Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

14
Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang) Sukartini Endrawati Reno Fitri Meuthia Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang Abstract This study aims to examine the implementation of quality assurance implementation management on production cost efficiency in PT. Semen Padang. Integrated quality assurance management is divided into 4 (four) variables; customer satisfaction (X1), product quality (X2), corporate culture (X3), and human resources quality (X4). This study showed that customer satisfaction, product quality, corporate culture, and human resources quality had a positive effect on production cost efficiency. It can be concluded that good customer satisfaction, good product quality, good corporate culture, and good human resources quality will support the efficiency in production cost. Results of this study are also consistent with prior researches and support research hyphoteses. Key Words: Integrated quality assurance management, Total Quality Management, efficiency in production cost, customer satisfaction, product quality, corporate culture, human resources quality. 1. Pendahuluan Globalisasi menjadi salah satu hal yang mendasari setiap negara untuk merubah arah kebijakan ekonominya. Perubahan yang diharapkan tentu saja perubahan yang akan mengurangi segala distorsi perekonomian dan disisi lain meningkatkan efisiensi. Kedua SISI terse but bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia, sebagai dasar motivasinya adalah kondisi perekonomian dunia yang dapat dinilai belum sampai pada tingkat yang optimum. Perusahaan-perusahaan di negara berkembang harus berbenah diri dalam menghadapi era globalisasi ini terutama dengan masuknya produk-produk import yang secara tidak langsung mengancam pangsa pasar produk lokal. Hal ini berarti setiap perusahaan harus menghasilkan produk atau jasa yang semakin berkualitas tinggi (better quality), biaya produksi yang ditekan serendah mungkin (lower cost), harga produk atau jasa yang layak (reasonable price), memiliki keunggulan terhadap mutu produk yang diminta (quality in demand), kegiatan promosi yang lebih efektif (more effective), serta proses pendistribusian produk atau jasa yang semakin cepat kepada para pelanggannya. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas, produktivitas, dan efisiensi perlu dilakukan secara terencana dan melibatkan partisipasi aktif dari semua unsur terkait dalam perusahaan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh manajemen dalam meningkatkan efisiensi adalah menentukan arah dan tujuan dari perbaikan produktivitas dan kualitas yang akan dilaksanakan selaras dengan arah jangka panjang perusahaan. Arah perbaikan tersebut diformulasikan oleh manajemen ke dalam suatu kebijakan yang membutuhkan suatu

Transcript of Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Page 1: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi

(Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

Sukartini Endrawati

Reno Fitri Meuthia Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang

Abstract

This study aims to examine the implementation of quality assurance implementation management on production cost efficiency in PT. Semen Padang. Integrated quality assurance management is divided into 4 (four) variables; customer satisfaction (X1), product quality (X2), corporate culture (X3), and human resources quality (X4). This study showed that customer satisfaction, product quality, corporate culture, and human resources quality had a positive effect on production cost efficiency. It can be concluded that good customer satisfaction, good product quality, good corporate culture, and good human resources quality will support the efficiency in production cost. Results of this study are also consistent with prior researches and support research hyphoteses.

Key Words: Integrated quality assurance management, Total Quality Management, efficiency in production cost, customer satisfaction, product quality, corporate culture, human resources quality.

1. Pendahuluan

Globalisasi menjadi salah satu hal yang mendasari setiap negara untuk merubah arah kebijakan ekonominya. Perubahan yang diharapkan tentu saja perubahan yang akan mengurangi segala distorsi perekonomian dan disisi lain meningkatkan efisiensi. Kedua SISI

terse but bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia, sebagai dasar motivasinya adalah kondisi perekonomian dunia yang dapat dinilai belum sampai pada tingkat yang optimum.

Perusahaan-perusahaan di negara berkembang harus berbenah diri dalam menghadapi era globalisasi ini terutama dengan masuknya produk-produk import yang secara tidak langsung mengancam pangsa pasar produk lokal. Hal ini berarti setiap perusahaan harus menghasilkan produk atau jasa yang semakin berkualitas tinggi (better quality), biaya produksi yang ditekan serendah mungkin

(lower cost), harga produk atau jasa yang layak (reasonable price), memiliki keunggulan terhadap mutu produk yang diminta (quality in demand), kegiatan promosi yang lebih efektif (more effective), serta proses pendistribusian produk atau jasa yang semakin cepat kepada para pelanggannya.

Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas, produktivitas, dan efisiensi perlu dilakukan secara terencana dan melibatkan partisipasi aktif dari semua unsur terkait dalam perusahaan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh manajemen dalam meningkatkan efisiensi adalah menentukan arah dan tujuan dari perbaikan produktivitas dan kualitas yang akan dilaksanakan selaras dengan arah jangka panjang perusahaan.

Arah perbaikan tersebut diformulasikan oleh manajemen ke dalam suatu kebijakan yang membutuhkan suatu

Page 2: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pad a PT. Semen Padang)

sistem pengendalian mutu yang sesuai dengan kondisi permasalahan di atas.

Pengendalian mutu dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat selama pasca perang dunia II, yang kemudian diperkenalkan oleh Dr. Deming di Jepang sekitar tahun 1950-an, dimana pad a waktu itu semua produk "Made in Japan" dianggap tidak bermutu dan tidak laku dijual di pasar internasional .

Tetapi karena adanya usaha yang keras dan tingkat ketekunan yang tinggi pada masyarakat industri di Jepang, sehingga dalam waktu yang relatif sing kat Jepang mampu mengubah pandangan dunia. Bahkan Jepang menjadi contoh negara yang perusahaan-perusahannya mendapat julukan sebagai pemimpin industri berteknologi tinggi dimana produk-produk tersebut di berbagai negara dengan jaminan kualitas produk dan kepuasan yang tinggi bagi para pelanggannya.

Menurut Deming, mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan para pelanggan dan mutu produk atau jasa merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk dapat menguasai segmentasi pasar. Kepekaan konsumen terhadap mutu suatu barang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah dan jenis produk yang tersedia di pasaran.

Dengan banyaknya produk dan jasa yang ditawarkan menyebabkan konsumen memiliki ban yak alternatif untuk memenuhi kebutuhannya sehingga dapat mendorong kompetisi di antara para produsen.

Bagi perusahaan yang ingin memenangkan persaingan dalam segmentasi pasarnya, harus mampu mencapai tingkat mutu (quality level) yang bukan hanya mutu produknya saja, akan tetapi dari segala aspek, seperti mutu bahan mentah dari pemasok, mutu tenaga kerja (sumber daya manusia yang mampu bekerja secara efisien, promosi

yang efektif, mutu distribusi yang mampu menyerahkan produk sesuai dengan waktu yang dikehendaki para pelanggan, mutu karyawan yang mampu melayani pembeli dengan memuaskan dan produksi yang dilakukan dengan metode yang se-efisien dan se-efektif mungkin serta peningkatan produktivitas di segala aspek yang meliputi produktivitas tenaga kerja, peningkatan produktivitas di bagian produksi dan operasi, peningkatan produktivitas mutu, tetapi peningkatan produktivitas yang disertai dengan mempertahankan mutu memerlukan suatu metode yang cermat dan tepat.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka muncullah filosofi baru yang menghendaki perubahan perilaku pada semua tingkat perorganisasi dan menaruh perhatian pada pentingnya kepuasaan konsumen secara berkesinambungan yang dikenal dengan Total Quality Management (TOM) atau dalam bahasa Indonesia disebut Manajemen Mutu Terpadu.

Tujuan dari penerapan Manajemen Mutu Terpadu (TOM) adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dalam hal mutu produk dan jasa sekaligus merupakan cara untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.

Di Indonesia, penerapan Manajemen Mutu Terpadu mulai diterapkan pada berbagai perusahaan pada awal tahun 1980-an. Konsep ini diterapkan sebagai salah satu alat dalam melaksanakan operasional manajemen karena konsep­konsep Manajemen Mutu Terpadu ini berorientasi pada tiga tuntutan pasar yaitu kualitas, harga, dan pengiriman.

Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di suatu perusahaan sangat berperan dalam mendukung pencapaian standar mutu tersebut dan menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkannya. Sehingga dengan penerapan manajemen mutu terpadu pada suatu perusahaan diharapkan mampu memperbaiki mutu

58 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 57-69

Page 3: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

produk dan jasa bersama-sama dengan pengurangan biaya mutu. Dengan demikian hasil terse but akan memungkinkan mereka bergerak maju dalam volume penjualan pasar dan perusahaan dengan produk dengan tingkat penerimaan pelanggan yang tinggi, stabilitas laba, dan pertumbuhan usah yang pesat pula. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ditujukan pada pengendalian semua aspek termasuk mutu produk, peningkatan produktivitas baik produk maupun tenaga kerja sebab mereka adalah unsur-unsur utama bagi tercapainya tujuan perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya.

Penentuan mutu terjadi pad a seluruh daur industrial sehingga pengendalian mutu akan melibatkan seluruh aktivitas mutu secara multi fungsional diseluruh organisasi karenanya setiap departemen akan memiliki kontribusi terhadap pencapaian standar mutu. Manajemen Mutu Terpadu juga mendukung pencapaian standar mutu tersebut dan menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkannya. Keberhasilan perusahaan mencapai standar mutu harus dibarengi dengan keberhasilan dalam efisiensi biaya. Karena disamping mengupayakan peningkatan mutu, perusahaan juga tidak dapat mengabaikan masalah-masalah biaya yang pada akhirnya akan menentukan harga jual dan daya saing produk di pasaran.

Pembiayaan suatu perusahaan dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, diantaranya adalah penggolongan biaya yang didasarkan atas fungsi pokok yang ada dalam perusahaan industri yang dibedakan atas biaya produksi, biaya pemasaran serta biaya administrasi, dan umum. Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik suatu perusahaan harus melakukan pengendalian terhadap kualitas produk itu sendiri dengan harapan tingkat kegagalan atau kerusakan dapat ditekan sehingga pada akhirnya diharapkan dapat terjadi efisiensi biaya secara keseluruhan.

Manajemen mutu terpadu ini membentuk suatu struktur dan alat bagi manajemen sehingga pada keseluruhan organisasi terdapat upaya yang berkelanjutan yang memusatkan perhatian pada kepeloporan di bidang mutu, investasi, dan implementasi teknogi modern yang mengutamakan mutu dalam hal penjualan, maupun produksi .

Walaupun dalam jangka pendek perusahaan yang tidak menerapkan pengendalian mutu terhadap produk secara khusus sehingga biaya produksinya tidak mencakup biaya pengendalian kualitas. Tetapi hal ini tidak menggambarkan adanya suatu efisiensi biaya sebab dalam jangka panjang peningkatan mutu produk dengan proses secara berkesinambungan membuat perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya, dapat mengurangi produk cacat, mempercepat produk memasuki pasaran, dan memenuhi kepuasan konsumen.

Dari sudut pandang bisnis, manajemen mutu terpadu dapat ditinjau dalam bentuk profitabilitas, memenangkan persaingan di pasar, serta pengendalian produktivitas. Mutu yang tidak memuaskan dapat dianalogikan bahwa adanya pemanfaatan sumber daya yang tidak memuaskan. Hal ini melibatkan penghamburan bahan baku serta tenaga kerja, sebaliknya mutu yang memuaskan berarti pemanfaatan sumber daya yang efektif dan berdampak pada efisiensi biaya.

Penelitian mengenai manajemen mutu terpadu sebelumnya pernah dilakukan oleh Harry Hartawan (1996) yang berjudul, "Pengaruh Penerapan Gugus Kendali Mutu terhadap Efektivitas Operasional Biaya Tenaga Kerja" yang dilakukan pada perusahaan jasa dengan kegiatan Gugus Kendali Mutu, dimana Penerapan Gugus Kendali Mutu sebagai variabel independen (X) dan Efektivitas Operasional Biaya Tenaga Kerja sebagai variabel dependen (Y). Dan dari penelitian tersebut dapat diambil simpulan bahwa Gugus Kendali Mutu

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69 59

Page 4: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

memberi pengaruh yang signifikan terhadap Efektivitas Operasional Biaya Tenaga Kerja. Pada akhirnya timbul pertanyaan apakah terdapat hubungan antara penerapan manajemen mutu terpadu dengan efisiensi biaya produksi. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT Semen Padang) ".

