PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak...

85
PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT LAMINA TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PRODUK CROSS LAMINATED TIMBER KAYU MANII (Maesopsis eminii Engl.) MENGGUNAKAN PAKU ISYA TRISNANING ATI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak...

Page 1: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT

LAMINA TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PRODUK CROSS LAMINATED TIMBER KAYU

MANII (Maesopsis eminii Engl.)

MENGGUNAKAN PAKU

ISYA TRISNANING ATI

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT

LAMINA TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PRODUK CROSS LAMINATED TIMBER KAYU

MANII (Maesopsis eminii Engl.)

MENGGUNAKAN PAKU

ISYA TRISNANING ATI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 3: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

RINGKASAN

Isya Trisnaning Ati. E24080084. Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi

Sudut Lamina Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Produk Cross Laminated Timber

Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Paku. Dibimbing oleh Dr.

Ir. Sucahyo Sadiyo, MS.

Ketersediaan bahan baku kayu membuat konsumen beralih dari

penggunaan kayu hutan alam ke kayu hutan rakyat untuk memenuhi kebutuhan

strukturalnya. Keterbatasan kualitas dari kayu hutan rakyat sebagai bahan

struktural dapat diatasi dengan pembuatan produk Cross Laminated Timber . CLT

dibuat dengan menyusun 3 sampai 7 lamina secara bersilangan kemudian

direkatkan dan dikempa hidrolik pada seluruh permukaannya atau dapat dengan

dipaku. Salah satu modifikasi produk CLT adalah dengan melakukan kombinasi

ketebalan lamina dan orientasi sudut. Tujuan dari penelitian adalah untuk

menerangkan perilaku dan menentukan besar pengaruh kombinasi tebal dan

orientasi sudut lamina terhadap karakteristik sifat fisis dan mekanis panel CLT

dari kayu manii (Maesopsis eminii, Engl) menggunakan paku (CLT-Paku). Bahan

yang digunakan untuk penelitian ini adalah papan-papan kayu manii dan paku

diameter 2.7 mm dengan panjang 5.1 mm.

Hasil pengujian sifat fisis panel CLT-Paku menunjukkan sebaran rataan

kerapatan dan susut volume panel CLT-Paku kayu manii untuk setiap kombinasi

tebal dan orientasi sudut lamina relatif seragam atau tidak berbeda nyata, yaitu

masing-masing berkisar dari 0.40-0.47 g/cm3 dan 4.28-6.67%. Berbeda dengan

sebaran rataan kadar air dan pengembangan volume panel CLT-Paku yang cukup

berfluktuasi, yaitu masing-masing berkisar dari 14.64-16.49% dan 2.42-6.34%.

Panel A3B4 dan A1B5 mempunyai nilai kadar air tertinggi masing-masing sebesar

16.46% dan 16.49%. Pada kembang-susut volume CLT-Paku maupun CLT-

Isosianat terdapat kecenderungan semakin besar orientasi sudut lamina tengah

maka kembang-susut akan semakin kecil. Adanya kombinasi ketebalan lamina

dan orientasi sudut lamina mempengaruhi nilai rataan kekakuan dan kekuatan

lentur panel CLT-Paku. Panel CLT-Paku mempunyai rataan nilai MOE antara

8809-19793 kg/cm2 dan MOR sebesar 154-309 kg/cm

2. Nilai kekakuan dan

kekuatan lentur tersebut lebih rendah yaitu sekitar 25% dan 60% dari papan

kontrolnya (kayu solid). Sedangkan jika keduanya dibandingkan dengan CLT-

Isosianat kekuatannya hanya sekitar 31.5%-nya saja. Pada panel CLT-Paku, sudut

B1 mempunyai nilai MOE maupun MOR lebih tinggi dibandingkan orientasi sudut

lainnya, dengan rataan masing-masing sebesar 16584 kg/cm2

dan 279 kg/cm2.

Terdapat kecenderungan umum semakin besar orientasi sudut lamina tengah maka

kekakuan dan kekuatan lentur panel CLT-Paku maupun CLT-Isosianat akan

semakin kecil. Kekuatan geser lentur panel CLT-Paku masih rendah yaitu 8.92

kg/cm2. Pada sesaran 5 mm rataan kekuatan lateral paku sebesar 139 kg dan pada

sesaran 1.5 mm kekuatan geser paku sebesar 328 kg/cm2. Kekuatan geser rekat

CLT-Isosianat hanya sekitar 61.2% dari kekuatan paku pada sambungan geser

ganda.

Kata kunci : CLT-Paku, CLT-Isosianat, kayu manii, sifat fisis dan mekanis,

kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina.

Page 4: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

ABSTRACT

Effect of Thickness and Orientation

Angle Combination to Physical and

Mechanical Properties of Cross

Laminated Timber Products from

Manii Wood (Maesopsis eminii Engl.)

Using Nails

By : 1)

Isya Trisnaning Ati, 2)

Sucahyo Sadiyo

The limitation of natural forest wood makes the demand for public forest

wood increases. As we know, quality of public forest wood as a structural material

is still low. However, that can be overcome with the manufacture of Cross

Laminated Timber products. CLT is created by arranging 3 to 7 laminas crossed

and then glued and compressed hydraulically on the entire surface or can be

nailed. One of modification CLT product is doing combination of lamina

thickness and orientation angle. This study was aimed to explain and determine

the effect of thickness combination and orientation angle to the characteristic of

physical and mechanical properties of manii (Maesopsis eminii, Engl) CLT panels

using nails (CLT-Nails). Materials used were manii boards and nails with 2.7 mm

in diameter and 5.1 mm in length. The result of physical properties of CLT-Nails

showed that the average distribution of density and shrinkage for any thickness

combination and orientation angle relatively uniform or not significantly different,

respectively from 0.40-0.47 g/cm3 and 4.28-6.67%. That’s contrast with moisture

content and swelling which quite fluctuating, respectively from 14.64-16.49% and

2.42-6.34%. A3B4 and A1B5 panel has the highest water content levels, each one

16.46% and 16.49%. Greater orientation angle makes the swelling and shrinkage

higher. Thickness combination and orientation angle affect the average value of

flexural stiffness and strength of CLT-Nails panels. CLT-Nails has average MOE

value from 8809-19793 kg/cm2 and MOR value from 154-309 kg/cm

2. They are

lower at around 25% and 60% of the control board (solid wood) and only about

31.5% of the strength CLT-Isocyanate panels. B1 angle has highest MOE and

MOR value than other CLT panels with other angular orientation, respectively

16584 kg/cm2 and 279 kg/cm

2. Greater orientation angle makes the flexural

stiffness and strength of CLT-Nails and CLT-isocyanate lower. The static shear

strength of CLT-Nails is low at 8.92 kg/cm2. At 5 mm displacement, the average

lateral force of nails is 139 kg and at 1.5 mm displacement the average nail shear

strength is 328 kg/cm2. Shear adhesion strength of CLT-Isocyanate only about

61.2% of the shear nails strength on multiple connections.

Key words : CLT-Nails, CLT-Isocyanate, manii wood, physical and mechanical

properties, combination of thickness and orientation angle

1)

. Student of Forest Products Department, Faculty of Forestry, IPB. 2)

. Lecturer of Forest Products Department, Faculty of Forestry, IPB.

DHH

Page 5: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Pengaruh Kombinasi Tebal

dan Orientasi Sudut Lamina Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Produk Cross

Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Paku”

adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing

dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau

lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2012

Isya Trisnaning Ati

E24080084

Page 6: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina

Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Produk Cross Laminated

Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan

Paku

Nama Mahasiswa : Isya Trisnaning Ati

NIM : E24080084

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sucahyo Sadiyo, MS.

NIP: 19580501 198403 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Hasil Hutan

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. I Wayan Darmawan, M.Sc.

NIP : 19660212 199103 1 002

Tanggal lulus :

Page 7: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magelang pada tanggal 18 April 1990, sebagai anak

kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy Yuwono S.Sos dan Ibu

Sri Wahyurini. Pendidikan penulis dimulai pada tahun 1995 di TK Pertiwi

Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun 1996-2002, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Magelang pada tahun 2002-2005, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Magelang pada tahun 2005-2008.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Hasil Hutan Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa

IPB (USMI) pada tahun 2008.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif pada berbagai organisasi

kemahasiswaan, antara lain sebagai anggota Divisi Sosial Kesejahteraan

Masyarakat BEM Fakultas Kehutanan pada tahun 2009-2010, Himpunan Profesi

Mahasiswa Hasil Hutan (HIMASILTAN) IPB sebagai anggota Divisi Internal

pada tahun 2010-2011 dan anggota pada Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan

Kayu pada tahun 2011-2012. Selain itu penulis juga aktif mengikuti berbagai

kepanitiaan kegiatan di kampus IPB.

Penulis telah mengikuti beberapa kegiatan praktek lapang antara lain

Praktek Pengenalan Ekosisitem Hutan (PPEH) pada tahun 2010 di Pangandaran,

Jawa Barat dan Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Gunung Walat, Sukabumi

pada tahun 2011 serta Praktek Kerja Lapang (PKL) di KBM IK Brumbung

Semarang pada tahun 2012 selama dua bulan.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan

penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut

Lamina Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Produk Cross Laminated Timber Kayu

Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Paku”, dibawah bimbingan Dr. Ir.

Sucahyo Sadiyo, MS.

Page 8: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi

Sudut Lamina Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Produk Cross Laminated Timber

Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Paku.

Penelitian ini dilakukan untuk menerangkan perilaku dan menguraikan

besarnya pengaruh kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina terhadap

karakteristik panel cross laminated timber kayu manii. Penelitian dilaksanakan di

Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium Rekayasa

dan Desain Bangunan Kayu dari bulan September 2011 hingga Juli 2012. Semoga

karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin

Bogor, September 2012

Isya Trisnaning Ati

Page 9: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia

dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Keluarga tersayang, Bapak Ripto Edy Yuwono, S.Sos., Ibu Sri Wahyurini,

dan Kakak Annisa Maretno Utami atas kasih sayang dan kesabaran yang luar

biasa, serta dukungan do’a, moril, dan materil untuk penulis yang tak pernah

putus.

2. Dr.Ir. Sucahyo Sadiyo, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran

kepada penulis dalam melaksanakan penelitian hingga menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Ir. Achmad, MS. selaku dosen penguji dan Dr. Lina Karlinasari, S.Hut,

MSc. F.Trop selaku pimpinan sidang yang telah memberi ilmu dan saran

kepada penulis.

4. Para Dosen dan Staf Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB atas

bekal ilmunya dan segala bantuannya selama penulis menempuh pendidikan

S1 di IPB.

5. Bapak Suhada dan Bapak Irfan atas bantuannya kepada penulis selama

melaksanakan penelitian.

6. Roy Rimansyah Perdana dan Fatwa Alam Islami, rekan satu bimbingan, atas

bantuannya kepada penulis selama penelitian.

7. Yasinta Anugerah, Nur Laili Indasari, dan Delfi Riana atas kesabaran dan

motivasinya selama empat tahun bersama dengan penulis.

8. Teman-teman THH 45 Dhewi Puji, Mita Nurdyana, Desi Melianti, Andri

Pradhika, Arip Wijayanto, Silvanto Rekso, serta teman-teman lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu per satu atas kebersamaan dan bantuannya kepada

penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dan skripsi ini diharapkan dapat

memberikan wawasan dan manfaat bagi pembaca. Amin

Bogor, September 2012

Isya Trisnaning Ati

Page 10: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii

DAFTAR TABEL .................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitiam ......................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cross Laminated Timber (CLT)................................................. 4

2.1.1 Definisi ........................................................................... 4

2.1.2 Keunggulan ..................................................................... 5

2.2 Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) ........................................ 7

2.3 Sistem Sambungan .................................................................... 8

2.4 Cross Laminated Timber (CLT) dengan Sambungan Paku ......... 8

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 11

3.2 Bahan dan Alat Penelitian.......................................................... 11

3.3 Metoda Penelitian ...................................................................... 12

3.3.1 Pengeringan dan Pembuatan Lamina ................................. 13

3.3.2 Pemilahan Lamina ............................................................ 13

3.3.3 Penyusunan Lamina .......................................................... 15

3.3.4 Pemakuan Panel ................................................................ 16

3.3.5 Pembuatan Contoh Uji ...................................................... 17

3.3.6 Pengujian Panel Cross Laminated Timber (CLT) .............. 17

3.3.6.1 Pengujian Sifat Fisis .............................................. 17

3.3.6.2 Pengujian Sifat Mekanis ........................................ 19

3.3.7 Analisis Data .................................................................... 22

Page 11: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

ii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mutu Kekakuan Kayu ................................................................ 23

4.2 Sifat Fisis .................................................................................. 23

4.2.1 Kerapatan ......................................................................... 24

4.2.2 Kadar Air .......................................................................... 25

4.2.3 Pengembangan Volume .................................................... 27

4.2.4 Penyusutan Volume .......................................................... 28

4.3 Sifat Mekanis ............................................................................ 29

4.3.1 Lentur Statis Panel CLT .................................................... 30

4.3.1.1 Kekakuan Lentur Panel CLT .............................. 31

4.3.1.2 Kekuatan Lentur Panel CLT ................................ 34

4.3.1.3 Kekuatan Geser Pada Lentur Statis ...................... 36

4.3.2 Kekuatan Sambungan Paku Geser Ganda ........................ 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 42

5.2 Saran ......................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 44

LAMPIRAN .......................................................................................... 46

Page 12: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Penggunaan CLT untuk langit-langit dan dinding ............................... 6

2. Pengujian ketahanan gempa CLT ....................................................... 7

3. Papan-papan kayu manii .................................................................... 11

4. Paku untuk sambungan panel CLT ..................................................... 11

5. Tahapan pembuatan panel CLT-Paku ................................................. 12

6. Proses pengeringan alami sortimen kayu manii .................................. 13

7. Pemilahan lamina dengan metode non destructive test ........................ 14

8. Bentuk lamina tengah dengan lima orientasi sudut ............................. 14

9. Penyusunan panel CLT menurut kombinasi ketebalan lamina ............ 15

10. Contoh pola penyusunan panel CLT dengan orientasi sudut lamina

tengah 0˚, 60˚, dan 90˚ ....................................................................... 15

11. Pemakuan panel CLT menurut orientasi sudut lamina ........................ 16

12. Pola pembuatan contoh uji panel CLT ................................................ 17

13. Pengujian lentur statis panel CLT ....................................................... 20

14. Contoh uji kekuatan paku geser ganda ................................................ 21

15. Pengujian kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku .................. 21

16. Sebaran nilai rata-rata kadar air panel CLT-Paku menurut interaksi

kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut lamina ............................ 25

17. Sebaran pengembangan volume panel CLT-Paku menurut kombinasi

ketebalan lamina ................................................................................ 27

18. Sebaran nilai MOE panel CLT-Paku menurut kombinasi ketebalan

lamina ................................................................................................ 32

19. Sebaran nilai MOE panel CLT-Paku menurut orientasi sudut lamina.. 33

20. Sebaran niai MOR panel CLT-Paku menurut kombinasi ketebalan

lamina ................................................................................................ 34

21. Sebaran MOR panel CLT menurut orientasi sudut lamina .................. 35

22. Sebaran rataan kekuatan geser panel CLT-Paku menurut orientasi sudut

lamina ................................................................................................ 37

23. Sebaran rataan kekuatan lateral paku panel CLT menurut interaksi

kombinasi ketebalan ketebalan dan orientasi sudut pada sesaran 5 mm 39

24. Bentuk paku setelah dlakukan uji kekuatan sambungan paku ............. 40

Page 13: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

iv

25. Sebaran rataan kekuatan geser paku panel CLT menurut interaksi

kombinasi ketebalan dan orientasi sudut pada sesaran 1.5 mm............ 40

Page 14: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil pengukuran sifat fisis panel CLT-Paku berdasarkan kombinasi

ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina ........................................ 23

2. Hasil analisis keragaman sifat fisis panel CLT-Paku berdasarkan

kombinasi ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina ....................... 24

3. Hasil pengujian lentur statis panel CLT-Paku berdasarkan kombinasi

ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina ........................................ 30

4. Hasil analisis keragaman lentur statis panel CLT-Paku berdasarkan

kombinasi ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina ....................... 31

5. Hasil pengujian kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku panel

CLT .................................................................................................... 38

6. Hasil analisis keragaman kekuatan lateral paku dan kekuatan geser

paku panel CLT berdasarkan kombinasi ketebalan dan orientasi

sudut lamina ........................................................................................ 39

Page 15: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Data nilai MOE lamina dengan metode non-destructive test pada

lamina tebal 1 cm .............................................................................. 47

2. Data nilai MOE lamina dengan metode non-destructive test pada

lamina tebal 1.67 cm ......................................................................... 49

3. Data nilai MOE lamina dengan metode non-destructive test pada

lamina tebal 2 cm .............................................................................. 51

4. Data nilai MOE lamina dengan metode non-destructive test pada

lamina tebal 3 cm .............................................................................. 52

5. Penyusunan lamina menurut ketebalan dan MOE dengan metode

NDT .................................................................................................. 53

6. Data nilai kadar air dan kerapatan panel CLT-Paku ........................... 54

7. Data nilai pengembangan dan penyusutan volume panel CLT-Paku .. 56

8. Data nilai MOE, MOR, dan geser lentur statis panel CLT-Paku ........ 58

9. Data nilai kekuatan lateral paku dan kekuatan lateral paku pada

sambungan geser ganda ..................................................................... 60

10. Hasil uji lanjut kadar air panel CLT-Paku .......................................... 62

11. Hasil uji lanjut pengembangan volume panel CLT-Paku ................... 63

12. Hasil uji lanjut MOE panel CLT-Paku ............................................... 64

13. Hasil uji lanjut MOR panel CLT-Paku .............................................. 65

14. Hasil uji lanjut kekuatan geser lentur panel CLT-Paku ...................... 66

15. Hasil uji lanjut kekuatan lateral paku pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm 67

16. Hasil uji lanjut kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm . 69

Page 16: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kebutuhan kayu sebagai bahan bangunan dan bahan baku industri pada

saat ini cenderung semakin meningkat, sedangkan pasokan kayu dari hutan alam

yang mempunyai diameter besar dan kualitas tinggi sudah tidak mencukupi

karena adanya eksploitasi berlebihan, konversi lahan, bencana alam, dan besarnya

limbah dari penebangan. Data Kementrian Kehutanan (2012) menyebutkan bahwa

Indonesia memiliki hutan seluas 136.88 juta hektar. Namun sampai 2010 tercatat

laju deforestasi sebesar 1.125 juta hektar per tahun. Kerusakan hutan tersebut

menyebabkan pasokan kayu terutama dari hutan alam menurun. Pasokan kayu

tahun 2012 hanya 5 juta m³, merosot 8% dari tahun lalu sebanyak 5.77 juta m³.

Meningkatnya kebutuhan kayu sebagai bahan baku struktural yang tidak diiringi

dengan meningkatnya pasokan kayu membuat konsumen beralih pada kayu yang

berasal dari hutan rakyat untuk dapat memenuhi kebutuhan kayu sebagai bahan

baku strukturalnya. Namun pada umumnya kayu dari hutan rakyat diameternya

kecil dan kualitasnya kurang baik karena siklus penebangannya yang pendek

sehingga belum efektif sebagai komponen struktural.

Potensi tegakan hutan rakyat di Indonesia diperkirakan mencapai 39 juta

m³ dengan luas areal hutannya mencapai 1.5 juta hektar (Wardana, 2005 dalam

Muslich, 2006). Kayu manii (Maesopsis eminii Engl.), merupakan salah satu jenis

kayu hutan rakyat yang banyak terdapat di Jawa Barat. Berdasarkan Hasil Rapat

Kerja Teknis Departemen Kehutanan tahun 2005 dalam Muslich (2006),

disebutkan bahwa potensi kayu manii didaerah Jawa Barat dan Banten mencapai

4.4 juta m³ dengan luas areal 79 ribu ha. Pada awalnya kayu manii kalah bersaing

dengan jenis kayu komersial lainnya, terutama kayu dari hutan alam. Namun

seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kayu, permintaan akan kayu rakyat,

termasuk kayu manii pun terus meningkat. Hal tersebut sesuai dengan Anonim

(2011) yang menyatakan jika di tahun 2005 bahan baku dari hutan tanaman hanya

11,47 juta m3, maka tahun 2010 sudah mencapai 35,82 juta m3.

Seiring semakin berkembangnya teknologi rekayasa kayu maka

penggunaan kayu-kayu yang berdiameter kecil dan berkualitas rendah dari hutan

Page 17: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

2

rakyat dapat dimodifikasikan dalam pembuatan produk untuk bahan struktural

yang berkualitas tinggi. Salah satu produk baru rekayasa kayu adalah produk

cross laminated timber (CLT). Menurut Perkins dan McCloskey (2010), CLT

dibentuk dengan 3 sampai 7 lapisan kayu atau papan yang disusun satu sama lain

secara bersilangan dan direkatkan bersama dengan tekanan hidrolik pada seluruh

bagian permukaan atau dapat dengan dipaku. Setiap lapisan terdiri dari papan

dengan berbagai ketebalan laminasi.

Modifikasi produk dalam proses pembuatan CLT adalah dengan

melakukan kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina menggunakan sistem

sambungan paku. Seperti diketahui kayu mempunyai sifat anisotropik yaitu sifat

kayu yang menunjukkan perbedaan sifat-sifat pada bidang orientasinya atau

kemampuan kayu dalam menerima beban yang bekerja padanya tidak sama

tergantung dari arah seratnya. Penataan lapisan lamina yang bersilang pada panel

CLT diharapkan dapat memberikan nilai kekuatan, kekakuan, dan kestabilan

struktur yang lebih baik sehingga jenis-jenis kayu hutan rakyat dapat digunakan

sebagai bahan struktural.

Hasil penelitian Mardiyanto (2012) mengenai pembuatan panel CLT kayu

manii menggunakan perekat Isosianat (CLT-Isosianat) menunjukkan panel CLT

yang dibuat mempunyai stabilitas dimensi yang baik serta kekakuan dan kekuatan

lentur yang relatif tinggi. MOE panel CLT-Isosianat sebesar 43802 kg/cm2 dan

MOR panel tersebut mencapai 311 kg/cm2. Oleh karena itu menarik jika

dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pembuatan panel CLT menggunakan

paku (CLT-Paku) supaya kemudian dapat membandingkan karakteristik sifat fisis

dan mekanis antara panel CLT-Isosianat dengan CLT-Paku pada beberapa

kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina tengah.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menerangkan perilaku dan menentukan

besar pengaruh kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina terhadap

karakteristik panel cross laminated timber dari kayu manii (Maesopsis eminii

Engl.) dengan menggunakan paku.

Page 18: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

3

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi bahwa

jenis-jenis kayu rakyat seperti kayu manii (Maesopsis eminii Engl) sebagai kayu

fast growing spesies, merupakan jenis kayu yang berpotensi sebagai bahan

struktural dalam bentuk produk panel cross laminated timber (CLT). Produk ini

terutama dapat digunakan untuk mendukung pengadaan bahan baku secara

nasional sebagai komponen komposit untuk lantai, dinding, dan atap bangunan.

Page 19: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cross Laminated Timber

2.1.1 Definisi

Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada

tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

produk kayu lapis dengan lapisan laminasi silang dari vener yang telah dikenal

memiliki sifat-sifat unggul karena adanya penataan lapisan yang saling

bersilangan arah transversal dan longitudinal. Produk CLT menggunakan kayu

dengan memanfaatkan sifat struktural dari kayu tersebut dengan mendistribusikan

kekuatan sepanjang serat kayu pada kedua arah. Produk CLT juga memiliki

stabilitas dimensi yang lebih baik karena rasio kembang susut pada dua arah

(panjang dan lebar) dapat mendekati satu. Lapisan yang saling tegak lurus

memungkinkan mendistribusikan beban ke semua sisi dengan lebih merata

sehingga dapat dipergunakan untuk produk konstruksi (Wood Naturally Better,

2010).

CLT diproduksi dengan 3 sampai 7 lapisan kayu atau papan yang disusun

satu sama lain secara bersilangan dan direkatkan bersama dengan tekanan hidrolik

pada seluruh bagian permukaan atau dapat dengan dipaku. Setiap lapisan terdiri

dari papan dengan berbagai ketebalan laminasi. Ketebalan panel CLT biasanya

dalam kisaran dua inci, tetapi panel dengan tebal 20 inci dapat dibentuk. Ukuran

lebar panel berkisar antara 4-10 kaki dan panjangnya 16-50 kaki (Perkins dan

McCloskey, 2010).

Menurut Frangi et al. (2006), produk CLT atau dikenal juga sebagai

produk X-Lam adalah salah satu konstruksi kayu besar prafabrikasi yang

digunakan untuk konstruksi menahan beban seperti dinding dan rakitan untuk

lantai. Produk X-Lam telah menjadi semakin populer tidak hanya untuk

perumahan tetapi juga untuk kantor, ritel, dan bangunan industri khususnya di

Negara Austria dan Italia. Tergantung pada tujuan dan permintaaan kebutuhan,

produk X-Lam tersedia dengan 3, 5, 7, atau lebih lapisan papan. Lebar papan

tunggal biasanya bervariasi antara 80 dan 240 mm, dengan ketebalan antara 10

dan 35 mm.

Page 20: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

5

Produk CLT ini sebagian besar digunakan untuk membentuk elemen

lantai, dinding, dan elemen atap. Biasanya dibuat panel hingga panjang 18 m,

yang digunakan untuk struktur panel atap, dinding, dan panel lantai yang mampu

mencakup panjang hingga 8 m. Produk CLT dapat dibentuk untuk penggunaan

jendela, pintu, dan fitur arsitektur yang dibuat melengkung dengan radius

minimum 8 m (Wood Naturally Better, 2010).

Panel CLT dapat dibuat sampai dengan panjang 45-152 cm dan tebal 5-60

cm, dengan lapisan 3, 5, 7 atau lebih. CLT biasanya diproduksi dengan panjang

maksimum 16.50 m, lebar maksimum 2.95 m, dan ketebalan maksimum 0.50 m

(KLH Massivholz GmbH, 2010).

2.1.2 Keunggulan

Menurut Wood Naturally Better (2010), keunggulan dari produk CLT ini

adalah kekuatan dan keseragaman sifatnya. CLT juga memiliki sifat ketahanan

terhadap api, kedap suara, dan kualitas estetika tinggi yang menarik bagi arsitek

dan desainer. Sedangkan menurut Crespell dan Sylvain (2011) produk CLT

mempunyai ketahanan terhadap gempa bumi dan kebakaran serta dapat digunakan

sebagai pengganti beton pada bangunan tingkat menengah. CLT juga merupakan

salah satu produk yang efisien karena dapat meminimalkan cacat yang ada pada

kayu sehingga dapat mengurangi biaya konstruksi.

Keunggulan penggunaan produk CLT menurut Perkins dan McCloskey

(2010) antara lain:

a. Biaya Efektif

Pemasangan atau pembangunan panel lebih cepat dan keterlambatan

konstruksi lebih sedikit karena CLT merupakan elemen prafabrikasi.

Pemasangan CLT cepat dan dalam kondisi kering, sehingga masa pakainya

dapat tahan lama.

Pengurangan limbah di tempat pada proses pemasangan elemen dinding,

lantai, maupun atap dapat dikurangi.

Page 21: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

6

b. Keunggulan Kinerja Bangunan

Stabilitas dimensi. Pengaruh multi-lapisan papan, pengembangan dan

penyusutan dapat diabaikan.

Perlindungan api. Karena ketahanan terhadap penyebaran dan stabilitas

struktural dari ketebalan yang signifikan pada kayu solid.

Kekuatan beban bergerak dan gempa bumi. Pemerintah Jepang telah

melakukan tes gempa bumi pada CLT dengan faktor skala 12 Richter

(Gambar 2)

Peluang mutu terlihat. CLT dapat diketam, diamplas, atau disikat/dikuas

Kenyamanan tempat tinggal. Sifat insulasi suhu dan kelembaban yang

layak, serta mampu mengurangi tingginya kepadatan ruangan. Selain itu

panel CLT juga dapat memberikan nilai akustik pada bangunan.

c. Dampak Terhadap Lingkungan Kecil

CLT memiliki potensi untuk menjadi elemen penting dalam konstruksi

bangunan yang seluruhnya terbuat dari kayu, dengan sifat positif

mengurangi emisi karbon dan penyimpanan karbon karena kayu berasal

dari sumber yang terbarukan atau lestari.

Gambar 1 Penggunaan CLT untuk langit-langit dan dinding

(Sumber: FP Innovation, 2011)

Page 22: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

7

Gambar 2 Pengujiaan ketahanan gempa CLT

(Sumber : FP Innovation, 2011)

2.2 Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.)

Kayu Manii merupakan salah satu kayu dari hutan rakyat yang berasal dari

famili Rhamnaceae dengan nama latin Maesopsis eminii Engl. Jenis ini

merupakan jenis tumbuhan yang tumbuh pada areal hutan yang terganggu

ekosistemnya. Wahyudi et al. (1990) diacu dalam Martiandi (2010) menyebutkan

bahwa kayu manii dikenal dengan nama daerah manii. Ciri umum kayu manii

antara lain gubalnya berwarna putih sedangkan bagian terasnya berwarna kuning

sampai kecoklatan. Hal tersebut mengindikasikan kandungan zat ekstraktif kayu

manii lebih banyak pada kayu terasnya. Tekstur kayunya sedang sampai kasar dan

berserat lurus berpadu. Kayunya berbau masam dan rasanya pahit. Kayu manii

mudah dikeringkan dan mudah diberikan perlakuan pengawetan, tetapi memiliki

tingkat keawetan alami yang rendah

Kayu manii merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan serbaguna.

Berkekuatan sedang sampai kuat, dapat digunakan untuk konstruksi, kotak, dan

tiang. Berat jenis rata-rata kayu manii 0.43 (0.34-0.46). Menurut Abdurachman

dan Hadjib (2006), kayu manii tergolong kedalam kelas kuat III dan kelas awet

III-IV. Rata-rata nilai kerapatan kayu manii sebesar 0,4 g/cm3, sedangkan nilai

MOE dan MOR masing-masing sebesar 52600 kg/cm2 dan 484 kg/cm

2.

Page 23: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

8

2.3 Sistem Sambungan

Tujuan penyambungan kayu adalah untuk memperoleh panjang yang

diinginkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang sesuai dengan yang

diinginkan. Sebuah sambungan pada suatu konstruksi merupakan titik kritis atau

terlemah pada konstruksi tersebut. Oleh karena itu, kayu yang akan disambung

harus merupakan pasangan yang cocok dan pas, penyambungan tidak boleh

sampai merusak kayu yang disambung tersebut, sesudah sambungan jadi

hendaknya diberi bahan pengawet agar tidak cepat lapuk dan sebaiknya

sambungan kayu yang dibuat terlihat dari luar agar mudah untuk dikontrol.

Tular dan Idris (1981) diacu dalam menyatakan bahwa sambungan

merupakan titik terlemah dari suatu konstruksi. Sambungan kayu dapat dibagi

menjadi tiga golongan, yaitu sambungan desak, sambungan tarik, dan sambungan

momen. Sedangkan alat-alat sambung dapat digolongkan menjadi empat yaitu 1)

paku, baut, skrup kayu, 2) pasak-pasak kayu keras, 3) alat-alat sambung modern,

dan 4) perekat (Wirjomartono, 1977).

Kekuatan sambungan tergantung pada kekuatan komponen penyusunnya,

yaitu kayu yang disambung dan alat sambungnya. Sesuai dengan teori mata rantai

kekuatan sambungan banyak ditentukan oleh komponennya yang terlemah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan sambungan adalah kerapatan kayu,

besarnya beban yang diberikan, dan keadaan alat sambungnya (Suryokusumo et al

1980).

2.4 Cross Laminated Timber dengan Sambungan Paku

Paku sebagai alat sambung sudah banyak digunakan baik untuk

penyambung perabotan rumah tangga, kusen, pintu, jendela maupun pada struktur

bangunan. Beberapa keuntungan penggunaan paku menurut Yap (1999) adalah :

Harga paku murah.

Sambungan bersifat kaku dan sesarannya kecil, sehingga struktur menjadi

lebih kokoh.

Pelaksanaan pekerjaan cepat, mudah, dan tidak memerlukan tenaga ahli.

Perlemahan pada tampang tergolong kecil.

Page 24: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

9

Penyimpangan arah gaya terhadap arah serat tidak mempengaruhi

kekuatan dukung.

Wirjomartono (1977) mengatakan bahwa aplikasi paku sebagai alat

sambung pada konstruksi kayu pada dasarnya didesain untuk memikul beban

geseran dan lenturan. Sadiyo (2010) menyatakan bahwa dari beberapa tipe paku

utama yang digunakan dalam aplikasi struktural, maka paku umum dan paku

panjang merupakan paku paling luas digunakan di Indonesia. Sama seperti paku

lainnya paku umum memiliki ujung paku berbentuk diamond. Lebih lanjut

dikatakan bahwa dalam buku Design of Wood Structures, ASD/LRFD (2007)

dicantumkan panjang paku umum berkisar dari 5.08-15.24 cm dengan diameter

berkisar dari 2.87-6.68 mm. Paku umum tersebut terbuat dari kawat baja karbon

rendah dengan batang datar (lurus) dan ujung diamond. Karena diameter paku

umum lebih besar dibandingkan diameter tipe paku lainnya, paku umum memiliki

kecenderungan melentur yang kecil saat dipukul atau dipalu secara manual.

Kekuatan lentur paku umum, box dan paku sinker berdasarkan Tabel NDS

(National Design Spesification for Wood Construction ASD/LRFD (2005) dari

kisaran diameter paku 2.87-6.68 mm adalah 70-100 ksi (4922-7031 kg/cm2).

Paku dapat ditempatkan berdekatan, sangat efektif, dan relatif murah

karena biasanya dipakai secara langsung tanpa harus membuat lubang pada kayu

(Breyer et al. 2007). Penggunaan paku dalam kayu keras mengharuskan dilakukan

pengeboran terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya pecah pada kayu.

Besarnya lubang bor adalah 0,8–0,9D dan kedalaman lubang 2/3 dari tebal kayu

(Frick dan Moediartianto, 2004).

