PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH...

23
1 PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG PERIODE 2009-2014 NUZUL FITRI 110462201180 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak reklame, pajak hotel, pajak restoran, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri terhadap jumlah pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014. Data yang digunakan adalah Laporan Bulanan Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Data Jumlah Penduduk, dan Data Jumlah Industri Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014. Variabel independen yang digunakan adalah pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri dan variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan asli daerah. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dan uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastiisitas dan uji autokorelasi. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t, uji f dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial pajak reklame dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kota tanjungpinang priode 2009-2014. Sedangkan pajak hotel, pajak restoran, retribusi jasa umum dan jumlah industri tidak berpengarauh terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang priode 2009-2014. Secara simultan pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota tanjungpinang priode 2009-2014. Kata kunci : Pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri dan pendapatan asli daerah. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemberlakuan undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah memberikan dampak yang luas bagi pelaksanaan Otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan kewenangan dan pengambilan keputusan yang lebih leluasa yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Kota

Transcript of PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH...

Page 1: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

1

PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK

HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK

DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI

DAERAH KOTA TANJUNGPINANG PERIODE 2009-2014

NUZUL FITRI

110462201180

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak reklame, pajak

hotel, pajak restoran, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri

terhadap jumlah pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014.

Data yang digunakan adalah Laporan Bulanan Realisasi Pendapatan Asli Daerah,

Data Jumlah Penduduk, dan Data Jumlah Industri Kota Tanjungpinang Tahun

2009-2014. Variabel independen yang digunakan adalah pajak reklame, pajak

restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri

dan variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan asli daerah. Model

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dan uji asumsi klasik yang

digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastiisitas dan

uji autokorelasi. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t, uji f dan

koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial pajak

reklame dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kota

tanjungpinang priode 2009-2014. Sedangkan pajak hotel, pajak restoran, retribusi

jasa umum dan jumlah industri tidak berpengarauh terhadap pendapatan asli

daerah Kota Tanjungpinang priode 2009-2014. Secara simultan pajak reklame,

pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah

industri berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota tanjungpinang priode

2009-2014.

Kata kunci : Pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum,

jumlah penduduk, jumlah industri dan pendapatan asli daerah.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemberlakuan undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah memberikan dampak yang luas

bagi pelaksanaan Otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan kewenangan dan

pengambilan keputusan yang lebih leluasa yang diberikan kepada daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Kota

Page 2: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

2

Tanjungpinang sebagai salah satu kota otonom perlu meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah guna menunjang pembangunan dalam rangka memaksimalkan

pelayanan kepada masyarakat. Pendapatan Asli Daerah ini bersumber dari Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

serta lain-lain PAD yang sah. Kota Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi

diharapkan mampu menggerakan sektor-sektor baik dari segi perhotelan, restoran,

hiburan, reklame, hingga penyediaan lahan parkir yang mana namanya akan

menjadi pendapatan bagi pemerintah daerah. Pendapatan ini nantinya

dipergunakan untuk proses pembangunan daerah sehingga dapat memajukan

perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Kota Tanjungpinang.

Santosa dan Rahayu (2005) dalam penelitiannya membuktikan bahwa

Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh Pengeluaran Pemerintah, PDRB dan

jumlah penduduk. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, maka aliran

penerimaan Pemerintah melalui Pendapatan Asli Daerah juga meningkat. Sutriso

dalam Nurmayasari (2010) menyatakan bahwa jumlah industri berpengaruh

positif terhadap penerimaan pajak reklame dimana semakin banyak jumlah

industri yang terdapat dalam suatu daerah maka penerimaan pajak reklame akan

meningkat. Secara otomatis jumlah industri yang ada di Kota Tanjungpinang akan

mempengaruhi besarnya Pendapatan Asli Daerah yang diterima DPPKAD Kota

Tanjungpinang. Hal ini disebabkan apabila suatu industri yang ingin memasarkan

produknya dapat mengunakan atau memasang reklame agar dapat dipengaruhi

oleh masyarakat. Bertambahnya jumlah industri yang memasang reklame

mengakibatkan objek pajak bertambah luas, sehingga penerimaan daerah pun

meningkat.

Dari semua jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang ada dikota

Tanjungpinang, maka yang akan menjadi objek penelitian ini adalah Pajak

Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk

dan Jumlah Industri. Dengan pertimbangan bahwa semakin banyaknya hotel,

restoran yang dibangun apakah akan berdampak terhadap PAD Kota

Tanjungpinang. Selanjutnya Pajak Reklame dengan pertimbangan bahwa semakin

banyak usaha, himbauan dan pelayanan jasa lainnya apakah juga akan

berpengaruh terhadap PAD Kota Tanjungpinang. Selanjutnya Retribusi Jasa

Umum dengan pertimbangan pendapatannya dipengaruhi oleh kesadaran dari

masyarakat dan keadaan ekonomi mayarakat, sehingga pendapatannya paling

kecil diantara retribusi lainnya. Selanjutnya Jumlah Penduduk dengan

pertimbangan bahwa semakin besar Jumlah Penduduk dikota Tanjungpinang

makan akan berpengarauh terhadap PAD Kota Tanjungpinang. Yang terakhir

Jumlah Usaha dengan Pertimbangan semakin banyak usaha/perusahan

yangdibuka dikota Tanjungpinang akan berpengaruh terhadap PAD Kota

Tanjungpinang.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul:“ Pengaruh Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel,

Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk Dan Jumlah Industri Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014”.

