OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN …/Optima...perpustakaan.uns.ac.id...
-
Author
phungtuong -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN …/Optima...perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN
DI KABUPATEN SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian prasyarat
Mencapai derajat Ahli Madya (A.Md)
Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
YUDHA BALADHIKA NIM. F3409070
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
ABSTRACT
OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
Yudha Baladhika
F3409070
The purposes of the research is motivated by the potential for hotel and restaurant tax that is in Sukoharjo Regency enough can contribute to the regional tax revenue in Sukoharjo Regency. But because they have not managed optimally from both calculations potential, for collection of tax collection of Hotel and Restaurant itself then the income and revenue earned less in accordance with the existing potential. The research is conducted by literary study and field study. Literary study is used by the writer for collecting the data and information which are obtained from literature such as tax law, government rule, and tax books relevant with the discussed material. Field study is done with two methods. The first is observation method done by doing observation and collecting data directly from the field. The second is direct interview method about the material discussed with related person of DPPKAD Sukoharjo Regency. The results of Hotel and Restaurant Tax receipts are still far from the existing competencies, where the contribution of the hotel and restaurant tax is still very low. This is caused because it is still a lack of awareness of taxpayers to pay taxes. And when viewed from the collection procedures and infrastructure are still lacking. Keywords : Potential, Hotel Tax, Restaurant Tax
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN
PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO, telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing untuk diajukan guna mencapai derajat Ahli Madya (A.Md) Program
Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, Januari 2013
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing, Agus Widodo, S.E,, M.Si., Ak NIP. 19730825 200012 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Perpajakan
Surakarta, 13 Februari 2013
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Lulus Kurniasih, SE., MS., Ak. (.........)
NIP. 19800531 200501 2 015
Dosen Penguji
2. Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak (.........)
(......) NIP. 19730825 200012 1 001
Dosen Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
No sacrifice there is no victory (No Name),
Kesuksesan adalah titik terkecil diantara gunung-gunung kegagalan (Bob Sadino),
Live never gets easier, you just get stronger (Mario Teguh),
Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil dicapai seseorang dalam hidupnya, tapi
dari hambatan-hambatan yang diatasinya (Booker T. Washington),
Hidup itu adalah pilihan (No Name).
Penulis persembahkan kepada :
Ayah dan Ibu tercinta
Kakakku
Keluarga besarku
Sahabat-sahabatku, dan
Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga segala petunjuk dan kemudahan telah didapatkan
dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul OPTIMALISASI PENERIMAAN
PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya Diploma III Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan YME yang senantiasa memberikan kesehatan, hikmah, dan kepandaian
kepada penulis,
2. Untuk kedua orang tua serta kakakku tercinta yang telah memberikan
dukungan moral dan semangat, serta doa yang selalu menyertai dari awal
pelaksanaan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini,
3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta,
4. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Diploma
III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
5. Bapak Anas Wibawa, S.E., M.Si., Ak, selaku Ketua Intership and Career
Development Center,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
6. Bapak Suyanto, S.E., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing Akademik,
7. Bapak Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan dan saran selama penulis menyelesaikan Tugas
Akhir,
8. Ibu Giyarni, S.H., MH., selaku Pembimbing Institusi Mitra, yang telah
memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,
9. Seluruh pegawai DPPKAD Sukoharjo yang telah memberikan banyak
kemudahan serta bimbingannya selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,
10. Seluruh teman-teman D3 Perpajakan angkatan 2009 yang banyak memberikan
dukungan,
11. Sahabat-sahabatku kost Bathara terimakasih telah memberikan dukungan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan. Penulis
berharap Tugas Akhir ini berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Wonogiri, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA ................... 1
1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Sukoharjo ........... 1
2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Sukoharjo .............. 1
3. Visi dan Misi DPPKAD Sukoharjo ................................ 3
4. Struktur Organisasi DPPKAD Sukoharjo ....................... 4
5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Sukoharjo ......................... 5
B. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................... 13
C. RUMUSAN MASALAH ........................................................ 16
D. TUJUAN PENELITIAN ........................................................ 17
E. MANFAAT PENELITIAN .................................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
F. METODE PENELITIAN ....................................................... 18
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................... 20
A. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 20
1. Pengertian Optimalisasi ..................................................... 20
2. Pengertian Potensi .............................................................. 22
3. Pajak Secara Umum ........................................................... 23
4. Pajak Daerah ...................................................................... 27
5. Pajak Hotel ......................................................................... 30
6. Pajak Restoran.................................................................... 32
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................ 33
1. Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten
Sukoharjo .......................................................................... 34
2. Pemungutan ........................................................................ 44
3. Sistem dan Prosedur ........................................................... 44
4. Jumlah Petugas ................................................................... 45
5. Sarana dan Prasarana ......................................................... 46
BAB III TEMUAN ................................................................................ 48
A. KELEBIHAN ......................................................................... 48
B. KELEMAHAN ....................................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 50
A. KESIMPULAN .................................................................. 50
B. REKOMENDASI ............................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Daftar Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Sukoharjo .... 34
Tabel II.2 Daftar Nama Restoran dan Warung Makan di Kabupaten
Sukohajo...................................................................................... 35
Tabel II.3 Tabel Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada
Tahun 2009 2011 ..................................................................... 40
Tabel II.4 Tabel Target dan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran ...... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo .............. 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
Yudha Baladhika
F3409070
Tujuan dari penelitian dilatarbelakangi oleh potensi pajak hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Sukoharjo cukup dapat memberi kontribusi terhdap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo. Namun karena belum dikelola secara optimal baik dari perhitungan potensi yang dimiliki, pelaksanaan pemungutan terhadap pemungutan pajak hotel dan restoran itu sendiri maka pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang ada
Penelitian ini dilaksanakan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan digunakan penulis untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh melalui literature seperti undang-undang perpajakan, peraturan pemerintah dan buku-buku perpajakan yang mempunyai relevansi dengan materi yang dibahas. Studi lapangan dilakukan dengan dua metode, yang pertama adalah metode observasi yang dilakukan penulis dengan cara mengadakan pengamatan dan pengumpulan data secara langsung di lapangan, yang kedua adalah metode wawancara yang dilakukan penulis dengan mengadakan wawancara secara langsung mengenai materi yang akan diteliti dengan pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
Adapun hasil penelitian yaitu penerimaan Pajak Hotel dan Restoran masih jauh dari petensi yang ada, dimana kontribusi pajak hotel dan restoran masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Serta jika dilihat dari prosedur pemungutan dan prasarana yang masih sangat kurang.
