SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PETANI DI DESA PRENDENGAN KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan/ Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Oleh: Bangkit Kurniawan H0407025 Pembimbing: 1. Ir. Supanggyo, MP 2. Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara...

Page 1: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK

DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PETANI

DI DESA PRENDENGAN KECAMATAN BANJARMANGU

KABUPATEN BANJARNEGARA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/ Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Oleh:

Bangkit Kurniawan

H0407025

Pembimbing:

1. Ir. Supanggyo, MP

2. Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik

Dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu

Kabupaten Banjarnegara

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Bangkit Kurniawan

H0407025

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal :..........................

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Supanggyo, MP. NIP. 19471007 198103 1 001

Anggota I

Hanifah Ihsaniyati, SP, MSi. NIP. 19800302 200501 2 001

Anggota II

Widiyanto, SP, MSi NIP. 19810221 200501 1 003

Surakarta, ......................... 2011

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1001

Page 3: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sikap

Petani Terhadap Pertanian Organik Dalam Mewujudkan Kemandirian

Petani di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Banjarnegara”. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dwiningtyas Padmaningrum, S.P, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ir. Supanggyo, MP selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing utama

penulisan skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penyusunan skripsi.

4. Hanifah Ihsaniyati, S.P, MSi selaku pembimbing pendamping penulisan

skripsi yang telah membimbing, mengarahkan penulis dalam penyusunan

skripsi dan juga memberikan pengalaman yang banyak dan berarti dalam hal

akademik.

5. Widiyanto, SP, MSi selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan

masukan serta saran dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh karyawan Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas

kemudahan dalam menyelesaikan administrasi penulisan skripsi.

7. Kepala Desa Prendengan dan Kepala Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Banjarnegara yang telah mempermudah perijinan pengumpulan data.

8. Penyuluh pertanian sektor wilayah Desa Prendengan serta warga Desa

Prendengan di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

9. Ibu Tuti beserta LSM Bina Desa dan PPAB yang telah memberikan bantuan

dalam skripsi dan memberikan ilmu yang baru bagi peneliti.

Page 4: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

10. Bapak, Ibu, Mbak Nana, Mas Pey, dan Ify serta seluruh keluargaku tercinta

atas segala kasih sayang, dukungan, doa, dan bimbingannya. Desti Dwi

Kusumawati yang telah mendukung.

11. Kakak tingkat dan adik tingkat yang selalu memberikan motivasi bagi peneliti.

12. Teman-teman kos ’Bujang Asik’ terimakasih atas dukungan dan semangat

kekeluargaan selama ini.

13. Bola futsal, Gamakomta, dan KKT Thoekoel yang bisa memberikan

kedewasaan selama ini.

14. Teman-teman jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian angkatan 2007

terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan secara keseluruhan, yang telah

membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan menambah pengetahuan baru bagi yang memerlukan.

Surakarta, ................. 2011

Penulis

Page 5: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

RINGKASAN .............................................................................................. xi

SUMMARY ................................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 25

C. Hipotesis ........................................................................................ 25

D. Pembatasan Masalah ...................................................................... 25

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................. 26

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian ................................................................ 45

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ............................................. 45

C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 46

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 50

F. Metode Analisis Data ..................................................................... 50

Page 6: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis ......................................................................... 53

B. Keadaan Penduduk ........................................................................ 53

C. Keadaan Pertanian ......................................................................... 59

D. Keadaan Peternakan ....................................................................... 61

E. Lembaga Peduli Pertanian Organik ............................................... 61

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ....................................................................... 64

B. Faktor-Faktor Pembentuk Sikap .................................................... 65

C. Tingkat Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik Dalam Mewujudkan Kemandirian Petani.................................................. 74

D. Hubungan Antara Variabel Pembentik Sikap Dengan Tingkat Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik Dalam Mewujudkan Kemandirian Petani ........................................................................ 81

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 89

B. Saran .............................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 92

LAMPIRAN

Page 7: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Faktor – Faktor Pembentuk Sikap .............................................. 31

Tabel 2.2 Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani .................................................................... 36

Tabel 3.1 Desa Yang Melaksanakan Pertanian Organik Dan Desa Yang Belum Melaksanakan Pertanian Organik ................................... 46

Tabel 3.2 Petani Sampel ............................................................................. 47

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian .............................................. 48

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Prendengan ... 55

Tabel 4.2 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Prendengan ................................................................................. 57

Tabel 4.3 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Prendengan ................................................................................. 58

Tabel 4.4 Luas Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Prendengan ........... 59

Tabel 4.5 Produksi Tanaman Utama di Desa Prendengan ......................... 60

Tabel 4.6 Jumlah Hewan Ternak di Desa Prendengan .............................. 61

Tabel 4.7 Lembaga – Lembaga Yang Terkait Dengan Kegiatan Pertanian Organik ...................................................................... 62

Tabel 5.1 Identitas Responden Petani ........................................................ 64

Tabel 5.2 Distribusi Petani Berdasarkan Tingkat Pengalaman Responden .................................................................................. 66

Tabel 5.3 Distribusi Petani Beradasarkan Tingkat Pendidikan Formal Yang Pernah Ditempuh Arau Ditamatkan ................................. 67

Tabel 5.4 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden dalam Mengikuti Kegiatan Penyuluhan/ Pelatihan ..................................................................................... 69

Tabel 5.5 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Memperoleh Informasi Dari Orang Lain Yang Dianggap Penting ....................................................................... 70

Tabel 5.6 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Mengakses dan Memperoleh Informasi Dari Media Massa .............................................................................. 72

Tabel 5.7 Distribusi Jumlah Responden Tngkat Pengaruh Kebudayaan ... 73

Page 8: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Tabel 5.8 Distribusi Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Sikap Petani Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ............... 75

Tabel 5.9 Distribusi Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Sikap Petani Terhadap Sistem Perharaan Tanaman Secara Organik .............. 76

Tabel 5.10 Distribusi Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama Penyakit Secara Organik ........... 77

Tabel 5.11 Distribusi Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Sikap Petani Terhadap Kemandirian Teknis Pelaksanaan Pertanian Organik ....................................................................................... 78

Tabel 5.12 Distribusi Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Sikap Petani Terhadap Kemandirian Sosial dan Budaya dalam Pelaksanaan Pertanian Organik ...................................................................... 79

Tabel 5.13 Distribusi Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Sikap Petani Terhadap Kemandirian Keuangan dalam Pelaksanaan Pertanian Organik ...................................................................... 80

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap Dengan Tingkat Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik Dalam Mewujudkan Kemandirian Petani .............................................. 82

Page 9: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara ........................................................................... 25

Gambar 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Prendengan ............................................................................. 54

Page 10: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................. 95

Lampiran 2. Korelasi ................................................................................ 105

Lampiran 3. Distribusi Frekuensi X .......................................................... 106

Lampiran 4. Distribusi Frekuensi Y .......................................................... 108

Lampiran 5. Identitas Responden Penelitian ............................................ 110

Lampiran 6. Peta Desa Prendengan/ Kecamatan Banjarmangu ................ 111

Lampiran 7. Foto-Foto Penelitian ............................................................. 112

Lampiran 8. T hitung ................................................................................ 114

101

Page 11: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

RINGKASAN

Bangkit Kurniawan. H 0407025. “SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PETANI DI DESA PRENDENGAN KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN BANJARNEGARA”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Ir. Supanggyo, MP. dan Hanifah Ihsaniyati SP, MSi.

Pembangunan pertanian dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Kegiatan pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan lingkungan dan bebas dari bahan-bahan kimia. Pertanian organik di Desa Prendengan merupakan salah satu wujud nyata dari pembangunan pertanian yang berkelanjutan, yang perlu dikaji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani, menganalisis faktor-faktor pembentuk sikap, dan menganalisis hubungan antara sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani dengan faktor-faktor pembentuk sikap. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Metode pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Data dikelompokan dengan menggunakan lebar interval. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dengan tingkat sikap petani terhadap budidaya padi organik digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) dengan menggunakan program komputer SPSS 17,0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman responden berusahatani termasuk kategori tinggi yaitu 32 tahun – 38 tahun, pendidikan formal termasuk kategori tinggi yaiu tamat SLTA, pendidikan non formal termasuk dalam kategori tinggi yaitu mengikuti pertemuan sebanyak 5-6 kali, pengaruh orang lain yang dianggap penting termasuk dalam kategori sedang, terpaan media massa termasuk kategori sedang, pengaruh kebudayaan termasuk kategori rendah. Sistem budiadaya tanaman, sitem perharaan tanaman, kemandirian teknis, kemandirian social dan budaya, dan kemandirian keuangan termasuk kategori setuju dan system pengendalian hama penyakit termasuk kategori netral/ tidak tahu.

Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pengalam responden berusahatani, pendidikan formal, dan pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petan. Sedangkan pengaruh orang lain yang dianggap penting, terpaan media massa, dan pengaruh kebudayaan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani

Page 12: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

SUMMARY

Bangkit Kurniawan. H 0407025. "ATTITUDE OF AGRICULTURE FARMERS ORGANIC FARMERS IN THE VILLAGE IN THE MAKING OF INDEPENDENCE SUB DISTRICT PRENDENGAN BANJARMANGU BANJARNEGARA". Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University. Under the guidance of Ir. Supanggyo, MP. and Hanifah Ihsaniyati SP, MSi.

Agricultural development implemented by the approach of sustainable agricultural development. Organic farming is an effort that can be done to support sustainable agriculture. Organic farming is an agricultural activity they are familiar with the environment and free of chemicals. Organic farming in the village of Prendengan is a concrete manifestation of sustainable agricultural development, which must be studied on the factors influencing the attitudes of farmers into organic farming in the achievement of self-reliance of farmers

This study aims to analyze the attitude of farmers into organic farming in the attainment of independence of farmers, analyzing the factors of the formation of attitudes, and analyze the relationship between the attitudes of farmers into organic farming in the achievement of self-reliance of farmers with the formation of the attitude of the factors. This study determined the location of a deliberate (intentional) in the village of the district Prendengan Banjarmangu Banjarnegara district. Sampling of random proportional sampling method. The data can be sorted by the use of a wide range. To determine whether there is a relationship between the level of the factors that influence the attitudes of the attitudes of the cultivation of organic rice farmers (rs) Spearman correlation test using the computer program SPSS 17.0 for Windows is used.

The results showed that the experience of the Agriculture of the respondents were high is 32 years - 38 years of education formal were senior yaiu high school, including non-formal education in the high category meeting both as 5-6 times, the influence of other people that are considered important, including the category of beingexposure to mass media, including the category of being, the influence of culture, including the category of bass. Budiadaya system of plants, perharaan system, the independence of technical, social and cultural independence, and financial independence, including the categories of agreement and pest and disease control system, including categories of dead / I do not know.

Spearman rank correlation test is based on a confidence level of 95% indicates that there is a very significant relationship between respondents farming experience, formal education, and non-formal education with an attitude of farmers towards organic farming in realizing petan independence. While the influence of others that are considered important, exposure to mass media, and cultural influences that have no significant relationship with the attitude of farmers towards organic farming in realizing the independence of farmer.

Page 13: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK

DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PETANI

DI DESA PRENDENGAN KECAMATAN BANJARMANGU

KABUPATEN BANJARNEGARA

SKRIPSI

Oleh:

BANGKIT KURNIAWAN

H0407025

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 14: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kebijakan pembangunan pertanian yang diterapkan pemerintah selama

ini bersifat industrial, boros energi tak terbarukan, menguras sumber daya

alam, dan berorientasi pada peningkatan produksi, terutama produksi pangan.

Wangsit dan Supriyana (2003) menjelaskan bahwa revolusi hijau menjadikan

bertani itu sekedar proses memproduksi atau menghasilkan barang.

Kepercayaan ini kemudian menjadi arus utama dan menyingkirkan segala

macam ritual kehidupan dalam dunia petani. Berbudidaya berubah menjadi

berusahatani. Budi, daya, dan budaya hilang dari dunia pertanian.

Pemerintah pada tahun 1970 telah menyelenggarakan program green

revolution untuk masyarakat Indonesia. Pada awal kemunculan green

revolution petani sangat mendukung, namun lama kelamaan program tersebut

merugikan para petani (Saragih, 2008). Revolusi hijau tersebut menyebabkan

petani hanya bisa mengandalkan bahan-bahan kimia sehingga menyebabkan

ketergantungan petani terhadap pupuk dan bahan-bahan kimia.

Salah satu teknologi alternatif yang sedang memperoleh perhatian dan

dukungan untuk menggantikan program green revolution atau revolusi hijau

adalah pertanian organik. Sejarah pertanian organik lahir sebagai gerakan

kritik terhadap revolusi hijau karena dampak buruk yang dilahirkan oleh

revolusi hijau. Gerakan pertanian organik merupakan gerakan alternatif

melawan dampak buruk yang mengakibatkan kerusakan dari aspek

lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Kerusakan ini dianggap mengancam

dan telah membahayakan keberlanjutan manusia di muka bumi (Saragih,

2008).

Pertanian organik merupakan proses yang lama bagi para petani. Oleh

karena itu, petani yang sudah bertahun-tahun dikondisikan dengan praktik

pertanian konvensional yang boros agrokimia memerlukan tahapan transisi

dan perubahan yang cukup lama untuk menjadi petani yang benar-benar

organik. Petani organik tidak hanya digerakkan oleh dorongan ekonomi guna

1

Page 16: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memperoleh harga tinggi, tetapi digerakkan oleh kesadaran akan nilai-nilai

kemanusiaan, kualitas kehidupan, serta pelestarian lingkungan hidup lokal,

nasional, dan global. Kesabaran dari petani dalam pelaksanaan pertanian

organik akan membuat petani lebih mandiri. Kemandirian petani sangat

berpengaruh dalam perkembangan pelaksanaan pertanian organik tersebut.

Keberhasilan suatu program pembangunan sangat ditentukan oleh sikap

manusia dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Demikian halnya

dengan keberhasilan penerapan pertanian organik tidak terlepas dari sikap

petani terhadap penerapan pertanian organik untuk komoditas yang ditanam.

Ukuran efektivitas atau keberhasilan ditunjukkan dari seberapa besar telah

terjadi perubahan perilaku sasaran (petani) terutama yang berkaitan dengan

sikap petani dalam berusahatani. Sikap petani diperlihatkan dari adanya

respon atau tanggapan dalam bentuk perilaku menyenangkan atau tidak

menyenangkan, setuju atau tidak setuju, mendukung atau tidak mendukung

terhadap pelaksanaan kegiatan penerapan pertanian organik.

Pertanian alami berkelanjutan merupakan pengelolaan usahatani yang

paling menguntungkan dan mempercepat kemandirian dari petani dimana

sikap petani bisa berubah dalam hal apa pun. Oleh karena itu pertanian

organik perlu dikembangkan petani dengan mendapatkan dukungan dari

berbagai pihak untuk mengubah sikap petani ke arah yang lebih baik (Wangsit

dan Suprayana, 2003). Masuknya inovasi baru kepada masyarakat berupa

pertanian organik akan mengubah sikap dari petani dan pada akhirnya akan

memandirikan petani. Kemandirian petani akan terlihat karena dari awal

dalam pertanian organik petani akan memanfaatkan bahan dari alam secara

bertahap dan petani akan lebih sabar untuk menuju pertanian yang baik.

Perubahan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani dapat dilihat dalam sistem budidaya tanaman, sistem

perharaan tanaman, pengendalian hama tanaman, kemandirian teknis,

kemandirian sosial dan budaya, dan kemandirian keuangan. Menjadikan

petani lebih mandiri dalam kegiatan pertanian organik tentu saja akan

Page 17: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menjadikan petani lebih mengerti akan pentingnya pertanian organik dan

lambat laun akan meninggalkan kegiatan pertanian anorganik.

Penelitian tentang sikap telah banyak dilakukan, seperti penelitian yang

telah dilakukan oleh Susana (2005), Anggarisma (2005), dan Sunarti (2010).

Pada penelitian-penelitian tersebut berfokus pada sikap petani terhadap

program agrowisata padi, proyek pengembangan kawasan industri masyarakat

perkebunan (kimbun) empon-empon, dan program budidaya padi organik.

Belum jelas diketahui sikap petani terhadap pertanian organik dalam

pengertian luas. Selain itu belum banyak diketahui bahwa pertanian organik

terkait dengan kemandirian petani. Untuk menambah khasanah keilmuan

perlu dilakukan penelitian petani terhadap program pertanian organik dan

kaitannya dengan kemandirian petani. Untuk itu, penelitian “Sikap Petani

terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani di

Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara”

penting dilakukan.

B. PerumusanMasalah

Penggunaan bahan-bahan anorganik dalam kegiatan pertanian pada

awalnya akan memberikan kepuasan bagi para petani secara instan, namun

untuk jangka yang panjang para petani akan merasakan kerugian dari kegiatan

pertanian anorganik tersebut. Melalui pelaksanaan kegiatan pertanian organik,

para petani akan lebih sadar akan pentingnya kegiatan pertanian untuk masa

depan. Melihat kondisi lahan yang ada di Desa Prendengan yang sangat luas,

dapat dijadikan proses pengembangan penerapan pertanian organik yang bisa

membantu para petani dalam menjalankan kegiatan usahatani tanpa

menghilangkan rasa kepuasan dalam menjalankan kegiatan pertanian. Para

petani perlu mengerti bahwa dengan menggunakan pertanian organik, petani

akan memahami bahwa para petani bisa memandirikan dirinya sendiri dalam

bertani dan tidak akan bergantung dengan dampak dari pertanian anorganik.

Banyaknya permasalahan akibat penggunaan bahan kimia dalam

kegiatan pertanian organik selama ini, menjadikan teknologi pertanian organik

menjadi solusi permasalahan tersebut. Penerapan pertanian organik di Desa

Page 18: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Prendengan merupakan usaha yang paling baik untuk menjaga kelestarian dan

meningkatkan produktivitas dari para petani tanpa harus mencemari

lingkungan dalam kegiatan pertanian. Berbagai ilmu tentang pertanian organik

sedikit demi sedikit telah diinformasikan kepada petani, akan tetapi sampai

saat ini usahatani pertanian organik belum diterapkan secara menyeluruh

dikarenakan para petani takut karena menduga hasil bertani secara organik

tidak sebanyak bertani secara anorganik. Petani di Desa Prendengan masih

bergantung kepada subsidi pertanian yang diberikan, mereka belum

menempatkan kemampuanya sendiri secara maksimal dalam

menyelenggarakan pertanian organik. Berkembangnya pertanian organik

merupakan usaha agar petani bisa memahami arti pertanian yang alami dan

bisa memandirikan dirinya sesuai kemampuan yang dimiliki sendiri.

