PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH...
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH...
1
PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK RESTORAN, PAJAK
HOTEL, RETRIBUSI JASA UMUM, JUMLAH PENDUDUK
DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH KOTA TANJUNGPINANG PERIODE 2009-2014
NUZUL FITRI
110462201180
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak reklame, pajak
hotel, pajak restoran, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri
terhadap jumlah pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014.
Data yang digunakan adalah Laporan Bulanan Realisasi Pendapatan Asli Daerah,
Data Jumlah Penduduk, dan Data Jumlah Industri Kota Tanjungpinang Tahun
2009-2014. Variabel independen yang digunakan adalah pajak reklame, pajak
restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah industri
dan variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan asli daerah. Model
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dan uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastiisitas dan
uji autokorelasi. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t, uji f dan
koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial pajak
reklame dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kota
tanjungpinang priode 2009-2014. Sedangkan pajak hotel, pajak restoran, retribusi
jasa umum dan jumlah industri tidak berpengarauh terhadap pendapatan asli
daerah Kota Tanjungpinang priode 2009-2014. Secara simultan pajak reklame,
pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk dan jumlah
industri berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota tanjungpinang priode
2009-2014.
Kata kunci : Pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum,
jumlah penduduk, jumlah industri dan pendapatan asli daerah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemberlakuan undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah memberikan dampak yang luas
bagi pelaksanaan Otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan kewenangan dan
pengambilan keputusan yang lebih leluasa yang diberikan kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Kota
2
Tanjungpinang sebagai salah satu kota otonom perlu meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah guna menunjang pembangunan dalam rangka memaksimalkan
pelayanan kepada masyarakat. Pendapatan Asli Daerah ini bersumber dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
serta lain-lain PAD yang sah. Kota Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi
diharapkan mampu menggerakan sektor-sektor baik dari segi perhotelan, restoran,
hiburan, reklame, hingga penyediaan lahan parkir yang mana namanya akan
menjadi pendapatan bagi pemerintah daerah. Pendapatan ini nantinya
dipergunakan untuk proses pembangunan daerah sehingga dapat memajukan
perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Kota Tanjungpinang.
Santosa dan Rahayu (2005) dalam penelitiannya membuktikan bahwa
Pendapatan Asli Daerah dipengaruhi oleh Pengeluaran Pemerintah, PDRB dan
jumlah penduduk. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, maka aliran
penerimaan Pemerintah melalui Pendapatan Asli Daerah juga meningkat. Sutriso
dalam Nurmayasari (2010) menyatakan bahwa jumlah industri berpengaruh
positif terhadap penerimaan pajak reklame dimana semakin banyak jumlah
industri yang terdapat dalam suatu daerah maka penerimaan pajak reklame akan
meningkat. Secara otomatis jumlah industri yang ada di Kota Tanjungpinang akan
mempengaruhi besarnya Pendapatan Asli Daerah yang diterima DPPKAD Kota
Tanjungpinang. Hal ini disebabkan apabila suatu industri yang ingin memasarkan
produknya dapat mengunakan atau memasang reklame agar dapat dipengaruhi
oleh masyarakat. Bertambahnya jumlah industri yang memasang reklame
mengakibatkan objek pajak bertambah luas, sehingga penerimaan daerah pun
meningkat.
