mengenai topik yang sama.
Manfaat Praktisi
1. Untuk kantor akuntan publik, penelitian ini dapat memberikan
gambaran dan informasi mengenai faktor eksternal apa saja yang
mempengaruhi terjadinya Dysfunctional Audit Behavior dan
12
pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga nantinya
dapat diambil tindakan yang sesuai dan wajar demi kemajuan profesi
akuntan publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap peran-
peran audit.
2. Untuk akademisi dan peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi Dyfunctional
Audit Behavior serta dapat dijadikan acuan untuk perkembangan
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori merupakan teori-teori yang relevan dan dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian serta dapat
dijadikan dasar dalam memberi jawaban sementara terhadap rumusan
masalah dan dapat membantu dalam penyusunan instrumen suatu
penelitian. Grand Theory dari penelitian ini menggunakan Teori Atribusi
karena penelitian menggunakan studi empiris untuk mengetahui faktor-
faktor yang memiliki pengaruh signifikan dan menyebabkan munculnya
DAB dan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan.
1. Teori Atribusi
Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-
upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku
kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk
memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa
kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri (Kompasiana, 26
Juni 2015).
Menurut Weiner (Weiner, 1985), attribution theory is probably
the most influential contemporary theory with implications for
academic motivation .
14
Berdasarkan teori Konsensus Weiner (1974), keberhasilan dan
kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Ketika seseorang
dengan need of achievement tinggi telah sukses, dia akan menganggap
keberhasilan itu berasal dari faktor internal (usaha dan kemampuan)
serta cenderung menganggap kegagalan sebagai tindakan yang kurang
usaha bukan karena tidak mampu.
Atribusi menurut Gibson. et. al., (2006:103) atribution is the
process of perceiving the couses of behavior and outcomes. Teori
atribusi memberikan pengertian ke dalam proses sehingga kita
mengetahui sebab dan motif perilaku seseorang. Dengan mengetahui
bagaimana orang mengambil keputusan di antara bermacam
penjelasan perilaku, kita memperoleh gambaran bagaimana sebab
perilaku tersebut dinilai (Gibson. et. al., 2006:103). Menurut Robbins
(2003:164) teori atribusi adalah bila individu-individu mengamati
perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor
internal atau eksternal.
Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori
atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang.
Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan
penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan
apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap, ataupun eksternal
misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan
pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans, 2005).
15
Fritz Heider menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut
personal seperti kemampuan, usaha dan kelelahan) dan kekuatan
eksternal (atribut lingkungan seperti aturan dan cuaca) itu bersama-
sama menentukan perilaku manusia. Fritz Heider juga menekankan
bahwa merasakan secara tidak langsung adalah determinan paling
penting untuk perilaku. Atribusi internal maupun eksternal telah
dinyatakan dapat mempengaruhi terhadap evaluasi kinerja individu,
misalnya dalam menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan
bawahannya, dan mempengaruhi sikap dan kepuasaan individu
terhadap kerja. Orang akan berbeda perilakunya jika mereka lebih
merasakan atribut internalnya daripada atribut eksternalnya.
Penyebab perilaku tersebut dalam persepsi sosial dikenal
dengan dispositional attributions dan situasional attributions atau
perilaku internal dan eksternal (Robbins, 1996 dalam Wahyudin dkk,
2011). Dispositional attributions mengacu pada sesuatu yang ada
dalam diri seseorang. Sementara situasional attributions mengacu
pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku.
Penentuan atribusi penyebab apakah individual atau situasi
dipengaruhi oleh tiga faktor (Gibson et. al., 1994 dalam Wahyudin
dkk, 2011):
a. Konsensus (consensus) adalah perilaku yang ditunjukkan jika
semua orang menghadapi situasi yang serupa merespon dengan
cara yang sama,
16
b. Kekhususan (distinctiveness) adalah perilaku yang ditunjukkan
individu berlainan dalam situasi yang berlainan,
c. Konsistensi (consistency) adalah perilaku yang sama dalam
tindakan seseorang dari waktu ke waktu.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa teori atribusi merupakan teori yang berupaya
mengamati dan memahami serta mencari tahu motif dan penyebab
internal maupun eksternal dari perilaku seseorang. Teori atribusi ini
mencoba mencari penjelasan dari perilaku seseorang dalam
bertindak. Karena perilaku seseorang pasti memiliki motif atau
penyebab yang mendukung dari cara pandang apapun.
Menurut Robbins (2003:164) teori atribusi adalah bila
individu-individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan
apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Penelitian ini
akan mengamati apakah faktor eksternal yaitu time budget pressure,
kompensasi, dan moral reasoning memiliki pengaruh yang signifikan
sehingga menyebabkan munculnya DAB dan juga mengamati apakah
faktor ekternal tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas audit yang dihasilkan.
2. Kualitas Audit
Audit quality means how tell an audit detects and report material
misstatements in financial statements. The detection aspect is a
17
reflection of auditor competence, while repoiting is a reflection of
ethics or auditor integrity, particularly independence (Arens, et al,
2012:105). De angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian
auditor. Sedangkan pelaporan pelanggaran tergantung kepada
dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut.
Dorongan ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki oleh
auditor tersebut.
Menurut Rosnidah (2010), kualitas audit merupakan
pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga
auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi
pelanggaran yang dilakukan klien. Sedangkan dalam penelitian Rapina
dkk (2010), kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan
melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar
auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan yang dimiliki
auditor saat melakukan proses audit dalam menemukan pelanggaran
atau kesalahan laporan keuangan klien, dan dalam menjalankan proses
18
auditnya auditor berpedoman terhadap standar dan kode etik yang
berlaku.
Kualitas audit merupakan salah satu titik sentral yang harus
diperhatikan sekalipun tidak mudah untuk menyepakati apa yang
dimaksud kualitas audit itu, namun setidak-tidaknya struktur definisi
atas kualitas audit mencakup auditing dan jasa akuntansi lainnya yang
telah diberikan oleh akuntan publik (Setiowati, 2014).
Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor
dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman
pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi
keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus
mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan
tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia
dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau permintaan pihak tertentu
untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Ilmiyati dan Suharjo, 2012).
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit
dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang
akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit
yang dihasilkannya. Tindakan dan sikap yang diambil seorang akuntan
publik haruslah sesuai dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yaitu independen, objektif dan integritas. Ketiga syarat tersebut
tertera di dalam Standar Profesional Akuntan Publik tentang Aturan
Etika Kompartemen. Akuntan Publik dalam pasal 101 mengenai
19
perilaku indepedensi dan 102 mengenai perilaku objektif dan integritas
sebagai berikut:
101 Indepedensi
Dalam menjalakan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen dalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional
akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
102 Objektif dan Integritas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas , harus bebas dari
benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah
saji material.
Standar-standar ini mengharuskan auditor bersikap independen,
objektif dan memiliki integritas dalam melaksanakan tugasnya.
Maksudnya tidak mudah dipengaruhi dan memihak kepada
kepentingan siapapun tertentu atas akun-akun yang diperiksanya serta
menyampaikan secara obyektif mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan laporan keuangan klien.
3. Dysfunctional Audit Behavior (DAB)
Dysfunctional Audit Behavior adalah setiap tindakan yang
dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat
mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun
tidak langsung (Silaban, 2011:4). Perilaku ini merupakan reaksi
terhadap lingkungan, misalnya controlling system (Otley dan Pierce,
1996). Sedangkan menurut Lina dan Basuki (2011) Dysfunctional
audit behavior adalah perilaku auditor dalam proses audit yang tidak
20
sesuai dengan program audit yang telah ditetapkan atau menyimpang
dari standar yang telah ditetapkan.
Dysfunctional Audit Behavior merupakan perilaku menyimpang
dari standar audit yang dilakukan oleh seorang auditor dalam
melakukan penugasan yang dapat mempengaruhi kualitas audit baik
secara langsung maupun tidak langsung (Wahyudin dkk, 2011)
Menurut Lightner et. al. dan Alderman Deitrick (1982) seperti
yang dinyatakan oleh Donelly et. al. (2003) dysfunctional audit
behavior is a reaction of environment (i.e., the control system). These
behaviors can, in turn, have both direct impact on audit quality.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa Dysfunctional Audit Behavior (DAB) merupakan perilaku audit
yang tidak sesuai (disfungsional) dengan proses perencanaan audit,
program audit, standar yang berlaku dan kode etik dalam menjalankan
tugasnya dengan melakukan manipulasi dan kecurangan demi
kepentingan tertentu.
Dysfunctional Audit Behavior dalam penelitian ini ada 3, yaitu
altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, yang
membahayakan kualitas audit secara langsung, sedangkan
underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak
langsung (Lina dan Basuki, 2011: 6). Pemerolehan bukti yang kurang,
pemrosesan kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit
juga merupakan dampak dari perilaku disfungsional audit.
21
Altering/replacing of audit procedure adalah penggantian
prosedur audit yang telah ditetapkan dalam standar auditing. Hal ini
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas audit dan dapat
mengubah hasil audit.
Premature sign off merupakan suatu keadaan yang
menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit
yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantinya dengan
langkah lain. Suatu proses audit sering gagal karena penghapusan
prosedur audit yang penting dari prosedur audit daripada prosedur
audit tidak dilakukan secara memadai untuk beberapa item.
Underreporting of Time (URT) juga berpengaruh tidak
langsung pada mutu audit (Donelly et al., 2003). URT terjadi ketika
auditor melakukan tugas audit tanpa melaporkan waktu yang
sebenarnya. URT menyebabkan keputusan personel kurang baik,
menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilkan time pressure
untuk audit di masa datang yang tidak diketahui (Indri dan Provita,
2007). Tindakan URT memiliki pengaruh yang tidak langsung dengan
penurunan kualita audit karena semua tahapan dalam program audit
dilaksanakan (Silaban, 2011). Namun perilaku URT yang dilakukan
auditor dapat menyebabkan KAP mengambil keputusan internal yang
salah seperti penetapan anggaran waktu yang tidak realistis untuk
tahun berikutnya, evaluasi kinerja staf yang tidak tepat dan mendorong
22
tindakan premature sign off untuk penugasan berikutnya (Lightner et
al., 1982; Otley dan Pierce, 1996).
Dalam penelitian ini, faktor eksternal yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap timbulnya DAB akan dikaitkan dengan
pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.
Apakah DAB ini akan mempengaruhi kualitas audit secara langsung
atau tidak langsung.
4. Time Budget Pressure
Agar suatu audit dapat dikatakan efektif dan efisien, maka audit
harus direncanakan dengan baik. Perencanaan meliputi pengembangan
strategi audit serta rancangan program audit yang akan digunakan
dalam melaksanakan audit (Boynton et al., 2006). Perencanaan
rancangan program audit yang baik termasuk perencanaan waktu yang
tepat untuk digunakan dalam pelaksanaan audit didasarkan pada
sebuah time budget.
Anggaran waktu audit atau time budget pressure merupakan
estimasi atau taksiran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
tugas audit dalam suatu penugasan (Fleming, 1980). Tekanan anggaran
waktu adalah keadaan atau desakan yang kuat terhadap auditor untuk
melaksanakan langkah-langkah audit yang telah disusun agar bisa
mencapai target waktu yang telah dianggarkan. (Pratiwi, 2008).
Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan biaya audit dan
mengukur kinerja auditor (Simamora, 2000:63). Waggoner dan
23
Chassell (1991) mengemukakan time budget pressure memberikan
beberapa manfaat pada suatu KAP. Time budget pressure berguna
sebagai dasar dalam menaksir atau memperkirakan biaya audit,
mengalokasikan personal audit pada tugas tertentu dan sebagai dasar
evaluasi kinerja personal auditor (Tanjung, 2013).
Proses penyusunan anggaran waktu audit pada sebagian besar
KAP cenderung mengikuti proses yang sama, yaitu dengan melakukan
taksiran waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan setiap tahapan
program audit pada berbagai level auditor (Tanjung, 2013). Namun
Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005 dalam Hutabarat 2012
menemukan bahwa time budget yang ketat sering menyebabkan
auditor meninggalkan bagian program audit penting dan akibatnya
menyebabkan penurunan kualitas audit. Kelley, 2005 dalam Hutabarat,
2012 mendukung pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa
penurunan kualitas audit telah ditemukan akibat ketatnya time budget
yang telah ditetapkan. Menurut Waggoner et.al (1991), jika alokasi
waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin
mengkompensasikan dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya
menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin
menghasilkan kinerja yang tidak efektif.
Tekanan anggaran merupakan gambaran normal dari sistem
pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu
yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku
24
disfungsional (Sososutikno, 2003). Ketika time pressure semakin
bertambah tinggi dan melewati tingkat yang dapat dikerjakan, time
pressure akan memberikan pengaruh yang negatif (Kelley et.al, 2005;
Glover, 1997; Dezoort, 1998; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005).
Hasil studi The Commission on Auditors Responsibilities (1978)
dalam Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) mencatat tekanan waktu
sebagai salah satu pusat perhatian auditor dalam menyelesaikan
pertanggungjawaban mereka. Hasil penelitian Prasita dan Adi (2007)
mengindikasikan jika auditor merasa tertekan akibat terbatasnya waktu
yang dialokasikan, maka dapat menimbulkan stress yang pada
akhirnya akan mendorong auditor melakukan pelanggaran terhadap
standar audit dan mendorong adanya perilaku tidak etis atau
disfungsional yang justru menghasilkan kinerja buruk auditor yang
berakibat pada rendahnya kualitas audit yang diberikan. Time budget
pressure akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kualitas
pekerjaan audit (Hutabarat, 2012). Rendahnya kualitas laporan audit
yang diberikan akan berdampak pada turunnya tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap profesi auditor.
Dalam penelitian ini, time budget pressure akan dikaitkan
dengan dysfunctional audit behavior dan juga kualitas audit yang
dihasilkan oleh auditor.
25
5. Kompensasi
Umumnya tujuan utama setiap individu bekerja adalah untuk
mendapatkan manfaat, imbalan dan balas jasa atas apa yang sudah
diberikannya kepada perusahaan (Nirmala dan Dewa, 2015). Biasanya
bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada
karyawannya adalah kompensasi.
Definisi kompensasi menurut Panggabean (2004) adalah setiap
bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas
jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Menurut
Rivai (2004:357) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima
karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.
Kompensasi menurut Sihotang (2007:220) adalah pengaturan
keseluruhan pemberian balas jasa bagi pegawai dan para manajer baik
berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh
setiap orang karyawan.
Menurut Sikula (1981:283) yang dikutip oleh Mangkunegara
(2007:83), kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan
sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang
bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai
sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang
26
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik yang berbentuk
finansial, barang, kenaikan pangkat dan jasa pelayanan agar karyawan
merasa dihargai dalam bekerja. Selain itu kompensasi ini juga bisa
sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas loyalitas seorang karyawan.
Kepuasaan karyawan atas kompensasi yang diberikan oleh perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian sumber
kepuasaan kerja adalah adanya kesesuaian antara harapan seseorang
yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan (Amilin dan
Rosita, 2008). Menurut Rivai dan Sagala (2011), ada beberapa
komponen dari kompensasi yaitu gaji, upah, insentif dan kompensasi
tidak langsung seperti asuransi, tunjangan, dana pensiun dan lainnya.
Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan industri yang
bergerak di bidang jasa keuangan tentunya berorientasi pada perolehan
keuntungan maksimal atas jasa yang diberikan (Rahmawati, 2011).
Hal ini menyebabkan konsekuensi bagi KAP untuk meningkatkan
kinerja dan kualitasnya, terutama para auditor sebagai ujung tombak
dari KAP (Nirmala dan Dewa, 2015). Namun saat sekarang persaingan
antar KAP membuat semakin sulitnya untuk mempertahankan klien.
Sementara saat memutuskan menerima klien, auditor harus paham
betul resiko yang ada di dalam perusahaan agar nantinya saat
melakukan proses audit tidak merusak integritas profesi auditor.
Menurut Nirmala dan Dewa (2015), dalam kondisi seperti ini
auditor dihadapkan pada kondisi dilematik. Sesuai kode etik, seorang
27
auditor harus tetap menjaga integritas, indepedensi dan obyektivitas
dalam menjalankan tugasnya. Namun di sisi lain fee yang nantinya
diperoleh dari klien menjadi dilema bagi auditor.
Kondisi dilematik tersebut dapat mempengaruhi munculnya
DAB dan bisa diperparah dengan time budget pressure yang dihadapi
auditor. Kompensasi yang diberikan atau ditawarkan klien
memungkinkan auditor untuk melakukan hal yang tidak sesuai dengan
standar atau bahkan melanggar kode etik profesi auditor.
