Manajemen Mutu Terpadu ISO 9001 : 2000
-
Upload
dwi-lestari-yuniawati -
Category
Documents
-
view
2.288 -
download
5
description
Transcript of Manajemen Mutu Terpadu ISO 9001 : 2000
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
ABSTRAK
Dalam Penyelenggaraan sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikannya, maka lembaga pendidikan harus menggunakan strategi manajemen yang baik, salah satu manajemen yang dipakai oleh lembaga pendidikan yaitu sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2000 merupakan strategi yang baik untuk digunakan oleh semua sekolah dalam upaya meningkatkan mutu supaya tercapainya tujuan pendidikan nasional, salah satunya yaitu manajemen peningkatan mutu pendidikan dengan menggunakan SMM ISO 9001:2000. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan secara kritis tentang pengaruh sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2000 terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Hasil makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2000 dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang dikembangkan oleh sekolah-sekolah kejuruan pada umumnya.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 1
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik
dari sektor pemerintah maupun swasta, mau tidak mau semua pihak
dituntut untuk mempersiapkan diri agar mampu bertahan (survive)
dalam menghadapi kondisi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini,
standarisasi manajemen telah menjadi isu utama lebih khusus lagi
standarisasi sistem manajemen mutu. Untuk itu, suatu lembaga baik
pemerintah maupun swasta perlu menyiapkan kerangka sistem mutu
lembaganya ke arah yang diinginkan sesuai sasaran atau tujuan akhir
yang ditetapkan oleh lembaga tersebut, dalam pengertian bahwa tujuan
atau sasaran mutu dari suatu lembaga mampu mencapai kesesuaian
dengan keinginan yang diharapkan dari pelanggan atau mitra kerja
lembaga tersebut.
Menanggapi isu tersebut di atas, salah satu standar sistem
manajemen mutu yang telah berkembang di negara maju dan bahkan
negara berkembang adalah ISO 9001:2000. Standar ini merupakan
sarana atau alat untuk mencapai tujun mutu yang diharapkan mampu
menjawab tantangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah
mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi.
Secara umum tujuan ISO 9001:2000 dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu secara internal dan eksternal. Berdasarkan Q
International (2000) tujuan secara internal adalah untuk menghasilkan
atau menjamin kesesuaian produk secara konsisten, memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, serta
meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang
efektif. Selain itu, juga untuk meningkatkan efektivitas,efisiensi dan
konsistensi proses kerja melalui tindakan pencegahan terhadap
ketidaksesuaian pada semua tahapan proses, dan menjaga kejelasan
tanggung jawab serta wewenang personal. Sedangkan tujuan secara
eksternal adalah untuk membuktikan dan mendemonstrasikan
kemampuan menghasilkan produk yang konsisten sehingga
UAS Manajemen Mutu Terpadu 2
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
meningkatkan kepuasan pelanggan dan karyawan yang obyektif guna
mendapatkan sertifikat kesesuaian dengan standar ISO 9001:2000.
Setiap penyelenggaraan sistem pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikannya, maka lembaga pendidikan harus menggunakan
strategi manajemen yang baik, salah satu manajemen yang dipakai
oleh lembaga pendidikan yaitu sistem manajemen mutu (SMM) ISO seri
9001:2000. Hal ini menunjukkan bahwa SMM ISO 9001:2000
merupakan strategi yang baik untuk digunakan oleh semua sekolah
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan supaya tercapainya tujuan
pendidikan nasional, salah satunya yaitu manajemen dalam
peningkatan mutu pendidikan dengan menggunakan SMM ISO
9001:2000.
Penerapan SMM ISO 9001:2000 dalam pendidikan diharapkan
mampu menjamin dan memastikan mutu tamatan pendidikan sehingga
bisa hidup mandiri, diserap di dunia usaha dan dunia industri serta
mampu bersaing di dunia global yang berarti menggambarkan
pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
Pembahasan dalam makalah ini difokuskan pada penjaminan
mutu pendidikan melalui ISO 9001:2000 dan impelementasinya di
lapangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini
akan menitikberatkan pada dampak penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2000. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas,
yaitu :
1. Apakah yang dimaksud ISO 9001:2000?
2. Bagaimana implementasi ISO 9001:2000 dalam dunia pendidikan?
3. Apa kelebihan dan kekurangan ISO 9001:2000?
c. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ISO 9001:2000
UAS Manajemen Mutu Terpadu 3
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
2. Untuk mengetahui penerapan/implementasi ISO 9001:2000 dalam
dunia pendidikan
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan ISO 9001:2000
D. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah
dengan metode studi kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa
buku dan artikel dari jurnal-jurnal pada beberapa situs internet yang
menjadi bahan rujukan penulis dalam menyusun makalah ini.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 4
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Mutu
Mutu adalah persepsi pelanggan mengenai sebuah barang atau
jasa yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan memberikan
pernyataan kepuasan dan spesifikasi secara lengkap. Mutu dalam
sebuah organisasi paling baik dapat dicapai dengan cara manajemen
membentuk Sistem Manajemen Mutu (SMM). SMM adalah sistem
formal yang mendokumentasikan struktur perusahaan, tugas dan
tanggung jawab karyawan dan manajemen, prosedur-prosedur yang
dipersyaratkan untuk mewujudkan mutu produk atau jasa. Empat alat
mutu harus dipakai ketika membuat sebuah SMM: Manual Mutu,
Prosedur Operasi Standar, Instruksi Kerja dan dokumen-dokumen
pendukung seperti diagram alir dan catatan mutu. Keempat alat itu
harus konsisten, saling berhubungan dan bekerja bersama untuk
meningkatkan nilai dari barang atau jasa.
Pengertian mutu menurut Juran (2000) adalah merupakan
fitness for use (kesesuaian dengan pengguna). Sedangkan menurut W.
Edward Deming (2000) mutu adalah perbaikan dan pengukuran mutu
secara terus menerus untuk mengeliminasi variasi dengan
menggunakan alat-alat statistik. Definisi umum mutu mengandung
makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya)
baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang
intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mengacu pada
proses pendidikan dan hasil pendidikan. “Proses Pendidikan" yang
bermutu melibatkan berbagai input, (manajemen sekolah, dukungan
administrasi, bahan ajar sarana sekolah, dan sarana prasarana dan
sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif).
Sedangkan Mutu Dalam Konteks “Hasil Pendidikan” yang bersifat
tangibel adalah prestasi sekolah berupa student achievement (tes
kemampuan akademis) atau prestasi siswa pada bidang tertentu,
UAS Manajemen Mutu Terpadu 5
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
bahkan prestasi sekolah yang bersifat intangibel, misal suasana
disiplin, keakraban, kebersihan dll)
B. Pengendalian Mutu Terpadu (PMT)
PMT adalah sistem pengendalian mutu yang didasarkan pada
filosofi bahwa memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya
adalah yang utama dalam setiap usaha. Untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, budaya kerja yang mantap harus terbina dan berkembang
dengan baik dalam diri setiap karyawan yang terlibat dalam pendidikan
itu. Motivasi, sikap, kemauan dan dedikasi adalah bagian terpenting
dari budaya kerja tersebut.
Dalam dunia pendidikan, filosofi PMT memandang pendidikan
sebagai jasa, dan usaha lembaga pendidikan sebagai industri jasa dan
bukan proses produksi. Oleh sebab itu, PMT tidak berbicara tentang
masukan (input) yaitu peserta didik, dan keluaran (output) yaitu lulusan,
sebagaimana umum berpendapat. Tetapi PMT berbicara tentang
pelanggan-pelanggan yang mempunyai berbagai kebutuhan, dan
tentang bagaimana memuaskan para pelanggan tersebut. Pendapat
yang mengatakan bahwa lulusan adalah produk pendidikan dinilai
mempunyai kelemahan-kelemahan dasar, karena lulusan adalah
individu yang perilaku dan perbuatannya sesungguhnya bukan hanya
dipengaruhi ilmu dan keterampilan yang diperolehnya selama
pendidikan, melainkan juga oleh berbagai faktor lain, seperti motivasi
kerja, sikap dan latar belakang budaya serta pengaruh lingkungan.
