PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...
Click here to load reader
-
Upload
hoangkhuong -
Category
Documents
-
view
266 -
download
5
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT
TERHADAP PRESTASI BELAJAR
ALQURAN HADIS SISWA (Quasi eksperimen di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HILYATUL ULYA
NIM 107011000647
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
.l {rn/ " !I
i
LEMBAR PENGBSAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEAMS GAMES TOURTVAMENT TERHADAP PRESTASI
BELAJAR ALQURAN HADIS SISWA(Qu,asi eksperinrcn di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara)
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
OIeh:
HILYATUL ULYANrM. 107011000647
Pembimbing:
Tanenji, MANIP. 19720712 199803 1 004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA1434 H/2013 M
a;$l r '
LEMBAR PENGESAHANPANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams GamesTournament terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis siswa (euasiEksperimen di MTs Nur-Attaqwa lakartaUtara) disusun oleh HILyATUL UiyANomor Induk Mahasiswa 107011000647, diajukan kepada Fakultas IlmuJgbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ian telah dinyatakanlulus dalam Ujian Munaqasah, pada tanggal 14 Mei 2013 di hadapan dewanggnguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana s1 (s.id.D dalambidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 14 Mei 2013
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan pAI)Bahrissalim. M.Ag.NIP. 19680307 199803 1 002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan pAI)Drs. Sapiudin Shidiq. M.ANrP. 19670328200003 1 001
Penguji IDr. Zaimmudin. MANIP. 19590705 199103 | 002
Penguji 2Dra. Eni Rosda Syarbaini. M.psiNIP. 19530813 19S003 2 00r
t lf s -17
ul
Tanda Tansan
s20s20 198103 1 001
r
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
Nama Pembimbing
NIP
Jurusan/Program Studi
: Tanenji, MA
:19720712 199803 I 004
: Pendidikan Agama Islam
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Hilyatul Ulya
10701 1000647
Pendidikan Agama Islam
Jalan Pegangsaan Dua Km.4 No.157 JakartalJtara
MEI\IYATAKAN DENGAN SESUNGGIJHII.YA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Moder pembelajaran Kooperatif
Teams Games Tournamenr terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis siswa
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan sayasiap menerima segala konsekuensi apabila teibukti bahwa skripsi ini bukan hasilkarya sendiri.
Jakarta,0S April2013
Hilvatul UIya
t0701100647
lv
iv
ABSTRAK
HILYATUL ULYA (107011000647). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Teams Games Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran
Hadis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament bagi siswa
kelas IX MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara tahun ajaran 2012/2013. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX.A (penerapan model pembelajaran kooperatif
teams games tournament) dan siswa kelas IX.B (penerapan model pembelajaran
konvensional). Metode Penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang
digunakan adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir. Data
hasil instrumen tes dianalisis secara statistik menggunakan uji perbandingan
selisih nilai pretest postest kedua kelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
teams games tournament lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitif
walaupun tidak terlalu besar. Hal tersebut terlihat dari selisih peningkatan rata-rata
nilai pretest postest antara kedua kelas. Kelas yang diterapkan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament memiliki selisih rata-rata nilai
pretest postest sebesar 23.63 dan kelas yang diterapkan model pembelajaran
konvensional memiliki selisih rata-rata nilai pretest postest sebesar 17.21. Hasil
penelitian juga menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar
alquran hadis siswa. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t terhadap selisih nilai pretest postest kedua kelas.
Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut, diperoleh nilai thitung sebesar 1.70, dan
nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2.06. Dengan demikian, terlihat bahwa
nilai thitung < ttabel, sehingga hipotesis nihil diterima.
Kata Kunci: Prestasi Belajar Alquran Hadis, Model Pembelajaran Kooperatif
Teams Games Tournament, Model Pembelajaran Konvensional
v
ABSTRACT
HILYATUL ULYA (107011000647). Effect of Cooperative Learning Teams
Games Tournament Model from Alquran Hadis Achievement of the Students.
Thesis, Islamic Education Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training,
Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
The aim of this research was to find out the students achievement through
the application model of cooperative learning teams games tournament for
students class IX MTs Nur-Attaqwa North Jakarta the school year 2012/2013.
Subjects in the study were IX.A class (that was applicated of cooperative learning
teams games tournament model) and IX.B (that was applicated conventional
learning model). Quasi experiment method was used in this research with
purposive sampling technique. The test instrument that used was multiple choices
20 items. The data taken from test instrument was analyzed by comparison
statistical test, that was comparison between gain in pretest postest results of both
classes.
The result of the research showed that cooperative learning teams games
tournament model is higher than conventional learning model and it can effect the
students achievement in the cognitive aspects but it not so big. It was showed by
the improve of gain in pretest postest score between two experiment classes. The
improve of gain in pretest postest score at class that applicated cooperative
learning teams games tournament model is 23.63 and the improve of gain in
pretest postest score at class that applicated conventional learning model is
17.21. Moreover, The result of the research showed that there are not significant
effect of cooperative learning teams games tournament model from alquran hadis
achievement of the students. It can be conclude that based on the result of
statistical test of hyphothetical testing that used t-test from both of gain in pretest
postest score showed that tcount value is 1.70, and ttable value in degree of
significance 5% is 2.06. It can be seen that tcount < ttable value, so that the null
hyphothesis is received.
Keywords: Alquran Hadis Achievement, Cooperative Learning Teams Games
Tournament Model, Conventional Learning Model
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita
dalam keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah
berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau
yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk
keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,
sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini
membahas tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa Kelas IX di
MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan
kurangnya pengalaman yang dimiliki telah melahirkan adanya hambatan dan
kesulitan yang senantiasa ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Terselesaikannya
skripsi ini terjadi atas bimbingan-Nya dan semua pihak yang memberikan arahan,
bimbingan, motivasi dan petunjuk. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya.
2. Bapak Bahrissalim, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam sekaligus pembimbing akademik penulis.
4. Bapak Tanenji, MA., pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu
dan tenaganya untuk membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan
pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini
dengan baik. Terima kasih pak atas bimbingannya.
vii
5. Bapak Dr. Zaimmudin, MA dan Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi., selaku
dosen penguji peneliti.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Fakultas beserta staf-stafnya yang telah
memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan.
7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribadi
penulis. Khususnya, untuk Bapak Yudhi Munadi, Bapak Muhammad Zuhdi,
Bapak Muhammad Furqon, Ibu Nuraida, Ibu Husnawaty yarhamahallah,
dan Ibu Heny yang kesemuanya telah mengajari arti ketulusan, semangat
dan kerja keras. Terima kasih pak bu atas hard skill dan soft skill yang kini
penulis miliki.
8. Bapak H. Ali Muchtar dan Bapak Abdul Latif selaku Kepala Sekolah dan
Wakil Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru beserta staf Tata Usaha yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta
seluruh siswa kelas IX di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara.
9. Teruntuk kedua makhluk yang indah, jantung yang berdetak dengan rasa
cinta dan kasih sayang, yang menanggung banyak beban demi mencetak
masa depan yang gemilang untuk anak-anaknya dengan jari-jarinya yang
suci, hidup demi anak-anaknya dengan ikhlas, jujur, dan setia demi memetik
buah yang ditanam dan dirawatnya. Yang telah kusakiti hatinya, namun
keteladananya dalam pengorbanan bagaikan aliran sungai yang tiada henti.
Bapak tercinta H. Mashuri Muchtar dan Mamah tercinta Hj. Yayah
Nurfathia. Semoga keridhoan dan doa keduanya selalu bersama penulis.
10. Teruntuk pembimbing, teladan, cahaya hati, penguat jiwa, orang yang
memberi tanpa batas, bijaksana, berhati besar, lambang kepercayaan dan
kasih sayang. Suami tersayang Husain Al Adib. Semoga Allah berkahi
ikatan suci ini.
11. Teruntuk mutiara yang sangat berharga, belahan hati, cita-cita yang tercapai,
bayangan, bagian, jiwa raga yang memberi penulis rasa agungnya sifat
keibuan, yang menambah semangat untuk menekuni skripsi ini. Anak
tersayang Abdullah Isy Kareeman dan adikmu yang sudah 2 bulan
viii
bersemayam di rahim ini. Semoga Allah menjadikan agama dan Alquran
mulia di tangan kalian.
12. Teruntuk Bani Mashuri harapan hati. Keenam adik tercinta, Hilwan
Khulaifi, Sahlan Rizqi Sofwani, Aqlia Nurmawaddah, Ahmad Faqih,
Annisa Syifa Fadliah, dan Ratu Sabil el-Islamy. Semoga terjauhkan dari
hubbuddunya wa karohiyatul maut.
13. Teruntuk keluarga slawi tambatan jiwa. Bapak&Ibu mertua terkasih,
Haryono&Kholifaturrahmah. Mas huda, mbak hilya, dek evania, dan dek
azimah. Semoga kasih sayang ini semakin erat.
14. Teruntuk laskar usman yang seperti bara memberi semangat menyala.
Segenap almamater Al-Zaytun tercinta. Khususnya, Agis ackka, Laely,
Zizah&Fuad, Ummu&Abu Amara, Kak ana, Cete, Pipit, Rahmat, Andi,
Ubed, Arif, Ali, Fulki, Agam, Soleh, Hadi, Daus, Awang dan Enjoymuh.
15. Teruntuk makhluk berharga yang seperti udara memberi kesejukan.
Ummu&Abu Syakir, Ummu Halwa, Ummu&Abu Iffah, Ummu Junnah,
Eni, Esha, Eva, Ibu Budi, Ibu Bambang, Devi, Iim, Nida, Vira, Zeky, Ibu
Sari, Mbak Nur, Abu Diva, Ummu&Abu Abthol, Ummu&Babeh Saung,
Abu&Ummu Ismail, Febri dan Ahmad.
16. Teruntuk pengemban amanah pendidikan yang seperti bumi memberi
dukungan. Segenap kawan-kawan PAI Angkatan 2007. Terlebih, Che
Laskar Mania. Khususnya, Siti Nurul Karimah, Qiro, Imeh, Lina dan Kodri.
Serta Hilda Nurul Mawaddah, Erna dan Aknes.
17. Teruntuk seluruh umat Islam yang istiqomah meninggikan kalimat Allah.
Sungguh, seperti air yang memberi inspirasi.
18. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 08 April 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR DIAGRAM xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah 6
D. Perumusan Masalah 7
E. Tujuan Penelitian 7
F. Kegunaan Penelitian 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 8
A. Deskripsi Teoritik 8
1. Pembelajaran Alquran Hadis 8
a. Hakikat Pembelajaran Alquran Hadis 8
b. Pembelajaran Alquran Hadis di MTs 10
2. Prestasi Belajar Alquran Hadis 14
a. Pengertian Prestasi Belajar Alquran Hadis 14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 15
c. Pengukuran Prestasi Belajar Alquran Hadis 17
x
3. Model Pembelajaran Kooperatif 20
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 20
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif 21
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 23
d. Model-model Pembelajaran Kooperatif 26
4. Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament 26
a. Pengertian Pembelajaran TGT 26
b. Langkah-langkah Pembelajaran TGT 27
c. Pembelajaran TGT dan Prestasi Belajar 34
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT 35
B. Hasil Penelitian yang Relevan 37
C. Kerangka Berpikir 40
D. Hipotesis Penelitian 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian 42
B. Metode dan Desain Penelitian 43
C. Populasi dan Sampel 46
D. Prosedur Penelitian 47
E. Teknik Pengumpulan Data 48
F. Teknik Analisis Data 55
G. Hipotesis Statistik 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59
A. Gambaran Umum MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara 59
B. Deskripsi Data 61
C. Pengujian Hipotesis 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian 68
E. Keterbatasan Penelitian 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70
A. Kesimpulan 70
B. Saran 71
DAFTAR PUSTAKA 72
xi
LAMPIRAN 74
BIODATA PENULIS 161
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Alquran Hadis MTs
Kelas IX 12
Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional 22
Tabel 2.3 Perhitungan Poin Turnamen untuk Tiga Pemain 33
Tabel 2.4 Contoh Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok 33
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian 42
Tabel 3.2 Variabel Penelitian 44
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 49
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Ujian Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa 59
Tabel 4.2 Gambaran Guru MTs Nur-Attaqwa Tahun Pelajaran 2012/2013 60
Tabel 4.3 Gambaran Siswa MTs Nur-Attaqwa Tahun Pelajaran 2012/2013 61
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 62
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 64
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pretest, Postest dan Selisih (Gain) Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol 65
Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 66
Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 66
Tabel 4.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 67
Tabel 4.10 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 67
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji-t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Penempatan Peserta Pada Meja Turnamen 30
Gambar 3.1 Desain Penelitian 45
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 61
Diagram 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol 62
Diagram 4.3 Hasil Postest Kelas Eksperimen 63
Diagram 4.4 Hasil Postest Kelas Kontrol 64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 74
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-2 82
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-3 88
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 93
Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 94
Lampiran 6 Soal Pretest dan Postest 98
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 101
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest 102
Lampiran 9 Validitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 103
Lampiran 10 Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 109
Lampiran 11 Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 112
Lampiran 12 Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 114
Lampiran 13 Kesimpulan Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 118
Lampiran 14 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 121
Lampiran 15 Nilai Pretest Kelas Kontrol 122
Lampiran 16 Nilai Postest Kelas Eksperimen 123
Lampiran 17 Nilai Postest Kelas Kontrol 124
Lampiran 18 Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 125
Lampiran 19 Normalitas Pretest Kelas Kontrol 127
Lampiran 20 Normalitas Postest Kelas Eksperimen 129
Lampiran 21 Normalitas Postest Kelas Kontrol 131
Lampiran 22 Homogenitas Pretest 133
Lampiran 23 Homogenitas Postest 135
Lampiran 24 Test “t” 137
Lampiran 25 Langkah-langkah Praktis Model Teams Games Tournament 139
Lampiran 26 Lembar Skor Model Teams Games Tournament 140
Lampiran 27 Soal Turnamen Pertemuan Ke-1 141
Lampiran 28 Soal Turnamen Pertemuan Ke-2 142
Lampiran 29 Soal Turnamen Pertemuan Ke-3 143
xvi
Lampiran 30 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-1 144
Lampiran 31 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-2 145
Lampiran 32 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-3 146
Lampiran 33 Kelompok Belajar Model Teams Games Tournament 147
Lampiran 34 Kelompok Turnamen Model Teams Games Tournament 148
Lampiran 35 Daftar Skripsi TGT Mahasiswa UIN Syahid Jakarta 150
Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah 153
Lampiran 37 Lembar Uji Referensi 154
Lampiran 38 Gambar Media Pembelajaran 159
Lampiran 39 Gambar Hasil Penelitian 160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tak ada satu pun manusia berakal mengingkari bahwa pendidikan
manusia merupakan tugas yang berat dan mulia. Karena mendidik manusia
agar menjadi insan yang lurus (baik dari semua sisi) membutuhkan
pengetahuan (ilmu), kesabaran, fleksibelitas, dan kecakapan. Hidayatullah
Ahmad mendefinisikan pendidikan secara lengkap sebagaimana yang tertera
dibawah ini.
Pendidikan ialah pengarahan atau pembentukan pola hidup, adaptasi
dengan alam sekitarnya, peradaban, penentuan kehidupan, transfer
informasi dan kecakapan, pembentukan motivasi internal untuk
menghadapi tantangan eksternal, perkembangan di setiap hal yang ada di
masyarakat dan kehidupan, pemurnian tradisi dan peninggalan, penemuan
bakat dan persiapan diri dengan baik.1
Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, bahkan pendidikan akan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
1 Hidayatullah Ahmad, Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim, Terj. dari Mausu’atut
Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh Sari Narulita dan Umron Jayadi, (Jakarta: Fikr, 2008), Cet. I, h.
18.
2
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadalah: 11)2
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia yang berilmu memiliki derajat
(harkat) dan martabat yang lebih tinggi daripada makhluk Allah lainnya.
Namun, menuntut ilmu pengetahuan harus disertai pula dengan keimanan
yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat.
Islam memerintahkan dan mewajibkan manusia agar berusaha keras
dalam menuntut ilmu pengetahuan sepanjang hidupnya. Dalam kehidupan,
manusia akan menemui berbagai macam problematika kehidupan. Salah satu
cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menyelesaikannya lewat ilmu
pengetahuan.
Begitu penting pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama
dalam pembangunan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa ”pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara”.3
Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu
indikasi paling nyata dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya perolehan prestasi belajar siswa. Khususnya, di MTs Nur-Attaqwa
Jakarta Utara. Pemerintah, guru, dan orang tua memiliki peranan yang
penting dan signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu
pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum dan sistem belajar
2 Kementrian Agama RI, Alquran, Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2010), h. 543. 3 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003, (Jakarta: Eko Jaya, 2003), Cet. I, h. 5.
3
mengajar, peningkatan kualitas pengelola sekolah dan guru, pemenuhan
sarana belajar mengajar, penyempurnaan sistem penilaian dan sebagainya.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, salah satu diantaranya yang harus dikembangkan
terletak pada sistem belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok
dalam proses pendidikan.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran,
”pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi”.4 Guru adalah
pemberi informasi yang berfungsi sebagai sumber belajar, pengelola kelas
dan pembelajaran, fasilitator (mediator), pembimbing, motivator,
demonstrator dan evaluator bagi siswa. Di mana guru merupakan salah satu
faktor pendukung yang dapat mengantarkan keberhasilan siswa di sekolah.
Adapun siswa adalah penerima informasi yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi yang masih perlu dikembangkan. Di mana siswa merupakan
subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan (guru) untuk
membantu membimbingnya menuju kedewasaan dan mengarahkannya
mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju sebuah keberhasilan.
Persaingan yang semakin kompetitif saat ini, menjadikan prestasi
akademik yang tinggi sebagai dambaan setiap siswa dan orang tua. Dengan
banyaknya materi yang dibebankan dan indikator keberhasilan yang ingin
dicapai, siswa diharuskan untuk mendapatkan prestasi belajar yang
memuaskan tanpa adanya perubahan proses pembelajaran. Hampir di semua
sekolah, guru menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dengan ceramah
menjadi pilihan utama untuk penyampaian materi. Kemudian terjadilah
situasi kelas yang tidak efektif dan tidak menyenangkan.
Padahal, saat ini siswa dapat belajar lewat internet, perpustakaan, media
cetak, televisi dan masih banyak lagi. Tugas pengajar saat ini seharusnya
memotivasi siswa untuk mencari pengetahuan di luar kelas serta membimbing
4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII, h. 135.
4
penggunaan pengetahuan tersebut. Saat ini guru harus menekankan how
daripada what ketika sebuah proses pembelajaran dilangsungkan di sekolah.
Seperti yang dikemukakan oleh Nasution dalam Syah bahwa ”mengajar
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses
belajar”.5 Di mana proses belajar tersebut diartikan sebagai proses
menanamkan ilmu pengetahuan sebagaimana pernyataan Smith dalam
Sanjaya bahwa ”mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau
ketrampilan”.6
Untuk mencapai prestasi belajar maksimal, siswa dan guru harus
memahami dulu proses belajar dan seluruh faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar. Umumnya siswa sangat memerlukan suatu model
pembelajaran yang sederhana, praktis, serta mudah diterapkan untuk dapat
belajar secara efektif dan menyenangkan.
Joyce dan Weil dalam Suyono mengemukakan bahwa ”model
pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang
menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit
pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran,
buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program
komputer”.7 Adapun Soekamto dalam Trianto mendefinisikan model
pembelajaran sebagai ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 182. 6 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h.
208. 7 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. I, h. 20.
5
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar”.8
Proses belajar yang efektif dan menyenangkan di sekolah sangat sulit
diterapkan khususnya pada mata pelajaran Alquran Hadis, karena selain
faktor model pembelajaran yang hanya memfokuskan penyampaian informasi
kepada siswa, banyak siswa tidak menyukai mata pelajaran Alquran Hadis.
Hal ini disebabkan karena mata pelajaran Alquran Hadis dianggap
menjemukan dan mudah untuk dipahami. Salah satu diantaranya “Hukum
Bacaan Mad”. Siswa menganggap materi “Hukum Bacaan Mad” merupakan
materi yang sangat mudah untuk dipahami, sehingga siswa tidak memiliki
minat untuk mempelajari bab ini.
Agar masalah pada mata pelajaran Alquran Hadis tersebut dapat
dihindari serta memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, diperlukan
suatu model pembelajaran yang tepat dan menyenangkan. Model
pembelajaran yang tepat akan memungkinkan siswa tertarik untuk
mempelajari mata pelajaran tersebut dan siswa dapat menguasai ilmu lebih
mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang
dikeluarkan. Dengan kata lain, model pembelajaran yang tepat tersebut akan
menciptakan cara belajar yang efektif sehingga siswa tertarik untuk
mempelajari mata pelajaran Alquran Hadis. Selain itu, siswa tidak hanya
dapat memahami dan menghapalnya tapi juga dapat mengamalkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
memahami hukum bacaan mad dengan baik adalah model pembelajaran
kooperatif teams games tournament. Teams games tournament merupakan
salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Di mana pembelajaran
yang dilaksanakan di dalam kelas dengan membentuk kelompok-kelompok
kecil, guru memberikan permainan-permainan akademik dan guru
mengadakan turnamen atau kompetisi antar kelompok. Hal ini
8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
Cet. III, h. 22.
6
memungkinkan siswa yang belum memahami hukum bacaan mad yang
disampaikan oleh guru dapat bertanya kepada teman satu timnya untuk
memperoleh informasi lebih, sehingga dalam kegiatan turnamen siswa telah
memahami materi pelajaran dan siap bersaing dengan lawannya
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
memahami lebih dalam tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif
team games tournament. Sehingga ditulis dalam penelitian ini dengan judul
”PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES
TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS
SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Nur-Attaqwa Jakarta Utara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi permasalahan pada beberapa hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara yang
dilakukan belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.
2. Pembelajaran Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara yang
dilakukan hanya berpusat pada guru.
3. Pembelajaran Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara masih
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
4. Prestasi belajar Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa belum menunjukkan
hasil yang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan judul di
atas, maka masalah ini dibatasi pada:
1. Subjek dan Tempat Penelitiannya adalah siswa MTs kelas IX semester
genap tahun pelajaran 2012/2013 di Nur-Attaqwa Jakarta Utara.
2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah teams games
tournament, yang meliputi presentasi, belajar kelompok, game dalam
7
turnamen, menentukan skor kelompok dan memberikan penghargaan
kelompok.
3. Prestasi belajar siswa diambil dari nilai pretest dan postest siswa pada
materi hukum bacaan mad.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah
yang ingin diajukan adalah:
“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games
tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi
belajar Alquran Hadis siswa kelas IX pada pokok bahasan hukum bacaan mad
di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara.
F. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan adalah :
1. Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan.
2. Dapat menyelesaikan masalah secara teoritis.
3. Dapat menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan dipelajari.
4. Dapat mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games
tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Pembelajaran Alquran Hadis
a. Hakikat Pembelajaran Alquran Hadis
Sebelum membahas dan memahami tentang pembelajaran Alquran
Hadis, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian belajar, pembelajaran,
Alquran dan Hadis. Belajar dan Pembelajaran memiliki makna yang berbeda,
hal tersebut dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan para ahli. Menurut
Winkel, “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.1 Senada dengan itu, menurut
Sanjaya, “belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan
tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan,
sikap, maupun psikomotor”.2
1 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), Cet. X, h. 59.
2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h.
229.
9
Adapun Jerome Brunner dalam Trianto mengemukakan, “belajar adalah
suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan
baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya”.3
Gage dalam Suyono berpendapat bahwa, “belajar adalah suatu proses di mana
suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”.4
Berdasarkan pengertian belajar yang telah dikemukakan para ahli di
atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah segenap rangkaian
kegiatan atau aktivitas mental yang dilakukan seseorang secara sadar yang
melibatkan unsur jiwa dan raga dalam membangun (mengkonstruk)
pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang
sudah dimilikinya sehingga terjadi perubahan-perubahan prilaku yang relatif
menetap (secara kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam dirinya, serta
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang
yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
Kemudian, berkenaan dengan pengertian pembelajaran, menurut UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.5 Senada dengan itu, Chatib mengemukakan,
“pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi”.6 menurut Trianto,
“pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta
didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan
terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya”.7
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses
interaksi yang melibatkan peserta didik, pendidik dan sumber belajar dalam
3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),
Cet. III, h. 15. 4 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. I, h. 12. 5 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003, (Jakarta : Eko Jaya, 2003), Cet. I, h. 7. 6 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII, h. 135. 7 Trianto, op. cit., h. 17.
10
lingkungan yang kondusif untuk belajar secara optimal dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun pengertian Alquran menurut al-Qaththan adalah “kalam atau
firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad, yang pembacaannya
merupakan suatu ibadah”.8 Kemudian menurut al-Jurjani, “Alquran adalah
yang diturunkan kepada Rasulullah, ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan
secara mutawattir tanpa keraguan”.9 Sedangkan menurut para Ulama Ahli
Bahasa berpendapat, “Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad mulai awal dari al-Fatihah sampai akhir surah an-Nas”.10
Sedangkan pengertian Hadis menurut al-Qaththan adalah “apa saja yang
disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan atau
sifat”.11
Senada dengan itu Khon berpendapat, “Hadis adalah sesuatu yang
datang dari Nabi, baik berupa perkataan atau berupa perbuatan dan atau
persetujuan”.12
Jadi, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat disintesiskan
bahwa pembelajaran Alquran Hadis adalah suatu proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer ilmu) yang intens dan terarah, berkaitan dengan kalam Allah
(Alquran) dan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi (Hadis) dalam
lingkungan yang kondusif untuk belajar secara optimal dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran Alquran Hadis di MTs
Dalam pendidikan formal terdapat beberapa bidang studi salah satunya
adalah bidang studi Alquran Hadis yang merupakan bagian dari Pendidikan
Agama Islam. Pendidikan Agama Islam wajib dilaksanakan di lembaga
pendidikan seperti lingkungan keluarga, masyarakat, dan di sekolah-sekolah
8 Manna‟ Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Alquran, Terj. dari Mabahits fi Ulum
Alquran oleh Mudzakir, (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), h. 17. 9 Abduh Djalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h. 31.