6. Moral Reasoning
Secara etimologis, kata moral sama dengan kata etika
karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan
atau adat. Dengan kata lain, moral adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya, sedangkan yang membedakan hanya
bahasa asalnya saja yaitu etika dari Bahasa Yunani dan moral dari
Bahasa Latin (Febrianty, 2011). Moral adalah sikap mental dan
emosional yang dimiliki oleh individu sebagai anggota kelompok
sosial dalam melakukan tugas-tugas serta loyalitas pada kelompok
(Falah, 2006). Moral Reasoning (Penalaran Moral) adalah kemampuan
(konsep dasar) seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosial-
moral dalam situasi kompleks dengan melakukan penilaian terlebih
dahulu terhadap nilai dan sosial mengenai tindakan apa yang akan
28
dilakukannya. Sedangkan Noviardy (2014) menyatakan bahwa
penalaran moral merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk
menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan dan tindakan. Dari beberapa pengertian diatas maka moral
reasoning merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam
memutuskan suatu masalah yang kompleks sesuai dengan analisa
kondisi sosial-moral yang terjadi disekitarnya.
Pentingnya mengevaluasi perkembangan moral pada saat
mempertimbangkan respon auditor atas konflik etika telah banyak
diteliti diantaranya oleh Faisal (2007), Faisal dan Rahayu (2005),
Thorne, Masey dan Jones (2004) Lindawati (2003), Lord dan DeZoort
(2001), Tsui dan Gul (1996), Ponemon dan Gabhart (1993), Ponemon
(1992) serta Armstrong (1987). Secara umum hasil penelitian-
penelitian di atas menyatakan bahwa dalam teori perkembangan moral
kognitif (cognitive moral development), alasan moral (moral
reasoning) dapat dinilai dengan menggunakan tiga kerangka yang
terdiri dari tiga tahap yaitu pre-conventional level, conventional level
dan post conventional level ( Januarti dan Faisal 2010).
a. Pre-conventional level
Dalam tahap ini, individu membuat keputusan untuk
menghindari risiko atau kepentingan pribadi (fokus pada orientasi
jangka pendek). Individu pada level moral ini akan memandang
kepentingan pribadinya sebagai hal yang utama dalam melakukan
29
suatu tindakan. Selain itu, individu akan melakukan suatu tindakan
karena takut terhadap hukum/peraturan yang ada.
b. Conventional level
Dalam tahap ini, individu menjadi lebih fokus pada dampak
dari tindakan yang mereka lakukan. Dalam situasi dilema etika,
fokus individu bergeser dari fokus jangka pendek dan berorientasi
kepentingan pribadi menjadi berorientasi pada pertimbangan akan
kebutuhan untuk mengikuti aturan umum untuk menciptakan
perilaku yang baik. Individu akan mendasarkan tindakannya pada
persetujuan teman-teman atau keluarganya dan juga pada norma-
norma yang ada di masyarakat. Individu akan memandang dirinya
sebagai bagian integral dari kelompok referensi. Mereka cenderung
melakukan fraud demi menjaga nama baik kelompoknya.
c. The post conventional level
Dalam level ini, individu fokus pada prinsip etika secara
luas sebagai panduan perilaku mereka. Selain itu, individu
mendasari tindakannya dengan memperhatikan kepentingan orang
lain dan berdasarkan tindakannya pada hukum-hukum universal.
30
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Moral Kohlberg
Tingkat (level) Sublevel Ciri Menonjol
Tingkat I
(Preconventional)
Usia < 10 tahun
1. Orientasi pada
hukuman
Mematuhi peraturan untuk
menghindari hukuman
2. Orientasi pada
hadiah
Menyesuaikan diri untuk
memperoleh hadiah/pujian
Tingkat II
(Conventional)
Usia 10-13 tahun
3. Orientasi anak
baik
Menyesuaikan diri untuk
menghindari celaan orang lain
4. Orientasi
otoritas
Mematuhi hukumandan
peraturan sosial untuk
menghindari kecaman dari
otoritas dan perasaan berslah
karena tidak melakukan
kewajiban
Tingkat III
(Postconventional)
Usia > 13
5. Orientasi
kontrak sosial
Tindakan yang dilaksanakan
atas dasar prinsip yang
disepkati bersama mayarakat
demi kehormatan diri.
6. Orientasi
prinsip etika
Tindakan yang didasarkan
atas prinsip etika yang
diyakini diri sendiri untuk
menghindari penghukuman
diri.
Sumber: Agus dan Ardana (2009)
Beberapa penelitian sebelumnya yang menginvestigasi moral
reasoning auditor (Arnold dan Neidermeyer,1999; Bernardi dan Arnold,
1997; Louwers, Ponemon dan Radtke, 1997) menggunakan perspektif
perkembangan kognitif (cognitive-development) (Rest dkk, 1999).
Perspektif perkembangan kognitif memfokuskan investigasinya pada
proses moral/ethical reasoning dalam membuat pertimbangan (judgement)
dan mengasumsikan bahwa gambaran (conception) moral atau etika
31
individu diindikasikan oleh level of ethical development, yang selanjutnya
akan mempengaruhi cara individu tersebut dalam memecahkan dilema
etika. Individu dengan level ethical/moral development yang lebih tinggi
dapat membuat keputusan yang lebih etis (Rest dkk, 1999).
Moral reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau
salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis.
Menurut Kohlberg (2006), ada 3 faktor utama umum yang memberikan
kontribusi pada perkembangan moral, yaitu:
1) Kesempatan pengambilan peran
Perkembangan penalaran moral meningkat ketika seseorang
terlibat dalam situasi yang memungkinkan seseorang mengambil
perspektif sosial seperti situasi dimana seseorang sulit untuk menerima
ide, perasaan, opini, keinginan, kebutuhan, hak, kewajiban, nilai, dan
standar orang lain.
2) Situasi moral
Setiap lingkungan sosial dikarakteristikkan sebagai hak dan
kewajiban fundamental yang didistribusikan dan melibatkan keputusan.
Dalam beberapa lingkungan, keputusan diambil sesuai dengan aturan,
tradisi, hukum, dan figur otoritas (tahap 1). Dalam lingkungan yang lain,
keputusan didasarkan pada pertimbangan 23 sistem yang tersedia (tahap 4
atau lebih tinggi). Tahap penalaran moral ditunjukkan oleh situasi yang
menstimulasi orang untuk menunjukkan nilai moral dan norma moral.
3) Konflik moral kognitif
32
Konflik moral kognitif merupakan pertentangan penalaran moral
seseorang dengan penalaran orang lain. Dalam beberapa studi, subjek
bertentangan dengan orang lain yang mempunyai penalaran moral lebih
tinggi maupun lebih rendah. Anak yang mengalami pertentangan dengan
orang lain yang memiliki penalaran moral yang lebih tinggi menunjukkan
tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada anak yang
berkonfrontasi dengan orang lain yang memiliki tahap penalaran moral
yang sama dengannya.
Beberapa penelitian yang lain memberikan bukti bahwa perilaku
disfungsional auditor dapat diatributkan pada berbagai bentuk tekanan
(Lord dan DeZoort,2001; Ponemon dan Gabhart (1990), Tsui dan
Gul,1996, Windsor dan Arkanasy,1995, Faisal dan Rahayu, 2005). Selain
itu, literatur dalam bidang akuntansi telah merefleksikan dan mengakui
pentingnya mengevaluasi pengaruh tekanan (pressure) yang dihasilkan
dari dalam organisasi terhadap sikap, keinginan dan perilaku auditor.
Penelitian-penelitian tersebut memiliki implikasi yang penting bagi
profesionalisme auditor, proses sosialisasi auditor dan pengendalian
profesional dalam organisasi.
Dalam penelitian ini, moral reasoning dianggap sebagai suatu
faktor eksternal yang berupa tekanan bagi diri seorang auditor sehingga
memungkinkan terjadinya DAB karena secara khusus, literatur akuntansi
memberikan bukti bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial
33
yang tidak tepat dari superior/atasan (Lord dan DeZoort,2001) dan rekan
kerja/peers dalam perusahaan (Ponemon, 1992).
B. Penelitian Terdahulu
Sebelum penelitian ini, ada beberapa penelitian yang bisa dijadikan
acuan oleh peneliti yakni:
34
Tabel 2.2 Daftar penelitian-penelitian terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Siti Aisyah dan
Wilda Farah
(2013)
Pengaruh External Locus Of
Control, Komitmen
Organisasi, Position dan
Turnover Intention Terhadap
Dysfunctional Audit Behavior
Variabel
Dysfunctional Audit
Behavior
Objek
penelitian,
metode
convenience
sampling, tidak
terdapat variabel
time budget
pressure,
kompensasi,
moral reasoning
dan kualitas
audit
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa locus of
control eksternal dan turnover
intention memiliki pengaruh
signifikan pada DAB,
sedangkan komitmen
organisasi dan posisi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap DAB.
2. Surtikanti dan
Lena (2013)
Pengaruh Profesionalisme
Akuntan Publik terhadap
Disfungsional Akuntan
Publik terhadap Kualitas
Audit
Variabel
Dysfunctional Audit
Behavior dan
Kualitas Audit
Objek
penelitian, tidak
terdapat variabel
time budget
pressure,
Kompensasi dan
Moral
Reasoning
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang
kuat antara profesionalisme
dan kualitas audit adalah
positif, sedangkan perilaku
disfungsional negatif.
35
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Ely Suhayati
(2011)
Sikap Negatif Dari Akuntan
Publik Akan Menimbulkan
Disfungsional Akuntan
Publik
Variabel
Dysfunctional
Audit Behavior
Tidak terdapat
variabel time budget
pressure,
kompensasi, moral
reasoning dan
kualitas audit
Sikap negatif akuntan publik
akan menimbulkan
disfungsional akuntan publik
seperti dilewatinya salah satu
prosedur audit karena
dianggap low risk.
4. Wowo Agung
(2011)
Pengaruh Kompetensi auditor
Eksternal dan Perilaku
Disfungsional Auditor
Eksternal terhadap Kualitas
Audit
Variabel
Dysfunctional
Audit Behavior
dan Kualitas
Audit
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
metode analisis dan
verifikasi metode
deskriptif, dan dalam
penelitian ini
tidak terdapat
variabel time budget
pressure,
kompensasi, moral
reasoning dan
kualitas audit
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan
kompetensi auditor eksternal
dan perilaku disfungsional
auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit yang dihasilkan
oleh auditor. Dan hasil parsial
menunjukkan bahwa variabel
kompetensi auditor eksternal
dan perilaku disfungsional
auditor berpengaruh pada
kualitas audit
36
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Lina dan Basuki
(2011)
Analisis Pengaruh
Karakteristik Personal
Auditor Terhadap
Penerimaan Auditor Atas
Dysfunctional Audit
Behaviour
(Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik di Jawa
Tengah dan di Yogyakarta)
Variabel
Dysfunctional
Audit Behavior,
menggunakan
(SEM) LISREL
8.80
Objek penelitian,
tidak terdapat
variabel time
budget pressure,
kompensasi, moral
reasoning dan
kualitas audit
.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa LOC eksternal
cenderung menerima DAB..
Sementara variabel OC, P, dan
TI tidak berhubungan dengan
DAB. Signifikansi LOC
menunjukkan bahwa profesi
akuntansi adalah rentan
terhadap DAB
6. Indira dan Faisal
(2010)
Pengaruh Moral Reasoning
dan Skeptisme Profesional
Auditor Pemerintah terhadap
Kualitas Audit Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Variabel Moral
Reasoning dan
Kualitas Audit
Objek penelitian,
tidak terdapat
variabel time
budget pressure
dan kompensasi
Hasil penelitian ini gagal
menunjukkan hubungan antara
penalaran moral dan kualitas
audit. Namun, penelitian ini
menemukan bukti bahwa
skeptisisme profesional
berhubungan positif dengan
kualitas audit
7. Faisal (2007) Tekanan Pengaruh Sosial
dalam menjelaskan hubungan
Moral Reasoning terhadap
Keputusan Auditor
Variabel Moral
Reasoning
Objek penelitian,
tidak terdapat
variabel time
budget pressure,
kompensasi dan
kualitas audit
Moral Reasoning tidak
berpengaruh terhadap
keputusan auditor
37
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut : Gambar 2.1
Bersambung ke halaman selanjutnya
Adanya skandal akuntansi
perusahaan dan pelanggaran yang
melibatkan Akuntan Publik dalam
proses auditnya. Skandal ini terjadi
di dalam maupun di luar negeri.
Faktor- faktor penyebab timbulnya skandal dan pelanggaran yang
dilakukan akuntan publik yang menyebabkan timbulnya dysfunctional
audit behavior dan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan
Grand Theory : Teori Atribusi
Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen
Ha5
Ha4
Ha1
Ha2 Ha7
Ha3 Ha6
Time Budget
Pressure(X1)
Kompensasi
(X2)
Moral
Reasoning
(X3)
Dysfunctional Audit Behavior (Y)
Kualitas Audit
(Z)
Akuntan publik merupakan profesi
yang dipercaya untuk menentukan
keandalan laporan keuangan. Karena
laporan hasil audit memiliki posisi
sangat penting bagi para penggunanya
yaitu investor, kreditor dan pemerintah
GAP
38
Gambar 2.1 (lanjutan)
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara atas
sebuah permasalahan penelitian sampai semua data terkumpul (Arikunto,
2010 dalam Wahyudin, 2011). Berdasarakan kerangka pemikiran diatas
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hubungan time budget pressure dengan dysfunctional audit behavior
Sebelum menjalankan tugasnya auditor akan melakukan
perencanaan mengenai program auditnya termaksud perencanaan waktu
audit (time budget). Namun seringkali time budget tersebut dibuat kurang
realistis sehingga menimbulkan tekanan terhadap auditor. Jika waktu yang
ditentukan terlalu lama maka biaya akan meningkat, dan dikhawatirkan
KAP akan kehilangan klien. Sementara jika waktu terlalu singkat, maka
akan memungkinkan bukti audit berkurang. Dalam kondisi tertekan seperti
Metode Partial Least Square (PLS) dengan program software smartPLS 3.0
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
39
ini akan memungkinkan auditor melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan tujuan auditnya demi kepentingan pribadi. Nyoman (2015)
menjelaskan bahwa kepercayaan auditor bahwa mematuhi anggaran waktu
merupakan berhubngan dengan penilaian kinerja sehingga memaksa
auditor memenuhi anggaran waktu walaupun harus melakukan perilaku
disfungsional seperti menggunakan waktu pribadi untuk melakukan
pekerjaan (underreporting of time) dan melakukan tindakan yang dapat
mengurangi kualitas audit misalnya penghentian prematur terhadap
prosedur audit. Perilaku audit yang disfungsional (disfunctional audit
behavior) atau tidak sesuai standar ini nantinya akan mempengaruhi hasil
audit menjadi kurang relevan dengan keadaan sebenarnya. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Tanjung (2013) bahwa time budget pressure
memiliki pengaruh siginifikan positif terhadap dysfunctional audit
behavior . Ini berarti semakin tingginya tingkat time budget pressure,
maka semakin tinggi juga dysfunctional audit behavior. Oleh karena itu,
hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut :
Ha1 : Time budget pressure berpengaruh terhadap dysfunctional audit
behavior
Hubungan kompensasi dengan dysfunctional audit behavior
Setiap individu bekerja untuk mendapatkan manfaat atau
kompensasi. Kompensasi merupakan imbalan atas jasa yang diberikan
karyawan berupa finansial, kenaikan jabatan, barang dan lainnya. Auditor
40
atau KAP sebagai penyedia jasa keuangan pastinya mempertimbangkan
kompensasi yang diberikan klien. Auditor yang tidak memperoleh
kompensasi memuaskan dari kantor akuntan cenderung akan tidak
memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, dan cenderung akan
mencari tempat kerja yang lebih baik sehingga keinginan untuk bertahan
di kantor akuntan akan rendah (Nyoman, 2015). Nilai kompensasi ini
sering menjadi penyebab adanya perilaku disfungsional audit
(dyfunctional audit behavior) karena seringkali auditor berada di posisi
dilema. Dilema antara standar dan kode etik profesi yang harus dipatuhi
namun di sisi lain kompensasi yang tinggi juga dibutuhkan bagi tujuan
pribadi auditor. Hasil penelitian Nyoman (2015) menunjukkan bahwa
salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya dysfunctional audit
behavior adalah kompensasi yang diberikan kepada auditor. Dari
pemikiran ini hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
Ha2 : Kompensasi berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior
Hubungan moral reasoning dengan dysfunctional audit behavior
Moral Reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau
salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis.