Dari semua jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang ada dikota
Tanjungpinang, maka yang akan menjadi objek penelitian ini adalah Pajak
Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk
dan Jumlah Industri. Dengan pertimbangan bahwa semakin banyaknya hotel,
restoran yang dibangun apakah akan berdampak terhadap PAD Kota
Tanjungpinang. Selanjutnya Pajak Reklame dengan pertimbangan bahwa semakin
banyak usaha, himbauan dan pelayanan jasa lainnya apakah juga akan
berpengaruh terhadap PAD Kota Tanjungpinang. Selanjutnya Retribusi Jasa
Umum dengan pertimbangan pendapatannya dipengaruhi oleh kesadaran dari
masyarakat dan keadaan ekonomi mayarakat, sehingga pendapatannya paling
kecil diantara retribusi lainnya. Selanjutnya Jumlah Penduduk dengan
pertimbangan bahwa semakin besar Jumlah Penduduk dikota Tanjungpinang
makan akan berpengarauh terhadap PAD Kota Tanjungpinang. Yang terakhir
Jumlah Usaha dengan Pertimbangan semakin banyak usaha/perusahan
yangdibuka dikota Tanjungpinang akan berpengaruh terhadap PAD Kota
Tanjungpinang.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul: Pengaruh Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel,
Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk Dan Jumlah Industri Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
3
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Pajak Reklame Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
2. Apakah Pajak Restoran Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
3. Apakah Pajak Hotel Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
4. Apakah Retribusi Jasa Umum Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
5. Apakah Jumlah Penduduk Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
6. Apakah Jumlah Industri Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
7. Apakah Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah penduduk dan Jumlah Industri Berpengaruh Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
4. Untuk Mengetahui Pengaruh Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
5. Untuk Mengetahui Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
6. Untuk Mengetahui Apakah Jumlah Industri Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
7. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri
Terhadap PAD Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Pajak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pajak adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4
Menurut Mardiasmo (2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut S.I.Djajadiningrat
dalam Resmi (2009:1) Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan
sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
hukumam, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa timbal balik negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan umum.
Pajak Daerah
Menurut Mardiasmo (2011:12), Pajak Daerah yang selanjutnya disebut
pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badanyang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Siahaan (2005),
Pajak sebagai Pungutan oleh masyarakat oleh Negara (pemerintah) berdasarkan
Undang-Undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terhutang oleh wajib
membayarnya dengan tidak mendapatkan prestasi kembali (kontraprestasi/balas
jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran
Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Pajak Reklame
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 26 dan 27,
pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan yang
dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk
dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,
menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap
barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, dirasakan, dan atau
dinikmati oleh umum.
Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas setiap pelayanan restoran. Restoran
adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan
dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan catering. Menurut
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah, objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan
/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi ditempat
pelayanan maupun ditempat lain. Yang tidak termasuk objek pajak restoran
adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya tidak
melebihi Rp 6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) per bulan. Sedangkan
yang menjadi subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang
membeli makanan dan/atau minuman dari Restoran. Wajib Pajak Restorannya
adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Restoran.Dasar pengenaan
Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya
5
diterima Restoran. Dan tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
persen).
Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan pajak hotel
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan pengertian
hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan termasuk jasa
terkait lainnya dengan dipungut bayaran , yang mencakup motel, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,
serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) kamar.
Sedangkan menurut Yani (2009:55), Pajak Hotel adalah pajak atas
pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk
dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan dan/atau fasilitas lainnya dengan
dipungut bayaran, termasuk bangunann lainnya yang menyatu, dikelola dan
dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan.
Retribusi Daerah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan retribusi
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan.
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Retribusi Jasa Usaha
Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.
Retribusi Perizinan Tertentu
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu
oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Jumlah Penduduk
Menurut Puspitaningsih (2013), Penduduk adalah sejumlah orang yang
tinggal secara menetap pada suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Dalam
sosiologi, Jumlah Penduduk adalah kumpulan manusia menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu.
6
Jumlah Industri
Menurut Hendro dalam Sutanta (2010), Industri merupakan suatu bentuk
kegiatan masyarakat sebagai bagian dari sistem perekonomian atau system mata
pencahariannya dan merupakan suatu usaha dari manusia dalam menggabungkan
atau mengolah bahan-bahan dari sumber daya lingkungan menjadi barang yang
bermanfaat bagi manusia. Industri dapat digolongkan menjadi beberapa macam
sub industri, yaitu industri pengolahan, industri pariwisata, industri hiburan,
industri pendidikan, dan lain-lain. Industri berdasarkan besar kecilnya modal
terdiri dari industri padat modal dan industri padat karya. Berdasarkan dari uraian
diatas dapat disimpulkan industri adalah bentuk kegiatan ekonomi masyarakat
/perusahaan dalam mengolah bahan-bahan dari sumber daya lingkungan menjadi
barang-barang maupun jasa-jasa yang bernilai lebih tinggi penggunaanya.
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa , Pendapatan Asli Daerah
adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bertujuan memberikan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi
daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagal perwujudan Desentralisasi. Menurut
Yani (2009:51), Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang di peroleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan menurut Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah pasal 6 bahwa
Sumber Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah Sendiri yang sah : 1. Hasil pajak daerah 2. Hasil retribusi daerah 3. Hasil pengolahan kekayaan darah lainnya yang dipisahkan 4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang Sah
Didalam upaya meningkatkan PAD, daerah dilarang:
a. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
b. Menetapkan peraturan tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barangdan jasa antar daerah, dan kegiatan
impor/ekspor.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan pengaruh variabel
Indevenden terhadap variabel devenden yaitu mengenai : Pajak Reklame, Pajak
Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa Umum, Jumlah Penduduk, Jumlah Industri
terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut:
7
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan
yang dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang
bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,
menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap
barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, dirasakan, dan atau
dinikmati oleh umum.
Wulandari (2011) mengungkapkan bahwa semakin banyak pemungutan
pajak reklame maka semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah.
Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pajak Restoran adalah pajak atas setiap pelayanan restoran. Restoran
adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan
dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan catering. Penelitian yang
dilakukan oleh Febriani (2013) membuktikan bahwa pajak restoran berpengaruh
terhadap Pendapatan asli daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Wardani (2013) mendapatkan hasil bahwa pajak restoran tidak berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah. Budy Waluyo (2011) Mengungkapkan Semakin
banyak restoran baik kecil, menengah, maupun restoran besar akan mempengaruhi
pemungutan pajak restoran dan secara otomatis akan mempengaruhi pendapatan
asli daerah.
8
Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Sedangkan pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/
peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran , yang
mencakup motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih
dari 10 kamar (sepuluh). Penelitian Rustanto, dkk (2013) pajak hotel berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
wulandari mengatakan pajak hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
Pengaruh Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Retribusi daerah yang salah satu didalamnya adalah retribusi jasa umum
yaitu adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan. Jenis- jenis retribusi jasa umum adalah retribusi
pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kebersihan, retribusi penggantian cetak
KTP, retribusi pelayanan pasar, retribusi parkir di tepi jalan umum dan masih
banyak lagi. Subjek dari retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
Budy waluyo (2011) Mengungkapkan Retribusi Jasa Umum tidak dipaksakan,
Retribusi jasa umum dipungut berdasarkan kesadaran masing-masing orang
pribadi atau badan yang menikmati pelayanan tersebut. Semakin banyak
pemungutan retribusi jasa umum maka semakin tinggi pendapatan asli daerah.
Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Jumlah Penduduk adalah masyarakat yang tinggal di suatu daerah, secara
hukum berhak tinggal di daerah tersebut dengan kat lain orang yang mempunyai
surat resmi tinggal di daerah tersebut (Ratih Septi, 2009). Dalam sosiologi, Jumlah
Penduduk adalah kumpulan manusia menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu. Budy Waluyo (2011) Mengungkapkan Semakin banyak penduduk akan
membuat bertambahnya jumlah konsumsi penduduk, Maka jumlah penerimaan
dari retribusi dan pajak pun akan bertambah, secara otomatis Pendapatan Asli
Daerah pun ikut bertambah.
Pengaruh Jumlah Industri Terhadap Pendapatan Asli Daerah Industri adalah perusahaan-perusahaan yang berkumpul di suatu daerah
tertentu untuk menghasilkan suatu barang yang sama (Putong 2002:52). Waluyo
(2011) mengungkapkan Dalam dunia industri, sudah pasti produk yang dihasilkan
akan dipasarkan kepada masyarakat, baik individu maupun kelompok atau badan.
Untuk memasarkan produknya maka diperlukan bantuan ataupun campur tangan
pemerintah daerah seperti acara pasar murah yang digelar pemerintah kota,
pemasangan iklan atau yang lainnya. Dari situlah pemerintah akan mengenakan
biaya atau pajak dari jumlah industri, semakin banyak industri akan semakin
bertambah banyak pula pendapatan asli daerah.
9
Pengaruh Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi Jasa
Umum, Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi Jasa Umum,
Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri adalah aspek penting untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2013)
membuktikan bahwa pajak restoran berpengaruh terhadap Pendapatan asli daerah.
Penelitian Rustanto, dkk (2013) membuktikan bahwa pajak hotel berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan menurut Waluyo (2011), semakin
banyak jumlah penduduk, jumlah industri maka akan mempengaruhi Pendapatan
Asli daerah.
Hipotesis
H1 : Diduga Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang.
H2 : Diduga Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang.
H3 : Diduga Pajak Hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang.
H4 : Diduga Retribusi Jasa Umum berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
H5 : Diduga Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang.
H6 : Diduga Jumlah Industri berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang.
H7 : Diduga Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hotel, Retribusi
Jasa Umum, Jumlah Penduduk, Jumlah Industri berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Dan RuangLingkup Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Kantor Dinas
pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kota
Tanjungpinang, Kantor Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil Kota
Tanjungpinang dan Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman
Modal Kota Tanjungpinang.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas/independent variabel (X) masing-masing Pajak Reklame (X1) yang kemudian disebut sebagai variabel bebas satu, Pajak Hotel
sebagai variabel bebas dua (X2), Pajak Restoran sebagai variabel bebas
tiga (X3), Retribusi Jasa Umum sebagai variabel bebas empat (X4), jumlah
10
penduduk sebagai variabel bebas lima (X5), jumlah industri sebagai
variabel bebas enam (X6).
2. Variabel terikat/dependen Variabel (Y) yaitu pendapatan asli daerah.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi, yaitu data tertulis yang dikeluarkan oleh instansi terkait, dalam hal
ini data yang dikeluarkan oleh DPPKAD Kota Tanjungpinang.
Metode Penentuan Populasi Dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah Pajak Reklame,
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi Jasa Umum yang merupakan komponen
dari Pendapatan Asli Daerah oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah Kota Tanjungpinang. Sedangkan Jumlah penduduk dan jumlah
Usaha merupakan sebagai penunjang dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
yang diperoleh dari Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman
Modal Kota Tanjungpinang, Kantor Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil
Kota Tanjungpinang.
Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul representative/mewakili
(Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini , yang menjadi sampelnya adalah jumlah
pendapatan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Retribusi jasa umum,
Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri tahun 2009 sampai dengan 2013 yang
kemudian dijabar menjadi data bulanan di mulai januari 2009 sampai dengan
desember 2014.
Metode Analisis Analisa data dilakukan setelah data terkumpul. Metode analisis data
menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS versi 21. Proses
analisis data merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan
penelitian. Analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19) Statistik Deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali:160).
Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji One Sample
11
Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi
lebih besar dari 0,05.
Uji multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013) Ujiasumsi klasik ini digunakan untuk mengukur
tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi ( r ). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terdapat problem multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variabel
bebasnya dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai
tolerance.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji
mengenai sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu
dengan observasi lainnya. Jika residual memiliki varians yang tidak sama maka
telah terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada dua cara pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas ,
yaitu dengan melihat grafik plots antara nilai prediksi variabel dependen dengan
residualnya. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar secara
acak baik diatas ataupun dibawah nol pada sumbu Y. Cara yang kedua yaitu
dengan melakukan Uji Spearman. Apabila nilai signifikansi keseluruhan variabel
independennya diatas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.6.1.1 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak layak untuk diprediksi. Model regresi yang baik seharusnya bebas
dari autokorelasi. Menurut Ghozali (2013), salah satu metode pengujian yang
sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW).
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:
1. Jikanilai Du 4-dl maka terjadi autokorelasi. 3. Jika dl
12
X6 = Variabel Bebas 6 (Jumlah Industri)
b1 = koefisien regresi variabel bebas 1 terhadap variabel terikat
b2 = koefisien regresi variabel bebas 2 terhadap variabel terikat
b3 = koefisien regresi variabel bebas 3 terhadap variabel terikat
b4 = koefisien regresi variabel bebas 4 terhadap variabel terikat
b5 = koefisien regresi variabel bebas 5 terhadap variabel terikat
b6 = koefisien regresi variabel bebas 6 terhadap variabel terikat
e = error disturbances
Pengujian Hipotesis
Uji Simultan (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependentnya.
Kriteria pengujian :
H0 diterima bila Fhitung< Ftabel
H0 ditolak bila Fhitung>Ftabel
Uji Parsial
Uji Parsial (Uji t) ini dilakukan untuk mengetahui variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam
melakukan uji t adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis b. Menentukan nilai kritis atau ttabel dengan menggunakan degree of freedom
yaitu = n-k-1
Kriteria pengujian :
H0 diterima bila thitung< ttabel
H0 ditolak bila thitungtFtabel
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis/Observasi
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan
Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang, serta Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Penanaman Modal Kota Tanjungpinang.
Profil Singkat DPPKAD Kota Tanjungpinang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2009
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Tanjungpinang tanggal 10
13
Februari 2009 terbentuklah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset
Daerah Kota Tanjungpinang yang mempunyai tugas membantu Walikota
Tanjungpinang dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan
azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, keuangan dan aset
daerah dan menjalankan fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan aset daerah, pengelolaan urusan ketatausahaan dinas
dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pajak pajak reklame, pajak restoran,
pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri, dan
pendapatan asli daerah akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat
dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD 72 2005.19 17923.75 6748.0469 3252.77503 P.Reklame 72 28.75 612.45 223.1314 150.70065 P.Restoran 72 156.89 1171.87 441.5794 193.56424 P.Hotel 72 69.71 518.81 252.5717 90.42358 R.JU 72 115.63 3701.54 331.1863 486.51638 J.Penduduk 72 209215.00 240953.00 226206.9861 6670.55260 J.Industri 72 359.00 720.00 506.0000 77.57050
Valid N (listwise) 72
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi
lebih besar dari 0,05. Pengujian uji normalitas dengan menggunakan uji One
Sample kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
14
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation 2016.68822260
Most Extreme Differences Absolute .090 Positive .090 Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .767 Asymp. Sig. (2-tailed) .599
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Dari hasil pengujian pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,767 dan signifikan pada 0,599, sehingga dapat
disimpulkan nilai (Asymp. Sig.( 2-tailed) 0,599>0,05), maka disimpulkan bahwa
pajakreklame, pajak restoran, pajak hotel,retribusi jasa umum,jumlah penduduk,
jumlah industri, dan pendapatan asli daerah terdistribusi secara normal sehingga
dapat untuk menggunakan analisis regresi linear berganda.
Hasil Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode pengujian
yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance
lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolonieritas (Ghozali:105).
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
VIF
1
(Constant) -44142.268 14821.237 -2.978 .004 P.Reklame 4.476 1.898 .207 2.358 .021 .764 1.308
P.Restoran 4.333 2.567 .258 1.688 .096 .253 3.946
P.Hotel 5.820 3.237 .162 1.798 .077 .731 1.369
R.JU .246 .589 .037 .418 .677 .761 1.314
J.Penduduk .201 .068 .412 2.960 .004 .306 3.273
J.Industri 1.962 3.411 .047 .575 .567 .894 1.119
a. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Dari hasil uji mutikolinieritas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel
P.Reklame, P.Restoran, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, J.Industri semuanya lebih dari
0,1dan semua nilai variabel VIF
15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.2 Hasil Uji Scatterplot
Dengan melihat sebaran titik-titik yang acak, baik diatas, maupun dibawah
angka 0 dari sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam
model regresi ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations
P.Reklame
P.Restoran
P.Hotel
R.JU J.Penduduk
J.Industri
Unstandardized Residual
Spearman's rho
P.Reklame
Correlation Coefficient 1.000 .247* -.075 .271
* .283
* .026 -.085
Sig. (2-tailed) . .036 .533 .022 .016 .825 .480
N 72 72 72 72 72 72 72
P.Restoran
Correlation Coefficient .247* 1.000 .527
** -.145 .827
** .285
* -.061
Sig. (2-tailed) .036 . .000 .224 .000 .015 .611
N 72 72 72 72 72 72 72
P.Hotel
Correlation Coefficient -.075 .527** 1.000 -.129 .345
** -.089 -.180
Sig. (2-tailed) .533 .000 . .278 .003 .459 .129
N 72 72 72 72 72 72 72
R.JU
Correlation Coefficient .271* -.145 -.129 1.000 -.084 -.343
** .123
Sig. (2-tailed) .022 .224 .278 . .482 .003 .302
N 72 72 72 72 72 72 72
J.Penduduk
Correlation Coefficient .283* .827
** .345
** -.084 1.000 .204 -.051
Sig. (2-tailed) .016 .000 .003 .482 . .086 .670
N 72 72 72 72 72 72 72
J.Industri
Correlation Coefficient .026 .285* -.089 -.343
** .204 1.000 .017
Sig. (2-tailed) .825 .015 .459 .003 .086 . .890
N 72 72 72 72 72 72 72
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient -.085 -.061 -.180 .123 -.051 .017 1.000
Sig. (2-tailed) .480 .611 .129 .302 .670 .890 .
N 72 72 72 72 72 72 72
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
16
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat nilai signifikansi semua variabel lebih
besar dari 0,05 maka dapat dismpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi dengan metode Durbin-Watson Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .785a .616 .580 2107.71195 2.183
a. Predictors: (Constant), J.Industri, P.Reklame, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, P.Restoran b. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.
Dari hasil uji autokorelasi, berdasarkan nilai dengan nilai dl (N=72,K=6)
=1,4430 dan du=1,8019. Nilai dw (2,183) > du (1,8019), dengan demikian dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
ditampilkan dalam bentuk regresi.
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -44142.268 14821.237 -2.978 .004
P.Reklame 4.476 1.898 .207 2.358 .021
P.Restoran 4.333 2.567 .258 1.688 .096
P.Hotel 5.820 3.237 .162 1.798 .077
R.JU .246 .589 .037 .418 .677
J.Penduduk .201 .068 .412 2.960 .004
J.Industri 1.962 3.411 .047 .575 .567
a. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y= -44142,268+4,476X1+4,333X2+5,820X3+0,246X4+0,201X5+1,962X2+e
Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta regresi sebesar -44142,268, menyatakan jika variabel pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah
17
penduduk, jumlah industrisama dengan 0 (nol), maka pendapatan asli
daerah akan naik sebesar Rp44.142.268,00.
2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar 4,476, menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak reklame sebesar Rp1, maka akan menambahkan
pendapatan asli daerah sebesar Rp4.476 dengan asumsi variabel lainnya
adalah konstan.
3. Nilai koefisien regresi variabel X2 sebesar 4,333, menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak restoran sebesar Rp1, maka akan menambahkan
pendapatan asli daerah sebesar Rp4.333 dengan asumsi variabel lainnya
adalah konstan.
4. Nilai koefisien regresi variabel X3 sebesar 5,820 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak hotel sebesar Rp1, maka akan menambahkan
pendapatan asli daerah sebesar Rp5.820 dengan asumsi variabel lainnya
adalah konstan.
5. Nilai koefisien regresi variabel X4 sebesar 0,246, menunjukkan bahwa setiap kenaikan retribusi jasa umum sebesar Rp1, maka akan
menambahkan pendapatan asli daerah sebesar Rp246 dengan asumsi
variabel lainnya adalah konstan.
6. Nilai koefisien regresi variabel X5 sebesar 0,201, menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah penduduk sebanyak 1 orang, maka akan
menaikkan pendapatan asli daerah sebesar Rp201 dengan asumsi variabel
lainnya adalah konstan.
7. Nilai koefisien regresi variabel X6 sebesar 1,962, menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah industri sebanyak 1 unit, maka akan menaikkan
pendapatan asli daerah sebesar Rp1.962 dengan asumsi variabel lainnya
adalah konstan.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh
yang berarti (signifikan) antara variabel independen (pajak reklame, pajak
restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri)
secara parsial terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah). Pengujian
dilakukan menggunakan uji t dengan tingkat pengujian pada =5% dengan
kebebasan atau df (n-k-1) dimana n adalah banyaknya sampel dan k adalah
banyaknya variabel dalam penelitian.
1. Apabila thitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dapat diartikan
bahwa Variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial.
2. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak dapat diartikan
bahwa Variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel variabel dependen secara parsial.
Rumus mencari nilai t tabel adalah:
ttabel = (tingkat kepercayaan dibagi 2 ; jumlah data dikurangi jumlah variabel
bebas dikurang 1) atau jika ditulis dalam bentuk rumus, maka rumusnya seperti
dibawah ini:
18
ttabel= (/2;n-k-1)
ttabel= (0,05:2;72-6-1)
ttabel= (0,025;65)
ttabel= angka 0,025 kemudian dicari pada distribusi nilai t tabel dengan df 65 maka
ditemukan nilai t tabel sebesar 1,997.