Oleh sebab itu, PMT menganggap produk usaha pendidikan sebagai
industri jasa pada hakekatnya adalah jasa dalam bentuk pelayanan
yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan
kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu. Timbul
pertanyaan: apakah yang dimaksud dengan mutu jasa pendidikan, dan
bagaimana mengukurnya.
Karena jasa pendidikan adalah pelayanan yang diberikan
kepada para pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka, maka
mutu jasa pendidikan itu haruslah sesuai dengan atau melebihi
UAS Manajemen Mutu Terpadu 6
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
kebutuhan itu. Dengan demikian, mutu jasa pendidikan adalah bersifat
relatif. Dengan kata lain mutu jasa pendidikan adalah baik dan
memuaskan jika sesuai dengan atau melebihi kebutuhan pelanggan
bersangkutan.
Karena mutu jasa pendidikan bersifat relatif, maka tentu sukar
untuk mengukurnya. Kesukaran tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain:
1) para pelanggan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda;
2) kebutuhan para pelanggan dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman;
3) sikap dan kemampuan pemberi layanan di lapangan juga
menentukan; dan
4) jasa pendidikan tidak berwujud benda.
Namun demikian, mutu tersebut dapat diukur secara kualitatif.
Beberapa indikator lunak seperti rasa kepedulian dan perhatian
terhadap kebutuhan para pelanggan dapat dipergunakan. Disamping
itu, tingkat kepuasan para pelanggan setelah menerima jasa pendidikan
juga dapat merupakan indikator penting.
Selanjutnya kita akan melihat siapa sajakah pelanggan jasa
pendidikan. Pelanggan-pelanggan jasa pendidikan adalah semua pihak
yang memerlukan, terlibat dalam, dan berkepentingan terhadap jasa
pendidikan. Mereka adalah:
1) Pelanggan primer: mahasiswa
2) Pelanggan sekunder: orangtua, instansi/sponsor, dan pemerintah,
serta tenaga kependidikan dan administrasi
3) Pelanggan tersier: masyarakat termasuk dunia usaha, dan
pemerintah.
Disamping pernbagian di atas, pelanggan-pelanggan tersebut
dapat juga dibagi berdasarkan status mereka sebagai pengelola
pendidikan atau tidak:
1) Pelanggan internal: pengelola pendidikan (tenaga kependidikan
termasuk pustakawan, dan tenaga administrasi)
2) Pelanggan eksternal: mahasiswa, orangtua, masyarakat, dan
pemerintah.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 7
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
Pengelompokan kedua adalah penting artinya karena kelompok
pelanggan internal, disamping peranan mereka sebagai pihak yang
memberikan pelayanan pendidikan secara langsung, mereka juga
merupakan pihak yang berhak menerima pelayanan dari lembaga
pendidikan.
C. ISO 9001:2000
ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem
manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan
akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut,
dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal
manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya. ISO
9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi
untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang
memiliki tujuan untuk memastikan bahwa suatu organisasi akan
memberikan produk yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
sehingga memuaskan pelanggan (Gasperz, 2001). ISO 9001:2000
hanya merupakan standar sistem manajemen mutu dan bukan
merupakan standar produk. Namun diharapkan bahwa produk yang
dihasilkan dari suatu sistem manajemen mutu internasional akan
menghasilkan produk yang memiliki kualitas sesuai standar (berkualitas
baik).
D. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Model sistem manajemen mutu didasarkan pada proses yang
ditunjukkan pada gambar 1 yang menggambarkan hubungan proses
yang disajikan dalam pasal 4 sampai 8 dalam dokumen ISO 9001:2000.
Gambar ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti
dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan (input). Pemantauan
kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan
dengan persepsi pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi
persyaratan pelanggan.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 8
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
Gambar 1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2000
E. Struktur ISO 9001:2000
1) Ruang Lingkup
2) Referensi Standar
3) Istilah dan Definisi
4) Sistem Manajemen Mutu
5) Tanggungjawab Manajemen
6) Manajemen Sumber Daya
7) Realisasi Produk
8) Pengukuran, Analisa dan Perbaikan
Di dalam ISO 9001:2000 yang menjadi persyaratan hanyalah
pasal 4: Sistem Manajemen Mutu, pasal 5: Tanggungjawab
Manajemen, pasal 6: Manajemen Sumber Daya, pasal 7: Realisasi
Produk, dan pasal 8: Pengukuran, Analisa dan Perbaikan. Jadi suatu
perusahaan yang ingin menerapkan ISO 9000 atau ingin mendapatkan
sertifikasi ISO 9001 cukup dengan menerapkan kelima pasal tersebut.