Page 3: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

3

Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Pajak Reklame Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang?

2. Apakah Pajak Restoran Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang?

3. Apakah Pajak Hotel Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang?

4. Apakah Retribusi Jasa Umum Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang?

5. Apakah Jumlah Penduduk Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang?

6. Apakah Jumlah Industri Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang?

7. Apakah Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa

Umum, Jumlah penduduk dan Jumlah Industri Berpengaruh Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?

Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

4. Untuk Mengetahui Pengaruh Retribusi Jasa Umum Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.

5. Untuk Mengetahui Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Tanjungpinang.

6. Untuk Mengetahui Apakah Jumlah Industri Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

7. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak

Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri

Terhadap PAD Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Pajak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pajak adalah kontribusi wajib kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Page 4: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

4

Menurut Mardiasmo (2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan

digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut S.I.Djajadiningrat

dalam Resmi (2009:1) “Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan

sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian,

dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukumam, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,

tetapi tidak ada jasa timbal balik negara secara langsung, untuk memelihara

kesejahteraan umum.

Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo (2011:12), Pajak Daerah yang selanjutnya disebut

pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi

atau badanyang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Siahaan (2005),

Pajak sebagai Pungutan oleh masyarakat oleh Negara (pemerintah) berdasarkan

Undang-Undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terhutang oleh wajib

membayarnya dengan tidak mendapatkan prestasi kembali (kontraprestasi/balas

jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran

Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Pajak Reklame

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 26 dan 27,

pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan yang

dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk

dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap

barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, dirasakan, dan atau

dinikmati oleh umum.

Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak atas setiap pelayanan restoran. Restoran

adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan

dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan catering. Menurut

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah, objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.

Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan

/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi ditempat

pelayanan maupun ditempat lain. Yang tidak termasuk objek pajak restoran

adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya tidak

melebihi Rp 6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) per bulan. Sedangkan

yang menjadi subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang

membeli makanan dan/atau minuman dari Restoran. Wajib Pajak Restorannya

adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Restoran.Dasar pengenaan

Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya

Page 5: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

5

diterima Restoran. Dan tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh

persen).

Pajak Hotel

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan pajak hotel

adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan pengertian

hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan termasuk jasa

terkait lainnya dengan dipungut bayaran , yang mencakup motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,

serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) kamar.

Sedangkan menurut Yani (2009:55), Pajak Hotel adalah pajak atas

pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk

dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan dan/atau fasilitas lainnya dengan

dipungut bayaran, termasuk bangunann lainnya yang menyatu, dikelola dan

dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan.

Retribusi Daerah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan retribusi

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan pribadi atau badan.

Retribusi Jasa Umum

Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Retribusi Jasa Usaha

Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh

pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.

Retribusi Perizinan Tertentu

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu

oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan

untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan

sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jumlah Penduduk

Menurut Puspitaningsih (2013), Penduduk adalah sejumlah orang yang

tinggal secara menetap pada suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Dalam

sosiologi, Jumlah Penduduk adalah kumpulan manusia menempati wilayah

geografi dan ruang tertentu.

Page 6: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

6

Jumlah Industri

Menurut Hendro dalam Sutanta (2010), Industri merupakan suatu bentuk

kegiatan masyarakat sebagai bagian dari sistem perekonomian atau system mata

pencahariannya dan merupakan suatu usaha dari manusia dalam menggabungkan

atau mengolah bahan-bahan dari sumber daya lingkungan menjadi barang yang

bermanfaat bagi manusia. Industri dapat digolongkan menjadi beberapa macam

sub industri, yaitu industri pengolahan, industri pariwisata, industri hiburan,

industri pendidikan, dan lain-lain. Industri berdasarkan besar kecilnya modal

terdiri dari industri padat modal dan industri padat karya. Berdasarkan dari uraian

diatas dapat disimpulkan industri adalah bentuk kegiatan ekonomi masyarakat

/perusahaan dalam mengolah bahan-bahan dari sumber daya lingkungan menjadi

barang-barang maupun jasa-jasa yang bernilai lebih tinggi penggunaanya.

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa , Pendapatan Asli Daerah

adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan memberikan

kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi

daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagal perwujudan Desentralisasi. Menurut

Yani (2009:51), Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang di peroleh

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Sedangkan menurut Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah pasal 6 bahwa

Sumber Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan Asli Daerah Sendiri yang sah :

1. Hasil pajak daerah

2. Hasil retribusi daerah

3. Hasil pengolahan kekayaan darah lainnya yang dipisahkan

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang Sah

Didalam upaya meningkatkan PAD, daerah dilarang:

a. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan

ekonomi biaya tinggi.

b. Menetapkan peraturan tentang pendapatan yang menghambat mobilitas

penduduk, lalu lintas barangdan jasa antar daerah, dan kegiatan

impor/ekspor.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan pengaruh variabel

Indevenden terhadap variabel devenden yaitu mengenai : Pajak Reklame, Pajak

Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk, Jumlah Industri

terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut:

Page 7: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

7

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan

yang dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang

bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap

barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, dirasakan, dan atau

dinikmati oleh umum.

Wulandari (2011) mengungkapkan bahwa semakin banyak pemungutan

pajak reklame maka semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah.

Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pajak Restoran adalah pajak atas setiap pelayanan restoran. Restoran

adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan

dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan catering. Penelitian yang

dilakukan oleh Febriani (2013) membuktikan bahwa pajak restoran berpengaruh

terhadap Pendapatan asli daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Wardani (2013) mendapatkan hasil bahwa pajak restoran tidak berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah. Budy Waluyo (2011) Mengungkapkan Semakin

banyak restoran baik kecil, menengah, maupun restoran besar akan mempengaruhi

pemungutan pajak restoran dan secara otomatis akan mempengaruhi pendapatan

asli daerah.

Page 8: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

8

Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

Sedangkan pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/

peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran , yang

mencakup motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,

rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih

dari 10 kamar (sepuluh). Penelitian Rustanto, dkk (2013) pajak hotel berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

wulandari mengatakan pajak hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah.

Pengaruh Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Retribusi daerah yang salah satu didalamnya adalah retribusi jasa umum

yaitu adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati

oleh orang pribadi atau badan. Jenis- jenis retribusi jasa umum adalah retribusi

pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kebersihan, retribusi penggantian cetak

KTP, retribusi pelayanan pasar, retribusi parkir di tepi jalan umum dan masih

banyak lagi. Subjek dari retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan

yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.

Budy waluyo (2011) Mengungkapkan Retribusi Jasa Umum tidak dipaksakan,

Retribusi jasa umum dipungut berdasarkan kesadaran masing-masing orang

pribadi atau badan yang menikmati pelayanan tersebut. Semakin banyak

pemungutan retribusi jasa umum maka semakin tinggi pendapatan asli daerah.

Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Jumlah Penduduk adalah masyarakat yang tinggal di suatu daerah, secara

hukum berhak tinggal di daerah tersebut dengan kat lain orang yang mempunyai

surat resmi tinggal di daerah tersebut (Ratih Septi, 2009). Dalam sosiologi, Jumlah

Penduduk adalah kumpulan manusia menempati wilayah geografi dan ruang

tertentu. Budy Waluyo (2011) Mengungkapkan Semakin banyak penduduk akan

membuat bertambahnya jumlah konsumsi penduduk, Maka jumlah penerimaan

dari retribusi dan pajak pun akan bertambah, secara otomatis Pendapatan Asli

Daerah pun ikut bertambah.

Pengaruh Jumlah Industri Terhadap Pendapatan Asli Daerah Industri adalah perusahaan-perusahaan yang berkumpul di suatu daerah

tertentu untuk menghasilkan suatu barang yang sama (Putong 2002:52). Waluyo

(2011) mengungkapkan Dalam dunia industri, sudah pasti produk yang dihasilkan

akan dipasarkan kepada masyarakat, baik individu maupun kelompok atau badan.

Untuk memasarkan produknya maka diperlukan bantuan ataupun campur tangan

pemerintah daerah seperti acara pasar murah yang digelar pemerintah kota,

pemasangan iklan atau yang lainnya. Dari situlah pemerintah akan mengenakan

biaya atau pajak dari jumlah industri, semakin banyak industri akan semakin

bertambah banyak pula pendapatan asli daerah.

Page 9: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

9

Pengaruh Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa

Umum, Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri terhadap Pendapatan Asli

Daerah

Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi Jasa Umum,

Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri adalah aspek penting untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2013)

membuktikan bahwa pajak restoran berpengaruh terhadap Pendapatan asli daerah.

Penelitian Rustanto, dkk (2013) membuktikan bahwa pajak hotel berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan menurut Waluyo (2011), semakin

banyak jumlah penduduk, jumlah industri maka akan mempengaruhi Pendapatan

Asli daerah.

Hipotesis

H1 : Diduga Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

H2 : Diduga Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

H3 : Diduga Pajak Hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

H4 : Diduga Retribusi Jasa Umum berpengaruh terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Tanjungpinang.

H5 : Diduga Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

H6 : Diduga Jumlah Industri berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang.

H7 : Diduga Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi

Jasa Umum, Jumlah Penduduk, Jumlah Industri berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Dan RuangLingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Kantor Dinas

pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kota

Tanjungpinang, Kantor Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil Kota

Tanjungpinang dan Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman

Modal Kota Tanjungpinang.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data penelitian

berupa angka-angka. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas/independent variabel (X) masing-masing Pajak Reklame

(X1) yang kemudian disebut sebagai variabel bebas satu, Pajak Hotel

sebagai variabel bebas dua (X2), Pajak Restoran sebagai variabel bebas

tiga (X3), Retribusi Jasa Umum sebagai variabel bebas empat (X4), jumlah

Page 10: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

10

penduduk sebagai variabel bebas lima (X5), jumlah industri sebagai

variabel bebas enam (X6).

2. Variabel terikat/dependen Variabel (Y) yaitu pendapatan asli daerah.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara

dokumentasi, yaitu data tertulis yang dikeluarkan oleh instansi terkait, dalam hal

ini data yang dikeluarkan oleh DPPKAD Kota Tanjungpinang.

Metode Penentuan Populasi Dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah Pajak Reklame,

Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi Jasa Umum yang merupakan komponen

dari Pendapatan Asli Daerah oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah Kota Tanjungpinang. Sedangkan Jumlah penduduk dan jumlah

Usaha merupakan sebagai penunjang dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

yang diperoleh dari Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman

Modal Kota Tanjungpinang, Kantor Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil

Kota Tanjungpinang.

Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul representative/mewakili

(Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini , yang menjadi sampelnya adalah jumlah

pendapatan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi jasa umum,

Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri tahun 2009 sampai dengan 2013 yang

kemudian dijabar menjadi data bulanan di mulai januari 2009 sampai dengan

desember 2014.

Metode Analisis Analisa data dilakukan setelah data terkumpul. Metode analisis data

menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS versi 21. Proses

analisis data merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan

penelitian. Analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:

Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2013:19) Statistik Deskriptif memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi).

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali:160).

Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji One Sample

Page 11: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

11

Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi

lebih besar dari 0,05.

Uji multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013) Ujiasumsi klasik ini digunakan untuk mengukur

tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut

melalui besaran koefisien korelasi ( r ). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terdapat problem multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variabel

bebasnya dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai

tolerance.

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013) Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji

mengenai sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu

dengan observasi lainnya. Jika residual memiliki varians yang tidak sama maka

telah terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada dua cara pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas ,

yaitu dengan melihat grafik plots antara nilai prediksi variabel dependen dengan

residualnya. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar secara

acak baik diatas ataupun dibawah nol pada sumbu Y. Cara yang kedua yaitu

dengan melakukan Uji Spearman. Apabila nilai signifikansi keseluruhan variabel

independennya diatas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.6.1.1 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013) Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak

memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut

menjadi tidak layak untuk diprediksi. Model regresi yang baik seharusnya bebas

dari autokorelasi. Menurut Ghozali (2013), salah satu metode pengujian yang

sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW).

Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:

1. Jikanilai Du <dw< 4-du maka tidak terjadi autokorelasi.

2. Jika dw< dl ataudw> 4-dl maka terjadi autokorelasi.

3. Jika dl <dw< dl atau 4-du <dw<4dl, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

Analisis Regresi Berganda

Y= a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3+ b4.X4 + b5.X5+b6.X6+e Y = Nilai Prediksi Pendapatan Daerah

a = Nilai Konstan

X1 = Variabel Bebas 1 (Pajak Reklame)

X2 = Variabel Bebas 2 (PajakRestoran)

X3 = Variabel Bebas 3 (Pajak Hotel)

X4 = Variabel Bebas 4 (Retribusi Jasa Umum)

X5 = Variabel Bebas 5 (Jumlah Penduduk)

Page 12: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

12

X6 = Variabel Bebas 6 (Jumlah Industri)

b1 = koefisien regresi variabel bebas 1 terhadap variabel terikat

b2 = koefisien regresi variabel bebas 2 terhadap variabel terikat

b3 = koefisien regresi variabel bebas 3 terhadap variabel terikat

b4 = koefisien regresi variabel bebas 4 terhadap variabel terikat

b5 = koefisien regresi variabel bebas 5 terhadap variabel terikat

b6 = koefisien regresi variabel bebas 6 terhadap variabel terikat

e = error disturbances

Pengujian Hipotesis

Uji Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara

simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependentnya.

Kriteria pengujian :

H0 diterima bila Fhitung< Ftabel

H0 ditolak bila Fhitung>Ftabel

Uji Parsial

Uji Parsial (Uji t) ini dilakukan untuk mengetahui variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam

melakukan uji t adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis

b. Menentukan nilai kritis atau ttabel dengan menggunakan degree of freedom

yaitu = n-k-1

Kriteria pengujian :

H0 diterima bila thitung< ttabel

H0 ditolak bila thitungtFtabel

Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Unit Analisis/Observasi

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan

Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang, serta Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Penanaman Modal Kota Tanjungpinang.

Profil Singkat DPPKAD Kota Tanjungpinang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2009

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Tanjungpinang tanggal 10

Page 13: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

13

Februari 2009 terbentuklah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset

Daerah Kota Tanjungpinang yang mempunyai tugas membantu Walikota

Tanjungpinang dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, keuangan dan aset

daerah dan menjalankan fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan, dan aset daerah, pengelolaan urusan ketatausahaan dinas

dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pajak pajak reklame, pajak restoran,

pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri, dan

pendapatan asli daerah akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat

dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 72 2005.19 17923.75 6748.0469 3252.77503 P.Reklame 72 28.75 612.45 223.1314 150.70065 P.Restoran 72 156.89 1171.87 441.5794 193.56424 P.Hotel 72 69.71 518.81 252.5717 90.42358 R.JU 72 115.63 3701.54 331.1863 486.51638 J.Penduduk 72 209215.00 240953.00 226206.9861 6670.55260 J.Industri 72 359.00 720.00 506.0000 77.57050

Valid N (listwise) 72

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji One Sample

Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi

lebih besar dari 0,05. Pengujian uji normalitas dengan menggunakan uji One

Sample kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Page 14: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

14

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation 2016.68822260

Most Extreme Differences Absolute .090 Positive .090 Negative -.060

Kolmogorov-Smirnov Z .767 Asymp. Sig. (2-tailed) .599

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0

Dari hasil pengujian pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,767 dan signifikan pada 0,599, sehingga dapat

disimpulkan nilai (Asymp. Sig.( 2-tailed) 0,599>0,05), maka disimpulkan bahwa

pajakreklame, pajak restoran, pajak hotel,retribusi jasa umum,jumlah penduduk,

jumlah industri, dan pendapatan asli daerah terdistribusi secara normal sehingga

dapat untuk menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode pengujian

yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)

dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance

lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolonieritas (Ghozali:105).

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance

VIF

1

(Constant) -44142.268 14821.237 -2.978 .004 P.Reklame 4.476 1.898 .207 2.358 .021 .764 1.308

P.Restoran 4.333 2.567 .258 1.688 .096 .253 3.946

P.Hotel 5.820 3.237 .162 1.798 .077 .731 1.369

R.JU .246 .589 .037 .418 .677 .761 1.314

J.Penduduk .201 .068 .412 2.960 .004 .306 3.273

J.Industri 1.962 3.411 .047 .575 .567 .894 1.119

a. Dependent Variable: PAD

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0

Dari hasil uji mutikolinieritas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel

P.Reklame, P.Restoran, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, J.Industri semuanya lebih dari

0,1dan semua nilai variabel VIF<10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolonieritas.

Page 15: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

15

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2 Hasil Uji Scatterplot

Dengan melihat sebaran titik-titik yang acak, baik diatas, maupun dibawah

angka 0 dari sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam

model regresi ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations

P.Reklame

P.Restoran

P.Hotel

R.JU J.Penduduk

J.Industri

Unstandardized Residual

Spearman's rho

P.Reklame

Correlation Coefficient 1.000 .247* -.075 .271

* .283

* .026 -.085

Sig. (2-tailed) . .036 .533 .022 .016 .825 .480

N 72 72 72 72 72 72 72

P.Restoran

Correlation Coefficient .247* 1.000 .527

** -.145 .827

** .285

* -.061

Sig. (2-tailed) .036 . .000 .224 .000 .015 .611

N 72 72 72 72 72 72 72

P.Hotel

Correlation Coefficient -.075 .527** 1.000 -.129 .345

** -.089 -.180

Sig. (2-tailed) .533 .000 . .278 .003 .459 .129

N 72 72 72 72 72 72 72

R.JU

Correlation Coefficient .271* -.145 -.129 1.000 -.084 -.343

** .123

Sig. (2-tailed) .022 .224 .278 . .482 .003 .302

N 72 72 72 72 72 72 72

J.Penduduk

Correlation Coefficient .283* .827

** .345

** -.084 1.000 .204 -.051

Sig. (2-tailed) .016 .000 .003 .482 . .086 .670

N 72 72 72 72 72 72 72

J.Industri

Correlation Coefficient .026 .285* -.089 -.343

** .204 1.000 .017

Sig. (2-tailed) .825 .015 .459 .003 .086 . .890

N 72 72 72 72 72 72 72

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient -.085 -.061 -.180 .123 -.051 .017 1.000

Sig. (2-tailed) .480 .611 .129 .302 .670 .890 .

N 72 72 72 72 72 72 72

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0

Page 16: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

16

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat nilai signifikansi semua variabel lebih

besar dari 0,05 maka dapat dismpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi dengan metode Durbin-Watson Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .785a .616 .580 2107.71195 2.183

a. Predictors: (Constant), J.Industri, P.Reklame, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, P.Restoran b. Dependent Variable: PAD

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.