Kata kunci : Potensi, Pajak Hotel, Pajak Restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
Yudha Baladhika
F3409070
The purposes of the research is motivated by the potential for hotel and restaurant tax that is in Sukoharjo Regency enough can contribute to the regional tax revenue in Sukoharjo Regency. But because they have not managed optimally from both calculations potential, for collection of tax collection of Hotel and Restaurant itself then the income and revenue earned less in accordance with the existing potential.
The research is conducted by literary study and field study. Literary study is used by the writer for collecting the data and information which are obtained from literature such as tax law, government rule, and tax books relevant with the discussed material. Field study is done with two methods. The first is observation method done by doing observation and collecting data directly from the field. The second is direct interview method about the material discussed with related person of DPPKAD Sukoharjo Regency. The results of Hotel and Restaurant Tax receipts are still far from the existing competencies, where the contribution of the hotel and restaurant tax is still very low. This is caused because it is still a lack of awareness of taxpayers to pay taxes. And when viewed from the collection procedures and infrastructure are still lacking. Keywords : Potential, Hotel Tax, Restaurant Tax
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA
1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri
dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan
dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana
yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik
diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/kantor/rumah
sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas
daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau (DPPKAD).
2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3
Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sukoharjo, Pasal 11 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset-aset daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 44 Tahun
2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan
Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan
dan aset daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah,
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah,
d. Pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
3. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu Terwujudnya Peningkatan
Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Sumber Daya, Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peningkatan Pendapatan Daerah dengan Semangat
Desentralisasi, Demokratisasi, Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Rangka Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan kepada Masyarakat.
Selain itu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Pengelolaan Keuangan Daerah,
b. Meningkatkan Fungsi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Daerah,
c. Meningkatkan Fungsi Pemungutan Pendapatan Daerah dan Efisiensi
Belanja Daerah,
d. Meningkatkan Fungsi Pengendalian Kas Daerah, Perbendaharaan
Umum Daerah dan Verifikasi serta Perhitungan Anggaran,
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Gambar I.1
Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBAG PROGRA
M
SUBBAG UMUM DAN
KEPEGA
SEKRETARIAT
SUBBAG KEUANGA
N
BIDANG AKUNTANSI
DAN PELAPORA
N
SEKSI VERIFIKASI
SEKSI AKUNTANSI
SEKSI FASILITASI
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BIDANG KAS
SEKSI PENGELUA
RAN
SEKSI PENERIMAA
N
SEKSI PENGENDALI
-AN DAN PELAPORAN
BIDANG ASET
DAERAH
SEKSI PERUBAHAN
STATUS HUKUM
SEKSI PENDAYAGU-NAAN ASET
DAERAH
SEKSI PENATAUSA-HAAN ASET
DAERAH
SEKSI PENYUSUNA
N ANGGARAN
SEKSI PERENCA-
NAAN ANGGARAN
BIDANG PENDAPATA
N
BIDANG
ANGGARAN
BIDANG PERBENDA-HARAAN
SEKSI PELAKSA-
NAAN ANGGARAN
SEKSI PENETAPAN
SEKSI PENDAFTARA
N DAN PENDATAAN
SEKSI PENERIMAAN, PENAGIHAN
DAN PELAPORAN
SEKSI PERBENDA- HARAAN II
SEKSI PERBENDA- HARAAN I
SEKSI PERBENDA- HARAAN III
KEPALA
UPTD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Penjabaran tugas pokok diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 44
Tahun 2008 sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
Kepala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam
merumuskan kebijakan, mengoordinasikan membina dan
mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan,
kepegawaian dan umum.
Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub Bagian Program
Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.
2) Sub Bagian keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi
keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
administrasi umum, organisasi dan tatalaksana, pengurusan rumah
tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan,
serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang anggaran.
Bidang Anggaran, terdiri dari:
1) Seksi Perencanaan Anggaran
Seksi Perencanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perencanaan anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Seksi Penyusunan Anggaran
Seksi Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penyusunan anggaran.
3) Seksi Pelaksanaan Anggaran
Seksi Pelaksanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang pelaksanaan anggaran.
d. Bidang Pendapatan
Bidang Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pendapatan.
Bidang Pendapatan, terdiri dari:
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Seksi Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan.
2) Seksi Penetapan
Seksi Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penetapan.
3) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan
Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan dipimpin seorang
Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan.
e. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perbendaharaan.
Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:
1) Seksi Perbendaharaan I
Seksi Perbendaharaan I dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perbendaharaan I.
2) Seksi Perbendaharaan II
Seksi Perbendaharaan II dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perbendaharaan II.
3) Seksi Perbendaharaan III
Seksi Perbendaharaan III dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III.
f. Bidang Akuntansi
Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang akuntansi.
Bidang Akuntansi, terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Seksi Verifikasi
Seksi Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang akuntansi.
2) Seksi Akuntansi
Seksi Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang akuntansi.
3) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan
Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh
Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan
keuangan.
g. Bidang Kas
Bidang Kas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang kas.
Bidang Kas, terdiri dari:
1) Seksi Penerimaan
Seksi Penerimaan dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan.
2) Seksi Pengeluaran
Seksi Pengeluaran dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.
3) Seksi Pengendalian dan Pelaporan
Seksi Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan.
h. Bidang Aset dan Investasi Daerah
Bidang Aset dan Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang aset dan investasi
daerah.
Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri dari:
1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
Seksi Penatausahaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah.
2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
Seksi Pendayagunaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah.
3) Seksi Investasi Daerah
Seksi Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan dalam menunjang tugas pokok Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber
daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai masyarakat
madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelenggaraan
pemerintah sebagai subsistem pemerintah daerah dimaksudkan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dan
pelayanan masyarakat. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat
berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan
pertanggung jawaban kepada masyarakat.
Mengingat luasnya kewenangan daerah dalam pemerintahan, maka pada
masa yang akan datang, daerah dituntut untuk memiliki kemampuan yang
lebih besar dari kemampuan yang dimiliki saat ini. Kemampuan tersebut
mencakup kemampuan berbagai bidang pemerintahan. Oleh karena itu , yang
seharusnya dilakukan Pemerintah Daerah adalah mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kelembagaan agar mampu melaksanakan perannya yang semakin besar secara
efektif dan efisien.