Syarat-syarat yang harus diperhatikan pada sambungan paku menurut

PPKI 1961 diacu dalam Yap (1999), antara lain :

Tampang melintang paku yang digunakan dapat berbentuk bulat, persegi

atau beralur lurus.

Kekuatan paku tidak tergantung dari besar sudut antara gaya dan arah serat

kayu.

Ujung paku yang keluar dari sambungan sebaiknya dibengkokkan tegak

lurus arah serat, asalkan pembengkokkan tersebut tidak akan merusak

kayu.

Page 25: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

10

Apabila dalam satu baris lebih dari 10 batang maka kekuatan paku harus

dikurangi dengan 10%, dan jika lebih dari 20 batang harus dikurangi 20%.

Pada sebuah sambungan, paling sedikit harus menggunakan 4 batang

paku.

Jarak paku minimum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut,

dalam arah gaya : 12 d untuk tepi kayu yang dibebani, 5 d untuk tepi

kayu yang tidak dibebani dan jarak antara baris-baris paku, sedangkan

dalam arah tegak lurus arah gaya : 5 d untuk jarak sampai tepi kayu dan

5d untuk jarak antara baris-baris paku.

Suryokusumo et al. (1980) serta Wirjomartono (1977) mengemukakan

bahwa kekuatan sambungan kayu dipengaruhi oleh jenis kayu. Dengan demikian

peranan jenis kayu, yaitu kerapatan dan tebal dinding sel kayu mempunyai

peranan sangat besar terhadap kekuatan sambungan kayu. Penelitian

Suryokusumo et al. (1980) menyimpulkan bahwa makin tinggi kerapatan kayu

dan jumlah paku maka kekuatan sambungan akan meningkat, tetapi peningkatan

ini tidak bersifat linier. Pemakaian jumlah paku yang besar pada kayu dengan

kerapatan tinggi cenderung akan memperbesar perlemahan sambungan.

Selanjutnya dikatakan bahwa rata-rata kekuatan per paku akan meningkat dengan

meningkatnya kerapatan kayu tetapi cenderung konstan dengan bertambahnya

jumlah paku.

Page 26: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan

Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan

pengujian sifat fisis panel CLT. Pengujian sifat mekanis panel CLT dilakukan di

Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu Departemen Hasil Hutan

Fakultas Kehutanan Kampus IPB Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan

September 2011 hingga bulan Juli 2012.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu manii

(Maesopsis eminii Engl.) dalam bentuk sortimen papan-papan dari berbagai

ketebalan yang berasal dari daerah Cibungbulan, Bogor (Gambar 3). Bahan lain

penelitian ini adalah paku bulat diameter 2.7 mm dengan panjang 5.1 mm yang

diperoleh dari perusahaan bangunan disekitar Bogor (Gambar 4).

Gambar 3 Papan-papan kayu manii Gambar 4 Paku untuk sambungan panel

CLT

Beberapa alat yang digunakan antara lain palu, kipas angin, moisture

meter, gergaji mesin (circular saw), mesin serut (planner), penggaris, caliper,

mesin pemilah elastisitas kayu sederhana (papan sortir), timbangan digital, ember,

oven, dan desikator. Pengujian MOE dan MOR panel CLT dilakukan dengan

Page 27: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

12

menggunakan UTM (Universal Testing Machine) merk Instron tipe 3369 Series

IX Version 8.27.00 dengan kapasitas beban 5 ton.

3.3 Metode Penelitian

Kegiatan penelitian pembuatan panel CLT dimulai dari pembuatan lamina

hingga pengujian sifat fisis dan mekanis panel CLT. Tahapan kegiatan penelitian

secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Tahapan pembuatan panel CLT-Paku

A1 = 1-3-1 cm

A2 = 2-1-2 cm A3 = 1.67-1.67-1.67 cm

B1 = 0˚

B2 = 30˚

B3 = 45˚

B4 = 60˚

B5 = 90˚

Pemilahan Lamina

Pembuatan Papan CLT

Penyusunan Lamina Pemakuan Lamina

Pembuatan Contoh Uji

Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis

ASTM D 143-2005

Karakteristik Panel CLT

Persiapan Bahan Baku

Pembuatan Lamina

Lamina Tebal 1 cm, 1.67

cm, 2 cm, dan 3 cm Lamina Tengah 0˚, 30˚,

45˚, 60˚, dan 90˚

Page 28: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

13

3.3.1 Pengeringan dan Pembuatan Lamina

Papan-papan kayu manii dengan ukuran penampang tebal 1.5-3.5 cm,

lebar 14 cm dengan panjang 125 cm dikeringkan secara alami dengan bantuan

kipas angin selama 30 hari atau hingga mencapai kadar air kering udara sekitar

12-17% (Gambar 6). Papan-papan tersebut kemudian digergaji dan diserut

menjadi papan-papan lamina dengan ukuran panjang menjadi 120 cm, lebar 12

cm, dan tebal dengan empat ukuran ketebalan, yaitu ketebalan 1.00 cm sebanyak

45 papan, ketebalan 1.67 cm sebanyak 45 papan, ketebalan 2 cm sebanyak 30

papan, dan ketebalan 3 cm sebanyak 15 papan. Sebagai kontrol dibuat balok utuh

kayu manii berukuran 5x5x12 cm.

Gambar 6 Pengeringan alami papan-papan kayu manii

3.3.2 Pemilahan Lamina

Pemilihan lamina dilakukan dengan menggunakan metode pemeriksaan

secara visual dan mutu lamina ditentukan berdasarkan nilai modulus elastisitasnya

(MOE). Metode pemeriksaan secara visual dilakukan dengan mengamati kondisi

permukaan lamina sehingga bebas dari cacat-cacat alami atau cacat yang timbul

akibat pengeringan. Pemilahan lamina berdasarkan nilai modulus elastisitasnya

(MOE) dilakukan dengan cara pengujian sistem non destructive test,

menggunakan mesin pemilah kayu (papan sortir) (Gambar 7). Prosedur

pemilahannya adalah sebagai berikut (Surjokusumo et al., 2003) :

1. Lamina yang akan dipilah diletakkan diatas dua tumpuan.

Page 29: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

14

2. Beban A (P1) diletakkan diatas lamina tepat diatas deflektometer kemudian

diukur besarnya defleksi (y1).

3. Beban standar B (P2) kemudian ditambahkan, angka pada deflektometer

dicatat.

4. Beban diturunkan, lamina dibalik dan dipilah ulang seperti sebelumnya.

Gambar 7 Pemilahan lamina dengan metode non destructive test

Dari pemilahan tersebut diperoleh nilai modulus elastisitas (MOE)

masing-masing papan lamina. Nilai tersebut kemudian dikelompokkan menjadi

dua kelompok dengan rentang nilai tertentu dan diberi simbol E1 dan E2 dimana

E1 > E2. E1 digunakan pada bagian face atau back sebagai lamina sejajar,

sedangkan E2 digunakan pada bagian dalam (core) sebagai lamina tengah. Nilai

MOE yang termasuk dalam kelompok E2 atau lamina tengah dipotong miring

dengan lima macam orientasi sudut yaitu sudut 0˚, 30˚, 45˚, 60˚, dan 90˚ (Gambar

8).

Gambar 8 Bentuk potongan lamina tengah dengan lima orientasi sudut

Page 30: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

15

3.3.3 Penyusunan Lamina

Prinsip penyusunan lamina-lamina pada panel CLT dilakukan dengan cara

mengatur tebal panel (5 cm) menurut tiga kombinasi ketebalan lamina (A), yaitu

kombinasi yang terdiri dari lamina atas (face), tengah (core), dan bawah (back)

masing masing memiliki tebal A1 (1-3-1 cm) dan dengan cara yang sama untuk

kombinasi A2 (2-1-2) cm, dan kombinasi A3 (1.67-1.67-1.67) (Gambar 9).

A1 A2 A3

Gambar 9 Penyusunan panel CLT menurut kombinasi ketebalan lamina

Serat lamina atas dan bawah diatur sedemikian rupa sehingga sejajar satu

dengan lainnya, sedangkan lamina tengah (core) didasarkan atas orientasi sudut

lamina berturut-turut yaitu 0˚ (B1), 30˚ (B2), 45˚ (B3), 60˚ (B4), dan 90˚ (B5)

(Gambar 10). Setiap kombinasi panel CLT dibuat dalam tiga ulangan sehingga

diperoleh total panel CLT sebanyak 45 panel.

Gambar 10 Contoh pola penyusunan panel CLT dengan orientasi sudut lamina

tengah 0˚, 60˚, dan 90˚ (Sumber : Mardiyanto, 2012)

Page 31: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

16

Jumlah potongan core utuh pada panel CLT dengan berbagai orientasi

sudut adalah untuk panel CLT dengan orientasi sudut lamina tengah 30˚ (B2)

sebanyak 4 potong, 45˚ (B3) sebanyak 6 potong, 60˚ (B4) sebanyak 7 potong, dan

90˚ (B5) sebanyak 9 potong. Sedangkan pada panel 0˚(B1), lamina tengah tersusun

dari satu papan utuh. Semakin besar orientasi sudut maka jumlah potongan pada

core akan semakin banyak.

3.3.4 Pemakuan Panel

Prinsip pola pemakuan panel CLT adalah dengan mengikuti bentuk

(besarnya orientasi sudut) dari lamina tengah masing-masing kombinasi papan

dengan jarak antar paku minimum 1.5-2 d. Jumlah paku pada semua kombinasi

panel CLT dibuat sama, yaitu sebanyak 72 paku pada sepanjang bentang panel

CLT (71 cm). Dengan demikian jumlah paku sepanjang setengah bentang adalah

36 batang dan diatur sedemikian rupa sehingga pola susunan pakunya setangkup

dengan setengah bentang lainnya (Gambar 11).

30˚

45˚

60˚

90˚

Gambar 11 Pemakuan panel CLT menurut orientasi sudut lamina

Page 32: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

17

3.3.5 Pembuatan Contoh Uji

Setelah semua panel CLT dipaku, panel dipotong untuk dibuat contoh uji

sifat fisis maupun sifat mekanisnya. Adapun pola pemotongan contoh uji panel

CLT seperti pada Gambar 12.

120 cm

Keterangan :

1. Contoh uji lentur statis (MOE dan MOR) (5 cm x 12 cm x 76 cm)

2. Contoh uji kerapatan dan kadar air (5 cm x 5 cm x 5 cm)

3. Contoh uji kembang susut kayu (5 cm x 5 cm x 5 cm)

4. Contoh uji kuat lateral paku dan geser paku ( 6 cm x 8 cm x 5 cm)

Gambar 12 Pola pembuatan contoh uji panel CLT

3.3.6 Pengujian Panel Cross Laminated Timber (CLT)

Pengujian yang diakukan meliputi pengujian sifat fisis dan mekanis untuk

mengetahui karakteristik panel CLT menggunakan paku.

3.3.6.1 Pengujian Sifat Fisis

Pengujian sifat fisis panel CLT yang dilakukan antara lain kerapatan (𝜌),

kadar air (KA), pengembangan volume (KV), serta penyusutan volume (SV).

Pengujian tersebut menggunakan contoh uji ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm sesuai

pada standar ASTM D 143 (2005) tentang Standard Methods of Testing Small

Clear Specimens of Timber.

a. Kerapatan (𝝆)

Kerapatan merupakan nilai dari berat contoh uji dibagi dengan volume

contoh uji pada kondisi kering udara. Volume contoh uji diukur dengan

mengalikan dimensi panjang, lebar, dan tebalnya (VKU) dan selanjutnya

ditimbang untuk didapatkan berat kering udaranya (BKU). Nilai kerapatan

dihitung dengan rumus:

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝜌 =𝐵𝐾𝑈

𝑉𝐾𝑈 (

𝑔

𝑐𝑚2)

1

4

2

3

Page 33: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

18

b. Kadar Air

Kadar air merupakan hasil pembagian kandungan berat air terhadap berat

kering tanur dari contoh uji yang dinyatakan dalam persen. Berat air adalah selisih

dari berat contoh uji sebelum dioven dikurangi berat kering tanurnya. Pengujian

kerapatan dan kadar air menggunakan satu contoh uji yang sama. Contoh uji

dalam keadaan kering udara ditimbang beratnya (BKU) dan dikeringkan dalam

oven pada suhu 103 ± 2 oC selama 24 jam atau sampai mencapai berat konstan

kemudian ditimbang sehingga diperoleh berat kering tanur (BKT). Nilai kadar air

dihitung dengan rumus:

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 % =𝐵𝐾𝑈 − 𝐵𝐾𝑇

𝐵𝐾𝑇 𝑥 100%

c. Kembang Susut

Pengembangan volume dirumuskan sebagai selisih antara dimensi akhir

(DB) dengan dimensi awal (DA) yang dibandingkan dengan dimensi awalnya

yang dinyatakan dalam persen. Contoh uji yang digunakan untuk pengujian

pengembangan maupun penyusutan volume diambil dari contoh yang sama.

Contoh uji diukur panjang, lebar dan tebalnya dengan menggunakan kaliper

sehingga diperoleh dimensi awalnya. Selanjutnya contoh uji direndam dalam air

selama ± 1 minggu, kemudian diangkat dan diukur kembali dimensinya sehingga

diperoleh dimensi akhir contoh uji. Nilai pengembangan volume dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 % = 𝐷𝐵 − 𝐷𝐴

𝐷𝐴 𝑥 100%

Untuk pengujian penyusutan volume, contoh uji yang sama diukur dimensi

panjang, lebar, dan tebalnya dengan menggunakan kaliper sehingga diperoleh

dimensi awal (DA). Kemudian contoh uji dioven pada suhu 103±2 oC selama 24

jam atau mencapai berat konstan dan selanjutnya diukur kembali dimensinya

sehingga diperoleh dimensi akhir (DB) dari contoh uji. Penyusutan volume

merupakan selisih antara dimensi awal dengan dimensi akhir yang dibandingkan

dengan dimensi awalnya, dengan rumus sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 % =𝐷𝐴 − 𝐷𝐵

𝐷𝐴 𝑥 100%

Page 34: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

19

3.3.6.2 Pengujian Sifat Mekanis

Sifat mekanis panel CLT yang diuji meliputi pengujian lentur statis dan

sambungan paku. Pengujian lentur statis terdiri dari kekakuan lentur atau modulus

of elasticity, kekuatan lentur atau modulus of rupture, kekuatan geser lentur.

Pengujian lentur panel CLT ini didasarkan pada standar ASTM D 143 (2005)

tentang Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber. Pengujian

sambungan paku terdiri kekuatan lateral paku dan kekuatan paku pada sambungan

geser ganda. Pengujian geser paku ini berdasarkan modifikasi standar ASTM

D5652-95.

a. Kekakuan Lentur atau MOE

Pengujian kekakuan lentur atau MOE menggunakan contoh uji berukuran

5 cm x 15 cm x 76 cm untuk dimensi tebal, lebar, dan panjangnya. Pengujian

MOE panel CLT dilakukan dengan cara meletakkan panel CLT tersebut diatas

dua tumpuan dengan panjang bentang 71 cm. Beban terpusat diberikan ditengah

bentang dan besarnya defleksi dicatat setiap selang beban tertentu. Rumus yang

digunakan untuk menghitung besar MOE sebagai berikut :

𝑀𝑂𝐸 𝑘𝑔

𝑐𝑚2 =

∆𝑃𝐿³

4∆𝑌𝑏ℎ³

Keterangan :

∆P = Besar perubahan beban sebelum batas proporsi (kg)

L = Jarak sangga (cm)

∆Y = Besar perubahan defleksi akibat perubahan beban (cm)

b = Lebar contoh uji (cm)

h = Tebal contoh uji (cm)

b. Kekuatan Lentur atau MOR

Kekuatan lentur atau MOR panel CLT dilakukan bersama-sama dengan

pengujian MOE dengan menggunakan contoh uji yang sama. Pengujian MOR

dilakukan sampai panel CLT yang diberikan beban terpusat ditengah bentangnya

mengalami kerusakan. Nilai MOR dihitung dengan rumus :

𝑀𝑂𝑅 𝑘𝑔

𝑐𝑚2 =

3𝑃𝐿

2𝑏ℎ²

Keterangan :

P = Beban maksimum (kgf)

L = Jarak sangga (cm)

Page 35: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

20

b = Lebar contoh uji (cm)

h = Tebal contoh uji (cm)

c. Kekuatan Geser pada Lentur Statis

Geseran yang terjadi pada lentur statis panel CLT dapat ditentukan

berdasarkan nilai maksimum atau rata-ratanya. Kekuatan geser yang dianalisis

pada penelitian ini hanya kekuatan geser maksimum. Nilai kekuatan geser

maksimum dihitung dengan menggunakan rumus :

𝜏 𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑘𝑔

𝑐𝑚2) =

3𝑉

2𝐴

Keterangan :

V = gaya lintang atau gaya geser yang terjadi akibat beban Pmax pada uji

lentur statis panel CLT (kg)

A = luas penampang panel CLT (cm2)