Moral reasoning merupakan norma-norma yang berlaku dan menjadi
pedoman bagi seseorang agar perilakunya sesuai dengan adat, budaya dan
peraturan tertentu. Bagi auditor moral reasoning sangat penting dimiliki
dan diterapkan sebagaimana mestinya. Kesadaran akan moral ini sangat
41
dibutuhkan auditor dalam menjalankan tugasnya agar indenpedensi,
objektivitas dan integritas seorang auditor tetap berjalan. Derajat
profesionalisme seorang akuntan publik ditentukan oleh tingkat
perkembangan moralnya (Januarti dan Faisal, 2010). Selain itu dalam
literatur akuntansi oleh Lord dan DeZoort (2001) memberikan bukti
bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat
dari superior/atasan. Kesadaran akan moral sering terabaikan demi
kepentingan pribadi auditor. Pengambilan keputusan etis sering didasarkan
pada kepentingan kelompok dan pribadi (bersifat memihak) sehingga
akhirnya banyak terjadi skandal yang melibatkan auditor. Terabaikannya
kesadaran moral inilah yang memicu dysfunctional audit behavior dalam
bentuk pemalsuan, manipulasi dan lainnya yang merugikan beberapa
pihak terutama masyarakat. Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan yaitu:
Ha3 : Moral reasoning berpengaruh terhadap dysfunctional audit
behavior
Hubungan time budget pressure dengan kualitas audit
Time budget pressure atau tekanan anggaran waktu adalah keadaan
yang menuntut auditor untuk melakukan efisiensi terhadap alokasi waktu
audit yang telah ditentukan (Sososutikno, 2003). Menurut Waggoner
(1991) dalam Hutabarat (2012), jika alokasi waktu untuk penugasan tidak
cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan waktu kerja mereka
42
dengan cepat dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja
sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak efektif. Auditor yang
menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat mengakibatkan
munculnya efek samping yang merugikan publik, yaitu memunculkan
perilaku yang mengancam kualitas audit antara lain penurunan tingkat
pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji, gagal meneliti
prinsip akuntansi, melakukan review dokumen yang dangkal, menerima
penjelasan klien secara lemah dan mengurangi pekerjaan pada salah satu
langkah audit dibawah tingkat yang diterima (Cohen, 2001). Oleh karena
itu time budget pressure dianggap penting karena jika tekanan waktu
dalam pelaksanaan audit semakin rendah maka tugas audit dapat dilakukan
lebih hati-hati dan teliti sehingga kualitas audit dapat terjaga dengan baik
(Desi dan Dhini, 2014). Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat
dirumuskan yaitu:
Ha4 : Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit
Hubungan kompensasi dengan kualitas audit
Tujuan utama setiap individu bekerja adalah mendapatkan imbalan
atau balas jasa atas apa yang telah diberikan (Nirmala dan Dewa, 2015). Salah
satu balas jasa yang diterima adalah kompensasi. Kompensasi merupakan
sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka
(Rivai, 2004). KAP yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
jasa keuangan, tentunya berorintasi pada keuntungan finansial
43
(Rahmawati, 2011). Ujung tombak dari usaha KAP adalah auditor
sehingga kinerja auditor harus maksimal, kinerja auditor yang maksimal
ini dipengaruhi oleh adanya kepuasaan kerja. Salah sau faktor yan
mempengaruhi kepuasaan kerja adalah kompensasi yang diterima auditor.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Nirmala dan Dewa (2015), bahwa
kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan kerja auditor.
Apabila seorang auditor memiliki kepuasan kerja yang bagus, maka akan
mampu bekerja lebih baik sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik.
Hal ini diperkuat oleh Zeng dan Cullinan, (2010), bahwa kompensasi yang
diterima oleh seseorang cenderung akan mempengaruhi kualitas kerjanya.
Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
Ha5 : Kompensasi berpengaruh terhadap kualitas audit
Hubungan moral reasoning dengan kualitas audit
Moral reasoning merupakan konsep dasar yang dimiliki individu
untuk menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan dan tindakan (Noviardy, 2014). Dalam menjalankan
tugasnya, seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
Meski aturan yang ada cukup jelas, terkadang auditor sering berhadapan
dengan berbagai tekanan yang mungkin mempengaruhi kemampuannya.
Moral reasoning (penalaran moral) merupakan sebuah proses penentuan
benar atau salah yang dialami seorang individu dalam suatu situasi yang
44
menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan etis sehingga moral
reasoning dianggap sebagai salah satu faktor yang dianggap memiliki
pengaruh terhadap kualitas audit (Januarti dan Faisal, 2010). Dari
pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
Ha6 : Moral reasoning berpengaruh terhadap kualitas audit
Hubungan dysfunctional audit behavior dengan kualitas audit
Menurut Donelly et al., (2003) dysfunctional audit behavior
merupakan perilaku disfungsional yang membahayakan kualitas audit.
Dalam proses audit, dysfunctional audit behavior secara langsung
mempengaruhi kualitas audit dan melanggar standar profesional akuntan
publik (Dyah dan Indah 2016). Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas audit adalah perilaku disfungsional. Perilaku disfungsional auditor
merupakan perilaku yang membenarkan terjadinya penyimpangan dalam
penugasan audit (Donnely, et al., 2003), yang mengakibatkan penurunan
kualitas laporan audit baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sehingga, para pengguna laporan mengalami krisis kepercayaan atas hasil
laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Berbagai penelitian
menyatakan bahwa penyimpangan perilaku dalam penugasan telah
menjadi permasalahan yang serius (Smith 1995, Otley dan Pierce 1995).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wowo Agung (2011), Evi (2014),
Surtikanti dan Lena (2013) menyebutkan bahwa dysfunctional audit
behavior berpengaruh terhadap kualitas audit. Ini berarti semakin tinggi
dysfunctional audit behavior maka kualitas audit yang dihasilkan semakin
45
menurun, begitu pula sebaliknya jika dysfunctional audit behavior seorang
auditor rendah maka kualitas audit yang dihasilkan akan tinggi dan dapat
digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan. Dari
pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
Ha7 : Dysfunctional audit behavior memiliki pengaruh terhadap
kualitas audit
Hubungan time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning
dengan kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior
Perilaku disfungsional auditor dapat terjadi apabila auditor merasa
adanya ketidakpuasan pada lingkungan atau kondisi kerja yang terjadi
seperti berada dalam kondisi tertekan (Ely, 2011). Perilaku disfungsional
ini akan mengarah pada kesalahan audit lainnya, dan ketika kinerja auditor
tidak lagi mengikuti standar yang ada maka kualitas audit yang dihasilkan
akan terganggu (Fatimah, 2012).
Time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning
merupakan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi DAB dan
kualitas audit. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng
(2014), bahwa time budget pressure dapat menggangu kualitas audit
melalui perilaku disfungsional auditor. Sedangkan variabel kompensasi
dapat berkontribusi untuk mempengaruhi kepuasan kerja auditor (Nirmala
dan Dewa, 2015). Ketika auditor merasa mendapatkan kepuasaan kerja,
maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin membaik (Runny dan
46
Nuryantoro, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Lindawati (2003)
menjelaskan bahwa penalaran moral (moral reasoning) merupakan bagian
penting dalam pengembangan moral (moral development) seorang auditor.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, maka hipotesis
yang dapat dirumuskan yaitu:
Ha8 : Time budget pressure memiliki pengaruh terhadap kualitas
audit melalui dysfunctional audit behavior
Ha9 : Kompensasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
melalui dysfunctional audit behavior
Ha10 : Moral reasoning memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
melalui dysfunctional audit behavior
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian ini dimaksud
untuk menguji signifikan pengaruh diantara beberapa variabel. Tujuan dari
penelitian ini untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh dari persepsi
mengenai time budget pressure (X1), kompensasi (X2), dan moral reasoning
(X3) sebagai variabel independen dengan Dysfunctional Audit Behavior
(intervening) dan pengaruhnya terhadap Kualitas Audit (Y). Populasi dari
penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) di
Provinsi DKI Jakarta yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
per 31 Maret 2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling untuk
menentukan pengambilan sampel. Ini berarti sampel dipilih secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan atau bisa dikatakan
pengambilan sampel tertentu. Sampel yang akan diambil dari populasi adalah
auditor senior, auditor junior, supervisor, dan manajer KAP dengan
kualifikasi :
48
1. Merupakan akuntan publik yang bekerja di seluruh kantor akuntan publik
di DKI Jakarta sesuai dengan data yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
2. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun, karena
dianggap telah memiliki pengalaman yang cukup dalam lingkungan kerja
3. Auditor yang memiliki Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah
melaksanakan pekerjaan di bidang auditing
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti melakukan
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, internet dan
perangkat lain yang berkaitan dan mendukung judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama dalam penyusunan penelitian ini diperoleh melalui penelitian
lapangan, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (data
primer). Subyek dari penelitian adalah akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data
dengan mengirimkan lembar kuesioner secara langsung ataupun melalui
perantara kepada akuntan publik. Daftar pertanyaan yang sudah disusun
dengan sistematis dan terstruktur merupakan data primer yang bertujuan
49
untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja di kantor
akuntan publik sebagai responden penelitian. Sumber data dalam
penelitian ini adalah masing-masing skor dari indikator variabel
penelitian yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan
ke responden yaitu akuntan publik.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian akan
diuraikan beserta operasional dan cara pengukurannya.
1. Time Budget Pressure (X1)
Time Budget Pressure adalah suatu kondisi yang menuntut auditor untuk
melaksanakan proses audit dengan adanya pembatasan waktu, sehingga
auditor harus melakukan efisiensi waktu terhadap anggaran waktu yang
telah ditentukan. Tekanan anggaran merupakan gambaran normal dari
sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran
waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku
disfungsional. Tekanan anggaran waktu yang secara konsisten
berhubungan dengan perilaku disfungsional merupakan ancaman
langsung dan serius terhadap kualitas audit (Sososutikno, 2005).
Dalam penelitian ini variabel time budet pressure diukur dengan
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kelley & Seiler
(1982), Kelley & Margheim (1990) dan Otley & Pierce (1996) dan
50
digunakan oleh Sososutikno (2003) dan Abdul Muhshyi (2013) serta
telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang
didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
2. Kompensasi (X2)
Kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik yang berbentuk
finansial, barang, kenaikan pangkat dan jasa pelayanan agar karyawan
merasa dihargai dalam bekerja. Selain itu kompensasi ini juga bisa
sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas loyalitas seorang karyawan.
Menurut Sihotang (2007:220), kompensasi dapat meningkatkan prestasi
kerja, kepuasan kerja, dan dapat juga untuk memotivasi karyawan. Maka
kepuasaan karyawan atas kompensasi yang diberikan oleh perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Namun profesi seorang auditor
terkadang dihadapkan pada kondisi dilematik, yaitu etika profesi auditor
yang jelas harus ditegakkan, tetapi etika moral antara auditor dengan
klien yang telah memberikan fee jelas sebuah dilema tersendiri bagi
auditor (Nirmala dan Dewa, 2015). Dilema ini memungkinkan auditor
berperilaku menyimpang dan mengabaikan etika profesi salah satunya
sikap profesional. Padahal perilaku profesional akuntan publik salah
51
satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang
dalam audit (dysfunctional audit behavior) (Wahyudin, dkk 2011).
Dalam penelitian ini variabel kompensasi diukur dengan instrumen yang
dikembangkan oleh Rivai dan Sagala (2011) dan telah disesuaikan
dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat
skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)
setuju, dan (5) sangat setuju.
3. Moral Reasoning (X3)
Moral reasoning (penalaran moral) merupakan kemampuan yang
dimiliki individu dalam memutuskan suatu masalah yang kompleks
sesuai dengan analisa kondisi sosial-moral yang terjadi disekitarnya.
Penalaran moral merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk
menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan dan tindakan (Noviardy, 2014). Dalam penelitian ini variabel
moral reasoning diukur dengan menggunakan Multidimensional Ethics
Scale (MES) untuk mengukur perkembangan moral. Cohen, Pant
&Sharp (2001) menyatakan MES menyediakan ukuran langsung atas
orientasi etika pada sejumlah konstruk moral. Dengan demikian, MES
secara spesifik mengidentifikasi rasionalisasi dibalik alasan moral dan
mengapa responden percaya bahwa suatu tindakan adalah etis. Lima
52
konstruk moral terefleksi dalam MES yaitu justice atau moral equity ,
relativism, egoism, utilitarianism, dan deontology atau contractual.
Instrument ini dikembangkan oleh Cohen (2001) dan digunakan oleh
Nurul (2015) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5.
Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak
setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
4. Dysfunctional Audit Behavior (Intervening)
Dysfunctional Audit Behavior (DAB) merupakan perilaku audit yang
tidak sesuai (disfungsional) dengan proses perencanaan audit, program
audit, standar yang berlaku dan kode etik dalam menjalankan tugasnya
dengan melakukan manipulasi dan kecurangan demi kepentingan
tertentu. Sedangkan menurut Silaban (2011), perilaku disfungsional audit
(dysfunctional audit behavior) adalah setiap tindakan yang dilakukan
auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau
menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung.
Dysfunctional Audit Behavior dalam penelitian ini ada 3, yaitu
altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, yang
membahayakan kualitas audit secara langsung, sedangkan
underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak langsung
(Lina dan Basuki, 2011: 6). Perilaku disfungsional selalu dikaitkan
53
dengan penurunan kualitas audit (Public Oversight Board 2000 dalam
Donelly, 2003).
Dalam penelitian ini variabel dysfunctional audit behavior diukur dengan
menggunakan instrument yang dikembangan oleh Donnelly et al (2003)
dan digunakan oleh Aisyah & Wilda (2013) serta telah disesuaikan
dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat
skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)
setuju, dan (5) sangat setuju.
5. Kualitas Audit (Y)
Kualitas audit merupakan segala kemungkinan yang dimiliki auditor saat
melakukan proses audit dalam menemukan pelanggaran atau kesalahan
laporan keuangan klien, dan dalam menjalankan proses auditnya auditor
berpedoman terhadap standar dan kode etik yang berlaku. Menurut
De’Angelo (1981) kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu
kemampuan auditor dalam menemukan atau mendeteksi pelanggaran
yang terjadi dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan untuk
melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang ditemukannya.
Dalam penelitian ini variabel kualitas audit diukur dengan instrumen
yang dikembangkan oleh Wooten (2003) dan digunakan oleh Alim,dkk
(2007) dan Dina & Erna (2013) serta telah disesuaikan dengan topik
penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
54
skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu:
nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5)
sangat setuju.
55
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan Skala
Time Budget
Pressure (X1)
( Otley &
Pierce ,1996)
1. Keterbatasan waktu 1 Likert 1
sampai 5 2. Penyelesaian tugas dengan waktu yang
sudah ditentukan 2
3. Pemenuhan target waktu selama
penugasan 3
4. Kelonggaran waktu audit 4
5. Fokus tugas dengan keterbatasan waktu 5
6. Pengkomunikasian anggaran waktu 6
7. Efisiensi dalam proses audit 7
8. Penilaian kinerja atasan 8
9. Anggaran waktu merupakan keputusan
mutlak dari atasan 9
10. Anggaran waktu yang tidak fleksibel 10
Kompensasi
(X2)
(Rivai dan
Sagala, 2011)
1. Ketepatan dalam pemberian gaji 11 Likert 1
sampai 5 2. Kesesuaian gaji dengan jasa 12
3. Jumlah jam kerja 13
4. Kesesuaian dengan jasa yang diberikan 14
5. Prestasi kerja 15
6. Motivasi 16
7. Kemudahan untuk menggunakan hak cuti 17
8. Asuransi kesehatan bagi pegawai dan
keluarga inti 18
Moral
Reasoning
(X3)
(Cohen, 2001)
1. Adil 19 Likert 1
sampai 5 2. Wajar 20
3. Benar secara moral 21
4. Nilai yang dianut keluarga 22
5. Dapat diterima secara kultural 23
6. Dapat diterima secara tradisional 24
7. Mempromosikan diri 25
8. Memuaskan secara pribadi 26
9. Memberikan manfaat yang besar 27
10. Menghasilkan keuntungan dan
meminimalkan kerugian 28
11. Melanggar kontrak tertulis 29
12. Melanggar sumpah jabatan 30
13. Menunjukkan kasih sayang 31
14. Peluang pribadi melakukan tindakan yang
sama 32
15. Peluang teman-teman melakukan
tindakan yang sama 33
16. Etika 34
56
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan Skala
Dysfunctonal
Audit
Behavior
(Intervening)
(Donnely et al
,2003)
Seorang auditor lebih menerima
underreporting of time jika:
1. Meningkatkan kesempatan untuk promosi
ke tingkat yang lebih tinggi
35
Likert 1
sampai 5
2. Meningkatkan evaluasi kinerja 36
3. Disarankan langsung oleh supervisor
audit 37
4. Auditor lain juga melakukannya,
sehingga tidak perlu menyelesaikannya 38
Seorang auditor lebih menerima premature
sign off jika:
5. Langkah audit tidak menemukan
kesalahan jika selesai
39
6. Pada audit sebelumnya tidak menemukan
masalah dengan bagian sistem atau
catatan klien
40
7. Supevisor audit menunjukkan perhatian
lebih terhadap waktu yang diambil 41
8. Percaya bahwa prosedur audit tidak
penting 42
Seorang auditor lebih menerima alterring
and replacing audit procedure jika:
9. Percaya prosedur audit yang sebenarnya
tidak penting
43
10. Pada audit sebelumnya tidak ditemukan
masalah dengan bagian sistem klien 44
11. Tidak percaya prosedur audit yang
sebenarnya akan menemukan kesalahan
apapun
45
12. Berada dibawah tekanan waktu untuk
menyelesaikan audit 46
Kualitas Audit
(Y)
(Wooten,
2003)
1. Kualitas teknis Likert 1
sampai 5 Reputasi 47
Kemampuan 48
Jaminan 49, 50, 51
2. Kualitas jasa
Empati 52, 53, 54
Daya tanggap 55, 56, 57, 58
Jasa non-audit 59
3. Hubungan auditor klien
Keahlian 60
Pengalaman 61
Status 62
4. Obyektivitas
Obyektif 63
57
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah
model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis
komponen atau varian. PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser
dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian (Ghozali,
2015:6).