Dari hasil uji autokorelasi, berdasarkan nilai α dengan nilai dl (N=72,K=6)

=1,4430 dan du=1,8019. Nilai dw (2,183) > du (1,8019), dengan demikian dapat

disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang

ditampilkan dalam bentuk regresi.

Tabel 4.6

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -44142.268 14821.237 -2.978 .004

P.Reklame 4.476 1.898 .207 2.358 .021

P.Restoran 4.333 2.567 .258 1.688 .096

P.Hotel 5.820 3.237 .162 1.798 .077

R.JU .246 .589 .037 .418 .677

J.Penduduk .201 .068 .412 2.960 .004

J.Industri 1.962 3.411 .047 .575 .567

a. Dependent Variable: PAD

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y= -44142,268+4,476X1+4,333X2+5,820X3+0,246X4+0,201X5+1,962X2+e

Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta regresi sebesar -44142,268, menyatakan jika variabel pajak

reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah

Page 17: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

17

penduduk, jumlah industrisama dengan 0 (nol), maka pendapatan asli

daerah akan naik sebesar Rp44.142.268,00.

2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar 4,476, menunjukkan bahwa

setiap kenaikan pajak reklame sebesar Rp1, maka akan menambahkan

pendapatan asli daerah sebesar Rp4.476 dengan asumsi variabel lainnya

adalah konstan.

3. Nilai koefisien regresi variabel X2 sebesar 4,333, menunjukkan bahwa

setiap kenaikan pajak restoran sebesar Rp1, maka akan menambahkan

pendapatan asli daerah sebesar Rp4.333 dengan asumsi variabel lainnya

adalah konstan.

4. Nilai koefisien regresi variabel X3 sebesar 5,820 menunjukkan bahwa

setiap kenaikan pajak hotel sebesar Rp1, maka akan menambahkan

pendapatan asli daerah sebesar Rp5.820 dengan asumsi variabel lainnya

adalah konstan.

5. Nilai koefisien regresi variabel X4 sebesar 0,246, menunjukkan bahwa

setiap kenaikan retribusi jasa umum sebesar Rp1, maka akan

menambahkan pendapatan asli daerah sebesar Rp246 dengan asumsi

variabel lainnya adalah konstan.

6. Nilai koefisien regresi variabel X5 sebesar 0,201, menunjukkan bahwa

setiap kenaikan jumlah penduduk sebanyak 1 orang, maka akan

menaikkan pendapatan asli daerah sebesar Rp201 dengan asumsi variabel

lainnya adalah konstan.

7. Nilai koefisien regresi variabel X6 sebesar 1,962, menunjukkan bahwa

setiap kenaikan jumlah industri sebanyak 1 unit, maka akan menaikkan

pendapatan asli daerah sebesar Rp1.962 dengan asumsi variabel lainnya

adalah konstan.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh

yang berarti (signifikan) antara variabel independen (pajak reklame, pajak

restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri)

secara parsial terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah). Pengujian

dilakukan menggunakan uji t dengan tingkat pengujian pada α=5% dengan

kebebasan atau df (n-k-1) dimana n adalah banyaknya sampel dan k adalah

banyaknya variabel dalam penelitian.

1. Apabila thitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dapat diartikan

bahwa Variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen secara parsial.

2. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak dapat diartikan

bahwa Variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel variabel dependen secara parsial.

Rumus mencari nilai t tabel adalah:

ttabel = (tingkat kepercayaan dibagi 2 ; jumlah data dikurangi jumlah variabel

bebas dikurang 1) atau jika ditulis dalam bentuk rumus, maka rumusnya seperti

dibawah ini:

Page 18: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

18

ttabel= (α/2;n-k-1)

ttabel= (0,05:2;72-6-1)

ttabel= (0,025;65)

ttabel= angka 0,025 kemudian dicari pada distribusi nilai t tabel dengan df 65 maka

ditemukan nilai t tabel sebesar 1,997.

Tabel 4.7

Hasil Uji t Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -44142.268 14821.237 -2.978 .004