2. Tinjauan Pustaka

Perkembangan dunia usaha yang pesat menyebabkan persaingan yang begitu kompetitif. Hal Inl menuntut perusahaan untuk melakukan usaha yang keras agar produk-produknya dapat diterima dan memiliki nilai lebih bagi penggunanya, sehingga mampu bersaing di pasar. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk hal-hal ini mulai dari yang bersifat ekstern, seperti pemasangan iklan di media massa, pemberian undian berhadiah, sampai hal­hal yang bersifat intern yang merupakan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan usahanya.

Tujuan akhir dari perusahaan-perusahaan Inl adalah meningkatkan laba. Peningkatan Laba dapat dicapai dengan dua cara yaitu dengan meningkatkan penjualan dan melakukan efisiensi biaya. Biaya ini mencakup biaya produksi yang merupakan faktor yang sangat menentukan penetapan harga pokok produk. Dari biaya produksi ini akan diketahui berapa besarnya harga pokok dari produk tersebut yang akan melibatkan tiga unsur biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Maka untuk dapat meningkatkan penjualan, perusahaan harus memperhatikan apa yang menjadi preferensi konsumen, yaitu apa yang diharapkan konsumen dari suatu produk. Hal-hal tersebut diantaranya adalah, harga produk yang tidak mahal

(ekonomis), kemasan yang menarik atau kualitas yang tinggi. Dan pada umumnya konsumen cenderung untuk memilih produk yang berkualitas baik, meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk-produk lain yang sejenis. Sebab konsumen menganggap bahwa barang-barang yang berkualitas tinggi lebih tahan lama atau lebih bisa memuaskan konsumen dalam penggunaannya, sehingga kalau dibuat perhitungan, manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Melihat begitu pentingnya mutu produk maka perusahaan melakukan program-program bertujuan untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan.

suatu harus yang dari

Buddy Ibrahim (1997) mendefinisikan mutu sebagai berikut:

"Mutu adalah suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal secara eksplisit dan implisit. Strategi Inl

menggunakan kemampuan sumber daya manajemen, modal, teknologi, peralatan material, sistem, dan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa bernilai tam bah bagi manfaat serta memberi keuntungan kepada para pemegang saham".

Menurut Garvin (1995) ada delapan dimensi mutu yang digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah

a. Kinerja (performance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk ini.

60 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 57-69

Page 5: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder pelengkap.

c. Keandalan (reliability) kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau pakai.

yaitu akan

gagal

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

e. Daya tahan (durability) yang berkaitan dengan berapa lama produk tesebut dapat terus digunakan.

f. Pelayanan (service ability) yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, dan penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika (aesthetics) yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi prod uk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Untuk mencapai peningkatan mutu (kualitas ) yang diharapkan tersebut perlu dilakukan suatu tindakan yang melibatkan semua unsur terkait dalam perusahaan yang diwujudkan melalui penerapan manajemen mutu terpadu. Menurut Feigenbaum (1992) tujuan pencapaian manajemen mutu terpadu tersebut adalah

a. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan

b. Untuk memberikan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen

c. Untuk meningkatkan kerjasama dan semangat kerja karyawan

d. Untuk meningkatkan dan menjaga citra perusahaan

Manajemen mutu terpadu kemudian dilaksanakan melalui pembentukan Gugus Kendali Mutu yang menurut Juse (1984 , 7) memiliki pengertian, yaitu

"Suatu kelompok kerja kecil yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri dimana setiap anggota kelompok kecil Inl

berpartisipasi secara terus­menerus sebagai bag ian dari kegiatan pengendalian mutu di tempat kerja dengan menggunakan teknik kendali mutu".

