Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

11
By : Yanti Puspita Sari

Transcript of Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Page 1: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

By : Yanti Puspita Sari

Page 2: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Pendahuluan

Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 60-70% wanita mengkonsumsi beberapa jenis obat selama ia hamil

Efek samping obat pada seorang ibu yang hamil sangat berlainan dengan orang yang tidak hamil. Efek samping obat pada orang tidak hamil umumnya reversibel, sedangkan efek samping obat pada pada kehamilan dapat bersifat irreversibel bila terjadi pada janin dalam kandungan

Page 3: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Jenis pengaruh obat pada masa kehamilan

1.Pengaruh letal yakni terjadinya kematian embrio dalam kandungan.

2.Pengaruh teratogenik terjadi pada dosis sub-letal yakni terjadinya malformasi anatomik pada pertumbuhan organ janin.

3.Pengaruh toksik adalah terjadinya kelainan atau gangguan fisiologik atau biokimiawi dalam berbagai derajat pada janin tanpa disertai malformasi anatomik

Page 4: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Pengaruh berdasarkan fase perkembangan janin1. Fase implantasi, yakni pada umur kehamilan

kurang dari 3 minggu. Pengaruh buruk yang mungkin timbul adalah terjadinya kematian embrio (abortus)

2. Fase embrional atau organogenesis, yakni pada umur kehamilan antara 3 -8 minggu. Pada fase ini terjadi diferensisi pertumbuhan untuk pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka untuk terjadinya malformasi anatomik (pengaruh teratogenik). Jika pengaruh buruk obat mempengaruhi blastula yang sedang dalam fase deferensiasi maka akan terjadi cacat (pembentukan salah).

Page 5: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Pengaruh buruk yang dapat timbul pada fase ini ada beberapa kemungkinan yaitu pengaruh letal, dimana terjadinya kematian janin dan abortus ; pengaruh subletal, dimana tidak terjadi kematian janin tetapi terjadi malformasi anatomik (struktur) pertumbuhan organ atau pengaruh teratogenikserta gangguan fungsional atau metabolik yang permanen yang baru nampak kemudian, artinya tidak langsung nampak atau timbul pada saat kelahiran.

Fase letal, yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan dimana pada fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin. Pengaruh buruk senyawa asing terhadap janin pada fase ini tidak berupa malformasi anatomik lagi. Tetapi masing mungkin masih dapat terjadi gangguan pertumbuhan baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau biokemik organ-organ.

Page 6: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Kelainan janin karena pemakaian obat Sindrom warfarin (jenis antikoagulan). Sekitar 25 % janin yang terpapar (exposed) dengan

warfarin selama trimester pertama kehamilan akan menderita berbagai malformasi congenital yang meliputi hipoplasia tulang hidung, tulang-tulang falanges yang pendek, berbagai abnormalitas tulang, kelainan-kelainan oftalmologik seperti atropi optik, katarak dan kelainan-kelainan lain sampai kematian janin dalam kandungan. Warfarin tidak dapat dipakai selama kehamila. Antikoagulan yang relatif lebih aman dan dianjurkan adalah heparin.

Sindrom hidantoin. Pemakaian hidantoin untuk epilepsy pada kehamilan dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan intra-uterin, defisiensi mental, gangguan pertumbuhan muka terutama hidung tertekan (“pesek”), ptosis, bibir dan atau langit-langit sumbing (cleft lips & cleft palate), gangguan fungsi jantung dan abnormalitas genitalia. Sering juga disertai tidak tumbuhnya kuku pada jari tangan dan kaki. Sindrom hidantoin terjadi kurang lebih pada 10 % kasus yang terpapar dengan hidantoin.

Page 7: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Samb... Sindrom dietilstilbestrol (DES).

Pemakaian dietilstilbestrol pada trimester pertama kehamilan ternyata diketahui berkaitan dengan terjadinya berbagai anomali pada organ-organ reproduksi. Pada jenis kelamin wanita dapat terjadi adenosis sampai kemudian adenokarsinoma vagina atau serviks uterus. Pada jenis kelamin laki-laki dapat timbul abnormalitas testes, kista epididimis dan infertilitas.

Sindrom VACTERL ( Vertebral, Anal, Cardiac, Tracheal, Esophageal and Limbs) yaitu terjadinya abnormalitas pada organ-organ tersebut karena pemakaian hormone steroid kelamin selama kehamilan.

Embriopati talidomida. Talidomida yang pada mulanya digunakan untuk antiemetik dan hipnotik ternyata kemudian terbukti mempunyai pengaruh teratogenik yang kuat. Pengaruh teratogenik yang utama adalah terjadinya berbagai abnormalitas pertumbuhan anggota tubuh. Sebelum obat ini ditarik dari peredaran kurang lebih telah tercatat 10.000 bayi lahir cacat

Page 8: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Klasifikasi Obat Berdasarkan Resiko Pemakaian Selama Kehamilan

Mnrt Food and Drug Administration ( USA ) atau Australian Drug Evaluation Committee yang secara garis besar membuat kategori sebagai berikut :

Kategori A : Obat yang telah dipakai oleh sejumlah wanita hamil dan wanita mampu hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap janin. Contoh obat yang masuk kategori ini misalnya antipiretik parasetamol, antibiotika penisilin, isoniazid, glikosida jantung, eritromisin, bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan asam folat, dan lain-lain.

Page 9: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Kategori B : Obat-obat dimana pengalaman pemakaian oleh wanita hamil atau mampu hamil masih terbatas tetapi tidak ada kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk secara langsung maupun tidak langsung terhadap janin.

B1 : Penelitian pada binatang tidak menunjukkan adanya kenaikan kejadian kerusakan janin ( fetal damage ). Misalnya obat-obat simetidin, dipiridamol, spektinomisin.

B2 : penelitian pada binatang tidak memadai dan masih kurang, tetapi data yang ada juga tidak menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin. Sebagai contoh adalah amfoterisin, dopamine, asetil kistein, alkaloid beladona, dan lain-lain.

B3 : penelitian pada binatang menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Contoh karbamasepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.

Page 10: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Kategori C : obat-obat yang karena efek farmakologiknya dapat menyebabkan pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomik. Pengaruh ini kemungkinan dapat membaik kembali (reversible). Misalnya fenotiazin, analgetika narkotika, antiinflamasi non steroid, aspirin, rifampisin, antiaritmia, Ca-channel blocker, diuretika dan lain-lain.

Kategori D : Obat-obat yang telah menyebabkan kenaikan kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan menyebabkan kerusakan pada janin yang tidak dapat membaik lagi (ireversibel). Obat-obat ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.Contoh : Fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, valproat, klonasepam, kinine, kaptopril, obat-obat sitotoksik, antikoagulan, androgen, dan steroid anabolic dan lain-lain.

Kategori X : obat-obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi untuk dipakai pada kehamilan karena pengaruh yang menetap (ireversibel) terhadap janin. Kontraindikasi mutlak pada kehamilan atau kemungkinan hamil. Contoh obat jenis isotretionin dan dietilstilbestrol (Rudi Firmansyah, 2008).

Page 11: Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan