Pertanian organik

Click here to load reader

download Pertanian organik

of 31

Transcript of Pertanian organik

Slide 1

JAMALUDDIN DG ABU

PERTANIAN ORGANIK MENJAGAEKOSISTEM KERAGAMAN HAYATI LEMBAGA GAPOKTAN BUTTA GOWA 2016

Pertanian OrganikPertanian organik (Organic Farming) adalah suatu sistem pertanian yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan organik atau alamiah sebagai input.Pertanian Organik adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya.

Prinsip prinsip pertanian OrganikPrinsip kesehatan Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.

Prinsip ekologi Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan

Prinsip keadilan Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.

Prinsip perlindungan Pertanian organik harus dikelola secara hati hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.

Pengaruh Pertanian OrganikPertanian Organik, sangat berpengaruh terhadap siklus biologi dengan melibatkan mikro organisme, flora, fauna, tanah, mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan segala bentuk polusi dan mempertimbangkan dampak social ekologi yang lebih luas (pierrot 1991)

Menjaga Kerusakan Ekosistem Ekosistem merupakan sebuah system ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk dalam dua jenis komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik.

Komponen abiotik meliputi komponen yang tidak hidup seperti air, tanah, udara, cahaya matahari dan lain sebagainya, sedangkan komponen biotik merupakan makhluk hidup. Masing-masing komponen memiliki tugas dan pengaruhnya dalam membentuk suatu ekosistem yang baik dan seimbang. Tapi dalam situasi tertentu yang tidak disertai dengan keseimbangan setiap komponen di dalamnya, kerusakan ekosistem dapat terjadi kapan saja, baik dalam ekosistem hutan, ekosistem sungai dan ekosistem lainnya.

Menurut World Health Organization (WHO), Paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal,

Dampak pertanian

Lebih dari 98% insektisida dan 95% herbisida menjangkau tempat selain yang seharusnya menjadi target, termasuk spesies non-target, perairan, udara, makanan, dan hewan.

Sejarah Kematian akibat Pestisida Kepedulian terhadap ekotoksikologi mulai muncul ketika terjadi kasus keracunan akut di akhir abad ke 19 melalui tulisan Raches Carson, Silen Spring yang menggambarkan dampak pada lingkungan yang tidak menyenangkan akibat bahan kimia. Tidak lama setelah itu, DDT digunakan untuk melawan malaria di negara miskin dan berkembang namun menyebabkan dampak terhadap satwa burung di tingkat populasi. Studi lalu dilakukan di negara maju untuk memahami dampak mematikan dari pestisida terutama pada burung dan ikan.

Penyebaran Pestisida :1. Persebaran di udara Pestisida berkontribusi pada polusi udara ketika disemprotkan melalui alat semprot. Pestisida dapat tersuspensi di udara sebagai partikulat yang terbawa oleh angin ke area selain target dan mengkontaminasinya. Pestisida yang diaplikasikan ke tanaman dapat menguap dan ditiup oleh angin sehingga membahayakan ekosistem di luar kawasan pertanian. Pestisida yang menguap ini dapat terhirup oleh manusia dan hewan di sekitar.

Persebaran di perairan

di Amerika Serikat, pestisida diketahui telah mencemari setiap aliran sungai dan 90% sumur yang diuji oleh USGS. juga telah ditemukan di air hujan dan air tanah. Pemerintah Inggris juga telah mempelajari bahwa konsentrasi pestisida di berbagai sungai dan air tanah melebihi ambang batas keamanan untuk dijadikan air minum.

Persebaran di tanahBerbagai senyawa kimia yang digunakan sebagai pestisida merupakan bahan pencemar tanah yang persisten, yang dapat bertahan selama beberapa dekade. Penggunaan pestisida mengurangi keragaman hayati secara umum di tanah. Tanah yang tidak disemprot pestisida diketahui memiliki kualitas yang lebih baik, dan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air.

Dampak dampak pertanian AnorganikManusiaMenurut data WHO, 1990, dampak dan resiko penggunaan pestisida kimia selama ini 25 juta kasus dan meningkat pada tiap tahunnya. Data lain dari ILO 1996 menunjukkan 14% pekerja di pertanian terkena bahaya pestisida dan 10%-nya terkena bahaya yang fatal. Fenomena seperti ini juga terjadi di sentra pertanian Indonesia seperti Brebes dan Tegal. Penelitian FAO pada tahun '92 menunjukkan, ada 19 gejala keracunan yang disebabkan pestisida pada petani cabe dan bawang. Di perkebunan Luwu, Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa 80-100% petani yang memeriksakan dirinya ke rumah sakit mengindikasikan keracunan pestisida.

TumbuhanPestisida dapat membunuh lebah dan berakibat buruk terhadap proses penyerbukan tumbuhan, hilangnya spesies tumbuhan yang bergantung pada lebah dalam penyerbukannya, dan keruntuhan koloni lebah. Penerapan pestisida pada tanaman yang sedang berbunga dapat membunuh lebah madu yang akan hinggap di atasnya.

USDA dan USFWS memperkirakan petani di Amerika Serikat kehilangan setidaknya US$ 200 juta per tahunnya akibat berkurangnya polinator untuk tanaman mereka.

Burung

Fish and wildlife service, memperkirakan 72 juta burung di Amerika Serikat terbunuh karena pestisida setiap tahunnya. Burung predator merupakan hewan yang terdampak secara tidak langsung karena berada di puncak rantai makanan; residu pestisida terus terakumulasi dari satu tingkatan predatori ke tingkatan berikutnya.

Di Inggris. Populasi sepuluh spesies burung berkurang hingga 10 juta ekor sejak tahun 1979 hingga 1999, sebuah fenomena yang diperkirakan akibat hilangnya keragaman hayati tanaman dan inverteberata yang menjadi makanan burung tersebut. Di seluruh Eropa, 116 spesies burung saat ini dalam status terancam. Pengurangan populasi burung diketahui terkait dengan waktu dan tempat di mana pestisida tersebut digunakan. Pestisida DDE diketahui menyebabkan penipisan cangkang telur pada burung di Amerika Utara dan Eropa.

Fungisida yang digunakan pada usaha budi daya kacang tanah diketahui dapat membunuh cacing tanah, sehingga mengancam keberadaan burung dan mamalia yang memangsa mereka. Beberapa pestisida tersedia dalam wujud butiran, sehingga burung dan hewan lainnya dapat memakan butiran tersebut karena disangka sebagai biji-bijian. Herbisida ketika mengalami kontak dengan telur burung, akan mengakibatkan pertumbuhan embrio yang abnormal dan mengurangi jumlah telur yang akan menetas. Herbisida juga dapat mengurangi populasi burung karena begitu banyaknya tumbuhan penunjang habitat mereka yang mati.

Herbisida atrazin telah menyebabkan perubahan kodok jantan hermafrodit, menurunkan kemampuan mereka untuk berreproduksi. Baik efek reproduktif maupun nonreproduktif pada reptil dan amfibi air telah ditemukan. Buaya, beberapa spesies kura-kura, dan beberapa kadal tidak memiliki kromosom pembeda seks hingga peristiwa organogenesis pasca fertilisasi terjadi, tergantung pada temperatur lingkungan. Paparan berbagai PCB (poly chlorinated biphenyl) pada tahap embrio pada kura-kura menunjukan gejala pembalikan kelamin. Di berbagai tempat di Amerika Serikat dan Kanada, berbagai gejala seperti berkurangnya jumlah telur yang menetas, feminisasi, luka pada kulit, dan ketidaknormalan pertumbuhan terjadi.

Burung sebagai Pengganti Insektisida danPestisida

Munculnya Hama karena kurangnya penggunaan potensi bioekologinya dalam pertanian. Yang sebagaimana masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan mengendalikan populasi serangga hama melalui kehadiran pemangsanya, salah satunya adalah burung. Selain tetap menjaga keseimbangan ekosistem dan pengurangan pemakaian insektisida maupun pestisida bahan kimia yang akan merusak lingkungan, pemanfaatan burung secara langsung dapat mengurangi meledaknya populasi serangga perusak tanaman tersebut. Dengan sedikit ilustrasi rantai makanan berikut ini pasti betapa terlihatnya fungsi burung dalam suatu ekosistem.

Potensi keanekaragaman burung di pulau Jawa sendiri cukup tinggi, terdapat 494 jenis dari 73 famili (MacKinnon, 1988). Jika kita manfaatkan maka akan sangat membantu dalam menyeimbangkan populasi serangga yang telah kita posisikan pada posisi sebagai hama tersebut.Dari 494 jenis tersebut 67% (331 jenis) diantaranya ialah pemakan serangga, dengan rincian 24% (79 jenis) pemakan serangga primer dan 76% (252 jenis) pemakan serangga sekunder. Pemakan serangga serangga primer meliputi seluruh burung dalam family Caprimulgigidae, Apodidae, Hemiprocnidae, Meropidae, Coraciidae, Hirundinidae dan Acanthizidae. Campuran pemakan serangga primer dan sekunder meliputi jenis-jenis burung dalam family Glareolidae, Cuculidae, Strigidae, Picidae, Motacillidae, Campephagidae, Laniidae, Turdidae, Timaliidae, Sylviidae, Muscicapidae dan Zosteropidae; sedangkan family lainnya merupakan pemakan serangga primer (Prawiradilaga, 1990).

Berdasarkan (Borror dan Delong, 1954; Kalshoven, 1981 serangga dikelompokkan menurut potensinya sbb :

Perusak tanaman yaitu semua jenis serangga yang merusak akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.Pemangsa yaitu kelompok serangga yang memangsa serangga lainnya.Perombak yaitu semua jenis serangga yang mampu merombak bahan-bahan anorganikParasit yaitu kelompok serangga yang hidupnya menumpang pada serangga lain

Secara umum serangga yang lebih banyak dimangsa oleh burung adalah serangga perusak tanaman (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji). Dengan keadaan seperti ini jelas sangat menguntungkan karena burung memiliki potensi cukup baik untuk digunakan dalam mengontrol populasi serangga hama.Tidak hanya pada serangga, terhadap wabah ulat bulu yang saat ini lagi musimnya kemungkinan juga bias diatasi dengan senjata perburungan tersebut, hanya saja perlu ada studi lebih lanjut tentang intensitas konsumsi burung tersebut terhadap ulat bulu dan serangga yang menyerang.

Burung dan EkosistemnyaBurung jelas anggota penting dari banyak ekosistem. Mereka adalah bagian integral dari rantai makanan dan jaring makanan. Dalam ekosistem hutan misalnya, beberapa burung mengambil makanan terutama dari tanaman. Lainnya terutama memakan hewan kecil seperti serangga atau cacing tanah. Burung dan telur burung, pada gilirannya, berfungsi sebagai makanan bagi hewan seperti rubah, musang, dan ular. Hubungan antara makan semua hewan dalam ekosistem membantu mencegah satu spesies menjadi terlalu banyak. Burung memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam ini. Selain menjadi bagian penting dari jaring makanan, burung memainkan peran lain dalam ekosistem.

Burung pemakan serangga. Mereka adalah cara alami untuk mengendalikan hama di kebun, di ladang, dan tempat-tempat lain. Sekelompok burung meluncur melalui udara bisa dengan mudah makan ratusan serangga setiap hari. Burung yang memakan serangga termasuk warblers, Blue Birds dan pelatuk.Burung ikut berperan dalam penyerbukan bunga, itu karena mereka dapat memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga yang lain untuk membantu menyuburkan sel kelamin dan menciptakan tanaman baru. Kolibri, sunbirds, dan burung pemakan madu adalah penyerbuk yang paling umum.Banyak burung pemakan buah membantu menyebarkan biji. Setelah makan buah, mereka membawa benih dalam usus mereka dan menyimpan mereka di tempat-tempat baru. Burung pemakan buah termasuk mockingbird, kepodang, kutilang dan robin.Burung sering penting bagi pulau ekologi. Di Selandia Baru, Kereru dan Kokako adalah peramban penting, atau hewan yang makan atau menggigit pada daun, tunas muda lembut, atau vegetasi lainnya (Gambar di bawah). Burung laut menambah nutrisi ke tanah dan air dengan produksi mereka guano, kotoran mereka.

Burung Hantu Pengendali Hama Tikus

Burung hantu termasuk spesies burung noctural atau beraktivitas di malam hari. Penglihatannya sangat tajam di mana dia dapat melihat mangsanya dari jarak jauh. Hidupnya berkelompok dan cepat berkembang biak. Induk burung hantu mampu bertelur 2 -3 kali dalam setahun. Sekali bertelur bisa mencapai 6 12 butir dengan masa mengerami selama 27 30 hari.Tikus menjadi salah satu makanan spesifik burung hantu. Burung hantu dewasa bisa memangsa tikus 2 5 ekor tikus setiap harinya, jika tikus sulit didapat, tak jarang burung ini menjelajah kawasan berburunya hingga 12 km dari sarangnya. Hebatnya, dia memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.

Burung hantu, ternyata tidak menakutkan seperti namanya. Jenis burung ini justru menjadi burung yang sangat berguna bagi petani. Mengapa bisa begitu? Burung ini merupakan musuh alami tikus.Tikus pada skala kecil mungkin bukan termasuk binatang yang merugikan, tapi apabila dalam jumlah ratusan, ribuan atau bahkan puluhan ribu akan menjadi binatang yang dapat merusak lahan pertanian dan merugikan petani. Berbagai upaya dilakukan petani untuk mengendalikan hama tikus ini.Cara yang dilakukan petani Desa Kedungjati, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga cukup menarik. Dengan memanfaatkan burung hantu untuk mengendalikan populasi tikus di sawah. Serangan tikus di Kedungjati memang tidak menyebabkan petani mengalami puso, tetapi serangan tikus cukup signifikan mengurangi produktifitas tanaman mereka.

Alasan Lahirnya Gowa Go OrganikNo Masalah Penyebab Dampak1Cara Pengaplikasian Pestisida Tidak benarPetani tidak menggunakan :MaskerKaos TanganPetani tidak menanggalkan pakaian saat selesai menyemprot.Bahaya keracunan bagi petani2Pencemaran LingkunganPestisida Kimia membunuh musuh AlamiAir dari hulu ke hilir bercampur dgn pestisidaPenggunaan pestisida terlalu tinggiKeracunan ke Petani dan hewanBurung, cacing, dan hewan lain ikut mati akibat pestisida yang tinggi

3Unsur hara tanah matiKetergantungan menjadikan petani harus menambah dosis yang tinggiTanah semakin tandusTanaman tidak produktifPanen berkurang4Biaya TinggiBanyak jenis pestisida yang harus di gunakan Serangan Hama tinggiPertanian mahalHama kebalHama baru mulai muncul

5Pemasaran LokalPengemasan belum adaHarga kadang tinggi dan kadang anjlokMarket bersifat lokalPertanian hasil anorganik hanya dapat di pasarkan di pasar localSwalayan, mol mol tidak menerima anorganikLuar negeri tidak menerima anorganik

TERIMA KASIH

JAMALUDDIN DG ABU