Gambar 13 Pengujian lentur statis panel CLT

d. Pengujian Sambungan Paku

Contoh uji untuk pengujian kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku

sambungan geser ganda dibuat dengan ukuran 6 cm (lebar) x 8 (panjang) dengan

tebal 5 cm sesuai dengan tebal panel CLT (Gambar 10). Arah beban yang

diberikan pada pengujian sambungan paku tersebut adalah tegak lurus terhadap

sumbu memanjang paku. Kedua nilai kekuatan sambungan paku tersebut

ditetapkan ketika paku mengalami displacement atau sesaran sebesar 1.5 mm dan

5 mm. Rumus yang digunakan untuk menghitung kekuatan lateral paku adalah

sebagai berikut :

Page 36: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

21

𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐺𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑘𝑢 𝑘𝑔

𝑐𝑚2 =

𝑃

4𝜋𝑟²

𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑢 𝑘𝑔

𝑐𝑚2 =

𝑃

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑘𝑢

Keterangan :

P = beban masing-masing pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm (kgf)

r = jari-jari paku (cm)

a. Tampak depan b. Tampak samping

Gambar 14 Contoh uji kekuatan paku geser ganda

Gambar 15 Pengujian sambungan paku

8 cm

6 cm 1cm

cncm

8 cm

cm

5 cm

cm

Page 37: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

22

3.3.7 Analisis Data

Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software

microsoft excel 2007 dan SAS 9.1.3. Rancangan penelitian panel CLT ini

menggunakan percobaan faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Terdapat 2 faktor yang diteliti, yaitu kombinasi tebal lamina (A) dengan 3 taraf,

yaitu A1 (1-3-1) cm, A2 (2-1-2) cm, dan A3 (1,67-1,67-1,67) cm dan faktor

orientasi sudut lamina (B) dengan 5 taraf, yaitu B1 (0o), B2 (30

o), B3 (45

o), B4

(60o), dan B5 (90˚) pada bagian lamina tengah. Penelitian ini dilakukan dengan 3

kali ulangan. Dengan demikian jumlah contoh uji yang dibuat adalah 3 x 5 x 3 =

45 buah satuan percobaan. Model rancangan statistiknya adalah sebagai berikut:

Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + εijk

Dimana :

Yijk = Nilai pengamatan pada ulangan ke-k yang disebabkan oleh taraf

ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

µ = Nilai rata-rata sebenarnya

Ai = Nilai pengaruh kombinasi ketebalan lamina pada taraf ke-i

Bj = Nilai pengaruh orientasi sudut lamina pada taraf ke-j

(AB)ij = Nilai pengaruh interaksi antara faktor A (kombinasi ketebalan

lamina) pada taraf ke-i (1-3-1 cm), (2-1-2 cm) dan (1.67-1.67-1.67

cm) dan faktor B (orientasi sudut lamina) pada taraf ke-j (0˚, 30o,

45o, 60

o dan 90

o)

εijk = Nilai galat/ kesalahan percobaan

Jika hasil analisis ragam berbeda nyata, dilakukan uji lanjut menggunakan

uji Tukey.

Page 38: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mutu Kekakuan Lamina

Penyusunan lamina diawali dengan melakukan penentuan mutu pada tiap

ketebalan lamina menggunakan uji non destructive test. Data hasil pengujian NDT

pada ketebalan 1 cm, 1.67 cm, 2 cm, dan 3 cm dapat dilihat masing-masing pada

Lampiran 1, 2, 3, dan 4. Mutu tiap lamina tersebut digunakan dalam penyusunan

panel CLT-Paku seperti pada Lampiran 5.

4.2 Sifat Fisis

Sifat fisis panel CLT-Paku yang diuji meliputi kerapatan, kadar air,

pengembangan volume, dan penyusutan volume dengan keseluruhan hasil

pengujiannya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil pengujian sifat fisis panel CLT-Paku berdasarkan kombinasi

ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina

No. Contoh Uji 𝜌(g/cm3) KA (%) KV (%) SV(%)

I. Panel CLT-Paku

1. A1B1 0.47 15.87 5.68 5.06

2. A1B2 0.42 15.45 4.05 5.36

3. A1B3 0.44 16.09 4.17 5.08

4. A1B4 0.40 14.81 3.43 4.48

5. A1B5 0.41 16.49 3.13 5.43

6. A2B1 0.45 15.51 5.40 4.78

7. A2B2 0.45 14.71 4.43 6.44

8. A2B3 0.45 14.94 4.02 6.21

9. A2B4 0.46 14.64 4.44 5.79

10 A2B5 0.43 15.73 2.42 4.47

11. A3B1 0.43 15.39 4.38 6.33

12. A3B2 0.42 14.87 6.34 6.33

13. A3B3 0.40 15.11 3.91 6.67

14. A3B4 0.47 16.46 4.11 4.28

15. A3B5 0.46 15.68 3.87 5.77

Rata-rata 0.44 15.45 4.25 5.50

II. Kontrol 0.47 16.68 4.42 7.48

Page 39: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

24

Keterangan :

𝜌 = Kerapatan (g/cm3)

KA = Kadar air (%)

KV = Kembang volume (%)

SV = Susut volume (%)

A1 = Kombinasi ketebalan lamina (1-3-1) cm

A2 = Kombinasi ketebalan lamina (2-1-2) cm

A3 = Kombinasi ketebalan lamina (1.67-1.67-1.67) cm

B1 = Orientasi sudut 0°

B2 = Orientasi sudut 30°

B3 = Orientasi sudut 45°

B4 = Orientasi sudut 60°

B5 = Orientasi sudut 90°

Hasil pengujian sifat fisis CLT-Paku menunjukkan rataan nilai kerapatan

sebesar 0.44 g/cm³, kadar air 15.45%, pengembangan volume 4.25%, dan

penyusutan volume 5.50%. Sedangkan dari penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya mengenai pengujian sifat fisis kayu manii panel CLT menggunakan

perekat Isosianat (Mardiyanto, 2012) menghasilkan rataan nilai kerapatan sebesar

0.44 g/cm3, kadar air 14.61%, pengembangan volume 4.26%, dan penyusutan

volume sebesar 4.53%. Hasil analisis keragaman sifat fisis panel CLT-Paku

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Analisis keragaman sifat fisis panel CLT-Paku berdasarkan kombinasi

ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina

Sumber Keragaman 𝜌 KA KV SV

Kombinasi ketebalan 0.3323tn

0.0123*

0.3299tn

0.1270tn

Orientasi sudut 0.4811tn

0.0151*

0.0003*

0.0952tn

Kombinasi ketebalan dan orientasi

sudut 0.0719

tn 0.0022

* 0.0606

tn 0.2244

tn

Keterangan :

tn = Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%

* = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%

4.1.1 Kerapatan

Kerapatan didefinisikan sebagai massa atau berat persatuan volume

(Bowyer et al. 2007). Nilai rata-rata kerapatan pada panel CLT-Paku antara 0.40

g/cm3

hingga 0.47 g/cm3 dengan kerapatan papan kontrol sebesar 0.47 g/cm

3

(Tabel 1).

Kombinasi ketebalan, orientasi sudut lamina, maupun interaksi antara

keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kerapatan panel CLT-

Paku pada selang kepercayaan 95% (Tabel 2). Hasil pengujian menunjukkan

kerapatan panel CLT-Paku sama besar dengan kerapatan panel CLT-Isosianat

Page 40: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

25

yaitu sebesar 0.44 kg/cm3 (Mardiyanto 2012). Hal tersebut diduga karena kayu

manii yang digunakan walaupun berbeda pohon dan lokasi tempat tumbuhnya

namun jenis dan umur pohon yang digunakan sama.

Kerapatan panel yang dihasilkan merupakan salah satu sifat fisis yang

dapat mempengaruhi kualitas panel CLT. Oleh karena itu kerapatan panel CLT

diupayakan seseragam mungkin sehingga apabila terdapat perbedaan sifat yang

diujikan maka perbedaan tersebut bukan disebabkan oleh kerapatan panelnya.

4.1.2 Kadar Air

Bowyer et al. (2007) menyatakan bahwa kadar air adalah jumlah air yang

terdapat di dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur

(BKT) nya. Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar air panel CLT-Paku berkisar

antara 14.64% hingga 16.49% dengan rata-rata kadar air keseluruhan sebesar

15.45%.

Analisis keragaman (Tabel 2) menunjukkan bahwa interaksi antara

ketebalan lamina dengan orientasi sudut berpengaruh nyata terhadap besarnya

nilai kadar air panel CLT pada selang kepercayaan 95%. Interaksi tersebur

membentuk pola sebaran nilai kadar air CLT-Paku seperti pada Gambar 16.

Gambar 16 Sebaran nilai rata-rata kadar air panel CLT-Paku menurut interaksi

kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina

Hasil uji lanjut terhadap interaksi kombinasi tebal dengan orientasi sudut

lamina pada besarnya nilai kadar air (Lampiran 10) menunjukkan bahwa rata-rata

Page 41: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

26

kadar air panel CLT-Paku A3B4, A1B3, dan A1B5 mempunyai nilai kadar air paling

tinggi masing-masing sebesar 16.46%, 16.09%, 16.49% dan kelompok panel

tersebut berbeda nyata kadar airnya terhadap panel lainnya.

Pengaruh interaksi kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut lamina

terhadap kadar air diduga karena lamina-lamina penyusun panel CLT sebelum

disambung masih memiliki kadar air yang belum seragam. Meskipun sebelum

disambung lamina-lamina tersebut sudah dikeringkan terlebih dahulu, namun

lamina penyusun panel CLT dengan ketebalan 3 cm masih memiliki kadar air

yang cukup tinggi dibandingkan dengan lamina lainnya. Hal tersebut diduga

karena kecepatan pengeringan suatu kayu sangat tergantung dengan ukuran

dimensinya. Kayu yang tebal akan lebih lambat mengering sehingga jika

dicampur dengan kayu yang tipis maka akan muncul ketidakoptimalan, sebagian

terlalu kering dan sebagian masih basah. Selain itu ketika proses pengeringan

aliran angin dari kipas angin diduga tidak menyebar merata ke seluruh tumpukan

kayu.

Hasil penelitian Mardiyanto (2012) menunjukkan nilai rata-rata kadar air

panel CLT-Isosianat sebesar 14.61% lebih rendah dibanding rata-rata kadar air

panel CLT-Paku. Namun keduanya masih lebih rendah dari kadar air papan

kontrol yaitu sebesar 16.68%. Ketiga nilai kadar air tersebut masih masuk dalam

rentang nilai kadar air rata-rata kota Bogor, yaitu 12-18% (Gambar 16).

Nilai kadar air papan kontrol yang lebih tinggi dari nilai rata-rata kadar air

panel CLT diduga karena papan kontrol tersusun dari satu lamina utuh, sedangkan

panel CLT tersusun oleh tiga lamina dengan ketebalan yang berbeda dan nilai

kadar air masing-masing papan lamina tersebut dapat berbeda. Sehingga jika

ketiga lamina penyusun tersebut disambung dapat menaikkan atau menurunkan

nilai kadar air masing-masing lamina dan menghasilkan nilai kadar air panel CLT

yang lebih rendah dari papan kontrol.

Menurut Tsoumis (1991) kadar air adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi kekuatan kayu. Pada umumnya kekuatan kayu akan meningkat

dengan berkurangnya kadar air di bawah titik jenuh serat. Peningkatan kekuatan

ini terjadi karena adanya perubahan pada dinding sel yang menjadi semakin

Page 42: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

27

kompak. Unit strukturalnya (mikrofibril) semakin rapat dan gaya tarik menarik

antara rantai molekul selulosa menjadi lebih kuat.

4.1.3 Pengembangan Volume

Swelling atau pengembangan volume adalah penambahan dimensi kayu

sebagai akibat dari penambahan kandungan air atau kadar air kayu (Tsoumis,

1991). Nilai rata-rata hasil pengujian pengembangan volume panel CLT-Paku

berkisar antara 2.42% hingga 6.34% dan pengembangan volume papan kontrol

sebesar 4.42 % (Tabel 1).

Analisis keragaman (Tabel 2) menunjukkan bahwa hanya orientasi sudut

lamina yang berpengaruh nyata terhadap nilai pengembangan volume panel CLT-

Paku pada selang kepercayaan 95%. Pengaruh orientasi sudut lamina tersebut

membentuk pola sebaran nilai pengembangan volume seperti pada Gambar 17.

Faktor orientasi sudut lamina memberikan pengaruh terhadap nilai rata-

rata pengembangan volume panel CLT diduga karena adanya arah serat yang

berbeda pada setiap lamina bersilang. Hal tersebut sesuai dengan Skaar (1972)

yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya kembang

susut yaitu arah serat selain faktor lainnya seperti hilangnya air dari dinding sel,

kerapatan, atau berat jenis kayu.

Gambar 17 Sebaran rataan pengembangan volume panel CLT-Paku menurut

orientasi sudut lamina

Hasil pengujian lanjut terhadap orientasi sudut lamina (Lampiran 11)

menunjukkan bahwa pengembangan volume panel CLT-Paku dengan orientasi

Page 43: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

28

sudut 0˚ tidak berbeda nyata dengan sudut 45˚ yaitu masing-masing 5.15% dan

4.94%, namun berbeda nyata dengan panel CLT dengan sudut 90˚ yang

mempunyai nilai pengembangan volume terendah sebesar 3.14%.

Pengembangan volume yang terjadi pada panel CLT-Isosianat dari hasil

penelitian Mardiyanto (2012) sebesar 4.26% dapat dikatakan sama dengan

besarnya pengembangan volume panel CLT-Paku. Kedua panel tersebut juga

menunjukkan kecenderungan jika semakin besar orientasi sudut lamina tengah

panel CLT maka pengembangan volume yang terjadi akan semakin kecil seperti

ditunjukkan pada Gambar 17. Hal tersebut disebabkan karena panel CLT yang

disusun dengan orientasi sudut lamina tengah 90˚ tersusun atas lamina yang

bersilang satu sama lainnya. Lapisan luar (lamina sejajar) panel CLT akan

menahan pengembangan dan penyusutan lapisan dalam (lamina bersilang) dalam

arah transversal, sedangkan lapisan dalam (lamina bersilang) menahan

pengembangan dan penyusutan lapisan sejajar dalam arah transversal sesuai besar

dari orientasi sudut laminanya (Skaar, 1972).

Pengembangan volume pada panel CLT-Paku dengan orientasi sudut

lamina tengah 45˚ yang lebih rendah diduga karena kadar air awal panel tersebut

lebih tinggi dibandingkan lamina tengah dengan sudut 60˚. Papan kontrol

mengalami pengembangan volume yang tertinggi karena tersusun atas serat yang

sejajar sehingga tidak terdapat lamina yang saling menahan terjadinya

pengembangan volume.

4.1.4 Penyusutan Volume

Penyusutan kayu atau shrinkage adalah pengurangan dimensi kayu akibat

penurunan kadar air kayu di bawah titik jenuh serat. Perubahan kadar air di bawah

titik jenuh serat akan menyebabkan berubahnya sifat kayu (Bowyer et al, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata penyusutan panel CLT-Paku berkisar

antara 4.28% hingga 6.67% dan papan kontrol sebesar 7.48%. Sedangkan

penyusutan volume panel CLT-Isosianat berkisar dari 3.84-5.39% dengan

penyusutan papan kontrol sebesar 5.36% (Mardiyanto, 2012). Penyusutan volume

kedua panel tersebut lebih rendah dari kontrol.

Page 44: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

29

Analisis keragaman (Tabel 2) menunjukkan bahwa baik orientasi sudut

lamina, kombinasi tebal lamina maupun interaksi antara keduanya tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai penyusutan volume pada selang

kepercayaan 95%. Hal tersebut diduga karena lamina luar (lamina sejajar) panel

CLT-Paku mampu menahan penyusutan lamina dalam (lamina) bersilang dalam

arah transversal, serta lamina bersilang mampu menahan penyusutan lamina

sejajar dalam arah transversal sesuai besar dan orientasi sudut laminanya.

Kayu manii mempunyai kerapatan yang sedang sebesar 0.4 g/cm3

(Abdurrachman dan Hadjib, 2006), sehingga kecenderungan volume kayu tersebut

untuk menyusut rendah. Hal tersebut sesuai dengan Bowyer et al. (2007) yang

menyatakan bahwa variasi dalam penyusutan contoh-contoh uji yang berbeda dari

spesies yang sama dibawah kondisi yang sama terutama akibat dari tiga faktor,

yaitu ukuran dan bentuk potongan kayu, kerapatan contoh uji, dan laju

pengeringan contoh uji. Semakin tinggi kerapatan contoh uji, semakin banyak

kecenderungan untuk menyusut.

4.3 Sifat Mekanis

Sifat mekanis kayu merupakan ukuran kemampuan kayu untuk menahan

gaya yang datangnya dari luar yang biasa disebut gaya luar atau beban

(Mardikanto et al., 2011). Gaya adalah setiap usaha yang cenderung untuk

menggerakkan benda yang diam atau mengubah bentuk dan ukuran benda atau

mengubah arah dan kecepatan benda yang bergerak. Sifat mekanis merupakan

syarat-syarat terpenting bagi pemilihan kayu sebagai bahan struktural misalnya

untuk konstruksi bangunan.

Sifat mekanis yang diuji pada penelitian ini meliputi kekakuan lentur panel

CLT-Paku (MOE), kekuatan lentur panel CLT-Paku (MOR), kekuatan geser pada

lentur statis panel CLT-Paku, serta kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku

pada sambungan geser ganda. Hasil pengujian sifat mekanis panel CLT

berdasarkan kombinasi ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina secara

lengkap disajikan pada Lampiran 8.

Page 45: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

30

4.3.1 Lentur Statis Panel CLT

Hasil pengujian lentur statis panel CLT-Paku menunjukkan nilai rata-rata

kekakuan lentur (MOE) panel sebesar 18311 kg/cm2, kekuatan lentur (MOR)

sebesar 223 kg/cm2, dan kekuatan geser pada lentur statis sebesar 8.92 kg/cm

2.

Sedangkan papan kontrol mempunyai nilai kekakuan lentur, kekuatan lentur, dan

kekuatan geser pada lentur statis masing-masing 58378 kg/cm2, 366 kg/cm

2, dan

12.13 kg/cm2. Hasil pengujian lentur statis panel CLT-Paku disajikan dalam Tabel

3.

Tabel 3. Hasil pengujian lentur statis panel CLT-Paku berdasarkan kombinasi

ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina

Nomor Contoh Uji MOE MOR Geser Lentur

(kg/cm2) (kg/cm

2) (kg/cm

2)

I. Panel CLT-Paku

1. A1B1 19793 309 11.36

2. A1B2 16073 185 6.93

3. A1B3 15835 199 7.40

4. A1B4 11863 167 6.18

5. A1B5 11242 154 5.70

6. A2B1 17344 265 9.49

7. A2B2 14452 230 8.28

8. A2B3 16494 278 9.99

9. A2B4 13706 235 8.50

10. A2B5 12180 212 7.64

11. A3B1 12616 263 9.38

12. A3B2 11547 232 12.34

13. A3B3 14981 226 12.24

14. A3B4 10230 199 10.80

15. A3B5 8809 199 7.50

Rata-Rata 13811 223 8.92

II. Kontrol 58378 366 12.13

Hasil pengujian panel CLT kayu manii menggunakan perekat Isosianat

(CLT-Isosianat) menunjukkan nilai kekakuan lentur dan kekuatan lentur masing-

masing sebesar 43802 kg/cm2 dan 311 kg/cm

2 (Mardiyanto, 2012). Hasil analisis

Page 46: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

31

keragaman kekakuan lentur, kekuatan lentur, dan kekuatan geser pada lentur statis

panel CLT-Paku disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil analisis keragaman lentur statis panel CLT-Paku berdasarkan

kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina

Sumber Keragaman MOE MOR Geser Lentur

Kombinasi ketebalan 0.0001** 0.0050**

0.0139tn

Orientasi sudut 0.0001** 0.0001**

0.0001**

Kombinasi ketebalan dan orientasi

sudut 0.0230

tn 0.0551

tn 0.0309

tn

Keterangan :

tn = Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 99%

** = Berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 99%

4.3.1.1 Kekakuan Lentur Panel CLT

Sifat kekakuan kayu adalah ukuran kemampuan kayu untuk

mempertahankan bentuk aslinya akibat adanya beban yang cenderung mengubah

bentuk dan ukuran benda. Sifat kekakuan ini biasanya disimbolkan dengan

modulus elastisitas atau Modulus of Elasticity (MOE). Modulus of Elasticity

menunjukkan perbandingan antara tegangan dan regangan di bawah batas elastis

sehingga benda akan kembali ke bentuk semula apabila beban dilepaskan

(Mardikanto et al., 2011). Tegangan didefinisikan sebagai distribusi gaya per unit

luas, sedangkan rengangan adalah perubahan panjang per unit panjang bahan.

Modulus elastisitas berkaitan dengan regangan, defleksi dan perubahan bentuk

yang terjadi.

Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata MOE panel CLT-Paku

berkisar antara 8809 kg/cm2 hingga 19793 kg/cm

2. Sedangkan nilai MOE kontrol

lebih tinggi sebesar 58378 kg/cm2. Hasil penelitian Mardiyanto (2012)

menunjukkan nilai MOE panel CLT-Isosianat lebih tinggi dibanding panel CLT-

Paku yaitu sebesar 43802 kg/cm2.

Analisis keragaman (Tabel 4) menunjukkan bahwa kombinasi ketebalan

dan orientasi sudut memberikan pengaruh yang sangat nyata pada selang

kepercayaan 99%, sedangkan interaksi antara keduanya tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap nilai MOE panel CLT-Paku.

Hasil uji lanjut terhadap pengaruh kombinasi ketebalan lamina (Lampiran

12) menunjukkan bahwa kombinasi ketebalan A1 tidak berbeda dengan kombinasi

Page 47: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

32

ketebalan A2, tetapi keduanya berbeda dengan kombinasi ketebalan A3. Hal

tersebut diduga karena pengaruh ketebalan lamina atas atau lamina permukaan

panel CLT. Adanya kombinasi ketebalan lamina akan menyebabkan perbedaan

letak garis sambung atau garis batas antar lamina penyusun panel CLT yang

merupakan letak perlemahan kekuatan panel CLT. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Wirjomartono (1977) bahwa pada konstruksi kayu berlapis majemuk,

proses penyambungan lamina mengambil peranan sangat penting karena baik

buruknya sambungan tergantung pada tempat sambungan. Gambar 18 menyajikan

histogram sebaran nilai rata-rata MOE menurut kombinasi ketebalan lamina.

Gambar 18 Sebaran rataan MOE panel CLT-Paku menurut kombinasi ketebalan

lamina

Ketika dikenai beban terpusat, besarnya regangan yang terjadi semakin

kecil mendekati garis netral. Hal tersebut menyebabkan nilai kekakuan suatu

balok terlentur paling lemah dipermukaannya dan semakin tinggi pada sumbu

netral. Hubungan antara tegangan dan regangan terhadap nilai kekakuannya

membentuk grafik seperti grafik gaya geser. Sehingga didapatkan urutan nilai

rata-rata MOE panel CLT-Paku menurut kombinasi ketebalan dari tinggi ke

rendah berturut-turut adalah A1-A3-A2. Hasil penelitian menunjukkan nilai MOE

panel CLT-Paku dengan kombinasi ketebalan A3 sebesar 11636 kg/cm2

lebih

rendah dibandingkan A2 sebesar 14961 kg/cm2. Hal tersebut diduga karena pada

panel CLT ketebalan A3 terdapat cacat kayu yang tidak terlihat.

Hasil uji lanjut terhadap pengaruh orientasi sudut tengah panel CLT-Paku

(Lampiran 12) menunjukkan bahwa orientasi sudut 0˚ tidak berbeda nyata dengan

Page 48: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

33

sudut 45˚ tetapi keduanya berbeda dengan sudut 90˚. Panel CLT-Paku dengan

sudut 90˚ (B5) mempunyai nilai MOE terendah sebesar 10744 kg/cm2 sedangkan

panel CLT dengan sudut 0˚ (B1) mempunyai nilai MOE tertinggi sebesar 16584

kg/cm2. Pengaruh orientasi sudut lamina tengah terhadap nilai MOE panel

membentuk pola sebaran seperti pada Gambar 19.

Gambar 19 Sebaran rataan MOE CLT-Paku menurut orientasi sudut lamina

Panel CLT-Paku dengan orientasi sudut 0˚ (B1) mempunyai nilai MOE

paling tinggi karena semua lapisan panelnya tersusun secara sejajar sehingga arah

seratnya pun sejajar. Dengan demikian nilai MOE papan kontrol menjadi lebih

tinggi dibandingkan dengan nilai MOE panel CLT-Paku dengan berbagai orientasi

sudut lamina tengah sehingga dapat dikatakan jika semakin besar orientasi sudut

lamina tengah maka nilai MOE akan semakin kecil. Seperti dinyatakan oleh

Nugroho (2000) dalam Mardiyanto (2012), apabila beban yang diberikan pada

panel dengan sudut tertentu maka MOE panel tersebut akan menurun sebanding

dengan meningkatnya sudut yang terjadi. Besarnya MOE CLT-Paku dengan

orientasi sudut lamina tengah 30˚ lebih rendah dari 45˚ diduga karena adanya

cacat kayu yang tidak terlihat.

Pada Gambar 19 dapat dilihat besarnya MOE panel CLT-Paku hanya 30%

dari nilai MOE panel CLT-Isosianat. Hal tersebut didukung dengan Yap (1999)

yang menyebutkan jika efisiensi suatu konstruksi kayu tanpa sambungan sama

dengan 100%, maka konstruksi kayu menggunakan paku hanya 30-50% dari

Page 49: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

34

efisiensi konstruksi kayu tanpa sambungannya. Sedangkan jika menggunakan

sambungan perekat dianggap tanpa sambungan dan efisiensinya tetap 100%.

4.3.1.2 Kekuatan Lentur Panel CLT

Kekuatan lentur patah atau Modulus of Rupture (MOR) merupakan sifat

mekanis kayu yang berhubungan dengan kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan

kayu untuk menahan beban atau gaya luar yang bekerja padanya hingga

mengalami kerusakan. Modulus of Rupture (MOR) dihitung dari beban

maksimum (beban pada saat patah) dalam uji keteguhan lentur dengan

menggunakan pengujian yang sama untuk MOE (Bowyer et al, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai MOR panel CLT-Paku secara

keseluruhan berkisar dari 154–309 kg/cm2 dengan rata-rata umum sebesar 223

kg/cm2. Sedangkan papan kontrol memiliki nilai MOR sebesar 366 kg/cm

2.

Hasil analisis ragam (Tabel 4) menunjukkan bahwa kombinasi ketebalan

dan orientasi sudut berpengaruh nyata terhadap nilai MOR panel CLT-Paku

sedangkan interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai

MOR panel CLT-Paku pada selang kepercayaan 99%.

Gambar 20 Sebaran rataan MOR CLT-Paku menurut kombinasi ketebalan lamina

Hasil pengujian lanjut nilai MOR panel CLT-Paku terhadap kombinasi

ketebalan seperti pada Lampiran 13 menunjukkan bahwa kombinasi ketebalan A2

tidak berbeda dengan A3, tetapi keduanya berbeda dengan kombinasi ketebalan

Page 50: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

35

A1. Nilai rata-rata MOR masing-masing adalah A2 244 kg/cm2, A3 224 kg/cm

2,

dan A1 203 kg/cm2 (Gambar 20).

Hasil penelitian menunjukkan panel CLT-Paku dengan kombinasi

ketebalan A2 (2-1-2) memiliki rataan nilai MOR tertinggi. Adanya kombinasi

ketebalan mempengaruhi kekuatan lentur panel CLT-Paku karena jika panel CLT

dikenai beban di tengah bentangnya (one point loading) maka bagian permukaan

panel akan mengalami tegangan tekan dan bagian bawah panel mengalami

tegangan tarik maksimal. Tegangan ini secara perlahan-perlahan menurun ke

bagian tengah dan menjadi nol pada sumbu netral. Sehingga semakin tebal lamina

penyusun bagian permukaan panel CLT atau semakin dekat garis sambung dengan

garis netral, maka nilai MOR panel akan semakin tinggi. Dengan demikian urutan

besarnya MOR panel CLT-Paku menurut kombinasi ketebalan lamina dari tinggi

ke rendah sesuai dengan Gambar 17 yaitu kombinasi A2-A3-A1.

Gambar 21 Sebaran rataan MOR panel CLT-Paku menurut orientasi sudut lamina

Hasil uji lanjut terhadap pengaruh orientasi sudut panel CLT-Paku

(Lampiran 13) menunjukkan jika orientasi sudut 0˚ berbeda dengan orientasi sudut

45˚ dan 90˚. Panel CLT-Paku dengan orientasi sudut 90˚ (B5) mempunyai nilai

rata-rata MOR terendah sebesar 188 kg/cm2 sedangkan panel CLT dengan sudut

0˚ (B1) mempunyai nilai rata-rata MOR tertinggi sebesar 279 kg/cm2 dan berbeda

nyata terhadap orientasi sudut lamina tengah yang lainnya. Gambar 21

menunjukkan terdapat kecenderungan semakin besar orientasi sudut lamina

tengah maka nilai MOR panel CLT-Paku akan semakin rendah. Begitu pula pada

Page 51: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

36

hasil penelitian Mardiyanto (2012), orientasi sudut lamina tengah yang semakin

besar akan menghasilkan nilai MOR panel CLT-Isosianat yang semakin rendah.

Nilai MOR panel CLT semakin rendah seiring dengan bertambah besarnya

orientasi sudut lamina tengahnya karena pada panel yang disusun sejajar maka

arah seratnya sejajar sehingga nilai MOR panel tersebut akan lebih tinggi. Panel

CLT dengan sudut 0˚ (B1) tersusun atas serat-serat yang sejajar sehingga

mempunyai nilai MOR yang tertinggi dibanding panel CLT dengan orientasi

sudut lainnya. Hal tersebut semakin didukung dengan nilai rata-rata MOR panel

CLT yang hanya 60% dari MOR papan kontrol (Gambar 21).

Sama dengan kekakuan lenturnya, nilai kekuatan lentur panel CLT-Paku

lebih rendah dibandingkan panel CLT-Isosianat. Hal tersebut disebabkan karena

sambungan perekat tidak mengurangi efisiensi panel atau kekuatannya dianggap

tetap 100%.

4.3.1.3 Kekuatan Geser Pada Lentur Statis

Apabila balok terlentur dikenai beban di tengah-tengahnya maka akan

muncul tegangan normal dan tegangan geser. Tegangan geser tersebut berupa

tegangan geser horisontal yang terjadi mulai dari permukaan atas balok sampai

permukaan balok bagian bawah, dimana serat kayu cenderung saling bergeseran

pada arah horisontal satu sama lainnya (Mardikanto et al., 2011). Hasil penelitian

menunjukkan rataan kekuatan geser pada lentur statis panel CLT-Paku sebesar

8.92%. Sedangkan papan kontrol memiliki nilai kekuatan geser lebih tinggi

sebesar 12.13%.

Hasil analisis keragaman kekuatan geser panel CLT-Paku terhadap

kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina (Tabel 4) menunjukkan bahwa

orientasi sudut lamina mempengaruhi nilai kekuatan geser panel CLT pada selang

kepercayaan 99 %. Hasil uji lanjut (Lampiran 14) terhadap pengaruh orientasi

sudut lamina menunjukkan bahwa sudut 30˚ tidak berbeda nyata dengan sudut 45˚

tetapi keduanya berbeda dengan sudut 0˚.

Page 52: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

37

Gambar 22 Sebaran rataan kekuatan geser panel CLT-Paku menurut orientasi

sudut lamina

Grafik kekuatan geser panel CLT-Paku menurut orientasi sudut lamina

(Gambar 19) menunjukkan sudut 0˚ (B1) mempunyai nilai kekuatan geser tertinggi

sebesar 10.08 kg/cm2. Sama dengan hasil pengujian kekakuan dan kekuatan lentur

panel CLT-Paku, terdapat kecenderungan semakin besar orientasi sudut lamina

maka semakin kecil kekuatan geser akibat adanya lenturan. Hal tersebut

disebabkan karena tegangan geser horisontal maksimum terjadi pada serat-serat di

garis netral (Mardikanto et al., 2011). Semakin besar orientasi sudut lamina

tengahnya maka jumlah susunan potongan lamina tengah panel CLT semakin

banyak. Banyaknya potongan tersebut menyebabkan nilai kekuatan gesernya

menjadi rendah ketika panel CLT mendapat beban terpusat karena serat kayu pada

lamina tengah akan saling bergeser horisontal satu sama lain. Hal tersebut juga

didukung dengan nilai kekuatan kontrol yang lebih besar dibandingkan panel

CLT-Paku yaitu 12.13%.

4.3.2 Kekuatan Sambungan Paku Geser Ganda

Pada penelitian ini nilai kekuatan geser paku pada sambungan geser ganda

panel CLT diperoleh dengan cara membagi beban maksimum pada sesaran

tertentu dengan luas penampang paku pada bidang geseran. Sedangkan nilai

kekuatan lateral paku diperoleh dengan cara membagi beban maksimum pada

sesaran tertentu dengan jumlah paku yang digunakan. Rangkuman hasil pengujian

Page 53: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

38

kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku pada sambungan geser ganda

disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil pengujian kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku panel

CLT

Nomor Panel CLT

Kekuatan Lateral Paku

(kg)

Kekuatan Geser Paku

(kg/cm2)

1.5 mm 5 mm 1.5 mm 5 mm

1. A1B1 13 142 112 1241

2. A1B2 11 159 95 1391

3. A1B3 30 136 262 1190

4. A1B4 24 154 214 1340

5. A1B5 28 134 242 1166

6. A2B1 38 117 330 1021

7. A2B2 28 100 245 874

8. A2B3 48 140 421 1221

9. A2B4 57 119 500 1041

10. A2B5 43 137 379 1199

11. A3B1 60 169 526 1476

12. A3B2 66 136 579 1187

13. A3B3 75 147 655 1286

14. A3B4 22 135 189 1181

15. A3B5 20 154 178 1346

Rata-rata 38 139 328 1211

Sesaran yang dipakai untuk kedua pengujian ini adalah sesaran 1.5 mm

dan sesaran 5 mm. Displacement atau sesaran tersebut ditetapkan berdasarkan

standar yang berlaku di Indonesia yaitu sesaran 1,5 mm (PKKI-61) dan sesaran 5

mm merupakan batas yang diduga sambungan paku telah mengalami kerusakan

atau berada di zona inelastic nonlinier (Sadiyo et al., 2009).