Berhasil tidaknya Manajemen mutu terpadu tersebut diterapkan di suatu perusahaan dapat dilihat dari ukuran keberhasilan Gugus Kendali Mutu yang indikasinya adalah

a. Mutu produk yang dihasilkan

b. Biaya, menyangkut efisiensi maupun pengendaliannya

c. Sikap, yaitu perbaikan-perbaikan terhadap mobilitas, aktivitas, dan kepribadian setiap pekerja (karyawan).

Dalam penerapan Manajemen Mutu Terpadu, disamping akan berakibat pada perbaikan mutu, maka akan berdampak pula pad a biaya operasional, sehingga perusahaan yang berproduksi tanpa memperhatikan kualitas produk atas jasa perusahaan dalam jangka pendek perusahaan dapat menekan biaya produksi karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pengendalian kualitas yang kadang-kadang bagi perusahaan tertentu cukup besar. Namun dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan karena akan tersaingi oleh produk-produk yang sama namun lebih berkualitas apalagi jika harganya lebih murah. Oleh karena itu perlu diperhitungkan pula

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69 61

Page 6: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pad a PT. Semen Padang)

adanya kemungkinan kegagalan kegiatan penerapan Manajemen Mutu Terpadu terse but, yaitu tidak memenuhi sasaran yang pada akhirnya akan menimbulkan pemborosan, berupa pemborosan waktu, biaya, tenaga kerja, biaya mutu, dan terutama biaya produksi yang merupakan komponen biaya terbesar dalam perusahaan industri yang harus dikendalikan. Untuk itu perlu adanya suatu pengendalian kualitas yang memenuhi kondisi di atas.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendapatkan gambaran mengenai penerapan manajemen mutu terpadu dan efisiensi biaya produksi dengan memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan masalah tersebut pada PTSemen Padang.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Permasalahan yang mendasar dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di PT.Semen Padang.

b. Pengendalian Biaya Produksi di PTSemen Padang.

c. Pengaruh penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi di PTSemen Padang.

Manfaat Penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk mengembangkan pengetahuan mengenai TOM.

b. Bagi perusahaan, hasil In! diharapkan merupakan sumbangan dalam pengambilan yang berhubungan

penelitian dapat

pemikiran keputusan

dengan

4.

penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam kaitannya dengan biaya produksi.

c. Akademis dan penelitian, sebagai salah satu bahan masukan pengembangan ilmu dan dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi .

Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diadakannya penelitian ini, maka permasalahan yang akan dibahas bersumber dari dua hal pokok yaitu manajemen Mutu Terpadu dan Biaya Produksi.

Dari kedua hal pokok tersebut maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

5.

a. Bagaimana penerapan Manajemen Mutu Terpadu di PT.Semen Padang

b. Bagaimana Pengendalian Biaya Produksi di PTSemen Padang

c. Bagaimana pengaruh penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi di PTSemen Padang

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran dan landasan teori yang telah diuraikan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut

Ho. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan atas penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi.

62 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 57-69

Page 7: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan atas penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi".

6. Metode Penelitian

6.1. Rancangan Pengujian Hipotesis

Dalam menguji hipotesis hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman, dengan alasan teknik pengujian Inl

merupakan ukuran-ukuran asosiasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal sehingga objek-objek atau individu yang dipelajari dapat diranking dalam dua rangkaian berturut-turut.

Data yang diperoleh dari responden akan diuji untuk menyatakan keabsahan hasil penelitian. Adapun pengujian yang dilakukan adalah :

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing­masing pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan total skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Berdasarkan pada rumus Rank Spearman tersebut maka dapat diketahui nilai r yang menunjukkan kekuatan hubungan pertanyaan dengan konsep pengukurannya. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, menurut Masrun dalam Sugiyono (1997) menyatakan : 'ltem yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) dan korelasinya tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula".

Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut

_ IX 2 + Iy2 - Id,2 r, - vIX2Iy2

dimana

3

"X 2 =n -n_"T ~ 12 ~ x

dengan t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu skor tertentu

T = faktor korelasi

Dimana,

R(Xj) = rank pada X untuk data responden yang ke-i.