10 Rosihan Anwar, Ulumul Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 8.
11 al-Qaththan, op. cit.,h. 23.
12 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. III, h. 3.
11
baik di tingkat TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun tingkat perguruan
tinggi.
Mata pelajaran Alquran Hadis yang merupakan bagian dari Pendidikan
Agama Islam di MTs yang syarat dengan muatan nilai kehidupan Islam, perlu
diupayakan melalui perencanaan pembelajaran yang baik, agar dapat
meningkatkan mutu belajar dan kehidupan siswa. Oleh karena itu salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah membuat perencanaan
pembelajaran secara profesional dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik, pembelajar, sekaligus sebagai
perancang pembelajaran dengan memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dicapai oleh siswa.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah satu dari 8 Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang merupakan kompetensi lulusan minimal yang berlaku
di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Definisi
SKL menurut Sanjaya adalah ”kemampuan minimal yang harus dicapai oleh
peserta didik, setelah tamat mengikuti pada jenjang atau satuan pendidikan
tertentu”.13
Adapun Standar Kompetensi Lulusan mata pelajaran Alquran
Hadis di MTs menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 yaitu:
1) Memahami dan mencintai Alquran dan hadis sebagai pedoman hidup
umat Islam.
2) Meningkatkan pemahaman Alquran, al-Faatihah, dan surat pendek
pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap
maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan
fenomena kehidupan.
3) Menghafal dan memahami makna hadis-hadis yang terkait dengan tema
isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.14
13
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), Cet. IV, h. 135. 14
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, 2012,
(www.pendis.kemenag.go.id).
12
Dengan adanya SKL, kita memiliki barometer yang menjadi patokan
dalam mengevaluasi mutu pendidikan, baik evaluasi bersifat mikro seperti
kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro
seperti efektivitas dan efisiensi program pendidikan, sehingga ke depan
pendidikan kita akan melahirkan standar mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. SKL
mata pelajaran selanjutnya dijabarkan ke dalam SK dan KD.
”Standar Kompetensi (SK) adalah kemampuan minimal yang harus
dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada
setiap jenjang pendidikan yang diikutinya”.15
Adapun ”Kompetensi Dasar
(KD) adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam
penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada
jenjang pendidikan tertentu”.16
Kemampuan ini berorientasi pada perilaku
afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam
rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Adapun Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Alquran Hadis kelas IX di
MTs menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 dapat dilihat
pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Alquran Hadis MTs Kelas
IX Semester 1 dan Semester 2
Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1) Membaca Alquran surat
pendek pilihan
a) Menerapkan hukum mad silah
dalam QS al-Qaari’ah dan al-
Zalzalah
b) Menerapkan hukum mad laazim
mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi,
dan farqi dalam Alquran
15
Sanjaya, loc. cit. 16
Ibid., h. 136.
13
2) Menerapkan Alquran surat-
surat pendek pilihan tentang
hukum fenomena alam
a) Memahami isi kandungan QS al-
Qaari’ah dan al-Zalzalah tentang
hukum fenomena alam
b) Memahami keterkaitan isi
kandungan QS al-Qaari’ah dan
al-Zalzalah tentang hukum
fenomena alam dalam kehidupan
c) Menerapkan kandungan al-
Qaari’ah, al-Zalzalah dalam
fenomena kehidupan sehari-hari
dan akibatnya
3) Memahami hadis tentang
menjaga dan melestarikan
lingkungan alam
a) Menulis hadis tentang menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
b) Menerjemahkan makna hadis
tentang menjaga dan melestarikan
lingkungan alam
c) Menghafal hadis tentang menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
d) Menjelaskan keterkaitan isi
kandungan hadis dalam perilaku
menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dalam fenomena
kehidupan dan akibatnya
Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1) Membaca Alquran surat
pendek pilihan
a) Menerapkan hukum bacaan mad,
lam dan ra' dalam QS al-Ashr dan
al-‘Alaq
b) Menerapkan hukum bacaan mad
laazim mukhaffaf harfi dan
mutsaqqal harfi dalam Alquran
2) Menerapkan Alquran surat-
surat pendek pilihan tentang
menghargai waktu dan
menuntut ilmu
a) Memahami isi kandungan QS al-
Ashr dan al-‘Alaq tentang
menghargai waktu dan menuntut
ilmu
b) Memahami keterkaitan isi
kandungan QS al-Ashr dan al-
‘Alaq tentang menghargai waktu
dan menuntut ilmu dalam
fenomena kehidupan
c) Menerapkan kandungan QS al-
Ashr dan al-‘Alaq tentang
menghargai waktu dan menuntut
ilmu dalam fenomena kehidupan
sehari-hari
3) Memahami hadis tentang a) Menulis hadis tentang menuntut
14
menuntut ilmu dan
menghargai waktu
ilmu dan menghargai waktu
b) Menerjemahkan makna menuntut
ilmu dan menghargai waktu
c) Menghafal hadis tentang menuntut
ilmu dan menghargai waktu
d) Menjelaskan keterkaitan isi
kandungan hadis dalam perilaku
menuntut ilmu dan menghargai
waktu dalam fenomena kehidupan
dan akibatnya 17
2. Prestasi Belajar Alquran Hadis
a. Pengertian Prestasi Belajar Alquran Hadis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “prestasi ialah hasil yang telah
dicapai”.18
Mas‟ud Hasan Abdul Qohar berpendapat, “prestasi adalah apa
yang telah kita dapat ciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan”.19
Dengan demikian, ada dua unsur
dalam prestasi yaitu adanya keuletan dan hasil yang dicapai. Berangkat dari
unsur-unsur ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi adalah
suatu hasil yang telah diciptakan seseorang dengan keuletan atau usaha yang
sungguh-sungguh, baik hasil tersebut menyenangkan hati ataupun tidak.
Adapun pengertian prestasi belajar itu sendiri menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, “prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai atau
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru”.20
Senada dengan itu, Abdurrahman Saleh
mengemukakan, “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari
mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur
berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau
17
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah
Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id). 18
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 700. 19
Blog Kabar Pendidikan, Pengertian Prestasi Belajar, 2012,
(www.majalahpendidikan.com). 20
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, loc. cit.
15
simbol”.21
Adapun menurut Sanjaya, “prestasi belajar ialah pencapaian dalam
memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”.22
Kemudian Made Wena juga mendefinisikan bahwa, “prestasi belajar ialah
semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari
penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda”.23
Jadi, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat disintesiskan
bahwa prestasi belajar Alquran Hadis adalah hasil yang dicapai siswa dalam
mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan Alquran Hadis dari
penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda dengan alat
ukur berupa evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau
simbol.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Muhibbin Syah mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar menjadi tiga, yaitu:
1) Faktor internal yang terdiri dari:
a. Faktor fisiologis yang berkaitan dengan fisik siswa.
b. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, sikap, bakat, minat dan
motivasi siswa.
2) Faktor eksternal yang terdiri dari:
a. Faktor sosial yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor non sosial yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah,
keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa
3) Faktor pendekatan belajar peserta didik yakni segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.24
Adapun Yudhi Munadi mengklasifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut:
21
Blog Kabar Pendidikan, loc. cit. 22
Sanjaya, op.cit., h. 13. 23
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional , (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. II, h. 6. 24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 132-139.
16
1) Faktor internal yang terdiri dari:
a) Faktor fisiologis
b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat dan
bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar (persepsi,
mengingat, dan berpikir realistik)
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik atau alam yang
berkaitan dengan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan
sebagainya, maupun lingkungan sosial.
b) Faktor instrumental yang meliputi kurikulum, sarana dan fasilitas,
dan guru.25
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa pada dasarnya
secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Kedua ahli di atas sepakat bahwa faktor
fisiologis atau jasmani merupakan faktor internal yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Dapat dilihat di lapangan bagaimana siswa yang
memiliki kondisi tubuh yang sehat dan normal cenderung memiliki prestasi
belajar yang lebih baik.
Kesepakatan juga terjadi dalam faktor psikologis yang juga merupakan
bagian dari faktor internal. Namun dalam pengembangannya, Syah hanya
membaginya kembali menjadi 5 yakni intelegensi, sikap, bakat, minat dan
motivasi. Sedangkan Munadi sepakat dengan kelima pembagian di atas dan
menambahkannya dengan perhatian serta kognitif dan daya nalar. Di mana
kognitif dan daya nalar yang menurut hemat peneliti mungkin bisa saja hal
tersebut masih berkaitan dengan intelegensi sehingga Syah tidak
menyebutkannya, namun jika ditelaah lebih mendalam aspek kognitif dan
daya nalar memang memerlukan perhatian khusus agar mendapatkan prestasi
belajar yang lebih maksimal lagi.
Berkaitan dengan faktor eksternal, peneliti lebih sepakat dengan
pengembangan yang dipaparkan oleh Munadi yaitu faktor lingkungan dan
instrumental. Di mana seperti yang dikemukakan oleh Syah yakni faktor
sosial dan non sosial, menurut hemat peneliti faktor tersebut bisa
25
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2010), Cet. III, h. 24-35.
17
digabungkan ke dalam satu faktor yaitu faktor lingkungan. Syah juga
menempatkan faktor pendekatan belajar dalam pembagian faktor secara
umum, yang menurut hemat peneliti lebih cocok dimasukkan ke dalam faktor
eksternal saja sebagaimana yang dikemukakan oleh Munadi dengan kalimat
faktor instrumental.
b. Pengukuran Prestasi Belajar Alquran Hadis
Pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci
kegiatan evaluasi prestasi belajar ke dalam enam langkah pokok, yaitu:
1) Menyusun rencana evaluasi prestasi belajar yang meliputi perumusan
tujuan dilaksanakan evaluasi, penetapan aspek-aspek yang akan
dievaluasi, penentuan teknik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi, penyusunan alat-alat pengukur yang akan
dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian prestasi belajar,
penentuan tolak ukur atau kriteria yang akan dijadikan pegangan dalam
memberikan interpretasi data hasil evaluasi, dan menentukan frekuensi
dari kegiatan evaluasi prestasi belajar itu sendiri.
2) Menghimpun data yaitu melaksanakan pengukuran.
3) Melakukan verifikasi data.
4) Mengolah dan menganalisis data.
5) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan.
6) Tindak lanjut hasil evaluasi.26
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal
adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.
1) Teknik tes prestasi belajar
“Teknik tes prestasi belajar merupakan salah satu jenis tes yang
digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar
peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran”.27
Teknik
tes ini lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi prestasi belajar
peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain).
Apabila ditinjau dari segi jenis soalnya, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
26
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011), Cet. X, h. 59-62. 27
Ibid., h. 99.
18
a) Tes uraian terbagi menjadi dua bentuk:
Tes uraian bentuk terbuka
“Pada tes uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki
muncul dari testee sepenuhnya”28
Tes uraian bentuk terbatas
“Pada tes uraian bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki
muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih
terarah (dibatasi)”.29
b) Tes obyektif terbagi menjadi lima bentuk:
Tes obyektif bentuk benar–salah (true-false test)
“Tes obyektif bentuk benar–salah (true-false test) adalah salah
satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan
dalam tes prestasi belajar itu berupa pernyataan (statement)
pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah”.30
Tes obyektif bentuk menjodohkan (matching test)
“Tes obyektif bentuk menjodohkan (matching test) adalah tes di
mana disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari
pasangan-pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada
kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua,
sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut”.31
Tes obyektif bentuk isian (fill in test)
“Tes obyektif bentuk isian (fill in test) adalah tes di mana ada
kata-kata penting dalam cerita atau karangan yang beberapa di
antaranya dikosongkan, sedangkan tugas testee adalah mengisi
bagian-bagian yang telah dikosongkan itu”.32
28
Ibid., h. 100. 29
Ibid., h. 101. 30
Ibid., h. 107. 31
Ibid., h. 111. 32
Ibid., h. 114.
19
Tes obyektif bentuk melengkapi (completion test)
“Tes obyektif bentuk melengkapi (completion test) adalah tes
yang mirip sekali dengan tes obyektif bentuk isian (fill in test).
Letak perbedaannya adalah bahwa pada tes obyektif bentuk fill in,
bahan yang diteskan itu merupakan satu kesatuan cerita,
sedangkan pada tes obyektif bentuk completion tidak harus
demikian”.33
Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item)
“Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item) adalah
salah satu tes bentuk obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau
pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari
beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap
butir soal yang bersangkutan”.34
Tes obyektif bentuk pilihan
ganda (multiple choice item) ini dalam perkembangannya terbagi
menjadi 9 model yaitu model melengkapi lima pilihan, model
asosiasi dengan lima atau empat pilihan, model melengkapi
berganda, model analisis hubungan antarhal, model analisis kasus,
model hal kecuali, model hubungan dinamik, model perbandingan
kuantitatif dan model pemakaian diagram, grafik, peta atau
gambar.35
2) Teknik non-tes prestasi belajar
“Teknik non-tes prestasi belajar merupakan penilaian atau evaluasi
prestasi belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa „menguji‟
peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan secara
sistematis (observation), melakukan wawancara (interview),
menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti
dokumen-dokumen (documentary analysis)”.36
Teknik nontes ini pada
33
Ibid, h. 116. 34
Ibid, h. 118. 35
Ibid, h. 119-120. 36
Ibid, h. 76.
20
umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi
prestasi belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective
domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain).
Adapun pengukuran prestasi belajar Alquran Hadis di MTs Nur-
Attaqwa Jakarta Utara adalah teknik tes berbentuk uraian dan obyektif dalam
rangka mengukur ranah proses berpikir (cognitive domain) siswa dan teknik
non-tes berbentuk pengamatan secara sistematis (observation) dalam rangka
mengukur ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan
(psychomotoric domain) siswa.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya, “pembelajaran kelompok merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen)”.37
Eggen dan Kauchak dalam Trianto mendefinisikan “pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.38
Di pihak lain menurut Slavin dalam Solihatin, “pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4
sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”.39
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam menyelesaikan
37
Sanjaya, op.cit., h. 194. 38
Trianto, op. cit., h. 58. 39
Etin Solihatin, Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), Cet. I, h. 4.
21
sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan bersama dalam pembelajaran.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto, terdapat lima
unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:
1) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar
kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk
mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak
akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses.
2) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan
meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang
siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota
kelompok. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam
hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari
bersama.
3) Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar
kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu
siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya
sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman
sekelompoknya.
4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar
kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan
seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan
siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai
anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan
menuntut keterampilan khusus.
5) Proses Kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa
proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok
mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik
dan membuat hubungan kerja yang baik.40
Dalam pembelajaran konvensional juga dikenal belajar kelompok.
Meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil antara kelompok
belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dalam tabel 2.2 dibawah ini.
40
Trianto, op. cit., h. 60-61.
22
Tabel 2.2
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar
Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan
positif, saling membantu, dan
saling memberikan motivasi
sehingga ada interaksi promotif
Guru sering membiarkan adanya
siswa yang mendominasi kelompok
atau menggantungkan diri pada
kelompok
Adanya akuntabilitas individual
yang mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok,
dan kelompok diberi umpan balik
tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat
meberikan bantuan
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah seorang
anggota kelompok, sedangkan
anggota kelompok lainnya “enak-
enak saja” di atas keberhasilan
temannya yang dianggap
“pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya.
Kelompok belajar biasanya homogen
Ketua kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman
memimpin bagi para anggota
kelompok.
Ketua kelompok sering ditentukan
oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih ketuanya dengan cara
masing-masing.
Keterampilan sosial yang
diperlukan dalam kerja gotong
royong seperti kepemimpinan,
kemampuan berkomunikasi,
mempercayai orang lain, dan
mengelola konflik secara langsung
diajarkan
Keterampilan sosial sering tidak
diajarkan secara langsung.
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung, guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi
masalah dalam kerja sama antar
anggota kelompok
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan
oleh guru pada saat belajar kelompok
sedang berlangsung
Guru memperhatikan secara
langsung proses kelompok yang
terjadi dalam kelompok-kelompok
belajar.
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar
23
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal (hubungan
antar pribadi yang saling
menghargai)
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas41
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya sebagaimana
berikut ini:
1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan
pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan
belajar dari siswa yang lain.
2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang
lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa
untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.
5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh
untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang
positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage
waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab
kelompoknya.
7) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata
(riil).
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.42
Sanjaya juga mengemukakan kelemahan dalam pembelajaran
kooperatif, yaitu:
41 Ibid., h. 58-59.
42 Sanjaya, op. cit., h. 249-250.
24
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif
memang perlu waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan
secara otomatis siswa akan mengerti dan memahami filsafat
cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan,
contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat
mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
2) Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif,
maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi
cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari,
bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap
individu siswa.
4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup
panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu
kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu, idealnya melalui pembelajaran kooperatif
selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana
membangun kepercayaan diri.43
Menerapkan pembelajaran kooperatif merupakan sebuah tantangan
yang besar dan pengalaman yang menarik bagi seorang guru. Sebagaimana
yang telah dikemukakan oleh Sanjaya, ada lima kelemahan dalam
pembelajaran kooperatif. Di mana kelima hal tersebut haruslah menjadi
pokok perhatian para guru dalam menjalankan pembelajaran kooperatif agar
guru dapat mensiasati kelemahan tersebut, sehingga proses pembelajaran
kooperatif benar-benar dapat berjalan secara efektif dan menyenangkan.
Menurut hemat penulis, guru dapat mensiasati kelemahan-kelemahan tersebut
sebagai berikut:
1) Berkaitan dengan sulitnya memberikan pemahaman dan pengertian
akan filosofis pembelajaran kooperatif dalam waktu yang cepat,
sebaiknya guru memberikan ice breaking sebelum memulai pelajaran
43
Ibid., h. 250-251.
25
yang berkaitan dengan filosofis pembelajaran kooperatif, baik
berbentuk games, cerita atau tayangan visual sederhana yang
menyenangkan. Sehingga siswa dapat lebih cepat dan mudah mencerna
akan filosofis pembelajaran kooperatif.
2) Berkaitan dengan peer teaching atau tutor sebaya yang kurang efektif,
selain guru yang harus lebih aktif berkeliling kelas untuk membantu
peer teaching yang kurang efektif, guru sebaiknya menyiapkan handout
yang berisi langkah-langkah praktis berkenaan dengan sistematika
materi pokok dalam setiap materi pelajaran.
3) Berkaitan dengan penilaian dalam pembelajaran kooperatif yang
didasarkan kepada hasil kerja kelompok, sebaiknya dalam setiap
penilaian, guru juga harus memiliki catatan khusus berkenaan dengan
penilaian individu siswa.
4) Berkaitan dengan keberhasilan kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok yang memerlukan periode
yang cukup panjang, sebaiknya guru juga melakukan pendekatan di luar
jam belajar kepada siswa dalam rangka menumbuhkan motivasi
intrinsik siswa terhadap kesadaran berkelompok. Guru juga bisa
bekerjasama dengan seluruh civitas akademik sekolah, maupun dengan
orangtua siswa dalam menumbuhkan budaya kebersamaan. Sehingga
diharapkan kesadaran berkelompok dalam pembelajaran kooperatif di
kelas tidak akan memerlukan periode yang cukup panjang.
5) Berkaitan dengan banyaknya aktivitas dalam kehidupan yang hanya
didasarkan kepada kemampuan secara individual, di mana hal tersebut
berseberangan dengan filosofi pembelajaran kooperatif, guru sebaiknya
memang harus mampu mampu membangun kepercayaan diri siswa
sebagaimana yang telah dikemukakan Sanjaya di atas, dengan cara
melakukan pendekatan personal dan menyelami setiap individu siswa
yang menjadi anak didiknya.
26
d. Model-model Pembelajaran Kooperatif
Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi dari
model tersebut, yaitu STAD atau Student Teams Achievement Division
(Pembagian Pencapaian Tim Siswa), TGT atau Teams Games Tournament
atau (Turnamen Game Tim), Jigsaw (Teka Teki), CIRC atau Cooperative
Integrated Reading and Composition (Mengarang dan Membaca Terintegrasi
yang Kooperatif) dan TAI atau Team Accelerated Instruction. Kelima model
ini melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan
sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. “Tiga diantaranya
(STAD, TGT dan Jigsaw) adalah model pembelajaran kooperatif yang dapat
diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas.
Sedangkan dua yang lain (CIRC dan TAI) adalah kurikulum komprehensif
yang dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat
kelas tertentu”.44
4. Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament
a. Pengertian Pembelajaran TGT
“Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), atau
Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries
dan Keath Edward”.45
Pada pembelajaran ini siswa memainkan permainan
dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk
skor tim mereka.
Model pembelajaran kooperatif teams games tournament adalah salah
satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament
44
Robert E. Slavin, Coopertive Learning; Teori, Riset, dan Praktik, Terj. dari
Cooperative Leraning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita, (Bandung: Nusa Media,
2009), Cet. IV, h. 11. 45
Trianto, op. cit., h. 83.
27
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Secara umum teams games tournament sama saja dengan student teams
achievement division, namun teams games tournament menggantikan kuis
dengan turnamen akademik, di mana siswa memainkan game akademik
dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Ada 4
langkah atau komponen utama yang dilakukan dalam TGT yaitu:46
1) Presentasi di kelas
Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di
dalam kelas. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa
hanyalah presentasi itu haruslah benar-benar berfokus pada unit teams
games tournament.
2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian
dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.
Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim
benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk
mempersiapkan anggotanya agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game dalam turnamen.
3) Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa. Game tersebut dimainkan
di atas meja dengan tiga orang siswa yang mewakili tim yang berbeda.
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya
turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah
guru melakukan presentasi kelas dan tim sudah melaksanakan kerja tim
terhadap lembar kegiatan.
4) Rekognisi Tim
Menentukan skor tim dan memberikan sertifikat atau bentuk
penghargaan tim lainnya.
b. Langkah-langkah Pembelajaran TGT
1) Persiapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament:
a) Materi
Materi dalam model pembelajaran kooperatif teams games
tournament dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran
46
Robert E. Slavin, op.cit., h. 166-167.
28
berkelompok, oleh karena itu, guru harus mempersiapkan handout
yang berisi materi yang akan menjadi bahan pokok dalam
presentasi kelas dan yang harus dikuasai pada saat belajar
kelompok. Selain itu guru juga harus mempersiapkan soal-soal
turnamen dan langkah-langkah praktis model pembelajaran
kooperatif teams games tournament dalam bentuk tertulis yang
berisi aturan main di setiap langkah pembelajarannya untuk
memudahkan siswa dalam proses belajar.
b) Membagi siswa ke dalam kelompok belajar
Dalam kelompok belajar, guru harus mengelompokkan siswa
dalam satu kelas menjadi 6-9 kelompok yang kemampuannya
heterogen. Cara pembentukan kelompok belajar dilakukan dengan
mengurutkan siswa dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
berdasarkan kemampuan akademiknya (bisa di lihat dari hasil ujian
terakhir), dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi
menjadi 4 bagian yaitu bagian kriteria nilai tinggi, rata-rata atas,
rata-rata bawah dan rendah. Kelompok-kelompok yang terbentuk
diusahakan berimbang baik dalam hal kemampuan akademik
maupun jenis kelamin dan rasnya.
c) Membagi siswa ke dalam kelompok turnamen
Dalam turnamen, guru harus mengelompokkan siswa dalam satu
kelas menjadi 8-12 kelompok turnamen yang terdiri dari 3 orang
yang memiliki kemampuan akademik homogen. Cara pembentukan
kelompok turnamen dilakukan dengan melihat prestasi akademik
atau kriteria nilai masing-masing individu.
d) Media
Guru harus membuat 8-12 set kotak kartu bernomor yang masing-
masing kotak berisi kartu bernomor yang jumlahnya setara dengan
jumlah soal turnamen yang telah dibuat. Guru juga sebaiknya
membuat nametag untuk setiap siswa yang berisi kode kelompok
belajar dan kode kelompok turnamen untuk memudahkan siswa
29
menemukan teman kelompok belajarnya maupun kelompok
turnamennya. Guru juga membuat lembar skor game turnamen
untuk setiap kelompok.
e) Penghargaan Kelompok
Guru harus mempersiapkan hadiah yang akan diberikan pada
kelompok terbaik, bisa berupa sertifikat, alat tulis, makanan dan
sebagainya yang menyenangkan siswa.
2) Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teams games tournament
a) Tahapan pertama: presentasi kelas
Pada awal pembelajaran, saat absensi kelas, guru membagikan satu
buah nametag, satu buah handout dan satu lembar langkah-langkah
praktis model pembelajaran kooperatif teams games tournament
pada masing-masing siswa. Kemudian setelah apersepsi, ice
breaking, penyampaian indikator pembelajaran dan penjelasan
langkah-langkah praktis model pembelajaran kooperatif teams
games tournament, guru mempresentasikan materi pembelajaran.
b) Tahapan kedua: belajar kelompok (tim)
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok
belajarnya masing-masing sesuai keterangan kode kelompok
belajar yang ada pada nametag. Kelompok biasanya terdiri dari 4
atau 5 siswa yang anggotanya heterogen. Dilihat dari prestasi
akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Guru meminta kepada
siswa untuk belajar dalam kelompok belajarnya dan
memperhatikan aturan main yang ada dalam tahap belajar
kelompok. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game. Biasanya belajar kelompok ini mendiskusikan masalah
bersama-sama, membandingkan jawaban dan memperbaiki
pemahaman yang salah tentang suatu materi. Kelompok merupakan
bagian yang utama dalam model pembelajaran kooperatif teams
30
games tournament. Dalam segala hal, perhatian ditempatkan pada
anggota kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompok
dan dalam kelompok melakukan yang terbaik untuk membantu
sesama anggota. Jika ada satu anggota yang tidak memahami
materi, maka teman sekelompoknya mempunyai tanggungjawab
untuk menjelaskan materi tersebut. Jika dalam satu kelompok
tersebut tidak ada yang memahami materi tersebut, maka siswa bisa
meminta bimbingan guru. Dalam model pembelajaran kooperatif
teams games tournament guru bertugas sebagai fasilitator yang
berkeliling dalam kelompok jika ada kelompok yang mengalami
kesulitan.
c) Tahapan ketiga: Game Turnamen
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok
turnamennya masing-masing sesuai keterangan kode kelompok
turnamen yang ada pada nametag. Kelompok biasanya terdiri dari
3 siswa yang anggotanya homogen, dilihat dari prestasi akademik
masing-masing siswa. Alur penempatan peserta turnamen menurut
Slavin dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:47
Gambar 2.1
Alur Penempatan Peserta pada Meja Turnamen
47
Ibid., h. 168.