Sesuai dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor IV/MPR1999 tentang Garis Besar Haluan Negara, bahwa
kebijakan umum pembagian daerah diarahkan pada upaya untuk bertanggung
jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, kebijakan umum lainnya
diarahkan pada upaya mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan
kuat dengan memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun sosial
sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan
pelaksanaan otonomi daerah.
Otonomi daerah telah melalui perjalanan yang panjang sejak
dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, ketentuan yang memuat otonomi daerah telah
termuat dalam UUD 1945 pasal 18. Seiring dengan perkembangan jaman
Undang-undang tersebut disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004
tentang pemerintah daerah. Undang-undang tentang pajak daerah juga
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangannya hingga sekarang
Undang-undang yang digunakan adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, yang
diharapkan dapat membantu pembiayaan untuk melaksanakan otonominya,
yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri disamping
penerimaan yang berasal dari pemerintah berupa subsidi/bantuan. Sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pajak daerah tersebut diharapkan menjadi sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan derah untuk peningkatan
pemerataan kesejahteraan rakyat.
Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah otonomi dalam melaksanakan
pembangunan menganut azas desentraliasasi yang diwujudkan dalam bentuk
prakarsa yang baik. Di Kabupaten Sukoharjo dalam rangka pemanfaatan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah masih mengalami kendala khususnya
dalam menggali Pendapatan Asli Daerah melalui Pajak Hotel dan Pajak
Restoran.
Salah satu pajak yang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk
ditingkatkan penerimaannya adalah Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Namun
kenyataannya pajak tersebut selama ini kontribusi masih sangat minim. Ini
dapat dilihat dari tiga tahun terakhir persentase kontribusi Pajak Hotel dan
Pajak Restoran masih kurang dari 10%.
Realisasi penerimaan pajak tersebut terhadap besarnya pajak daerah untuk
tahun anggaran 2009 yaitu sebesar Rp. 18.003.312.543,- pajak hotel sebesar
Rp. 72.620.000,- hanya memberi kontribusi 0,4% sedangkan pajak restoran
Rp. 300.090.068,- memberi kontribusi 1,67%. Untuk tahun anggaran 2010
sebesar Rp. 22.688.463.761,- pajak hotel menghasilkan Rp. 134.868.880,-
memberi kontribusi 0,59% sedangkan pajak restoran Rp. 411.859.800,-
mampu memberi kontribusi 1,81%. Realisasi tahun anggaran 2011 untuk
pajak daerah sebesar Rp. 42.558.542.560,- , pajak hotel menghasilkan Rp.
267.174.651,- memberikan kontribusi 0,63% sedangkan pajak restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sebesar Rp. 482.089.976,- mampu memberikan kontribusi 1,13%. Padahal
jika dilihat dari hotel yang sebanyak 14 dan juga restoran maupun warung
makan sebanyak 81 buah yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo pada
dasarnya akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan
pajak daerah. Namun karena belum dikelola secara optimal maka pendapatan
dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki
keduanya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukoharjo perlu memikirkan secara serius masalah-masalah yang erat
hubungannya dengan Pajak Hotel dan Pajak Restoran, dan berusaha
melakukan upaya demi mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak
sehingga Pajak Hotel dan Pajak Restoran dapat memberi kontribusi yang
besar dalam meningkatkan Pajak Daerah secara khusus dan Pendapatan Asli
Daerah secara umum.
Dari uraian masalah diatas maka penulis tertarik untuk membuat Tugas
Akhir dengan judul Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak
Restoran Di Kabupaten Sukoharjo.
C. RUMUSAN MASALAH
Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu potensi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah di DPPKAD kabupaten Sukoharjo. Penulis dalam
penyusunan TA ini mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Seberapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD
Kabupaten Sukoharjo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Sejauhmana pemanfaatan potensi yang ada untuk meningkatkan Pajak
Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ingin dicapai :
1. Mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD
Kabupaten Sukoharjo.
2. Mengetahui sejauhmana pemanfaatan potensi yang ada untuk
meningkatkan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan di bidang perpajakan serta
dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam
kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya mengenai pajak hotel dan
restoran.
2. Bagi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Sebagai sumbangan pikiran dan sebagai bahan masukan dalam
penentuan kebijaksanaan pemerintah, yang dalam hal ini DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo terutama dalam usaha mengoptimalkan pemasukan
dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya, serta sebagai
bahan acuan pembaca.
F. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan Tugas Akhir, penulis menggunakan beberapa metode:
1. Studi Kepustakaan
Dalam metode kepustakaan, penulis mengumpulkan data dan informasi
yang diperoleh melalui literatur seperti Undang-undang Perpajakan,
Peraturan Pemerintah, buku perpajakan serta sumber referensi lainnya
yang mempunyai kesesuaian dengan materi yang dibahas guna
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai konsep dan landasan
teori sebagai dasar penyusunan Tugas Akhir.
2. Studi Lapangan
Metode ini dilaksanakan penulis dengan dua cara yaitu:
a. Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari
adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi
yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat
(Mardalis, 2008: 63).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Metode observasi ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
dan pengumpulan data secara langsung ke lapangan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2003: 83).
Metode ini dilakukan penulis dengan cara mengadakan wawancara
secara langsung mengenai materi yang diteliti kepada pihak-pihak
yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Optimalisasi
W.J.S. Poewadarminta (1997:753) di Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengemukakan bahwa : Optimalisasi adalah hasil yang dicapai sesuai
dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai
dengan harapan secara efektif dan efisien. Menurut Winardi (1996:363),
optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan
sedangkan jika dipandang dari sudut pandang usaha, optimalisasi adalah
usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang
diinginkan dan dikehendaki.
Dari uraian tersebut diketahui bahwa optimalisasi hanya dapat
diwujudkan apabila dalam perwujudannya secara efektif dan efisien.
Dalam penyelenggaraan organisasi, senantiasa tujuan diarahkan untuk
mencapai hasil secara efektif dan efisien agar optimal. Dengan kata lain
pencapaian tujuan diharapkan mampu berhasil gunadan berdaya guna.
Untuk itu dalam pembahasan ini, akan dikemukakan pengertian efektifitas
dan efisiensi terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a. Efektifitas
Efektifitas adalah perbandingan terbalik dari input dan output,
antara keuntungan dan biaya, antara hasil pelaksanaan dengan sumber-
sumber yang dipergunakan seperti halnya juga hasil maksimum yang
dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas, dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah terselesaikan dengan apa yang harus
diselesaikan (The Liang Gie,1991:53). Pada pengertian tersebut, input
yang dimaksudkan adalah semua sumber yaitu sarana dan prasarana
yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan.