R(Yj) = rank pada Y untuk data respond en yang ke-i.

dj = R(Xj) - R(Yj)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada variavel X dan Y. Dengan tingkat keyakinan 95% (0=0.05) maka jika :

• rhitung > fiabel maka butir pernyataan dinyatakan valid

• rhitung < pernyataan valid.

fiabel maka dinyatakan

butir tidak

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69 63

Page 8: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pad a PT. Semen Padang)

b. Uji Keandalan (reability)

Uji keandalan dilakukan dengan menggunakan teknik split half dengan langkah kerja sebagai berikut

1. Membagi pertanyaan-pertanyaan menjadi dua bag ian yaitu ganjil dan genap.

2. Skor untuk masing-masing pertanyaan di tiap bagian dijumlahkan sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing bag ian.

3. Mengkorelasikan skor total bag ian pertama dengan skor total bag ian kedua dengan menggunakan korelasi Rank Spearman.

4. Hitung reabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut

rtot = angka reabilitas seluruh item.

rtt = angka korelasi bag ian pertama dan bag ian kedua.

Dengan tingkat keyakinan 95% (0=0.05) maka jika :

• rtot > rtt. berarti data yang bersangkutan reliabel dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis.

• rtot > rtt berarti data yang bersangkutan tidak reliabel dan tidak layak digunakan dalam pengujian hipotesis.

6.2. Metode Analisis

Untuk menganalisis data yang dihasilkan dari questionnaire dilakukan analisis regresi dan pengukuran koefisien korelasi. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan software SPSS for windows ver. 12. O.

Karena pengukuran untuk variabel X dan Y dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, sedangkan syarat anal isis regresi minimal berskala interval maka data yang berskala ordinal harus ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode successive interval (Hay's, 1969) sebagai berikut :

a. Memperlihatkan pertanyaan

setiap item

b. Untuk setiap item tetukan berapa orang responden yang mendapat skor 5,4,3,2,1 yang selanjutnya disebut frekuensi (f)

c. Setiap frekuensi dibagi banyak responden dan hasilnya disebut proporsi (p)

d. Hitung proporsi kumulatif (pk).

e. Hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan tabel normal.

f. Tentukan SV (scale value = nilai skala) dengan rumus :

(Density at lower limit)

(Density at upper limit)

SV = -----------(Area below upper limit)

(Area below lower limit)

g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (nilai negatif terbesar) diu bah menjadi sama dengan 1.

Transformed Scale Value:

y = SV + ISVminl +1

64 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 57-69

Page 9: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

6.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjalankan penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan survey langsung ke perusahaan yang menjadi obyek penelitian, dimana metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui

• Wawancara

• Observasi langsung

• Angket I Kuesioner

b. Pengumpulan data sekunder, dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun kegunaan studi kepustakaan ini adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dalam penelitian.

6.4. Model Penelitian

Berikut adalah persamaan struktural penelitian :

7. Pembahasan

7.1. Hasil Pengujian Alat Ukur Penelitian

Untuk kepentingan penelitian ini penulis mengirimkan 10 (sepuluh) buah questionnaire pada bag ian produksi,

sumber daya manusia, dan akuntansi. Semua questionnaire yang dikirimkan diisi secara lengkap oleh responden dan memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut. Data variabel penelitian yang terkumpul melalui questionnaire adalah data yang berskala ordinal. Sebelum diolah lebih lanjut, data ordinal terlebih dahulu dinaikkan dan ditransformasikan tingkat pengukurannya Ke tingkat interval melalui Method of Successive Interval (MSI) atau metode interval berurutan. Sedangkan data yang berbentuk laporan biaya produksi tidak perlu ditransformasikan menjadi data interval.

Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu data yang diperoleh melalui questionnaire perlu diuji kesahihan dan keandalannya. Untuk itu analisis dilakukan dari keseluruhan pertanyaan pada kuesioner dengan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam questionnaire. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika pertanyaan tersebut mampu untuk mengukur apa yang perlu diukur dan mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkap. Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing­masing skor pertanyaan untuk masing-masing varia bel dengan skor masing-masing variabel. Selanjutnya angka korelasi yang bernilai positif, berarti data tersebut adalah valid.

