PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN … · Mataram Barat yang memberikan ijin untuk...
Transcript of PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN … · Mataram Barat yang memberikan ijin untuk...
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN
SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransisca Novieta Afsari Dewi
NIM: 082114080
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN
SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fransisca Novieta Afsari Dewi
NIM: 082114080
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kesabaran dan usaha keras akan sanggup menghilangkan kesulitan dan melenyapkan rintangan”
(Mario Teguh)
“Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan,
karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari
kita tentang arti kesungguhan”
(Cak Nun)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat” (Winston Chuchill)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Papa dan Mama tercinta
Kakakku Shanny dan adikku Venty
Semua sahabat dan teman-teman yang selalu mendukungku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah menunjukkan padaku
segudang ilmu pengetahuan yang sangat berharga. Karyawan Fakultas Ekonomi
yang telah membantu penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomi.
4. Bapak Ahmad Rivai selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Mataram Barat yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian. dan segenap
karyawan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat yang telah
banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan serta membantu
menyebarkan kuesioner.
5. Seluruh responden yang telah mengisi kuesioner peneliti.
6. Ayahanda Ignatius Made Harsanto Wardi dan Ibunda Andreani Made Supriani
yang selalu memberikan perhatian, semangat dan doa untukku sehingga
penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Kakakku FX. Shanny Herdyanto dan Margareta Venty adikku yang selalu
memberiku semangat, motivasi, dan dukungan serta doa untukku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 16 April 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ..................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................ xii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiii
ABSTRACT ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9
A. Pajak .............................................................................................. 9
1. Definisi Pajak ........................................................................... 9
2. Fungsi Pajak ............................................................................. 10
3. Sistem Pemungutan Pajak ........................................................ 11
4. Hambatan Pemungutan Pajak ................................................... 12
B. Pajak Penghasilan .......................................................................... 13
1. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) ............................... 13
2. Subjek Pajak ............................................................................. 14
3. Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak ....................................... 14
C. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ............................................. 15
1. Pengertian NPWP ..................................................................... 15
2. Orang Pribadi yang Wajib Memiliki NPWP ............................ 15
3. Pendaftaran NPWP ................................................................... 16
4. Pencantuman NPWP ................................................................ 17
5. Fungsi NPWP ........................................................................... 17
6. Manfaat Memiliki NPWP ......................................................... 17
7. Sanksi ....................................................................................... 18
D. Surat Pemberitahuan (SPT) ........................................................... 19
1. Definisi SPT ............................................................................. 19
2. Fungsi SPT ............................................................................... 19
3. Jenis SPT .................................................................................. 20
4. Ketentuan tentang Penyampaian SPT ...................................... 20
5. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT .................. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
E. Wajib Pajak (WP).......................................................................... 23
1. Definisi WP .............................................................................. 23
2. Hak-hak WP ............................................................................. 24
3. Kewajiban WP .......................................................................... 24
F. Kepatuhan Perpajakan ................................................................... 25
1. Definisi Kepatuhan Perpajakan ................................................ 25
2. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak (WP)..................................... 26
3. Indikator Kepatuhan WP .......................................................... 26
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan WP ................. 27
5. Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Meningkatkan
Kepatuhan WP .......................................................................... 29
G. Pengetahuan Pajak......................................................................... 31
H. Kualitas Pelayanan ........................................................................ 32
I. Sanksi Perpajakan ......................................................................... 35
J. Peneliti Terdahulu ......................................................................... 36
K. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 38
L. Hubungan Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (WPOP)............................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 42
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 42
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 43
D. Data Penelitian.......................................................................... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43
F. Pengukuran Variabel ................................................................ 44
G. Variabel Penelitian ................................................................... 44
H. Populasi dan Sampel................................................................. 48
I. Teknik Pengujian Instrumen..................................................... 49
J. Teknik Analisis Data ................................................................ 50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 56
A. Deskripsi Data Responden ....................................................... 56
B. Deskripsi Hasil Kuesioner ........................................................ 60
C. Teknik Pengujian Data ............................................................. 63
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 68
E. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 71
F. Pengujian Hipotesis (Uji F) ...................................................... 72
G. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................................... 74
H. Pengujian Hipotesis (Uji t) ...................................................... 75
I. Pembahasan .............................................................................. 80
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 84
A. Kesimpulan ............................................................................... 84
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 85
C. Saran ......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN .................................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat Tahun
2010-2012 (Agustus) ........................................................................ 3
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia ..................................................57
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................57
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........................58
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ..........................................58
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan .........................59
Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Tahun Perolehan Nomor Pokok
WajibPajak (NPWP) ........................................................................59
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Kuesioner ...............................................................60
Tabel 4.8 Analisis Uji Validitas Variabel Pengetahuan Pajak .........................64
Tabel 4.9 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ........................64
Tabel 4.10 Analisis Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan ..........................65
Tabel 4.11 Analisis Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP)...............................................................................65
Tabel 4.12 Reliability Statistics Variabel Pengetahuan Pajak ..........................66
Tabel 4.13 Reliability Statistics Variabel Kualitas Pelayanan ...........................67
Tabel 4.14 Reliability Statistics Variabel Sanksi Perpajakan ............................67
Tabel 4.15 Reliability Statistics Variabel Kepatuhan WP OP ...........................67
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas .......................................................................68
Tabel 4.17 Hasil Koefisiensi Uji Multikolonieritas ..........................................69
Tabel 4.18 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................71
Tabel 4.19 Anova untuk Uji F...........................................................................73
Tabel 4.20 Analisis Koefisien Determinasi .....................................................75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................38
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas ..........................................70
Gambar 4.2 Daerah Diterima dan Ditolak H0 Uji F .........................................74
Gambar 4.3 Daerah Diterima dan Ditolak H0 (Hipotesis 1) ............................76
Gambar 4.4 Daerah Diterima dan Ditolak H0 (Hipotesis 2) ............................78
Gambar 4.5 Daerah Diterima dan Ditolak H0 (Hipotesis 3) ............................79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN
SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat
Fransisca Novieta Afsari Dewi
NIM: 082114080
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhanWajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP). Penelitian ini dilakukan karena kepatuhan WP OP di KPP
Pratama Mataram Barat tahun 2010-2012 (Agustus) mengalami penurunan.
Penelitian yang dilakukan berupa studi empiris. Teknik pengambilan
sampel menggunakan sampling aksidental. Sampel yang digunakan dalam penelitian
berjumlah 95 responden. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pengujian hipotesis
menggunakan uji F, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
WP OP. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, pengetahuan pajak dan sanksi
perpajakan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
WP OP sedangkan kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap kepatuhan WP OP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TAX KNOWLEDGE , QUALITY SERVICE AND
TAX PENALTIES TOWARD THE COMPLIANCE OF INDIVIDUAL
TAXPAYER’S
An Empirical Study at Pratama Tax Service Office, West Mataram
Fransisca Novieta Afsari Dewi
NIM: 082114080
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
The research was aimed to understand the influence of tax knowledge,
quality service and tax penalties toward the compliance of individual taxpayer’s.
This research was conducted because the compliance of individual taxpayer’s at
Pratama Tax Service Office West Mataram for the year 2010 until 2012 were
decreased.
The type of research was an empirical study. The sample was chosen using
accidental sampling and resulted with 95 respondents. The research used
questionnaire as a tool for data gathering. The research used multiple linear
regression, F test and t-test, as the data analysis technique.
The result of the research showed that using F test, tax knowledge, quality
of service and tax penalties simultaneously influence toward the compliance of
individual taxpayer’s. Using t-test, tax knowledge and tax penalties were partially
not influencing toward the compliance of individual taxpayer’s while the quality
service was partially influencing toward the compliance of individual taxpayer’s.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dapat dilihat dari
adanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di segala bidang.
Pembangunan tersebut sebagai wujud pemenuhan kewajiban pemerintah terhadap
rakyat Indonesia. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut, negara
melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan berbagai jenis penerimaan
sebagai sumber pendapatan negara. Terdapat 3 (tiga) sumber penerimaan negara
yang menjadi pokok andalan, yaitu penerimaan dari sektor pajak, penerimaan
dari sektor migas (minyak dan gas bumi) dan penerimaan dari sektor bukan
pajak. Penerimaan dari sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
terbesar negara (Widodo, dkk, 2010: 1).
Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Agus Martowardojo
(www.pajak.go.id) realisasi penerimaan perpajakan pada tahun 2011 mencapai
Rp872,6 triliun (99,3% dari sasaran APBN-P 2011 sebesar Rp878,7 triliun) atau
naik sebesar Rp149,3 triliun (20,6%) dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp723,3
triliun. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan
penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak adalah dengan melakukan tax
reform, yaitu dengan melakukan reformasi terhadap peraturan dan Perundang-
undangan Perpajakan serta sistem perpajakan Indonesia (Widodo, dkk, 2010: 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment
system menjadi self assessment system, dimana self assessment system merupakan
sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak (WP)
untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Keuntungan self assessment
system adalah WP diberi kepercayaan oleh pemerintah (fiskus) untuk
menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku (Tarjo dan Indra Kusumawati, 2006:
101-102).
Selain memiliki keuntungan, self assessment system juga memilki
kelemahan. Dalam prakteknya self assessment system sulit berjalan sesuai dengan
yang diharapkan atau bahkan sering disalahgunakan. Hal ini dapat terlihat dari
banyaknya WP yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran WP yang masih
rendah atau kombinasi dari keduanya, sehingga WP enggan untuk melaksanakan
kewajiban membayar pajak. Rendahnya kepatuhan dan kesadaran WP terlihat
dari sangat kecilnya jumlah mereka yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) dan mereka yang melapokan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya
(Sadhani, 2004 dalam Tarjo dan Indra Kusumawati 2006).