P.Reklame 4.476 1.898 .207 2.358 .021

P.Restoran 4.333 2.567 .258 1.688 .096

P.Hotel 5.820 3.237 .162 1.798 .077

R.JU .246 .589 .037 .418 .677

J.Penduduk .201 .068 .412 2.960 .004

J.Industri 1.962 3.411 .047 .575 .567

a. Dependent Variable: PAD

Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0

Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung pajak reklame sebesar 2,358 dan t

tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung> t tabel (2,358 >1,997), dengan

nilai signifikan 0,276 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak dan H1

diterima artinya Pajak reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung pajak restoran sebesar 1.688 dan t

tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung< t tabel (1,688< 1,997), dengan

nilai signifikan 0,096> 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan H1

ditolak artinya Pajak restoran tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung pajak hotel sebesar 1,798 dan t

tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung< t tabel (1,688 < 1,997), dengan

nilai signifikan 0,077 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan

H1 ditolak artinya Pajak hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung retribusi jasa umum sebesar 0,418

dan t tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung< t tabel (0,418 < 1,997),

dengan nilai signifikan 0,677 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho

diterima dan H1 ditolak artinya retribusi jasa umum tidak berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung jumlah penduduk sebesar 2,960

dan t tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung > t tabel (2,960 > 1,997),

dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak

Page 19: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

19

dan H1 diterima artinya jumlah penduduk signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung jumlah industri sebesar 0,575 dan t

tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung < t tabel (0,575 < 1,997), dengan

nilai signifikan 0,567 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan

H1 ditolak artinya jumlah industri tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Hasil uji F

Pengujian variabel independen (pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel,

retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri) terhadap variabel

dependen (pendapatan asli daerah). Uji F digunakan untuk melihat apakah

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.8

Hasil Uji F ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 462459493.169 6 77076582.195 17.350 .000b

Residual 288759228.489 65 4442449.669

Total 751218721.658 71 a. Dependent Variable: PAD b. Predictors: (Constant), J.Industri, P.Reklame, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, P.Restoran

Sumber: Data diolah, SPSS V.21.0

Dari tabel diatas diperoleh hasil F hitung pajak reklame, pajak restoran,

pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri sebesar

17,350 dan F tabel sebesar 2,240, dengan perbandingan F hitung > F tabel (17,350 >

2,240), dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka

Hoditolak dan H1 diterima artinya pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel,

retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.9 Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .785a .616 .580 2107.71195

a. Predictors: (Constant), J.Industri, P.Reklame, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, P.Restoran b. Dependent Variable: PAD

Sumber: Data diolah, SPSS V.21.0

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,580 atau 58% berarti bahwa pendapatan

asli daerah dipengaruhi sebesar 58% oleh variabel pajak reklame, pajak restoran,

pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri, sedangkan

42% dipengaruhi oleh variabel lain.

Page 20: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

20

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian Pajak reklame memiliki nilai signifikan 0,021<0,05 maka Ho ditolak dan

H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pajak reklame berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014. Hasil Penelitian

ini tidakmendukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari

(2014) yang mendapatkan hasil Pajak reklame tidak berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Hasil ini tidak konsisten disebabkan karena berbeda

tahun penelitian. Pajak reklame berpengaruh terhadap PAD karena Pajak reklame

merupakan salah satu pajak dengan penerimaan besar tiap tahunnya di Kota

Tanjungpinang. Hal ini menunjukkan bahwa pajak reklame berkontribusi positif

pada pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang.

Pajak restoran memiliki nilai signifikan 0,096>0,05 maka Ho diterima dan

H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rustanto dkk (2013)

yang mendapatkan hasil pajak restoran tidak berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta

(2013) yang mendapatkan hasil pajak restoran tidak berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014. Hal ini

disebabkab karena Para pemilik restoran melaporkan omset mereka jauh dibawah

omset riil mereka.

Pajak Hotel memiliki nilai signifikan 0,07>0,05 maka Ho diterima dan H3

ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2012-2014. Penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta (2014) yang mendapatakan

hasil pajak hotel tidak berpengaruh terhadap pendaptan asli daerah. Penelitian ini

tidak berpengaruh karena Hotel di Kota Tanjungpinang masih belum banyak.

Sebaiknya Pemerintah Kota Tanjungpinang berkonsentrasi untuk terus

meningkatkan penerimaan pajak hotel dengan cara mengoptimalkan dengan baik

dan meningkatkan pengawasan serta pengendalian dalam pemungutan dan

pengelolaannya.

Retribusi jasa umum memiliki nilai signifikan 0,677>0,05 maka Ho

diterima dan H4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa retribusi jasa umum tidak

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-

2014. Hasil penelitian sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh Waluyo (2011)

yang menyatakan bahwa retribusi retribusi jasa umum berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah. Dalam penelitian ini retribusi jasa umum tidak

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang. Hal ini

dikarenakan retribusi sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi pada waktu-

waktu tertentu. Seperti musim liburan, menjelang hari raya atau hari-hari besar

lain. Pada waktu-waktu tertentu jumlah pendapatan retribusi bisa meningkat dan

pada bulan tertentu akan turun. Inilah yang menyebabkan kecenderungan retribusi

labil. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi jasa

umum, dikarenakan retribusi jasa umum diperuntukkan bagi masyarakat umum.

Untuk itu diperlukan sosialisasi yang lebih dari Pemerintah Daerah Kota

Tanjungpinang supaya masyarakat sadar atas pembayaran retribusi jasa umum.

