PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN...

17
PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT IKA NUGRAHA DARMASTUTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN...

PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN

ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DI HUTAN

PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

IKA NUGRAHA DARMASTUTI

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan

Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas

Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah benar-benar

hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah

digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Semua sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2011

Ika Nugraha Darmastuti

NRP E14070034

RINGKASAN

Ika Nugraha Darmastuti. E14070034. Pengaruh Penggunaan Stimulansia

Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas

Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Dibimbing

oleh GUNAWAN SANTOSA.

Getah pinus merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu yang dapat diolah

menjadi gondorukem dan terpentin. Permintaan getah pinus yang semakin

meningkat di Indonesia maupun di dunia menyebabkan perlunya upaya

peningkatan produktivitas getah. Salah satu caranya adalah dengan pemberian

stimulansia. Namun, stimulansia yang sering dikenal adalah stimulansia anorganik

berupa cairan asam sulfat (CAS) yang dapat menyebabkan kerusakan pada pohon

pinus, lingkungan, dan mengganggu kesehatan penyadap getah serta olahannya

tidak dapat dijadikan food grade. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan

stimulansia organik dan ZPT yang dapat meningkatkan produktivitas getah pinus,

tidak merusak pohon dan lingkungan, aman bagi penyadap getah serta dapat

dijadikan food grade.

Ada lima perlakuan dalam penelitian ini, yaitu kontrol, ETRAT 12-40,

CAS, PGR-12, dan ETS. Perlakuan kontrol tidak diberikan stimulansia apapun,

ETRAT 12-40 dan ETS menggunakan stimulansia organik dan Zat Pengatur

Tumbuh (ZPT), PGR-12 merupakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), dan CAS

merupakan stimulansia anorganik. Zat Pengatur Tumbuh yang digunakan adalah

ethylene, karena ethylene exsogen dapat mempengaruhi ethylene endogen di

dalam pohon untuk melaksanakan proses metabolisme sekunder

Berdasarkan penelitian, rata-rata produktivitas tertinggi adalah dengan

perlakuan PGR-12 yaitu sebesar 16,77 gram/quarre/hari, sedangkan CAS hanya

8,74 gram/quarre/hari. Penggunaan PGR-12 juga memiliki persentase

peningkatan produktivitas getah tertinggi terhadap kontrol, yaitu sebesar 202,12 %

sedangkan CAS sebesar 105,28 %. Selain itu, dari segi analisis biaya, perlakuan

dengan PGR-12 menghasilkan nilai tambah produktivitas getah yang tertinggi,

yaitu sebesar Rp 94,37/quarre/hari, sedangkan CAS sebesar Rp 3,92/quarre/hari.

Oleh karena itu, stimulansia organik dan ZPT lebih baik digunakan daripada

stimulansia anorganik.

Perlakuan dengan PGR-12 memiliki hasil rata-rata produktivitas getah

pinus, persentase peningkatan produktivitas getah, dan nilai tambah produktivitas

getah pinus tertinggi. Akan tetapi, untuk aplikasi di lapangan, PGR-12 belum

dapat digunakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, karena berdasarkan

Perhutani Unit III Jawa Barat yang telah melakukan penelitian internal,

stimulansia yang cocok digunakan di Jawa Barat adalah ETRAT 12-40. Selain

itu, berdasarkan Uji Duncan, perlakuan dengan ETRAT 12-40 tidak berbeda nyata

dengan PGR-12. Penggunaan ETRAT 12-40 juga lebih disarankan, karena dari

komposisi, konsentrasi ethylenenya (ZPT) lebih rendah daripada PGR-12. Jadi,

untuk aplikasinya di Hutan Pendidikan Gunung Walat lebih efisien menggunakan

ETRAT 12-40.

Kata Kunci: Stimulansia getah pinus, produktivitas getah pinus, Zat Pengatur

Tumbuh (ZPT), ethylene

SUMMARY

Ika Nugraha Darmastuti. E14070034. The Influence of Organic Stimulant

and Plant Growth Regulator on The Productivity of Pine Resin Tapping in

Gunung Walat University Forest. Under Supervision of GUNAWAN

SANTOSA.

Pine resin is a non-wood forest product that can be processed into Gum

Rosin and turpentine. The enhancement of pine resin demand in Indonesia even in

the world led to find the ways to increase the productivity of the resin. One way is

by administering stimulant. However, the most well known stimulant is made

anorganic form sulfate acid (CAS) which can cause damage to pine trees, the

environment, and influence the health of tappers and other dairy can not be used

as food grade. Therefore, this study used organic and PGR stimulant that can

increase the productivity of pine tapping, cannot damage the pine trees,

environment, and safe for tappers and can be used as food grade.

There were five treatments in this study, according to: control, 12-40

ETRAT, CAS, PGR-12 and ETS. Control treatment was not given a stimulant,

ETRAT 12-40 and ETS using organic stimulant and Plant Growth Regulator

(PGR), PGR-12 is Plant Growth Regulator (PGR), and CAS is an anorganic

stimulant. Plant Growth Regulator used is Ethylene, because ethylene eksogen

can affect ethylene endogen in the trees for doing sekunder metabolism process.

Based on this research, the highest average percentage productivity is by

PGR-12 treatment that is equal to 16.77 grams/quarre/day, while the CAS is only

8.74 grams/quarre/day. The use of PGR-12 also has the highest percentage

increase in resin productivity of the control, that is equal to 202.12% and

105.28% for CAS. Moreover, in terms of cost analysis, treatment with PGR-12

produces the highest value-added of productivity of the pine resin tapping,

amounting to Rp 94.37/quarre/day, while the CAS is Rp 3.92/quarre/day.

Therefore, organic stimulant and PGR are better used than inorganic stimulant.

Treatment with PGR-12 have the highest values of average productivity of

pine resin, the percentage increase of productivity, and value-added productivity

of pine resin. However, for applications in the field, PGR-12 can not be used in

Gunung Walat Forest Education, because based on Perhutani Unit III West Java

who has conducted internal research, a suitable stimulant used in West Java is

ETRAT 12-40. In addition, based on Duncan test, treatment with 12-40 ETRAT

not significantly different from PGR-12. Use of ETRAT 12-40 are also more

advisable, because of the composition, concentration ethylene (PGR) is lower

than the PGR-12. Hence, application ETRAT 12-40 in Gunung Walat University

Forest more efficient.

Keywords: pine resin stimulant, pine resin productivity, plant growth regulator

(PGR), ethylene

PENGARUH PENGGUNAAN STIMULANSIA ORGANIK DAN

ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH PINUS DI HUTAN

PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

IKA NUGRAHA DARMASTUTI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Stimulansia Organik dan Zat Pengatur

Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas Penyadapan Getah Pinus

di Hutan Pendidikan Gunung Walat

Nama : Ika Nugraha Darmastuti

NRP : E14070034

Menyetujui :

Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS

NIP. 19641102 198803 1 002

Mengetahui :

Ketua Departemen Manajemen Hutan,

Dr. Ir. Didik Suharjito, MS

NIP. 19630401 199403 1 001

Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kelancaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap

Produktivitas Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat”.

Penelitian dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

Jawa Barat pada tanggal 20 Februari hingga 8 April 2011. Hutan pendidikan

Gunung Walat menggunakan stimulansia anorganik berupa CAS (Cairan Asam

Sulfat) untuk meningkatkan produktivitas getah pinus sejak tahun 2008. Akan

tetapi, CAS dapat menyebabkan kerusakan pada pohon pinus, lingkungan, serta

mengganggu kesehatan penyadap getah. Selain itu, produk olahannya tidak dapat

dijadikan food grade. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan stimulansia

organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang tidak hanya dapat meningkatkan

produktivitas, tetapi juga aman bagi pohon pinus, lingkungan, penyadap getah

serta dapat digunakan sebagai food grade. Berdasarkan hasil penelitian,

penggunaan stimulansia organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) lebih baik

diaplikasikan daripada stimulansia anorganik (CAS).

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini

sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat

membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

Bogor, November 2011

Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ika Nugraha Darmastuti,

dilahirkan di Sleman, Yogyakarta pada tanggal 26

September 1989 sebagai anak pertama dari dua bersaudara.

Ayah penulis bernama Sudarmo dan ibu bernama Titik

Rahayu Nugraha Siswati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis yaitu SD Negeri 19

Bengkulu pada tahun 1995 hingga 2000, kemudian dilanjutkan di SD Negeri 5

Beji, Pemalang dan lulus pada tahun 2001, SMP Negeri 2 Pemalang pada tahun

2001-2004, dan SMA Negeri 1 Pemalang pada tahun 2004-2007. Pada tahun

2007, penulis melanjutkan pendidikannya dan diterima di Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian

Bogor (USMI).

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Inventarisasi Hutan

(2009-2010), Pemanenan Hutan (2010-2011 dan 2011-2012), dan Analisis Biaya

(2011-2012). Selain kegiatan akademis, penulis juga aktif di sejumlah organisasi

kemahasiswaan yaitu Staf Divisi Keprofesian Himpunan Profesi Forest

Manajemen Student Club (FMSC) pada tahun 2008-2009, Paduan Suara

Masyarakat Roemput FAHUTAN (2008-2010), dan Staf Divisi Pengembangan

Usaha Desa Lembaga Struktural Bina Desa BEM KM (2010-2011).

Selama pendidikan, penulis telah melaksanakan Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan (PPEH) di Sancang-Kamojang, Jawa Barat, Praktek Pengelolaan

Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat serta

Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Finnantara Intiga, Kalimantan Barat. Sebagai

salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian

Bogor, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan

Stimulansia Organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap Produktivitas

Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat” di bawah

bimbingan Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur ke hadirat Allah swt yang telah melancarkan penelitian dan

pembuatan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda Sudarmo dan Ibunda Titik Rahayu N.S. serta Adikku Adika

Nugraha D. yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doanya.

2. Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS. selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

bantuan dan arahan dalam studi penulis dan penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. Ir. Juang Rata Matangaran, MS. selaku dosen ketua sidang atas bantuan,

masukan dan arahannya.

4. Dr. Ir. Omo Rusdiana, MSc. selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dalam penulisan karya ilmiah ini.

5. Pihak Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang telah memberikan

kesempatan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

6. Pak Yaya dan Pak Lili yang telah membantu dalam proses pengambilan data

di lapangan.

7. Ridi Arif, Puspitasari, Nurul Haqiqi, Ika Octavia, Rika, Indri, Ida dan Bayu A

atas bantuan, semangat dan dukungannya.

8. Teman-teman Kost Windhy atas kasih sayangnya.

9. Kakak-kakak kelas angkatan 43 Departemen Manajemen Hutan.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 44 Departemen Manajemen Hutan.

11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Bogor, November 2011

Penulis

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………...

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyebaran dan Tempat Tumbuh Pinus ……………………………

2.2 Pinus sebagai Penghasil Getah ……………………………………..

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Getah Pinus ……………

2.4 Stimulansia Anorganik dan Organik ……………………………….

2.5 Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ……………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………………

3.2 Alat dan Bahan ……………………………………………………..

3.3 Metode Pengumpulan Data ……………………………...…………

3.3.1 Metode Pengumpulan Data Sekunder …………………....….

3.3.2 Metode Pengumpulan Data Primer ………………………….

3.4 Rancangan Percobaan ………………………………………………

3.5 Analisis Data ………………………………………………………..

3.5.1 Analisis Pengaruh Masing- Masing Perlakuan …………...…

3.5.2 Analisis Biaya Penerapan Stimulansia ………………………

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Hutan Pendidikan Gunung Walat ………………………….

4.2 Letak dan Luas Areal ……………………………………………….

iv

vi

vii

viii

1

2

2

2

4

4

6

7

9

12

12

12

12

12

14

16

16

17

19

20

Halaman

v

4.3 Topografi dan Iklim ………………………………………………..

4.4 Tanah dan Hidrologi ……………………………………………….

4.5 Vegetasi ……………………………………………….....................

4.6 Penduduk ………………………………………………...................

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Lokasi Penelitian ..................................................................

5.2 Produktivitas Getah Menggunakan Stimulansia Anorganik (CAS),

Stimulansia organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) .....................

5.3 Pengaruh Stimulansia terhadap Produktivitas Penyadapan Getah

Pinus ..................................................................................................

5.4 Nilai Tambah Penggunaan Stimulansia .............................................

5.5 Pemilihan Stimulansia yang Sesuai untuk Diaplikasikan .................

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ………………………………………………...............

6.2 Saran ……………………………………...........…………...............

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..........

LAMPIRAN ……………………………………………….........................

20

20

21

21

23

24

30

31

32

35

35

36

38

vi

DAFTAR TABEL

1. Bagan rancangan percobaan ……………………………………………

2. Struktur tabel analisis sidik ragam untuk rancangan acak lengkap satu

faktor dengan ulangan yang sama ………………………………….......

3. Produktivitas rata-rata getah pinus berdasarkan perlakuan dan frekuensi

panen (g/quarre/panen) ………………………………………………...

4. Persentase peningkatan produktivitas getah pinus pada kontrol (tanpa

perlakuan), stimulansia organik dan stimulansia anorganik ………........

5. Analisis ragam penggunaan stimulansia terhadap produktivitas getah

pinus ……………………………………………………………….........

6. Hasil Uji Duncan pengaruh stimulansia terhadap produktivitas getah

pinus dilihat dari segi perlakuan yang berbeda …………………….......

7. Analisis biaya stimulansia ………………………………………….......

15

16

25

29

30

30

31

Halaman No

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Arah pemberian perlakuan pada pohon contoh ………………....................

2. Kondisi lokasi dan pohon contoh penelitian di blok Cikatomas, HPGW....

3. Grafik kecenderungan produktivitas rata-rata getah pinus berdasarkan

perlakuan dan frekuensi panen (gram/quarre/hari) .………………….........

4. Produktivitas getah pinus dengan masing-masing perlakuan pada panen

ke delapan …………………………………………………………..................

13

23

27

28

Halaman No

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan

kontrol ......................................................................................................

2. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan

ETRAT 12-40 ………………………………..........................................

3. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan CAS..

4. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan PGR-

12 .............................................................................................................

5. Produktivitas getah pinus selama 15 kali panen dengan perlakuan ETS..

6. Rekapitulasi rata-rata poduktivitas getah (gram/quarre/3hari).................

7. Hasil analisis sidik ragam dan Uji Duncan …………………………….

8. Dokumentasi penelitian ……………………….......................................

39

40

41

42

43

44

45

47

Halaman No

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan mempunyai manfaat penting bagi kehidupan, yaitu adanya hasil

hutan berupa kayu dan bukan kayu. Menurut Suharisno (2008), jumlah dari semua

kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sebanyak 557 jenis. Namun, yang

sudah berkembang dan mendapat perhatian dari pemerintah maupun pengusaha

masih terbatas pada sepuluh jenis yang merupakan HHBK unggulan nasional,

yaitu: gondorukem, bambu, arang, kemiri, getah jelutung, gambir, sutera alam,

lebah, madu, gaharu, dan rotan.

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) mempunyai kontribusi penting bagi

pembangunan berkelanjutan, yaitu kelestarian hutan untuk generasi yang akan

datang. Getah pinus merupakan salah satu HHBK yang dapat diolah menjadi

gondorukem dan terpentin. Berdasarkan FAO (2010), Indonesia berada di urutan

terbesar ke dua setelah Cina dalam perdagangan getah pinus internasional.

Produksi getah dari Cina sebesar 430.000 ton (60% dari total produksi di dunia)

sedangkan Indonesia menghasilkan 69.000 ton (10% dari total produksi di dunia).

Menurut Perhutani (2006), getah pinus merupakan salah satu komoditi yang

memiliki jumlah permintaan tinggi baik di pasar lokal maupun internasional,

dimana 80% produksinya dialokasikan untuk kebutuhan ekspor ke Eropa, India,

Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Berdasarkan data Perhutani (2011), pada

tahun 2010, produksi gondorukem Perhutani Indonesia sebesar 55.000 ton dan

terpentin sebesar 11.700 ton. Sedangkan permintaan gondorukem di dunia naik

sampai 1 juta ton per tahun. Oleh karena itu, produksi gondorukem Indonesia

untuk tahun 2011 ditargetkan sebesar 65.000 ton dan terpentin 15.000 ton.

Permintaan getah pinus di Indonesia maupun di dunia semakin meningkat.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas getah

pinus di Indonesia. Meningkatkan produktivitas getah pinus dapat dilakukan

dengan cara pemberian stimulansia. Namun, stimulansia yang sering dikenal

adalah stimulansia anorganik berupa cairan asam sulfat yang dapat menyebabkan

kerusakan pada pohon pinus, lingkungan, dan mengganggu kesehatan penyadap

2

getah serta olahannya tidak dapat dijadikan food grade. Menurut LIPI (2004), uap

asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta

mengganggu paru-paru. Selain itu, cairan asam sulfat juga dapat merusak kulit

dan menimbulkan kebutaan jika terkena mata.

Pengelolaan hutan pinus lestari memerlukan stimulansia yang tidak hanya

dapat meningkatkan produktivitas getah pinus, tetapi juga harus aman bagi

penyadap getah serta tidak merusak pohon dan lingkungan. Oleh karena itu,

penelitian ini menggunakan stimulansia organik dan ZPT yang dapat

meningkatkan produktivitas getah pinus, tidak merusak pohon dan lingkungan,

aman bagi penyadap getah serta getahnya dapat dijadikan food grade.

1.2 Rumusan Masalah

Getah pinus merupakan hasil hutan yang penting untuk memenuhi

kebutuhan industri. Seiring dengan pertumbuhan industri yang semakin pesat,

permintaan getah pinus di Indonesia dan di dunia semakin meningkat. Selama ini,

peningkatan produksi getah dilakukan dengan menggunakan stimulansia

anorganik, misalnya asam sulfat yang dapat berdampak buruk bagi pohon,

lingkungan, dan penyadap. Oleh karena itu, stimulansia organik sangat diperlukan

untuk menggantikan stimulansia anorganik demi mencapai pengelolaan hutan

lestari, keselamatan kerja penyadap dan peningkatan produktivitas getah yang

lebih tinggi.

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan stimulansia organik dan Zat

Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap produktivitas getah pinus.

2. Menghitung nilai tambah produktivitas penyadapan getah pinus dari

penggunaan stimulansia organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang

memerlukan informasi tentang penyadapan getah pinus menggunakan stimulansia

3

organik dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Bagi pengelola Hutan Pendidikan

Gunung Walat (HPGW), hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah informasi dan bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan

produktivitas getah pinus dengan aman dan ramah lingkungan. Bagi peneliti, hasil

penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dan informasi dalam

pemecahan masalah dan pembuatan keputusan suatu kasus nyata yang terkait atau

lainnya.