Menurut Pandiangan (2008: 4), beberapa kondisi atau indikator yang
mempengaruhi rendahnya kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban
pajak antara lain jumlah WP terdaftar masih rendah bila dibandingkan dengan
potensi yang ada, kepatuhan WP masih rendah yang tercermin dari pelaksanaan
kewajibannya (penyampaian SPT baik masa maupun tahunan yang masih
rendah), realisasi penerimaan pajak setiap tahun yang belum menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tingkat yang optimal dan tax ratio sebagai salah satu indikator kinerja perpajakan
di suatu negara yang masih rendah.
Kepatuhan WP (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan WP
dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat
Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak
terutang, serta kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Pada hakekatnya
kepatuhan WP dipengaruhi oleh faktor internal, yakni faktor yang berasal dari
dalam diri WP sendiri serta kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi
tax service dan tax enforcement. Perbaikan administrasi perpajakan diharapkan
dapat mendorong kepatuhan WP (Wulandari, 2010: 2).
Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat, hingga bulan
Agustus tahun 2012 terdapat sebanyak 49.904 Wajib Pajak Orang Pribadi (WP
OP) yang terdaftar dan sebanyak 34.141 WP OP yang efektif. Namun 13.864 WP
OP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat hanya 41%.
Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat kepatuhan di KPP Pratama Mataram
Barat ternyata makin menurun dari tahun ke tahun.
Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat
Tahun 2010-2012 (Agustus)
No. SPT
Tahunan
WP OP
Terdaftar
WP OP
Efektif
WP OP Yang
Menyampaikan
SPT
%
Kepatuhan
1. 2009 31.271 25.568 21.203 83%
2. 2010 42.355 39.597 24.744 62%
3. 2011 49.904 34.141 13.864 41% Sumber: KPP Pratama Mataram Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan Tabel 1.1 maka dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 hingga
tahun 2012 (Agustus), tingkat kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat
mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian guna mengetahui
apa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan WP OP di KPP Pratama
Mataram Barat.
Beberapa penelitian tentang kepatuhan Wajib Pajak (WP) telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti. Budi R (2007) melakukan kajian terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yang ada di wilayah Kota
Surabaya. Hasil penelitian berdasarkan uji secara simultan faktor kejelasan
Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan
WP secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan dalam
membayar pajak. Faktor kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kepatuhan membayar pajak.
Supriyati dan Nur Hidayati (2008) melakukan penelitian mengenai
pengaruh pengetahuan pajak dan persepsi Wajib Pajak (WP) terhadap kepatuhan
WP. Hasil penelitian Supriyati dan Nur Hidayati (2008) menunjukkan bahwa
variabel pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan WP,
sedangkan variabel persepsi WP terhadap petugas pajak dan kriteria WP patuh
tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan WP. Salah satu penyebab
berpengaruhnya pengetahuan pajak terhadap kepatuhan WP adalah mulai
bertambahnya tingkat pengetahuan pajak yang diperoleh langsung dari petugas
pajak ataupun sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian yang dilakukan oleh Prabawa (2012) mengenai pengaruh
kualitas pelayanan dan sikap WP terhadap kepatuhan pelaporan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung
Utara. Hasil penelitian Prabawa (2012) menunjukkan bahwa secara simultan
(serempak) kualitas pelayanan dan sikap WP OP memiliki pengaruh yang
signifikan pada kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung Utara.
Sedangkan secara parsial kualitas pelayanan dan sikap WP memiliki pengaruh
yang positif terhadap kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung
Utara.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara
simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi?
2. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi?
3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
4. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang pribadi?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah. Hal tersebut
dilakukan agar tidak terlalu luas dan dapat menjawab masalah yang ada, maka
masalah akan dibatasi pada:
1. Penelitian dilaksanakan di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Mataram Barat;
2. Responden yang digunakan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP);
3. Kepatuhan WP OP diukur berdasarkan penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan maupun Masa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP) di KPP Pratama Mataram Barat.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (pendapat) mengenai
tindakan yang harus diambil oleh KPP, guna meningkatkan kepatuhan WP
OP yang dilayani oleh KPP tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan bacaan serta referensi di bidang perpajakan bagi pihak yang berminat
terhadap topik perpajakan.
3. Bagi Penulis
Dalam penelitian yang dilaksanakan, penulis dapat mengetahui secara
langsung faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP. Selain
itu, penelitian ini juga memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan
bagi penulis dalam mempraktikan teori yang telah dipelajari pada saat kuliah.
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Bab ini menguraikan penjelasan mengenai teori-teori pendukung
yang berkaitan dengan topik penelitian serta hipotesis penelitian.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, subyek dan obyek penelitian, data penelitian, teknik
pengumpulan data, pengukuran variabel, variabel penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan
Bab analisis data dan pembahasan akan menjelaskan mengenai
deskripsi data responden, deskripsi hasil kuesioner, teknik pengujian
data, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F, analisis
koefisien determinasi (adjusted R2), uji t dan pembahasan.
Bab V: Penutup
Pada bab penutup berisikan hasil kesimpulan dari analisis data
penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Definisi Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1 menyatakan
bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2011:
1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur:
a. Iuran dari rakyat kepada kas negara
yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang
(bukan barang);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Berdasarkan Undang-Undang
pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta
aturan pelaksanaanya;
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah;
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut R. Santoso Brotodihardjo dalam Rahayu (2010: 22), pajak
adalah iuran kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2011: 1), ada dua fungsi pajak, yaitu:
a. Fungsi budgetair (penerimaan)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya;
b. Fungsi regulerend (mengatur)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011: 7), sistem pemungutan pajak terdiri dari:
a. Official Assessment System
adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menetukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak (WP).
Ciri-ciri official assessment system:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus;
2) Wajib Pajak bersifat pasif;
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
oleh fiskus;
b. Self Assessment System
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-ciri self assessment system:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri;
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang;
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. With Holding System
adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-ciri with holding system, yaitu wewenang menentukan besarnya
pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib
Pajak.
4. Hambatan Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011: 8), hambatan terhadap pemungutan
pajak dapat dikelompokkan menjadi:
a. Perlawanan pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat
disebabkan, antara lain:
1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat;
2) Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat;
3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik;
b. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghindari pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Bentuk perlawanan aktif, antara lain:
1) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar Undang-Undang. Menurut Stiglitz (1985) dalam
Simanjuntak dan Imam (2012: 90), prinsip utama penghindaran pajak
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) prinsip yaitu:
a) Menunda pembayaran pajak (postponement of taxes);
b) Memilih tarif pajak yang lebih rendah (different marjinal tax
ratio);
c) Merekayasa penghasilan menjadi berbagai jenis penghasilan yang
memiliki tarif berbeda-beda (manipulation of different types of
income that are taxed to different degrees).
2) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar
undang-undang (menggelapkan pajak).
B. Pajak Penghasilan (PPh)
1. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh)
Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 Tahun 2008
dalam Mardiasmo (2011: 135), mengatur pengenaan PPh terhadap subjek
pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
tahun pajak. Undang-Undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan
mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada Surat Ketetapan Pajak
(SKP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Subjek Pajak
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, Pasal 2 yang menjadi
subjek pajak adalah:
a. 1) Orang Pribadi;
2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak;
b. Badan;
c. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
3. Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak
Yang tidak termasuk subjek pajak berdasarkan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 adalah:
a. Kantor perwakilan negara asing;
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat
lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka
yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan
syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima
atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut
serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana
dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia
(WNI) dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia.
C. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
1. Pengertian NPWP
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya.
2. Orang pribadi yang wajib memiliki NPWP antara lain:
a. Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang
memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Besarnya PTKP setahun adalah:
1) Wajib Pajak sendiri : Rp15.840.000,-
2) Wajib Pajak kawin : Rp17.160.000,-
3) Wajib Pajak kawin dan memiliki 1 tanggungan : Rp18.480.000,-
4) Wajib Pajak kawin dan memiliki 2 tanggungan : Rp19.800.000,-
5) Wajib Pajak kawin dan memiliki 3 tanggungan : Rp21.120.000,-
3. Pendaftaran NPWP
Berdasarkan self assessment system, setiap WP yang memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan wajib mendaftarkan diri untuk memiliki
NPWP dengan cara:
a. Datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan WP;
b. Melalui internet di situs Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan alamat
www.pajak.go.id
Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin
yang ingin dikenakan pajak secara terpisah dengan suaminya. Wajib Pajak
Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP OPPT) yang mempunyai tempat
usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib mendaftarkan diri ke KPP
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan
usaha dilakukan.
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang tidak menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh
penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan
berikutnya. WP OP lainnya yang memerlukan NPWP dapat mengajukan
permohonan untuk memperoleh NPWP.
4. Pencantuman NPWP
Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, Wajib Pajak
(WP) diwajibkan mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
5. Fungsi NPWP
a. Sarana dalam administrasi perpajakan;
b. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya;
c. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi pajak.
6. Manfaat memiliki NPWP
a. Kemudahan pengurusan administrasi, dalam:
1) Pengajuan kredit bank;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Pembuatan rekening koran di bank;
3) Pengajuan SIUP/ TDP;
4) Pembayaran pajak final (PPh Final, PPN, dan BPHTB, dll);
5) Pembuatan paspor;
6) Mengikuti lelang di instansi Pemerintah, BUMN, dan BUMD.
b. Kemudahan pelayanan perpajakan:
1) Pengembalian pajak;
2) Pengurangan pembayaran pajak;
3) Penyetoran dan pelaporan pajak.