Efektifitas adalah pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik
mengenai suasana dagang dan kemungkinan daripada laba
(Koemaruddin, 1991:83). Sedangkan menurut Parieta Westera
(1991:109), efektifitas adalah keadaan atau berhasilnya suatu kerja
yang dilakukan oleh manusia dan memberikan guna yang diharapkan.
Efektifitas dalam hubungannya dengan optimalisasi peningkatan
penerimaan pajak daerah diharapkan agar sistem dan prosedur
pemungutan bias berjalan dan berlangsung dengan baik, itu harus
dilihat dari sistem yang digunakan serta prosedur pelaksanaan
pemungutan serta jadwal pemungutan dan pengawasan harus
ditetapkan secara teratur agar menghasilkan penerimaan pajak yang
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan antara hasil riil yang dicapai
seseorang dengan standar hasil minimumnya (Ibnu Syamsi, 1994:3).
Fandy Tjiptono (1998:4) juga mengemukakan bahwa: Efisiensi
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan jasa,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Sedangkan menurut M.S.P Hasibuan (1996:165), efisiensi itu adalah
perbandingan antara input dan output atau perbandingan manfaat
dengan biaya
Efisiensi dalam hubungannya dengan optimalisasi peningkatan
pajak daerah sangat ditentukan oleh beberapa jumlah biaya yang
diperlukan dan dikeluarkan sebagai biaya pungut dan penggunaan
jumlah petugas pemungutan pajak juga ketersediaan sarana dan
prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pemungutan
pajak tersebut agar bisa mencapai hasil pajak yang tinggi sehingga
bisa berdayaguna.
2. Pengertian Potensi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poewadarminta
(1997:92) mengemukakan bahwa : Potensi diartikan sebagai
Kemampuan. Sedangkan Alwi M. Dahlan (1989:42) merumuskan :
Kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang
memuaskan baik berupa barang atau jasa yang merupakan kebutuhan
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Jika dikaitkan dengan Pendapatan Asli Daerah maka potensi adalah
suatu kesanggupan pemerintah daerah dalam membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan kegiatan kemasyarakatan di
daerah dalam pencapaian tujuan negara. Kesanggupan yang dimaksudkan
yaitu kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah atau dapat pula
diartikan sebagai kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh setiap
daerah. Serta dapat pula diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan
daerah untuk menghasilkan dana dalam keadaan seratus persen
berdasarkan sumber daya yang ada. Dimana potensi diharapkan dapat
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi daerah yang ditujukan untuk
peningkatan kemajuan pembangunan daerah.
3. Pajak Secara Umum
a. Pengertian Pajak
Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pajak, pengertian
pajak yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-
Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa
timbal (kontraprestasi) secara langsung dapat ditujukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat
Soemitro dalam Suandy, Erly, 2008:7).
2) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang dan wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan (Andriani dalam Waluyo, 2010:2).
3) Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum
(Feldmann dalam Resmi, Siti, 2009:2)
b. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dibedakan menjadi dua (Resmi, Siti, 2009: 3):
1) Fungsi penerimaan (Budgetair) yaitu pajak berfungsi sebagai
sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran
pemerintah.
2) Fungsi mengatur (Regulerend)yaitu pajak berfungsi sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan sosial dibidang
sosial dan ekonomi.
c. Asas Pemungutan Pajak
Berikut adalah asas pemungutan pajak (Adam Smith dalam
Suandy, Erly, 2008: 27):
1) Equality, yaitu pembebanan pajak hendaknya seimbang dengan
penghasilan yang dinikmatinya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Certainty, yaitu pembayaran pajak oleh wajib pajak hendaknya
harus jelas mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,dan
ketentuan mengenai pembayarannya,
3) Convenience of Payment, yaitu pajak hendaknya dipungut saat
terbaik bagi wajib pajak yaitu saat wajib pajak menerima
keuntungan atau penghasilan yang dikenakan pajak,
4) Economic of Collections, yaitu pemungutan pajak hendaknya
sehemat mungkin (manfaat lebih besar daripada biaya).
d. Sistem Pemungutan Pajak
Pada dasarnya terdapat tiga sistem pemungutan pajak yang
berlaku (Waluyo, 2010: 17):
1) Official Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Besarnya pajak yang terutang ditentukan oleh fiskus,
b) Wajib pajak bersifat pasif,
c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
oleh fiskus.
2) Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan
(menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan) sendiri
besarnya pajak yang terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3) With Holding System adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
e. Penggolongan Jenis-Jenis Pajak
Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok (Waluyo,
2010: 12):
1) Menurut Golongannya
a) Pajak Langsung, adalah pajak yang bebannya harus dipikul
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu
tertentu, misalnya Pajak Penghasilan (PPh).
b) Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang bebannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-
hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
2) Menurut Sifatnya
a) Pajak Subjektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak,
b) Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperhatikan atau melihat objeknya baik
berupa keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang menyebabkan
timbulnya kewajiban membayar pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Menurut Lembaga Pemungutannya
a) Pajak Pusat, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen
Keuangan.
b) Pajak Daerah, adalah jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda).
4. Pajak Daerah
a. Dasar Hukum Pajak Daerah
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah.
b. Pengertian Pajak Daerah
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
c. Jenis dan Tarif Pajak Daerah
1) Pajak Hotel, tarif paling tinggi 10%,
2) Pajak Restoran, tarif paling tinggi 10%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Pajak Hiburan, tarif paling tinggi 75%,
4) Pajak Reklame, tarif paling tinggi 25%,
5) Pajak Penerangan Jalan, tarif paling tinggi 3%,
6) Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, tarif paling tinggi 25%,
7) Pajak Parkir, tarif paling tinggi 30%,
8) Pajak Air Tanah, tarif paling tinggi 20%,
9) Pajak Sarang Burung Walet, tarif paling tinggi 10%,
10) Pajak Bumi dan Bangunan, tarif paling tinggi 0,5%,
11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, tarif paling tinggi
5%.
d. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
1) Pemungutan pajak tidak boleh diborongkan.
2) Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang
berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dibayar sendiri
oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
3) Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan
penetapan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dibayar dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat
Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan
(karcis dan nota perhitungan).
4) Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, danSurat Ketetapan Pajak
DaerahKurang Bayar Tambahan.
e. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan
1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menentukan tanggal jatuh tempo
pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30
hari setelah saat terutangnya pajak dan paling lama 6 bulan sejak
tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang oleh
wajib pajak.
2) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, danSurat
Ketetapan Pajak DaerahKurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan
Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak
dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak
tanggal diterbitkan.
3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas permohonan wajib pajak
setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan
persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran,
tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak
diatur dengan Peraturan Bupati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
5) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar, danSurat Ketetapan Pajak DaerahKurang
Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan banding
yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib pajak pada waktunya
dapat ditagih dengan Surat Paksa dan tindakan penyitaan.
5. Pajak Hotel
a. Dasar Hukum Pajak Hotel
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah,
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah.
3) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2003
tentang Pajak Hotel.
b. Pengertian Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang
disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang
sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Subjek Pajak Hotel
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan
hotel.
d. Wajib Pajak Hotel
Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel.
e. Objek Pajak Hotel
1) Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel
dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai
kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
2) Jasa penunjang yang dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimili,
teleks, internet, fotocopy, pelayanan cuci, seterika, transportasi
dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan dan dikelola hotel.
3) Dikecualikan dari objek pajak hotel:
a) Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
b) Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya.
c) Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan dan kegiatan
keagamaan.
d) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti
jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
e) Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang
diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh
umum.
f. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau
yang seharusnya dibayar kepada hotel.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tarif pajak
hotel paling tinggi adalah 10%.
6. Pajak Restoran
a. Dasar Hukum Pajak Restoran
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah,
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah.
3) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2003
tentang Pajak Restoran.
b. Pengertian Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang
disediakan oleh restoran.
c. Subjek Pajak Restoran
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
membeli makanan dan/atau minuman dari restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
d. Wajib Pajak Restoran
Wajib pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan restoran.
e. Objek Pajak Hotel
1) Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.
2) Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan penjualan makanan
dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik
dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.
3) Dikecualikan dari objek pajak restoran adalah pelayanan yang
disediakan oleh restoran yang nilai penjualan kurang dari Rp.
4.000.000,-(empat juta rupiah) setiap bulan.
f. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Restoran
Dasar pengenaan Pajak Restora adalah jumlah pembayaran atau
yang seharusnya dibayar kepada restoran.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tarif pajak
restoran paling tinggi adalah 10%.
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan tentang
optimalisasi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten
Sukoharjo maka pembahasan berikut ini akan dijelaskan variable-variabel
penelitian yaitu potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran, sarana dan
prasarana, pengawasan, dan pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Uraian tentang hasil penelitian secara berturut-turut adalah sebagai berikut
:
1. Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Potensi Pajak Hotel
dan Pajak Restoran di Kabupaten Sukoharjo diukur dengan menggunakan
indikator jumlah Hotel dan Restoran. Berikut ini disajikan data tentang
jumlah Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo :
Tabel II.1
Daftar Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Sukoharjo
Nomor Nama Hotel dan Penginapan 1 LORIN BACKYARD/HOTEL ANOMSOLO 2 HOTEL KEN DEDES SUKOHARJO 3 PENGINAPAN GUBUG JANATI 4 GRAND SOBA HOTEL 5 HOTEL AMANDA SRI KRESNO D. 6 HOTEL MULIA 7 HOTEL KEN DEDS GATAK 8 PONDOK REMBULAN 9 HOTEL PRAMESTHI
10 WISMA SRIKANDI 11 HOTEL SETYARINI 12 LODGING 13 HOTEL KEN DEDES/SRI MUKINI 14 PONDOK PELANGI
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel II.2
Daftar Nama Restoran dan Warung Makan di Kabupaten Sukoharjo
Nomor Nama Restoran dan Warung Makan
1 LORIN BACKYARD/HOTEL ANOMSOLO
2 PAK KUMIS LOROG
3 AYAM GORENG MBAH MUL
4 AYAM GORENG MBAH MUL 2
5 PAK KUMIS BANMATI
6 RM. STEAKQU
7 WARUNG MAKAN MBOK SINEM
8 RUMAH MAKAN SOPO NYONO
9 RM. SOTO AYAM "GAYAM"
10 BUBUR LEMU BU MARMAN
11 RM. KORPRI MEKAR JAYA
12 RM. LESEHAN BAMBOO STEAK
13 SATE KAMBING PAK GINO
14 ANUGERAH FAMILY RESTO
15 LEMBAH MANAH
16 AYAM GORENG MULYANI
17 SATE MOMO/KATIMO
18 RM. BAKSO DOMBLE BEGAJAH
19 RM. SARI STEAK
20 SATE KAMBING MOMO/ AGUS. S
21 RM. SOTO CARIKAN
22 RM. PAK GLINDING
23 RM. MBOK TIYEM
24 AYAM GORENG PAK NARTO
25 RUMAH MAKAN BAKSO MUTIARA
26 RM. PRASMANAN / BP. DARMIN
27 SARI BUNDO
28 SOP AYAM PAK MIN
29 RM. EMBUN PAGI
30 ROCKET CHICKEN
31 RM. SARWO ASRI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
32 WARUNG MAKAN ES MASUK
33 RUMAH MAKAN BERDIKARI
34 RM. AYAM GORENG PAK CIPTO
35 CAF CARREFOUR SOLO BARU
36 TEXAS CHICKEN
37 TIMLO MADSTRO
38 WARUNG MAKAN GIYARTO
39 RUMAH MAKAN MIE SURABAYA
40 WISMA PLANET FOOD RAMA RESTO
41 WARUNG WEDANGAN KHAS SOLO
42 WARUNG MAKAN PANCINGAN BU ASIH
43 RM. JAMBU ALAS SOLOBARU
44 RM. BANANA RESTO
45 RM. PARADISO
46 RM. MIE GAJAH MAS
47 WARUNG MAKAN ES MASUK / SARWOKO
48 WISMA BOGA
49 CANDI RESTO
50 RM. BERGAS
51 BALE PADI
52 RUMAH MAKAN PAK YUSUF
53 WARUNG MAKAN PONDOK JATI RAHAYU
54 RM. BAKSO RUSUK
55 RM. EMBUN PAGI (MAKAM HAJI)
56 RUMAH MAKAN ROSO MIROSO
57 PT. DUNKINDO LESTARI
58 RM. BAKSO KADIPOLO KARTASURA
59 RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
60 AYAM GORENG KLECO
61 WATER PARK
62 CAF ALFA CARREFOUR PEL. SOLO
63 JOGJA CHICKEN
64 RUMAH MAKAN MADUKORO
65 RM. AYAM GORENG PAK CIPTO
66 RUMAH MAKAN BU TUM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
67 RM. MBAK YANTI
68 SATE MAS DI
69 SOP AYAM PAK MIN
70 WR. SOTO PAK HARTO
71 RM. SOTO LEDOK
72 HOTEL PRAMESTHI
73 RUMAH MAKAN SARI ASLI
74 RUMAH MAKAN PAK NDUT
75 ZEST FRIED CHICKEN
76 RM. EMBUN PAGI (WIROGUNAN)
77 PEMANCINGAN BEREMPAT
78 CALIFORNIA FRIED CHICKEN (CFC)
79 RUMAH MAKAN EMBUN SARI
80 AYAM GORENG MBOK SARUN
81 NY. SRI SEMAR KONDANG Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan data yang diamati oleh penulis jika dilihat dari jumlah
Hotel/Penginapan yang sebanyak 14 buah dan restoran/warung makan
yang berjumlah 81 buah yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo pada
dasarnya cukup memberi kontribusi terhadap pendapatan dan penerimaan
pajak daerah. Selain itu, jika dilihat dari letaknya yang strategis, maka
seharusnya Pajak Hotel dan Restoran dapat merupakan suatu Pajak yang
memberi kontribusi yang besar bagi Kabupaten Sukoharjo. Namun
kenyataan yang ada berbeda dari yang seharusnya.
