Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
-
Author
moezzt-licha -
Category
Education
-
view
7.271 -
download
5
Embed Size (px)
Transcript of Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013

PENGEMBANGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM SESUAI KURIKULUM 2013
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Profesi
Dosen Pengampu: Dr. H.Tasman Hamami, M.A.
Disusun oleh:
KELOMPOK 8
Muslikhah N.I. (11410018)
Ami Lukitasari (11410104)
Sabar Setiyorini (11410115)
Deny Anita (11410188)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru senantiasa memiliki hubungan yang khas dengan muridnya, baik
dalam hubungan instruksional, emosional, dan spiritual. Guru yang
profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional ini, dan menjadi tuntutan semua pihak terhadap seseorang
yang berprofesi sebagai guru. Peran guru dalam dunia pendidikan sangat
penting terutama dalam proses pembelajaran, seiring perkembangan zaman
peran guru akan mengalami perubahan. Secara administratif, tugas guru
dalam proses pembelajaran berkaitan dengan kegiatan merencanakan,
meleksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran maka hal ini berkaitan dengan
kurikulum. Dengan demikian perlu adanya pengembangan guru sesuai
dengan kurikulum, khususnya dalam makalah ini kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengembangan guru
pendidikan agama Islam sesuai dengan kurikulum 2013, yang terbagi menjadi
beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud Pengembangan Guru Pendidikan Agama Islam?
2. Bagaimana Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013?
3. Bagaimana Pengembangan Guru Pendidikan Agama Islam Sesuai dengan
Kurikulum 2013?
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Guru Pendidikan Agama Islam
Guru (dalam bahasa Jawa) adalah seseorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran
oleh muridnya. Ditiru artinya seorang guru menjadi suri tauladan bagi
muridnya, baik dalam berpikir, berbicara, dan berperilaku sehari-hari.1
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling bekerjasama dan berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Komponen pendidikan tersebut diantaranya
tujuan, kurikulum, metode, sarana prasarana, lingkungan, evaluasi, pendidik,
dan peserta didik. Dalam pendidikan guru merupakan salah satu komponen
yang sangat penting, karena guru secara langsung berhubungan dengan murid
sehingga berperan penting kaitannya dengan pelaksanaan kurikulum.2
Seiring perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan manusia mencari
dan mendapatkan informasi serta pengetahuan, peran guru tidak lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar. Akan tetapi bagaimanapun hebatnya kemajuan
teknologi peran guru tetap diperlukan, ada peran-peran lain yang penting
seperti guru sebagai fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing,
pengelola kelas, mediator serta evaluator, dan peran tersebut harus
dilaksanakan sebaik mungkin agar proses pengajaran yang menjadi tanggung
jawabnya lebih berhasil.3 Dengan demikian untuk mengoptimalkan peran
guru agar relevan dengan perkembangan zaman perlu adanya pengembangan
dan pembinaan guru.
1 Ainurrofiq Dawam, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal. 17.
2 Ibid, hal. 18. 3 Asef Umar Fakhrudin, Menjadi Guru Favorit, (Yogyakarta: Diva Press, 2010), hal. 48-
49.
2

Menurut William Castetter pengembangan dapat dipahami sebagai
upaya individu untuk menumbuhkan dirinya sendiri supaya mengembangkan
tugas dan kewajibannya.4Pengembangan dan pembinaan guru merupakan
upaya peningkatan kompetensi guru secara sistematik yang dilaksanakan
dalam berbagai bentuk kegiatan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan
tenaga kependidikan. Kegiatan pendidikan ini dapat dilakukan dalam bentuk
preservice education, pendidikan dan pelatihan (inservice training), dan
onthe job training (pendidikan dalam jabatan).5Dengan demikian kegiatan
pengembangan guru hendaknya senantiasa dilaksanakan secara berkelanjutan
dan bentuk kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pengembangan guru
pendidikan agama Islam tidak jauh berbeda dengan pengembangan guru mata
pelajaran lain pada umumnya. Pengembangan guru pendidikan agama Islam
hendaknya mencakup dalam aspek soft skill dan hard skill. Maka
pengembangan merupakan tuntutan yang harus dijalankan supaya menambah
keluasan dan keefektifan dalam menjalankan tugasnya.6
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 peran guru dalam aktivitas pembelajaran tidak
hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memainkan berbagai
peran yang bertujuan mengembangkan potensi anak didik secara optimal.7
Menurut Djamarah yang dikutip oleh Sofan Amri merumuskan peran guru
sebagai berikut8 :
a. Korektor
Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah,
perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah
b. Inspirator
Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang baik
c. Informator
4Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hal. 945Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), hal. 118. 6Mujtahid, Pengembangan, hal. 957Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013), hal. 30. 8Ibid., hal.30-31.
3

Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang
telah diprogramkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
d. Organisator
Guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi anak
didik
e. Motivator
Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa
memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar
f. Inisiator
Guru mrnjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran
g. Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan anak
didik dapat belajar secara optimal
h. Pembimbing
Guru memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi
tantangan maupun kesulitan belajar.
i. Demonstrator
Guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara
dikdaktis, sehingga anak didik dapat memahami pelajaran secara optimal.
j. Pengelola kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah
tempat berhimpun guru dan siswa.
k. Mediator
Guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses
pembelajaran anak didik.
l. Supervisor
4

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis
proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat optimal.
m. Evaluator
Guru dituntut untutk mampu menilai produk pembelajaran serta proses
pembelajaran.
Seperti yang kita ketahui kurikulum 2013 cenderung menekankan
pada aspek pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik, hal tersebut
tentu menuntut kemampuan guru untuk dapat merancang pembelajaran yang
efektif dan bermakna. Selain mampu merancang pembelajaran efektif dan
bermakna, kurikulum 2013 juga menuntut guru untuk mampu mengorganisasi
pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran dalam
kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran (pembelajaran hendaknya
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta
kompetensi dasar pada umumnya), pengadaan dan pembinaan tenaga ahli
(diperlukan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli yang memiliki sikap,
pribadi, kompetensi dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran
berbasis kompetensi dan karakter, sehingga dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran tematik integratif dalam mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal), pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar (guru,
fasilitator dituntut untuk mendayagunakan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial, serta menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
terkait yang dipandang dapat menunjang upaya pengembangan mutu dan
kualitas pembelajaran, misalnya dengan masyarakat di lingkungan sekolah),
serta pengembangan dan penataan kebijakan sekolah (kebijakan yang jelas
dan baik dari kepala sekolah dapat memberikan kelancaran dan kemudahan
dalam implementasi pembelajaran berbasis kompetensi, misalnya yaitu
kebijakan dalam meningkatkan mutu dan kualitas guru, menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai, dan menjalin kerjasama yang baik dengan
5

unsur-unsur yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran berbasis
kompetensi).9
Demikian juga dengan guru pendidikan agama Islam yang berperan
sebagai salah satu agen penting dalam pembentukan karakter peserta didik,
maka ia diharapkan untuk senantiasa mengembangkan dirinya baik dalam
aspek soft skill maupun hard skill.
C. Pengembangan Guru Pendidikan Agama Islam Sesuai Kurikulum 2013
Tanggung jawab guru terhadap peserta didik tidak hanya sekedar
transfer of knowledge atau transfer pengetahuan. Akan tetapi, ketika
melakukan transfer pengetahuan juga harus disertai kegiatan mendidik,
mendewasakan, menjadikan anak didik sebagai sosok yang jujur dan berbudi
pekerti luhur, dan membuat mereka terampil demi masa depannya.10
Pada kurikulum 2013 yang menekankan ketercapaian kompetensi dan
pembentukan karakter, menuntut guru pendidikan agama Islam untuk selalu
mengembangkan dirinya dalam aspek soft skill maupun hard skill.
a. Soft Skill
Soft skills yangdisebut juga intrapersonal & interpersonal
intelligences, (cerdas diri dan cerdas bergaul) yaitu: perilaku personal
dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan performan
dan kinerja.11Misalnya, kecakapan diri, kecakapan berpikir dan
kecakapan sosial.
1. Kesadaran diri
Kesadaran diri disini meliputi kesadaran sebagai makhluk Allah,
kesadaran akan potensi diri (fisik dan psikologik), kesadaran sebagai
makhluk sosial, dan kesadaran sebagai makhluk lingkungan.
2. Kecakapan berpikir
9 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 104-106.
10 Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal.240.
11 Tasman Hamami, Handout Pengembangan Profesi, hal.66.
6