7. Sanksi
Wajib Pajak (WP) yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan
NPWP akan dikenakan sanksi perpajakan. Setiap orang yang dengan sengaja
tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP, atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam)
bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
(Mardiasmo, 2011: 27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
D. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Definisi Surat Pemberitahuan (SPT)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 11 menyatakan
bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Mardiasmo (2011: 31), fungsi SPT bagi Wajib Pajak (WP)
Pajak Penghasilan (PPh) adalah sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/
atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu)
tahun pajak atau bagian tahun pajak;
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/ atau bukan objek pajak;
c. Harta dan kewajiban; dan/ atau
d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)
masa pajak sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Secara garis besar SPT dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Masa Pajak;
2) Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
b. Surat Pemberitahuan (SPT) meliputi:
1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh);
2) SPT Masa yang terdiri dari:
a) SPT Masa PPh;
b) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
c) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai (PPnBM).
c. Surat Pemberitahuan (SPT) dapat berbentuk:
1) Formulir kertas (hardcopy);
2) e-SPT.
4. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT
a. Penyampaian SPT oleh Wajib Pajak (WP) dapat dilaksanakan:
1) Secara langsung ke KPP/ KP2KP atau tempat lain yang ditentukan
(drop box, pojok pajak, mobil pajak keliling);
2) Melalui pos dengan pengiriman surat atau;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa
kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filling melalui penyedia
jasa aplikasi atau ASP (Application Service Provider).
b. Bukti penerimaan SPT untuk yang disampaikan:
1) Secara langsung adalah tanda penerimaan surat;
2) e-filling melalui ASP adalah bukti penerimaan elektronik;
3) Pos dengan bukti pengiriman surat adalah bukti pengiriman surat dan;
4) Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan adalah tanda
penerimaan surat.
c. Batas waktu penyampaian:
1) SPT Masa, paling lama dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak,
kecuali untuk SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang
dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu secara
mingguan paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya,
dan SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut oleh
Bendahara paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Untuk WP dengan kriteria tertentu yang melaporkan beberapa Masa
Pajak dalam satu SPT Masa, paling lama 20 hari setelah berakhirnya
Masa Pajak terakhir;
2) SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP orang pribadi, paling lama 3
(tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak, sedangkan untuk SPT
Tahunan Pajak penghasilan WP badan, paling lama 4 (empat) bulan
setelah akhir Tahun Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT
Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT, dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar (Mardiasmo, 2011: 36):
a. Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk SPT Masa PPN;
b. Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk SPT Masa lainnya;
c. Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP Badan;
d. Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP orang
pribadi.
Menurut Mardiasmo (2011: 37), keterlambatan atau tidak
menyampaikan SPT oleh Wajib Pajak disebabkan karena:
a. Kealpaan
Setiap orang yang melakukan kealpaannya:
1) Tidak menyampaikan SPT;
2) Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Kealpaan ini
merupakan, kealpaan yang pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak
maka wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang
terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan 200% (dua ratus
persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan
melalui penerbitan Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Namun, apabila setelah perbuatan pertama kali, didenda
paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling
singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun.
b. Kesengajaan
Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau
menyampaikan SPT dan/ atau keterangan yang isinya tidak benar atau
tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak
4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
E. Wajib Pajak (WP)
1. Definisi Wajib Pajak (WP)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dijelaskan mengenai Wajib
Pajak. Pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa Wajib Pajak adalah orang
pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Hak-Hak Wajib Pajak (WP)
Menurut Mardiasmo (2011: 56), hak-hak Wajib Pajak (WP) antara lain:
a. Mengajukan surat keberatan dan surat banding;
b. Menerima tanda bukti pemasukan SPT;
c. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan;
d. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT;
e. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran
pajak;
f. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam surat
ketetapan pajak;
g. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
h. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta
pembetulan surat ketetapan pajak yang salah;
i. Memberikan kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban
pajaknya;
j. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak;
k. Mengajukan keberatan dan banding.
3. Kewajiban Wajib Pajak
a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP;
b. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP;
c. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam batas waktu yang telah ditentukan;
e. Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan;
f. Jika diperiksa wajib:
1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak;
2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
g. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu
kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu
ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
F. Kepatuhan Perpajakan
1. Definisi Kepatuhan Perpajakan
Menurut Nurmantu dalam Rahayu (2010: 138), kepatuhan
perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana Wajib Pajak
(WP) memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak (WP)
Menurut Norman D. Nowak (Moh. Zain, 2004 dalam Rahayu,
2010), kepatuhan Wajib Pajak sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran
pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana:
a. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Perpajakan;
b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas;
c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar;
d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Menurut Chaizi Nasucha dalam Rahayu (2010: 139), kepatuhan
Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari:
a. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri;
b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT);
c. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan;
d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
3. Indikator Kepatuhan Pajak
Menurut Sommerfeld et al. (1994: 77) dalam Simanjuntak dan
Imam (2012: 103), indikator kepatuhan pajak didasarkan pada adanya
kewajiban seluruh WP untuk memasukkan SPT dan melaporkan semua
penghasilan secara akurat. Dalam praktik pelaksanaan yang berlangsung
saat ini pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Perpajakan, indikator kepatuhan Wajib Pajak (WP) antara lain dilihat dari
(Simanjuntak dan Imam, 2012: 103):
a. Aspek ketepatan waktu
Sebagai indikator kepatuhan adalah prosentase pelaporan SPT yang
disampaikan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Aspek income atau penghasilan Wajib Pajak
Sebagai indikator kepatuhan adalah kesediaan membayar kewajiban
angsuran Pajak Penghasilan (PPh) sesuai ketentuan yang berlaku;
c. Aspek law enforcement (pengenaan sanksi)
Sebagai indikator kepatuhan adalah pembayaran tunggakan pajak yang
ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh
tempo;
d. Dalam perkembangannya indikator kepatuhan ini dapat juga dilihat dari
aspek lainnya, contoh: aspek pembayaran dan aspek kewajiban
pembukuan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak
(WP), antara lain (Rustiyaningsih, 2011: 49):
a. Pemahaman terhadap sistem self assessment
Self assessment system yang diterapkan dalam perpajakan di
Indonesia memberikan kepercayaan penuh kepada WP untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
terutang WP. Sistem ini efektif apabila WP memiliki kesadaran,
kejujuran, dan kedisiplinan dalam melaksanakan peraturan Perundang-
undangan Perpajakan yang berlaku;
b. Kualitas pelayanan
Hakikat pelayanan umum adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan instansi
pemerintah di bidang pelayanan umum;
2) Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan
sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih
berdaya guna dan berhasil guna (efisien dan efektif);
3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta
masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas.
Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan
memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan
dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya
yang dimiliki oleh aparat pajak. Pelayanan yang berkualitas harus dapat
memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan
kepastian hukum.
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi akan
menyebabkan masyarakat lebih mudah memahami Ketentuan dan
Peraturan Perundang-undangan di bidang Perpajakan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tingkat pendidikan yang rendah akan berpeluang WP enggan
melaksanakan kewajiban perpajakan karena kurangnya pemahaman
mereka terhadap sistem perpajakan yang diterapkan;
d. Tingkat penghasilan
Penghasilan WP sebagai objek pajak dalam Pajak Penghasilan
(PPh) sangat terkait dengan besarnya pajak terutang. Tingkat
penghasilan akan mempengaruhi kepatuhan WP dalam membayar pajak
tepat waktunya. Kemampuan WP dalam memenuhi kewajiban pajak
terkait erat dengan besarnya penghasilan, maka salah satu yang
dipertimbangkan dalam pemungutan pajak adalah tingkat penghasilan;
e. Persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi perpajakan
Sanksi perpajakan diberikan kepada WP agar WP mempunyai
kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi perpajakan dalam
Undang-Undang Perpajakan berupa sanksi administrasi (denda dan
bunga) dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan WP.
5. Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Meningkatkan Kepatuhan
Wajib Pajak (WP)
Pemerintah masih terus berupaya untuk meningkatkan kepatuhan
WP dalam memenuhi kewajiban perpajakan baik dari penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT), ketepatan pembayaran pajak, dan perhitungan/
pelaporan yang seharusnya agar penerimaan negara dari sektor pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
meningkat. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dengan cara ekstensifikasi maupun
intensifikasi, antara lain (www.pajak.go.id dalam Rustiyaningsih, 2011:
52):
a. Menerbitkan dan mengirimkan surat teguran, imbauan, dan surat
tagihan;
b. Memberikan sosialisasi perpajakan yang menyangkut pelaksanaan hak
dan kewajiban perpajakan;
c. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wajib Pajak yang
mengirimkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan tepat waktu;
d. Menjadikan masyarakat sadar pajak merupakan upaya yang dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban pajaknya sehingga akan berdampak pada
peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak;
Selain itu, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mewujudkan kesadaran pajak sehingga WP semakin patuh terhadap
kewajiban perpajakan antara lain dengan:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kantor pajak;
b. Memudahkan WP memenuhi kewajiban administrasi perpajakan
(layanan e-SPT, mengadakan sosialisasi perpajakan yang akan
memberikan pemahaman kepada WP terkait hak dan kewajiban mereka);
c. Menyederhanakan sistem perpajakan yang diterapkan;
d. Melakukan pemeriksaan pajak untuk menentukan pajak terutang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
G. Pengetahuan Pajak
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Pramuditha (2010), pengetahuan
adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera manusia yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Nanda (2005) dalam Pramuditha (2008), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang terkait dengan kurangnya
pengetahuan terdiri dari:
1. Kurang terpapar informasi;
2. Kurang daya ingat/ hapalan;
3. Salah menafsirkan informasi;
4. Keterbatasan kognitif;
5. Kurang minta untuk belajar;
6. Tidak familiar terhadap sumber informasi.
Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Nur
Hidayati (2008), rendahnya kepatuhan Wajib Pajak (WP) penyebabnya antara
lain pengetahuan sebagian besar WP tentang pajak, serta persepsi WP tentang
pajak dan petugas pajak yang masih rendah. Sebagian besar WP memperoleh
pengetahuan pajak dari petugas pajak. Selain itu, pengetahuan pajak juga dapat
diperoleh WP dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku
perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak dan ada pula yang diperoleh dari
pelatihan pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Langkah terbaik yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
pengetahuan pajak WP yakni dengan cara diadakannya materi perpajakan dalam
pendidikan formal dan pendidikan informal (Romandana, 2012). Pendidikan
secara formal dapat diperoleh dalam materi di sekolah hingga perguruan tinggi.
Sedangkan pendidikan informal (sosialisasi perpajakan) berupa penyuluhan,
seminar, spanduk-spanduk, media massa elektronik lainnya dapat diakses
melalui web resmi perpajakan (www.pajak.go.id). Langkah-langkah tersebut
dapat berjalan baik jika memberikan dampak yang baik juga bagi WP dalam
memahami peraturan perundang-undangan serta akan memunculkan kesadaran
diri yang tinggi bagi WP untuk melaksanakan kewajiban mereka sebagai WP
patuh dan sukarela.
Pengetahuan WP mengenai aturan dan Ketentuan Perpajakan yang
berlaku diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pajak. Informasi yang
dimiliki WP akan mempengaruhi mereka terhadap kepatuhan WP, semakin
banyak informasi yang mereka ketahui maka akan membantu mereka untuk bisa
memberikan tanggapan. Tingkat pengetahuan yang dimiliki WP akan
mempengaruhi keputusan mereka untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
H. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan
dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan, di mana pelayanan
dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa (pelayanan)
sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan (Lan, 2003 dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Hardiyansyah, 2011: 36). Kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas
pelayanan merupakan ujung tombak terdepan karena berhadapan langsung
dengan publik, sehingga petugas tersebut harus memiliki profesionalisme serta
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat (Hardiyansyah,
2011: 44).
Menurut Zeithaml dkk (1990) dalam Hardiyansyah (2011: 47), dimensi
pelayanan publik dapat dikembangkan menjadi sebagai berikut:
1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;
2. Reliable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat;
3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggungjawab
terhadap mutu layanan yang diberikan;
4. Competence, tuntuntan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan
yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan;
5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap
keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;
6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan
masyarakat;
7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai
bahaya dan resiko;
8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
9. Communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara,
keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu
menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;
10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui
kebutuhan pelanggan.
Beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam
peningkatan kualitas pelayanan (Gesperesz, 1997 dalam Hardiyansyah, 2011:
51) yaitu:
1. Ketepatan waktu pelayanan;
2. Akurasi pelayanan (berkaitan dengan reliabilitas);
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan;
4. Tanggung jawab yang berkaitan dengan penerimaan pesanan ataupun
penanganan keluhan;
5. Kelengkapan (ketersediaan sarana pendukung);
6. Variasi model pelayanan (inovasi);
7. Pelayanan pribadi (fleksibilitas atau penanganan permintaan khusus);
8. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan (berkaitan dengan lokasi, ruang,
kemudahan, dan informasi);
9. Atribut yaitu pendukung pelayanan lainnya (kebersihan lingkungan, AC,
fasilitas ruang tunggu, fasilitas musik atau televisi).
Menurut Ni Luh dalam Rustiyaningsih (2011: 50), pelayanan yang
berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan,
kelancaran dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan
pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat
dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Selain itu, kemudahan dalam
melaksanakan hubungan komunikasi yang baik, tersedianya fasilitas fisik
termasuk sarana komunikasi yang memadai, dan pegawai yang cakap dalam
tugas dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
I. Sanksi Perpajakan
Sanksi adalah hukuman negatif kepada orang yang melanggar
peraturan (Jatmiko, 2006). Menurut Mardiasmo (2011: 59), sanksi perpajakan
merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan Perundang-undangan
Perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Selain itu, sanksi
perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat pencegah (preventif) agar Wajib
Pajak (WP) tidak melanggar norma.
Sanksi perpajakan diberikan agar WP mempunyai kesadaran dan patuh
terhadap kewajiban pajak. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan WP. Sanksi pajak dalam Undang-Undang Perpajakan,
berupa (Mardiasmo, 2011: 59):
1. Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara,
khususnya yang berupa denda, bunga, dan kenaikan.
2. Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang
digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan (Mardiasmo, 2011:
59) ada 3 (tiga) macam sanksi pidana yaitu:
a) Denda pidana
Sanksi berupa denda pidana selain dikenakan kepada Wajib
Pajak (WP), ada juga yang diancamkan kepada pejabat pajak atau
kepada pihak ketiga yang melanggar norma. Denda pidana dikenakan
kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun bersifat
kejahatan.
b) Pidana kurungan
Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang
bersifat pelanggaran dapat ditujukan kepada WP dan pihak ketiga.
c) Pidana penjara
Pidana penjara diancamkan terhadap kejahatan. Ancaman pidana
penjara tidak ada yang diajukan kepada pihak ketiga, melainkan kepada
pejabat dan Wajib Pajak.
Sanksi perpajakan diberikan kepada WP agar WP mempunyai
kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban pajak. Adanya sanksi perpajakan
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan WP.
J. Peneliti Terdahulu
Budi R (2007) melakukan kajian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yang ada di wilayah Kota Surabaya.
Hasil penelitian Budi R berdasarkan uji secara simultan faktor kejelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan, filsafat negara dan tingkat
pendidikan WP secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan dalam membayar pajak. Faktor kejelasan Undang-Undang dan
Peraturan Perpajakan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap
kepatuhan membayar pajak.
Supriyati dan Nur Hidayati (2008) melakukan penelitian mengenai
pengaruh pengetahuan pajak dan persepsi Wajib Pajak (WP) terhadap
kepatuhan WP. Hasil penelitian Supriyati dan Nur Hidayati (2008)
menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan WP, sedangkan variabel persepsi WP terhadap petugas pajak dan
kriteria WP patuh tidak memiliki pengaruh terhadap terhadap kepatuhan WP.
Salah satu penyebab berpengaruhnya pengetahuan pajak terhadap kepatuhan
WP adalah mulai bertambahnya tingkat pengetahuan pajak yang diperoleh
langsung dari petugas pajak ataupun sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP).
Penelitian yang dilakukan oleh Prabawa (2012) mengenai pengaruh
kualitas pelayanan dan sikap WP terhadap kepatuhan pelaporan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung
Utara. Hasil penelitian Prabawa (2012) menunjukkan bahwa secara simultan
(serempak) kualitas pelayanan dan sikap WP OP memiliki pengaruh yang
signifikan pada kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung Utara.
Sedangkan secara parsial kualitas pelayanan dan sikap WP memiliki pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang positif terhadap kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung
Utara.
Muliari dan Ery (2009) melakukan kajian mengenai pengaruh persepsi
tentang sanksi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak (WP) pada kepatuhan
pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Denpasar Timur. Hasil penelitian yang dilakukan Muliari dan
Ery adalah persepi WP tentang sanksi perpajakan dan kesadaran WP secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan kepada pelaporan WP OP di KPP
Pratama Denpasar Timur.
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan WP OP dalam penyetoran dan penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan atau Masa.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen
yaitu kepatuhan WP, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengetahuan Pajak
Kualitas Pelayanan
Pajak
Pengetahuan Pajak
Sanksi Perpajakan
Kepatuhan WP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
I. Hubungan Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Sanksi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
1. Hubungan pengaruh pengetahuan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP)
Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Nur
Hidayati (2008), salah satu penyebab rendahnya kepatuhan Wajib Pajak
(WP) adalah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP. Sebagian besar WP
memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak. Pengetahuan pajak juga
diperoleh WP melalui radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet,
buku perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak maupun dari pelatihan
pajak yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sosialisasi
dan penyuluhan merupakan salah satu cara yang dilakukan DJP untuk
memberikan pengetahuan dan informasi pajak melalui petugas pajak dan
diharapkan dapat memudahkan masyarakat khususnya WP dalam
memahami administrasi pajak dan menambah pengetahuan perpajakan
(Widodo, 2010: 169).
Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP.
2. Hubungan pengaruh kualitas pelayanan dan kepatuhan WP OP
Belum baiknya pelayanan yang diberikan instansi pemerintah
(baik pusat maupun daerah) merupakan kesan dan pandangan umum yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
disampaikan oleh masyarakat (Pandiangan, 2008: 95). Layanan yang
diberikan masih dianggap terlalu birokratis, tidak transparan, terlalu
panjang, tidak jelas bahkan sering dirasakan berbelit-belit. Oleh sebab itu,
dilakukan reformasi birokrasi yang diarahkan untuk memberikan
peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada publik khususnya bagi WP
melalui langkah prioritas yang dilaksanakan dengan memberikan layanan
unggulan (Pandiangan, 2008: 95). Menurut Widodo (2010: 150), adanya
upaya untuk memberikan kemudahan dan selalu berlaku adil dalam
administrasi perpajakan secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan
sukarela WP.
Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H2: Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP.
3. Hubungan pengaruh sanksi perpajakan dan kepatuhan WP OP
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/
dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
(preventif) agar WP tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011:
59). Menurut Jatmiko (2006), WP akan memenuhi pembayaran pajak bila
memandang sanksi denda akan lebih banyak merugikan. Semakin banyak
sisa tunggakan pajak yang harus dibayar WP, maka akan semakin besar
bagi WP untuk melunasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3: Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian empiris merupakan penelitian terhadap fakta empiris
yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian ini
memerlukan kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap fakta
atau segala sesuatu yang dialami tanpa perantaraan orang lain. Penelitian
empiris umumnya lebih menekankan pada penyelidikan aspek perilaku
daripada opini (Indriantoro dan Supomo, 2009: 29).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada penelitian
empiris, karena untuk memperoleh data peneliti perlu melakukan observasi
secara langsung yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner secara
langsung kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama (KPP) Mataram Barat.
2. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu dari bulan Juli sampai
dengan bulan Agustus 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang berada
di ruang lingkup KPP Pratama Mataram Barat.
2. Objek penelitian adalah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, sanksi
perpajakan dan kepatuhan WP OP.
D. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999: 146), data primer merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer diperoleh dari responden dengan cara
mendistribusikan kuesioner secara langsung. Kuesioner ini berisi pernyataan-
pernyataan mengenai kepatuhan WP OP, pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan dan sanksi perpajakan. Kuesioner yang disebarkan berisi identitas
responden dan pernyataan-pernyataan yang bersifat tertutup.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012: 142). Kuesioner ini terdiri dari 2
(dua) bagian yaitu bagian pertama berisikan identitas responden secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dan bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan
variabel-variabel penelitian untuk mendapatkan data penelitian.
F. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert
yang digunakan untuk mengukur tanggapan atau respons seseorang tentang
obyek sosial (Umar, 2003: 82). Jawaban setiap instrumen yang menggunakan
skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan memberikan skala pada setiap
instrument sebagai berikut:
1. SS merupakan jawaban Sangat Setuju diberi skor 5.
2. S merupakan jawaban Setuju diberi skor 4.
3. N merupakan jawaban Netral diberi skor 3.
4. TS merupakan jawaban Tidak Setuju diberi skor 2.
5. STS merupakan jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.
G. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 38), variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2009: 63).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan pajak (X1),
kualitas pelayanan (X2) dan sanksi perpajakan (X3) yang dinyatakan dalam
skor total hasil pengukuran pernyataan responden mengenai pengetahuan
pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan yang telah dilaksanakan di
ruanga lingkup KPP Pratama Mataram Barat.
a. Pengetahuan Pajak (X1)
Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Nur
Hidayati (2008), salah satu penyebab rendahnya kepatuhan Wajib Pajak
(WP) adalah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP. Sebagian besar
WP memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak. Pengetahuan WP
mengenai aturan dan Ketentuan Perpajakan yang berlaku diharapkan akan
meningkatkan kepatuhan pajak. Informasi yang dimiliki WP akan
mempengaruhi mereka terhadap kepatuhan WP, semakin banyak
informasi yang mereka ketahui maka akan membantu mereka untuk bisa
memberikan tanggapan. Tingkat pengetahuan yang dimiliki WP akan
mempengaruhi keputusan mereka untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya. Pernyataan mengenai pengetahuan pajak bersumber pada
penelitian yang dilakukan oleh Susianti (2006) dan Sutanto (2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Kualitas Pelayanan (X2)
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan, di
mana pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk
atau jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
(Lan, 2003 dalam Hardiyansyah, 2011).
Menurut Hardiyansyah (2011:44), kualitas pelayanan yang
diberikan oleh petugas pelayanan merupakan ujung tombak terdepan
karena berhadapan langsung dengan publik, sehingga petugas tersebut
harus memiliki profesionalisme serta memberikan pelayanan sebaik-
baiknya kepada masyarakat.
Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu
keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum. Kualitas
pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang
memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan,
kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh
aparat pajak (Ni Luh dalam Rustiyaningsih, 2011). Pernyataan mengenai
kualitas pelayanan bersumber pada penelitian yang dilakukan Jatmiko
(2006) dan Maharia (2011).
c. Sanksi Perpajakan (X3)
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/
dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pencegah (preventif) agar Wajib Pajak (WP) tidak melanggar norma
(Mardiasmo, 2011: 59). Sanksi perpajakan dibedakan menjadi sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi merupakan
pembayaran kerugian kepada negara, khususnya berupa denda, bunga dan
kenaikan. Sedangkan sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau
benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma pajak dipatuhi.
Pernyataan mengenai sanksi perpajakan bersumber pada penelitian yang
dilakukan oleh Jatmiko (2006) dan Novitasari (2007).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2009:
63). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WP OP).
Menurut Rustiyaningsih (2011: 47), kepatuhan perpajakan
diartikan sebagai suatu keadaan yang mana Wajib Pajak (WP) patuh
dan mempunyai kesadaran dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Kepatuhan dalam perpajakan dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu
kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal
merupakan suatu keadaan di mana WP memenuhi kewajiban secara
formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan.
Kepatuhan formal dapat dilihat dari kepatuhan WP dalam menyetorkan
SPT. Kepatuhan material merupakan suatu keadaan dimana WP secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
substantif atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan dalam Undang-
Undang Perpajakan. Pernyataan mengenai kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (WP OP) bersumber pada penelitian yang dilakukan oleh
Wulandari (2006).
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sumarni dan Salamah (2006: 69), populasi merupakan
keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik
yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite). Populasi dalam
penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada di ruang
lingkup KPP Pratama Mataram Barat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk
memperkirakan karakteristik populasi (Sumarni dan Salamah, 2006: 70).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel
nonprobabilititas dengan pengambilan sampel aksidental. Menurut
Sumarni dan Salamah (2006: 78), pengambilan sampel aksidental
menentukan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapa pun
yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data.
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan
pendapat Slovin sebagai berikut (Suliyanto, 2007: 100):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
n = N
1 + Ne2
Keterangan:
n = jumlah sampel minimum
N = jumlah populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel.
I. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (1998: 160) dalam Taniredja dan Hidayati
(2011: 42), secara mendasar validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur
apa yang akan diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Jadi, suatu alat pengukur dapat dikatakan valid jika alat
itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu.
Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
korelasi product moment. Berikut ini rumus korelasi product moment
(Sugiyono, 2012: 228):
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi setiap pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
X = skor tiap item pernyataan
Y = skor seluruh pernyataan (total variabel)
n = jumlah responden
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan
secara berulang relatif sama maka pengukuran tersebut dianggap
memiliki tingkat reliabilitas yang baik (Umar, 2003: 149).
Menurut Priyatno (2011: 69), uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cronbach’s alpha. Hasil pengujian dapat dikatakan reliabel jika nilai
cronbach’s alpha di atas 0,6 (Sekaran, 1992 dalam Jatmiko, 2006).
J. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah atau pembuktian hipotesis, maka
penelitian melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari
frekuensi dan prosentase usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pekerjaan, jumlah penghasilan dan tahun kepemilikan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP).
2. Deskripsi Hasil Kuesioner
Deskripsi hasil kuesioner merupakan gambaran tentang variabel
yang digunakan. Deskripsi ini memuat data statistik seperti: rerata (mean),
simpangan baku (standar deviasi), nilai minimum dan nilai maksimum.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi dasar dan asumsi klasik dilakukan sebelum analisis
regresi linier. Uji-uji asumsi ini meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, nilai residu mempunyai distribusi yang normal
(Santoso, 2010: 210). Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas
residual digunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut
(Ghozali, 2005: 144 dalam Wulandari, 2011: 42):
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima
H0 adalah sebagai berikut:
Jika P-value < α, maka H0 ditolak
Jika P-value ≥ α, maka H0 diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Santoso (2010: 203), uji multikolinieritas digunakan
untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar-variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi
multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance Inflation
Factor (VIF) dan tolerance value. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai
tolerance value ≤ 0,1. Jika nilai VIF ≥ 10 dan nilai tolerance value ≤
0,1, maka terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2011: 296), uji heterokedastisitas digunakan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model
dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot.
Menurut Nugroho (2005: 62) dalam Wulandari (2011: 44),
analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier
tidak terdapat heterokedastisitas jika:
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka
0;
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja;
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali;
4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,
2011: 238).
Persamaan regresi linier berganda adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y = Variabel dependen
X1, X2, X3 = Variabel independen
a = Nilai konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
e = Simpangan baku estimasi (error)
5. Pengujian Hipotesis (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel tergantung (Priyatno, 2011: 258).
Dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H0 : b1; b2; b3 = 0, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan
dan sanksi perpajakan secara simultan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Ha: b1; b2; b3 ≠ 0: pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan
sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kriteria pengujian pada uji F :
H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05
6. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Priyatno, 2011: 251).
7. Pengujian Hipotesis (Uji t)
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah ingin mengetahui sebuah
nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding, berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
H0 : b1 = 0, artinya pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Ha : b1 ≠ 0, artinya pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
H0 : b2 = 0, artinya kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Ha : b2 ≠ 0, artinya kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
H0 : b3 = 0, artinya sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ha : b3 ≠ 0, sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan jika <
0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Mataram Barat hingga bulan Agustus 2012, jumlah Wajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP) efektif yang tercatat sebesar 34.141. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin, sehingga sampel yang
digunakan dalam penelitian berjumlah 100 WP OP. Pengambilan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada WP OP yang
berada di KPP Pratama Mataram Barat.
Kuesioner yang disebarkan kepada WP OP berjumlah 110 kuesioner.
Namun dari 110 kuesioner yang disebarkan hanya 95 kuesioner yang
dikembalikan dan terisi lengkap, sedangkan 15 kuesioner tidak terisi lengkap
dan dianggap cacat sehingga tidak dapat digunakan dalam penelitian.
Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri frekuensi
dan prosentase usia, jenis kelamin, tingkat pedidikan, pekerjaan, jumlah
penghasilan, dan tahun kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia
Usia
Responden
Frekuensi Persentase
(%)
20 – 24 tahun 4 4,21
25 – 29 tahun 14 14,74
30 – 34 tahun 13 13,68
35 – 39 tahun 7 7,37
40 – 44 tahun 15 15,79
45 – 54 tahun 37 38,95
55 – 59 tahun 4 4,21
60 – 64 tahun 1 1,05
Total 95 100 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini berusia 45-54 tahun.