Jika dikelompokkan secara pendekatan proses maka pasal 5:
Tanggungjawab Manajemen dan pasal 6: Manajemen Sumber Daya
merupakan bagian dari Proses Perencanaan (plan), pasal 7: Realisasi
Produk merupakan bagian dari Proses Melakukan (do), dan pasal 8:
Pengukuran, Analisa dan Perbaikan merupakan bagian dari Proses
Pemeriksaan (check) dan Proses Tindakan (Act). Integrasi proses-
proses Plan-Do-Check-Act (PDCA) tersebut secara sistematik akan
UAS Manajemen Mutu Terpadu 9
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
menghasilkan suatu pendekatan Sistem Manajemen Mutu (pasal 4)
kearah perbaikan kinerja secara berkesinambungan.
F. Audit Internal ISO 9001:2000 di sekolah
Audit adalah pengukuran, analisis, dan perbaikan yang
merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh organisasi yang
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.
Aktivitas tersebut termuat pada pasal (klausul) 8 tentang Pengukuran,
Analisis dan Perbaikan. Pada Pasal 8.1 (Umum) dijelaskan bahwa :
Organisasi harus merencanakan dan menerapkan proses pemantauan,
pengukuran, analisis dan perbaikan yang dibutuhkan untuk (1)
memperlihatkan kesesuaian produk, (2) memastikan kesesuaian sistem
manajemen mutu, dan (3) terus menerus memperbaiki keefektifan
sistem manajemen mutu.
Sebagai upaya untuk memastikan efektivitas sistem manajemen
mutu maka dilakukan penilaian (audit) secara obyektif dan berkala.
Pasal 8.2.2 (Audit Internal) menjelaskan bahwa: Organisasi harus
melakukan audit internal pada selang waktu terencana untuk
menentukan apakah sistem manajemen mutu: (a) memenuhi
pengaturan yang direncanakan pada persyaratan Standar Internasional
ini dan pada persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh
organisasi, dan, (b) ditetapkan dan dipelihara secara efektif. Program
audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan
pentingnya proses dan bidang yang diaudit, seperti juga hasil audit
yang lalu. Kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit harus
ditetapkan.
Seleksi Auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan
sasaran dan kejujuran dari proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit
pekerjaannya sendiri.
Manajemen yang bertanggung jawab atas bidang yang diaudit
harus memastikan bahwa tindakan dilakukan tanpa ditunda untuk
menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan dan penyebabnya.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 10
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
Kegiatan tindak lanjut harus mencakup verifikasi yang dilakukan dan
pelaporan hasil verifikasi (lihat pasal 8.5.2).
Pasal tersebut mensyaratkan bahwa organisasi harus
menetapkan proses audit internal yang efektif untuk memastikan
kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem manajemen mutu. Audit
mutu internal berguna untuk memastikan konsistensi dari penerapan
sistem manajemen mutu yang ditetapkan, perencanaan yang disusun
dan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas penerapan dan
pemeliharaannya.
Sekolah yang menerapkan ISO 9001:2000 harus melakukan
audit internal atas kinerja sekolah. Audit internal dilakukan oleh tim
audit sekolah. Tiap unit kerja yang dibentuk di dalam struktur orgnisasi
sekolah melakukan audit atas unit lainnya.. Audit ditekankan pada
sistem bukan orang, hasil temuan audit akan menjadi bahan perbaikan
berkelanjutan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Audit dilakukan untuk mengecek kesesuaian sistem yang tertulis
dalam pedoman mutu dengan pelaksanaannya di lapangan. Temuan
audit menjelaskan sesuai atau tidak sesuai. Bila telas sesuai dengan
sistem yang tertulis dalam pedoman mutu maka sistem telah berjalan
sesuai ISO 9001:2000. Jika tidak sesuai, maka harus dilakukan
perbaikan sesuai jadwal yang disepakati bersama.
Audit internal dilanjutkan dengan audit eksternal oleh lembaga
independence. Kedua macam audit ini dilakukan untuk memastikan
kesesuaian penerapan SMM ISO 9001:2000 dan konsistensinya dalam
upaya menjamin kepastian mutu dan peningkatan terus-menerus mutu
tersebut untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Melalui sistem audit ini,
organisasi sekolah akan mampu menjaga mutu penyelenggaraan
pendidikan sehingga kepastian mutu tersebut tidak akan terganggu
oleh pergantian kepala sekolah, kepindahan guru, pergantian
kebijakan, ataupun intervensi pihak lain. Sebab, SMM ISO 9001:2000
melakukan tindakan perbaikan, perubahan, pengecekan, dan
peningkatan sistem berdasarkan data dan fakta yangberorientasi pada
kepuasan pelanggan, bukan berdasar kemauan pimpinan. Fakta dan
UAS Manajemen Mutu Terpadu 11
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
data dikumpulkan dari survey kepuasan pelanggan dan seluruh
dokumen dan rekaman hasil proses yang terkait dengan pelanggan.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 12
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
BAB III
PEMBAHASAN
A. Implementasi ISO 9001:2000
Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang
senantiasa diperlukan oleh masyarakat sepanjang masa,namun tidak
semua lembaga pendidikan diminati masyarakat. Lembaga pendidikan
yang selalu diminati masyarakat yaitu lembaga pendidikan yang baik
dalam pengelolaan sumber daya yang ada, akuntabel, berkualitas,
mampu bersaing dengan lembaga lain dan dapat mengantarkan anak
didiknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun ke dunia kerja
dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan teknis
yang sangat diperlukan oleh dunia usaha dan industri, lembaga seperti
inilah kita namakan lembaga pendidikan yang baik dan bermutu.
Penerapan ISO 9001:2000 dalam pendidikan dimulai dari
pertanyaan-pertanyaan berikut: tetapkan siapa pelanggan Anda, siapa
yang menerima pelanggan Anda, siapa yang menyusun program, siapa
yang melaksanakan program, siapa yang melakukan evaluasi program,
siapa yang melakukan verifikasi dan validasi program, siapa yang
mendukung proses dari perencanaan sampai evaluasi, siapa yang
melakukan outsourcing apabila kebutuhan SDM tidak ada di dalam
organisasi. Jawaban pertanyaan ini diikuti dengan penyusunan alur
bisnis prosesnya. Bisnis proses adalah rangkaian aktifitas yang ada
dalam organisasi/institusi, yang merupakan aliran input dan output yang
terkait dari unit kerja satu kepada unit kerja lain atau dari pelanggan
kepada organisasi.
Untuk dapat mengetahui proses-proses apa yang dilakukan
pada organisasi maka diperlukan analisis pemetaan bisnis proses
(Business process mapping). Untuk dapat melakukan analisa bisnis
proses maka harus menjabarkan peran, tugas dan tanggung jawab
yang ada pada [1] Struktur organisasi, [2] Mekanisme dan koordinasi
dalam struktur organisasi, [3] Menjabarkan aktivitas yang ada pada
UAS Manajemen Mutu Terpadu 13
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
struktur meliputi tugas, tanggung jawab dan wewenang. Pemetaan
bisnis proses dilakukan untuk menyesuaikan rangkaian kegiatan
organisasi dengan pasal-pasal dalam ISO 9001:2000.
Dalam pemetaan bisnis proses maka organisasi akan mampu
(1) Mengidentifikasi proses-proses yang dilakukan di organisasi/
sekolah, (2) Mengukur keefektifan proses yang dilakukan dalam
melayani kebutuhan pelanggan, (3) Melakukan sinkronisasi pasal-pasal
SMM ISO 9001:2000 dalam rangkaian proses di organisasi/sekolah, (4)
Mempermudah pihak ekternal dan internal untuk mendapatkan alur
proses dan interaksinya yang ada di organisasi/sekolah, (5) Membantu
auditor untuk memahami proses-proses yang ada di
organisasi/sekolah.
