PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN...
Transcript of PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN...
PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK REKLAME
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG
PERIODE 2009-2013
MUTIA HENDAYANI ASRIYAWATI
100462201061
Fakultas Ekonomi - Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang
2014
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Pajak Hotel,
Pajak Restoran dan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
periode 2009-2013 baik secara parsial ataupun simultan. Sampel dalam penelitian ini adalah
jumlah pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame dari tahun 2009-2013. Jumlah bulan
yaitu 60 bulan dari Januari 2009-Desember 2013 dari penerimaan pajak daerah. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini Pajak Hotel dan Pajak Reklame tidak berpengaruh secara
parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Pajak
Restoran berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
periode 2009-2013. Dan kesemua variabel berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan
Asli Daerah.
Kata Kunci: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pendapatan Asli Daerah
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara yang dibayar
oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta sebagai perwujudan
peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama
melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional (Watini, 2010).
Sumber-sumber penerimaan daerah diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah
termasuk hasil dari pelayanan badan layanan umum (BLU) daerah, hasil pengelolaan
kekayaan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Saepurrahman (2012), dari
berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang
tentang Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu
sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi masing-masing daerah.
Dari banyak komponen pajak daerah yang dikelola Kota Tanjungpinang yang menarik
untuk diteliti oleh penulis adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame. Dalam
penerimaan pendapatan daerah, pemerintah menetapkan suatu target sebagai acuan untuk
pencapaian peningkatan penerimaan yang harus dicapai. Jika penerimaan melebihi target
yang telah ditetapkan maka akan berdampak positif bagi penerimaan pendapatan daerah.
Sedangkan jika acuan target penerimaan yang telah ditentukan tidak tercapai maka perlu
dilakukan evaluasi agar target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang
bisa mencapai atau melebihi target tersebut.
Pada tahun 2009-2013 target dan realisasi pajak hotel cenderung mengalami
peningkatan. Hanya saja pada tahun 2010, target yang telah ditetapkan tidak bisa terpenuhi
sehingga realisasi penerimaannya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Tetapi pada tahun 2011-2013, target dan realisasi penerimaan pajak hotel terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Untuk target dan realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun 2009-2013, setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan peningkatan tersebut
tentunya akan memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan daerah Kota
Tanjungpinang.
Sedangkan untuk target dan realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2009-2013
mengalami penurunan. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap penerimaan pendapatan
daerah Kota Tanjungpinang.
Dari penjelasan diatas adanya peningkatan target dan realisasi penerimaan pajak hotel
dan pajak restoran setiap tahunnya mengidentifikasikan bahwa potensi pajak hotel dan pajak
restoran yang ada di Kota Tanjungpinang dapat memberikan peningkatan penerimaan dari
tahun ke tahun sehingga pemanfaatannya dapat semakin dioptimalkan dan dikembangkan dan
akan berdampak positif terhadap penerimaan pendapatan daerah.
Sedangkan untuk pajak reklame yang target dan realisasi penerimaannya dari tahun
2009-2013 mengalami penurunan, seharusnya pemanfaatan penerimaan pendapatan daerah
pada sektor pajak reklame ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin mengingat banyak
reklame-reklame yang ada di sepanjang jalan Kota Tanjungpinang. Jika hal ini bisa dikelola
dengan baik, pajak reklame juga akan ikut berkontribusi positif seperti pajak hotel dan
restoran.
Berdasarkan alasan tersebut, maka menarik perhatian untuk diteliti dan bermaksud
menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Pajak Hotel, Pajak
Restoran dan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
Periode 2009-2013”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba menguraikan beberapa
permasalahan yang akan diangkat. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Apakah Pajak Hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang periode 2009-2013 ?
1 Apakah Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang periode 2009-2013 ?
2 Apakah Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang periode 2009-2013 ?
3 Apakah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013 ?
TINJAUAN TEORI
Pengertian Pajak
Menurut Diana dan Setiawati (2010:1) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pendapatan asli daerah adalah
pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah bersumber dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan Dearah yang dipisahkan, dan lauin-lain PAD
yang sah.
Pengertian Pajak Hotel
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah Bab I Pasal I Ayat 9, Pajak Hotel adalah Pajak yang dipungut atas pelayanan yang
disediakan oleh hotel.
Objek Pajak Hotel
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah Bab III Pasal 4 Ayat 1, Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh
hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya
memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah Bab III Pasal 5 Ayat 1-2, Pada pajak hotel yang menjadi subjek pajak adalah orang
pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel dan yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel.
Tarif Pajak Hotel
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah Bab III Pasal 7, Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen), kecuali
rumah kos ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
Pengertian Pajak Restoran Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah Bab I Pasal I Ayat 11, Pajak Restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan
yang disediakan oleh restoran.
Objek Pajak Restoran Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan yang
disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang
dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain
(Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab IV
Pasal 10 Ayat 1-2).
Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah Bab IV Pasal 11 Ayat 1-2, subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan
yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran dan wajib pajak adalah orang pribadi
atau badan yang mengusahakan restoran.
Tarif Pajak Restoran Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah Bab IV Pasal 13, Tarif pajak restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
Pengertian Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah Bab I Pasal I Ayat 15, Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas
penyelenggaraan reklame.
Objek Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah Bab VI Pasal 22 Ayat 1-2, Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan
reklame. Penyelenggaraan reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak reklame adalah
sebagaimana disebut di bawah ini.
a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya;
b. Reklame kain;
c. Reklame melekat, stiker;
d. Reklame selebaran;
e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;
f. Reklame udara;
g. Reklame apung;
h. Reklame suara;
i. Reklame film/slide; dan
j. Reklame peragaan.
Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah Bab VI Pasal 23 Ayat 1-2, Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan reklame dan wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame.
Tarif Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah Bab VI Pasal 26, Tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima
persen).
Hipotesis
Menurut Supranto (2009:124) Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau
anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
H1: Diduga Pajak hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
periode 2009-2013.
H2: Diduga Pajak restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang periode 2009-2013.
H3: Diduga Pajak reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang periode 2009-2013.
H4: Diduga Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan penjelasan mengenai pengertian teoritis
variabel sehingga dapat diamati dan diukur dan parameter yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
Variabel Dependen (Y)
Pendapatan asli daerah merupakan variabel terikat pada penelitian ini. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang
diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Variabel Independen (X)
a. Pajak Hotel (X1)
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah, Pajak hotel adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
b. Pajak Restoran (X2)
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah, Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
c. Pajak Reklame (X3)
Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah, Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:7) Populasi adalah kumpulan dari semua
kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau
kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah
pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame yang menjadi sumber dari pendapatan asli
daerah yang diterbitkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kota Tanjungpinang.
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:7) Sampel adalah suatu bagian dari populasi
tertentu yang menjadi perhatian. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pajak hotel, pajak
restoran, dan pajak reklame dari tahun 2009-2013 (dibagi 1.000.000 dan 2 angka dibelakang
koma). Jumlah bulan yaitu 60 bulan dari Januari 2009-Desember 2013 dari penerimaan pajak
daerah.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang dengan tahun dari 2009 sampai
dengan 2013.
Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang terdapat dalam penelitian ini adalah merupakan data kuantitatif.
Menurut Kurniawan (2009:7) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
angka. Data kuantitatif yang dikumpulkan berupa data pajak yang diambil dari Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang yang
memberikan informasi berupa data.
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh secara langsung dari
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, yaitu mengumpulkan catatan-
catatan/data-data yang diperlukan sesuai penelitian yang akan dilakukan dari
dinas/kantor/instansi atau lembaga terkait. Laporan-laporan yang terkait dengan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) realisasi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame. Data sekunder
tersebut diperoleh dari dokumen resmi yang dikeluarkan instansi yang terkait.
Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Menurut Yulius (2010:20) deskriptif berarti memberi gambaran. Statistik deskriptif
bertujuan untuk memberikan gambaran dan menyajikan data.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Wijaya (2012:132) Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam
model regresi variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah regresi yang berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Wijaya (2012:125) Uji Multikolinieritas merupakan uji yang ditunjuk
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (variabel independen).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Wijaya (2012:127) Heterokedastisitas menunjukkan bahwa varians
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas ataua tidak terjadi heterokedastisitas
karena data cross section memiliki data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang,
dan besar).
d. Uji Autokorelasi
Menurut Wijaya (2012:127) Tujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada
tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada
persamaan regresi linier. Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem
autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
Menurut Priyatno (2010:9) Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat
digeneralisasi).
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus regresi linear berganda yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Pendapatan Asli Daerah
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Pajak Hotel
X2 = Pajak Restoran
X3 = Pajak Reklame
e = Standar error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Priyatno (2010:66) Uji determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,.... Xn) secara serentak
terhadap variabel Y.
b. Uji t
Menurut Priyatno (2010:68) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel independen (X1, X2, .... Xn) secara parsial berpengaruh terhadap
variabel Y.
c. Uji f
Menurut Priyatno (2010:67) Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen (X1, X2,.... Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel Y.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi pajak hotel, pajak
restoran, pajak reklame dan pendapatan asli daerah akan diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa pada variabel pajak hotel minimum sebesar
Rp116.100.000,00 dan maksimum sebesar Rp518.810.000,00 dengan rata-rata 266,0902 dan
standar deviasi sebesar 89,89834. Pada variable pajak restoran minimum sebesar
Rp156.890.000,00 dan maksimum sebesar Rp774.660.000,00 dengan rata-rata 394,9077 dan
standar deviasi sebesar 157,66831. Variabel pajak reklame minimum Rp13.790.000,00
sebesar dan maksimum sebesar Rp612.450.000,00 dengan rata-rata 182,0093 dan standar
deviasi sebesar 131,36710. Variable pendapatan asli daerah minimum sebesar
Rp2.005.180.000,00 dan maksimum sebesar Rp17.924.480.000,00 dengan rata-rata 6006,94
dan standar deviasi sebesar 2829,89848.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variable terikat dan
variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang berdistribusi normal (Wijaya, 2012:132). Pengujian
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov.
Dari hasil pengujian kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa nilai asymp.sig (2-tailed)
dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan
regresi untuk masing-masing model berdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukkan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (variable independen).
Multikolinieritas dapat dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka tingkat kolonieritas dapat
ditoleransi (Wijaya, 2012:125).
Dari hasil uji multikolinieritas, berdasarkan nilai VIF diketahui nilai VIF <10. Dengan
demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Untuk menganalisis heterokedastisitas dengan grafik plot adalah jika tidak terdapat pola
tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan sumbu Y, indikasinya tidak terjadi
heterokedastisitas (Wijaya, 2012:130).
Dengan melihat sebaran titik-titik yang acak, baik diatas , maupun dibawah angka 0
dari sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi ini.
Dari tabel 4.4 dapat dilihat korelasi antara variabel Pajak Hotel dengan Unstandardized
residual memiliki nilai signifikansi 0,342. Korelasi antara variabel Pajak Restoran dengan
Unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,501. Korelasi antara variabel Pajak
Reklame dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,516. Karena nilai
signifikansi semua variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Tujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linier. Menurut
Ghozali (2006:124) Jika Dw hitung > du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
antar residual.
Dari hasil uji autokorelasi, berdasarkan nilai α dengan nilai d table dl (n=60, k=3) =
1,4797, du (n=60, k=3) = 1,6889. Nilai dw (2,365) > du (1,6889), dengan demikian dapat
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi antar residual.
1. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis regresi
berganda (multiple regression analysis), yaitu:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Menurut Priyatno (2010:66) Uji determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,.... Xn) secara serentak terhadap variabel
Y.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,542 atau 54,2% berarti bahwa pendapatan asli
daerah dipengaruhi sebesar 54,2% oleh variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak
reklame, sedangkan 45,8% dipengaruhi oleh variabel lain.
b. Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti
(signifikan) antara variabel independen (pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame)
secara parsial terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah).
H1: Diduga Pajak Hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang Periode 2009-2013
Dari tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi dan t-hitung masing-masing variabel.
