Pengaruh Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 ...

139
Pengaruh Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 Terhadap Efektivitas Pembelajaran PAI Di SMA Negeri 1 Parung Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Yayah Novianti NIM. 11150110000037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

Transcript of Pengaruh Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 ...

Pengaruh Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 Terhadap

Efektivitas Pembelajaran PAI Di SMA Negeri 1 Parung

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Yayah Novianti

NIM. 11150110000037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

i

ABSTRAK

Yayah Novianti (11150110000037). Pengaruh Pemahaman Guru PAI

Tentang Kurikulum 2013 Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMA Negeri 1

Parung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013, efektivitas pembelajaran PAI dan pengaruh pemahaman guru PAI

tentang kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung.

Penelitian ini di tunjukan pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dengan sampel 100

dari populasi sebanyak 985 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket

dengan menggunakan skala likert. Kemudian diolah menggunakan teknik analisa korelasi

product moment secara sederhana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman guru PAI tentang kurikulum

2013 memberikan pengaruh yang kuat terhadap efektivitas pembelajaran PAI. hal ini

ditunjukan dari nilai korelasi sebesar 0,720. Dengan demikian, pada penelitian ini

pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 memberikan pengaruh yang kuat terhadap

efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung dan besarnya pengaruh tersebut

sebesar 62%, sedangkan selebihnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada

penelitian ini.

Kata Kunci : Pemahaman, Kurikulum 2013, Efektivitas Pembelajaran

ii

ABSTRACT

Yayah Novianti (11150110000037). The Effect of PAI Teachers' Understanding of

the 2013 Curriculum on the Effectiveness of Learning in SMA Negeri 1 Parung.

This study aims to determine the PAI teacher's understanding of the 2013

curriculum, the effectiveness of PAI learning and the influence of the PAI teacher's

understanding of the 2013 curriculum on the effectiveness of PAI learning in SMA

Negeri 1 Parung. This study was shown to the students of SMA Negeri 1 Parung with a

sample of 100 from a population of 985 students. The research instrument used was a

questionnaire using a Likert scale. Then processed using simple product-moment

correlation analysis techniques.

The results showed that the PAI teacher's understanding of the 2013 curriculum

had a strong influence on the effectiveness of PAI learning. It is shown from the

correlation value of 0.720. Thus, in this study the PAI teacher's understanding of the 2013

curriculum had a strong influence on the effectiveness of PAI learning in SMA Negeri 1

Parung and the magnitude of the effect was 62%, while the rest was determined by other

variables which not examined by this study.

Keywords: Understanding, 2013 Curriculum, Learning Effectiveness.

iii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم الله الر

Alhamdulillahi robbil ‘alamin segala puji kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat iman, Islam dan ikhsan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan sebaik-baiknya dan semoga memberi manfaat bagi yang membaca. Tak

lupa pula shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan, kesungguhan hati

dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk

penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Abdul Haris, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Rusdi Jamil M.Ag., Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Bahrissalim M.Ag., selaku Dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, dan arahan kepada penulis.

Kebaikan Bapak dalam segala hal akan selalu terkenang bagi diri penulis. Semoga

keberkahan hidup senantiasa mengiringi dan senantiasa dalam lindungan-Nya.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dari awal hingga akhir perkuliahan.

Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan dapat mendapatkan keberkahan

dari Allah SWT.

iv

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Agama

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan

penulis dalam setiap proses administratif selama perkuliahan.

7. Bapak Drs. Sodikin M.Si., Ibu Fatma Yeni, S.Ag dan Pak Dendi Suhendar,

S.Pd.I., Selaku guru Pendidikan Agama Islamdi SMA Negeri 1 Parung yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah ini dan

telah membantu banyak dalam kegiatan penelitian di SMA Negeri 1 Parung.

8. Keluarga tercinta, kepada Ibu Lilis Anggraini, Bapak Rusdianto, dan adinda

Zailika Fazriah yang selalu mendoakan penulis, mendengarkan keluhan-keluhan

penulis dan memberikan moril dan materil kepada penulis agar dapat

menyelesaikan studi dalam meraih kesuksesan.

9. Guru dan orang tua kedua yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan

selama kuliah, Kepada Bapak H Rifa’i, Bapak Samat dan Ibu Rachmawati.

10. Teman terbaik serta pasangan terkasih, Reza Athalariq Syam yang selalu

mendukung, memberikan semangat dari awal kuliah sampai akhir perkuliahan

serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

11. Kepada sahabat terbaik Nurul Chuirun Nisa, S.Pd dan Reziza Destia Istifawa, S.S

yang selalu memberikan motivasi dan teman seperjuangan dalam menyelesaikan

akhir perkuliahan.

Ucapan terimakasih juga dihanturkan kepada pihak-pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, namun turut membantu penulis dalam penulisan skripsi

ini ataupun memberikan pelajaran hidup bagi penulis, dimana penulis tidak dapat

membalasnya dengan apapun, semoga Allah SWT senantiasa membalasnya.

Jakarta, 06 Januari 2020

Penulis

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI

ABSTRAK ................................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………..…………....... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II : KAJIAN TEORITIK…………………………………………..…... 10

A. Dasar Teoritik ............................................................................. 10

1. Pengertian Pemahaman .......................................................... 10

2. Kurikulum 2013 (Kurtilas) ..................................................... 12

3. Efektivitas Pembelajaran PAI ................................................ 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 35

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 36

D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 38

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN…………..……………………….. 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 39

B. Metode Penelitian ....................................................................... 39

vi

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 39

D. Variabel Penelitian ..................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 43

F. Instrumen Penelitian ................................................................... 44

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 46

1. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 48

2. Pengujian Hipotesis .............................................................. 49

H. Hipotesis Statistik ....................................................................... 50

BAB IV : HASIL PENELITIAN……………………………………………... 52

A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 52

1. Biografi SMA Negeri 1 Parung ............................................ 52

2. Karakteristik Variabel .......................................................... 64

3. Prosentase Hasil Angket Penelitian ...................................... 67

B. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 85

1. Uji Normalitas ...................................................................... 85

2. Uji Homogenitas ................................................................... 87

3. Uji Linieritas ......................................................................... 88

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ........................................ 89

1. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................ 89

2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 91

D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 93

BAB V : PENUTUP………………………………………………………….. 94

A. Kesimpulan ................................................................................. 94

B. Implikasi ..................................................................................... 94

C. Saran ........................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA 97

LAMPIRAN 100

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Pengajaran dan Pembelajaran………………………….......... 32

Tabel 3.1 Variabel X…………………………………………………………….. 40

Tabel 3.2 Variabel Y…………………………………………………………….. 42

Tabel 3.3 Skala Pemahaman Guru PAI dan Efektivitas Pembelajaran PAI…….. 48

Tabel 3.4 Koefisien dan Tingkat Hubungan……………………………………... 50

Tabel 4.1 Data Guru……………………………………………………………... 53

Tabel 4.2 Data Sertifikasi Guru…………………………………………………. 60

Tabel 4.3 Data Kelas X………………………………………………………….. 60

Tabel 4.4 Data Kelas XI…………………………………………………………. 61

Tabel 4.5 Data Kelas XII………………………………………………………... 61

Tabel 4.6 Data Sarana dan Prasana SMA Negeri 1 Parung……………………... 62

Tabel 4.7 Hasill Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pemahaman Guru PAI

Tentang Kurikulum 2013………………………………………….….. 65

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Efektivitas Pembelajaran PAI…….… 65

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum

2013…………………………………………………….……………... 66

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Pembelajaran PAI…………………. 67

Tabel 4.11 Menyiapkan RPP setiap mengajar………………………….………… 68

Tabel 4.12 Mengacu pada silabus………………………………….……….…….. 69

viii

Tabel 4.13 Guru menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

Dikelas………………………………………………………………... 70

Tabel 4.14 Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi…………... 71

Tabel 4.15 Guru menggunakan media dalam proses pembelajaran……………… 72

Tabel 4.16 Guru mampu berkomunikasi secara aktif terhadap siswa dalam proses

belajar mengajar di kelas……………………………………….…… 73

Tabel 4.17 Guru PAI menggunakan penilaian autentik dalam pembelajaran....... 73

Tabel 4.18 Pelatihan atau workshop untuk guru PAI……………………...….… 74

Tabel 4.19 Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 Berdasarkan

Indikator…………………………………………………………..… 75

Tabel 4.20 Guru menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh siswa…..… 77

Tabel 4.21 Materi pembelajaran sesuai dengan KI-KD…………………….…... 77

Tabel 4.22 Siswa terlibat dalam pembelajaran aktif di kelas………………..…... 78

Tabel 4.23 Guru mengekplorasi pelajaran dengan kondisi atau fenomena alam

sekitar…………………………………………………...……..….…. 79

Tabel 4.24 Siswa menekuni dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan

oleh guru……………………………………………………...……… 80

Tabel 4.25 Siswa memahami materi yang di sampaikan oleh guru PAI……….... 81

Tabel 4.26 Guru mengingatkan tentang kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.... 82

Tabel 4.27 Siswa menerapkan kebaikan dan hal positif yang disampaikan oleh

guru PAI dalam menjalankan kehidupan sehari-hari……………..….. 82

ix

Tabel 4.28 Siswa tidak merasa bosan saat belajar PAI…………..…….……..… 83

Tabel 4.29 Efektivitas Pembelajaran PAI Berdasarkan Indikator…….………… 83

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas……………………………………………..….. 86

Tabel 4.31 Plot Uji Normalitas……………………………………………..…… 87

Tabel 4.32 Hasil Uji Homogenitas……………………………………………..... 87

Tabel 4.33 Hasil Uji Linearitas………………………………………………….. 88

Tabel 4.34 Hasil Uji Regresi Output Model Summary………………………….. 89

Tabel 4.35 Hasil Uji Regresi dengan Uji t………………………………………..90

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Uji Normalitas………………………………………………………. 86

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting karena maju dan tertinggalnya

suatu negara dapat dilihat dari kondisi pendidikannya. Semakin maju pendidikan

di suatu negara maka semakin majulah negara tersebut. Begitu juga dinegara kita

Indonesia ini, pemerintah selalu mengembangkan kurikulum dan sistem

pendidikan yang berlaku. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk

berkembangya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan sebagai peran tertinggi dalam proses pengembangan manusia

yang terus menerus yang senantiasa dihadapkan pada masalah pengembangan

sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, untuk mencapai maksud tersebut

perlu diterapkan suatu sistem manajemen yang memungkinkan keberhasilan

pendidikan. peningkatan mutu pendidikan merupakan proses yang terintegrasi

dengan proses peningkatan kualitas SDM. Menyadari pentingnya proses

peningkatan kualitas SDM, maka pemerintah berupaya mewujudkan tujuan

tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas,

antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,

perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta

pelatihan guru dan tenaga pendidikan lainnya.2

Pernyataan dari undang-undang tersebut mengingatkan kepada kita bahwa

dengan pendidikan dapat mengembangkan dan membentuk watak, pribadi dan

1 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Ri No. 20 Tahun 2003 tentang fungsi dan

tujuan pendidikan nasional. (Jakarta: 2003). 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara,2013) hlm 3.

2

karakter bangsa, serta melalui pendidikan tersebut dapat mencerdaskan bangsa

agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak

mulia apabila fungsi dan tujuan pendidikan ini benar-benar terwujud, maka

kepribadian seseorang itu menjadi lebih baik dan sempurna (insan kamil),

menjadi manusia seutuhnya. Disisi lain pengembangan kurikulum juga berperan

dalam evaluasi pendidikan agar lebih maju dan tidak diam ditempat (stagnasi)

artinya mengikuti tuntutan perkembangan zaman.3

Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia sudah mengganti beberapa

kurikulum dari masa ke masa. Dewasa ini, di Indonesia menggunakan kurikulum

2013 yang memberikan banyak perubahan yang mendasar dalam proses

pembelajaran, yaitu pembelajaran yang menitik beratkan pada pembelajaran aktif.

Sesuai dengan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 “Proses Pembelajaran Pada

Satuan Pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”4

Kurikulum 2013 ini difokuskan pada pembentukan kompetensi dari

karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterlampilan dan sikap

yang dapat di demonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap

konsep yang dipelajari secara kontekstual. Untuk mencapai tujuan tersebut

menuntut perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya

dilapangan. Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa

mencari tahu, sedangkan dalam proses penilaian dari berfokus pada pengetahuan

melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses,

portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga

memerlukan penambahan jam pelajaran.

Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan

3 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014) Cet ke-4, hlm 18. 4 Lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses. Diakses pada tgl 16 Agustus

2019, pukul 20.30.

3

baik pengalaman sendiri maupun dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

pembelajaran menitik beratkan pada dua kegiatan pokok. Pertama, bagaimana

orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan

mengajar. Dari hal tersebut dimaknai bahwa pembelajaran merupakan kondisi

eksternal kegiatan belajar yang antara lain dilakukan oleh guru dalam

mengkodisikan seseorang untuk belajar.5 Selanjutnya dalam pandangan Islam

belajar menjadi salah satu kewajiban untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam

meningkatkan derajat kehidupan manusia. Sebagaimana merujuk dalam al-Qur’an

surah al-Mujadilah ayat 11.

م و ٱلذيه ٱلله يزفع ت و ٱلعلم أهوتهوا ٱلذيه ءامنهوا منكه بما ٱلله درج

١١تعملهون خبيز

…Niscaya Allah akan meningkatkan beberapa derjat kepada orang-orang

beriman dan berilmu. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(Q.S Al-Mujadilah 58:11).

Ilmu yang dimaksudkan ayat tersebut tentu saja tidak hanya berupa ilmu

tetapi juga termasuk ilmu-ilmu umum yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain itu ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak disamping

bagi kehidupan diri sendiri. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan

para pendidik dalam mengembangkan kompetensinya untuk membimbing dan

mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya menjadi hal yang sangat penting. Jika

guru memiliki kompetensi-kompetensi dasar dalam menunaikan kewajibannya,

maka harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan

tercapai.

Jenjang Pendidikan sekolah menengah atas atau SMA merupakan jenjang

tertinggi bagi siswa diusia sekolah. Di masa SMA ini lingkungan pendidikan

menyediakan berbagai macam kesempatan untuk peserta didik melakukan

bermacam kegiatan belajar sehingga peserta didik memperoleh pengalaman

pendidikan lalu ditopang dengan kurikulum 2013 dimana pembelajarannya

berpusat pada keaktifan peserta didik (Student Centered) yang membebaskan

5 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm 4.

4

siswa untuk mengeksporasi dan mencari tahu sendiri masalah atau materi yang

disampaikan oleh guru mata pelajaran. Hal itu diharapkan dengan menggunakan

bermacam-macam metode pembelajaran, peserta didik lebih dapat memahami

materi pembelajaran dengan caranya sendiri, aktif dan menyenangkan sehingga

membuat lingkungan pembelajaran menjadi lebih bermakna, dengan kata lain

guru dapat benar-benar memahami bagaimana cara menerapkan kurikulum 2013

dalam proses belajar mengajar maupun dalam proses administratif. Seperti pada

kenyataannya dilapangan masih ditemukan beberapa guru yang belum memahami

penerapan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, proses

pembelajaran menurut kurikulum 2013 adalah suatu proses pendidikan yang

memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan segala pola

pembelajaran yang didalamnya terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa,

artinya guru tidak selalu menjadi pihak yang lebih dominan. Pada pola

pembelajaran ini guru tidak boleh hanya berperan sebagai pemberi informasi

tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana yang harus

menciptakan situasi mempin, merangsang dan menggerakkan siswa secara aktif.

Mengajar bukanlah suatu aktivitas yang sekedar menyampaikan informasi kepada

siswa melainkan suatu proses yang menuntut perubahan peran seorang guru.

perubahan dari informator menjadi pengelola belajar yang bertujuan untuk

membelajarkan siswa agar terlibat secara aktif sehingga terjadi berubahan-

berubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menjadi seorang guru atau pendidik selain harus benar-benar paham

terhadap penerapan kurikulum juga setidaknya harus memiliki empat kompetensi

dasar yang menjadi acuan peserta didik, seperti kompetensi personal. Kompetensi

sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.6 Dalam hal ini

menuntut kompetensi profesional guru untuk menguasai landasan kependidikan,

bahan pengajaran, penyusunan program pengajaran, pelaksanaan pembelajaran,

dan evaluasi pengajaran, disamping itu guru juga harus menguasai rencana

6 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Bandung: Alfabeta,

2013) hlm 6.

5

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran serta media pembelajaran. Kompetensi profesional tersebut terkait

dengan pemahaman seorang guru tentang kurikulum, namun pada kenyataan

dilapangan guru belum sepenuhnya mengembangkan kompetensi profesionalnya

terutama dalam penerepan kurikulum, sehingga penerapan kurikulum disekolah

tersebut belum optimal.

Berdasarkan pengamatan penulis di SMA Negeri 1 Parung diperoleh

informasi bahwa hal ini terlihat dari pemahaman guru tentang kurikulum 2013

yang masih minim. Sebagian guru yang telah menerapkan kurikulum 2013

mengaku belum begitu paham tentang kurikulum 2013. Hal mendasar yang belum

dimengerti guru tentang kurikulum 2013 adalah implementasi mengajar di kelas

menurut kurikulum 2013. Guru hanya mengerti bahwa dalam pembelajarannya

kurikulum 2013 menggunakan metode scientific namun bagaimana metode

scientific itu sendiri juga belum begitu dipahami oleh guru.7

Pengamatan selanjutnya penulis memperoleh informasi bahwa dalam

proses belajar mengajar di kelas masih ditemukan pembelajaran yang bersifat satu

arah yaitu, guru berbicara atau bercerita dan siswa mendengarkan dan mencatat.

Selanjutnya ada beberapa guru dimana salah satunya guru PAI telah

menggunakan metode pembelajaran diskusi, namun dalam penerapannya kurang

efektif karena pembagian kelompok diskusi dilakukan dengan kelompok yang

banyak dan selama kegiatan diskusi tidak didampingi oleh guru. Selain itu dalam

kegiatan pembelajaran tidak ada appersepsi, ice breakhing, pemutaran video yang

berkaitan dengan materi dan lain-lain. Sehingga pada pembelajarannya tidak

dapat memancing rasa ingin tahu siswa lebih dalam mengenai materi yang di

sampaikan. Hal ini menyebabkan ketidak semangatan siswa dalam belajar agama

karena tidak adanya motivasi belajar untuk siswa. Prestasi yang diperoleh pun

kurang baik dengan adanya ketidak efektifan siswa dalam belajar. Dalam situasi

seperti ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran PAI yang dilakukan di

7 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) hlm 23.

6

sekolah tersebut belum efektif disebabkan oleh rendahnya pemahaman guru

mengenai kurikulum 2013.

Namun dari tahun ke tahun meski sudah berulang kali upaya pemerintah

mengganti kurikulum, yang ditemukan dalam proses belajar mengajar dikelas

masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensial seperti menggunakan

metode ceramah yang hanya memberikan penjelasan-penjelasan mengenai materi

yang diajarkan, dengan cara bercerita lalu siswa mendengarkan dan mencatat apa

yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut membuat siswa tidak semangat dalam

mempejari ilmu agama karena proses belajar mengajarnya masih bersifat

monoton sehingga menyebabkan ketidak efektifan siswa dalam memahami

materi-materi yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini dapat dikatakan proses

pembelajaran, apabila siswa memiliki ketertarikan terhadap materi pelajaran yang

didukung oleh guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode

pembelajaran aktif dan menarik, siswa akan tertarik untuk mempelajari materi

pendidikan agama Islam.8 Jika hal itu terpenuhi, maka keberhasilan kegiatan

pembelajan akan mudah tercapai.

Efek dari proses belajar mengajar yang bersifat monoton membuat siswa

menganggap bahwa pelajaran agama merupakan pelajaran yang membosankan.

Padahal pelajaran agama sangat penting untuk siswa usia remaja (SMA), karena

pelajaran agama menjadi pondasi keimanan siswa dalam bertingkah laku di

sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu menjadi PR bagi para guru PAI,

agar bagaimana pelajaran PAI disekolah dapat berpengaruh dalam kehidupan

sehari-hari bagi para siswa-siswinya. Selanjutnya dimana pembelajaran PAI

bukan hanya sebatas mata pelajaran yang harus ditempuh siswa disekolah, pada

kenyataan yang biasa ditemukan dilapangan, rata-rata siswa usia remaja sudah

kurang antusias dalam mengikuti pengajian atau kegiatan keagamaan lainnya.

Bahkan ada beberapa siswa yang mengaku bahwa mereka hanya mengikuti

pelajaran agama hanya di sekolah saja. Jadi, pelajaran agama Islam disekolah

menjadi satu-satunya pelajaran agama Islam bagi beberapa siswa tersebut.

8 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 1 Edisi Revisi, (Bandung: Pustaka Setia, 1997) hlm 11.

7

Dengan adanya kurikulum 2013 yang menitik beratkan kepada siswanya

proses pembelajaran yang aktif, diharapkan siswa dapat lebih memahami apa

yang telah disampaikan oleh guru sehingga setelah siswa mempelajari ilmu agama

dikelas yang diharapkan dapat berdampak positif pada perkembangan agamis

siswa terutama dalam melakukan kegiatan ibadah siswa maupun kegiatan-

kegiatan positif lainnya. Dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran PAI di

sekolah merupakan dasar pendidikan Islam bagi siswa yang ditopang dengan

kegiatan harian siswa maupun kegiatan pencerahan atau siraman rohani lainnya

dan ekstrakulikuler keislaman yang menjadi usaha sadar sekolah untuk

mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan yang sesuai dengan Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, untuk menjadikan siswa-

siswi dan lulusannya menjadi insan yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian,

sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Pemahaman Guru PAI Tentang

Kurikulum 2013 Terhadap Efektivitas Pembelajaran PAI Di SMAN 1

Parung”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian yang ada dalam latar belakang masalah serta

pengamatan awal terhadap efektivitas pembelajaran PAI, dapat di identifikasi

permaslahan yang diteliti adalah:

1. Rendahnya pemahaman guru dalam penerapan kurikulum 2013.

2. Belum optimalnya pelaksanaan kurikulum 2013.

3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan metode pembelajaran

aktif yang sesuai dengan kurikulum 2013.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan diatas, maka

masalah yang akan diteliti dibatasi dengan aspek pemahaman guru terhadap

kurikulum 2013.

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah serta

batasan masalah yang sudah dikemukakan dalam pertanyaan yang mendasar

dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 di SMA Negeri 1

Parung?

2. Apakah ada pelatihan atau workshop guru tentang kurikulum 2013 di SMA

Negeri 1 Parung?

3. Adakah pengaruh pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 terhadap

efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 di sekolah.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pelatihan guru tentang kurikulum 2013

di SMA Negeri 1 Parung.

3. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013

terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak sebagai

kajian ilmiah maupun sebagai peningkatan mutu pendidikan, diantaranya :

1. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, diharapkan melalui penelitian ini

dapat memberikan kontribusi yang baik untuk mengetahui bagaimana

keterkaitan antara guru sebagai pelaksana kurikulum dengan efektivitas

pembelajaran PAI di sekolah.

2. Bagi peneliti, melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan serta studi kepustakaan dalam bidang pendidikan, sehingga

apabila sudah terjun dilapangan dapat melaksanakan tugas sebagai guru PAI

yang memiliki kompetensi professional dalam menerapkan kurikulum 2013

dan sebagai acuan untuk mengetahui pembelajaran yang efektif.

9

3. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi

perkembangan ilmu pendidikan serta bahan peningkatan dalam pengetahuan

mengenai kurikulum 2013.

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham dalam kamus umum bahasa

Indonesia berarti proses, cara, pembuatan, memahami atau memahamkan.9

Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu dari

berbagai aspek. Menurut Sudijono:

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai sisi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih

rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. (Sudijono,

1998: 51).10

Untuk mengukur kemampuan pemahaman kata-kata operasional yang

cocok dipakai antara lain adalah membedakan, menyajikan, mengatur,

menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh,

serta menyimpulkan. Berdasarkan pengertian diatas maka pemahaman

merupakan kemampuan untuk membedakan, menduga, memperluas,

menerangkan, menyimpulkan, memberi contoh, mengklasifikasikan data-data,

fakta-fakta dan konsep-konsep. Sedangkan dalam taksonomi Bloom dikatakan

bahwa pemahaman berada satu tingkat diatas pengetahuan dan lebih tinggi

kualitasnya dibandingkan dengan pengetahuan, “pemahaman adalah ablitet

(kemampuan) untuk menguasai pengertian, pemahaman yang tampak pada

9 Dinas Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002)

edisi 11, hlm 181. 10

Supardi. Kinerja Guru (Jakarta: Rajagrafindo Persada,2013) hlm 139.

10

11

alih bahan pada suatu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran dan

memperkirakan.11

Pemahaman merupakan suatu konsep yang sering dihubungkan

dengan konsep-konsep lainnya dalah kehidupan. Konsep adalah: ”pengertian

yang disimpulkan data yang memiliki kesamaan ciri-ciri (Mulyono san

Soetjipto, 1982;12). Swsworang yang mengetahui dan dapat memahami suatu

konsep dapat mengenali tanda suatu benda, objek atau fenomena. Konsep

merupakan sarana yang dapat dipergunakan untuk berpikir manusia. Dan

konsep merupakan abstraksi dari kejadian, merupakan ide tentang suatu dalam

pikiran. Konsep mengandung penafsiran dalam penilaian, bukan hanya fakta

yang berdiri sendiri. Konsep dapat membantu mengadakan pembedaan,

penggolongan dan penggabungan dari fakta-fakta disekeliling kita.12

Sudjana membedakan pemahaman ke dalam tiga tingkatan yang meliputi :

a. Pemahaman terjemahan; yang dapat dimasukkan dalam kategori ini antara

lain pengalihan arti bahasa yang satu ke bahasa lain, pengalihan konsep

abstrak menjadi suatu model dan pengalihan konsep-konsep yang

dirumuskan dengan kata-kata dalam grafik.

b. Pemahaman penafsiran, yaitu mengubungkan bagian-bagian terdahulu

dengan diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari

grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan

pokok.

c. Pemahaman ekstrapolasi, dengan pemahaman ekstrapolasi diharapkan

seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan

tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,

dimensi, kasus ataupun permasalahannya. (Sujana, 1990;24).

Dengan kemampuan pemahaman yang dimiliki seseorang baik

pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran maupun pemahaman

11

Abdul Sani dan Suranto, Profesionalisme Guru Membangun Sekolah Unggul Berkarakter

(Semarang: PT. Sindur Press). Hlm 60. 12

Op.Cit. hlm 140.

12

ekstrapolasi, maka orang tersebut akan dapat menghubungkan fakta, konsep

sederhana sampai pada makhirnya dapat menggeneralisir dan mengambil

kesimpulan.13

2. Kurikulum 2013 (Kurtilas)

a. Definisi Kurikulum

Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit

maupun secara luas. Secara sempit kurikulum diartikan sebagai sejumlah

mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di

madrasah atau perguruan tinggi. Kurikulum menjadi hal yang sangat

penting karena merupakan kunci utama untuk mencapai sukses dalam

dunia pendidikan.14

Secara lebih luas kurikulum diartikan tidak terbatas

pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari itu15

:

“Kurikulum diartikan sebagai aktivitas apa saja yang dilakukan

sekolah dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar

untuk mencapai suatu tujuan, termasuk di dalamnya kegiatan

pembelajaran, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara

mengevaluasi program pengembangan pembelajaran dan

sebagainya”. (Nurdin dan Basyirudin, 2002: 34)16

Dalam dunia pendidikan kurikulum memegang kedudukan

penting. Hal ini dibuktikan dengan adanya saling keterkaitan antara

pendidikan dan kurikulum khususnya antara teori-teori pendidikan yang

berkembang dengan kurikulum yang dikembangkan. Seiring dengan

perkembangan masyarakat modern, pendidikan lebih banyak

diselenggarakan pada lembaga-lembaga pendidikan dalam bentuk sekolah

atau madrasah. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah mengacu pada

teori-teori kurikulum yang dikembangkan.17

13

Ibid. Supardi. Kinerja Guru. hlm 140. 14

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013. (Surabaya: Kata Pena, 2014)

Cet-2 hlm 3. 15

Ibid, Supardi. Kinerja Guru. hlm 141-142. 16

Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. (Jakarta: Ciputat Press,

2003) hlm 34. 17

Ibid, Supardi. Kinerja Guru. hlm 145.

13

Pengertian kurikulum sebagai suatu rencana mengandung makna

bahwa kurikulum merupakan rencana yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pengertian kurikulum yang

berkaitan dengan dimensi rencana, di antaranya seperti yang dikemukakan

oleh Taba (1962): A curriculum is a plan for learning; therefore, what is

known about the learning process and the development of the individual

has bearing on the shaping of curriculum. Sementara itu, Sukmadinata

(2006) menyatakan bahwa kurikulum dapat dilihat dalam tiga dimensi,

yaitu sebagai ilmu (curriculum as a body of knowledge), sebagai sistem

(curriculum as a system) dan sebagai rencana (curriculum as a plan).

Dalam kurikulum sebagai ilmu berarti dikaji konsep, landasan, asumsi,

teori, model, praksis, prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Dalam

kurikulum sebagai sistem dan bidang-bidang lain, komponen-komponen

kurikulum, kurikulum berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan,

manajemen kurikulum dan sebagainya. Dalam kurikulum sebagai rencana,

tercakup macam-macam rencana dan rancangan atau desain kurikulum.

Kurikulum sebagai rencana ada yang bersifat menyeluruh untuk semua

jalur, jenjang dan jenis pendidikan ada pula yang khusus untuk jalur,

jenjang jenis pendidikan tertentu. Mengenai rancangan atau desain

kurikulum ada bermacam-macam, ada desain kurikulum berdasarkan

konsep, tujuanm isi, proses, masalah, kebutuhan pesrta didik, dan lain-

lain. Kurikulum sebagai rancangan juga menyangkut implementasi dan

penggendaliannya.18

Dalam buku Curriculum Alternative Approaches Ongoing Issues

oleh Corlin J.Marsh dan George Wills, memberikan beberapa definisi

kurikulum baik yang berkmakna luas maupun sempit yaitu :

1) Curriculum is such permanent subject as grammar, reading, logic,

rhetoric, mathematics, and the greates books of the Western world that

best embody essential knowledge. (Kurikulum adalah semaca, subjek

18

Herry Widyastono. Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004,

2006, ke 2013. (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) Cet ke 2 hlm 5.

14

permanen seperti tata bahasa, membaca, logika, retorika, matematika

dan mahakarya dunia yang sangat baik yang membutuhkan

pengetahuan esensial di dalamnya)

2) Curriculum is all the experiences learnesrs have under the guidance of

the school. (Kurikulum adalah seluruh pengalaman pembelajaran yang

didapatkan dibawah bimbingan sekolah)

3) Curriculum is all the experiences that larnes have ini the course of

living. (Kurikulum adalah semua pengalaman yang didapatkan oleh

pembelajar dalam tempaan hidup).19

Selanjutnya kurikulum terdiri dari berbagai komponen yang

meliputi “tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan

silabus” (BS4NP, 2006:30). Sejalan dengan hal tersebut, Subandijah

bependapat bahwa kurikulum sebagai aktivitas dan kegiatan yang

direncanakan dan diprogramkan bagi peserta didik dibawah bimbingan

sekolah, baik di dalam maupun luar sekolah.20

Dengan mengacu pendapat para ahli, sebagaimana dinyatakan

diatas, pemerintah kemudian mendefinisikan kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.21

b. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SPN). Kurikulum

2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterlampilan

19

Corlin J. Marsh, and George Willis, Curriculum Alternative Approaches, Ongoing Issues, (New

Jersy: Merril Prentice Hall, 2007). P. 9-13. 20

Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996)

hlm 2. 21

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 ayat 9.

15

dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang).22

Kompetensi

pengetahuan, keterlampilan dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan

penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi

pengetahuan peserta didik yang dikembangkan meliputu mengetahui,

memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi agar menjadi

pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan

berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban.

Kompetensi keterlampilan peserta didik yang dikembangkan meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan

mencipta agar menjadi pribadi yang bekemampuan pikir dan tindak yang

efektif dan kreatif dalam ranah konkret dan abstrak. Kompetensi sikap

peserta didik yang dikembangkan meliputi menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, mengamalkan sehingga menjadi pribadi yang

beriman, berakhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta

dunia dan peradabannya (Kemendikbud, 2013).23

Mengenai konsep kurikulum 2013 secara ringkas dapat dilihat

sebagai berikut.

Kurikulum yang seimbang antara hardskill dan softskill.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ditentukan sebelum menetapkan

Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian.

Menganalisis jumlah mata pelajaran, kedalaman materi, sesuai dengan

tingkatan pendidikan atau perkembangan peserta didik.

Konsep kurikulum 2013 ini menekankan pada pengembangan

kemampuan dan keterlampilan serta aspek karakter dalam melakukan

tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat

dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat

kompetensi tertentu.24

Dari kurikulum ini melahirkan pola pembelajaran

22

Op.Cit, Herry Widyastono. hlm 119 23

Ibid, Herry Widyastono. hlm 119. 24

Das Sarilawati dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, SMAN 75 Jakarta, 24 November

2013.

16

tematik-integratif berbasis karakter dengan ruang diagnosis yang sangat

luas antara guru dan peserta didik, sehingga ruang ini memberikan gerak

kebebasan bagi peserta didik untuk lebih mengaktualisasikan potensinya

dan mengkontruksi ilmu pengetahuan, nilai, dan norma serta nilai

normatif-spriritualitasnya. (Loeloek Endah,2013:286).25

Selanjutnya

menurut Daryanto dan Herry Sudjendro, orientasi kurikulum 2013 adalah

terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap

(attitude), keterlampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).26

c. Komponen-Komponen Kurilum 2013

Kurikulum merupakan sebuah sistem dimana didalamnya terdapat

beberapa komponen yang saling terkait dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan mengemukakan bahwa komponen kurikulum terdiri dari :

komponen tujuan, komponen isi dan organisasi baahan pengajaran,

komponen pola dan strategi belajar mengajar, serta komponen evaluasi.

Keempat komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.27

1. Komponen tujuan

Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, maka tujuan kurikulum sebenarnya adalah tujuan dari

setiap program pendidikan yang akan ditanamkan pada diri peserta

didik. Dalam menentukan dan merumuskan tujuan kurikulum ada

empat sumber Yang dapat dijadikan landasan yaitu : falsafah bangsa,

strategi pembangunan, hakikat anak didik serta ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2. Komponen isi kurikulum

Komponen isi atau struktur kurikulum berkenaan dengan

pengetahuan ilmiah dan jenis pengalaman belajar yang akan diberikan

25

A. Sulaiman. Jurnal ISLAMADINA. (Pengambangan Kurikulum 2013 Dalam Paradigma

Pembelajaran Kontemporer) Vol. XVI No 1, 71- 95 Maret 2015. Hlm 77-78. Diakses Sabtu 23 Oktober

pukul 20.10. 26

Daryanto dan Herry Sudjendro, Siap Menyongsong Kurikulum 2013. (Yogyakarta: Gava Media,

2014) hlm 1. 27

Ali Mudofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar

dalam Pendidikan Agama Islam. (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2011) hlm 9.

17

kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan

dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalam belajar disesuaikan

dengan tingkat jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam

masyarakat, tuntunan dan kebutuhan masyarakat serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.28

Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam mernacang isi

kurikulum, yaitu29

:

a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan

sisiwa, artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak.

b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai

dengan tuntunan hidup nyata dalam masyarakat.

c. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya

mengandung aspek intelektual, moral, sosial dan skills secara

integral.

d. Isi kurikulum harus berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori,

prinsip, bukan hanya sekedar informasi yang teorinya masih

samar-samar.30

e. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan

pendidikan. Ini dikarenakan isi kurikulum berupa program

pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dalam

menghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi kurikulum tidak hanya berisikan pengetahuan ilmiah berupa

daftar mata pelajaran semata tanpa memperhatikan pengalaman

belajar yang bermakna, justru sebaliknya mata pelajaran itu

28

Yuna Mumpuni Rahayu. Jurnal Logika. (Pengaruh Perubahan Kurikulum 2013 Terhadap

Perkembangan Peserta Didik) Vol XVII No 3 Desember 2016, ISSN : 1978-2560, E-ISSN : 2442-5176.

Diakses Kamis 24 Oktober pukul 20.58.

29 Ibid. hlm 10.

30 Ibid. hlm 11.

18

hanyalah merupakan kemasan pengalaman belajar yang bermakna

yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran disekolah.31

3. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum

Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagi para

pelaksana pendidikan untuk mampu melaksanakan pembelajaran

dengan benar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam strategi

pelaksanaan kurikulum ini, yaitu: tingkat dan jenjang pendidikan,

proses belajar mengajar yang meliputi metode dan teknik

pembelajaran, media dan sarana yang dibutuhkan, bimbingan dan

penyuluhan, administrasi dan supervise, serta evaluasi dan penilaian

belajar.32

4. Komponen evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum yang dimaksud adalah menilai suatu

kurikulum sebagai program pendidikan untuk mengetahui efisiensi,

efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai

tujuan pendidikan. Disamping itu, evaluasi kurikulum dimaksudkan

sebagai feedback terhadap tujuan, materi, metode dan sarana dalam

rangka mengembangkan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum sebagai

program pendidikan untuk anak didik dapat dinilai dari sudut sistem.

Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi sebagai masukan (input)

program, proses pelaksanaan program, hasil output atau outcome

program dan dampak dari program.33

31

Ibid. Ali Mudofir, hlm 10. 32

Zaharah. Jurnal Rausyan Fikr (Analisis Pemahaman Guru Terhadap Konsep Kurikulum 2013

Dalam Pembuatan Perangkat Pembelajaran) Vol. 9 No. 1 Maret 2015, Diakses Sabtu 26 Oktober pukul

15.30. 33

Ibid. Ali Mudofir, hlm 11-12.

19

d. Landasan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013, dilandasi secara filosofis, yuridis

dan konseptual sebagai berikut.34

1) Landasan Filosofis adalah landasan penyusunan kurikulum yang di

dasarkan pada kerangka berpikir dan hakikat pendidikan yang

sesungguhnya.35

Dalam konteks ini landasan filosofis kurikulum 2013

yaitu :

a. Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan.

b. Filosofi pendidikan yang berbasis nilai-nilai luhur, nilai akademik,

kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

2) Landasan Yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai

paying hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.

Dalam penyusunan kurikulum 2013 ini, landasan yuridis yang

digunakan antara lain :

a. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan

Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

b. PP. No 19 Tahun 2005 tentang STandar Nasional Pendidikan.

c. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan

Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan

metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa

untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

3) Landasan Konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide

atau gagasan yang di abstraksikan dari peristiwa konkret.36

Dalam

penyusunan kurikulum 2013 ini landasan konseptualnya antara lain :

a. Relevansi Pendidikan (link and match).

b. Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter.

c. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).

34

E. Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2013) Hlm 64 35

M Fadhilah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA. (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2014) hlm 29. 36

Ibid, hlm 30.

20

d. Pembelajaran aktif (student active learning).

e. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.37

e. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dan peradaban dunia.38

Sejalan dengan hal itu, E. Mulyasa menjelaskan

bahwa tujuan tersebut ditempuh melalui penguatan sikap keterlampilan

dan pengetahuan.39

f. Prinsip-Prinsip Kurikulum dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu

aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut

peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan

komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Suatu

pembelajaran akan bisa disebut berjalan dan berhasil dengan baik apabila

ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti luas serta mampu

menumbuhkan kembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar,

sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama terlibat di

dalam proses pembelajaran itu, dapat dirasakan manfaatnya secara

langsung bagi perkembangan pribadinya.40

g. Fungsi Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Bagi guru, kepala sekolah,

pengawas, orang tua dan peserta didik. Adapun fungsi kurikulum sebagai

berikut (Sanjaya, 2011):

1) Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan

proses pembelajaraan. Proses pembelajaraan yang tidak berpedoman

pada kurikulum tidak akan berjalan dengan sistematis dan efektif,

37

Ibid. E. Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Hlm 64. 38

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. 39

Ibid. E. Mulyasa. Hlm 65. 40

Ibid. E. Mulyasa. Hlm 66

21

sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan sehingga segala

sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik diarahan untuk

mencapai tujuan. Tanpa kurikulum, dapat dipastikan pembelajaran

tanpa arah dan tujuan.

2) Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun

perencanaan dan program sekolah. Penyusunan karender sekolah,

pengajuan sarana prasarana sekolah kepada Komite Sekolah,

penyusunan berbagai kegiatan sekolah, baik intrakurikuler,

kokurikuler, ekstrakulikuler dan kegiatan-kegiatan lainnya didasarkan

pada kurikulum yang digunakan.

3) Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam

melakukan supervise ke sekolah. Dengan berpedoman pada

kurikulum, pengawas dapat melihat apakah program sekolah, termasuk

pelaksanaan pembelajaraan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai

dengan tuntutan kurikulum, bagian-bagian mana yang sudah

dilaksanakan, bagian-bagian mana yang sedang dilaksanakan dan

bagian-bagian mana yang belum dilaksanakan. Dengan demikian,

pegawas bisa memberikan masukan atau saran perbaikan.

4) Bagi orang tua peserta didik, kurikulum sebagai pedoman untuk

memberikan bantuan bagi penyenggaraan program sekolah dan

membantu putra-putrinya beajar dirumah sesuai dengan program

sekolah. Melalui kurikulum, orang tua dapat mengetahui tujuan yang

harus dicapai peserta didik serta ruang lingkup materi pelajaraan.

5) Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.

Melalui kurikulum, peserta didik dapat memahami kompetensi apa

yang harus dicapai, baik itu pengetahuan, keterlampilan, maupun

sikap. Ketika memulai pembelajaraan guru memberitahu peserta didik

tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mengikuti

pembelajaran, maka peserta didik bisa self-evaluation, melakukan

penilaian diri ketika pembelajaraan sudah selesai. Apa yang harus

22

dilakukannya setelah menguasai kompetensi tertentu dan apa yang

harus dilakukannya apabila dirinya belum menguasainya.

Alexander Inglis (dalam Sanjaya, 2011) mengemukakan enam fungsi

kurikulum untuk peserta didik, yaitu: (1) fungsi penyesuaian; (2) fungsi

integrasi; (3) fungsi diferensiasi; (4) fungsi persiapan; (5) fungsi

pemulihan; dan (6) fungsi diagnostik.41

h. Pengembangan Silabus dalam Kurikulum 2013

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang

implementasi kurikulum, yang mencangkup kegiatan pembelajaran,

pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta

penilaian autentik berbasis kelas. Silabus juga merupakan penjabaran lebih

rinci dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menimal

memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standar, metode

pembelajaran dan hasil belajar (learning outcomes) yang harus dimiliki

oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.42

Silabus kurikulum 2013 minimal memuat lima komponen utama,

yakni kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi standar,

kegiatan pembelajaran dan penilaian. Silabus ini umumnya sudah

disiapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Direktorat

Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Pusat Kurikulum (Puskur).

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran

untuk setiap bahan kajian. Pengembangan silabus harus dilakukan secara

sistematis dan mencangkup komponen-komponen yang saling berkaitan

untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dalam

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dikemukakan bahwa silabus paling

sedikit memuat sepuluh hal sebagai berikut.

1. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/SMALB/SMK/Paket C/Paket Kejuruan.

2. Identitas sekolah meliputi nama satauan pendidikan kelas.

41

Op.Cit, Harry Widyastono. Hlm 9-10. 42

E. Mulyasa. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018) hlm 70-71.

23

3. Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, penegtahuan dan keterlampilan yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan

mata pelajaran.

4. Kompetenisi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup

sikap, pengetahuan dan keterlampilan yang terkait muatan atau mata

pelajaran.

5. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).

6. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang

relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi.

7. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

9. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

10. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.43

i. Pengembangan RPP dalam Kurikulum 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana

yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran, untuk

mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah ditetapkan dan

merupakan komponen penting dari kurikulum 2013 yang

pengembangannya harus dilaksanakan secara professional.

Rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 yang akan

bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga

kegiatan yaitu : identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan

penyusunan program pembelajaran. Selanjutnya rencana pelaksanaan

pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan satu

43

E. Mulyasa. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi. Hlm 86-87.

24

sama lain.44

Berdasarkan Pasal 20 pada Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa,

perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan

penilaian hasil belajar.45

Pengambangan rencana pelaksanaan pembelajaran pada prinsipnya

harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terrhadap

materi standar yang dijadikan bahan kajian. Adapun beberapa prinsip

pengembnagan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan

implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dikemukakan dalam

Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, sebagai berikut.46

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,

tingkat intelektual, bakat, potensi, minat belajar, kemampuan sosial,

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar

belakang budaya, norma, nilai dan lingkungan peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan

kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,

dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan

remedial.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

44

E. Mulyasa. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2018) hlm 113. 45

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20. 46

Ibid. hlm 117.

25

kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu kebutuhan

pengalaman belajar.

7) Mengakomondasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas

mata pelajaran, lintas aspek belajar dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintigrasi,

sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

RPP sebagai mana dikemukakan diatas, dalam realisasinya

memerlukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan

jadwal pembelajaran serta pembagian waktu yang digunakan secara

proporsional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan

kelulusan, pencatatan kemajuan belajar pesrta didik, pembelajaran

remedial (remedial teaching), program pengayaan, program percepatan

(akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu

kosong. Guru professional pun harus mampu mengembangkan renncana

pembelajaran yang baik, logis, dan sistematis karena disamping untuk

melaksanakan pembelajaran, persiapan tersebut mengemban “professional

accountability.” Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki rencana

pembelajaran yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik

persiapan tertulis maupun tidak tertulis.47

j. Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013

Penerapan pendekatan pembelajaran saintifik (ilmiah) dalam

proses pembelajaran menjadi ciri yang khas dalam keberadaan kurikulum

2013. pendekatan Saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada aktifitas siswa melalui kegiatan mengamati, menanya,

menalar, mencoba dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran

disekolah.48

Selanjutnya dalam rangka menyukseskan implementasi

kurikulum 2013, terutama dalam membentuk dan menerjemahkan

kompetensi inti dan kompetensi dasar, para guru telah dilatih secara

47

Ibid. hlm 118. 48

Abdul Majid. Pembelajara Tematik Terpadu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014).

26

bertahap dengan berbagai model dan pendekatan pembelajaran.

Pendekatan yang dilatihkan dan diunggulkan adalah pendeketan saintifik

(saintifik approach).49

Selanjutnya hal ini sejalan dengan yang di jelaskan

oleh Abdul Majid dan Choerul Rochman menyatakan sebagai cirinya

dalam pembelajaran saintifik ini memiliki beberapa proses yang mengacu

pada kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterlampilan kerja

ilmiah. Proses-proses tersebut antara lain adalah :

1) Mengamati, bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan

konteks situasi nyata yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menanya, hal ini dilakukan sebagai salah satu proses membangun

pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum

dan teori untuk berfikir metakognitif.

3) Mencoba atau mengumpulkan informasi, bermanfaat untuk

meningkatkan siswa memperkuat pemahaman konsep dan prosedur

dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas dan

keterlampilan procedural.

4) Mengasosiasi, bertujuan untuk membangun kemampuan berfikir dan

bersikap ilmiah, data yang diperoleh di buat klasifikasi, diolah dan

ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik.

5) Mengkomunikasikan, merupakan sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisam, gambar atau sketsa,

diagram atau grafik.50

Proses-proses tersebut di harapkan siswa terlatih untuk berfikir

secara sistematis, kritis dan sesuai prosedur ilmiah, sehingga

menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

49

E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Rosdakarya,2015) hlm

99 50

Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013.

(Bandung: PT Rosdakarya, 2014) . hlm 107.

27

k. Penilaian Autentik

Penialaian autentik merupakan penilaian yang digunakan pada

kurikulum 2013, penilaian autentik adalah proses pengumpulan data

mengenai perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang telah peserta

didik lakukan dengan berbagai metode untuk membuktikan bahwa tujuan

pembelajaran telah tercapai. Penilaian tidak hanya dilakukan dari segi

pengetahuan saja tetapi dari segi sikap dan keterlampilan. Penilaian

autentik ini menjadi pembaharu dari penilaian tradisional, dimana

penilaian ini tidak hanya menilai hasil akhir tetapi menilai segala kegiatan

pembelajaran dikelas maupun di luar kelas yang terperhatikan bagaimana

perkembangannya.51

Penilaian autentik berdasarkan lampiran

Permendikbud no.66 Tahun 2013 mencakup penilaian autentik yang

merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai

dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran serta

hasil yang mencakup 3 aspek penilaian, yaitu sikap, pengetahuan dan

keterlampilan. Penilaian autentik ditekankan pada ranah tersebut sesuai

dengan tujuan pembelajaran.52

3. Efektivitas Pembelajaran PAI

a. Definisi Efektivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) efektivitas berasal

dari kata efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,

kesannya, manjur dan mujarab serta dapat membawa hasil, berhasil guna

tentang suatu usaha atau tindakan.

Efektivitas dalam proses pembelajaran dibagi menjadi 2 macam

yaitu, efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar murid. Efektivitas

mengajar guru yaitu hal-hal yang menyangkut jenis-jenis kegiatan belajar

dan mengajar yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik, sedangkan

efektivitas belajar murid yakni hal-hal yang menyangkut dengan

51

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum

2013) Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015) hlm 52. 52

Ibid, 54.

28

pencapaian tujuan pembelajaran melalui kegiatan belajar mengajar yang

telah ditempuh.53

Suatu kegiatan dapat dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut

dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang

diinginkan. Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana

dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran

sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula

diartikan sebagai ketetapan dalam mengelola situasi.54

b. Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar

dan mengajar. pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang

untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan

kejadian-kejadian ekstrem yang berperan terhadap rangkaian kejadian-

kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian pembelajaran adalah

proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar.

Adapun pengertian pembelajaran menurut para ahli antara lain:55

Menurut Gagne dan Briggs (1979), mengartikan instruction atau

pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedimikan rupa untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajar siswa yang bersifat internal.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk

membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar.

53

Madya Eka Susilo. Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Graila Indonesia, 2002) hlm 62-63. 54

Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008) hlm 287. 55

Ni Nyoman Parwati, dkk. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2018) hlm

107-108.

29

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar56

.

Berdasarkan beberapa pendapat menurut para ahli diatas, belajar

dan pembelajaran adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan

manusia. Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat terjadi dimana-mana,

misalnya sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Pembelajaran sebagai

suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar, tentunya memiliki unsur-unsur di dalamnya

seperti :

1) Lingkungan fisik

2) Lingkungan sosial

3) Penyajian oleh guru

4) Konten atau materi pembelajaran

5) Proses pembelajaran

6) Produk-produk pembelajaran

Unsur-unsur pembelajaran yang bersifat dinamis yang merujuk pada

dinamika siswa dalam belajar dapat dilihat dari ranag kognitif, afektif dan

psikomotorik yang seharusnya dapat didapatkan dalam proses

pembelajaran. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada proses belajar

yang penting untuk dipersiapkan oleh guru meliputi : Bahan ajar, suasana

belajar, media dan sumber belajar, dan guru sebagai subjek pembelar yang

aktif dan menarik perhatian para siswanya.57

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi satu sama lain guna untuk mencapai tujuan

pembelajaran itu sendiri. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri

atas siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium.

Material dalam pembelajaran meliputi buku-buku, audio, video, power

56

Ibid, Ni Nyoman Parwati, dkk. Hlm 109. 57

Ibid, Ni Nyoman Parwati, dkk. Hlm 109

30

point, laptop dan perlengkapan lainnya yang menjadi fasilitas dan

perlengkapan untuk menunjang proses pembelajaran. Adapun prosedur

pembelajaran meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,

praktik, belajar, ujian dan sebagainya.58

Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di

kelas atau disekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara

berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta

didik.59

Pembelajaran adalah suatu aktivitas (proses) mengajar-belajar yang

didalamnya terdapat dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Tugas dan

tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah mengelola

pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien dan positif.

Pengelolaan pembelajaran itu sendiri mengandung pengertian suatu upaya

untuk mengatur (mengendalikan) aktivitas pembelajaran berdasarkan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk menyukseskan tujuan

pembelajaran agar tercapai secara lebih efisien, efektif dan produktif yang

diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan dan diakhiri dengan

penilaian.60

c. Prosedur Pembelajaran

Rekayasa proses pembeajaran dapat di desain oleh guru,

sedemikian rupa. Idealnya kegiatan untuk siswa pandai harus berbeda

dengan siswa sedang atau kurang, walaupun untuk memahami satu jenis

konsep yang sama karena setiap siswa mempunyai keunikan masing-

masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pendekatan,

metode dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.

Istilah pendekatan, metode dan teknik bukanlah hal yang asing

dalam pembelajaran agama Islam. Dalam Islam kata pendekatan adalah

58

Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Cet ke-13 hlm 55. 59

Ni Nyoman Parwati, dkk. Hlm 114 60

Hamzah B. Uno, dkk. Pengembangan Kurikulum Rekayasa Pedagogik dalam Pembelajaran.

(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2018) hlm 199.

31

Madkhal, metode adalah thariqah dan teknik adalah uslub. Pendekatan

dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat dan

belajar mengajar agama Islam. Metode adalah rencana menyeluruh

tentang penyajian materi ajar secara sistematis dan berdasarkan

pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik

yang diimplementasikan dalam kelas sesuai metode dan pendekatan yang

dipilih.61

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan bersifat

aksiomatis, metode bersifat procedural dan teknik bersifat operasional.62

Pengembangan kegiatan belajar PAI harus diorientasikan pada

fitrah manusia yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu jasad akal dan ruh.

Ketiga dimensi dalam diri manusia tersebut haruslah dipelihara agar

terwujud keseimbangan (tawazun). Untuk mewujudkan keseimbangan

tersebut diperlukan ketepatan dalam menentukkan pendekatan, metode

dan teknik yang digunakan. Dalam pembelajaran PAI, penilihan ketiga hal

tersebut diorientasikan pada pembiasaan, pelatihan dan perenungan yang

dibantu oleh seseorang guru atau pembimbing.63

Dalam melaksanakan

tugas guru dibutuhkan profesionalisme agar tercapai efesiensi dan

efektivitas kerja sehingga guru dituntut untuk berusaha keras dalam

meningkatkan kualitas kerjanya.64

d. Ciri dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

1) Ciri-Ciri Pembelajaran

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu :

Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur

yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu

rencana khusus.

61

Fathul Jannah. Jurnal Dinamika Ilmu. (Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional).

Vol. 13 No. 2 Desember 2013. Diakses pada hari Senin 29 Oktobel pukul 10.20. 62

Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Cet ke-6

hlm 132 63

Ibid. Abdul Majid. hlm 133 64

Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Administrasi Guru. (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2014) hlm

3.

32

Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur

sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap

unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan

sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang

hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem

yang dibuat oleh manusia dan sistem alami (natural). Tujuan

utama sistem pembelajaran agar siswa belajar secara efisien

dan efektif.65

Tabel 2.1

Ciri-Ciri Pengajaran dan Pembelajaran

No. Pengajaran Pembelajaran

1. Dilaksanakan oleh mereka yang

berprofesi sebagai pengajar.

Dilaksanakan oleh mereka yang

dapat membuat orang belajar.

2. Tujuannya menyampaikan

informasi kepada pembelajar.

Tujuannya agar terjadi belajar

pada diri siswa atau pembelajar.

3. Merupakan salah satu

penerapan strategi pembelajar-

an.

Merupakan cara untuk

mengembangkan rencana yang

terorganisasi untuk keperluan

belajar.

4. Kegiatan belajar berlangsung

bila ada guru atau pengajar.

Kegiatan belajar dapat

berlangsung dengan atau tanpa

hadirnya guru.66

2) Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan

sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, yaitu sebagai berikut.67

65

Supardi. Kinerja Guru. hlm 66. 66

Op.Cit. Ni Nyoman Parwati, dkk. Hlm 114 67

Ibid, Ni Nyoman Parwati, dkk. Belajar dan Pembelajaran. Hlm 115

33

a. Menarik perhatian (gaining attention), hal yang menimbulkan

minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh,

kontradiksi, atau kompleks.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the

objectives), memberitahukan kemampuan yang harus dikuasi siswa

setelah selesai mengikuti pelajaran.

c. Mengingatkan konsep atau prinsip yang telah dipelajari

(stimulating recall or prior learning), merangsang ingatan tentang

pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk

mempelajari materi baru.

d. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus),

menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah

direncanakan.

e. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance),

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses atau

alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.

f. Memperoleh kinerja atau penampilan siswa (eliciting

performance), siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah

dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.

g. Memberikan umpan balik (providing feedback), memberitahu

seberapa ketepatan performance siswa.

h. Menilai hasil belajar (assessing performance), memberitahukan tes

atau tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan

pembelajaran.

i. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and

transfer), merangsang kemampuan mengingat-ingat dan

mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review

atau mempraktikkan apa yang telah dipelajari.68

68

Ibid, Ni Nyoman Parwati, dkk. Belajar dan Pembelajaran. Hlm 116.

34

e. Ciri-Ciri Pembelajaran yang Efektif

Menurut Eggen dan Kauchak yang dikutip oleh Bambang Wrsita,

ciri-ciri pembelajaran yang efektif yaitu69

:

1) Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya

melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-

kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan

generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.

2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi

dalam pelajaran.

3) Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada

pengkajian.

4) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dab tuntunan kepda

peserta didik dalam mengalisis informasi.

5) Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai

dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.

Sedangkan menurut Wottuba dan Wraight yang dikutip oleh Bambang

Warsita menyimpulkan ada tujuh indikator yang menunjukkan

pembelajaran yang efektif yaitu :

1) Pengorganisasian pembelajaran dengan baik

2) Komunikasi secara efektif

3) Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajran

4) Sikap positif terhadap peserta didik

5) Pemberian ujian dan nilai yang adil

6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran

7) Hasil belajar peserta didik yang baik.70

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran dapat terjadi karena adanya persiapan atau perencanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses pembelajaran yang

69

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya (Jakarta: Rineka Cipta,

2008) hlm 289. 70

Ibid, Bambang Warsita. hlm 289-290.

35

menarik dan tidak membosankan serta menghasilkan hasil belajar peserta

didik yang baik.

f. Efektivitas Proses Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang

bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun

bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan

pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta

dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam

kehidupan mereka.

Efektif dalam belajar menurut Makmun yang dikutip oleh Syaiful

Sagala adalah71

:

Bahwa membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar

itu (setidak-tidaknya sampai batas tertentu) relative tetap dan setiap

saat diperlukan dapat diproduksi dan dipergunakan seperti dalam

pemecahan masalah (problem solving) baik ujian ulangan dan

segalanya maupun penyelesaian diri dalam kehidupan sehari-hari

dalam rangka mempertahankan hidupnya. Efektif belajar dapat

ditunjukkan dengan cara sebagai berikut : 1) Tepat waktu, efisien

waktu, 2) Pertanyaan sederhana dapat informasi lengkap, 3) Cepat

penguasaan konsep, 4) Metode tepat sesuai dengan kompetensi

dasar, standar kompetensi, indikator dan 5) irit biaya.

