Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

203
PENGARUH METODE GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP KALOR (Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : NITA NURTAFITA NIM 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M

description

Penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Transcript of Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Page 1: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

PENGARUH METODE GUIDED INQUIRY

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PADA KONSEP KALOR

(Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NITA NURTAFITA

NIM 107016300115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2012 M

Page 2: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 3: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 4: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

ABSTRAK

Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

pada Konsep Kalor. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode guided inquiry

terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. Aspek keterampilan

proses sains yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keterampilan

mengamati, menafsirkan, menerapkan konsep, dan melakukan komunikasi.

Sekolah yang dipilih adalah SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada tahun

pelajaran 2011-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen.

Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII-4 sebagai kelas eksperimen dan

kelas VII-1 sebagai kelas kontrol. Penelitian menggunakan instrumen tes berupa

soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang memuat indikator keterampilan proses

menafsirkan, menerapkan konsep dan melakukan komunikasi. Instrumen nontes

berupa pedoman observasi kinerja yang memuat indikator keterampilan proses

mengobservasi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji t, sedangkan

data hasil instrument nontes pedoman observasi dianalisis secara kualitatif. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa metode guided inquiry berpengaruh terhadap

keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. Hal ini terlihat dari hasil

perhitungan uji hipotesis melalui uji t pada tingkat kepercayaan 0,95 (α = 0,05)

dengan hasil t tabel ≤ t hitung yaitu 2,00 ≤ 8,40 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak,

karena itu hipotesis alternatif (Ha) diterima. Selain itu, terlihat juga dari hasil

pedoman kinerja pada aspek mengobservasi, diperoleh nilai rata-rata kinerja

sebesar 78,75% yang berada pada kategori baik.

Kata Kunci: guided inquiry, keterampilan proses sains

Page 5: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

ABSTRACT

The Influence of Guided Inquiry Method to the Skill Students’ Science

Process Skill in the Concept of Calor. Thesis, Physic Education Department,

Faculty of Tarbiya’ and Teachers Training, State Islamic University Jakarta, 2012.

The purpose of the study is to know the influence of guided inquiry

method to the students’ science process skill in the concept of heat. The skill

aspects of science process used in this study include: observation skill,

interpretation skill, the skill of applying concept, and communication skill. The

study was conducted in SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, academic year

2011-2012. The study method used was quasi experiment. The sample was taken

using simple random sampling. The sample used in the study was VII-4 class as

experimental class and VII-1 class as controlled class. The instrument used were

test instrument, 20 number of multiple choices test about the load indicator

process skills to interpretation skill, the skill of applying concept, and

communication skill. Non-test instrument as observation that contain performance

indicators to observation the process skills. The test results were analyzed using

‘t’ test, meanwhile non-test instrument results were analyzed qualitatively. The

result of the study concluded that guided inquiry method influences the students’

science process skill in the concept of calor. This conclusion is based on the

hypothesis examination using ‘t’ test in the trustworthy level of 0,95 (α = 0,05)

with the result t tabel ≤ t hitung i.e.: 2,00 ≤ 8,40, so that zero hypothesis (Ho) is

rejected and alternative hypothesis (Ha) is accepted. In addition, visible also from

the aspect of observing the performance guidelines, obtained by the average

performance of 78.75% which is in either category.

Kata Kunci: guided inquiry, the skill of science process

Page 6: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains

Siswa pada Konsep Kalor”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita

baginda pejuang Islam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari

zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Begitu

juga kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya serta pengikut ajarannya yang

setia sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa mengucapkan

terimakasih serta memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika.

4. Bapak Dr. Nada Marnada, M.Eng., selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, saran-saran yang bermanfaat dan nasihat yang tulus serta

berrmakna bagi penulis.

Page 7: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

ii

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan,

semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan bermanfaat dan mendapat

keberkahan dari Allah SWT.

7. Bapak Kepala Sekolah, Guru dan segenap karyawan SMP Negeri 3 Kota

Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis serta membatu

dalam menyelesaikan skripsi.

8. Ayahanda Ahmad Sarwah dan Ibunda Hj. Siti Masitoh, yang senantiasa

mengiringi langkah penulis dengan untaian do’a, pengorbanan serta dukungan

motivasi dan materi dengan penuh keikhlasan dan harapan.

9. Kakek dan nenek tercinta (H. Fahmi Adji dan Hj. Ramih), yang telah

mencurahkan kasih sayang dan doa yang tidak putus-putusnya kepada

penulis.

10. Tante dan Adik-adikku: Siti Aminah, Zulva Nadia dan M. Haris Ali Murfi

yang telah menghibur hati dengan canda dan tawanya.

11. Kekasihku Ade Maulana Dliya,S.S yang menjadi sumber inspirasi serta

semangat dan selalu setia mendengarkan keluh kesahku.

12. Sahabat-sahabatku (Arum, Nina, Mita, Trisni, Ica, Nurul, Anjai, dan Lisna)

terimakasih atas dorongan dan semangatnya dan keluarga besar Physics

Family ’07 terimakasih banyak atas do’a dan motivasinya.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-

mudahan bantuan, bimbingan, semangat, do’a yang telah diberikan menjadi pintu

datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu

pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, Januari 2012

Penulis

Nita Nurtafita

Page 8: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4

D. Rumusan Masalah .................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

RUMUSAN HIPOTESIS .............................................................. 6

A. Kajian Teoritis .......................................................................... 6

1. Metode Pembelajaran Inkuiri ................................................... 6

a. Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri ................................. 6

b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri ................................. 9

c. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri ...................... 12

d. Peranan Metode Pembelajaran Inkuiri .................................... 13

e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran

Inkuiri .................................................................................... 14

2. Metode Pembelajaran Guided Inquiry...................................... 15

a. Pengertian Metode Pembelajaran Guided Inquiry ................... 15

b. Karakteristik Metode Pembelajaran Guided Inquiry ................ 16

Page 9: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

iv

c. Tahapan Pelaksanaan Metode Pembelajaran

Guided Inquiry.......................................................................... 18

3. Keterampilan Proses Sains ....................................................... 20

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ..................................... 20

b. Tujuan Keterampilan Proses Sains ........................................... 21

c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan

Karakteristiknya ....................................................................... 22

4. Materi Pembelajaran ................................................................. 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 31

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 33

D. Rumusan Hipotesis ................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 36

B. Metode Penelitian ..................................................................... 36

C. Desain Penelitian ...................................................................... 36

D. Variabel Penelitian ................................................................... 37

E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38

G. Prosedur Penelitian ................................................................... 38

H. Instrumen Penelitian ................................................................. 41

1. Instrumen Tes ........................................................................... 41

2. Instrumen Nontes...................................................................... 43

I. Uji Coba Intrumen Keterampilan Proses Sains ........................ 43

1. Validitas Instrumen .................................................................. 43

2. Reliabilitas Instrumen ............................................................... 44

3. Tingkat Kesukaran Tes ............................................................ 45

4. Daya Pembeda Soal .................................................................. 46

J. Teknik Analisis Data ................................................................ 47

1. Teknik Analisis Data Instrumen Tes ........................................ 47

a. Uji Prasyarat Hipotesis ............................................................. 47

Page 10: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

v

1) Uji Normalitas .......................................................................... 47

2) Uji Homogenitas ...................................................................... 49

b. Pengujian Hipotesis ................................................................. 50

2. Teknik Analisis Data Instrumen Nontes................................... 51

K. Hipotesis Statistik ..................................................................... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ............................ 53

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 53

1. Hasil Penelitian Pretest dan Posstest Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ............................................................. 53

2. Hasil Observasi Kinerja ............................................................ 56

3. Analisis Data Tes ...................................................................... 57

a. Uji Prasyarat Analisis Data Tes ................................................ 57

1) Uji Normalitas .......................................................................... 57

2) Uji Homogenitas ....................................................................... 57

b. Pengujian Hipotesis .................................................................. 58

1) Pengujian Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ................... 58

2) Pengujian Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest .................. 59

B. Pembahasan .............................................................................. 60

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 64

A. Kesimpulan ............................................................................... 64

B. Saran ......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

Page 11: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek-aspek Keterampilan Proses Sains Menurut Dahar........... 24

Tabel 3.1 Pretest and Posttest Control Group Design ............................... 37

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains .................. 42

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ........................................ 44

Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen................................. 45

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran ................................................... 46

Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda ......................................................... 47

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Persentase Instrumen Nontes .......................... 51

Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data

Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ........................................................................................ 53

Tabel 4.2 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Pretest dan

Posttest Kelompok Eksperimen .................................................. 53

Tabel 4.3 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Pretest dan

Posttest Kelompok Kontrol ........................................................ 55

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ...................................................................... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ............................... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ....................... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest ...................... 60

Page 12: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram PerubahanWujud Zat ................................................ 26

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................ 35

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .................................................................. 40

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains

Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ................ 54

Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains

Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ....................... 55

Gambar 4.3 Diagram Batang Pedoman Observasi Kinerja Keterampilan

Proses Mengamati ................................................................... 56

Page 13: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran ..................................................... 69

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 70

Lampiran A.2 Lembar Kerja Siswa .............................................................. 104

Lampiran B Kisi-kisi dan Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ...... 118

Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................ 119

Lampiran B.2 Validitas Soal A ..................................................................... 138

Lampiran B.3 Validitas Soal B ..................................................................... 139

Lampiran B.4 Reliabilitas Soal A ................................................................. 140

Lampiran B.5 Reliabilitas Soal B .................................................................. 141

Lampiran B.6 Tingkat Kesukaran Soal A ..................................................... 142

Lampiran B.7 Tingkat Kesukaran Soal B ..................................................... 143

Lampiran B.8 Daya Pembeda Soal A ............................................................ 144

Lampiran B.9 Daya Pembeda Soal B ............................................................ 145

Lampiran B.10 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal A ............................... 146

Lampiran B.11 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal B ............................... 147

Lampiran B.12 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Intrumen Soal A dan Soal B .... 148

Lampiran C Instrumen Penelitian ............................................................ 150

Lampiran C.1 Soal Pretest – Posttest ............................................................ 151

Lampiran C.2 Kunci Jawaban ....................................................................... 158

Lampiran C.3 Lembar Observasi .................................................................. 159

Lampiran D Uji Analisi Data .................................................................... 166

Lampiran D.1 Uji Normalitas ........................................................................ 167

a. Uji Normalitas Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ....... 170

b. Uji Normalitas Data Skor Pretest Kelas Kontrol .............. 173

Lampiran D.2 Uji Homogenitas .................................................................... 179

a. Uji Homogenitas Pretest .................................................... 179

Page 14: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

ix

b. Uji Homogenitas Posttest ................................................... 180

Lampiran D.3 Uji Hipotesis .......................................................................... 181

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ....................... 181

b. Uji KesamaanDua Rata-rata Hasil Posttest ....................... 182

Lampiran D.4 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains ........................ 183

a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ................................ 183

b. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ............................... 184

c. Hasil Pretest Kelompok Kontrol ....................................... 185

d. Hasil Posttest Kelompok Kontrol ...................................... 186

Lampiran E Surat-surat Penelitian .......................................................... 187

Page 15: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek). Perkembangan iptek akan bersumber pada

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika sebagai salah satu unsur dalam IPA

mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan

teknologi masa depan. Oleh karena itu, dalam memacu iptek proses pembelajaran

fisika perlu mendapat perhatian yang lebih mulai dari tingkat SD sampai

perguruan tinggi.1

Fisika sebagai salah satu cabang sains merupakan proses dan produk.

Proses yang dimaksud di sini adalah proses melalui kerja ilmiah, yaitu: kritis

terhadap masalah, sehingga peserta didik mampu merasakan adanya masalah,

mengembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan, merancang percobaan atau

melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan.

Produk dalam IPA adalah konsep-konsep, azas, prinsip, teori dan hukum.2

Berdasarkan pada pengalaman penulis dan hasil diskusi dengan teman dan

para guru, pembelajaran IPA pada tingkat pendidikan dasar dan menengah hanya

ditekankan pada aspek produk, sedangkan prosesnya diabaikan. Siswa

memperoleh konsep, fakta dan prinsip fisika dengan cara membaca kemudian

menghafal rumus-rumus dari buku-buku teks atau berdasarkan informasi dan

ceramah dari guru saja, tidak melalui proses sains. Padahal untuk memperoleh

konsep, fakta dan prinsip fisika harus melalui suatu keterampilan proses.

Kegiatan belajar-mengajar pun masih didominasi oleh guru. Siswa

seringkali dijadikan sebagai objek pendidikan dan guru sebagai subjek

pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi pasif di

1 I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi, Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep

Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008. 2 Yanti Hamdiyati dan Kusnadi, Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa melalui

Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah pada Matakuliah Mikrobiologi, Jurusan Pendidikan Biologi

FPMIPA UPI.

Page 16: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

2

kelas. Siswa hanya datang, duduk, mendengar, dan melihat tanpa mengerti dengan

materi yang telah diajarkan oleh guru. Selain itu, siswa tidak diberi kesempatan

untuk membangun pengetahuannya sendiri, siswa hanya menerima pengetahuan

dari guru saja. Terlihat bahwa kegiatan pembelajaran belum berpusat pada siswa

melainkan berpusat pada guru. Hal ini akan membuat siswa pasif dalam kegiatan

belajar-mengajar.

Apabila kegiatan belajar-mengajar terus-menerus seperti ini akan

menimbulkan ketidaktahuan siswa mengenai proses dari konsep fisika yang

diperoleh. Akibatnya, keterampilan proses yang dimiliki siswa menjadi rendah.

Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan metode pembelajaran yang mengarahkan

siswa dalam membangun pengetahuannya melalui proses penyelidikan.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa untuk

mengkonstruks sendiri pengetahuannya adalah metode guided inquiry (inkuiri

terbimbing). Metode guided inquiry merupakan aplikasi dari pembelajaran

konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Dalam

pembelajaran guided inquiry sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru.

Selain itu, guru memiliki peran penting untuk menyediakan bimbingan atau

petunjuk yang cukup luas kepada siswa.3

Atas dasar penjelasan tersebut, pembelajaran dengan metode guided

inquiry mempunyai karakteristik sebagai berikut; pertama, siswa belajar

berdasarkan apa yang mereka tahu.4 Kedua, pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dalam proses pemecahan masalah. Ketiga, siswa berusaha

membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi.5 Keempat,

pembelajaran yang dapat membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer

3 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987),

hal. 136. 4 Carol C. Khulthau dan Ross J. Todd, 28 Oktober 2008, Guided Inquiry, artikel diakses

22/01/11 dari icwc.wikispaces.com/file/view/Guided+Inquiry.doc 5 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam

Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2010), hal. 90.

Page 17: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

3

pada situasi proses belajar yang baru.6 Kelima, pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan proses dengan mengeksplorasi sikap dan prilaku ilmiah siswa,

memancing keingintahuan, merangsang imajinasi dan daya kreativitas.

Salah satu konsep fisika yang sesuai dengan karakteristik di atas adalah

konsep kalor. Konsep kalor membutuhkan pemikiran dan penjelasan melalui

penalaran, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Konsep

kalor dapat dilakukan dengan menggunakan percobaan sederhana karena konsep

ini sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengamati proses

perubahan wujud zat dengan memanaskan es secara terus menerus sampai

menjadi uap.

Melalui suatu percobaan sederhana, siswa akan merasa tertarik untuk

melakukan suatu pengamatan dan penyelidikan. Kegiatan penyelidikan sangat

penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa

dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan

kemampuannya dalam menggunakan keterampilan proses dengan mengamati,

menafsirkan, menggunakan alat, bahan atau sumber, menerapkan konsep dan

mengkomunikasikan hasil penyelidikan kepada guru dan teman-teman. Hal ini

membuat belajar siswa lebih bermakna dan berlangsung tetap.

Oleh karena itu, pembelajaran dengan metode guided inquiry membuat

siswa mengkonstruks sendiri pengetahuannya dengan melakukan aktivitas aktif

dalam pembelajarannya. Pelajaran fisika pun menjadi lebih menarik dan mudah

dipahami, lebih menekankan pada aspek proses dan diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

pada Konsep Kalor.

6 Asri Widowati, Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains Sebagai

Upaya Pengembangan Cara Berpikir Divergen, Majalah Ilmiah Pembelajaran Nomor 1, Vol. 3,

Mei 2007.

Page 18: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

4

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa masalah sebagai

berikut:

1. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru.

2. Guru menyampaikan pelajaran fisika sebagai produk saja.

3. Siswa memperoleh konsep fisika dengan cara menghafal.

4. Faktor kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar.

5. Siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini

dibatasi pada masalah sebagai berikut.

1. Metode guided inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menurut

David M. Hanson yaitu menggunakan komponen yang terdiri dari: orientasi,

eksplorasi, pembentukan konsep, aplikasi, dan penutup.

2. KPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menurut Nuryani Y.

Rustaman. Aspek KPS yang dikembangkan meliputi aspek mengamati,

menafsirkan, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah “Apakah metode guided inquiry berpengaruh terhadap keterampilan proses

sains siswa pada konsep kalor?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode guided inquiry

terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor.

Page 19: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

5

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai alternatif metode pembelajaran sebagai

upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan metode guided

inquiry.

3. Sebagai bahan masukan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan materi yang diajarkan.

Page 20: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Metode Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal.1 Dalam konteks pembelajaran, istilah metode biasanya dikaitkan

dengan istilah metode mengajar. Menurut Zulfiani, metode mengajar diartikan

sebagai cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur ketika

menyampaikan bahan ajar/materi pelajaran.2 Setiap guru harus mempunyai

keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat untuk digunakan ketika

menyampaikan bahan ajar. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran

sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena

suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui

penggunaan metode pembelajaran.

Kata “inquiry” dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau

penyelidikan. Menurut Schmidt seperti yang dikutip Sofan Amri, menyatakan

bahwa inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai

proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang

diajukan. Pertanyaan ilmiah merupakan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada

kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.3

Trowbridge & Bybee (1986) mengemukakan “Inquiry is the process of

defining and investigating problems, formulating hypotheses, designing

1 Wina Sanjaya, M. Pd, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, edisi 1, cet. 7, 2010), hal. 147. 2 Zulfiani, et al., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2009), hal. 96. 3 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam

Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,

2010), hal. 85.

Page 21: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

7

experiments, gathering data, and drawing conclusions about problems”. Menurut

mereka inquiry adalah proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah,

merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan

menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut,

dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan atau

suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan

secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.4

Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami,

karena inkuiri menuntut peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan

peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual.5

Meskipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap

memegang peran penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru

berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadangkala

guru perlu menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi,

melontarkan pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik.6

Menurut Hebrank seperti yang dikutip Sofan Amri, menyatakan bahwa

inkuiri merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa

yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam,

memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.7

Menurut Tamarli, metode inkuiri adalah suatu kegiatan atau penelaahan sesuatu

dengan cara mencari kesimpulan keyakinan tertentu melalui proses berpikir dan

penalaran secara teratur dan bisa diterima oleh akal.8

Piaget mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang

mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri

secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan

4 Asri Widowati, Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains Sebagai

Upaya Pengembangan Cara Berpikir Divergen, Majalah Ilmiah Pembelajan , Vol. 3, No. 1, Mei

2007. 5 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan

Implementasinya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 12, hal. 235. 6 Ibid., hal. 234.

7 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Op. Cit., hal. 85.

8 Tamarli, Penerapan Metode Inkuiri dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan

Kewarganegaraan, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Volume 6, No. 2, Maret 2009.

Page 22: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

8

pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan

penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang

ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain .9

Menurut Wina Sanjaya inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan

siswa.10

Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses

pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas

dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang

belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai

pembimbing dan fasilitator.11

Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri menurut National Research

Council adalah mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari

prinsip dan konsep sains, mengembangkan keterampilan ilmiah siwa sehingga

mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan, dan membiasakan siswa

bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri

merupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung kegiatan ilmiah.

Kegiatan ilmiah tersebut adalah berupa pertanyaan ilmiah yang dapat

mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan sehingga

dengan berkemampuan mengajukan pertanyaan tersebut kita dapat memperoleh

informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban

atau memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan

logis, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh ilmuwan atau orang dewasa yang

9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet. 4, hal. 108. 10

Wina Sanjaya, Op. Cit., hal. 196. 11

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar , (Bandung: Alvabeta, 2010), cet. 8, hal. 196.

Page 23: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

9

memiliki motivasi tinggi. Pada pembelajaran ini tugas guru hanya sebagai

fasilitator dan mediator, yaitu membantu siswa untuk belajar dan menggunakan

keterampilan proses mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan.

b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri

Moh. Amin menguraikan tentang delapan jenis inkuiri sebagai berikut:12

1) Guided Inquiry Lab. Lesson

Pada metode inkuiri jenis ini, sebagian besar perencanaan dibuat oleh

guru. Guru memiliki peran penting untuk menyediakan kesempatan bimbingan

atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak

merumuskan masalah, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana

menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Dapat dikatakan pula bahwa

pembelajaran dengan jenis metode ini merupakan tahap awal sebelum siswa

diberikan metode pembelajaran inkuiri sesungguhnya.

2) Modified Inquiry

Metode ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan

inkuiri, yaitu inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan inkuiri bebas (free inquiry).

Dalam metode ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk

diselidiki secara sendiri, masalah yang akan diselidiki ditentukan oleh guru,

kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi

atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Biasanya

disediakan pula bahan atau alat-alat yang diperlukan. Pemecahan masalah

dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok atau perseorangan.

Guru berperan sebagai pendorong, narasumber, dan bertugas memberikan bantuan

yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa.

Kegiatan-kegiatan siswa ditekankan pada eksplorasi, merancang, dan

melaksanakan eksperimen. Pada waktu siswa melakukan proses belajar untuk

mencari jawaban dari masalah yang diajukan guru, bantuan yang dapat diberikan

guru ialah dengan teknik pertanyaan-pertanyaan, bukan berupa penjelasan. Guru

12

Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987),

hal. 136.

Page 24: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

10

hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah yang sifatnya mengarah

kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan siswa.

3) Free Inquiry

Proses pembelajaran dengan jenis metode ini, siswa melakukan penelitian

sendiri sebagai seorang ilmuwan. Kegiatan free inquiry dilakukan setelah siswa

mempelajari dan mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah

memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta telah

melakukan modified discovery-inquiry. Perbedaan dengan jenis inkuiri lain adalah

guru sama sekali tidak membantu siswa dalam merumuskan masalah serta

memecahkan masalah, dengan kata lain siswa bertindak mandiri sepenuhnya.

Dalam metode ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam

problema yang akan dipelajari atau dipecahkan.

Dalam metode ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau

bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode

ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended

dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena

tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain

itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum

pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

4) Invitation Into Inquiry

Metode pembelajaran jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan

problema sebagaimana cara-cara yang lazim dilakukan oleh para ilmuwan. Suatu

undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui

pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa

untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin, semua kegiatan sebagai

berikut; merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol,

menentukan sebab akibat, dan membuat grafik.

5) Inquiry Role Approach

Inquiry Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang

melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat anggota

untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota tim diberi

Page 25: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

11

tugas suatu peranan yang berbeda-beda sebagai berikut koodinator tim, penasihat

teknis, pencatat data dan evaluator proses.

6) Pictorial Riddle

Pembelajaran dengan menggunakan Pictorial Riddle adalah salah satu

teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam

diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau peragaan-peragaan, atau

situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir

kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan

poster, atau diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle.

7) Synectics Lesson

Pada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa untuk

membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuka

intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan

karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur mental”

yang melekat kuat dalam memandang suatu problema sehingga dapat menunjang

timbulnya ide-ide kreatif.

8) Value Clarification

Simon, Howe dan Kirschenbaun dalam Moh. Amien menyatakan bahwa

siswa yang dihadapkan pada proses-proses value clarification di sekolah ternyata

sikap apatisnya, bertingkahnya, dan sikap suka menolak menjadi berkurang.

Mereka menjadi lebih bergairah, penuh semangat belajar/bekerja dan lebih kritis

cara berpikirnya. Value clarification telah membawa siswa yang mempunyai

intelegensi rendah menjadi lebih berhasil studi di sekolahnya. Tujuan value

clarification adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan proses-proses

yang digunakan dalam menentukan nilai-nilai mereka sendiri.

Page 26: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

12

c. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri

Menurut Wina Sanjaya, terdapat enam langkah dalam pelaksanaan metode

inkuiri, yaitu:13

1) Orientasi

Orientasi adalah satu langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif, dimana guru mengkondisikan agar siswa siap

melaksanakan proses pembelajaran dan guru juga merangsang dan mengajak

siswanya untuk berpikir dan memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang dapat

dilakukan dalam tahapan orientasi, yaitu:

a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai

oleh siswa.

b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk

mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta

tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai

merumuskan kesimpulan.

c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah untuk membawa siswa pada

suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.

Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang dikaji disebabkan masalah itu

tentu ada jawabannya. Teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah

teka-teki yang mengandung konsep yang harus dicari dan ditemukan.

3) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu dikaji kebenarannya.

4) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan

13

Wina Sanjaya, Op. Cit., 201 – 205.