31
Pada turnamen ini mereka akan memainkan game akademik yaitu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan untuk
menguji pengetahuan yang didapat siswa dari presentasi kelas dan
belajar kelompok. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan
tiga atau empat siswa, yang masing-masing mewakili tim yang
berbeda. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Penjelasan dari gambar di atas diuraikan
sebagai berikut:
Kelompok A terdiri dari 4 siswa yaitu A-1, A-2, A-3, dan A-4,
kelompok B terdiri dari 4 siswa yaitu B-1, B-2, B-3, dan B-4,
dan kelompok C terdiri dari C-1, C-2, C-3, dan C-4. Kelompok
A, B, dan C merupakan kelompok belajar.
A-1, B-1, dan C-1 saling dipertandingkan dimeja 1 karena
ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu
berkemampuan tinggi semua. A-2, B-2, dan C-2 saling
dipertandingkan di meja 2 karena ketiganya mempunyai
kemampuan yang sama yaitu berkemampuan rata-rata atas
semua. A-3, B-3, dan C-3 saling dipertandingkan di meja 3
karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu
berkemampuan rata-rata bawah semua. A-4, B-4, dan C-4
saling dipertandingkan di meja 4 karena ketiganya mempunyai
kemampuan yang sama yaitu berkemampuan rendah semua.
Setelah masing-masing siswa berada dalam kelompok turnamen
berdasarkan prestasi akademik masing-masing, kemudian guru
membagikan satu set seperangkat soal turnamen. Satu set
seperangkat turnamen terdiri dari 1 kotak kartu bernomor, soal
game turnamen, lembar jawaban game turnamen dan lembar skor
game turnamen. Semua seperangkat soal untuk masing-masing
kelompok adalah sama. Adapun bentuk game turnamen secara rinci
diuraikan sebagai berikut:
32
Pertama, Guru meminta siswa menentukan jabatan pertama
masing-masing siswa yaitu pembaca, penantang 1 dan
penantang 2.
Kedua, Guru mendemonstrasikan kepada siswa aturan main
dalam game turnamen. Dimana pembaca mengambil kartu
bernomor dan melihat nomor berapakah yang berada di dalam
kartu. Misalnya kartu bernomor 8, maka pembaca melihat,
membaca dan menjawab soal nomor 8 di lembar soal game
turnamen dengan suara keras di hadapan penantang 1 dan
penantang 2. Jika penantang 1 merasa jawaban pembaca salah,
penantang 1 boleh menantang dengan memberi jawaban berbeda
atau boleh melewatinya. Jika penantang 1 melewati, penantang
2 baru boleh menantang atau boleh melewati, kemudian
penantang 2 memeriksa lembar jawaban. Jika ada yang
menjawab benar, dia berhak menyimpan kartu bernomornya.
Tapi jika ada yang salah, harus mengembalikan kartu bernomor
yang dimiliki ke dalam kotak (jika ada). Kemudian bergantian
jabatan dengan memutar, penantang 1 menjadi pembaca dan
seterusnya.
d) Tahapan keempat: rekognisi tim
Setelah turnamen selesai, siswa menjumlahkan kartu yang mereka
dapat dan menuliskannya di lembar skor game turnamen. Siswa
menyerahkan kembali satu set perlengkapan game turnamen. Guru
mengambil lembar skor game turnamen dan memberikan poin
turnamen pada masing-masing siswa dan menjumlahkan skor yang
didapatkan pada masing-masing siswa pada game turnamen dalam
kelompok belajarnya. Berikut contoh perhitungan poin turnamen
dengan tiga pemain menurut Slavin dapat dilihat pada tabel 2.3
dibawah ini: 48
48
Ibid., h. 175.
33
Tabel 2.3
Perhitungan Poin Turnamen untuk Tiga Pemain
Pemain Tidak ada
yang seri
Seri nilai
tertinggi
Seri nilai
terendah
Seri 3-
macam
Peraih skor
tertinggi
60 poin 50 poin 60 poin 40 poin
Peraih skor
tengah
40 poin 50 poin 30 poin 40 poin
Peraih skor
rendah
20 poin 20 poin 30 poin 40 poin
Kemudian guru memberikan penghargaan kelompok pada
kelompok-kelompok terbaik dengan hadiah berupa sertifikat, alat
tulis, makanan dan sebagainya. Menurut Slavin, diberikan 3 tingkat
penghargaan, yang didasarkan pada skor rata-rata tim, dapat dilihat
pada tabel 2.4 dibawah ini:49
Tabel 2.4
Contoh Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok
Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan
40 Tim Baik
45 Tim Sangat Baik
50 Tim Super
Pendidik boleh memberikan sertifikat kepada tim-tim yang
memenuhi kriteria. Tim baik hanya akan menerima ucapan selamat
di dalam kelas. Selain atau sebagai tambahan sertifikat tim, tim
yang sukses bisa ditampilkan pada papan mingguan, menempatkan
foto dan nama tim mereka pada tempat kehormatan. Apapun yang
dilakukan untuk merekognisi tim berprestasi, sangat penting untuk
mengkomunikasikan bahwa kesuksesan tim itu (bukan hanya
kesuksesan individu) merupakan sesuatu yang penting, karena
inilah yang akan memotivasi para siswa untuk membantu teman
satu timnya belajar.
49
Ibid.
34
c. Pembelajaran TGT dan Prestasi Belajar
Model pembelajaran kooperatif teams games tournament adalah salah
satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. “prestasi belajar ialah hasil
yang telah dicapai atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru”.50
Prestasi belajar yang ingin dicapai
seorang siswa merupakan interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Model
pembelajaran kooperatif teams games tournament merupakan salah satu
faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.
Slavin menyatakan dalam tabel bahwa persentase kajian model
pembelajaran kooperatif teams games tournament sebesar 100% positif
secara signifikan dalam 8 kajian.51
Okebukola dalam slavin juga berpendapat
bahwa, “mengajar ilmu pengetahuan di Nigeria, menemukan pencapaian yang
substansial jauh lebih besar pada STAD dan TGT sebagai model-model yang
menggunakan tujuan kelompok dan tanggungjawab individu, daripada dalam
bentuk Jigsaw dan lainnya”.52
Slavin juga menyatakan bahwa, “sebuah kajian
selama 2 tahun terhadap sekolah-sekolah yang menggunakan pembelajaran
kooperatif pada sebagian besar pengajaran harian mereka menemukan bahwa
siswa dengan pencapaian tinggi, sedang dan rendah semuanya berhasil
50
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Loc. Cit. 51
Robert E. Slavin, op.cit., h. 86. 52
Ibid., h. 87.
35
meraih pencapaian lebih baik dibandingkan kontrol pada tingkat pencapaian
serupa”.53
Dari uraian di atas dapat menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif teams games tournament dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa di sekolah.
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT
Seperti halnya model pembelajaran kooperatif yang lain teams games
tournament juga mempunyai keunggulan dan kelemahan, keunggulan dan
kelemahan model pembelajaran kooperatif teams games tournament secara
inplisit dikemukakan Slavin dalam laporan hasil penelitian tentang pengaruh
pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa dan keluaran lain
yang diperoleh selain pencapaian. Keunggulannya sebagai berikut:
1) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan
pencapaian belajar siswa, ditemukan hasil bahwa “para siswa TGT
dengan pencapaian tinggi, sedang dan rendah semuanya berhasil meraih
pencapaian lebih baik dibandingkan kontrol pada tingkat pencapaian
serupa”.54
2) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan hubungan
antarkelompok, ditemukan hasil bahwa “para siswa di dalam kelas-
kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara
signifikan lebih banyak dari luar kelompok rasial mereka daripada
siswa yang ada dalam kelas kontrol”.55
3) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan
mainstreaming (khusus bagi remaja-remaja dengan gangguan emosi),
ditemukan hasil bahwa “para siswa TGT melakukan tugasnya lebih
baik secara signifikan daripada siswa yang ada di kelas kontrol,
berkurangnya perilaku mengganggu di dalam kelas TGT dibandingkan
53
Ibid., h. 90. 54
Ibid. 55
Ibid., h. 106.
36
dengan kelas kontrol dan jumlah kehadiran di kelas TGT yang lebih
tinggi dibandingan dengan kelas kontrol”. 56
4) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif pada norma
kelompok dalam mendukung pencapaian prestasi individual, ditemukan
hasil bahwa “adanya pengaruh positif TGT pada skala kuesioner yang
terdiri atas pertanyaan-pertanyaan seperti „siswa di dalam kelas ingin
agar aku masuk sekolah tiap hari‟ dan „siswa lain ingin agar aku bekerja
keras di dalam kelas ini‟”.57
5) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan lokus
kontrol, ditemukan hasil bahwa “TGT meningkatkan perasaan para
siswa bahwa hasil yang mereka keluarkan tergantung pada kinerja dan
bukannya pada keberuntungan”.58
6) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan perilaku
dalam kelas, ditemukan hasil bahwa “siswa berprestasi rendah yang
melaksanakan TGT, lebih sedikit yang menerima skors dan dikeluarkan
saat jam belajar dibandingkan dengan siswa yang berada di dalam kelas
kontrol”.59
7) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif kesukaan
terhadap teman sekelas dan merasa disukai oleh teman sekelas,
ditemukan hasil bahwa “TGT meningkatkan skor skala kuesioner
perhatian-mutual siswa, tetapi tidak pada skala keterpaduan atau pada
jumlah teman yang disebutkan”.60
8) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan perilaku
kooperatif di sekolah, ditemukan hasil bahwa “para siswa yang pernah
mengikuti TGT menunjukkan kerja sama verbal dan non verbal yang
lebih banyak dan kompetisi yang lebih sedikit daripada para siswa kelas
kontrol”.61
56
Ibid., h. 121. 57
Ibid., h. 128. 58
Ibid., h. 129. 59
Ibid., h. 131. 60
Ibid., h. 135. 61
Ibid., h. 138.
37
Adapun kelemahannya, yaitu:
1) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan rasa harga
diri, ditemukan hasil bahwa “TGT meningkatkan rasa harga diri sosial
pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka”.62
Menyikapi kelemahan pada TGT ini, dikemukakan pula oleh Slavin
bahwa guru dapat memadukan TGT dengan model pembelajaran
kooperatif yang lainnya dalam meningkatkan rasa harga diri akademik
mereka.
2) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan waktu
mengerjakan tugas, ditemukan hasil bahwa “TGT memiliki proporsi
waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol”.63
Menyikapi proporsi waktu yang lebih tinggi pada model pembelajaran
kooperatif TGT ini, guru dapat mengadakan tahapan penghargaan
kelompok yang merupakan bagian dari model TGT ini di luar jam
belajar seperti pada waktu istirahat atau jam pulang sekolah sehingga
dapat mengurangi proporsi waktu yang tinggi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang pengaruh model
pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar
Alquran Hadis siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan di
antaranya:
Nuril Milati dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah.” Memberikan kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada
siswa kelas V MI pada sub pokok bangun datar trapesium.
62
Ibid., h. 123. 63
Ibid, h. 130.
38
Hilda Nur Fitriani dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Antara Metode Teams Games Tournament dengan
Number Head Together Pada Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs
Hidayatul Umam Cinere”. Memberikan kesimpulan bahwa terdapat
perbandingan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar dengan
metode teams games tournament dan metode number head together.
Ahmad Fauzi Ridho dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Model Teams Games Tournament Berbasis Permainan Kartu Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa di MAN 14 Jakarta”. Memberikan
kesimpulan bahwa model pembelajaran teams games tournament dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan ketuntasan kelas.
Berdasarkan ketiga hasil penelitian di atas yang didapat melalui media
internet, dapat disintesiskan bahwa benarlah apa yang dikatakan oleh Slavin
bahwa model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat
diadaptasikan pada berbagai tingkatan kelas.64
Di mana dari ketiga skripsi
tersebut mencerminkan adanya tiga tingkatan kelas yaitu MI/SD, MTs/SMP
dan MA/SMA.
Kemudian, ketiga hasil penelitian relevan yang terangkum di atas
ditemukan beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis
lakukan, baik dari segi mata pelajaran, posisi peneliti, variabel bebas, variabel
terikat, aplikasi dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran kooperatif
teams games tournament seperti tahapan turnamen dan metode penelitian
yang dipilih.
Dalam skripsi yang disusun oleh Nuril Millati, terdapat kesamaan
dalam hal variabel bebas dan variabel terikat. Meskipun prestasi belajar yang
Nuril Millati teliti berbeda yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika. Selain itu, dalam posisi peneliti juga berbeda, Nuril Millati
hanya bertindak sebagai peneliti yang bertugas menjadi instrumen kunci dan
pemberi tindakan, sedangkan yang akan mengajar dan mempraktekkan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament di kelas adalah guru mata
64
Robert E. Slavin, loc. cit.
39
pelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament itu sendiri juga ditemukan perbedaan,
salah satunya dalam tahapan turnamen, di mana dalam skripsi tersebut
dijabarkan bahwa pada saat turnamen, siswa diberi beberapa soal untuk
dikerjakan dilembar jawaban dan dari lembar jawaban itu siswa baru akan
mendapatkan skor turnamen sehingga turnamen itu terkesan pasif dan kurang
menantang. Terakhir, metode penelitian yang dipilih Nuril Millati juga
berbeda yaitu penelitian tindakan kelas yang dalam pelaksanaanya biasanya
terjadi beberapa siklus, menekankan pada proses dan hasil akhir penelitiannya
untuk perbaikan rencana kegiatan. Adapun penelitian eksperimen semu yang
penulis pilih biasanya terjadi satu kali siklus, menekankan pada hasil dan
hasil akhir penelitiannya untuk pemberian saran.
Dalam skripsi yang disusun oleh Hilda Nur Fitriani, terdapat kesamaan
dalam hal posisi peneliti, variabel terikat dan metode penelitian. Adapun mata
pelajaran yang diteliti berbeda dengan penulis yaitu Biologi. Begitu pula
dengan variabel bebasnya yang tidak hanya teams games tournament saja,
namun juga number head together. Kemudian dalam pelaksanaan tahapan
model pembelajaran kooperatif teams games tournament itu sendiri juga
hampir sama, namun yang membedakan adalah jenis soal turnamen yang
dibuat bersifat uraian.
Dalam skripsi yang disusun oleh Ahmad Fauzi Ridho, terdapat
kesamaan dalam hal posisi peneliti, variabel bebas dan variabel terikat.
Adapun mata pelajaran yang diteliti berbeda dengan penulis yaitu Kimia.
Kemudian dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran kooperatif teams
games tournament itu sendiri juga hampir sama, namun yang membedakan
adalah jenis soal turnamen yang dibuat bersifat uraian. Terakhir, metode
penelitiannya pun mengalami perbedaan dengan penulis yaitu penelitian
tindakan kelas.
Slavin juga menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif teams
games tournament dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran.
Dalam bukunya Cooperative Learning dikemukakan beberapa mata pelajaran
40
yang pernah menjadi penelitiannya dalam model pembelajaran kooperatif
teams games tournament ini yaitu Seni Berbahasa, Analogi Verbal,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Sejarah Amerika, Ejaan dan Ilmu
Pengetahuan.65
Dalam Katalog Perpustakaan Utama UIN Jakarta pada kata kunci TGT
dan teams games tournament, ditemukan 21 dokumen skripsi yang berkaitan
dengan model pembelajaran kooperatif teams games tournament. Di mana
terdapat 10 dokumen skripsi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, 5
dokumen skripsi mata pelajaran Matematika, 1 dokumen skripsi mata
pelajaran Bahasa Inggris, dan 5 dokumen skripsi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Namun, dari 21 dokumen skripsi tersebut belum adanya
mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Jakarta yang meneliti permasalahan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui dan memahami lebih jauh
pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games tournament ini pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya Alquran Hadis.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Namun kenyataan menunjukkan bahwa berbagai strategi,
pendekatan, metode, teknik dan model yang dikembangkan secara inovatif
dibidang pendidikan belum berhasil sepenuhnya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia tersebut. Semua itu, dapat dilihat dari masih rendahnya
prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara garis
besar terbagi menjadi dua yaitu faktor internal atau faktor yang bersumber
dari dalam diri individu siswa dan faktor eksternal atau faktor yang
bersumber dari luar diri individu siswa.
65
Ibid., h. 58-60.
41
Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis,
sedangkan faktor eksternal meliputi aspek lingkungan dan aspek instrumental.
Model pembelajaran kooperatif teams games tournament merupakan salah
satu faktor eksternal pada aspek instrumental yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa di sekolah.
Model pembelajaran kooperatif teams games tournament sebagai salah
satu model pembelajaran yang telah teruji meningkatkan kualitas
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam
memperbaiki mutu pendidikan.
Dalam proses pembelajaran kooperatif teams games tournament
terdapat game akademik dan penghargaan kelompok untuk membuat siswa
senang akan mata pelajaran Alquran Hadis. Siswa lebih banyak belajar pada
teman sebaya. Siswa dapat saling mengungkapkan ide bersama temannya,
melakukan diskusi dan mengerjakan tugas bersama sehingga model
pembelajaran kooperatif teams games tournament akan lebih berpengaruh
terhadap pencapaian maksimal prestasi belajar siswa.
Dengan demikinan dapat diduga terdapat pengaruh model pembelajaran
kooperatif teams games tournament dengan prestasi belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka dalam penelitian ini dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams
games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif
teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah Madrasah Tsanawiyah di Jakarta
Utara, tepatnya MTs Nur-Attaqwa yang berlokasi di Jalan Terusan Kelapa
Hybrida Km.4 Pegangsaan Dua Kelapa Gading - Jakarta Utara 14250.
Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu terhitung dari
tanggal 20 Desember 2012 sampai dengan 12 Februari 2013 pada semester
genap tahun pelajaran 2012/2013. Rangkaian kegiatan penelitian terlihat pada
tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No Tanggal Kegiatan
1. 20 Desember 2013 Uji coba Instrumen soal
2. 22 Januari 2013 Pretest
3. 22 Januari 2013 Pretest
4. 29 Januari 2013 pertemuan pertama kelas eksperimen
5. 29 Januari 2013 pertemuan pertama kelas kontrol
6. 05 Februari 2013 Pertemuan kedua kelas eksperimen
7. 05 Februari 2013 Pertemuan kedua kelas kontrol
8. 12 Februari 2013 Postest dan pertemuan ketiga kelas eksperimen
9. 12 Februari 2013 Postest dan pertemuan ketiga kelas kontrol
43
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
eksperimen, yaitu “metode penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di
dalam melakukan kontrol terhadap kondisi”.1 Menurut John W. Best dalam
Zuriah, ada tiga kategori dalam metode penelitian eksperimen yaitu “pre
eksperimen, eksperimen semu dan eksperimen murni”.2
Metode penelitian eksperimen ini dapat dikategorikan sebagai
eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Pada hakikatnya kuasi-eksperimen
adalah eksperimen, namun dalam pelaksanaan studi itu ada kendala-kendala
pemenuhan kriteria, yaitu terkait pemilihan subyek sampel secara random
(random selection) dan penguasaan subyek secara random (random
assignment). Penelitian ini tidak memenuhi salah satu kriteria yang
dibutuhkan oleh eksperimen sesungguhnya, yaitu randomisasi subjek
penelitian, sehingga kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen
murni. Sebagaimana telah diketahui, penentuan sampel pada penelitian
eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak mungkin dilakukan
pada penelitian ini, karena subjek penelitian sudah terbentuk dalam kelas
secara alami, sehingga tidak mungkin melakukan randomisasi. Untuk
mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya randomisasi, maka
kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sama. Siswa
terbagi menjadi dua kelompok, di mana kedua kelompok tersebut diberikan
perlakuan yang berbeda, dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan
saling hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.
Menurut Zuriah, “variabel penelitian adalah gejala yang menjadi objek
penelitian”.3 Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar pada pembelajaran Alquran Hadis yang kemunculannya diasumsikan
disebabkan oleh variabel bebas, sedangkan variabel bebasnya adalah model
1 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), Cet. II, h. 57-58. 2 Ibid., h. 64-65.
3 Ibid., h. 157.
44
pembelajaran kooperatif teams games tournament yang menjadi penyebab
munculnya variabel lain. Secara sederhana variabel penelitian dapat
ditunjukkan pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Variabel Penelitian
Kelompok Variabel Bebas Variabel Terikat
R (e) Xe Y
R (k) Xk Y
Keterangan:
R = Proses pemilihan subyek tidak secara random
e = Kelompok eksperimen
k = Kelompok kontrol
Xe = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen (model
pembelajaran kooperatif teams games tournament)
Xk = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol (model
pembelajaran konvensional)
Y = Tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang sama pada kedua
kelompok
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
eksperimental. “Desain penelitian eksperimental adalah kerangka konseptual
pelaksanaan eksperimen”.4 Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa metode
penelitian eksperimen ini dapat dikategorikan sebagai eksperimen semu, jadi
desain penelitian eksperimental semu yang akan digunakan yaitu
nonrandomized pre and pos-test control group design, yang melibatkan dua
kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Sebelum proses belajar dimulai, kedua kelompok mendapat tes awal
yang sama. Setelah itu, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan
4 Donald Ary, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terj. dari Introduction to
Research in Education oleh Arief Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. I, h. 337.
45
menerapkan model pembelajaran kooperatif teams games tournament pada
mata pelajaran Alquran Hadis, sedangkan kelompok kontrol menerapkan
model pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran selesai,
masing-masing mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun desain atau
kerangka konseptual dalam pelaksanaan eksperimen semu ini digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Tahap Persiapan
Mengurus surat izin
Observasi
Menentukan sampel
Menyusun RPP
Menyusun kisi-kisi
instrumen
Revisi
Menyusun instrumen
penelitian
Analisis data hasil uji
coba instrumen
Konsultasi kepada dosen
pembimbing
Melakukan uji coba
instrumen
Tahap Pelaksanaan
Mengadakan tes
awal (pretest)
Kegiatan belajar
mengajar (3 kali
pertemuan)
Kelas eksperimen
(model
pembelajaran TGT)
Kelas kontrol
(model
pembelajaran
konvensional)
Mengadakan tes
akhir (postest)
Tahap Akhir
Analisis data hasil
tes awal (pretest)
Analisis data hasil
tes akhir (postest)
Menarik
kesimpulan
Konsultasi kepada
dosen
pembimbing
Revisi
Menyusun
laporan hasil
penelitian
46
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.5 Populasi dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu populasi target dan populasi akses atau terjangkau. Yang
menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah Seluruh siswa-siswi MTs
Nur-Attaqwa Jakarta Utara tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 6
kelas. Sedangkan yang menjadi populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IX MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara di mana I kelas terdiri
dari 27 siswa.
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.6 Cara pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik non random sampling atau pengambilan sampel
tidak secara acak. Adapun jenis non random sampling yang digunakan adalah
purposive sampling, yaitu ”pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi
yang diketahui sebelumnya”.7 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 2 kelompok yaitu:
a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat
pembelajaran Alquran Hadis menggunakan model pembelajaran kooperatif
teams games tournament. Sampel yang terpilih sebagai kelompok
eksperimen adalah siswa kelas IX A yang berjumlah 27 siswa.
b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
Alquran Hadis menggunakan model pembelajaran konvensional. Sampel
yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas IX B yang
berjumlah 27 siswa.
5 Zuriah, op. cit., h. 116.
6 Ibid., h. 119.
7 Ibid., h. 124.
47
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum
malakukan penelitian adalah mengurus surat izin pelaksanaan penelitian
dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Mengadakan survei tempat untuk melihat karakteristik populasi yang akan
diteliti.
c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive
sampling.
d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Alquran Hadis
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games
tournament pada materi hukum bacaan mad.
e. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrumen penelitian.
f. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah
dibuat.
g. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai RPP dan
Instrumen yang telah dibuat.
h. Setelah RPP dan instrumen penelitian telah disusun, langkah selanjutnya
adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan uji
coba di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
i. Setelah melakukan uji coba, mengolah data dengan hasil uji coba dengan
mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda
instrumen.
j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan
menggunakan soal-soal hasil analisis data uji instrumen penelitian.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk kelompok eksperimen,
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif teams games
48
tournament, sedangkan kelompok kontrol diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional.
c. Mengadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok penelitian
menggunakan soal yang sama ketika dilakukan tes awal.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Menganalisis data hasil tes awal (pretest) kedua kelompok penelitian
dengan menggunakan uji statistik.
b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) kedua kelompok penelitian
dengan menggunakan uji statistik.
c. Melakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian berdasarkan
hasil uji statistik yang telah dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diambil dari hasil prestasi belajar Alquran Hadis pada
kelompok eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari skor pretest dan
postest pada pokok bahasan hukum bacaan mad untuk mengukur kemampuan
belajar Alquran Hadis siswa. Di mana tes yang dikerjakan oleh kedua
kelompok tersebut sama dan telah dianalisis validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembedanya. Instrumen awal yang akan diuji coba dalam
penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal, sedangkan
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah 20 soal terpilih dari 30 soal yang telah diuji coba.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan
pendidikan untuk tingkat MTs.
2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator
pembelajaran Alquran Hadis sebagaimana tabel 3.3 dibawah ini.
49
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
No Kompetensi Dasar Materi Indikator No.
Butir
Soal
1 Menerapkan hukum
bacaan mad, lam dan
ra' dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
Hukum
Bacaan
Mad
Siswa mampu
menjelaskan
hukum bacaan
mad, lam dan ra'
dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
Siswa mampu
mengidentifikasi
hukum bacaan
mad, lam dan ra'
dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
9, 13,
14, 20,
23, 27,
29
8, 10,
11, 12,
21, 24,
28
2 Menerapkan hukum
bacaan mad laazim
mukhaffaf harfi dan
mutsaqqal harfi dalam
al-Qur'an
Hukum
Bacaan
Mad
Siswa mampu
menjelaskan
hukum bacaan
mad laazim
mukhaffaf harfi
dan mutsaqqal
harfi dalam al-
Qur'an
Siswa mampu
mengidentifikasi
hukum bacaan
mad laazim
mukhaffaf harfi
dan mutsaqqal
harfi dalam al-
Qur'an
1, 4, 5,
7, 15,
17, 19,
25, 26,
30
2, 3, 6,
16, 18,
22
Jumlah 30
3. Membuat soal instrumen sesuai dengan kisi-kisi instrumen
4. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing skripsi
5. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian
6. Analisis validitas, realibitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
50
a. Uji Validitas
Menurut Sudijono, “validitas adalah ketepatan, kebenaran, keshahihan
atau keabsahan”.8 Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jika skor butir
dikotomi (misalnya 0.1) maka untuk menghitung koefisien korelasi antara
skor butir dengan skor total instrumen digunakan teknik korelasi point
biserial, yaitu sebagai berikut:
√
Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor yang dicapai oleh siswa yang menjawab benar
Mt = Mean skor total
SDt = Deviasi standar skor total
P = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah
Langkah-langkah korelasi point biserial perhitungan validitas item hasil
belajar:9
a. Menyiapkan tabel perhitungan analisis validitas item nomor 1 – 30.
b. Mencari proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan
∑
c. Mencari mean dari skor total, yaitu Mt, dengan menggunakan rumus:
∑
d. Mencari deviasi standar total, yaitu SDt
dengan menggunakan rumus:
√∑
(
∑
)
e. Mencari (menghitung) Mp untuk butir item nomor 1 - 30.
f. Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbi dari nomor 1 - 30, dengan
menggunakan rumus:
√
8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011), Cet. X, h. 93. 9Ibid., h. 187-190
51
g. Untuk menentukan valid tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu mencari db
dengan persamaan:
Db= N-nr
Keterangan:
Db = derajat bebas
N = jumlah responden
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
h. Menentukan kriteria pengujian
Jika rpbi
> rtabel
maka soal tersebut valid
Jika rpbi
< rtabel
maka soal tersebut tidak valid
Untuk langkah perhitungan disiapkan pada tabel. Dalam pemberian
interpretasi rpbi digunakan db sebesar (N-nr) yaitu (30-2) = 28. Derajat
kebebasan tersebut lalu dikonsultasikan kepada tabel “r” product
moment pada taraf signifikan 5% hasilnya adalah sebagai berikut rtabel
atau rt pada taraf signifikan 5% adalah 0.361. Jika rtabel > dari rpbi maka
soal dianggap tidak valid atau sebaliknya jika rtabel < rpbi maka soal
dianggap valid.
Berdasarkan perhitungan validitas instrumen pada tes membaca al-quran
surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 11 item soal
dengan validitas baik yaitu nomor 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 23, 27, 29, 30 dan
19 item soal dengan validitas buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 14, 15,
16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26. Adapun hasil keseluruhan validitas butir soal
dapat dilihat pada lampiran 9.
b. Uji Reliabilitas
Sudijono mengungkapkan, “Reliabilitas adalah keajegan atau
kemantapan”.10
Suatu instrument evaluasi, dikatakan mempunyai nilai
reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Tidak reliabelnya suatu
tes evaluasi, pada prinsipnya dapat dikatakan sia-sialah tes tersebut, karena
jika dilakukan pengetesan kembali hasilnya akan berbeda.
Untuk mencari reliabilitas terhadap tes perlu dilakukan analisis butir
soal dari tes tersebut. Penulis menggunakan metode split half reliability, di
mana metode ini dipakai untuk mengetahui reliabilitas tes dengan jalan
10
Ibid., h. 95.
52
membelah tes menjadi dua bagian, baik membelah antara skor ganjil
dengan skor genap, ataupun membelah antara belahan nomor atas dan
nomor bawah. Kemudian skor kedua belahan tersebut dikorelasikan
dengan rumus tertentu. Adapun rumus yang penulis gunakan adalah rumus
Spearman-Brown model gasal genap.
Rumus:
Keterangan:
rtt = Koefisien reliabilitas tes total (satu tes penuh)
rhh = Koefisien korelasi product moment (setengah tes)
1 & 2 = Bilangan konstan
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:11
a. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal dan
genap.
b. Mencari (menghitung) koefisien korelasi setengah tes dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment.
∑ ∑ ∑
√* ∑ – ∑
+ ∑ – ∑
c. Menghitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan rumus Spearman-
Brown.
d. Memberikan interpretasi terhadap rtt dengan patokan sebagai berikut:
Jika rtt ≥ 0,70
maka reliabilitas tinggi.
Jika rtt ≤ 0,70 maka reliabilitas belum tinggi.
Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen pada tes membaca al-
quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat tingkat
reliabilitas tinggi dengan nilai 0.81. Adapun hasil keseluruhan reliabilitas
seluruh butir soal yang sudah dinyatakan reliabel dapat dilihat pada
lampiran 10.
11
Ibid., h. 219.
53
c. Uji Taraf Kesukaran
Sudijono mengatakan, “butir-butir item tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item
tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain
derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup”. 12
Dalam penelitian
ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois: 13
`
Keterangan:
P = Angka indek kesukaran item
Np = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
n = jumlah peserta test
Interpretasi terhadap angka indek kesukaran item menurut Thorndike
dan Hagen dalam Sudijono: 14
P = Kurang dari 0,30 : Terlalu Sukar
P = 0,30 - 0,70 : Cukup (sedang)
P = Lebih dari 0,70 : Terlalu Mudah
Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran instrumen pada tes membaca al-
quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 20 item
soal dengan taraf kesukaran cukup (sedang) yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10,
11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 30 dan 10 item soal dengan taraf
kesukaran terlalu mudah yaitu nomor 1, 8, 9, 12, 13, 17, 23, 24, 27, 29.
Adapun hasil keseluruhan taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada
lampiran 11.
d. Uji Daya Pembeda
“Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang
12
Ibid., h. 370. 13
Ibid., h. 371-372. 14
Ibid., h. 372.
54
berkemampuan tinggi (= pandai), dengan testee yang berkemampuan
rendah (= bodoh)”.15
Rumus yang digunakan untuk pengujian daya
pembeda adalah sebagai berikut: 16
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Interpretasi terhadap angka indek daya pembeda item: 17
D = Kurang dari 0,20 : Poor (Jelek)
D = 0,20 - 0,40 : Satisfactory (Cukup)
D = 0,40 – 0,70 : Good (Baik)
D = 0,70 – 1,00 : Excellent (Baik Sekali)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda instrumen pada tes membaca al-
quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 6 item
soal dengan daya pembeda baik yaitu nomor 11, 13, 14, 18, 20, 23 dan 13
item soal dengan daya pembeda cukup yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 16,
21, 24, 25, 26, 29 serta 11 soal dengan daya pembeda buruk yaitu nomor 1, 2,
3, 8, 15, 17, 19, 22, 27, 28, 30. Adapun hasil keseluruhan daya pembeda butir
soal dapat dilihat pada lampiran 12.
Dengan demikian, kesimpulan yang didapat berdasarkan keseluruhan hasil
perhitungan 30 soal objektif pada uji coba instrument di atas, yang akan
dipakai pada saat pretest dan postest ialah 20 soal objektif yang meliputi 5
soal yang sangat ideal (nomor 6, 10, 11, 18, 20) dikarenakan memenuhi
15
Ibid., h. 385-386. 16
Ibid., h. 389-390. 17
Ibid., h. 389.
55
keseluruhan kriteria soal yang baik yaitu valid, reliabel, taraf kesukaran cukup
(sedang) dan daya pembeda item baik atau cukup, 13 soal yang ideal (4, 5, 7,
9, 13, 14, 16, 21, 23, 25, 26, 29, 30) dikarenakan adanya satu dari keseluruhan
kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi, dan 2 soal yang cukup ideal (27,
12) dikarenakan adanya dua dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang
belum terpenuhi. Adapun kesimpulan seluruh butir soal dapat dilihat pada
lampiran 13.
F. Teknik Analisis Data
1. Pengujian prasyarat analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
normal tidaknya penyebaran data yang akan dianalisis. Maka, uji normalitas
ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. Uji normal yang digunakan adalah Chi Square (X2), yaitu:
∑
Keterangan:
fo = Frekuensi dari hasil penelitian
fe = Frekuensi yang di harapkan
Adapun langkah-langkah dalam uji normalitas menggunakan uji chi
square, yaitu:18
1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil
2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:
R = nilai paling besar – nilai paling kecil
3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara:
K = 1+3,3 log n
4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara:
5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Interval Titik Tengah
(Xi) fi Xi
2 fi Xi fi Xi
2
18
Firdaus, Statistik Pendidikan II.
56
6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: ∑
∑
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara: √ ∑
∑
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square
dengan cara:
a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah
interval.
b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
c) Mencari F(z), dari tabel z. Di mana bila nilai z + (z positif), maka
F(z) = 0,5 + ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) =
1 – (0,5 + ztabel)
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus:
LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus:
Fe = LTKI x N
Interval Batas
Kelas (X)
Z F (z) Luas Tiap
Kelas Interval
fe fo
9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus:
∑
10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat
kebebasan (db) = k-1.
11) Menentukan kriteria pengujian:
Jika X2hitung > Xtabel maka Ho ditolak = berdistribusi tidak normal
Jika X2hitung < Xtabel maka Ho diterima = berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,
langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas
dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Adapun uji homogenitas
dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan uji Fisher, dengan
rumus:
, di mana
∑ (∑ )
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji fisher
adalah:19
19
Ibid.
57
1) Membagi data menjadi dua kelompok.
2) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus:
∑ ∑
3) Menentukan Fhitung
dengan rumus:
4) Mencari db1 pembilang (varians terbesar) dan db2 penyebut (varians
terkecil), dengan rumus:
Db1
= n1
– 1
Db2
= n2
- 1
5) Mencari Ftabel
6) Menentukan kriteria pengujian:
Jika Fhitung
< Ftabel
, maka Ho diterima = populasi homogen.
Jika Fhitung
> Ftabel
, maka Ho ditolak = populasi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji “t”
Test. “Test “t” atau “t” Test adalah salah satu alat tes statistik yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa di antara dua buah Mean Sample yang diambil tidak
secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang
signifikan”.20
Rumus uji t yang digunakan adalah rumus Fisher, adapun
langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah:21
1) Menyiapkan Tabel Perhitungan
Sektor X1 X2 X1
2 X2
2
Var. X1 Var. X2
2) Mencari Mean Variabel Pertama (X1) dengan rumus:
∑
3) Mencari Mean Variabel Kedua (X2) dengan rumus:
∑
20
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), Cet. I,
h. 278. 21
Ibid., h. 317.
58
4) Mencari deviasi skor Variabel Pertama (X1) dengan rumus:
X1 = X1 – M1
5) Mencari deviasi skor Variabel Kedua (X2) dengan rumus:
X2 = X2 – M2
6) Mengkuadratkan X1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X12
7) Mengkuadratkan X2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X22
8) Mencari to dengan rumus:
√(∑
∑
)(
)
9) Memberikan Interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai
berikut:
a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya (Ha) dan Hipotesis nihilnya
(Ho)
b. Menguji signifikansi to
c. Mencari harga kritik “t”” yang tercantum pada Tabel Nilai “t”
dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada
taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%
10) Melakukan perbandingan antara to dengan tt , dengan patokan sebagai
berikut:
a. Jika to sama dengan atau lebih besar dari pada tt maka Hipotesis
Nihilnya ditolak; sebaliknya Hipotesis alternatif diterima atau
disetujui.
b. Jika to sama dengan atau lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis
Nihilnya diterima; sebaliknya Hipotesis alternatif ditolak atau tidak
disetujui.
11) Menarik kesimpulan hasil penelitian
G. Hipotesis Statistik
Ho: µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2
Kriteria pengujian:
Ho ditolak jika thitung
> ttabel
Ha diterima jika thitung
< ttabel
Keterangan:
Ho = Hipotesis Nihil
Ha = Hipotesis Alternatif
µ1 = prestasi belajar Alquran Hadis kelas eksperimen
µ2 = prestasi belajar Alquran Hadis kelas kontrol
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara
1. Sejarah Sekolah
MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara berdiri pada tahun 1992 dipimpin oleh
H. Mashuri Muchtar, Lc. dan di lanjutkan oleh H. M. Ali Muchtar, M.MPd
hingga sekarang. MTs Nur-Attaqwa merupakan lembaga pendidikan yang
bergerak dalam pendidikan formal dalam bentuk MTs yang mengambil
sistem dan kurikulum semi pondok modern Darussalam (Gontor) dan
salafiyah yang tawazun dan pendidikan non formal yang mengembangkan
paduan ilmu dan keterampilan sebagai solusi terbaik menuju masa depan.
Adapun nilai rata-rata hasil ujian Alquran Hadis dapat di lihat pada
tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Nilai Rata-rata Hasil Ujian Alquran Hadis
MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara
Kelas 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
VII 7.20 7.35 7.40 7.44
VIII 6.78 6.80 7.08 7.38
XI 7.16 6.98 6.88 7.04
60
2. Gambaran Guru
Untuk mengetahui gambaran guru MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara
dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Gambaran Guru Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara
Tahun Pelajaran 2012/2013
Nama Guru Pendidikan
Terakhir
Mata
Pelajaran
Jenis
Kelamin
Status
PNS NON
PNS
H. M. Ali
Muchtar, M.MPd
S.2 B. Arab L √
Abdul Latif, S.Ag S.1 Fiqih L √
Udin Akhmad
Khairudin, S.HI
S.1 Aqidah Akhlak L √
Nurhaniah, S.Pd S.1 Matematika P √
H. Muhaimin, SH S.1 PPKN L √
Suko Raharjo, ST S.1 IPA L √
Dedy Suwandi,
S.Hum
S.1 IPS L √
H. Mashuri
Muchtar, Lc.
S.1 Alquran Hadis L √
Agus Hanafi, S.Pdi S.1 Seni Budaya L √
Siti Saidah, SE S.1 TIK P √
Fahrudin Ahmad,
S.HI
S.1 B. Indonesia L √
Abdul Sobur,
S.Pdi
S.1 Penjaskes L √
Ahmad Zuhdi MA SKI L √
Ubaidillah SMA Mulok L √
Syaipudi, S.HI S.1 Alquran Hadis
dan B. Arab
L √
Dzikrun Al-Amin MA Mulok L √
Fadli Kurniawan,
S.Pdi
S.1 B. Inggris L √
3. Gambaran Siswa
Untuk mengetahui gambaran siswa MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara
dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
61
Tabel 4.3
Gambaran Siswa Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara
Tahun Pelajaran 2012/2013
No Data
Kelas
Jumlah
Rombel
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 2 45 21 66
2 Kelas VIII 2 38 25 63
3 Kelas IX 2 34 20 54
Jumlah 6 117 66 183
B. Deskripsi Data
1. Prestasi Belajar Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan pretest, diketahui bahwa nilai tertinggi
yang berhasil diperoleh siswa kelompok eksperimen sebelum diberikan
perlakuan adalah 75 dan terendah adalah 35. Nilai rata-rata yang berhasil
diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 56.15 dan standar deviasi sebesar
11.03. Sedangkan hasil perhitungan pretest kelas kontrol menunjukkan
bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa adalah 65 dan nilai
terendah adalah 15. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa sebesar
42.33 dan perolehan standar deviasi kelas kontrol sebesar 60.05. Untuk lebih
jelas mengenai deskripsi data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada diagram 4.1 dan 4.2 di bawah ini:
Diagram 4.1
Hasil Pretest Kelas Ekperimen
0
2
4
6
8
10
35-41 42-48 49-55 56-62 63-69 70-76
Ju
mla
h S
isw
a
Prestasi Belajar Siswa
62
Diagram 4.2
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Dari diagram 4.1 dan 4.2 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai
pretest sebagian besar siswa pada kelas eksperimen, yaitu sebanyak 9 orang
siswa atau sekitar 33,3% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 63-
69. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa sebagian besar siswa,
sebanyak 12 orang siswa atau 44,4% dari keseluruhan siswa memperoleh
nilai 39-46. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas
eksperimen sebelum menjalankan proses pembelajaran sudah cukup baik,
sedangkan kemampuan awal siswa kelas kontrol sebelum menjalankan proses
pembelajaran masih buruk. Rekapitulasi hasil pretest kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 27 27
Max 75 65
Min 35 15
Mean 56.15 42.33
SD 11.03 60.05
0
2
4
6
8
10
12
14
15-22 23-30 31-38 39-46 47-54 55-62 63-70
Ju
mla
h S
isw
a
Prestasi Belajar Siswa
63
Tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa nilai tertinggi dan terendah
yang behasil dicapai siswa pada pretest kedua sampel penelitian, baik kontrol
maupun eksperimen menunjukkan angka yang berbeda yaitu untuk kelas
eksperimen nilai tertinggi 75 dan terendah 35 sedangkan kelas kontrol nilai
tertinggi 65 dan terendah 15. Sementara itu nilai rata-rata yang berhasil
diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 56.15 dengan standar deviasi
11.03. Sementara itu nilai rata-rata kelas kontrol adalah sebesar 42.33 dengan
standar deviasi 60.05. hasil ini menunjukkan bahwa hasil pretest kedua
sampel penelitian tergolong kurang baik.
2. Prestasi Belajar Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan postest, diketahui bahwa nilai tertinggi
yang berhasil diperoleh siswa kelompok eksperimen sesudah diberikan
perlakuan adalah 85 dan terendah adalah 60. Nilai rata-rata yang berhasil
diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 79.78 dan standar deviasi sebesar
7.64. Sedangkan hasil perhitungan psottest kelas kontrol menunjukkan bahwa
nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah
adalah 35. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa sebesar 59.54 dan
perolehan standar deviasi kelas kontrol sebesar 13.52. Untuk lebih jelas
mengenai deskripsi data hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada diagram 4.3 dan 4.4 di bawah ini.
Diagram 4.3
Hasil Postest Kelas Ekperimen
0
5
10
15
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
Ju
mla
h S
isw
a
Prestasi Belajar Siswa
64
Diagram 4.4
Hasil Postest Kelas Kontrol
Dari diagram 4.3 dan 4.4 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai
postest sebagian besar siswa pada kelas eksperimen, yaitu sebanyak 10 orang
siswa atau sekitar 37,1% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 85-
89. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa sebagian besar siswa,
sebanyak 7 orang siswa atau 25,9% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai
70-76. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen
sesudah menjalankan proses pembelajaran mengalami peningkatan dari baik
menjadi sangat baik. Begitu pula dengan kemampuan siswa kelas kontrol
sesudah menjalankan proses pembelajaran mengalami peningkatan dari buruk
menjadi baik. Rekapitulasi hasil postest kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Postest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 27 27
Max 85 80
Min 60 35
Mean 79.78 58.48
SD 7.64 13.44
Tabel 4.5 di atas, memperlihatkan bahwa perolehan nilai rata-rata siswa
pada kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Nilai rata-
0
2
4
6
8
35-41 42-48 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83
Ju
mla
h S
isw
a
Prestasi Belajar Siswa
65
rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 79.78,
dengan standar deviasi sebesar 7.64. sedangkan pada kelas kontrol, nilai rata-
rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 58.48, dengan standar deviasi
sebesar 13.44. Hasil ini menunjukkan bahwa prolehan nilai postest kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan perbedaan
rata-rata hasil belajar pada kedua kelas tersebut yang menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams
games tournament lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional.
Rekapitulasi keseluruhan nilai pretest dan postest, serta selisih (gain) nilai
pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6
Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Pretest, Postest dan Selisih (Gain)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Postest Gain Pretest Postest Gain
Max 75 85 10 65 80 15
Min 35 60 25 15 35 20
Mean 56.15 79.78 23.63 42.33 59.54 17.21
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berisi hasil-hasil penelitian
dengan menggunakan teknik analisis statistik yaitu uji-t atau test ”t”. Dalam
teknik analisis statistik uji-t ini mensyaratkan pengujian normalitas dan
homogenitas. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis, akan dijabarkan
terlebih dahulu hasil uji normalitas dan homogenitas.
1. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest
Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebagaimana terlampir pada lampiran 18 dan 19. Dapat dilihat pada tabel 4.7
di bawah ini.
66
Tabel 4.7
Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 27 27
56.15 42.33
S 11.03 60.05
X2
hitung 7.47 69.72
X2
tabel 11.07 11.07
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa hasil X2
hitung pretest kelas
eksperimen menunjukkan angka yang lebih kecil dari pada X2
tabel, sedangkan
X2
hitung pretest kelas kontrol menunjukkan angka yang lebih besar dari pada
X2
tabel . Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka kelas eksperimen
dapat dikatakan berdistribusi normal, sedangkan kelas kontrol dapat
dikatakan tidak berdistribusi normal.
Adapun Hasil uji normalitas postest kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebagaimana terlampir pada lampiran 20 dan 21. Dapat dilihat pada tabel 4.8
di bawah ini.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Postest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 27 27
79.78 59.54
S 7.64 13.52
X2
hitung 10.57 7.61
X2
tabel 11.07 11.07
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa hasil X2
hitung postest kedua
sampel penelitian, baik eksperimen maupun kontrol menunjukkan angka
yang lebih kecil dari pada X2
tabel. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
67
yaitu nilai X2
hitung < X
2
tabel maka kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi
normal.
2. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest
Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol
sebagaimana terlampir dalam lampiran 22 dapat dilihat pada tabel 4.9 di
bawah ini.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Nilai
S2
eksperimen 112.68
S2
kontrol 158.40
Fhitung 1.41
Ftabel 2.03
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil Fhitung
pretest kedua
sampel penelitian, antara eksperimen dengan kontrol menunjukkan angka
yang lebih kecil dari pada Ftabel
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
yaitu nilai Fhitung
< Ftabel
maka kedua sampel dapat dikatakan memiliki
variansi homogen.
Adapun hasil uji homogenitas postest kelas eksperimen dan kontrol
sebagaimana terlampir dalam lampiran 23 dapat dilihat pada tabel 4.10 di
bawah ini:
Tabel 4.10
Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Postest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Nilai
S2
eksperimen 58.33
S2
kontrol 179.99
Fhitung 3.09
Ftabel 2.03
68
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa hasil Fhitung
postest kedua
sampel penelitian, antara eksperimen dengan kontrol menunjukkan angka
yang lebih besar dari pada Ftabel
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
yaitu nilai Fhitung
> Ftabel
maka kedua sampel dapat dikatakan memiliki
variansi yang tidak homogen.
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t
atau test “t”. Adapun hasil uji-t atau test “t” kelas eksperimen dan kontrol
sebagaimana terlampir dalam lampiran 24 dapat dilihat pada tabel 4.11 di
bawah ini.
Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Uji-t
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 27 27
gain 23.63 17.21
to (hitung) 1.69
ttabel 2.06
Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa hasil thitung
kedua sampel
penelitian, antara eksperimen dengan kontrol menunjukkan angka yang lebih
kecil dari pada ttabel
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu nilai
thitung
< ttabel
maka Hipotesis Nihil yang diajukan di muka diterima, ini berarti
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis
siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi data yang telah dikemukakan di atas, pretest
kelas eksperimen diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran Hadis sebesar
56.15 dan pretest kelas kontrol diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran
69
Hadis sebesar 42.33. Namun setelah diberikan perlakuan, postest kelas
eksperimen diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran Hadis sebesar 79.78
dan postest kelas kontrol diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran Hadis
sebesar 59.54.
Sedangkan dari hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji "t"
diperoleh nilai t hitung = 1.69 dan t tabel 5% = 2.06. Karena t hitung < t
tabel (1.69 < 2.06), maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh
yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournament
terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa pada materi hukum bacaan
mad. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Materi yang di ambil dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif
teams games tournament ini memiliki konsep yang rendah sehingga siswa
tanpa dijelaskanpun sudah faham dengan materi yang diajarkan.
2. Terbatasnya waktu belajar, sehingga penggunaan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kurang optimal.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
4. Sikap para siswa yang belum terbiasa dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament.
E. Keterbatasan Penelitian
1. Soal-soal yang disusun dalam instrument penelitian ini pada dasarnya
sudah memiliki reliabilitas yang baik, namun belum semua butir soal
memenuhi kriteria valid. Begitu pula dengan taraf kesukaran dan daya
pembedanya, sehingga perlu diuji lebih lanjut.
2. Terbatasnya waktu penelitian sehingga implementasi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament
kurang optimal.
3. Penelitian ini hanya ditujukan pada materi hukum bacaan mad saja sehingga
belum dapat dilihat hasilnya secara menyeluruh pada materi pembelajaran
Alquran Hadis lainnya.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, suasana dalam kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif telah
memberikan kesempatan yang lebih besar dan merata kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran dari pada kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
Selain itu, kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament mengalami peningkatan rata-rata nilai
pretest ke postest yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, model
pembelajaran kooperatif teams games tournament terbukti memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar.
Hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji "t" juga
menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari pada ttabel, sehingga Hipotesis
Alternatif ditolak dan Hipotesis Nihil diterima. Dengan kata lain, dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar
Alquran Hadis siswa kelas IX MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara pada materi
hukum bacaan mad.
71
71
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif
teams games tournament pada materi Alquran Hadis lainnya yang
mempunyai konsep luas.
2. Hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
matei pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Karena tidak adanya pengaruh yang signifikan, maka perlu adanya
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatif teams games tournament dapat memberikan prestasi belajar
yang maksimal.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hidayatullah. Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim. Terj. dari
Mausu’atut Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh Sari Narulita dan Umron
Jayadi. Jakarta: Fikr, Cet. I, 2008.
Anwar, Rosihan. Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Ary, Donald. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terj. dari Introduction to
Research in Education oleh Arief Furchan, Surabaya: Usaha Nasional,
Cet. I, 1982.
Blog Kabar Pendidikan. “Pengertian Prestasi Belajar”.
www.majalahpendidikan.com, 10 Oktober 2012.
Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia. Bandung: Kaifa, Cet. VII, 2010.
Direktorat Jendral Pendidikan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 2003. Jakarta : Eko Jaya, Cet. I, 2003.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, “Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah”,
www.pendis.kemenag.go.id, 7 November 2012a.
----------. “Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah”. www.pendis.kemenag.go.id, 7
November 2012b.
Djalal, Abduh. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.
Firdaus. Statistik Pendidikan II.
Kementrian Agama RI. Alquran, Tajwid dan Terjemahnya. Jakarta: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2010.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadits. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press, Cet. III, 2010.
al-Qaththan, Manna‟ Khalil. Studi Ilmu-ilmu Alquran. Terj. dari Mabahits fi Ulum
Alquran oleh Mudzakir. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007.
73
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, Cet. V, 2008a.
----------. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Cet. I, 2008b.
----------. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Cet. IV, 2011.
Slavin, Robert E. Coopertive Learning; Teori, Riset, dan Praktik. Terj. dari
Cooperative Leraning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita.
Bandung: Nusa Media, Cet. IV, 2009.
Solihatin, Etin. Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. I, 2008.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, Cet. I,
2009.
----------. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Cet. X, 2011.
Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. I, 2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 2003.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I, 1988.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana, Cet. III, 2010.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2009.
Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, Cet. X, 2009.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2007.
Zurinal, dan Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar
Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006.
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH : MTs Nur-Attaqwa
MATA PELAJARAN : Alquran Hadis
KELAS /SEMESTER : IX/II
STANDAR KOMPETENSI : 1. Membaca alquran surat pendek pilihan
KOMPETENSI DASAR : 1.1 Menerapkan hukum mad, lam dan ra
dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 Menit
PERTEMUAN KE- : 1 (Satu)
Indikator Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan hukum bacaan mad
dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
2. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan mad
dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
Karakter Siswa yang Diharapkan : Religius, Jujur, Disiplin, Kerja Keras,
Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu,
Menghargai Prestasi, Bersahabat
(Komunikatif), Gemar Membaca
dan Tanggung Jawab.
Materi Pokok Pembelajaran : Hukum bacaan mad dalam
QS al-Ashr dan al-Alaq
Uraian Materi Pembelajaran :
1. Pengertian dan Macam-macam Mad
Mad ialah memanjangkan bunyi huruf (bacaan) karena di dalamnya terdapat
salah satu huruf mad. Sedangkan huruf mad ada tiga macam yaitu: alif ( ), wawu
( ) dan ya ( ).
75
a. Huruf alif ( ) menjadi huruf mad, apabila huruf alif tidak berharakat dan
huruf sebelumnya berharakat fathah.
Contoh:
b. Huruf wawu ( ) menjadi huruf mad, apabila huruf wawu sukun dan huruf
sebelumnya berharakat dhamah.
Contoh:
c. Huruf ya ( ) menjadi huruf mad, apabila huruf ya sukun dan huruf
sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh:
Adapun Macam-macam Mad yaitu:
a. Mad Thabi’i (Mad asli)
Cara membaca Mad Thabi’i adalah dengan memanjangkan bacaan dua
harakat atau satu alif.
b. Mad Far’i.
Mad Far’i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari Mad Thabi’i
yang disebabkan oleh hamzah, sukun, waqaf, tasydid, dan sebab-sebab lain yang
berfungsi membedakan panjang atau pendeknya suatu bacaan. Mad far’i terbagi
menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut:
1) Mad Wajib Muttasil
Ialah Huruf Mad yang bertemu dengan huruf Hamzah dalam kalimah
yang sama. Dibaca panjang empat harakat, lima harakat atau enam harakat
ketika berhenti.
2) Mad Jaiz Munfasil
Ialah huruf Mad yang disusuli oleh huruf Hamzah (secara berasingan)
yang terdapat pada awal kalimah berikutnya. Dibaca panjang dua harakat,
empat harakat atau lima harakat.
76
3) Mad ‘Arid Lissukun
Ialah Mad yang bertemu dengan huruf Lin Sukun Aridh (Sukun yang
mendatang) karena ingin menghentikan bacaan. Membacanya dengan tiga
bentuk bacaan: membaca secara pendek dengan kadar dua harakat, membaca
secara pertengahan dengan kadar empat harakat dan membacanya secara
sempurna dengan kadar enam harakat
4) Mad Badal
Ialah huruf Hamzah berada sebelum huruf Mad di dalam satu kalimah
dan tidak terdapat huruf Hamzah atau Sukun selepas huruf Mad. Dibaca
panjang dua harakat seperti Mad Tabi'i.
5) Mad ‘Iwad
Ialah pemanjangan suara karena huruf yang bertanwin fathah
diwaqafkan. Dibaca panjang 2 harakat, terkecuali pada (ta’marbuthah),
karena bila diwaqafkan tetap menjadi ha’ sukun.
6) Mad lazim Mutsaqal Kilmi
Ialah pemanjangan suara karena adanya huruf mad bertemu dengan
huruf bertasydid dalam satu kalimat. Dibaca panjang 6 harakat.
7) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mukhaffaf artinya diringankan, sedangkan pengertian mad lazim
mukhaffaf kalimi adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf yang
berharakat sukun tidak di akhir perkataan. Membacanya dipanjangkan
sampai tiga alif atau enam harakat.
8) Mad Lazim Mutsaqal Harfi
Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan
surat-surat yang bertasydid. Dibaca panjang 6 harakat. Cara membacanya
sesuai dengan nama asal dari masing-masing huruf tersebut. Sedangkan
hurufnya ada 8, yaitu:
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat
77
9) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan
surat-surat yang tidak bertasydid. Dibaca panjang 2 harakat. Huruf-hurufnya
ada lima yaitu:
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat
10) Mad Layyin
Ialah pemanjangan suara karena melakukan waqaf pada huruf yang
sebelumnya ada wawu atau ya’ sukun dengan didahului harakat fathah.
Dibaca panjang 2-6 harakat.
11) Mad Shilah
a) Mad Shilah Qashirah
Ialah pemanjangan suara karena adanya ha’ berharakat dhamir
bertemu selain hamzah. Dibaca panjang 2 harakat.
b) Mad Shilah Thawilah
Ialah pemanjangan suara karena adanya ha’ berharakat dhamir
bertemu dengan hamzah dalam kalimat terpisah. Dibaca panjang 2-6
harakat.
2. Menerapkan Hukum Bacaam Mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
a. QS al-Ashr
ساى لفي خسز إال الذيي آهىا وعولىا الصالحات وتىاصىا بالحك وتىاصى والعصز إى اإل
لصبزبا
b. QS al-Alaq
78
Model Pembelajaran : Teams Games Tournament
Media Pembelajaran : 9 Set Kotak Kartu Bernomor
Name Tag
Kegiatan Pembelajaran :
No Kegiatan Waktu
1 Tahap Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dengan kalimat ”Assalamualaikum”,
meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya
membacakan doa belajar bersama dan menanyakan siswa
yang tidak hadir. (Religius dan Disiplin)
b. Guru memberikan penjelasan tentang indikator
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah sesi ini.
(Rasa Ingin Tahu)
c. Guru mengadakan ice breaking yaitu titik di tengah
lingkaran dan titik sembilan. (Kreatif dan
Komunikatif/Bersahabat)
d. Apersepsi materi, di mana guru memotivasi siswa dengan
cara memberikan gambaran umum terkait hukum bacaan
mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Rasa Ingin Tahu)
e. Sebelum pembelajaran memasuki kegiatan inti, guru
membagikan handout berisi langkah-langkah praktis dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament, materi singkat
tambahan tentang hukum bacaan mad dalam QS al-Ashr dan
al-Alaq yang dibuat oleh guru dan name tag yang nantinya
berfungsi untuk memudahkan pembentukan kelompok
belajar dan kelompok turnamen. (Disiplin dan Tanggung
Jawab)
f. Guru menjelaskan langkah-langkah praktis dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
10 Menit
(1 Menit)
(1 Menit)
(2 Menit)
(1 Menit)
(1 Menit)
(2 Menit)
79
kooperatif teams games tournament. (Rasa Ingin Tahu)
g. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok belajar, yang
masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang siswa dan
meminta siswa menuliskan namanya sendiri di belakang
kertas name tag. (Disiplin)
(2 Menit)
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru mempresentasikan materi pembelajaran dengan
menekankan pada handout yang berisi materi singkat
tambahan yang dibuat oleh guru. (Disiplin dan Rasa Ingin
Tahu)
b. Elaborasi
Siswa mendalami materi bersama kelompoknya
(Gemar Membaca, Disiplin, Mandiri dan Kerja
Keras).
Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok turnamen,
yang masing-masing kelompok berjumlah 3 orang
siswa. (Disiplin)
Guru membagikan satu set perlengkapan turnamen (satu
lembar soal permainan, satu lembar jawaban, satu kotak
kartu bernomor, dan satu lembar skor permainan) pada
masing-masing kelompok turnamen, kemudian
menjelaskan peraturan dalam turnamen. (Disiplin dan
Tanggung Jawab)
Siswa melaksanakan games tournament terkait hukum
bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Kerja
Keras, Jujur, Disiplin dan Mandiri)
Menentukan Skor Tim. (Menghargai Prestasi)
c. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
65 menit
(23 Menit)
(15 Menit)
(2 Menit)
(5 Menit)
(15 Menit)
(2 Menit)
(3 Menit)
80
belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan. (Rasa Ingin
Tahu dan Komunikatif/Bersahabat)
3 Penutup
a. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai kegiatan
belajar hari ini. (Jujur dan Komunikatif/Bersahabat)
b. Guru membereskan peralatan untuk siap-siap meninggalkan
ruang kelas. Kemudian menutup proses pembelajaran
dengan bersama-sama membaca
“Alhamdulillahirabbilalamin” dan menyapa siswa dengan
ucapan “Assalamualaikum wr.wb” (Religius dan Disiplin)
5 menit
(3 Menit)
(2 Menit)
Sumber Belajar : LKS Alquran Hadis kelas IX
Buku paket Alquran Hadis kelas IX
Handout (Materi Tambahan)
Buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid
Mushaf Alquran
Penilaian :
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Isian Singkat
Instrumen :
No Butir Soal Kunci Jawaban Skor Nilai
1 Pada surah al-Asr, lafal yang
mengandung bacaan mad badal
ialah …..
20
2 Lafal dibaca mad
layyin karena …..
Didahului huruf
berharakat fathah
20
3 Mad pada lafal yang
digarisbawahi tersebut ialah …..
Mad Jaiz Munfashil 20
4 Mad badal pada lafal
yang digarisbawahi tersebut dibaca
panjang ….. harakat.
Dua 20
81
5 Huruf-huruf mad thabi’i ialah ….. 20
Mengetahui,
Calon Guru Mata Pelajaran,
Hilyatul Ulya
NIM. 107011000647
82
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH : MTs Nur-Attaqwa
MATA PELAJARAN : Alquran Hadis
KELAS /SEMESTER : IX/II
STANDAR KOMPETENSI : 1. Membaca alquran surat pendek pilihan
KOMPETENSI DASAR : 1.1 Menerapkan hukum mad, lam dan ra
dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 Menit
PERTEMUAN KE- : 1 (Satu)
Indikator Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan hukum bacaan lam
dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
3. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan lam
dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
Karakter Siswa yang Diharapkan : Religius, Jujur, Disiplin, Kerja Keras,
Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu,
Menghargai Prestasi, Bersahabat
(Komunikatif), Gemar Membaca
dan Tanggung Jawab.
Materi Pokok Pembelajaran : Hukum bacaan lam dan ra dalam
QS al-Ashr dan al-Alaq
Uraian Materi Pembelajaran :
1. Pengertian dan Macam-macam Lam
Lam terbagi menjadi dua yaitu lam tebal dan lam tipis. Adapun lam tebal pada
lafdhul jalalah itu terbatas yakni ketika lafadh Allah itu jatuh setelah harakat
Fathah atau dhommah. Alasan dibaca tebal adalah menandakan akan keagungan
Dzat Allah.
83
Contoh:
Sedangkan apabila lafadh Allah jatuh setelah harakat kasrah tetap dibaca tarqiq
atau tipis. Alasannya adalah karena sulit untuk diucapkan.
Contoh:
2. Pengertian dan Macam-macam Ra
Hukum membaca ra itu ada tiga yaitu :
a. Ra tebal
Ra yang dibaca berat yaitu ketika mengucapkan huruf ini, maka bibir yang
bawah terangkat naik. Sedangkan ukuran getaran ra paling banyak adalah tiga
getaran atau boleh kurang dari tiga getaran dan tidak boleh lebih dari tiga
getaran. Adapun ciri-ciri ra yang dibaca tebal adalah sebagai berikut :
Ra yang berharokat fathah atau dhommah.
Ra mati jatuh setelah harokat fathah atau dhommah (baik ra sukun asli
atau karena waqaf.
3) Ra mati jatuh setelah harokat kasroh dan bertemu dengan huruf isti’la’
dalam satu kalimat (karena tinggi dan beratnya huruf isti’la’). Jumlah
hurufnya ada tujuh yaitu yang terkumpul dalam lafadh
Tetapi jika ra mati jatuh setelah kasrah dan meskipun bertemu dengan
huruf isti’la’, tetapi tidak dalam satu kalimat, maka ra tetap dibaca
tipis.
4) Ra mati didahului oleh hamzah washol (baik harakat fathah, dhommah
atau kasrah), baik harakatnya itu asli atau aridli.
b. Ra tarqiq
Adapun ciri-ciri ra yang dibaca tipis adalah sebagai berikut :
1) Semua ra yang berharakat kasrah, baik diawal kalimat, tengah kalimat
atau akhir kalimat. Semua itu baik dalam kalimat isim atau kalimat
fi’il.
2) Ra mati jatuh setelah harakat kasrah asli dan sambung sekaligus tidak
bertemu dengan salah satu huruf isti’la’ dalam satu kalimat.
84
3) Semua ra yang mati tidak asli (karena waqaf) baik ra berharakat
fathah, dhommah atau kasrah dan selama ra tidak jatuh setelah harakat
fathah atau dhommah.
4) Ra mati jatuh setelah harakat kasrah meski bertemu dengan huruf
isti’la’ tetapi tidak dalam satu kalimat.
5) Ra mati sebab waqaf dan didahului oleh ya’ mati.
c. Ra yang boleh dibaca tebal atau tipis (jawazul wajhain)
1) Ra sukun karena waqaf dan jatuh setelah kasrah yang terpisah dengan
huruf isti’la’ yaitu pada lafadh عين القطرdan مصر. Sedangkan cara yang
bagus membacanya adalah untuk lafadh مصر dibaca tebal karena jika
dibaca ketika washol, maka ra dibaca dengan tebal. Sedangkan lafadh
dibaca tipis sebab jika diwasholkan dibaca tipis sebabعين القطر
berharokat kasroh.
2) Lafadh كل فر ق dibaca tebal karena ra sukun dan bertemu dengan huruf
isti’la’. Dibaca tipis karena karena huruf isti’la’ (qaf) berharakat
kasrah.
3. Menerapkan Hukum Bacaam Lam dan Ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
a. QS al-Ashr
ساى لفي خسز إال الذيي آهىا وعولىا الصالحات و تىاصىا بالحك وتىاصىوالعصز إى اإل
بالصبز
b. QS al-Alaq
Model Pembelajaran : Teams Games Tournament
Media Pembelajaran : 9 Set Kotak Kartu Bernomor
Name Tag
85
Kegiatan Pembelajaran :
No Kegiatan Waktu
1 Tahap Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dengan kalimat ”Assalamualaikum”,
meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya
membacakan doa belajar bersama dan menanyakan siswa
yang tidak hadir. (Religius dan Disiplin)
b. Guru memberikan penjelasan tentang indikator
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah sesi ini.
(Rasa Ingin Tahu)
c. Guru mengadakan ice breaking yaitu totalnya sama.
(Kreatif dan Komunikatif/Bersahabat)
d. Apersepsi materi, di mana guru memotivasi siswa dengan
cara memberikan gambaran umum terkait hukum bacaan
lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Rasa Ingin
Tahu)
e. Sebelum pembelajaran memasuki kegiatan inti, guru
membagikan handout berisi langkah-langkah praktis dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament, materi singkat
tambahan tentang hukum bacaan lam dan ra dalam QS al-
Ashr dan al-Alaq yang dibuat oleh guru dan name tag yang
nantinya berfungsi untuk memudahkan pembentukan
kelompok belajar dan kelompok turnamen. (Disiplin dan
Tanggung Jawab)
f. Guru menjelaskan langkah-langkah praktis dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament. (Rasa Ingin Tahu)
g. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok belajar, yang
masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang siswa dan
10 Menit
(1 Menit)
(1 Menit)
(2 Menit)
(1 Menit)
(1 Menit)
(2 Menit)
(2 Menit)
86
meminta siswa menuliskan namanya sendiri di belakang
kertas name tag. (Disiplin)
2 Kegiatan Inti
d. Eksplorasi
Guru mempresentasikan materi pembelajaran dengan
menekankan pada handout yang berisi materi singkat
tambahan yang dibuat oleh guru. (Disiplin dan Rasa Ingin
Tahu)
e. Elaborasi
Siswa mendalami materi bersama kelompoknya
Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok turnamen,
yang masing-masing kelompok berjumlah 3 orang
siswa. (Disiplin)
Guru membagikan satu set perlengkapan turnamen (satu
lembar soal permainan, satu lembar jawaban, satu kotak
kartu bernomor, dan satu lembar skor permainan) pada
masing-masing kelompok turnamen, kemudian
menjelaskan peraturan dalam turnamen. (Disiplin dan
Tanggung Jawab)
Siswa melaksanakan games tournament terkait hukum
bacaan lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq.
(Kerja Keras, Jujur, Disiplin dan Mandiri)
Menentukan Skor Tim. (Menghargai Prestasi)
f. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan. (Rasa Ingin
Tahu dan Komunikatif/Bersahabat)
65 menit
(23 Menit)
(10 Menit)
(2 Menit)
(5 Menit)
(15 Menit)
(2 Menit)
(8 Menit)
87
3 Penutup
c. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai kegiatan
belajar hari ini. (Jujur dan Komunikatif/Bersahabat)
d. Guru membereskan peralatan untuk siap-siap meninggalkan
ruang kelas. Kemudian menutup proses pembelajaran
dengan bersama-sama membaca
“Alhamdulillahirabbilalamin” dan menyapa siswa dengan
ucapan “Assalamualaikum wr.wb” (Religius dan Disiplin)
5 menit
(3 Menit)
(2 Menit)
Sumber Belajar : LKS Alquran Hadis kelas IX
Buku paket Alquran Hadis kelas IX
Handout (Materi Tambahan)
Buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid
Mushaf Alquran
Penilaian :
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Isian Singkat
Instrumen :
No Butir Soal Kunci Jawaban Skor Nilai
1 Huruf ra pada ayat
tersebut dibaca tafkhim karena .....
Berharakat fathah
20
2 Pada Surah al-„Asr, terdapat
bacaan ra tafkhim sebanyak …..
Tidak ada 20
3 Huruf ra pada
ayat tersebut dibaca …..
Tafkhim 20
4 Huruf ra pada ayat tersebut
dibaca …..
Jawazul wajhain
20
5 Macam-macam lam ialah ….. Lam tebal dan lam tipis 20
Mengetahui,
Calon Guru Mata Pelajaran,
Hilyatul Ulya
NIM. 107011000647
88
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH : MTs Nur-Attaqwa
MATA PELAJARAN : Alquran Hadis
KELAS /SEMESTER : IX/II
STANDAR KOMPETENSI : 1. Membaca Alquran surat pendek pilihan
KOMPETENSI DASAR : 1.2 Menerapkan hukum bacaan mad lazim
mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal
harfi dalam Alquran
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 Menit
PERTEMUAN KE- : 3 (Tiga)
Indikator Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan hukum bacaan mad
lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal
harfi dalam Alquran
2. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan mad
Lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal
Harfi dalam Alquran
Karakter Siswa yang Diharapkan : Religius, Jujur, Disiplin, Kerja Keras,
Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu,
Menghargai Prestasi, Bersahabat
(Komunikatif), Gemar Membaca
dan Tanggung Jawab.
Materi Pokok Pembelajaran : Hukum bacaan mad lazim mukhaffaf
harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi
dalam Alquran
89
Uraian Materi Pembelajaran :
1. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan surat-
surat yang tidak bertasydid. Dibaca panjang 2 harakat. Huruf-hurufnya ada lima
yaitu:
ر ط ي ح
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat طهز حي
Contoh:
Tulisan الـر ـ طهdibaca ـ هـا را ـ طـا
Tulisan يـس ـ حـمdibaca يـا ـ حـا
2. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan surat-
surat yang bertasydid. Dibaca panjang 6 harakat. Cara membacanya sesuai dengan
nama asal dari masing-masing huruf tersebut. Sedangkan hurufnya ada 8, yaitu:
م ك ل س ع ص ق ى
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat قص عسلكن
Contoh:
Tulisan الـمdibaca ـ مـيـم الم
Tulisan يـس ـ حـمdibaca سـيـن ـ مـيـم
Tulisan كـهـيـعـصdibaca كا ف ـ عين ـ صـا ف
Tulisan ن ـ عسقdibaca نون ـ عين ـ سـيـن ـ قاف
Model Pembelajaran : Teams Games Tournament
Media Pembelajaran : 9 Set Kotak Kartu Bernomor
Name Tag
Kegiatan Pembelajaran :
No Kegiatan Waktu
1 Tahap Pendahuluan
a. Guru menyapa siswa dengan kalimat ”Assalamualaikum”,
meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya
10 Menit
(1 Menit)
90
membacakan doa belajar bersama dan menanyakan siswa
yang tidak hadir. (Religius dan Disiplin)
b. Guru mengadakan ice breaking yaitu teka-teki satu muatan.
(Kreatif dan Komunikatif/Bersahabat)
c. Guru memberikan penjelasan tentang indikator
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah sesi ini.
(Rasa Ingin Tahu)
d. Apersepsi materi, di mana guru memotivasi siswa dengan
cara memberikan gambaran umum terkait hukum bacaan
mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi
dalam Alquran. (Rasa Ingin Tahu)
e. Sebelum pembelajaran memasuki kegiatan inti, guru
membagikan handout berisi langkah-langkah praktis dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament, materi singkat
tambahan tentang hukum bacaan mad lazim mukhaffaf harfi
dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran yang dibuat
oleh guru dan name tag yang nantinya berfungsi untuk
memudahkan pembentukan kelompok belajar dan
kelompok turnamen. (Disiplin dan Tanggung Jawab)
f. Guru menjelaskan kembali langkah-langkah praktis dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teams games tournament. (Rasa Ingin Tahu)
g. Guru Guru meminta siswa untuk duduk bersama dengan
teman kelompoknya. (Disiplin)
(2 Menit)
(1 Menit)
(1 Menit)
(1 Menit)
(2 Menit)
(2 Menit)
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru mempresentasikan materi pembelajaran dengan
menekankan pada handout yang berisi materi singkat
tambahan yang dibuat oleh guru. (Disiplin dan Rasa Ingin
45 menit
(13 Menit)
91
Tahu)
b. Elaborasi
Siswa mendalami materi bersama kelompoknya.
(Gemar Membaca, Disiplin, Mandiri dan Kerja
Keras).
Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok turnamen,
yang masing-masing kelompok berjumlah 3 orang
siswa. (Disiplin)
Guru membagikan satu set perlengkapan turnamen (satu
lembar soal permainan, satu lembar jawaban, satu kotak
kartu bernomor, dan satu lembar skor permainan) pada
masing-masing kelompok turnamen, kemudian
menjelaskan peraturan dalam turnamen. (Disiplin dan
Tanggung Jawab)
Siswa melaksanakan games tournament terkait hukum
bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim
mutsaqqal harfi dalam Alquran. (Kerja Keras, Jujur,
Disiplin dan Mandiri)
Menentukan Skor Tim. (Menghargai Prestasi)
c. Konfirmasi
Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan. (Rasa Ingin
Tahu dan Komunikatif/Bersahabat)
(10 Menit)
(2 Menit)
(5 Menit)
(10 Menit)
(2 Menit)
(3 Menit)
3 Penutup
e. Guru mengadakan postest (Jujur dan Kerja Keras)
f. Guru mengadakan rekognisi tim yaitu pemberian hadiah
sebagai penghargaan kepada kelompok terbaik
(Menghargai Prestasi)
g. Guru membereskan peralatan untuk siap-siap meninggalkan
25 menit
(20 Menit)
(3 Menit)
(2 Menit)
92
ruang kelas. Kemudian menutup proses pembelajaran
dengan bersama-sama membaca
“Alhamdulillahirabbilalamin” dan menyapa siswa dengan
ucapan “Assalamualaikum wr.wb” (Religius dan Disiplin)
Sumber Belajar : LKS Alquran Hadis kelas IX
Buku paket Alquran Hadis kelas IX
Handout (Materi Tambahan)
Buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid
Mushaf Alquran
Penilaian :
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Isian Singkat
Instrumen :
No Butir Soal Kunci Jawaban Skor Nilai
1 Cara membaca mad lazim
musaqqal harfi ialah …..
Dipanjangkan enam
harakat, kemudian
diberatkan
20
2 Cara membaca mad lazim
mukhaffaf harfi ialah …..
Dipanjangkan satu alif
dan diringankan
20
3 Pada awal surah al-Baqarah,
dimulai dengan lafal الــم. Lafal
tersebut mengandung hukum
bacaan …..
Mad lazim musaqqal
harfi
20
4 Pada lafal كهيعصterdapat huruf
mad lazim mukhaffaf harfi
sebanyak …..
Dua 20
5 Huruf-huruf yang tergolong dalam
mad lazim mukhaffaf harfi ada …..
Lima 20
Mengetahui,
Calon Guru Mata Pelajaran,
Hilyatul Ulya
NIM. 107011000647
93
Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
No Kompetensi Dasar Materi Indikator No.