Tabel 4.7
Hasil Uji t Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -44142.268 14821.237 -2.978 .004
P.Reklame 4.476 1.898 .207 2.358 .021
P.Restoran 4.333 2.567 .258 1.688 .096
P.Hotel 5.820 3.237 .162 1.798 .077
R.JU .246 .589 .037 .418 .677
J.Penduduk .201 .068 .412 2.960 .004
J.Industri 1.962 3.411 .047 .575 .567
a. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung pajak reklame sebesar 2,358 dan t
tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung> t tabel (2,358 >1,997), dengan
nilai signifikan 0,276 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak dan H1
diterima artinya Pajak reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung pajak restoran sebesar 1.688 dan t
tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung< t tabel (1,688< 1,997), dengan
nilai signifikan 0,096> 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan H1
ditolak artinya Pajak restoran tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung pajak hotel sebesar 1,798 dan t
tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung< t tabel (1,688 < 1,997), dengan
nilai signifikan 0,077 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan
H1 ditolak artinya Pajak hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung retribusi jasa umum sebesar 0,418
dan t tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung< t tabel (0,418 < 1,997),
dengan nilai signifikan 0,677 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho
diterima dan H1 ditolak artinya retribusi jasa umum tidak berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung jumlah penduduk sebesar 2,960
dan t tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung > t tabel (2,960 > 1,997),
dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak
19
dan H1 diterima artinya jumlah penduduk signifikan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Dari tabel diatas diperoleh hasil t hitung jumlah industri sebesar 0,575 dan t
tabel sebesar 1,997, dengan perbandingan t hitung < t tabel (0,575 < 1,997), dengan
nilai signifikan 0,567 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan
H1 ditolak artinya jumlah industri tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Hasil uji F
Pengujian variabel independen (pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel,
retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri) terhadap variabel
dependen (pendapatan asli daerah). Uji F digunakan untuk melihat apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.8
Hasil Uji F ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 462459493.169 6 77076582.195 17.350 .000b
Residual 288759228.489 65 4442449.669
Total 751218721.658 71 a. Dependent Variable: PAD b. Predictors: (Constant), J.Industri, P.Reklame, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, P.Restoran
Sumber: Data diolah, SPSS V.21.0
Dari tabel diatas diperoleh hasil F hitung pajak reklame, pajak restoran,
pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri sebesar
17,350 dan F tabel sebesar 2,240, dengan perbandingan F hitung > F tabel (17,350 >
2,240), dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka
Hoditolak dan H1 diterima artinya pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel,
retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.9 Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .785a .616 .580 2107.71195
a. Predictors: (Constant), J.Industri, P.Reklame, P.Hotel, R.JU, J.Penduduk, P.Restoran b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Data diolah, SPSS V.21.0
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,580 atau 58% berarti bahwa pendapatan
asli daerah dipengaruhi sebesar 58% oleh variabel pajak reklame, pajak restoran,
pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri, sedangkan
42% dipengaruhi oleh variabel lain.
20
4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian Pajak reklame memiliki nilai signifikan 0,0210,05 maka Ho diterima dan
H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rustanto dkk (2013)
yang mendapatkan hasil pajak restoran tidak berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta
(2013) yang mendapatkan hasil pajak restoran tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2014. Hal ini
disebabkab karena Para pemilik restoran melaporkan omset mereka jauh dibawah
omset riil mereka.
Pajak Hotel memiliki nilai signifikan 0,07>0,05 maka Ho diterima dan H3
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang periode 2012-2014. Penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta (2014) yang mendapatakan
hasil pajak hotel tidak berpengaruh terhadap pendaptan asli daerah. Penelitian ini
tidak berpengaruh karena Hotel di Kota Tanjungpinang masih belum banyak.
Sebaiknya Pemerintah Kota Tanjungpinang berkonsentrasi untuk terus
meningkatkan penerimaan pajak hotel dengan cara mengoptimalkan dengan baik
dan meningkatkan pengawasan serta pengendalian dalam pemungutan dan
pengelolaannya.
Retribusi jasa umum memiliki nilai signifikan 0,677>0,05 maka Ho
diterima dan H4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa retribusi jasa umum tidak
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-
2014. Hasil penelitian sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh Waluyo (2011)
yang menyatakan bahwa retribusi retribusi jasa umum berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah. Dalam penelitian ini retribusi jasa umum tidak
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang. Hal ini
dikarenakan retribusi sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi pada waktu-
waktu tertentu. Seperti musim liburan, menjelang hari raya atau hari-hari besar
lain. Pada waktu-waktu tertentu jumlah pendapatan retribusi bisa meningkat dan
pada bulan tertentu akan turun. Inilah yang menyebabkan kecenderungan retribusi
labil. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi jasa
umum, dikarenakan retribusi jasa umum diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Untuk itu diperlukan sosialisasi yang lebih dari Pemerintah Daerah Kota
Tanjungpinang supaya masyarakat sadar atas pembayaran retribusi jasa umum.
21
Pengaruh Jumlah penduduk memiliki nilai signifikan 0,0040,05 maka Ho diterima
dan H6 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah industri tidak berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Waluyo (2011) yang
mendapatakan hasil jumlah industri tidak berpengaruh terhadap pendaptan asli
daerah. Hal ini dikarenakan kenaikan dari jumlah industri dalam tiap tahunnya
relatif kecil bahkan tidak ada peningkatan. Selain itu juga industri yang ada di
Kota Tanjungpinang adalah industri berkembang, sehingga pengeluaran dalam
industri relatif kecil.
Dalam uji F nilai signifikansi sebesar 0,000
22
6. Secara parsial Jumlah Industri berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2009-2014.
7. Secara simultan pajak reklame, pajak restoran, pajak hotel, retribusi jasa umum, jumlah penduduk, jumlah industri berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu:
1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independent namun peneliti menyarankan agar menambah variabel Independent.
Karena masih banyak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi
pendapatan asli daerah selain pajak daerah dan retribusi.
2. Penelitian ini terbatas hanya enam (6) tahun saja namun peneliti menyarankan penelitian selanjutnya menambahkan jumlah periode tahun
yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Eka Ariff, (2011), Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi PAD.
Jurnal.
Febriani, Cinthia, (2013), Pengaruh Pajak Restoran Dan Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Kota Tangerang Selatan),
Universitas Gunadarma, Jurnal.
Dumairy, (1996), Perekonomian Indonesia, Jakarta :Erlangga.
Ghozali,Imam, (2013), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS.Semarang:Badan Peneribit Universitas Diponegoro.
Mardiasmo, (2011), Perpajakan Edisi Revisi 2011, Yogyakarta :ANDI.
Nurmayasari, Dini, (2010), Analisis Penerimaan Pajak Reklame Kota Semarang.
Universitas Dipnegoro Semarang, Skripsi.
Priyatno, Duwi, (2011), Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS, Yogyakarta :
Media Kom.
Puspitaningsih, Sulvia Ristina, (2013), Analisa Penerimaan Pajak Reklame Kota
Malang, Universitas Brawijaya Malang, Jurnal.
Resmi, Siti, (2007), Perpajakan Teoridan Kasus, Jakarta:Salemba Empat.
Rustanto, EkaArif, Siti Nurlaela dan Anita Wijayanti, (2013), Pengaruh Pajak
Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap PendapatanAsli Daerah Kota
Surakarta, Universitas Islam Batik Surakarta. Jurnal.
Sanusi, Anwar, (2011), Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta :Salemba Empat.
Siahaan, P Marihot, (2005), Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono, (2006.) Metode Penelitian Bisnis, Bandung :Alfabeta.
Wijaya, Toni, (2012), Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 Untuk Olah
dan Interprestasi Data, Yogyakarta:Cahaya Atma Pustaka
23
Wulandari, Suci (2011), Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak hiburan,
Pajak Rekalame, dan Pajak Parkir Terhadap PAD, Jurnal.
SantosodanRahayu, (2005), Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi
Daerah Di Kabupaten Kediri, Dinamika Pembangunan Vol.2.No.1, Jurnal.
Peraturan Daerah Kota TanjungpinangNomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Waluyo, Budi, (2011), Pengaruh Pajak Restoran, Pajak reklame, Retribusi jasa
umum, Jumlah Penduduk dan Jumlah Industri Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Depok. Jurnal.
Yani, Ahmad, (2009), Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
di Indonesia, Jakarta :Rajawali Pers.