Petani yang berada di Desa Prendengan mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda. Adanya teknologi pertanian organik tersebut menimbulkan

respon dari petani melalui rangsangan sosial dan reaksi yang bersifat

emosional sehingga menimbulkan sikap saling berinteraksi satu sama lain.

Respon dan reaksi pada akhirnya dinyatakan dalam bentuk perilaku yang

konsisten dan memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai

mendukung atau tidak mendukung, setuju atau tidak setuju, menyenangkan

atau tidak menyenangkan terhadap obyek sikap. Perubahan sikap yang terjadi

pada akhirnya mempunyai tujuan untuk menjadikan para petani lebih mandiri

dalam berbagai aspek. Perubahan sikap dalam menerima inovasi baru berupa

pertanian organik akan memandirikan petani agar bisa lebih berkembang

dalam menjalankan kegiatan pertanian. Kemandirian para petani akan terlihat

dari sikap petani memanfaatkan inovasi baru dalam segala aspek yaitu sistem

budidaya tanaman, sistem perharaan tanaman dan pengendalian hama

penyakit, sosial dan budaya, teknis pertanian organik, dan keuangan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sikap petani terhadap kegiatan pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani di Desa Prendengan Kecamatan

Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara?

Page 19: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Apa saja faktor-faktor pembentuk sikap petani terhadap kegiatan pertanian

organik dalam mewujudkan kemandirian petani di Desa Prendengan

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara?

3. Adakah hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap dengan sikap

petani terhadap kegiatan pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu

Kabupaten Banjarnegara?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis sikap petani terhadap kegiatan pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani di Desa Prendengan Kecamatan

Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

2. Menganalisis faktor-faktor pembentuk sikap petani terhadap kegiatan

pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani di Desa

Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

3. Menganalisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap petani

terhadap kegiatan pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

petani di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Banjarnegara.

D. KegunaanPenelitian

1. Bagi peneliti, merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya, khususnya dalam

pengembangan pertanian organik.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

4. Bagi petani, dapat memberikan pengetahuan mengenai sikap petani

terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani di Desa

Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

Page 20: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Sumbangan hasil produksi pertanian ditunjukkan dengan

pemenuhan kebutuhan pangan rakyat, antara lain dengan dicapainya

swasembada beras pada pertengahan tahun 1980an. Sumbangan pasar

ditunjukkan oleh cukup besarnya pangsa pasar domestik di pedesaan bagi

produk industri dan sektor lain, dimana daya beli masyarakat pedesaan ini

sangat ditentukan oleh keberhasilan usaha pertanian di pedesaan.

Sumbangan faktor produksi dapat diihat dari penyediaan tenaga kerja,

modal, dan bahan baku bagi sektor lain. Sedangkan sumbangan

kesempatan kerja ditunjukkan oleh tenaga kerja yang diserap sektor

pertanian yang jumlahnya masih merupakan yang terbesar hingga saat ini.

Ketangguhan sektor pertanian dicirikan oleh:

a. Mampu memanfaatkan segala sumber daya secara optimal

b. Mampu mengatasi segala hambatan dan tantangan yang dihadapi

c. Mampu menyesuaikan pola dan struktur produksi mengimbangi

perubahan permintaan masyarakat dan perubahan teknologi

d. Mampu berperan positif dalam pembangunan wilayah melalui

peningkatan produksi, peningkatan pendapatan masayarakat, perluasan

lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja, serta perbaikan lingkungan

hidup (Kusnandar et al, 2010).

Pembangunan yaitu upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan

perubahan-perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi,

perbaikan mutu hidup, dan kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk

jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah yang didukung oleh

partisipasi masyarakat dengan menggunakan teknologi yang terpilih

(Mardikanto, 1993).

Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari

pembangunan ekonomi dan pembangunan masyarakat secara umum.

6

Page 21: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pembangunan pertanian merupakan produk masyarakat dan memberikan

sumbangan kepadanya serta menjamin bahwa pembangunan menyeluruh

itu (overall development) akan benar-benar bersifat umum, dan mencakup

penduduk yang hidup dari bertani, yang jumlahnya besar dan untuk tahun-

tahun mendatang ini di berbagai negara akan terus hidup dari bertani.

Supaya pembangunan pertanian itu terlaksana, pengetahuan dan

ketrampilan petani harus terus ditingkatkan. Karena petani terus menerus

menerima metoda baru, cara berpikir mereka pun berubah. Mereka

mengembangkan sikap baru yang berbeda terhadap pertanian, terhadap

alam sekitar, dan terhadap diri mereka sendiri (Mosher, 1991).

Indonesia adalah salah satu negara agraris. Peranan pembangunan

pertanian yang berkelanjutan menjadi amat penting agar sumber alam yang

ada sekarang ini dapat terus dimanfaatkan dalam kurun waktu yang relatif

lama. Oleh karena itu, perhatian pada aspek pemanfaatan sumber alam,

teknologi, kelembagaan, dan budaya (resource, technology, institutional,

and cultural endowments) perlu diatur sedemikian rupa sehingga hasilnya

dapat mendukung tujuan pembangunan nasional (Soekartawi, 2001).

Mary V Gold dalam Mardikanto (2009) menyatakan bahwa pertanian

berkelanjutan (Sustainable Agriculture) memadukan 3 tujuan yang

meliputi pengamanan lingkungan, pertanian yang menguntungkan, dan

kesejahteraan masyarakat petani.

Sistem pertanian berkelanjutan lebih dikenal dengan LEISA (Low

External Input Sustainable Agriculture) atau LISA (Low Input

Sustainable Agriculture). Pertanian berkelanjutan dengan masukan

teknologi LISA adalah membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik

dan bahan kimia pertanian lain. Gulma, penyakit, dan hama tanaman

dikelola melalui pergiliran tanaman, pertanaman campuran, bioherbisida,

insektisida organik yang dikombinasikan dengan pengelolaan tanaman

yang baik. Penerapan pertanian organik bila dilaksanakan dengan baik

maka akan cepat memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan

kimia pertanian (Sutanto, 2002).

Page 22: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pertanian berkelanjutan mempertahankan keanekaragaman hayati,

memelihara kesuburan tanah dan kemurnian air; melindungi dan

memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika, dan kualitas biologis tanah;

mendaur ulang sumberdaya alam; dan menghemat energi. Pertanian

berkelanjutan memproduksi bentuk-bentuk pangan bermutu tinggi, serat-

seratan dan obat-obatan yang beragam. Pertanian berkelanjutan

menggunakan sumberdaya yang terbarukan yang tersedia, teknologi

tepat guna dan dapat diterima, serta minimasi penggunaan input

eksternal dan harus dibeli, sehingga meningkatkan kebebasan lokal dan

keswadayaan serta menjamin sumber pendapatan yang mantap bagi

masyarakat petani di pedesaan. Pertanian berkelanjutan lebih banyak

melibatkan masyarakat untuk tinggal di lahannya, menguatkan

masyarakat pedesaan untuk dan memadukan manusia dengan

lingkungannya (Mardikanto, 2009).

Beberapa tokoh menjelaskan tentang pertanian organik tentang

pentingnya pembangunan pertanian berkelanjutan dalam menjaga

lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya, yaitu :

Sustainable farming meets environmentais, economic, and social objectivies simultaneously. Environmentally sound agriculture is nature based rather than factory based. Economics sustainable depends on profitable enterprises, sound financial planning, proactive marketing, and risk management. Social sustainability results from making decisions with the farm family’s and the larger community’s quality of life as a value and a goal. This publication discusses the principles of environmental, economic, and social sustainability, and provides practicial examples of how to apply them on the farm (Sullivan, 2011).

Pertanian berkelanjutan merupakan kegiatan pertanian alami yang

memenuhi kegiatan lingkungan, sosial, dan ekonomi/ keuntungan.

Kegiatan lingkungan yaitu perhatian terhadap keadaan sekitar yang dapat

membantu kegiatan pertanian berkelanjutan, kegiatan sosial yaitu

perhatian terhadap masyarakat sekitar untuk membantu, mengajak, dan

memberdayakan dalam pertanian berkelanjutan. Sedangkan kegiatan

Page 23: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

ekonomi yaitu proses petani dalam mengurus semua pengeluaran dan

pemasukan dalam kegiatan pertanian organik (Sullivan, 2011).

Pembangunan pertanian berkelanjutan dalam penelitian ini

diartikan pemanfaatan sumberdaya lokal sebagai pedoman dalam

menjalankan kegiatan pertanian. Pembangunan pertanian berkelanjutan

menjadikan petani tidak lagi bergantung kepada bahan-bahan anorganik

yang berbahaya. Penjagaan lingkungan, peningkatan ekonomi,

keberlanjutan sosial, dan kesejahteraan petani menjadi tujuan utama

dalam menjalankan kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan.

2. Kemandirian Petani

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana sebagian

masyarakatnya menggantungkan hidup “di bawah pertanian”. Tetapi,

kadangkala pemerintah tidak menyadari hal ini sehingga sektor pertanian

sering di “anak tirikan”. Selama ini, pembangunan pertanian di Indonesia

hanya sebagai “proyek” yang hanya menguntungkan orang-orang

tertentu saja. Sehingga tidak heran pembangunan pertanian tidak diikuti

dengan kesejahteraan petani (Hasbullah, 2011).

(Hasbullah, 2011) menjelaskan lagi bahwa pembangunan

pertanian diketahui banyak menyumbangkan devisa bagi negara dan di

saat krisis pertanian mampu bertahan bahkan sebagai penguat ekonomi

Indonesia. Oleh karena itu pembangunan pertanian hendaknya sebagai

kunci utama pembangunan ekonomi Indonesia disaat situasi krisis global

saat ini dan pembangunan yang akan datang. Pembangunan pertanian

Indonesia ke depan hendaknya mempunyai keterikatan, keberlanjutan,

dan kontrol yang dilakukan secara kontinyu. Selain itu juga hendaknya

pembangunan pertanian tertuju pada pembangunan petani berkelanjutan.

Hal ini dicirikan dengan kemandirian petani, yaitu :

a. Kemandirian teknis

Pembangunan pertanian selama ini tertuju pada pendidikan

praktis petani, yakni dimana petani hanya diajarkan bagaimana

mengolah tanah, bercocok tanam, memupuk, menyemprot yang baik,

Page 24: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mengelola pengairan yang benar, dan menghasilkan panen yang

tinggi. Kegiatan seperti itu merupakan hal yang sudah menjadi suatu

hal yang biasa bagi seorang petani. Hal tersebut tidak mendidik

petani menuju kemandirian, melainkan menuju kebodohan petani

berkelanjutan.

Oleh karena itu, pembangunan pertanian dengan tujuan untuk

mewujudkan kemandirian petani secara teknis perlu mengajarkan

petani untuk melakukan penelitian pada tanah baik pengolahan dan

perawatan untuk menjaga kesuburan tanah, membuat pestisida,

membuat benih secara sederhana, dan membuat persilangan yang

baik. Intinya petani didorong untuk berkreasi sendiri dengan terus

dimotivasi untuk berkarya dan diberikan penghargaan buat petani

yang telah berkarya.

b. Kemandirian sosial dan budaya

Hilangnya sifat gotong royong di desa saat ini dan hilangnya

upacara budaya pada saat mulai menanam adalah cermin hilangnya

sosial budaya masyarakat petani Indonesia. Sifat individual yang

terjadi di desa saat ini adalah bukti ketidakseriusan pemerintah dalam

pembangunan pertanian di bidang sosial budaya. Hendaknya petani

didorong untuk membentuk kelompok tani yang kuat dan didorong

untuk menghidupkan kembali budaya-budaya menanam yang sudah

diwariskan oleh orang-orang terdahulu. Dengan demikian kekuatan

budaya dapat mendorong kebersamaan petani dan memotivasi serta

merangsang petani untuk bercocok tanam secara kebersamaan.

c. Kemandirian keuangan

Selama ini, manajemen keuangan petani belum disentuh dalam

pembangunan pertanian. Selama ini yang terjadi adalah kalau hasil

panen petani tinggi, maka petani dianggap berhasil dan pemerintah

lepas tangan dalam hal ini. Padahal manajemen keuangan petani

sangat penting untuk ditindaklanjuti demi kesejahteraan dan

kemakmuran petani. Contoh yang sangat kongkrit yang terjadi

Page 25: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

adalah, munculnya istilah “musim panen musim kawin, musim gak

panen musim cerai” ini yang terjadi di beberapa petani.

Kombinasi kegiatan pengurangan konsumsi pupuk kimia dan

pestisida yang hampir setiap tahun menjadi masalah tersendiri baik bagi

petani maupun pemerintah. Penyelesaian permasalahan tersebut selalu

dengan pemberian subsidi pupuk, pemberdayaan kelompok masyarakat

agribisnis untuk menciptakan petani yang mandiri serta inovasi teknologi

pertanian organik yang tetap memenuhi standar pertanian organik

internasional. Pertanian organik untuk mewujudkan kemandirian dalam

kurun waktu jangka panjang diharapkan mampu menjamin ketahanan

pangan dan kelestarian lingkungan. Pengembangan pertanian organik di

Indonesia di samping diarahkan untuk menghasilkan produk pertanian

yang sehat dan aman untuk dikonsumsi, sebenarnya bisa diarahkan untuk

membangun kemandirian petani yang selama ini tergantung pada subsidi

pemerintah dalam penyediaan sarana produksi pertanian, terutama pupuk

kimiawi (Toeti, 2011).

Kemandirian petani dalam peneltian ini diartikan sebagai wujud

untuk membangun petani dalam pelaksanaan pembangunan pertanian

berkelanjutan. Kemandirian petani yang terwujud dalam menjalankan

pembangunan pertanian berkelanjutan yaitu kemandirian teknis dalam

budidaya pertanian, kemandirian sosial dan budaya dalam

memperhatikan lingkungan masyarakat dalam membantu pertanian

berkelanjutan, dan kemandirian keuangan dalam manajemen keuangan

petani dalam menjalankan kegiatan pertanian berkelanjutan demi

kesejahteraan dan kemakmuran petani.

3. Pertanian Organik

a. Pengertian Pertanian Organik

Beberapa tokoh menjelaskan tentang pertanian organik dan

penerapannya dalam menjalankan kegiatan usahatani, yaitu :

Organic farming is the form of agriculture that relies on techniques such as crop rotation, green manure, compost and biological pest control to maintain soil productivity and control

Page 26: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pests on a farm. Organic farming excludes or strictly limits the use of manufactured fertilizers, pesticides (which include herbicides, insecticides and fungicides), plant growth regulators such as hormones, livestock antibiotics, food additives, and genetically modified organisms (Kilcher, 2011). Berry (2011) said on organic farm, properly speaking, is not one that uses certain methods and substances and avoids others; it is a farm whose structure is formed in imitation of the structure of a natural system that has the integrity, the independence and the benign dependence of an organism.

Kegiatan pertanian sudah dilaksanakan oleh banyak negara dan

sudah terdapat organisasi internasional yang memayungi kegiatan

pertanian organik seperti IFOAM (International Federation Organic

Agriculture Methode). Pertanian organik merupakan kegiatan

pertanian yang bertujuan untuk mengembalikan kegiatan pertanian

yang alami dan lebih baik. Pertanian organik adalah reaksi terhadap era

pestisida yang menjadikan petani bergantung pada bahan-bahan kimia

untuk menjalankan kegiatan pertanian organik.

Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi

pertanian yang berasaskan pemanfaatan lagi hara secara hayati.

Pemanfaatan lagi hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan

ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status

kesuburan dan struktur tanah. Filososofi yang melandasi pertanian

organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan

pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk

tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan memberi

makanan langsung pada tanaman. Strategi pertanian organik adalah

memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk

kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami

proses mineralisasi baru menjadi unsur dalam larutan tanah. Dengan

kata lain, pemanfaatan lagi unsur hara melalui satu atau lebih tahapan

bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda

sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara

secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera

Page 27: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diserap tanaman dengan dosis dan waktu pemberian yang sesuai

dengan kebutuhan. Pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi

petani dan konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab

menghindarkan bahan dan pupuk kimia yang bersifat meracuni

lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang

sehat. Mereka juga berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman

yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah

menggunakan sumber daya alami seperti mendaur ulang limbah

pertanian. Dengan demikian pertanian organik merupakan suatu

gerakan kembali ke alam (Sutanto, 2002).

Pertanian organik mengutamakan potensi lokal dan disebut

pertanian ramah lingkungan, yang sangat mendukung terhadap

pemulihan kesehatan tanah dan kesehatan pengguna produknya.

Pertanian organik pada prinsipnya menitik beratkan prinsip daur ulang

hara melalui panen dengan cara mengembalikan sebagian biomasa ke

dalam tanah, dan konservasi air, mampu memberikan hasil yang lebih

tinggi dibandingkan dengan metode konvensional (Mutakin, 2009).

Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang

akrab dengan lingkungan. Pertanian organik berusaha meminimalkan

dampak negatif bagi alam sekitar. Ciri utama pertanian organik adalah

pengunaan varietas lokal yang relatif masih alami, diikuti dengan

penggunaan pupuk organik dan pestisida organik. Pertanian organik

merupakan tuntutan zaman, bahkan sebagai pertanian masa depan,

sehingga kesadaran manusia untuk menjaga kelestarian lingkungan

makin meningkat (Andoko, 2007).

Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik

yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem,

termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi

tanah. Pertanian organik merupakan sistem pertanian holistik yang

mempromosikan dan menguatkan kesehatan agroekosistem, termasuk

biodiversiti siklus biologis dan kegiatan-kegiatan biologis tanah. Hal

Page 28: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang perlu ditekankan adalah penggunaan asupan-asupan off-farm

dengan pertimbangan bahwa setiap sistem perlu beradapatasi pada

kondisi lokal (Saragih, 2008).

b. Tujuan Pertanian Organik

Tujuan dari pertanian organik adalah meniadakan atau

membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh

Budidaya kimiawi. Pupuk organik mempunyai berbagai keungggulan

nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk kimia dengan sendirinya

merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan

cuma-cuma. Pupuk organik berdaya ameliorasi ganda dengan

bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja

menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonservasikan dan

menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan

terjadinya pencemaran lingkungan (Sutanto, 2002).