Pad a penelitian 101, uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows 13.0 dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil pengujian validitas butir pertanyaan pad a variabel Manajemen Mutu Terpadu (X) dan pelaksanaan Efisiensi

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69 65

Page 10: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

Biaya Produksi (Y) menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan valid sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Case Processing Summary

N

Cases Valid 9

Excluded(a) o

Total 9

a Listwise deletion based on al/ variables in the procedure.

b. Uji Reliabilitas

%

100.0

.0

100.0

Uji reliabilitas dilakukan setelah diketahui bahwa setiap item pertanyaan yang dibuat memiliki validitas. Uji reliabilitas Inl

dilakukan terhadap pertanyaan­pertanyaan yang memiliki validitas, untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut digunakan dalam waktu yang berbeda, walaupun dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang serupa.

Software yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas adalah SPSS for Windows 13. dengan hasil sebesar 0.831 (tabel 2). Artinya, jika alat ukur ini digunakan berulang kali diharapkan sebanyak 83,1% hasilnya akan relatif sama.

Tabel 2. Reliability Statistics

Value Cronbach's Alpha

Part 1

N of Items

.801

3(a)

Part 2 Value 1.333(b) -------N of Items 2(c)

Total N of Items 5

Correlation Between Forms .710

Spearman­Brown Coefficient

Equal Length

Unequal Length

.831

.836

Guttman Split-Half Coefficient .469

a. The items are: V1, V2, V3.

b. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

c. The items are: V4, VS.

7.2. Hasil dan Pembahasan

Dengan menggunakan SPSS for Windows 13.0 untuk pengolahan data maka didapat hasilnya sebagai berikut

Tabel 3. Model Summary

Model R R Square

.806(a) .850

Std. Error Adjusted R of the

Square Estimate

.301 .724

a Predictors: (Constant), V4, V3, . V1, V2

66 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69

Page 11: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

Oari tabel 3, terlihat bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0.85 berarti bahwa 85 % variabelitas variabel efisiensi biaya produksi (Y) dapat diterangkan oleh variabel-variabel independennya, yaitu penerapan manajemen mutu terpadu (X) yang terbagi atas empat sub variabel, yaitu kepuasan pelanggan (X1), kualitas produk (X2), budaya perusahaan (X3), dan kualitas SOM (X4).

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu apakah kepuasan pelanggan, kualitas produk, budaya perusahaan dan kualitas SOM berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi. Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pad a tabel 4 berikut

Tabel 4. : ANOVAb

Model Sum of df Mean F Sig.

Squares Square

Regression 3.902 4 .975 121.860 .000·

Residual 2.098 4 .525

Total 6.000 8

a. Predictors; (Constant), V4, V3, V1, V2

b. Dependent Variable; Y

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 121,86 dengan nilai Sig F adalah 0.000, maka berarti Ho ditolak. Jadi dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh antara penerapan manajemen mutu terpadu (X) dengan efisiensi biaya produksi (Y) sebesar koefisien determinasi (R2) adalah 0.85 atau 85%. Ini berarti bahwa pengaruh varia bel-varia bel di luar model adalah sebesar 1 - R2 = 0,15 (error).

Pengaruh masing-masing variabel X1, X2 ,

X3 , dan X4 terhadap Y, dapat dilihat pada tabel 5 berikut,

Tabel 5. Coefficients a

Standar Unstandardized dized

Model Coefficients Coeffici

ents Sig

B Std.

Beta Error

(Cons 21.757 4.529 4.804 .009 tant)

V1 .082 .132 .258 .619 .570

V2 .408 .348 .308 1.172 .306

V3 .521 .232 .084 .241 .088

V4 .116 .371 .177 .312 .771

a. Predictors;(Constant), V4, V3, V1, V2

b. Dependent Variable; Y

Oari tabel 5, hasil perhitungan SPSS terlihat koefisien (beta) yang pertama bernilai positif yaitu sebesar 0.258. Artinya kepuasan pelanggan (X1)

berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi (Y) sebesar 0.258. Nilai koefisien (beta) yang positif untuk varia bel kepuasan pelanggan berarti bahwa pelanggan yang puas akan mampu memicu efisiensi biaya produksi.

Koefisien (beta) yang kedua juga bernilai positif yaitu sebesar 0,308. Artinya kualitas produk (X2) berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi (Y) sebesar 0,308. Nilai koefisien (beta) yang positif untuk varia bel kualitas produk berarti bahwa kualitas produk yang baik akan mampu memicu efisiensi biaya produksi.

Koefisien (beta) yang ketiga juga bernilai positif yaitu sebesar 0,084. Artinya

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69 67

Page 12: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

budaya perusahaan (X3) berpengar'i.Jh terhadap efisiensi biaya produksi (Y) sebesar 0,084. Nilai koefisien (beta) yang positif untuk variabel budaya perusahaan berarti bahwa budaya perusahaan yang baik akan mampu memicu efisiensi biaya produksi.

Koefisien (beta) yang keempat juga bernilai positif yaitu sebesar 0,177. Artinya kualitas SDM (X4 ) berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi (Y) sebesar 0,177. Nilai koefisien (beta) yang positif untuk variabel kualitas SDM berarti bahwa SDM yang baik akan mampu memicu efisiensi biaya produksi.

Dari perhitungan SPSS, terlihat korelasi antara masing-masing variabel sebagaimana pada tabel 6 berikut,

Tabel6. Correlationts

V1 V2 V3 V4

Spearman's rho

V1 Correlation Coefficient 1.000 .629 .576 .699

Sig. (2-tai/ed) .070 .104 .036

N 9 9 9 9

V2 Correlation Coefficient .629 1.000 .825 .750

Sig. (2-tai/ed) .070 .006 .020

N 9 9 9 9

V3 Correlation Coefficient .576 .825 1.000 .713

Sig. (2-tai/ed) .104 .006 .031

N 9 9 9 9

V4 Correlation Coefficient .699 .750 . 713 1.000

Sig. (2-tai/ed) .036 .020 .031

N 9 9 9 9

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dituliskan persamaan strukturalnya sebagai berikut

Y = 0.258 Xl + 0.308 X2 + 0.084 Xl + 0.177X2 +£

8. Simpulan dan Saran

8.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bag ian sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut

a. Penerapan manajemen mutu terpadu (X) yang terbagi atas empat sub variabel, yaitu kepuasan pelanggan (Xl)' kualitas produk (X2), budaya perusahaan (X3), dan kualitas SDM (~) berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi (Y).

b. Kepuasan pelanggan, kualitas

8.2.

a .

produk, budaya perusahaan, dan kualitas SDM berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi dengan arah pengaruh yang positif. Ini berarti bahwa kepuasan pelanggan, kualitas prod uk, budaya perusahaan, dan kualitas SDM yang baik berkecenderungan untuk mendorong efisiensi biaya produksi.

Saran

Perusahaan agar selalu berusaha memaksimumkan daya saingnya melalui peningkatan kualitas produk, jasa, manusia, dan lingkungan organisasinya.

b. Sebagai referensi bagi staf pengajar dan mahasiswa jurusan Akuntansi khususnya pada mata kuliah Akuntansi Biaya dan

68 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 57-69

Page 13: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...

Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT. Semen Padang)

Akuntansi Manajemen bahwa kepuasan pelanggan, kualitas produk, budaya perusahaan, dan kualitas SDM yang baik berkecenderungan untuk mendorong efisiensi biaya produksi

Daftar Referensi

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2002, TQM Total Quality Managemet, Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis untuk akuntansi dan Manajemen, BPFE Yogyakarta.

Olve, Nils-Goran, Roy, Jan & Wetter, 1999, Performance Drivers, John Willey & Sons, Chicester.

Tenner, Arthur & De Toro, Irving J, 1992, Total Quality Managemet: Three Steps to Continous Improvement, Addison-Wesley Publishing Company Massachusetts.

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 57-69 69

Page 14: Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Efisiensi ...