Rataan kekuatan geser paku secara keseluruhan pada sambungan geser

ganda pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm masing-masing sebesar 328 dan 1211

kg/cm2. Sedangkan untuk nilai rata-rata kekuatan lateral paku pada sesaran 1.5

mm dan 5 mm masing-masing sebesar 38 kg dan 139 kg.

Hasil analisis keragaman kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku

pada sambungan geser ganda panel CLT berdasarkan kombinasi ketebalan lamina

Page 54: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

39

dan orientasi sudut lamina menunjukkan bahwa interaksi kombinasi ketebalan dan

orientasi sudut lamina mempengaruhi kekuatan lateral dan geser paku (Tabel 6).

Tabel 6 Hasil analisis keragaman kekuatan lateral paku dan kekuatan paku panel

CLT berdasarkan kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina

Sumber Keragaman Kuat Lateral Paku Kuat Geser Paku

1.5 mm 5 mm 1.5 mm 5 mm

Kombinasi ketebalan 0.0001*

0.0001* 0.0001* 0.0001*

Orientasi sudut 0.0001*

0.0001* 0.0001* 0.0001*

Kombinasi ketebalan dan

orientasi sudut 0.0001*

0.0001* 0.0001* 0.0001*

Keterangan:

tn = Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% * = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%

Grafik sebaran rataan kekuatan lateral paku pada sesaran 5 mm dan

kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm menurut interaksi antara kombinasi

ketebalan dengan orientasi sudut disajikan pada Gambar 23 dan 25.

Gambar 23 Sebaran rataan kekuatan lateral paku panel CLT-Paku menurut

interaksi kombinasi ketebalan ketebalan dan orientasi sudut pada

sesaran 5 mm

Kekuatan lateral paku panel CLT pada sesaran 5 mm mempunyai rataan

sebesar 139 kg. Nilai tersebut sudah mendekati nilai kekuatan lateral paku pada

PKKI 1961 dalam Yap (1999) yaitu sebesar 148 kg. Sedangkan rataan kekuatan

geser paku pada sesaran 1.5 mm adalah 328 kg/cm2. Nilai tersebut jauh lebih

tinggi jika dibandingkan dengan rataan kekuatan geser perekat panel CLT-

Isosianat yang hanya sebesar 28 kg/cm2

(Mardiyanto, 2012). Hal tersebut diduga

Page 55: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

40

karena paku masih sangat kuat dibandingkan kayu manii yang mempunyai

kerapatan relatif rendah (0.4 g/cm3) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 24,

paku belum mengalami kerusakan atau masih kuat.

Gambar 24 Bentuk paku setelah dilakukan uji kekuatan sambungan paku

Hasil uji lanjut kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm terhadap

pengaruh interaksi antara kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina

(Lampiran 16) menunjukkan panel A3B3, A3B2, dan A3B1 mempunyai kekuatan

geser paku tertinggi yaitu masing-masing 655 kg/cm2, 579 kg/cm

2, dan 526

kg/cm2. Sedangkan kekuatan paku terendah pada panel CLT A1B2 dan A1B1.

Gambar 25 Sebaran rataan kekuatan geser paku panel CLT-Paku menurut

interaksi kombinasi ketebalan ketebalan dan orientasi sudut pada

sesaran 1.5 mm

Page 56: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

41

Penelitian Mardiyanto (2012) memperlihatkan kecenderungan kekuatan

geser rekat panel CLT-Isosianat semakin menurun dengan meningkatnya orientasi

sudut lamina. Jika dilihat pada Gambar 25 walaupun orientasi sudut

mempengaruhi kekutan geser paku panel CLT namun sebaran rataan kekuatan

geser paku tersebut masih berfluktuatif. Berfluktuasinya nilai rataan sebaran

kekuatan geser sambungan paku pada sesaran 1.5 mm disebabkan kekuatan paku

tidak dipengaruhi oleh sudut antara arah beban terhadap arah serat kayu (PPKI,

1961 dan Breyer, 2007).

Page 57: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sebaran rataan kerapatan dan susut volume panel CLT-Paku kayu manii

untuk setiap kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina relatif seragam

atau tidak berbeda nyata, yaitu masing-masing berkisar dari 0.40-0.47

g/cm3 dan 4.28-6.67%. Berbeda dengan sebaran rataan kadar air dan

pengembangan volume panel CLT-Paku yang cukup berfluktuasi, yaitu

masing-masing berkisar dari 14.64-16.49% dan 2.42-6.34%. Pada CLT-

Paku maupun CLT-Isosianat terdapat kecenderungan umum semakin

meningkatnya orientasi sudut lamina maka kembang-susut volume

semakin kecil. Sedangkan faktor kombinasi ketebalan lamina tidak

mempengaruhi nilai kembang-susut panel CLT kayu manii, baik CLT-

Isosianat maupun CLT-Paku.

2. Nilai rata-rata kekakuan dan kekuatan lentur panel CLT-Paku masih lebih

rendah sekitar 25% dan 60% dari papan kontrolnya (kayu solid).

Kekakuan lentur panel CLT-Paku hanya 31.5% dari CLT-Isosianat

sehingga CLT-Paku dianggap kurang kaku dibandingkan CLT-Isosianat.

Terdapat kecenderungan semakin besar orientasi sudut lamina maka nilai

kekakuan, kekuatan, dan kekuatan geser panel CLT-Paku akan semakin

kecil. Semakin jauh garis atau bidang sambungan dari bidang netral, maka

nilai kekakuan lentur panel CLT-Paku semakin tinggi dan sebaliknya nilai

kekuatan lenturnya semakin rendah.

3. Rataan kekuatan lateral paku panel CLT sebesar 139 kg sudah mendekati

nilai kekuatan lateral paku yang telah ditetapkan oleh PPKI 1961.

4. Kekuatan geser rekat panel CLT-Isosianat lebih rendah atau hanya sekitar

61.2% dari kekuatan paku pada sambungan geser ganda pada sesaran 1.5

mm. Pada CLT-Isosianat terdapat kecenderungan menurunnya kekuatan

geser rekat dengan meningkatnya orientasi sudut lamina. Sedangkan pada

panel CLT-Paku sebaran rataan kekuatan geser ganda sambungan paku

pada sesaran 1.5 mm cenderung berfluktuasi atau beragam.

Page 58: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

43

5. Panel CLT dengan kombinasi tebal 1-3-1 cm dan orientasi sudut lamina

tengah 45˚ (A1B3) merupakan panel yang paling optimum digunakan

untuk bangunan struktural seperti atap, dinding, atau lantai karena

memiliki konstruksi dimensi yang baik dan mampu menahan beban lentur

besar berdasarkan hasil pengujiannya.

5.2 Saran

1. Pengujian lebih lanjut terhadap sifat keawetan atau uji ketahanan terhadap

organisme perusak kayu.

2. Penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan panel CLT-Paku maupun

CLT-Isosianat menggunakan kayu rakyat jenis lainnya, terutama panel

CLT dengan kombinasi A1B3.

Page 59: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Nurwati H. 2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat untuk

Komponen Bangunan. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan.

Bogor.

Anonim. 2011. Industri Kayu Rakyat Makin Menggeliat. (http//agroindonesia.co.

id). [3 September 2012]

-------. 2012. Data Kementrian Kehutanan dalam Moratorium Hutan Berbasis

Capaian. Jakarta

[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2005. Annual Book of

ASTM Standards Volume 04-10, Wood. D143 (2005). Standard Test

Methods for Small Clear Specimen of Wood. USA.

Bagus M. 2010. Sifat Fisis, Mekanis dan Akustik Papan Komposit Partikel Kayu

Afrika. [skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor

Bowyer JL, Shmulsky R., Haygreen JG. 2007. Forest Products and Wood

Science,An Introduction. Iowa State University Press. Ames, Iowa.

Breyer D.E., Fridley K.J., Cobean K.E., and Pollock D.G. 2007. Design of Wood

Structures, ASD/LRFD. RR Donnelley. McGraw-Hill Professional,Two

Penn Plaza, New York, NY 10121-2298.

Crespell P and Gagnon S. 2011. Cross-Laminated Timber In British Columbia :

FP Innovation. (www.fpinnovations.ca/pdfs/CLT.pdf). [12 September

2012]

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1979. Peraturan Konstruksi Kayu

Indonesia. NI-5. 1961. Yayasan Normalisasi Penyelidikan Masalah

Bangunan.

Frick H dan Moediartianto. 2004. Ilmu Konstruksi bangunan Kayu. Kanisius,

Yogyakarta.

Frangi A, Bochicchio G, Ceccotti A, and Lauriola MP. 2006. Natural Full-Scale

Fire Test on a 3 Storey XLam Timber Building. Institute of Structural

Engineering. ETH Zurich. Switzerland.

KLH Massivholz GmbH. 2010. Cross-Laminated Solid Timber. (www.KLH.at) (2

Agustus 2012)

Mardikanto TR, Karlinasari L., Bahtiar ET. 2011. Sifat Mekanis Kayu. Kampus

IPB Taman Kencana Bogor : PT Penerbit IPB Press

Mardiyanto. 2012. Kajian Pemanfaatan Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.)

Sebagai Pengembangan Produk Cross Laminated Timber. [skripsi].

Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor

Muslich M dan Krisdianto. 2006. Upaya Peningkatan Kayu Hutan Rakyat Sebagai

Bahan Baku Industri dalam Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan.

110-129. Bogor

Page 60: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

45

Nugroho N. 2000. Development of Processing Methods for Bamboo Composite

Materials and Its Structural Performance. [disertasi]. Tokyo Japan: Tokyo

University.

Perkins P and McCloskey K. 2010. A Strategic Plan for the Commercialization of

Cross-Laminated Timber in Canada and the United State. Canadian Wood

Council.

Sadiyo S, Nugroho N., Surjokusumo S., dan Wahyudi I.. 2009. Nilai Desain

Acuan Sambungan Kayu Geser Ganda Dengan Paku Berpelat Sisi Ganda

Akibat Beban Uni-Aksial Tekan Menurut Berbagai Analisis Pendekatan.

Bogor. Teknologi Hasil Hutan. Institut Pertanian Bogor.

Sadiyo S. 2010. Perilaku Kekuatan Sambungan Geser Ganda Batang Kayu

dengan Paku Majemuk Berpelat Sisi Baja akibat Beban Uni-Aksial Tekan

[disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Skaar C. 1972. Water in Wood. Syracuce Wood Science Series. University Press

New York

Surjokusumo S, Nugroho N., Priyono J, Suroso A. 2003. Buku Petunjuk

Penggunaan Mesin Pemilah Kayu Panter Versi Panter MPK-5.

Departemen Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Suryokusumo S., Sadiyo S, Marzufli, Bismo AA dan Setyo ACh. 1980. Sistim

Keteknikan Kayu. Studi Sambungan Gang Nail dan Sambungan Paku.

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood (Structure, Properties,

Utilization). New York: Van Nostrand Reinhold.

Tular dan Idris. 1981. Sekilas Mengenai Struktur Bangunan Kayu di Indonesia.

Proceeding Lokakarya Standarisasi Kayu Bangunan. Departemen Hasil

Hutan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wahyudi I, Febrianto F., Wistara NJ. 1990. Sifat Dasar, Sifat Pengolahan dan

Sifat Penggunaan Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl). Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Laporan Penelitian

Wirjomartono S. 1977. Konstruksi Kayu, Jilid I, Cetakan VI, Bahan-Bahan

Kuliah Penerbit Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Wood Naturally Better. 2010. (www.timber.org.au/structural timber). [05 Agustus

2012]

Yap K.H.F. 1999. Konstruksi Kayu. Bandung : Penerbit CV Trimitra Mandiri

Page 61: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar
Page 62: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

47

Lampiran 1 Data nilai MOE lamina dengan metode non- destructive test pada lamina tebal 1cm

L1 dY

(mm) dP (kg)

L

(cm)

dY

(cm)

b

(cm) h(cm) MOE (kg/cm²)

1 2.37 1 90 0.237 12 1 64082.28

2 3.61 1 90 0.361 12 1 42070.64

3 1.94 1 90 0.194 12 1 78286.08

4 2.07 1 90 0.207 12 1 73369.57

5 2.32 1 90 0.232 12 1 65463.36

6 2.01 1 90 0.201 12 1 75559.70

7 2.34 1 90 0.234 12 1 64903.85

8 2.15 1 90 0.215 12 1 70639.53

9 2.6 1 90 0.26 12 1 58413.46

10 2.28 1 90 0.228 12 1 66611.84

11 2.37 1 90 0.237 12 1 64082.28

12 2.3 1 90 0.23 12 1 66032.61

13 2.29 1 90 0.229 12 1 66320.96

14 2.04 1 90 0.204 12 1 74448.53

15 1.95 1 90 0.195 12 1 77884.62

16 1.95 1 90 0.195 12 1 77884.62

17 1.88 1 90 0.188 12 1 80784.57

18 2.15 1 90 0.215 12 1 70639.53

19 2.32 1 90 0.232 12 1 65463.36

20 2.29 1 90 0.229 12 1 66320.96

21 1.8 1 90 0.18 12 1 84375.00

22 2.9 1 90 0.29 12 1 52370.69

23 1.93 1 90 0.193 12 1 78691.71

24 2 1 90 0.2 12 1 75937.50

25 2.18 1 90 0.218 12 1 69667.43

26 2.64 1 90 0.264 12 1 57528.41

27 2.09 1 90 0.209 12 1 72667.46

28 2.27 1 90 0.227 12 1 66905.29

29 2.06 1 90 0.206 12 1 73725.73

30 2.5 1 90 0.25 12 1 60750.00

31 2.02 1 90 0.202 12 1 75185.64

32 2.29 1 90 0.229 12 1 66320.96

33 2.23 1 90 0.223 12 1 68105.38

34 2.28 1 90 0.228 12 1 66611.84

35 2.23 1 90 0.223 12 1 68105.38

36 1.88 1 90 0.188 12 1 80784.57

37 2.44 1 90 0.244 12 1 62243.85

38 2.15 1 90 0.215 12 1 70639.53

39 1.84 1 90 0.184 12 1 82540.76

40 2.07 1 90 0.207 12 1 73369.57

Page 63: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

48

Lanjutan Lampiran 1

41 1.74 1 90 0.174 12 1 87284.48

42 1.9 1 90 0.19 12 1 79934.21

43 2.05 1 90 0.205 12 1 74085.37

44 2.08 1 90 0.208 12 1 73016.83

45 2.02 1 90 0.202 12 1 75185.64

Rata-rata 70339.90

StDev 8564.54

Keterangan

L1 = Lamina tebal 1 cm

dY = Defleksi (cm)

dP = Beban (kg)

L = Bentang (cm)

b = Lebar papan (cm)

h = Tebal papan (cm)

MOE = Modulus of elasticity (kg/cm2)

Page 64: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

49

Lampiran 2 Data nilai MOE lamina dengan metode non destructive test pada lamina tebal 1.67

cm

L 1.67 dY

(mm)

dP

(kg)

L

(cm)

dY

(cm)

b

(cm) h (cm) MOE (kg/cm²)

1 0.88 2 90 0.088 12 1.67 74111.26

2 1.04 2 90 0.104 12 1.67 62709.53

3 1.11 2 90 0.111 12 1.67 58754.87

4 1.32 2 90 0.132 12 1.67 49407.51

5 1.15 2 90 0.115 12 1.67 56711.23

6 1.08 2 90 0.108 12 1.67 60386.95

7 1.26 2 90 0.126 12 1.67 51760.25

8 1.11 2 90 0.111 12 1.67 58754.87

9 1.31 2 90 0.131 12 1.67 49784.66

10 1.45 2 90 0.145 12 1.67 44977.87

11 1.29 2 90 0.129 12 1.67 50556.52

12 1.01 2 90 0.101 12 1.67 64572.19

13 1.24 2 90 0.124 12 1.67 52595.09

14 0.91 2 90 0.091 12 1.67 71668.03

15 1.1 2 90 0.11 12 1.67 59289.01

16 1.1 2 90 0.11 12 1.67 59289.01

17 1.04 2 90 0.104 12 1.67 62709.53

18 1.01 2 90 0.101 12 1.67 64572.19

19 1.19 2 90 0.119 12 1.67 54804.97

20 1 2 90 0.1 12 1.67 65217.91

21 1.24 2 90 0.124 12 1.67 52595.09

22 0.92 2 90 0.092 12 1.67 70889.03

23 0.93 2 90 0.093 12 1.67 70126.78

24 1.26 2 90 0.126 12 1.67 51760.25

25 1.06 2 90 0.106 12 1.67 61526.33

26 1.13 2 90 0.113 12 1.67 57714.96

27 1.07 2 90 0.107 12 1.67 60951.32

28 1.27 2 90 0.127 12 1.67 51352.68

29 1 2 90 0.1 12 1.67 65217.91

30 1.08 2 90 0.108 12 1.67 60386.95

31 0.98 2 90 0.098 12 1.67 66548.89

32 1.11 2 90 0.111 12 1.67 58754.87

33 1.18 2 90 0.118 12 1.67 55269.41

34 1.2 2 90 0.12 12 1.67 54348.26

35 0.89 2 90 0.089 12 1.67 73278.55

36 0.91 2 90 0.091 12 1.67 71668.03

37 0.98 2 90 0.098 12 1.67 66548.89

38 1.16 2 90 0.116 12 1.67 56222.34

39 1.13 2 90 0.113 12 1.67 57714.96

40 1.13 2 90 0.113 12 1.67 57714.96

Page 65: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

50

Lanjutan Lampiran 2

41 1.21 2 90 0.121 12 1.67 53899.10

42 1.16 2 90 0.116 12 1.67 56222.34

43 0.96 2 90 0.096 12 1.67 67935.32

44 0.95 2 90 0.095 12 1.67 68650.43

45 0.9 2 90 0.09 12 1.67 72464.34

Rata-rata 60275.45

StDev 7369.62

Keterangan

L1.67 = Lamina tebal 1.67 cm

dY = Defleksi (cm)

dP = Beban (kg)

L = Bentang (cm)

b = Lebar papan (cm)

h = Tebal papan (cm)

MOE = Modulus of elasticity (kg/cm2)

Page 66: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

51

Lampiran 3 Data nilai MOE lamina dengan metode non destructive test pada lamina tebal 2 cm

L2 dY

(mm)

dP

(kg)

L

(cm)

dY

(cm) b (cm) h (cm) MOE (kg/cm²)

1 0.51 2 90 0.051 12 2 74448.53

2 0.56 2 90 0.056 12 2 67801.34

3 0.74 2 90 0.074 12 2 51309.12

4 0.67 2 90 0.067 12 2 56669.78

5 0.99 2 90 0.099 12 2 38352.27

6 0.58 2 90 0.058 12 2 65463.36

7 0.67 2 90 0.067 12 2 56669.78

8 0.71 2 90 0.071 12 2 53477.11

9 0.42 2 90 0.042 12 2 90401.79

10 0.77 2 90 0.077 12 2 49310.06

11 0.79 2 90 0.079 12 2 48061.71

12 0.8 2 90 0.08 12 2 47460.94

13 0.63 2 90 0.063 12 2 60267.86

14 0.6 2 90 0.06 12 2 63281.25

15 0.73 2 90 0.073 12 2 52011.99

16 0.73 2 90 0.073 12 2 52011.99

17 0.8 2 90 0.08 12 2 47460.94

18 0.65 2 90 0.065 12 2 58413.46

19 0.6 2 90 0.06 12 2 63281.25

20 0.8 2 90 0.08 12 2 47460.94

21 0.97 2 90 0.097 12 2 39143.04

22 0.55 2 90 0.055 12 2 69034.09

23 0.7 2 90 0.07 12 2 54241.07

24 0.65 2 90 0.065 12 2 58413.46

25 0.75 2 90 0.075 12 2 50625.00

26 0.82 2 90 0.082 12 2 46303.35

27 0.68 2 90 0.068 12 2 55836.40

28 0.76 2 90 0.076 12 2 49958.88

29 0.68 2 90 0.068 12 2 55836.40

30 0.77 2 90 0.077 12 2 49310.06

Rata-rata 55743.91

StDev 10581.35

Keterangan

L2 = Lamina tebal 2 cm

dY = Defleksi (cm)

dP = Beban (kg)

L = Bentang (cm)

b = Lebar papan (cm)

h = Tebal papan (cm)

MOE = Modulus of elasticity (kg/cm2)

Page 67: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

52

Lampiran 4 Data nilai MOE lamina dengan metode non destructive test pada lamina tebal 3cm

L3 dY (mm) dP

(kg)

L

(cm)

dY

(cm)

b

(cm)

h

(cm) MOE (kg/cm²)

1 0.8 5 90 0.08 12 3 35156.25

2 0.6 5 90 0.06 12 3 46875.00

3 0.7 5 90 0.07 12 3 40178.57

4 0.48 5 90 0.048 12 3 58593.75

5 0.57 5 90 0.057 12 3 49342.11

6 0.65 5 90 0.065 12 3 43269.23

7 0.87 5 90 0.087 12 3 32327.59

8 0.7 5 90 0.07 12 3 40178.57

9 0.8 5 90 0.08 12 3 35156.25

10 0.71 5 90 0.071 12 3 39612.68

11 0.52 5 90 0.052 12 3 54086.54

12 0.53 5 90 0.053 12 3 53066.04

13 0.65 5 90 0.065 12 3 43269.23

14 0.65 5 90 0.065 12 3 43269.23

15 0.71 5 90 0.071 12 3 39612.68

Rata-rata 43599.58

StDev 7257.49

Keterangan

L3 = Lamina tebal 3 cm

dY = Defleksi (cm)

dP = Beban (kg)

L = Bentang (cm)

b = Lebar papan (cm) h = Tebal papan (cm)

MOE = Modulus of elasticity (kg/cm2)

Page 68: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

53

Lampiran 5 Penyusunan lamina menurut ketebalan dan MOE menggunakan metode NDT

Kombinasi 1-3-1

Face

(E1)

Core

(E2)

Back

(E1) Kombinasi

L 23 L 6 L 33 A1B1U1

L 24 L 1 L 17 A1B2U1

L 31 L 5 L 44 A1B3U1

L 36 L 12 L 45 A1B4U1

L 14 L 13 L 16 A1B5U1

L 6 L 8 L 4 A1B1U2

L 34 L 4 L 41 A1B2U2

L 43 L 10 L 15 A1B3U2

L 40 L 7 L 8 A1B4U2

L 18 L 3 L 3 A1B5U2

L 35 L 14 L 8 A1B1U3

L 27 L 11 L 21 A1B2U3

L 29 L 45 L 10 A1B3U3

L 39 L 2 L 38 A1B4U3

L 25 L 9 L42 A1B5U3

Kombinasi 2-1-2

Face

(E1)

Core

(E2)

Back

(E1) Kombinasi

L 14 L 9 L 19 A2B1U1

L 2 L 7 L 23 A2B2U1

L 15 L 19 L 25 A2B3U1

L 20 L 37 L 10 A2B4U1

L 29 L 20 L 22 A2B5U1

L 24 L 13 L 27 A2B1U2

L 18 L 5 L 6 A2B2U2

L 28 L 32 L 17 A2B3U2

L 8 L 22 L 13 A2B4U2

L 11 L 12 L 7 A2B5U2

L 26 L 2 L 4 A2B1U3

L 16 L 11 L 3 A2B2U3

L 1 L 26 L 9 A2B3U3

L 5 L 30 L 21 A2B4U3

L 12 L 1 L 30 A2B5U3

Kombinasi 1.67-1.67-1.67

Face

(E1)

Core

(E2)

Back

(E1) Kombinasi

L 29 L 19 L 3 A3B1U1

L 20 L 4 L 5 A3B2U1

L 17 L 10 L 2 A3B3U1

L 14 L 11 L 1 A3B4U1

L 22 L 21 L 6 A3B5U1

L 27 L 24 L 26 A3B1U2

L 18 L 28 L 23 A3B2U2

L 15 L 13 L 25 A3B3U2

L 16 L 9 L 30 A3B4U2

L8 L 7 L12 A3B5U2

L31 L33 L35 A3B3U1

L45 L34 L36 A3B3U2

L43 L38 L32 A3B3U3

L37 L41 L39 A3B3U4

L40 L42 L44 A3B3U5

Keterangan

E1 = lamina sejajar

E2 = lamina silang

A1 = kombinasi tebal 1-3-1 cm

A2 = kombinasi tebal 2-1-2 cm

A3 = kombinasi tebal 1.67-1.67-1.67 cm

B1 = orientasi sudut 0˚

B2 = orientasi sudut 30˚ B3 = orientasi sudut 45˚

B4 = orientasi sudut 60˚

B5 = orientasi sudut 90˚

Page 69: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

54

Lampiran 6 Data nilai kadar air (KA) dan kerapatan (KR) panel CLT-Paku

No Kode

CLT Ulangan

P L T VKU BKU BKT KA KR

(cm) (cm) (cm) (cm³) (g) (g) (%) (g/cm³)

1

A1B1

1 4.95 5.08 5.15 129.24 61.61 52.98 16.28 0.48

2 2 5.12 5.28 5.08 136.93 55.52 48.19 15.22 0.41

3 3 4.85 4.96 5.12 122.92 63.83 54.97 16.12 0.52

Rata-rata 15.87 0.47

4

A1B2

1 5.15 5.21 5.16 138.18 61.76 53.45 15.55 0.45

5 2 5.12 5.12 5.23 137.10 61.46 53.12 15.70 0.45

6 3 5.17 5.17 5.13 136.85 51.00 44.32 15.09 0.37

Rata-rata 15.45 0.42

7

A1B3

1 4.98 4.92 5.20 127.28 61.27 52.88 15.87 0.48

8 2 5.12 5.02 5.16 132.49 51.53 44.67 15.36 0.39

9 3 5.12 5.07 5.18 134.33 59.58 50.91 17.04 0.44

Rata-rata 16.09 0.44

10

A1B4

1 5.18 5.15 5.21 138.99 56.71 49.20 15.25 0.41

11 2 5.05 5.07 5.21 133.13 51.02 44.80 13.88 0.38

12 3 5.16 5.15 5.27 140.04 57.02 49.45 15.30 0.41

Rata-rata 14.81 0.40

13

A1B5

1 5.23 5.27 5.20 143.32 47.73 41.09 16.16 0.33

14 2 5.11 5.18 5.22 137.90 64.48 55.36 16.47 0.47

15 3 5.23 5.24 5.19 142.23 60.01 51.36 16.84 0.42

Rata-rata 16.49 0.41

16

A2B1

1 5.21 5.14 5.05 135.10 60.22 52.21 15.35 0.45

17 2 5.23 5.20 5.01 136.25 58.45 50.53 15.68 0.43

18 3 4.98 4.97 5.08 125.61 59.12 51.19 15.51 0.47

Rata-rata 15.51 0.45

19

A2B2

1 5.14 5.16 5.04 133.41 59.07 51.29 15.16 0.44

20 2 5.16 5.10 5.08 133.56 60.87 53.44 13.89 0.46

21 3 5.11 5.20 5.07 134.72 59.82 51.98 15.09 0.44

Rata-rata 14.71 0.45

22

A2B3

1 5.07 5.02 5.06 128.53 57.08 49.63 15.00 0.44

23 2 5.08 5.02 5.14 130.95 57.90 50.41 14.87 0.44

24 3 5.08 5.06 5.08 130.19 58.49 50.87 14.96 0.45

Rata-rata 14.94 0.45

25

A2B4

1 5.13 5.24 5.07 136.15 61.31 53.66 14.26 0.45

26 2 5.15 5.16 5.07 134.47 60.91 53.04 14.83 0.45

27 3 5.14 5.14 5.03 132.76 63.03 54.89 14.84 0.47

Rata-rata 14.64 0.46

28

A2B5

1 5.17 5.23 5.14 138.71 60.87 52.31 16.35 0.44

29 2 5.17 5.05 5.09 132.63 55.48 48.09 15.36 0.42

30 3 5.19 5.16 5.16 137.92 58.02 50.25 15.47 0.42

Rata-rata 15.73 0.43

Page 70: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

55

Lanjutan Lampiran 6

31

A3B1

1 5.22 5.26 5.06 138.67 59.05 51.28 15.16 0.43

32 2 5.11 5.09 5.10 132.65 58.77 50.83 15.62 0.44

33 3 5.16 5.17 5.08 135.66 58.91 51.05 15.39 0.43

Rata-rata 15.39 0.43

34

A3B2

1 5.13 5.18 5.02 133.27 55.08 47.98 14.81 0.41

35 2 5.07 5.03 4.99 127.00 53.98 46.97 14.93 0.43

36 3 5.10 5.10 5.00 130.11 54.53 47.47 14.87 0.42

Rata-rata 14.87 0.42

37

A3B3

1 4.99 4.94 5.06 124.48 50.98 44.27 15.16 0.41

38 2 5.08 4.98 4.96 125.35 50.10 43.53 15.07 0.40

39 3 5.03 4.96 5.01 124.93 50.54 43.90 15.11 0.40

Rata-rata 15.11 0.40

40

A3B4

1 5.14 5.11 5.07 133.03 58.48 50.26 16.35 0.44

41 2 5.17 5.11 5.00 131.83 65.82 56.82 15.86 0.50

42 3 5.15 5.11 5.03 132.44 62.15 53.04 17.18 0.47

Rata-rata 16.46 0.47

43

A3B5

1 5.23 5.28 5.12 141.11 68.18 58.89 15.77 0.48

44 2 5.32 5.05 5.69 152.57 67.07 58.02 15.60 0.44

45 3 5.27 5.16 5.40 146.98 67.62 58.45 15.68 0.46

Rata-rata 15.68 0.46

Kontrol

1 4.985 4.755 4.98 118.04 43.55 37.53 16.05 0.37

2 4.995 4.95 4.84 119.67 54.27 46.82 15.92 0.45

3 5.085 4.795 4.955 120.82 72.06 61.25 17.65 0.60

Rata-rata 16.54 0.47

Keterangan P = panjang (cm)

L = lebar (cm)

T = tebal (cm)

VKU = volume kering udara (cm3)

BKU = berat kering udara (g)

BKT = berat kering tanur (g)

KA = kadar air (%)

KR = kerapatan

A1 = kombinasi tebal 1-3-1 cm

A2 = kombinasi tebal 2-1-2 cm

A3 = kombinasi tebal 1.67-1.67-1.67 cm

B1 = orientasi sudut 0˚

B2 = orientasi sudut 30˚

B3 = orientasi sudut 45˚

B4 = orientasi sudut 60˚

B5 = orientasi sudut 90˚

Page 71: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

56

Lampiran 7 Data nilai pengembangan dan penyusutan volume panel CLT-Paku

No Kode

CLT Ulangan

Pengembangan Volume Penyusutan Volume

Vol Awal Vol Akhir PV Vol Awal Vol Akhir SV

(cm³) (cm³) (%) (cm³) (cm³) (%)

1

A1B1

1 129.24 135.31 4.69 135.31 127.47 5.79

2 2 136.93 145.20 6.04 145.20 137.25 5.48

3 3 122.92 130.69 6.32 130.69 125.59 3.90

Rata-rata 5.68 5.06

4

A1B2

1 138.18 143.58 3.90 143.58 136.19 5.14

5 2 137.10 143.03 4.32 143.03 136.22 4.76

6 3 136.85 142.20 3.91 142.20 133.42 6.18

Rata-rata 4.05 5.36

7

A1B3

1 127.28 132.70 4.26 132.70 126.35 4.78

8 2 132.49 136.18 2.78 136.18 130.63 4.08

9 3 134.33 141.67 5.46 141.67 132.61 6.40

Rata-rata 4.17 5.08

10

A1B4

1 138.99 143.46 3.22 143.46 137.64 4.06

11 2 133.13 137.75 3.46 137.75 131.69 4.39

12 3 140.04 145.10 3.61 145.10 137.85 5.00

Rata-rata 3.43 4.48

13

A1B5

1 143.32 147.46 2.88 147.46 140.59 4.66

14 2 137.90 143.16 3.81 143.16 135.51 5.34

15 3 142.23 146.05 2.68 146.05 136.85 6.30

Rata-rata 3.13 5.43

16

A2B1

1 135.10 140.17 3.75 140.17 131.93 5.88

17 2 136.25 144.78 6.26 144.78 137.97 4.70

18 3 125.61 133.39 6.19 133.39 128.38 3.75

Rata-rata 5.40 4.78

19

A2B2

1 133.41 139.91 4.87 139.91 129.77 7.25

20 2 133.56 141.25 5.76 141.25 131.21 7.11

21 3 134.72 138.29 2.65 138.29 131.44 4.95

Rata-rata 4.43 6.44

22

A2B3

1 128.53 132.37 2.99 132.37 125.00 5.57

23 2 130.95 137.61 5.08 139.73 129.38 7.41

24 3 130.19 135.39 3.99 135.39 127.76 5.64

Rata-rata 4.02 6.21

25

A2B4

1 136.15 140.55 3.23 140.55 134.87 4.04

26 2 134.47 140.82 4.72 140.82 131.84 6.38

27 3 132.76 139.90 5.38 139.90 130.16 6.97

Rata-rata 4.44 5.79

Page 72: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

57

Lanjutan Lampiran 7

28

A2B5

1 138.71 142.19 2.51 142.19 135.66 4.60

29 2 132.63 136.99 3.28 136.99 129.22 5.67

30 3 137.92 139.93 1.46 139.93 135.51 3.16

Rata-rata 2.42 4.47

31

A3B1

1 138.67 145.33 4.80 145.33 135.63 6.67

32 2 132.65 137.90 3.96 137.90 129.65 5.99

33 3 135.66 141.59 4.37 141.59 132.63 6.33

Rata-rata 4.38 6.33

34

A3B2

1 133.27 141.39 6.09 141.39 130.42 7.76

35 2 127.00 135.38 6.60 135.38 128.77 4.88

36 3 130.14 138.36 6.32 138.36 129.60 6.34

Rata-rata 6.34 6.33

37

A3B3

1 124.48 129.03 3.65 129.03 119.50 7.38

38 2 125.35 130.56 4.15 130.56 122.79 5.95

39 3 124.92 129.81 3.92 129.81 121.15 6.67

Rata-rata 3.91 6.67

40

A3B4

1 133.03 137.63 3.45 137.63 133.42 3.06

41 2 131.83 138.13 4.77 138.13 130.53 5.50

42 3 132.43 137.88 4.11 137.88 131.97 4.28

Rata-rata 4.11 4.28

43

A3B5

1 141.11 145.47 3.09 145.47 136.72 6.02

44 2 152.57 159.55 4.57 159.55 150.74 5.52

45 3 146.84 152.63 3.94 152.63 143.82 5.77

Rata-rata 3.87 5.77

Kontrol

1 118.04 125.43 6.26 125.43 115.79 7.69

2 119.67 124.82 4.30 124.82 116.49 6.67

3 120.82 124.16 2.76 124.16 114.12 8.08

Rata-rata 4.42 7.48

Keterangan

PV = pengembangan volume (%)

SV = penyusutan volume (%)

A1 = kombinasi tebal 1-3-1 cm

A2 = kombinasi tebal 2-1-2 cm

A3 = kombinasi tebal 1.67-1.67-1.67 cm

B1 = orientasi sudut 0˚

B2 = orientasi sudut 30˚

B3 = orientasi sudut 45˚

B4 = orientasi sudut 60˚ B5 = orientasi sudut 90˚

Page 73: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

58

Lampiran 8 Data nilai MOE, MOR, dan geser lentur statis panel CLT-Paku

No

Kode

Ulangan

b h

∆P/∆Y

P Maks L MOE MOR GL

CLT (cm) (cm) (kg) (cm) (kg/ cm²) (kg/

cm²) (kg/ cm²)

1

A1B1

1 12.10 5.30 370.4 1011.33 71 18398 317 11.83

2 2 12.00 5.17 385.6 996.34 71 20847 331 12.05

3 3 12.13 5.20 383.9 859.17 71 20135 279 10.21

Rata-rata 19793 309 11.36

4

A1B2

1 12.10 5.20 381.4 548.95 71 20059 179 6.54

5 2 11.87 5.47 367 623.29 71 16939 187 7.21

6 3 11.90 5.30 222.2 590.98 71 11222 188 7.03

Rata-rata 16073 185 6.93

7

A1B3

1 12.10 5.27 298.2 603.86 71 15095 192 7.11

8 2 12.10 5.33 342.6 487.79 71 16700 151 5.67

9 3 12.00 5.27 307.8 794.77 71 15711 254 9.43

Rata-rata 15835 199 7.40

10

A1B4

1 12.00 5.30 240.8 492.72 71 12060 156 5.81

11 2 11.33 5.20 216.3 519.11 71 12145 180 6.61

12 3 12.10 5.27 224.9 519.19 71 11384 165 6.11

Rata-rata 11863 167 6.18

13

A1B5

1 12.00 5.23 215.6 456.03 71 11216 148 5.45

14 2 12.08 5.27 213.8 481.12 71 10837 153 5.67

15 3 12.03 5.27 229.3 505.25 71 11671 161 5.98

Rata-rata 11242 154 5.70

16

A2B1

1 11.90 5.10 318.9 791.53 71 18076 272 9.78

17 2 12.07 5.13 333.1 685.41 71 18260 230 8.30

18 3 12.00 5.03 268.4 835.73 71 15695 293 10.38

Rata-rata 17344 265 9.49

19

A2B2

1 12.03 5.13 268.9 590.93 71 14782 198 7.17

20 2 12.03 5.03 241.5 674.01 71 14082 235 8.35

21 3 12.03 5.17 268.8 773.03 71 14492 256 9.33

Rata-rata 14452 230 8.28

22

A2B3

1 11.87 5.13 303.8 681.90 71 16935 232 8.40

23 2 11.87 5.13 292.7 839.35 71 16316 286 10.33

24 3 11.90 5.07 280.8 903.05 71 16233 315 11.23

Rata-rata 16494 278 9.99

25

A2B4

1 11.87 5.20 248.4 565.36 71 13321 188 6.87

26 2 12.03 5.13 249.1 705.08 71 13693 237 8.56

27 3 12.03 5.10 251.6 823.66 71 14104 280 10.07

Rata-rata 13706 235 8.50

Page 74: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

59

Lanjutan Lampiran 8

28

A2B5

1 12.10 5.17 229.7 759.35 71 12316 250 9.11

29 2 12.00 5.07 216.8 650.61 71 12429 225 8.03

30 3 12.00 5.13 214 476.14 71 11796 160 5.80

Rata-rata 12180 212 7.64

31

A3B1

1 11.97 5.00 225.9 808.28 71 13513 288 10.13

32 2 11.83 5.10 217.4 650.76 71 12392 225 8.09

33 3 11.89 5.09 209.2 800.09 71 11942 277 9.92

Rata-rata 12616 263 9.38

34

A3B2

1 12.00 5.03 182.9 741.95 71 10695 260 9.21

35 2 12.00 5.07 203.8 600.98 71 11683 208 7.41

36 3 12.00 5.04 210.9 650.55 71 12261 227 8.06

Rata-rata 11547 347 12.34

37

A3B3

1 12.00 5.17 270.7 690.70 71 14635 230 8.36

38 2 12.00 5.10 273.7 647.14 71 15385 221 7.93

39 3 12.00 5.10 265.5 668.12 71 14924 228 8.19

Rata-rata 14981 339 12.24

40

A3B4

1 12.07 5.13 183.9 538.74 71 10081 180 6.52

41 2 11.87 5.17 162.6 636.42 71 8889 214 7.79

42 3 12.00 5.13 212.6 598.23 71 11719 201 7.28

Rata-rata 10230 298 10.80

43

A3B5

1 11.87 5.13 188.6 699.23 71 10513 238 8.61

44 2 12.00 5.57 174.3 598.16 71 7534 171 6.72

45 3 11.90 5.45 179.9 619.88 71 8379 187 7.18

Rata-rata 8809 199 7.50

Kontrol

1 12.00 4.70 694.7 573.11 71 49893 230 7.62

2 11.90 4.70 825.5 716.72 71 59785 290 9.61

3 11.80 4.70 896.2 1416.54 71 65455 579 19.16

Rata-rata 58378 366 12.13

Keterangan

b = lebar (cm)

h = tebal (cm)

Pmax = beban (kg)

MOE = Modulus of Elasticity (kg/cm2)

MOR = Modulus of Rupture (kg/cm2)

GL = kekuatan geser (kg/cm2)

A1 = kombinasi tebal 1-3-1 cm

A2 = kombinasi tebal 2-1-2 cm

A3 = kombinasi tebal 1.67-1.67-1.67 cm

B1 = orientasi sudut 0˚

B2 = orientasi sudut 30˚

B3 = orientasi sudut 45˚

B4 = orientasi sudut 60˚

B5 = orientasi sudut 90˚

Page 75: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

60

Lampiran 9 Data nilai kekuatan paku dan kekuatan lateral paku pada sambungan geser ganda

No Kode Ulangan

Kekuatan Lateral Paku

(kg)

Kekuatan Geser Paku

(kg/cm2)

1.5 mm 5 mm 1.5 mm 5 mm

1

A1B1

1 11 145 98 1263

2 2 15 141 130 1227

3 3 12 141 107 1232

Rata-rata 13 142 112 1241

4

A1B2

1 11 160 92 1396

5 2 10 160 89 1397

6 3 12 158 103 1379

Rata-rata 11 159 95 1391

7

A1B3

1 30 138 261 1207

8 2 30 137 262 1197

9 3 30 134 263 1167

Rata-rata 30 136 262 1190

10

A1B4

1 26 155 224 1349

11 2 24 154 212 1347

12 3 23 152 205 1323

Rata-rata 24 154 214 1340

13

A1B5

1 27 134 236 1165

14 2 29 134 252 1173

15 3 27 133 238 1161

Rata-rata 28 134 242 1166

16

A2B1

1 38 115 332 1005

17 2 39 119 339 1036

18 3 37 117 320 1022

Rata-rata 38 117 330 1021

19

A2B2

1 27 99 231 865

20 2 28 101 242 886

21 3 30 100 262 871

Rata-rata 28 100 245 874

22

A2B3

1 49 139 432 1216

23 2 47 142 412 1235

24 3 48 139 420 1210

Rata-rata 48 140 421 1221

25

A2B4

1 56 120 487 1049

26 2 58 119 507 1035

27 3 58 119 504 1038

Rata-rata 57 119 500 1041

Page 76: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

61

Lanjutan Lampiran 9

28

A2B5

1 45 136 389 1186

29 2 43 139 379 1212

30 3 42 137 368 1198

Rata-rata 43 137 379 1199

31

A3B1

1 61 168 528 1469

32 2 61 170 535 1484

33 3 59 169 515 1474

Rata-rata 60 169 526 1476

34

A3B2

1 65 137 569 1196

35 2 67 136 585 1185

36 3 67 135 583 1180

Rata-rata 66 136 579 1187

37

A3B3

1 76 148 664 1294

38 2 76 146 663 1273

39 3 73 148 638 1292

Rata-rata 75 147 655 1286

40

A3B4

1 23 138 201 1204

41 2 22 134 195 1169

42 3 20 134 172 1170

Rata-rata 22 135 189 1181

43

A3B5

1 21 155 179 1354

44 2 21 152 180 1331

45 3 20 155 174 1352

Rata-rata 20 154 178 1346

Keterangan

1.5 cm = sesaran 1.5 mm

5 cm = sesaran 5 mm

A1 = kombinasi tebal 1-3-1 cm

A2 = kombinasi tebal 2-1-2 cm

A3 = kombinasi tebal 1.67-1.67-1.67 cm

B1 = orientasi sudut 0˚

B2 = orientasi sudut 30˚

B3 = orientasi sudut 45˚

B4 = orientasi sudut 60˚ B5 = orientasi sudut 90˚

Page 77: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

62

Lampiran 10 Hasil uji lanjut kadar air panel CLT

The SAS System 23:57 Thursday, September 14, 2012 24

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for KA

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it

generally has a higher Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 0.143238 Critical Value of Studentized Range 5.21140 Minimum Significant Difference 1.1387

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N interaksi A 23.9367 3 A3B4 A B A 23.6433 3 A1B3 B A B A C 23.6233 3 A1B5 B A C B A C 23.4767 3 A1B1 B A C B A C 23.3600 3 A2B5 B A C B A C 23.3300 3 A3B5 B A C B A C 23.1967 3 A2B1 B A C B A C 23.1400 3 A1B2 B A C B A C 23.0967 3 A3B1 B A C B A C 22.8733 3 A3B3 B C B C 22.7400 3 A2B3 B C B C 22.6800 3 A3B2 B C B C 22.6300 3 A1B4 B C B C 22.5767 3 A2B2 C C 22.5000 3 A2B4

Page 78: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

63

Lampiran 11 Hasil uji lanjut pengembangan volume panel CLT-Paku

The SAS System

12:48 Thursday, July 23, 2012 19 The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for kembang_volum

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ. Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 1.710189 Critical Value of Studentized Range 3.48651 Minimum Significant Difference 1.1772

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N ketebalan A 12.2040 15 A3 A A 11.5953 15 A1 A A 11.5593 15 A2

The SAS System 12:48 Thursday, July 23, 2012 20

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for kembang_volum NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 1.710189 Critical Value of Studentized Range 4.10208 Minimum Significant Difference 1.7882

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N sudut A 13.1044 9 B1 A A 12.7267 9 B2 A B A 11.5233 9 B3 B A B A 11.4822 9 B4 B B 10.0944 9 B5

Page 79: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

64

Lampiran 12 Hasil uji lanjut MOE panel CLT-Paku

The SAS System

12:48 Thursday, July 23, 2012 27 The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for MOE

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.01 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 2070789 Critical Value of Studentized Range 3.48651 Minimum Significant Difference 1295.4

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N ketebalan A 14961.3 15 A1 A A 14835.3 15 A2 B 11636.3 15 A3

The SAS System 12:48 Thursday, July 23, 2012 28

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for MOE

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.01 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 2070789 Critical Value of Studentized Range 4.10208 Minimum Significant Difference 1967.7

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N sudut A 16584.2 9 B1 A B A 15770.4 9 B3 B B 14023.9 9 B2 C 11932.9 9 B4 C C 10743.4 9 B5

Page 80: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

65

Lampiran 13 Hasil uji lanjut MOR panel CLT

The SAS System 12:48 Thursday, July 23, 2012 31

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for mor NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 995.7333 Critical Value of Studentized Range 3.48651 Minimum Significant Difference 28.406

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N ketebalan A 243.80 15 A2 A B A 223.67 15 A3 B B 202.73 15 A1

The SAS System 12:48 Thursday, July 23, 2012 32

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for mor NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 995.7333 Critical Value of Studentized Range 4.10208 Minimum Significant Difference 43.147

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N sudut A 279.11 9 B1 B 234.33 9 B3 B C B 215.33 9 B2 C B C B 200.11 9 B4 C C 188.11 9 B5

Page 81: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

66

Lampiran 14 Hasil uji lanjut kekuatan geser lentur panel CLT-Paku

The SAS System 16:32 Thursday, January 7, 2013 4

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for geserlentur NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 1.219884 Critical Value of Studentized Range 3.48651 Minimum Significant Difference 0.9943

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N ketebalan A 8.7807 15 A2 A B A 8.0933 15 A3 B B 7.5140 15 A1

The SAS System 16:32 Thursday, January 7, 2013 4

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for geserlentur NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 1.219884 Critical Value of Studentized Range 4.10208 Minimum Significant Difference 1.5102

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N sudut A 10.0767 9 B1 B 8.5167 9 B3 B C B 7.8122 9 B2 C B C B 7.2911 9 B4 C C 6.9500 9 B5

Page 82: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

67

Lampiran 15 Hasil uji lanjut kekuatan lateral paku pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm

A. Sesaran 1.5 mm

The SAS System 23:57 Thursday, September 14, 2012 15

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for L_A

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 1.688889 Critical Value of Studentized Range 5.21140 Minimum Significant Difference 3.9102

Means with the same letter are not significantly different. Tukey Grouping Mean N interaksi A 75.000 3 A3B3 B 66.333 3 A3B2 C 60.333 3 A3B1 C C 57.333 3 A2B4 D 48.000 3 A2B3 E 43.333 3 A2B5 F 38.000 3 A2B1 G 30.000 3 A1B3 G G 28.333 3 A2B2 G H G 27.667 3 A1B5 H H I 24.333 3 A1B4 I I 21.667 3 A3B4 I I 20.667 3 A3B5 J 12.667 3 A1B1 J J 11.000 3 A1B2

Page 83: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

68

Lanjutan Lampiran 15

B. Sesaran 5 mm

The SAS System 23:57 Thursday, September 14, 2012 18

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for L_B

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 2.4 Critical Value of Studentized Range 5.21140 Minimum Significant Difference 4.6612

Means with the same letter are not significantly different.

Tukey Grouping Mean N interaksi A 169.000 3 A3B1 B 159.333 3 A1B2 C 154.000 3 A3B5 C C 153.667 3 A1B4 D 147.333 3 A3B3 E 142.333 3 A1B1 E F E 140.000 3 A2B3 F F G 137.333 3 A2B5 F G F G 136.333 3 A1B3 F G F G 136.000 3 A3B2 G G 135.333 3 A3B4 G G 133.667 3 A1B5 H 119.333 3 A2B4 H H 117.000 3 A2B1 I 100.000 3 A2B2

Page 84: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

69

Lampiran 16 Hasil uji lanjut kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm

A. Sesaran 1.5 mm

The SAS System 23:57 Thursday, September 14, 2012 3

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for GP_A

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 120.2667 Critical Value of Studentized Range 5.21140 Minimum Significant Difference 32.996

Means with the same letter are not significantly different. Tukey Grouping Mean N interaksi A 655.000 3 A3B3 B 579.000 3 A3B2 C 526.000 3 A3B1 C C 499.333 3 A2B4 D 421.333 3 A2B3 E 378.667 3 A2B5 F 330.333 3 A2B1 G 262.000 3 A1B3 G H G 245.000 3 A2B2 H G H G 242.000 3 A1B5 H H I 213.667 3 A1B4 I J I 189.333 3 A3B4 J J 177.667 3 A3B5 K 111.667 3 A1B1 K K 94.667 3 A1B2

Page 85: PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT … · kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ripto Edy ... Kalinegoro, Sekolah Dasar (SD) Kalinegoro 5 pada tahun ... 1.1 Latar

70

Lanjutan Lampiran 16

b. Sesaran 5 mm

The SAS System 23:57 Thursday, September 14, 2012 6

The GLM Procedure

Tukey's Studentized Range (HSD) Test for GP_B

NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher

Type II error rate than REGWQ.

Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 30 Error Mean Square 182.2444 Critical Value of Studentized Range 5.21140 Minimum Significant Difference 40.618

Means with the same letter are not significantly different. Tukey Grouping Mean N interaksi A 1475.67 3 A3B1 B 1390.67 3 A1B2 C 1345.67 3 A3B5 C C 1339.67 3 A1B4 D 1286.33 3 A3B3 E 1240.67 3 A1B1 E F E 1220.33 3 A2B3 F F G 1198.67 3 A2B5 F G F G 1190.33 3 A1B3 F G F G 1187.00 3 A3B2 F G F G 1181.00 3 A3B4 G G 1166.33 3 A1B5 H 1040.67 3 A2B4 H H 1021.00 3 A2B1 I 874.00 3 A2B2