Sistem pertanian organik dirancang untuk tujuan sebagai berikut :

1) Menguatkan keanekaragaman biologi di dalam seluruh sistem.

2) Meningkatkan kegiatan biologi tanah.

3) Mengelola kesuburan jangka panjang tanah.

4) Mendaur ulang sisa tanaman dan hewan dalam rangka

mengembalikan kembali nutrisi ke tanah sehingga meminimalkan

penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui.

5) Mengacu kepada sumber daya yang bisa diperbaharui dalam sistem

pertanian yang terorganisir secara lokal.

6) Mempromosikan penggunaan yang sehat dari tanah, air, dan udara

sekaligus juga meminimalkan semua bentuk polusi yang mungkin

hadir karena praktik-praktik pertanian.

7) Menangani produk-produk pertanian dengan penekanan kepada

metode prosesing yang hati-hati dalam upaya mengelola integritas

organik dan kualitas penting dari produk di setiap tahapan.

8) Menjadi mapan di lahan melalui periode konservasi yang waktunya

disesuaikan dengan kondisi-kondisi spesifik di lapangan, seperti

Page 29: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sejarah lahan, tipe tanaman, dan ternak yang dihasilkan (Saragih,

2008).

Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan

pertanian organik adalah sebagai berikut:

1) Melestarikan keragaman hayati dalam bidang pertanian.

2) Memasyarakatkan kembali budidaya organik dalam mewujudkan

upaya petanian berkelanjutan.

3) Meningkatkan produktivitas sehingga menunjang kegiatan

budidaya pertanian berkelanjutan.

4) Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat

penggunaan bahan kimia.

5) Mengembangkan kembali munculnya teknologi pertanian organik

yang telah dimiliki petani secara turun temurun.

6) Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara

menyediakan produk-produk pertanian bebas dari bahan kimia

pertanian.

Adapun jangka pendek yang akan dicapai melalui pengembangan

pertanian organik adalah sebagai berikut:

1) Ikut meningkatkan pemanfaatan peluang pasar dan ketersediaan

lahan petani yang sempit.

2) Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan

budidaya organik sebagai mata-pencaharian utama maupun

sampingan yang mampu meningkatkan pendapatan tanpa

menimbulkan kerusakan lingkungan.

3) Mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan, sehingga

lahan mampu berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi

kebutuhan generasi sekarang dan mendatang

(Sutanto, 2002).

Page 30: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Keunggulan Pertanian Organik

Sistem pertanian organik memiliki tiga keunggulan dan sebagai

berikut :

1) Sistem pertanian organik lebih mengandalkan keaslian atau orisinil

sistem budidaya tanaman ataupun hewan dengan menghindari

rekayasa genetika ataupun introduksi teknologi yang tidak selaras

alam. Intervensi budidaya manusia terhadap tanaman atau hewan

tetap mengikuti kaidah-kaidah alamiah yang selaras, serasi dan

seimbang. Namun demikian pertanian organik tidak berarti anti

teknologi baru, sejauh hal itu memenuhi asas selaras, serasi dan

seimbang dengan alam.

2) Sistem pertanian organik menempatkan keamanan produk

pertanian, baik bagi kesehatan manusia ataupun bagi lingkungan

sebagai pertimbangan utama. Pertimbangan berikutnya adalah

kuantitas dan kualitas komoditas pertanian, terutama kecukupan

kadar gizi dan volume yang mampu memenuhi kebutuhan hidup

manusia.

3) Sistem pertanian organik tidak berorientasi jangka pendek tetapi

lebih pada pertimbangan jangka panjang untuk menjamin

keberlanjutan kehidupan, baik untuk generasi sekarang maupun

generasi yang akan datang. Bumi seisinya bukanlah milik kita

tetapi merupakan titipan anak cucu kita (Salikin, 2003).

d. Sistem pertanian organik

Pertanian Organik (Organic Farming) sebagai suatu sistem

pertanian yang dikelola sedemikian rupa, melalui upaya keterpaduan

antara sistem-sistem : budidaya tanaman, perharaan tanaman dan

pengelolaan hama penyakit.

1) Sistem Budidaya Tanaman dilakukan melalui pengaturan pola

tanam dengan cara tumpang sari, tumpang gilir di samping

pemilihan jenis-jenis tanaman yang berguna untuk menghasilkan

biomas sisa yang banyak dan berkualitas tinggi. Artinya sisa

Page 31: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tanaman setelah panen sebagaimana kebiasaan lama yang selalu

dibakar ataupun menjadi sampah/limbah pertanian dimanfaatkan

kembali sebagai bahan organik.

2) Sistem perharaan tanaman dimaksudkan bahwa kehilangan unsur-

unsur hara tanah sebagai akibat terangkut saat panen, atau tercuci air

perkolasi atau run-off ataupun penguapan dikembalikan lagi ke

tanah melalui tindakan pemupukan dengan pupuk organik berupa

pupuk kandang, pupuk hijau, ataupun pupuk organik buatan yang

sekarang telah banyak diproduksi untuk mengimbangi kebutuhan

hara tanaman. Dalam hal ini pupuk organik diberikan sekedar

sebagai tambahan dengan tujuan keseimbangan dan dalam jumlah

yang tidak berlebihan.

3) Pengendalian hama penyakit. Dalam konsep pertanian organik,

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan

secara terpadu dengan menggunakan musuh-musuh alami.

Pengendalian hama penyakit tanaman dengan menggunakan

pestisida dilakukan bila terpaksa dalam jumlah terbatas dan

memungkinkan tanpa merusak lingkungan. Dalam hal pengendalian

dengan menggunakan musuh alami atau hayati bahwa peran

pestisida di waktu yang akan datang bisa dikurangi bahkan mungkin

tidak diperlukan sama sekali.

Keterpaduan ketiga sistem di atas yaitu sistem budidaya tanaman,

sistem perharaan tanaman dan sistem pengendalian hama penyakit

tanaman, sebetulnya tidak secara ekstrim mengeliminir peran pestisida

dan pupuk kimia, akan tetapi secara bertahap mengurangi sedikit demi

sedikit sampai akhirnya pupuk organik dan pestisida alami telah betul-

betul menjadi pilihan utama yang tidak bisa dihindari bahkan menjadi

kebutuhan dalam suatu proses produksi pertanian (Syekhfany, 2010).

Pertanian organik adalah usaha dalam menjalankan kegiatan

pertanian secara alami dan menghapus penggunaan bahan-bahan

anorganik secara bertahap. Kegiatan pertanian organik merupakan

Page 32: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kegiatan pertanian ramah lingkungan dengan dampak yang lebih baik

untuk lingkungan, baik dalam menjaga dan mengolah lagi bahan dari

alam untuk lingkungan itu sendiri. Pertanian organik memerlukan

tahapan yang dapat membuat kegiatan pertanian lebih lama dan tidak

seperti kegiatan pertanian secara konvensional yang dilakukan secara

singkat. Sistem pertanian organik yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaannya yaitu sistem budidya tanaman, sistem perharaan

tanaman, dan pengendalian hama penyakit.

4. Sikap

a. Pengertian Sikap

Banyak tokoh menjelaskan pengertian sikap da menjelaskan

tentang arti sikap dalam kehidupan, yaitu:

An attitude is a hypothetical construct that represents an individual's degree of like or dislike for something. Attitudes are generally positive or negative views of a person, place, thing, or event this is often referred to as the attitude object. People can also be conflicted or ambivalent toward an object, meaning that they simultaneously possess both positive and negative attitudes toward the item in question. Attitudes are judgments. They develop on the ABC model (affect, behavior, and cognition). The affective response is an emotional response that expresses an individual's degree of preference for an entity. The behavioral intention is a verbal indication or typical behavioral tendency of an individual. The cognitive response is a cognitive evaluation of the entity that constitutes an individual's beliefs about the object. Most attitudes are the result of either direct experience or observational learning from the environment (Anonim, 2011).

Sikap adalah suatu keadaan untuk membangun hipotesis yang

mewakili posisi individu dari suka atau tidak suka. Sikap umumnya

pandangan positif atau negatif kepada seseorang, tempat, benda, atau

peristiwa. Sikap dapat diubah melalu persuasi/ ajakan, dan kita harus

memahami perubahan sikap tersebut merupakan respon terhadap

komunikasi.

Soedjito dalam Mardikanto (1993) mengatakan bahwa sikap

sebenarnya merupakan fungsi dari kepentingan, artinya sikap

seseorang sangat ditentukan oleh kepentingan-kepentingan yang

Page 33: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dirasakan. Semakin ia memiliki kepentingan, atau semakin banyak

kepentingan yang dirasakan, maka sikapnya semakin baik dan

sebaliknya semakin merasa tak memiliki kepentingan atau

kepentingannya tidak dipenuhi maka sikapnya semakin buruk.

Sikap mengarah pada obyek tertentu, berarti bahwa penyesuaian

diri terhadap obyek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan

kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap obyek atau

perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih

bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam

lingkungannya. Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan,

perasaan, dan kecenderungan untuk bertindak. Sikap adalah

kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang

mempunyai konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-

hadapan dengan objek sikap (Van den Ban dan Hawkins, 1999).

Menurut Ahmadi (2002), sikap tumbuh dan berkembang dalam

basis sosial yang tertentu, misalnya : ekonomi, politik, agama, dan

sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi

oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan menyebabkan

perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena

perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan

terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap obyek tertentu atau suatu

obyek.

b. Komponen sikap

Menurut Azwar (1998), struktur sikap terdiri atas tiga komponen

yang saling menunjang yaitu terdiri dari :

1) Komponen kognitif

Komponen kognitif merupakan respresentasi apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen ini berisi

tentang kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau

apa yang benar bagi obyek. Kepercayaan itu datang dari apa yang

telah dilihat atau apa yang telah diketahui. Berdasarkan apa yang

Page 34: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

telah dilihat kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai

sifat atau karakteristik suatu obyek. Sekali kepercayaan itu telah

berbentuk, maka menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai

apa yang dapat diharapkan mengenai obyek tersebut.

2) Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Menyangkut masalah emosional subyekif

seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini

disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

3) Komponen konatif

Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang. Dalam struktur sikap komponen ini menunjukan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang

dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan

dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

c. Faktor pembentuk sikap

Soedjito dalam Mardikanto (1993) menjelaskan bahwa adapun

faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap meliputi:

1) Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan

mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan

terdapat pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif

dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat

perhatiannya.

2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami

oleh individu. Dalam berinteraksi sosial, individu beraksi membentuk

pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang

Page 35: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dihadapinya. Di antara faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap

penting, media massa, pendidikan formal dan pendidikan informal

(Azwar, 1998).

1) Pengalaman pribadi

Menurut Azwar (1998) sikap akan lebih mudah terbentuk

apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan

faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Apa

yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan

kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu

dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan

seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan

objek psikologi.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat

berperan. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara

komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang

yang kita anggap penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan

persetujuannya bagi setiap gerak tindak dan pendapat kita,

seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang

berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan

sikap kita terhadap sesuatu. Di antara orang yang biasanya

dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status

sosialnya lebih tinggi, teman dekat, guru, teman kerja, isteri atau

suami, dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk

memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang

yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari

konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Azwar,

1998).

Page 36: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3) Pengaruh Kebudayaan

Kehidupan di masyarakat dapat diamati dari sikap

masyarakat dengan kebudayaan yang ada di daerahnya.

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Tanpa disadari,

kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap

berbagai masalah. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang

sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat

mungkin akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan

individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena

kebudayaan akan memberikan corak pengalaman individu-

individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya

(Azwar, 1998).

4) Pendidikan formal

Sistem pendidikan, yakni sekolah adalah lembaga sosial yang

turut menyumbang dalam proses sosialisasi individu agar menjadi

anggota masyarakat seperti yang diharapkan. Sekolah selalu saling

berhubungan dengan masyarakat. Melalui pendidikan terbentuklah

kepribadian seseorang. Boleh dikatakan hampir seluruh kelakukan

individu bertalian dengan atau dipengaruhi oleh orang lain. Maka

karena itu kepribadian pada hakikatnya gejala sosial

(Nasution, 2004).

5) Pendidikan non formal

Pendidikan non formal diartikan sebagai penyelenggaraan

pendidikan yang terorganisir yang berada di luar sistem pendidikan

sekolah, isi pendidikan terprogram, proses pendidikan yang

berlangsung berada dalam situasi interaksi belajar mengajar yang

terkontrol (Mardikanto dan Sutarni, 1982).

Menurut Azwar (1998) mengemukakan bahwa pendidikan

non formal merupakan pendidikan yang didapat di luar bangku

Page 37: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sekolah. Penyuluh pertanian dan pelatihan merupakan pendidikan

non formal. Penyuluhan pertanian merupakan sistem pendidikan

non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau

menjelaskan tetapi berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya

agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusaha tani yang luas,

memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif

terhadap inovasi sesuatu (informasi) baru, serta terampil

melaksanakan kegiatan.

Van Den Ban dan Hawkins (1999) mendefinisikan sikap

sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang

kurang lebih bersikap permanen mengenai aspek-aspek tertentu

dalam lingkungannya. Lebih mudahnya, sikap adalah kecondongan

evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki

konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan

obyek sikap.

6) Terpaan Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain

mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini seseorang (Azwar, 1998).

Sikap dalam penelitian ini diartikan penilaian positif atau negatif

terhadap sesuatu yang dihadapi. Sikap merupakan perwujudan rasa

dari seseorang tentang suatu hal yang dapat menjadikan dia dapat

menilai tentang suatu hal. Pembentukan sikap seseorang dapat

menjadikan seseorang lebih mengerti apa yang dihadapinya. Faktor-

faktor pembentuk sikap dalam penelitian ini adalah pengalaman

pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendidikan

non formal, dan terpaan media massa

Page 38: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Kerangka Berpikir

Pertanian organik diterapkan dalam pembangunan pertanian untuk

membantu para petani. Teknologi baru dalam pertanian organik sekarang

mulai diterapkan lagi oleh petani untuk menjaga lingkungan. Pelaksanaan

pertanian organik akan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan

sekitarnya dan akan meningkatkan kesehatan di sekitarnya. Penerapan

pertanian organik pada saat ini merupakan harapan agar produktivitas

pertanian dapat meningkat tanpa harus merusak lingkungan yang digunakan

dalam kegiatan pertanian. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa

pertanian organik dapat merubah keadaan lingkungan, kesehatan, dan

produktivitas. Perubahan dalam kegiatan pertanian organik tersebut

mewujudkan kemandirian dari petani.

Petani akan memberikan reaksi sebagai sikap yang timbul karena proses

evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap kegiatan

yang berkaitan dengan pertanian organik dalam bentuk nilai baik atau buruk,

positif atau negatif, mendukung atau tidak mendukung yang kemudian

mengkristal sebagai potensi reaksi sikap terhadap obyek sikap. Sikap

merupakan keyakinan individu yang menentukan perbuatan nyata dan

perbuatan-perbuatan yang mungkin terjadi.

Perubahan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani dapat dilihat dalam sistem budidaya tanaman, sistem

perharaan tanaman, pengendalian hama tanaman, kemandirian teknis,

kemandirian sosial dan budaya, dan kemandirian keuangan.

Sedangkan untuk variabel pembentuk sikap petani terhadap pertanian

organik dalam mewujudkan kemandirian petani terdiri dari faktor pembentuk

sikap yang meliputi: pengalaman responden berusahatani, pengaruh orang

lain yang dianggap penting (PPL, petani lain, suami/ istri, anak, pemerintah,

orang tua, dan sesepuh desa), pendidikan formal, pendidikan non formal,

terpaan media massa, dan pengaruh kebudayaan.

Page 39: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan uraian sebelumnya, kerangka berpikir yang dapat dibangun

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Sikap Petani terhadap Pertanian

Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara (2010).

C. Hipotesis

Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman

responden, orang lain yang dianggap penting, pendidikan formal, pendidikan

non formal, terpaan media massa, dan pengaruh kebudayaan dengan sikap

petani terhadap pertanian organik (sistem Budidaya tanaman, sistem

perharaan tanaman, pengendalian hama penyakit) dalam mewujudkan

kemandirian petani (kemandirian teknis, kemandirian sosial dan budaya dan

kemandirian keuangan) di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu

Kabupaten Banjarnegara.

D. Pembatasan Masalah

1. Responden penelitian adalah petani yang melaksanakan kegiatan pertanian

di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

2. Faktor pembentuk sikap pada penelitian ini dibatasi pada pengalaman

responden, orang lain yang dianggap penting, pendidikan formal,

pendidikan non formal, terpaan media massa yang dimanfaatkan dalam

berusahatani, dan pengaruh kebudayaan terhadap pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani. Walaupun dimungkinkan ada hubungan

timbal balik, namun pada penelitian ini hanya mempelajari hubungan

Sistem Pertanian Organik : 1. Budidaya Tanaman 2. Perharaan Tanaman 3. Pengendalian Hama Penyakit 4. Kemandirian Teknis 5. Kemandirian Sosial dan Budaya 6. Kemandirian Keuangan

Faktor-faktor Pembentuk Sikap Petani: 1. Pengalaman Responden

Berusahatani 2. Orang Lain Yang

Dianggap Penting 3. Pendidikan Formal 4. Pendidikan Non Formal 5. Terpaan Media Massa 6. Pengaruh Kebudayaan

Page 40: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

searah yaitu antara pengalaman responden, orang lain yang dianggap

penting, pendidikan formal, pendidikan non formal, terpaan media massa

yang dimanfaatkan dan pengaruh kebudayaan dengan sikap petani

terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani di

Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

a. Variabel Pembentuk Sikap (Variabel Bebas)

Variabel-variabel pembentuk sikap yaitu variabel personal yang ada

dalam diri individu (yang dalam hal ini petani) yang turut

mempengaruhi pola perilakunya sehingga dapat membentuk sikap

petani terhadap pelaksanaan pertanian organik adalah :

1) Pengalaman reponden berusahatani adalah pengalaman responden

berusahatani hingga saat penelitian ini dilakukan (dinyatakan

dalam tahun).

2) Pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang pernah

ditempuh oleh responden di bangku sekolah (tidak sekolah,SD,

SMP, SLTA, dan tamat D3/Sarjana).

3) Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diperoleh

responden di luar pendidikan formal (pelatihan ataupun

penyuluhan).