Page 21: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

21

Pengaruh Jumlah penduduk memiliki nilai signifikan 0,004<0,05 maka Ho

ditolak dan H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk

berpengruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-

2014. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Waluyo

(2011) yang mendapatkan hasil Jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah. Semakin banyak penduduk akan membuat bertambahnya

jumlah konsumsi penduduk, maka jumlah penerimaan dari pajak dan retribusi

akan bertambah, secara otomatis pendapatan asli daerah akan ikut bertambah.

Penelitian ini menyatakan jumlah penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Tanjungpinang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penduduk

asli dikota Tanjungpinang dari pada penduduk pendatang, sehingga kesadaran

penduduk dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah semakin besar.

Jumlah industri memiliki nilai signifikan 0,567>0,05 maka Ho diterima

dan H6 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah industri tidak berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Waluyo (2011) yang

mendapatakan hasil jumlah industri tidak berpengaruh terhadap pendaptan asli

daerah. Hal ini dikarenakan kenaikan dari jumlah industri dalam tiap tahunnya

relatif kecil bahkan tidak ada peningkatan. Selain itu juga industri yang ada di

Kota Tanjungpinang adalah industri berkembang, sehingga pengeluaran dalam

industri relatif kecil.

Dalam uji F nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05 dengan demikian H7

diterima, hal ini menunjukkan bahwa pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel,

retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri berpengaruh secara

simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Nilai Adjusted Square sebesar 0,58 atau 58% berarti bahwa pendapatan

asli daerah dipengaruhi sebesar 58% oleh variabel pajak reklame, pajak restoran,

pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri, sedangkan

42% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Secara parsial Pajak Reklame berpengaruh terhadap PendapatanAsli

Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014..

2. Secara parsial Pajak Restoran menunjukkan bahwa Pajak Restoran tidak

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun

2009-2014.

3. Secara parsial Pajak Hotel menunjukkan bahwa Pajak Hotel tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

4. Secara parsial Retribusi Jasa Umum tidak berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

5. Secara parsial Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

Page 22: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

22

6. Secara parsial Jumlah Industri berpengaruh terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.

7. Secara simultan pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa

umum, jumlah penduduk, jumlah industri berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran untuk

penelitian selanjutnya yaitu:

1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independent

namun peneliti menyarankan agar menambah variabel Independent.

Karena masih banyak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi

pendapatan asli daerah selain pajak daerah dan retribusi.

2. Penelitian ini terbatas hanya enam (6) tahun saja namun peneliti

menyarankan penelitian selanjutnya menambahkan jumlah periode tahun

yang akan diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Eka Ariff, (2011), Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi PAD.

Jurnal.

Febriani, Cinthia, (2013), Pengaruh Pajak Restoran Dan Pajak Penerangan Jalan

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Kota Tangerang Selatan),

Universitas Gunadarma, Jurnal.

Dumairy, (1996), Perekonomian Indonesia, Jakarta :Erlangga.

Ghozali,Imam, (2013), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS.Semarang:Badan Peneribit Universitas Diponegoro.

Mardiasmo, (2011), Perpajakan Edisi Revisi 2011, Yogyakarta :ANDI.

Nurmayasari, Dini, (2010), Analisis Penerimaan Pajak Reklame Kota Semarang.

Universitas Dipnegoro Semarang, Skripsi.

Priyatno, Duwi, (2011), Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS, Yogyakarta :

Media Kom.

Puspitaningsih, Sulvia Ristina, (2013), Analisa Penerimaan Pajak Reklame Kota

Malang, Universitas Brawijaya Malang, Jurnal.

Resmi, Siti, (2007), Perpajakan Teoridan Kasus, Jakarta:Salemba Empat.

Rustanto, EkaArif, Siti Nurlaela dan Anita Wijayanti, (2013), Pengaruh Pajak

Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap PendapatanAsli Daerah Kota

Surakarta, Universitas Islam Batik Surakarta. Jurnal.

Sanusi, Anwar, (2011), Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta :Salemba Empat.

Siahaan, P Marihot, (2005), Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Jakarta:Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono, (2006.) Metode Penelitian Bisnis, Bandung :Alfabeta.

Wijaya, Toni, (2012), Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 Untuk Olah

dan Interprestasi Data, Yogyakarta:Cahaya Atma Pustaka

Page 23: PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... ·

23

Wulandari, Suci (2011), Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak hiburan,

Pajak Rekalame, dan Pajak Parkir Terhadap PAD, Jurnal.

SantosodanRahayu, (2005), Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi

Daerah Di Kabupaten Kediri, Dinamika Pembangunan Vol.2.No.1, Jurnal.

Peraturan Daerah Kota TanjungpinangNomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak

Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

Waluyo, Budi, (2011), Pengaruh Pajak Restoran, Pajak reklame, Retribusi jasa

umum, Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Depok. Jurnal.

Yani, Ahmad, (2009), Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia, Jakarta :Rajawali Pers.