Menurut Ghozali (2015:5), PLS merupakan metode analisis yang
powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. SEM yang
berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS
lebih bersifat predictive model. Contohnya dalam pendekatan PLS data
tidak harus terdistribusi normal dan sampel yang tersedia tidak harus besar.
Selain ini PLS dapat digunakan untuk mengkonfimasi teori dan dapat juga
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat
sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif
dan formatif.
Tujuan PLS adalah membantu untuk tujuan prediksi dari peneliti
(Ghozali, 2015:7). Model formalnya mendefinisikan variabe laten adalah
linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk
menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaiman
inner model (model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan
outer model (model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan
58
konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel
dependen.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan
menjadi tiga yaitu, pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk
menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path
estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten
dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi
parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dalan variabel laten.
Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses literasi 3
tahap dan setiap tahap literasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama,
menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk
inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi
means dan lokasi (Ghozali, 2015).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, posisi terakhir, pengalaman kerja) dan deskripsi mengenai
variabel-variabel penelitian (tekanan anggaran waktu, kompensasi dan
penalaran moral auditor serta dampaknya pada perilaku disfungsional
auditor dan kualitas audit yang dihasilkan), peneliti menggunakan
tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata,
median, kisaran dan standar deviasi (Ghozali, 2013:19).
59
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model
Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam
suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum
melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan
Abdilah, 2014:58). Model pengukuran digunakan untuk menguji
validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan
untuk mengukur kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang
seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006 dalam Hartono dan
Abdilah, 2014:58). Dalam PLS, uji konstruk dapat dilakukan dengan
melakukan uji Convergent Validity, Discriminat Validity, dan Average
Variance Extracted (AVE). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur
konsistensi alat ukur dalam mengukur konsistensi responden dalam
menjawab instrument. Instrument dikatakan andal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Uji realibilitas dalam PLS dapat menggunakan metode
composite reliability dan cronbach`s alpha (Hartono dan Abdilah,
2014:62).
a. Convergent Validity
Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai
berdasarkan korelasi antara item score atau component score
dengan construct score yang dihitung dengan software smartPLS.
Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70
dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk
60
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam
Ghozali, 2015:74).
b. Discriminant Validity
Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan
cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk
dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukurna
blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity
adalah membandingkan nilai square root of Average Variace
Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk
lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih
besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk
lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant
validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk
mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya
lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability.
Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel
dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2015:75).
61
c. Reliability
Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam
ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbach`s Alpha
(Ghozali, 2015:75). Composite reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan lebih baik dalam
mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury et al,
2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2014:62). Cronbach`s Alpha
mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Konstruk
dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika mempunyai
Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai Cronbach`s
Alpha di atas 0,60.
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan
pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser-
square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikan dari
koefisien parameter jalur struktural.
a. R-Square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
square untuk setiap variabel laten dependen. Interprestasinya sama
dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat
62
digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen
tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai
pengaruh yang substantif (Ghozali, 2015:78). Nilai R-square 0,75,
0,50, 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat dan
lemah, hasil dari PLS R-square mempresentasikan jumlah variance
dari konsruk yang dijelaskan oleh model (Ghozali, 2015:78).
b. Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh
model juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square > 0
menunjukkan model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika
nilai Q-Square < 0 menunjukkan model kurang memiliki
predictive relevance (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2015:79).
Besaran Q-Square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1,
dimana semakin medekati 1 berarti model semakin baik. Besaran
Q2 ini setara dengan korfisien determinasi total pada analisis jalur
(path analysis). Nilai Q-Square 0,02, 0,15, 0,35 dapat disimpulkan
bahwa nilai predictive relevance lemah, moderate dan kuat.
Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1- (1-R12) (1-R2
2) ..... (1-Rp2)
Dimana R12, R2
2, .... Rp2 adalah R-Square variabel endogen.
63
c. Goodness of Fit (GoF)
GoF untuk overall fit index dapat digunakan kriteria goodness of
fit index yang dikembangkan oleh Tenenhaus et al (2014) dalam
Ghozali (2015:82) dengan sebutan GoF Index. Index ini
dikembangkan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model
struktural dan disamping itu menyediakan pegukuran sederhana
untuk keseluruhan dari prediksi model . Nilai GoF index ini
diperoleh dari average communalities dikalikan dengan nilai R2
model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0 dengan interprestasi
nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,25 (GoF Moederat) dan 0,36
(GoF Besar) (Wetzels et al, 2009 dalam Yamin, 2011:22). Formula
GoF Index yaitu:
GoF = √Com x R2
Com bergaris atas adalah average communalities dan R2 bergaris
atas adalah rata-rata model R2.
d. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis)
untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel eksogen dengan variabel endogen (Ridwan
dan Kuncoro, 2013:2). Seluruh pengujian dan analisis data
menggunakan bantuan smartPLS 3.
64
Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan
statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati agar kesimpulan
yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dasar yng
digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah nilai yang terdapat
pada Path Coefficient unuk menguji model struktural. Diagram
jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar
variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi
prioritas hubungan kausal variabel yang bergerak ke sebelah kiri.
Setiap nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali,
2013:250). Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang
ditentukan dalam penelitian ini dimana diketahui df didapat dari
jumlah sampel dikurangu dua df = (n-2) dan signifikansi sebesar
0,05.
Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam
pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien
jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel
time budget pressure (X1), kompensasi (X2), moral reasoning (X3),
dysfunctional audit behavior (Intervening) dan kualitas audit (Y).
4. Uji Efek Intervening
Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu
dysfunctional audit behavior. Suatu variabel dikatakan variabel
intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara
65
variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen)
(Baron dan Kenny, 1986 dalam Ghozali 2013).
Efek intervening menunjukkan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen melalui penghubung atau
intervening. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
tidak secara langsung terjadi tetapi melalui proses transformasi yang
diwakili oleh variabel intervening (Baron dan Kenny, 1986 dalam
Hartono dan Abdillah, 2009).
Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan
prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uj
Sobel (Sobel test). Uji sobel dapat dengan cara (Ghozali, 2013):
1) Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M
dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur
M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = c-c`, dimana c adalah
pengaruh variabel X terhadap variabel Y tanpa kontrol M,
sedangkan c` adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah
mengontrol M (Gambar 3.1).
66
Gambar 3.1
Model Intervening
c
a b
Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,
besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect)
Sab dihitung dengan rumus dibawah ini:
2) Langkah kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung, maka diperlukan
perhitungan nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai
berikut:
𝐭 =𝒂𝒃
𝑺𝒂𝒃
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1,9883
untuk signifikan 5%. Jika nilai t hitung ≥ dari nilai t-tabel maka
dapat disimpulkan terjadi pengaruh intervening.
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Variabel
Intervening
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik yang bekerja di
KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. KAP tersebut tersebar di 5
wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan. Auditor yang berpartisipasi pada penelitian ini
terdiri dari partner, supervisor, auditor senior dan auditor junior.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui
penyebaran kuesioner penelitian secara langsung ke KAP dan
menggunakan form google.doc. Media online dengan menggunakan
form google.doc dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan
data terutama karena waktu penyebaran kuesioner adalah masa periode
sibuk auditor. Daftar pertanyaan yang terdapat di dalam form
google.doc tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Proses perizinan, penyebaran dan pengembalian kuesioner ini
dilaksanakan mulai tanggal 20 Februari 2017 sampai dengan 15 April
2017. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
68
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1. Jumlah kuesioner manual yang disebar 70 70 %
2. Jumlah kuesioner melalui google.doc 30 30 %
3. Jumlah kuesioner manual yang tidak
kembali
5 5 %
4. Jumlah kuesioner manual yang tidak dapat
diolah
8 8 %
5. Jumlah seluruh kuesioner yang dapat diolah 87 87 %
Sumber : Data Primer yang diolah
Kuesioner yang disebar dalam bentuk fisik berjumlah 70 buah
kuesioner atau 70% dan jumlah kuesioner yang diterima melalui
google.doc adalah 30 buah atau 30%. Kuesioner manual yang tidak
kembali sebanyak 5 buah atau 5%, hal ini dikarenakan waktu
penyebaran kuesioner adalah periode sibuk auditor dalam melakukan
audit. Selain itu kuesioner manual yang tidak dapat diolah sebanyak 8
kuesioner atau 8% karena tidak diisi lengkap dibagian pertanyaan oleh
responden. Jadi jumlah kuesioner dari manual dan melalui google.doc
yang dapat diolah berjumlah 87 buah atau 87%. Semua kuesioner yang
melalui media google.doc dapat digunakan sebagai data penelitian
karena diisi dengan lengkap oleh responden. Hal ini dikarenakan dalam
proses pengisian kuesioner melalui google.doc, hanya kuesioner yang
diisi dengan lengkap yang dapat diterima atau di submit.
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian dapat dilihat pada
tabel 4.2.
69
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Sumber Kuesioner Kuesioner yang
dikirim/diterima
Kuesioner
yang diolah
1. KAP Jakarta Utara 5 5
2. KAP Jakarta Timur 5 5
3. KAP Jakarta Barat 20 16
4. KAP Jakarta Selatan 60 51
5. KAP Jakarta Pusat 10 10
Sumber : Data Primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang
bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta. KAP tersebut tersebar di lima
wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan. Auditor yang menjadi responden adalah auditor
yang memiliki pengalaman minimal 1 tahun atau pernah melakukan
proses audit. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden
dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir,
usia, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
70
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 29 33,3 33,3 33,3
Perempuan 58 66,7 66,7 100,0
Total 87 100,0 100,0
Sumber : Data Primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang atau
66,7% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan
sisanya sebesar 29 orang atau 34,4% responden berjenis kelamin
laki-laki. Hal ini mungkin dikarenakan responden berjenis kelamin
perempuan lebih memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam
penelitian secara langsung atau melalui media online yaitu form
google.doc.
b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan posisi terakhir.
Sumber : Data Primer yang diolah
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Auditor Junior 56 64,4 64,4 64,4
Auditor Senior 17 19,5 19,5 83,9
Partner 4 4,6 4,6 88,5
Supervisor 10 11,5 11,5 100,0
Total 87 100,0 100,0
71
Tabel 4.4 diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden adalah adalah auditor junior sebanyak 56 orang atau
64,4%. Sedangkan responden yang menduduki jabatan lainnya
yaitu partner 4 orang atau 4,6%, supervisor 10 orang atau 11,5%
dan auditor senior 17 orang atau 19,5%. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi tingkat jabatan auditor, maka semakin tinggi juga
tingkat kesibukannya.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah
76 responden atau 87,4%. Sisanya dengan jumlah responden 8
orang atau 9,2%% berpendidikan terakhir strata 2 (S2) dan dengan
jumlah 3 orang responden atau 3,4% berpendidikan terakhir
Diploma III (D3). Hal ini karena pada umumnya standar
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid D3 3 3,4 3,4 3,4
S1 76 87,4 87,4 90,8
S2 8 9,2 9,2 100,0
Total 87 100,0 100,0
72
pendidikan untuk dapat bekerja di KAP sebagai auditor minimal
telah menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1).
d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman
Kerja
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden dalam penelitian ini sebesar 65,5% atau sekitar 57
auditor memiliki pengalaman kerja 2-3 tahun. Responden yang
memiliki pengalaman kerja kurang dari 2 tahun sebanyak 12
auditor atau 13,8% dan sisanya responden yang mimiliki
pengalaman kerja lebih dari 3 tahun sebanyak 18 auditor atau
20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang menjadi
responden telah memiliki pengalaman dalam melakukan proses
audit di suatu entitas sehingga dapat relevan untuk memberikan
informasi dalam penelitian ini.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <2 tahun 12 13,8 13,8 13,8
>3 tahun 18 20,7 20,7 34,5
2-3 tahun 57 65,5 65,5 100,0
Total 87 100,0 100,0
73
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi time
budget pressure, kompensasi, moral reasoning, dysfunctional audit
behavior dan kualitas audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti
yang terlihat dalam tabel 4.7
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel time budget
pressure memiliki jawaban minimum responden sebesar 32 dan
maksimum sebesar 44, dengan rata-rata total jawaban 38,494 dan
standar deviasai 2,0224. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya
penyimpangan sebesar 2,0224 dari nilai rata-rata jawaban responden
atas pernyataan tentang variabel time budget pressure yang besarnya
38,494. Variabel kompensasi memiliki jawaban minimum responden
sebesar 22 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Time Budget Perssure 87 32,0 44,0 38,494 2,0224
Kompensasi 87 22,0 35,0 29,034 2,9073
Moral Reasoning 87 48,0 65,0 54,943 3,9069
Dysfunctional Audit
Behavior 87 36,0 49,0 44,092 3,7591
Kualitas Audit 87 56 80 67,20 4,340
Valid N (listwise) 87
74
29,034 dan standar deviasi 2,9073. Nilai standar deviasi menunjukkan
adanya penyimpangan sebesar 2,9073 dari nilai rata-rata jawaban
responden atas pernyataan tentang variabel kompensasi yang besarnya
29,034. Variabel moral reasoning memiliki jawaban minimum
responden sebesar 48 dan maksimum sebesar 65, dengan rata-rata total
jawaban 54,943 dan standar deviasi 3,9069. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,9069 dari nilai rata-rata
jawaban responden atas pernyataan tentang variabel moral reasoning
yang besarnya 54,943. Variabel dysfunctional audit behavior memiliki
jawaban minimum responden sebesar 36 dan maksimum sebesar 49,
dengan rata-rata total jawaban 44,092 dan standar deviasi 3,7591. Nilai
standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,7591 dari
nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel
dysfunctional audit behavior yang besarnya 44,092. Variabel kualitas
audit memiliki jawaban minimum responden sebesar 56 dan maksimum
sebesar 80, dengan rata-rata total jawaban 67,20 dan standar deviasi
4,340. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan
sebesar 4,340 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan
tentang variabel kualitas audit yang besarnya 67,20. Berdasarkan hasil
uji statistik deskriptif dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata
jawaban responden untuk variabel time budget pressure, kompensasi,
moral reasoning, dysfunctional audit behavior dan kualitas audit adalah
setuju.
75
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model
Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data
dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent
Validity, Discriminant Validity dan Reliability.
a. Hasil Convergent Validity
Convergent Validity dari model pengukuran reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau
component score yang di estimasi dengan software SmartPLS.
Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi
lebih tinggi dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun
menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:74) untuk penelitian
tahap awal dari pengembangan skla pengukuran nilai loading
0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian
ini akan digunakan batas loading factor 0,50.
Tabel 4.8
Outer Loading
TBP KOM MR DAB KA
Tbp_1 0,281
Tbp_2 0,204
Tbp_3 0,703
Tbp_4 0,501
Tbp_5 0,596
Tbp_6 0,567
Tbp_7 0,597
Tbp_8 0,299
Tbp_9 0,444
Tbp_10 0,473
Kom_1 0,189
Kom_2 0,652
Kom_3 0,734
76
TBP KOM MR DAB KA
Kom_4 0,632
Kom_5 0,831
Kom_6 0,643
Kom_7 0,613
Kom_8 0,159
Mr_1 0,39
Mr_2 0,673
Mr_3 0,438
Mr_4 0,213
Mr_5 0,726
Mr_6 0,216
Mr_7 0,214
Mr_8 0,372
Mr_9 0,466
Mr_10 0,415
Mr_11 0,444
Mr_12 0,27
Mr_13 0,595
Mr_14 0,305
Mr_15 0,556
Mr_16 0,497
Dab_1 0,402
Dab_2 0,442
Dab_3 0,287
Dab_4 0,367
Dab_5 0,479
Dab_6 0,694
Dab_7 0,647
Dab_8 0,659
Dab_9 0,543
Dab_10 0,584
Dab_11 0,71
Dab_12 0,468
Ka_1 0,693
Ka_2 0,396
Ka_3 0,544
Ka_4 0,755
Ka_5 0,686
Ka_6 0,709
Ka_7 0,561
Ka_8 0,407
Ka_9 0,383
77
TBP KOM MR DAB KA
Ka_10 0,378
Ka_11 0,467
Ka_12 0,389
Ka_13 0,558
Ka_14 0,578
Ka_15 0,476
Ka_16 0,656
Ka_17 0,638
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat
dilihat pada tabel 4.8. nilai outer model atau korelasi antar
konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi
Convergent Validity terdapat tiga puluh lima dengan nilai
loading factor kurang dari 0,50 yaitu indikator Tbp_(1, 2, 4, 8,
9, 10), Kom_(1, 8), Mr_(1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16),
Dab_(1, 2, 3, 4, 5, 12),dan Ka_(2, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15).
Untuk itu indikator tersebut harus dikeluarkan dari model.