Namun karena belum dikelola secara optimal baik dari perhitungan
potensi yang dimiliki, pelaksanaan pemungutan, serta pengawasan
terhadap pemungutan Pajak Hotel dan Restoran itu sendiri maka
pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi
yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Setelah melakukan wawancara dengan karyawan maupun Kepala
Bagian Pendapatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mengenai pengaruh
kurangnya penerimaan pajak yaitu :
belum adanya kesadaran mayarakat dalam membayar pajak.
Padahal pajak sudah diatur dalam perundang-undangan. Namun
masyarakat akan dikenakan sanki apabila wajib pajak tidak
memenuhi kewajibanya dalam membayar pajak.
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kurangnya penerimaan Pajak di Kabupaten Sukoharjo
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang dapat
menimbulkan piutang pajak. Berikut ini penulis menyajikan persentase
piutang pajak hotel dan pajak restoran terhadap pajak yang telah
dibayarkan di Kabupaten Sukoharjo :
Rumus yang digunakan :
Persentase piutang pajak hotel terhadap pajak yang telah dibayarkan :
Tahun 2009 :
Tahun 2010 :
Tahun 2011 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Persentase piutang pajak restoran terhadap pajak yang telah dibayarkan
:
Tahun 2009 :
Tahun 2010 :
Tahun 2011 :
Dari data tersebut piutang pajak dari kedua pajak tersebut selalu
megalami peningkatan itu dapat disimpulkan belum adanya kesadaran
wajib pajak dalam membayar utang pajak.
Selain itu juga karyawan maupun Kepala Bagian Pendapatan
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mengemukakan bahwa :
kadang saat melakukan pemungutan, wajib pajak atau orang yang
berkepentingan tidak ada ditempat atau lokasi pemungutan, selain itu
pengaruh kurangnya pemasukan dari hotel atau penginapan serta
restoran atau rumah makan yaitu yang ada merupakan kendala dari
kurangnya kontribusi dari pajak Hotel dan Restoran. Ini disebabkan
kurangnya pengunjung yang datang. Padahal jika dilihat dari
letaknya, Sukoharjo merupakan Kabupaten yang strategis.
Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa apabila petugas
pemungutan Pajak datang ke lokasi pemungutan wajib pajak terkadang
tidak berada dilokasi. Serta kurangnya pengunjung juga berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
terhadap kurangnya pendapatan Hotel dan Restoran, sehingga pemilik
hotel dan restoran kadang enggan membayar pajak.
Untuk mengetahui tentang seberapa besar penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kabupaten Sukoharjo, penulis sajikan tabel penerimaan pajak
hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo
Tabel II.3
Tabel Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada Tahun 2009 - 2011
No Jenis Pajak Penerimaan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 Pajak Hotel - Hotel Bintang 3 - Hotel Bintang 2 - Hotel Melati 3 - Hotel Melati 2 - Hotel Melati 1 - Losmen/Kost
-
17.400.000 44.500.000
2.100.000 5.250.000 2.370.000
64.513.550 15.950.000 41.250.000 1.925.000 9.050.000 2.175.000
182.948.781
46.075.570 44.750.000 3.275.000 8.050.000 2.075.000
2 Pajak Restoran - Restoran - Warung Makan
274.067.768
26.022.500
320.407.300
90.952.500
381.241.976 100.798.000
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dari pengamatan data DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2009
hingga 2011 yang dilakukan oleh penulis maka penulis menyimpulkan
bahwa penerimaan dari pajak hotel dan pajak restoran mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Itu dapat dilihat dari data yang ada di atas
pada tahun 2009 pajak hotel memperoleh penerimaan sebesar Rp
17.400.000,00 dari hotel bintang dua, Rp 44.500.000,00 dari hotel melati
3, Rp 2.100.000,00 dari hotel melati 2, Rp 5.250.000,00 dari hotel melati 1
dan Rp 2.370.000,00 dari losmen/kost. Untuk tahun 2010 pajak hotel
memperoleh penerimaan sebesar Rp 64.513.550,00 dari hotel bintang 3,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Rp 15.950.000,00 dari hotel bintang 2, Rp 41.250.000,00 dari hotel melati
3, Rp 1.925.000,00 dari hotel melati 2, Rp 9.050.000,00 dari hotel melati 1
dan Rp 2.175.000,00 dari losmen/kost. Sedangkan pada tahun 2011 pajak
hotel memperoleh penerimaan Rp 182.948.781,00 dari hotel bintang 3, Rp
46.075.570,00 dari hotel bintang 2, Rp 44.750.000,00 dari hotel melati 3,
Rp 3.275.000,00 dari hotel melati 2, Rp 8.050.000,00 dari hotel melati 1
dan Rp 2.075.000,00 dari losmen/kost.
Dari penerimaan pajak restoran juga dapat dilihat peningkatannya
yaitu pada tahun 2009 penerimaan pajak restoran sebesar Rp
274.067.768,00 dari restoran dan Rp 26.022.500 dari warung makan. Pada
tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 320.407.300,00
yang didapat dari restoran dan Rp 90.952.500,00 dari warung makan.
Sedangkan pada tahun 2011 pajak restoran memperoleh penerimaan
sebesar Rp 381.241.976,00 dari restoran dan Rp 100.798.000,00 dari
warung makan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerimaan dari
pajak hotel dan pajak restoran sudah mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Mengingat pajak hotel pajak restoran dapat memberi kontribusi
yang sangat besar dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah secara
keseluruhan. Walaupun begitu diperlukan upaya yang lebih intensif untuk
meningkatkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. Dengan demikian,
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo harus mampu mengoptimalkan
penerimaan pajak hotel dan pajak restoran melalui nilai potensi yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sebagai salah satu alternatif sumber pembiyaan pemerintah, pembangunan,
dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab dalam berotonomi
daerah.
Selain itu penulis juga menyajikan data target dan realisasi pajak hotel
dan pajak restoran sebagai berikut :
Tabel II.4
Tabel Target dan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran
No Jenis Pajak Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
1 Pajak Hotel 52.032.000 72.620.000 75.900.000 134.863.550 260.000.000 287.174.351 2 Pajak Restoran 294.480.000 300.090.268 391.000.000 411.359.800 473.000.000 482.039.976
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dari hasil pengamatan data diatas penulis menyimpulkan bahwa pada
setiap tahunnya realisasi pajak hotel dan pajak restoran dapat lebihi
targetnya. Itu dapat dilihat pada tabel di atas, pada tahun 2009 realisasi
dari pajak hotel sebesar Rp 72.620.000,00 melebihi target yang sebesar Rp
52.032.000,00 dan untuk pajak restoran realisasi sebesar Rp
300.090.268,00 melebihi target sebesar Rp 294.480.000,00. Pada tahun
2010 pun juga dapat dilihat pajak hotel dan pajak restoran berturut-turut
realisasinya sebesar Rp 134.863.550,00 dan Rp 411.359.800,00 melebihi
target sebesar Rp 75.900.000,00 dan Rp 391.000.000,00. Sedangkan untuk
tahun 2011 pajak hotel realisasinya sebesar Rp 287.174.351,00 melebihi
target sebesar Rp 360.000.000,00 dan untuk pajak restoran realisasinya
sebesar Rp 482.039.976,00 melebihi target sebesar Rp 473.000.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sehubungan dengan hal tersebut walaupun realisasi selalu melebihi
target Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo perlu juga memikirkan
secara serius masalah-masalah yang erat hubungannya dengan Pajak Hotel
dan Restoran, dan berusaha melakukan upaya demi mengoptimalkan
peningkatan penerimaan pajak sehingga pajak Hotel dan Restoran dapat
memberi kontribusi yang besar dalam meningkatkan Pajak Daerah secara
khusus dan Pendapatan Asli Daerah secara umum.
Dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian Pendapatan DPPKAD
Kabupaten Sukoharjomengatakan upaya dilakukan oleh Pemerintah dalam
Peningkatan Pajak Hotel dan Restoran :
salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan
pembangunan dan perbaikan akses jalan menuju tempat pariwisata
beberapa tahun terakhir ini. Dan juga pebaikan fasilitas pariwisata
tersebut.
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa sudah ada
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Sukoharjo untuk meningkatkan
Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo. Walaupun hasilnya
masih belum mengalami peningkatan yang begitu berati, namun upaya ini
diharapkan dapat membantu kenaikan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Sukoharjo. Untuk itu dipelukan upaya yang lebih giat lagi
dalam peningkatan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran utamanya
pemanfaatan potensi yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Pemungutan
Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran dalam penelitian ini
mengandung pengertian suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpuanan data obyektif dan subyektif sampai dengan kegiatan
penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.
3. Sistem dan Prosedur
Dalam melakukan pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran
diperlukan sistem dan prosedur agar dalam pemungutan dapat terarah dan
berjalan dengan baik.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011
tentang Pajak Daerah sistem dan prosedurnya yaitu :
a. Pemungutan Pajak tidak boleh diborongkan.
b. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan
surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan
c. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan
penetapan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dibayar dengan
menggunakan SPPT, SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan.
d. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada huruf
C berupa karcis dan nota perhitungan.
e. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dalam hal pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel dan Restoran yang
akan dijelaskan melaui hasil wawancara dengan beberapa Narasumber.
pemungutan dilakukan dengan cara self assesment sehingga wajib
pajak diberi wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang
terhitung.
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam
menetapkan besarnya pajak terhutang telah ditetapkan sesuai dengan
prosedur yang ada. Dalam pemungutan yang dilakukan telah dilakukan
prosedur yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang ada.
4. Jumlah Petugas
Jumlah petugas juga merupakan hal yang mendukung dalam usaha
peningkatan penerimaan pajak. Petugas pemungutan pajak dalamhal ini
adalah orang-orang yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan pejabat
yang berwenang untuk melakukan penagihan/pemungutan terhadap Pajak
Daerah di Kabupaten Sukoharjo.
Apabila petugas pajak juga tidak mencukupi untuk melakukan
pemungutan maka proses pemungutan juga akan terhambat. Dari hasil
wawancara mengatakan:
Jumlah pegawai yang dapat memungut pajak adalah seluruh pegawai
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, namun kenyataannya pegawai yang
turun ke lapangan untuk memungut adalah 3 sampai 4 orang.
Dari paparan diatas penulis menyimpulkan bahwa jumlah petugas
pemungutan pajak masih kurang.Ini dapat dilihat dari jumlah Hotel dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Restoran yang ada cukup banyak.Jika hanya 3 (tiga) sampai 4 (empat)
orang yang melakukan penagihan maka ini belum cukup optimal.
5. Sarana dan Prasarana
Faktor yang mendukung dalam optimalisasi penerimaan pajak yaitu
sarana dan prasarana. Agar mendapatkan hasil yang optimal diperlukan
sarana dan prasara yang cukup dalam pemungutan pajak. Untuk itu sangat
penting memperhatikan sarana dan prasarana yang diperlukan, agar
petugas pajak dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Sarana dan Prasarana diyakini sangat berperan dalam meningkatkan
penerimaan Pajak Daerah. Sarana dan Prasarana yang merupakan faktor
penunjang yang sangat penting dalam mendukung kelancaran proses
pelaksanaan pemungutan pajak daerah. Dalam hal ini kendaraan baik
kendaraan roda dua (motor), atau pun kendaraan roda empat (mobil)
sebagai alat transportasi sangat diperlukan karena letak lokasi objek pajak
saling berjauhan yang apabila pelaksanaan pemungutanya tidak dilengkapi
oleh sarana tersebut maka akan menambah beban biaya pungut semakin
besar. Dan ketetapan waktu pelaksanaan pemungutan tidak sesuai dengan
yang direncanakan dan dengan sendirinya akan mengurangi penerimaan
pajak tersebut. Ketersediaan sarana dan prasarana sangat penting perannya
dalam pencapaian tujuan suatu usaha dalam hal ini untuk mengoptimalkan
pemungutan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dari segi sarana dan prasarana dengan melihat sifatnya, maka pajak
daerah lebih banyak membutuhkan sarana berupa formulir-formulir, surat-
surat penetapan dan surat-surat lainya.