2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
Frekuensi Persentase
(%)
Laki-laki 44 46,32
Perempuan 51 53,68
Total 95 100 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden laki-laki
dan perempuan cukup seimbang dengan jumlah responden laki-laki
sebanyak 44 responden dan responden perempuan sebanyak 51
responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Frekuensi Persentase
(%)
SLTP/ SMP 1 1,05
SLTA/ SMA 43 45,26
D-3/ Akademika 1 1,05
S-1 45 47,38
Lain-lain 5 5,26
Total 95 100 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki tingkat pendidikan di jenjang SLTA/ SMA sebanyak 43
responden dan tingkat pendidikan strata S-1 berjumlah 45 responden.
4. Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
(%)
PNS 46 48,42
Karyawan Swasta 34 35,79
Wiraswasta 8 8,42
Lain-lain
- Guru
- Pensiunan
5
2
5,26
2,11
Total 95 100 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal
tersebut disebabkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama secara berkala melakukan sosialisasi di
instansi-instansi pemerintah sehingga responden yang bekerja sebagai PNS
lebih patuh dibandingkan responden yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
5. Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan
Tingkat Penghasilan Frekuensi Persentase
(%)
< Rp1.500.000 3 3,16
Rp1.500.000 – Rp3.000.000 42 44,21
Rp3.000.000 – Rp5.000.000 41 43,16
Rp5.000.000 – Rp7.000.000 9 9,47
Rp7.000.000 – Rp9.000.000 - -
>Rp9.000.000 - -
Total 95 100 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 42
responden memiliki jumlah penghasilan sebesar Rp1.500.000,00-
Rp3.000.000,00. Sedangkan responden dengan jumlah penghasilan
Rp3.000.000,00-Rp5.000.000,00 sebanyak 41 responden.
6. Responden Berdasarkan Tahun Kepemilikan NPWP
Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Tahun Perolehan NPWP
Tahun Perolehan
NPWP
Frekuensi Persentase
(%)
2006 9 9,47
2007 26 27,37
2008 22 23,16
2009 26 27,37
2010 7 7,37
2011 1 1,05
2012 4 4,21
Total 95 100 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki tahun perolehan NPWP pada tahun 2007 dan tahun 2009 sama
sebanyak 26 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Deskripsi Hasil Kuesioner
Deskripsi ini berisi data penelitian atau hasil dari kuesioner yang telah
disebarkan tentang variabel yang digunakan. Deskripsi hasil kuesioner memuat
data statistik seperti rerata (mean), simpangan baku (standar deviasi), serta skor
minimum dan skor maksimum. Deskripsi hasil kuesioner secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Deskriptif Hasil Kuesioner
Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Pengetahuan Pajak (X1) 95 26 40 34.24 2.319
Kualitas Pelayanan (X2) 95 21 33 28.57 2.230
Sanksi Perpajakan (X3) 95 9 20 14.60 2.185
Kepatuhan WPOP (Y) 95 15 25 20.92 2.127
Valid N (listwise) 95
Sumber: data primer diolah
Keterangan:
N = Jumlah responden;
Minimum = Jumlah total skor terendah atau minimum dari setiap
variabel;
Maksimum = Jumlah total skor tertinggi atau maksimum dari setiap
variabel ;
Mean = besarnya nilai rata-rata;
Standar deviasi = besarnya nilai penyimpangan rata-rata.
1. Pengetahuan Pajak
Pengetahuan pajak menggambarkan seberapa banyak ilmu atau
wawasan tentang pajak yang dimiliki atau diketahui oleh WP. Setiap Wajib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pajak Orang Pribadi (WP OP) pasti memiliki pengetahuan pajak yang
berbeda-beda. Sebagian besar pengetahuan pajak diperoleh WP OP dari
sosialisasi yang diberikan oleh petugas pajak. Sosialisasi ini diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan pajak sehingga dapat menambah wawasan
WP OP dan mampu memberikan kesadaran akan pentingnya pajak.
Berdasarkan tabel di atas, tanggapan dari 95 responden mengenai
pengetahuan pajak rata-rata sebesar 34,24 dengan standar deviasi sebesar
2,319. Responden memiliki total skor pengetahuan pajak minimum sebesar
26 dan maksimum sebesar 40.
2. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan
produk atau jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan. Kualitas pelayanan diukur dengan kemampuan memberikan
pelayanan yang memuaskan, memberikan pelayanan dengan tanggap,
kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh
petugas pajak.
Berdasarkan tabel di atas, tanggapan dari 95 responden mengenai
kualitas pelayanan dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata 28,57 dengan
standar deviasi sebesar 2,230. Nilai minimum sebesar 21 dan nilai
maksimum sebesar 33 adalah total skor terkecil dan terbesar dari jawaban
responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/
dipatuhi. Sanksi perpajakan diberikan/ dikenakan agar Wajib Pajak Orang
Pribadi (WP OP) mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak.
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan tanggapan 95 responden
mengenai sanksi perpajakan nilai rata-rata sebesar 14,60 dengan standar
deviasi sebesar 2,185. Nilai minimum untuk nilai terendah dari total skor
nilai responden sebesar 9 dan nilai maksimum untuk nilai tertinggi dari total
skor nilai responden sebesar 20.
4. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP)
Kepatuhan WP OP didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana WP
OP memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya. Kepatuhan pajak didasarkan pada adanya kewajiban WP OP
untuk memasukkan Surat Pemberitahuan (SPT) dan melaporkan semua
penghasilan secara akurat.
Berdasarkan tabel di atas, 95 responden mempunyai kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi (WP OP) rata-rata 20,92 dengan standar deviasi 2,127.
Nilai kepatuhan WP OP minimum sebesar 15 dan nilai kepatuhan maksimum
sebesar 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
C. Teknik Pengujian Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner
kepada Wajib Pajak (WP) yang berada di ruang lingkup Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat. Kuesioner yang disebarkan 110
kuesioner, dari hasil kuesioner yang disebarkan hanya 95 kuesioner yang
kembali atau tingkat pengembalian kuesioner sebesar 95% disebabkan
kuesioner tersebut tidak diisi lengkap oleh responden.
Kuesioner terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu bagian I (pertama) berisi
data responden yang akan digunakan untuk mengetahui karakteristik
responden antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,
penghasilan dan kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Sedangkan bagian II (kedua) berisi pernyataan mengenai pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kepatuhan WP.
a. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode korelasi Pearson yang telah dibahas pada bab terdahulu. Validitas
adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 1995:
219 dalam Taniredja dan Hidayati, 2011: 42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1) Variabel Pengetahuan Pajak
Tabel 4.8 Analisis Uji Validitas Variabel Pengetahuan Pajak
No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0,514 0,202 Valid
2 0,449 0,202 Valid
3 0,509 0,202 Valid
4 0,655 0,202 Valid
5 0,708 0,202 Valid
6 0,732 0,202 Valid
7 0,466 0,202 Valid
8 0,654 0,202 Valid Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
pengetahuan pajak memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel).
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel
pengetahuan pajak dinyatakan valid.
2) Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 4.9 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan
No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0,516 0,202 Valid
2 0,508 0,202 Valid
3 0,632 0,202 Valid
4 0,541 0,202 Valid
5 0,680 0,202 Valid
6 0,686 0,202 Valid
7 0,361 0,202 Valid Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
kualitas pelayanan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel
kualitas pelayanan dinyatakan valid.
3) Variabel Sanksi Perpajakan
Tabel 4.10 Analisis Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan
No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0,662 0,202 Valid
2 0,668 0,202 Valid
3 0,710 0,202 Valid
4 0,700 0,202 Valid Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
sanksi perpajakan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel).
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel sanksi
perpajakan dinyatakan valid.
4) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
Tabel 4.11 Analisis Uji Validitas Variabel Kepatuhan WPOP
No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0,654 0,202 Valid
2 0,678 0,202 Valid
3 0,761 0,202 Valid
4 0,706 0,202 Valid
5 0,436 0,202 Valid Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki rhitung lebih besar dari
rtabel (rhitung > rtabel). Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan
untuk variabel kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dinyatakan valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
b. Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukur dapat dikatakan reliabel bila alat itu dalam
mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten
memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2007: 77 dalam Taniredja
dan Hidayati, 2011: 42). Pengujian reliabilitas terhadap 24 pernyataan
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode cronbach’s alpha.
Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika nilai dari cronbach’s alpha di atas
0,60 (Sekaran, 1992 dalam Jatmiko, 2006).
1) Variabel Pengetahuan Pajak
Tabel 4.12 Reliability Statistics
Pada tabel 4.12 hasil uji reliabilitas pada variabel pengetahuan
pajak di atas, menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pajak
memiliki nilai cronbach’s alpha 0,718 > 0,6. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa variabel pengetahuan pajak adalah reliabel.
Cronbach's
Alpha N of Items
.718 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2) Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 4.13 Reliability Statistics
Pada tabel 4.13 hasil uji reliabilitas pada variabel kualitas
pelayanan, menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan memiliki
nilai cronbach’s alpha 0,616 > 0,6. Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa variabel kualitas pelayanan adalah reliabel.
3) Variabel Sanksi Perpajakan
Tabel 4.14 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.619 4
Pada tabel 4.14 hasil uji reliabilitas pada variabel sanksi
perpajakan, menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan memiliki
nilai cronbach’s alpha 0,619 > 0,6. Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa variabel sanksi perpajakan adalah reliabel.
4) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Tabel 4.15 Reliability Statistics
Pada tabel 4.15 hasil uji reliabilitas pada variabel kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP), menunjukkan bahwa variabel
Cronbach's
Alpha N of Items
.616 7
Cronbach's
Alpha N of Items
.659 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tersebut memiliki nilai cronbach‘s alpha 0,659 > 0,6. Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa variabel kepatuhan WP OP adalah
reliabel.
D. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan mengetahui kondisi data yang ada
agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dengan metode One
Sample Kolmogorov-Smirnov, uji multikolinearitas dengan melihat nilai
Variance Inflation Factors (VIF) dan tolerance, serta uji heteroskedastisitas
dengan menggunakan metode scatterplot.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal.
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 95
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.99141577
Most Extreme
Differences
Absolute .043
Positive .040
Negative -.043
Kolmogorov-Smirnov Z .419
Asymp. Sig. (2-tailed) .995
a. Test distribution is Normal.
Sumber: data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansi (Asym. Sig 2-tailed) 0,995 > 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai residu/ eror dalam perhitungan dikatakan normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian ini
dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan
tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka
model regresi bebas dari multikolinearitas.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Koefisiensi Multikolonieritas
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance lebih dari 0,1 untuk ketiga variabel maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas
dan dapat digunakan dalam penelitian.
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan Pajak .527 1.898
Kualitas Pelayanan .536 1.865
Sanksi Perpajakan .972 1.029
a. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP
Sumber: data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas
pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas di atas dapat terlihat bahwa titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
E. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih varaibel independen dengan satu variabel dependen yang
ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.
Tabel 4.18 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.901 3.370 3.531 .001
Pengetahuan Pajak .073 .124 .080 .589 .557
Kualitas
Pelayanan .272 .128 .285 2.127 .036
Sanksi Perpajakan -.086 .097 -.088 -.888 .377
a. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP Sumber: data diolah
Persamaan regresi linier berganda:
Y = 11,901 + 0,73X1 + 0,272X2 – 0,86X3
Keterangan:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
X1 = Pengetahuan Pajak
X2 = Kualitas Pelayanan
X3 = Sanksi Perpajakan
Penjelasan persamaan tersebut sebagai berikut:
1. Konstanta (a)
Jika semua variabel bebas memiliki nilai 0 maka nilai variabel terikat (beta)
sebesar 11,901;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Pengetahuan pajak (X1) terhadap Kepatuhan WP OP (Y)
Nilai koefisien pengetahuan pajak untuk variabel X1 sebesar 0,73. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap kenaikan pengetahuan pajak satu satuan maka
variabel kepatuhan WP OP akan naik sebesar 0,73 dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap;
3. Kualitas pelayanan (X2) terhadap Kepatuhan WP OP (Y)
Nilai koefisien kualitas pelayanan untuk variabel X2 sebesar 0,272. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan satu satuan maka
variabel kepatuhan WP OP akan naik sebesar 0,272 dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap;
4. Sanksi perpajakan (X3) terhadap Kepatuhan WP OP (Y)
Nilai koefisien sanksi perpajakan untuk variabel X3 sebesar 0,86 dan betanda
negatif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan sanksi perpajakan
satu satuan maka variabel kepatuhan WP OP akan turun sebesar 0,86 dengan
asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
F. Pengujian Hipotesisi (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-
sama terhadap variabel tergantung (Priyatno, 2011: 258).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.19 Anova untuk Uji F
Sumber: data diolah
Tahap-tahap untuk melakukan uji F sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
H0 : pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara
simultan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP
Ha : pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara
simultan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
3. Menentukan Fhitung
Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh Fhitung sebesar 4,276.
4. Menentukan Ftabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah
variabel-1) atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 95-3-1 = 91 (n adalah jumlah
data dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil perolehan untuk Ftabel
sebesar 2,705 (Lampiran halaman 115).
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 52.547 3 17.516 4.276 .007a
Residual 372.779 91 4.096
Total 425.326 94
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Pajak
b. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
5. Kriteria pengujian
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05
6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Nilai Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705)
Daerah Terima
H0
Daerah Tolak Daerah Tolak
H0 H0
-2,705 2,705 4,276
Gambar 4.2 Daerah Diterima dan Daerah Ditolak H0 (Uji F)
7. Kesimpulan
Karena nilai Nilai Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705) dengan signifikan 0,007 <
0,05 maka H0 ditolak, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan
sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
G. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Priyatno, 2011: 251).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.20 Analisis Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka adjusted R square sebesar
0,095 atau (9,5%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen yaitu pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) sebesar
9,5%. Sedangkan sisanya 90,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
H. Pengujian Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Variabel Pengetahuan Pajak
a. Menentukan hipotesis:
H0 : Pengetahuan pajak secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Ha : Pengetahuan pajak secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .351a .124 .095 2.024
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan,
Pengetahuan Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Menentukan tingkat signifikansi:
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan thitung:
Berdasarkan output di tabel 4.18 diperoleh thitung sebesar 0,589.
d. Menentukan ttabel:
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 95-3-1 = 91. Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,986.
e. Kriteria pengujian:
H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan
jika < 0,05
f. Membandingkan thitung dengan ttabel:
Nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ 0,589 ≤ 1,986 maka H0 diterima
Daerah Terima
H0
Daerah Tolak Daerah Tolak
H0 H0
-1,986 0,589 1,986
Gambar 4.3 Daerah Terima dan Daerah Tolak H0 (Hipotesis 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
g. Kesimpulan:
Karena nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ 0,589 ≤ 1,986 dengan
signifikan 0,557 > 0,05 maka H0 diterima, artinya pengetahuan pajak
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi (WP OP).
2. Variabel Kualitas Pelayanan
a. Menentukan hipotesis:
H0 : Kualitas pelayanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Ha : Kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
b. Menentukan tingkat signifikansi:
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan thitung:
Berdasarkan output di tabel 4.18 diperoleh thitung sebesar 2,127.
d. Menentukan ttabel:
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 95-3-1 = 91. Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,986.
e. Kriteria pengujian:
H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan
jika < 0,05
f. Membandingkan thitung dengan ttabel:
Nilai thitung > ttabel = 2,127 > 1,986 maka H0 ditolak.
Daerah Terima
H0
Daerah Tolak Daerah Tolak
H0 H0
-1,986 1,986 2,127
Gambar 4.4 Daerah Diterima dan Daerah Tolak H0 (Hipotesis 2)
g. Kesimpulan:
Karena Nilai thitung > ttabel (2,127 > 1,986) dengan signifikan 0,036 < 0,05
maka H0 ditolak, artinya kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
3. Variabel Sanksi Perpajakan
a. Menentukan hipotesis:
H0 : Sanksi perpajakan secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Ha : Sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Menentukan tingkat signifikansi:
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05.
c. Menentukan thitung:
Berdasarkan output di tabel 4.18 diperoleh thitung sebesar – 0,888.
d. Menentukan ttabel:
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 95-3-1 = 91. Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,986.
e. Kriteria pengujian:
H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan
jika < 0,05
f. Membandingkan thitung dengan ttabel:
Nilai - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ - 0,888 ≤ 1,986 maka H0 diterima.
Daerah Terima
H0
Daerah Tolak Daerah Tolak
H0 H0
-1,986 -0,888 1,986
Gambar 4.5 Daerah Diterima dan Daerah Ditolak H0 (Hipotesis 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
g. Kesimpulan:
Karena nilai - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ - 0,888 ≤ 1,986 dengan
signifikan 0,377 > 0,05 maka H0 diterima, artinya sanksi perpajakan
secara parsial tidak berpengaruh siginifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi (WP OP).
I. Pembahasan
Pengaruh faktor pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP),
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Uji F (Secara Simultan)
Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji F, diperoleh hasil
Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705) dengan signifikan 0,007 < 0,05 maka H0
ditolak, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
2. Uji t (Secara Parsial)
a. Pengetahuan Pajak
Faktor pengetahuan pajak dengan hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) ditolak. Hal tersebut ditunjukkan
dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t, di mana diperoleh hasil
thitung ≤ ttabel = 0,589 ≤ 1,986 dengan signifikan 0,557 > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pengetahuan pajak menggambarkan seberapa banyak ilmu atau
wawasan tentang pajak yang dimiliki atau diketahui oleh WP OP.
Pengetahuan pajak biasanya diperoleh WP OP dari petugas pajak.
Berdasarkan deskripsi data responden, mayoritas WP OP berusia 45-54
tahun. Pada usia tersebut, WP OP sudah memiliki pengetahuan pajak yang
cukup luas. Selain itu, sebagian besar responden memiliki tingkat
pendidikan S-1 dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sehingga
WP OP diharapkan sudah memiliki pengetahuan pajak yang lebih luas
daripada WP OP yang lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
untuk meningkatkan pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP OP yakni
dengan mengadakan kegiatan sosialisasi. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk menyadarkan WP OP akan kewajiban perpajakannya dan
memberikan pemahaman mengenai pengetahuan pajak kepada WP OP
agar lebih mudah dimengerti. Namun, dalam prakteknya masih banyak
WP OP yang enggan atau dengan sengaja tidak patuh melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu, secara parsial pengetahuan
pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan WP OP.
b. Kualitas Pelayanan
Faktor kualitas pelayanan dengan hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan
WP OP diterima. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengujian hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
menggunakan uji t, dimana diperoleh hasil Nilai thitung > ttabel = 2,127 >
1,986 dengan signifkan 0,036 < 0,05.
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan.
Pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan
keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum pada WP OP.
Peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara ketepatan
waktu, kesopanan, dan keramahan dalam memberikan pelayanan serta
kenyamanan dalam memperoleh pelayanan (lokasi, ruang, kemudahan dan
informasi).
Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan,
dimana perempuan biasanya lebih memiliki kepekaan dibandingkan
dengan laki-laki. Perempuan lebih memperhatikan kualitas pelayanan
yang diberikan (sarana dan prasarana) sehingga petugas pajak harus lebih
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada WP OP. Oleh
karena itu, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
WP OP.
c. Sanksi Perpajakan
Faktor sanksi perpajakan dengan hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
WP OP ditolak. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengujian hipotesis
menggunakan uji t, di mana diperoleh hasil - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986
≤ - 0,888 ≤ 1,986 dengan signifikan 0,377 > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/
dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat
pencegah agar WP OP tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi
perpajakan diberikan agar WP OP mempunyai kesadaran dan patuh
terhadap kewajiban perpajakan. WP OP akan memenuhi kewajiban
perpajakannya, apabila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak
merugikan. Berdasarkan deskripsi data responden dalam penelitian,
responden memiliki jumlah penghasilan berkisar antara Rp1.500.000-
Rp5.000.000,-. Dengan jumlah penghasilan yang cukup besar, WP OP
tidak memandang sanksi perpajakan sebagai hal yang merugikan sehingga
sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan WP
OP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:
1. Uji F (Secara Simultan)
Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji F, diperoleh hasil
Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705) dengan signifikan 0,007 < 0,05 maka H0
ditolak, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
2. Uji t (Secara Parsial)
a. Pengetahuan Pajak
Melalui uji hipotesis dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai -
ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ 0,589 ≤ 1,986 sehingga tidak berhasil
menolak H0 yang artinya pengetahuan pajak tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
b. Kualitas Pelayanan
Melalui uji hipotesis dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai
thitung > ttabel = 2,217 > 1,986 sehingga berhasil menolak H0 yang artinya
kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c. Sanksi Perpajakan
Melalui uji hiptesis dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai -
ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ -0,888 ≤ 1,986 sehingga tidak berhasil
menolak H0 yang artinya sanksi perpajakan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti tidak mengetahui secara
pasti mengenai jumlah jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang berada di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat.
C. Saran
Bagi para peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan data mengenai
jumlah jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan WP OP
yang berada di KPP Pratama Mataram Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Budi R, Ikhsan. 2007. “Kajian Terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak”. Jurnal Akuntansi ,Manajemen Bisnis san Sektor
Publik. Vol. 3. (Juni). No. 3: 288-310.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasinya. Cetakan I. Penerbit Gava Media, Yogayakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi
di Kota Semarang)”. Tesis Dipublikasikan. Universitas Diponegoro,
Semarang. eprints.undip.ac.id/15261/1/Agus_Nugroho_Jatmiko.pdf. Diakses
tanggal 10 Agustus 2012.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Maharia, Gapong. 2011. “Pengaruh Wajib Pajak dalam Memoderasi Hubungan
antara Pelayanan Pajak dengan Persepsi Penerimaan Pajak”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Menteri Keuangan. 2012. Realisasi Tax Ratio 2011 Naik Satu Persen.
http://www.pajak.go.id/content/menteri-keuangan-realisasi-tax-ratio-2011-
naik-satu-persen. Diakses tanggal 10 Januari 2012.
Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. 2009. “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Skripsi Dipublikasikan. Universitas Udayana, Denpasar.
ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/issue/view/421. Diakses tanggal 15 September
2012. Novitasari, Fin-Fin. 2009. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak”. Skripsi Dipublikasikan.
Universitas Kristen Petra, Surabaya. dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_8814.html.
Diakses tanggal 10 Agustus 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan
Berdasarkan UU Terbaru. Cetakan Pertama. PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Prabawa, Made Adi Mertha. 2012. “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Sikap Wajib
Pajak terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara”. Media Bina Ilmiah. Vol 6. (Maret)
No. 2: 51-55.
Pramuditha, Christiani Maria. 2010. “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak Orang
Pribadi Mengenai Undang-Undang Pajak Penghasilan Terhadap Pelaksanaan
Self Assessment System (Studi Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Karees)”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Widyatama, Bandung.
dspace.widyatama.ac.id/jspui/handle/123456789/1433. Diakses tanggal 15
September 2012.
Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien,
dan Akurat. Cetakan Pertama. Penerbit MediaKom, Yogyakarta.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Edisi
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Romandana, Anggraini. 2012. “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi Petugas
Pajak dan Sistem Administrasi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan WP OP”.
Skripsi Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.
http://katalog.lbrary.perbanas.ac.id/download-6190_artikel%20Ilmiah.pdf.
Diakses tanggal 5 Februari 2013.
Rustiyaningsih, Sri. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak”. Widya Warta. (Juli). Tahun XXXV. No.02: 44-54.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. PT
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi
Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Cetakan Pertama. Penerbit Raih
Asa Sukses, Jakarta.
Sujarweni, V Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistik untuk Penelitian.
Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Edisi I. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Ke-20. Penerbit Alfabeta,
Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-
15. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Supriyati dan Nur Hidayati. 2008. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Akuntansi dan Teknologi Informasi.
Vol. 7. (Mei). No. 1: 41-50.
Susianti, Dewi. 2006. “Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap Pajak
Penghasilan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta.
Sutanto, Melina. 2009. “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak
dan Jumlah Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di
Kantor Pelayanan Pajak Mataram”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas
Kristen Petra, Surabaya. dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_14483_9.html. Diakses
Tanggal 10 Agustus 2012.
Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Cetakan Kesatu. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Tarjo dan Indra Kusumawati. 2006. “Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan”.
JAAI. Vol 10. (Juni). No1: 101-120.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan
Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan
Akuntansi. Cetakan Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007, tentang “Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang “Pajak
Penghasilan”.
Widodo, Widi. 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak. Cetakan Kesatu.
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Wulandari, Monica Indah. “Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Melaksanakan Kewajiban Pajak Penghasilan”. Skripsi Dipublikasikan.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KATA PENGANTAR
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
di-
Tempat
Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, pada
kesempatan ini memohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk meluangkan
waktu mengisi kuisioner ini.
Adapun judul penelitian saya adalah “Pengaruh Pengetahuan Pajak,
Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi”.
Hasil penelitian ini hanya untuk kalangan sendiri dan saya berjanji untuk
menjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Demikian permohonan saya, atas bantuan dan kerja sama Bapak/ Ibu/
Saudara/ Saudari, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Fransisca Novieta Afsari Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
A. Identitas Responden:
1. Nama : ________________________________(boleh dikosongkan)
2. Umur : Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
4. Pendidikan Terakhir :
SLTP/SMP
SLTA/SMA
D – 3/AKADEMIKA
Jenjang S – 1
Jenjang S – 2
Lain – lain ……………………….
5. Pekerjaan :
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Karyawan Swasta
Wiraswasta
Lain – lain ………………………..
6. Berapakah jumlah penghasilan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari setiap bulannya?
Kurang dari Rp 1.500.000 Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 Rp 7.000.000 – Rp 9.000.000
Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 Lebih dari Rp 9.000.000
7. Sejak kapan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP)?
Tahun 2012 Tahun 2008
Tahun 2011 Tahun 2007
Tahun 2010 Tahun 2006
Tahun 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
B. Petunjuk pengisian:
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
2. Pastikan anda tidak melewati 1 (satu) nomor pun.
3. Jawablah pertanyaan sesuai dengan pendapat Saudara dengan memberikan
tanda silang (X) pada setiap pertanyaan dan kolom yang telah tersedia.
4. Alternatif jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
C. Pernyataan
1. Instrumen Pengetahuan Pajak
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Pajak selaku instrumen hukum yang diatur
oleh Undang-Undang adalah suatu kewajiban
yang mengikat bagi setiap warga negara
(Wajib Pajak).
2 Pajak mempunyai sifat memaksa.
3 Pajak merupakan penerimaan negara yang
digunakan untuk mengarahkan kehidupan
masyarakat menuju kesejahteraan.
4 Setiap Wajib Pajak (WP) diharuskan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5 NPWP dapat digunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas WP.
6 Dalam hal berhubungan dengan dokumen
perpajakan, WP diwajibkan mencantumkan
NPWP yang dimilikinya .
7 WP seharusnya menghitung dan menetapkan
sendiri jumlah pajak yang terutang melalui
pengisian formulir Surat Pemberitahuan
(SPT).
8 WP wajib mengisi dan menyampaikan SPT
dengan benar, lengkap, jelas dan
menandatanganinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Instrumen Kualitas Pelayanan
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Petugas sopan dan memberikan pelayanan
dengan baik.
2 Petugas memberikan pelayanan dengan
cepat dan memuaskan.
3 Petugas tanggap dan sangat membantu.
4 Petugas senantiasa memperhatikan
keberatan Wajib Pajak (WP) atas pajak
yang dikenakan.
5 Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas
dapat membantu pemahaman anda
mengenai hak dan kewajiban anda selaku
WP
6 Teknologi yang digunakan KPP sudah
cukup modern.
7 Gedung KPP sudah cukup memadai
(bersih, rapi dan nyaman).
3. Instrumen Sanksi Perpajakan
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Sanksi perpajakan merupakan alat
pencegah (preventif) agar Wajib Pajak
(WP) tidak melanggar norma perpajakan.
2 Peraturan perpajakan sudah dilaksanakan
secara merata/ adil untuk semua
masyarakat.
3 Peraturan pajak sudah seimbang antara hak
dan kewajiban WP.
4 Denda sebesar 2% per bulan yang
dikenakan pada WP adalah wajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4. Instrumen Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Dalam 2 tahun terakhir saya
menyampaikan atau melaporkan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) dengan
tepat waktu
2 Saya selalu menyampaikan SPT Tahunan
sebelum jatuh tempo
3 Dalam 2 tahun terakhir saya
menyampaikan SPT Masa (bulanan)
dengan tepat waktu
4 Saya selalu menyampaikan SPT Masa
sebelum jatuh tempo
5 Saya tidak pernah dikenakan sanksi
administrasi atau denda oleh Dirjen Pajak
berkaitan dengan SPT Tahunan dan Masa
“Terima Kasih atas Partisipasi Anda”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI