Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

31
OBAT PADA KEHAMILAN Tahoma Siregar, MSi.,Apt.

Transcript of Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Page 1: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILAN

Tahoma Siregar, MSi.,Apt.

Page 2: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILAN

• Wanita hamil konsumsi obat?• Aman bagi maternal?• Aman bagi janin?

Page 3: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILAN

• Penggunaan obat pada wanita hamil yang menyebabkan kelainan/cacat pada janin telah diketahui, antara lain :

• Thalidomid digunakan untuk ;Antimuntah pada ibu hamil (kehamilan trimester

pertama), terjadi efek teratogenik (ditarik).Sebelumnya obat ini berdasarkan penelitian

preklinik, menunjukkan sifat farmakologis yang baik

Sekarang ini FDA telah memberikan ijin obat tersebut untuk digunakan sebagai antilepra.

Page 4: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Penelitian Teratogenik

• Penelitian teratogenik menjadi penting• Percobaan pada hewan dapat memberikan

informasi tentang efek teratogenik suatu obat. (ekstrapolasi dari hewan ke manusia, tidak selalu bisa)

• Efek teratogenik dikenal sebagai malformasi anatomi.

Page 5: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Penelitian Teratogenik

• Efek teratogenik berkaitan dengan dosis, lama pemakaian dan masa pertumbuhan janin yang beresiko tinggi, yaitu selama 3 bulan pertama kehamilan.

Page 6: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILAN

• Mekanisme teratogenik tidak diketahui dengan pasti terutama pada manusia

• Obat dapat mempengaruhi reseptor maternal dengan efek tidak langsung pada janin atau efek langsung pada perkembangan janin atau mempengaruhi nutrisi janin yang melewati plasenta

• Bahaya yang mungkin akibat penggunaan obat pada wanita hamil : malformasi anggota tubuh dan ataukecacatan pada mental janin.

Page 7: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

SISTEM PENANDAAN OBAT

• Beberapa negara membuat sistem penandaan (labeling system) untuk menjaga keamanan selama pemakaian berbagai obat oleh wanita hamil

• Sistem penandaan yang sering digunakan adalah yang di buat FDA Amerika Serikat dengan kategorisasi A, B, C, dan X.

• Risiko obat terhadap fetus dalam rahim dapat diklasifikasikan dalam kategori : A, B, C dan X

Page 8: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Kategori A

• Obat-obatan yang diberikan pada ibu hamil trimester I (penelitian terkontrol) tidak menimbulkan efek buruk atau kemungkinan efek buruknya terhadap fetus sangat jarang.

Page 9: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Kategori B

• Penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak menunjukkan peningkatan risiko kelainan janin walaupun dijumpai kelainan pada hewan atau

• jika penelitian pada manusia tidak mencukupi, penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko pada janin. Tetap ada kemungkinan terjadinya kelainan pada janin, sangat kecil.

Page 10: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Kategori C• Penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak

mencukupi untuk menunjukkan efek merugikan pada janin sedangkan penelitian pada hewan menunjukkan resiko pada janin atau kurangnya penelitian pada hewan terhadap obat tersebut

• Obat kategori C dapat dibenarkan pemakaiannya pada ibu hamil, jika keuntungan > efek buruknya terhadap fetus.

Page 11: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Kategori D

• Obat yang diberikan pada ibu hamil (trimester I, II, III) pasti menimbulkan efek buruk terhadap fetus

• Obat kategori D terpaksa diberikan pada ibu hamil untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil, sebab tidak ada obat lain yang efektif sebagai obat pengganti.

Page 12: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Kategori X

• Obat-obat yang diberikan pada kelompok hewan hamil dan kelompok ibu hamil (trimester I, II, dan III) pasti menimbulkan efek buruk terhadap fetus.

• Kerugian dari pemakaian obat ini jauh lebih besar dari pada manfaatnya.

• Pemakaian obat kategori X tidak dibenarkan pada ibu hamil atau ibu yang mungkin hamil ataupun ibu yang diduga hamil.

Page 13: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

ANGKA KEJADIAN

• Di United States, malformasi fetus terjadi 3-6 % dari kehamilan. Kejadian ini termasuk malformasi mayor dan minor dengan berbagai sebab, termasuk : obat, infeksi, keadaan penyakit maternal, cacat genetik atau polutan.

• Jumlah kejadian malfofmasi di Indonesia belum diketahui

Page 14: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILAN • Penggunaan obat selama kehamilan dapat

menyebabkan resiko pada perkembangan fetus dan ibu hamil.

• Obat mungkin hanya bertanggung jawab pada sekitar 1-5% malformasi fetus ; 60-70% malformasi fetus penyebabnya tidak diketahui.

• Teratogenitas pada manusia tidak dapat diprediksi hanya berdasarkan pada data hewan atau ekstrapolasi dari satu kehamilan ke yang lainnya.

Page 15: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Faktor fisiologik dan developmental• Senyawa teratogen jarang menyebabkan defect

tunggal, seringkali luas dampak yang dipengaruhi, tergantung pada sistem mana perkembangan janin ketika saat terpapar.

• Malformasi utama biasanya terjadi selama terpapar pada periode organogenesis kritis trimester pertama.

• Terpapar selama trimester ke2 atau ke3 dapat menyebabkan perubahan (alterations) atau Cacat (damage) struktur dan fungsi akhir.

Page 16: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Gambar, Variasi teratogen susceptibility sistem organ selama tahap perkembangan di dalam uterus manusia

Stage : Cleavage Gastrula Neurula Tailbud Embrio Fetal

&Blatusta

Week 1-2 3 4 5 6 7 8 9 10-12 13-17 18-20 21-36 37-40A

Tidak lazim

Menyebabkan Arms and fingers

Teratogen sebab

Se-sel belum Sistem Saraf Pusat

Berdiferensiasi

Heart/Jantung

Ears

Eyes/Mata

Genitals

Legs and Toes

Teeth

Periode sangat mudah, ke teratogen

Periode rendah ke teratogen

Masalah Kematian Abnormalitas morfologi utama Cacat fisiologi dan StillbirthB

Utama Prenatal Ketidaknormalan morfologi minim

A : Waktu rata-rata fertilisasi hingga partus adalah 38 minggu

B : Obat diberi selama periode ini dapat menyebabkan depresi neonatal pada saat bayi lahir, berhubungan dengan efek farmakologi obat yang diberikan

Page 17: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILANFaktor-faktor obat• Banyak senyawa kimia yang disirkulasi darah tubuh

maternal dapat melewati plasenta.• Pemberian obat pada waktu mendekati term, potensial

mempengaruhi fetus. Setelah lahir infant memiliki kemampuan metabolisme dan ekskresi yang kurang, karena organ/sistem belum berkembang sempurna.

• Pemberian obat pada waktu mendekati term atau saat persalinan, terutama pada obat dengan waktu paruh panjang dapat memberi keadaan kerja obat yang berkepanjangan pada neonatus.

Page 18: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT PADA KEHAMILAN

• Obat dapat menyebabkan ketergantungan pada maternal juga dapat menyebabkan adiksi fetus.

• Simtomp withdrawal neonatus dapat terjadi bilamana ibu adiksi (ketergantungan secara fisik dan psikis) obat selama kehamilan atau mereka diberi obat-obat yang menyebabkan adiksi mendekati term.

Page 19: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Pengaruh Kehamilan pada Ibu• Perubahan fisiologi maternal selama kehamilan

dapat mempengaruhi: Disposisi dan bersihan obat, peningkatan volume plasma maternal, berkisar 20% pada pertengahan kehamilan dan 50% pada term, Volume distribusi beberapa obat meningkat sehingga menyebabkan perubahan konsentrasi obat serum maternal. Obat dengan batas keamanan sempit membutuhkan monitoring selama penggunaan pada kehamilan, seringkali membutuhkan peningkatan dosis. Setelah persalinan volume plasma kembali normal sehingga dosis beberapa obat perlu dikurangi.

Page 20: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Pengaruh Kehamilan pada Ibu

• Perubahan [protein]plasma selama kehamilan dapat mempengaruhi derajat ikatan dan jumlah obat yang terikat. Penurunan protein plasma selama kehamilan 10 g/l.

• Lemak tubuh meningkat 3-4 kg selama kehamilan dan dapat sebagai depot bagi obat larut lemak.

• Laju filtrasi glomerulus dan laju aliran renal meningkat 50% selama kehamilan yang diakibatkan meningkatnya cardiac out put.

Page 21: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Obat antimigrainErgotamin• Ergotamin dapat menstimulir kontraksi uterus

dan potensial menyebabkan abortus.

Page 22: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Antiinflamasi non steroid• Asetaminofen tidak menyebabkan malformasi

congential• Parasetamol : analgetik antipiretik pilihan pada

penggunaan mendekati term sebab parasetamol tidak mempemgaruhi fungsi platelet atau sintesis prostaglandin perifer.

• Pada maternal yang overdosis parasetamol, infants normal banyak dilahirkan akan tetapi beberapa infants mengalami gangguan liver.

Page 23: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Antiinflamasi non steroid

Indometasin dapat menyebabkan–penutupan duktus arteriosus prenatal–oligohidraminion sebab menurunkan out put urin

fetus–menurunkan kontraksi uterus, yang dapat

digunakan sebagai tokolitik.

Asetosal– Pemberian asetosal mendekati persalinan meningkatkan

resiko perdarahan pada maternal saat persalinan.

Page 24: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT OPIOID• Analgesik opioid tidak menyebabkan malformasi

fetus tetapi penyalahgunaan narkotik selama kehamilan atau penggunaan pada dekat term mengakibatkan toleransi fetus dan withdrawal neonetus.–Gejala withdrawal antara lain : Iritabilitas,

Meningkatnya tonus otot, Kejang• Depresi napas neonatal baru lahir dapat terjadi bila

analgetik narkotik digunakan selama persalinan dan hal ini tergantung pada obat narkotik, dosis, interval dosis dan rute pemberian (IV>IM).

Page 25: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

OBAT ANTIMIKROBA- Aminoglikosida

• Tidak ada bukti menyebabkan teratogen.• Streptomisin dapat menyebabkan hilangnya

pendengaran congenital ringan - total, bila diberikan pada wanita hamil yang terinfeksi tuberkulosis. Prevalensinya rendah jika digunakan pada terapi dengan dosis yang diperhitungkan pada rentang terapi.

• Resiko nefrotoksisitas dan ototoksisitas terjadi pada semua aminoglikosida.

Page 26: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Pengobatan tuberkulosis

• Obat pilihan pada wanita hamil adalah isoniazid dan rifampisin dengan etambutol di tambahkan bila diduga isoniazid resisten.

• Isoniazid paling aman dan sangat efektif sebagai antituberkulosis selama kehamilan. Resiko hepatotoksik meningkat pada penggunaan obat ini pada kehamilan. Terpapar Isoniazid menunjukkan malformasi 1%.

Page 27: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Sulfonamid

• Resiko kernikterus neonatal. Resiko hemolisis pada fetus atau neonatus disebabkan defisiensi enzim G6PD dan glutation.

Page 28: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Tetrasiklin

• Menyebabkan depresi pertumbuhan tulang fetus dan pewarnaan gigi permanent bila diberikan setelah 12 minggu kehamilan. Resiko diskolorasi enamel gigi bertambah oleh peningkatan dosis, lama terapi dan peningkatan usia kehamilan.

Page 29: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

Kloramfenikol

• Resiko diskarsia darah, gray baby syndrome, toksisitas akibat akumulasi kloramfenikol pada neonatus.

Page 30: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

PUSTAKA

• Philip O. Anderson., James E. Knoben, William G Troutman, Handbook of CLINICAL DRUG DATA, 10TH Edition, Mc Graw Hill, 2002, p 877-913

• Triaging Rudy dan Anita P Rahman, Pertimbangan Penggunaan Obat pada Kehamilan, Rasional, Volume 1,.

Page 31: Farmakoterapi 5, Obat Pada Kehamilan

TERIMA KASIH