Butir
Soal
1 Menerapkan hukum
bacaan mad, lam dan
ra' dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
Hukum
Bacaan
Mad
Siswa mampu
menjelaskan
hukum bacaan
mad, lam dan ra'
dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
Siswa mampu
mengidentifikasi
hukum bacaan
mad, lam dan ra'
dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
9, 13,
14, 20,
23, 27,
29
8, 10,
11, 12,
21, 24,
28
2 Menerapkan hukum
bacaan mad laazim
mukhaffaf harfi dan
mutsaqqal harfi dalam
al-Qur'an
Hukum
Bacaan
Mad
Siswa mampu
menjelaskan
hukum bacaan
mad laazim
mukhaffaf harfi
dan mutsaqqal
harfi dalam al-
Qur'an
Siswa mampu
mengidentifikasi
hukum bacaan
mad laazim
mukhaffaf harfi
dan mutsaqqal
harfi dalam al-
Qur'an
1, 4, 5,
7, 15,
17, 19,
25, 26,
30
2, 3, 6,
16, 18,
22
94
Lampiran 5
Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, atau d yang kamu anggap paling
tepat di bawah ini!
1. Panjang bacaan huruf sad pada lafal ialah ….. harakat
a. enam c. tiga
b. empat d. dua
2. Berikut ini surah Alquran yang terdapat bacaan mad lazim mukhaffaf harfi
ialah …..
a. al-Baqarah c. al-A’raf
b. Sad d. Taha
3. Pada lafal mengandung huruf mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak …..
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
4. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi ialah …..
a. dipanjangkan sesuai napas orang yang membaca
b. diberatkan seberat-beratnya
c. sebaiknya dipanjangkan dan diberatkan
d. dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan
5. Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
a. dipanjangkan satu setengah alif
b. dipanjangkan satu alif dan diringankan
c. dipanjangkan empat ketuk dan diringankan
d. dipanjangkan dua alif dan diringankan
6. Pada awal surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal . Lafal tersebut
mengandung hukum bacaan …..
a. mad lazim mukhaffaf harfi
b. mad lazim musaqqal harfi
c. mad lazim musaqqal kilmi
d. mad lazim mukhaffaf kilmi
7. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
a. c.
b.
95
8. Huruf lam pada ayat tersebut yang harus dibaca tafkhim
ialah …..
a. c.
b. d. tidak ada
9. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca tafkhim karena …..
a. lebih utama
b. didahului huruf bersukun
c. mempunyai arti khusus
d. berharakat fathah
10. Pada surah al-Ashr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah …..
a. .
b. d.
11. Pada surah al-Ashr, terdapat bacaan ra tafkhim sebanyak …..
a. tiga c. satu
b. dua d. tidak ada
12. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq
b. tafkhim d. jawazul wajhain
13. Lafal dibaca mad layyin karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat
b. tidak enak didengarkan
c. didahului huruf berharakat fathah
d. mengikuti kebiasaan
14. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq
b. tafkhim d. jawazul wajhain
15. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim musaqqal harfi ada …..
a. lima c. tujuh
b. enam d. delapan
16. Pada lafal terdapat huruf mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak …..
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
96
17. Membaca sepanjang dua ketuk atau satu alif pada lafal , hukumnya
…..
a. wajib c. jaiz
b. bebas d. tidak wajib
18. Lafal berikut yang paling banyak mengandung bacaan mad lazim musaqqal
harfi ialah …..
a. c.
b. d.
19. Berikut ini yang termasuk huruf mad lazim musaqqal harfi ialah …..
a. c.
b.
20. Panjang bacaan huruf ya pada lafal ialah ….. harakat.
a. lima c. tiga
b. empat d. dua
21. Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Wajib Muttasil c. Mad ‘Aridh Lissukun
b. Mad Jaiz Munfasil d. Mad ‘Iwad
22. Pada lafal terdapat huruf mad lazim musaqqal harfi sebanyak …..
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
23. Mad badal pada lafal yang digarisbawahi tersebut dibaca
panjang ….. harakat.
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
24. Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Thabi’I c. Mad ‘Aridh Lissukun
b. Mad Badal d. Mad ‘Iwad
25. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim mukhaffaf harfi ada …..
a. lima c. tujuh
b. enam d. delapan
26. Menurut bahasa, musaqqal berarti …..
a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan
b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
97
27. Lafal dibaca mad thabi’i karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat
b. tidak enak didengarkan
c. ada alif sukun setelah harakat fathah
d. mengikuti kebiasaan
28. Pada surah al-Ashr, terdapat bacaan mad ‘aridh lissukun sebanyak …..
a. tiga c. satu
b. dua d. tidak ada
29. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad thabi’i ialah …..
a. c.
b.
30. Menurut bahasa, mukhaffaf berarti …..
a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan
b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
98
Lampiran 6
Soal Pretest dan Postest
Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, atau d yang kamu anggap paling
tepat di bawah ini!
1. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi ialah …..
a. dipanjangkan sesuai napas orang yang membaca
b. diberatkan seberat-beratnya
c. sebaiknya dipanjangkan dan diberatkan
d. dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan
2. Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
a. dipanjangkan satu setengah alif
b. dipanjangkan satu alif dan diringankan
c. dipanjangkan empat ketuk dan diringankan
d. dipanjangkan dua alif dan diringankan
3. Pada awal surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal . Lafal tersebut
mengandung hukum bacaan …..
a. mad lazim mukhaffaf harfi
b. mad lazim musaqqal harfi
c. mad lazim musaqqal kilmi
d. mad lazim mukhaffaf kilmi
4. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
a. c.
b.
5. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca tafkhim karena …..
a. lebih utama
b. didahului huruf bersukun
c. mempunyai arti khusus
d. berharakat fathah
6. Pada surah al-Ashr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah …..
a. .
b. d.
99
7. Pada surah al-Ashr, terdapat bacaan ra tafkhim sebanyak …..
a. tiga c. satu
b. dua d. tidak ada
8. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq
b. tafkhim d. jawazul wajhain
9. Lafal dibaca mad layyin karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat
b. tidak enak didengarkan
c. didahului huruf berharakat fathah
d. mengikuti kebiasaan
10. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq
b. tafkhim d. jawazul wajhain
11. Pada lafal terdapat huruf mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak …..
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
12. Lafal berikut yang paling banyak mengandung bacaan mad lazim musaqqal
harfi ialah ….
a. c.
b. d.
13. Panjang bacaan huruf ya pada lafal ialah ….. harakat.
a. lima c. tiga
b. empat d. dua
14. Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Wajib Muttasil c. Mad ‘Aridh Lissukun
b. Mad Jaiz Munfasil d. Mad ‘Iwad
15. Mad badal pada lafal yang digarisbawahi tersebut dibaca
panjang ….. harakat.
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
16. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim mukhaffaf harfi ada …..
a. lima c. tujuh
b. enam d. delapan
100
17. Menurut bahasa, musaqqal berarti …..
a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan
b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
18. Lafal dibaca mad thabi’i karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat
b. tidak enak didengarkan
c. ada alif sukun setelah harakat fathah
d. mengikuti kebiasaan
19. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad thabi’i ialah …..
c. c.
d.
20. Menurut bahasa, mukhaffaf berarti …..
a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan
b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
101
Lampiran 7
Kunci Jawaban
Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. A 11. D 21. B
2. D 12. B 22. C
3. B 13. C 23. B
4. D 14. D 24. A
5. B 15. D 25. A
6. B 16. B 26. C
7. A 17. A 27. C
8. C 18. C 28. D
9. D 19. A 29. C
10. C 20. D 30. D
102
Lampiran 8
Kunci Jawaban
Soal Pretest dan Postest
1. D 11. B
2. B 12. C
3. B 13. D
4. A 14. B
5. D 15. B
6. C 16. A
7. D 17. C
8. B 18. C
9. C 19. C
10. D 20. D
103
Lampiran 9
Validitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas item
Test
ee
Skor untuk butir item nomor:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
B 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
C 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
D 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1
E 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
F 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
G 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
H 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
I 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
J 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1
K 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
L 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
M 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
N 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
O 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Q 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
R 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
U 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
V 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
W 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
X 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
Y 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
Z 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
AA 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
BB 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1
CC 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
DD 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
30=
N
23=
N1
15=
N2
11=
N3
21=
N4
17=
N5
19=
N6
15=
N7
27=
N8
23=
N9
19=
N10
16=
N11
25=
N12
P 0.77 0.50 0.37 0.70 0.57 0.63 0.50 0.90 0.77 0.63 0.53 0.83
Q 0.23 0.50 0.67 0.30 0.43 0.37 0.50 0.10 0.23 0.43 0.47 0.17
104
Skor untuk butir item nomor:
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
22=
N13
14=
N14
16=
N15
15=
N16
23=
N17
16=
N18
14=
N19
19=
N20
19=
N21
20=
N22
22=
N23
23=
N24
15=
N25
0.73 0.47 0.53 0.50 0.77 0.53 0.47 0.63 0.63 0.67 0.73 0.77 0.50
0.27 0.53 0.47 0.50 0.23 0.47 0.53 0.37 0.37 0.33 0.27 0.23 0.50
105
Skor untuk butir item nomor: Xt Xt
2
26 27 28 29 30
0 1 1 1 0 22 484
0 1 0 1 1 22 484
1 1 1 0 1 18 324
1 1 1 1 1 23 529
0 1 1 0 1 15 225
0 1 0 1 1 15 225
1 1 1 1 1 19 361
1 1 0 1 0 21 441
0 0 1 1 1 19 361
1 1 1 1 0 17 289
1 0 1 1 1 23 529
1 1 0 1 1 18 324
0 1 1 1 0 15 225
0 1 1 1 0 20 400
1 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 1 26 676
1 0 0 1 1 24 576
1 1 1 1 0 21 441
1 1 1 1 1 27 729
1 1 1 1 1 21 441
1 0 1 0 0 9 81
1 1 1 1 1 25 625
0 1 0 0 0 8 64
1 1 1 1 1 20 400
1 1 1 1 1 21 441
1 1 1 1 1 22 484
1 1 0 1 0 17 289
1 1 0 0 1 14 196
0 1 1 1 1 17 289
0 1 0 1 0 19 361
20=
N26
26=
N27
21=
N28
25=
N29
20=
N30 581
=
11823=
0.67 0.87 0.70 0.83 0.67
0.33 0.13 0.30 0.17 0.33
2. Mencari mean dari skor total, yaitu Mt, dengan menggunakan rumus:
= 19.366 = 19.37
3. Mencari deviasi standar total, yaitu SDt dengan menggunakan rumus:
= = = 4.347 = 4.35
106
4. Mencari (menghitung) Mp untuk butir item nomor 1 - 30.
Nomor
Item Testee yang Jawabannya Betul
Mean (Rata-rata hitung)
dari skor total yang
dijawab dengan betul
(Mp)
1
A-B-C-D-E-G-H-I-L-O-P-Q-R-S-
V-W-X-Y-Z-AA-BB-CC-
DD(N1= 23) = 20.043
2 A-B-D-E-F-G-I-K-M-N-O-P-V-
CC-DD(N2= 15) = 20.200
3 A-G-H-J-K-L-P-Q-Z-AA-
DD(N3= 11) = 20.727
4
A-B-E-H-K-L-M-N-O-P-R-S-T-
U-V-Y-Z-AA-BB-CC-DD(N4=
21) = 19.905
5 B-D-H-I-J-K-O-P-Q-S-T-U-W-
X-Y-Z-BB(N5= 17) = 20.000
6 A-B-G-I-J-L-M-N-O-P-Q-R-S-T-
V-X-Y-CC-DD(N6= 19) = 20.842
7 A-B-C-E-H-O-Q-R-S-T-U-V-X-
Y-AA(N7= 15) = 20.400
8
A-B-C-D-E-G-H-I-J-K-L-M-N-P-
Q-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-BB-
CC-DD(N8= 27) = 19.778
9
A-B-C-D-E-F-G-H-I-K-L-M-N-
O-P-Q-R-S-T-V-Z-AA-DD(N9=
23) = 20.652
10 A-B-D-F-G-H-I-J-K-P-Q-R-S-T-
V-Y-AA-BB-CC(N10= 19) = 20.737
11 A-D-E-F-H-I-K-L-M-O-P-Q-S-T-
V-Z(N11= 16) = 21.187
12
A-B-C-D-E-G-H-J-K-M-N-O-P-
Q-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-BB-
DD(N12= 25) = 19.240
13 A-B-C-D-F-H-I-J-K-L-N-O-P-Q-
S-T-V-X-Y-Z-AA-BB(N13= 22) = 20.818
14 A-D-G-I-J-K-M-N-Q-R-S-T-V-
AA(N14= 14) = 20.928
15 C-E-F-H-L-M-O-P-Q-R-S-U-V-
Z-CC-DD(N15= 16) = 19.687
16 A-B-D-G-H-J-L-M-N-O-R-S-W-
X-DD(N16= 15) = 19.667
17
B-C-F-G-I-J-K-L-N-O-P-Q-R-S-
T-U-V-X-Y-Z-AA-CC-DD(N17=
23) = 20.130
107
18 A-B-C-D-F-J-K-L-N-P-Q-R-V-
Y-Z-DD(N18= 16) = 21.000
19 C-E-G-I-J-N-O-Q-R-S-U-V-CC-
DD(N19= 14) = 19.500
20 A-D-E-F-H-J-K-N-O-P-Q-S-T-V-
X-Y-Z-CC-DD(N20= 19) = 21.105
21 A-B-C-D-F-I-K-P-Q-R-S-T-V-
W-X-Y-Z-AA-BB(N21= 19) = 20.421
22 A-B-D-E-H-K-L-M-P-R-Q-S-T-
V-W-X-Z-AA-CC-DD(N22= 20) = 20.200
23
A-B-D-F-G-H-K-L-M-N-O-P-Q-
R-S-T-V-X-Y-Z-BB-DD(N23=
22) = 20.954
24
B-C-D-G-H-I-K-M-N-O-P-Q-R-
S-U-V-X-Y-Z-AA-BB-CC-
DD(N24= 23) = 20.217
25 A-C-D-F-I-K-N-O-S-T-V-X-Y-
BB-CC(N25= 15) = 20.533
26 C-D-G-H-J-K-L-O-P-Q-R-S-T-
U-V-X-Y-Z-AA-BB(N26= 20) = 20.450
27
A-B-C-D-E-F-G-H-J-L-M-N-O-
P-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-BB-
CC-DD(N27= 26) = 20.192
28 A-C-D-E-G-I-J-K-M-N-O-P-R-S-
T-U-V-X-Y-Z-CC(N28= 21) = 20.143
29
A-B-D-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-P-
Q-R-S-T-V-X-Y-Z-AA-CC-
DD(N29= 25) = 21.240
30 B-C-D-E-F-G-I-K-L-O-P-Q-S-T-
V-X-Y-Z-BB-CC(N30= 20) = 20.600
5. Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbi dari nomor 1 - 30, dengan menggunakan
rumus:
Nomor
Item Mp Mt SDt p q
Interpretasi
1 20.043 19.37 4.35 0.77 0.23 0.283 (rpbi < rt) Invalid
2 20.200 19.37 4.35 0.50 0.50 0.191 (rpbi < rt) Invalid
3 20.727 19.37 4.35 0.37 0.63 0.232 (rpbi < rt) Invalid
4 19.905 19.37 4.35 0.70 0.30 0.188 (rpbi < rt) Invalid
5 20.000 19.37 4.35 0.57 0.43 0.167 (rpbi < rt) Invalid
6 20.842 19.37 4.35 0.63 0.37 0.441 (rpbi > rt) Valid
7 20.400 19.37 4.35 0.50 0.50 0.238 (rpbi < rt) Invalid
8 19.778 19.37 4.35 0.90 0.10 0.282 (rpbi < rt) Invalid
9 20.652 19.37 4.35 0.77 0.23 0.518 ((rpbi > rt) Valid
10 20.737 19.37 4.35 0.63 0.37 0.410 (rpbi > rt) Valid
108
11 21.187 19.37 4.35 0.53 0.47 0.444 (rpbi > rt) Valid
12 19.240 19.37 4.35 0.83 0.17 - 0.064 (rpbi < rt) Invalid
13 20.818 19.37 4.35 0.73 0.27 0.547 (rpbi > rt) Valid
14 20.928 19.37 4.35 0.47 0.53 0.337 (rpbi < rt) Invalid
15 19.687 19.37 4.35 0.53 0.47 0.077 (rpbi < rt) Invalid
16 19.667 19.37 4.35 0.50 0.50 0.068 (rpbi < rt) Invalid
17 20.130 19.37 4.35 0.77 0.23 0.320 (rpbi < rt) Invalid
18 21.000 19.37 4.35 0.53 0.47 0.398 (rpbi > rt) Valid
19 19.500 19.37 4.35 0.47 0.53 0.028 (rpbi < rt) Invalid
20 21.105 19.37 4.35 0.63 0.37 0.520 (rpbi > rt) Valid
21 20.421 19.37 4.35 0.63 0.37 0.315 (rpbi > rt) Invalid
22 20.200 19.37 4.35 0.67 0.33 0.272 (rpbi < rt) Invalid
23 20.954 19.37 4.35 0.73 0.27 0.599 (rpbi > rt) Valid
24 20.217 19.37 4.35 0.77 0.23 0.356 (rpbi > rt) Invalid
25 20.533 19.37 4.35 0.50 0.50 0.267 (rpbi < rt) Invalid
26 20.450 19.37 4.35 0.67 0.33 0.353 (rpbi < rt) Invalid
27 20.192 19.37 4.35 0.87 0.13 0.489 (rpbi < rt) Valid
28 20.143 19.37 4.35 0.70 0.30 0.271 (rpbi < rt) Invalid
29 21.240 19.37 4.35 0.83 0.17 0.949 (rpbi > rt) Valid
30 20.600 19.37 4.35 0.67 0.33 0.403 (rpbi > rt) Valid
Untuk langkah perhitungan disiapkan pada tabel. Dalam pemberian interpretasi
rpbi digunakan db sebesar (N-nr) yaitu (30-2) = 28. Derajat kebebasan tersebut lalu
dikonsultasikan kepada tabel “r” product moment pada taraf signifikan 5%
hasilnya adalah sebagai berikut rtabel atau rt pada taraf signifikan 5% adalah 0,361.
Jika rtabel > dari rpbi maka soal dianggap tidak valid atau sebaliknya jika rtabel < rpbi
maka soal dianggap valid.
Jadi,
11 Soal Valid yaitu nomor 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 23, 27, 29 dan 30.
19 Soal Invalid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 24,
25, 26 dan 28.
109
Lampiran 10
Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Tabel perhitungan dalam rangka analisis reliabilitas
Test
ee
Skor untuk butir item gasal nomor: Jml
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
B 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12
C 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10
D 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10
E 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 9
F 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
G 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 11
H 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11
I 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 10
J 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 7
K 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10
L 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 10
M 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 6
N 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
O 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13
Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12
R 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10
S 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
T 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11
U 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5
V 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
W 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 4
X 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 10
Y 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 10
Z 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12
AA 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 9
BB 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 7
CC 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8
DD 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10
30=
N
298
=
∑X
Test
ee
Skor untuk butir item genap nomor: Jml
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 10
B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 10
C 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 8
110
D 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
E 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 6
F 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 5
G 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8
H 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 10
I 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9
J 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 10
K 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13
L 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 8
M 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 9
N 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 11
O 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10
P 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13
Q 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
R 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11
S 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
T 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 10
U 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
W 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4
X 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10
Y 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 11
Z 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10
AA 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 8
BB 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 7
CC 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9
DD 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 9
30=
N
285
=
∑X
2. Mencari (menghitung) koefisien korelasi setengah tes dengan menggunakan
rumus korelasi Product Moment.
Siswa: Skor Item Bernomor
XY X2 Y
2
Gasal (X) Genap (Y)
A 12 10 120 144 100
B 12 10 120 144 100
C 10 8 80 100 64
D 10 13 130 100 169
E 9 6 54 81 36
F 10 5 50 100 25
G 11 8 88 121 64
H 11 10 110 121 100
I 10 9 90 100 81
J 7 10 70 49 100
K 10 13 130 100 169
L 10 8 80 100 64
M 6 9 54 36 81
N 9 11 99 81 121
111
O 13 10 130 169 100
P 13 13 169 169 169
Q 12 12 144 144 144
R 10 11 110 100 121
S 14 13 182 196 169
T 11 10 110 121 100
U 5 4 20 25 16
V 13 14 182 169 196
W 4 4 16 16 16
X 10 10 100 100 100
Y 10 11 110 100 121
Z 12 10 120 144 100
AA 9 8 72 81 64
BB 7 7 49 49 49
CC 8 9 72 64 81
DD 10 9 90 100 81
30= N 298 = ∑X 285 = ∑Y 2951= ∑XY 3124 = ∑X2 2901 = ∑Y
2
3. Menghitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan rumus Spearman-Brown.
rtt = 0.805 = 0.81
4. Memberikan interpretasi terhadap rtt dengan patokan sebagai berikut: Jika r
tt ≥ 0,70 maka reliabilitas tinggi.
Jika rtt ≤ 0,70 maka reliabilitas belum tinggi.
Jadi = reliabilitas tinggi karena rtt ≥ 0,70
112
Lampiran 11
Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
Nomor
Item: Testee yang Jawabannya Betul:
Angka Indek
Kesukaran Item
(P)
Interpretasi
1
A-B-C-D-E-G-H-I-L-O-P-Q-R-
S-V-W-X-Y-Z-AA-BB-CC-
DD(N1= 23) = 0.77 Terlalu Mudah
2 A-B-D-E-F-G-I-K-M-N-O-P-V-
CC-DD(N2= 15) = 0.50 Cukup (Sedang)
3 A-G-H-J-K-L-P-Q-Z-AA-
DD(N3= 11) = 0.37 Cukup (Sedang)
4
A-B-E-H-K-L-M-N-O-P-R-S-
T-U-V-Y-Z-AA-BB-CC-
DD(N4= 21) = 0.70 Cukup (Sedang)
5 B-D-H-I-J-K-O-P-Q-S-T-U-W-
X-Y-Z-BB(N5= 17) = 0.57 Cukup (Sedang)
6 A-B-G-I-J-L-M-N-O-P-Q-R-S-
T-V-X-Y-CC-DD(N6= 19) = 0.63 Cukup (Sedang)
7 A-B-C-E-H-O-Q-R-S-T-U-V-
X-Y-AA(N7= 15) = 0.50 Cukup (Sedang)
8
A-B-C-D-E-G-H-I-J-K-L-M-N-
P-Q-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-
BB-CC-DD(N8= 27) = 0.90 Terlalu Mudah
9
A-B-C-D-E-F-G-H-I-K-L-M-N-
O-P-Q-R-S-T-V-Z-AA-DD(N9=
23) = 0.77 Terlalu Mudah
10 A-B-D-F-G-H-I-J-K-P-Q-R-S-
T-V-Y-AA-BB-CC(N10= 19) = 0.63 Cukup (Sedang)
11 A-D-E-F-H-I-K-L-M-O-P-Q-S-
T-V-Z(N11= 16) = 0.53 Cukup (Sedang)
12
A-B-C-D-E-G-H-J-K-M-N-O-
P-Q-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-
BB-DD(N12= 25) = 0.83 Terlalu Mudah
13
A-B-C-D-F-H-I-J-K-L-N-O-P-
Q-S-T-V-X-Y-Z-AA-BB(N13=
22) = 0.73 Terlalu Mudah
14 A-D-G-I-J-K-M-N-Q-R-S-T-V-
AA(N14= 14) = 0.47 Cukup (Sedang)
15 C-E-F-H-L-M-O-P-Q-R-S-U-
V-Z-CC-DD(N15= 16) = 0.53 Cukup (Sedang)
16 A-B-D-G-H-J-L-M-N-O-R-S-
W-X-DD(N16= 15) = 0.50 Cukup (Sedang)
17 B-C-F-G-I-J-K-L-N-O-P-Q-R-
S-T-U-V-X-Y-Z-AA-CC- = 0.77 Terlalu Mudah
113
DD(N17= 23
18 A-B-C-D-F-J-K-L-N-P-Q-R-V-
Y-Z-DD(N18= 16) = 0.53 Cukup (Sedang)
19 C-E-G-I-J-N-O-Q-R-S-U-V-
CC-DD(N19= 14) = 0.47 Cukup (Sedang)
20 A-D-E-F-H-J-K-N-O-P-Q-S-T-
V-X-Y-Z-CC-DD(N20= 19) = 0.63 Cukup (Sedang)
21 A-B-C-D-F-I-K-P-Q-R-S-T-V-
W-X-Y-Z-AA-BB(N21= 19) = 0.63 Cukup (Sedang)
22
A-B-D-E-H-K-L-M-P-R-Q-S-
T-V-W-X-Z-AA-CC-DD(N22=
20) = 0.67 Cukup (Sedang)
23
A-B-D-F-G-H-K-L-M-N-O-P-
Q-R-S-T-V-X-Y-Z-BB-
DD(N23= 22) = 0.73 Terlalu Mudah
24
B-C-D-G-H-I-K-M-N-O-P-Q-
R-S-U-V-X-Y-Z-AA-BB-CC-
DD(N24= 23) = 0.77 Terlalu Mudah
25 A-C-D-F-I-K-N-O-S-T-V-X-Y-
BB-CC(N25= 15) = 0.50 Cukup (Sedang)
26 C-D-G-H-J-K-L-O-P-Q-R-S-T-
U-V-X-Y-Z-AA-BB(N26= 20) = 0.67 Cukup (Sedang)
27
A-B-C-D-E-F-G-H-J-L-M-N-
O-P-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-
BB-CC-DD(N27= 26) = 0.87 Terlalu Mudah
28 A-C-D-E-G-I-J-K-M-N-O-P-R-
S-T-U-V-X-Y-Z-CC(N28= 21) = 0.70 Cukup (Sedang)
29
A-B-D-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-
P-Q-R-S-T-V-X-Y-Z-AA-CC-
DD(N29= 25) = 0.83 Terlalu Mudah
30 B-C-D-E-F-G-I-K-L-O-P-Q-S-
T-V-X-Y-Z-BB-CC(N30= 20) = 0.67 Cukup (Sedang)
Jadi,
10 Soal Terlalu Mudah yaitu nomor 1, 8, 9, 12, 13, 17, 23, 24, 27, dan 29.
20 Soal Cukup (Sedang) yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19,
20, 21, 22, 25, 26, 28 dan 20.