Tabel 4.9
Outer Loading Modifikasi
TBP KOM MR DAB KA
Tbp_3 0,703
Tbp_5 0,596
Tbp_6 0,567
Tbp_7 0,597
Kom_2 0,652
Kom_3 0,734
Kom_4 0,632
Kom_5 0,831
Kom_6 0,643
Kom_7 0,613
Mr_2 0,673
Mr_5 0,726
78
TBP KOM MR DAB KA
Mr_13 0,595
Mr_15 0,556
Dab_6 0,694
Dab_7 0,647
Dab_8 0,659
Dab_9 0,543
Dab_10 0,584
Dab_11 0,71
Ka_1 0,693
Ka_3 0,544
Ka_4 0,755
Ka_5 0,686
Ka_6 0,709
Ka_7 0,561
Ka_16 0,656
Ka_17 0,638
Sumber : Data primer yang diolah
Modifikasi model dilakukan dengan mengeluarkan
indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor dibawah
0,50 dan dilakukan run ulang. Pada model modifikasi
sebagaimana pada tabel 4.9 tersebut menunjukkan bahwa semua
loading factor memiliki nilai diatas 0,50, sehingga konstruk
untuk semua variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari
model. Semua indikator dalam Tabel Outer Loading Modifikasi
memiliki nilai diatas 0,50 sehingga menunjukkan tiap indikator
signifikan terhadap konstruknya atau menunjukkan nilai seluruh
variabel dinyatakan valid.
b. Hasil Dicriminant Validity
Dicriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa
setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan
variabel lainnya. Model mempunyai Dicriminant Validity ang
79
baik jika setiap nilai loading yang paling besar denga nilai
loading yang lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil
pengujian Dicriminant Validity diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.10
Cross Loading
Sumber : Data primer yang diolah
TBP KOM MR DAB KA
Tbp_3 0,786 0,245 0,337 0,386 0,246
Tbp_5 0,784 0,198 0,279 0,343 0,326
Tbp_6 0,537 0,195 0,243 0,237 0,185
Tbp_7 0,589 0,254 0,219 0,198 0,184
Kom_2 0,308 0,624 0,229 0,240 0,230
Kom_3 0,248 0,731 0,190 0,242 0,003
Kom_4 0,042 0,687 0,285 0,221 0,070
Kom_5 0,279 0,854 0,401 0,266 0,212
Kom_6 0,079 0,596 0,200 0,081 0,043
Kom_7 0,265 0,676 0,218 0,235 0,040
Mr_2 0,351 0,118 0,713 0,316 0,359
Mr_5 0,359 0,365 0,827 0,393 0,365
Mr_13 0,096 0,317 0,722 0,218 0,356
Mr_15 0,307 0,287 0,568 0,226 0,307
Dab_6 0,330 0,245 0,179 0,732 0,343
Dab_7 0,358 0,218 0,349 0,698 0,466
Dab_8 0,172 0,201 0,351 0,649 0,418
Dab_9 0,240 0,218 0,241 0,549 0,181
Dab_10 0,288 0,134 0,162 0,641 0,179
Dab_11 0,366 0,275 0,319 0,739 0,395
Ka_1 0,164 0,135 0,357 0,376 0,770
Ka_3 0,358 0,119 0,193 0,205 0,511
Ka_4 0,319 0,145 0,323 0,514 0,810
Ka_5 0,249 0,072 0,349 0,347 0,795
Ka_6 0,224 0,002 0,423 0,443 0,843
Ka_7 0,260 0,015 0,455 0,204 0,702
Ka_16 0,174 0,212 0,302 0,485 0,614
Ka_17 0,351 0,269 0,346 0,340 0,615
80
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa konstruk time budget
pressure lebih tinggi terhadap indikatornya (Tbp_3, Tbp_5,
Tbp_6, Tbp_7) dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap
indikator Tbp_3, Tbp_5, Tbp_6, dan Tbp_7 sehingga memiliki
Discriminant Validity yang baik.
Konstruk kompensasi memberikan nilai indikator yang lebih
tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk
lainnya terhadap indikator Kom_2, Kom_3, Kom_4, Kom_5,
Kom_6 dan Kom_7 sehingga memiliki Discriminant Validity
yang baik.
Untuk variabel moral reasoning (Mr_2, Mr_5, Mr_13, dan
Mr_15) nilai indikator yang muncul lebih tinggi terhadap
indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga
memiliki Discriminant Validity yang baik. Konstruk
dysfunctional audit behavior juga memberikan nilai indikator
yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan
konstruk lainnya terhadap indikator Dab_6, Dab_7, Dab_8,
Dab_9, Dab_10 dan Dab_11 sehingga Discriminant Validity
yang baik.
Hal yang sama juga berlaku untuk konstruk kualitas audit
yang memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap
indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap
indikator Ka_1, Ka_3, Ka_4, Ka_5, Ka_6, Ka_7, Ka_16 dan
81
Ka_17 sehingga dapat disimpulkan memiliki Discriminant
Validity yang baik.
Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari
masing-masing variabel laten sudah memiliki nilai loading
factor paling besar dibanding nilai loading factor variabel laten
lainnya. Hal ini berarti bahwa semua variabel laten sudah
memiliki Discriminant Validity yang baik dimana konstruk laten
memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik
dibandingkan dengan indikator di blok lainnya sehingga dapat
disimpulkan semua variabel laten memiliki Discriminant
Validity yang baik.
c. Hasil Reliability
Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai Composite
Reliability dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk.
Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi
mempunyai nilai Composite Reliability di atas 0,70 dan
mempunyai nilai Cronbach Alpha di atas 0,60.
Tabel 4.11
Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Composite Reliability
Cronbach
Alpha
Time Budget Pressure 0,773 0,618
Kompensasi 0,850 0,794
Moral Reasoning 0,803 0,671
Dysfunctional Audit
Behavior 0,830 0,758
Kualitas Audit 0,891 0,859
Sumber : Data primer yang diolah
82
Berdasarkan tabel 4.11 Composite Reliability variabel time
budget pressure sebesar 0,773, variabel kompensasi 0,850,
variabel moral reasoning 0,803, variabel dysfunctional audit
behavior sebesar 0,830 dan variabel kualitas audit 0,891 yang
berarti semua variabel telah memiliki nilai Composite
Reliability di ats 0,70 dapat disimpulkan semua konstruk
memenuhi kriteria reliabilitas. Cronbach Alpha variabel time
budget pressure sebesar 0,618, variabel kompensasi 0,794, lalu
variabel moral reasoning 0,671, variabel dysfunctional audit
behavior sebesar 0,758 dan variabel kualitas audit 0,859 yang
berati seluruh variabel sudah memiliki nilai Cronbach Alpha di
atas 0,60 sehingga menunjukkan tingkat konsistensi jawaban
responden dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang
baik.
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk
melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikan dan R-Square dari
model penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan
R-square untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari
koefisien parameter jalur struktural.
83
Gambar 4.1
Model Struktural Hasil Bootstrapping
a. Hasil R-square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
square untuk setiap variabel laten dependen. Uji Goodness fit model
adalah merupakan pengujian terhadap model struktural yang dilakukan
dengan melihat nilai R-square (Ghozali, 2015:78). Tabel 4.12
merupakan hasil estimasi R-square dengan menggunakan SmartPLS.
84
Tabel 4.12
Nilai R-Square
R-Square
Time Budget Pressure
Kompensasi
Moral Reasoning
Dysfunctional Audit Behavior 0,2520
Kualitas Audit 0,3480
Sumber : Data primer yang diolah
Pada penelitian ini menggunakan 2 buah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel dysfunctional audit
behavior yang dipengaruhi oleh variabel time budget pressure,
kompensasi, dan moral reasoning serta variabel kualitas audit yang
dipengaruhi oleh variabel dysfunctional audit behavior.
Pada tabel 4.12 menunjukkan nilai R-square untuk variabel
dysfunctional audit behavior diperoleh sebesar 0,252 dan untuk
variabel kualitas audit diperoleh sebesar 0,348. Hasil ini menunjukkan
bahwa variabel time budget pressure, kompensasi, dan moral
reasoning secara silmultan mampu menjelaskan variabel dysfunctional
audit behavior sebesar 25,20%, sisanya 74,80% diterangkan oleh
variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Hasil
selanjutnya untuk variabel time budget pressure, kompensasi, moral
reasoning, dan dysfunctional audit behavior mampu menjelaskan
variabel kualitas audit sebesar 34,80%, sisanya 65,20% diterangkan
oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Menurt
Chin (1998) dalam Ghozali (2015:78) nilai R-square ini termasuk
dalam kategori moderat menuju tinggi.
85
b. Hasil Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap
mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-Square
lebih besar dari 0 (nol). Besaran Q-Square memiliki nilai dengan
rentang 0< Q2<1, model semakin baik jika nilai Q-Square mendekati 1.
Nilai Q-Square diperoleh dari:
Q2= 1 – (1 – R12) (1 – R2
2)
= 1- [1 – (0,25202)] [1 – (0,34802)]
= 1 – (1-0,06350) (1-0,1211)
= 1 – (0,3650) (0,8789)
= 1 – (0,3208)
Q2 = 0,6796
Hasil penghitungan Q-Square pada penelitian ini 0,6796 yang
berarti bahwa 67,96% variabel independen dan intervening ini layak
untuk menjelaskan variabel dependen yaitu kualitas audit.
c. Hasil Goodness of Fit (GoF)
Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dri model.
Evaluasi goodness of fit model dilakukan untul purification dan
refinement terhadap uji validitas atau reliabilitas konstruk (Ghozali,
2015:49) sehingga GoF ini digunakan untuk memvalidasi performa
gabungan antara inner model dan outer model. Nilai GoF ini
terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF
86
Kecil), 0,25 (GoF Moderat) dan 0,36 (Gof Besar) (Wetzels et al, 2009
dalam Yamin, 2011:22). Nilai GoF diperoleh dari:
GoF = √Com x R2
= √(0,4858) (0,30)
=√(0,1457)
GoF = 0,3817
Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan nilai
0,3817, lebih besar dari 0,36. Sehingga model dalam penelitian ini
memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris.
d. Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu
konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien
parameter dan nilai t-statistik (Ghozali, 2015:80). Dasar yang
digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada
output Path Coefficient untuk menguji model struktural. Hasil
hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya t-statistik. Nilai t-
statistik dibandingkan dengan nilai t-tabel yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah sebesar 1,9883 dimana diketahui nilai df sebesar
85 (jumlah sampel dikurangi dua: 87-2) dan α sebesar 0,05 (two
tailed). Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis yang diajukan
adalah ± 1,9883, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang
nilai -1,9883 dana 1,9883 maka hipotesis akan ditolak atau dengan
kata lain menerima hipotesis nol (Ho).
87
Tabel 4.13
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)
Origin
al
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T-
Statistic
(IO/stde
v)
P
Value
TBP→DAB 0,381 0,306 0,125 2,410 0,016
KOM→
DAB 0,139 0,175 0,094 1,473 0,141
MR→DAB 0,382 0,253 0,125 1,975 0,054
TBP→KA 0,089 0,113 0,078 1,134 0,257
KOM→KA 0,125 0,166 0,117 1,071 0,285
MR→KA 0,338 0,334 0,106 3,200 0,001
DAB →KA 0,386 0,405 0,137 2,814 0,005
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh TBP (time budget
pressure) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar 0,381
dan signifikan pada 0,05 (2,410>1,9883). Pengaruh KOM
(kompensasi) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar
0,139 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,473<1,9883). Pengaruh MR
(moral reasoning) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior)
sebesar 0,382 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,975<1,9883).
Pengaruh TBP (time budget pressure) terhadap KA (kualitas audit)
0,089 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,134<1,9883). Pengaruh KOM
(kompensasi) terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,125 dan tidak
signifikan pada 0,05 (1,071<1,9883). Pengaruh MR (moral reasoning)
terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,338 dan signifikan pada 0,05
(3,200>1,9883). Pengaruh DAB (dysfunctional audit behavior)
terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,386 dan signifikan pada 0,05
(2,814>1,9883)
88
4. Hasil Uji Efek Intervening
a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Time Budget Pressure
Terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior
1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah
Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M
dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur
M→Y (b) atau ab dengan rumus:
Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √(0,149 . 0,015) + (0,1451 . 0,018) + (0,015 . 0,018)
= √0,002235 + 0,0026118 + 0,00027
= √0,0051168
= 0,07153
2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai
t dari koefisien ab dengan rumus:
t = ab
Sab
t = 0,381 x 0,386
0,07153
t = 2,0560
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung
signifikan pada 0,05 yaitu 2,0560 > 1,9883. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel
89
dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung
variabel time budget pressure dan kualitas audit.
b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Kompensasi Terhadap
Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior
1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah
Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M
dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur
M→Y (b) atau ab dengan rumus:
Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √(0,149 . 0,088) + (0,0193 . 0,018) + (0,088 . 0,018)
= √0,013112 + 0,000347 + 0,001584
= √0,0150434
= 0,12265
2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai
t dari koefisien ab dengan rumus:
t = ab
Sab
t = 0,139 x 0,386
0,122652
t = 0,4374
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung tidak
signifikan pada 0,05 yaitu 0,43744 < 1,9883. Sehingga dapat
90
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel
dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung variabel
kompensasi dan kualitas audit.
c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Moral Reasoning Terhadap
Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior
1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah
Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M
dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur
M→Y (b) atau ab dengan rumus:
Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √(0,149 . 0,0161) + (0,1459 . 0,018) + (0,0161 . 0,018)
= √0,0023989 + 0,0026262 + 0,0002898
= √0,0053149
= 0,07290
2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai
t dari koefisien ab dengan rumus:
t = ab
Sab
t = 0,382 x 0,386
0,0729
t = 2,0226
91
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung
signifikan pada 0,05 yaitu 2,0226 > 1,9883. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel
dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung
variabel moral reasoning dan kualitas audit.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Dysfunctional Audit
Behavior
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh
terhadap dysfunctional audit behavior menunjukan yang berarti sesuai
dengan hipotesis pertama. Hal ini berarti hipotesis pertama (Ha1)
diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Made dan Wayan (2015), yang menunjukkan time budget
pressure berpengaruh dan signifikan terhadap dysfunctional audit
behavior, yang berarti setiap ada peningkatan pada time budget
pressure akan meningkatkan kemungkinan timbulnya dysfunctional
audit behavior, dan sebaliknya setiap ada penurunan tingkat time
budget pressure akan memperkecil kemungkinan timbulnya
dysfunctional audit behavior. Jadi perencanaan time budget suatu audit
sangat penting karena time budget yang baik akan mengarahkan pada
suatu kinerja yang lebih baik begitupun sebaliknya, jika auditor berada
92
dalam time budget yang tidak terukur dengan akurat akan membuat
auditor bekerja dalam tekanan sehingga mempengaruhi kinerja auditor
salah satunya timbul perilaku disfungsional auditor (Edy, 2009).
Dampak dari dysfunctional audit behavior yang meningkat adalah
kualitas audit yang menurun (Fatimah, 2012). Sehingga dalam
menghadapi time budget pressure seharusnya auditor lebih bersikap
fungsional, yaitu memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar semua
prose audit dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Pengaruh Kompensasi terhadap Dysfunctional Audit Behavior
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kompensasi
tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior,
yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kedua. Hal ini berarti
Hipotesis kedua (Ha2) tidak diterima.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan Nyoman (2015) dalam penelitiannya kompensasi
berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh mayoritas jumlah responden dalam
penelitian ini adalah auditor junior. Auditor junior beranggapan bahwa
pengalaman kerja setelah lulus lebih penting agar dapat menggali
pengalaman demi memperoleh jenjang karir yang lebih baik sehingga
besarnya kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik
bukanlah tujuan utama (Yunizar dan Yonathan, 2016). Penelitian ini
93
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yunizar dan Yonathan
(2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Kinerja auditor akan baik dan sesuai dengan
perencanaan sehingga dapat menghindari dysfunctional audit
behavior.
3. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Dysfunctional Audit Behavior
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa moral reasoning tidak mendukung
terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior, yang berarti tidak
sesuai dengan hipotesis ketiga. Hal ini berarti Hipotesis kedua (Ha3)
tidak diterima.
Hasil pengujian hipotesis ketiga ini membuktikan bahwa moral
reasoning yang diukur dengan bootstrapping tidak signifikan terhadap
dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal dan Dyah (2005) yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara moral
reasoning terhadap perilaku disfungsional auditor. Namun hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Faisal (2007)
mengenai pengaruh moral reasoning terhadap keputusan auditor. Dari
hasil peneliti yang dilakukan Faisal (2007), moral reasoning tidak
berpengaruh terhadap keputusan auditor. Jadi moral reasoning tidak
memiliki pengaruh terhadap keputusan auditor termaksud dalam
melakukan kegiatan audit, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
94
penelitian ini tingkat moral reasoning tidak mendukung terhadap
timbulnya dysfunctional audit behavior.
4. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure tidak
mendukung terhadap kualitas audit yang dihasilkan auditor, yang
berarti tidak sesuai dengan hipotesis keempat. Hal ini berarti hipotesis
keempat (Ha4) tidak diterima.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Desi dan Dhini, 2014 yang menunjukkan adanya
pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit. Namun
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sososutikno (2003) yang menunjukkan bahwa time budget pressure
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dimungkinkan
karena saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan
memberikan respon dengan dengan dua cara yaitu fungsional dan
disfungsional (Asti dan Sukirman, 2015). Tipe fungsional adalah
perilaku auditor yang bekerja lebih baik dan menggunakan waktu yang
tersedia sebaik-baiknya. Sedangkan tipe disfungsional adalah perilaku
auditor yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan akhirnya
membuat penurunan kualitas audit. Kesimpulan pada penelitian ini
mayoritas responden memilih untuk bersikap fungsional sehingga
95
walaupun berada pada kondisi tekanan anggaran waktu, auditor tetap
berusaha menjaga kualitas auditnya.
5. Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung
terhadap kualitas audit yang dihasilkan yang berarti tidak sesuai
dengan hipotesis kelima. Hal ini berarti hipotesis kelima (Ha5) tidak
diterima.
Hasil pengujian hipotesis kelima ini membuktikan bahwa
kompensasi yang diukur dengan bootstrapping tidak signifikan
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Asti dan Sukirman (2015) yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antar kompensasi yang
dihasilkan terhadap kualitas audit. Namun dalam hal ini tidak semua
auditor berorintasi pada kompensasi, melainkan pada kepuasaan kerja
dan jenjang karir yang baik. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa
kompensasi bukanlah tujuan utama dari auditor junior melainkan
jenjang karir yang baik. Jenjang karir yang baik akan diperoleh apabila
auditor memiliki kualitas yang baik dalam bekerja termaksud mampu
menjaga kualitas auditnya. Dalam penelitian ini mayoritas responden
adalah auditor junior, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
kompensasi tidak mempengaruhi kualitas audit.
96
6. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa moral reasoning berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga sesuai
dengan hipotesis keenam. Hal ini berarti hipotesis keenam (Ha6)
diterima.
Hasil pengujian hipotesis keenam ini membuktikan bahwa
moral reasoning yang diukur dengan bootstrapping berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alkam,dkk (2013) yang menunjukkan
bahwa moral reasoning memiliki pengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gaffikin dan Lindawati (2012) yang menemukan
bahwa moral reasoning yang ada pada setiap individu merupakan
implementasi dari nilai-nilai etika yang diyakini oleh auditor. Moral
reasoning nantinya juga akan berpengaruh penting dalam proses
penilaian etika yang dilakukan auditor, termaksud dalam melakukan
proses auditnya. Maka auditor yang mampu menghasilkan kualitas
audt yang baik dianggap telah mengembangkan moral reasoning
dengan baik pulan (Alkam dkk, 2013). Jadi dapat disimpulkan bahwa
jika tingkat moral reasoning seorang auditor baik maka akan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Namun sebaliknya jika
97
tingkat moral reasoning seorang auditor rendah maka dapat
menghasilkan kualitas audit yang kurang baik.
7. Pengaruh Dysfunctional Audit Behavior terhadap Kualitas Audit
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan
sehingga sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis
ketujuh (Ha7) diterima.
Hasil dari pengujian hipotesis ketujuh ini membuktikan bahwa
dysfunctional audit behavior yang dikur dengan bootstrapping
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang
menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga jika terdapat
peningkatan pada dysfunctional audit behavior dapat menurunkan
kualitas audit. Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Surtikanti dan Lena (2013) yang menjelaskan
hubungan berbanding terbalik dengan kualitas audit. Jika semakin
tinggi tingkat dysfunctional audit behavior maka kualitas audit yang
dihasilkan akan menurun begitupun sebaliknya. Maka dapat
disimpulkan bahwa seorang auditor harus menghindari dysfunctional
audit behavior untuk menjaga kualitas audit yang dihasilkan, karena
98
perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam
bentuk menghindari perilaku disfungsional (Harini dkk, 2010).
8. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit melalui
Dysfunctional Audit Behavior
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel
menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior
sehingga sesuai dengan hipotesis kedelapan. Hal ini berarti hipotesis
kedelapan (Ha8) diterima.
Hasil dari hipotesis kedelapan ini membuktikan bahwa
dysfunctional audit behavior dapat dijadikan varibel intervening di
dalam pengaruh tidak langsung time budget pressure terhadap kualitas
audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Made dan Wayan (2015) yang menunjukkan bahwa time budget
pressure berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit
behavior, jadi semakin tinggi tingkat time budget pressure maka akan
semakin tinggi kecenderungan auditor melakukan dysfunctional audit
behavior. Sedangkan untuk pengaruh dysfunctional audit behavior
teerhadap kualitas audit telah dilakukan oleh Surtikanti dan Leni
(2013) yang membuktikan bahwa dysfunctional audit behavior
memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Dari beberapa penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa time budget pressure dapat
mempengaruhi kualitas audit secara tidak langsung karena time budget
99
pressure merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadi
dysfunctional audit behavior. Penelitian ini membuktikan bahwa
sebagai profesi yang bertanggungjawab terhadap keandalan laporan
keuangan, seorang akuntan publik harus selalu menjaga kualitas
auditnya walaupun berada dalam tekanan anggaran waktu. Solusinya
adalah pembuatan perencanaan waktu audit yang sesuai dan akuntan
publik diharapkan dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena
dengan adanya kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan
akuntan publik diharuskan untuk menjaga kualitas auditnya.
9. Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit melalui
Dysfunctional Audit Behavior
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel
menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung terhadap tingkat
kualitas audit yang dihasilkan melalui dysfunctional audit behavior.
Hal ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis kesembilan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kesembilan (Ha9) tidak diterima.
Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa kompensasi tidak
mendukung tingkat kualitas audit yang dihasilkan auditor melalui
dysfunctional audit behavior. Hal ini menunjukkan bahwa
dysfunctional audit behavior tidak dapat menjadi variabel intervening
terhadap kompensasi dan kualitas audit. Yunizar dan Yonathan (2016)
mengatakan bahwa tujuan utama auditor junior adalah untuk menggali
pengalaman dan mendapatkan jenjang karir yang baik sehingga
100
kompensasi yang didapatkan bukanlah tujuan utama. Untuk mencapai
jenjang karir yang baik biasanya auditor junior akan bekerja dengan
baik termaksud menjaga kualitas pekerjaan auditnya dan menjauhi
perilaku disfungsional. Hal ini didukung karena mayoritas responden
adalah auditor junior. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi
tidak mendukung tingkat kualitas audit yang dihasilkan melalui
dysfunctional audit behavior.
10. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Kualitas Audit melalui
Dysfunctional Audit Behavior
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel
menunjukkan bahwa moral reasoning berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior yang
berarti sesuai dengan hipotesis kesepuluh. Sehingga hipotesis
kesepuluh (Ha10) diterima.
Hasil dari hipotesis kesepuluh ini membuktikan bahwa
dysfunctional audit behavior dapat dijadikan varibel intervening di
dalam pengaruh tidak langsung moral reasoning terhadap kualitas
audit. Faisal dan Dyah (2005) menyatakan bahwa auditor yang berada
dibawah tekanan sosial akan menunjukkan perilaku dysfunctional
dengan menyetujui kesalahan yang material dalam laporan keuangan
dibandingkan dengan mereka dan tidak berada dibawah tekanan. Hasil
penelitian Evi (2014) menjelaskan bahwa perilaku disfungsional
auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, ini
101
berarti apabila perilaku disfungsional auditor meningkat maka kualitas
audit juga kurang berkualitas. Namun seorang auditor haruslah
melakukan pengembangan pada moral reasoning dengan baik, karena
dapat membantu auditor mengaplikasikan nilai-nilai profesionalisme,
independensi, kompentensi dan akuntabilitas sehingga dapat
mencerminkan kualitas audit yang dihasilkan (Alkam dkk, 2013).
Tabel 4.13
Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis
Hasil
Pengujian
Hipotesis
1 Ha1 : Time Budget Pressure → Dysfunctional Audit
Behavior Diterima
2 Ha2 : Kompensasi → Dysfunctional Audit Behavior Ditolak
3 Ha3 : Moral Reasoning → Dysfunctional Audit
Behavior Ditolak
4 Ha4 : Time Budget Pressure → Kualitas Audit Ditolak
5 Ha5 : Kompensasi → Kualitas Audit Ditolak
6 Ha6 : Moral Reasoning→ Kualitas Audit Diterima
7 Ha7 : Dysfunctional Audit Behavior→ Kualitas Audit Diterima
8 Ha8 : Time Budget Pressure → Dysfunctional Audit
Behavior → Kualitas Audit Diterima
9 Ha9 : Kompensasi → Dysfunctional Audit Behavior →
Kualitas Audit Ditolak
10 Ha10 : Moral Reasoning → Dysfunctional Audit
Behavior → Kualitas Audit Diterima
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh time budget
pressure, kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit
behavior dan dampaknya terhadap kualitas audit. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 87 auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan SmartPLS 3.0, Uji Preacher dan
Hayes, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap
dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mada dan Wayan (2015) yang
menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh dan signifikan
terhadap dysfunctional audit behavior.
2. Kompensasi tidak mendukung secara langsung terhadap terjadinya
dysfunctional audit behavior. Penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan
bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor
terutama auditor junior. Hal ini karena Auditor junior beranggapan
bahwa pengalaman kerja setelah lulus lebih penting agar dapat
103
menggali pengalaman demi memperoleh jenjang karir yang lebih baik
sehingga besarnya kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntan
publik bukanlah tujuan utama.
3. Moral reasoning tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional
audit behavior. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Faisal (2007) yang menunjukkan bahwa moral reasoning tidak
berpengaruh terhadap keputusan auditor. Hal ini berarti tingkat moral
reasoning seorang auditor tidak membuat auditor setuju untuk
melakukan perilaku disfungsional sehingga tetap melakukan proses
audit sesuai dengan prosedur.
4. Time budget pressure tidak mendukung terhadap terjadinya
dysfunctional audit behavior. Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Sososutikno (2003) yang menunjukkan bahwa time budget
pressure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini karena saat
menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor memberikan respon
fungsional yaitu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Bukan dengan
respon disfungsional yaitu perilaku yang tidk sesuai prosedur.
5. Kompensasi tidak mendukung terhadap tingkat kualitas audit yang
dihasilkan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi
bukanlah tujuan utama dari auditor junior melainkan jenjang karir
yang baik. Jenjang karir yang baik akan diperoleh apabila auditor
104
memiliki kualitas yang baik dalam bekerja termaksud mampu menjaga
kualitas auditnya.
6. Moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alkam,dkk (2013) yang menunjukkan
bahwa moral reasoning memiliki pengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Sehingga jika tingkat moral reasoning seorang auditor
meningkat, maka kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik.
7. Dysfunctional Audit Behavior berpengaruh berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang
menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga jika terdapat
peningkatan pada dysfunctional audit behavior dapat menurunkan
kualitas audit.
8. Dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening
antara time budget pressure dengan kualitas audit. Hal ini dijelaskan
dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening di
antara hubungan tidak langsung time budget pressure dengan kualitas
audit. Sehingga time budget pressure terhadap kualitas audit melalui
dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan.
105
9. Dysfunctional audit behavior tidak mendukung untuk menjadi variabel
intervening antara kompensasi terhadap kualitas audit. Hal ini
dijelaskan dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan dysfunctional audit behavior tidak dapat menjadi
variabel intervening di antara hubungan tidak langsung kompensasi
dengan kualitas audit. Sehingga kompensasi terhadap kualitas audit
tidak mendukung efek intervening dari dysfunctional audit behavior.
10. Dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening
antara moral reasoning dengan kualitas audit. Hal ini dijelaskan dari
perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening di
antara hubungan tidak langsung moral reasoning terhadap kualitas
audit. Sehingga moral reasoning terhadap kualitas audit melalui
dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa:
1. Akuntan publik dalam melakukan proses auditnya tidak terlepas dari
adanya faktor eksternal yang dapat mempengaruhi auditor yaitu time
budget pressure, besarnya kompensasi dan moral reasoning. Faktor-
faktor eksternal ini dapat menimbulkan dysfunctional audit behavior,
sehingga auditor harus dapat menghindari hal tersebut dengan
melakukan perencaan waktu audit yang baik, bersikap profesional dan
106
mengembangkan kembali penalaran moral agar kualitas audit yang
dihasilkan tetap baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kantor akuntan publik (KAP) harus dapat mendeteksi perilaku
disfungsional yag dilakukan oleh auditor, karena akuntan publik
merupakan ujung tombak dari KAP. Sehingga kualitas audit yang
dihasilkan harus berkualitas.
C. Keterbatasan
1. Terbatasnya sumber informasi dan penelitian terdahulu terdahap
beberapa hipotesis seperti keterkaitan variabel time budget pressure,
kompensasi dan moral reasoning terhadap kualitas audit dan
dysfunctional audit behavior.
2. Variabel independen pada penelitian ini hanya terbatas pada time
budget pressure, kompensasi dan moral reasoning.
3. Jumlah data yang dikumpulkan belum maksimal karena penyebaran
data dilakukan pada masa sibuk auditor.
4. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di wilayah DKI Jakarta
sehingga hasil penelitian terbatas generalisasinya
D. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis
baik secara teoritis dan praktisi terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang
diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi
dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
107
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih banyak
literatur yang relevan dengan topik penelitian
2. Peneliti selanjutnya yang tetarik dengan topik yang serupa, sebaiknya
melakukan penelitian dengan menambahkan variabel lain diluar
penelitian ini dan memperluas pengambilan sampel seperti lingkungan
kerja, turnover intention, dan multidimensi komitmen profesional.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengumpulan data
bukan pada waktu sibuk auditor yaitu sekitar bulan Januari-Maret.
Pengambilan data dapat dilakukan pada bulan Juli hingga November
agar data yang didapatkan lebih relevan.
4. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei
tidak hanya pada satu wilayah saja, sehingga hasil penelitian memiliki
kemampuan generalisasi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Wowo Mulyadi. “Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku
Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah
UNIKOM. 2011.
Agus, Sukrisno dan I cenik Ardana. “Etika Bisnis dan Profesi: tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya”, Salemba Empat. Jakarta. 2009.
Aisyah Siti, Wilda Farah. “Pengaruh External Locus of Control, Komitmen
Organisasi, Position dan Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit
Behavior”, Jurnal Akuntabilitas UIN Jakarta, Volume 6, Nomor 3. 2013.
Alkam, Rahayu, Syarifuddin dan Nirwana. “Pengaruh Moral Reasoning Auditor
Pemerintah terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
(Online) Vol 4, No.2, (http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ , diakses
7 April 2017). 2013.
Amilin dan Rosita Dewi. “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating”,
JAAI Volume 12 No.1. 2008, hal 13-24.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance
Service an Integrated Approach”, 14th edition, Pearson Education Inc: New
Jersey. 2012.
Armstrong, M. “Moral Development and Accounting Education”, Journal of
Accounting Education, 5, 27-43. 1987.
Asti, Edelweis dan Sukirman. “Hubungan Pengalaman, Time Budget Pressure,
Kompensasi Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di
Semarang”, Accounting Analysis Journal. 2015.
Boyton, William C. Et al. “Modern Auditing: Assurance Service and The Integrity
of Financial Reporting”, Eigtht Edition. New York: John Willey and Sons,
Inc. 2006.
Chaerunnisa, Runny Pratiwi dan Nuryantoro. “ Pengaruh Indepedensi, Etika
Profesi dan Lapuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom. 2015.
Christina, Sososutikno. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”, Simposium
Nasional Akuntansi VI Surabaya. 2003.
109
Cohen, J.R.,Laurie, W.Pant & David J.Sharp. “An Examination of Differences in
Ethical Decision-Making Between Canadian Business Students and
Accounting Profesionals”, Behavioral Research in Accounting . 2001.
DeAngelo, L.E. “Auditor Size and Quality”, Journal of Accounting & Econpmics.
1981.
Desi, Fransiska dan Dhini. “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas
Audit Dengan Indepedensi sebagai Variabel Intervening”, Accounting
Analysis Journal. 2014
Donnelly, David P, et al. “Attitudes Toward Disfunctional Audit behavior: The
Effects Of Locus Of Control, Organizational Committment, and Position”,
The jurnal of applied business research. Volume 19, Number 1. 2003.
Donnelly, David P, et al. “Auditor Acceptance of dysfunctional audit Behavior:
An Explanatory model Using Auditor’s Personal Characteristics,
Behavioral Research In Accounting Vol. 15, USA. 2003.
Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. “Perilaku Disfungsional Auditor : Perilaku
yang Tidak Mungkin Dihentikan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume.8
Nomor 3. 2006.
Engkos Ridwan Achmad Kuncoro. “Cara Menggunakan dan Memaknai Path
Analysis,. Alfabeta: Bandung, 2013.
Faisal. “Tekanan Pengaruh Sosial dalam menjelaskan Hubungan Moral
Reasoning terhadap Keputusan Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, Volume 4, Nomor 1, Halaman 25-46. 2007.
Faisal, dan Dyah Sih Rahayu. “Pengaruh Komitmen Terhadap Respon Auditor
Atas Tekanan Sosial: Sebuah Eksperimen”, Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia-Yogyakarta.
Vol.9 No.1 (Juni). 15-28. 2005.
Falah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etis terhadap
Sensitivitas Etis”, Tesis Program Pascasarjana Akuntansi (Online).
Semarang: Universitas Diponegoro. 2006.
Fatimah, Anissa. “Karakteristik Personal Auditor sebagai Anteseden Perilaku
Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”, Jurnal
Manajemen dan Ekonomi, Sekolah Tinggi Ekonomi Asia Malang, Volume
1, Nomor 1. 2012.
Febrianty. “Perkembangan Model Moral Kognitif dan Relevansinya dalam Riset-
Riset Akuntansi” . Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol.
1, No. 1. 2011.
110
Fleming, M. K. “Budgeting Practices in Large CPA Firms”. The Journal of
Accountancy, May, 55-62. 1980
Gaffikin, M. dan Lindawati, ASL. “The Moral Reasoning of Public Accountants
in the Development of a Code of Ethics: the Case of Indonesia”,
Australasian Accounting Business and Finance, Volume. 6, Nomor. 10,
.2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21”,
Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
____________, “Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS
3.0”. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2015.
Gibson, James L et al. “ Organizations (Behavior, Structure, Processess), 12th
Edition, McGrow Hill. 2006.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”, Jakarta. 2012.
Hartono, Jogiyanto dan Abdillah Willy. “Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least
Square) untuk Penelitian Empiris”, BPFE: Yogyakarta. 2014.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat. 2001.
Ilmiyati, dan Suharjo. Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi terhadap Kualitas
Audit, Juraksi. Vol 1, Nomor 1. 2012.
Indri Kartika dan Provita Wijayanti. “Locus of Control Sebagai Antesenden
Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Prilaku Disfungsional Audit
(Studi pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah
dan DIY)”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar. 2007
Januarti, Indira dan Faisal. “Pengaruh Moral Reasoning dan Skeptisme
Profesional Auditor Pemerintah Terhadap Kualitas Audit Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah”, Simposium Nasional Akuntansi XIII.
2010.
KOMPASIANA. http://www.kompasiana.com/jokowinarto/teori-atribusi-berner-
weiner-dan-implementasinya-dalam pembelajaran 5500949ea3331159735
1135f . Diakses 3 November 2016 Pukul 23.44
Layla, Sri dan Wahyu. “Perilaku Disfungsional Auditor terhadap Kualitas Audit”,
ISSn 1829-7978 Potensio. Volume 2. Juli 2009
Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. “The Influence of Situasional, Ethical
and Expentancy Theory Variables on Accountants Underreporting
111
Behavior”, Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol. 2. Page. 1-12.
1982.
Lina Husna dan Basuki. “Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor
terhadap Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)”, Diponegoro
Journal of Accounting. 2011.
Lindawati. “The Moral reasoning of Public Accountants in the Development of a
Code of Ethics: The Case of Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi
VI. Surabaya. 65-85. 2003.
Lord, Alan T., dan F. Todd DeZoort. “The Impact of Commitment and Moral
reasoning on Auditors’ Responses to Social Influence Pressure”,
Accounting, Organizations and Society. Vol. 26. 215-235. 2001.
Luthans, Fred. “Perilaku Organisasi”, Edisi Sepuluh, Diterjemahkan oleh : Vivin
Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan Winong
Rosari. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2005.
Made, Ni Nia R.D dan I Wayan. P.W. “Pengaruh Time Budget Pressure, Loc dan
Tax Complexity pada Dysfunctional Audit Behavior Akuntan Publik”, E
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2015.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Rosda
Karya. Jakarta. 2007.
Margheim, L., Kelley, T., & Pattison, D. “An Empirical Analysis Of The Effects
Of Auditor Time Budget Pressure And Time Deadline Pressure”, The
Journal of Applied Business Research. 2005.
Maryanti, P. “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior:
Pendekatan Karakteristik Personal Auditor”, Jurnal Manajemen Akuntansi
dan Sistem Informasi, Vol. 5 No. 2, 213-226. 2005.
Nirmala, Cok dan I Dewa. “Pengaruh Kompensasi Finansial, Kompleksitas Tuga
dan Locus Of Control Pada Kepuasan Kerja Auditor”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. 2015.
Noviardy, Arif Pratama. “Pengaruh Moral Reasoning dan Due Professional Care
terhadap Kualitas Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. Universitas
Negeri Yogyakarta (Online). 2014.
Otley dan Pierce. “Auditor Time Budget Pressure : Concequences and
Antecedents”, Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Volume 9,
No. 1. 1996.
112
Paino, Halil, et al. “Organisational and Profesional Commitment on
Dysfunctional Audit Behavior”, British Journal of Arts and Social Sciences.
ISSN: 2046-9578, vol. 1 No. 2, 2011.
Pangabean, S., Mutiara. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bogor. Ghalia
Indonesis. 2004.
Ponemon, L.A. “Ethical Reasoning and Selection Socialitazion in Accounting”,
Accounting Organizations and Society. Vol.17.239-258.1993.
Pujianingrum, Intan dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Tingkat Penerimaan atas Penyimpangan Perilaku dalam
Audit”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1. 2012.
Prasita, Andin dan Priyo Adi, “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan
Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi
Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”. Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Satya Wacana, Semarang, 2007.
Pratiwi, Rini Andesfan. “Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas
Audit yang terjadi pada Kantor Akuntan Publik”, Jurnal Universitas
Widyatama. 2008.
Rapina, Lili. M dan Verani. C. “Pengaruh Independensi Eksternal Auditor
Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit”, Jurnal Ilmiah Akuntansi. No. 2.
2010.
Rasuli, L.O. “Pengaruh Time Budget Pressure, Perilaku Disfungsional dan
Komitmen Organisasional Terhadap Kualitas Audit”, Studi Pada Kantor
Akuntan Publik di Jawa Timur. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya. 2009.
Rest, J, D. Narvaez, M.Bebeau dan S. Thoma. “Post Conventional Moral
Thinking: A Neo-Kohlbergian Approach”, Center for Studi of Ethical
Development. Minneapolis: University of Minnesota Press. 1999.
Robbins, Stephen P. “Perilaku Organisasi”, Jakarta : Indeks. 2003.
Rivai, Veithzal. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan”. Jakarta:
PT Raja Grafindo. 2004.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. “Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik”, Jakarta: PT Raja Grafindo. 2011.
Rosnidah, Ida. “Kualitas Audit : Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal
Akuntansi, Vol 14, No. 3 ISSN: 1410-3591. 2010.
113
Setiowati, Evi. “Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor dan Masa Perikatan
Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah Universitas Komputer Indonesia.
2014.
Sholihin, Mahfud dan Katmono Dwi. “Analisis SEM-PLS dengan WrapPLS 3.0
untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis”,
Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2014.
Sihotang, A. “ Manajemen Sumber Daya Manusia”. Pradnya Paramita. Jakarta.
2007.
Silaban, Adanan. “Pengaruh Multidimensi Komitmen Profesional terhadap
Perilaku Audit Difungsional”, Jurnal Akuntansi dan Auditing. Universitas
HKBP Nommensen Medan. Volume 8. Nomor 1. 2011.
Simamora, Henry. “Auditing”. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)
AMP YKPN. 2000.
Soobaroyen, T and Chengabroyan, C. “Auditor’s Perceptions of Time Budget
Pressure, Prematute Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time:
Evidance from a Developing Country”, International Journal of Auditing,
Int. J. Audit. 10: 201-218. 2006.
Sososutikno, Christina, “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”, Simposium
Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 2003.
Sososutiksno, Chrstina. “Relation of time budget pressure by Dysfunctional
behaviour and, Its influence to Audit Quality”, Akreditasi No.39/DIKTI
/Kep./2004 (Online), vol. 7, No.2, 2005.
Suprianto, Edy. “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Perilaku
Disfungsional Auditor”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan
Agug Semarang. Volume 5. Nomor 1. 2009.
Suhayati, Ely. “Sikap Negatif dari Akuntan Publik akan menimbulkan
Disfungsional Akuntan Publik”, Jurnal Ilmiah UNIKOM. 2011.
Surtikanti, dan Lena Lestari. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik dan
Perilaku Disfungsional Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit”, Jurnal
Ilmiah UNIKOM. 2013.
Surya, Nyoman Ari. “Studi Analisis Faktor Penyebab Disfungsional Auditor dan
Upaya Penanggulangan Disfungsional Auditor terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali”, Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora. Volume 4, Nomor 1. 2015.
114
Tanjung, Roni. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor dan Time Budget
Pressure terhadap Perilaku Disfungsional Auditor”, Artikel Universitas
Negeri Padang. 2013.
Tsui, J.S.L dan Gul F.A . “Auditor’s Behavior in an Audit Conflict Situation”,
Accounting Organizations and Society. Vol. 21. 41-51. 1996.
Wahyudin, Agus, Indah. A, Dwi Harini . “Analisis Penerimaan Auditor atas
Dysfunctional Audit Behavior : Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal
Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XIII. 2011.
Waggoner dan Cashell. “The Impact of Time Pressure on Auditor’s”, CPA
Journal. 1991.
Weiner, M.F., Rossin, B & Cody, V.F. “Studies of Therapist and Patient Affective
Self-Disclosure”. Group Process. 1974.
Weiner, Bernard. “ An Attributional Theory of Achievement Motivation and
Emotion”, Psychological Review. Vol. 92. No. 4. 1985.
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian
dengan PLS Path-Modeling dengan Software XLSTAT, SmartPLS dan
Visual PLS”, Jilid I. Jakarta: Salemba Infotek. 2011.
Yuniarti, Rita. “The Effect of Tenure Audit and Dysfunctional Audit Behavior on
Audit Quality”, International Conference on Economics, Business and
Marketing Management. 2012.
Yunizar, Amilia E. Dan Zerotinus Y. “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja
dengan Ketidakpastian Pekerjaan dan Komitmen Profesional Sebagai
Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Budi Luhur.
Volume 5. Nomor 2. 2016.
Zeng, Xiaochuan dan Cullinan, Charles, P. “Compensation/Audit Committee
Overlap and The Design of Compensation Systems”, International Journal
Of Disclosure and Governance, Vol. 7, pp: 136-152. 2010.
115
LAMPIRAN 1
Surat Permohonan Pengisian
Kuesioner
116
Jakarta, 9 Januari 2017
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Nur Hanifah
Nim : 1113082000006
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning
terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan dampaknya terhadap Kualitas
Audit” .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga
kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila
terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
117
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0896-3066-1262
atau email [email protected] . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i
meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini,
saya ucapkan terimakasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP) (Nur Hanifah)
118
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan Dari KAP
119
120
121
LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian
122
KUESIONER
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE,
KOMPENSASI DAN MORAL REASONING
TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
123
Jakarta, 9 Januari 2017
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Nur Hanifah
Nim : 1113082000006
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning
terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan dampaknya terhadap Kualitas
Audit” .
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga
kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila
terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
124
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian
ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0896-3066-1262
atau email [email protected] . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i
meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini,
saya ucapkan terimakasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP) (Nur Hanifah)
125
Nomor :........(diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ..........................................................
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : ..........................................................
Lokasi KAP : Jakarta Utara Jakarta Barat
Jakarta Pusat Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ............................... tahun
Posisi Terakhir : Partner Supervisor
Manajer
Auditor Senior Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 2 tahun 2-3 tahun > 3 tahun
126
1. Variabel Time Budget Pressure
Time Budget Pressure atau anggaran waktu audit merupakan
lamanya waktu yang dialokasikan atau telah ditentukan untuk pelaksanaan
tugas audit dalam suatu penugasan.
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya merasa bahwa waktu yang
ditentukan untuk melaksanakan audit
terlalu pendek, sehingga terasa cukup
berat atas beban pekerjaan yang saya
emban
2. Waktu audit yang tersedia, belum cukup
untuk melaksanakan tugas yang harus
saya kerjakan
3. Dalam menjalankan tugas audit saya
belum mampu memenuhi target waktu yg
telah ditentukan
4. Dalam melaksanakan tugas audit, saya
kurang memiliki waktu untuk bersantai
5. Berhubung waktu audit terlalu pendek,
maka dalam melaksanakan tugas audit,
saya terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus.
6. Di KAP tempat saya bekerja, masalah
lamanya waktu audit tidak pernah
dikomunikasikan
7. Dalam penugasan audit, efisiensi dalam
pekerjaan proses audit sangat ditekankan
8. Di KAP tempat saya bekerja, kesesuaian
penugasan audit dengan anggaran waktu
dijadikan sebagai salah satu indikator
penilaian kinerja oleh atasan
9. Di KAP tempat saya bekerja, lamanya
waktu untuk mengaudit merupakan
keputusan yang mutlak dari atasan yang
tidak dapat diganggu gugat
127
No Pernyataan STS TS N S SS
10. Lamanya waktu audit yang ditentukan di
KAP tempat saya bekerja sangat tidak
fleksibel
2. Variabel Kompensasi
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan STS TS N S SS
11. Gaji pokok yang saya terima
diberikan tepat waktu
12. Gaji yang saya terima sesuai dengan
kontribusi yang saya berikan
13. Saya mendapatkan penghasilan yang
sesuai jika saya bekerja lebih dari jam
kerja yang ditentukan
14. Besarnya penghasilan yang saya
terima, tergantung dari pekerjaan
yang saya kerjakan
15. Insentif yang saya terima sesuai
dengan prestasi kerja saya
16. Insentif yang saya terima membuat
saya termotivasi dalam menghasilkan
kinerja yang optimal
17. Di KAP tempat saya bekerja,
memberikan kemudahan untuk
menggunakan hak cuti
18. Di KAP tempat saya bekerja,
memberikan jaminan asuransi
kesehatan bagi para auditor dan
keluarga inti
128
3. Variabel Moral Reasoning (Penalaran Moral)
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
Kasus:
Andi adalah seorang auditor ekternal yang bekerja di KAP XYZ. Andi
mendapat tugas dari atasan untuk mengevaluasi sistem pengendalian
di salah satu perusahaan klien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa, ia
menemukan beberapa penyalahgunaan anggaran yang menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Namun, Budi sebagai atasan yang
memberikan tugas kepada Andi, memerintahkan kepada Andi untuk
memodifikasi temuan tersebut agar tidak berurusan dengan pihak
berwajib.
Yang dilakukan Andi : Andi menuruti perintah Budi dengan alasan ia
tidak ingin diberhentikan dari tempat bekerjanya
No Pernyataan STS TS N S SS
19. Tindakan yang dilakukan Andi
merupakan tindakan yang tidak adil
20. Mengikuti perintah atasan
merupakan tindakan yang wajar
21. Tindakan yang dilakukan Andi
secara moral tidak benar
22. Sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut keluarga saya, tindakan yang
dilakukan Andi tersebut tidak dapat
diterima
23. Ditinjau dari kultur Indonesia,
tindakan Andi tidak dapat diterima
24. Tindakan Andi tidak sesuai dengan
karakter orang Indonesia
25. Mengikuti perintah atasan dapat
129
4. Variabel Dysfunctional Audit Behavior (DAB)
Perilaku disfungsional auditor (dysfunctional audit behavior)
merupakan perilaku yang membenarkan terjadinya penyimpangan dalam
penugasan audit. Dalam penelitian ini DAB ada tiga yaitu underreporting
of audit time, premature signing off dan eplacing and altering original
audit procedures.
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
menunjang karir seorang auditor
No Pernyataan STS TS N S SS
26. Tindakan yang dilakukan Andi
dapat memuaskannya
27. Keputusan tersebut memberikan
manfaat yang besar bagi Andi
28. Keputusan tersebut menghasilkan
keuntungan yang maksimal dan
meminimalkan kerugian bagi Andi
29. Tindakan yang diambil melanggar
kontrak tertulis
30. Tindakan itu melanggar sumpah
jabatan yang dibacakan
31. Tindakan Andi tidak menunjukkan
kepedulian dan rasa kasih sayang
32. Jika posisi saya sebagai Andi,
kemungkinan saya akan melakukan
hal yang sama
33. Jika rekan-rekan saya sebagai
Andi, mungkin mereka akan
melakukan hal yang sama
34. Tindakan Andi merupakan tindakan
yang tidak beretika
130
a. Underreporting of audit time
Underreporting of audit time merupakan tindakan auditor dalam
memanipulasi waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek
daripada waktu yang sebenarnya.
b. P
r
e
m
a
t
u
r
c. Premature Signing Off
Premature signing off adalah penghentian prematur dalam
pelaksanaan atas prosedur audit
No. Pernyataan STS TS N S SS
Saya dapat menerima auditor terlibat dalam underreporting of time jika:
35. Dapat memberi peluang untuk promosi dan pengembangan karir auditor
36. Dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi
kinerja auditor
37. Diusulkan oleh supervisor
38. Auditor di tim lain tidak melakukan
tindakan
underreporting of time sehingga dapat
bersaing dengan tim audit saya
No. Pernyataan STS TS N S SS
Saya dapat menerima auditor terlibat dalam premature sign off jika:
39. Dalam tahapan audit, tidak ditemukan
kesalahan hingga proses audit selesai
40. Pada audit sebelumnya tidak terdapat masalah pada catatan klien.
41. Supervisor audit konsisten dengan
waktu penyelesaian audit dan
memastikan bahwa langkah – langkah
audit sudah dilakukan
42. Tim audit yakin
bahwa langkah audit tertentu
tidak diperlukan
131
d. Replacing and Altering Original Audit Procedures
Replacing and Altering Original Audit Procedures adalah
mengganti prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di
lapangan
5. Kualitas Audit
Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No Pernyataan STS TS N S SS
Saya dapat menerima, apabila auditor mengganti prosedur audit
jika:
43. Auditor yakin bahwa prosedur audit sebelumnya tidak diperlukan
44. Pada audit sebelumnya tidak terdap
at masalah pada catatan klien.
45. Auditor tidak yakin bahwa prosedur
audit yang sebelumnya dapat menemuka
n kesalahan
46. Ada tekanan waktu dalam
menyelesaikan
Audit
No Pernyataan STS TS N S SS
Kualitas Teknis
Reputasi
47. KAP yang memiliki reputasi yang
baik akan memberikan audit yang
berkualitas
Kemampuan
48. Auditor/KAP yang memiliki
kapabilitas akan memberikan audit
yang berkualitas
Jaminan
132
49. Staf KAP menumbuhkan rasa
percaya klien
No Pernyataan STS TS N S SS
50. Staf KAP menimbulkan rasa aman
pada klien
51. Staf KAP mampu menjawab
pertanyaan klien
Kualitas Jasa
Empati
52. Staf KAP sungguh-sungguh
mengutamakan klien
53. Staf KAP memahami kebutuhan
klien
No Pernyataan STS TS N S SS
54. KAP memiliki waktu
beroperasi/jam kantor yang
nyaman
Daya Tanggap
55. KAP tidak menginformasikan
kepada klien tentang kepastian
waktu penyelesaian audit
56. KAP memberikan jasa audit
dengan tepat waktu
57. Staf KAP bersedia membantu
klien, bukan dalam kompromi
58. Staf KAP tidak bersedia merespon
permintaan klien
Jasa Non-Audit
59. KAP mampu memberikan jasa
non-audit, misal: konsultasi
manajemen, penyusunan sistem
informasi akuntansi, dan lain-lain
yang tidak conflict interest
Hubungan Auditor-Klien
Keahlian
60. KAP tidak harus memiliki keahlian
dibidang industri klien
133
Pengalaman
No Pernyataan STS TS N S SS
61. KAP tidak harus memiliki
pengalaman dibidang industri klien
Status
62. KAP yang besar (Big Four)
memberikan jasa yang berkualitas
Obyektivitas
Obyektif
63. KAP harus bersikap obyektif pada
saat memberikan jasa
134
LAMPIRAN 4
Daftar Identitas dan Jawaban
Responden
135
IDENTITAS RESPONDEN
No.
Jenis
Kelamin Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja
1 Laki-laki Auditor Junior S1 <2 tahun
2 Perempuan Auditor Junior S2 2-3 tahun
3 Laki-laki Supervisor S2 >3 tahun
4 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
5 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
6 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
7 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
8 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
9 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
10 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
11 Perempuan Supervisor S2 >3 tahun
12 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
13 Perempuan Partner S2 >3 tahun
14 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
15 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
16 Laki-laki Auditor Junior D3 <2 tahun
17 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
18 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
19 Laki-laki Supervisor S1 >3 tahun
20 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
21 Laki-laki Auditor Senior S1 >3 tahun
22 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
23 Laki-laki Auditor Junior S1 <2 tahun
24 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
25 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
26 Perempuan Partner S2 >3 tahun
27 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
28 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
29 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
30 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
31 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
32 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
33 Laki-laki Partner S2 >3 tahun
34 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
35 Perempuan Auditor Junior D3 2-3 tahun
36 Perempuan Supervisor S1 >3 tahun
136
No.
Jenis
Kelamin Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja
37 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
38 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
39 Laki-laki Auditor Senior S1 >3 tahun
40 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
41 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
42 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
43 Laki-laki Supervisor S1 >3 tahun
44 Perempuan Auditor Senior S1 >3 tahun
45 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
46 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
47 Perempuan Supervisor S1 >3 tahun
48 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
49 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
50 Perempuan Auditor Junior D3 2-3 tahun
51 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
52 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
53 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
54 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
55 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
56 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
57 Laki-laki Auditor Senior S1 >3 tahun
58 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
59 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
60 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
61 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
62 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
63 Perempuan Partner S2 >3 tahun
64 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
65 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
66 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
67 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
68 Perempuan Supervisor S1 2-3 tahun
69 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
70 Perempuan Auditor Junior S1 <2 tahun
71 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
72 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
73 Perempuan Supervisor S1 2-3 tahun
137
No.
Jenis
Kelamin Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja
74 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
75 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
76 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
77 Perempuan Supervisor S1 >3 tahun
78 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
79 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
80 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
81 Laki-laki Auditor Junior S1 2-3 tahun
82 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
83 Perempuan Auditor Senior S1 2-3 tahun
84 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
85 Perempuan Auditor Junior S1 2-3 tahun
86 Laki-laki Auditor Senior S1 2-3 tahun
87 Laki-laki Supervisor S2 2-3 tahun
138
Jawaban Responden Variabel Time Budget Pressure
NO. TBP_1 TBP_2 TBP_3 TBP_4 TBP_5 TBP_6 TBP_7 TBP_8 TBP_9 TBP_10
1 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
2 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
7 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
8 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
11 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
13 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
17 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
18 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4
20 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
21 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
139
23 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
24 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3
25 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
26 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
27 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
28 5 4 3 5 2 4 4 4 4 3
29 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
30 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
32 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
34 3 3 4 5 3 5 5 5 3 4
35 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
36 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
37 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4
38 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3
39 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5
40 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3
43 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
46 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4
47 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
140
48 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4
54 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4
55 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
56 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4
57 4 5 4 3 3 3 4 4 3 4
58 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
59 3 4 4 5 3 3 4 3 4 5
60 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
61 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
141
73 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
74 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
75 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
76 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
77 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4
78 4 5 4 3 3 3 4 4 3 4
79 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
80 3 4 4 5 3 3 4 3 4 5
81 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
82 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
83 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
84 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3
85 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
87 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
142
Jawaban Responden Variabel Kompensasi
NO. KOM_1 KOM_2 KOM_3 KOM_4 KOM_5 KOM_6 KOM_7 KOM_8
1 4 4 5 4 5 4 5 4
2 4 4 5 4 5 4 5 4
3 4 4 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5
5 4 3 3 3 3 3 3 3
6 4 3 3 2 2 3 3 2
7 4 3 3 3 3 3 3 3
8 4 3 3 3 3 3 3 3
9 4 4 4 3 3 4 4 4
10 4 3 3 3 3 3 3 3
11 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 5 4 4 4 4 4 3
13 4 3 3 3 3 3 3 3
14 4 4 4 4 3 4 4 3
15 4 3 4 4 4 4 4 2
16 4 4 4 4 4 4 4 2
17 4 4 4 4 4 4 4 2
18 4 3 4 4 4 4 3 2
19 4 4 4 4 4 4 3 2
20 4 4 4 4 4 4 4 2
21 4 3 4 4 4 3 3 2
22 4 3 3 4 3 3 3 4
143
23 4 4 4 4 3 3 3 4
24 4 3 4 4 3 4 3 4
25 4 3 3 3 3 4 3 4
26 4 4 4 4 4 3 4 4
27 4 5 3 2 2 2 4 3
28 4 3 4 4 4 4 3 2
29 4 5 5 4 4 4 5 3
30 4 4 3 4 4 4 4 4
31 4 3 3 3 3 3 4 4
32 4 4 4 4 4 4 2 4
33 4 4 3 4 3 3 3 3
34 5 5 4 4 4 5 2 5
35 5 4 4 3 4 4 4 2
36 4 3 4 4 4 4 4 2
37 4 4 4 4 4 4 4 3
38 4 4 5 2 2 4 3 3
39 4 4 4 4 4 4 4 5
40 4 4 4 4 4 3 3 2
41 4 4 4 2 3 4 4 2
42 5 3 4 3 3 3 4 1
43 4 4 4 4 3 3 4 2
44 4 3 4 4 4 4 4 2
45 4 4 4 4 4 4 3 2
46 4 3 4 4 5 4 4 2
47 4 4 4 3 2 2 2 2
144
48 4 4 4 4 4 4 4 2
49 4 3 4 4 4 4 4 2
50 5 3 4 4 4 4 3 2
51 4 3 4 4 4 4 4 2
52 4 3 4 4 4 4 4 2
53 5 4 4 4 4 4 4 2
54 4 3 4 4 4 4 4 2
55 4 4 4 4 4 4 4 3
56 4 3 4 4 3 4 3 4
57 4 3 4 3 3 4 3 2
58 3 3 4 4 3 3 4 3
59 4 3 4 4 2 3 2 3
60 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4 2
65 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 2 4 4
68 4 4 4 4 4 4 4 4
69 4 4 4 3 3 4 3 2
70 4 4 4 4 4 3 3 4
71 4 4 4 4 3 3 4 4
72 4 4 4 3 3 4 3 4
145
73 4 4 4 4 3 3 3 4
74 3 4 4 4 4 4 4 3
75 3 4 4 4 4 4 4 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4
77 4 3 4 4 3 4 3 4
78 4 3 4 3 3 4 3 2
79 3 3 4 4 3 3 4 3
80 4 3 4 4 2 3 2 3
81 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 3 3 2 2 3 3 2
83 4 3 3 3 3 3 3 3
84 4 3 3 3 3 3 3 3
85 4 4 4 3 3 4 4 4
86 4 3 3 3 3 3 3 3
87 4 4 4 4 4 4 4 4
146
Jawaban Responden Variabel Moral Reasoning
NO MR_1 MR_2 MR_3 MR_4 MR_5 MR_6 MR_7 MR_8 MR_9 MR_10 MR_11 MR_12 MR_13 MR14 MR15 MR16
1 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5
2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5
3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5
4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5
5 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
6 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
7 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
8 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 2 3 5
9 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4
10 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
12 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
14 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 5
15 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4
16 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4
17 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 5
18 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 2 4
19 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4
20 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4
21 4 3 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 3 2 3 4
147
22 5 5 5 5 5 3 2 2 2 3 4 4 4 2 2 4
23 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 5
24 4 4 5 5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4
25 5 4 5 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 2 2 4
26 5 4 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 5
27 5 3 5 4 4 3 5 2 3 4 3 4 3 3 2 4
28 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 2 2 4
29 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
30 5 4 5 5 5 4 3 3 3 3 5 5 4 3 3 5
31 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 3 4
32 4 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4
34 5 4 5 4 4 3 4 2 2 4 5 5 4 2 2 5
35 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 3 2 3 4
36 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
37 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4
38 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4
39 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 2 4
40 5 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 2 2 5
41 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 2 2 4
42 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 5 4 3 3 4
43 5 4 5 5 5 5 2 3 3 2 5 5 4 2 2 5
44 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4
45 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 2 5
46 4 4 5 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 2 4
148
47 5 4 5 4 4 4 3 3 2 3 5 5 4 2 2 5
48 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4
49 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
50 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
51 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
52 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
53 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
54 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 2 4
55 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 5 4 4 2 2 5
56 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
57 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 2 4
58 4 3 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4
59 2 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4
60 4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
61 4 2 4 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4
62 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4
63 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4
64 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
65 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
66 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
67 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
68 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
69 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4
70 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 4
71 4 4 4 5 5 3 3 2 3 3 4 4 4 2 2 4
149
72 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 2 2 4
73 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 2 2 5
74 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 5
75 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4
76 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 3 4 3 3 5
77 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
78 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 2 4
79 4 3 4 5 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4
80 2 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4
81 4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4
82 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
83 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
84 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 2 3 5
85 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4
86 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
150
Jawaban Responden Variabel Dysfunctional Audit Behavior
NO. DAB_1 DAB_2 DAB_3 DAB_4 DAB_5 DAB_6 DAB_7 DAB_8 DAB_9 DAB_10 DAB_11 DAB_12
1 4 4 5 3 3 4 5 3 4 4 4 3
2 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 3
3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3
5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
7 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
8 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3
21 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
22 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
151
23 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4
24 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
26 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4
27 3 4 4 4 5 4 4 5 3 3 4 4
28 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4
31 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4 3 5
34 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
36 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
38 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4
39 5 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4
40 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
41 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
42 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 4
43 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 4 3 2 4 4 4 5 5 3 4 4 3
45 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
46 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4
47 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
152
48 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4
50 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4
51 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4
52 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4
54 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
55 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4
56 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4
57 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 4
58 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2
59 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
69 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
70 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
72 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
153
73 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
77 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4
78 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 4
79 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2
80 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
83 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
84 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3
85 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
154
Jawaban Responden Varaiabel Kualitas Audit
NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15 KA16 KA17
1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5
13 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4
14 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
21 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5
155
22 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 5
27 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 5
28 5 5 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 3 3 4 4
29 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
30 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5
31 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4
34 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
38 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
40 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5
41 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
42 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
44 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 5 5
45 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 5 4 4 5 5
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
156
47 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 2 4 4 3 4 3 2 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3
57 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3
58 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3
59 4 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
71 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
157
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
77 2 4 4 3 4 3 2 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3
78 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3
79 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3
80 4 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
84 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
87 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
158
LAMPIRAN 5
Output Hasil Pengujian Data
159
A. Uji Outer Model
1. Hasil Convergent Validity
Tabel Outer Loading
TBP KOM MR DAB KA
Tbp_3 0,703
Tbp_5 0,596
Tbp_6 0,567
Tbp_7 0,597
Kom_2 0,652
Kom_3 0,734
Kom_4 0,632
Kom_5 0,831
Kom_6 0,643
Kom_7 0,613
Mr_2 0,673
Mr_5 0,726
Mr_13 0,595
Mr_15 0,556
Dab_6 0,694
Dab_7 0,647
Dab_8 0,659
Dab_9 0,543
Dab_10 0,584
Dab_11 0,71
Ka_1 0,693
Ka_3 0,544
Ka_4 0,755
Ka_5 0,686
Ka_6 0,709
Ka_7 0,561
Ka_16 0,656
Ka_17 0,638
160
2. Hasil Disriminant Validity
Tabel Cross Loading
TBP KOM MR DAB KA
Tbp_3 0,786 0,245 0,337 0,386 0,246
Tbp_5 0,784 0,198 0,279 0,343 0,326
Tbp_6 0,537 0,195 0,243 0,237 0,185
Tbp_7 0,589 0,254 0,219 0,198 0,184
Kom_2 0,308 0,624 0,229 0,240 0,230
Kom_3 0,248 0,731 0,190 0,242 0,003
Kom_4 0,042 0,687 0,285 0,221 0,070
Kom_5 0,279 0,854 0,401 0,266 0,212
Kom_6 0,079 0,596 0,200 0,081 0,043
Kom_7 0,265 0,676 0,218 0,235 0,040
Mr_2 0,351 0,118 0,713 0,316 0,359
Mr_5 0,359 0,365 0,827 0,393 0,365
Mr_13 0,096 0,317 0,722 0,218 0,356
Mr_15 0,307 0,287 0,568 0,226 0,307
Dab_6 0,330 0,245 0,179 0,732 0,343
Dab_7 0,358 0,218 0,349 0,698 0,466
Dab_8 0,172 0,201 0,351 0,649 0,418
Dab_9 0,240 0,218 0,241 0,549 0,181
Dab_10 0,288 0,134 0,162 0,641 0,179
Dab_11 0,366 0,275 0,319 0,739 0,395
Ka_1 0,164 0,135 0,357 0,376 0,770
Ka_3 0,358 0,119 0,193 0,205 0,511
Ka_4 0,319 0,145 0,323 0,514 0,810
Ka_5 0,249 0,072 0,349 0,347 0,795
Ka_6 0,224 0,002 0,423 0,443 0,843
Ka_7 0,260 0,015 0,455 0,204 0,702
Ka_16 0,174 0,212 0,302 0,485 0,614
Ka_17 0,351 0,269 0,346 0,340 0,615
161
3. Uji Reliabilitas
Tabel Composite Reliability
Composite Reliability
Time Budget Pressure 0,773
Kompensasi 0,850
Moral Reasoning 0,803
Dysfunctional Audit Behavior 0,830
Kualitas Audit 0,891
Tabel Cronbach Alpha
Cronbach Alpha
Time Budget Pressure 0,618
Kompensasi 0,794
Moral Reasoning 0,671
Dysfunctional Audit Behavior 0,758
Kualitas Audit 0,859
162
B. Uji Inner Model
Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi
163
Gambar Inner Model Setelah Modifikasi
164
Hasil Bootstrapping
165
1. Uji Hipotesis
Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)
Original
Sample (O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T-
Statistic
(IO/stde
v)
P
Value
TBP→DAB 0,381 0,306 0,125 2,410 0,016
KOM→
DAB 0,139 0,175 0,094 1,473 0,141
MR→DAB 0,382 0,253 0,125 1,975 0,054
TBP→KA 0,089 0,113 0,078 1,134 0,257
KOM→KA 0,125 0,166 0,117 1,071 0,285
MR→KA 0,338 0,334 0,106 3,200 0,001
DAB →KA 0,386 0,405 0,137 2,814 0,005
2. Evaluasi Model
Tabel R-Square
R-Square
Time Budget Pressure
Kompensasi
Moral Reasoning
Dysfunctional Audit Behavior 0,2520
Kualitas Audit 0,3480