Pajak hotel memiliki nilai Sig sebesar 0,165 > 0,05. Dari nilai t-hitung 1,405 lebih kecil dari
t-tabel 1,67065. Maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti Pajak Hotel tidak berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
H2: Diduga Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang Periode 2009-2013
Pajak restoran memiliki nilai Sig sebesar 0,010 < 0,05. Dari nilai t-hitung 2,655 lebih
besar dari t-tabel 1,67065. Maka H2 diterima dan Ho ditolak yang berarti Pajak Restoran
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
H3: Diduga Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang Periode 2009-2013
Pajak reklame memiliki nilai Sig sebesar 0,241 > 0,05. Dari nilai t-hitung 1,186 lebih
kecil dari t-tabel 1,67065. Maka Ho diterima dan H3 ditolak yang berarti Pajak Reklame
tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
Berdasarkan tabel 4.7, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut
Dimana:
Y = Pendapatan Asli Daerah
X1 = Pajak Hotel
X2 = Pajak Restoran
X3 = Pajak Reklame
e = Error
Y = -171,397 + 8,355X1 + 8,927X2 + 2,360X3
Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta regresi sebesar -171,397, menyatakan jika variabel pajak hotel, pajak
restoran dan pajak reklame sama dengan 0 (nol) atau tetap maka pendapatan asli daerah
akan berkurang sebesar -171,397.
2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar 8,355 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
pajak hotel sebesar Rp1 akan diikuti kenaikan pendapatan asli daerah sebesar Rp8.355
dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
3. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 8,927 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak
restoran sebesar Rp1 akan diikuti pendapatan asli daerah sebesar Rp8.927 dengan
asumsi variabel lainnya adalah konstan.
4. Nilai koefisien regresi X3 sebesar 2,360 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak
reklame sebesar Rp1 akan pendapatan asli daerah sebesar Rp2.360 dengan asumsi
variabel lainnya adalah konstan.
c. Hasil Uji F
Pengujian variabel independen (pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame)
terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah). Uji F digunakan untuk melihat apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
H4: Diduga Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame berpengaruh secara
simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
Dari tabel di atas nilai Sig sebesar 0,000, maka 0,000 < 0,05. Dari nilai t-hitung 24,271
lebih besar dari t-tabel 2,76. Maka H4 diterima dan Ho ditolak yang berarti Pajak Hotel,
Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk uji asumsi klasik diperoleh hasil data
terdistribusi normal, uji multikolinieritas tidak terjadi masalah multikolinieritas, uji
heterokedastisitas tidak terdapat masalah heterokedastisitas, dan uji autokorelasi tidak
terdapat masalah autokorelasi.
Untuk uji hasil analisis penelitian terhadap pengaruh pajak hotel, pajak restoran dan
pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
menunjukkan, Pajak hotel memiliki nilai Sig sebesar 0,165 > 0,05 dengan demikian Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan Saepurrahman (2012) dan Atinah (2012) yang mendapatkan hasil pajak hotel
tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Pajak restoran memiliki nilai Sig sebesar 0,010 < 0,05 dengan demikian H2 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Saepurrahman (2012) yang mendapatkan hasil pajak restoran berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah.
Sedangkan pajak reklame memiliki nilai Sig sebesar 0,241 > 0,05 dengan demikian Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Vina, Effendi, dan Juwita (2011) yang mendapatkan hasil pajak
reklame berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Dalam uji F nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 dengan demikian H4 diterima, hal ini
menunjukkan bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara
simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,542 atau 54,2% berarti bahwa pendapatan asli
daerah dipengaruhi sebesar 54,2% oleh variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak
reklame, sedangkan 45,8% dipengaruhi oleh variabel lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian, analisa data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
periode 2009-2013.
2. Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
periode 2009-2013.
3. Pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
periode 2009-2013.
4. Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
5. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,542 atau 54,2% berarti bahwa pendapatan asli daerah
dipengaruhi sebesar 54,2% oleh variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame,
sedangkan 45,8% dipengaruhi oleh variabel lain.
Saran
Saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya dapat menambah sampel penelitian agar hasilnya lebih baik.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen lain atau mengganti variabel
independen berdasarkan teori-teori yang didapat.
3. Bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tanjungpinang
diharapkan dapat mengelola pajak daerah dengan baik lagi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus, Sonny dan Isnianto Kurniawan. 2009. Panduan Praktis Perpajakan. Yogyakarta:
Andi
Atinah. 2012. Pengaruh Pajak Hotel dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Studi Pada Kota Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji (Skripsi)
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan
Penuntun Praktis. Yogyakarta: Andi
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Kurniawan, Albert. 2009. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta: MediaKom
Mardiasmo. 2011. Pepajakan Edisi Revisi Tahun 2011. Yogyakarta: Andi
Muljono, Djoko. 2009. PPH dan PPN Pasal Untuk Berbagi Kegiatan Usaha. Yogyakarta:
Andi
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinag Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: MediaKom
Pudyatmoko, Y. S. 2009. Pengantar Hukum Pajak (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi
Saepurrahman, A.S. 2012. Pengaruh Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya). Universitas
Siliwangi
Siahaan, M. P 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat
Supramono dan Damayanti, T. W. 2010. Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan
Revisi 2009. Yogyakarta: Andi
Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Vina., Rizal Effendi dan Ratna Juwita. 2011. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin. STIE MDP
Watini, Sri. 2010. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak
Daerah Kota Bandung (Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).
Universitas Kristen Maranatha
Wijaya, Toni. 2012. Cepat Mengurangi SPSS 20 Untuk Oleh Data dan Interprestasi Data.
Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka
Yulius, Oscar. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka
LAMPIRAN
Output Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PajakHotel 60 116,10 518,81 266,0902 89,89834
PajakRestoran 60 156,89 774,66 394,9077 157,66831
PajakReklame 60 13,79 612,45 182,0093 131,36710
PAD 60 2005,18 17924,48 6006,9452 2829,89848
Valid N (listwise) 60
Output Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1865,88618620
Most Extreme Differences
Absolute ,087
Positive ,087
Negative -,059
Kolmogorov-Smirnov Z ,673
Asymp. Sig. (2-tailed) ,756
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Output Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constant) -171,397 819,102 -,209 ,835
PajakHotel 8,355 5,945 ,265 1,405 ,165 ,218 4,595
PajakRestoran 8,927 3,363 ,497 2,655 ,010 ,221 4,522
PajakReklame 2,360 1,990 ,110 1,186 ,241 ,910 1,099
a. Dependent Variable: PAD
Output Uji Heterokedastisitas
Correlations
PajakHotel PajakRe
storan
PajakRekla
me
Unstandardi
zed
Residual
Spearman's
rho
PajakHotel
Correlation
Coefficient 1,000 ,871
** ,122 -,125
Sig. (2-tailed) . ,000 ,355 ,342
N 60 60 60 60
PajakRestoran
Correlation
Coefficient ,871
** 1,000 -,026 -,088
Sig. (2-tailed) ,000 . ,843 ,501
N 60 60 60 60
PajakReklame
Correlation
Coefficient ,122 -,026 1,000 -,086
Sig. (2-tailed) ,355 ,843 . ,516
N 60 60 60 60
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient -,125 -,088 -,086 1,000
Sig. (2-tailed) ,342 ,501 ,516 .
N 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Output Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,752a ,565 ,542 1915,21327 2,365
a. Predictors: (Constant), PajakReklame, PajakRestoran, PajakHotel
b. Dependent Variable: PAD
Output Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolera
nce
VIF
1 (Constant) -171,397 819,102 -,209 ,835
PajakHotel 8,355 5,945 ,265 1,405 ,165 ,218 4,595
PajakRestoran 8,927 3,363 ,497 2,655 ,010 ,221 4,522
PajakReklame 2,360 1,990 ,110 1,186 ,241 ,910 1,099
a. Dependent Variable: PAD
Output Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -171,397 819,102 -,209 ,835
PajakHotel 8,355 5,945 ,265 1,405 ,165
PajakRestoran 8,927 3,363 ,497 2,655 ,010
PajakReklame 2,360 1,990 ,110 1,186 ,241
a. Dependent Variable: PAD
Output Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 267080854,429 3 89026951,476 24,271 ,000b
Residual 205410344,330 56 3668041,863
Total 472491198,759 59
a. Dependent Variable: PAD
b. Predictors: (Constant), PajakReklame, PajakRestoran, PajakHotel