Secara umum sarana penunjang di Sukoharjo dikemukakan oleh
narasumber:
Sarana dan prasarana yang sudah memadai. Dan dalam pemungutan
sudah menggunakan kendaraan operasional yang disediakan (motor
dan mobil).
Dari penjelasan diatas menyimpulkan bahwa sarana pendukung seperti
kendaraan dalam melakukan pemungutan sudah tersedia.Hal ini
berpengaruh terhadap produktivitas petugas pajak. Jarak ke lokasi yang
agak jauh tentu saja membutuhkan kendaraan operasional agar tidak
datang terlambat ke lokasi pemungutan., agar pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik, utamanya dalam hal ketepatan waktu petugas pemungutan
pajak datang keloaksi maka sebaiknya sarana yang dibutuhkan tersedia
dengan baik bagi petugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka kelebihan dan kelemahan yang
berkaitan dengan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di
Kabupaten Sukoharjo adalah:.
A. KELEBIHAN
Dalam pelaksanaan pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak
restoran Kabupaten Sukoharjo, DPPKAD dibantu oleh Pemerintah telah
melakukan berbagai cara:
1. Sarana dan prasarana yang bisa mendukung pemungutan pajak telah
disediakan dan cukup memadai dengan telah disediakannya kendaraan
operasional seperti motor atau mobil untuk melakukan pemungutan ke
daerah yang sulit dijangkau,
2. Telah dilakukan pembangunan dan perbaikan akses jalan menuju tempat
wajib pajak beberapa tahun terakhir ini.
3. Penerimaan dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dengan telah dilakukannya berbagai cara untuk
tujuan peningkatan seluruh pajak daerah yang dikelola oleh DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo,
4. Adanya kerjasama dengan Pemerintah untuk pengoptimalan penerimaan
Pajak Hotel dan Pajak Restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. KELEMAHAN
Dalam pelaksanaan pengoptimalan penerimaan pajak hotel dan pajak
restoran di Kabupaten Sukoharjo juga terdapat berbagai kelemahan, antara
lain sebagai berikut:
1. Kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak masih sangat kurang, hal
itu disebabkan kurangnya sosialisasi yang menyeluruh kepada wajib pajak
akan pentingnya pembayaran pajak tersebut,
2. Penghasilan para pemilik hotel dan restoran masih minim sehingga wajib
pajak tersebut banyak yang tidak membayar atau hutang sehingga
penerimaan pajaknya juga kurang optimal,
3. Kurangnya petugas yang bekerja di lapangan untuk melakukan
pemungutan pajak kepada wajib pajak yang belum membayar utang
pajaknya.
4. Walaupun telah dilakukan perbaikan akses tetapi masih banyak juga jalan-
jalan yang rusak, sehingga pemungutan sedikit terganggu.
5. Sarana yang ada di beberapa hotel dan restoran masih terkesan seadanya
sehingga pengunjung berpikir ulang untuk berkunjung di hotel dan
restoran yang ada di Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
yang berkaitan dengan Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak
Restoran di Kabupaten Sukoharjo bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran
di Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari target yang diharapkan. Ini
disebabkan karena pelaksanaan pemungutan yang masih kurang dilakukan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sistem dan prosedur yang ada.
Begitupula dengan tingkat pengetahuan, pemahaman petugas pemungutan
pajak terhadap sistem dan prosedur pemungutan pajak masih kurang, serta
motivasi yang masih rendah sehingga kurang mendukung optimalisasi
penerimaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo.
Sarana dan prasarana yang ada sudah sangat mendukung kelancaran
pemungutan. Kurangnya kontribusi ini juga disebabkan oleh kurangnya
kesadaran para wajib pajak untuk melakukan kewajibanya dalam membayar
pajak. Hal ini disebabkan kareana kurangnya sosialisasi tentang pentingnya
membayar pajak. Selain faktor tersebut, hal lain yang mempengaruhi wajib
pajak enggan membayar pajak yaitu kurangnya pemasukan yang diterima
oleh wajib pajak, sehingga mereka enggan membayar pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
D. REKOMENDASI
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
penulis mengajukan saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja Pemerintah Daerah, khususnya dalam pengoptimalan penerimaan
pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Sukoharjo. Adapun saran-saran
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan sosialisasi yang berkaitan dengan masalah pajak hotel dan
pajak restoran sebagai salah satu input dalam perumusan perhitungan nilai
potensi pajak hotel dan pajak restoran dan berusaha menerapkannya
sehingga penerimaan pajak yang diharapkan dapat mendekati nilai potensi
tersebut.
2. Potensi pajak hotel dan pajak restoran yang sangat menjanjikan bagi
penyediaan dana dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan, dan
kegiatan kemasyarakatan di Kabupaten Sukoharjo seharusnya dapat
dikelola secara optimal melalui berbagai kajian yang menyeluruh untuk
meminimalisir kendala-kendala dalam pencapaian target penerimaan.
3. Terkait dengan pemungutan pajak hotel dan pajak restoran, perlu
dilakukan upaya peningkatan pelaksanaan sistem dan prosedur yang
seharusnya didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku
dengan menerapkan tarif yang telah ditetapkan. Kuantitas dalam hal ini
jumlah petugas pemungutan pajak yang dikerahkan masih kurang
sehingga perlu ditambah untuk optimalisasi pemungutan pajak. Dan
kualitas dalam hal ini pengetahuan tingkat pengetahuan ditingkatkan bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
berlangsungnya sistem dan prosedur pemungutan yang mampu
memberikan hasil yang optimal. Begitu pula pengadaan sarana dan
prasarana perlu diperhatikan dan diberikan kepada petugas pemungutan
pajak demi kelancaran pemungutan pajak di Kabupaten Sukoharjo. Selain
itu motivasi kerja juga sangat perlu diberikan kepada petugas pajak dalam
melaksanakan tugas.