114
Lampiran 12
Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Tabel perhitungan dalam rangka analisis daya pembeda item
Test
ee
Skor untuk butir item nomor:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1)
B (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1)
C 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
D (1) (1) 0 0 (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) (1)
E 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
F 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
G 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
H (1) 0 (1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1)
I 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
J 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1
K 0 (1) (1) (1) (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) (1)
L 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
M 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
N 0 (1) 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) 0 0 (1)
O (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 (1) (1)
P (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1)
Q (1) 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
R (1) 0 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1)
S (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
T 0 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
U 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
V (1) (1) 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
W 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
X 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
Y (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 (1)
Z (1) 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) (1)
AA 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
BB 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1
CC 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
DD 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
30=
N
23=
N1
15=
N2
11=
N3
21=
N4
17=
N5
19=
N6
15=
N7
27=
N8
23=
N9
19=
N10
16=
N11
25=
N12
Skor untuk butir item nomor:
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(1) (1) 0 (1) 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1)
115
(1) 0 0 (1) (1) (1) 0 0 (1) 0 (1) (1) 0
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
(1) (1) 0 (1) 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1)
0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
(1) (1) (1) (1) 0 0 0 (1) 0 (1) (1) (1) 0
1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
(1) (1) 0 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1)
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
(1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 0 (1) (1) (1)
(1) 0 (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 0 (1) (1) (1)
(1) 0 (1) 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0
(1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0
0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) 0
(1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
(1) (1) 0 0 (1) 0 0 (1) (1) 0 (1) 0 (1)
0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
(1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1)
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
(1) 0 0 0 (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1)
(1) 0 (1) 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
22=
N13
14=
N14
16=
N15
15=
N16
23=
N17
16=
N18
14=
N19
19=
N20
19=
N21
20=
N22
22=
N23
23=
N24
15
=
N25
Skor untuk butir item nomor: Xt Kelompok
26 27 28 29 30
0 (1) (1) (1) 0 22 Atas
0 (1) 0 (1) (1) 22 Atas
1 1 1 0 1 18 Bawah
(1) (1) (1) (1) (1) 23 Atas
0 1 1 0 1 15 Bawah
0 1 0 1 1 15 Bawah
1 1 1 1 1 19 Bawah
(1) (1) 0 (1) 0 21 Atas
0 0 1 1 1 19 Bawah
1 1 1 1 0 17 Bawah
116
(1) 0 (1) (1) (1) 23 Atas
1 1 0 1 1 18 Bawah
0 1 1 1 0 15 Bawah
0 1 1 1 0 20 Atas
(1) (1) (1) (1) (1) 23 Atas
(1) (1) (1) (1) (1) 26 Atas
(1) 0 0 (1) (1) 24 Atas
(1) (1) (1) (1) 0 21 Atas
(1) (1) (1) (1) (1) 27 Atas
(1) (1) (1) (1) (1) 21 Atas
1 0 1 0 0 9 Bawah
(1) (1) (1) (1) (1) 25 Atas
0 1 0 0 0 8 Bawah
1 1 1 1 1 20 Bawah
(1) (1) (1) (1) (1) 21 Atas
(1) (1) (1) (1) (1) 22 Atas
1 1 0 1 0 17 Bawah
1 1 0 0 1 14 Bawah
0 1 1 1 1 17 Bawah
0 1 0 1 0 19 Bawah
20=
N26
26=
N27
21=
N28
25=
N29
20=
N30
581=
2. Tabel hasil perhitungan BA, BB, PA, PB, dan D
Nomor
Butir
Item:
BA BB JA JB
Interpretasi
1 12 11 15 15 0.80 0.73 0.07 Poor
2 8 7 15 15 0.53 0.47 0.06 Poor
3 6 5 15 15 0.40 0.33 0.07 Poor
4 13 8 15 15 0.87 0.53 0.34 Satisfactory
5 11 6 15 15 0.73 0.40 0.33 Satisfactory
6 12 7 15 15 0.80 0.47 0.33 Satisfactory
7 10 5 15 15 0.67 0.33 0.34 Satisfactory
8 14 13 15 15 0.93 0.87 0.06 Poor
9 14 9 15 15 0.93 0.60 0.33 Satisfactory
10 12 7 15 15 0.80 0.47 0.33 Satisfactory
11 11 5 15 15 0.73 0.33 0.40 Good
12 15 10 15 15 1.00 0.67 0.33 Satisfactory
13 14 8 15 15 0.93 0.53 0.40 Good
14 10 4 15 15 0.67 0.27 0.40 Good
15 8 8 15 15 0.53 0.53 0.00 Poor
16 9 6 15 15 0.60 0.40 0.20 Satisfactory
17 12 11 15 15 0.80 0.73 0.07 Poor
18 11 5 15 15 0.73 0.33 0.40 Good
117
19 6 8 15 15 0.40 0.53 -0.13 Poor
20 13 6 15 15 0.87 0.40 0.47 Good
21 12 7 15 15 0.80 0.47 0.33 Satisfactory
22 10 10 15 15 0.67 0.67 0.00 Poor
23 15 7 15 15 1.00 0.47 0.53 Good
24 13 10 15 15 0.87 0.67 0.20 Satisfactory
25 9 6 15 15 0.60 0.40 0.20 Satisfactory
26 12 8 15 15 0.80 0.53 0.33 Satisfactory
27 12 14 15 15 0.80 0.93 -0.13 Poor
28 11 10 15 15 0.73 0.67 0.06 Poor
29 14 11 15 15 0.93 0.73 0.20 Satisfactory
30 11 9 15 15 0.73 0.60 0.13 Poor
Jadi,
11 Soal Poor yaitu nomor 1, 2, 3, 8, 15, 17, 19, 22, 27, 28, dan 30.
13 Soal Satisfactory yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 16, 21, 24, 25, 26 dan 29.
6 Soal Good yaitu nomor 11, 13, 14, 18, 20 dan 23.
118
Lampiran 13
Kesimpulan Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
Standar Kompetensi:
1. Menerapkan hukum bacaan mad, lam dan ra' dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq
a. Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan mad, lam dan ra' dalam QS al-
Ashr dan al-‘Alaq (7 nomor terpilih: 9, 13, 14, 20, 23, 27 dan 29)
b. Siswa mampu mengidentifikasi hukum bacaan mad, lam dan ra' dalam QS
al-Ashr dan al-‘Alaq (4 nomor terpilih: 10, 11, 21 dan 12/24)
2. Menerapkan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi
dalam al-Qur'an a. Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan
mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an (6 nomor terpilih: 4, 5, 7, 25, 26 dan 30)
b. Siswa mampu mengidentifikasi hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi
dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an (3 nomor terpilih: 6, 18 dan 16)
Nomor
Butir
Item:
Materi Validitas Reliabilitas
Taraf
Kesukara
n
Daya
Pembeda Kesimpulan
1 2a Invalid Reliabel Terlalu
Mudah Poor Tidak Ideal
2 2b Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor
Cukup
Ideal
3 2b Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor
Cukup
Ideal
4 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
5 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
6 2b Valid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory
Sangat
Ideal
7 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
8 1b Invalid Reliabel Terlalu
Mudah Poor Tidak Ideal
9 1a Valid Reliabel Terlalu
Mudah Satisfactory Ideal
10 1b Valid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory
Sangat
Ideal
11 1b Valid Reliabel Cukup
(Sedang) Good
Sangat
Ideal
12 1b Invalid Reliabel Terlalu
Mudah Satisfactory
Cukup
Ideal
13 1a Valid Reliabel Terlalu Good Ideal
119
Mudah
14 1a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Good Ideal
15 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor
Cukup
Ideal
16 2b Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
17 2a Invalid Reliabel Terlalu
Mudah Poor Tidak Ideal
18 2b Valid Reliabel Cukup
(Sedang) Good
Sangat
Ideal
19 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor
Cukup
Ideal
20 1a Valid Reliabel Cukup
(Sedang) Good
Sangat
Ideal
21 1b Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
22 2b Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor
Cukup
Ideal
23 1a Valid Reliabel Terlalu
Mudah Good Ideal
24 1b Invalid Reliabel Terlalu
Mudah Satisfactory
Cukup
Ideal
25 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
26 2a Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Satisfactory Ideal
27 1a Valid Reliabel Terlalu
Mudah Poor
Cukup
Ideal
28 1b Invalid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor
Cukup
Ideal
29 1a Valid Reliabel Terlalu
Mudah Satisfactory Ideal
30 2a Valid Reliabel Cukup
(Sedang) Poor Ideal
Menurut hemat saya, berdasarkan hasil uji instrument di atas:
Saya memakai istilah Soal Sangat Ideal, yang terpenuhi 4 kriteria:
1. Valid
2. Reliabel
3. Taraf Kesukaran Cukup (Sedang)
4. Daya Pembeda Item Baik/Cukup
Soal Ideal, jika salah satu kriteria tidak terpenuhi.
Soal Cukup Ideal, jika terdapat dua kriteria yang tidak terpenuhi.
Soal Tidak Ideal, jika terdapat tiga kriteria yang tidak terpenuhi.
120
Jadi,
5 Soal Sangat Ideal yaitu nomor 6, 10, 11, 18 dan 20.
13 Soal Ideal yaitu nomor 4, 5, 7, 9, 13, 14, 16, 21, 23, 25, 26, 29 dan 30.
9 Soal Cukup Ideal yaitu nomor 2, 3, 12, 15, 19, 22, 24, 27 dan 28.
3 Soal Tidak Ideal yaitu nomor 1, 8 dan 17.
Dengan demikian, 20 soal pretest dan postest terpilih yaitu:
Semua soal sangat ideal yang berjumlah = 5
Semua soal ideal yang berjumlah = 13
Dan sisa dari soal cukup ideal = 2
(nomor 27 karena valid dan nomor
12 karena satisfactory)
121
Lampiran 14
Nilai Pretest Kelas Eksperimen
No Nama Nilai
1 Agus Dwi Ariyanto 65
2 Ahmad Fauzan 45
3 Aeni Ariyanti 60
4 Aulia Fitri Dinillah 40
5 Dede Rifani 75
6 Firdiansyah Putra 45
7 Ikbal Fikriansyah 65
8 Indra Lesmana 45
9 Ishma Nurul Ilahiyah 65
10 Junita Ababil 65
11 Kanti Fitriani 50
12 Kholimatun Hasanah 45
13 Kiki Hariyanto 65
14 Lalu Ilyas 55
15 Muhammad Irfan Affandi 55
16 Muhammad Irfani 45
17 Muhammad Roma 35
18 Neneng Pratiwi 65
19 Radiyanto 65
20 Reza Saputra 65
21 Riyan Bagus Adi S 60
22 Siti Aisyah 70
23 Sulistiati Nurfadilah 40
24 Supriyanti 65
25 Sutantri 60
26 Syauqi Abdul Faqih 55
27 Yulia Kristina M 55
122
Lampiran 15
Nilai Pretest Kelas Kontrol
No Nama Nilai
1 Ajeng Nurul 55
2 Anang Wibisono 40
3 Andika Supriyatna 40
4 Ayuk Riskiana 65
5 Budi Santoso 55
6 Candra Purnomo 45
7 Dedy Maulana 35
8 Giri Lesmana 50
9 Imam Abdurrahman 40
10 Khoyrunnisa 65
11 Kurniawan 35
12 Lukmanul Hakim 45
13 Muhammad Abdurrohim 40
14 Muhammad Fauzi 45
15 Muhammad Furqon 50
16 Muhammad Riski Maulana 35
17 Muhammad Teguh A 25
18 Mega Rahayu 65
19 Nadiyah Mawaddah 45
20 Nurdiana 45
21 Rohandi Putra 40
22 Rohman 45
23 Sofyan Sitompul 15
24 Su‟ud Ibrahim S 25
25 Zhoidur Rosyid 45
26 Ainayyah 20
27 Tasyah 35
123
Lampiran 16
Nilai Postest Kelas Eksperimen
No Nama Nilai
1 Agus Dwi Ariyanto 80
2 Ahmad Fauzan 80
3 Aeni Ariyanti 85
4 Aulia Fitri Dinillah 85
5 Dede Rifani 85
6 Firdiansyah Putra 70
7 Ikbal Fikriansyah 80
8 Indra Lesmana 70
9 Ishma Nurul Ilahiyah 85
10 Junita Ababil 65
11 Kanti Fitriani 85
12 Kholimatun Hasanah 75
13 Kiki Hariyanto 80
14 Lalu Ilyas 85
15 Muhammad Irfan Affandi 80
16 Muhammad Irfani 70
17 Muhammad Roma 70
18 Neneng Pratiwi 85
19 Radiyanto 85
20 Reza Saputra 60
21 Riyan Bagus Adi S 85
22 Siti Aisyah 70
23 Sulistiati Nurfadilah 80
24 Supriyanti 85
25 Sutantri 75
26 Syauqi Abdul Faqih 65
27 Yulia Kristina M 80
124
Lampiran 17
Nilai Postest Kelas Kontrol
No Nama Nilai
1 Ajeng Nurul 75
2 Anang Wibisono 40
3 Andika Supriyatna 60
4 Ayuk Riskiana 75
5 Budi Santoso 80
6 Candra Purnomo 60
7 Dedy Maulana 35
8 Giri Lesmana 65
9 Imam Abdurrahman 65
10 Khoyrunnisa 75
11 Kurniawan 65
12 Lukmanul Hakim 70
13 Muhammad Abdurrohim 60
14 Muhammad Fauzi 55
15 Muhammad Furqon 60
16 Muhammad Riski Maulana 45
17 Muhammad Teguh A 45
18 Mega Rahayu 75
19 Nadiyah Mawaddah 55
20 Nurdiana 70
21 Rohandi Putra 65
22 Rohman 45
23 Sofyan Sitompul 45
24 Su‟ud Ibrahim S 40
25 Zhoidur Rosyid 70
26 Ainayyah 55
27 Tasyah 35
125
Lampiran 18
Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil
nilai paling besar = 75
nilai paling kecil = 35
2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:
R = nilai paling besar – nilai paling kecil
= 75 – 35 = 40
3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara:
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6
4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara:
5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Interval
Titik
Tengah
(Xi)
fi Xi2 fi Xi fi Xi
2
35 - 41 38 3 1444 114 4332
42 – 48 45 5 2025 225 10125
49 – 55 52 5 2704 260 13520
56 – 62 59 3 3481 177 10443
63 – 69 66 9 4356 594 39204
70 – 76 73 2 5329 146 10658
6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
= = 56.148 = 56.15
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara:
= = 11.027 = 11.03
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara:
a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval.
b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0.5
+ ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0.5 + ztabel)
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus:
LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus:
Fe = LTKI x N
126
Interval
Batas
Kelas
(X)
Z F(z)
Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
35 – 41 34.5 -1.96 0.0250 0.0684 1.85 3
42 – 48 41.5 -1.32 0.0934 0.1517 4.09 5
49 – 55 48.5 -0.69 0.2451 0.2350 6.35 5
56 – 62 55.5 -0.05 0.4801 0.2389 6.45 3
63 – 69 62.5 0.58 0.7190 0.1679 4.53 9
70 – 76 69.5 1.21 0.8869 0.0809 2.18 2
76.5 1.85 0.9678
9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus:
= 0.715 + 0.202 + 0.287 + 1.845 + 4.411 + 0.005 = 7.465 = 7.47
10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan
(db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07
11) Menentukan kriteria pengujian:
X2
hitung (7.47) < Xtabel (11.07)
maka Ho diterima = berdistribusi normal
127
Lampiran 19
Normalitas Pretest Kelas Kontrol
1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil
nilai paling besar = 65
nilai paling kecil = 15
2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:
R = nilai paling besar – nilai paling kecil
= 65 – 15 = 50
3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara:
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6
4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara:
5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Interval
Titik
Tengah
(Xi)
fi Xi2 fi Xi fi Xi
2
15 – 23 19 2 361 38 722
24 – 32 28 2 784 56 1568
33 – 41 37 9 1369 333 12321
42 – 50 46 9 2116 414 19044
51 – 59 55 2 3025 110 6050
60 – 68 64 3 4096 192 12288
6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara:
= = 60.049 = 60.05
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara:
a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval.
b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0.5
+ ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0.5 + ztabel)
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus:
LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus:
Fe = LTKI x N
128
Interval
Batas
Kelas
(X)
Z F(z)
Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
15 – 23 14.5 -0.46 0.3228 0.0555 1.49 2
24 – 32 23.5 -0.31 0.3783 0.0581 1.57 2
33 – 41 32.5 -0.16 0.4354 0.0596 1.61 9
42 – 50 41.5 -0.01 0.4960 0.0597 1.61 9
51 – 59 50.5 0.14 0.5557 0.0584 1.58 2
60 – 68 59.5 0.29 0.6141 0.0559 1.58 3
68.5 0.44 0.6700
9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus:
= 0.175 + 0.118 + 33.920 + 33.920 + 0.112 + 1.470 = 69.715 = 69.72
10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan
(db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07
11) Menentukan kriteria pengujian:
X2
hitung (69.72) > Xtabel (11.07)
maka Ho ditolak = tidak berdistribusi normal
129
Lampiran 20
Normalitas Postest Kelas Eksperimen
1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil
nilai paling besar = 85
nilai paling kecil = 60
2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:
R = nilai paling besar – nilai paling kecil
= 85 – 60 = 25
3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara:
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6
4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara:
5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Interval
Titik
Tengah
(Xi)
fi Xi2 fi Xi fi Xi
2
60 – 64 62 1 3844 62 3844
65 – 69 67 2 4489 134 8978
70 – 74 72 5 5184 360 25920
75 – 79 77 2 5929 154 11858
80 – 84 82 7 6724 574 47068
85 – 89 87 10 7569 870 75690
6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
= = 79.777 = 79.78
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara:
= = 7.637 = 7.64
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara:
a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval.
b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0.5
+ ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0.5 + ztabel)
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus:
LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus:
Fe = LTKI x N
130
Interval
Batas
Kelas
(X)
Z F(z)
Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
60 – 64 59.5 -2.65 0.0040 0.0188 0.51 1
65 – 69 64.5 -2.00 0.0228 0.0657 1.77 2
70 – 74 69.5 -1.35 0.0885 0.1566 4.23 5
75 – 79 74.5 -0.69 0.2451 0.2389 6.45 2
80 – 84 79.5 -0.04 0.4840 0.2484 6.71 7
85 – 89 84.5 0.62 0.7324 0.1656 4.47 10
89.5 1.27 0.8980
9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus:
= 0,471 + 0,029 + 0,141 + 3,071 + 0,013 + 6,841 = 10,566 = 10.57
10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan
(db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07
11) Menentukan kriteria pengujian:
X2
hitung (10.57) < Xtabel (11.07)
maka Ho diterima = berdistribusi normal
131
Lampiran 21
Normalitas Postest Kelas Kontrol
1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil
nilai paling besar = 80
nilai paling kecil = 35
2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:
R = nilai paling besar – nilai paling kecil
= 80 – 35 = 45
3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara:
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6
4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara:
5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Interval
Titik
Tengah
(Xi)
fi Xi2 fi Xi fi Xi
2
35 – 42 38.5 4 1482.25 154 5929
43 – 50 46.5 4 2162.25 186 8649
51 – 58 54.5 3 2970.25 163.5 8910.75
59 – 66 62.5 8 3906.25 500 31250
67 – 74 70.5 3 4970.25 211.5 14910.75
75 – 82 78.5 5 6162.25 392.5 30811.25
6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
= = 59.537 = 59.54
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara:
=
= 13.523 = 13.52
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara:
a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval.
b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0,5
+ ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0,5 + ztabel)
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus:
LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus:
Fe = LTKI x N
132
Interval
Batas
Kelas
(X)
Z F(z)
Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
35 – 42 34.5 -1.85 0.0322 0.0716 1.93 4
43 – 50 42.5 -1.26 0.1038 0.1476 3.99 4
51 – 58 50.5 -0.67 0.2514 0.2207 5.96 3
59 – 66 58.5 -0.07 0.4721 0.2264 6.11 8
67 – 74 66.5 0.52 0.6985 0.1680 4.54 3
75 – 82 74.5 1.11 0.8665 0.0889 2.40 5
82.5 1.70 0.9554
9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus:
= 2.220 + 0.000025 + 1.470 + 0.585 + 0.522 + 2.817 = 7.614 = 7.61
10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan
(db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07
11) Menentukan kriteria pengujian:
X2
hitung (7.61) < Xtabel (11.07)
maka Ho diterima = berdistribusi normal
133
Lampiran 22
Homogenitas Pretest
1) Membagi data menjadi dua kelompok
No Kelas
Eksperimen X
2 No
Kelas
Kontrol X
2
1 75 5625 1 65 4225
2 70 4900 2 65 4225
3 65 4225 3 65 4225
4 65 4225 4 55 3025
5 65 4225 5 55 3025
6 65 4225 6 50 2500
7 65 4225 7 50 2500
8 65 4225 8 45 2025
9 65 4225 9 45 2025
10 65 4225 10 45 2025
11 65 4225 11 45 2025
12 60 3600 12 45 2025
13 60 3600 13 45 2025
14 60 3600 14 45 2025
15 55 3025 15 40 1600
16 55 3025 16 40 1600
17 55 3025 17 40 1600
18 55 3025 18 40 1600
19 50 2500 19 40 1600
20 45 2025 20 35 1225
21 45 2025 21 35 1225
22 45 2025 22 35 1225
23 45 2025 23 35 1225
24 45 2025 24 25 625
25 40 1600 25 25 625
26 40 1600 26 20 400
27 35 1225 27 15 225
2) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus:
=
=
3) Menentukan Fhitung
dengan rumus:
=
134
4) Mencari db1 pembilang (varians terbesar) dan db2 penyebut (varians terkecil),
dengan rumus:
Db1
= n1
– 1 = 27 – 1 = 26
Db2
= n2
- 1 = 27 – 1 = 26
5) Mencari Ftabel
21 26 27
5 1
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F (0.05, db = 26, 21) adalah 2.05 dan F
(0,05, db = 27, 26) adalah 1.95 maka:
Ftabel = = 2.033 = 2.03
6) Menentukan kriteria pengujian:
Fhitung (1.41) < F
tabel (2.03)
maka Ho diterima = populasi homogen
135
Lampiran 23
Homogenitas Postest
1) Membagi data menjadi dua kelompok
No Kelas
Eksperimen X
2 No
Kelas
Kontrol X
2
1 85 7225 1 80 6400
2 85 7225 2 75 5625
3 85 7225 3 75 5625
4 85 7225 4 75 5625
5 85 7225 5 75 5625
6 85 7225 6 70 4900
7 85 7225 7 70 4900
8 85 7225 8 70 4900
9 85 7225 9 65 4225
10 85 7225 10 65 4225
11 80 6400 11 65 4225
12 80 6400 12 65 4225
13 80 6400 13 60 3600
14 80 6400 14 60 3600
15 80 6400 15 60 3600
16 80 6400 16 60 3600
17 80 6400 17 55 3025
18 80 6400 18 55 3025
19 80 6400 19 55 3025
20 70 4900 20 45 2025
21 70 4900 21 45 2025
22 70 4900 22 45 2025
23 70 4900 23 45 2025
24 70 4900 24 40 1600
25 65 4225 25 40 1600
26 65 4225 26 35 1225
27 60 3600 27 35 1225
2) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus:
=
=
3) Menentukan Fhitung
dengan rumus:
=
136
4) Mencari db1 pembilang (varians terbesar) dan db2 penyebut (varians terkecil),
dengan rumus:
Db1
= n1
– 1 = 27 – 1 = 26
Db2
= n2
- 1 = 27 – 1 = 26
5) Mencari Ftabel
21 26 27
5 1
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F (0.05, db = 26, 21) adalah 2.05 dan F
(0.05, db = 27, 26) adalah 1.95 maka:
Ftabel = = 2.033 = 2.03
6) Menentukan kriteria pengujian:
Fhitung (3.08) > F
tabel (2.03)
maka Ho ditolak = populasi tidak homogen
137
Lampiran 24
Test “t” Sampel Kecil
Yang Satu Sama Lain Tidak Ada Hubungannya
1) Menyiapkan Tabel Perhitungan
Sektor X1 X2 X1
2 X2
2
Var. X1 Var. X2
15 20 -6.3 3.7 39.69 13.69
35 0 13.7 -16.3 187.69 265.69
25 20 3.7 3.7 13.69 13.69
40 10 18.7 -6.3 349.69 39.69
10 25 -11.3 8.7 127.69 75.69
25 15 3.7 -1.3 13.69 1.69
15 0 -6.3 -16.3 39.69 265.69
25 15 3.7 -1.3 13.69 1.69
20 25 -1.3 8.7 1.69 75.69
0 10 -21.3 -6.3 453.69 39.69
35 30 13.7 13.7 187.69 187.69
30 25 8.7 8.7 75.69 75.69
15 20 -6.3 3.7 39.69 13.69
30 10 8.7 -6.3 75.69 39.69
25 10 3.7 -6.3 13.69 39.69
25 10 3.7 -6.3 13.69 39.69
35 20 13.7 3.7 187.69 13.69
20 10 -1.3 -6.3 1.69 39.69
20 10 -1.3 -6.3 1.69 39.69
-5 25 -26.3 8.7 691.69 75.69
25 25 3.7 8.7 13.69 75.69
0 0 -21.3 -16.3 453.69 265.69
40 30 18.7 13.7 349.69 187.69
20 15 -1.3 -1.3 1.69 1.69
15 25 -6.3 8.7 39.69 75.69
10 35 -11.3 18.7 127.69 349.69
25 0 3.7 -16.3 13.69 265.69
575 = ∑
X1
440 = ∑
X2
0 = ∑
X1
0 = ∑
X2
3529.63
= X12
2579.63
= X22
2) Mencari Mean Variabel Pertama (X1) dengan rumus:
= 21.296 = 21.3
3) Mencari Mean Variabel Kedua (X2) dengan rumus:
= 16.296 = 16.3
138
4) Mencari deviasi skor Variabel Pertama (X1) dengan rumus:
X1 = X1 – M1
5) Mencari deviasi skor Variabel Kedua (X2) dengan rumus:
X2 = X2 – M2
6) Mengkuadratkan X1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X12
7) Mengkuadratkan X2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X22
8) Mencari to dengan rumus:
= 1.697
9) Memberikan Interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya (Ha) dan Hipotesis nihilnya (Ho)
Ha : “Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran
kooperatif teams games tournaments terhadap prestasi belajar
Alquran Hadis siswa”
Ho : “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran
kooperatif teams games tournaments terhadap prestasi belajar
Alquran Hadis siswa”
b. Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to (“t” hasil
observasi atau “t” hasil perhitungan) dengan tt (harga kritik “t” yang
tercantum dalam Tabel Nilai “t”), dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedom-nya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat
diperoleh dengan rumus:
df atau db = N – 1 = 27 – 1 = 26
c. Mencari harga kritik “t”” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan
berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf
signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%
ttabel signifikansi 5% = 2.06 dan ttabel signifikansi 1% = 2.78
9) Melakukan perbandingan antara to dengan tt
Karena to lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis Nihil yang diajukan di muka
diterima; ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran kooperatif teams games tournaments terhadap prestasi belajar
Alquran Hadis siswa.