Page 27: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

13

data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan

intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang

kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemauan

menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam

tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong

siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Dalam pengujian hipotesis yang terpenting adalah mencari

tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji

hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan

tetapi harus dibuktikan dengan data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

6) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan

merupakan “gong-nya” dalam pembelajaran. Oleh karena itu, banyaknya data

yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap

masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang

akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa data-data yang relevan.

d. Peranan Metode Pembelajaran Inkuiri

Dalam perkembangannya, metode inkuiri mempunyai peran penting

terhadap pendidikan di sekolah. Sebagian besar guru di Indonesia belum

menggunakan metode inkuiri dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam

pelaksanaannya, penggunaan metode inkuiri mempunyai peranan penting bagi

guru maupun para peserta didik. Menurut Soewarso, peranan metode inkuiri

antara lain sebagai berikut.

1) Menekankan kepada proses informasi oleh peserta didik sendiri.

Page 28: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

14

2) Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan

yang diperolehnya.

3) Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan

keterampilan dalam proses memperoleh kognitif peserta didik.

4) Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi

kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya.

5) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena peserta

didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Inkuiri

Metode pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yang dapat

dikemukakan sebagai berikut:14

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap objektif, jujur, dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya

sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9) Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

10) Dapat memberikan waktu yang cukup kepada siswa sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Disamping memiliki keunggulan, metode pembelajaran inkuiri juga

mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut: 15

14

Rostiah N. K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 76-77. 15

Wina Sanjaya, Op. Cit., hal. 208 – 209.

Page 29: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

15

a) Guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.

b) Perencanaan pembelajaran dengan metode ini sulit karena terbentur dengan

kebiasaan peserta didik dalam belajar.

c) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang, sehingga

guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.

d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta

didik dalam menguasai materi pelajaran, metode pembelajaran inkuiri akan

sulit diimplementasikan oleh guru.

2. Metode Pembelajaran Guided Inquiry

a. Pengertian Metode Pembelajaran Guided Inquiry

Guided Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode

pembelajaran inkuiri dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang

cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema,

sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat

diberikan oleh guru.16

Metode guided inquiry merupakan salah satu metode inkuiri dimana guru

menyediakan materi atau bahan dan permasalahan untuk penyelidikan, siswa yang

menyelesaikan maslaah sampai kepada menarik kesimpulan.

Pembelajaran guided inquiry diterapkan agar para siswa bebas

mengembangkan konsep yang mereka pelajari. Mereka diberi kesempatan untuk

memecahkan masalah yang mereka hadapi secara berkelompok, di dalam kelas

mereka diajarkan berinteraksi sosial dengan kawan sebayanya untuk saling

bertukar informasi antar kelompok.17

Dari uraian di atas, guided inquiry dapat diartikan sebagai salah satu

metode pembelajaran berbasis inkuiri yang penyajian masalah, pertanyaan dan

materi atau bahan penunjang ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan ini

16

Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987),

hal. 137.

17 James Spencer, “Workshop on Guided Inquiry Instruction in Chemistry”, diakses dari

http://perlnet.umephy.maine.edu/center/abst-spencer2.htm, pada 26/08/11.

Page 30: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

16

yang mendorong siswa melakukan penyelidikan untuk menentukan jawabannya.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah

yang ditentukan guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisis

hasil, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.

b. Karakteristik Metode Pembelajaran Guided Inquiry

Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam karakteristik

metode guided inquiry yaitu:18

1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman

Jhon Dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu,

bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan

oleh seseorang. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi dari tindakan refleksi

pada pengalaman. Dewey sangat menekankan pembelajaran Hands on

(berdasarkan pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap

bahwa pengalaman dan inkuiri sangat penting dalam pembelajaran bermakna.

2) Siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu

Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk

dasar untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel faktor terpenting

yang mempengaruhi pembelajaran adalah melalui apa yang mereka tahu.

3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran

melalui bimbingan

Rangkaian berpikir ke arah yang lebih tinggi memerlukan proses yang

mendalam yang membawa kepada sebuah pemahaman. Proses yang mendalam

memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan

yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan

keingintahuan siswa.

Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan

intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. Menurut

Bloom, kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

18

Carol C. Khulthau dan Ross J. Todd, 28 Oktober 2008, Guided Inquiry, artikel diakses

22/01/11 dari icwc.wikispaces.com/file/view/Guided+Inquiry.doc, pada 25/03/11.

Page 31: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

17

analisis, sintesis, dan evaluasi membantu merangsang untuk berinkuiri yang

membawa kepada pengetahuan dan pemahaman yang mendalam.

4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap

Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas

mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini

merupakan proses kompleks yang meliputi kegiatan berpikir, tindakan, refleksi,

menemukan, dan menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan

mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan, serta sikap dan nilai.

5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran

Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh

kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang

mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup di dalamnya.

6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain

Siswa hidup di lingkungan sosial di mana mereka terus menerus belajar

melalui interaksi dengan orang lain di sekitar mereka. Orang tua, teman, saudara,

guru, kenalan, dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan sosial yang

membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan di mana mereka membangun

pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka. Vigotsky

berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi sosial

dan pembelajaran sosial berperan penting untuk perkembangan kognitif.

Berdasarkan karakteristik tersebut, inkuiri terbimbing merupakan sebuah

metode yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pengalaman oleh

keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan

membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman

dan apa yang telah mereka tahu. Selain itu siswa juga belajar melalui interaksi

dengan orang lain yang berperan penting dalam perkembangan kognitifnya.

Page 32: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

18

c. Tahapan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Guided Inquiry

Tahapan pelaksanaan metode pembelajaran guided inquiry menurut David

M. Hanson, terdiri dari lima tahap, yaitu:19

1) Orientasi

Pada tahap ini guru menyiapkan siswa untuk belajar, yaitu memberikan

motivasi kepada siswa untuk beraktivitas, membangkitkan rasa keingintahuan,

dan membuat hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Pada tahap ini pula

dilakukan pengenalan terhadap tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan

guna memfokuskan siswa untuk menghadapi persoalan penting dan menentukan

tingkat penguasaan yang diharapkan.

2) Eksplorasi

Pada tahap ini, siswa mempunyai kesempatan untuk mengadakan

observasi, melakukan eksperimen, mengumpulkan, menguji, dan menganalisa

data, menyelidiki hubungan, serta mengemukakan pertanyaan dan menguji

hipotesis.

3) Pembentukan konsep

Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk.

Pemahaman konseptual dikembangkan oleh keterlibatan siswa dalam proses

penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah.

4) Aplikasi

Aplikasi melibatkan penggunaan pengetahuan baru dalam latihan,

masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan kesempatan bagi siswa

untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang sederhana dan konteks yang

akrab. Pemahaman dan pembelajaran yang sebenarnya diperlihatkan pada

permasalahan yang mengharuskan siswa untuk mentransfer pengetahuan baru ke

dalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang baru dan berbeda

untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia.

19

David M. Hanson, Designing Process Oriented Guided Inquiry Activities, (Stony Book

University) diakses dari

http://quarknet.fnal.gov/fellows/TLDownloads/Designing_POGIL_Activities.pdf, pada

02/08/2011.

Page 33: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

19

5) Penutupan

Tahap ini merupakan tahap terakhir pada proses inkuiri. Kegiatan ini

diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang diperoleh siswa, dan

melakukan refleksi terhadap apa yang mereka pelajari serta penilaian penampilan

mereka. Validasi bisa diperoleh dengan melaporkan pandangan mereka mengenai

isi dan kualitas.

Menurut Laine dan Heath seperti yang dikutip Indri Elyani, tahapan proses

guided inquiry terdiri dari 4 tahap, yaitu:20

a) Mengemukakan latar belakang informasi

b) Membuat peta konsep

Peta konsep digunakan untuk meringkas informasi yang telah ditemukan.

c) Inkuiri/penyelidikan

Yang termasuk kegiatan inkuiri ini adalah membuat pertanyaan, memprediksi

jawaban atau membuat hipotesis, mendesain percobaan dan melakukan

percobaan.

d) Analisis data

Setelah data atau hasil diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan,

kemudian data tersebut dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Sedangkan menurut Joyce dan Weil langkah-langkah guided inquiry

adalah sebagai berikut:

(1) Guru menyajikan situasi polemik dan menjelaskan prosedur inkuiri kepada

para siswa.

(2) Mengumpulkan data dan verifikasi mengenai suatu peristiwa yang mereka

lihat dan alami.

(3) Pengumpulan data eksperimen, para siswa diperkenalkan dengan elemen baru

ke dalam situasi yang berbeda.

(4) Memformulasikan penjelasan.

(5) Menganalisis proses inkuiri.

20

Indri Elyani, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011), hal. 16.

Page 34: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

20

3. Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Conny Semiawan mengemukakan bahwa keterampilan proses sains adalah

keterampilan-keterampilan memproses perolehan, sehingga anak akan mampu

menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan

dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian,

keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan

nilai. Sebuah irama gerak atau tindakan dalam proses pembelajaran seperti ini

akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif.21

Menurut Nuryani Y. Rustaman keterampilan proses sains melibatkan

keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial keterampilan kognitif

terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses sains, siswa menggunakan

pikirannya. Keterampilan manual terlibat karena dalam keterampilan proses sains

melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran dan penyusunan atau

perakitan alat dan bahan. Dan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa

berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan keterampilan proses.22

Menurut Usman seperti yang dikutip Fitri Eka Sari et al., menyatakan

bahwa keterampilan proses merupakan hasil belajar yang dicapai seseorang dalam

wujud kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah atau penelitian seperti

merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah,

mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah dan bersikap ilmiah.23

Menurut

Mundilarto proses sains diturunkan dari langkah-langkah yang dilakukan saintis

ketika melakukan penelitian ilmiah, langkah-langkah tersebut dinamakan

keterampilan proses.

21

Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Bagaimana Mengaktifkan

Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia Sarana Indonesia, 1986), cet. 2, hal. 18. 22

Nuryani Y. Rustaman, et al., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas

Negeri Malang, 2005), cet. ke-1, hal. 78. 23

Fitri Eka Sari, et al., Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi KelasXI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura,

(Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru, 2008).

Page 35: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

21

Keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan atau

kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga

menghasilkan konsep, teori, prinsip, maupun hukum atau bukti. Mengajarkan

keterampilan proses pada siswa berarti memberi kesempatan kepada mereka untuk

melakukan sesuatu bukan hanya membicarakan sesuatu tentang sains.24

Menurut Mochtar seperti dikutip Samana menyatakan bahwa keterampilan

proses sains adalah cara memandang siswa serta kegiatannya sebagai manusia

seutuhnya yang diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran yang memperhatikan

perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan

sebagai kesatuan (baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya),

yang akhirnya semua kegiatan belajar yang hasilnya tersebut tampak dalam

bentuk kreativitas.25

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan memproses

perolehan, sehingga anak akan mampu menemukan dan mengembangkan konsep,

teori, prinsip, hukum maupun fakta. Proses sains diturunkan dari langkah-langkah

yang dilakukan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah, yaitu seperti

merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah,

mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah.

b. Tujuan Keterampilan Proses Sains

A. Samana mengemukakan tujuan dari keterampilan proses sains antara

lain:26

1) Memberi dorongan bekal penguasaan konsep.

2) Mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta sendiri.

3) Untuk mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan hidup di

masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi.

24

Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X

melalui Kit Optik, (Jurnal Pendidikan Fisika Ind, Volume 5, Nomor 1, Januari 2009), hal. 2. 25

A. Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)

dan Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hal.111. 26

Ibid., hal. 109 – 110.

Page 36: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

22

4) Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan sikap

kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai macam masalah

kehidupan.

c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya

Jenis-jenis keterampilan proses sains menurut Rustaman, adalah sebagai

berikut:27

1) Melakukan pengamatan (observasi)

Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba.

Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga

termasuk keterampilan proses mengamati.

2) Menafsirkan pengamatan (interpretasi)

Mencatat setiap pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan dan

menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan dan menyimpulkannya.

3) Mengelompokkan (klasifikasi)

Dalam proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti

mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan,

dan mencari dasar penggolongan.

4) Meramalkan (prediksi)

Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan

mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu

kecenderungan atau pola yang sudah ada.

5) Berkomunikasi

Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan data empiris dengan

grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan

menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

6) Berhipotesis

Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan

perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara

27

Nuryani Y. Rustaman, et al., Op. Cit., hal. 78 – 81.

Page 37: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

23

melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya

terkadang cara untuk mengujinya.

7) Merencanakan percobaan atau penyelidikian

Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan

proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak

dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang

dikemukakan, berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat

dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang

terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas,

menentukan apa yang diamati, diukur dan ditulis, serta menentukan cara dalam

penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data

untuk dapat disimpulkan, maka dapat merencanakan penyelidikanpun terlibat

kegiatan menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik

kesimpulan.

8) Menerapkan konsep atau prinsip

Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan

menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip yang

telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi baru.

9) Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa,

mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Dengan

demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan

pikiran.

Aspek-aspek keterampilan proses menurut Semiawan adalah:28

a) Observasi atau pengamatan; observasi mencakup perhitungan, pengukuran,

klasifikasi, maupun mencari hubungan antara ruang dan waktu.

b) Membuat hipotesis

c) Merencanakan penelitian/eksperimen

d) Mengendalikan variabel

28

Conny Semiawan, Op. Cit,. hal. 17 – 18.

Page 38: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

24

e) Menginterpretasi atau menafsirkan data

f) Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)

g) Meramalkan (prediksi)

h) Menerapkan (aplikasi)

i) Mengkomunikasikan

Adapun aspek-aspek keterampilan proses sains menurut Dahar seperti

yang dikutip Susiwi, et al., terdiri atas: mengamati, menafsirkan pengamatan,

meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan

penelitian, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan. Dari delapan aspek KPS

tersebut dapat dikembangkan beberapa keterampilan yang disebut dengan sub

keterampilan proses siswa. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat sub aspek keterampilan

proses sains.

Tabel 2.1 Aspek-aspek Keterampilan Proses Sains Menurut Dahar:29

Keterampilan

Proses Sains Sub-Keterampilan Proses Sains

1. Mengamati a. Mengamati dengan indera

b. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

c. Mencari kesamaan dan perbedaan

2. Menafsirkan

Pengamatan

a. Mencatat setiap pengamatan

b. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

c. Menemukan suatu pola dalam satu seri

pengamatan

d. Menyimpulkan

3. Meramalkan a. Berdasarkan hasil pengamatan dapat

mengemukakan apa yang mungkin terjadi

4. Menggunakan

Alat dan Bahan

a. Memakai alat atau bahan atau sumber

b. Mengetahui alasan mengapa

menggunakan alat, bahan atau sumber

29

Susiwi, et al., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model

Pembelajaran Praktikum D-E-H, Jurnal pengajaran MIPA, Vol.14 No.2 Oktpber 2009, tersedia:

http://fpmipa.upi.edu/v3/www/jurnal/oktober2009/7.SUSIWI-

Analisis%20Keterampilan%20Proses%20Sains-REVISI.pdf, (21/01/11).

Page 39: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

25

Keterampilan

Proses Sains Sub-Keterampilan Proses Sains

5. Menerapkan

Konsep

a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari

dalam situasi baru

b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru

untuk menjalankan apa yang sedang terjadi

c. Menyusun hipotesis

6. Merencanakan

Penelitian

a. Menentukan alat, bahan dan sumber yang

digunakan dalam penelitian

b. Menentukan variabel-variabel

c. Menentukan variabel yang di buat tetap dan

mana yang harus berubah

d. Menentukan apa yang akan diamati, diukur

dan ditulis

e. Menentukan cara dan langkah kerja

f. Menetukan bagaimana mengolah data hasil

pengamatan untuk mengambil kesimpulan.

7. Berkomunikasi a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis dan jelas

b. Menjelaskan hasil percobaan atau

pengamatan

c. Mendiskusikan hasil percobaan

d. Membaca grafik , tabel atau diagram

8. Mengajukan

Pertanyaan

a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa

b. Bertanya untuk meminta penjelasan

c. Mengajukan pertanyaan yang

berlatarbelakang hipotesis

Page 40: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

26

4. Materi Pembelajaran

a. Pengertian Kalor

Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang

suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda

bersentuhan secara langsung atau melalui media lainnya. Contoh: Gelas akan

menjadi panas ketika diisi air panas, karena ada kalor yang berpindah dari air

panas ke gelas. Sebaliknya gelas menjadi dingin ketika diisi dengan air es, karena

ada kalor yang berpindah dari gelas ke air es yang mengalami kenaikan suhu.

b. Pengaruh Kalor terhadap suatu Zat

Kalor yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan kenaikkan

suhu atau dapat mengubah wujud suatu zat.

Contoh:

Es yang berada di dalam panci yang dipanaskan di atas kompor (diberi kalor)

suhunya akan naik dan akhirnya mencair. Ketika es masih berbentuk padat

suhunya masih di bawah 0°C, ketika melebur suhunya tepat pada 0°C (es berubah

menjadi cair). Setelah melebur air itu dipanaskan lagi, maka lama-kelamaan air

akan mendidih tepat pada suhu 100°C.

Pada saat terjadi perubahan wujud suhu zat tetap, hal ini disebabkan

karena kalor yang diberikan tidak untuk menaikkan suhu tetapi untuk mengubah

wujud, dan ketika zat mengalami perubahan suhu, wujud zat tetap karena kalor

yang diterima tidak untuk mengubah wujud tetapi untuk menaikkan suhu.

Diagram perubahan wujud:

GAS

GAS

PADAT

GAS

CAIR

GAS

3

6

1

4

5

2

Gambar 2.1 Diagram Perubahan Wujud Zat

Page 41: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

27

Perubahan wujud yang memerlukan kalor:

1) Melebur (mencair) adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair. Contoh

es menjadi air.

2) Menguap perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contoh: air menjadi uap air,

tangan terasa dingin sehabis dicelupkan ke dalam bensin, karena bensin yang

menempel pada tangan menguap, menguap memerlukan kalor, kalor diambil

dari tangan sehingga tangan menjadi dingin.

3) Menyublim perubahan wujud dari padat menjadi gas. Contoh: kapur barus.

Perubahan wujud yang melepaskan kalor:

1) Membeku adalah perubahan wujud dari cair menjadi padat. Contoh: air

menjadi es.

2) Mengembun perubahan wujud dari gas menjadi cair. Contoh: embun pada

pagi hari.

3) Mendeposit (mengkristal) perubahan wujud dari gas menjadi padat. Contoh:

pembentukan jelaga di kaca lampu semprong atau knalpot.

Faktor-faktor yang mempercepat penguapan:

a) Memanaskan

Dengan energi panas molekul-molekul akan lebih cepat bergerak, sehingga

pakaian yang dijemur akan cepat kering.

b) Memperluas permukaan

Dengan memperluas permukaan berarti memperbanyak molekul-molekul zat

cair yang dekat dengan permukaan, akibatnya molekul-molekul zat cair lebih

mudah meninggalkan permukaan atau menguap.

c) Meniupkan udara di atas permukaan

Meniupkan udara di atas permukaan juga membawa molekul-molekul zat cair

dekat permukaan, sehingga molekul-molekul tersebut lebih mudah

meninggalkan permukaan zat cair.

d) Menyemburkan zat cair

Semburan air memberikan suatu luas permukaan yang sangat besar, sehingga

molekul-molekul mudah menguap.

Page 42: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

28

e) Mengurangi tekanan pada permukaan

Dengan mengurangi tekanan di atas permukaaan, berarti memberi jarak antar

molekul menjadi renggang.

Zat cair dikatakan mendidih apabila gelembung-gelembung uap terjadi di

dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. Pada saat mendidih (tejadi

perubahan wujud dari cair menjadi gas) suhu zat tetap, hal ini dibuktikan jika air

dipanaskan hingga mendidih yaitu pada suhu 100°C suhu air tidak akan naik lagi

meskipun dipanaskan terus-menerus 100°C disebut titik didih air. Begitu juga jika

gas berubah wujudnya menjadi cair (mengembun) saat melepaskan kalor, suhu

juga tetap dan titik embun pun sama dengan titik didih. Jadi, tepat pada suhu

100°C air berubah wujud dari cair menjadi gas, sebaliknya tepat pada suhu 100°C

gas berubah wujud menjadi cair (mengembun). Akibatnya titik didih sama dengan

titik embun dan kalor uap sama dengan kalor embun.

c. Persamaan Kalor

Perubahan kalor dapat menyebabkan terjadinya perubahan suhu suatu

benda, jika kalor diberikan pada suatu benda, suhu benda akan bertambah.

Sebaliknya, jika kalor dilepaskan oleh suatu benda, suhu benda akan menurun.

Selain itu, kalor yang diperlukan suatu benda untuk menaikkan atau menurunkan

suatu benda bergantung pada massa benda dan kalor jenis benda. Sehingga dapat

dituliskan dalam bentuk persamaan:

Ket : = kalor yang diperlukan atau kalor yang dilepaskan, satuan : joule (J)

= massa benda, satuan : kg

= kalor jenis, satuan : J/kg°C

Besarnya kalor yang diperlukan oleh suatu zat cair bergantung pada massa

dan besarnya kalor uap suatu zat cair. Dapat dilihat melalui persamaan :

Ket : = kalor yang diperlukan(menguap) atau dilepaskan (mengembun)

= massa zat cair

Page 43: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

29

= kalor uap

Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi uap pada titik

didihnya disebut kalor uap.

Kalor yang diperlukan untuk melebur sebanding dengan massa benda dan

besarnya kalor lebur, sehingga dapat ditulis :

Ket : = kalor yang diperlukan(melebur) atau dilepaskan (membeku)

= massa zat cair

= kalor lebur

Kalor yang diperlukan untuk melebur 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada

titik leburnya disebut kalor lebur, sebaliknya kalor yang dilepaskan pada waktu 1

kg zat cair menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya disebut kalor beku.

d. Azas Black

Apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur, maka kedua zat yang

bercampur akan memiliki suhu yang sama. Hal ini disebabkan kalor akan

berpindah dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang suhunya lebih rendah.

Berdasarkan hukum kekekalan energi tidak ada energi yang hilang,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kalor yang diperlukan sama dengan kalor yang

diterima.

Qterima = Qlepas

e. Perpindahan Kalor

Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kalor dapat

berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran, konveksi atau aliran,

dan radiasi atau pancaran.

1) Konduksi atau Hantaran

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai

perpindahan partikel-partikel zat tersebut.

2) Konveksi atau Aliran

Page 44: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

30

Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan

partikel-partikel zat tersebut.

3) Radiasi atau Pancaran

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.

f. Penerapan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Pengaruh Tekanan

Pengaruh tekanan terhadap titik didih, titik didih zat cair akan naik jika

tekanan di atas permukaan dinaikkan.

Contoh :

Panci pemasak bertekanan (pressure cooker) dapat memasak daging lebih cepat

empuk, karena air dalam panci mendidih lebih dari 100°C atau kira-kira 120°C

dan tekanannya sampai 2 atm. Akibatnya daging cepat empuk.

Penurunan tekanan di atas permukaan dapat menurunkan titik didih, oleh

karena itu makin tinggi tempat di atas permukaan bumi suhunya makin rendah

karena makin tinggi tempat tekanannya makin rendah.

2) Ketidakmurnian Zat

Ketidakmurnian zat dapat menaikkan titik didih.

Contoh : air gula, air garam mendidih lebih dari 100°C, oleh karena itu jika

memasak sayuran menggunakan garam dimaksudkan selain gurih rasanya juga

cepat empuk.

Pengaruh ketidakmurnian menurunkan titik lebur zat

Contoh: Penambahan garam pada campuran es dengan air hingga 20°C. Karena

penambahan garam, es melebur di bawah 0°C. untuk melebur zat memerlukan

kalor, kalor diambil dari dalam es itu sendiri karena tidak ada suplai dari luar.

Akibatnya suhu es akan turun di bawah 0°C meskipun sudah dalam wujud cair.

Berikut adalah peta konsep kalor.

Page 45: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

31

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan

pembelajaran inkuiri dan KPS (keterampilan proses sains) antara lain adalah

sebagai berikut.

1. Karyono menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa

yang diajar dengan metode guided inquiry bernuansa nilai dengan siswa yang

diajar dengan metode konvensional (ceramah dan tanya jawab). Di samping

itu Karyono juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif pelaksanaan

metode guided inquiry bernuansa nilai terhadap hasil belajar biologi siswa.

Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis melalui uji t pada taraf

signifikansi 0,05 didapat hasil ttabel ≤ thitung atau 2,00 ≤ 3,296.30

2. Mas’amah menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang

signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dimana

pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode inkuiri terbimbing

30

Karyono, Pengaruh Metode Guided Inquiry melalui Pembelajaran Bernuansa Nilai

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, (Experiment pada kelas VII SMP Muhammadiyah 17

Ciputat), (Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), hal. 85.

KALOR

Perubahan

Suhu Benda Pengaruh Kalor Perpindahan

Kalor

Perubahan Wujud Zat

Kalor dalam

Kehidupan

Sehari-hari Kalor yang

Dibutuhkan untuk

Perubahan Wujud

Gambar 2.2 Peta Konsep Kalor

Page 46: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

32

diperoleh rata-rata sebesar 70,7, sedangkan pada kelas kontrol yang diajarkan

dengan metode konvensional diperoleh rata-rata sebesar 56,76.31

3. Siti Munawaroh menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen

yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) lebih

tinggi daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Selain itu, Siti Munawaroh menyatakan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar

siswa antara siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing

(guided inquiry) dan yang menggunakan metode konvensional. Hal ini

terlihat dari harga ttabel ≤ thitung yaitu sebesar 2,045 ≤ 4,664.32

4. Ni Ketut Rapi, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan

inkuiri terpimpin di SMA Negeri 2 Singaraja, dapat disimpulkan sebagai

berikut; model pembelajaran inkuiri terpimpin dalam pembelajaran Fisika

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah psikomor. Model

pembelajaran inkuiri terpimpin dalam pembelajaran Fisika dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I nilai rerata

aktivitas siswa adalah 63 termasuk dalam kualifikasi cukup aktif, sedangkan

pada siklus II nilai rerata aktivitas siswa 72 termasuk dalam kualifikasi aktif.

Respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terpimpin, baik pada

sikuls I maupun siklus II termasuk kategori positif. 33

5. Y. Subagyo, et al., hasil laporannya dapat disimpulkan bahwa pendekatan

keterampilan proses pada pokok bahasan suhu dan pemuaian dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, juga dapat memberikan

31 Mas’amah, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika

Siswa Pada Materi Pokok Kalor danPerpindahan Kalor, (Studi Kasus di MTs. Negeri 3 Pondok

Pinang Jakarta Selatan), (Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan IPA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), hal. 61. 32

Siti Munawaroh, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa, (Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), hal. 62. 33

Ni Ketut Rapi, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam

Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2

Singaraja, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1, Th. XXXX1 Januari 2008).

Page 47: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

33

pengalaman belajar secara langsung pada siswa melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.34

6. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh Widiyanto

menunjukkan bahwa pemanfaatan kit optik dalam pembelajaran dapat

meningkatkan pemahaman dan keterampilan proses sains siswa. Skor rata-

rata pemahaman siswa pada siklus I sebesar 73,27 dengan ketuntasan belajar

secara kalsikal sebesar 80,49%, sedangkan siklus II skor rata-rata adalah

84,20 dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Sedangkan persentase rata-

rata keterampilan proses sains siswa pada siklus I sebesar 77,37% dan siklus

II sebesar 87,36%. 35

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika merupakan wahana bagi siswa untuk mengembangkan

pengetahun, keterampilan, sikap dan nilai, sehingga tidak cukup bila kegiatan

pembelajaran hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep, teori-teori, dan

prinsip-prinsip saja. Bertolak bahwa fisika merupakan struktur pengetahuan yang

terus berkembang dan diperoleh melalui cara kegiatan ilmiah, maka siswa

diberikan pengalaman langsung dengan objek nyata, agar siswa dapat

mengembangkan berbagai keterampilannya.

Fisika sebagai salah satu cabang sains merupakan proses dan produk. Pada

tingkat pendidikan dasar dan menengah saat ini, sebagian besar pelajaran fisika

hanya ditekankan pada aspek produk saja, sedangkan prosesnya diabaikan. Siswa

memperoleh konsep fisika dengan cara membaca kemudian menghafal rumus-

rumus dari buku-buku teks atau berdasarkan informasi dan ceramah dari guru

saja, tidak melalui proses sains. Hal ini membuat keterampilan proses sains siswa

menjadi rendah.

Untuk mengatasi hal ini, salah satu alternatif metode pembelajaran yang

digunakan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran guided inquiry.

34

Y. Subagyo, et al., Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Porses untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jurnal Pendidikan Fisika. Ind., Vol. 5, No. 1, Januari 2009). 35

Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X

melalui Kit Optik, (Jurnal Pendidikan Fisika Ind. Vol. 5, No. 1, Januari 2009).

Page 48: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

34

Metode guided inquiry merupakan aplikasi dari pembelajaran konstruktivisme

yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Dengan metode ini, pengetahuan

yang diperoleh siswa sebagian besar didasarkan pada hasil usaha sendiri atas

keterampilan dan kinerja dari individu maupun kelompok yang dimiliki sehingga

peserta didik mempunyai kesempatan yang luas mencari dan menemukan sendiri

makna segala sesuatu yang dipelajarinya.

Metode guided inquiry bertujuan untuk mengembangkan sikap dan

keterampilan siswa untuk memecahkan masalah serta mengambil keputusan

secara objektif dan madiri, membina dan mengembangkan kemampuan berpikir

ilmiah, rasa ingin tahu, dan penalaran serta cara berpikir objektif baik secara

individual maupun kelompok. Pada pembelajaran ini siswa melakukan

penyelidikan berdasarkan permasalahan yang diajukan guru, tetapi siswa sendiri

yang menentukan prosedur penyelidikannya, sedangkan guru memfasilitasi dan

membimbing siswa dalam penyelidikan yang dirancangnya. Materi yang disajikan

guru bukan hanya ditransfer begitu saja kepada siswa, namun diusahkan

sedemikian rupa hingga siswa membangun sendiri pengetahuannya untuk mencari

dan menemukan konsep yang sudah direncanakan oleh guru, bukan sekedar

menerima konsep yang sudah jadi dan kemudian menghafalnya.

Dalam pembelajaran metode guided inquiry terdapat proses-prose mental

yaitu menyajikan masalah, merumuskan pertanyaan, membuat hipotesis,

mendesain dan melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan

menarik kesimpulan. Dengan demikian, siswa akan mampu membangun

pengetahunnya sendiri untuk memperoleh fakta dan konsep serta menumbuhkan

dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Oleh karena itu, dengan

metode pembelajaran guided inquiry siswa dilatih untuk melakukan proses-proses

ilmiah sehingga menumbuhkan sikap ilmiah yang lebih baik, dan pada akhirnya

diharapkan keterampilan proses sains siswa meningkat. Untuk lebih jelasnya,

bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Page 49: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

35

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat pengaruh metode guided inquiry terhadap keterampilan

proses sains siswa pada konsep kalor.

Ha : Terdapat pengaruh metode guided inquiry terhadap keterampilan proses

sains siswa pada konsep kalor.

Masalah dalam pembelajaran:

1. Pembelajaran fisika yang dilakukan sebagian besar lebih menekankan

pada aspek produk, sedangkan prosesnya diabaikan.

2. Pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek produk saja membuat

keterampilan proses sains siswa menjadi rendah.

Menerapkan metode

pembelajaran guided inquiry

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Siswa membangun pengetahuannya sendiri

melalui kegiatan penyelidikan atau proses ilmiah

Keterampilan proses sains (KPS) siswa meningkat

Menerapkan sebuah metode pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan

menggali potensi yang ada pada dirinya.

Page 50: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII

semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Waktu penelitian dilaksanakan pada

bulan November sampai dengan bulan Desember 2011.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

experimental (eksperimen semu), yaitu metode yang mempunyai kelompok

kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pemilihan metode

penelitian ini dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak

memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara

kondisional dengan tetap memperhatikan fakta-fakta yang mempengaruhi

validitas hasil penelitian.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group

design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam desain ini kedua kelompok akan diberi

perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang berbeda. Sebelum pembelajaran

kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dan setelah pembelajaran berakhir diberi

tes akhir (posttest) menggunakan instrumen yang sama seperti pada tes awal

(pretest). Agar lebih jelas desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 3.1.2

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 9, hal. 114. 2 Liche Seniati, et al, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: PT Indeks, 2008), cet. 3, hal. 136.

Page 51: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

37

Tabel 3.1 Pretest and Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan (X) Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : pretest (tes awal) yang diberikan sebelum proses pembelajaran dimulai,

diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol).

O2 : posttest (tes akhir) yang diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung,

diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol).

XM : perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah

penggunaan metode guided inquiry.

Xm : perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan menggunakan

metode konvensional.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel independen (bebas) adalah metode guided inquiry. Variabel ini

disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel dependen (terikat) adalah keterampilan proses sains. Variabel ini

disimbolkan dengan huruf Y.

E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi terjangkau adalah

populasi yang terukur karena dibatasi oleh tempat dan waktu. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 03 Tangsel. Populasi terjangkau pada

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 03 Tangsel.

Penelitian terhadap seluruh populasi merupakan hal yang sulit dan menyita

banyak waktu. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini.

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka

Cipta, 1998), cet. 11, hal. 115.

Page 52: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

38

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah simple random sampling yaitu teknik pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada. Oleh karena itu anggota populasi dianggap homogen.5 Sampel dalam

penelitian ini adalah kelas VII-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-1 sebagai

kelas kontrol.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.6 Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan nontes. Tes yang digunakan

adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban

sebanyak 20 soal yang memuat indikator pada aspek menafsirkan, menerapkan

konsep, dan mengkomunikasikan, sedangkan pada aspek mengamati (observasi)

dengan menggunakan pedoman observasi kinerja.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.

1. Tahap Persiapan

Langkah awal pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian

adalah pembuatan proposal penelitian, setelah itu pengurusan surat izin penelitian

dari Universitas Islam Negeri Jakarta, langkah selanjutnya adalah survei tempat,

langkah selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi

soal yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing. Setelah instrumen

penelitian selesai dibuat, dilanjutkan dengan penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

4 Ibid., hal. 117.

5 Nuraida, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Research Publising,

2009), cet ke-1, hal. 89. 6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

(Bandung: Alfabeta, 2011), cet. 7, hal. 69.

Page 53: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

39

Setelah instrumen penelitian dan rencana pelaksanan pembelajaran selesai

dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah

dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk melaksanakan uji coba

instrumen. Uji coba instrumen untuk menentukan soal-soal yang akan digunakan

dalam penelitian (pretest dan posttest). Analisis data hasil uji coba instrumen

merupakan langkah akhir dalam tahap persiapan sebelum melaksanakan

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal tahap pelaksanaan penelitian adalah menentukan dua

kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya

diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian. Soal pretest

menggunakan soal hasil analisis dan uji coba instrumen penelitian. Setelah

melakukan pretest, pada kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode guided inquiry, sedangkan kelompok

kontrol dengan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan metode

konvensional. Proses pembelajaran berlangsung sebanyak empat kali pertemuan

pada tiap kelasnya. Setelah diberi perlakuan diadakan tes akhir (posttest) untuk

kedua kelompok penelitian. Tes akhir berupa soal-soal yang sama dengan ketika

dilakukan tes awal (pretest).

3. Tahap Akhir Penelitian

Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir (posttest)

langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data hasil tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji

statistik. Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji

statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan

langkah paling akhir dalam prosedur penelitian. Untuk lebih jelasnya bagan

prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 54: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

40

1. Proposal Penelitian

2. Mengurus Surat Izin Penelitian

3. Survei Tempat

4. Membuat Instrumen

5. Menyusun RPP

6. Melaksanakan Uji Coba Instrumen

7. Analisis Uji Coba Instrumen

Menentukan Dua Kelompok Penelitian

Kelompok

EksperimenKelompok

Kontrol

PretestPretest

Penerapan Metode

Guided Inquiry

Penerapan Metode

Konvensional

Posttest Posttest

Analisis Data Pretest dan Posttest

Menarik Kesimpulan

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir Penelitian

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Page 55: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

41

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh

data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

tes berupa soal pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban untuk memperoleh data

keterampilan proses sains siswa dengan memuat indikator KPS meliputi aspek

menafsirkan, menerapkan konsep dan berkomunikasi. Instrumen nontes berupa

pedoman observasi kinerja untuk mengobservasi keterampilan mengamati.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif

berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban sebanyak 20 soal. Soal

tersebut dibuat berdasarkan aspek KPS yaitu: aspek menafsirkan, menerapkan

konsep dan melakukan komunikasi. Sebelum instrumen diberikan kepada sampel,

soal tersebut terlebih dahulu di uji cobakan pada siswa kelas VIII yang telah

mendapatkan materi yang akan disampaikan pada penelitian.

Langkah-langkah yang di tempuh dalam penyusunan instrumen tes KPS

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan silabus.

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

c. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi.

d. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing.

e. Melaksanakan uji coba instrumen.

Adapun desain kisi-kisi instrumen tes keterampilan proses sains dapat

dilihat pada Tabel 3.2.

Page 56: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

42

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains

Kompetensi

Dasar Materi Sub Materi Indikator

Aspek KPS yang

dikembangkan

K1 K2 K3

Soal

Mendeskripsi

kan peran

kalor dalam

mengubah

wujud zat

dan suhu

suatu benda

serta

penerapannya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Kalor Pengaruh

kalor

terhadap

perubahan

suhu benda

Menyelidiki

pengaruh kalor

terhadap

perubahan suhu

benda.

1,

2 3 3

Menerapkan

hubungan

untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

4,

5,

6

7 4

Pengaruh

kalor

terhadap

perubahan

wujud zat

Menyelidiki

pengaruh kalor

terhadap

perubahan wujud

zat.

8

9,

10,

11 4

Menerapkan

dan

untuk

menyelesaikan

maslaah

sederhana.

12,

13,

14

3

Penguapan Menyelidiki

faktor-faktor yang

dapat

mempercepat

penguapan.

15,

16 17 3

Perpindahan

kalor

Menyelidiki

perpindahan kalor

secara konduksi,

konveksi, dan

radiasi.

18,

19 20 3

Soal 7 6 7 20

Page 57: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

43

Keterangan:

K1 : Menafsirkan

K2 : Menerapkan konsep

K3 : Melakukan komunikasi

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman

observasi kinerja untuk mengobservasi keterampilan mengamati. Instrumen ini

dilakukan pada saat pembelajaraan berlangsung. Setiap mahasiswa diobservasi

keterampilan mengamati (mengobservasi) oleh observer. Satu observer akan

mengobservasi 5-6 orang dalam satu kelompok.

I. Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains

Instrumen tes KPS yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu

dilakukan uji kelayakan yaitu: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk

mengetahui bahwa tes yang akan digunakan memenuhi keempat kriteria tersebut.

1. Validitas Instrumen

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.7 Dalam

penelitian ini digunakan validitas isi (content validity) yang berarti tes disusun

sesuai dengan materi dan indikator yang disahkan oleh praktisi pendidikan (dosen

atau guru).

Uji validitas menggunakan rumus Korelasi Point Biserial (rpbi) karena skor

butir soal berbentuk dikotomi (skor butir 0 atau 1). Untuk memberikan interpretasi

terhadap angka rpbi dipergunakan tabel nilai “r” product moment, dengan terlebih

dahulu mencari (df = N-nr). Adapun rumus rpbi, yaitu:8

7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), cet.14, hal.12. 8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet. 21,

hal. 258.

Page 58: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

44

Keterangan:

rpbi = angka indeks korelasi point biserial

Mp = mean (nilai rata-rata hitung) yang dijawab dengan benar

Mt = mean dari skor total

SDt = standar deviasi total

P = proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item

q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item

Nilai indeks korelasi point biserial kemudian dibandingkan dengan rtabel

dengan kriteria; jika rpbi > rtabel maka soal tersebut valid, sedangkan jika rpbi < rtabel

maka soal tersebut tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks

korelasinya (r) pada Tabel 3.3.9

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya.10

Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas

menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20).11

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta:Bumi

Aksara, 2010), cet. 11, hal. 75. 10

Nana Sudjana, Op. Cit., hal.16. 11

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 100 - 101.

Page 59: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

45

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S2 = varians

Nilai reliabilitas kemudian dibandingkan dengan rtabel, dengan kriteria; jika

rxy > rtabel maka soal tersebut reliabel, sedangkan jika rxy < rtabel maka soal tersebut

tidak reliabel.

Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks

reliabilitasnya pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 r 0,20 Kecil

0,21 r 0,40 Rendah

0,41 r 0,70 Sedang

0,71 r 0,90 Tinggi

0,91 r 1,00 Sangat Tinggi

3. Tingkat Kesukaran Tes

Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau

sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Dan soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

Page 60: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

46

mencoba lagi karena diluar jangkauannya.12

Indeks kesukaran dihitung

menggunakan rumus:13

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang

diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5.14

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.15

Rumus perhitungan daya pembeda:16

Keterangan:

D = indeks diskriminasi

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

12

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta:Bumi

Aksara, 2010), cet. 11, hal. 207. 13

Ibid., hal. 208. 14

Ibid., hal. 210. 15

Ibid., hal. 211. 16

Ibid., hal. 213.

Page 61: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

47

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6.17

Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (statisfactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

J. Teknik Analisis Data

Terdapat dua buah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik

analisis data instrumen tes dan nontes. Data yang dihasilkan dari instrumen tes

akan dianalisis kenormalan dan kehomogenannya terlebih dahulu sebagai

prasyarat sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Pada kelompok eksperimen,

data yang dihasilkan dari hasil pedoman observasi kinerja akan dianalisis secara

deskriptif untuk melihat perkembangan keterampilan mengamati.

1. Teknik Analisis Data Instrumen Tes

Teknik analisis data instrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan

pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat

hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:18

a) Mencari skor terbesar dan terkecil

17 Ibid., hal. 218.

18 Riduwan, Op. Cit., hal. 121 – 124.

Page 62: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

48

b) Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

c) Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n (Rumus Sturgess)

d) Mencari nilai panjang kelas (i)

BK

Ri

e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No Kelas

Interval F

Nilai

Tengah

(X1)

Xi2

f Xi f Xi2

Jumlah f - -

f) Mencari nilai rata-rata (mean)

g) Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)

h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

(1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval

ditambah 0,5.

(2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

(3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

(4) Mencari luas setiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-

angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris

kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu pula seterusnya, kecuali

Page 63: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

49

untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan angka

pada baris berikutnya.

(5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

setiap interval dengan jumlah responden.

i) Mencari Chi – Kuadrat hitung (χ2

hitung)

k

i fe

fefo

1

2

2

j) Membandingkan χ2

hitung dengan χ2 tabel untuk α = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika χ2

hitung χ2 tabel, artinya distribusi data tidak normal dan

Jika χ2

hitung χ2 tabel, artinya data berdistribusi normal

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan

kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan uji Bartlet, dengan langkah-langkah sebagai berikut:19

a) Hipotesis

b) Bagi data menjadi dua kelompok

c) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya

d) Tentukan F hitung dengan rumus:

terkecilians

terbesarians

S

SF

var

var2

2

2

1

Dimana

Keterangan:

F = Homogenitas

= varians data pertama/varians terbesar

19

Riduwan, Op. Cit., hal. 119 – 120.

Page 64: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

50

= varians data kedua/varians terkecil

e) Tentukan kriteria pengujian:

Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi

homogen.

Jika Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi

tidak homogen.

b. Pengujian Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi normal

dan homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis untuk megetahui ada tidaknya

pengaruh penerapan metode guided inquiry terhadap keterampilan proses sains

siswa, diukur dengan menggunakan uji signifikansi dengan uji-t (t-test) dengan

rumus sebagai berikut:20

21

21

11

nnS

XXt

g

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS g

keterangan:

1X = Rata-rata skor kelompok eksperimen

2X = Rata-rata skor kelompok kontrol

Sg = Varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)

S12 = Varians kelompok eksperimen

S22

= Varians kelompok kontrol

n1 = Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = Jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:

Ho diterima jika thitung < ttabel

Ho ditolak jika thitung > ttabel

20

Subana, et al., Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hal. 171.

dengan

Page 65: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

51

2. Teknik Analisis Data Instrumen Nontes

Data hasil observasi kinerja akan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hal

ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang perkembangan

keterampilan mengamati pada setiap pertemuan, rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:21

Keterangan:

P = Angka persentase

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of case (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

Data yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam bentuk kriteria

nilai persentase dan dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Persentase Instrumen Nontes

Kriteria Persentase

Sangat Baik 81 – 100%

Baik 61 – 80%

Cukup 41 – 60%

Kurang 21 – 40%

Sangat Kurang 0 – 20%

K. Hipotesis Statistik

Hipotesisi statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang

telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : µA = µB

Ha : µA > µB

Keterangan :

H0 = tidak terdapat pengaruh metode guided inquiry terhadap keterampilan

proses sains siswa pada konsep kalor.

21

Anas Sudijono, Op. Cit., hal. 43.

Page 66: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

52

Ha = terdapat pengaruh metode guided inquiry terhadap keterampilan proses

sains siswa pada konsep kalor.

µA = rata-rata skor keterampilan proses sains siswa yang belajar dengan metode

guided inquiry.

µB = rata-rata skor keterampilan proses sains siswa yang belajar tanpa

menggunakan metode guided inquiry.

Page 67: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut disajikan analisis data hasil pretest dan posttest untuk kedua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan analisis data

hasil observasi kinerja pada aspek mengamati untuk kelompok eksperimen.

1. Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran

data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil

Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Data Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai Tertinggi 55 95 55 75

Nilai Terendah 20 60 20 40

Mean 37,17 75,33 37 56,67

Median 37,5 75 40 55

Modus 40 70 40 50

Standar Deviasi 8,78 9,42 10,48 9,85

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen yang terdiri

dari 36 siswa, diperoleh data yang disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Pretest dan

Posttest Kelompok Eksperimen

Aspek KPS Skor

Ideal

Pretest Posttest

Skor

Rata-rata

Persentase

(%)

Skor

Rata-rata

Persentase

(%)

Menafsirkan 7,00 1,86 26,59 5,25 75,00

Menerapkan

konsep 6,00 2,78 46,30 4,94 82,41

Melakukan

komunikasi 7,00 2,78 39,68 4,89 69,84

Page 68: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

54

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil pretest skor terendah terdapat

pada aspek menafsirkan dengan skor rata-rata 1,86 atau sebesar 26,59%,

sedangkan skor tertinggi terdapat pada aspek menerapkan konsep dengan skor

rata-rata 2,78 atau sebesar 46,30%. Kemudian untuk hasil posttest skor terendah

terdapat pada aspek melakukan komunikasi dengan skor rata-rata 4,89 atau

sebesar 69,84%, sedangkan skor tertinggi terdapat pada aspek menerapkan konsep

dengan skor rata-rata 4,94 atau sebesar 82,41%.

Selisih rata-rata pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat

pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains

Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat peningkatan persentase keterampilan proses

sains yang tinggi pada masing-masing aspek dari pretest ke posttest.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelompok kontrol yang terdiri dari

36 siswa, diperoleh data yang disajikan pada Tabel 4.3.

Page 69: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

55

Tabel 4.3 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Pretest dan

Posttest Kelompok Kontrol

Aspek KPS Skor

Ideal

Pretest Posttest

Skor

Rata-rata

Persentase

(%)

Skor

Rata-rata

Persentase

(%)

Menafsirkan 7,00 2,42 34,52 4,03 57,54

Menerapkan

konsep 6,00 1,92 31,94 3,39 56,48

Melakukan

komunikasi 7,00 3,08 44,05 3,94 56,35

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil pretest skor terendah terdapat

pada aspek menerapkan konsep dengan skor rata-rata 1,92 atau sebesar 31,94%,

sedangkan skor tertinggi terdapat pada aspek melakukan komunikasi dengan skor

rata-rata 3,08 atau sebesar 44,05%. Kemudian untuk hasil posttest skor terendah

terdapat pada aspek melakukan komunikasi dengan skor rata-rata 3,94 atau

sebesar 56,35%, sedangkan skor tertinggi terdapat pada aspek menafsirkan dengan

skor rata-rata 4,03 atau sebesar 57,54%.

Selisih rata-rata pretest dan posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada

diagram batang berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains

Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

Page 70: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

56

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat peningkatan persentase

keterampilan proses sains yang sedang pada masing-masing aspek dari pretest ke

posttest.

2. Hasil Observasi Kinerja

Pada proses pembelajaran berlangsung, setiap siswa diobservasi

keterampilan mengamati (observasi) dengan menggunakan pedoman observasi

kinerja. Persentase aspek mengamati dikelompokkan ke dalam lima kategori,

yaitu sangat kurang (< 20%), kurang (21% - 40%), cukup (41% - 60%), baik

(61% - 80%), dan sangat baik (81% - 100%). Pada Gambar 4.3 diperoleh hasil

observasi keterampilan mengamati yang disajikan dalam bentuk diagram batang

sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Batang Pedoman Observasi Kinerja Keterampilan

Proses Mengamati

Berdasarkan hasil observasi kinerja yang telah dilakukan selama empat

kali pertemuan, pada aspek mengamati mulai dari pertemuan pertama sampai

pertemuan terakhir mengalami kenaikan setiap pertemuannya. Dari pertemuan

pertama sampai pertemuan kedua mengalami kenaikan persentase yaitu mulai dari

65% sampai 73% yang berada pada kategori baik. Pertemuan kedua sampai

Page 71: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

57

pertemuan keempat mengalami kenaikan persentase yaitu mulai dari 73% sampai

91% yang berada pada kategori sangat baik.

3. Analisis Data Tes

a. Uji Prasyarat Analisis Data Tes

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

analisis data yaitu uji normalitas dan homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari penelitian terdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data terdistribusi

normal bila memenuhi kriteria x2

hitung ≤ x2

tabel diukur pada taraf signifikansi dan

tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua

sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungan lengkap

dapat dilihat pada Lampiran D.1.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Statistik Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

N 36 36 36 36

x 37,17 75,33 37 56,67

S 8,78 9,42 10,48 9,85

X2 hitung 1,32 4,90 10,83 4,87

X 2

tabel 11,07 11,07 11,07 11,07

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Pengujian pretest dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05)

dangan derajat kebebasan (dk) = 5 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari

Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok

berdistribusi normal karena memenuhi kriteria hitung2 ≤ tabel

2 .

2) Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai

Page 72: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

58

homogenitas diperoleh dengan menggunakan uji Bartlet. Kriteria pengujian yang

digunakan, yaitu: kedua kelompok dinyatakan homogen apabila x2

hitung ≤ x2

tabel

diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji

homogenitas pretest dan posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat

pada Tabel 4.5, sedangkan perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran D.2.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Statistik Pretest Posttest

77,03 88,77

109,8 97

93,415 92,885

hitung2 0,805 0

tabel2 3,841 3,841

Kesimpulan Homogen Homogen

Pengujian dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan

derajat kebebasan (dk) = 1 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari Tabel

4.5 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest berasal dari populasi yang

homogen karena memenuhi kriteria hitung2 ≤ tabel

2 .

b. Pengujian Hipotesis

1) Pengujian Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara nilai pretest kelompok eksperimen dengan nilai

pretest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai

berikut:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X ≠ Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Page 73: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

59

Pengujian tersebut akan diuji dengan menggunakan uji-t dengan kriteria

sebagai berikut:

a) Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat

kepercayaan 0,95.

b) Jika t hitung ≤ –t tabel atau t tabel ≤ t hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima pada

tingkat kepercayaan 0,95.

Hasil uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest kedua kelompok sampel

penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6, sedangkan perhitungan lengkap dapat

dilihat pada Lampiran D.3.

Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 36 36

x 37,17 37

S2 77,03 109,8

t hitung 0,08

t tabel 2,00

Kesimpulan Tidak Berbeda

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung sebesar 0,08 dan t tabel

sebesar 2,00. Ternyata memenuhi kriteria pengujian –t tabel < t hitung < t tabel atau -

2,00 < 0,08 < 2,00. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat

kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor

pretest kelompok kontrol.

2) Pengujian Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest

Perolehan hasil uji hipotesis dari dua rata-rata hasil posttest kedua

kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7, sedangkan perhitungan

lengkap dapat dilihat pada Lampiran D.3.

Page 74: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

60

Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 36 36

x 75,33 56,67

S2 88,77 97

t hitung 8,40

t tabel 2,00

Kesimpulan Berbeda

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung sebesar 8,40 dan t tabel

sebesar 2,00. Ternyata memenuhi kriteria pengujian t tabel ≤ t hitung atau 2,00 ≤

8,40. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada pada tingkat kepercayaan

0,95. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok

kontrol.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data nilai posttest menggunakan uji t, diperoleh ttabel

lebih kecil dari thitung, yaitu ttabel ≤ thitung atau 2,00 ≤ 8,40. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa metode guided inquiry berpengaruh terhadap keterampilan

proses sains siswa pada konsep kalor. Hal ini terlihat dari rata-rata skor tes

keterampilan proses sains siswa pada kelompok eksperimen yang menggunakan

metode guided inquiry lebih baik daripada kelompok kontrol yang menggunakan

metode konvensional.

Penerapan metode guided inquiry dalam proses pembelajaran membuat

keterampilan proses sains siswa yang diukur menjadi berkembang dan meningkat.

Hal ini terlihat dari hasil tes keterampilan proses sains siswa dari pretest ke

posstest. Rata-rata kemampuan siswa pada masing-masing jenis keterampilan

proses termasuk ke dalam kategori baik.

Pada aspek menafsirkan diperoleh persentase pretest sebesar 26,59% dan

mengalami kenaikan pada posttest sebesar 75,00%. Pada aspek ini kenaikan

persentase berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah

Page 75: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

61

mampu menyimpulkan pengamatan dan menemukan pola atau keteraturan dalam

suatu seri pengamatan. Gega (dalam Saminan, 1995) menyarankan cara untuk

membantu seseorang agar dapat menginterpretasi dengan baik, salah satunya yaitu

dengan membiarkan mereka melatih diri menarik kesimpulan hanya berdasarkan

petunjuk-petunjuk atau bukti-bukti yang tidak langsung.

Pada aspek menerapkan konsep diperoleh persentase pretest sebesar

46,30% dan mengalami kenaikan persentase posttest sebesar 82,41% yang berada

pada kategori sangat baik. Hal ini berarti siswa sudah mampu menggunakan

konsep yang dipelajari pada situasi baru. Menurut Semiawan et al., (1988)

keterampilan menerapkan konsep adalah kemampuan yang umumnya dimiliki

oleh para ilmuan. Kemampuan menerapkan konsep pada kategori sangat baik

menunjukkan bahwa peneliti sudah banyak memberikan soal-soal yang sesuai

dengan materi pembelajaran untuk melatih keterampilan menerapkan konsep.

Pada aspek melakukan komunikasi diperoleh persentase pretest sebesar

39,68% dan mengalami kenaikan persentase posttest sebesar 69,84% yang berada

pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu menggunakan

informasi yang terdapat pada grafik untuk menjawab pertanyaan. Selain itu,

siswa mampu membaca grafik atau tabel atau diagaram dan mampu mengubah

bentuk penyajian data.

Pada keterampilan proses melakukan pengamatan (observasi) melalui

lembar kinerja menunjukkan adanya peningkatan keterampilan mengamati pada

setiap pertemuannya. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh pada

pertemuan pertama sebesar 65% dan mengalami peningkatan sampai pada

pertemuan keempat sebesar 91%. Peningkatan persentase ini berada pada

kategori sangat baik. Adanya peningkatan keterampilan mengamati menunjukkan

bahwa siswa sudah mampu menggunakan sebanyak mungkin alat inderanya

untuk melakukan suatu pengamatan dan juga mampu menggunakan fakta yang

relevan dan memadai dari hasil pengamatan.

Penerapan metode guided inquiry memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membangun pengetahuannya sendiri, menggunakan konsep-konsep yang

sudah dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dengan kata lain siswa

Page 76: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

62

mempunyai kesempatan untuk mengaitkan konsep-konsep yang sudah dipahami

dengan konsep-konsep yang akan dipelajari sehingga terjadi proses belajar

bermakna.

Metode guided inquiry juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerja seperti ilmuwan yakni merumuskan hipotesis, menggali informasi,

melakukan percobaan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Pada

pembelajaran ini tugas guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, yakni

membantu siswa untuk belajar dan menggunakan keterampilan proses mereka

untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan.

Penerapan metode pembelajaran guided inquiry membuat siswa berpikir

dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. Selain

itu, siswa merasa lebih mudah memahami konsep kalor, karena konsep kalor yang

diperoleh siswa tidak langsung dari guru, tetapi diperoleh melalui kegiatan

penyelidikan. Dengan kegiatan penyelidikan melalui kegiatan ilmiah (metode

ilmiah) membuat keterampilan proses sains siswa menjadi berkembang. Semakin

sering dilatih keterampilan proses siswa, maka akan semakin berkembang dan

meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Eka

Sari, et al. dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri

dapat meningkatkan keterampilan proses siswa pada pokok bahasan laju rekasi di

SMAN 1 Siak Sri Indraputra tahun ajaran 2008/2009.1 Penelitian lain yang

dilakukan oleh Idah, menunjukkan bahwa metode pembelajaran inkuiri

terbimbing (guided inquiry) memberikan pengaruh positif yang signifikan

terhadap penguasaan konsep siswa.2

1 Fitri Eka Sari, et al., Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi KelasXI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura,

(Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru, 2008),

diakses dari http://www.scribd.com/doc/17061987/PENERAPAN-PENDEKATAN-INKUIRI-

UNTUK-MENINGKATKAN-KETERAMPILAN-PROSES-SISWA-PADA-POKOK-

BAHASAN-LAJU-REAKSI-KELAS-XI-IPA-SMAN-1-SIAK-SRI-INDRAPURA, pada 12/02/11. 2 Idah, Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap

Pengusaan Konsep Siswa, (Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Ciputat), (Skripsi S1 Program

Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hal. 58.

Page 77: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

63

Penjelasan-penjelasan di atas menunjukkan bahwa penerapan metode

guided inquiry memberikan peluang besar kepada siswa untuk terlibat langsung

atau aktif selama pembelajaran dengan melakukan suatu penyelidikan. Akibat

adanya pembelajaran aktif, dapat menumbuh kembangkan keterampilan proses

sains siswa selama proses pembelajaran, sehingga pembelajaran mencapai tujuan

yang ditetapkan dan keterampilan proses sains siswa menjadi berkembang dan

meningkat.

Page 78: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan dalam metode guided inquiry terhadap keterampilan proses sains

siswa pada konsep kalor. Pengaruh ini terlihat dari peningkatan persentase dari

pretest ke posttest pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada aspek menafsirkan

terjadi peningkatan persentase tiga kali dari nilai awalnya (nilai pretest),

sedangkan pada aspek menerapkan konsep dan melakukan komunikasi terjadi

peningkatan persentase dua kali dari nilai awalnya (nilai pretest). Pada aspek

mengobservasi melalui lembar kinerja, diperoleh nilai rata-rata kinerja sebesar

78,75% yang berada pada kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang sesuai dengan jangkauan

peneliti, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk mencoba mengukur aspek

KPS lainnya dengan menggunakan metode guided inquiry, terutama pada

aspek menggunakan alat dan bahan, memprediksi, merencanakan penelitian,

dan mengajukan pertanyaan.

2. Metode guided inquiry hendaknya diterapkan juga pada konsep-konsep lain,

maupun pada bidang studi lain.

Page 79: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

65

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1987.

Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif

dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 2010.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. 1998.

Bonnstetter, Ronald. “Inquiry: Learning from the Past an Eye on the Future”.

Diakses dari http://unr.edu/homepage/jeannon/ejsebonnstetter/html. Pada

12/03/11.

Sari, Fitri Eka, et. al. Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan

Keterampilan ProsesSiswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi KelasXI IPA

SMAN 1 Siak Sri Indrapura. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan

PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru, 2008.

Elyani, Indri. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang. Skripsi S1

Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu

Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Hamdiyati, Yanti dan Kusnadi. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa

Melalui Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah Pada Matakuliah

Mikrobiologi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Hanson, David M. Designing Process Oriented Guided Inquiry Activities, (Stony

Book University) diakses dari

http://quarknet.fnal.gov/fellows/TLDownloads/Designing_POGIL_Activiti

es.pdf, pada 02/08/2011.

Idah. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

terhadap Pengusaan Konsep Siswa Studi Eksperimen di SMP Negeri 1

Ciputat. Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2007.

Karyono. Pengaruh Metode Guided Inquiry melalui Pembelajaran Bernuansa

Nilai terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Experiment pada kelas VII

Page 80: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

66

SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Skripsi S1 Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.

Kholil, Anwar. Permudah Pemahaman Konsep Pembelajaran dengan Inkuiri. Diakses

dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/permudah-pemahaman-konsep-

pembelajaran.html. Pada 02/01/2012.

Khulthau, Carol C. dan Ross J. Todd. Guided Inquiry. Diakses dari

icwc.wikispaces.com/file/view/Guided+Inquiry.doc. Pada 22/01/11.

Rapi, Ni Ketut. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam

Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas

X SMA Negeri 2 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran

UNDIKSHA. No. 1. Th. XXXX1 Januari 2008.

Mas’amah. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Pada Materi Pokok Kalor danPerpindahan Kalor Studi

Kasus di MTs. Negeri 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Skripsi S1

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan

Implementasinya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010.

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006.

Nuraida. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Tangerang: Islamic Research

Publising. 2009.

Umar, Irfan Naufal dan Sajap Maswan. “A Guided Inquiry Learning Approach In A

Web Environment, Theory And Application”.

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta, 2009.

Rostiah N. K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.

Rustaman, Nuryani Y. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas

Negeri Malang, 2005.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2010.

Samana, A. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

(PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius. 1992.

Page 81: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

67

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidika.

Jakarta: Kencana Prenada Media. 2011.

Semiawan, Conny. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia Sarana Indonesia.

1992.

Seniati, Liche, et. al. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT Indeks. 2008.

Spencer, James. “Workshop on Guided Inquiry Instruction in Chemistry”. Diakses

dari http://perlnet.umephy.maine.edu/center/abst-spencer2.htm. Pada

26/08/11.

Subana, et. al. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2000.

Subagyo, Y. et. al. Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Porses

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. Ind.

Vol. 5. No. 1. Januari 2009.

Sudijono, Annas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. 2010.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta. 2010.

Susiwi, et. al. Analisis Keterampilan proses Sains Siswa SMA pada Model

Pembelajaran Praktikum D-E-H. Jurnal pengajaran MIPA, Vol.14 No.2

Oktober 2009. Diakses dari

http://fpmipa.upi.edu/v3/www/jurnal/oktober2009/7.SUSIWI-

Analisis%20Keterampilan%20Proses%20Sains-REVISI.pdf pada 04/02/11

Tamarli. Penerapan Metode Inkuiri Dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan

Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Volume 6. No. 2.

Maret 2009.

Trautmann, Nancy. et. al, University Science Student as Fasilitators of High

School Inquiry-Based Learning .Poster Presented At the Annual Metting

of the National Association for Research In Science Teaching. 2002.

Diakses dari http://ei.cornell.edu/pubs/CEIRP_NARST_02.pdf pada

22/01/11.

Widayanto. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X

melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Ind. Vol. 5. No. 1. Januari

2009.

Page 82: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

68

Widowati, Asri. Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains

Sebagai Upaya Pengembangan Cara Berpikir Divergen. Majalah Ilmiah

Pembelajaran Nomor 1. Vol. 3 Mei 2007.

Wirtha, I Made dan Ni Ketut Rapi. Penalaran Formal terhadap Penguasaan

Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Lembaga Penelitian Undiksha.

Zulfiani, et. al, Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta. 2009.

Page 83: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran A.1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran A.2 : Lembar Kerja Siswa (LKS)

LAMPIRAN A

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Page 84: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.

2. Menerapkan hubungan untuk menyelesaikan masalah sederhana.

3. Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat.

4. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.

5. Menerapkan hubungan dan untuk menyelesaikan masalah sederhana.

6. Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.

7. Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

Waktu : 10 Jam Pelajaran x 40 menit (6 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa kalor yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan terjadinya

perubahan suhu benda.

2. Siswa dapat menghubungan kalor dengan kenaikan suhu, massa zat dan jenis zat.

3. Siswa dapat menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat.

4. Siswa dapat menerapkan hubungan untuk menyelesaikan masalah sederhana.

5. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa kalor yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan terjadinya

perubahan wujud zat.

6. Siswa dapat menjelaskan bahwa pada saat terjadi perubahan wujud suhu zat tetap, karena kalor yang

Lampiran A.1

Page 85: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

diterima tidak untuk menaikkan suhu melainkan untuk mengubah wujud zat.

7. Siswa dapat menjelaskan peristiwa peleburan.

8. Siswa dapat mengamati suhu air ketika mendidih.

9. Siswa dapat menerapkan hubungan untuk menyelesaikan masalah sederhana.

10.Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.

11.Siswa dapat mengamati proses penguapan.

12.Siswa dapat menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

13.Siswa dapat mengaplikasikan penerapan sifat-sifat perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi

Pembelajaran

: Pendekatan : Konstruktivisme

Metode : Guided Inquiry, diskusi

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

Pertemuan ke-1 (Pretest) : 1 x 40 menit

Tahapan Pembelajaran Kegiatan

Kegiatan Awal Mengabsen siswa

Kegiatan Inti Pretest

Kegiatan Akhir Pretest

Page 86: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pertemuan ke-2 (pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda) : 2 jam pelajaran x 40 menit

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1. Kegiatan Awal

5 menit - Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa

- Guru mengkomunikasikan tujuan belajar

dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan belajar

Motivasi dan Apersepsi:

- Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa:

Apa yang kita lakukan ketika memasak

air agar cepat mendidih?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi:

Apa yang dimaksud dengan kalor?

- Siswa menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi (siswa

sudah duduk secara berkelompok)

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

- Siswa menjawab pertanyaan motivasi

dan apersepsi

2. Kegiatan inti 10 menit Orientasi - Guru memberikan penjelasan:

Semakin banyak massa air yang

dimasak, maka semakin banyak kalor

yang diperlukan.

- Siswa menyimak dan berperan aktif

dalam pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan menjawab

pertanyaan guru

Page 87: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru bertanya kepada siswa:

Bagaimanakah suhu air ketika terus-

menerus dimasak?

- Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir

- Guru secara acak menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan

- Guru menjelaskan percobaan yang akan

dilakukan hari ini dan membagikan LKS

percobaan 1

- Guru menginstruksikan seluruh siswa

untuk membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

- Guru memperkenalkan nama-nama dan

fungsi alat dan bahan yang akan

- Siswa berpikir untuk mencari jawaban

atas pertanyaan yang diajukan oleh guru

- Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan guru

- Siswa menyimak penjelasan guru dan

menerima LKS percobaan 1

- Siswa membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

- Siswa menyimak penjelasan guru dan

bertanya apabila ada hal-hal yang kurang

Page 88: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

digunakan dalam percobaan, dan hal-hal

yang perlu diperhatikan terkait dengan

keamanan dan keselamatan di

laboratorium (misal: cara mematikan

bunsen)

dipahami

30 menit Eksplorasi - Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 1

- Guru mengarahkan siswa untuk

melakukan pengamatan dan bekerjasama

dalam pengumpulan data

- Guru mengamati dan memantau jalannya

kegiatan praktikum agar berjalan dengan

tertib, membantu dan membimbing siswa

selama kegiatan berlangsung

- Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 1

- Siswa melakukan pengamatan dan

bekerjasama dalam pengumpulan data

- Siswa melakukan pengamatan

12 menit Pembentukan

konsep

- Guru memantau aktivitas siswa dalam

mengerjakan LKS dan membuat

kesimpulan

- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan

guru dan membuat kesimpulan dari hasil

pengamatan pada eksperimen

Page 89: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

10 menit Aplikasi - Guru mempersilahkan perwakilan tiap

kelompok untuk mengkomunikasikan

hasil percobaan yang telah dilakukan

- Guru mempersilahkan kelompok lain

untuk menanggapi atau bertanya

- Guru mengomentari jalannya diskusi dan

memberi penguatan serta meluruskan

hal-hal yang kurang tepat

- Perwakilan tiap kelompok

mengkomunikasikan hasil percobaan

kepada teman-teman dan gurunya

- Siswa dari kelompok lain menanggapi

atau bertanya

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

3 menit Penutup - Guru meminta hasil laporan kegiatan

praktikum yang telah dilakukan

- Siswa memberikan hasil laporan kegiatan

praktikum

3. Kegiatan Akhir 10 menit - Guru meminta beberapa anak (secara

random) untuk menyimpulkan hasil

percobaan 1

- Guru menyempurnakan kesimpulan yang

telah disebutkan siswa dengan

mengatakan bahwa banyaknya kalor

yang diperlukan untuk menaikkan atau

menurunkan suhu suatu benda

bergantung pada massa benda, jenis

benda dan kenaikan suhu

- Siswa memperhatikan temannya

menyimpulkan hasil percobaan 1

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

Page 90: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru memberikan soal evaluasi (kuis)

kepada siswa

- Guru memberikan tugas rumah berupa

latihan soal (dengan membagikan lembar

soal)

- Guru mengucapkan salam

- Siswa mengerjakan soal evaluasi (kuis)

yang diberikan guru

- Siswa menerima lembar soal latihan

yang diberikan oleh guru untuk

dikerjakan dirumah

- Siswa menjawab salam penutup

Page 91: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pertemuan ke-3 (pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat): 2 jam pelajaran x 40 menit

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1. Kegiatan Awal

5 menit - Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa

- Guru mengkomunikasikan tujuan belajar

dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan belajar

Motivasi dan Apersepsi:

- Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa:

Mengapa tercium bau kamper di dalam

lemari pakaianmu?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi:

Mengapa es yang dibiarkan di tempat

terbuka lama-kelamaan akan mencair?

- Siswa menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi (siswa

sudah duduk secara berkelompok)

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

- Siswa menjawab pertanyaan motivasi

dan apersepsi

2. Kegiatan inti 10 menit Orientasi - Guru memberikan penjelasan:

Apabila es dalam ruang tertutup

dipanaskan akan mengalami perubahan

wujud menjadi cair dan kemudian

menjadi uap.

- Siswa menyimak dan berperan aktif

dalam pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan menjawab

pertanyaan guru

Page 92: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru bertanya kepada siswa:

Apa yang terjadi pada uap air itu bila

pemanasan dilakukan terus tiada henti

Tingkatan wujud apakah sesudah wujud

gas?

- Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir

- Guru secara acak menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan

- Guru menjelaskan percobaan yang akan

dilakukan hari ini dan membagikan LKS

percobaan 2

- Guru menginstruksikan seluruh siswa

untuk membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

- Siswa berpikir untuk mencari jawaban

atas pertanyaan yang diajukan oleh guru

- Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan guru

- Siswa menyimak penjelasan guru dan

menerima LKS percobaan 2

- Siswa membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

Page 93: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Menjelaskan hal-hal yang terkait dengan

tata tertib di laboratorium, misalnya

untuk berhati-hati dalam menggunakan

peralatan lab dan jangan sampai

rusak/pecah

- Siswa menyimak penjelasan guru

30 menit Eksplorasi - Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 2

- Guru mengarahkan siswa untuk

melakukan pengamatan dan bekerjasama

dalam pengumpulan data

- Guru mengamati dan memantau jalannya

kegiatan praktikum agar berjalan dengan

tertib, membantu dan membimbing siswa

selama kegiatan berlangsung

- Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 2

- Siswa melakukan pengamatan dan

bekerjasama dalam pengumpulan data

- Siswa melakukan pengamatan

12 menit Pembentukan

konsep

- Guru memantau aktivitas siswa dalam

mengerjakan LKS dan membuat

kesimpulan

- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan

guru dan membuat kesimpulan dari hasil

pengamatan pada eksperimen

10 menit Aplikasi - Guru mempersilahkan perwakilan tiap

kelompok untuk mengkomunikasikan

- Perwakilan tiap kelompok

mengkomunikasikan hasil percobaan

Page 94: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

hasil percobaan yang telah dilakukan

- Guru mempersilahkan kelompok lain

untuk menanggapi atau bertanya

- Guru mengomentari jalannya diskusi dan

memberi penguatan serta meluruskan

hal-hal yang kurang tepat

kepada teman-teman dan gurunya

- Siswa dari kelompok lain menanggapi

atau bertanya

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

3 menit Penutup - Guru meminta hasil laporan kegiatan

praktikum yang telah dilakukan

- Siswa memberikan hasil laporan kegiatan

praktikum

3. Kegiatan Akhir 10 menit - Guru meminta beberapa anak (secara

random) untuk menyimpulkan hasil

percobaan 3

- Guru menyempurnakan kesimpulan yang

telah disebutkan siswa dengan

mengatakan bahwa pada saat terjadi

perubahan wujud suhu zat tetap, karena

kalor yang diterima tidak untuk

menaikkan suhu melainkan untuk

mengubah wujud zat

- Siswa memperhatikan temannya

menyimpulkan hasil percobaan 3

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

Page 95: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru memberikan soal evaluasi (kuis)

kepada siswa

- Guru memberikan tugas rumah berupa

latihan soal (dengan membagikan lembar

soal)

- Guru mengucapkan salam

- Siswa mengerjakan soal evaluasi (kuis)

yang diberikan guru

- Siswa menerima lembar soal latihan

yang diberikan oleh guru untuk

dikerjakan dirumah

- Siswa menjawab salam penutup

Page 96: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pertemuan ke-4 (penguapan) : 2 jam pelajaran x 40 menit

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1. Kegiatan Awal

5 menit - Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa

- Guru mengkomunikasikan tujuan belajar

dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan belajar

Motivasi dan Apersepsi:

- Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa:

Mengapa badan menjadi dingin sehabis

mandi?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi:

Apakah pada waktu zat menguap

memerlukan kalor?

- Siswa menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi (siswa

sudah duduk secara berkelompok)

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

- Siswa menjawab pertanyaan motivasi

dan apersepsi

2. Kegiatan inti 10 menit Orientasi - Guru memberikan penjelasan:

Memperluas permukaan zat cair adalah

salah satu cara mempercepat penguapan

- Siswa menyimak dan berperan aktif

dalam pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan menjawab

pertanyaan guru

Page 97: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru bertanya kepada siswa:

Air panas yang berada di dalam cawan

dengan air panas yang berada di dalam

gelas, manakah yang lebih cepat dingin?

- Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir

- Guru secara acak menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan

- Guru menjelaskan percobaan yang akan

dilakukan hari ini dan membagikan LKS

percobaan 3

- Guru menginstruksikan seluruh siswa

untuk membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

- Siswa berpikir untuk mencari jawaban

atas pertanyaan yang diajukan oleh guru

- Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan guru

- Siswa menyimak penjelasan guru dan

menerima LKS percobaan 3

- Siswa membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

Page 98: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Menjelaskan hal-hal yang terkait dengan

tata tertib di laboratorium, misalnya

untuk berhati-hati dalam menggunakan

peralatan lab dan jangan sampai

rusak/pecah

- Siswa menyimak penjelasan guru

30 menit Eksplorasi - Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 3

- Guru mengarahkan siswa untuk

melakukan pengamatan dan bekerjasama

dalam pengumpulan data

- Guru mengamati dan memantau jalannya

kegiatan praktikum agar berjalan dengan

tertib, membantu dan membimbing siswa

selama kegiatan berlangsung

- Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 3

- Siswa melakukan pengamatan dan

bekerjasama dalam pengumpulan data

- Siswa melakukan pengamatan

12 menit Pembentukan

konsep

- Guru memantau aktivitas siswa dalam

mengerjakan LKS dan membuat

kesimpulan

- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan

guru dan membuat kesimpulan dari hasil

pengamatan pada eksperimen

Page 99: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

10 menit Aplikasi - Guru mempersilahkan perwakilan tiap

kelompok untuk mengkomunikasikan

hasil percobaan yang telah dilakukan

- Guru mempersilahkan kelompok lain

untuk menanggapi atau bertanya

- Guru mengomentari jalannya diskusi dan

memberi penguatan serta meluruskan

hal-hal yang kurang tepat

- Perwakilan tiap kelompok

mengkomunikasikan hasil percobaan

kepada teman-teman dan gurunya

- Siswa dari kelompok lain menanggapi

atau bertanya

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

3 menit Penutup - Guru meminta hasil laporan kegiatan

praktikum yang telah dilakukan

- Siswa memberikan hasil laporan kegiatan

praktikum

3. Kegiatan Akhir 10 menit - Guru meminta beberapa anak (secara

random) untuk menyimpulkan hasil

percobaan 3

- Guru menyempurnakan kesimpulan yang

telah disebutkan siswa dengan

mengatakan bahwa ketika suatu zat

menguap, zat tersebut memerlukan kalor.

Selain itu, guru mengatakan bahwa cara-

cara mempercepat penguapan yaitu

- Siswa memperhatikan temannya

menyimpulkan hasil percobaan 3

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

Page 100: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

dengan memanaskan, memperluas

permukaan zat cair, meniupkan udara di

atas permukaan zat cair dan mengurangi

tekanan pada permukaan zat cair.

- Guru memberikan soal evaluasi (kuis)

kepada siswa

- Guru mengucapkan salam

- Siswa mengerjakan soal evaluasi (kuis)

yang diberikan guru

- Siswa menjawab salam penutup

Page 101: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pertemuan ke-5 (perpindahan kalor) : 2 jam pelajaran x 40 menit

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1. Kegiatan Awal

5 menit - Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa

- Guru mengkomunikasikan tujuan belajar

dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan belajar

Motivasi dan Apersepsi:

- Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa:

Mengapa baju seragam sekolah bagian

atas umumnya berwarna putih?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi:

Bagaimanakan cara kalor berpindah dari

satu tempat ke tempat lain?

- Siswa menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi (siswa

sudah duduk secara berkelompok)

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

- Siswa menjawab pertanyaan motivasi

dan apersepsi

2. Kegiatan inti 10 menit Orientasi - Guru memberikan penjelasan:

Permukaan yang hitam dan kusam

merupakan penyerap kalor radiasi yang

baik sekaligus pemancar kalor radiasi

yang baik pula

- Siswa menyimak dan berperan aktif

dalam pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan menjawab

pertanyaan guru

Page 102: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru bertanya kepada siswa:

Mengapa cat mobil dan motor dibuat

mengkilap?

- Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir

- Guru secara acak menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan

- Guru menjelaskan percobaan yang akan

dilakukan hari ini dan membagikan LKS

percobaan 4

- Guru menginstruksikan seluruh siswa

untuk membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

- Menjelaskan hal-hal yang terkait dengan

tata tertib di laboratorium, misalnya

- Siswa berpikir untuk mencari jawaban

atas pertanyaan yang diajukan oleh guru

- Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan guru

- Siswa menyimak penjelasan guru dan

menerima LKS percobaan 4

- Siswa membuka LKS dan membaca alat

dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan

- Siswa menyimak penjelasan guru

Page 103: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

untuk berhati-hati dalam menggunakan

peralatan lab dan jangan sampai

rusak/pecah

30 menit Eksplorasi - Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 4

- Guru mengarahkan siswa untuk

melakukan pengamatan dan bekerjasama

dalam pengumpulan data

- Guru mengamati dan memantau jalannya

kegiatan praktikum agar berjalan dengan

tertib, membantu dan membimbing siswa

selama kegiatan berlangsung

- Siswa melakukan percobaan sesuai

dengan petunjuk yang terdapat di dalam

LKS percobaan 4

- Siswa melakukan pengamatan dan

bekerjasama dalam pengumpulan data

- Siswa melakukan pengamatan

12 menit Pembentukan

konsep

- Guru memantau aktivitas siswa dalam

mengerjakan LKS dan membuat

kesimpulan

- Siswa mengerjakan LKS yang diberikan

guru dan membuat kesimpulan dari hasil

pengamatan pada eksperimen

10 menit Aplikasi - Guru mempersilahkan perwakilan tiap

kelompok untuk mengkomunikasikan

hasil percobaan yang telah dilakukan

- Perwakilan tiap kelompok

mengkomunikasikan hasil percobaan

kepada teman-teman dan gurunya

Page 104: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

- Guru mempersilahkan kelompok lain

untuk menanggapi atau bertanya

- Guru mengomentari jalannya diskusi dan

memberi penguatan serta meluruskan

hal-hal yang kurang tepat

- Siswa dari kelompok lain menanggapi

atau bertanya

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

3 menit Penutup - Guru meminta hasil laporan kegiatan

praktikum yang telah dilakukan

- Siswa memberikan hasil laporan kegiatan

praktikum

3. Kegiatan Akhir 10 menit - Guru meminta beberapa anak (secara

random) untuk menyimpulkan hasil

percobaan 4

- Guru menyempurnakan kesimpulan yang

telah disebutkan siswa dengan

mengatakan bahwa perpindahan kalor

dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu

perpindahan secara konduksi, konveksi,

dan radiasi

- Guru memberikan soal evaluasi (kuisi)

kepada siswa

- Guru memberikan tugas mengidentifikasi

- Siswa memperhatikan temannya

menyimpulkan hasil percobaan 4

- Siswa memperhatikan penjelasan guru

- Siswa mengerjakan soal evaluasi (kuis)

yang diberikan guru

- Siswa mendengarkan penjelasan guru

Page 105: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tahapan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Tahapan

Guided

Inquiry

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

benda-benda di rumah yang prinsip

kerjanya memanfaatkan konsep

perpindahan secara konduksi.

- Guru mengucapkan salam

dan mencatat tugas yang diberikan guru

- Siswa menjawab salam penutup

Page 106: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pertemuan ke-6 (Posttest) : 1 x 40 menit

Tahapan Pembelajaran Kegiatan

Kegiatan Awal Mengabsen siswa

Kegiatan Inti Posttest

Kegiatan Akhir Prettest

Sumber dan alat belajar : - Sumarwan, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SMPJilid I A Kelas VII Semester I. Jakarta: Erlangga

- Marthen Kanginan. 2002. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

- Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

- Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu SMP/MTs untuk Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional

- Wasisi, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

- LKS

- Alat dan bahan praktikum

Penilaian hasil belajar:

1. Prosedur = Penilaian proses belajar

2. Tes tulis pilihan ganda

3. Alat penilaian (Terlampir)

Page 107: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Mengetahui;

Guru Kelas Peneliti

Drs. Raharjo Nita Nurtafita

NIP. 196510111997021001

Kepala SMP N 3 Tangerang Selatan

Maryono, SE, M.M.Pd

NIP. 196010121981121003

Page 108: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Nama :

Kelompok :

NILAI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 01

Kegiatan 1

Tujuan:

Siswa mampu menafsirkan (interpretasi) pengamatan untuk mengetahui hubungan

antara kalor dengan massa benda dan mampu mengkomunikasikannya.

Alat dan Bahan:

Langkah Kerja:

1. Siapkanlah dua buah gelas beker dan isilah dengan air masing-masing 100 ml

dan 50 ml.

2. Catat suhu air mula-mula dan usahakan suhunya sama.

3. Panaskan 50 ml air dan 100 ml air tersebut dengan nyala api yang sama sampai

suhu 50 °C.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah tabel hasil pengukuran suhu air,

misalnya sebagai berikut:

Tabel Pengamatan

No Zat Suhu Awal (oC) Suhu Akhir (

oC) Waktu (menit)

1 Air 50 ml …... …… ……

2 Air 100 ml …... …… ……

1. Gelas beker 5. Termometer

2. Kawat kasa 6. Stopwatch

3. Kaki tiga 7. Korek api

4. Pembakar bunsen 8. Air

Lampiran A.2

Page 109: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

2. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan bedasarkan data tabel hasil

pengukuran suhu air!

Kegiatan 2

Tujuan:

Siswa mampu menafsirkan (interpretasi) pengamatan untuk mengetahui hubungan

antara kalor dengan jenis zat dan mampu mengkomunikasikannya.

Alat dan Bahan:

Langkah Kerja:

1. Sediakan dua gelas beker dan isilah masing-masing dengan 100 ml air dan 100

ml minyak goreng.

2. Catat suhu mula-mula kedua zat cair itu.

3. Panaskan 100 ml air dan 100 ml minyak goreng tersebut secara bersamaan

dengan nyala api yang sama.

4. Catat waktu yang diperlukan oleh kedua zat dengan kenaikan suhu yang sama,

misalnya 30°C.

1. Gelas beker 5. Korek api

2. Kawat kasa 6. Stopwatch

3. Kaki tiga 7. Minyak Goreng

4. Pembakar bunsen 8. Air

5. Termometer

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 110: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah tabel hasil pengukuran suhu air dan

suhu minyak goreng, misalnya sebagai berikut:

Tabel Pengamatan

No Zat Suhu Awal (oC) Suhu Akhir (

oC)

Waktu

(menit)

1 Air …… …… ……

2 Minyak goreng …… …… ……

2. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan bedasarkan data tabel hasil

percobaan tersebut!

Kegiatan 3

Tujuan:

Siswa mampu menafsirkan (interpretasi) pengamatan untuk mengetahui hubungan

antara kalor dengan kenaikan suhu dan mampu mengkomunikasikannya.

Alat dan Bahan:

Langkah Kerja

1. Sediakan gelas beker dan isilah dengan 100 ml

air.

2. Panaskan air tersebut dalam nyala api.

3. Catat suhu mula-mula dan kenaikkan suhunya

setiap 1 menit selama 5 menit.

4. Masukkan hasilnya dalam tabel pengamatan.

1. Gelas beker 5. Termometer

2. Kawat kasa 6. Stopwatch

3. Kaki tiga 7. Korek api

4. Pembakar bunsen 8. Air

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 111: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah tabel hasil pengukuran suhu air,

misalnya sebagai berikut:

Tabel Pengamatan

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 …… ……

2 …… ……

3 …… ……

4 …… ……

5 …… ……

2. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah grafik hubungan antara suhu dan

waktu pemanasan yang terdapat pada tabel di atas. (Ambil sumbu x sebagai

waktu dan sumbu y sebagai suhu).

3. Keterampilan Interpretasi: Berdasarkan grafik di atas, buatlah kesimpulan

hubungan antara suhu dan waktu pemanasan!

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Waktu (menit)

Suhu (oC)

Page 112: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Kegiatan 4

Tujuan:

Siswa mampu menerapkan konsep kalor untuk menyelesaikan masalah-masalah

sederhana.

Pengembangan Keterampilan

Setelah siswa memahami konsep kalor, terapkanlah konsep tersebut pada

masalah-masalah sederhana berikut ini.

Perhatikan grafik di bawah ini.

1. Keterampilan Menerapkan Konsep: Berdasrkan grafik di atas, berapakah

kalor jenis suatu zat jika massanya 50 gram?

2. Keterampilan Menerapkan Konsep: Sepotong besi mempunyai massa 2 kg.

Besi dipanaskan dari 14oC menjadi 30

oC. Jika kalor jenis besi 450 J/kg

oC.

Berapakah kalor yang diperlukan besi tersebut?

3. Keterampilan Menerapkan Konsep: Sebuah tembaga bermassa 1 kg

dipanaskan dari 20oC menjadi 35

oC dan membutuhkan kalor sebanyak 5.850

Joule. Berapakah kalor jenis tembaga tersebut?

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 113: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Nama :

Kelompok :

NILAI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 02

Kegiatan 1

Tujuan:

Siswa mampu mengamati dan menafsirkan (interpretasi) perubahan wujud pada

kamper.

Alat dan Bahan:

Gelas beker, kawat kasa, kaki tiga, pembakar spiritus, korek api, stopwach dan

kamper.

Langkah Kerja:

1. Masukkan kamper ke dalam gelas beker.

2. Panaskan gelas beker yang berisi kamper tersebut di

atas nyala api pembakar spiritus.

3. Lanjutkan pemanasan sampai 5 menit.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Mengamati: Pada saat kamper dibakar di atas nyala api,

apakah kamu mencium sesuatu?

2. Keterampilan Mengamati: Setelah beberapa lama kamper dibakar, terlihat

bagaimanakah kamper tersebut?

3. Keterampilan Mengamati: Setelah proses pembakaran kamper selesai dalam

waktu 5 menit, diamkan kamper tersebut sampai suhunya turun (tidak panas)

dan peganglah kamper itu. Apa yang kamu rasakan setelah memegang dan

meraba kamper tersebut?

4. Keterampilan Mengamati: Adakah perubahan wujud pada kamper sebelum

dibakar sampai setelah kamper dibakar? Apabila ada, perubahan wujud apa

yang terjadi?

5. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan pola-pola yang

kamu temukan!

Page 114: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Kegiatan 2

Tujuan:

Siswa mampu menafsirkan dan mengkomunikasikan hasil percobaannya untuk

memahami perubahan wujud pada es batu.

Alat dan Bahan:

Gelas beker, kawat kasa, kaki tiga, pembakar spiritus, korek api, termometer,

stopwach dan es batu.

Langkah Kerja:

1. Masukkan es batu ke dalam gelas beker dan

ukurlah suhunya dengan termometer.

2. Panaskan gelas beker yang berisi es tersebut di

atas nyala api pemanas spiritus sampai es mencair.

3. Panaskan terus sampai air mendidih.

4. Catat suhu yang ditunjukan setiap menit.

5. Catat hasil pengamatan dalam tabel.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah tabel hasil pengukuran suhu es batu

sampai es mencair, misalnya sebagai berikut:

Menit ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Suhu (oC) ...... …… …… …… …… …… …… …… …… ……

3. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah grafik hubungan antara suhu dan

waktu pemanasan yang terdapat pada tabel di atas. (Ambil sumbu x sebagai

waktu dan sumbu y sebagai suhu).

4. Keterampilan Berkomunikasi: Setelah membuat grafik berdasarkan data

pada tabel pengamatan, bacalah grafik tersebut kemudian tulislah dengan

bahasamu sendiri pada kolom di bawah ini.

Waktu (menit)

Suhu (oC)

Page 115: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Kegiatan percobaan yang dilakukan dengan teliti dan cermat akan

mendapatkan grafik seperti di bawah ini.

5. Keterampilan Berkomunikasi: Bacalah grafik tersebut kemudian tulislah

dengan bahasamu sendiri pada kolom di bawah ini.

6. Keterampilan Interpretasi: Berdasarkan grafik di atas, buatlah kesimpulan

hubungan antara suhu dan waktu pemanasan!

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Waktu (menit)

Suhu (oC)

0

100

A

D

C B

E

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 116: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Nama :

Kelompok :

NILAI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 03

Kegiatan 1

Tujuan:

Siswa mampu mengamati proses penguapan dan menafsirkan pengamatan yang

dilakukan.

Alat dan Bahan:

Gelas beker, kawat kasa, kaki tiga, pembakar spiritus, korek api dan air.

Cara Kerja:

1. Ambilah gelas beker, tuangkan 50 ml air

ke dalamnya.

2. Panaskan di atas nyala api pembakar

spiritus.

3. Panaskan air sampai mendidih.

4. Dekatkan piring kaca yang bening ke

mulut gelas kimia.

5. Amati apa yang terjadi.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Mengamati: Apa yang kamu rasakan ketika tanganmu

diletakkan di atas gelas beker yang berisi air yang terus menerus dipanaskan?

2. Keterampilan Mengamati: Apakah yang terlihat pada permukaan piring yang

didekatkan di mulut gelas kimia?

3. Keterampilan Mengamati: Peristiwa apa yang terjadi ketika air dipanaskan

secara terus menerus?

4. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan pola-pola yang

kamu temukan!

Page 117: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Kegiatan 2

Tujuan:

Siswa mampu mengamati salah satu cara mempercepat penguapan dan mampu

mengkomunikasikan hasil pengamatannya.

Alat dan Bahan:

Bejana kaca, air panas, stopwach dan termometer

Cara Kerja:

1. Tuangkan air panas ke dalam bejana kaca sebanyak 50 ml.

2. Ukur suhu awal air panas.

3. Tiupkan air tersebut selama 3 menit.

4. Ukur suhu air tersebut setelah ditiupkan.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Mengamati: Celupkan sedikit jari tanganmu ke dalam air

panas sebelum air itu ditiupkan. Apa yang kamu rasakan ketika jari tanganmu

dicelukan ke dalam air tersebut?

2. Keterampilan Mengamati: Berapakah suhu awal air tersebut sebelum

ditiupkan?

3. Keterampilan Mengamati: Setelah ditiupkan selama 3 menit, apa yang kamu

rasakan ketika kamu mencelupkan sedikit jari tanganmu?

4. Keterampilan Mengamati: Berapakah suhu air setelah ditiupkan?

5. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah tabel pengamatan berdasarkan data

hasil pengamatan yang kamu peroleh, misalnya sebagai berikut:

Zat Suhu awal (oC) Suhu setelah ditupkan (

oC)

Air 50 ml ……. …….

6. Keterampilan Berkomunikasi: Berdasarkan data tabel pengamatan, bacalah

tabel tersebut kemudian tulislah dengan bahasamu sendiri!

Page 118: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Kegiatan 3

Tujuan:

Siswa mampu menafsirkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya umtuk

memahami salah satu cara mempercepat penguapan.

Alat dan Bahan:

Cangkir, piring kecil, air panas, stopwach dan termometer

Cara Kerja:

1. Tuangkan air panas ke dalam cangkir dan piring kecil secara bersamaan

sebanyak 50 ml.

2. Masukan termometer pada cangkir dan piring kecil.

3. Ukurlah suhu air pada kedua wadah tersebut tiap 2 menit (dimulai dari 0 – 6

menit)

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Berkomunikasi: Buatlah tabel pengamatan berdasarkan data

hasil pengamatan yang kamu peroleh, misalnya sebagai berikut:

Waktu (menit) 0 2 4 6

Suhu air 50 ml di cangkir (oC) ........ ........ …… ……

Suhu air 50 ml di piring kecil (oC) …… …… …… ……

2. Keterampilan Berkomunikasi: Berdasarkan data tabel pengamatan, bacalah

tabel tersebut kemudian tuliskan kembali dengan bahasamu sendiri!

3. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan pola-pola yang

kamu temukan!

Page 119: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Nama :

Kelompok :

NILAI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 04

Kegiatan 1

Tujuan:

Siswa mampu mengamati dan menafsirkan (interpretasi) percobaan mengenai

perpindahan kalor.

Alat dan Bahan:

Pembakar bunsen, korek api, termometer dan besi dan sepotong kaca, kayu,

tembaga.

Cara Kerja:

1. Nyalakan api pada pembakar spiritus.

2. Ambilah sepotong besi, kemudian

panaskan salah satu ujungnya sedang

ujung yang lain kamu pegang.

3. Lakukan seperti langkah dua pada kaca,

kayu, dan tembaga.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Mengamati: Setelah besi dipanaskan beberapa lama, apa yang

kamu rasakan pada ujung besi yang kamu pegang?

2. Keterampilan Mengamati: Setelah tembaga dipanaskan beberapa lama, apa

yang kamu rasakan pada ujung tembaga yang kamu pegang?

3. Keterampilan Mengamati: Setelah kaca dipanaskan beberapa lama, apa yang

kamu rasakan pada ujung kaca yang kamu pegang?

4. Keterampilan Mengamati: Setelah kayu dipanaskan beberapa lama, apa yang

kamu rasakan pada ujung kayu yang kamu pegang?

5. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan pola-pola yang

kamu temukan!

Page 120: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Kegiatan 2

Tujuan:

Siswa mampu mengamati dan menafsirkan (interpretasi) pengamatan untuk

memahami perpindahan kalor secara konveksi.

Alat dan Bahan:

Gelas beker, pembakar spiritus, serbuk gergaji, kaki tiga, korek api dan air.

Cara Kerja:

1. Abilah gelas beker, isilah dengan air

sampai hampir penuh.

2. Masukkan serbuk gergaji.

3. Panaskan air dalam gelas beker tersebut

tepat pada bagian kanan bawah dengan

menggunakan pembakar bunsen.

4. Amati apa yang terjadi.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Mengamati: Apa yang terjadi pada serbuk gergaji waktu air

dipanaskan?

2. Keterampilan Mengamati: Bagaimanakah arah perjalanan serbuk gergaji

tersebut?

3. Keterampilan Interpretasi: Berikanlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu!

Kegiatan 3

Tujuan:

Siswa mampu mengamati dan menafsirkan pengamatan untuk memahami

perpindahan kalor secara radiasi.

Alat dan Bahan:

Sebuah kaleng timah, cat hitam kusam, dan air mendidih.

Page 121: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Cara Kerja:

1. Siapkan sebuah kaleng timah. Cat

sebagian dinding luarnya dengan cat

hitam kusam dan biarkan sebagian

lainnya tetap mengkilap.

2. Tuangkan air mendidih ke dalam kaleng

tersebut.

3. Letakkan kedua telapak tanganmu pada

jarak yang sama kira-kira 1 cm dari

kedua sisi kaleng.

Pengembangan Keterampilan

1. Keterampilan Mengamati: Apa yang kamu rasakan ketika kedua tanganmu

ditempelkan pada kedua sisi kaleng yang diberi warna berbeda (hitam dan

putih)?

2. Keterampilan Mengamati: Apa yang kamu rasakan ketika tangan

ditempelkan di sisi kaleng yang berwarna hitam setelah didiamkan selama 3

menit?

3. Keterampilan Mengamati: Apa yang kamu rasakan ketika tangan

ditempelkan di sisi kaleng yang berwarna putih setelah didiamkan selama 3

menit?

4. Keterampilan Interpretasi: Buatlah kesimpulan yang berdasarkan pada pola-

pola yang telah kamu temukan!

Page 122: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.1 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran B.2 : Validitas Soal A

Lampiran B.3 : Validitas Soal B

Lampiran B.4 : Reliabilitas Soal A

Lampiran B.5 : Reliabilitas Soal B

Lampiran B.6 : Tingkat Kesukaran Soal A

Lampiran B.7 : Tingkat Kesukaran Soal B

Lampiran B.8 : Daya Pembeda Soal A

Lampiran B.9 : Daya Pembeda Soal B

Lampiran B.10 : Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal A

Lampiran B.11 : Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal B

Lampiran B.12 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Soal A

dan Soal B

LAMPIRAN B

KISI-KISI DAN ANALISIS UJI COBA

INSTRUMEN PENELITIAN

Page 123: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

KISI–KISI INSTRUMEN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Satuan Pendidikan : SMP / MTs Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (2 JP)

Mata Pelajaran : Fisika Jumlah Soal : 20 soal

Kelas : VII (Tujuh) Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Kompetensi

Dasar Materi Sub Materi Indikator

Aspek KPS yang dikembangkan

Menafsirkan

(Interpretasi)

Menerapkan

Konsep Komunikasi Soal

Mendeskripsikan

peran kalor

dalam mengubah

wujud zat dan

suhu suatu benda

serta

penerapannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

Kalor Pengaruh kalor

terhadap

perubahan suhu

benda

Menyelidiki pengaruh kalor terhadap

perubahan suhu benda. 1, 2 3 3

Menerapkan hubungan

untuk menyelesaikan masalah

sederhana.

4, 5, 6 7 4

Pengaruh kalor

terhadap

perubahan

wujud zat

Menyelidiki pengaruh kalor terhadap

perubahan wujud zat. 8 9, 10, 11 4

Menerapkan dan

untuk menyelesaikan maslaah

sederhana.

12, 13, 14 3

Penguapan Menyelidiki faktor-faktor yang dapat

mempercepat penguapan. 15, 16 17 3

Perpindahan

kalor

Menyelidiki perpindahan kalor secara

konduksi, konveksi, dan radiasi. 18, 19 20 3

Soal 7 6 7 20

Page 124: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Menyimpulkan

hubungan

antara kalor

dengan massa

benda.

Menafsirkan

(Interpretasi)

1. Perhatikan tabel hasil percobaan berikut ini!

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 8 menit 16 menit

Berdasarkan data tabel di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa ....

A. Banyaknya kalor yang diperlukan benda

sebanding dengan waktu

B. Banyaknya kalor yang diperlukan benda

sebanding dengan massa benda

C. Banyaknya kalor yang diperlukan benda

berbanding terbalik dengan massa benda

D. Banyaknya kalor yang diperlukan benda

berbanding terbalik dengan waktu

1. Sebuah percobaan tentang hubungan kalor

dengan massa benda, diperoleh kesimpulan

bahwa banyaknya kalor yang diperlukan benda

sebanding dengan massa benda. Hasil

percobaan yang sesuai dengan kesimpulan

tersebut adalah ….

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 16 menit 8 menit

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 8 menit 16 menit

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 50 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 16 menit 8 menit

B

A.

B.

C.

Page 125: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 16 menit 8 menit

Menyimpulkan

hubungan

antara kalor

dengan jenis

zat.

Menafsirkan

(Interpretasi)

2. Perhatikan tabel data hasil percobaan berikut

ini.

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 50 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 8 menit 6,5 menit

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan

bahwa kalor yang diperlukan zat untuk

menaikkan suhunya ….

A. bergantung pada gelasnya

B. bergantung pada jenis zatnya

C. tidak bergantung pada massanya

D. tidak bergantung pada jenis zatnya

2. Sebuah percobaan tentang hubungan kalor

dengan jenis zat, diperoleh kesimpulan bahwa

kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan

suhunya bergantung pada jenis zatnya. Hasil

percobaan yang sesuai dengan kesimpulan

tersebut adalah ….

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 8 menit 6,5 menit

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 50 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 8 menit 6,5 menit

B

D.

A.

B.

Page 126: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 6,5 menit 8 menit

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 8 menit 6,5 menit

Mengubah

bentuk

penyajian data.

Komunikasi 3. Perhatikan data tabel percobaan di bawah ini.

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 0 20

2 1 28

3 2 36

4 3 44

5 4 52

Pada data tabel di atas menunjukkan hubungan

antara suhu dan waktu pemanasan. Grafik yang

sesuai dengan data tersebut adalah ….

3. Perhatikan grafik di bawah ini.

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan

antara suhu dan waktu pemanasan. Data tabel

yang sesuai dengan grafik tersebut adalah ….

C

C.

D.

Page 127: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 0 52

2 1 44

3 2 36

4 3 28

5 4 20

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 0 20

2 1 20

3 2 20

4 3 20

5 4 20

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 0 20

2 1 28

3 2 36

4 3 44

5 4 52

A.

C.

B.

A.

C.

B.

Page 128: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 0 0

2 1 20

3 2 20

4 3 40

5 4 40

Menerapkan

hubungan

Q = m.c.∆t

untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

Menerapkan

Konsep

4. Sepotong besi mempunyai massa 2 kg. Besi

dipanaskan dari 14oC menjadi 30

oC. Jika kalor

jenis besi 450 J/kg oC, maka besar kalor yang

diperlukan besi adalah ….

A. 31.500 J

B. 22.600 J

C. 17.200 J

D. 14.400 J

4. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan sebuah besi yang

bermassa 2 kg. Besi tersebut dipanaskan dari 14 oC menjadi 30

oC dan membutuhkan kalor

sebanyak 14.400 J. Besar kalor jenis besi adalah

….

A. 1800 J / kg oC

B. 750 J / kg oC

C. 625 J / kg oC

D. 450 J / kg oC

D

D. D.

Page 129: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Menerapkan

hubungan

Q = m.c.∆t

untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

Menerapkan

Konsep

5. Sebuah tembaga bermassa 1 kg dipanaskan dari

20oC menjadi 35

oC dan membutuhkan kalor

sebanyak 5.850 Joule. Besar kalor jenis tembaga

adalah ….

A. 250 J / kg oC

B. 290 J / kg oC

C. 390 J / kg oC

D. 425 J / kg oC

5. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan tembaga yang bermassa 1

kg. Kemudian tembaga tersebut dipanaskan dari

suhu 20 oC sampai 35

oC. Jika kalor jenis

tembaga 390 J / kg oC, maka kalor yang

diperlukan dalam percobaan tersebut adalah ….

A. 4.200 Joule

B. 4.700 Joule

C. 5.850 Joule

D. 5.950 Joule

C

Menerapkan

hubungan

Q = m.c.∆t

untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

Menerapkan

Konsep

6. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan aluminium yang

massanya 1000 gram dan kalor jenisnya 0,21

kkal / kg oC. Suhu yang harus dinaikkan untuk

menyerap kalor sebesar 10,5 kkal adalah ….

A. 50oC

B. 60oC

C. 70oC

D. 80oC

6. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan aluminium yang kalor

jenisnya 0,21 kkal / kg oC. Dibutuhkan kalor

sebanyak 10,5 kkal untuk menaikan suhunya

sebesar 50 oC. Massa aluminum tersebut adalah

….

A. 1 kg

B. 10 kg

C. 100 kg

D. 1000 kg

A

Page 130: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Menerapkan

hubungan

Q = m.c.∆t

untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana

melalui grafik.

Menerapkan

Konsep

7. Perhatikan grafik di bawah ini.

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan

antara suhu dan kalor yang diserap oleh suatu

zat. Massa zat tersebut adalah 50 gram, maka

kalor jenisnya adalah ….

A. 0,1 kal/g oC

B. 0,2 kal/g oC

C. 3,6 kal/g oC

D. 7,5 kal/g oC

7. Perhatikan grafik di bawah ini.

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan

antara suhu dan kalor yang diserap oleh suatu

zat. Kalor jenis zat tersebut adalah 0,2 kal/g oC,

maka massa zat tersebut adalah ….

A. 70 gram

B. 50 gram

C. 20 gram

D. 10 gram

B

Menyimpulkan

percobaan

dengan

menggunakan

bahan kamper.

Menafsirkan

(Interpretasi)

8. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan tiga buah kamper.

Kemudian kamper tersebut dimasukkan ke

dalam bejana dan dipanaskan. Setelah beberapa

lama dipanaskan, ternyata tercium bau harum

dari kamper. Kesimpulan dari percobaan

tersebut adalah ….

A. Kamper berubah wujud dari padat menjadi

cair

8. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan

tentang perubahan wujud zat adalah terjadi

perubahan wujud dari padat menjadi gas.

Percobaan yang sesuai dengan kesimpulan

tersebut adalah ….

A. Potongan lilin yang dimasukkan ke dalam

gelas beker, kemudian dipanaskan secara

terus-menerus.

B

Page 131: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

B. Kamper berubah wujud dari padat menjadi

gas

C. Kamper berubah wujud dari cair menjadi

padat

D. Kamper berubah wujud dari cair menjadi gas

B. Kamper yang dimasukkan ke dalam gelas

beker, kemudian dipanaskan secara terus-

menerus.

C. Air yang dimasukkan ke dalam gelas beker,

kemudian dipanaskan terus-menerus.

D. Es yang dimasukkan ke dalam gelas beker,

kemudian dipanaskan terus-menerus.

Mengubah

bentuk

penyajian data.

Komunikasi 9. Alkohol dituangkan ke dalam gelas beker dan

dipanaskan. Kemudian suhu cairan alkohol

tersebut dibaca setiap menit. Setelah beberapa

menit dipanaskan, diperoleh data sebagai

berikut.

Waktu

(menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu

alkohol (oC)

20 40 57 70 78 78 78

Grafik yang sesuai dengan data tabel di atas

adalah ….

A.

9. Perhatikan grafik di bawah ini.

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara

suhu dan waktu pemanasan pada saat alkohol

dipanaskan. Data yang sesuai dengan grafik di

atas adalah ….

Waktu

(menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu

alkohol (oC)

20 35 50 50 78 80 80

D

A.

Page 132: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

B.

C.

D.

Waktu

(menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu

alkohol (oC)

78 60 55 43 36 20 0

Waktu

(menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu

alkohol (oC)

50 50 50 50 50 50 50

Waktu

(menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu

alkohol (oC)

20 40 57 70 78 78 78

D.

C.

B.

Page 133: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Membaca

grafik

hubungan suhu

dan waktu

pemanasan air.

Komunikasi 10. Perhatikan grafik hubungan suhu dan waktu

pemanasan air berikut ini.

Proses yang menunjukkan tidak terjadinya

perubahan suhu atau suhu tetap terdapat pada

….

A. BC dan CD

B. CD dan DE

C. BC dan DE

D. CD saja

10. Perhatikan grafik hubungan suhu dan waktu

pemanasan air berikut ini.

Pada proses BC dan DE menunjukkan ….

A. Kenaikan suhu air

B. Kenaikan suhu es

C. Suhu tetap

D. Penurunan suhu

C

Membaca

grafik suhu

terhadap kalor

zat padat.

Komunikasi 11. Perhatikan diagram berikut ini.

11. Perhatikan diagram berikut ini.

C

Page 134: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Suatu zat padat seberat 25 gram dipanaskan dari

titik A sampai ke titik D. Diagram kalor-

suhunya dilukiskan pada gambar di atas. Titik

lebur zat padat itu adalah ....

A. 0 oC

B. 20 oC

C. 320 oC

D. 420 oC

Suatu zat padat seberat 25 gram dipanaskan dari

titik A sampai ke titik D. Diagram kalor-

suhunya dilukiskan pada gambar di atas. Pada

suhu 320 oC menunjukkan ….

A. Titik didih

B. Penguapan

C. Titik lebur

D. Kenaikan suhu

Menerapkan

hubungan

Q = m.L untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

Menerapkan

Konsep

12. Untuk memanaskan 5 kg es 0oC (kalor lebur es

3,36 × 105 J / kg) dibutuhkan energi kalor

sebesar ….

A. 1,68 × 106 Joule

B. 1,11 × 106 Joule

C. 1,68 × 105 Joule

D. 3,33 × 105 Joule

12. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan es yang kalor leburnya

3,36 × 105 J / kg. Jika energi kalor yang

dibutuhkan es 1,68 × 106 Joule, maka massa es

adalah ….

A. 5 kg

B. 6 kg

C. 7 kg

D. 8 kg

A

Menerapkan

hubungan

Q = m.U untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

Menerapkan

Konsep

13. Untuk menguapkan 2 kg air dengan suhu 100oC

(kalor uap 2,26 × 106 J / kg) diperlukan kalor

sebesar ….

A. 1,13 × 105 Joule

B. 4,52 × 105 Joule

C. 1,13 × 106 Joule

D. 4,52 × 106 Joule

13. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan air yang kalor uapnya

2,26 × 106 J / kg. Jika energi kalor yang

diperlukan air 4,52 × 106 Joule, maka massa air

adalah ….

A. 5 kg

B. 4 kg

C. 3 kg

D. 2 kg

D

Page 135: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Menerapkan

hubungan

Q = m.L untuk

menyelesaikan

masalah

sederhana.

Menerapkan

Konsep

14. Untuk memanaskan 4 kg es 0oC (kalor lebur es

3,36 × 105 J / kg) dibutuhkan energi kalor

sebesar ….

A. 1,19 × 106 Joule

B. 1,34 × 106 Joule

C. 1,19 × 105 Joule

D. 1,34 × 105 Joule

14. Sekelompok siswa melakukan percobaan

dengan menggunakan es yang kalor leburnya

3,36 × 105 J / kg. Jika energi kalor yang

dibutuhkan es 1,34 × 106 Joule, maka massa air

adalah ….

A. 3 kg

B. 4 kg

C. 5 kg

D. 6 kg

B

Menemukan

suatu pola

pada peristiwa

mempercepat

penguapan.

Menafsirkan

(Interpretasi)

15. Ayah membuat kopi panas di dalam gelas.

Setelah itu, ia tuangkan sebagian kopi panas ke

dalam cawan. Air kopi dalam cawan lebih cepat

dingin dibandingkan dengan air kopi dalam

gelas. Berdasarkan peristiwa ini untuk

mempercepat penguapan dilakukan dengan ....

A. Memanaskan

B. Memperluas permukaan zat cair

C. Mengurangi tekanan

D. Meniupkan udara di atas zat cair

15. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya

penguapan adalah dengan memperluas

permukaan zat cair. Pola yang sesuai dengan

pernyataan di atas terdapat pada perisitiwa ....

A. Pakaian basah dijemur di tempat yang

mendapat sinar matahari lebih cepat kering

dari pada dijemur di tempat teduh

B. Kopi panas dalam gelas akan lebih cepat

dingin jika dituangkan ke dalam cawan

C. Teh panas dalam gelas akan lebih cepat

dingin jika ditiupkan udara di atas

permukaan air teh

D. Memasak air di dataran tinggi akan lebih

cepat mendidih dari pada ketika masak di

dataran rendah

B

Page 136: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Menyimpulkan

percobaan.

Menafsirkan

(Interpretasi)

16. Air bermassa 50 ml dimasukkan ke dalam gelas

beker kemudian dipanaskan. Semakin lama air

dipanaskan maka akan mendidih dan terlihat

uap air dari permukaan air. Berdasarkan

percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa

….

A. Pada waktu menguap zat memerlukan kalor

B. Pada waktu menguap zat melepaskan kalor

C. Pada waktu mengembun zat memerlukan

kalor

D. Pada waktu mengembun zat melepaskan

kalor

16. Kesimpulan yang diperoleh dalam suatu

percobaan adalah pada waktu menguap zat

memerlukan kalor. Percobaan yang sesuai

dengan kesimpulan tersebut adalah ….

A. Air dimasukkan ke dalam gelas beker

kemudian dipanaskan. Semakin lama air

dipanaskan maka akan mendidih dan terlihat

uap air dari permukaan air.

B. Es krim dibiarkan beberapa saat dalam

keadaan terbuka, lama kelamaan es krim

akan mencair.

C. Potongan lilin yang dimasukkan ke dalam

gelas beker kemudian dipanaskan. Semakin

lama lilin dipanaskan maka akan mencair.

D. Air yang dimasukkan ke dalam mesin

pendingin, lama kelamaan akan membeku.

A

Mengubah

bentuk

penyajian data.

Komunikasi 17. Sekelompok siswa melakukan percobaan

tentang penguapan air yang terjadi pada cangkir

dan piring kecil. Percobaan tersebut dimulai

dengan menuangkan air panas ke dalam cangkir

dan piring kecil secara bersamaan sebanyak 50

ml. Suhu air panas yang berada di cangkir dan

piring kecil dibaca dengan menggunakan

termometer setiap 2 menit (dimulai dari 0 – 6

menit). Setelah dilakukan empat kali

pengukuran pada cangkir diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 48, 43, dan 35. Sedangkan

17. Perhatikan tabel di bawah ini.

Hasil percobaan yang sesuai dengan data tabel

tersebut adalah ….

A. Percobaan tentang penguapan air yang

terjadi pada cangkir dan piring kecil. Suhu

air panas yang berada di cangkir dan piring

Waktu (menit) 0 2 4 6

Suhu air di cangkir (oC) 53 48 43 35

Suhu air di piring kecil (oC) 53 44 36 30

B

Page 137: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

pada piring kecil diperoleh hasil sebagai

berikut; 53, 44, 36, dan 30.

Data tabel yang sesuai dengan hasil pengamatan

tersebut adalah …..

Waktu (menit) 0 2 4 6

Suhu air di

cangkir (oC)

53 44 36 30

Suhu air di piring

kecil (oC)

53 48 43 35

Waktu (menit) 0 2 4 6

Suhu air di

cangkir (oC)

53 48 43 35

Suhu air di piring

kecil (oC)

53 44 36 30

Waktu (menit) 0 1 3 6

Suhu air di

cangkir (oC)

53 48 43 35

Suhu air di piring

kecil (oC)

53 44 36 30

kecil dibaca dengan menggunakan

termometer setiap menit. Setelah dilakukan

empat kali pengukuran pada cangkir

diperoleh hasil sebagai berikut; 53, 44, 36,

dan 30. Sedangkan pada piring kecil

diperoleh hasil sebagai berikut; 53, 48, 43,

dan 35.

B. Percobaan tentang penguapan air yang

terjadi pada cangkir dan piring kecil. Suhu

air panas yang berada di cangkir dan piring

kecil dibaca dengan menggunakan

termometer setiap 2 menit (dimulai dari 0 –

6 menit). Setelah dilakukan empat kali

pengukuran pada cangkir diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 48, 43, dan 35.

Sedangkan pada piring kecil diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 44, 36, dan 30.

C. Percobaan tentang penguapan air yang

terjadi pada cangkir dan piring kecil. Suhu

air panas yang berada di cangkir dan piring

kecil dibaca dengan menggunakan

termometer setiap 3 menit (dimulai dari 0 –

6 menit). Setelah dilakukan empat kali

pengukuran pada cangkir diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 48, 43, dan 35.

Sedangkan pada piring kecil diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 44, 36, dan 30.

A.

B.

C.

Page 138: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

Waktu (menit) 0 1 3 6

Suhu air di

cangkir (oC)

35 43 48 53

Suhu air di piring

kecil (oC)

30 36 44 53

D. Percobaan tentang penguapan air yang

terjadi pada cangkir dan piring kecil. Suhu

air panas yang berada di cangkir dan piring

kecil dibaca dengan menggunakan

termometer setiap 2 menit (dimulai dari 0 –

6 menit). Setelah dilakukan empat kali

pengukuran pada cangkir diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 44, 36, dan 30.

Sedangkan pada piring kecil diperoleh hasil

sebagai berikut; 53, 48, 43, dan 35.

Menafsirkan

pengamatan

mengenai

perpindahan

kalor secara

konduksi.

Menafsirkan

(Interpretasi)

18. Dalam empat percobaan terpisah, sendok

dengan bahan berbeda ditempatkan dalam air

yang sedang mendidih, seperti ditunjukkan

dalam diagram berikut.

Dalam percobaan di atas, sendok yang paling

cepat panas terdapat pada nomor ….

A. (1) C. (3)

B. (2) D. (4)

18. Perhatikan diagram di bawah ini.

Dalam empat percobaan terpisah, sendok

dengan bahan berbeda ditempatkan dalam air

yang sedang mendidih. Pernyataan yang sesuai

dengan percobaan tersebut adalah ….

A. Sendok kayu lebih cepat panas

dibandingkan dengan sendok lainnya.

B. Sendok baja lebih cepat panas dibandingkan

dengan sendok lainnya.

B

D.

Page 139: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

C. Sendok plastik lebih cepat panas

dibandingkan dengan sendok lainnya.

D. Sendok kaca lebih cepat panas

dibandingkan dengan sendok lainnya.

Menyimpulkan

percobaan.

Menafsirkan

(Interpretasi)

19. Kesimpulan yang diperoleh dari suatu

percobaan adalah warna hitam sangat baik

menyerap kalor radiasi. Peristiwa yang sesuai

dengan kesimpulan tersebut adalah ….

A. Andi melakukan percobaan dengan

menggunakan kaleng timah yang dicat

sebagian dinding luarnya dengan cat hitam

kusam, sedangkan sebagian dinding yang

lain dibiarkan tetap mengilap. Kemudian ia

tuangkan air mendidih ke dalam kaleng.

Lalu ia letakkan kedua telapak tangannya

pada kedua sisi kaleng. Ternyata sisi kaleng

yang berwarna hitam kusam lebih panas

dibandingkan kaleng yang dibiarkan

mengilap.

B. Andi melakukan percobaan dengan

menggunakan kaleng timah yang dicat

sebagian dinding luarnya dengan cat hitam

kusam, sedangkan sebagian dinding yang

lain dibiarkan tetap mengilap. Kemudian ia

tuangkan air mendidih ke dalam kaleng

tersebut. Lalu ia letakkan kedua telapak

19. Andi melakukan percobaan dengan

menggunakan sebuah kaleng timah. Kaleng

tersebut dicat sebagian dinding luarnya dengan

cat hitam kusam, sedangkan sebagian dinding

yang lain dibiarkan tetap mengilap. Kemudian

ia tuangkan air mendidih ke dalam kaleng

tersebut. Lalu ia letakkan kedua telapak

tangannya pada kedua sisi kaleng. Ternyata sisi

kaleng yang berwarna hitam kusam lebih panas

dibandingkan kaleng yang dibiarkan mengilap.

Berdasarkan percobaan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa ….

A. Warna hitam sangat baik menyerap kalor

radiasi.

B. Warna hitam penyerap kalor radiasi yang

buruk.

C. Permukaan yang mengilap sangat baik

menyerap kalor radiasi.

D. Permukaan yang mengilap tidak menyerap

kalor radiasi

A

Page 140: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

tangannya pada kedua sisi kaleng. Ternyata

sisi kaleng yang dibiarkan mengilap lebih

cepat panas dibandingkan kaleng yang dicat

hitam.

C. Andi memakai baju berwarna cerah di siang

hari, ternyata terasa lebih panas

dibandingkan berwarna hitam.

D. Andi memakai baju berwarna hitam di siang

hari, ternyata terasa sejuk dibandingkan

berwarna cerah.

Membaca

diagram

pergerakan

serbuk kapur

di dalam air

yang dipanasi.

Komunikasi 20. Gambar di bawah ini menunjukkan serbuk

kapur di dalam air yang dipanasi. Gerakan

serbuk kapur itu seperti gambar …..

20. Perhatikan diagram di bawah ini.

Pernyataan yang sesuai dengan diagram di atas

adalah ….

A. Air panas dibagian bawah tabung naik ke

atas dan air dingin pada bagian atas tabung

turun ke bawah.

B. Air panas dibagian bawah tabung tetap

berada di bawah dan air dingin pada bagian

A

Page 141: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Indikator Aspek KPS Soal A Soal B Kunci

Jawaban

atas tabung tetap berada di bawah.

C. Air panas dibagian bawah tabung naik ke

atas dan air dingin pada bagian atas tabung

tetap berada diatas.

D. Air panas dibagian atas tabung turun ke

bawah dan air dingin pada bagian bawah

tabung tetap berada di bawah.

Page 142: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 9

2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 9

3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4 16

4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25

5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5 25

6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6 36

7 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6 36

8 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7 49

9 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7 49

10 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 49

11 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 7 49

12 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 7 49

13 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49

14 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 49

15 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 64

16 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8 64

17 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 9 81

18 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 81

19 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10 100

20 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 10 100

21 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 11 121

22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 13 169

23 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 13 169

24 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 13 169

25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 14 196

26 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14 196

27 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 14 196

28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 15 225

29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 289

30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 289

∑p 12 9 14 14 14 13 15 22 6 26 5 17 17 10 11 15 3 16 22 15 276 3008

p 0.40 0.30 0.47 0.47 0.47 0.43 0.50 0.73 0.20 0.87 0.17 0.57 0.57 0.33 0.37 0.50 0.10 0.53 0.73 0.50

q 0.60 0.70 0.53 0.53 0.53 0.57 0.50 0.27 0.80 0.13 0.83 0.43 0.43 0.67 0.63 0.50 0.90 0.47 0.27 0.50

Mp 12,5 14,11 11,643 11,071 10,928 11,385 10 10,091 12,667 9,808 12,8 10,765 9,294 10,8 11,364 10,333 15 10,937 9,818 11,4

rpbi 0,682 0,813 0,582 0,455 0,412 0,479 0,202 0,370 0,438 0,398 0,413 0,456 0,027 0,284 0,419 0,277 0,488 0,467 0,257 0,556

Uji Hipotesis

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Tid

ak V

alid

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Mt

9,2

(Xt2)

Skor Total

(Xt)

Tabel Perhitungan Uji Validitas Soal A

SDt

3,953

rtabel

0,361

Skor untuk item noNo Resp

Page 143: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 4

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4

3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9

4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9

5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 9

6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 16

7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 25

8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 36

9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 49

10 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 49

11 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 64

12 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8 64

13 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 8 64

14 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 81

15 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 10 100

16 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 121

17 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 11 121

18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 121

19 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 121

20 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 144

21 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 12 144

22 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13 169

23 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 13 169

24 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13 169

25 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196

26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14 196

27 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 196

28 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 225

29 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256

30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 289

∑p 18 13 11 14 5 5 13 21 6 25 4 19 20 22 14 13 12 15 16 16 282 3220

p 0.60 0.43 0.37 0.47 0.17 0.17 0.43 0.70 0.20 0.83 0.13 0.63 0.67 0.73 0.47 0.43 0.40 0.50 0.53 0.53

q 0.40 0.57 0.63 0.53 0.83 0.83 0.57 0.30 0.80 0.17 0.87 0.37 0.33 0.27 0.53 0.57 0.60 0.50 0.47 0.47

Mp 11,667 11,769 12,364 10,5 11,6 14 11,923 10,667 13,667 10,16 13 11,316 11,4 10,636 12,071 11,923 11,917 11,867 11,187 11,125

rpbi 0,637 0,472 0,522 0,237 0,229 0,477 0,502 0,444 0,490 0,384 0,319 0,574 0,654 0,467 0,577 0,502 0,472 0,566 0,435 0,420

Uji Hipotesis

Val

id

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Mt

9,4

Tabel Perhitungan Uji Validitas Soal B

SDt rtabel

4,355 0,361

No RespSkor untuk item no Skor Total

(Xt)(Xt

2)

Page 144: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.4

1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 15 17 18 20

1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 4

3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 9

4 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 16

5 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 9

6 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 16

7 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 16

8 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 16

9 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 16

10 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 25

11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 9

12 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5 25

13 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 25

14 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 5 25

15 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 5 25

16 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 5 25

17 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 6 36

18 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5 25

19 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6 36

20 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 8 64

21 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8 64

22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 121

23 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 10 100

24 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 100

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 144

26 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 10 100

27 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 11 121

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 13 169

29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 13 169

30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12 144

∑p 12 9 14 14 14 13 22 6 26 5 17 11 3 16 15 197 1655

p 0.40 0.30 0.47 0.47 0.47 0.43 0.73 0.20 0.87 0.17 0.57 0.37 0.10 0.53 0.50

q 0.60 0.70 0.53 0.53 0.53 0.57 0.27 0.80 0.13 0.83 0.43 0.63 0.90 0.47 0.50

pq 0.24 0.21 0.25 0.25 0.25 0.25 0.20 0.16 0.12 0.14 0.25 0.23 0.09 0.25 0.25 ∑pq = 3,12

S2

r11

rtabel 0,361

Tabel Perhitungan Uji Realibilitas Soal A

No Resp Skor Total (Xt) (Xt2)

Skor untuk item no

12,05

0,767 Tinggi

Page 145: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.5

1 2 3 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 201 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 4

2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4

3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4

4 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4

5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 9

6 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 16

7 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 25

8 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 36

9 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 49

10 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6 36

11 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 36

12 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8 64

13 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 49

14 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 64

15 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 8 64

16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 121

17 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 100

18 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 100

19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 121

20 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 100

21 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 10 100

22 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13 169

23 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12 144

24 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 144

25 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196

26 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 169

27 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 169

28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 225

29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 225

30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14 196

∑p 18 13 11 5 13 21 6 25 19 20 22 14 13 12 15 16 16 259 2743

p 0.60 0.43 0.37 0.17 0.43 0.70 0.20 0.83 0.63 0.67 0.73 0.47 0.43 0.40 0.50 0.53 0.53

q 0.40 0.57 0.63 0.83 0.57 0.30 0.80 0.17 0.37 0.33 0.27 0.53 0.57 0.60 0.50 0.47 0.47

pq 0.24 0.25 0.23 0.14 0.25 0.21 0.16 0.14 0.23 0.22 0.20 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 ∑pq =3,74

S2

r11

rtabel 0,361

Tabel Perhitungan Uji Realibilitas Soal B

No RespSkor Total

(Xt)(Xt

2)

Skor untuk item no

16,9

0,805 Tinggi

Page 146: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3

2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3

3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4

4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 5

5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5

6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6

7 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6

8 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7

9 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7

10 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7

11 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 7

12 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 7

13 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7

14 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7

15 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8

16 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8

17 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 9

18 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9

19 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10

20 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 10

21 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 11

22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 13

23 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 13

24 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 13

25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 14

26 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14

27 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 14

28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 15

29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17

30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17

∑p 12 9 14 14 14 13 15 22 6 26 5 17 17 10 11 15 3 16 22 15 276

Indeks TK 0.40 0.30 0.47 0.47 0.47 0.43 0.50 0.73 0.20 0.87 0.17 0.57 0.57 0.33 0.37 0.50 0.10 0.53 0.73 0.50

Keputusan

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Mu

dah

Su

kar

Mu

dah

Su

kar

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Su

kar

Sed

ang

Mu

dah

Sed

ang

Tabel Perhitungan Derajat Kesukaran Soal A

No RespSkor untuk item no Skor Total

(Xt)

Page 147: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tabel Perhitungan Derajat Kesukaran Soal A

Page 148: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2

3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3

6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5

8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6

9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7

10 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7

11 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8

12 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8

13 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 8

14 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9

15 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 10

16 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11

17 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 11

18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

19 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11

20 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12

21 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 12

22 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13

23 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 13

24 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13

25 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14

27 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14

28 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15

29 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16

30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17

∑p 18 13 11 14 5 5 13 21 6 25 4 19 20 22 14 13 12 15 16 16 282

Indeks TK 0.60 0.43 0.37 0.47 0.17 0.17 0.43 0.70 0.20 0.83 0.13 0.63 0.67 0.73 0.47 0.43 0.40 0.50 0.53 0.53

Keputusan

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sukar

Sukar

Sed

ang

Sed

ang

Sukar

Mudah

Sukar

Sed

ang

Sed

ang

Mudah

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

Sed

ang

No RespSkor untuk item no Skor Total

(Xt)

Tabel Perhitungan Derajat Kesukaran Soal B

Page 149: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 289

29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 289

28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 15 225

27 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 14 196

26 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14 196

25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 14 196

24 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 13 169

23 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 13 169

22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 13 169

21 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 11 121

20 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 10 100

19 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10 100

18 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 81

17 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 9 81

16 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8 64

15 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 64

14 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 49

13 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49

12 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 7 49

11 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 7 49

10 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 49

9 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7 49

8 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7 49

7 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6 36

6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6 36

5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5 25

4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25

3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4 16

2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 9

1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 9

8 8 9 6 6 7 6 8 5 9 4 8 5 4 5 6 3 8 7 8

0 0 3 1 3 2 3 5 0 7 0 3 4 1 1 4 0 2 5 2

0.89 0.89 0.67 0.56 0.33 0.56 0.33 0.33 0.56 0.22 0.44 0.56 0.11 0.33 0.44 0.22 0.33 0.67 0.22 0.67

exce

llen

t

exce

llen

t

good

good

sati

sfac

tory

good

sati

sfac

tory

sati

sfac

tory

good

sati

sfac

tory

good

good

poor

sati

sfac

tory

good

sati

sfac

tory

sati

sfac

tory

good

sati

sfac

tory

good

Kel

om

po

k B

aw

ah

Indeks DB

Kep

utu

san

Tabel Perhitungan Daya Pembeda Soal A

No RespSkor untuk item no

Y Y2

WH

WL

Kel

om

po

k A

tas

Tid

ak

dim

asu

kk

an

da

lam

per

hit

un

ga

n

Page 150: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran B.9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 289

29 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256

28 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 225

27 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 196

26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14 196

25 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196

24 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13 169

23 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 13 169

22 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13 169

21 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 12 144

20 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 144

19 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 121

18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 121

17 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 11 121

16 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 121

15 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 10 100

14 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 81

13 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 8 64

12 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8 64

11 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 64

10 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 49

9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 49

8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 36

7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 25

6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 16

5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 9

4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9

3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 4

9 6 6 5 2 5 8 8 3 9 1 9 8 8 9 7 6 7 5 8

1 1 1 2 0 0 2 3 0 6 0 2 2 4 2 2 2 1 2 2

0.89 0.56 0.56 0.33 0.22 0.56 0.67 0.56 0.33 0.33 0.11 0.78 0.67 0.44 0.78 0.56 0.44 0.67 0.33 0.67

exce

llen

t

good

good

sati

sfac

tory

sati

sfac

tory

good

good

good

sati

sfac

tory

sati

sfac

tory

poor

exce

llen

t

good

good

exce

llen

t

good

good

good

sati

sfac

tory

good

WL

Indeks DB

No Resp

Kel

om

po

k A

tas

Kep

utu

san

Skor untuk item noY

Tabel Perhitungan Daya Pembeda Soal B

Y2

Tid

ak

dim

asu

kk

an

da

lam

per

hit

un

ga

nK

elo

mp

ok

Ba

wa

h

WH

Page 151: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes A

Reliabilitas 0,767 (Tinggi)

No Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda

Keterangan Keputusan rpbi Uji Hipotesis TK Kriteria DB Kriteria

1 0,682 Valid 0,40 Sedang 0,89 Excellent Diterima Dibuang

2 0,813 Valid 0,30 Sedang 0,89 Excellent Diterima Dipakai

3 0,582 Valid 0,47 Sedang 0,67 Good Diterima Dipakai

4 0,455 Valid 0,47 Sedang 0,56 Good Diterima Dipakai

5 0,412 Valid 0,47 Sedang 0,33 Satisfactory Diterima Dipakai

6 0,479 Valid 0,43 Sedang 0,56 Good Diterima Dipakai

7 0,202 Tidak Valid 0,50 Sedang 0,33 Satisfactory Ditolak Dibuang

8 0,370 Valid 0,73 Mudah 0,33 Satisfactory Diterima Dibuang

9 0,438 Valid 0,20 Sukar 0,56 Good Diterima Dibuang

10 0,398 Valid 0,87 Mudah 0,22 Satisfactory Diterima Dipakai

11 0,413 Valid 0,17 Sukar 0,44 Good Diterima Dipakai

12 0,456 Valid 0,57 Sedang 0,56 Good Diterima Dibuang

13 0,027 Tidak Valid 0,57 Sedang 0,11 Poor Ditolak Dibuang

14 0,284 Tidak Valid 0,33 Sedang 0,33 Satisfactory Ditolak Dibuang

15 0,419 Valid 0,37 Sedang 0,44 Good Diterima Dibuang

16 0,277 Tidak Valid 0,50 Sedang 0,22 Satisfactory Ditolak Dibuang

17 0,488 Valid 0,10 Sukar 0,33 Satisfactory Diterima Dipakai

18 0,467 Valid 0,53 Sedang 0,67 Good Diterima Dibuang

19 0,257 Tidak Valid 0,73 Mudah 0,22 Satisfactory Ditolak Dibuang

20 0,556 Valid 0,50 Sedang 0,67 Good Diterima Dipakai

Lam

pira

n B

.10

Page 152: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes B

Reliabilitas 0,805 (Tinggi)

No Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda

Keterangan Keputusan rpbi Uji Hipotesis TK Kriteria DB Kriteria

1 0,637 Valid 0,60 Sedang 0,89 Excellent Diterima Dipakai

2 0,472 Valid 0,43 Sedang 0,56 Good Diterima Dibuang

3 0,522 Valid 0,37 Sedang 0,56 Good Diterima Dibuang

4 0,237 Tidak Valid 0,47 Sedang 0,33 Satisfactory Ditolak Dibuang

5 0,229 Tidak Valid 0,17 Sukar 0,22 Satisfactory Ditolak Dibuang

6 0,477 Valid 0,17 Sukar 0,56 Good Diterima Dibuang

7 0,502 Valid 0,43 Sedang 0,67 Good Diterima Dipakai

8 0,444 Valid 0,70 Sedang 0,56 Good Diterima Dipakai

9 0,490 Valid 0,20 Sukar 0,33 Satisfactory Diterima Dipakai

10 0,384 Valid 0,83 Mudah 0,33 Satisfactory Diterima Dibuang

11 0,319 Tidak Valid 0,13 Sukar 0,11 Poor Ditolak Dibuang

12 0,574 Valid 0,63 Sedang 0,78 Excellent Diterima Dipakai

13 0,654 Valid 0,67 Sedang 0,67 Good Diterima Dipakai

14 0,467 Valid 0,73 Mudah 0,44 Good Diterima Dipakai

15 0,577 Valid 0,47 Sedang 0,78 Excellent Diterima Dipakai

16 0,502 Valid 0,43 Sedang 0,56 Good Diterima Dipakai

17 0,472 Valid 0,40 Sedang 0,44 Good Diterima Dibuang

18 0,566 Valid 0,50 Sedang 0,67 Good Diterima Dipakai

19 0,435 Valid 0,53 Sedang 0,33 Satisfactory Diterima Dipakai

20 0,420 Valid 0,53 Sedang 0,67 Good Diterima Dibuang

Lam

pira

n B

.11

Page 153: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Soal A dan Soal B

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen

Statistik Soal A Soal B

Jumlah Soal 20 20

Jumlah Siswa 30 30

Nomor Soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 12, 15, 17, 18, 20

1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20

Jumlah Soal Valid 15 17

Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Statistik Soal A Soal B

rhitung 0,767 0,805

Kesimpulan Reliabilitas Tinggi Reliabilitas Tinggi

Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Kriteria Soal

Soal A Soal B

Jumlah

Soal

Presentase

(%)

Jumlah

Soal

Presentase

(%)

Mudah 3 15 2 10

Sedang 14 70 14 70

Sukar 3 15 4 20

Jumlah 20 100 20 100

Lampiran B.12

Page 154: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen

Kriteria Soal

Soal A Soal B

Jumlah

Soal

Presentase

(%)

Jumlah

Soal

Presentase

(%)

Jelek (poor) 1 5 1 5

Cukup (statisfactory) 8 40 5 25

Baik (good) 9 45 11 55

Baik sekali (excellent) 2 10 3 15

Jumlah 20 100 20 100

Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Rekapitulasi Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesurakan, dan Daya

Pembeda

Statistik Kriteria Soal Presentase (%)

Soal A Soal B

Valid 15 17

Reliabilitas 0,767 0,805

Taraf Kesukaran

Mudah 15 10

Sedang 70 70

Sukar 15 20

Jumlah 100

Daya Pembeda

Jelek (poor) 5 5

Cukup (statisfactory) 40 25

Baik (good) 45 55

Baik sekali (excellent) 10 15

Jumlah 100

Page 155: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran C.1 : Soal Pretest - Posttest

Lampiran C.2 : Kunci Jawaban

Lampiran C.3 : Lembar Observasi

LAMPIRAN C

INSTRUMEN PENELITIAN

Page 156: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

1. Sebuah percobaan tentang hubungan kalor dengan massa benda, diperoleh

kesimpulan bahwa banyaknya kalor yang diperlukan benda sebanding dengan massa

benda. Hasil percobaan yang sesuai dengan kesimpulan tersebut adalah ….

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 16 menit 8 menit

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 16 menit 8 menit

2. Perhatikan tabel data hasil percobaan berikut ini.

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 50 gram

Pemanasan 30oC 30

oC

Waktu 8 menit 6,5 menit

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kalor yang diperlukan zat untuk

menaikkan suhunya ….

A. bergantung pada gelasnya

Nama : NILAI

Kelas :

NASKAH SOAL

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Air

Massa 50 gram 100 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 8 menit 16 menit

Gelas A Gelas B

Jenis Zat Air Minyak Goreng

Massa 50 gram 50 gram

Pemanasan 60oC 60

oC

Waktu 16 menit 8 menit

PILIHAN GANDA

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat !

Lampiran C.1

A.

B.

C.

D.

Page 157: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

B. bergantung pada jenis zatnya

C. tidak bergantung pada massanya

D. tidak bergantung pada jenis zatnya

3. Perhatikan data tabel percobaan di bawah ini.

No Waktu (menit) Suhu (oC)

1 0 20

2 1 28

3 2 36

4 3 44

5 4 52

Pada data tabel di atas menunjukkan hubungan antara suhu dan waktu pemanasan.

Grafik yang sesuai dengan data tersebut adalah ….

4. Sepotong besi mempunyai massa 2 kg. Besi dipanaskan dari 14oC menjadi 30

oC.

Jika kalor jenis besi 450 J/kg oC, maka besar kalor yang diperlukan besi adalah ….

A. 31.500 J

B. 22.600 J

C. 17.200 J

D. 14.400 J

5. Sebuah tembaga bermassa 1 kg dipanaskan dari 20oC menjadi 35

oC dan

membutuhkan kalor sebanyak 5.850 Joule. Besar kalor jenis tembaga adalah ….

A. 250 J / kg oC

B. 290 J / kg oC

C. 390 J / kg oC

D. 425 J / kg oC

A. C.

D. B.

Page 158: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

6. Sekelompok siswa melakukan percobaan dengan menggunakan aluminium yang

massanya 1000 gram dan kalor jenisnya 0,21 kkal / kg oC. Suhu yang harus

dinaikkan untuk menyerap kalor sebesar 10,5 kkal adalah ….

A. 50oC

B. 60oC

C. 70oC

D. 80oC

7. Perhatikan grafik di bawah ini.

Pada grafik di atas menunjukkan hubungan antara suhu dan kalor yang diserap oleh

suatu zat. Kalor jenis zat tersebut adalah 0,2 kal/g oC, maka massa zat tersebut

adalah ….

A. 70 gram

B. 50 gram

C. 20 gram

D. 10 gram

8. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan tentang perubahan wujud zat adalah

terjadi perubahan wujud dari padat menjadi gas. Percobaan yang sesuai dengan

kesimpulan tersebut adalah ….

A. Potongan lilin yang dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian dipanaskan

secara terus-menerus.

B. Kamper yang dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian dipanaskan secara

terus-menerus.

C. Air yang dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian dipanaskan terus-

menerus.

D. Es yang dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian dipanaskan terus-menerus.

Page 159: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

9. Perhatikan grafik di bawah ini.

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara suhu dan waktu pemanasan pada saat

alkohol dipanaskan. Data yang sesuai dengan grafik di atas adalah ….

Waktu (menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu alkohol

(oC)

20 35 50 50 78 80 80

Waktu (menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu alkohol

(oC)

78 60 55 43 36 20 0

Waktu (menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu alkohol

(oC)

50 50 50 50 50 50 50

Waktu (menit) 0 1 2 3 5 8 11

Suhu alkohol

(oC)

20 40 57 70 78 78 78

10. Perhatikan grafik hubungan suhu dan waktu pemanasan air berikut ini.

Proses yang menunjukkan tidak terjadinya perubahan suhu atau suhu tetap terdapat

pada ….

A. BC dan CD

B. CD dan DE

C. BC dan DE

D. CD saja

C.

A.

B.

D.

Page 160: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

11. Perhatikan diagram berikut ini.

Suatu zat padat seberat 25 gram dipanaskan dari titik A sampai ke titik D. Diagram

kalor-suhunya dilukiskan pada gambar di atas. Titik lebur zat padat itu adalah ....

A. 0 oC

B. 20 oC

C. 320 oC

D. 420 oC

12. Sekelompok siswa melakukan percobaan dengan menggunakan es yang kalor

leburnya 3,36 × 105 J / kg. Jika energi kalor yang dibutuhkan es 1,68 × 10

6 Joule,

maka massa es adalah ….

A. 5 kg

B. 6 kg

C. 7 kg

D. 8 kg

13. Sekelompok siswa melakukan percobaan dengan menggunakan air yang kalor

uapnya 2,26 × 106 J / kg. Jika energi kalor yang diperlukan air 4,52 × 10

6 Joule,

maka massa air adalah ….

A. 5 kg

B. 4 kg

C. 3 kg

D. 2 kg

14. Sekelompok siswa melakukan percobaan dengan menggunakan es yang kalor

leburnya 3,36 × 105 J / kg. Jika energi kalor yang dibutuhkan es 1,34 × 10

6 Joule,

maka massa air adalah ….

A. 3 kg

B. 4 kg

C. 5 kg

D. 6 kg

15. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya penguapan adalah dengan

memperluas permukaan zat cair. Pola yang sesuai dengan pernyataan di atas terdapat

pada perisitiwa ....

Page 161: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

A. Pakaian basah dijemur di tempat yang mendapat sinar matahari lebih cepat

kering dari pada dijemur di tempat teduh

B. Kopi panas dalam gelas akan lebih cepat dingin jika dituangkan ke dalam cawan

C. Teh panas dalam gelas akan lebih cepat dingin jika ditiupkan udara di atas

permukaan air teh

D. Memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat mendidih dari pada ketika masak

di dataran rendah

16. Kesimpulan yang diperoleh dalam suatu percobaan adalah pada waktu menguap zat

memerlukan kalor. Percobaan yang sesuai dengan kesimpulan tersebut adalah ….

A. Air dimasukkan ke dalam gelas beker kemudian dipanaskan. Semakin lama air

dipanaskan maka akan mendidih dan terlihat uap air dari permukaan air.

B. Es krim dibiarkan beberapa saat dalam keadaan terbuka, lama kelamaan es krim

akan mencair.

C. Potongan lilin yang dimasukkan ke dalam gelas beker kemudian dipanaskan.

Semakin lama lilin dipanaskan maka akan mencair.

D. Air yang dimasukkan ke dalam mesin pendingin, lama kelamaan akan membeku.

17. Sekelompok siswa melakukan percobaan tentang penguapan air yang terjadi pada

cangkir dan piring kecil. Percobaan tersebut dimulai dengan menuangkan air panas

ke dalam cangkir dan piring kecil secara bersamaan sebanyak 50 ml. Suhu air panas

yang berada di cangkir dan piring kecil dibaca dengan menggunakan termometer

setiap 2 menit (dimulai dari 0 – 6 menit). Setelah dilakukan empat kali pengukuran

pada cangkir diperoleh hasil sebagai berikut; 53, 48, 43, dan 35. Sedangkan pada

piring kecil diperoleh hasil sebagai berikut; 53, 44, 36, dan 30.

Data tabel yang sesuai dengan hasil pengamatan tersebut adalah …..

Waktu (menit) 0 2 4 6

Suhu air di

cangkir (oC)

53 44 36 30

Suhu air di piring

kecil (oC)

53 48 43 35

Waktu (menit) 0 2 4 6

Suhu air di

cangkir (oC)

53 48 43 35

Suhu air di piring

kecil (oC)

53 44 36 30

Waktu (menit) 0 1 3 6

Suhu air di

cangkir (oC)

53 48 43 35

Suhu air di piring

kecil (oC)

53 44 36 30

A.

B.

C.

Page 162: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

18. Perhatikan diagram di bawah ini.

Dalam empat percobaan terpisah, sendok dengan bahan berbeda ditempatkan dalam

air yang sedang mendidih. Pernyataan yang sesuai dengan percobaan tersebut adalah

….

A. Sendok kayu lebih cepat panas dibandingkan dengan sendok lainnya.

B. Sendok baja lebih cepat panas dibandingkan dengan sendok lainnya.

C. Sendok plastik lebih cepat panas dibandingkan dengan sendok lainnya.

D. Sendok kaca lebih cepat panas dibandingkan dengan sendok lainnya.

19. Andi melakukan percobaan dengan menggunakan sebuah kaleng timah. Kaleng

tersebut dicat sebagian dinding luarnya dengan cat hitam kusam, sedangkan sebagian

dinding yang lain dibiarkan tetap mengilap. Kemudian ia tuangkan air mendidih ke

dalam kaleng tersebut. Lalu ia letakkan kedua telapak tangannya pada kedua sisi

kaleng. Ternyata sisi kaleng yang berwarna hitam kusam lebih panas dibandingkan

kaleng yang dibiarkan mengilap. Berdasarkan percobaan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa ….

A. Warna hitam sangat baik menyerap kalor radiasi.

B. Warna hitam penyerap kalor radiasi yang buruk.

C. Permukaan yang mengilap sangat baik menyerap kalor radiasi.

D. Permukaan yang mengilap tidak menyerap kalor radiasi.

20. Gambar di bawah ini menunjukkan serbuk kapur di dalam air yang dipanasi.

Gerakan serbuk kapur itu seperti gambar …..

Waktu (menit) 0 1 3 6

Suhu air di

cangkir (oC)

35 43 48 53

Suhu air di piring

kecil (oC)

30 36 44 53

D.

Page 163: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

KUNCI JAWABAN

1. B

2. B

3. C

4. D

5. C

6. A

7. B

8. B

9. D

10. C

11. C

12. A

13. D

14. B

15. B

16. A

17. B

18. B

19. A

20. A

Lampiran C.2

Page 164: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

PEDOMAN OBSERVASI KINERJA

PERTEMUAN KE-1

Keterampilan mengamati hubungan kalor dengan massa benda.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1.

Melihat/mengamati air yang dimasak

di dalam gelas beker yang berisi air 50

ml dan 100 ml

2. Mengukur suhu awal air 50 ml dan

100 ml sebelum dipanaskan

3. Melihat dan mencatat waktu yang

diperoleh setelah mencapai suhu 50oC

dengan cermat dan teliti (pada air 50

ml)

4. Melihat dan mencatat waktu yang

diperoleh setelah mencapai suhu 50oC

dengan cermat dan teliti (pada air 100

ml)

5. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Keterampilan mengamati hubungan kalor dengan jenis zat.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1.

Melihat/mengamati air dan minyak

goreng yang dimasak di dalam gelas

beker yang masing-masing berisi 100

ml

2. Mengukur suhu awal air dan minyak

sebelum dipanaskan

3. Melihat dan mencatat waktu yang

diperoleh setelah mencapai suhu 50oC

dengan cermat dan teliti (pada air 100

ml)

Page 165: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

4. Melihat dan mencatat waktu yang

diperoleh setelah mencapai suhu 50oC

dengan cermat dan teliti (pada minyak

goreng 100 ml)

5. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Keterampilan mengamati hubungan kalor dengan kenaikan suhu.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1.

Melihat/mengamati air yang dimasak

di dalam gelas beker yang berisi 100

ml

2. Melihat adanya gelembung-

gelembung panas sampai ke

permukaaan air

3. Melihat uap keluar dari permukaan air

4. Mengamati dan mengukur suhu air

setiap 1 menit selama 5 menit secara

cermat dan teliti

5. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Page 166: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

PEDOMAN OBSERVASI KINERJA

PERTEMUAN KE-2

Keterampilan mengamati perubahan wujud kamper.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Meraba kamper sebelum dibakar

2. Melihat/mengamati proses

pembakaran kamper

3. Mencim bau harum dari kamper pada

saat kamper dibakar

4. Melihat perubahan bentuk wujud

kamper

5. Meraba kamper yang sudah selesai

dibakar

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Keterampilan mengamati perubahan wujud es.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Meraba es batu sebelum dipanaskan

2. Melihat/mengamati proses pemanasan

es

3. Melihat es berada di dalam air

4. Melihat es berubah menjadi cair

5. Melihat adanya gelembung-

gelembung panas sampai ke

permukaaan air

6. Melihat uap keluar dari permukaan air

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Page 167: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

PEDOMAN OBSERVASI KINERJA

PERTEMUAN KE-3

Keterampilan mengamati proses penguapan air.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Melihat/mengamati air yang dimasak

di dalam gelas beker

2. Melihat adanya gelembung-

gelembung panas sampai ke

permukaaan air

3. Melihat uap keluar dari permukaan air

4. Merasakan adanya uap air pada saat

tangan diletakkan di atas gelas beker

yang berisi air mendidih

5. Melihat uap di piring kaca bening

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Keterampilan mengamati cara mempercepat penguapan dengan meniupkan udara

di atas permukaan zat cair.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Merasakan panas pada saat jari

dicelupkan ke dalam air sebelum

ditiupkan

2. Mengukur suhu air sebelum ditiupkan

3. Merasakan dingin pada saat jari

dicelupkan ke dalam air yang sudah

ditiupkan

4. Mengukur suhu air setelah ditiupkan

5. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Page 168: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Keterampilan mengamati cara mempercepat penguapan dengan memperluas

prmukaan zat cair.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Merasakan panas pada saat jari

dicelupkan ke dalam gelas dan piring

kecil

2. Mengukur suhu air di gelas dan piring

kecil

3. Merasakan dingin pada saat jari

dicelupkan ke dalam air yang berada

di piring setelah didiamkan selama 6

menit

4. Mengukur suhu air yang berada di

piring kecil

5. Merasakan dingin pada saat jari

dicelupkan ke dalam air yang berada

di gelas setelah didiamkan selama 6

menit

6. Mengukur suhu air yang berada di

gelas

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Page 169: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

PEDOMAN OBSERVASI KINERJA

PERTEMUAN KE-4

Keterampilan mengamati proses perpindahan kalor secara konduksi.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Melihat/mengamati besi yang

dipanaskan

2. Merasakan panas pada ujung besi

yang dipegang setelah beberapa lama

dipanaskan

3. Melihat/mengamati tembaga yang

dipanaskan

4. Merasakan panas pada ujung tembaga

yang dipegang setelah beberapa lama

dipanaskan

5. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Keterampilan mengamati proses perpindahan kalor secara radiasi.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Melihat/mengamati air yang

dituangkan ke dalam kaleng timah

2. Merasakan panas pada saat jari

dicelupkan ke dalam air

3. Merasakan panas pada saat tangan

diletakkan di sisi kaleng yang

berwarna hitam

4. Merasakan hangat (tidak terlalu

panas) pada saat tangan diletakkan di

sisi kaleng yang berwarna putih

5. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Page 170: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Keterampilan mengamati proses perpindahan kalor secara konveksi dalam zat cair

dan udara.

No. Indikator Penguasaan

Keterampilan 1 2 3 4 5

1. Melihat/mengamati air yang

dipanaskan

2. Melihat/mengamati pergerakan serbuk

gergaji

3. Menggunakan fakta yang relevan dari

hasil pengamatan

Catatan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Page 171: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran D.1 Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Data Skor Pretest Kelas Eksperimen

b. Uji Normalitas Data Skor Pretest Kelas Kontrol

c. Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelas Eksperimen

d. Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelas Kontrol

Lampiran D.2 Uji Homogenitas

a. Uji Homogenitas Pretest

b. Uji Homogenitas Posttest

Lampiran D.3 Uji Hipotesis

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest

Lampiran D.4 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains

a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

b. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

c. Hasil Pretest Kelompok Kontrol

d. Hasil Posttest Kelompok Kontrol

LAMPIRAN D

UJI ANALISIS DATA

Page 172: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

UJI NORMALITAS

A. Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen (VII-4)

1. Diperoleh Data Hasil Pretest

No X

No X

No X

No X

No X

No X

1 40

7 30

13 35

19 45

25 30

31 50

2 35

8 25

14 30

20 45

26 40

32 35

3 40

9 35

15 30

21 45

27 40

33 40

4 55

10 50

16 40

22 20

28 45

34 35

5 35

11 40

17 45

23 35

29 35

35 30

6 45

12 40

18 40

24 20

30 25

36 30

2. Distribusi Frekuensi

a. Menentukan nilai terbesar dan nilai terkecil

Nilai Terbesar = 55

Nilai Terkecil = 20

b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor Terbesar – Skor Terkecil

= 55 – 20

= 35

c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 ≈ 6

d. Menentukan panjang kelas (i)

e. Tabel distribusi frekuensi

No. Kelas Interval f Nilai Tengah (Xi) Xi² f.Xi f.Xi²

1 20 - 25 4 22.5 506.25 90 2025

2 26 - 31 6 28.5 812.25 171 4873.5

3 32 - 37 8 34.5 1190.25 276 9522

4 38 - 43 9 40.5 1640.25 364.5 14762.25

5 44 - 49 6 46.5 2162.25 279 12973.5

6 50 - 55 3 52.5 2756.25 157.5 8268.75

∑ 36 - - 1338 52425

Lampiran D.1

Page 173: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

f. Menentukan rata-rata (mean)

g. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas

19,5 25,5 31,5 37,5 43,5 49,5 55,5

2) Menentukan nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, diperoleh:

0,4778 0,4082 0,2389 0,0160 0,2642 0,4192 0,4817

4) Mencari luas tiap kelas interval

0,4778 − 0,4082 = 0,0696

0,4082 − 0,2389 = 0,1693

0,2389 + 0,0160 = 0,2549

0,2642 − 0,0160 = 0,2482

0,4192 − 0,2642 = 0,1550

0,4817 − 0,4192 = 0,0625

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0696 36 = 2,5056

0,1693 36 = 6,0948

0,2549 36 = 9,1764

0,2482 36 = 8,9352

0,1550 36 = 5,58

0,0625 36 = 2,25

Page 174: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tabel persiapan perhitungan Chi-kuadrat

No. Batas

Kelas Z Luas 0 - Z

Luas Tiap Kelas

Interval fe fo

1 19.5 -2,01 0,4778 0,0696 2,5056 4

2 25.5 -1,33 0,4082 0,1693 6,0948 6

3 31.5 -0,64 0,2389 0,2549 9,1764 8

4 37.5 0,04 0,0160 0,2482 8,9352 9

5 43.5 0,72 0,2642 0,1550 5,58 6

6 49.5 1,40 0,4192 0,0625 2,25 3

7 55.5 2,09 0,4817 - - -

i. Menentukan Chi-kuadrat hitung (X2 hitung)

Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika hitung2 ≥ tabel

2 maka data terdistribusi tidak normal sedangkan jika

hitung2 ≤ tabel

2 maka data terdistribusi normal.

Dari penghitungan didapat hitung2 = 1,32 dan tabel

2 = 11,07.

Jadi, hitung2 ≤ tabel

2 artinya Data Berdistribusi Normal.

Page 175: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

B. Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Kontrol (VII-1)

1. Diperoleh Data Hasil Pretest

No X

No X

No X

No X

No X

No X

1 30

7 25

13 40

19 40

25 45

31 50

2 45

8 20

14 35

20 25

26 45

32 45

3 40

9 40

15 25

21 30

27 35

33 35

4 40

10 45

16 40

22 20

28 40

34 35

5 25

11 30

17 20

23 35

29 50

35 55

6 50

12 25

18 30

24 40

30 45

36 50

2. Distribusi Frekuensi

a. Menentukan nilai terbesar dan nilai terkecil

Nilai Terbesar = 55

Nilai Terkecil = 20

b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor Terbesar – Skor Terkecil

= 55 – 20

= 35

c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 ≈ 6

d. Menentukan panjang kelas (i)

e. Tabel distribusi frekuensi

No. Kelas Interval f Nilai Tengah (Xi) Xi² f.Xi f.Xi²

1 20 - 25 8 22.5 506.25 180 4050

2 26 - 31 4 28.5 812.25 114 3249

3 32 - 37 5 34.5 1190.25 172.5 5951.25

4 38 - 43 8 40.5 1640.25 324 13122

5 44 - 49 6 46.5 2162.25 279 12973.5

6 50 - 55 5 52.5 2756.25 262.5 13781.25

∑ 36 - - 1332 53127

f. Menentukan rata-rata (mean)

Page 176: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

g. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas

19,5 25,5 31,5 37,5 43,5 49,5 55,5

2) Menentukan nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, diperoleh:

0,4525 0,3643 0,1985 0,0199 0,2324 0,3830 0,4608

4) Mencari luas tiap kelas interval

0,4525 − 0,3643 = 0,0882

0,3643 − 0,1985 = 0,1658

0,1985 + 0,0199 = 0,2184

0,2324 − 0,0199 = 0,2125

0,3830 − 0,2324 = 0,1506

0,4608 − 0,3830 = 0,0778

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0882 36 = 3,1752

0,1658 36 = 5,9688

0,2184 36 = 7,8624

0,2125 36 = 7,65

0,1506 36 = 5,4216

0,0778 36 = 2,8008

Page 177: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tabel persiapan perhitungan Chi-kuadrat

No. Batas

Kelas Z Luas 0 - Z

Luas Tiap Kelas

Interval fe fo

1 19.5 -1.67 0.4525 0.0882 3.1752 8

2 25.5 -1.10 0.3643 0.1658 5.9688 4

3 31.5 -0.52 0.1985 0.2184 7.8624 5

4 37.5 0.05 0.0199 0.2125 7.65 8

5 43.5 0.62 0.2324 0.1506 5.4216 6

6 49.5 1.19 0.383 0.0778 2.8008 5

7 55.5 1.76 0.4608 - - -

i. Menentukan Chi-kuadrat hitung (X2 hitung)

Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika hitung2 ≥ tabel

2 maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika

hitung2 ≤ tabel

2 maka data terdistribusi normal.

Dari penghitungan didapat hitung2 = 10,83 dan tabel

2 = 11,07.

Jadi, hitung2 ≤ tabel

2 artinya Data Berdistribusi Normal.

Page 178: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

C. Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen (VII-4)

1. Diperoleh Data Hasil Posttest

No X

No X

No X

No X

No X

No X

1 80

7 80

13 70

19 75

25 60

31 75

2 70

8 85

14 75

20 60

26 80

32 70

3 95

9 75

15 60

21 90

27 75

33 85

4 80

10 90

16 75

22 70

28 70

34 85

5 70

11 60

17 65

23 75

29 70

35 80

6 95

12 75

18 70

24 65

30 80

36 80

2. Distribusi Frekuensi

a. Menentukan nilai terbesar dan nilai terkecil

Nilai Terbesar = 95

Nilai Terkecil = 60

b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor Terbesar – Skor Terkecil

= 95 – 60

= 35

c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 ≈ 6

d. Menentukan panjang kelas (i)

e. Tabel distribusi frekuensi

No. Kelas Interval F Nilai Tengah (Xi) Xi² f.Xi f.Xi²

1 60 - 65 6 62.5 3906.25 375 23437.5

2 66 - 71 8 68.5 4692.25 548 37538

3 72 - 77 8 74.5 5550.25 596 44402

4 78 - 83 7 80.5 6480.25 563.5 45361.8

5 84 - 89 3 86.5 7482.25 259.5 22446.8

6 90 - 95 4 92.5 8556.25 370 34225

∑ 36 - - 2712 207411

f. Menentukan rata-rata (mean)

Page 179: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

g. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas

59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 95,5

2) Menentukan nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, diperoleh:

0,4535 0,3508 0,1591 0,0910 0,3078 0,4332 0,4838

4) Mencari luas tiap kelas interval

0,4535 − 0,3508 = 0,1027

0,3508 − 0,1591 = 0,1917

0,1591 + 0,0910 = 0,2501

0,3078 − 0,0910 = 0,2168

0,4332 − 0,3078 = 0,1254

0,4838 − 0,4332 = 0,0506

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,1027 36 = 3,6972

0,1917 36 = 6,9012

0,2501 36 = 9,0036

0,2168 36 = 7,8048

0,1254 36 = 4,5144

0,0506 36 = 1,8216

Page 180: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tabel persiapan perhitungan Chi-kuadrat

No. Batas

Kelas Z Luas 0 - Z

Luas Tiap Kelas

Interval fe fo

1 59.5 -1.68 0.4535 0.1027 3.6972 6

2 65.5 -1.04 0.3508 0.1917 6.9012 8

3 71.5 -0.41 0.1591 0.2501 9.0036 8

4 77.5 0.23 0.091 0.2168 7.8048 7

5 83.5 0.87 0.3078 0.1254 4.5144 3

6 89.5 1.5 0.4332 0.0506 1.8216 4

7 95.5 2.14 0.4838 - - -

i. Menentukan Chi-kuadrat hitung (X2 hitung)

Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika hitung2 ≥ tabel

2 maka data terdistribusi tidak normal sedangkan jika

hitung2 ≤ tabel

2 maka data terdistribusi normal.

Dari penghitungan didapat hitung2 = 4,90 dan tabel

2 = 11,07.

Jadi, hitung2 ≤ tabel

2 artinya Data Berdistribusi Normal.

Page 181: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

D. Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Kontrol (VII-1)

1. Diperoleh Data Hasil Posttest

No X

No X

No X

No X

No X

No X

1 65

7 75

13 60

19 50

25 60

31 50

2 40

8 50

14 65

20 60

26 60

32 75

3 40

9 65

15 50

21 50

27 55

33 40

4 50

10 65

16 60

22 55

28 45

34 45

5 50

11 50

17 55

23 55

29 55

35 70

6 55

12 55

18 75

24 60

30 70

36 65

2. Distribusi Frekuensi

a. Menentukan nilai terbesar dan nilai terkecil

Nilai Terbesar = 75

Nilai Terkecil = 40

b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor Terbesar – Skor Terkecil

= 75 – 40

= 35

c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 ≈ 6

d. Menentukan panjang kelas (i)

e. Tabel distribusi frekuensi

No. Kelas Interval f Nilai Tengah (Xi) Xi² f.Xi f.Xi²

1 40 - 45 5 42.5 1806.25 212.5 9031.25

2 46- 51 8 48.5 2352.25 388 18818

3 52 - 57 7 54.5 2970.25 381.5 20791.8

4 58 - 63 6 60.5 3660.25 363 21961.5

5 64 - 69 5 66.5 4422.25 332.5 22111.3

6 70 - 75 5 72.5 5256.25 362.5 26281.3

∑ 36 - - 2040 118995

f. Menentukan rata-rata (mean)

Page 182: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

g. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas

39,5 45,5 51,5 57,5 63,5 69,5 75,5

2) Menentukan nilai Z skor untuk batas kelas interval, dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, diperoleh:

0,4591 0,3708 0,1985 0,0319 0,2549 0,4032 0,4719

4) Mencari luas tiap kelas interval

0,4591 − 0,3708 = 0,0883

0,3708 − 0,1985 = 0,1723

0,1985 + 0,0319 = 0,2304

0,2549 − 0,0319 = 0,2230

0,4032 − 0,2549 = 0,1483

0,4719 − 0,4032 = 0,0687

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0883 36 = 3,1788

0,1723 36 = 6,2028

0,2304 36 = 8,2944

0,2230 36 = 8,0280

0,1483 36 = 5,3388

0,0687 36 = 2,4732

Page 183: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Tabel persiapan perhitungan Chi-kuadrat

No. Batas

Kelas Z Luas 0 - Z

Luas Tiap Kelas

Interval fe fo

1 39.5 -1.74 0.4591 0.0883 3.1788 5

2 45.5 -1.13 0.3708 0.1723 6.2028 8

3 51.5 -0.52 0.1985 0.2304 8.2944 7

4 57.5 0.08 0.0319 0.223 8.028 6

5 63.5 0.69 0.2549 0.1483 5.3388 5

6 69.5 1.3 0.4032 0.0687 2.4732 5

7 75.5 1.91 0.4719 - - -

i. Menentukan Chi-kuadrat hitung (X2 hitung)

Nilai tabel2 untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, tabel2 = 11,07.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika hitung2 ≥ tabel

2 maka data terdistribusi tidak normal sedangkan jika

hitung2 ≤ tabel

2 maka data terdistribusi normal.

Dari penghitungan didapat hitung2 = 4,87 dan tabel

2 = 11,07.

Jadi, hitung2 ≤ tabel

2 artinya Data Berdistribusi Normal.

Page 184: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

UJI HOMOGENITAS

A. Uji Homogenitas Pretest

Kelompok dk(n – 1) VII-4

(Eksperimen) 35 77,03 1,89 66,15

VII-1

(Kontrol) 35 109,8 2,04 71,4

∑ = 2 ∑(n – 1) = 70 - -

Varians Gabungan

tabel2 untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 didapat tabel

2 = 3,841.

Dengan kriteria pengujian:

Jika hitung2 ≥ tabel

2 , artinya distribusi data tidak homogen sedangkan jika

hitung2 ≤ tabel

2 , artinya distribusi data homogen.

Dari penghitungan didapat hitung2 = 0,805 dan tabel

2 = 3,841.

Ternyata, hitung2 ≤ tabel

2 atau 0,805 ≤ 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok berasal dari populasi yang Homogen.

Lampiran D.2

Page 185: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

B. Uji Homogenitas Posttest

Kelompok dk(n – 1)

IX-4

(Eksperimen) 35 88,77 1,95 68,25

IX-10

(Kontrol) 35 97 1,99 69,65

∑ = 2 ∑(n – 1) = 70 - -

Varians Gabungan

tabel2 untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 didapat tabel

2 = 3,841.

Dengan kriteria pengujian:

Jika hitung2 ≥ tabel

2 , artinya distribusi data tidak homogen sedangkan jika

hitung2 ≤ tabel

2 , artinya distribusi data homogen.

Dari penghitungan didapat hitung2 = 0 dan tabel

2 = 3,841.

Ternyata, hitung2 ≤ tabel

2 atau 0 ≤ 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok berasal dari populasi yang Homogen.

Page 186: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

UJI HIPOTESIS

A. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest

Hipotesis yang diajukan:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X ≠ Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat

kepercayaan 0,95.

Jika t hitung ≤ –t tabel atau t tabel ≤ t hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima pada

tingkat kepercayaan 0,95.

Uji-t

Dengan:

Sehingga:

t tabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = 70 dengan α = 0,05 didapat t tabel = 2,00

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung sebesar 0,08 dan t tabel

sebesar 2,00. Ternyata memenuhi kriteria pengujian –t tabel < t hitung < t tabel atau -

2,00 < 0,08 < 2,00. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat

kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor

pretest kelompok kontrol.

Lampiran D.3

Page 187: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

B. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest

Hipotesis yang diajukan:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X ≠ Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat

kepercayaan 0,95.

Jika t hitung ≤ –t tabel atau t tabel ≤ t hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima pada

tingkat kepercayaan 0,95.

Uji-t

Dengan:

Sehingga:

t tabel untuk (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1) = 70 dengan α = 0,05 didapat t tabel = 2,00

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung sebesar 8,40 dan t tabel

sebesar 2,00. Ternyata memenuhi kriteria pengujian t tabel ≤ t hitung atau 2,00 ≤

8,40. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan

0,95. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok

kontrol.

Page 188: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

Lampiran D.4

1 2 8 15 16 18 19 4 5 6 12 13 14 3 7 9 10 11 17 20

1 Siswa 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8

2 Siswa 2 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 7

3 Siswa 3 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 8

4 Siswa 4 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 11

5 Siswa 5 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 7

6 Siswa 6 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 9

7 Siswa 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 6

8 Siswa 8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 5

9 Siswa 9 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7

10 Siswa 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10

11 Siswa 11 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 8

12 Siswa 12 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 8

13 Siswa 13 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 7

14 Siswa 14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6

15 Siswa 15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6

16 Siswa 16 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8

17 Siswa 17 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 9

18 Siswa 18 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 8

19 Siswa 19 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 9

20 Siswa 20 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 9

21 Siswa 21 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 9

22 Siswa 22 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4

23 Siswa 23 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 7

24 Siswa 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 4

25 Siswa 25 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 6

26 Siswa 26 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8

27 Siswa 27 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 8

28 Siswa 28 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 9

29 Siswa 29 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7

30 Siswa 30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 5

31 Siswa 31 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 10

32 Siswa 32 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 7

33 Siswa 33 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 8

34 Siswa 34 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 7

35 Siswa 35 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 6

36 Siswa 36 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6

28 3 24 2 3 5 2 4 22 26 30 7 11 17 11 4 35 22 8 3

0.78 0.08 0.67 0.06 0.08 0.14 0.06 0.11 0.61 0.72 0.83 0.19 0.31 0.47 0.31 0.11 0.97 0.61 0.22 0.08

Persentase

1.86

26.59% 39.68%

Menafsirkan Menerapkan Konsep Komunikasi

46.30%

Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

No Responden

Jumlah

Nomor Soal (x)

2.78 2.78

p

∑p

Page 189: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

1 2 8 15 16 18 19 4 5 6 12 13 14 3 7 9 10 11 17 20

1 Siswa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 16

2 Siswa 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 14

3 Siswa 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

4 Siswa 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 16

5 Siswa 5 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14

6 Siswa 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

7 Siswa 7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16

8 Siswa 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17

9 Siswa 9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 15

10 Siswa 10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

11 Siswa 11 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12

12 Siswa 12 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 15

13 Siswa 13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 14

14 Siswa 14 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15

15 Siswa 15 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 12

16 Siswa 16 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15

17 Siswa 17 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 13

18 Siswa 18 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 14

19 Siswa 19 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15

20 Siswa 20 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 12

21 Siswa 21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18

22 Siswa 22 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14

23 Siswa 23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 15

24 Siswa 24 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13

25 Siswa 25 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 12

26 Siswa 26 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16

27 Siswa 27 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15

28 Siswa 28 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 14

29 Siswa 29 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 14

30 Siswa 30 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16

31 Siswa 31 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 15

32 Siswa 32 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 14

33 Siswa 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17

34 Siswa 34 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17

35 Siswa 35 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16

36 Siswa 36 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

30 28 32 24 18 25 32 18 33 36 36 26 29 30 10 28 35 31 13 29

0.83 0.78 0.89 0.67 0.50 0.69 0.89 0.50 0.92 1.00 1.00 0.72 0.81 0.83 0.28 0.78 0.97 0.86 0.36 0.81

4.89

82.41% 69.84%

p

∑p

Persentase

5.25

75.00%

4.94

Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

No Responden

Nomor Soal (x)

Jumlah

Menafsirkan Menerapkan Konsep Komunikasi

Page 190: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

1 2 8 15 16 18 19 4 5 6 12 13 14 3 7 9 10 11 17 20

1 Siswa 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6

2 Siswa 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9

3 Siswa 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 8

4 Siswa 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8

5 Siswa 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5

6 Siswa 6 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 10

7 Siswa 7 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5

8 Siswa 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4

9 Siswa 9 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8

10 Siswa 10 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 9

11 Siswa 11 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6

12 Siswa 12 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 5

13 Siswa 13 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8

14 Siswa 14 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7

15 Siswa 15 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 5

16 Siswa 16 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8

17 Siswa 17 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4

18 Siswa 18 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6

19 Siswa 19 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 8

20 Siswa 20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 5

21 Siswa 21 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

22 Siswa 22 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4

23 Siswa 23 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 7

24 Siswa 24 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8

25 Siswa 25 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 9

26 Siswa 26 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9

27 Siswa 27 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 7

28 Siswa 28 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8

29 Siswa 29 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 10

30 Siswa 30 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 9

31 Siswa 31 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 10

32 Siswa 32 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9

33 Siswa 33 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 7

34 Siswa 34 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 7

35 Siswa 35 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 11

36 Siswa 36 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 10

29 6 14 9 13 9 7 8 8 22 24 3 4 16 4 13 35 20 11 12

0.81 0.17 0.39 0.25 0.36 0.25 0.19 0.22 0.22 0.61 0.67 0.08 0.11 0.44 0.11 0.36 0.97 0.56 0.31 0.33

Persentase

Jumlah

Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Pretest Kelompok Kontrol

No Responden

Nomor Soal (x)

∑Menafsirkan

2.42

p

∑p

34.52%

1.92

31.94%

3.08

44.05%

Menerapkan Konsep Komunikasi

Page 191: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

1 2 8 15 16 18 19 4 5 6 12 13 14 3 7 9 10 11 17 20

1 Siswa 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 13

2 Siswa 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8

3 Siswa 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 8

4 Siswa 4 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 10

5 Siswa 5 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 10

6 Siswa 6 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 11

7 Siswa 7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15

8 Siswa 8 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 10

9 Siswa 9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 13

10 Siswa 10 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 13

11 Siswa 11 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 10

12 Siswa 12 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 11

13 Siswa 13 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 12

14 Siswa 14 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 13

15 Siswa 15 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 10

16 Siswa 16 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12

17 Siswa 17 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 11

18 Siswa 18 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 15

19 Siswa 19 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 10

20 Siswa 20 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 12

21 Siswa 21 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 10

22 Siswa 22 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 11

23 Siswa 23 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 11

24 Siswa 24 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 12

25 Siswa 25 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 12

26 Siswa 26 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 12

27 Siswa 27 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 11

28 Siswa 28 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 9

29 Siswa 29 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 11

30 Siswa 30 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14

31 Siswa 31 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 10

32 Siswa 32 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15

33 Siswa 33 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8

34 Siswa 34 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 9

35 Siswa 35 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14

36 Siswa 36 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 13

23 28 27 13 17 13 24 13 27 29 31 13 9 21 5 13 35 30 11 27

0.64 0.78 0.75 0.36 0.47 0.36 0.67 0.36 0.75 0.81 0.86 0.36 0.25 0.58 0.14 0.36 0.97 0.83 0.31 0.75

3.39

56.48%

Jumlah

p

∑p

Persentase

4.03

57.54%

3.94

56.35%

Menafsirkan Menerapkan Konsep Komunikasi

Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Hasil Posttest Kelompok Kontrol

No Responden

Nomor Soal (x)

Page 192: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 193: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 194: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 195: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 196: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 197: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 198: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 199: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 200: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 201: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 202: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor
Page 203: Pengaruh Metode Guided Inquiry terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Kalor

BIOGRAFI

NITA NURTAFITA, ([email protected];

http://nitanurtafita.blogspot.com)

Penulis lahir di Kampung Cerewed Kec. Bekasi

Timur pada tanggal 26 Maret 1989 dari Ibunda Siti

Masitoh dan Ayahanda Achmad Sarwah. Pendidikan dasar

diselesaikan di SDN. Duren Jaya XIV pada tahun 2001

dan melanjutkan ke MTs. Annida Al-Islamy Bekasi lulus pada tahun 2004. Pada

tahun 2007 lulus dari Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy Bekasi. Selepas lulus

dari Madrasah Aliyah, melanjutkan kuliah di Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur PMDK dan lulus pada Sidang

Munaqasyah Skripsi pada 13 Maret 2012.

Pada pendidikan dasar dan menengahnya, aktif di berbagai organisasi

ekstrakulikuler yaitu Pramuka dan Paskibra. Dibangku kuliah pernah aktif di

UKM HIQMA (Himpunan Qori dan Qori’ah Mahasiswa).

Penulis juga pernah beberapa kali mengajar di berbagai lembaga

pendidikan les privat, bimbingan belajar (bimbel) dan mengajar privat dari rumah

ke rumah. Sejak 2008 sampai 2009 di lembaga A&B Bintaro. Pada 2008 sampai

dengan 2011 mengajar privat dari rumah ke rumah. Pada tahun 2012 hingga

sekarang di Lembaga Primagama Perumnas 3 dan Puri Cendana Bekasi dan mulai

mengajar di sekolah SMP Islam Raudlatul Jannah Bekasi sebagai guru bidang

studi Fisika dan PLH.