Analisis keterkaitan proses di sekolah dengan Bisnis Proses lain
yang dipersyaratkan oleh SMM ISO 9001:2000 perlu dilakukan mulai
dari penerimaan siswa baru (PSB), pelaksanaan KBM, sampai ke
proses penelusuran tamatan. Proses-proses atau aktivitas yang ada di
sekolah antara lain: (1) Penerimaan siswa baru (PSB), (2) Promosi
sekolah, (3) Pengembangan kurikulum dan penerapannya, (4) PBM, (5)
Ujian akhir sekolah, (6) Uji kompetensi/sertifikasi, (7) Ujian akhir
nasional, (8) Pembelajaran di dunia kerja, (9) Penelusuran tamatan,
(10) Pengelolaan fasilitas, (11) Pengelolaan unit produksi, (12)
Pelatihan SDM sekolah, (13) Bimbingan karir (guru dan siswa), (14)
Penyusunan bahan ajar (modul), (15) Kegiatan extra kurikuler, (16)
Pengadaan guru tamu/out sourcing, (17) Kerjasama antar lembaga,
(18) Penyusunan program sekolah dengan komite sekolah, (19)
Kegiatan kreativitas siswa.
Proses-proses tersebut di atas dijadikan kerangka proses yang
menyatu sehingga menjadi alur yang mengalir dari awal sampai akhir
dalam satu persepsi, yaitu mulai penerimaan siswa baru sampai
menamatkan siswa dan melakukan penelusuran tamatan.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 14
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
B. Peran LPMP, PPPG, dan Pengawas Sekolah dalam Penjaminan
Mutu Pendidikan Melalui ISO 9001:2000
LPMP dan PPPG yang sudah menerapkan ISO 9001:2000
membantu sekolah-sekolah untuk menerapkan sistem manajemen
mutu tersebut. Wujud bantuan ini dilakukan dengan memfasilitasi
sekolah untuk menerapkan ISO 9001:2000. Pelibatan pengawas
sekolah difungsikan untuk melakukan survailance audit setahun 2 kali
di sekolah. Dengan demikian, LPMP dan PPPG harus menyiapkan
pengawas sekolah sebagai lead auditor yang mampu mengaudit SMM
ISO 9001:2000 yang diterapkan sekolah.
Pembagian peran antara LPMP dan PPPG dijalankan dengan
mekanisme PPPG sebagai pihak independen pemberi sertifikat,
sementara LPMP sebagai konsultan dan fasilitator implementasi ISO
9001:2000 di sekolah. LPMP dibantu oleh PPPG melatih pengawas
agar mampu berperan menjadi auditor untuk menjamin dan
memastikan penerapan SMM ISO 9001:2000 di sekolah. Dengan
demikian, pengawas melakukan pengecekan dan perbaikan sistem
manajemen mutu di sekolah berdasarkan data yang dikumpulkan
sekolah dari seurvey kepuasan pelanggan. Temuan audit pengawas ini
akan dibawa ke LPMP dan PPPG untuk dikaji dan dilakukan tindakan
koreksi, tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan perbaikan terus
menerus terhadap sistem yang tidak sesuai di sekolah. Jika temuan
audit itu menyatakan bahwa kelemahan sekolah berasal dari
kompetensi guru, maka LPMP dan PPPG meningkatkan kompetensi
guru tersebut lewat pendidikan dan pelatihan secara terus-menerus.
Hasil temuan audit akan menjadi bahan perbaikan sekolah dengan cara
menyampaikan kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Pendidikan,
DPRD, komite sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat, serta pihak
yang berkepentingan untuk dapat membantu peningkatan kualitas
penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara sistematis dan terarah.
C. Keuntungan penerapan SMM ISO 9001: 2000
1. Keuntungan Internal
UAS Manajemen Mutu Terpadu 15
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
a. Sistem dokumentasi prosedur dan pedoman kerja yang rapi
( persetujuan, penerbitan, distribusi, revisi dan pemusnahan ).
b. Disiplin dalam pencatatan dan pelaporan hasil kerja.
c. Sistem filing yang rapi sehingga mudah
mencari/mendapatkannya.
d. Semua guru dan karyawan harus bekerja sesuai prosedur
- Kepatuhan terhadap prosedur akan selalu diperiksa selama
audit.
