Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah...

17
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai tugas dari dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang telah membantu dalam segala hal, hingga pada akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan terutama bagi penulis pada khususnya. Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan kelemahan, maka dari itu segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Bandung, Mei 2012 Penulis 1

description

Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar by Taufik Ginanjar

Transcript of Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah...

Page 1: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai tugas dari dosen mata kuliah

Bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang

telah membantu dalam segala hal, hingga pada akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan terutama bagi penulis pada

khususnya. Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan

kelemahan, maka dari itu segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan.

Bandung, Mei 2012

Penulis

1

Page 2: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................................................1

Daftar isi .................................................................................................................................................2

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah ......................................................................................................3

1.2 Batasan masalah/ruang lingkup .........................................................................................4

1.3 Manfaat ..............................................................................................................................4

1.4 Tujuan .................................................................................................................................4

BAB II

Kajian teoritis

1. Kedudukan Dan Makna Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian pendidikan jasmani ...................................................................................5

2.1.2 Nilai dasar falsafah pendidikan jasmani ......................................................................5

2.1.3 Pentingnya pendidikan jasmani ..................................................................................6

2.1.4 Gerak sebagai kebutuhan anak ...................................................................................7

2. Ruang lingkup pendidikan jasmani

2.2.1 Dasar menentukan ruang lingkup ..............................................................................8

2.2.1 Ruang lingkup pendidikan jasmani ..............................................................................8

BAB III

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................11

3.2 Daftar pustaka ...............................................................................................................................12

2

Page 3: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak sekali persoalan-persoalan mengenai pendidikan jasmani di sekolah

dasar. Banyak orang menganggap pendidikan jasmani sama dengan olahraga. Begitu pula dengan

pengajar-pengajar terdahulu yang masih menganggap pendidikan jasmani dapat disamaartikan

dengan pengertian dan makna olahraga. Namun sebenarnya pendidikan jasmani tidak dapat

disamakan dengan olahraga. Dalam pendidikan jasmani bukan hanya keterampilan gerak yang

diterapkan, namun kecerdasan intelejensi, emosi, dan spiritual turut mempengaruhi siswa. Siswa

bukan hanya dituntut untuk terampil dalam bergerak, namun tentu saja dapat memahami fungsi dan

tujuan gerak yang mereka lakukan dengan aktif. Sedangkan olahraga adalah membina raga,

mengembangkan tubuh agar sehat, kuat, dan atau produktif dengan kecabangan olahraga itu sendiri.

Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan

sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan

kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih

unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Pendidikan jasmani - Olahraga dari pada

siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson :

Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).

Selama ini memang ada pendapat yang menganggap pekerjaan penjas adalah tugas yang

paling ringan. Hanya dengan berbekal peluit dan sebuah bola sambil berteduh di bawah pohon

pelajaran berlangsung dengan sendirinya. Anak-anak dibiarkan bermain sendirinya sampai tiba

waktunya masuk kembali. Itulah kesan umum tentang pendidikan jasmani di Indonesia dan seolah-

olah sudah banyak ditemui di mana-mana. Modal ini dimaksud untuk mengubah pandangan umum

tentang penjas dan berusaha meyakinkan bahwa pelajaran penjas sebagai pelajaran yang penting

bagi pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kecerdasan anak. Jika selama ini penjas belum

dilaksanakan dengan baik, hal ini karena pemahaman tentang penjas belum sesuai dengan muatan

falsafah dan tujuan penjas yang sebenarnya.

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh

banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum

efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model

pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetapi pada siswa. Orientasi

pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara

3

Page 4: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran

ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi

khususnya kecerdasan siswa yang seutuhnya.

1.2 Batasan Masalah / Ruang Lingkup

Makalah ini penulis membatasi masalah pendidikan jasmani yang berpengaruh terhadap

kecerdasan siswa di Sekolah Dasar. Pertanyaan yang menjadi batasan masalah dalam makalah untuk

pembahasan selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan dan makna pendidikan jasmani di sekolah dasar serta pengaruhnya terhadap

kecerdasan siswa ?

2. Tujuan dan ruang lingkup pendidikan jasmani di sekolah dasar ?

3. Kondisi pendidikan jasmani dan pembelajaran olahraga di Sekolah Dasar saat ini ?

1.3 Manfaat

Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui pengaruh pendidikan

jasmani terhadap tingkat kecerdasan yang meliputi kecerdasan afektif, kognitif, dan psikomotor

siswa di sekolah dasar sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memberitahukan kepada pembaca pengaruh dari

pendidikan jasmani terhadap kecerdasan siswa di sekolah dasar dan bukan hanya pengembangan

fisik saja namun dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan siswa yang meliputi afektif,

kognitif, dan psikomotor.

4

Page 5: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

BAB II

KAJIAN TEORITIS

1. Kedudukan Dan Makna Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidak lah tepat untuk

mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan

bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran

selingan tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak

untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajarn penjas tidak kalah pentingnya

disbanding dengan pelajaran lainnya seperti matematiak, bahasa, IPS, dan IPA dan lain-lain. Namun

demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa penjas

boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran negative tentang

pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak

bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pembelajarannya. Seperti kebugaran jasmani yang

rendah.

Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau

olah raga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak yang membedakan dengan mata pelajaran lain

adalah alat yang digunakan adalah gerak insani manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu

dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam setuasi yang tepat, agar dapat merangsang

pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Tujuan pendidikan jasmani adalah memberikan

kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus

mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, social, emosional dan moral.

2.1.2 Nilai Dasar Falsafah Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan

umum. Lewat program penjas dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan

kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di sekolah akan pincang. Ada tiga hal penting

yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu :

5

Page 6: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

1. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa.

2. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya.

3. Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana

meneraokannya dalam praktek.

Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang

terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta di lakukan

dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap

perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan paru-paru.konsep sehat dan

sejahtra secara menyeluruh berbeda dengan pengertian sehat secara fisik. Anak-anak dididik untuk

maraih gaya hidup sehat secara total serta kebiasaan hidup yang sehat, baik dalam arti pemahaman

maupun prekteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga

mencakup kesejahteraan mental, moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah anak lebih tahan

menhadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa aman, nyaman dan tentram dalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.3 Pentingnya Pendidikan Jasmani

Kehidupan sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan

lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah, anak kurang bergerak di rumah juga demikian. Kemajuan

teknologi yang dicapai pada saat ini. Malah mngungkung anak-anak dalam lingkungan kurang gerak.

Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton tv atau bermain video game. Tidak

menherangkan bila ada kerisauan bahwa kebugaran anak-anak semakin menurun.

Pendidikan jasmani adalah waktu untuk berbuat. Anak-anak akan lebih memilih untuk berbuat

sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar.

Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedung olah raga sirna karena sekian lama

terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan

nalurinya.

Peranan pendidikan jasmani di sekolah dasar cukup unik. Karena turut mengembangkan dasar-

dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai bebagai keterampilan yang diperlukan

anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli,

pola pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balik atau remaja di sebut pola

pertumbuhan anak.

6

Page 7: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

2.1.4 Gerak Sebagai Kebutuhan Anak

Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak

adalah ahlinya. Segalah macam dipelajarinya. Dari menggerakkan anggota tubuh hingga mengenali

berbagai benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan yang didapatnya ketika ia menyadari

baru saja menambah pengetahuan dan keterampilan. Belajar dan keceriaan merupakan dual hal

penting dalam masa kanak-kanak. Hal ini temasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai

kemungkinan geraknya. Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Kian banyak ia bergerak kian banyak hal yang ditemui dan dipelajari. Kian baik pula kualitas

pertumbuhannya. Anak Cerdas gerak (kinestetik) biasanya menunjukkan kemampuan dan

ketrampilan gerak yang melebihi kemampuan anak seusianya. Psikolog anak dari Universitas

Paramadina, Alzena Masykouri MPsi mengatakan, anak cerdas gerak menampilkan integrasi yang

baik antara pikiran dan tubuh secara bersamaan untuk mencapai suatu tujuan.

Kegiatan-kegiatan sederhana dan sehari-hari yang berkaitan dengan kecerdasan ini,

misalnya memanjat pohon, menerbangkan layangan, lompat tali dengan berbagai gaya, petak

umpet, bahkan main kelereng. “Selain lihai, anak cerdas gerak mampu pula mengembangkan

ketrampilan emosi dan sosialnya melalui kegiatan bergeraknya,”kata Alzena. Jadi tidak semata

terampil, tetapi mereka juga mampu membawakan dirinya dengan sportivitas dan interaksi antara

individu yang baik.

Bila anak tersebut memiliki minat dan kemampuan dibidang seni tari tak semua anak mampu

meniru gerakan tarian dengan tepat hanya dengan melihatnya saja. Namun, anak dengan

kecerdasan gerak memiliki kemampuan untuk dapat meniru, menghafal dan menghayati gerakan-

gerakan tarian yang dilihatnya. Tak sekedar meniru, tapi juga mampu menampilkannya dengan baik.

Sedangkan pada anak yang menggeluti bidang olahraga mereka mampu menangkap maksud

pengarahan gerakan yang diajarkan dengan cepat. Selain itu juga mampu untuk menunjukkan

ketrampilan teknik dalam melakukan aktivitas olahraga tertentu. Orangtua bisa menemukan bakat

anak cerdas gerak sedini mungkin. Melalui olahraga atau seni, seperti menyanyi atau menari, anak

dapat teramati kemampuan geraknya. Alzena memaparkan, kecerdasan ini dapat diamati saat anak

mulai melakukan gerak bertujuan, misalnya berjalan, melompat, memanjat atau berlari. Bila anak

terlihat mampu melakukan gerakan dengan sangat terampil dibandingkan anak seusianya, berarti

ada kemungkinan ia memiliki kelebihan dalam kecerdasan gerak.

Orangtua dapat mengembangkan cerdas gerak anak dengan mengikutsertakannya dalam

kegiatan terstruktur, misalnya les menari atau klub olahraga. Tentunya pilih klub atau les yang

7

Page 8: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

memang memiliki program untuk anak usia dini (mulai 3 tahun). Orangtua perlu mengamati minat

anak yang sebenarnya. Bisa jadi ia memiliki kecerdsan gerak, namun belum berminat terhadap

kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktivitas motorik tersebut. Jadi, jangan berharap anak langsung

menyukai kegiatan les yang dipilih.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

2.2.1 Dasar Menentukan Ruang Lingkup

Pendidikan jasmani di sekolah dasar mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait langsung

dengan karakteristik anak-anak dari bebagai usia. Dilihat dari berbagai tahapan pertumbuhan dan

perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar, sedikitnya terlibat tiga tahapan, yaitu :

1. Tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal ( antara usia 5 – 7 tahun )

2. Tahapan masa kanak-kanak akhir ( middle childhood )

3. Tahapan awal dari pra-adolesen ( yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata-rata usia 10

tahun )

Pada usia di atas, anak-anak mulai matang menguasai keterampilan khusus, dari mulai

keterampilan manipulative langjutan, hingga kegiatan-kegiatan berirama dan permainan, senam,

kegiatan di air, dan kegiatan untuk pembinaan kebugaran jasmani. Dalam beberapa cabang olah

raga, pentahapan pencapaian keterampilan tingkat tinggi pun sudah dapat mulai dilakasanakan di

kelas-kelas akhir SD, misalnya senam, longcat indah, dan renang.

2.2.2 Ruang lingkup Pendidikan Jasmani

Setelah dibahas tentang dasar-dasar pertimbangan sebagai pedoman untuk menyusun

program pendidikan di sekolah dasar, ruang lingkup pendidikan jasmani dapat ditentukan. Namun

demikian uraian tentang ruang lingkup ini dibatasi dan sifatnya lebih umum. Yang harus disadari oleh

semua guru penjas adalah harus diberi dorongan-dorongan untuk terus menerus menjelajahi

kemampuan-kemampuannya. Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan.

Semua kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus sabar dan

bersifat optimis bahwa murid kita akan mencapai kemajuan. Tidak mudah untuk mengetahui apakah

tujuan pengajaran pendidikan jasmani yang ditetapkan secara umum tersebut sudah tercapai atau

belum. Jika program pendidikan jasmani yang kita terapkan berhasil maka murid-murid kita akan

dapat dikatakan sebagai orang-orang yang terdidik.

2.2.3 Kondisi Pendidikan Jasmani dan Pembelajaran Olahraga di Sekolah Dasar saat ini

8

Page 9: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

1. Waktu = 3 x 45 menit/minggu

2. Sarana – prasarana sangat terbatas

3. Kurikulum Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga pada saat ini lebih berorientasi

kepada Olahraga Kecabangan :

a. Cenderung individual dan cenderung mengacu pencapaian prestasi

b. Olahraga prestasi mahal dalam hal :

Sarana – prasarana Waktu, perlu masa pelatihan yang panjang

Tenaga dan biaya.

c. Olahraga kecabangan/ prestasi hendaknya menjadi pilihan dan diselenggarakan sebagai

kegiatan extra kurikuler.

Pendidikan jasmani demi kenyataan masa kini dan harapan bagi masa depan :

1. Reposisi : pikir ulang apa perlunya Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di (usia)

SD secara intra kurikuler? Penjas-Or perlu dikembalikan pada posisi dasar fungsinya yaitu :

a. Penggunaan Olahraga/Kegiatan Jasmani sebagai media Pendidikan

b. Penggunaan Olahraga sebagai alat pelatihan untuk memelihara dan meningkatkan derajat

sehat dinamis menuju kondisi Sejahtera paripurna siswa masa kini dan pembekalan anak

untuk menjadi Atlet elite dan SDM bermutu bagi masa depan.

2. Reorientasi : pikir ulang arah pembinaan Penjas-Or bagi Siswa SD?

Penjas-Or sebagai program kurikuler perlu ditinjau kembali:

a. Relevansinya dengan kebutuhan siswa / santri

b. Manfaat yang diharapkan

c. Kondisi nyata persekolahan :

1. Jatah waktu / jam pelajaran per minggu

2. Sarana – prasarana yang tersedia.

3. Reaktualisasi : pikir ulang apakah Penjas-Or di SD sudah sesuai kebutuhan nyata.

Penjas-Or di Sekolah dan Pondok Pesantren perlu menekankan kembali (reaktualisasi) kepada

konsep dasar Olahraga untuk tujuan Pendidikan dan Kesehatan untuk masa kini dan

Pendidikan dan Pengayaan kemampuan koordinasi gerak untuk pembekalan menjadi Atlit elite

dan SDM bermutu di masa depan. Jatah waktu pertemuan 3 x 45 menit/minggu, dapat

disajikan 3 x dalam seminggu dengan masing-masing pertemuan dengan waktu 45 menit.

9

Page 10: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

4. Revitalisasi : pikir ulang bagaimana cara melaksanakan dan menggalakkan pelaksanaan

Penjas-Or di SD untuk mencapai tujuan masa kini dan masa depan ?

Penjas-Or di Sekolah dan Pondok Pesantren harus bersifat massaal dan disajikan dengan iklim

yang menggembirakan siswa, sehingga semua siswa merasa butuh berolahraga dan selalu

ingin berpartisipasi secara aktif, karena Penjas-Or sebagai bagian dari paket kurikuler tidak

membolehkan adanya siswa yang hanya menjadi Penonton, kecuali yang sakit.

5. Kualitas petugas : Keberhasilan misi di tingkat lapangan sangat ditentukan oleh kualitas

Petugas (dalam hal ini guru Penjas-Or) serta pemahamannya mengenai makna pembelajaran

Penjas-Or di Sekolah Dasar. Ketulusan dan kesungguhan dalam pengabdiannya, serta

kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran Penjas-Or pada anak (usia) SD akan sangat

menentukan keberhasilan misi yang diembannya.

6. Kebutuhan : Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di (usia) Sekolah Dasar dan di

Pondok Pesantren harus dirasakan sebagai kebutuhan dan kenikmatan oleh siswa/santri,

sehingga mereka akan merasa dirugikan manakala mata pelajaran Penjas-Or ditiadakan.

7. Olahraga prestasi : Olahraga kecabangan yang bersifat prestatif perlu pula dikembangkan

namun sebagai materi ekstra kurikuler, sebagai pilihan untuk menyalurkan bakat dan minat

siswa/santri terhadap sesuatu cabang Olahraga.

Apapun Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) nya, pelaksanaannya di lapangan selalu dapat

disesuaikan dengan semua hasil pikir-ulang tersebut diatas. Memang diperlukan creativitas dan

innovasi pada pelaksanaannya di lapangan.

10

Page 11: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

BAB III

3.1 Kesimpulan

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh

banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum

efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model

pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetapi pada siswa. Orientasi

pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara

penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran

ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi

khususnya kecerdasan siswa yang seutuhnya.

11

Page 12: Pengaruh pendidikan jasmani terhadap kecerdasan intelejensi emosi dan spiritual siswa di sekolah dasar

3.2 Daftar pustaka

H.Y.S.Santosa Giriwijoyo (http://geraksehat.wordpress.com)

Suardi (http://suardi0204.blogspot.com/2010/09/asas-dan-falsafah-pendidikan-jasmani.html)

Lilis Komariyah.2010; Pendidikan Kesehatan, FPOK UPI Bandung

12