Konsep belajar adalah membangun makna terhadap

pengalaman informasi oleh si pembelajar dan guru atas dasar

pengetahuan yang dimiliki. Makna ini terbangun dari persepsi dan

perasaan pesertad di dalam kegiatan, sehingga mereka belajar

berbuat menggunakan bahasa atau istilah dipahami oleh peserta

didik untuk menggunakan gagasannya, adapun perbedaan yang

menjadikan peserta didik menjadi kreatif dan saling menghargai

pendapat masing-masing.

71

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.(Bandung : Alfabeta,

2009) hlm 164-165

36

Dengan demikian penulis dapat mengemukakan bahwa dalam

proses pembelajaran yang efektif perlu adanya pendekatan dan metode

khusus yang guru kembangkan agar terciptanya iklim pembelajaran yang

kondusif dan menyenangkan.

B. Penelitian Relevan

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah

dilakukan peneliti sebelumnya, yaitu :

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bambang Suryadi72

, dalam

penelitiannya yang berjudul “Kesiapan Guru-Guru Madrasah dalam

Mengimplementasikan Standar Penilaian Pendidikan untuk Kurikulum

2013 di Jakarta Selatan” dengan hasil penelitian yang menunjukan

kesiapan guru-guru madrasah dalam standar penilaian implementasi

Kurikulum masih relatif rendah. Penelitian tersebut menggunakan metode

kuantitatif dengan instrument penelitiannya berupa angket.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlailah Hafazah73

, dalam

penelitiannya yang berjudul “Persepsi Guru Tentang Penerapan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Hubungannya dengan Kinerja Guru di

Madrasah Aliyah Negeri Cipondoh Tangerang” dengan hasil

penelitiannya memiliki 86,7% persepsi positif tentang kurikulum berbasis

kompetensi. Adapun tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui persepsi

guru tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi di Madrasah

Aliyah Negeri Cipondoh Tangerang.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Mulyanah74

yang berjudul

“Hubungan Pemahaman Tentang KTSP Terhadap Kinerja Guru PAI di

MIS. Mathla’ul Anwar Bojong Abuya, Bogor” dengan hasil

penelitiannya terdapat korelasi positif antara hubungan pemahaman guru

72

Bambang Suryadi, Skripsi : Kesiapan Guru-Guru Nadrasah dalam Mengimplementasikan

Standar Peniliaian Pendidikan untuk Kurikulum 2013 di Jakarta Selatan.(UIN Jakarta, 2014). 73

Nurlailah Hafazah, Skripsi : Persepsi Guru Tentang Penerapan Kurikulum Berbasis

Kompetensi Hubungannya dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Cipondoh Tangerang”.(UIN

Jakarta, 2006). 74

Siti Mulyanah, Skripsi : Hubungan Pemahaman Tentang KTSP Terhadap Kinerja Guru PAI di

MIS. Mathla’ul Anwar Bojong Abuya, Bogor.(UIN Jakarta, 2015).

37

PAI tentang KTSP terhadap Kinerja guru di MIS. Mathla’ul Anwar

Bojong Abuya, Bogor. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan

korelasi product moment sebesar 0.039 (kategori korelasi sedang).

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya perubahan dan pengembangan kurikulum sebagai jawaban

terhadap berbagai kritikan kurikulum sebelumnya, serta untuk menjawab

kebutuhan perkembangan zaman. Kurikulum 2013 ini merupakan salah salah

upaya pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan yang didasari oleh

pemikiran tentang tantangan masa depan. Dalam pelaksanannya kurikulum 2013

menjadi salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang

diamatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Selanjutnya dalam dimensi prosesnya kurikulum dapat

dikembangkan oleh lembaga pendidikan baik kepala sekolah maupun guru mata

pelajaran.

Dalam setiap profesi pekerjaan menuntut seseorang untuk menjalankan

profesinya dengan profesioanal, termasuk pekerjaan menjadi seorang pendidik

atau seorang guru, dalam pelaksanaanya disekolah profesi guru harus dilakukan

dengan profesional yang dilaksanakan secara efektif dan efeisien agar tercapai

tujuan yang diharapkan. Selain mengajar seorang guru juga sebagai pemegang

jantungnya pendidikan, sehingga dalam melaksanakan tugasnya guru harus

memiliki kemampuan menyusun hal-hal yang berkaitan dengan administratif

pembelajaran, yang dimaksudkan hal ini adalah kurikulum. Kurikulum yang

berlandaskan menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui

penguatan sikap, keterlampilan dan pengtahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini

kompetensi seorang guru akan terlihat dengan baik jika guru tersebut memiliki

pemahaman yang baik tentang kurikulum 2013 sehingga ia akan benar-benar

paham bagaimana cara membuat pembelajaran yang berarti kepada para siswa-

siswinya, seperti paham bagaimana mengkondisikan kebutuhan para siswa-

siswinya mengenai pembelajaran, serta mampu mengembangkan metode

pembelajaran aktif dan mampu menyusun hal-hal administratif pembelajaran yang

sesuai dengan kurikulum 2013.

38

Dengan adanya kurikulum 2013 yang menitik beratkan kepada siswanya

proses pembelajaran yang aktif, diharapkan siswa dapat lebih memahami apa

yang telah disampaikan oleh guru sehingga setelah siswa mempelajari ilmu agama

dikelas yang diharapkan dapat berdampak positif pada perkembangan agamis

siswa terutama dalam melakukan kegiatan ibadah siswa maupun kegiatan-

kegiatan positif lainnya. Pembelajaran PAI menjadi pembelajaran yang sangat

penting di sekolah, karena pelajaran agama menjadi pondasi keimanan siswa

dalam bertingkah laku di sekolah maupun di masyarakat.

Berdasarkan pandangan diatas, pemahaman tentang kurikulum 2013 harus

dimiliki oleh guru agar mereka dapat melaksanakan pembelajaran yang bermakna

sesuai dengan kebutuhan para siswa-siswinya mengenai pembelajaran PAI

disekolah yang aktif dan berkesan, sehingga ada efek positif sikap siswa setelah

mengikuti pelajaran PAI. Jika para siswa merasakan merasa senang dan antusias

dalam melaksanakan pembelajaran PAI maka tercapainya tujuan pendidikan yang

sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utama dari pelaksanaan kurikulum 2013.

Oleh karena itu, diharapkan pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013

dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran PAI di kelas serta dapat menjadi

petunjuk untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran, sehingga nantinya akan ada hubungan positif antara pemahaman

guru PAI tentang kurikulum dengan efektivitas pembelajaran PAI.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dasar teori dan kerangka berpikir diatas, hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pemahaman guru PAI

tentang Kurikulum 2013 terhadap Efektivitas Pembelajaran PAI.

Ho : Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara pemahaman guru

PAI tentang Kurikulum 2013 terhadap Efektivitas Pembelajaran PAI

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat di SMAN 1

Parung Kabupaten Bogor, yang beralamat lengkap di Jln. H Mawi No.17 Rt

13/01, karena SMAN 1 Parung merupakan salah satu SMA Negeri favorit di

wilayah Parung Bogor, sekolah tersebut juga sudah menggunakan kurikulum

2013 sejak tahun 2015 sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan semester genap

tahun ajaran 2019/2020, tepatnya bulan November 2019.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif dilakukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, selanjutnya analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan menuturkan dan menafsirkan data

yang berekanaan dengan fakta, keadaan, variabel dan hipotesis yang telah

ditetapkan.75

Untuk memperoleh data, informasi, dan fakta yang mengungkapkan

dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan

wawancara.

Selanjutnya, penulisan dalam skripsi ini mengacu pada buku pedoman

penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari benda yang

nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan

memiliki karakter tertentu dan sama. Suharismi Arikunto mengatakan dalam

bukunya jumlah subjeknya besar (lebih dari 100 orang), dapat diambil antara 10-

75

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017) cet ke-

25 hlm 8.

39

40

15% atau 20-25% atau lebih.76

Oleh karena itu, peneliti akan mengambil 10%

dari populasi siswa SMA Negeri 1 Parung, yaitu sebanyak 100 orang. Dan

pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.77

Untuk kepentingan penelitian, jumlah populasi siswa-siswi SMA Negeri 1

Parung berjumlah 985 orang, diambil 10% dari jumlah tersebut. Dengan demikian

maka 100 orang yang peneliti targetkan dalam penelitian ini.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga dapat di peroleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2000).

Sedangkan menurut Nazir variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai. (M Nazir, 2003).78

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 variabel yaitu :

1. Variabel Independent (X) adalah Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum

2013, penelitian ini menggunakan instrument kuesioner atau angket.

2. Variabel Dependent (Y) adalah Efektivitas pembelajaran PAI, dalam variabel

ini peneliti menggunakan instrumen wawancara dan angket.

Tabel 3.1

Variabel (X) Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013

Variabel Dimensi Indikator

1.Pengembangan

RPP

-Menyebutkan tujuan yang

hendak dicapai dalam

pembelajaran

-Melaksanakan pembelajaran

dengan tepat waktu

76

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2009) hlm 85. 77

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2009). Hlm

85 78

Muslich Ansori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif . (Surbaya : Airlangga

University Press, 2009). Hlm 56-57.

41

Pemahaman

Guru PAI

Tentang

Kurikulum 2013

2.Pengembangan

Silabus

-Materi yang disampaikan sesuai

dengan KI-KD dan Indikator

-Mengalokasikan materi

pembelajar sesuai dengan

kalender pendidikan

3. Pembelajaran

Saintifik

-Menggunakan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran di

kelas

-Menyebutkan langkah-langkah

pembelajaran saintifik

-Mengamati setiap proses

pembelajaran di kelas

-Menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi

4.Penilaian

Autentik

-Memberikan penilaian yang

sesungguhnya kepada siswa

-Melakukan tes dan praktik untuk

melatih kemampuan siswa

dalam memahami materi

pelajaran

-Melakukan evaluasi berkelanjut-

an pada siswa yang belum

memahami materi pelajaran

5. Evaluasi dan

Pelatihan

Kurikulum 2013

- Pelatihan atau workshop guru

PAI

42

Tabel 3.2

Variabel (Y) Efektivitas Pembelajaran PAI

Variabel Dimensi Indikator

Efektivitas

Pembelajaran PAI

Di SMAN 1

Parung

1.Pengertian

efektivitas

pembelajaran PAI

-Menyebutkan pengertian

efektivitas pembelajaran PAI

-Guru menggunakan bahasa

yang mudah di pahami siswa

2.Ciri-ciri

pembelajaran

efektif

-Menyebutkan pembelajaran

efektif

-Menyebutkan ciri-ciri

pembelajaran yang efektif

-Materi yang disampaikan guru

sesuai dengan KI-KD

3.Penjelasan materi

pengajaran

-Memperhatikan penjelasan

materi pelajaran

-Bertanya saat proses

penjelasan materi

- Guru mampu mengekplorasi

pelajaran dengan kondisi atau

fenomena alam sekitar.

4. Pendekatan atau

strategi belajar

-Ketertiban dalam kegiatan

belajar

-Mengemukakan pendapat

-Mencapai penjelasan yang

disampaikan guru

-Mengikuti proses

pembelajaran

5.Pemanfaatan

media

pembelajaran

-Menggunakan media

pembelajaran

-Menggunakan media

43

atau sumber

belajar

pembelajaran sesuai dengan

materi pembelajaran

-Bersungguh-sungguh dalam

mempelajari sumber belajar

-Siswa menekuni dalam

mempelajari sumber yang

ditentukan oleh guru

6. Penilaian proses -Mengerjakan tugas atau

latihan yang diberikan guru

-Menjawab pertanyaan guru

-Siswa mampu menerapkan

kebaikan dan hal positif yang

disampaikan oleh guru PAI

dalam menjalankan kehidup-

an sehari-hari.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

teknik pengukuran. Adapun alat-alat pengukuran yang digunakan peneliti adalah

sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi sebagai salah satu metode atau alat penelitian, yaitu dengan

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan

penelitian dan merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi

langsung, mengmati dan mencatat. Observasi ini dilakukan dengan cara

mendatangi sekolah yang menjadi tempat observasi.

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan untuk meneliti pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung

44

menggunakan skala likert yang digunakan untuk melihat atau mengukurpada

penelitian ini. Dalam kuesioner terdapat 30 butir pernyataan, yang terdiri dari

15 butir pernyataan untuk variabel pemahaman guru PAI tentang kurikulum

2013 dan 15 butir pernyataan variabel efektivitas pembelajaran PAI.

Kuesioner tersebut ditunjukan kepada siswa dan siswi SMAN 1 Parung untuk

mengetahui pengaruh pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 terhadap

efektivitas pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung.

3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan

antara pewancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterviu

(interviewee) dengan tujuan untuk memproleh informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti. Wawancara merupakan cara pngumpulan data yang langsung dari

sumbernya tentang berbagai gejala sosial, baik yang terpendam (latent)

maupun tampak.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian yang berupa catatan, transip, buku, surat kabar,

agenda dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk mencari informasi

tentang profil sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sekolah, dan

nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipakai untuk menjembatani

antara subjek dan objek secara substansial antara hal-hal teoritis dengan empiris,

antara konsep dengan data, serta sejauh mana data mencerminkan konsep yang

ingin diukur tergantung pada instrument yang substansinya disusun berdasarkan

penjabaran konsep yang dipergunakan untuk mengumpulkan data sehingga lebih

mudah diolah.79

Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka digunakan dua

jenis instrumen, yaitu kuesioner dan pedoman wawancara.

79

Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. ( Bandung: Refika

Aditama, 2014) hlm 94.

45

1. Kuesioner (angket)

Angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Angket ini

diberikan kepala siswa-siswa SMA Negeri 1 Parung untuk mendapatkan

informasi tetang pengaruh pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013

terhadap efektivitas pembelajaran PAI. Selanjutnya angket ini bersifat

tertutup, yaitu jawaban yang diberikan sudah ditentukan terlebih dahulu dan

responden tidak diberikan kesempatan memberikan jawaban lain. Sedangkan

alternatif jawaban digunakan adalah Selalu, Sering, Kadang-Kadang dan

Tidak Pernah.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data

yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh

melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah SMA Negeri 1

Parung Ikhwan Setiawan, S.Pd., guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1

Parung Drs. H Sodikin, M,Si., Fatma Yeni, S.Ag., dan Dendi Suhendar, S.PdI.

3. Uji coba Instrumen

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji validitas dan uji

reliabilitas terlebih dahulu. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul,

selanjutnya dipilihlah butir soal yang valid dan reliabel.

a. Uji validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.80

Perhitungan validitas dapat menggunakan rumus korelasi product moment,

yaitu :

rxy = ( ) ( ) ( )

√( ( ) ( ) ) ( ( )( ) )

Keterangan :

R : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

80

Ibid, Sugiono. Hlm 267

46

N : Jumlah Responden (Number Of Cases)

XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X2 : Jumlah seluruh skor X

Y2 : Jumlah seluruh skor Y

Dalam penelitian ini uji validitas diujikan siswa-siswa yang

berjumlah 100 orang dengan taraf signifikasi 5% sehingga diperoleh r

tabel = 0,195 untuk mengetahui apakah instrument tersebut valid atau

tidak maka r hitng dibandingkan dengan r tabel dengan kriteria, jika r

hitung lebih besar dari r tabel maka instrument tersebut tidak valid. Hasil

output penelitian ini menggunakan MS.Excel 2010 dan tabulasi data hasil

perhitungan MS.Excel dapat dilihat pada tabel lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas

data atau temuan.81

Untuk menguji reliabilitas instrumen agar dapat

dipercaya, peneliti menggunakan rumus yang ada pada SPSS versi 2.3.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan

keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami

bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tetapi juga oleh orang lain.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk mencari dan mengetahui

presentase setiap data adalah sebagai berikut :

a. Editing, yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diolah. Semua angket

harus diteliti satu persatu tentang kelangkapan dan kebenaran pengisian

angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.

b. Scoring, setelah melalui tahapan editing, maka penulis memberikan skor

terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Dalam menentukan scoring hasil

penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai

berikut :

Angka 4 mempunyai arti selalu

Angka 3 mempunyai arti sering

81

Ibid, Sugiono. Hlm 268.

47

Angka 2 mempunyai arti kadang-kadang

Angka 1 mempunyai arti tidak pernah

c. Tabulating adalah memasukkan data pada tabel-tabel terntentu dan mengatur

angka-angka serta menghitungnya.

d. Mengolah data menggunakan SPPS versi 2.3

Dalam rangka menjawab pertanyaan utama penelitian ini, penulis

menggunakan metode statistika karena adanya data berupa angka-angka yang

merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Untuk mengetahui

kecenderungan tiap item jawaban yang dipilih seluruh responden peneliti

menggunakan tabel frekuensi. Rumus yang digunakan :

P =

x 100%

Diketahui:

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi jumlah responden

N = Number of Cases (Jumlah data responden)

Kemudian untuk mengetahui tingkat pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013 dan efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung,

peneliti menggunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

1) Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

2) Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian, yakni dengan menggunakan rumus

mean yaitu :

Mx =

Keterangan :

Mx : Mean atau nilai rata-rata

48

∑X : Jumlah skor pada setiap indikator

N : Banyaknya responden

3) Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus :

x 100%

Tabel 3.3

Skala Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 dan

Efektivitas Pembelajaran PAI

No. Skor Keterangan

1. > 80% Sangat Baik

2. 61% - 80% Baik

3. 41% - 60 % Cukup

4. < 40 % Tidak Baik

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Syarat yang harus dipenuhi adalah data

berdistribusi normal. Nomalitas data penting karena dengan data yang

berdistribusi normal, maka data tersebut diangkap mewakili populasi.82

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan SPSS dengan metode uji

Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi

adalah sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus yang ada pada SPPS yaitu dengan Analyze-Compare

Means dan One Way Anova. Berikut ini adalah dasar pengambilan

keputusan dalam uji homegenitas.

1) Jika signifikasi < 0,05 maka varian tidak homogeny

82

Duwi Priyatno, Panduan Pratis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : Andi Offset,

2017) hlm 85.

49

2) Jika signifikasi > 0,05 maka varian homogen.

c. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas data, yaitu

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji ini

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi pearson atau regresi

linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity pada

taraf signifikasi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

linear bila signifikasi (Deviation for linearity) lebih dari 0,05.83

2. Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, selanjutnya akan diolah dengan

menggunakan analisis statistik dengan menggunakan korelasi product moment

(rxy atay rhitung), guna membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang

berbeda agar dapat diketahui tingkat hubungan antara dua variabel tersebut.

Dengan dasar pengambilan keputusan uji korelasi sebagai berikut :

a. Berdasarkan pedoman derajat hubungan

Rumus yang digunakan dalam mencari angka korelasi dengan

rumus :

rxy = ( ) ( ) ( )

√( ( ) ( ) ) ( ( )( ) )

Keterangan :

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

∑X : Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y : Jumlah skor dalam sebaran Y

∑XY : Jumah hasil kali skor X dengan skor Y

∑X2 : Jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N : Banyaknya subjek (Number of cases)

83

Ibid, Dwi Priyatno. Hlm 95.

50

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi, maka dapat

dilihat kriteria korelasi koefisien besar “r”, sebagai berikut.84

Tabel 3.4

Koefisien dan Tingkat Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

b. Berdasarkan uji t, dengan rumus85

:

t = r √

Kriteria Pengujiannya :

Jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

Jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel maka H0 diterima.

H. Hipotesis Statistik

Berdasarkan hipotesis yang dilakukan yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara pemahaman guru PAI tentang Kurikulum

2013 terhadap proses pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung.

H1 : Terdapat pengaruh antara pemahaman guru PAI tentang Kurikulum 2013

terhadap proses pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung..

Kemudian hipotesis statistiknya, yaitu :

1. Ho = rhitung ≤ rtabel

Apabila rhitung lebih kecil dari rtabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak

2. Ha = rhitung ≥ rtabel

Apabila rhitung sama atau lebih besar dari rtabel , maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

84

Opcit, Sugiyono. Hlm 184 85

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: PT Alfabeta, 2017)

hlm 184.

51

1. H0 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara pemahaman guru PAI tentang

Kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung.

H0 ≠ 0; Terdapat pengaruh antara pemahaman guru PAI tentang Kurikulum

2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung.

2. Ha = 0; Tidak terdapat pengaruh antara pemahaman guru PAI tentang

Kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung.

Ha ≠ 0; Terdapat pengaruh antara pemahaman guru PAI tentang Kurikulum

2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung.

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Biografi SMA Negeri 1 Parung

SMA Negeri Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 berdasarkan SK

Mendikbud No 0601/O/1985. Awalnya SMAN 1 Parung merupakan filial

(kelas Jauh) SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung sendiri di Jl Waru

Jaya, Desa Waru Jaya, Kec.Parung sejak tahun 1987. Sampai tahun 2018 telah

meluluskan sebanyak 32 angkatan.

a. Manajemen SMA Negeri 1 Parung

1) Kepala Sekolah : Ikhwan Setiawan M.Pd

2) Wakil Kepala Sekolah :

a) Drs. Sodikin M.si (bidang Kesiswaan)

b) Beni Sanigraha M.Pd (bidang Kurikulum)

c) Hasanudin S.Pd (bidang Sarpus)

3) Kepala Tata Usaha : Hj. Marcia Riyantini, S.Pd

b. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parung

NPSN : 301020210051 / 20200602

Akreditasi Sekolah : Terakreditasi A

Alamat : Jl. H Mawi No 17 Desa Waru Jaya Kec. Parung

Kab. Bogor 16330

Telepon : (0251) 8542063

E-mail : [email protected]

Website : http://www.sman1parung.sch.id

c. Visi Sekolah

Sesuai amanat Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor

20 tahun 2003 tentang, Sistem Pendidikan Nasional. Maka visi SMA

Negeri 1 Parung adalah mewujudkan siswa dan warga sekolah yang,

52

53

“Berakhlak mulia, berkualitas yang berbudaya lingkungan dan

berkarakter kebangsaan serta unggul dalam prestasi, berdasarkan iman

dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Melalui peningkatan standar

proses.”

d. Misi Sekolah

SMA Negeri 1 Parung mengemban misi, yaitu:

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama

yang dianut.

2) Membantu pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia.

3) Melaksanakan pembelajaran efektif, inovatif, konsisten dan bermutu.

4) Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat

nasional, regional, dan internasional.

5) Membantu dan mengembangkan potensi peserta didik secara utuh

sebagai masyarakat belajar sepanjang hayat.

6) Memfasilitasi pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki

budaya hidup sehat.

7) Membantu pembentukan peserta didik yang berdisiplin, mandiri dan

bertanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya.86

e. Data Guru

Tabel 4.1

Data Guru

N0 NAMA GURU

BIDAN

G

TUGA

S

KELAS JML TUGAS

TAMBAH

AN

KET

X XI XII JAM

1

IKHWAN SETIAWAN,

S.Pd

NIP.

196408241988111001

NUPTK

6156742644200023

BIOLOGI 0 0 0 0 Kepala

Sekolah

86

Data SMA Negeri 1 Parung.

54

2

HERYANI FATMAH,

S.Pd

NIP.

196308111988112001

NUPTK

8143741643300043

BIOLOGI 9 0 28 37

Pemb. Waka

Ur.

Kurikulum

Bid. Adm

PBM/ Wali

Kls XII IPA 5

3

Drs. H. SODIKIN, M.Si

NIP.

196011081986031006

NUPTK

7440738641200023

Pend

Agama &

Budi

Pekerti

0 12 15 27

Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Kesiswaan

4

Hj. ATIH SRI

NISWATI, S.Pd.

NIP.

195902231983032004

NUPTK

3555737639300012

KIMIA 0 24 0 24 Wali Kelas

XI IPA 2

5

Drs. DODI PUJIONO

NIP. 1963

02261989031004

NUPTK

1558741643200022

BAHASA

INDONE

SIA

1

2 16 0 28

Wali Kelas

XI IPS 1

6

Dra. MUSYAROFAH,

M.Pd.

NIP.19670412198811

2002

NUPTK

6744745646300022

BIOLOGI 1

2 28 0 40

Pemb. Waka

Ur.

Kurikulum

Bid.

Penilaian /

Wali Kls XI

IPA 1

7

Dra. HENI RISWANTI

NIP.19640526198703

2003

NUPTK

7858742644300012

BAHASA

INDONE

SIA

4 12 8 24 0

8

Drs. H. JAMALUDIN

NIP .

195810051992031005

NUPTK

6337736636200003

SOSIOL

OGI 0 0 24 24

9

Dra. Hj.MASRUAH

NIP.

196309091990102001

NUPTK

BAHASA

INDONE

SIA

0 0 28 28 Wali kelas

XII IPS 1

55

3241741643300073

10

HEDI

HERYANA,S.Pd.

NIP

.19640624198703100

3

NUPTK

9956742643200012

SEJARA

H 0 8 18 26

Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Humas

11

Dra. Hj.IYAH

KHOMSIYAH

NIP .

195810081993032002

NUPTK

3340736638300043

BP/ BK 0 35 0 35 216 ssw / 35

jam

12

SALMIAH,S.Pd

NIP.

196007031985032010

NUPTK

1035738640300053

BP/ BK 0 0 35 35

Koordinator

BP/BK 216

siswa / 35

Jam

13

BENI SANIGRAHA,

M.Si.

NIP.

196609271991031010

NUPTK

5259744647200033

FISIKA 0 12 0 12

Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Kurikulum /

Koordinator

PKB

14

Dra. DEDEH

MINTARSIH

NIP

196905231994122002

NUPTK

3855747648300012

KIMIA 0 0 28 28

Kepala

Laboratoriu

m IPA

15

Hj. SUGIARTI, S.Pd.

NIP.

196808131992012003

NUPTK

7545746649300022

MATEM

ATIKA 0 36 0 36

Wali Kelas

XI IPS 4

16

DEWI SARTIKA, S.Pd.

NIP.19680320199002

2001

NUPTK

MATEM

ATIKA

2

0 4 0 24

56

6652746647300022

17

MUCH. GUNAWAN,

S.Pd. Fis

NIP.

197001111992011001

NUPTK

0443748649200022

FISIKA 1

5 8 0 23

Wali Kelas X

IPA 2

18

TRI

SUSILOWATI,S.Pd.

NIP

.19690302199702200

1

NUPTK

5634747648300002

GEOGR

AFI 0 16 16 32

Wali Kelas

XII IPS 4

19

HASANUDIN,S.Pd

NIP

.19720826199803100

3

NUPTK

1158750652200033

PEND.

SENI &

BUDAYA

0 18 0 18

Wakil

Kepala

Sekolah

Bidang

Sarpras

20

Dra. NENENG

SUMIATI

NIP .

196601161997022002

NUPTK

1348744646300043

BP/BK 4

0 0 0 40

252 ssw / 40

jam

21

Hj. SUHARTI,S.Pd

NIP .

196704061991032003

NUPTK

9738745647300062

PEND.

SENI &

BUDAYA

6 0 18 24 Wali kelas X

IPA 3

22

Ir.SRI NENDAH P.

NIP

.19650129200012200

1

NUPTK

2461743644300022

MATEM

ATIKA 0 0 36 36

Wali Kelas

XII IPA 1

23

YENNI,S.Pd.

NIP.19660111200801

2002

NUPTK

PENJAS

KES

2

7 0 0 27

Wali Kelas X

IPA 1

57

6443744647210040

24

PUJI

RAHMAWATI,S,Si

NIP.19680103200801

2001

NUPTK

1435746648300052

KIMIA 2

1 4 0 25

Wali Kelas X

IPA 5

25

TITIN KUSTINI,S.Pd.

NIP.19810301200801

2009

NUPTK

1633759660300062

PKn 1

0 0 18 28

Wali Kelas X

IPS 4

26

YEYET NURHAYATI,

M.Pd.

NIP

.19780208200801201

1

NUPTK

9540756656300002

BAHASA

INGGRI

S

0 8 18 26 Wali Kelas

XII IPA 3

27

RIONO BASUKI,S.Pd.

M.Pd.

NIP.19810504200902

1002

NUPTK

836759660200032

PENJAS

KES 0 0 27 27

Pembina

OSIS

28

JUITA

WULANDARI,S.Pd.

NIP.19750124200902

2001

NUPTK

8456753654300020

BAHASA

JERMAN

2

7 0 0 27

Kepala

Perpustakaa

n / Wali

Kelas X IPA

4

29

FATMA YENI,S.Ag

NIP.

197702162014052001

NUPTK

8548755657300012

Pend

Agama &

Budi

Pekerti

2

7 0 0 27

Wali Kelas X

IPS 1

30

NURIA AMALIA,S.E

NIP

198208242010012065

EKONO

MI 0 0 28 28

Wali Kelas

XII IPS 3

31 SUMIATI,S.Pd

NUPTK EKONO 2

8 0 29

58

0362749651300053 MI 1

32

DENDI

SUHENDAR,S.Pd I

NUPTK

2936757658200022

Pend

Agama &

Budi

Pekerti

0 15 12 27 Wali Kelas

XI IPA 4

33

KRISTINAWATI,S.Pd

NUPTK

2738757662300002

Prakarya

&

Kewiraus

ahaan

0 0 18 18 Wali Kelas

XI IPS 3

KRISTINAWATI,S.Pd

NUPTK

2738757662300002

EKONO

MI 0 20 0 20

34

HELGA DWI

MARYANTI,S.Pd.

NUPTK

8663756656300002

MATEM

ATIKA 0 4 20 24

Wali Kelas

XII IPA 4

35

ANDI ROHMAN,SPd

NUPTK

9556750653200013

BAHASA

SUNDA

1

8 16 0 34

36

ZULFAN SAPTONO

BAHASA

INGGRI

S

2 10 0 12 Wali Kelas X

IPS 2

ZULFAN SAPTONO

PEND.

SENI &

BUDAYA

1

2 0 0 12

37

EMI MARYANI,S.Pd

BAHASA

INGGRI

S

1

2 0 0 12

Wali Kelas

XI IPA 3

EMI MARYANI,S.Pd

BAHASA

INDONE

SIA

1

2 8 0 20

38 RUDI HERMANTO,

M.Pd.

SEJARA

H 0 18 16 34

Wali Kelas

XI IPA 5

39

SAIDAH

ROSIDAH,S.Ag

NUPTK

7541748648210003

BAHASA

SUNDA 0 2 18 20

Wali Kelas

XII IPS 2

40 TIKA FEBRI

Prakarya

& 0 18 0 18

Wali Kelas

59

LESTIANI,S.Pd Kewiraus

ahaan

XI IPS 2

TIKA FEBRI

LESTIANI,S.Pd

GEOGR

AFI

1

2 0 0 12

41

SUSILAWATI,S.Pd.Fis MATEM

ATIKA

1

6 0 0 16

Wali Kelas

XII IPA 2

SUSILAWATI,S.Pd.Fis FISIKA 0 0 20 20

42 WINDA

SETIOWATI,S.Pd PKn 8 18 0 26

Wali Kelas X

IPS 3

43

WINDA

SETIOWATI,S.Pd

SEJARA

H 8 0 0 8

MUHAMAD ALI,S.Pd MATEM

ATIKA

1

5 12 0 27

44 MARATUS SHOLIKA,

S.Pd.

SEJARA

H

2

2 8 0 30

45 RAMDHANI FAISAL,

S,Pd.

PENJAS

KES 0 27 0 27

46 DEDE WAHYUDI

BAHASA

INDONE

SIA

0 0 0 0

47 DINDA

WIDYASTUTI,S.Pd

Prakarya

&

Kewiraus

ahaan

1

8 0 0 18

48

EFRI YANTHI PUTRI,

S.Pd.

SOSIOL

OGI 0 20 0 20

EFRI YANTHI PUTRI,

S.Pd.

GEOGR

AFI 0 4 0 4

49 IMAS FEBRIANTI

PUTRI, S.Pd

BAHASA

INGGRI

S

4 0 0 4

50

IRMADELA RIZKY

KARIMAH. S.Pd.

Kons.

BP/BK 6 6 18 30 185 ssw 30

Jam

51 SUCI INTAN FITRIA,

S.Pd. BP/BK 6 0 12 18

111 ssw 18

Jam

60

SUCI INTAN FITRIA,

S.Pd.

SOSIOL

OGI

1

8 0 0 18

52 LISA NUR AFIFAH,

S.Pd.

BAHASA

INDONE

SIA

8 0 0 8

f. Data Guru

Tabel 4.2

Data Sertifikasi Guru

TINGKAT

PENDIDIKAN

JUMLAH GURU (ORG) KET

PNS NON PNS TOTAL

S2 / S3 5 1 6

S1 / D4 24 20 44

D2 / D3 1 - 1

Jumlah 30 21 51

g. Siswa SMA Negeri 1 Parung

Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2019/2020 semester

ganjil seluruhnya berjumlah 985 peserta didik. Jumlah peserta didik

terseber dalam rombongan belajar kelas X sebanyak 9 rombongan belajar,

Kelas XI sebanyak 9 rombongan belajar dan kelas XII sebanyak 9

rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut:87

Tabel 4.3

Data Kelas X

KELAS JUMLAH JUMLAH

L P

10 IPA 1 14 22 36

10 IPA 2 12 24 36

87

Data Siswa SMA Negeri 1 Parung.

61

10 IPA 3 16 22 38

10 IPA 4 14 22 36

10 IPA 5 12 24 37

JUMLAH IPA 68 114 182

10 IPS 1 18 20 38

10 IPS 2 19 20 39

10 IPS 3 18 20 38

10 IPS 4 19 20 38

JUMLAH IPS 74 80 153

JUMLAH

TOTAL

136 194 335

Tabel 4.4

Data Kelas XI

KELAS JUMLAH JUMLAH

L P

11 IPA 1 14 22 36

11 IPA 2 11 25 36

11 IPA 3 15 22 37

11 IPA 4 13 24 37

11 IPA 5 14 223 37

JUMLAH IPA 67 116 183

11 IPS 1 14 21 35

11 IPS 2 16 21 37

11 IPS 3 16 21 37

11 IPS 4 15 19 34

JUMLAH IPS 60 83 143

JUMLAH

TOTAL

127 199 326

Tabel 4.5

Data Kelas XII

KELAS JUMLAH JUMLAH

L P

12 IPA 1 13 23 36

12 IPA 2 9 27 36

12 IPA 3 12 24 36

62

12 IPA 4 4 32 36

12 IPA 5 10 26 36

JUMLAH IPA 48 132 180

12 IPS 1 18 19 37

12 IPS 2 16 22 38

12 IPS 3 15 24 35

12 IPS 4 14 21 34

JUMLAH IPS 63 83 144

JUMLAH

TOTAL

111 213 324

h. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung

Tabel 4.6

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung

JENIS RUANG

RUANG LUAS

KONDISI RUANG

*)

(JML RUANG) KET

(RUANG

) (M2) B RR RB

R. TEORI/Kelas 27 216 23 4 - 27

LABORATORIUM

IPA 3 326 2 1

-

- 3

PERPUSTAKAAN 1 135

1

- 1

Lab.KOMPUTER 1 120 1 -

- 1

R. BAHASA - - - - - -

R PIMPINAN 1 72 1

1

Ruang Guru 1 120 1

1

Ruang TU 1 90 1

1

Ruang OSIS 1 36

1 1

Ruang UKS 1 12

1 1

63

Ruang BP 1

72 1

Lapangan Olah raga 1 6147 1

i. Program Pembinaan Peserta Didik

1. Bidang Keagamaan

1) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).

2) Tadarus al-Qur’an atau membaca asmaul husna sebelum memulai

belajar di kelas.

3) Setiap hari jumat pagi diadakan jumsiroh (jumat siraman rohani) di

lapangan sekolah.

4) Penarikan infak dari guru dan siswa seminggu 2 kali.

5) Membiasakan salam antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.

6) Shalat dzuhur dan shalat ashar berjamaah.

2. Bidang Akademik

1) Program Pesantren Kilat.

2) Program remedial dan pengayaan.

3) Mengadakan Ujian Tengah Semester danUjian Akhir Semester.

4) Mengadakan pelatihan Wali Kelas.

5) Mengadakan pengembangan mutu guru.

6) Mengadakan Try Out Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.

7) Pembinaan Bahasa Inggris.

8) Pembinaan peserta Olimpiade M-IPA.

9) Pengarahan Ujian Nasional.

10) Pembagian raport bayangan.

11) Pembagian raport.

12) Study Tour.

3. Bidang Kesiswaan

1) Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB).

2) Pemilihan Ketua OSIS.

3) Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).

4) Bakti Sosial (Baksos).

64

5) Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN).

6) Raden Ajeng Kartini Fashion Show (RAISO).

7) Kegiatan-kegiatan/lomba-lomba dari dalam/luar madrasah.

4. Bidang Bimbingan Konseling

1) Bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier.

2) Layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,

pembelajaran, konseling perorangan dan kelompok, dan bimbingan

kelompok.

3) Kunjungan rumah dan humas.

4) Psikotes.88

2. Karakteristik Variabel

Karakteristik variabel dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji

reliabilitas dari data angket yang telah dibagikan kepada responden 3 orang guru

PAI.

a. Uji Validitas

Uji validitas ini dibutuhkan agar hasil olahan data yang akan diujikan

benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Uji

validitas dalam penelitian ini adalah data dari angket yang telah dibagikan

kepada responden sebanyak 3 orang guru PAI, kemudian untuk mengetahui

tingkat validitas dari suatu instrumen dapat dilihat dari nilai r tabel dan r

hitungnya, jika r hitung lebih besar dari r tabel maka instrument tersebut

tidak valid.

Adapun rumus untuk mencari r tabel adalah :

df = n - 2

Standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh peneliti yakni 5%, maka

diketahui df dari sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

df = 100 - 2

df = 98

Dengan demikian, r tabel dalam penelitian ini adalah 0,195. berikut ini

merupakan hasil perhitungn uji validitas dengan menggunakan SPSS.

88

Data Administrasi SMA Negeri 1 Parung.

65

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pemahaman Guru PAI

Tentang Kurikulum 2013

No. Butir Soal r hitung r tabel Status

1. Butir Soal 1 0,329 0,195 Valid

2. Butir Soal 2 0,528 0,195 Valid

3. Butir Soal 3 0,406 0,195 Valid

4. Butir Soal 4 0,514 0,195 Valid

5. Butir Soal 5 0,483 0,195 Valid

6. Butir Soal 6 0,566 0,195 Valid

7. Butir Soal 7 0,477 0,195 Valid

8. Butir Soal 8 0,446 0,195 Valid

9. Butir Soal 9 0,385 0,195 Valid

10. Butir Soal 10 0,498 0,195 Valid

11. Butir Soal 11 0,363 0,195 Valid

12. Butir Soal 12 0,490 0,195 Valid

13. Butir Soal 13 0,220 0,195 Valid

14. Butir Soal 14 0,310 0,195 Valid

15. Butir Soal 15 0,025 0,195 Tidak Valid

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa instrumen Pemahaman Guru

PAI tentang kurikulum 2013 yang valid sebanyak 14 instrumen, maka uji

validitas sebagai syarat uji instrumen terpenuhi.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Efektivitas

Pembelajaran PAI

No. Butir Soal r hitung r tabel Status

1. Butir Soal 16 0,345 0,195 Valid

2. Butir Soal 17 0,323 0,195 Valid

3. Butir Soal 18 0,512 0,195 Valid

66

4. Butir Soal 19 0,369 0,195 Valid

5. Butir Soal 20 0,488 0,195 Valid

6. Butir Soal 21 0,323 0,195 Valid

7. Butir Soal 22 0,434 0,195 Valid

8. Butir Soal 23 0,477 0,195 Valid

9. Butir Soal 24 0,415 0,195 Valid

10. Butir Soal 25 0,344 0,195 Valid

11. Butir Soal 26 0,327 0,195 Valid

12. Butir Soal 27 0,269 0,195 Valid

13. Butir Soal 28 0,380 0,195 Valid

14. Butir Soal 29 0,376 0,195 Valid

15. Butir Soal 30 0,381 0,195 Valid

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua instrumen Efektivitas

Pembelajaran PAI adalah valid, maka uji validitas sebagai syarat terpenuhi.

b. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabelitas

terhadap instrument yang valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah

dengan menggunakan SPSS. Berikut merupakan hasilnya.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013

Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbcah’s

Alpha Based on

Standarized Item

N of Item

,692 ,724 16

Sumber data: Primer, diolah pada 13 Desember 2019

67

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas

Efektivitas Pembelajaran

Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbcah’s

Alpha Based on

Standarized Item

N of Item

,680 ,695 16

Sumber data: Primer, diolah pada 13 Desember 2019

Kesimpulannya adalah jika alpha antara 0,70 – 0.90 maka

reliabilitas tinggi. Jika alpha 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat. Jika

alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. Jika apha rendah, kemungkinan satu

atau beberapa item tidak reliabel. Dari data diatas, terlihat bahwa alpha

0,724 untuk variabel Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013,

maka reliablitas tinggi dan instrument dinyatakan reliabel. Dengan

demikian uji reliabelitas sebagai uji instrumen terpenuhi.

3. Prosentase Hasil Angket Penelitian

Data-data yang diperoleh oleh peneliti mengenai pemahaman guru

PAI tentang kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran ini melalui

instrumen angket, wawancara kepala sekolah, wawancara guru mata pelajaran

PAI dan angket siswa. Pada awalnya peneliti melakukan observasi terlebih

dahulu untuk mengamati lingkungan di sekolah baik dalam pembelajaran PAI

maupun mengamati guru PAI di SMA Negeri 1 Parung. Melalui observasi

tersebut, didapatkan hasil bahwa ketiga guru PAI cenderung memahami

kurikulum 2013 dan ada satu diantara dua guru tersebut kurang mampu

menerjemahkannya, namun dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas secara

keseluruhan sudah cukup baik. Selain guru PAI menunaikan tugas sebagai

seorang pendidik di sekolah, dalam kehidupan masyarakat pun guru PAI

adalah seoarang Ustad-Ustadzah (Da’i), sehingga guru agama tidak diragukan

secara materi ajaran, pengalaman dan segala macam. Melihat hal tersebut,

peneliti merasa cocok untuk melakukan penelitian khususnya mengenai

68

bagaimana cara guru dalam memahami kurikulum 2013 dan bagaimana

efektivitas pembelajaran PAI nya di sekolah tersebut.

Selanjutnya peneliti melakukan penyebaran angket pada siswi-siswa

kelas X, XI, dan XII sesuai dengan teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah 10% dari seluruh siswa-siswa SMA Negeri 1 Parung

yang berjumlah 100 orang. Peneliti memberikan pertanyaan masing-masing

variabel 15 soal. Setelah data diperoleh dari hasil angket yang telah

disebarkan kepada responden, langkah selanjutnya yaitu menghitung hasil

angket yang valid yaitu 14 soal untuk variabel pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013 dan 15 soal untuk variabel efektivitas pembelajaran PAI

dengan mencari angka prosentase.

a. Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013

Data mengenai pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 yang

menjadi variabel X merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian

instrument penelitian yang berbentuk angket yang disebarkan kepada guru

PAI sebagai responden.

Tabel 4.11

Menyiapkan RPP setiap mengajar

No. Pernyataan

1. Guru menyebutkan tujuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 38 38%

Sering 54 54%

Kadang-Kadang 8 8%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

2. Guru PAI melaksanakan pembelajaran dengan tepat

waktu

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 55 55%

69

Sering 30 30%

Kadang – Kadang 14 14%

Tidak Pernah 1 1%

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 54% siswa merasa bahwa

guru sering dan 38% selalu menyebutkan tujuan pembelajaran, sebelum

KBM itu dimulai. Selanjutnya mengenai guru PAI dalam melaksanakan

pembelajaran tepat waktu, sebanyak 67% siswa menjawab selalu dan 26%

siswa menjawab bahwa guru PAI melaksanakan pembelajaran tepat

waktu.

Tabel 4.12

Mengacu pada silabus

No. Pernyataan

1. Materi yang disampaikan oleh guru sesuai dengan KI-

KD dan indikator

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 47 47%

Sering 33 33%

Kadang-Kadang 19 19%

Tidak Pernah 1 1%

Jumlah 100 100%

2. Guru mengalokasikan materi pembelajaran sesuai

dengan kalender pendidikan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 63 63%

Sering 28 28%

Kadang – Kadang 8 8%

Tidak Pernah 1 1%

70

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 33% siswa merasa bahwa

guru sering dan 47% guru selalu menyampaikan materi pembelajaran yang

sesuai dengan KI-KD dan indikator yang mengacu pada silabus dan 8%

skadang-kadang. Sedangkan untuk bagaiman guru PAI dapat

mengalokasikan materi pembelajaran sesuai dengan kalender pendidikan,

siswa-siswa SMA Negeri 1 Parung menyakatan 63% selalu, 28% sering

dan 8% Kadang-kadang. Hal ini membuktikan bahwa guru-guru PAI

sebagaian besar mengacu pada silabus dalam pembelajaran di kelas.

Tabel 4.13

Guru menggunakan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran dikelas

No. Pernyataan

1. Siswa aktif dalam pembelajaran dikelas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 64 64%

Sering 32 32%

Kadang-Kadang 4 4%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

2. Siswa mengamati setiap proses pembelajaran dikelas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 56 56%

Sering 38 38%

Kadang – Kadang 6 6%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

71

Dari tabel mengenai siswa aktif dalam pembelajaran dikelas

pernyataan tersebut sebanyak 46% selalu, 38% sering, 14% kadang-

kadang dan 2% tidak pernah. Selain itu siswa juga mengamati setiap

proses pembelajaran dikelas, siswa menyatakan 56% selalu, 38% sering,

6% kadang-kadang. Dari hasil angket tersebut rata-rata siswa menjawab

pernyataan selalu, hal ini menunjukkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 1

Parung menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan

saintifik yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Tabel 4.14

Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 62 62%

2. Sering 36 36%

3. Kadang – kadang 2 2%

4. Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 62% siswa menyatakan bahwa

guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, yaitu sebanyak

siswa menjawab 62% selalu, 36% sering dan 2% kadang-kadang. Hal ini

sejalan dengan paparan guru PAI bahwa dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas, mereka selalu menggunakan metode pembelajaran

yang bervariatif sesuai dengan kebutuhan siswa-siswinya, seperti halnya

dalam waktu-waktu tertentu ketika sehabis jam shalat dzuhur para siswa

sudah tidak kondusif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, maka

para guru berupaya bagaimana caranya agar pelajaran itu kondusif salah

satunya adalah dengan metode belajar yang bervariasi.89

89

Wawancara guru PAI

72

Tabel 4.15

Guru menggunakan media dalam proses pembelajaran

No. Pernyataan

1. Guru PAI menggunakan media dalam proses pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 82 82%

Sering 16 16%

Kadang-Kadang 2 2%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

2. Media belajar dalam proses pembelajaran sesuai dengan

materi pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 68 68%

Sering 30 30%

Kadang – Kadang 2 2%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

3. Guru PAI menggunakan teknologi komunikasi dan

informasi secara fungsional

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 70 70%

Sering 22 22%

Kadang-Kadang 8 8%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas mengenai guru menggunakan media dalam

proses pembelajaran 46% sering, 39% selalu, 13% kadang-kadang dan 2%

tidak pernah. Sedangkan untuk pernyaataan guru menggunakan media

pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran 68% selalu, 30% sering dan

73

2% kadang-kadang. Selanjutnya mengenai guru PAI menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, 60% selalu, 22%

sering dan 18% kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI di

SMA Negeri 1 Parung dalam menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi pelajaran maupun dapat menggunakannya secara

fungsional.

Tabel 4.16

Mampu berkomunikasi secara aktif terhadap siswa dalam

proses belajar mengajar dikelas

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 72 72%

2. Sering 26 26%

3. Kadang – kadang 2 2%

4. Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa merasa guru mampu

berkomunhikasi secara aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Hal

ini dapat dilihat dari pernyataan tersebut 72% selalu, 26% sering, dan 2%

kadang-kadang siswa selalu merasa bahwa guru sering dan 38% selalu

menyebutkan tujuan pembelajaran, sebelum KBM itu dimulai.

Tabel 4.17

Guru PAI penilaian autentik dalam pembelajaran

No. Pernyataan

1. Guru PAI memberikan penilaian yang nyata kepada siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 54 54%

Sering 31 31%

Kadang-Kadang 13 13%

Tidak Pernah 2 2%

74

Jumlah 100 100%

2. Guru PAI melakukan tes dan praktik untuk melatih

kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 86 86%

Sering 12 12%

Kadang – Kadang 2 2%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

3. Guru PAI melakukan evaluasi berkelanjutan pada siswa

yang belum memahami materi pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 67 67%

Sering 26 26%

Kadang-Kadang 7 7%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas mengenai guru PAI menggunakan penilaian

autentik dalam pembelajaran, pernyataan pertama mengenai guru PAI

memberikan penilaian yang nyata kepada siswa 54% menyatakan selalu,

Sedangkan pernyataan guru PAI melakukan tes dan praktik untuk melatih

kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran 86% siswa

menyatakan selalu, selanjutnya pernyataan mengenai guru PAI melakukan

evaluasi berkelanjutan pada siswa yang belum memahami materi pelajaran

67% menyatakan selalu. Hasil angket tersebut rata-rata siswa menjawab

selalu, hal ini menunjukkan bahwa guru PAI dalam mengevaluasi

pembelajaran menggunakan penilaian autentik.

75

Tabel 4.18

Pelatihan atau workshop untuk guru PAI

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 39 39%

2. Sering 52 52%

3. Kadang – kadang 9 9%

4. Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 52% siswa menyatakan

sering, 39% selalu dan 9% kadang-kadang. Hal ini sejalan dengan paparan

dari guru PAI bahwa kegiatan workshop atau yang disebut IHT (In House

Training) di dalamnya ada pelatihan tentang penerapan kurikulum 2013

dalam pembelajaran, bahkan di datangkan narasumber dari luar, pengawas

kabupaten dan provins. IHT ini dilaksanakan di sekolah, namun selain itu

ada juga pelatihan MGMP yang dilaksanakan oleh dinas dan di tentukakan

tempat pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan pelatihan tersebut bertujuan

untuk menambahkan hal-hal yang dirasa masih kurang dalam penerapan

kurikulum dan pembelajaran disekolah, serta sebagai bahan evaluasi para

guru, khususnya guru PAI.90

Tabel 4.19

Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 Berdasarkan

Indikator

Variabel

Indikator

Nilai

Harap

(NH)

Nilai Skor

(NS)

x 100%

Ket

Pemaham

an Guru

PAI

Pengembangan

RPP

2x4= 8 7437:100 =

74,37

x100 =

92,296%

Sangat

Baik

Pengembangan 4x4= 7629:100

x100 = Baik

90

Wawancara Guru PAI

76

Tentang

Kurikulu

m 2013

Silabus 16 =76,29 83,575%

Pembelajaran

Saintifik

6x4=

24

6942:100

=69,42

x100 =

89,251%

Sangat

Baik

Penilaian

Auntentik

2x4=8 9645:100

=9,645

x100 =

78,763%

Baik

Evaluasi dan

Pelatihan

Kurikulum

2013

2x4= 8 8222:100

=82,22

x100 =

76,376%

Sangat

Baik

Total 64 439,097:100

= 43,9097

x100

= 68,609%

Sangat

Baik

Dari tabel-tabel tersebut diatas menunjukan bahwa dari rata-rata

hasil jawaban siswa-siswa SMA Negeri 1 Parung menunjukkan bahwa

guru PAI sudah mampu menerjemahkan hal-hal yang berkaitan dengan

kurikulum 2013. Dilihat dari macam-macam prsentase hasil angket rata-

rata diatas 81,817% . Hal ini dapat dikatakan bahwa pemahaman guru PAI

tentang kurikulum 2013 sudah dapat dikatakan sangat baik.

b. Efektivitas Pembelajaran PAI

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket dan wawancara dengan

guru dan kepala sekolah. yang diberikan kepada guru PAI, kemudian data

tersebut diolah dalam bentuk tabel deskriptif presentase. Data hasil

Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 variabel X dan efektivitas

pembelajaran PAI variabel Y yang telah diperoleh dapat dideskripsikan

sebagai berikut.

77

Tabel 4.20

Menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh siswa

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 73 73%

2. Sering 26 26%

3. Kadang – kadang 1 1%

4. Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 83% siswa merasa bahwa

guru selalu menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan 26% sering,

hal ini sejalan dengan paparan dari kepala sekolah bahwa ketiga guru PAI

di SMAN 1 Parung sudah cukup komunikatif dalam menyampaikan

pengajaran dikelas dan mampu menerjemahkan KI dan KD.91

Tabel 4.21

Materi pelajaran sesuai dengan KI-KD

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 56 56%

2. Sering 28 28%

3. Kadang – kadang 13 13%

4. Tidak Pernah 3 3%

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 56% siswa merasa bahwa

guru selalu dan 28% sering menyampaikan materi pelajaran yang sesuai

dengan KI-KD baik dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran maupun

dalam buku pengangan guru dan siswa.

91 Wawancara Kepala Sekolah

78

Tabel 4.22

Siswa terlibat dalam pembelajaran aktif dikelas

No. Pernyataan

1. Siswa mengemukakan pendapat ketika diberikan

kesempatan oleh guru

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 54 54%

Sering 28 28%

Kadang-Kadang 17 17%

Tidak Pernah 1 1%

Jumlah 100 100%

2. Siswa mengajukan pertanyaan saat proses pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 61 61%

Sering 22 22%

Kadang – Kadang 16 16%

Tidak Pernah 1 1%

Jumlah 100 100%

3. Siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar

Alternatif Jawaban

Selalu 75 75%

Sering 21 21%

Kadang – Kadang 4 4%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas mengenai siswa mengemukakan pendapat ketika

diberikan kesempatan oleh guru, siswa menyatakan 54% selalu, 28%

sering, 17% kadang-kadang dan 1% tidak pernah, lalu mengenai siswa

mengajukan pertanyaan saat proses pembelajaran di kelas, siswa

79

menyatakan 68% selalu, 22% sering, 16% kadang-kadang dan 1% tidak

pernah. Selanjutnya mengenai siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar

mengajar, siswa menyatakan 75% selalu, 21% sering dan 4% kadang-

kadang. Hal ini menunjukan sebagaian besar siswa dapat terlibat aktif

dalam pembelajaran di kelas.

Tabel 4.23

Guru mengekplorasi pelajaran dengan kondisi atau fenomena

alam sekitar

No. Pernyataan

1. Guru PAI selalu menerangkan materi pelajaran sesuai

dengan kondisi saat ini.

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 66 66%

Sering 25 25%

Kadang-Kadang 8 8%

Tidak Pernah 1 1%

Jumlah 100 100%

2. Guru PAI mengekplorasi pelajaran sesuai dengan

fenomena alam sekitar

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 53 53%

Sering 27 27%

Kadang – Kadang 18 18%

Tidak Pernah 2 2%

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas mengenai guru PAI selalu menerangkan materi pelajaran

sesuai dengan kondisi saat ini, siswa menyatakan 66% selalu, 25% sering 8%

kadang-kadang dan 1% tidak pernah. Selanjutnya mengenai guru PAI

mengekplorasi pelajaran sesuai dengan fenomena alam sekitar, siswa

80

menyatakan 53% selalu, 27% sering, 18% kadang-kadang dan 2% tidak

pernah. Dari dua indikator tersebut rata-rata siswa menjawab lebih dari 50%,

artinya guru mengekplorasi pelajaran dengan kondisi atau fenomena alam

sekitar.

Tabel 4.24

Siswa menekuni dalam mempelajari sumber belajar yang

ditentukan oleh guru

No. Pernyataan

1. Siswa mengikuti proses belajar yang sungguh-sungguh

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 58 58%

Sering 33 33%

Kadang-Kadang 9 9%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

2. Siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 86 86%

Sering 12 12%

Kadang – Kadang 2 2%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

3. Siswa menekuni dalam mempelajari pembelajaran PAI

dikelas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 84 84%

Sering 12 12%

Kadang – Kadang 4 4%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

81

Dari tabel di atas mengenai siswa mengikuti proses belajar yang

sungguh-sungguh 58% selalu, 33% sering, 9% kadang-kadang. Lalu

mengenai siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru 86% selalu,

12% sering dan 2% kadang-kadang. Selanjutnya siswa menekuni dalam

mempelajari pembelajaran PAI di kelas, siswa menyatakan 84% selalu,

12% sering dan 4% kadang-kadang. Hal ini menjukan bahwa sebagian

besar siswa selalu menekuni sumber belajar yang ditentukan oleh guru,

dan pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila siswa mengikuti

pembejaran dengan sungguh-sungguh.

Tabel 4.25

Siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru PAI

No. Pernyataan

1. Siswa memahami setiap materi yang di sampaikan

oleh guru PAI

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 68 68%

Sering 28 28%

Kadang-Kadang 4 4%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

2. Siswa meungerjakan tugas atau latihan yang

diberikan oleh guru

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 72 72%

Sering 25 25%

Kadang – Kadang 3 3%

Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

82

Dari tabel mengenai siswa memahami setiap materi yang di

sampaikan oleh guru PAI 68% selalu, 28 sering dan 4% kadang-kadang.

Selanjutnya mengenai siswa mengerjakan tugas atau latihan yang

diberikan oleh guru 72% selalu, 25% sering dan 3% kadang-kadang. Dari

kedua pernyataan tersebut tidak ada siswa yang menyatakan’tidak pernah’.

Hal ini menunjukan bahwa siswa dapat memahami materi yang di

sampaikan oleh guru PAI di sekolah.

Tabel 4.26

Guru mengingatkan tentang kebaikan dalam kehidupan

sehari-hari

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 68 68%

2. Sering 27 27%

3. Kadang – kadang 5 5%

4. Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 68% siswa merasa bahwa

guru selalu mengingatkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari pada

setiap proses bembelajaran di kelas dan 27% sering dalam mengingatkan

kebaikan pada kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.27

Siswa menerapkan kebaikan dan hal positif yang disampaikan

oleh guru PAI dalam menjalan kehidupan sehari-hari

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu 72 72%

2. Sering 24 24%

3. Kadang – kadang 4 4%

4. Tidak Pernah

Jumlah 100 100%

83

Dari pernyataan mengenai siswa menerapkan kebaikan dan hal

positif yang di sampaikan oleh guru PAI dalam menjalankan kehidupan

sehari-hari, siswa menyatakan 72% selalu, 24% sering dan 4% kadang-

kadang. Sebagian besar responden menjawab bahwa selalu menerapkan

kebaikan dan hal positif yang di sampaikan oleh guru PAI dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.28

Siswa merasa bosan saat belajar PAI

No. Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Selalu

2. Sering 1 1%

3. Kadang – kadang 12 12%

4. Tidak Pernah 87 87%

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian siswa tidak pernah

merasa bosan saat belajar PAI, yakni sebanyak 82% responden menjawab

tidak pernah, 15% responden menjawab kadang-kadang dan hanya 3%

responden menjawab sering.

Tabel 4.29

Efektivitas Pembelajaran PAI Berdasarkan Indikator

Variabel Indikator

Nilai

Harap

(NH)

Nilai

Skor (NS)

x 100%

Ket

Efektivitas

Pembelajaran

PAI

Guru Mampu

menggunakan

bahasa yang

Mudah di

pahami siswa

4x6=

24

:100 =

8,266

x100 =

92,677%

Sangat

Baik

84

Materi yang

disampaikan

oleh guru

sesuai dengan

KI-KD

6x9=

36

7216:100

=7216

x100 =

86,867%

Sangat

Baik

Guru

mrengekplorasi

pelajaran

dengan kondisi

atau fenomena

alam sekitar.

6x4=

24

1893:100

=18,903

x100

= 83,781%

Sangat

Baik

Siswa

menekuni

dalam

mempelajari

sumber yang

ditentukan oleh

guru.

3x4=12 9645:100

=9,645

x100 =

94,763%

Sangat

Baik

Siswa

menerapkan

kebaikan dan

hal positif yang

disampaikan

oleh guru PAI

dalam

menjalan

kehidupan

sehari-hari

2x4= 8 8516:100

=8,516

x100 =

90,376%

Sangat

Baik

Total 93 763,95:10

0 =76,395

x100

= 82,107%

Sangat

Baik

85

Secara keseluruhan dari angket yang disebarkan kepada siswa-

siswa SMA Negeri 1 Parung, mengenai variabel efektivitas pembelajaran

PAI, jawaban dari masing-masing siswa menunjukan bahwa efektivitas

pembelajaran PAI sudah terlaksana dengan baik, hal ini ditunjukan oleh

rata-rata hasil jawaban dari angket tersebut bahwa pernyataan positif

mengenai efektivitas pembelajaran rata-rata presentasenya melebihi dari

angka 50%. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa prosentase efektivitas

pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung sudah terlaksana dengan baik.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Analisa dilakukan dengan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah

analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji prasyarat

analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homegenitas. Uji

prasyarat analisis terpenuhi juka data berdistribusi normal, dan antara variabel X

dan variabel Y memiliki data yang homogen. Jika salah satu prasyarat analisis

tidak terpenuhi, maka pengujian hipotesis tidak dapat dilanjutkan. Uji prasyarat

dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan

membandingan nilai signifikasinya.

Kriteria pengujiannya yaitu :

a. Jika Sig < 0,05 (5%) maka H ditolak (tidak berdistribusi normal)

b. Jika Sig > 0,05 (5%) maka H diterima (berdistribusi normal)

86

Tabel 4.30

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 3.55589916

Most Extreme

Differences

Absolute .095

Positive .041

Negative -.095

Test Statistic .095

Asymp. Sig. (2-tailed) .227c

nna. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Kesimpulannya adalah uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-,

Smirnov, dimana data akan dikatakan normal jika nilai signifikasi > 0,05.

Berdasarkan output SPSS di atas, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,227 >

0,05, maka dapat disimpulkan H diterima dan berdistribusi normal.

Grafik 4.1

Grafik Uji Normalitas

87

Tabel 4.31

Plot Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi data,

apakah antara dua kelpmpok atau lebih data memiliki varian yang sama atau

berbeda. Kriteria pengujian sebagai berikut.

a. Jika signifikasi < 0,05 maka varian kelompok data tidak homogen.

b. Jika signifikasi < 0,05 maka varian kelompok data homogen.

Tabel 4.32

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.624 15 79 .806

Berdasarkan output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai signifikasi

variabel Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 (x) dan variabel

88

Efektivitas Pembelajaran PAI (Y), dimana nilai signifikasi 0,806 > 0,05 artinya

data variabel Pemahaman Guru PAI Tentang Kurikulum 2013 (x) dan variabel

Efektivitas Pembelajaran PAI (Y) homogen, karena data tersebut homogen,

maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam

penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis lebih lanjut.

3. Uji Linieritas

Analisis uji lineritas memiliki kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika signifikasi > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel

X dengan variabel Y.

b. Jika signifikasi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linear antara

variabel X dengan variabel Y.

Tabel 4.33

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

EFEKTIVITAS

PEMBELAJAR

AN PAI *

PEMAHAMAN

GURU PAI

TENTANG

KURTILAS

Between

Groups

(Combined) 854.986 20 42.749 4.012 .416

Linearity 444.953 1 444.953 4.759 .014

Deviation

from

Linearity

410.034 19 21.581 .225 .206

Within Groups 841.764 9 10.655

Total 1696.750 99

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa signifikasi pada Deviation of

linearity lebih dari 0,05 (0,206 > 0,05). Jika dengan menggunakan r hitung

dan r tabel, dengan nilai r hitung = 0.206 dan r tabel = 0,195 maka 0,206 >

0.195. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara

variabel pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 terhadap

efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung. Karena data linear,

maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh

dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.

89

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Uji Hipotesis Penelitian

Uji analisis korelasi atau asosiasi merupakan pembahasan mengenai

derajat keeratam hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan koefesien

korelasi. Pengujian hipotesis ini dilakukan agar dapat mengetahui apakah

pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap akhlak siswa. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan

dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 4.34

Hasil Uji Regresi Output Model Summary

Model Summaryb

nModel R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .470a

.620 .212 3.362

a. Predictors: (Constant), PEMAHAMAN GURU PAI TENTANG

KURTILAS

b. Dependent Variable: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI

Dalam regresi sederhana, angka R menunjukkan korelasi

sederhana (korelasi Pearson) antara variabel X terhadap Y. pada angka R

diperoleh 0,470 artinya korelasi antara variabel pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI adalah sebesar 0,470.

Hal ini berarti hubungan yang rendah antara variabel X dan variabel Y, karena

nilai R mendekati 0.

R square (R2) atau kuadrat R menunjukkan koefisien determinasi. Angka

ini diubah menjadi bentuk persen, yang menunjukkan persentase sumbangan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2

sebesar

0,820 artinya persentase sumbangan pengaruh variabel pemahaman guru PAI

tentang kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI sebesar 62%.

90

Tabel 4.35

Hasil Uji Regresi dengan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.127 4.422 5.456 .000

PEMAHAMAN

GURU PAI

TENTANG

KURTILAS

.458 .090 .720 5.101 .062

a. Dependent Variable: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :

a. Merumuskan Hipotesis

H0 = Pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 memberikan

pengaruh yang siginfikan terhadap efektivitas pembelajaran PAI.

Ha = Pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 tidak memberikan

pengaruh yang siginfikan terhadap efektivitas pembelajaran PAI.

b. Menentukan t hitung dan signifikasi

Melalui output di atas diperoleh t hitung sebesar 5,101 dan signifikasi

c. Menentukan t tabel

T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikasi 5% dengan derajat

kebebasan n - 2 atau 100 - 2 = 98, hasil yang diperoleh untuk t tabel

sebesar 0,195.

d. Kriteria pengujian

Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

Jika –t hitung > -t tabel atau t hitung < t tabel maka H0 diterima.

e. Berdasarkan signifikasi

Jika signifikasi > 0,05 maka H0 diterima.

Jika signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak.

f. Membuat kesimpulan

91

Nilai t hitung < t tabel (5,101 > 0,195) dan signifikasi lebih besar dari 0,05

(0,62 > 0,05) maka H0 diterima dan Ha di tolak. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 memberikan

pengaruh yang kuat terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri

1 Parung.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya di

peroleh bahwa H diterima dan H ditolak. Dengan demikian, diketahui bahwa

pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 memberikan pengaruh yang

kuat terhadap efektivitas pembelajaran PAI pada taraf signifikasn 0,05 (5%).

Nilai korelasi yang di dapat kuat yaitu 0,720 yang artinya korelasi antara

variabel pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 terhadap efektivitas

pembelajaran PAI sebesar 0,720. Hal ini membuktikan hubungan yang kuat.

Adapun presentase mengenai pengaruh variabel pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI sebesar 62%

menujukan bahwa efektivitas pembelajaran baik.

Selanjutnya kepala sekolah mengakui bahwa SMA Negeri 1 Parung

telah melaksanakan kurikulum 2013 sejak awal dicanangkannya kurikulum

tersebut oleh pemerintah, bahkan SMA Negeri 1 Parung menjadi sekolah

pertama se-Kabupaten Bogor bagian Utara yang menggunakan kurikulum

2013 (Pilot Project) lalu semenjak pemerintah memberlakukan pilot project

kepala sekolah langsung di lantik, kemudian guru-guru bidang study

diantaranya guru Pendidikan Agama Islam.92

Pelatihan atau workshop Guru PAI dilaksanakan oleh pemerintah atau

Departemen Agama. Adapun pihak sekolah juga melaksanakan IHT (In House

Training) yang setiap awal tahun, setahun dilaksanakan bisa satu kali atau dua

kali. Jadi satu kali dari sekolah dan satu kali dari pemerintah. Tujuan IHT ini

dilaksanakan sebagai penguatan semua hal yang berhubungan dengan

kurikulum 2013, baik dalam teknik penilaian, metode pembelajaran, model-

model pembelajaran, administrasi guru. Selanjutnya workshop dilaksanakan

92 Wawancara Kepala Sekolah.

92

oleh sekolah apabila ada hal-hal yang perlu ditambahkan, contohnya

pembelajaran dengan HOTS, pendekatan saintifik, dan pendekatan STEAM

atau pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran abad 21.93

Dari hasil wawancara dan observasi terlihat bahwa penerapan kurikulum

2013 di SMA Negeri 1 Parung sudah terlaksana dengan baik, ketiga guru PAI

nya pun dapat mengikuti dan selalu menyesuaikan antara tuntutan kurikulum

dengan kebutuhan siswa, artinya pemahaman guru PAI tentang kurikulum

2013 sudah cukup terlaksana dengan baik.94

Sedangkan untuk variabel efektivitas pembelajaran kepala sekolah

memamparkan bahwa efektivitas pembelajaran menjadi hal yang paling

penting untuk para guru dalam memahami kurikulum 2013 baik dalam

pembuatan administrasi pembelajaran seperti RPP, silabus dan guru-guru

harus memahami dengan benar mengenai KI KD karena merujuk pada

kurikulum 2013. Efektivitas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung dapat

dikatakan sudah terlaksana dengan baik bahkan guru-gurunya mampu

mengembangkan pembelajaran, yang bapak lihat ketiga guru PAI disekolah

ini selalu mempunyai hal-hal yang baru atau inovasi baru dalam setiap

mengembangkan KI-KD, seperti pada praktik semakin kesini semakin baik.

Sehingga kepala sekolah dapat menyimpulkan bahwa ketiga guru PAI di

SMAN 1 Parung lebih mampu menerjemahkan pembelajaran pada kurikulum

2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Selain itu juga tidak luput

bahwa dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kendala, namun pihak sekolah

pun selalu mengevaluasi bagaimana cara menghadapi kendala-kendala yang

berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.

Penerapan kurikulum agar terlaksana dengan baik, kembali kepada

gurunya masing-masing untuk bagaimana mau ikut andil dalam perubahan

menjadi yang lebih maju. Dan yang paling penting, kekuatan dalam proses

pembelajarannya karena hal itu memiliki peranan sangat banyak, terserap atau

tidaknya materi pelajaran bergantung pada proses pembelajaran tersebut.

93 Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam.

94 Wawancara Kepala Sekolah.

93

Selanjutnya mulai dari perencanaan sampai evaluasi maka dapat dilaksanakan

dengan benar. Bagaimana guru menggunakan metode, model dan pendekatan,

itu yang menjadi tolak ukur agar guru terus mampu menerjemahkan KI dan

KD dengan tepat. Kepala sekolah mengharapkan bahwa disekolah tersebut

guru-gurunya mau membawa perubahan, artinya program pemerintah dapat

terlaksana dengan baik. 95

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna dikarenakan

penelitian ini mempunyai keterbatasan, diantaranya :

1. Peneliti hanya melibatkan siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dalam

penyebarang angket penelitian, bukan pada guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) dikarenakan di sekolah tersebut guru PAI nya hanya

berjumlah tiga orang dan masing-masing guru memegang 1 kelas angkatan,

sehingga menyulitkan peneliti dalam melakukan pengujian validitas instrumen

penelitian.

2. Hanya ada satu faktor yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu mengenai

pemahaman guru tentang kurikulum 2013 dalam mengalisis efektivitas

pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung.

95 Wawancara Kepala Sekolah.

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang telah terkumpul dari

hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru PAI tentang

kurikulum 2013 terhadap efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Parung,

diantaranya sebagai berikut:

1. Pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Parung

memiliki skala nilai yang baik yaitu 68,609%. Selanjutnya, efektivitas

pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Parung pun memiliki skala nilai yang

baik yaitu 82,107%. Artinya guru PAI mampu menjalankan proses

pembelajaran di kelas dan menerjemahkan KI-KD sesuai dengan

kebutuhan peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana

dengan baik. guru PAI perlu mempertahankan pemahamannya mengenai

kurikulum 2013 dan juga harus selalu meng-upgrade perkembangan-

perkembangan yang berkaitan dengan kurikulum 2013 melalui pelatihan

atau workshop yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun sekolah.

2. Selanjutnya pelatihan atau vg mengenai kurikulum 2013, dari data yang di

dapatkan oleh hasil wawancara kepala sekolah dan guru PAI di SMA

Negeri 1 Parung, yaitu terdapat pelatihan atau workshop guru baik yang

dilaksanakan oleh pemerintah maupun sekolah. Pelatihan ini dilaksanakan

pada waktu tahun ajaran maupun di akhir tahun ajaran, adapun pelatihan

ini dilaksanakan untuk mengevaluasi dan penguatan yang berhubungan

dengan kurikulum 2013.

3. Pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 berpengaruh terhadap

efektivitas pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mempunyai pengaruh

yang kuat. Hal ini menunjukan bahwa guru-guru PAI di SMA Negeri 1

Parung cenderung memahami kurikulum 2013, setelah mereka mendapat

pelatihan-pelatihan. Selanjutnya dengan guru memahami kurikulum ini

94

95

dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna kepada peserta didik,

sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

B. Implikasi

Implikasi dalam masalah ini secara keseluruhan, menunjukan bahwa

terdapat pengaruh pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 terhadap

efektivitas pembelajaran PAI. Hal ini mengadung implikasi agar ke depannya

guru dapat memperbaiki dan mengembangkan pemahamannya mengenai

kurikulum 2013 melalui pelatihan baik diluar maupun pelatihan yang di adakan

sekolah. Selain ini efektivitas pembelajaran dapat di tingkatkan melalui prosedur-

prosedur pembelajaran aktif sesuai dengan kurikulum 2013 sehingga menjadi

sangat kuat pengaruhnya dengan pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi Guru

Seorang guru selain tugasnya mengajar dan mendidik para siswanya,

disamping itu pula harus mampu mengimplementasikan kurikulum yang di

canangkan oleh pemerintah, seperti mampu menjalankan adminstrasi

pendidikan dan mampu mengoprasikan pembelajaran aktif sesuai dengan

kurikulum 2013 yang di kuatkan oleh pelatihn-pelatihan mengenai kurikulum

2013 baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun sekolah. Kemudian

selain itu guru juga harus mampu membuat pembelajaran yang bermakna,

agar proses pembelajaran menjadi efektif dan selanjutnya terciptanya

efektivitas pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dan bersungguh-sungguh dalam

kegiatan belajar mengajar dikelas agar dapat membantu para guru dalam

menjalankan tugasnya dalam hal menyampaikan materi pembelajaran. Siswa

juga harus mampu mengikuti prosedur pembelajaran yang sesuai dengan

kurikurulum 2013 yang menekankan siswa lebih aktif dalam pelaksanaan

96

pembelajaran, karena siswa yang aktif merupakan salah satu komponen utama

dalam terlaksananya efektivitas pembelajaran di kelas.

3. Bagi pihak sekolah

Bagi pihak sekolah hendaknya dapat terus memfalitasi pelatihan-pelatihan

atau workshop untuk para guru selain pelatihan yang di laksanakan oleh

pemerintah. Karena pelatihan-pelatihan tersebut berfungsi sebagai alat untuk

mengevaluasi hal-hal yang perlu di perbaiki dalam pelaksanaan kurikulum

2013, serta sekolah juga perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas yang di

butuhkan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat

praktik.

97

DAFTAR PUSTAKA

A. Sulaiman. Jurnal ISLAMADINA. (Pengambangan Kurikulum 2013 Dalam

Paradigma Pembelajaran Kontemporer) Vol. XVI No 1, 71- 95 Maret 2015. Hlm 77-78.

Diakses Sabtu 23 Oktober pukul 20.10

Ansori Muslich dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif . Surbaya :

Airlangga University Press, 2009.

Arikunto Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2009.

B. Uno Hamzah, dkk. Pengembangan Kurikulum Rekayasa Pedagogik dalam

Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2018.

Bambang Suryadi, Skripsi : Kesiapan Guru-Guru Nadrasah dalam

Mengimplementasikan Standar Peniliaian Pendidikan untuk Kurikulum 2013 di Jakarta

Selatan. UIN Jakarta, 2014.

Daryanto dan Herry Sudjendro, Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Gava Media, 2014.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Ri No. 20 Tahun 2003

tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. (Jakarta: 2003).

Dinas Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai

Pustaka, 2002 edisi 11.

Fadhilah M, Implementasi Kurikulum 2013 dalam SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA.

.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Fathul Jannah. Jurnal Dinamika Ilmu. (Pendidikan Islam Dalam Sistem

Pendidikan Nasional). Vol. 13 No. 2 Desember 2013. Diakses pada hari Senin 29

Oktobel pukul 10.20.

Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara,2013)

97

98

Hamalik Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Cet

ke-

J. Marsh Corlin, and George Willis, Curriculum Alternative Approaches, Ongoing

Issues, New Jersy: Merril Prentice Hall, 2007.

Kurniasih Imas dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013. Surabaya: Kata

Pena, 2014.

Lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses. Diakses pada

tgl 16 Agustus 2019, pukul 20.30

Majid Abdul dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: PT Rosdakarya, 2014.

Majid Abdul, Strategi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Majid Abdul. Pembelajara Tematik Terpadu, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2014

Majid Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009.

Mudofir Ali, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan

Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2011

Mulyasa E., Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT

Rosdakarya,2015

Mulyasa E., Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018.

Mulyasa E., Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014) Cet ke-4

Nurdin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:

Ciputat Press, 2003.

99

Nurlailah Hafazah, Skripsi : Persepsi Guru Tentang Penerapan Kurikulum

Berbasis Kompetensi Hubungannya dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri

Cipondoh Tangerang”.UIN Jakarta, 2006.

Parwati Ni Nyoman, dkk. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo,

2018.

Sagala Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung : Alfabeta, 2009.

Sagala Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69

Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah

Sani Abdul dan Suranto, Profesionalisme Guru Membangun Sekolah Unggul

Berkarakter Semarang: PT. Sindur Press.

Sarilawati Das dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, SMAN 75 Jakarta,

24 November 2013.

Siti Mulyanah, Skripsi : Hubungan Pemahaman Tentang KTSP Terhadap Kinerja

Guru PAI di MIS. Mathla’ul Anwar Bojong Abuya, Bogor.UIN Jakarta, 2015.

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D Bandung: Alfabeta,

2017.

Suharsaputra Uhar, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.

Bandung: Refika Aditama, 2014.

Supardi. Kinerja Guru (Jakarta: Rajagrafindo Persada,2013)

Suprihatiningrum Jamil, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi &

Kompetensi Guru, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

100

Susilo Madya Eka. Dasar-Dasar Pendidikan, .Jakarta: Graila Indonesia, 2002.

Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam 1 Edisi Revisi, Bandung: Pustaka Setia,

1997.

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya Jakarta:

Rineka Cipta, 2008.

Warsita Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta:

Rineka Cipta, 2008.

Widyastono Herry. Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah dari

Kurikulum 2004, 2006, ke 2013. (Jakarta: Bumi Aksara, 2015

Yuna Mumpuni Rahayu. Jurnal Logika. (Pengaruh Perubahan Kurikulum 2013

Terhadap Perkembangan Peserta Didik) Vol XVII No 3 Desember 2016, ISSN : 1978-

2560, E-ISSN : 2442-5176. Diakses Kamis 24 Oktober pukul 20.58

Zaharah. Jurnal Rausyan Fikr (Analisis Pemahaman Guru Terhadap Konsep

Kurikulum 2013 Dalam Pembuatan Perangkat Pembelajaran) Vol. 9 No. 1 Maret 2015,

Diakses Sabtu 26 Oktober pukul 15.30.

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

A. Identitas Responden

Nama : Ikhwan Setiawan S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 14 November 2019

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

B. Pertanyaan dan Jawaban Responden

1. Bagaimana pelaksanaan kurikurulum 2013 di SMAN 1 Parung?

SMAN 1 Parung menggunakan kurikulum 2013, bahkan pada saat pertama

kali pelaksanaan kurikulum 2013. SMAN 1 Parung jadi pilot project (sekolah

pertama yang menggunakan kurikulum 2013) dikabupaten bogor, karena

hanya ditentukan beberapa sekolah yang dipilih oleh pemerintah. Dari awal

kurikulum 2013 dicanangkan oleh pemerintah, SMAN 1 Parung langsung

menggunakan kurikulum tersebut.

2. Menurut bapak apakah pelaksanaan kurikulum 2013 sudah efektif di

SMAN 1 Parung?

Pelaksanaan kurikulum 2013 sudah sangat efektif, dan telah dilaksanakan

pada tahun 2015 dibandingkan dengan sekolah lain yang dihabiskan pada

tahun sekarang.

3. Apakah ada pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013 di SMAN

1 Parung?

Pelatihan atau workshop dilaksanakan oleh pemerintah atau dinas pendidikan

(pengawas) kebijakan dari sana. Adapun pihak sekolah juga melaksanakan

IHT (In House Training) yang setiap awal tahun, setahun bisa satu kali atau

dua kali. Jadi satu kali dari sekolah dan satu kali dari pemerintah. Tujuan IHT

ini dilaksanakan sebagai penguatan semua hal yang berhubungan dengan

kurikulum 2013. Apakah teknik penilaian, model-model pembelajaran,

administrasi guru. jadi workshop dilaksanakan oleh sekilah apabila dirasa ada

yang perlu ditambahkan, contoh harus HOTS, pendekaran saintifik, dan

pendekatan STEAM atau pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran abad

21. Semenjak ada pilot project kepala sekolah langsung dilantik, kemudian

guru-gurunya. Bidang study wajib A dan guru bidang study wajib B, langsung

ada perwakilan.

Guru PAI pelatihannya dilaksanakan oleh Departemen Agama (Depag),

awalnya belum ada tetapi disesuaikan, mata pelajaran PAI mengikuti dari

Sidiknas. Pelaksanaan pelatihan PAI dilaksanakan paling sedikit 1 tahun

sekali, atau sesuai kebutuhan. Selanjutnya pelatihan atau penyuluhan bidang

study, karna yang sekolah imbas setelah pilot project SMA 1 Parung menjadi

induk kelaster dan anggota-anggota disekelilingnya. Kemudian sekolah yang

sudah menjadi anggota akan direkrut menjadi induk kelaster dengan kata lain

sudah memahami kurikulum 2013 yang bertahap atau berjenjang.

4. Bagaimanakah pemahaman guru, terutama guru PAI tentang kurikulum

2013?

Pemahaman guru PAI tentang kurikulum 2013 sudah cukup baik dan bisa

mengikuti, ketiga guru PAI di SMAN 1 Parung mereka selalu menyesuaikan.

5. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran menurut bapak?

Dalam efektivitas pembelajaran hal yang paling penting guru-guru memahami

kurikulum 2013 dengan baik, dalam pembuatan administrasi pembelajaran

seperti RPP, silabus dan guru-guru harus memahami dengan benar mengenai

KI KD karena merujuk pada kurikulum 2013. Pada kurikulum ini lebih

sederhana dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Apabila guru mau

untuk memahami kurikulum 2013 maka lebih baik karena “beban

administrasi” lebih sederhana, dulu lebih banyak sekarang sudah lebih

dipangkas, hanya saja guru-gurunya mau berubah atau tidak, kembali kepada

personal gurunya masing-masing. Kami harapkan disekolah ini khususnya

SMAN 1 Parung, guru-gurunya mau membawa perubahan, artinya program

pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

6. Menurut bapak apakah efektivitas pembelajaran, terutama efektivitas

pembelajaran PAI dapat tercapai dengan baik?

Sejauh yang bapak amati, sudah terlaksana denganbaik bahkan guru-gurunya

mampu mengembangkan pembelajaran, yang bapak lihat ketiga guru PAI

disekolah ini selalu mempunyai hal-hal yang baru atau inovasi baru dalam

setiap mengembangkan KI-KD, seperti pada praktik semakin kesini semakin

baik. Contoh yang sering dilakukan yaitu praktek memandikan, mengkafani

dan menyolatkan jenazah, haji dan umroh. Dan yang lebih uniknya dari

antusias anak-anak dalam pembelajaran PAI pada praktik pernikahan, mereka

bekreasi seolah-olah seperti pesta pernikahan sungguhan. Sehinga dapat saya

simpulkan bahwa ketiga guru PAI di SMAN 1 Parung lebih mampu

menerjemahkan pembelajaran dibandingkan dengan sebelumnya.

7. Bagaimanakah usaha sadar sekolah agar efektivitas pembelajaran dapat

tercapai dengan baik?

Agar terlaksana dengan baik, yaa gurunya harus melaksanakan kurikulum

dengan benar, administrasinya benar, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran

dapat dilakukan dengan sebaik mungkin. Lalu dari hasil evaluasi, pengayaan,

remedial, kembali lagi apabula kita melaksanakan semua topoksin guru mulai

dari perencanaan sampai evaluasi maka dapat dilaksanakan dengan benar. Dan

yang paling penting, kekuatan dalam proses pembelajaran karena hal itu

memiliki peranan sangat banyak, terserap atau tidaknya materi pelajaran.

Bagaimana guru menggunakan metode, model dan pendekatan, itu yang

barangkali teman-teman guru terus mampu menerjemahkan KI dan KD

dengan tepat.

HASIL WAWANCARA TERKAIT DENGAN PEMAHAMAN GURU PAI

TENTANG KURIKULUM 2013 TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

PAI DI SMA NEGERI 1 PARUNG

A. Identitas Responden

Nama : Drs. H Sodikin, M.Si

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah/Guru PAI

Hari/Tanggal Wawancara : 11 November 2019

Tempat : Ruang Guru

B. Pertanyaan

8. Bagaimana pelaksaan kurikurulum 2013 dalam pembelajaran PAI di

SMAN 1 Parung?

Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Parung sangat baik, karena

metodenya berpariasi untuk siswa jadi tidak monoton. Baik siswa ataupun

guru itu sangat positif. Yang saya rasakan metode dan penyesuaian dengan

kurikulum 2013 ini. Siswa lebih banyak aktif daripada kurikulum sebelumnya.

Pada saat KTSP siswa tidak banyak aktivitas dalam belajar atau dalam proses

belajar mengajar.

9. Apa pendidikan terakhir yang bapa/ibu miliki?

Pendidikan bapak S2

10. Apakah ada pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013?

Pelatihan untuk guru PAI memang lebih efektif. Hampir setiap bulan sekali (1

tahun 2 kali) difasilitasi oleh pengawas atau Pembina PAI terutama di

kabupaten Bogor ini. Yang saya rasakan hampir setiap 6 bulan sekali pasti

ada. Bahkan kemarin baru ada pelatihan, terakhir di UIKA yang diadakan

khusus guru PAI atau pelatihan-pelatihan guru pendidikan agama Islam. Dan

sebelumnya di SMA Dwiwarna itu seluruh PAI sekabupaten Bogot Utara

(Parung, Gn Sindur, Ciseeng, Tajur Halang dan Jampang) diadakan MGMP

pelajaran PAI. jadi, memang dengan kurikulum 2013 ini, komunikasi antara

guru dan guru-guru PAI itu selalu aktif (terjalin relasi) jadi lebih mendalam

pemahaman tentang PAInya.

11. Menurut bapak/ibu apakah kendala dalam menerapkan kurikulum

2013?

Kendala selalu ada, baik positif maupun negative tapi lebih banyak positifnya

ketimbang negatifnya karena di kurikulum 2013 ini, jelas media-media yang

diperlukan sangat modern sekali, sangat bagus. Salah satunya disetiap

pembelajaran itu diperlukan alat-alat seperti infocus, slide, smartboard, ini

tuntutan juga untuk kurikulum 2013. Makanya pemerintah sangat mendukung

untuk kurikulum 2013 sehingga disetiap sekolah difasilitasi perlatan yang

canggih-canggih dan gurunya pun dituntut untuk lebih baik dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas khususnya mata pelajaran

PAI. Dahulu guru PAI seperti tertinggal kalau sekarang sudah merata,

semuanya bisa menggunakan media-media pembelajaran.

12. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran PAI menurut bapak/ibu?

Efektivitas pembelajaran, seperti penanaman akidah, akhlak dan ibadah sudah

efektif, pelaksanaan jumsiroh dan shalat berjamaah yang juga dalam

pembelajaran al-Qur’an.

13. Apakah efektivitas pembelajaran PAI sudah tercapai atau terlaksana?

Efektivitas pembelajaran sudah terlaksana dengan baik, dalam persen dapat

dikatakan sudah 75 % , selebihnya masih dalam koreksi kami yang bertahap.

14. Apakah dalam pembelajaran PAI bapak/ibu selalu menggunakan metode

pengajaran aktif sesuai dengan kurikulum 2013?

Metode pembelajaran aktif yang kita gunakan seperti pada materi yang kita

bahas, kita minta kepada siswa untuk bisa menjelaskan tentang poin-poin

yang berhubungan dengan materi yang kita bahas. Ketika ada hal yang kurang

pas maka seorang guru tugasnya meluruskan yang tidak pas itu, tetapi

sebelumnya kita gali dulu dari pemahaman siswa seperti apa, bahkan ada

suatu momen kita bagi dalam beberapa kelompok dan tiap-tiap kelompok

dapat mempersentasikan masing-masing setiap kelompoknya.

HASIL WAWANCARA GURU PAI TERKAIT DENGAN PEMAHAMAN GURU

PAI TENTANG KURIKULUM 2013 TERHADAP EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 1 PARUNG

A. Identitas Responden

Nama : Fatma Yeni S.Ag

Jabatan : Guru Pendidikan Islam

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 11 November 2019

Tempat : Ruang Kelas X IPS 4

B. Pertanyaan dan Jawaban Responden

1. Bagaimana pelaksaan kurikurulum 2013 dalam pembelajaran PAI di

SMAN 1 Parung?

Pelaksanaannya sudah baik. Kurikulum 2013 sudah diberlakukan sejak tahun

2015, lalu pelaksanaanya sudah sesuai dengan Permendikbud

2. Apa pendidikan terakhir yang bapa/ibu miliki?

S1 Pendidikan Islam, tetapi sekarang sedang melanjutkan S2 jurusan

managemen pendidikan Islam.

3. Apakah ada pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013?

Ada, selalu ada yang pertama dari sekolah dan yang kedua dari MGMP.

Dilakukan dalam 1 tahun dilaksanakan 2 kali. Di awal ajaran dan

dipertengahan ajaran.

4. Menurut bapak/ibu apakah kendala dalam menerapkan kurikulum

2013?

Kendalanya ada, karena tidak semua siswa yang mampu untuk mencari

informasi, seperti keterbatasan biaya. Contohnya dalam pelajaran IT itu perlu

menggunakan Hp atau laptop. Kendala biaya dan juga dari segi IQ. Dalam

proses beljar mengjar tidak ada kendala. Anak-anak dapat mengikuti apa yang

dicanangkan pada kurikulum 2013.

5. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran PAI menurut bapak/ibu?

Efektivitas pembelajaran, seperti penanaman akidah, akhlak dan ibadah sudah

efektif, pelaksanaan jumsiroh dan shalat berjamaah yang juga dalam

pembelajaran al-Qur’an.

6. Apakah efektivitas pembelajaran PAI sudah tercapai atau terlaksana?

Tercapai sudah, tetapi sudah 70 % disebabkan terbatasnya waktu.

7. Apakah dalam pembelajaran PAI bapak/ibu selalu menggunakan metode

pengajaran aktif sesuai dengan kurikulum 2013?

Selalu menggunakan berbasis IT, dalam setiap pembelajaran.

HASIL WAWANCARA TERKAIT DENGAN PEMAHAMAN GURU PAI

TENTANG KURIKULUM 2013 TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

PAI DI SMA NEGERI 1 PARUNG

A. Identitas Responden

Nama : Dendi Suhendar S.PdI

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 14 November 2019

Tempat : Masjid SMA Negeri 1 Parung

B. Pertanyaan dan Jawaban Responden

1. Bagaimana pelaksaan kurikurulum 2013 dalam pembelajaran PAI di

SMAN 1 Parung?

Cukup bagus, baik selama ini kita mengkolaborasikan kurikulum 2013 dalam

pembelajaran dikelas, pokonya sudah baik.

2. Apa pendidikan terakhir yang bapa/ibu miliki?

S1 Pendidikan Agama Islam

3. Apakah ada pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013?

Ada, bahkan hampir setiap tahun ada IHT (In House Training) di dalamnya

ada pelatihan tentang penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran, bahkan

di datangkan narasumber dari luar juga, pengawas kabupaten dan provinsi.

Dilaksanakan 1 tahun sekali. MGMP PAI ada, bahkan bulan lalu kita baru saja

melaksanakan (pertemuan) PAI. Dalam MGMP tentu saja dibahas tentang

kurikulum 2013, sesuai dengan tujuannya seperti membedah kurikulum, SKL,

itu tujuan utama dalam MGMP.

4. Menurut bapak/ibu apakah kendala dalam menerapkan kurikulum

2013?

Kendala dalam melaksanakan kurikulum 2013, kendala yang utama itu

biasanya kita, ketersediaan alat-alat yang kita butuhkan, seperti dalam

pembelajaran PAI pasti ada praktik salah satunya praktik mengurusi jenazah.

Agak kerepotan ketika boneka tarsonya yang digunaka sebagai alat peraga

tidak ada (rusak) kondisinya atau dengan praktik lainnya seperti haji dan

umroh itu kita harus bisa membuat miniatur ka’bah.

5. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran PAI menurut bapak/ibu?

Efektivitas pembelajaran PAI, kalau efektivitas secara penyampaian materi

dikelas cukup efektif. Tetapu kalau dalam penerimaannya ke siswa itu

tergantug pada siswanya masing-masing. Memang ada minat siswa yang

berbeda-beda. Ada yang minat di pelajaran agama itu biasanya sangat antusias

pada pelajaran PAI. tetapi ada yang kurang begitu tertarik pada pelajaran PAI

bahkan ada yang belum bisa baca al-Qur’an juga ada. Tetapi secara

keseluruhan sangat efektif.

6. Apakah efektivitas pembelajaran PAI sudah tercapai atau terlaksana?

Efektivitas pembelajaran PAI sudah tercapai, karena kita mengacu pada

silabus dan RPP.

7. Apakah dalam pembelajaran PAI bapak/ibu selalu menggunakan metode

pengajaran aktif sesuai dengan kurikulum 2013?

Iyaa, kami selalu menggunakan pembelajaran aktif seperti dari materi yang

kita bahas, kita minta kepada siswa untuk bisa menjelaskan tentang poin-poin

yang berhubungan dengan materi yang kita bahas. Ketika ada hal yang kurang

pas maka seorang guru tugasnya meluruskan yang tidak pas itu, tetapi

sebelumnya kita gali dulu dari pemahaman siswa seperti apa, bahkan ada

suatu momen kita bagi dalam beberapa kelompok dan tiap-tiap kelompok

dapat mempersentasikan masing-masing setiap kelompoknya. Setelah

didiskusikan, selanjutnya dalam proses belajar mengajar dikelas menggunakan

metode yang berpariasi artinya tidak terpaku hanya pada satu materi saja.

1. Identitas Responden :

Nama :

Kelas :

2. Petunjuk Pengisian.

a. Isilah terlebih dahulu identitas diri sesuai dengan yang tertera pada poin

identitas responden diatas.

b. Bacalah penyataan dengan seksama agar dapat dipahami dengan baik.

c. Mohon dijawab semua soal angket di bawah ini sejujurnya dengan memberi

tanda ceklist (√) pada salah satu kotak jawaban yang sesuai dengan keadaan

yang anda rasakan.

No. Soal Angket Selalu Sering Kadang-

Kadang

Tidak

Pernah

1. Apakah guru PAI menyebutkan

tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai ketika awal kegiatan

KBM

2. Apakah guru PAI melaksanakan

pembelajaran dengan tepat waktu

3. Apakah materi pelajaran yang di

sampaikan oleh guru PAI sesuai

dengan KI-KD dan indikator

4. Apakah guru PAI mengalokasi-

kan materi pembelajaran sesuai

dengan kalender pendidikan

5. Apakah kamu berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran

aktif di kelas

6. Apakah kamu mengamati setiap

proses pembelajaran PAI di kelas

7. Apakah guru PAI menggunakan

metode pembelajaran yang

bervariasi

8. Apakah guru PAI menggunakan

media dalam proses pembelajaran

9. Apakah media belajar yang di

gunakan oleh guru PAI sesuai

dengan materi pelajaran

10. Apakah guru PAI menggunakan

teknologi komunikasi dan

informasi secara fungsional

11. Apakah guru PAI mampu

berkomunikasi secara aktif

terhadap siswa dalam proses

pembelajaran di kelas

12. Apakah guru PAI memberikan

penilaian yang nyata kepas siswa

13. Apakah guru PAI melakukan tes

dan praktik untuk melatih

kemampuan siswa dalam

memahami materi pelajaran

14. Apakah guru PAI melakukan

evaluasi berkelanjutan pada siswa

yang belum memahami materi

pelajaran

15. Apakah ada pelatihan atau

workshop untuk guru PAI

16. Apakah guru PAI menyampaikan

materi pelajaran dengan bahasa

yang mudah dipahami siswa

17. Apakah materi yang disampaikan

oleh guru PAI sesuai dengan KI-

KD

18. Apakah kamu mengemukakan

pendapat ketika diberikan

kesempatan oleh guru dalam

pembelajaran PAI di kelas

19. Apakah kamu mengajukan

pertanyaan saat proses

pembelajaran

20. Apakah kamu dapat berperan

aktif dalam kegiatan belajar di

kelas

21. Apakah guru PAI menerangkan

materi pelajaran sesuai dengan

kondisi saat ini

22. Apakah guru PAI mengekplorasi

pelajaran sesuai dengan

fenomena alam sekitar

23. Apakah kamu mengikuti proses

pembelajaran dengan sungguh-

sungguh

24. Apakah kamu mencatat apa yang

disampaikan oleh guru PAI

25. Apakah kamu menekuni dalam

mempelajari sumber belajar yang

ditentukan guru

26. Apakah kamu memahami setiap

materi yang di sampaikan oleh

guru PAI

27. Apakah kamu mengerjakan tugas

atau latihan yang diberikan guru

28. Apakah guru PAI mengingatkan

kebaikan dalam kehidupan

sehari-hari pada proses

pembelajaran di kelas

29. Apakah kamu menerapkan

kebaikan dan hal positif yang di

sampaikan oleh guru PAI dalam

menjalankan kehidupan sehari-

hari

30. Apakah kamu pernah merasa

bosan saat belajar PAI