4) Pengaruh orang lain merupakan komponen sosial yang dapat

mempengaruhi pembentukan sikap. Pengaruh orang lain adalah

saran atau perintah dari orang lain yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam kegiatan pertanian, yaitu PPL,

petani lain, suami/ istri, anak, pemerintah, orang tua, dan sesepuh

desa.

5) Terpaan media massa merupakan seberapa banyak dan seberapa

sering menggunakan media massa dalam rangka mencari informasi

yang dapat mempunyai pengaruh dalam opini dan kepercayaan.

Media massa adalah saluran komunikasi (media cetak dan media

Page 41: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

elektronik) yang menyampaikan pesan-pesan atau informasi

kepada petani. Terpaan media massa dapat dilihat dari jumlah

media massa yang dimanfaatkan dan frekuensi media massa.

Dimana jumlah media massa adalah banyaknya media yang

dimanfaatkan oleh petani dalam memperoleh informasi yang

berkaitan dengan pertanian sedangkan frekuensi media massa

adalah sering tidaknya petani memperoleh informasi yang

berkaitan dengan pertanian.

6) Pengaruh kebudayaan adalah budaya tradisional/adat istiadat

tradisional dan budaya dalam kegiatan pertanian seperti

penggunaan kerbau dalam melakukan pembajakan, pelaksanaan

musim tanam sesuai dengan sistem penanggalan jawa, dll.

b. Sikap petani terhadap pelaksanaan pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani di Desa Prendengan Kecamatan

Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara (Variabel Terikat).

Sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani diukur dengan memberikan respon atau tanggapan

berupa pernyataan positif maupun negatif yang disusun dan

dikembangkan dari aspek-aspek pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani meliputi: (1) Sistem Budidaya Tanaman,

(2) Sistem Perharaan Tanaman, (3) Pengendalian Hama Penyakit

(4) Kemandirian Teknis, (5) Kemandirian Sosial dan Budaya, dan

(6) Kemandirian Keuangan yang dilihat dari tiga komponen yaitu

komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Selanjutnya responden diminta

memberikan respons berupa sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju

atau sangat tidak setuju terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan

kepada responden yang kemudian diukur dengan menggunakan Skala

Likert.

1) Komponen kognisi sikap petani dalam pertanian organik dilihat

dari pengetahuan responden Sistem Budidaya Tanaman, Sistem

Page 42: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Perharaan Tanaman, dan Pengendalian Hama Penyakit yang diukur

dengan skala ordinal.

a) Sistem Budidaya Tanaman merupakan pengetahuan petani

terhadap hal-hal yang dilakukan terkait budidaya tanaman dalam

pelaksanaan pertanian organik.

b) Sistem Perharaan Tanaman merupakan pengetahuan petani

terhadap menjaga pemberian hara untuk tanaman dalam

pelaksanaan pertanian organik.

c) Pengendalian Hama Penyakit merupakan pengetahuan petani

tentang pengendalian hama penyakit dalam pertanian organik.

Komponen kognisi kemandirian petani dalam pertanian organik

dilihat dari pengetahuan responden Kemandirian Teknis,

Kemandirian Sosial dan Budaya, dan Kemandirian Keuangan yang

diukur dengan skala ordinal.

d) Kemandirian Teknis merupakan pengetahuan petani terhadap

pelaksanaan pertanian organik dengan mandiri.

e) Kemandirian Sosial dan Budaya merupakan pengetahuan petani

untuk memahami bahwa pertanian organik bisa menjaga

kehidupan sosial dan budaya.

f) Kemandirian Keuangan merupakan pengetahuan petani untuk

mengorganisasikan keuangan dalam pelaksanaan pertanian

organik.

2) Komponen afeksi adalah tanggapan petani terhadap pertanian

organik:

a) Sistem Budidaya Tanaman merupakan tanggapan petani

terhadap hal-hal yang dilakukan saat Budidaya tanaman dalam

pelaksanaan pertanian organik.

b) Sistem Perharaan Tanaman merupakan tanggapan petani

terhadap pemberian hara dalam pelaksanaan pertanian organik.

c) Pengendalian Hama Penyakit merupakan tanggapan petani

tentang pengendalian hama penyakit dalam pertanian organik.

Page 43: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Komponen afeksi adalah tanggapan petani kemandirian dalam

pelaksanaan pertanian organik :

d) Kemandirian Teknis merupakan tanggapan petani terhadap

pelaksanaan pertanian organik dengan mandiri.

e) Kemandirian Sosial dan Budaya merupakan tanggapan petani

untuk memahami bahwa pertanian organik bisa menjaga

kehidupan sosial dan budaya.

f) Kemandirian Keuangan merupakan tanggapan petani untuk

mengorganisasikan keuangan dalam pelaksanaan pertanian

organik.

3) Komponen konasi merupakan kecenderungan bertindak dari petani

terhadap pelaksanaan pertanian organik yang diukur dengan skala

ordinal.

a) Sistem Budidaya Tanaman merupakan tindakan petani terhadap

hal-hal yang dilakukan saat Budidaya tanaman dalam

pelaksanaan pertanian organik.

b) Sistem Perharaan Tanaman merupakan tindakan petani

terhadap pemberian hara untuk tanaman dalam pelaksanaan

pertanian organik.

c) Pengendalian Hama Penyakit merupakan tindakan petani

tentang cara pengendalian hama penyakit dalam pertanian

organik.

Komponen konasi merupakan kecenderungan bertindak dari petani

dalam kemandirian pelaksanaan pertanian organik yang diukur

dengan skala ordinal.

d) Kemandirian Teknis merupakan tindakan petani terhadap

pelaksanaan pertanian organik dengan mandiri.

e) Kemandirian Sosial dan Budaya merupakan tindakan petani

untuk memahami bahwa pertanian organik bisa menjaga

kehidupan sosial dan budaya.

Page 44: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

f) Kemandirian Keuangan merupakan indakan petani untuk

mengorganisasikan keuangan dalam pelaksanaan pertanian

organik.

Skor untuk 3 komponen sikap (kognisi, afeksi, dan konasi) untuk

pernyataan positif adalah :

Sangat Setuju (SS) : skor 5

Setuju (S) : skor 4

Ragu-ragu (R) : skor 3

Tidak Setuju (TS) : skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

Sedangkan untuk pernyataan negatif skornya adalah :

Sangat Setuju (SS) : skor 1

Setuju (S) : skor 2

Ragu-ragu (R) : skor 3

Tidak Setuju (TS) : skor 4

Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 5

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal.

Suryabrata (1998) dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Alat Ukur

Psikologis mengatakan bahwa, ciri-ciri penerapan skala ordinal adalah

seperangkat obyek atau sekelompok orang diurutkan dari yang “paling

atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.

Page 45: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Faktor Pembentuk Sikap

Tabel 2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Sikap Variabel Indikator Kategori Skor

a. Variabel Bebas: 1. Pengalaman

Responden

2. Pendidikan Formal

3. Pendidikan Non Formal

Lamanya pengalaman responden berusahatani (dalam satuan tahun)

Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh responden di bangku sekolah

Frekuensi responden mengikuti kegiatan penyuluhan (dalam satu musim tanam)

Frekuensi responden mengikuti kegiatan pelatihan pertanian organik (dalam satu musim tanam)

39 – 45 tahun

32 - 38 tahun

25 - 31 tahun

18 - 24 tahun

10 - 17 tahun

Tamat D3/Sarjana

Tidak/Tamat SLTA

Tidak/Tamat SMP

Tidak/Tamat SD

Tidak sekolah

Selalu (>6 kali)

Sering (5-6 kali )

Kadang (3-4 kali)

Jarang(1-2kali)

Tidak pernah

Selalu (>6 kali)

Sering (5-6 kali )

Kadang (3-4 kali)

Jarang(1-2kali)

Tidak pernah

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Page 46: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Variabel

4. Pengaruh Orang Lain :

a) Pengaruh PPL

b) Petani Lain

c) Pengaruh Suami/Istri

Indikator

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Seberapa Sering PPL membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Seberapa Sering petani lain membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Kategori

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Skor

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

Page 47: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Variabel

d) Pengaruh Anak

e) Pengaruh Pemerintah

Indikator

Seberapa Sering suami/istri membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Seberapa Sering anak membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Seberapa Sering pemerintah membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Kategori

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Skor

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

Page 48: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Variabel

f) Pengaruh Orang Tua

g) Pengaruh

Sesepuh Desa

Indikator

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Seberapa Sering oran tua membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Frekuensi memperoleh informasi atau saran tentang pertanian.

Seberapa Sering sesepuh desa membantu / mempengaruhi dalam mengambil keputusan

Kategori

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Skor

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Page 49: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Variabel

5. Terpaan Media Massa a. Jumlah

media massa

b. Frekuensi media massa

6. Pengaruh Kebudayaan a. Pengaruh

Budaya Tradisional

b. Pengaruh

Budaya Kerukunan

Indikator

Jumlah media massa yang dimanfaatkan responden (radio, TV, koran, majalah, internet, dan brosur)

Frekuensi menyimak tentang informasi yang berkaitan dengan pertanian

Sering tidaknya melaksanakan budaya kegiatan bercocok tanam yang tradisional, seperti penggunaan kerbau dalam melakukan pembajakan, penanaman menggunakan penanggalan jawa, penggunaan

pupuk kandang dalam pemupukan, pemanfaatan musuh alami dalam memberantas OPT, sistem penanaman secara tumpang sari, dll.

Sering tidaknya melaksanakan budaya kerukunan

Kategori

> 3 jenis

3 jenis

2 jenis

1 jenis

Tidak menggunakan

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Jarang

Tidak pernah

Selalu

Sering

Kadang

Skor

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

Page 50: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Sikap Petani Terhadap Pelaksanaan Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani Tabel 2.2 Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik dalam

Mewujudkan Kemandirian petani Variabel Indikator Kategori Skor

Sikap petani terhadap pertanian organik :

a. Sistem Budidaya Tanaman

· Dilakukan pada kesesuaian lahan

· Telah ada pengelolaan / pencegahan erosi yang memadai

· Pemulihan kemampuan lahan

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Variabel

Indikator

Kategori

Jarang

Tidak Pernah

Skor

2

1

Page 51: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Variabel

b. Sistem Perharaan Tanaman

Indikator

· Pengelolaan lahan dengan upaya konservasi

· Mempertahankan tanaman tahunan

· Mengendalikan perkembangan pemukiman dan bangunan yang bukan penunjang usaha pertanian

· Memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk kandang

· Memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk hijau

Kategori

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Skor

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

Page 52: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Variabel

c. Pengendalian Hama Penyakit

Indikator

· Memupuk tanaman dengan menggunakan bahan yang berasal dari limbah kandang ternak

· Menjaga kesuburan lahan adalah penting

· Tidak mencemari lahan adalah harus

· Pemilihan varietas tanaman yang sesuai

Kategori

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Skor

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Page 53: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Variabel

Indikator

· Rotasi / pergiliran tanaman yang sesuai

· Pengolahan tanah secara mekanis

· Penggunaan tanaman pelengkap

· Penggunaan mulsa untuk bercocok tanam

· Pelestarian dan pemanfaatan musuh alami

Kategori

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Skor

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

Page 54: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Variabel

Kemandirian Petani : d. Kemandirian Teknis

Indikator

· Flame Weeding / pengendalian gulma dengan pembakaran

· Konversi / masa transisi dari pertanian anorganik menuju pertanian organik

· Asupan / penggunaan bahan-bahan organik dan melarang pemakaian bahan anorganik

· Pemupukan dan nutrisi

· Pengendalian organisme pengganggu tanaman

Kategori

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Skor

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

Page 55: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Variabel

Indikator

secara alami

· Kontaminasi / pencegahan masuknya bahan yang berbahaya dalam pelaksanaan pertanian organik

· Pemanenan dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan karekteristik tanaman yang dibudidayakan

· Pengolahan pertanian organik yang baik

· Teknologi yang dikembangkan dalam pertanian organik : teknologi hemat energi dan pembatasan pemakaian bahan kimia.

Kategori

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Skor

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Page 56: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Variabel

e. Kemandirian Sosial dan Budaya

f. Kemandirian keuangan

Indikator

· Mengembangkan pengetahuan (kearifan tradisional) dan inisiatif masyarakat

· Menjamin kebebasan berkumpul petani

· Mempertimbangkan tahap perkembangan pengetahuan (peradaban) petani setempat

· Terbukanya akses petani (laki-laki dan perempuan) terhadap sumberdaya pendukung pertanian organik

· Menguntungkan secara ekonomis / memberikan keuntungan yang layak bagi kehidupan petani

Kategori

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Skor

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

Page 57: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Variabel

Indikator

· Memberikan produk pertanian yang sehat dan dalam jumlah yang cukup

· Prinsip kesetaraan dan keadilan dalam proses transaksi

· Kebijakan harga sesuai dengan penetapan harga berdasarkan biaya produksi

· Selalu memperhitungkan untung rugi dalam melaksanakan kegiatan pertanian

Kategori

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Skor

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Page 58: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Variabel Indikator

· Mampu bertanggungjawab dengan modal yang didapat

Kategori

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Skor

5

4

3

2

1

Page 59: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif, yang dimaksudkan untuk memberikan uraian

mengenai suatu gejala sosial yang diteliti, dengan mendeskripsikan suatu

gejala berdasarkan pada indikator-indikator yang dijadikan dasar suatu gejala

yang diteliti. Pengukuran deskriptif juga dimaksudkan untuk mengukur

fenomena sosial tertentu dengan pengembangan konsep dan menghimpun

fakta (Singarimbun dan Effendi, 1995).

Penelitian ini merupakan kuantitatif diawali dengan merumuskan

masalah penelitian. Masalah penelitian dirumuskan secara operasional,

dimana konsep-konsep yang dipilih dapat diukur secara kuantitatif. Masalah

penelitian dijawab secara teoritik dengan cara mengacu pada teori-teori yang

telah ada (Slamet, 2006).

Pada penelitian ini menggunakan teknik survey. Teknik survey ini

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai

alat pengumpulan data dengan maksud menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi,

1995).

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yaitu lokasi sudah

melakukan kegiatan pertanian organik, disesuaikan dengan tujuan penelitian

(Arikunto, 1998). Pemilihan Desa Prendengan karena daerah tersebut sudah

melaksanakan pertanian organik dan perkembangannya lebih maju

dibanding dengan daerah yang sudah melaksanakan pertanian organik

lainnya. Sedangkan penunjukkan lokasi dilakukan secara random sampling,

diperoleh Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Banjarnegara.

45

Page 60: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 3.1 Desa yang Melaksanakan Pertanian Organik dan Desa yang Belum Melaksanakan Pertanian Organik

No. Desa Penerapan

pertanian

Organik

Sawah

(Ha)

Luas

Kering

(Ha)

Lahan

Pekarangan

(Ha)

Tegal

(Ha)

1. Paseh Sudah 61,000 251,695 27,980 205,876

2. Sigeblog Belum 15,000 443,126 42,988 384,042

3. Sipedang Belum 101,385 332,588 39,140 278,973

4. Kaliunjar Belum 7,836 269,905 27,886 227,822

5. Banjarmangu Sudah 39,500 98,789 21,432 63,850

6. Prendengan Sudah 77,739 257,151 11,088 45,782

7. Banjarkulon Belum 80,350 71,675 15,520 45,855

8. Kendaga Belum 15,000 394,000 43,000 219,191

9. Jenggawur Belum 98,666 74,381 20,180 38,326

10. Kesenet Belum 7,043 308.220 95,551 193,858

11. Gripit Belum 17,300 85,915 12,224 67,508

12. Beji Belum 126,564 211,836 42,255 134,641

13. Majatengah Belum 63,191 148,876 10,374 134,101

14. Sijeruk Belum 52,684 221,353 18,486 149,498

15. Sijenggung Belum 90,475 158,975 31,185 115,093

16. Pekandangan Sudah 27,698 256,729 19,613 82,064

17. Rejasari Belum 31,390 137,572 19,178 105,892

Sumber : Paguyuban Petani Alami Banjarnegara (PPAB) 2010

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-

cirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 1995). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua petani di Desa Prendengan Kecamatan

Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah 136 petani yang

terbagi dalam 6 kelompok tani.

Page 61: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Teknik Sampling (Pengambilan Sampel)

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

proposional random sampling yaitu pengambilan responden dengan

menetapkan jumlah tergantung besar kecilnya sub populasi atau

kelompok yang akan diwakilinya (Mardikanto, 2001). Besar sampel yang

diambil sebanyak 40 responden dari populasi petani sejumlah 136 petani

yang terbagi dalam 6 kelompok tani.

Penentuan jumlah petani untuk masing-masing kelompok tani

ditentukan dengan rumus :

ni = nNnk

Dimana :

ni : Jumlah petani dari masing-masing kelompok tani

nk: Jumlah petani dari masing-masing kelompok tani sebagai

responden

N : Jumlah populasi atau jumlah petani seluruh kelompok tani

n : Jumlah petani yang diambil sebanyak 40 petani.

Berdasarkan rumus di atas jumlah petani dari masing-masing

kelompok tani adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Petani Sampel

No. Kelompok tani Populasi Sampel 1. Kel. Tlaga Mulya 20 6 2. Kel. Puji Rahayu 21 6 3. 4. 5. 6.

Kel. Tani Makmur Kel. Kenanga Mulya Kel. Berkah Alami Kel. Lancar Langgeng

31 21 23 20

9 6 7 6

Jumlah 136 40

Sumber: BPP Kecamatan Banjarmangu, 2010

Page 62: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

obyek penelitian dan pengamatan langsung di lapang. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang kemudian diisi

oleh responden yaitu petani. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah pengalaman responden berusahatani, orang lain yang dianggap

penting, pendidikan formal, pendidikan non formal, terpaan media massa,

dan pengaruh kebudayaan serta sikap responden terhadap pertanian

organik dalam mewujudkan kemandirian petani.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari instansi atau

lembaga yang berkaitan dengan penelitian, dengan cara mencatat langsung

data yang bersumber dari dokumentasi yang ada. Data sekunder yang

dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data monografi Desa

Prendengan, keadaan alam, keadaan penduduk, keadaan pertanian,

lembaga informasi, dan sumber info/media massa yang ada di Desa

Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

Adapun rincian jenis dan sumber data adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data Jenis Data Sifat Data Sumber

Primer Sekunder Kuantitatif Kualitatif

Data Pokok:

1. Identitas responden

a. Nama responden √ √ Responden

b. Umur √ √ Responden

c. Jenis kelamin

Responden

Page 63: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Jenis data

Jenis

Primer

Data

Sekunder

Sifat

Kuantitatif

Data

Kualitatif

Sumber

2. Faktor pembentuk sikap

a. Pengalaman petani

dalam berusahatani

b. Pendidikan

formal

c. Pendidikan

non formal

d. Pengaruh

PPL

Responden

Responden

Responden

Responden

e. Pengaruh petani lain √ √ Responden

f. Pengaruh orangtua

g. Pengaruh suami/istri

h. Pengaruh anak

i. Pengaruh pemerintah

j. Pengaruh kebudayaan

Responden

Responden

Responden

Responden

Responden

3. Sistem Pertanain Organik

a. Sistem Budidaya

Tanaman

Responden

b. Sistem Perharaan

Tanaman

√ √ Responden

c. Pengendalian Hama

Penyakit

√ √ Responden

4. Kemandirian Petani

a. Kemandirian

Teknis

√ √ Responden

b. Kemandirian Sosial

dan Budaya

√ √ Responden

c. Kemandirian

Keuangan

√ √ Responden

Page 64: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Jenis data

Jenis

Primer

Data

Sekunder

Sifat

Kuatitatif

Data

Kualitatif

Sumber

Data pendukung

1. Keadaan alam √ √ √ Desa

Prendengan

Kecamatan

Banjarma ngu

Kabupaten

Banjarnegara

2. Keadaan penduduk √ √ √

3. Keadaan pertanian

4. Lembaga informasi

5. Sumber Info/media massa

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara, merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antara

pewawancara dengan responden untuk mendapatkan informasi dengan

bertanya secara langsung (Singarimbun dan Effendi, 1995). Wawancara

dilakukan dengan petani-petani sebagai responden dalam penelitian ini dan

pihak lain yang terlibat baik dari pemerintah dan instansi terkait. Data

yang diperoleh melalui wawancara meliputi identitas responden, faktor

pembentuk sikap terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani.

2. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap sasaran penelitian untuk mendapatkan data-data yang

berhubungan penelitian.

3. Pencatatan, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden,

faktor yang mempengaruhi sikap, sikap petani, dan data pendukung

dengan mengutip dan mencatat sumber-sumber informasi baik dari

responden maupun dari instansi-instansi yang ada di Desa Prendengan

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

Page 65: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

F. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis, menurut Djarwanto (1996)

sesuai data yang tersedia data primer dianalisis melalui tabulasi. Untuk

mengetahui sikap petani terhadap pertanian organik di Desa Prendengan

dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Mueller (1986), mengukur sikap

seseorang adalah mencoba untuk menempatkan posisinya pada suatu

kontinum afektif berkisar dari sangat positif hingga sangat negatif terhadap

suatu obyek sikap. Dalam Skala Likert kuantifikasi dilakukan dengan

mencatat penguatan respon dan untuk pernyataan kepercayaan positif dan

negatif tentang obyek sikap.

Faktor pembentuk sikap meliputi pengalaman petani berusahatani, orang

lain yang dianggap penting, pendidikan formal, pendidikan non formal,

terpaan media massa dan pengaruh kebudayaan dibagi menjadi 5 kategori,

yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah: begitu pula

untuk sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani dibagi menjadi 5 kategori, yaitu sangat setuju, setuju,

sedang, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kategori pengukurannya dengan

menggunakan rumus lebar interval kelas, yaitu :

Kelas kategori : kelasjumlah

terendahnilaitertingginilai -

Karena ukuran asosiasi yang ada pada variabel X dan Y adalah diukur

dengan skala ordinal dan obyek-obyeknya dapat diranking dalam rangkaian

berurut maka, untuk mengetahui hubungan antara pengalaman petani, orang

lain yang dianggap penting, pendidikan formal, pendidikan non formal,

terpaan media massa dan pengaruh kebudayaan dengan sikapnya terhadap

pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani dapat diketahui

dengan rumus koefisien korelasi Rank Spearman (Siegel, 1997) :

Page 66: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

NN

dir i

s --=å=31

261

Keterangan : rs = koefisien korelasi rank spearman

N = jumlah sampel petani

di = Selisih ranking antar variabel

Untuk menguji tingkat signifikansi hubungan digunakan uji t karena

sampel yang diambil lebih dari 10 (N>10) dengan tingkat kepercayaan 95%

dengan rumus (Siegel, 1997) :

t = rs 2)(12

rsN--

Kesimpulan :

1. Jika t hitung ³ t tabel (a = 0,05) maka Ho ditolak, berarti ada hubungan

signifikan antara tingkat pengalaman petani, tingkat pendidikan formal,

tingkat pendidikan non formal, tingkat keterpaan media massa dan tingkat

pengaruh kebudayaan dengan sikap petani terhadap pertanian organik di

Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

2. Jika t hitung < t tabel (a = 0,05) maka Ho diterima berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman petani, tingkat

pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, tingkat keterpaan media

massa yang dimanfaatkan, frekuensi media massa dan tingkat pengaruh

kebudayaan dengan sikap petani terhadap pertanian organik di Desa

Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

Page 67: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Desa Prendengan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Kecamatan Banjarmangu sendiri

terdiri dari 17 desa. Luas wilayah Desa Prendengan seluas 334,890 hektare.

Adapun batas-batas Desa Prendengan adalah sebagai berikut :

Sebelah utara : Desa Majatengah

Sebelah timur : Desa Beji

Sebelah selatan : Desa Pekandangan, Desa Kendaga

Sebelah barat : Kecamatan Karangkobar

Secara umum sebagian besar Desa Prendengan merupakan pegunungan

dan perbukitan. Desa Prendengan yang masih pegunungan, perbukitan, dan

masih jalan makadam (berbatu) mengakibatkan akses warga Desa Prendengan

ke kota sulit. Adapun jarak desa ke ibukota kecamatan sekitar 10 km dan jarak

desa dengan ibukota kabupaten sekitar 17 km. Ketinggian Desa Prendengan

adalah 800 mdpl, merupakan desa yang memiliki ketinggian tertinggi di antara

17 desa yang ada di Kecamatan Banjarmangu. Terdapat dua gunung yang ada

di sekitar Desa Prendengan, yaitu Gunung Lawe dan Gunung Pawinihan.

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di suatu daerah menggambarkan kondisi sosial

ekonomi penduduk di daerah tersebut. Berikut ini adalah data keadaan

penduduk di Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Banjarnegara berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara

pada Tahun 2010.

1. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Desa Prendengan dibedakan menjadi dua

macam yaitu kepadatan penduduk geografis dan kepadatan penduduk

agraris. Kepadatan penduduk geografis adalah perbandingan jumlah

penduduk dengan luas wilayah per km2, sedangkan kepadatan penduduk

agraris adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan

Page 68: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pertanian. Luas Desa Prendengan kurang lebih 3,34890 km2 sedangkan

luas lahan pertaniannya 192,211 hektare. Perhitungan untuk kepadatan

penduduk geografis dan agraris adalah sebagai berikut ini.

Kepadatan Penduduk Geografis = 2.434 jiwa = 727 jiwa/ km2 3.34890 km2

Kepadatan Penduduk Agraris = 2.434 jiwa = 13 jiwa/ hektare 192.211 hektare

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui kepadatan

penduduk geografis sebesar 727 jiwa/ km2 artinya dalam luas wilayah satu

km2 terdapat 727 jiwa yang menempati wilayah tersebut. Demikian pula

dengan kepadatan penduduk agraris sebesar 13 jiwa/ hektare artinya dalam

luas lahan sebesar 1 hektare dikerjakan oleh 13 orang.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Desa Prendengan memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.434 jiwa.

Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Prendengan

berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada Gambar 4.1

dibawah ini.

1.191.1951.2

1.2051.211.2151.221.2251.23

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1.229

Gambar 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Prendengan

Page 69: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dapat dijelaskan dalam Gambar 4.1 bahwa jumlah laki-laki 50,49 %

(1.229 jiwa) dan jumlah penduduk perempuan 49,51 % (1.205 jiwa). Dari

komposisi laki-laki dan perempuan tersebut dapat digunakan untuk

mencari sex ratio. Sex ratio merupakan perbandingan jumlah penduduk

laki-laki dibanding dengan jumlah penduduk perempuan. Maka untuk

mencari sex ratio dari Desa Prendengan dapat diketahui sebagai berikut :

%100xperempuanpenduduk

lakilakipendudukratioSex

åå -

=

Sex ratio = x 100 % = 101,99 %

Dari perhitungan diatas dapat didapat sex ratio di Desa Prendengan,

yaitu 101,99 %. Sex ratio di Desa Prendengan sebesar 101,99 % dapat

diartikan bahwa setiap 100 perempuan terdapat 101 laki-laki.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Penduduk merupakan salah satu potensi sumber daya dari suatu

daerah, terutama berhubungan dengan faktor tenaga kerja. Tersedianya

tenaga kerja yang besar merupakan peluang bagi pengembangan berbagai

macam usaha. Komposisi penduduk berdasarkan umur di Desa

Prendengan dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Prendengan

No Umur (tahun) Distribusi Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1. 2. 3.

0 – 14 15 – 64

> 64

745 1406 283

30,61 57,77

11,62 Jumlah 2434 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Dijelaskan oleh Mantra (2003) bahwa keadaan penduduk

berdasarkan produktivitasnya dapat dilihat dari umur atau usia yang

dimiliki seseorang pada saat itu. Penduduk diklasifikasikan sebagai usia

belum produktif (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia tidak

produktif (lebih dari 64 tahun).

1.229

1.205

Page 70: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.1 mengenai data penduduk menurut umur dapat digunakan

untuk menghitung Angka Beban Tanggungan (ABT) di Desa Prendengan.

ABT adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif

(penduduk umur <14 tahun dan penduduk umur >64 tahun) dengan jumlah

penduduk usia produktif (penduduk umur 15-64 tahun). Jumlah penduduk

usia non produktif adalah 1.028 jiwa dan penduduk usia produktif adalah

1.406 jiwa. Perhitungan ABT adalah sebagai berikut:

ABT = P (0-14Tahun) + P (> 64 Tahun)

P (15-64 Tahun)

= 745 + 283

1406

= 73,12

Berdasarkan perhitungan Angka Beban Tanggungan tersebut

diketahui besarnya Angka Beban Tanggungan yaitu sebesar 73,12. Artinya

dalam setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 73 penduduk usia

non produktif.

4. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas

masyarakat dan penunjang pembangunan termasuk pembangunan di sektor

pertanian. Tingkat pendidikan penduduk menunjukkan kualitas sumber

daya manusia dalam suatu wilayah. Apabila diketahui tingkat pendidikan

penduduk maka dapat diketahui pula kemampuan penduduk dalam

menyerap berbagai pengetahuan yang ada. Hal ini dapat juga digunakan

untuk mengetahui potensi penduduk secara umum. Pada Tabel 4.2 dapat

dilihat keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa

Prendengan.

Page 71: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.2 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Prendengan

No. Jenjang Pendidikan Jumlah (jiwa) Prosentase 1. Belum Sekolah 934 38,37 2. Tidak/Belum Tamat SD 334 13,72 3. Tamat SD 946 38,87 4. Tamat SLTP 65 2,67 5. Tamat SLTA 26 1,07 6. Tamat Akademik/PT 3 0,12 7. Buta Huruf 126 5,18

Jumlah 2.434 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penduduk Desa

Prendengan sebagian besar tamat sekolah dasar yaitu sebanyak 946 jiwa

(38,87%) dan belum sekolah yaitu sebesar 934 jiwa (38,37%). Sedangkan

yang tamat akademika/ PT merupakan jumlah terkecil yaitu sebesar 3 jiwa

(0,12%). Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat

kesadaran pendidikan warga Desa Prendengan cukup rendah. Terbukti dari

data bahwa yang tamat SD paling tinggi jumlahnya, namun jumlah warga

yang belum sekolah juga sama tingginya. Dapat dijelaskan bahwa tingkat

kesadaran berpendidikan warga Desa Prendengan kurang, program wajib

belajar bagi warga halnya sebagai program dan tidak dilaksanakan karena

mereka merasa pendidikan yang mahal, kondisi rumah yang jauh dari

perkotaan dan sarana prasarana pendidikan yang kurang memadai.

Keadaan pendidikan yang kurang oleh warga Desa Prendengan,

pemahaman yang kurang dengan masuknya pertanian organik. Dibuktikan

di lapang, bahwa saat menemui responden yang pendidikannya kurang

sangatlah sulit untuk mencari informasi terkait dengan pertanian organik.

5. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian

Penduduk di Desa Prendengan bekerja di berbagai sektor guna

mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Sektor yang paling dominan

sebagai mata pencaharian penduduk Desa Prendengan adalah sektor

pertanian. Berikut ini adalah gambaran penduduk Desa Prendengan

menurut mata pencaharian.

Page 72: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.3 Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Prendengan

No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Prosentase 1. Petani 499 52,31 2. Buruh Tani 201 21,06 3. Industri 18 1,88 4. Sosial 1 0,11 5. Pedagang 83 8,70 6. PNS/TNI/POLRI 1 0,11 7. Pensiunan 1 0,11 8. Lain-Lain 150 15,72 Jumlah 954 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan bahwa pekerjaan sebagai

petani menempati urutan terbanyak dari berbagai pekerjaan yang lainnya

yaitu sebesar 499 jiwa (52,31%) dan pekerjaan sebagai pekerja sosial,

PNS/TNI/POLRI, dan pensiunan menempati urutan terkecil yaitu sebesar

1 jiwa (0,11%). Hal ini dikarenakan lahan yang ada di Desa Prendengan

sangat besar dan lebih cocok untuk kegiatan pertanian, maka dari itu

warga Desa Predengan lebih tertarik untuk bekerja sebagai petani

dibanding pekerjaan yang lain.

Pada kenyataanya dapat diketahui bahwa penduduk di Desa

Prendengan sebagian besar bekerja sebagai petani. Jadi kebanyakan

penduduk Desa Prendengan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari

dengan mengandalkan pendapatan dari pekerjaan sebagai petani.

Sedangkan penduduk yang bekerja di bidang sosial, PNS/TNI/POLRI dan

pensiunan paling sedikit. Berdasarkan persentase tersebut, dapat

disimpulkan bahwa mata pencaharian dalam sektor pertanian masih

memegang peranan utama bagi masyarakat di Desa Prendengan dalam

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaan sebagai petani dipilih

karena kondisi lahan yang cocok untuk kegiatan pertanian dan juga

kondisi Desa yang jauh dari perkotaan dan warga mempunyai minat sangat

kecil bekerja diluar kegiatan pertanian. Walupun mayoritas warga Desa

Prendengan lebih banyak bekerja sebagai petani, namun mereka terkadang

Page 73: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

juga mempunyai pekerjaan sambilan seperti berdagang untuk menambah

penghasilan.

C. Keadaan Pertanian

Salah satu sektor utama dalam pembangunan di pedesaan adalah sektor

pertanian karena sebagian besar masyarakat desa memiliki mata pencaharian

sebagai petani. Berikut ini adalah gambaran mengenai keadaan pertanian di

Desa Prendengan.

Kegiatan pertanian mempunyai peranan penting dalam memenuhi

kebutuhan pangan. Kondisi pertanian yang baik harus didukung dengan

ketersediaan lahan pertanian yang cukup, inovasi atau teknologi yang tepat

guna dan sumber daya manusia yang baik. Luas lahan pertanian di Desa

Prendengan dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Luas Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Prendengan

Jenis Penggunaan Lahan Luas (hektare)

Prosentase

a. Tanah Sawah b. Tanah Kering

77,739

257,151

23,21 76,79

Jumlah 334,890 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penggunaan

lahan pertanian di Desa Prendengan terdiri dari tanah sawah dan tanah

kering. Pada tanah sawah yaitu seluas 77,739 hektare (23,21%), sedangkan

penggunaan lahan pertanian lainnya yaitu tanah kering dengan luas 257,151

hektare (76,79%). Sehingga dapat disimpulkan luas lahan yang terbesar

adalah tanah kering. Tanah kering yang dimaksud adalah lahan yang tidak

digarap oleh petani, dikarenakan daerah Desa Prendengan adalah pegunungan

dan perbukitan yang sulit untuk digarap.

Luas penggunaan lahan di Desa Prendengan yang didominasi untuk

tanah sawah berpotensi untuk budidaya tanaman padi dan salak pondok.

Sebagian besar penduduk di Desa Prendengan mengandalkan sektor

pertanian terutama bercocok tanam di sawah. Hal ini didukung dengan

adanya pengairan lancar melalui sumber air yang berasal dari sungai-sungai

Page 74: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

terdekat dari Desa Prendengan. Lancarnya pengairan di Desa Prendengan itu

dikarenakan kesadaran warga untuk mencukupi kebutuhan air di sawahnya

dan pembuatan irigasi yang sederhana dari warga sendiri.

D. Keadaan Peternakan

Terkait dengan keadaan peternakan di Desa Prendengan dapat

membantu petani dalam pembuatan pupuk organik guna mendukung pertanian

organik, Desa Prendengan memiliki cukup hewan ternak sebagai bahan baku

dalam pembuatan pupuk kandang. Berikut ini adalah data mengenai

kepemilikan hewan ternak yang terdapat di Desa Prendengan

Tabel 4.5 Jumlah Hewan Ternak di Desa Prendengan

No. Hewan Ternak Jumlah (ekor) 1. Sapi 319 2.

Kambing Total

25.192 25.511

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui jumlah hewan ternak sapi di

Desa Prendengan sebanyak 319 ekor dan kambing yaitu 25.192 ekor. Keadaan

peternakan di Desa Prendengan termasuk cukup karena mayoritas penduduk

memiliki ternak walaupun yang mereka punya kambing atau sapi saja. Adanya

ternak tersebut dapat mendukung petani dalam menerapkan pertanian organik

yaitu dalam pembuatan pupuk kandang. Kotoran ternak seperti sapi dan

kambing dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik untuk lahan sawah

sehingga membantu petani menyuburkan tanahnya.

E. Lembaga Peduli Pertanian Organik

Setiap kegiatan pertanian organik yang dilaksanakan di Desa

Prendengan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh warga Desa

Prendengan dan juga lembaga-lembaga yang terkait di dalamnya. Adapun

lembaga-lembaga tersebut memberikan dukungan sepenuhnya dalam kegiatan

pertanian organik. Berikut adalah lembaga-lembaga yang terkait dengan

kegiatan pertanian organik.

Page 75: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.6 Lembaga-Lembaga yang Terkait dengan Kegiatan Pertanian Organik

No. Nama Lembaga 1. 2. 3. 4.

LSM Bina Desa PPAB (Paguyuban Petani Alami Banjarnegara) BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Banjarmangu Kelompok Tani

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Tabel 4.7 dapat menjelaskan bahwa ada beberapa lembaga yang

membantu dan mempunyai andil yang besar dalam pelaksanaan pertanian

organik di Desa Prendengan. Lembaga-lembaga tersebut adalah LSM Bina

Desa, PPAB (Paguyuban Petani Alami Banjarnegara), dan BPP (Balai

Penyuluhan Pertanian).

LSM Bina Desa merupakan LSM yang bergerak dalam bidang

pembangunan pedesaan agar bisa memanfaatkan potensi dari desa tersebut.

Target yang dimiliki oleh LSM Bina Desa di Desa Prendengan adalah

mensejahterakan petani dengan pelaksanaan pertanian organik. LSM Bina

memaksimalkan keaktifan organisasi dalam pelaksanaan pembangunan desa

dalam hal ini yaitu pembangunan desa melalui kegiatan pertanian organik.

Jadi, dengan aktifnya organisasi maka petani lebih bisa untuk berorganisasi

dan bekerja sama dengan sesama petani. Aktifnya kerjasama antar sesama

petani dapat menjadikan kegiatan pertanian organik kegiatan pertanian

organik bisa berjalan baik dan dapat mensejahterakan petani dan Desa

Prendengan.

Banjarnegara sendiri mempunyai PPAB (Paguyuban Petani Alami

Banjarnegara) yang membantu dalam pelaksanaan pertanian organik. Setiap

kegiatan Pertanian organik di wilayah Banjarnegara pasti akan selalu

dipantau dan selalu diberikan pengarahan dan pelatihan. Desa Prendengan

termasuk dalam anggota PPAB karena sedang melaksanakan kegiatan

pertanian organik yang aktif. PPAB selalu memantau daerah yang sedang

melaksanakan kegiatan pertanian organik, memberikan bantuan, dan selalu

mendukung kegiatan-kegiatan pertanian organik yang dilaksankan di daerah

Banjarnegara.

Page 76: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Banjarmangu juga

tidak kalah andil dalam penerapan pertanian organik, dengan pelaksanaan

penyuluhan dan pelatihan yang rutin tentang kegiatan pertanian organik.

Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan dapat menjadikan petani lebih tertarik

menerapkan pertanian organik. Terkadang BPP juga mengikutsertakan orang-

orang yang sukses dan berpengalaman dalam penerapan pertanian organik,

sehingga petani lebih tertarik untuk mendapatkan ilmu baru pertanian organik

dan menerapkan pertanian organik.

Kelompok Tani merupakan lembaga yang membantu dalam

menjalankan kegiatan pertanian organik. Desa Prendengan memiliki 6

kelompok tani yaitu, kelompok tani lancar langgeng, kelompok tani puji

rahayu, kelompok tani tani makmur, kelompok tani berkah alami, kelompok

tani kenangan mulya, dan kelompok tani telaga mulya.

Lembaga-lembaga tersebut sangat membantu dalam penerapan

pertanian organik di Desa Prendengan. Namun terkadang informasi yang

disampaikan dari lembaga-lembaga tersebut ke petani memerlukan waktu

yang lama bagi petani untuk memahaminya. Kondisi masyarakat Desa

Prendengan yang masih awam dengan teknologi, terkadang menyulitkan bagi

mereka untuk memahami informasi yang benar-benar baru tentang pertanian

organik. Penyampaian informasi dari lembaga-lembaga tersebut terkadang

juga berbeda materi satu sama lain sehingga para petani merasa sulit juga

untuk menggabungkan informasi yang mereka dapatkan selama ini.

Page 77: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi nama

responden, umur dan nama kelompok tani. Adapun identitas responden dapat

dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1 Identitas Responden Petani

No. Keterangan Kategori Skor Jumlah

(orang)

Prosentase

(%)

1. Umur Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 36 4

0,00 90,00 10,00

Jumlah 40 100,00 2.

Kelompok Tani Lancar Langgeng

Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 6 -

0,00 15,00 0,00

Kelompok Tani Puji Rahayu

Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 3 3

0,00 7,50 7,50

Kelompok Tani Tani Makmur

Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 9 -

0,00 22,50

0,00 Kelompok Tani Berkah Alami

Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 7 -

0,00 17,50 0,00

Kelompok Tani Kenanga Mulya

Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 6 -

0,00 15,00 0,00

Kelompok Tani Telaga Mulya

Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64 >64

- 5 1

0,00 12,50 2,50

Jumlah 40 100,00

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua kelompok

yaitu, kelompok umur produktif (umur antara 15 tahun sampai dengan 64

tahun) dan kelompok umur non produktif (umur 0 sampai dengan 14 tahun

dan umur lebih dari 64 tahun). Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa

sebanyak 36 responden (90 %) dalam usia produktif dimana pada usia tersebut

responden mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian

keluarga. Sedangkan sisanya sebanyak 4 responden (10 %) tergolong usia non

produktif. Menurut Lionberger dalam Mardikanto (2007), semakin tua umur

Page 78: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

seseorang, biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung

hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh

warga masyarakat setempat.

Responden pada penelitian ini terbagi dalam 6 kelompok tani dimana

kelompok-kelompok tani tersebut tergabung dalam Gapoktan Desa

Prendengan yang bernama Gapoktan Ngudi Ngremboko. Nama kelompok tani

di Desa Prendengan yaitu Kelompok Tani Lancar Langgeng diketuai oleh

Bapak Nur Ikhsan dan responden yang diambil untuk penelitian adalah 6

orang, Kelompok Tani Puji Rahayu diketuai oleh Bapak Zainuri dan

responden yang diambil untuk penelitian adalah 6 orang, Kelompok Tani Tani

Makmur diketuai oleh Bapak Tarwono dan responden yang diambil untuk

penelitian adalah 9 orang, Kelompok Tani Berkah Alami diketuai oleh Bapak

Budi Hasan dan responden yang diambil untuk penelitian adalah 7 orang,

Kelompok Tani Kenangan Mulya diketuai oleh Bapak Sayidi dan responden

yang diambil untuk penelitian adalah 6 orang, dan Kelompok Tani Telaga

Mulya diketuai oleh Bapak Bambang Nur Rochman dan responden yang

diambil untuk penelitian adalah 6 orang. Jadi total responden yang diambil

dalam penelitian ini adalah 40 orang.

B. Faktor-Faktor Pembentuk Sikap.

Variabel-variabel pembentukan sikap petani terhadap pertanian organik

dalam mewujudkan kemandirian petani adalah pengalaman responden

berusahatani, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengaruh orang lain

yang dianggap penting, terpaan media massa dan pengaruh kebudayaan.

Variabel-variabel ini dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Untuk mengukur kategori digunakan rumus lebar

interval sebagai berikut:

åå å-=

Kelas

TerendahSkorTertinggiSkorIntervalLebar

Page 79: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Adapun distribusi dari variabel-variabel yang mempengaruhi

pembentukan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani adalah sebagai berikut:

1. Pengalaman Responden (X1)

Pengalaman responden dalam penelitian ini adalah lamanya

responden berusahatani hingga saat penelitian dilakukan. Untuk

mengetahui pengalaman petani dapat dilihat tabel di bawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Responden Berusahatani

Pengalaman seseorang tidak hanya diperoleh melalui kegiatan

belajar mengajar di kelas tetapi juga dapat diperoleh melalui kejadian atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi selama hidupnya. Hal ini selaras dengan

pendapat Rakhmat (2000) yang mengatakan bahwa pengalaman tidak

selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga

melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi. Pengalaman

responden dalam penelitian ini merupakan lamanya responden

berusahatani yang dinyatakan dalam tahun.

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar

pengalaman responden dalam menjalankan usahatani termasuk kategori

tinggi. Terlihat dari data yang menyebutkan bahwa responden termasuk

dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 20 orang (50,0%), hal ini

menunjukan bahwa sebagian besar petani memiliki pengalaman

berusahatani sudah cukup lama, yaitu antara 32-38 tahun. Pengalaman

responden termasuk dalam kategori tinggi karena petani di Desa.

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Sangat rendah 10th – 17th 1 1 2,50

2 Rendah 18th – 24th 2 4 10,00

3 Sedang 25th – 31th 3 11 27,50

4 Tinggi 32th – 38th 4 20 50,00

5 Sangat tinggi 39th – 45th 5 4 10,00

Jumlah 40 100,00

Page 80: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Prendengan bekerja sebagai petani secara sungguh-sungguh. Pekerjaan

sebagai petani menjadi pekerjaan utama untuk mendapatkan penghasilan

demi mencukupi kebutuhan. Pekerjaan menjadi petani merupakan

pekerjaan utama bagi warga Desa Prendengan, sehingga proses

berkembangnya kegiatan pertanian organik bisa cepat dan warga lebih

tertarik dengan ilmu-ilmu yang baru. Pengalaman pribadi petani juga

menjadikan kegiatan pertanian organik berjalan secara bertahap dan bisa

memajukan dan memandirikan petani itu sendiri.

Menurut informasi yang didapat, bahwa kegiatan pertanian organik

yang dilakukan oleh responden sudah dilakukan sejak dahulu, namun

seiring perkembangan jaman mereka mendapatkan informasi untuk

menggunakan bahan-bahan kimia agar bisa mempercepat hasil panen.

Namun sekarang petani sudah mulai sadar dan mau menerapkan kegiatan

pertanian organik lagi dan mau menerima informasi tentang pertanian

organik yang dapat membantu kegiatan pertaniannya.

2. Pendidikan Formal (X2)

Pendidikan formal dalam penelitian ini adalah pendidikan yang

ditempuh oleh responden di bangku sekolah. Pendidikan yang ditempuh

seseorang akan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang cara

berpikir, penerimaan suatu informasi, maupun penilaian terhadap suatu

masalah yang terjadi. Sehingga semakin tinggi pendidikannya maka

kemampuan berfikirnya juga semakin baik, pengetahuannya semakin luas

dan analisanya terhadap permasalahan semakin tajam. Adapun distribusi

pendidikan formal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Formal yang Pernah Ditempuh atau Ditamatkan

No Kategori Skor Jumlah (orang)

Prosentase (%)

1 Sangat rendah (Tidak Sekolah) 1 1 2,50 2 Rendah (Tidak/Tamat SD) 2 4 10,00 3 Sedang (Tidak/Tamat SMP) 3 13 32,50 4 Tinggi (Tidak/Tamat SLTA) 4 15 37,50 5 Sangat tinggi (Tamat D3/Sarjana) 5 7 17,50 Jumlah 40 100,00

Page 81: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang

petani responden (37,50%) termasuk dalam kategori tinggi hal tersebut

dapat menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sudah sadar

akan pendidikan. Pendidikan formal di Desa Prendengan masuk dalam

kategori tinggi (tamat SLTA) karena beberapa faktor. Faktor tersebut

diantaranya adalah kesadaran penduduk akan pentingnya arti pendidikan

sudah tinggi walaupun jarak sekolah yang terletak jauh dari tempat tinggal

penduduk. Masyarakat dalam hal ini petani menggunakan biaya seadanya

dari keluarga untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Masyarakat masih terlihat masih mementingkan pendidikan agar

menambah pengetahuan dan ilmu yang baru.

Menurut Azwar (1998) menjelaskan bahwa lembaga pendidikan

sebagai sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap

dikarenakan dapat meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam

diri individu. Terkait dengan penelitian, responden yang memiliki

pendidikan yang tinggi dapat memudahkan dalam pengisian kuisioner dan

memudahkan dalam pencarian informasi yang terkait dengan kegiatan

pertanian organik.

3. Pendidikan Non Formal (X3)

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diperoleh responden

di luar pendidikan formal, memiliki program yang terencana, dapat

dilakukan dimana saja, tidak terikat waktu serta disesuaikan

dengankebutuhan sasaran peserta didik.

Pendidikan non formal diukur dari frekuensi mengikuti kegiatan

penyuluhan dan pelatihan di bidang pertanian dalam satu musim tanam

terakhir. Menurut Kartasapoetra (1991) penyuluhan dan pelatihan

merupakan suatu sistem pendidikan yang bersifat non formal/sistem

pendidikan di luar sistem persekolahan yang biasa dimana orang

ditunjukkan cara-cara mencapai sesuatu dengan memuaskan sambil orang

itu kerap mengerjakan sendiri, jadi belajar dengan mengerjakan sendiri.

Dibawah ini dapat dilihat distribusi pendidikan non formal.

Page 82: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Tabel 5.4 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden dalam Mengikuti Kegiatan Penyuluhan/Pelatihan.

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebanyak 18 orang

petani responden (45,50%) mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dan

pelatihan dalam satu musim tanam dengan aktif dan termasuk dalam

kategori tinggi karena kegiatan diselenggarakan mendapat perhatian yang

positif dari petani dengan materi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

petani seperti seleksi benih, pemupukan, pengamatan hama, sistem jarak

tanam, pelatihan pembuatan pupuk, pelatihan pembuatan pestisida, dan

pelatihan cara tanam. Penyuluhan dan pelatihan pada umumnya

diselenggarakan apabila ada program dari pemerintah daerah/ pusat,

dengan menunjuk beberapa petani tertentu, antara lain pelatihan Sekolah

Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapang

Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), dan Sekolah Lapang Pertanian

Organik (SLPO).

Kegiatan penyuluhan maupun pelatihan sangat penting, karena

melalui pertemuan tersebut petani dapat bertukar pikiran dalam

memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama, memperoleh

informasi yang berguna bagi usahatani, memperoleh bimbingan dan saran

bahkan petunjuk yang berkaitan dengan pertanian organik; sehingga dapat

meningkatkan ketrampilan dalam mengelola usahatani. Dapat dijelaskan

bahwa minat dan kesadaran petani terhadap kegiatan pelatihan maupun

penyuluhan yang tergolong baik, walaupun untuk kegiatan pelatihan

intensitasnya kurang, karena tidak setiap saat diadakan. Mengenai

ketidakhadiran responden dalam pelatihan disebabkan karena responden

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Sangat rendah 2,1 – 3,1 1 1 2,50 2 Rendah 3,2 – 4,2 2 4 10,00 3 Sedang 4,3 – 5,3 3 13 32,50 4 Tinggi 5,4 – 6,4 4 18 45,50 5 Sangat tinggi 6,5 – 7,5 5 4 10,50 Jumlah 40 100,00

Page 83: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sedang ada keperluan lain dan lebih mementingkan pekerjaannya di sawah

dibandingkan dengan mengikuti pelatihan.

4. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting (X4)

Orang lain yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah orang-

orang yang oleh petani dianggap penting sebagai panutan ataupun yang

berperanan dalam menunjang usaha tani yang dilakukan petani melalui

saran, ajakan atau bahkan perintah. Orang lain yang dianggap penting oleh

petani diantaranya Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), petani lain,

suami/istri, anak, pemerintah, orang tua, dan sesepuh desa. Dibawah ini

dapat dilihat distribusi orang yang dianggap penting.

Tabel 5.5 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Memperoleh Informasi dari Orang Lain yang Dianggap Penting

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Azwar (1995) menyatakan bahwa pada umumnya, individu

cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap

orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting (Penyuluh Pertanian

Lapang (PPL), petani lain, suami/istri, anak, pemerintah,orang tua, dan

sesepuh desa) termasuk dalam kategori sedang yaitu ada 16 responden

(40,0%). Pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam kategori

sedang diartikan oleh data di lapang bahwa kegiatan yang berkaitan

dengan petanian organik cukup baik dan memberikan pengaruh kepada

responden dalam melaksanakan kegiatan pertanian organik untuk

mewujudkan kemandirian petani. Bentuk dukungan yang diberikan oleh

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Sangat rendah 100,0 – 113,2 1 1 2,50 2 Rendah 113,3 – 126,5 2 11 27,50 3 Sedang 126,6 – 139,8 3 16 40,00 4 Tinggi 139,9 – 153,1 4 10 25,00 5 Sangat tinggi 153,2 – 166,4 5 2 5,00 Jumlah 40 100,00

Page 84: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

orang-orang yang dianggap penting tersebut diantaranya dilakukan melalui

ajakan untuk melaksanakan kegiatan pertanian agar dapat mengurangi

pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pupuk kimia, saran untuk

mengikuti pertemuan rutin, saran dan informasi seputar teknologi yang

baru. Walaupun terkadang petani beranggapan bahwa orang yang lain

dianggap penting tersebut ada yang tidak membantu dalam menjalankan

kegiatan usahataninya dikarenakan keterbatasan informasi yang

disampaikan. Sehingga petani harus memilih siapa orang yang pantas

dalam mencari informasi terkait usahatani yang dilaksankannya agar

berjalan dengan baik. Untuk pemerintah terutama pemerintah desa

menurut petani sangat diharapkan dalam membantu dalam menjalankan

usahatani mereka. Namun, para petani ada yang berpendapat bahwa

pemerintah desa terkadang tidak membantu dan hanya memberikan

informasi-informasi saja dari pemerintah pusat. Petani tidak mendapatkan

perhatian lebih lanjut dari pemerintah. Dengan perhatian yang lebih dari

pemerintah desa seperti ikut serta membantu dalam pengusulan bantuan

yang dibutuhkan petani dan menengok kondisi para petani maka petani

lebih percaya dan lebih semangat dalam menjalankan kegiatan

usahataninya.

Azwar (1995) menjelaskan bahwa orang lain di sekitar kita

merupakan salah satu di antara komponen sosial yang dapat

mempengaruhi sikap. Seseorang yang kita anggap penting bagi kita,

seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti

khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita

terhadap sesuatu.

5. Terpaan Media Massa (X5)

Media massa merupakan sumber informasi yang dipergunakan

untuk memberikan informasi-informasi yang dapat menambah

pengetahuan. Informasi yang didapat terkait dengan pertanian khususnya

informasi tentang pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

Page 85: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011.

petani, media massa yang digunakan berupa media cetak maupun

elektronik media cetak.

Distribusi terpaan media massa tersebut dilihat dari jumlah media

massa yang dimanfaatkan responden dan frekuensi menyimak media

massa tersebut. Dibawah ini dapat dilihat distribusi terpaan media massa.

Tabel 5.6 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Mengakses dan Memperoleh Informasi dari Media Massa

Dari data tersebut dapat diambil penjelasan bahwa sebagian besar

responden mempunyai distribusi terpaan media massa dalam kategori

sedang yaitu dengan presentase 12 orang (30,00%). Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian responden mempunyai minat yang cukup

baik dalam menyimak media massa yang ada. Responden sudah terbuka

untuk menerima hal-hal baru yang dapat menambah pengetahuan dan

informasi mereka tentang pertanian khususnya menyimak informasi

tentang pertanian organik.

Media massa yang dimanfaatkan dalam pencarian informasi tentang

pertanian organik oleh responden adalah media massa elektronik (televisi

dan radio) dan media cetak (surat kabar). Media massa televisi dan radio

juga tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk

mendapatkan informasi tentang pertanian, hal ini di dukung dengan

adanya acara pertanian yang diperuntukan untuk petani. Media massa surat

kabar juga terdapat informasi yang berkaitan dengan pertanian. Tidak

banyak responden yang memanfaatkan media tersebut namun para petani

merasa haus akan informasi tentang pertanian guna membantu mereka

dalam menjalankan kegiatan usahatani mereka. Walaupun petani merasa

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Sangat rendah 21,0 – 24,4 1 9 22,50 2 Rendah 24,5 – 27,9 2 10 25,00 3 Sedang 28,0 – 31,4 3 12 30,00 4 Tinggi 31,5 – 34,8 4 5 12,50 5 Sangat tinggi 34,9 – 38,3 5 4 10,50 Jumlah 40 100,00

Page 86: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

membutuhkan informasi yang banyak, terkadang waktu yang dimiliki oleh

petani tidak ada untuk mengakses informasi dari media dan informasi dari

media terkadang tidak sesuai denga harapan. Sehingga para petani yang

bisa mengakses informasi dari media hanya sekedar mencari info saja dan

tidak secara berkesinambungan terjadwal mencari informasi dikarenakan

pekerjaan sebagai petani sudah menyita waktu para petani sangat banyak.

6. Pengaruh Kebudayaan (X6)

Pengaruh kebudayaan merupakan nilai-nilai budaya/adat tradisional

dan budaya kerukunan yang masih melekat pada petani yang berhubungan

dengan pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani.

Dibawah ini dapat dilihat distribusi pengaruh kebudayaan.

Tabel 5.7 Distribusi Jumlah Responden Pengaruh Kebudayaan

Dari data tersebut dapat diambil penjelasan bahwa sebagian

responden mempunyai pengaruh kebudayaan dalam kategori rendah yaitu

dengan presentase 16 orang (40,00%). Dapat menunjukkan bahwa

sebagian responden sudah mulai meninggalkan dengan adanya budaya

selamatan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan atas hasil yang petani

kerjakan dan kebudayaan yang lainnya sehingga nilai kebudayaan kurang

berpengaruh terhadap kehidupan petani terutama dalam kegiatan usahatani

dan ada juga yang tidak percaya dengan nilai-nilai adat karena dengan

adanya budaya modern yang masuk ke petani memberikan dampak dalam

melakukan kegiatanya berusahatani dari petani itu sendiri.

Kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan oleh warga yaitu seperti

upacara sebelum penggarapan lahan, upacara menjelang panen, dan

upacara setelah panen. Menurut responden, kebudayaan tersebut jarang

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Sangat rendah 29,0 – 32,6 1 6 15,00

2 Rendah 32,7 – 36,3 2 16 40,00 3 Sedang 36,4 – 40,0 3 6 15,00 4 Tinggi 40,1 – 43,7 4 11 27,50

5 Sangat tinggi 43,8 – 47,4 5 1 2,50

Jumlah 40 100,00

Page 87: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dilaksanakan lagi dikarenakan memerlukan waktu dan biaya yang tidak

sedikit, sedangkan kebutuhan responden sendiri belum tercukupi

sepenuhnya. Walaupun ada beberapa kebudayaan yang hilang, namun

penggunaan pranoto mongso masih ada dan terkadang digunakan oleh

reseponden penelitian, namun jarang dipakai karena cuaca sekarang yang

tidak tentu.

Budaya kerukunan seperti membersihkan saluran irigasi, membantu

dalam pelaksanaan panen, keikutsertaan dalam kegiatan kelompok tani,

musyawarah dalam kelompok tani, saling menghargai kegiatan pertanian

yang dilakukan dari masing-masing petani, dan rempon sehari-hari sedikit

demi sedikit mulai ditinggalkan karena responden sendiri mencari kegiatan

usahatani yang menguntungkan saja.

C. Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Sikap petani terhadap pertanian organik dalam penelitian ini

menggunakan penskalaan Likert dilakukan dengan mencatat penguatan respon

dan untuk pernyataan kepercayaan positif dan negatif tentang pertanian

organik dalam mewujudkan kemandirian petani yang diperlihatkan petani

terhadap sistem budidaya tanaman, sistem perharaan tanaman, pengendalian

hama penyakit, kemandirian teknis, kemandirian sosial budaya, dan

kemandirian keuangan.

Distribusi dari sikap petani terhadap pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani dapat dilihat sebagai berikut:

1. Sistem Budidaya Tanaman (Y1)

Sistem budidaya tanaman dalam penelitian ini adalah cara-cara

dalam kegiatan pertanian organik baik dalam pengelolaan sampai dengan

perlindungan lahan dari pembangunan yang bisa menghambat kegiatan

pertanian organik. Untuk mengetahui bagaimana sikap petani terhadap

budidaya tanaman dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 88: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Tabel 5.8 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa distribusi sikap petani

terhadap budidaya tanaman secara organik termasuk dalam kategori setuju

dengan presentase 26 orang (65,0%). Dapat dilihat bahwa sikap petani

terhadap budidaya tanaman secara organik tergolong baik yaitu didapat

data bahwa responden setuju dengan kegiatan sistem budidaya secara

organik. Petani yang mempunyai sikap setuju terhadap budidaya tanaman

secara organik karena petani merasa ingin mengetahui dan memahami

tentang budidaya tanaman dalam pertanian organik yaitu dengan

penggunaan pupuk kandang, pencegahan erosi, penggunaan lahan yang

gembur, walaupun tidak secara keseluruhan. Oleh karena itu petani setuju

dengan budidaya tanaman secara organik karena memberikan manfaat

bagi petani untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan membantu

meningkatkan hasil kegiatan usahatani. Selain untuk mengurangi

pencemaran lingkungan, pelaksanaan budidaya tanaman secara organik

dapat menambah kesuburan tanah dan meningkatkan hasil dari tanaman

sehingga petani memiliki harapan akan peningkatan produktivitas dan

pendapatan dalam kegiatan usahataninya.

2. Sistem Perharaan Tanaman (Y2)

Sistem perharaan tanaman dalam penelitian ini adalah cara-cara

petani dalam penjagaan kesuburan tanah untuk kegiatan pertanian secara

organik yang meliputi beberapa aspek yaitu pemberian pupuk kandang,

pemberian pupuk hijau, pemupukan dengan limbah ternak, dan tidak

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Sangat tidak setuju 6,0 – 10,8 1 - -

2 Tidak setuju 10,9 – 15,7 2 1 2,50

3 Tidak tahu/ netral 15,8 – 20,6 3 10 25,00

4 Setuju 20,7 – 25,5 4 26 65,00

5 Sangat setuju 25,6 – 30,4 5 3 7,50

Jumlah 40 100,00

Page 89: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

menjaga lahan agar tidak ada pencemaran lahan. Untuk mengetahui

bagaimana sikap petani terhadap sistem perharaan tanaman dapat dilihat

pada tabel.

Tabel 5.9 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani terhadap Sistem Perharaan Tanaman Secara Organik

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa distribusi sikap petani

terhadap perharaan tanaman secara organik termasuk dalam kategori

setuju dengan presentase 20 orang (50,0%). Dapat dilihat bahwa sikap

petani terhadap sistem perharaan tanaman secara organik tergolong baik.

Petani yang mempunyai sikap baik terhadap sistem perharaan tanaman

tergolong setuju karena petani merasa sadar dan ingin memiliki

kemampuan untuk penjagaan lahan yang baik untuk kegiatan pertanian

dengan pemberian pupuk kandang, pemberian pupuk hijau, pemupukan

dengan limbah ternak, dan tidak menjaga lahan agar tidak ada pencemaran

lahan. Dengan sistem perharaan tanaman mempunyai tujuan agar petani

bisa menjaga kesuburan lahan untuk masa-masa yang akan datang dan

dengan kondisi lahan yang subur dengan perawatan lahan tersebut akan

meningkatkan produktivitas dari tanaman yang dibudidayakan oleh petani.

3. Pengendalian Hama Penyakit (Y3)

Pengendalian hama dalam penelitian ini adalah cara-cara petani

dalam melakukan pengendalian hama pada tanaman yang meliputi

beberapa aspek yaitu pemilihan varietas tanaman yang tahan hama,

melakukan pergiliran tanaman, pengolahan secara tradisional

(menggunakan kerbau), dan penggunaan musuh alami untuk menjaga

tanaman dari hama yang menyerang untuk menjalankan kegiatan pertanian

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Sangat tidak setuju 5,0 – 9,0 1 - - 2 Tidak setuju 9,1 – 13,1 2 - - 3 Tidak tahu/ netral 13,2 – 17,2 3 2 5,00 4 Setuju 17,3 – 21,3 4 20 50,00 5 Sangat setuju 21,4 – 25,4 5 18 45,00 Jumlah 40 100,00

Page 90: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

organik. Untuk mengetahui bagaimana sikap petani terhadap pengendalian

hama secara organik dapat dilihat pada tabel.

Tabel 5.10 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani terhadap Pengendalian Hama Penyakit Secara Organik

.

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa distribusi sikap petani

terhadap pengendalian hama secara organik termasuk dalam kategori tidak

tahu/ netral dengan presentase 37 orang (92,50%). Dapat dilihat bahwa

sikap petani terhadap pengendalian hama secara organik tergolong tidak

tahu/ netral. Petani yang mempunyai sikap tidak tahu/ netral terhadap

pengendalian hama secara organik karena petani merasa walaupun tetap

melaksanakan kegiatan pertanian organik tetapi belum bisa melaksanakan

beberapa tahapan dalam pengendalian hama secara organik karena

beberapa tahapan tersebut memerlukan waktu yang lama. Beberapa

tahapan seperti pembelian varietas tanaman yanag tahan hama itu

memerlukan biaya yang tidak murah dan oleh karena itu biasanya petani

menggunakan varietas tanaman yang standar saja karena terkait dengan

modal yang dimiliki juga untuk kegiatan usahatani.

4. Kemandirian Teknis (Y4)

Kemandirian teknis dalam kegiatan pertanian organik merupakan

dampak dalam kegiatan pertanian organik yang memberikan gambaran

bahwa petani menjadi mandiri dalam pelaksanaan pertanian organik secara

teknis/ pelaksanaan pertanian organik. Kemandirin teknis meliputi

beberapa aspek yaitu pelaksanaan budidaya tanaman secara organik.

Adapun distribusi kemandirian teknis dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Sangat tidak setuju 7,0 – 12,6 1 - -

2 Tidak setuju 12,7 – 18,3 2 2 5,00

3 Tidak tahu/ netral 18,4 – 2,4 3 37 92,50

4 Setuju 24,1 – 29,7 4 1 2,50

5 Sangat setuju 29,8 – 35,4 5 - -

Jumlah 40 100,00

Page 91: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Tabel 5.11 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani terhadap Kemandirian Teknis Pelaksanaan Pertanian Organik

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa distribusi sikap petani

terhadap kemandirian teknis pelaksanaan pertanian organik termasuk

dalam kategori setuju dengan presentase 27 orang (67,50%). Dapat dilihat

bahwa sikap petani terhadap kemandirian teknis dalam pelaksanaan

pertanian organik tergolong setuju. Petani yang mempunyai sikap setuju

terhadap kemandirian petani dalam pelaksanaan pertanian organik karena

petani merasa dengan adanya pelaksanaan pertanian organik tersebut dapat

manjadikan petani lebih mandiri dalam menjalankan kegiatan pertanian

organik terutama dalam pelaksanaan budidaya tanaman secara organik.

Dengan adanya pertanian organik tersebut petani lebih mandiri dalam

menjalankan kegiatan pertanian yang alami dan tidak berpangku tangan

lagi kepada pemerintah dengan bantuan subsidi yang ada sekarang.

5. Kemandirian Sosial dan Budaya (Y5)

Kemandirian sosial dan budaya dalam kegiatan pertanian organik

merupakan dampak dalam kegiatan pertanian organik yang memberikan

gambaran bahwa petani lebih menggunakan pengetahuan dari budaya-

budaya pertanian di sekitar dan tetap membangun kerukunan antar petani

guna membantu menjalnkan kegiatan pertanian organik yang baik. Adapun

distribusi kemandirian sosial dan budaya dapat dilihat pada Tabel dibawah

ini.

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Sangat tidak setuju 8,0 – 14,4 1 - - 2 Tidak setuju 14,5 – 20,9 2 - - 3 Tidak tahu/ netral 21,0 – 27,4 3 6 15,00 4 Setuju 27,5 – 33,9 4 27 67,50 5 Sangat setuju 34,0 – 40,4 5 7 17,50 Jumlah 40 100,00

Page 92: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Tabel 5.12 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani terhadap Kemandirian Sosial dan Budaya dalam Pelaksanaan Pertanian Organik

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa distribusi sikap petani

terhadap kemandirian sosial dan budaya pelaksanaan pertanian organik

termasuk dalam kategori setuju dengan presentase 23 orang (57,50%).

Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap kemandirian sosial dan budaya

tergolong baik. Petani yang mempunyai sikap setuju tersebut merasa

bahwa dengan kegiatan pelaksanaan pertanian organik petani bisa menjaga

dan meneruskan budaya-budaya tradisional mengenai kegiatan pertanian.

Kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan oleh warga yaitu seperti

upacara sebelum penggarapan lahan, upacara menjelang panen, dan

upacara setelah panen. Menurut responden, kebudayaan tersebut jarang

dilaksanakan lagi dikarenakan memerlukan waktu dan biaya yang tidak

sedikit, sedangkan kebutuhan responden sendiri belum tercukupi

sepenuhnya. Walaupun ada beberapa kebudayaan yang hilang, namun

penggunaan pranoto mongso masih ada dan terkadang digunakan oleh

reseponden penelitian, namun jarang dipakai karena cuaca sekarang yang

tidak tentu.

Kemandirian sosial yang tumbuh dalam pelaksanaan pertanian

organik tumbuh saat petani menjalankan kegiatan usahataninya. Saling

membantu, saling memberi masukan tentang pertanian organik, rempon-

rempon tentang usahatani, dan saling tukar pengetahuan tentang pertanian

organik. Tumbuhnya kemandirian sosial dan budaya dalam pelaksanaan

pertanian organik maka kegiatan pertanian organik bisa berjalan dengan

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Sangat tidak setuju 4,0 – 7,2 1 - -

2 Tidak setuju 7,3 – 10,5 2 1 2,50 3 Tidak tahu/ netral 10,6 – 13,7 3 8 20,00

4 Setuju 13,8 – 17,0 4 23 57,50 5 Sangat setuju 17,1 – 20,3 5 8 20,00

Jumlah 40 100,00

Page 93: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

baik karena telah didukung dengan budaya dan lingkungan sosial yang ada

dalam lingkungan petani.

6. Kemandirian Keuangan (Y6)

Kemandirian keuangan dalam kegiatan pertanian organik

merupakan dampak dalam kegiatan pertanian organik yang memberikan

gambaran bahwa petani lebih dalam urusan keuangan. Adapun distribusi

kemandirian sosial dan budaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.13 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani terhadap Kemandirian Keuangan dalam Pelaksanaan Pertanian Organik

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa distribusi sikap petani

terhadap kemandirian keuangan pelaksanaan pertanian organik termasuk

dalam kategori setuju dengan presentase 20 orang (50,0%). Dapat dilihat

bahwa sikap petani terhadap kemandiria keuangan tergolong baik. Petani

yang mempunyai sikap setuju tersebut merasa bahwa dengan kegiatan

pelaksanaan pertanian organik petani bisa menjadikan petani untuk lebih

bisa mengkoordinir uang dalam kegiatan usahatani, seperti menetapkan

harga panen sesuai dengan modal yang dikeluarkan, dapat mengelola

pinjaman modal dengan baik, dan selalu memperhitungkan untung rugi

dalam menlankan kegiatan usahatani. Melalui pertanian organik yang bisa

memberikan dampak dalam kemandirian keuangan bagi petani maka

petani menjadi lebih pintar dalam memahami arti modal dan hasil yang

diperoleh dalam kegiatan usahatani yang dijalaninya.

No Kategori Interval Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Sangat tidak setuju 6,0 – 10,8 1 - -

2 Tidak setuju 10,9 – 15,7 2 1 2,50 3 Tidak tahu/ netral 15,8 – 20,6 3 17 42,50

4 Setuju 20,7 – 25,5 4 20 50,00

5 Sangat setuju 25,6 – 30,4 5 2 5,00

Jumlah 40 100,00

Page 94: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

D. Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel pembentuk

sikap dengan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani. Variabel-variabel pembentuk sikap yang diteliti adalah

pengalaman responden, pendididkan formal, pendidikan non formal, pengaruh

orang lain yang dianggap penting, terpaan media massa dan pengaruh

kebudayaan. Sedangkan sikap petani terhadap pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani diukur dengan enam parameter, yaitu : sikap

petani terhadap sistem budidaya tanaman, sikap petani terhadap sistem

perharaan tanaman, sikap petani terhadap pengendalian hama penyakit, sikap

petani terhadap kemandirian teknis, sikap petani terhadap kemandirian sosial

dan budaya, dan sikap petani terhadap kemandirian keuangan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel pembentuk sikap dengan

sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

petani digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs). Dan untuk mengetahui

tingkat signifikansi dengan membandingkan besarnya nilai t hitung dengan nilai

t tabel menggunakan tingkat kepercayaan 95 % ( a = 0,05 ). Apabila nilai t

hitung < nilai t tabel berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel-

variabel pembentuk sikap dengan tingkat sikap petani terhadap pertanian

organik dalam mewujudkan kemandirian petani di Desa Prendengan

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

Hasil analisis hubungan variabel pembentuk sikap dengan tingkat

sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

petani dapat dilihat di tabel berikut ini.

Page 95: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

No Variabel-Variabel Pembentuk Sikap

Tingkat Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik

Dalam Mewujudkan Kemandirian Petani (Y Total)

Ket

rs t hitung 1. Pengalaman Berusahatani (X1) 0.888** 11.094 SS 2. Pendidikan Formal (X2) 0.840** 9.543 SS 3. Pendidikan Non Formal (X3) 0.853** 10.074 SS 4. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap

Penting (X4) -0.172 -1.076 NS

5. Terpaan Media Massa (X5) -0.228 -1.443 NS 6. Pengaruh Kebudayaan (X6) 0.022 0.135 NS

Sumber : Analisis Data Primer 2011

Keterangan : X : Variabel-variabel Pembentuk Sikap Ytotal : Sikap Petani Terhadap Pertanian Organik Dalam Mewujudkan Kemandirian Petani rs : Koofisien Korelasi Rank Spearman SS : Sangat Signifikan (α = 0,05) S : Signifikan (α = 0,05) NS : Non Signifikan T tabel (α = 0,05 : 2.031)

Dari Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan

hubungan yang signifikan dan tidak signifikan antar variabel. Untuk

mengetahui makna angka-angka hasil analisis di atas dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Hubungan Antara Pengalaman Responden dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Pengalaman responden dapat dilihat dari lamanya pengalaman

responden berusahatani secara organik yang bisa menjadikan petani lebih

mandiri, yang dinyatakan dalam satuan tahun. Responden dengan

pengalaman yang lebih lama memiliki pengalaman yang lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang pengalamannya sedikit. Petani akan

cenderung belajar dari pengalamannya dalam berusahatani, untuk memulai

atau melanjutkan pekerjaan yang pernah dilakukannya karena mereka

telah memiliki gambaran tentang apa yang harus dilakukan untuk

meningkatkan produksi dan tingkat penerimaan usahataninya berdasarkan

pengalaman mereka.

Page 96: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Berdasarkan Tabel 5.14 menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang sangat signifikan antara pengalaman responden berusahatani dengan

sikap terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani

dengan nilai rs sebesar 0,888 dan nilai thitung 11,904 lebih besar dari nilai t

tabel 2,031 pada taraf kepercayaan 95%. Hasil ini menunjukkan bahwa

pengalaman responden berusahatani berhubungan dengan sikap petani

terhadap pertanian organik yang dapat mewujudkan kemandirian petani.

Petani memberikan sikap didasarkan pada hasil pengalaman yang telah

dijalani terutama yang berkaitan dengan pertanian organik yang dapat

mewujudkan kemandirian petani. Semakin banyak pengalaman petani

berusahatani secara organik, maka semakin baik sikapnya terhadap

pertanian organik yang bisa mewujudkan kemandirian petani. Dengan

demikian pengalaman yang dimiliki akan terus bertambah, pengalaman

yang semakin bertambah menjadikan petani lebih matang dalam

mengambil sikap dan keputusan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan pertanian organik yang bisa mewujudkan kemandirian petani.

Pengalaman petani dalam melakukan usahatani akan dapat

memberikan kematangan kepada petani untuk mengambil keputusan.

Semakin lama mereka berusahatani maka pengalaman yang dimilikinya

semakin banyak pula. Sesuai pendapat Soekartawi (1993), semakin lama

petani berusahatani, semakin cenderung mempunyai sikap yang lebih

berani dalam menanggung resiko penerapan teknologi baru atau

perubahan-perubahan yang ada di bidang pertanian. Karena semakin lama

petani berusahatani mereka lebih respon dan cepat tanggap terhadap gejala

yang mungkin akan terjadi. Apabila pada akhirnya nanti mengalami suatu

kegagalan mereka sudah tidak canggung lagi dalam melakukan perubahan-

perubahan dalam kegiatan usahataninya. Terkait dengan sikap,

pengalaman responden merupakan suatu variabel yang berhubungan

dengan sikap petani dalam pengadopsian suatu inovasi. Semakin banyak

pengalaman responden dalam berusahatani secara organik maka semakin

baik pula sikapnya. Dengan demikian berarti petani sudah memberikan

Page 97: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

suatu keputusan untuk melakukan pertanian organik dengan harapan dapat

lebih baik dari kegiatan usahatani yang dilakukan sebelumnya serta dapat

memperbaiki ekonomi keluarganya dan bisa menjadikan petani lebih

mandiri dalam menjalankan kegiatan usahataninya.

2. Hubungan Antara Pendidikan Formal dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Pendidikan formal merupakan tingkat pendidikan yang pernah

ditempuh oleh responden di bangku sekolah. Pendidikan yang ditempuh

seseorang akan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang cara

berpikir, lembaga pendidikan formal memiliki tugas untuk membina dan

mengembangkan sikap anak didiknya menuju sikap yang diharapkan.

Lembaga pendidikan sebagai suatu sistem yang mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap dikarenakan lembaga pendidikan meletakan

dasar pengertian dan konsep moral dari individu (Azwar, 1995). Sehingga

semakin tinggi pendidikannya maka semakin baik sikapnya.

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa nilai koefisien

korelasi (rs) antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap

pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani yaitu 0,840

dengan thitung 9,543. Jumlah thitung lebih besar dari ttabel 2,031. Sehingga dari

hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sangat signifikan antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap

pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani.

Pendidikan petani yang rata-rata masih dalam kategori tinggi,

membuat petani sudah memikirkan tentang pertanian organik yang bisa

memberi hasil yaitu mewujudkan kemandirian petani. Pendidikan formal

sangat berhubungan karena banyak mengajarkan tentang pengetahuan

umum. Melalui pendidikan formal tersebut petani lebih berkembang dalam

mencari informasi tentang usahatani terutama pertanian organik.

Page 98: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

3. Hubungan Antara Pendidikan Non Formal dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang didapat diluar

bangku sekolah. Penyuluhan dan pelatihan pertanian merupakan sistem

pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau

menjelaskan tetapi berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya agar

memiliki pengetahuan pertanian dan berusaha tani yang luas, memiliki

sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap inovasi

sesuatu (informasi) baru, serta terampil melaksanakan kegiatan

(Azwar , 1998).

Berdasarkan pada Tabel 5.14 menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal dengan

sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

petani dengan nilai rs sebesar 0,853 dan nilai thitung lebih besar dari nilai

ttabel yaitu 10,074 ≥ 2,031. Nilai ini menunjukkan bahwa pendidikan non

formal berhubungan dengan sikap petani terhadap pertanian organik dalam

mewujudkan kemandirian petani. Hal ini menunjukkan semakin tinggi

pendidikan non formal yang dimiliki petani maka akan semakin baik

sikapnya terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

petani.

Pendidikan non formal diukur dengan frekuensi petani mengikuti

kegiatan penyuluhan dan pelatihan selama satu musim tanam. Petani

mengikuti pendidikan non formal seperti penyuluhan dan juga pelatihan

yang berkaitan dengan pertanian organik. Materi pendidikan non formal

yang diikuti oleh petani banyak memberikan pengetahuan mengenai

pertanian organik serta bagaimana menangani atau mengelola tanaman,

bagaimana cara mengatasi berbagai gangguan pada tanaman tanpa

mencemari lingkungan. Dengan semakin banyak pendidikan non formal

yang diikuti petani maka sikap mereka terhadap pertanian organik semakin

baik. Dengan kegiatan penyuluhan dan pelatihan tersebut dapat

Page 99: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

menjelaskan bahwa nantinya petani akan lebih mandiri dalam menjalankan

kegiatan usahataninya.

4. Hubungan Antara Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Pengaruh orang lain merupakan komponen sosial yang dapat

mempengaruhi pembentukan sikap. Dalam pembentukan sikap pengaruh

orang lain sangat berperan. Seseorang yang kita anggap penting bagi kita,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tindak dan

pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang

yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan

sikap kita terhadap sesuatu (Azwar, 1995)

Berdasarkan Tabel 5.14 menunjukan bahwa terdapat hubungan

yang tidak signifikan antara pengaruh orang lain yang dianggap penting

dengan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani. Dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rs)

antara pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan tingkat sikap

petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani

adalah -0,172 dan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yaitu -1,076 ≤ 2,031.

Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengaruh orang lain yang dianggap penting tidak berhubungan dengan

tingkat sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani.

Semakin banyak petani mendapatkan saran dari orang-orang yang

dianggap penting (PPL, petani lain, suami/ istri, anak, pemerintah, orang

tua, dan sesepuh desa), menjadikan petani bersikap kurang baik tentang

adanya pertanian organik. Selama ini menurut responden bahwa orang lain

yang tidak dianggap penting dalam kegiatan pertanian organik adalah

anak, orang tua, dan pemerintah. Untuk anak tidak dianggap penting

karena selama ini anak dari responden tidak bekerja dalam dunia pertanian

sehingga tidak berpengaruh dan orang tua sendiri tidak berpengaruh

Page 100: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

karena faktor usia yang menyebabkan responden kesulitan untuk

komunikasi. Sedangkan untuk pemerintah tidak berpengaruh karena

pemerintah (kepala desa) selama ini membantu petani dalam menjalankan

kegiatan pertanian organik hanya sebatas pengumuman dari pemerintah

pusat dana tidak pernah melaksanakan diskusi bersama dengan sesama

petani untuk menjalankan kegiatan pertanian organik tersebut. Sehingga

dengan hasil tersebut faktor orang yang dianggap penting tidak bisa

mendukung dalam menjalankan kegiatan pertanian organik itu sendiri

yang nantinya bisa mewujudkan kemandirian petani.

5. Hubungan Antara Terpaan Media Massa dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Terpaan media massa merupakan sarana komunikasi yang

mempunyai pengaruh dalam opini dan kepercayaan. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang (Azwar, 1995).

Berdasarkan Tabel 5.14 menunjukan bahwa terdapat hubungan

yang tidak signifikan antara terpaan media massa dengan sikap petani

terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani. Dapat

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rs) antara terpaan media massa

dengan sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani adalah -0,228 dan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel

yaitu -1,443 ≤ 2,031. Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat

disimpulkan bahwa terpaan media massa tidak berhubungan dengan sikap

petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani.

Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan karena media

massa merupakan salah satu faktor yang tidak mempengaruhi sikap petani

terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani. Media

massa tersebut dapat berupa media cetak atau elektronik. Terpaan media

massa tidak berpengaruh dikarenakan jarak Desa Prendengan dengan pusat

Page 101: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kota yang sangat jauh, sehingga menyebabkan pemberian akses media dari

pusat kota ke Desa Prendengan sulit. Itu dibuktikan dengan tidak adanya

sinyal handphone, sedikitnya media massa yang diakses oleh petani dan

dikarenkan Desa Prendengan merupakan salah satu desa tertinggal di

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.

6. Hubungan Antara Pengaruh Kebudayaan dengan Sikap Petani terhadap Pertanian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani

Kehidupan di masyarakat dapat diamati dari sikap masyarakat

dengan kebudayaan yang ada di daerahnya. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang yang

memberikan corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota

kelompok masyarakat asuhannya (Azwar, 1998).

Pada Tabel 5.14 diketahui milai koefiseien rs sebesar 0,022 maka

thitung ≤ ttabel (0,135 ≤ 2,031). Sehingga dapat disimpulkn bahwa terdapat

hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh kebudayaan dengan sikap

petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani.

Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan karena sudah mulai

ditinggalkannya pengaruh kebudayaan dalam menjalankan kegiatan

pertania. Contohnya tentang kebudayaan pronoto mongso yang lama

kelamaan oleh petani ditinggalkan karena sekarang ini cuaca tidak bisa

ditebak dan menyebabkan petani tidak bisa menentukan hari untuk

menjalankan kegiatan usahatani yang pasti. Hal tersebut menjadikan

kegiatan kebudayaan seperti slametan menjadi mulai terhapus.

Kerukunan di masyarakat sudah mulai memudar dikarenakan

sekarang petani lebih memilih membantu dalam menjalankan kegiatan

usahatani itu dibayar. Seperti proses pemanenan, petani lebih mau dibayar

disbanding hanya membantu saja karena kondisi ekonomi warga itu

sendiri yang kurang. Pudarnya kebudayaan dan kerukunan tersebut

menjadikan warga tidak mandiri untuk menghormati apa yang ada di

sekitarnya.

Page 102: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang mengkaji Sikap Petani

Terhadap Perhatian Organik dalam Mewujudkan Kemandirian Petani di Desa

Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian

petani yaitu :

a) Sikap petani terhadap sistem budidaya tanaman termasuk kategori

setuju dengan prosentase 72,5% yaitu petani setuju dan memahami

pelaksanaan budidaya tanaman secara organik.

b) Sikap petani terhadap sistem perharaan tanaman termasuk dalam

kategori setuju dengan prosentase 95% yaitu petani setuju, merasa

sadar, dan ingin memiliki kemampuan untuk perharaan tanaman.

c) Sikap petani terhadap pengendalian hama penyakit termasuk kategori

tidak tahu/ netral dengan prosentase 92,5% yaitu petani merasa dalam

pengendalian hama penyakit memerlukan waktu yang lama.

d) Sikap petani terhadap kemandirian teknis termasuk dalam kategori

setuju dengan prosentase 85% yaitu petani merasa dengan kegiatan

pertanian organik bisa menjadikan petani lebih mandiri dalam

kegiatan budidaya tanaman.

e) Sikap petani terhadap kemandiria sosial dan budaya termasuk dalam

kategori setuju dengan prosentase 77,5% yaitu petani merasa dengan

kegiatan pertaian organik bisa menjaga dan meneruskan budaya-

budaya tradisional mengenai kegiatan pertanian.

f) Sikap petani terhadap kemandirian keuangan termasuk dalam kategori

setuju dengan prosentase 55% yaitu petani bisa lebih baik dalam

mengelola keuangan dalam kegiatan usahatani.

88

Page 103: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Faktor-faktor pembentuk sikap dalam penelitian ini yaitu :

a) Pengalaman responden berusahatani termasuk dalam kategori tinggi

dengan prosentase 60% yaitu petani sudah memiliki banyak

pengalaman dalam menjalankan kegiatan usahatani.

b) Pendidikan formal termasuk dalam kategori tinggi dengan prosentase

55% yaitu petani merasa sadar bahwa pendidikan sangat penting

untuk dirinya.

c) Pendidikan non formal termasuk dalam kategori tinggi dengan

prosentase 56% yaitu petani mau mengikuti penyuluhan dan pelatihan

dalam kegiatan usahatani.

d) Pengaruh orang lain yang diaanggap penting termasuk dalam kategori

sedang dengan prosentase 40% yaitu petani merasa terkadang mereka

hanya mendapat unformasi saja dan tidak mendapat perhatian dalam

pelaksanaan pertanian organik.

e) Terpaan media massa termasuk dalam kategori sedang dengan

prosentase 30% yaitu petani terkadang tidak mendaoat informasi yang

dibutuhkan dan waktu petani tidak ada untuk mengakses media massa.

f) Pengaruh kebudayaan termasuk dalam kategori rendah dengan

prosentase 55% yaitu petani sudah mulai meninggalkan kebudayaan

dalam pelaksanaan kegiatan usahatani.

3. Faktor-faktor pembentuk sikap petani yang mempunyai hubungan sangat

signifikan dari sikap petani terhadap pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani yaitu pengalaman petani berusahatani, pendidikan

formal, dan pendidikan non formal. Faktor-faktor pembentuk sikap yang

mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap pertanian organik

dalam mewujudkan kemandirian petani yaitu pengaruh orang lain, terpaan

media massa, dan pengaruh kebudayaan. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pengalaman pribadi, pendidikan formal, dan pendidikan non formal

mempunyai hubungan yang sangat signifikan terhadap pertanian

organik dalam mewujudkan kemandirian petani karena faktor-faktor

tersebut dapat mempengaruhi dan membantu petani untuk mengetahui

Page 104: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

informasi tentang pertanian organik yang kemudian akan diterapkan

oleh petani.

b) Tingkat pengaruh orang lain, terpaan media massa, dan pengaruh

kebudayaan mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap

pertanian organik dalam mewujudkan kemandirian petani karena

informasi yang didapatkan dari orang lain dan media massa kadang

tidak sesuai dan tidak membantu petani dalam memahami pertanian

organik. Kebudayaan sudah mulai ditinggalkan oleh petani yang

seharusnya pertanian organik merupakan perwujudan dari pelestarian

kebudayaan lokal dalam menjalankan usahatani.

B. Saran

Saran yang dapat dijadikan terkait penelitian ini yaitu:

1. Sikap petani terhadap kegiatan pertanian organik dalam mewujudkan

kemandirian petani dalam pengendalian hama penyakit seharusnya

mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah karena dengan

perhatian pemerintah untuk memanfaatkan bahan alami yang ada di Desa

Prendengan terkait kegiatan pertanian organik maka petani bisa lebih sadar

dan mau menjalankan kegiatan kegiatan pertanian organik.

2. Bagi pengambil kebijakan (Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan)

agar lebih memperhatikan dan mengembangkan kegatan pertanian organik

di Desa Prendengan, tidak hanya memberikan anjuran saja. Perhatian yang

lebih dari pemerintah akan bisa menjadikan petani merasa dihargai dalam

pelaksanaan kegiatan pertanian terutama pertanian organi. Petani juga

diharapkan menjaga kebudayaan lokal yang ada di lingkungan petani.

Kegiatan pertanian organik merupakan wujud pelestarian kebudayaan

lokal dalam kegiatannya. Sehingga diharapkan petani dalam pelaksanaan

pertanian organik tetap menjaga kebudayaan lokal yang merupakan wujud

asli dari pertanian organik/ pertanian alami.

Page 105: SIKAP PETANI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK DALAM …... · Terhadap Sistem Budidaya Tanaman Secara Organik ... pembangunan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

3. Pendidikan non formal yaitu penyuluhan dan pelatihan dapat ditingkatkan

lagi agar petani bisa lebih menguasai dalam hal kegiatan pertanian

organik. Kesadaran dari petani dan pemerintah sendiri bahwa kegiatan

pertanian organik yang bisa memandirikan petani sangat membantu agar

petani bisa lebih pintar dan tangap dalam menjalankan kegiatan

usahataninya