PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN...
PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN
ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP
PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DI HUTAN
PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
IKA NUGRAHA DARMASTUTI
SKRIPSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan
Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas
Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah benar-benar
hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah
digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.
Semua sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2011
Ika Nugraha Darmastuti
NRP E14070034
RINGKASAN
Ika Nugraha Darmastuti. E14070034. Pengaruh Penggunaan Stimulansia
Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas
Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Dibimbing
oleh GUNAWAN SANTOSA.
Getah pinus merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu yang dapat diolah
menjadi gondorukem dan terpentin. Permintaan getah pinus yang semakin
meningkat di Indonesia maupun di dunia menyebabkan perlunya upaya
peningkatan produktivitas getah. Salah satu caranya adalah dengan pemberian
stimulansia. Namun, stimulansia yang sering dikenal adalah stimulansia anorganik
berupa cairan asam sulfat (CAS) yang dapat menyebabkan kerusakan pada pohon
pinus, lingkungan, dan mengganggu kesehatan penyadap getah serta olahannya
tidak dapat dijadikan food grade. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
stimulansia organik dan ZPT yang dapat meningkatkan produktivitas getah pinus,
tidak merusak pohon dan lingkungan, aman bagi penyadap getah serta dapat
dijadikan food grade.
Ada lima perlakuan dalam penelitian ini, yaitu kontrol, ETRAT 12-40,
CAS, PGR-12, dan ETS. Perlakuan kontrol tidak diberikan stimulansia apapun,
ETRAT 12-40 dan ETS menggunakan stimulansia organik dan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT), PGR-12 merupakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), dan CAS
merupakan stimulansia anorganik. Zat Pengatur Tumbuh yang digunakan adalah
ethylene, karena ethylene exsogen dapat mempengaruhi ethylene endogen di
dalam pohon untuk melaksanakan proses metabolisme sekunder
Berdasarkan penelitian, rata-rata produktivitas tertinggi adalah dengan
perlakuan PGR-12 yaitu sebesar 16,77 gram/quarre/hari, sedangkan CAS hanya
8,74 gram/quarre/hari. Penggunaan PGR-12 juga memiliki persentase
peningkatan produktivitas getah tertinggi terhadap kontrol, yaitu sebesar 202,12 %
sedangkan CAS sebesar 105,28 %. Selain itu, dari segi analisis biaya, perlakuan
dengan PGR-12 menghasilkan nilai tambah produktivitas getah yang tertinggi,
yaitu sebesar Rp 94,37/quarre/hari, sedangkan CAS sebesar Rp 3,92/quarre/hari.
Oleh karena itu, stimulansia organik dan ZPT lebih baik digunakan daripada
stimulansia anorganik.
Perlakuan dengan PGR-12 memiliki hasil rata-rata produktivitas getah
pinus, persentase peningkatan produktivitas getah, dan nilai tambah produktivitas
getah pinus tertinggi. Akan tetapi, untuk aplikasi di lapangan, PGR-12 belum
dapat digunakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, karena berdasarkan
Perhutani Unit III Jawa Barat yang telah melakukan penelitian internal,
stimulansia yang cocok digunakan di Jawa Barat adalah ETRAT 12-40. Selain
itu, berdasarkan Uji Duncan, perlakuan dengan ETRAT 12-40 tidak berbeda nyata
dengan PGR-12. Penggunaan ETRAT 12-40 juga lebih disarankan, karena dari
komposisi, konsentrasi ethylenenya (ZPT) lebih rendah daripada PGR-12. Jadi,
untuk aplikasinya di Hutan Pendidikan Gunung Walat lebih efisien menggunakan
ETRAT 12-40.
Kata Kunci: Stimulansia getah pinus, produktivitas getah pinus, Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT), ethylene
SUMMARY
Ika Nugraha Darmastuti. E14070034. The Influence of Organic Stimulant
and Plant Growth Regulator on The Productivity of Pine Resin Tapping in
Gunung Walat University Forest. Under Supervision of GUNAWAN
SANTOSA.
Pine resin is a non-wood forest product that can be processed into Gum
Rosin and turpentine. The enhancement of pine resin demand in Indonesia even in
the world led to find the ways to increase the productivity of the resin. One way is
by administering stimulant. However, the most well known stimulant is made
anorganic form sulfate acid (CAS) which can cause damage to pine trees, the
environment, and influence the health of tappers and other dairy can not be used
as food grade. Therefore, this study used organic and PGR stimulant that can
increase the productivity of pine tapping, cannot damage the pine trees,
environment, and safe for tappers and can be used as food grade.
There were five treatments in this study, according to: control, 12-40
ETRAT, CAS, PGR-12 and ETS. Control treatment was not given a stimulant,
ETRAT 12-40 and ETS using organic stimulant and Plant Growth Regulator
(PGR), PGR-12 is Plant Growth Regulator (PGR), and CAS is an anorganic
stimulant. Plant Growth Regulator used is Ethylene, because ethylene eksogen
can affect ethylene endogen in the trees for doing sekunder metabolism process.
Based on this research, the highest average percentage productivity is by
PGR-12 treatment that is equal to 16.77 grams/quarre/day, while the CAS is only
8.74 grams/quarre/day. The use of PGR-12 also has the highest percentage
increase in resin productivity of the control, that is equal to 202.12% and
105.28% for CAS. Moreover, in terms of cost analysis, treatment with PGR-12
produces the highest value-added of productivity of the pine resin tapping,
amounting to Rp 94.37/quarre/day, while the CAS is Rp 3.92/quarre/day.
Therefore, organic stimulant and PGR are better used than inorganic stimulant.
Treatment with PGR-12 have the highest values of average productivity of
pine resin, the percentage increase of productivity, and value-added productivity
of pine resin. However, for applications in the field, PGR-12 can not be used in
Gunung Walat Forest Education, because based on Perhutani Unit III West Java
who has conducted internal research, a suitable stimulant used in West Java is
ETRAT 12-40. In addition, based on Duncan test, treatment with 12-40 ETRAT
not significantly different from PGR-12. Use of ETRAT 12-40 are also more
advisable, because of the composition, concentration ethylene (PGR) is lower
than the PGR-12. Hence, application ETRAT 12-40 in Gunung Walat University
Forest more efficient.
Keywords: pine resin stimulant, pine resin productivity, plant growth regulator
(PGR), ethylene
PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN
ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP
PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DI HUTAN
PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
IKA NUGRAHA DARMASTUTI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Stimulansia Organik dan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas Penyadapan Getah Pinus
di Hutan Pendidikan Gunung Walat
Nama : Ika Nugraha Darmastuti
NRP : E14070034
Menyetujui :
Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS
NIP. 19641102 198803 1 002
Mengetahui :
Ketua Departemen Manajemen Hutan,
Dr. Ir. Didik Suharjito, MS
NIP. 19630401 199403 1 001
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kelancaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap
Produktivitas Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat”.
Penelitian dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi
Jawa Barat pada tanggal 20 Februari hingga 8 April 2011. Hutan pendidikan
Gunung Walat menggunakan stimulansia anorganik berupa CAS (Cairan Asam
Sulfat) untuk meningkatkan produktivitas getah pinus sejak tahun 2008. Akan
tetapi, CAS dapat menyebabkan kerusakan pada pohon pinus, lingkungan, serta
mengganggu kesehatan penyadap getah. Selain itu, produk olahannya tidak dapat
dijadikan food grade. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan stimulansia
organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang tidak hanya dapat meningkatkan
produktivitas, tetapi juga aman bagi pohon pinus, lingkungan, penyadap getah
serta dapat digunakan sebagai food grade. Berdasarkan hasil penelitian,
penggunaan stimulansia organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) lebih baik
diaplikasikan daripada stimulansia anorganik (CAS).
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Bogor, November 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ika Nugraha Darmastuti,
dilahirkan di Sleman, Yogyakarta pada tanggal 26
September 1989 sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Ayah penulis bernama Sudarmo dan ibu bernama Titik
Rahayu Nugraha Siswati.
Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis yaitu SD Negeri 19
Bengkulu pada tahun 1995 hingga 2000, kemudian dilanjutkan di SD Negeri 5
Beji, Pemalang dan lulus pada tahun 2001, SMP Negeri 2 Pemalang pada tahun
2001-2004, dan SMA Negeri 1 Pemalang pada tahun 2004-2007. Pada tahun
2007, penulis melanjutkan pendidikannya dan diterima di Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian
Bogor (USMI).
Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Inventarisasi Hutan
(2009-2010), Pemanenan Hutan (2010-2011 dan 2011-2012), dan Analisis Biaya
(2011-2012). Selain kegiatan akademis, penulis juga aktif di sejumlah organisasi
kemahasiswaan yaitu Staf Divisi Keprofesian Himpunan Profesi Forest
Manajemen Student Club (FMSC) pada tahun 2008-2009, Paduan Suara
Masyarakat Roemput FAHUTAN (2008-2010), dan Staf Divisi Pengembangan
Usaha Desa Lembaga Struktural Bina Desa BEM KM (2010-2011).
Selama pendidikan, penulis telah melaksanakan Praktek Pengenalan
Ekosistem Hutan (PPEH) di Sancang-Kamojang, Jawa Barat, Praktek Pengelolaan
Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat serta
Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Finnantara Intiga, Kalimantan Barat. Sebagai
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian
Bogor, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan
Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas
Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat” di bawah
bimbingan Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur ke hadirat Allah swt yang telah melancarkan penelitian dan
pembuatan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Ayahanda Sudarmo dan Ibunda Titik Rahayu N.S. serta Adikku Adika
Nugraha D. yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doanya.
2. Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS. selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
bantuan dan arahan dalam studi penulis dan penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. Ir. Juang Rata Matangaran, MS. selaku dosen ketua sidang atas bantuan,
masukan dan arahannya.
4. Dr. Ir. Omo Rusdiana, MSc. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dalam penulisan karya ilmiah ini.
5. Pihak Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang telah memberikan
kesempatan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Pak Yaya dan Pak Lili yang telah membantu dalam proses pengambilan data
di lapangan.
7. Ridi Arif, Puspitasari, Nurul Haqiqi, Ika Octavia, Rika, Indri, Ida dan Bayu A
atas bantuan, semangat dan dukungannya.
8. Teman-teman Kost Windhy atas kasih sayangnya.
9. Kakak-kakak kelas angkatan 43 Departemen Manajemen Hutan.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 44 Departemen Manajemen Hutan.
11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Bogor, November 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………...
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyebaran dan Tempat Tumbuh Pinus ……………………………
2.2 Pinus sebagai Penghasil Getah ……………………………………..
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Getah Pinus ……………
2.4 Stimulansia Anorganik dan Organik ……………………………….
2.5 Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ……………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………………
3.2 Alat dan Bahan ……………………………………………………..
3.3 Metode Pengumpulan Data ……………………………...…………
3.3.1 Metode Pengumpulan Data Sekunder …………………....….
3.3.2 Metode Pengumpulan Data Primer ………………………….
3.4 Rancangan Percobaan ………………………………………………
3.5 Analisis Data ………………………………………………………..
3.5.1 Analisis Pengaruh Masing- Masing Perlakuan …………...…
3.5.2 Analisis Biaya Penerapan Stimulansia ………………………
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Hutan Pendidikan Gunung Walat ………………………….
4.2 Letak dan Luas Areal ……………………………………………….
iv
vi
vii
viii
1
2
2
2
4
4
6
7
9
12
12
12
12
12
14
16
16
17
19
20
Halaman
v
4.3 Topografi dan Iklim ………………………………………………..
4.4 Tanah dan Hidrologi ……………………………………………….
4.5 Vegetasi ……………………………………………….....................
4.6 Penduduk ………………………………………………...................
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Lokasi Penelitian ..................................................................
5.2 Produktivitas Getah Menggunakan Stimulansia Anorganik (CAS),
Stimulansia organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) .....................
5.3 Pengaruh Stimulansia terhadap Produktivitas Penyadapan Getah
Pinus ..................................................................................................
5.4 Nilai Tambah Penggunaan Stimulansia .............................................
5.5 Pemilihan Stimulansia yang Sesuai untuk Diaplikasikan .................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ………………………………………………...............
6.2 Saran ……………………………………...........…………...............
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..........
LAMPIRAN ……………………………………………….........................
20
20
21
21
23
24
30
31
32
35
35
36
38
vi
DAFTAR TABEL
1. Bagan rancangan percobaan ……………………………………………
2. Struktur tabel analisis sidik ragam untuk rancangan acak lengkap satu
faktor dengan ulangan yang sama ………………………………….......
3. Produktivitas rata-rata getah pinus berdasarkan perlakuan dan frekuensi
panen (g/quarre/panen) ………………………………………………...
4. Persentase peningkatan produktivitas getah pinus pada kontrol (tanpa
perlakuan), stimulansia organik dan stimulansia anorganik ………........
5. Analisis ragam penggunaan stimulansia terhadap produktivitas getah
pinus ……………………………………………………………….........
6. Hasil Uji Duncan pengaruh stimulansia terhadap produktivitas getah
pinus dilihat dari segi perlakuan yang berbeda …………………….......
7. Analisis biaya stimulansia ………………………………………….......
15
16
25
29
30
30
31
Halaman No
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Arah pemberian perlakuan pada pohon contoh ………………....................
2. Kondisi lokasi dan pohon contoh penelitian di blok Cikatomas, HPGW....
3. Grafik kecenderungan produktivitas rata-rata getah pinus berdasarkan
perlakuan dan frekuensi panen (gram/quarre/hari) .………………….........
4. Produktivitas getah pinus dengan masing-masing perlakuan pada panen
ke delapan …………………………………………………………..................
13
23
27
28
Halaman No
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan
kontrol ......................................................................................................
2. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan
ETRAT 12-40 ………………………………..........................................
3. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan CAS..
4. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan PGR-
12 .............................................................................................................
5. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan ETS..
6. Rekapitulasi rata-rata poduktivitas getah (gram/quarre/3hari).................
7. Hasil analisis sidik ragam dan Uji Duncan …………………………….
8. Dokumentasi penelitian ……………………….......................................
39
40
41
42
43
44
45
47
Halaman No
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan mempunyai manfaat penting bagi kehidupan, yaitu adanya hasil
hutan berupa kayu dan bukan kayu. Menurut Suharisno (2008), jumlah dari semua
kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sebanyak 557 jenis. Namun, yang
sudah berkembang dan mendapat perhatian dari pemerintah maupun pengusaha
masih terbatas pada sepuluh jenis yang merupakan HHBK unggulan nasional,
yaitu: gondorukem, bambu, arang, kemiri, getah jelutung, gambir, sutera alam,
lebah, madu, gaharu, dan rotan.
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) mempunyai kontribusi penting bagi
pembangunan berkelanjutan, yaitu kelestarian hutan untuk generasi yang akan
datang. Getah pinus merupakan salah satu HHBK yang dapat diolah menjadi
gondorukem dan terpentin. Berdasarkan FAO (2010), Indonesia berada di urutan
terbesar ke dua setelah Cina dalam perdagangan getah pinus internasional.
Produksi getah dari Cina sebesar 430.000 ton (60% dari total produksi di dunia)
sedangkan Indonesia menghasilkan 69.000 ton (10% dari total produksi di dunia).
Menurut Perhutani (2006), getah pinus merupakan salah satu komoditi yang
memiliki jumlah permintaan tinggi baik di pasar lokal maupun internasional,
dimana 80% produksinya dialokasikan untuk kebutuhan ekspor ke Eropa, India,
Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Berdasarkan data Perhutani (2011), pada
tahun 2010, produksi gondorukem Perhutani Indonesia sebesar 55.000 ton dan
terpentin sebesar 11.700 ton. Sedangkan permintaan gondorukem di dunia naik
sampai 1 juta ton per tahun. Oleh karena itu, produksi gondorukem Indonesia
untuk tahun 2011 ditargetkan sebesar 65.000 ton dan terpentin 15.000 ton.
Permintaan getah pinus di Indonesia maupun di dunia semakin meningkat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas getah
pinus di Indonesia. Meningkatkan produktivitas getah pinus dapat dilakukan
dengan cara pemberian stimulansia. Namun, stimulansia yang sering dikenal
adalah stimulansia anorganik berupa cairan asam sulfat yang dapat menyebabkan
kerusakan pada pohon pinus, lingkungan, dan mengganggu kesehatan penyadap
2
getah serta olahannya tidak dapat dijadikan food grade. Menurut LIPI (2004), uap
asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta
mengganggu paru-paru. Selain itu, cairan asam sulfat juga dapat merusak kulit
dan menimbulkan kebutaan jika terkena mata.
Pengelolaan hutan pinus lestari memerlukan stimulansia yang tidak hanya
dapat meningkatkan produktivitas getah pinus, tetapi juga harus aman bagi
penyadap getah serta tidak merusak pohon dan lingkungan. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan stimulansia organik dan ZPT yang dapat
meningkatkan produktivitas getah pinus, tidak merusak pohon dan lingkungan,
aman bagi penyadap getah serta getahnya dapat dijadikan food grade.
1.2 Rumusan Masalah
Getah pinus merupakan hasil hutan yang penting untuk memenuhi
kebutuhan industri. Seiring dengan pertumbuhan industri yang semakin pesat,
permintaan getah pinus di Indonesia dan di dunia semakin meningkat. Selama ini,
peningkatan produksi getah dilakukan dengan menggunakan stimulansia
anorganik, misalnya asam sulfat yang dapat berdampak buruk bagi pohon,
lingkungan, dan penyadap. Oleh karena itu, stimulansia organik sangat diperlukan
untuk menggantikan stimulansia anorganik demi mencapai pengelolaan hutan
lestari, keselamatan kerja penyadap dan peningkatan produktivitas getah yang
lebih tinggi.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan stimulansia organik dan Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap produktivitas getah pinus.
2. Menghitung nilai tambah produktivitas penyadapan getah pinus dari
penggunaan stimulansia organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang
memerlukan informasi tentang penyadapan getah pinus menggunakan stimulansia
3
organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Bagi pengelola Hutan Pendidikan
Gunung Walat (HPGW), hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah informasi dan bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan
produktivitas getah pinus dengan aman dan ramah lingkungan. Bagi peneliti, hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dan informasi dalam
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan suatu kasus nyata yang terkait atau
lainnya.