- Melalui kepatuhan yang diawasi melalui audit, kemungkinan
kesalahan dan komplain dapat dihindari.
e. Melalui audit internal rutin team work dan komunikasi internal
dapat diperbaiki.
f. Meningkatkan kesadaran guru dan karyawan tentang arti mutu
dan kepuasan pelanggan ( siswa, orang tua, pengguna tamatan
dsb ).
g. Lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan kondusif.
h. Membantu top manajemen ( kepala sekolah ) memperoleh
gambaran permaslahan yang dihadapi di level menengah
maupun level bawah.
i. Job deskripsi, tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih
jelas dan tertata rapi.
j. Kejelasan tentang sasaran dan target kinerja yang harus dicapai
oleh masing-masing unit kerja/program studi/personil.
k. Tindak lanjut hasil rapat dan program-program perbaikan akan
termonitor dengan baik.
2. Keuntungan eksternal
a. Peningkatan citra lembaga pendidikan / sekolah dalam hal mutu
layanan.
b. Siswa dan orang tua akan lebih merasa aman dan terjamin
tentang penerapan manajmen lembaga pendidikan.
c. Membantu kerja unit publikasi / hubungan masyarakat.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 16
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
d. Keyakinan dunia usaha / industri yang lebih baik akan kualitas
tamatan dan layanan yang lebih baik dibanding dengan
lembaga pendidikan lain yang tidak pernah diaudit.
Dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000
secara baik dan benar serta konsisten, maka akan dapat meningkatkan
mutu pendidikan baik mutu lulusan maupun mutu layanan pendidikan pada
masyarakat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 digunakan sebagai
alat untuk melakukan penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. SMM ISO 9001:2000 adalah sistem manajemen dengan
pendekatan pada proses dan berfokus pada kepuasan pelanggan.
Haruslah dipahami bahwa berbicara mengenai peningkatan kualitas
pendidikan sudah tentu akan dihadapkan kepada peningkatan sistem
pendidikan itu sendiri sebagai suatu hal yang integral yang meliputi
input, proses, output dan outcame secara berkesinambungan, pada titik
ini adalah suatu keharusan bagi penyelenggara sekolah untuk
senantiasa berupaya untuk meningkatkan kinerja dan performance
kualitas layanan, hal ini tentu saja akan bermuara pada upaya
peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri secara keseluruhan.
B. Saran
Sekolah sebagai lini terdepan dalam penyelenggaraan kegiatan
layanan pendidikan, seharusnya dapat:
1) Memposisikan diri sebagai lembaga jasa yang seharusnya dapat
menghasilkan kualitas produk jasa yang sesuai dengan harapan
pelanggan.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 17
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
2) Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan, yang merupakan hasil
evaluasi atas kesesuaian antara harapan (input) yang diinginkan
pelanggan (siswa dan orangtua siswa) dengan kinerja aktual
pegawai/guru/pengelola sekolah lainnya (proses) yang dirasakan
setelah penggunaan jasa tersebut (output).
3) Sistem layanan pendidikan adalah suatu sistem yang bersifat
senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas secara
terus menerus (continuous process improvement) hal ini dapat
dilakukan dengan mengedepankan proses layanan yang bersifat
terbuka dan mengedepankan partisipasi segenap stake holder.
UAS Manajemen Mutu Terpadu 18
Dwi Lestari Yuniawati - 0907152
DAFTAR PUSTAKA
Andina, Rima. 2007. Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja
Karyawan dan Kualitas Makanan di Hongkong Noodle Restoran
Surabaya. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Petra Surabaya
Gani, Ilham. 2007. Pengaruh Kualitas Layanan dan Penerapan SMM ISO
9001:2000 Terhadap Kepuasan Pelanggan SMK di Provinsi
kalimantan Timur. Tesis Pascasarjana Universitas Mulawarman,
Samarinda.
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Internasional_untuk_Standardisasi
Jalini, Nur. 2011. Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.
[Online]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197200-pengertian-
sistem-manajemen-mutu-iso/ [diakses 9/1/2013]
Rahmawaty, Penny. Dampak Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2000 Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Kasus Pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. [Online].
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Penny
%20Rahmawaty,%20M.Si./Artikel%20Dampak%20Penerapan
%20Sistem%20Manajemen%20Mutu%20ISO%209001.pdf [diunggah
pada 9/1/2013]
UAS Manajemen Mutu Terpadu 19