Kecakapan berpikir disini meliputi kecakapan menggali informasi,
mengolah informasi, menyelesaikan masalah secara kreatif dan arif,
serta mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
3. Kecakapan sosial
Kecakapan sosial disini meliputi kecakapan berkomunikasi lisan dan
tulisan serta kecakapan bekerjasama dengan pihak lain.12
b. Hard Skill
Hard skills disebut jugaHard Competence/ Technical Competence,
yaitu: kemampuan yang diperlukan untuk menyempurnakan tercapainya
tujuan pekerjaan.13
Dalam hal ini yang termasuk hard skill salah satunya adalah
kemampuan guru merencanakan dan memilih metode pembelajaran.
Metode yang biasa atau umum digunakan dalam proses belajar mengajar
antara lain berbentu ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan
demonstrasi atau praktek.14 Pada kurikulum 2013 pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan metode kolaboratif, diantaranya
jigsaw proscedure, student team achievment division, dan complex
instruction.15
Diantara cara-cara umum yang dapat ditempuh oleh seorang guru
untuk meningkatkan/ mengembangkan kepribadiannya agar menjadi ideal
yaitu melalui pengembangan lewat pendidikan formal, pengembangan lewat
pelatihan, maupun pengembangan lewat pembinaan oleh atasan.16
a. Pengembangan lewat pendidikan formal
Pengembangan lewat pendidikan formal merupakan bagian dari
suatu peningkatan profesi guru dalam upaya peningkatan mutu guru
sebagai jabatan profesi guru. Ada tiga upaya dalam penyelenggaraan
12Ibid., hal.88.13Ibid., hal.66.14Sofan Amri, Pengembangan, hal.113.15Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013: SMA/MA dan SMK/MAK.pdf16Moh.Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru : Upaya Mengembangkan Kepribadian
Guru yang Sehat di Masa Depan, (Yogyakarta: Grafindo Lentera Media, 2009), hal. 172.
7

berbagai aspek dan tahap penanganan pembinaan dalam jabatan
profesional guru. Ketiga upaya tersebut adalah sebagai berikut: Pertama,
mekanisme dan prosedur penghargaan aspek layanan ahli keguruan perlu
dikembangkan. Kedua, sistem penilikan di jenjang SD dan juga sistem
kepengawasan di jenjang SMA yang berlaku sekarang jelas memerlukan
penyesuaian-penyesuaian mendasar. Misalnya tidak sulit dibayangkan
seorang guru berijazah S3 yang diawasi oleh pengawas yang berijazah
S2. Juga bagaimana hasil pengawasan dimasukkan dalam mekanisme
penilaian jabatan fungsional, masih memerlukan banyak penjabaran
fungsional. Ketiga, keterbukaan informasi juga mempersyaratkan
keluasan kesempatan untuk meraih kualifikasi formal yang lebih tinggi,
katakanlah S1 dan bahkan S2 dan S3.
b. Pengembangan lewat pelatihan
Dalam menjalankan profesinya, maka guru perlu mengikuti
pelatihan-pelatihan dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti penataran,
diklat, kursus-kursus, seminar atau kegiatan yang bersifat menunjang
kualitas pemahaman dan peningkatan mutu guru dalam memberikan
pelayanan kepada anak didik dalam rangka meningkatkan pengetahuan
sehingga lebih profesional.
Dengan memiliki kemampuan dan keahlian khusus sesuai dengan
bidang keguruan yang profesional yaitu melalui berbagai upaya
pengembangan lewat pelatihan, diharapkan guru mmapu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal atau
dengan kata lain, guru bisa memiliki kepribadian yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta pengamalan yang banyak dibidangnya.
c. Pengembangan lewat pembinaan atasan
Untuk dapat mengembangkan kualitas kemampuan guru dalam
meningkatkan profesinya sebagai pendidik perlu adanya keterlibatan
langsung oleh pemimpin baik kepala sekolah maupun supervisor yang
terkait yaitu melalui suatu pembinaan. Dengan melalui pembinaan secara
intensif dan terprogram oleh atasan maka akan mudah untuk mengetahui
8

kemampuan perkembangan guru baik kemampuan akademik maupun
administrasi.
Secara umum, pembinaan guru atau supervisi berfungsi untuk
mengkoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-
guru; mengkoordinasi semua usaha sekolah, melengkapi kepemimpinan
sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha
yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus,
menganalisis situasi belajar-mengajar, mmeberikan pengetahuan dan
keterampilan guru serta staf, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan
membantu meningkatkan kemampuan guru. Nyatalah, bahwa fungsi
pembinaan guru adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan
hasil belajar melalui serangkaian upaya pembinaan terhadap guru-guru
dalam wujud layanan profesional.
Setelah mengetahui cara-cara umum yang dapat ditempuh untuk
mengembangkan kepribadian guru, maka perlu diketahui pula kriteria khusus
yang harus dimiliki guru pendidikan agama Islam dalam rangka
mengembangkan dirinya agar menjadi guru ideal, yang akan dijabarkan
sebagai berikut:
Secara umum tugas pendidik menurut Islam ialah mengupayakan
perkembangan seluruh potensi subyek didik. Guru bukan saja bertugas
mentransfer ilmu tetapi juga sekaligus mentransfer nilai (transfer of
knowledge and values), diantaranya yang terpenting adalah nilai ajaran Islam.
Guru membawa amanah Ilahiyah untuk mencerdaskan kehidupan
umat dan membawanya taat beribadah dan berakhlak mulia. Dalam al-Qur’an
surat at-Taubah ayat 122, Allah memerintahkan umat agar sebagian
diantaranya ada yang berkenan memperdalam ilmu dan menjadi guru untuk
meningkatkan derajat diri dan peradaban dunia, tidak semua bergerak ke
medan perang. Karena tanggungjawab guru yang tinggi tersebut, guru
dituntut untuk memiliki persyaratn tertentu baik yang berkaitan dengan
kompetensi professional, pedagogik, sosial dan kepribadian.
9

Tanpa mengecilkan yang lain, kompetensi sosial dan kepribadian
merupakan kompetensi terpenting dalam Islam. Hal ini sejalan dengan
kurikulum 2013 yang mengutamakan aspek pembentukan kompetensi dan
karakter. Dari kepribadian tersebut guru dapat dievaluasi apakah ia seorang
guru yang baik atau tidak. Kepribadian yang utuh meliputi tingkah laku dan
tutur katanya.
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi (dalam kitabnya Ruh at-Tarbiyah
wa Ta’lim) memberikan syarat kepribadian yang harus dimiliki oleh pendidik
agar menjadi guru yang baik, yaitu: zuhud dan ikhlas, bersih lahir dan batin,
pemaaf, sabar, dan mmapu mengendalikan diri, bersifat kebapakan atau
keibuan (dewasa), dan mampu mengenal dan memahami peserta didik dengan
baik (secara individual maupun kolektif).17
Untuk itu, tidaklah mudah untuk menjadi guru Muslim yang baik.
Kepribadian guru harus merupakan refleksi dari nilai-nilai Islam. Guru yang
baik tetap berproses untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan, strategi
pembelajaran, maupun kepribadiannya.
17 Moh.Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru, hal.186.
10

BAB III
KESIMPULAN
Dari keseluruhan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
kegiatan pengembangan guru hendaknya senantiasa dilaksanakan secara
berkelanjutan dan bentuk kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pengembangan guru pendidikan agama Islam tidak jauh berbeda dengan
pengembangan guru mata pelajaran lain pada umumnya. Pengembangan guru
pendidikan agama Islam hendaknya mencakup dalam aspek soft skill dan hard
skill. Maka pengembangan merupakan tuntutan yang harus dijalankan supaya
menambah keluasan dan keefektifan dalam menjalankan tugasnya.
Dalam kurikulum 2013 peran guru dalam aktivitas pembelajaran tidak
hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memainkan berbagai peran
yang bertujuan mengembangkan potensi anak didik secara optimal. Diantaranya
yaitu berperan sebagai korektor, inspirator, informator, motivator, organisator,
inisiator, dsb.
Pada kurikulum 2013 yang menekankan ketercapaian kompetensi dan
pembentukan karakter, menuntut guru pendidikan agama Islam untuk selalu
mengembangkan dirinya dalam aspek soft skill (kecakapan diri, kecakapan
berpikir dan kecakapan sosial) maupun hard skill (salah satunya adalah
kemampuan guru merencanakan dan memilih metode dan strategi pembelajaran).
Kompetensi sosial dan kepribadian merupakan kompetensi terpenting
dalam Islam. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013 yang mengutamakan aspek
pembentukan kompetensi dan karakter. Dari kepribadian tersebut guru dapat
dievaluasi apakah ia seorang guru yang baik atau tidak. Guru ideal adalah guru
yang pada saat bersamaan siap menjadi peserta didik yang baik yaitu menuntut
ilmu setinggi-tingginya dan juga mengembangkan keterampilan seluas-luasnya.
Inilah sikap mandiri dalam belajar, yang berarti tetap belajar meski telah menjadi
seorang pengajar.
11

DAFTAR PUSTAKA
Dawam, Ainurrofiq. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Umar, Asef Fakhrudin. 2010. Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Diva Press.
Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN Maliki Press.
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
E.Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Roqib, Moh dan Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru : Upaya Mengembangkan
Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan. Yogyakarta: Grafindo
Lentera Media.
Tasman Hamami. Handout Pengembangan Profesi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Modul Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013: SMA/MA dan SMK/MAK.pdf
12