10) Menarik kesimpulan hasil penelitian
Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif teams games tournament belum memberikan
pengaruh yang signifikan terhadapa prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
139
Lampiran 25
Langkah-Langkah Praktis Model Teams Games Tournament
1. Siswa duduk dalam kelompok belajar yang telah ditentukan oleh guru. Ada
kelompok 1 (Hijau Muda), 2 (Hijau Tua), 3 (Biru), 4 (Putih), 5 (Ungu), 6
(Kuning). 2. Penyajian/Presentasi Kelas
a. Siswa menerima handout berisi materi singkat tambahan
b. Siswa mendengarkan penyajian kelas oleh guru
3. Belajar kelompok selama waktu yang telah ditentukan oleh guru,
PERHATIKAN RAMBU-RAMBU BERIKUT:
a. Pastikan teman satu tim anda telah mempelajari materinya.
b. Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim
menguasai materinya.
c. Mintalah bantuan dari semua teman satu tim jika ada yang tidak dipahami
sebelum bertanya kepada guru.
d. Sesama teman satu tim boleh berbicara satu sama lain dengan suara
PELAN.
4. Games Tournament, PERHATIKAN CARANYA:
Langkah 1:
Temui lawan main anda yang telah ditentukan sesuai nomor tim. Ada
kelompok turnamen MERAH – PUTIH – KUNING – OREN – UNGU –
HIJAU MUDA – HIJAU TUA – BURU MUDA – BIRU TUA
Langkah 2:
Tentukan pembaca, penantang 1, penantang 2.
Langkah 3:
Pembaca
a. Ambil kartu bernomor, cari soal sesuai nomor.
b. Baca pertanyaan dengan keras
c. Coba jawab
Penantang 1:
Jika merasa jawaban pembaca salah, boleh menantang dengan memberi
jawaban berbeda atau boleh melewatinya
Penantang 2:
Jika penantang 1 melewati, ia boleh menantang atau melewati juga.
Kemudian periksa lembar jawaban.
Langkah 4:
Jika ada yang menjawab benar, dia berhak menyimpan kartu bernomornya.
Jika penantang salah, harus mengembalikan kartu yang dimiliki ke dalam
kotak (jika ada).
Langkah 5:
Bergantian tugas dengan memutar. Penantang 1 menjadi pembaca dst.
5. Rekognisi tim
Menentukan skor tim bersama dan pemberian hadiah.
140
Lampiran 26
Lembar Skor Model Teams Games Tournament
Nama Kelompok Turnamen: …………………..
Nama Pemain
Nama
Kelompok
Belajar
Game
1
Game
2
Game
3
Total
Kartu
Poin
Turnamen
Cara menghitung untuk poin turnamen
Pemain
Tidak ada
seri
seri
tertinggi
seri
terendah
seri 3-
macam
Peraih skor tertinggi 60 poin 50 poin 60 poin 40 poin
Peraih skor tengah 40 poin 50 poin 30 poin 40 poin
Peraih skor terendah 20 poin 20 poin 30 poin 40 poin
141
Lampiran 27
Soal Turnamen Pertemuan Ke-1
1. Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Thabi’I c. Mad ‘Aridh Lissukun
b. Mad Badal d. Mad ‘Iwad
2. Lafal dibaca mad thabi’i karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat
b. tidak enak didengarkan
c. ada alif sukun setelah harakat fathah
d. mengikuti kebiasaan
3. Pada Surah al-„Asr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah …..
a. c.
b. d.
4. Panjang bacaan Mad badal ialah ….. harakat.
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
5. 4 harakat sama dengan ….. alif
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
6. Lafal dibaca mad layyin karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat
b. tidak enak didengarkan
c. didahului huruf berharakat fathah
d. mengikuti kebiasaan
7. Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Wajib Muttasil c. Mad ‘Aridh Lissukun
b. Mad Jaiz Munfasil d. Mad ‘Iwad
8. Mad jaiz munfasil ialah apabila ada huruf mad bertemu dengan hamzah di …..
a. Satu kalimat c. tiga kalimat
b. Lain kalimat d. enam kalimat
142
Lampiran 28
Soal Turnamen Pertemuan Ke-2
1. Huruf lam pada ayat tersebut yang harus dibaca tafkhim ialah …..
a. c.
b. d. tidak ada
2. Hukum bacaan lam ada dua, yaitu lam tafkhim dan lam ……
a. gunnah c. tarqiq
b. bi gunnah d. jawazul wajhain
3. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca tafkhim karena …..
a. lebih utama
b. didahului huruf bersukun
c. mempunyai arti khusus
d. berharakat fathah
4. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq
b. tafkhim d. jawazul wajhain
5. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq
b. tafkhim d. jawazul wajhain
6. Pada Surah al-„Asr, terdapat bacaan ra’ jawazul wajhain sebanyak …..
a. tiga c. satu
b. dua d. tidak ada
7. Hukum bacaan ra’ terbagi menjadi …..
a. tiga c. satu
b. dua d. tidak ada
8. Jawazul wajhain bermakna …..
a. tipis c. boleh tebal dan boleh tipis
b. tebal d. tidak boleh tebal dan tidak boleh tipis
143
Lampiran 29
Soal Turnamen Pertemuan Ke-3
11. Menurut bahasa, musaqqal berarti …..
a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan
b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
12. Menurut bahasa, mukhaffaf berarti …..
a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan
b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
13. Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
e. dipanjangkan satu setengah alif
f. dipanjangkan satu alif dan diringankan
g. dipanjangkan empat ketuk dan diringankan
h. dipanjangkan dua alif dan diringankan
14. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi ialah …..
e. dipanjangkan sesuai napas orang yang membaca
f. diberatkan seberat-beratnya
g. sebaiknya dipanjangkan dan diberatkan
h. dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan
5. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim mukhaffaf harfi ada …..
a. lima c. tujuh
b. enam d. delapan
6. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
c. c.
d.
7. Berikut ini surah Al-Qur‟an yang terdapat bacaan mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
c. al-Baqarah c. al-A‟raf
d. Sad d. Taha
8. Pada awal Surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal . Lafal tersebut mengandung
hukum bacaan …..
e. mad lazim mukhaffaf harfi
f. mad lazim musaqqal harfi
g. mad lazim musaqqal kilmi
h. mad lazim mukhaffaf kilmi
144
Lampiran 30
Kunci Jawaban
Soal Turnamen Pertemuan Ke-1
1. A
2. C
3. C
4. B
5. B
6. C
7. B
8. B
145
Lampiran 31
Kunci Jawaban
Soal Turnamen Pertemuan Ke-2
1. C
2. C
3. D
4. B
5. D
6. A
7. A
8. C
146
Lampiran 32
Kunci Jawaban
Soal Turnamen Pertemuan Ke-3
1. C
2. D
3. B
4. D
5. A
6. A
7. D
8. B
147
Lampiran 33
Kelompok Belajar Model Teams Games Tournament
Nilai Kriteria Nilai Nama Kelompok
Belajar
75
Tinggi
Dede Rifani Hijau Muda
70 Siti Aisyah Hijau Tua
65 Ikbal Fikriansyah Biru
65 Reza Saputra Putih
65 Agus Dwi Ariyanto Ungu
65 Supriyanti Kuning
65
Rata-rata Atas
Neneng Pratiwi Hijau Muda
65 Ishma Nurul Ilahiyah Hijau Tua
65 Junita Ababil Biru
65 Kiki Hariyanto Putih
65 Radiyanto Ungu
60 Riyan Bagus Adi S Kuning
60
Rata-rata Bawah
Sutantri Hijau Muda
60 Aeni Ariyanti Hijau Tua
55 Yulia Kristina M Biru
55 Lalu Ilyas Putih
55 Muhammad Irfan Affandi Ungu
55 Syauqi Abdul Faqih Kuning
50
Rendah Atas
Kanti Fitriani Hijau Muda
45 Kholimatun Hasanah Hijau Tua
45 Indra Lesmana Biru
45 Muhammad Irfani Putih
45 Firdiansyah Putra Ungu
45 Ahmad Fauzan Kuning
40
Rendah Bawah
Sulistiati Nurfadilah Hijau Muda
40 Aulia Fitri Dinillah Hijau Tua
35 Muhammad Roma Biru
148
Lampiran 34
Kelompok Turnamen Model Teams Games Tournament
Kelompok Belajar
Hijau Muda
Dede Rifani
Neneng Pratiwi
Sutantri
Kanti Fitriani
Sulistiati Nurfadilah
Kelompok Belajar
Hijau Tua
Siti Aisyah
Ishma Nurul
Aeni Ariyanti
Kholimatun Hasanah
Aulia Fitri Dinillah
Kelompok Belajar
Biru
Ikbal Fikriansyah
Junita Ababil
Yulia Kristina M
Indra Lesmana
Muhammad Roma
Kelompok
Turnamen
Merah
Dede Rifani
Vs
Siti Aisyah
Vs
Ikbal F
Kelompok
Turnamen
Putih
Neneng P
Vs
Ishma Nurul
Vs
Junita Ababil
Kelompok
Turnamen
Kuning
Sutantri
Vs
Aeni A
Vs
Yulia K
Kelompok
Turnamen
Oren
Kanti F
Vs
Kholimatun
Vs
Indra L
Kelompok
Turnamen
Ungu
Sulistiati N
Vs
Aulia Fitri
Vs
M Roma
149
Kelompok Belajar
Putih
Reza Saputra
Kiki Hariyanto
Lalu Ilyas
Muhammad Irfani
Kelompok Belajar
Ungu
Agus Dwi Ariyanto
Radiyanto
Muhammad Irfan A
Firdiansyah Putra
Kelompok Belajar
Kuning
Supriyanti
Riyan Bagus Adi S
Syauqi Abdul Faqih
Ahmad Fauzan
Kelompok
Turnamen
Hijau Muda
Reza Saputra
Vs
Agus Dwi
Vs
Supriyanti
Kelompok
Turnamen
Hijau Tua
Kiki H
Vs
Radiyanto
Vs
Riyan Bagus
Kelompok
Turnamen
Biru Muda
Lalu Ilyas
Vs
M Irfan
Vs
Syauqi A
Kelompok
Turnamen
Biru Tua
M Irfani
Vs
Firdiansyah
Vs
Fauzan
150
Lampiran 35
Daftar Skripsi TGT Mahasiswa UIN Syahid Jakarta
No No. Panggil Nama Pengarang Judul Skripsi
1 6985 PMT t Malkan Santoso Pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams-Games Tournament)
terhadap pemahaman konsep matematika
siswa
2 5930 IPA t Hafidah Yupitriani Peningkatan hasil belajar kimia siswa
dengan mengoptimalkan gaya belajar
melalui model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) penelitian
tindakan kelas di MAN 11 Jakarta
3 7214 IPA t Heru Siswoko Komparasi hasil belajar metode teams
games tournament (TGT) dengan Student
Teams Achievement Division (STAD)
pada sub konsep perpindahan kalor
4 5458 IPA t Zaenal Zhulfikri Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Metode TGT (Teams Games
Tournament) Terhadap Hasil Belajar
Fisika Pada Konsep Kalor : studi
eksperimen di MTS Islamiyah
Sawangan-Depok
5 5597 IPS t Agung Muzaky
Khoir
Perbedaan Hasil Belajar Sejarah Melalui
Metode Pembelajaran Student Team
Achievment Division (STAD) Dengan Hasil
Belajar Sejarah Melalui Metode
Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT)
6 4307 IPA t Perani Puteri
Habibi
Efektivitas pembelajaran metode TGT
(Teams Games Tournament) dan NHT
(Numberei Head Together) terhadap hasil
belajar Kimia siswa MAN 9 Pondok
Bambu Jakarta
7 7062 IPA t Robiatul Adawiyah Pengaruh pengintegrasian nilai pada
pembelajaran kimia dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif teknik teams-games-
tournament (TGT) terhadap sikap siswa
151
(eksperimen di Madrasah Aliyah ali-
khairiyah Jakarta)
8 6042 IPS t Rizki Darmawanti Efektivitas pembelajaran ekonomi pada
materi pajak dengan model pembelajaran
teams games tournament (TGT) (penelitian
tindakan kelas di SMP N 87 Jakarta selatan)
9 7366 IPS t Zulhanita Perbandingan model pembelajaran
kooperatif tipe word square dan model
pemeblejaran kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) untuk
meningkatkan hasil belajar sosialisasi
siswa (quasi experimen di SMA Islamic
Centre Tangerang)
10 6442 PBE t M. Sifa Sofwan Teaching simple past tense by using
teams games tournaments (TGT)
11 3782 IPA t Nina Arminia Perbandingan metode pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournaments
(TGT) dan metode ceramah di Ma
Darunnajah
12 3904 PMT t Wida Hayati Pengaruh pembelajaran kooperatif metode
TGT (teams-games tounament terhadap
motivasi berprestasi matematika siswa di
MTsn 12 Jakarta)
13 7616 PMT t Syaiful Rohman Pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournaments (TGT)
terhadap pemahaman konsep himpunan
siswa kelas VII SMP Negeri 187 Jakarta
14 7653 IPA t Ahmad Fauzi
Ridho
Penerapan model teams, games,
tournaments berbasis permainan kartu
untuk meningkatkan hasil belajar kimia
siswa
15 5638 PMT t Rita Hayati Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Teams Games Tournaments (TGT) untuk
mengurangi kecemasan Siswa Dalam Belajar
Matematika : penelitian tindakan kelas di
SMP Negeri 1 Depok
16 3090 PMT t Fitriah Efektivitas Pendekatan pembeljaran
kooperatif dengan metode TGT(teams-
Games-tuornaments) terhadap hasil
belajar matematika siswa : studi kasus
kelas 11 mts manaratul islam,Jakarta
152
Selatan
17 7983 IPS t Fitri Perbedaan model pembelajaran numbered
head together (NHT) dan teams games
tourbament (TGT) untuk meningkatkan
hasil belajar IPS siswa pada pokok
bahasan interaksi sosial kelas VII SMP
Nurul Hikmah Cipondoh kota Tangerang
18 7703 IPA t Hilda Nur Fitriani Perbandingan hasil belajar siswa antara
metode team games tournament dengan
number head together pada konsep
klasifikasi makhluk hidup (quasi
eksperiemn di STs Hidayatul Umam
Cinere)
19 4500 IPA t Rozana Perbandingan metode pembelajaran
kooperatif tipe team games tournament
(TGT) dengan tipe jigsaw terhadap
peningkatan penguasaan konsep biologi
siswa di Man 7 Jakarta
20 7433 IPS t Neneng Nuraeni Penerapan metode pembelajaran team
games tourament dalam meningkatkan
motivasi belajar sosiologi siswa
21 5201 IPA t Widiastuti
Purwanti Rahayu
Implementasi Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT Untuk Mencapai Ketuntasan
Belajar Siswa Pada Konsep Asam
Basa:sebuah penelitian tindakan kelas di
MA Annajah Jakarta
153
Lampiran 36
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah MTs Nur-Attaqwa
Jakarta Utara menerangkan bahwa:
Nama : Hilyatul Ulya
NIM : 107011000647
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juni 1990
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah melakukan penelitian di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara pada
tanggal 22 Januari sampai tanggal 12 Februari 2013. Dalam rangka menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams
Games Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa”.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 12 Februari 2013
Mengetahui,
H. M. Ali Muchtar, M.MPd
NIP. 19680911 200701 1 027
154
Lampiran 37
Lembar Uji Referensi
Nama : Hilyatul Ulya
NIM : 107011000647
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran
Hadis Siswa
No Judul dan Halaman Buku/Referensi Paraf
Pembimbing
1
BAB I
Hidayatullah Ahmad, Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim,
Terj. dari Mausu’atut Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh
Sari Narulita dan Umron Jayadi, (Jakarta: Fikr, 2008), Cet.
I, h. 18.
2 Kementrian Agama RI, Alquran, Tajwid dan Terjemahnya,
(Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2010), h.
543.
3 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta: Eko Jaya,
2003), Cet. I, h. 5.
4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis
Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa,
2010), Cet. VII, h. 135.
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII,
h. 182.
6 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan
Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), Cet. I, h. 208.
7 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 20.
8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet. III, h. 22.
155
1
BAB II
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media
Abadi, 2009), Cet. X, h. 59.
2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan
Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), Cet. I, h. 229.
3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet. III, h. 15.
4 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 12.
5 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta : Eko Jaya,
2003), Cet. I, h. 7.
6 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis
Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa,
2010), Cet. VII, h. 135.
7 Trianto, op. cit., h. 17.
8 Manna‟ Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Alquran, Terj.
dari Mabahits fi Ulum Alquran oleh Mudzakir, (Jakarta:
Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), h. 17.
9 Abduh Djalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu,
2000), h. 31.
10 Rosihan Anwar, Ulumul Quran, (Bandung: Pustaka Setia,
2006), h. 8.
11 al-Qaththan, op. cit.,h. 23.
12 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Sinar Grafika,
2009), Cet. III, h. 3.
13 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), Cet. IV, h. 135.
14 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
RI, Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah
Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id).
15 Sanjaya, loc.cit.
16 Ibid., h. 136.
17 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
RI, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Madrasah Tsanawiyah, 2012,
(www.pendis.kemenag.go.id).
156
18 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), Cet. I, h. 700.
19 Blog Kabar Pendidikan, Pengertian Prestasi Belajar, 2012,
(www.majalahpendidikan.com).
20 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, loc. cit.
21 Blog Kabar Pendidikan, loc. cit.
22 Sanjaya, op.cit., h. 13.
23 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer:
Suatu Tinjauan Konseptual Operasional , (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet. II, h. 6.
24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII,
h. 132-139.
25 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan
Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet. III, h. 24-
35.
26 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 59-62.
27 Ibid., h. 99.
28 Ibid., h. 100.
29 Ibid, h. 101.
30 Ibid, h. 107.
31 Ibid, h. 111.
32 Ibid, h. 114.
33 Ibid, h. 116.
34 Ibid, h. 118.
35 Ibid, h. 119-120.
36 Ibid, h. 76.
37 Sanjaya, op.cit., h. 194.
38 Trianto, op. cit., h. 58.
39 Etin Solihatin, Cooperatif Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. I, h.
4.
40 Trianto, op. cit., h. 60-61.
41 Ibid., h. 58-59.
42 Sanjaya, op. cit., h. 249-250.
43 Ibid., h. 250-251.
44 Robert E. Slavin, Coopertive Learning; Teori, Riset, dan
Praktik, Terj. dari Cooperative Leraning: Theory, Research
and Practice oleh Nurulita, (Bandung: Nusa Media, 2009),
Cet. IV, h. 11.
45 Trianto, op. cit., h. 83.
46 Robert E. Slavin, op.cit., h. 166-167.
157
47 Ibid., h. 168.
48 Ibid., h. 175.
49 Ibid.
50 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Loc. Cit.
51 Robert E. Slavin, op.cit., h. 86.
52 Ibid., h. 87.
53 Ibid., h. 90.
54 Ibid.
55 Ibid., h. 106.
56 Ibid., h. 121.
57 Ibid., h. 128.
58 Ibid., h. 129.
59 Ibid., h. 131.
60 Ibid., h. 135.
61 Ibid., h. 138.
62 Ibid., h. 123.
63 Ibid., h. 130.
64 Robert E. Slavin, loc.cit.
65 Ibid., h. 58-60.
1
BAB III
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
Cet. II, h. 57-58.
2 Ibid., h.64-65.
3 Ibid., h. 157.
4 Donald Ary, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terj.
dari Introduction to Research in Education oleh Arief
Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. I, h. 337.
5 Zuriah, op.cit., h. 116.
6 Ibid., h. 119.
7 Ibid., h. 124.
8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 93.
9 Ibid., h. 187-190
10 Ibid., h. 95.
11 Ibid., h. 219.
12 Ibid., h. 370.
13 Ibid. h. 371-372.
14 Ibid., h. 372.
15 Ibid., h. 385-386.
16 Ibid., h. 389-390.
17 Ibid., h. 389.
18 Firdaus, Statistik Pendidikan II.
158
19 Ibid.
20 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Press, 2009), Cet. I, h. 278.
21 Ibid., h. 317.
Pembimbing:
Tanenji, MA
NIP. 19720712 199803 1 004
159
Kelompok Belajar 1
(Hijau Muda)
Kelompok Belajar 2
(Hijau Tua)
Kelompok Belajar 3
(Biru Muda)
Kelompok Belajar 4
(Putih)
Kelompok Belajar 5
(Ungu) Kelompok Belajar 6
(Kuning)
Kelompok Turnamen
(Merah)
Kelompok Turnamen
(Putih)
Kelompok Turnamen
(Ungu)
Kelompok Turnamen
(Oren)
Kelompok Turnamen
(Kuning)
Kelompok Turnamen
(Biru Muda)
Kelompok Turnamen
(Biru Tua)
Kelompok Turnamen
(Hijau Muda)
Kelompok Turnamen
(Hijau Tua)
Lampiran 38
Gambar NameTag Kelompok Belajar dan Kelompok Turnamen
160
Siswa yang sedang berusaha
memecahkan soal ice breaking
Suasana postest di kelas
eksperimen
Salah satu hasil presentasi kelas
pada materi hukum bacaan mad
Suasana belajar kelompok pada
kelompok hijau muda
Suasana
turnamen
kelompok putih
Perhitungan
skor kelompok
Pemberian reward pada
kelompok terbaik
Lampiran 39
Gambar Hasil Penelitian
161
BIODATA PENULIS
HILYATUL ULYA/ULIYA. Anak pertama dari Bapak H.
Mashuri Muchtar, Lc. dan Ibu Hj. Yayah Nurfathia. Lahir dan
dibesarkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1990. Menikah sejak
tahun 2011 dengan Husain Al-Adib dan Alhamdulillah baru
dikarunia seorang mujahid cilik yang bernama Abdullah Isy
Kareeman yang berumur 15 bulan dan janin 2 bulan. Ia
mengaku terinspirasi oleh Rahmah el-Yunusiyyah dan bercita-
cita menjadi tokoh pendidikan islam wanita yang sukses dan
andal memperbaiki kedudukan kaum wanita melalui pendidikan
modern yang berlandaskan ajaran islam dibawah keridhoan
Allah SWT.
Pendidikan formal ditempuh dari MI Nur-Attaqwa Jakarta Utara (1995-2001), MTs Al-
Zaytun Jawa Barat (2001-2004), dan MA Al-Zaytun Jawa Barat (2004-2007). Sekarang,
sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, sejak
tahun 2007.
Pendidikan non formal yang pernah ditempuh adalah program sertifikasi ICDL
(International Computer Driving Licence) dari NCC (National Computing Centre)
Education di Al-Zaytun Global Information and Communication Technology (AGICT)
pada tahun 2005 dan program sertifikasi ICCS (International Certificate in Computer
Studies) dari NCC (National Computing Centre) Education di Al-Zaytun Global
Information and Communication Technology (AGICT) pada tahun 2006.
Selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, organisasi yang
pernah diikuti adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) PAI, Departemen
Litbang dan Keilmuan sebagai staff ahli (2008-2009). Kemudian Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) komda FITK, divisi PSDM sebagai anggota (2008-2009).
Kegiatan yang pernah diikuti di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Program
Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2007), Orientasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam di Cisarua Bogor (2007),
Program Character Building Guru Pendidikan Agama Islam di Depok (2008) dan Praktek
Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan (2011) .
Adapun pelatihan dan atau seminar yang pernah diikuti selama menempuh pendidikan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah yang
diselenggarakan oleh BEMJ PAI (2007), Seminar Membedah Gerakan Sesat NII KWIX
yang diselenggarakan oleh LDK UIN Syahid (2007), Latihan Kader-1 yang
diselenggarakan oleh HMI Komisariat Tarbiyah Ciputat (2008), Training Wisata Islam
Terpadu yang diselenggarakan oleh LDK Uin Syahid (2008), Training Public Speaking
for Teaching yang diselenggarakan oleh BEM FITK (2008), Seminar Nasional
Metodologi Pembelajaran Pemikiran Islam pada Tingkat Perguruan Tinggi yang
diselenggarakan oleh FITK UIN Syahid (2008), Talkshow Interaktif “brain, behavior,
162
beauty” yang diselenggarakan oleh Trainers Community Fakultas Psikologi UIN Syahid,
Pelatihan Menulis yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena Ciputat (2009),
Seminar Muslimah Pendidikan Kesehatan yang diselenggarakan oleh LDK UIN Syahid
(2009), Seminar Pengenalan Kepribadian yang diselenggarakan oleh IGTKI PGRI
(2009), Bedah Buku Sekolahnya Manusia yang diselenggarakan oleh BEMJ PAI (2010),
Pelatihan Pengembangan Kurikulum Dokumen 1 dan Dokumen 2 oleh IGTKI
PGRI (2012) dan beberapa seminar lainnya yang diselenggarakan oleh LDK UIN
Syahid dan BEMJ PAI.
Saat ini yang memiliki semboyan “Hidup Hanya Sekali, Jangan Salah Jalan” bertempat
tinggal di Jalan Pegangsaan Dua Km.4 No. 157 RT 03/03, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ia dapat di hubungi melalui hp. 085692171262 dan bisa juga melalui email: