PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN ...repository.usd.ac.id/14379/2/052214085_Full.pdfRumah...

143
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Bagian Keperawatan Rumah Sakit Santo Antonius Jl. Kyai Wahid Hasyim No. 249 Pontianak Kalimantan Barat SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : Melania Astri Fajar Kusumawati NIM : 052214085 PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN ...repository.usd.ac.id/14379/2/052214085_Full.pdfRumah...

  • i

    PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN

    KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Bagian Keperawatan Rumah Sakit Santo Antonius

    Jl. Kyai Wahid Hasyim No. 249 Pontianak

    Kalimantan Barat

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

    Oleh :

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    NIM : 052214085

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

  • i

    PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN

    KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Bagian Keperawatan Rumah Sakit Santo Antonius

    Jl. Kyai Wahid Hasyim No. 249 Pontianak

    Kalimantan Barat

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

    Oleh :

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    NIM : 052214085

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

  • ii

  • iii

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu

    mendengarkan doa, memberikan terang, kemudahan dan

    kelancaran ketika mengalami kesulitan.

    Papa dan Mama tersayang yang telah membesarkan,merestui,

    dalam doa selalu menyebut namaku dan memenuhi tanpa

    kekurangan suatu apapun, mendampingi dalam skripsi, I

    always love u.

    Pakde ias yang memberikan bantuan dan dukungan.

    Mas Puput yang selalu mensupport dan menyayangi saya

    Tante Maryati dan Om Sur yang telah mendoakan dan

    memberikan nasihat

    Semua teman-teman yang telah memberikan cinta, semangat,

    waktu kepada saya

    Andika Yudistya Utama yang selalu menemani dalam suka dan

    duka, setia mendampingi selama 3 tahun

    Thanks to Eyang uti kerto yang sudah memberikan doa restu

    untuk saya.

  • v

    MOTTO

    Kasih itu sabar; kasih itu murah hati ia tidak cemburu, ia tidak

    memegahkan diri dan tidak sombong, ia tidak melakukan yang tidak

    sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri, ia tidak pemarah dan

    tidak menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak bersukacita karena

    ketidakadilan, ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,

    mengharapkan segala sesuatu, sabar menaggung segala sesuatu

    ( 1 Korintus, 4-7 )

    If I dream should fall and break into 1000 pieces, never be afraid

    to pick 1 of those pieces up n begin again.

    Tetap Semangat dan berusaha walaupun sulit karena masih ada

    masa depan

    Tersenyumlah ketika masih bisa tersenyum

  • vi

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

    PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA

    KARYAWAN

    Studi Kasus pada Karyawan Bagian Keperawatan

    Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak

    dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 Juli 2010 adalah hasil karya saya.

    Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

    terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

    menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

    menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku

    seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau

    keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain

    tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

    Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut

    maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan, ijasah

    dikembalikan kepada pimpinan Universitas Sanata Dharma dan gelar akademik

    yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta bila diperlukan bersedia diproses sesuai

    dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25

    dan pasal 70).

    Yogyakarta, 27 Juli 2010

    Yang membuat pernyataan

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    NIM 052214085

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta :

    Nama : Melania Astri Fajar Kusumawati

    NIM : 052214085

    Demi kepentingan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul “Pengaruh

    Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan” Studi Kasus pada

    Karyawan Bagian Keperawatan Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak. Dengan

    demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

    untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

    bentuk pengkodean data, mendistribusikan secara terbatas, dan

    mempublikasikannya di Internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta

    ijin dari saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. dibuat di Yogyakarta.

    Pada tanggal 1 Agustus 2010

    Yang menyatakan,

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    NIM 052214085

  • viii

    ABSTRAK

    PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA

    KARYAWAN

    Studi Kasus pada Karyawan Bagian Keperawatan RS. Santo Antonius

    Pontianak

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta

    2009

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan

    terhadap motivasi; (2) pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dan; (3)

    pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian ini adalah studi

    kasus, yaitu studi kasus pada karyawan bagian keperawatan RS. Santo Antonius,

    Pontianak. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian keperawatan RS.

    Santo Antonius. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 200 responden

    pada bagian keperawatan yang telah bekerja minimal 1 tahun. Teknik pengambilan

    sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan

    data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi pada bulan Maret 2010.

    Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Persentase dan Structural

    Equation Modeling (SEM). Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1)

    kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi; (2) kepemimpinan

    berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan; (3) motivasi berpengaruh

    positif terhadap kinerja karyawan.

  • ix

    ABSTRACT

    THE INFLUENCE OF LEADERSHIP TO WORKS MOTIVATION AND

    EMPLOYEE PERFORMANCE

    A Case Study on Nurses of Saint Anthony Hospital Pontianak

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    Sanata Dharma University

    Yogyakarta

    2009

    This research aims to find out: (1) leadership influence towards motivation;

    (2) leadership influence towards employee performance and; (3) motivation

    influence towards employee performance. The type of research was a case study on

    Nurses of Saint Anthony Hospital, Pontianak. The population of this study was all

    employee of Saint Anthony Hospital, Pontianak. The samples of the study were 200

    respondents who have been working there for at least one year. The sampling

    technique used was purposive sampling. Data were collected using questionnaire

    and documentation. Data analysis techniques used were Percentage Analysis and

    Structural Equation Modeling (SEM). The research found that: (1) The leadership

    of the superior positively influenced nurses’ motivation; (2)The leadership of the

    superior positively influenced nurses’ employee performance; (3) motivation of the

    nurses’ positively influenced their performance.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah Bapa atas

    karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    judul “Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan”. Studi

    Kasus pada Karyawan Bagian Keperawatan Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak

    Kalimantan Barat. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan

    Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

    pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

    Manajemen Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

    mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

    4. Bapak Drs. V. Supriyanto, SU, selaku dosen pembimbing II, yang telah

    mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

    5. Papa dan mamaku yang sangat berharga dihatiku yang telah memberikan doa,

    kasih sayang, nasihat, dukungan secara moril dan materil hingga saya dapat

    menyelesaikan studi.

    6. Paulus Nugroho Saputra sebagai kakak yang telah memberikan semangat dan

    kasih sayang.

    7. Ibu Monika yang telah membantu saya dalam memberikan informasi tentang

    rumah sakit secara menyeluruh.

    8. Suster Ika yang telah membantu dibagian keperawatan.

    9. Karyawan bagian keperawatan yang telah membantu mengisi kuesioner

    sehingga dapat berjalan dengan lancar.

    10. Andika Yudistya Utomo, SE. yang telah menemaniku selama 3 tahun

    memberikan semangat, doa dan kasih sayang.

  • xi

    11. Mbak Irin dan Om Tamtu yang telah mendoakan dan memberikan semangat

    ketika hopeless

    12. My best friend Intan. Thanks sudah menjadi teman yang baik dan mimpi-mimpi

    kita tidak hanya sampai di sini.

    13. Teman seperjuanganku Ela, Ariana, Hesti, Wiwit, Mace, Ncel, Timur, Eva, Fita,

    Bayu, Indah, Wina, Agus, Ana thanx Advice n Supportnya.... i miss u all...

    14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

    disebutkan satu-persatu.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena

    itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna

    menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

    bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

    Yogyakarta, 30 September 2009

    Penulis

    Melania Astri Fajar Kusumawati

    NIM 052214085

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .......................... vi

    HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................. vii

    ABSTRAK .................................................................................................... viii

    ABSTRACT ................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

    C. Batasan Masalah ................................................................................. 3

    D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

    E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

    F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori .................................................................................... 7

    B. Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 22

    C. Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................... 23

    D. Hipotesis ............................................................................................ 24

  • xiii

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ................................................................................... 25

    B. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................. 25

    C. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 27

    D. Variabel Penelitian ............................................................................. 27

    E. Populasi dan Sampel .......................................................................... 30

    F. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 31

    G. Jenis Data ............................................................................................ 31

    H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32

    I. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 32

    J. Teknik Analisis Data ........................................................................... 34

    BAB IV GAMBARAN UMUM

    A. Sejarah Perusahaan .............................................................................. 45

    B. Falsafah ............................................................................................... 52

    C. Visi dan Misi ................................................................................. 53

    D. Motto ............................................................................................. 53

    E. Peran ................................................................................................... 54

    F. Lokasi ............................................................................................... 55

    G. Struktur Organisasi ............................................................................. 55

    H. Personalia ........................................................................................... 65

    I. Perekrutan Karyawan ......................................................................... 68

    J. Pengembangan Karyawan .................................................................. 68

    K. Lingkungan Kerja ............................................................................... 69

    L. Kesejahteraan Karyawan .................................................................... 70

    BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Variabel Penelitian .............................................................................. 71

    B. Profil Responden ................................................................................. 72

    C. Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................... 74

  • xiv

    D. Pengujian Model ................................................................................. 78

    E. Variabel Terukur ................................................................................. 88

    F. Persepsi Responden ............................................................................. 91

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 93

    B. Saran .................................................................................................. 94

    C. Keterbatasan ....................................................................................... 94

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar II.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 23

    Gambar III.1 Diagram Alur (Path Diagram) ................................................... 37

    Gambar V.1 Model yang belum Fit ................................................................. 80

    Gambar V.2 Model yang sudah Fit .................................................................. 84

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel III.1 Teknik Estimasi ............................................................................. 39

    Tabel III.2 Goodness-of-fit Indices .................................................................. 43

    Tabel V.1 Responden berdasarkan umur ......................................................... 72

    Tabel V.2 Responden berdasarkan jenis kelamin ............................................. 73

    Tabel V.3 Responden berdasarkan pendidikan terakhir ................................... 74

    Tabel V.4 Responden berdasarkan lama bekerja.............................................. 74

    Tabel V.5 Standardized Regression Weight ..................................................... 76

    Tabel V.6 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 78

    Tabel V.7 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit ................................................... 79

    Tabel V.8 Hasil Evaluasi Normalitas............................................................... 82

    Tabel V.9 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit ................................................... 83

    Tabel V.10 Regression Weight ........................................................................ 85

    Tabel V.11 Standardized Regression Weight ................................................... 87

    Tabel V.12 Persepsi Responden ...................................................................... 91

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Kuesioner ..................................................................................... 98

    Lampiran II Karakteristik Responden ............................................................. 101

    Lampiran III Hasil Kuesioner ......................................................................... 106

    Lampiran IV Uji Validitas ............................................................................... 121

    Lampiran IV Uji Reliabilitas ........................................................................... 121

    Lampiran IV Goodness of Fit ......................................................................... 124

    Lampiran V Surat Ijin Penelitian .................................................................... 126

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di era globalisasi saat ini perusahaan membutuhkan seorang yang

    memiliki kemampuan kepemimpinan untuk menjalankan perusahaan agar

    tujuan dapat tercapai. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki

    seseorang untuk mempengaruhi orang lain, agar mereka bersedia bekerja

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berbicara mengenai kepemimpinan

    kita tidak bisa lepas dari pemimpin itu sendiri dan faktor penentu dari

    keberhasilannya dalam memimpin. Orang yang diserahi untuk

    melaksanakan tugas kepemimpinan disebut pemimpin (leader). Kedudukan

    pemimpin dalam suatu perusahaan dalam mencapai tujuan, sebagian besar

    ditentukan oleh mutu kepemimpinan. Untuk mencapai tujuan perusahaan

    diperlukan para karyawan yang bisa bekerja sesuai dengan persyaratan yang

    ditetapkan perusahaan. Dapat dikatakan kinerja karyawan adalah hal yang

    penting untuk diperhatikan oleh pemimpin. Kinerja karyawan akan

    meningkat bila prestasi kerjanya berpengaruh terhadap penghasilan yang

    diterimanya atau mengetahui peluang dirinya untuk dipromosikan. Kinerja

    sangat dipengaruhi oleh cara karyawan menanggapi kondisi yang

    mempengaruhi pekerjaan mereka. Kondisi tersebut salah satunya adalah

    kepemimpinan yang digunakan pemimpin terhadap karyawannya.

    Pemimpin perusahaan akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, jika

    1

  • 2

    kepemimpinannya mampu mendorong karyawan untuk lebih semangat

    dalam bekerja

    Seorang pemimpin bertangggung jawab terhadap segala sesuatu

    yang dilakukan oleh karyawannya. Ia bertanggung jawab terhadap

    pengembangan dan pembinaannya, pemotivasian dan penyelarasan

    kebutuhannya dengan kepentingan perusahaan. Tugas-tugas kepemimpinan

    dapat berlaku di mana saja. Pemimpin yang mempunyai kepemimpinan

    yang baik akan menjadi contoh bagi karyawannya. Kegagalan seorang

    karyawan belum tentu disebabkan karena ketidakmampuan karyawan,

    namun bisa terjadi karena ketidaksesuaian dengan pemimpinnya. Hal ini

    akan menurunkan motivasi pada diri karyawan itu sendiri yang selanjutnya

    akan menurunkan semangat kerja dan loyalitas karyawan terhadap

    organisasi. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam

    pekerjaan yang sesuai dengan keinginan karyawan, maka motivasi kerja dan

    semangat kerjanya akan semakin meningkat. Saat karyawan sedang

    menurun motivasinya seorang pemimpin seharusnya memberi dorongan

    untuk memotivasinya.

    Banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemimpin untuk memotivasi

    karyawan, yang antara lain dengan memberi imbalan, menciptakan

    persaingan, melatih, menasihati. Jika pemimpin telah memotivasi

    karyawannya dengan seimbang tanpa adanya pembedaan satu dengan yang

    lainnya maka kinerja akan menjadi baik. Kinerja merefleksikan seberapa

    baik pemimpin memimpin karyawannya.

  • 3

    Aspek pengembangan penilaian kinerja memacu pertumbuhan

    karyawan. Aspek ini menyikapi kebutuhan yang bersifat pengembangan

    dari anggota perusahaan, termasuk keahlian, pengalaman, atau pengetahuan

    yang dibutuhkan seseorang supaya dapat melaksanakan pekerjaan. Seorang

    karyawan diwajibkan memiliki keahlian dan pengetahuan tertentu untuk

    melaksanakan tugas-tugasnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka

    penulis mengambil judul “Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan

    Kinerja Karyawan“. Studi kasus pada karyawan tetap bagian keperawatan

    Rumah Sakit Santo Antonius Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim No. 249

    Pontianak Kalimantan Barat.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

    penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja?

    2. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan?

    3. Apakah motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan?

    C. Pembatasan Masalah

    Agar masalah yang diteliti tidak meluas maka penulis membatasi masalah

    sebagai berikut:

    1. Kepemimpinan yang diteliti, meliputi peran pemimpin sebagai fasilitator,

    peramal, penasihat dan pengampu.

  • 4

    2. Motivasi kerja yang diteliti meliputi: semangat kerja atau kesungguhan,

    penghargaan dan kemajuan.

    3. Kinerja karyawan yang diteliti meliputi: prestasi kerja, disiplin kerja,

    loyalitas atau kesetiaan, tanggung jawab dan kejujuran

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi.

    2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

    3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

    E. Manfaat penelitian

    1. Bagi Rumah Sakit Santo Antonius

    Penulis berharap hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dalam

    menentukan kebijakan-kebijakan yang berguna bagi peningkatan

    kepemimpinan, motivasi kerja karyawan dan kinerja karyawan.

    2. Bagi Universitas Sanata Dharma

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu bahan informasi

    untuk penelitian selanjutnya, dan sebagai tambahan referensi

    perpustakaan di Universitas Sanata Dharma.

    3. Bagi Penulis

    Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah ke dalam praktek

    dan untuk menambah pengetahuan sejauh mana teori itu diterapkan

    dalam perusahaan.

  • 5

    F. Sistematika Penulisan

    Bab I : Pendahuluan

    Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    dan sistematika penulisan.

    Bab II : Landasan Teori

    Bab ini mengemukakan tentang pengertian sumber daya

    manusia, manajemen sumber daya manusia, motivasi,

    kepemimpinan, kinerja, penelitian terdahulu, kerangka teoretis

    penelitian dan hipotesis.

    Bab III : Metode Penelitian

    Bab ini mengemukakan mengenai jenis penelitian, subjek dan

    objek yang diteliti, waktu dan lokasi, variabel penelitian,

    sampel dan populasi, teknik pengambilan sampel, definisi

    operasional, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

    instrumen dan teknik analisis data.

    Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

    Bab ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan yang

    meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, visi dan misi

    perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi dan uraian

    diskripsi jabatan.

  • 6

    Bab V : Analisis Data

    Bab ini mengemukakan tentang menganalisis data-data yang

    telah dikumpulkan berdasarkan teknik analisis data yang sudah

    ditentukan serta pembahasannya.

    Bab VI : Kesimpulan, Saran, Keterbatasan Penelitian

    Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan,

    saran yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait serta

    keterbatasan yang ada dalam penelitian yang dilakukan.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Manajemen Sumber Daya Manusia

    1. Pengertian Sumber Daya Manusia

    Menurut Nawawi (2001:37) pengertian sumber daya manusia

    perlu dibedakan antara pengertian secara makro dan mikro. Sumber daya

    manusia secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk suatu

    negara atau dalam batas wilayah tertentu yang telah memasuki usia

    angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan

    (lapangan kerja). Sedangkan sumber daya manusia secara mikro secara

    sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota

    suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja,

    tenaga kerja dan lain-lain. Secara lebih khusus sumber daya manusia

    dalam arti mikro di lingkungan sebuah organisasi perusahaan pengertian

    dapat dilihat dari 3 sudut, yaitu :

    a. Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi

    sebagai aset organisasi atau perusahaan yang dapat dihitung

    jumlahnya (kuantitatif). Dalam pengertian ini fungsi sumber daya

    manusia tidak berbeda dari fungsi aset lainnya, sehingga

    dikelompokkan dan disebut sebagai sarana produksi, sebagaimana

    sebuah mesin, komputer (sumber daya teknologi), investasi (sumber

    daya finansial), gedung, mobil (sumber daya material) dll.

    7

  • 8

    b. Sumber daya manusia adalah potensi yang menjadi motor penggerak

    organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

    c. Manusia sebagai sumber daya adalah makhluk hidup Tuhan Yang

    Maha Esa sebagai penggerak organisasi atau perusahaan berbeda

    dengan sumber daya lainnya.

    2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Menurut Stoner dan Freeman (dalam Sulistiyani dan Rosidah, 2003:7)

    manajemen sumber daya manusia adalah proses perencanaan,

    pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota

    organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk

    tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    3. Pengertian Motivasi

    Menurut Samsudin (2005:281) motivasi adalah proses mempengaruhi

    atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau sekelompok kerja agar

    mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi atau

    dorongan (driving force) dimaksud sebagai desakan yang alami untuk

    memuaskan dan mempertahankan hidup. Menurut The Liang Gie (dalam

    Samsudin, 2005:282), motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh

    manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada

    orang lain, dalam hal ini adalah karyawannya untuk mengambil tindakan

    tertentu. Jadi, motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan

    atau semangat kerja.

  • 9

    a. Teori Pencapaian Motivasi McClelland

    David McClelland (dalam Hamzah, 2007:9) berpendapat

    bahwa “A Motive is the readingtegration by a cue of a change in an

    affective situation“. Motif merupakan implikasi dari hasil

    pertimbangan yang telah dipelajari (readingtegration) dengan

    ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber munculnya

    motif adalah dari rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang

    dengan situasi yang diharapkan, sehingga tanda perubahan tersebut

    tampak ada perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha

    pencapaian yang diharapkan.

    Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu

    adanya dorongan dari dalam dan dari luar untuk mengadakan

    perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan dan

    usaha untuk mencapai tujuan. Berdasarkan teori-teori motivasi yang

    telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

    merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari

    dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk

    mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu yang

    lebih baik dari keadaan sebelumnya dengan sasaran sebagai berikut:

    1) Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang

    didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Motivasi merupakan

    motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi.

    2) Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai.

  • 10

    3) Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.

    Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan

    internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan

    perubahan tingkah laku yang mempunyai indikator sebagai berikut:

    1) Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan.

    2) Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan.

    3) Adanya harapan dan cita-cita.

    4) Penghargaan dan penghormatan atas diri.

    5) Adanya lingkungan yang baik.

    6) Adanya kegiatan yang menarik.

    Henry Murray (dalam Usmara, 2006:27) percaya bahwa kebutuhan

    diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungan. Murray

    mengembangkan daftar kebutuhan yang sangat panjang. McClelland

    tertarik secara khusus pada salah satu kebutuhan yang dikemukakan

    oleh Murray yaitu kebutuhan untuk berprestasi (need for

    achievement

    b. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow (dalam Mangkuprawira dan

    Hubies, 2007:115) adalah:

    1) Aktualisasi diri: Membangun potensi diri dan terbaik.

    2) Harga Diri: Pengakuan dari orang lain, reputasi, kepercayaan diri,

    dan prestasi.

    3) Sosial: Diterima oleh orang lain, relasi, rasa memiliki, kasih

    sayang.

  • 11

    4) Keamanan: Rasa aman dari gangguan psikologis dan takut dari

    bahaya.

    5) Fisilogis: Pemenuhan kebutuhan dasar hidup, seperti makanan,

    minuman, dan biologis.

    c. Menurut Herzberg (dalam Mangkuprawira dan Hubies, 2007:116)

    Faktor-faktor motivasi:

    1) Prestasi: melakukan pekerjaan dengan baik, rapat dan

    menetapkan target.

    2) Pengakuan: manajer dan para kolega mengakui prestasi individu.

    3) Pekerjaan itu sendiri: karyawan percaya bahwa menyelesaikan

    tugas adalah yang terpenting.

    4) Tanggung jawab: menumbuhkan rasa memiliki terhadap

    pekerjaan dengan memberikan kebebasan kepada karyawan

    dalam menjalankan tugas.

    5) Kemajuan: karyawan membuat kemajuan tidak hanya melalui

    promosi, tetapi melalui kesempatan untuk berkembang.

    d. Menurut Saydam (2005:370) motivasi sebagai proses psikologis

    dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa fakor. Faktor-

    faktor tersebut dapat dibedakan atas:

    1) Faktor intern yang terdapat dari si karyawan itu sendiri. Faktor

    intern yang mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang

    antara lain:

  • 12

    a) Kematangan diri

    b) Tingkat pendidikan

    c) Keinginan dan harapan pribadi

    d) Kebutuhan

    e) Kelelahan dan kebosanan

    f) Kepuasan kerja

    2) Faktor ekstern yang berasal dari luar diri karyawan. Faktor

    ekstern yang mempengaruhi pemberian motivasi dapat mencakup

    antara lain:

    a) Lingkungan kerja yang memadai

    b) Kompensasi yang memadai

    c) Supervisi yang baik

    d) Adanya penghargaan atas prestasi

    e) Status dan tanggung jawab

    f) Peraturan yang berlaku

    e. Menurut Mangkuprawira dan Hubies (2007:119) beberapa kondisi

    yang dibutuhkan untuk menciptakan karyawan yang termotivasi,

    yaitu sebagai berikut :

    1) Memahami karakter individu masing-masing karyawan, seperti

    dalam hal kepercayaan diri, kemampuan, nilai, dan harapan-

    harapan dari kemampuannya yang dapat dimotivasi.

    2) Kejelasan karir karena hal itu berarti karyawan memiliki

    tambahan tanggung jawab atau boleh menjadi faktor penentu

  • 13

    motivasi karyawan lain adalah lingkungan kepemimpinan yang

    diterapkan di lingkungan kerjanya.

    3) Tes berbentuk psikometrik dapat mengindikasikan cara-cara dan

    motivasi karyawan dalam bertingkah laku dengan orang lain.

    f. Hadiwiryo (2002:269) mengatakan bahwa indikator-indikator yang

    membentuk motivasi sebagai berikut:

    1) Penghargaan

    Penghargaan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh seorang

    akan memberikan kepuasan batin, sehingga orang akan berusaha

    agar lebih berprestasi dengan harapan akan memperoleh

    tingkatan kepuasan yang lebih tinggi.

    2) Kesempatan

    Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang

    terbuka, dari mtingkat bawah sampai tingkat manejemen puncak

    merupakan perangsang yang cukup kuat bagi tenaga kerja.

    Bekerja tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih kemajuan

    atau perbaikan nasib, tidak akan merupakan perangsang untuk

    berkinerja atau bekerja produktif.

    3) Tanggung jawab

    Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk

    merasa bertanggung jawab secara benar terhadap kelangsungan

    hidup organisasi di mana ia bekerja. Tanggung jawab diartikan

  • 14

    sebagai kewajiban melaksanakan tugas sesuai dengan syarat yang

    telah ditentukan.

    Sedangkan menurut Mc Clelland (dalam Usmara, 2006:28) orang

    yang memiliki motivasi yang tinggi antara lain memiliki

    karakteristik sebagai berikut:

    1) Mereka menjadi bersemangat atau bersungguh-sungguh didalam

    bekerja.

    Sutanto dan Stiawan (2000:32) berpendapat bahwa semangat kerja

    adalah dorongan yang menyebabkan melakukan pekerjaan secara

    lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat

    diharapkan lebih cepat dan lebih baik.

    2) Mengambil resiko-resiko dengan penuh perhitungan.

    3) Menentukan tujuan yang realistik.

    4. Kepemimpinan

    a. Pengertian Kepemimpinan

    Menurut Jacobs dan Jaques (dalam Yukl, 2005:4)

    kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti)

    ke usaha kolektif, yang meyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan

    untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan

    seseorang yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang lain yang

    bukan sebagai pemimpin. Kepemimpinan merupakan modal kerja

    bagi seseorang dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin atau

  • 15

    manager dalam suatu perusahaan. Seseorang pemimpin dapat

    dikatakan berhasil apabila karyawannya dapat menjalankan tugas

    seperti apa yang diharapkan oleh dirinya atau perusahaan.

    Kepemimpinan akan menjadi pangkal sukses atas tindakan seorang

    pemimpin dalam mengelola sumber daya yang ada khususnya sumber

    daya manusia di dalam organisasi.

    Kepemimpinan amat tergantung pada kualitas orang yang

    memimpin, kesediaan orang yang dipimpin dan situasi yang tengah

    dihadapi. Dengan demikian, pada saat seseorang mempengaruhi

    tingkah laku orang lain, maka ia berperan sebagai pemimpin potensial

    dan orang yang dipengaruhi adalah pengikut potensial, tanpa harus

    menghiraukan apakah ia seorang atasan atau bawahan. Oleh sebab itu,

    kepemimpinan adalah pencapaian tujuan dengan dan melalui orang

    lain, sehingga seorang pimpinan berkepentingan dengan tugas dan

    hubungan antar manusia.

    Faren dan Koye (dalam Wirjana dan Supardo, 2005:33)

    memaparkan bahwa pemimpin masa kini dan yang akan datang harus

    mampu memainkan peran sebagai fasilitator, peramal, penasihat dan

    pengampu (anabler). Mereka menjelaskan tindakan-tindakan apa yang

    harus dilakukan dalam masing-masing peran di atas sebagai berikut:

    1) Fasilitator

    Fasilitator berkewajiban membantu anggota atau karyawan untuk

    mengenal nilai-nilai karir mereka, minat-minat pekerjaan, dan

  • 16

    keterampilan yang dapat “di pasarkan“. Membantu orang-orang

    unuk mengerti pentingnya perencanaan jangka panjang tentang apa

    yang mereka inginkan. Menciptakan suasana terbuka dan

    penerimaan di mana seseorang dapat membicarakan

    keprihatinannya mengenai pekerjaan. Membantu orang-orang

    mengerti dan mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dari

    karya mereka.

    2) Peramal

    Peramal berkewajiban memberikan informasi tentang organisasi,

    profesi dan lingkup luasnya seperti industri atau gerakan sosial;

    membantu mereka mendapatkan sumber-sumber informasi

    tambahan; menunjukkan kepada anggota atau karyawan sehingga

    mereka mengerti realitas kultur dan politik organisasi di mana

    mereka bekerja; mengkonsumsikan arah strategik organisasi

    kepada tim.

    3) Penasihat

    Seorang penasihat berkewajiban membantu anggota atau karyawan

    di dalam mengidentifikasi tujuan karya atau karir yang baik;

    membantu anggota atau karyawan memilih karya atau karir yang

    realistis; menghubungkan tujuan karya atau karir denagn

    persyaratan-persyaratan dan maksud strategik organisasi;

    menunjukkan sumber-sumber dukungan yang mungkin bisa

  • 17

    didapat dan halangan-halangan yang mugkin ditemui di dalam

    menjalani karya atau karir.

    4) Pengampu

    Seorang pengampu berkewajiban membantu anggota atau

    karyawannya untuk membuat action plan yang detail untuk

    mencapai karya atau karir; membantu mereka mencapai tujuan

    karya atau karir dengan mengatur kontak yang berguna dengan

    orang-orang dari bidang organisasi atau bisnis lain.

    b. Sebelas ciri-ciri kepemimpinan menurut Martoyo (2007:192-195)

    1) Pendidikan umum yang luas

    Mempunyai pendidikan umum yang luas tidak diidentikkan

    dengan pendidikan yang tinggi dan pemilikan gelar akademis.

    Seorang pemimpin yang baik adalah orang yang memiliki

    kemampuan untuk mengembangkan “managerial skill“ yang

    dituntut oleh tugasnya dan tidak perlu menjadi seorang

    “specialist“ dengan pemilikan “technical skill“

    2) Kemampuan berkembang secara mental

    Pimpinan jika tidak tumbuh secara mental, sesungguhnya

    mengalami stagnasi dalam kehidupan kepemimpinannya.

    3) Ingin tahu

    Perubahan lingkungan, alat, teknologi, prosedur kerja dan

    sebagainya adalah beberapa contoh dari bidang yang seyogyanya

    mendapatkan perhatian dari pemimpin. Kesadaran terhadap

  • 18

    perubahan-perubahan itulah yang memungkinkan seorang

    pemimpin menjadi kreatif dan inovatif.

    4) Kesederhanaan

    Kesederhanaan dan kewajaran dalam cara hidup, cara bekerja,

    cara bertindak, dalam arti tidak berbelit-belit merupakan syarat

    yang mutlak dimiliki seorang pemimpin.

    5) Pragmatis

    Membuat keputusan yang dapat dilaksanakan oleh aparatur

    pelaksana sesuai dengan kemampuan dan sumber-sumber yang

    tersedia, merupakan salah satu ciri yang dikehendaki dari setiap

    pemimpin.

    6) Ketegasan

    Ketegasan dalam mengadapi bawahan dan menghadapi

    ketidaktentuan sangat penting bagi seorang pemimpin. Ketegasan

    itu dapat menjamin stabilitas organisasi, meskipun dihadapkan

    pada masa depan yang kurang diketahui sifatnya.

    7) Kemampuan mendengar

    Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin adalah

    kemampuan dan kemauan untuk mendengarkan saran dan

    pendapat dari bawahannya.

    8) Adaptabilitas dan fleksibilitas

    Sikap kaku seorang pemimpin akan merugikan dirinya sendiri

    dalam menjalankan peranannya sebagai pimpinan.

  • 19

    9) Keterampilan berkomunikasi.

    Seorang pemimpin harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi

    artinya perlu diperhatikan penggunaan bahasa dengan baik,

    kejelasan ide yang hendak disampaikan dan teknik

    penyampaiannnya baik secara lisan maupun secara tertulis.

    10) Memiliki daya ingat yang kuat

    Seorang pemimpin yang modern sering dihadapkan kepada

    informasi yang volumenya besar. Daya ingat yang kuat

    diharapkan ia dapat menyaring hal-hal mana dan siapa yang

    relevan baginya dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya

    11) Kemampuan analistis

    Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti,

    matang dan mantap merupakan prasyarat untuk suksesnya

    kepemimpinan seorang.

    5. Kinerja

    a. Pengertian kinerja

    Menurut Mangkuprawira dan Hubies (2007:153) kinerja

    adalah hasil proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu

    dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Faktor-

    faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri atas:

    1) Faktor intrinsik karyawan (personal) atau sumber daya manusia

    mencakup aspek mutu karyawan yang berupa pendidikan,

  • 20

    pengalaman, motivasi, kesehatan, usia, keterampilan emosi, dan

    spiritual. Faktor personal meliputi unsur pengetahuan,

    keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan

    komitmen yang dimiliki oleh setiap individu karyawan

    2) Faktor ekstrinsik, yaitu kepemimpinan, sistem, tim, dan

    situasional, lingkungan kerja fisik dan nonfisik, kompensasi,

    hukuman dan sebagainya.

    3) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team

    leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan

    dukungan kerja pada karyawan.

    4) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang

    diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap

    sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

    5) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau

    infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi,

    dan kultur kinerja dalam organisasi.

    6) Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan

    lingkungan eksternal dan internal.

    Untuk menciptakan kinerja yang efektif, peran pemimpin sangat

    menentukan. Pemimpin bertanggung jawab untuk:

    1) Melakukan observasi kinerja.

    2) Memperbaharui dan menyesuaikan tujuan, standar kinerja, dan

    kompetensi kerja apabila terjadi pengubahan kondisi.

  • 21

    3) Memberikan umpan balik atas kinerja bawahan dan pengarahan.

    4) Memfasilitasi up grading dan pengembangan kemampuan

    karyawan.

    5) Memberikan penguatan perilaku untuk mencapai tujuan

    organisasi.

    b. Meningkatkan kinerja

    Implikasinya dari adanya sistem penilaian kinerja yang efektif

    dan peningkatan kinerja yang ditimbulkan karena karyawan

    termotivasi. Karyawan akan lebih disiplin, bertanggung jawab, jujur

    dalam bekerja, setia terhadap perusahaan, meningkatkan prestasi kerja,

    memiliki kepemimpinan yang lebih baik, meningkatkan dedikasi dan

    inisiatif serta membangun kerja sama tim.

    Indikator yang membentuk kinerja sebagai berikut menurut Maria

    Dhewi (dalam Mangkuprawira dan Hubies, 2007:161):

    1) Prestasi kerja karyawan dapat memperoleh prestasi kerja apabila

    tingkat pencapaian tugas pokok dan tugas tambahan karyawan pada

    suatu periode penilaian telah dilaksanakan.

    2) Loyalitas adalah kepatuhan atau kesetiaan, apabila seorang karyawan

    bekerja pada suatu perusahaan yang telah memberikan fasilitas maka

    kesetiaan karyawan akan semakin besar dan menyebabkan karyawan

    menjadi lebih giat.

  • 22

    3) Disiplin adalah suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai

    dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun yang tidak

    tertulis.

    4) Tanggung jawab merupakan salah astu yang membentuk kinerja.

    Karyawan diberi kepercayaan dalam melaksanakan dan menaati

    kewajiban-kewajiban dan instruksi-instruksi.

    5) Kejujuran adalah sikap terbuka dan dapat dipercaya oleh orang lain,

    apabila seorang karyawan memiliki kejujuran yang tinggi maka

    karyawan tersebut memiliki kredibilitas yang baik pula.

    B. Penelitian Sebelumnya

    Teman Koesmono. 2005. Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap

    Disiplin Kerja dan Perilaku serta Kinerja Karyawan Sub Section Level pada

    PT. Bogasari Flour Mill. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan efek dari

    faktor perilaku organisasional pada kinerja karyawan. Faktor perilaku

    organisasional mencakup motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, dan

    perilaku. Permasalahan yang dihadapi adalah apakah motivasi berpengaruh

    positif terhadap disiplin kerja, apakah kepemimpinan berpengaruh positif

    terhadap disiplin kerja, apakah disiplin kerja berpengaruh positif terhadap

    perilaku, apakah motivasi berpengaruh positif terhadap perilaku, apakah

    kepemimpinan berpengaruh positif terhadap perilaku, apakah motivasi

    berpengaruh positif terhadap kinerja, apakah kepemimpinan berpengaruh

    positif terhadap kinerja, apakah perilaku berpengaruh positif terhadap

  • 23

    kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada Sub Section

    Level pada PT. Bogasari Flour Mill dengan mengambil 130 orang responden

    sebagai sampel. Analisis data dari penelitian ini menggunakan model

    persamaan structural. Kesimpulan dari penelitian ini adalah motivasi dan

    kepemimpinan berpengaruh terhadap disiplin kerja dan perilaku serta

    kinerja. Dalam berbagai situasi dan kondisi di perusahaan bahwa motivasi

    dan pola-pola kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk mengarahkan disiplin

    karyawan serta perilakunya dalam usaha untuk menghasilkan kinerja

    individu maupun kelompok.

    C. Kerangka Teoretik Penelitian

    Untuk memudahkan pemahaman penelitian ini, penulis kemukakan

    kerangka teoretik sebagai berikut:

    Gambar II.1

    Kerangka Teoretik Penelitian

    Motivasi (Y1)

    Semangat kerja /

    kesungguhan

    Penghargaan

    Kesempatan

    Kinerja

    Karyawan (Y2)

    Tanggung jawab

    Loyalitas

    Prestasi kerja

    Disiplin kerja

    Kejujuran

    Kepemimpinan

    (X)

    Fasilitator

    Peramal

    Penasihat

    Pengampu

  • 24

    D. Hipotesis

    Suatu perusahaan dapat berjalan dan berkembang apabila di dalam

    perusahaan tersebut memiliki seorang pemimpin yang mempunyai peran

    menjadi fasilitator, peramal, penasihat dan pengampu sehingga dari

    kemampuan yang dimiliki pemimpin tersebut dapat memotivasi karyawan

    agar dapat bekerja lebih baik, sehingga tujuan yang ingin dicapai

    perusahaan dapat tercapai. Dari alasan tersebut di atas, penulis kemukakan

    rumusan hipotesis pertama, sebagai berikut:

    H1 : Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja.

    Dalam Suatu perusahaan, kepemimpinan yang tepat dapat memacu

    pertumbuhan karyawan sehingga kinerja karyawan akan meningkat dan

    pada akhirnya dapat menguntungkan perusahaan itu sendiri. Untuk

    memperkecil penurunan kinerja karyawan, maka pemimpin hendaknya

    berhati-hati dalam menentukan kepemimpinan yang telah diterapkan, karena

    setiap situasi yang berbeda belum tentu dapat dikendalikan dengan

    kepimpinan yang sama. Seorang pemimpin diharapkan dapat menciptakan

    dan memelihara situasi kerja yang menyenangkan dan produktif dengan

    cara melaksanakan kepemimpinan yang tepat. Dengan demikian

    kepemimpinan dan kinerja karyawan merupakan hal yang berkaitan erat.

    Dari alasan tersebut di atas, penulis kemukakan rumusan hipotesis kedua,

    sebagai berikut:

    H2: Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

  • 25

    Terciptanya suatu kinerja karyawan yang baik maka diperlukan adanya

    motivasi dari perusahaan, pemimpin maupun karyawan itu sendiri.

    Memberikan motivasi kepada karyawan dapat dilakukan dengan

    memberikan imbalan, menciptakan persaingan, melatih dan menasehati.

    Melalui cara-cara tersebut maka akan mendukung karyawan dalam

    memberikan prestasi kerja, disiplin kerja, kejujuran dan loyalitas terhadap

    perusahaan untuk bekerja lebih baik. Dari alasan tersebut di atas, penulis

    kemukakan rumusan hipotesis ketiga, sebagai berikut:

    H3: Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Berdasarkan cakupan populasi dan kesimpulan yang diharapkan,

    maka penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus. Studi kasus adalah

    suatu penelitian yang terinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun

    waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup

    menyeluruh, sedangkan dilihat dari hubungan antara variabel maka

    penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional.

    B. Subjek dan Objek penelitian

    1. Subyek

    Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah karyawan tetap bagian

    keperawatan Rumah Sakit Santo Antonius No. 249 Pontianak.

    2. Obyek

    Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kepemimpinan yang

    terdiri dari: fasilitator, peramal, penasihat dan pengampu. Motivasi kerja

    yang terdiri dari: semangat kerja / kesungguhan, penghargaan, dan

    kesempatan. Kinerja karyawan yang terdiri dari: tanggung jawab,

    loyalitas, prestasi kerja, disiplin kerja, dan kejujuran.

    26

  • 27

    C. Waktu dan Lokasi Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di RS. Santo Antonius, Jalan Kyai Haji

    Wahid Hasyim No. 249 Pontianak.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2010.

    D. Variabel Penelitian

    1. Identifikasi variabel

    a. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

    disebabkan oleh adanya variabel bebas (Sumarni dan Wahyuni, 2006:22).

    Dari definisi di atas maka variabel dependen adalah motivasi (Y1) dan

    kinerja karyawan (Y2).

    b. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

    penyebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sumarni dan

    Wahyuni, 2006:22). Dari definisi di atas maka variabel independen

    adalah kepemimpinan (X).

    2. Definisi operasional variabel

    a. Motivasi

    Motivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif

    adalah kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire) atau

    impuls. Dalam penelitian ini motivasi diukur dengan :

  • 28

    1) Penghargaan

    Penghargaan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh seorang akan

    memberikan kepuasan batin.

    2) Kesempatan

    Bekerja jika tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih kemajuan

    atau perbaikan nasib, tidak akan merupakan perangsang untuk

    berkinerja atau bekerja produktif .

    3) Semangat Kerja / kesungguhan

    Semangat kerja adalah dorongan yang menyebabkan melakukan

    pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan diharapkan dapat

    diselesaikan dengan cepat dan baik.

    b. Kepemimpinan

    Kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti)

    ke usaha kolektif. Dalam penelitian ini kepemimpinan dapat diukur

    dengan antara lain :

    1) Fasilitator berkewajiban membantu anggota atau karyawan untuk

    mengenal nilai-nilai karir mereka, minat-minat pekerjaan, dan

    keterampilan yang dapat “di pasarkan“.

    2) Peramal

    Peramal berkewajiban memberikan informasi tentang organisasi,

    profesi dan lingkup luasnya seperti industri atau gerakan sosial.

  • 29

    3) Penasihat

    Seorang penasihat berkewajiban membantu anggota atau karyawan

    di dalam mengidentifikasi tujuan karya atau karir yang baik.

    4) Pengampu

    Seorang pengampu berkewajiban membantu anggota atau

    karyawannya untuk membuat action plan yang detail untuk

    mencapai karya atau karir.

    c. Kinerja

    Kinerja adalah hasil proses pekerjaan tertentu secara terencana pada

    waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Dalam

    penelitian ini motivasi dapat diukur dengan antara lain :

    1) Prestasi kerja

    Karyawan dapat memperoleh prestasi kerja apabila tingkat

    pencapaian tugas pokok dan tugas tambahan karyawan pada suatu

    periode penilaian telah dilaksanakan.

    2) Loyalitas adalah kepatuhan atau kesetiaan, apabila seorang karyawan

    bekerja pada suatu perusahaan yang telah memberikan fasilitas maka

    kesetiaan karyawan akan semakin besar dan menyebabkan karyawan

    menjadi lebih giat.

    3) Disiplin adalah suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai

    dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun yang tidak

    tertulis.

  • 30

    4) Tanggung jawab

    Tanggung jawab merupakn salah astu yang membentuk kinerja.

    Karyawan diberi kepercayaan dalam melaksanakan dan menaati

    kewajiban-kewajiban dan instruksi-instruksi.

    5) Kejujuran adalah sikap terbuka dan dapat dipercaya oleh orang lain,

    apabila seorang karyawan memiliki kejujuran yang tinggi mak

    karyawan tersebut memiliki kredibilitas yang baik pula

    3. Pengukuran variabel

    Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert yang menunjuk

    pada suatu pertanyaan mengenai tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan.

    Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan memberikan skala pada

    masing-masing point jawaban sebagai berikut:

    a. SS merupakan jawaban Sangat Setuju, diberi skor 5.

    b. S merupakan jawaban Setuju, diberi skor 4.

    c. RR merupakan jawaban Ragu-ragu diberi skor 3

    d. TS merupakan jawaban Tidak Setuju, diberi skor 2.

    e. STS merupakan jawaban Sangat Tidak Setuju, diberi skor 1.

    E. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

    yang mempunyai karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk

    dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003:57). Populasi dalam

  • 31

    penelitian ini adalah semua karyawan tetap bagian keperawatan Rumah

    Sakit Santo Antonius Pontianak yang berjumlah sebanyak 258.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau sekumpulan data yang diambil atau

    diseleksi dari suatu populasi (Santoso, 2003:2). Penentuan jumlah sampel

    dengan analisis SEM menurut Hair et al (dalam Ferdinand, 2002:47),

    disarankan 100 hingga 200 responden atau 5-10 kali jumlah indikator

    yang diestimasi. Dalam penelitian ini sampel yang ditentukan sebanyak

    200 responden

    F. Teknik Pengambilan Sampel

    Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

    adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling

    dimana sekelompok subyek dipilih atas dasar ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu

    yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat ciri-ciri atau sifat-sifat

    populasi yang sudah dikenal sebelumnya. Ciri-ciri yang dimaksud adalah

    semua karyawan tetap bagian keperawatan yang minimal bekerja selama 1

    tahun di RS. Santo Antonius Pontianak.

    G. Jenis Data

    1. Data primer adalah data yang didapat dari objek penelitian secara

    langsung. Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian

    kuesioner yang diperoleh dari responden atau karyawan tetap bagian

  • 32

    keperawatan yang bekerja minimal 1 tahun di Rumah Sakit Santo

    Antonius Pontianak.

    2. Data sekunder adalah pelengkap dari data primer yang didapat secara

    tidak langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini yang termasuk

    data sekunder adalah gambaran umum perusahaan dan data lain yang

    mendukung penelitian.

    H. Teknik Pengumpulan Data

    1. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini

    diberikan pada karyawan tetap bagian keperawatan.

    2. Dokumentasi perusahaan adalah kumpulan data dari perusahaan yang

    dapat membantu penulis memperoleh data.

    3. Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraan dua arah yang

    dilakukan oleh pewawancara dan terwawancara untuk menggali

    informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.

    I. Teknik Pengujian Instrumen

    Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur

    yang digunakan dalam penelitian layak digunakan atau tidak. Adapun alat

    pengukuran tersebut meliputi:

  • 33

    1. Uji Validitas

    Validitas (Umar, 2007:59) adalah suatu derajat ketepatan alat

    ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya sehingga dapat

    menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

    Dalam penelitian ini, karena teknik analisis data yang digunakan

    Structural Equation Modeling (SEM), maka uji validitasnya

    menggunakan uji validitas konstruk yang disebut Confirmatory Factor

    Analysis (CFA). Uji tersebut pada masing-masing konstruk harus

    memiliki faktor Loading yang signifikan terhadap konstuknya.

    Convergent Validity adalah item-item atau indikator suatu

    konstruk laten harus converge atau share (berbagi) proporsi varian yang

    lebih tinggi. Syarat yang harus dipenuhi loading factor harus signifikan,

    maka standardized loading estimate harus sama dengan 0.50 atau lebih

    dan idealnya harus 0.70 (Ghozali, 2008:135).

    2. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-

    indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai di mana

    masing-masing indikator itu menghasilkan sebuah konstruk atau faktor

    latent yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal spesifik sangat

    membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena yang umum (Ferdinand,

    2002:62).

    Pendekatan yang dianjurkan dalam menilai sebuah model

    pengukuran (measurement model) adalah menilai besaran composites

  • 34

    reliability dari setiap konstruk. Nilai batas yang digunakan untuk menilai

    sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70 (Ferdinand,

    2002:63).

    Composite Reliability (Construct Reliability) diperoleh melalui rumus

    berikut ini :

    Dimana:

    1) Std. Loading diperoleh langsung dari standarized loading untuk tiap

    indikator (diambil dari perhitungan AMOS).

    2) j adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.

    J. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Structural Equation Modeling (SEM). Model persamaan struktural,

    Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik

    statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang

    relatif “rumit”, secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun

    antara satu atau beberapa variabel yang dipengaruhi (dependent) dengan

    satu atau beberapa variabel yang mempengaruhi (independent).

    Beberapa konversi yang berlaku dalam diagram SEM, adalah :

    Construct-Reliability =

    jLoadingStd

    LoadingStd

    2

    2

    .

    .

  • 35

    1. Variabel terukur (measured variable)

    Variabel terukur adalah variabel yang datanya harus dicari melalui

    penelitian lapangan atau survei. Variabel terukur sering disebut juga

    indicator variables, observed variables atau manifest variables yang

    digambarkan dalam bentuk segi empat atau bujur sangkar.

    Dalam penelitian ini variabel terukurnya adalah fasilitator, peramal,

    penasihat, pengampu, semangat kerja / kesungguhan, penghargaan,

    kesempatan, tanggung jawab, loyalitas, prestasi kerja, disiplin kerja, dan

    kejujuran.

    2 . Faktor (latent variable)

    Faktor adalah sebuah variabel bentukan yang dibentuk melalui

    indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata. Faktor sering juga

    disebut construct variables atau unobserved variables yang digambarkan

    dalam bentuk lingkar atau oval atau elips.

    Untuk membuat pemodelan SEM diperlukan beberapa langkah, yaitu:

    a. Pengembangan Model teoretis

    Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian

    atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoretis

    yang kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik

    melalui komputasi program SEM. Oleh karena itu dalam

    pengembangan model teoretis, harus dilakukan serangkaian eksplorasi

    ilmiah melalui telaah pustaka yang intens guna mendapatkan

    justifikasi atas model teoretis yang dikembangkannya. Tanpa dasar

  • 36

    yang kuat SEM tidak dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena

    SEM tidak digunakan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi

    digunakan untuk mengkonfirmasi model teoretis, melalui data

    empirik.

    b. Pengembangan diagram alur (Path diagram)

    Pada langkah kedua, model teoretis yang telah dibangunnya pada

    langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Path

    diagram tersebut akan mempermudah melihat hubungan-hubungan

    kausalitas yang ingin diujinya. Sedemikian jauh, diketahui bahwa

    hubungan-hubungan kausal biasanya dinyatakan dalam bentuk

    persamaan. Tetapi dalam SEM hubungan kausalitas itu cukup

    digambarkan dalam sebuah path diagram, dan selanjutnya bahasa

    program akan mengkonvensi gambar-gambar persamaan, dan

    persamaan menjadi estimasi.

    Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur, yaitu:

    1) Konstruk Eksogen (Exogenous Constructs)

    Konstruk eksogen dikenal juga sebagai “source variables” atau

    “independent variables” yang tidak diprediksi oleh variabel yang

    lain dalam model.

    2) Konstruk Endogen (Endogenous Constructs)

    Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu

    atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu

  • 37

    atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen

    hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

    Setelah pengembangan model teoretis dan konstuk-konstruk

    dibangun maka penelitian ini dapat dimodelkan dalam diagram alur

    sebagai berikut :

    Gambar III.1

    Diagram Alur ( Path Diagram )

    Kepemimpin-

    an (X) Motivasi

    (Y1)

    Kesempatan: Y1.3

    Kinerja

    karyawan (Y2)

    Peramal: X1.2

    Penasihat: X1.3

    Pengampu: X1.4

    Penghargaan: Y1.2

    Disiplin kerja:

    Y2.4

    Tanggung jawab:

    Y2.1

    Loyalitas: Y2.2

    Prestasi kerja:

    Y2.3

    Semangat kerja/kesungguhan:

    Y1.1

    Fasilitator: X1.1

    Kejujuran:

    Y2.5

  • 38

    c. Konversi diagram alur ke dalam persamaan

    Setelah teori atau model teoretis dikembangkan dan digambarkan dalam

    sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi

    model tersebut kedalam rangkaian persamaan. Persamaan yang

    dibangun akan terdiri:

    1) Persamaan-persamaan struktural (structural equations)

    Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas

    antar berbagai konstruk. Persamaan struktural pada dasarnya

    dibangun dengan pedoman berikut ini:

    Variabel Endogen=Variabel Eksogen+Variabel Endogen+Erorr

    2) Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model)

    Pada spesifikasi itu peneliti menentukan variabel mana mengukur

    konstruk mana, serta menentukan serangkaian matriks yang

    menunjukkan korelasi yang dihipotesakan antar konstruk atau

    variabel.

    d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model

    Perbedaan SEM dengan teknik-teknik multivariate lainnya adalah

    dalam input data yang digunakan dalam pemodelan dan estimasinya.

    SEM hanya menggunakan matriks varians atau kovarians atau matriks

    korelasi sebagai data input keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

    Teknik Estimasi yang tersedia dalam AMOS 16.0 adalah :

    1) Maximum Likehood Estimation (ML)

    2) Generalized Least Square Estimation (GLS)

  • 39

    3) Unweigthed Least Square Estimation (ULS)

    4) Scale Free Least Square Estimation (SLS)

    5) Asymptotically Distribution-Free Estimation (ADF)

    Berikut ini dikemukan beberapa teknik estimasi yang dapat dipilih

    berdasarkan besarnya sampel yang digunakan sebagai berikut :

    Tabel III.1

    Memilih Teknik Estimasi

    Pertimbangan Teknik yang

    dapat dipilih

    Keterangan

    Bila asumsi normalitas

    dipenuhi dan ukuran sampel

    kecil 100-200

    ML ULS dan SLS biasanya tidak

    menghasilkan uji χ2, karena

    itu tidak menarik perhatian

    peneliti.

    Bila asumsi normalitas

    dipenuhi dan ukuran sampel

    antara 200-500

    ML dan GLS Bila ukuran sampel kurang

    dari 500, hasil GLS cukup

    baik.

    Bila asumsi normalitas

    kurang dipenuhi dan ukuran

    sampel lebih dari 2500

    ADF ADF kurang cocok bila

    ukuran sampel kurang dari

    2500

    Dalam penelitian ini Teknik Estimasi dalam Structural Equation

    Modeling yang digunakan adalah Maximum Likehood Estimation (ML),

    karena sampel yang digunakan sebanyak 200 responden.

    e. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi

    Problem indetifikasi dapat muncul melalui gejala berikut ini:

    1) Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat

    besar.

    2) Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang

    seharusnya disajikan.

  • 40

    3) Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

    yang negatif.

    f. Evaluasi Kriteria Goodness-of-fit

    Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap

    berbagai kriteria goodness-of-fit. Untuk itu tindakan pertama yang

    dilakukan adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat

    memenuhi asumsi-asumsi SEM.

    K. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik

    1. Asumsi-asumsi SEM

    Asumsi-asumsi SEM yang harus dipenuhi dalam prosedur dan pengolahan

    data yang dianalisis dengan permodelan SEM adalah sebagai berikut :

    a. Ukuran sampel

    Ukuran sampel yang harus dipernuhi dalam pemodelan ini adalah

    minimum berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5

    observasi untuk setiap estimated parameter.

    b. Normalitas dan Linearitas

    Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas

    dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk pemodelan SEM.

    c. Outliers

    Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

    secara univariat maupun multivariate yaitu yang muncul karena

    kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh

    berbeda dari observasi lainnya

  • 41

    d. Multicollinearity dan Singularity

    Multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians.

    Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil memberi indikasi

    adanya problem multikolinearitas atau singularitas

    2. Uji Kesesuaian

    Dalam analisis SEm tidak ada alat uji statistik tunggal yang mengukur atau

    menguji hipotesis mengenai model. Terdapat berbagai jenis fix index yang

    digunakan untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang

    dihipotesiskan dengan data yang disajikan, berikut ini beberapa indeks

    kesesuaian dan cut-of value untuk menguji apakah sebuah model dapat

    diterima atau tidak :

    a. χ2-Chi-Square Statistic

    Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

    ratio Chi-square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

    memuaskan bila nilai χ2 rendah. Semakin kecil nilai χ

    2 semakin baik

    model itu.

    b. Probability

    Probability adalah uji signifikasi terhadap perbedaan matriks kovarians

    data dan matrik kovarians yang diestimasi. Nilai probability yang

    diharapkan adalah lebih besar atau sama dengan 0,05.

    c. RMSEA-The Root Mean Square Error of Approximation

    RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

    mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai

  • 42

    RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila

    model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA lebih kecil atau sama

    dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

    menunjukkan sebuah close fit dari model itu.

    d. GFI-Goodness of Fit Index

    GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai

    antar 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi

    dalam indeks ini menunjukkan “better fit”.

    e. AGFI-Adjusted Goodness-of-Fit Index

    AGFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit-Index ini dapat

    di-adjust terhadap degrees of freedom yang tersedia untuk menguji

    diterima tidaknya model. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

    memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah

    matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan

    sebagai tindakan yang baik-good overall model fit (baik) sedangkan

    besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup.

    f. Ratio χ2 to Degrees of Freedom (χ2/DF)

    The minimum sampel discrepancy function (CMIN) dibagi dengan

    degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMIN/DF sebagai

    salah satu indikator untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model.

    CMIN/DF adalah statistic chi-square, χ2 dibagi DF sehingga disebut χ

    2

    relatif. Nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kurang dari 3.0

    adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

  • 43

    g. TLI-Tucker Lewis Index

    TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang

    membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline

    model. Nilai yang direkomendasikan adalah lebih besar dari atau sama

    dengan 0,95.

    h. CFI-Comparative Fit Index

    Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0–1 dimana

    semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi.

    Nilai yang direkomendasikan adalah CFI lebih besar atau sama dengan

    0,9.

    Tabel III.2

    Goodness-of-fit Indices

    Goodness of fit index Cut-off-value

    Chi-square Diharapkan kecil

    Significance Probability ≥ 0.05

    RMSEA ≤ 0.06

    GFI ≥ 0.90

    AGFI ≥ 0.90

    CMIN/DF ≤ 2.00

    TLI ≥ 0.95

    CFI ≥ 0.95

    3. Interprestasi dan Modifikasi Model

    Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model dan memodifikasikan

    model yang tidak memenuhi syarat pengujian. Memodifikasi model dapat

    dilakukan dengan cara komposit atau dengan mengeluarkan variabel-

    variabel yang tidak signifikan dari model. Setelah diperoleh model yang

    memenuhi Goodness-of-fit indices maka uji hipotesis dapat dilakukan

  • 44

    dengan uji kausalitas: Regression weight melalui pengujian signifikansi

    nilai lamda yang dilakukan dengan uji-t yang dapat disajikan dengan

    program AMOS melalui uji C.R atau critical ratio. Hasil pengujian ini

    akan menunjukkan adanya causal relationship atau hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen.

  • 45

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    A. Sejarah singkat Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak

    Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak sebelumnya bernama

    Rumah Sakit Umum Sungai Jawi Pontianak. Nama Rumah Sakit Umum St.

    Antonius Pontianak lahir melalui proses panjang, yaitu melalui 5 (lima) periode:

    Uraian Sejarah awal mulanya berdiri

    1. Masa pemerintahan Belanda tahun 1928 – 1942

    Pada tahun 1928 yang lalu, kota Pontianak belum memiliki rumah sakit

    sebagai sarana pelayanan kesehatan. Atas inisiatif Mgr. Pacificus Bos,

    pimpinan umat Katolik pada waktu itu yang memandang bahwa perlu adanya

    rumah sakit di kota Pontianak. Pada tahun 1928 permohonan mendirikan

    rumah sakit tersebut dikabulkan. Rumah Sakit ini didirikan untuk keperluan

    umum penduduk kota Pontianak dan seluruh daerah Kalimantan Barat tanpa

    memandang suku, agama. Untuk mewujudkan berdirinya rumah sakit ini, maka

    dibentuklah sebuah panitia pengumpulan dana untuk membiayai proyek rumah

    sakit ini dan mereka mulai bekerja pada bulan April 1928. Rumah sakit ini

    semula adalah berupa bangunan perumahan polisi. Bangunan ini akan

    diserahkan oleh pihak pemerintah kepada Misi dengan perjanjian bahwa misi

    harus mengganti ¼ (seperempat) dari harga taksiran, yaitu f. 88.200,

    Mengingat bahwa bangunan yang ada adalah perumahan polisi, maka

    harus dilakukan perbaikan sesuai dengan fungsi rumah sakit. Pada bulan April

  • 46

    1928 pimpinan Sekolah Pertukangan Bruder Cosmas dengan stafnya mulai

    membangun rumah sakit yang sederhana tetapi cukup memuaskan pada waktu

    itu. Bangunan yang didirikan adalah, 3 (tiga) ruang untuk pria, 2 (dua) ruang

    untuk wanita, 1 (satu) ruang untuk anak-anak dan satu ruang lagi untuk pasien

    kelas. Disamping itu ada beberapa kamar lagi yaitu : ruang isolasi, kamar

    bedah, kamar bersalin, ruang poliklinik, kamar obat, kantor umum/dokter,

    dapur dan kamar cuci. Daya tampung rumah sakit ini semula 136 tempat tidur.

    Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 31 Desember 1928; dan pada tanggal

    1 Januari 1929 pasien yang pertama kali masuk rumah sakit. Rumah sakit ini

    diberi status Rumah Sakit Swasta Bersubsidi, penyelenggaraan maupun

    pemeliharaan rumah sakit ditangani oleh misi Katolik dengan mendapat subsidi

    dari pemerintah.

    2. Masa pemerintahan Jepang tahun 1942 – 1945

    Pada tahun 1941 pecah perang dunia ke-2. Semua orang asing ditawan

    dan diasingkan disebuah kamp di kota Kuching. Pada permulaan pendudukan

    Jepang di Indonesia, tahun 1942 dokter-dokter dan para suster tetap bertugas di

    rumah sakit kurang lebih 9 (sembilan) bulan. Setelah itu satu persatu tenaga

    dokter tersebut menghilang, pindah, dan bahkan ada yang ditawan serta

    dibunuh. Para suster perawat belanda juga dibawa ke kamp tahanan seperti

    teman-teman lainnya. Sungguhpun demikian rumah sakit ini tetap berjalan

    terus. Rumah sakit ini selanjutnya diambil alih dan dipimpin oleh 3 (tiga) orang

    dokter Jepang dan dibantu oleh seorang suster pribumi yaitu Sr. Brahama

    sebagai pimpinan keperawatan

  • 47

    3. Masa pemerintahan NICA tahun 1945 – 1949

    Pada waktu diambil alih oleh pemerintahan NICA, rumah sakit dalam

    keadaan baik namun perlengkapannya menjadi sangat berkurang dan pasien

    hanya tinggal 5 (lima) orang. sementara itu rumah sakit dipimpin oleh Dr.

    Soedarso (alm) sebelum pemerintah NICA mengirimkan Dr. Hazewinkel yang

    selanjutnya menjadi direktur rumah sakit; bersama istrinya, seorang ahli

    penyakit dalam, para suster dan 4 (empat) orang perawat mereka berkarya di

    rumah sakit ini dan berusaha sedikit demi sedikit melengkapi segala

    kekurangan yang ada. Untuk perlengkapannya itu, rumah sakit banyak

    mendapat bantuan dari instansi-instansi pemerintah dan relasi. Dalam tahun-

    tahun pertama mengalami banyak kekurangan terutama dibidang farmasi sebab

    Jakarta tidak bisa secepatnya melayani permintaan-permintaan.

    4. Pada tahun 1949 setelah kedaulatan Republik Indonesia

    Rumah sakit Pontianak yang telah diadoftir oleh pemerintah NICA,

    sekarang diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dengan sarat pihak

    missi mempunyai hak turut menentukan personil dan hak memiliki gedung-

    gedungnya. Pemerintah RI membiayai rumah sakit seluruhnya juga semua

    biaya pemeliharaan dan penyelenggaraannya dengan alasan bahwa di

    Pontianak belum ada RSUP. Setelah pemerintahan NICA tidak lagi berkuasa di

    Indonesia, Dr. Hazenwinkel dan keluarganya kembali kenegerinya (belanda).

    Pada bulan Juni 1949 Dr. Hazewinkel digantikan oleh Dr. Lim Kiong

    Wan seorang ahli bedah; dibantu oleh suster perawat Belanda 5 (lima) orang, 4

    orang perawat Indonesia dan 2 orang pembantu perawat. Bantuan dari negeri

  • 48

    Belanda berupa Mobile-pesawat Rontgen dan juga peralatan operasi,

    sterilisator dan lain-lain.

    Pada tahun 1954 dibuatlah suatu perjanjian antara pihak pemerintah

    dengan pihak misi melalui Vikaris Apostolik Mgr. Tarcisius van Valenberg,

    OFM Cap, D.D. dengan maksud untuk lebih meningkatkan kerjasama antara

    Departemen Kesehatan di Jakarta dengan pihak Misi. Pada tahun 1954–1958

    rumah sakit dipimpin oleh Dr.Soetidjo. Pada Tahun ini dipimimpin Dr.

    Soetidjo rumah sakit jatuh bangun karena keadaan perokonomian Indonesia

    masih dalam masa-masa sulit. Pada tahun 1958-1975 rumah sakit dipimpin

    oleh Dr. H. Gandawijaya. Pada tahun 1960 pemerintah pusat membantu

    mendirikan asrama baru untuk para siswa pria. Tahun 1968 Mgr. Herkulanus

    Van den Burg melalui bantuan luar negeri (CEBEMO) mendirikan dengan

    perlengkapannya :

    a. Gedung dengan ruang belajar dan satu aula.

    b. Gedung asrama putri

    c. Laboratorium

    d. Ruang perawatan anak

    e. Ruang kelas dengan kapasitas 14 tempat tidur

    f. Perluasan dapur

    Selama kepemimpinan Dr. Gandawijaya rumah sakit mendapat tenaga

    dokter spesialis bedah, mata, THT, kebidanan, radiology, penyakit dalam, dan

    Jiwa.Pada tahun 1975 – 1982 RSU Sei Jawi dipimpin oleh Dr. Winoto

    Harjolukito, spesialis bedah. Selama kepemimpinannya berhasil dibangun :

  • 49

    apotik, ruang VIP, perbaikan sanitasi kantor keperawatan. Dengan bantuan

    masyarakat dan tarikat religius pada tahun 1979 berhasil dibangun ruang

    ICU/CCU.Untuk mempersiakan rumah sakit ini dikembalikan kepada

    pemiliknya yaitu Keuskupan Agung Pontianak, maka pada tanggal 18 Juli

    1984 dibuka SPK Dharma Insan Pontianak di bawah naungan Yayasan

    Dharma Insan dengan status swasta. Pada tahun 1987 SPK Dharma Insan ini

    meluluskan angkatan pertama dan semua lulusan diterima bekerja di rumah

    sakit ini dengan status karyawan prabakti selama 3 (tiga) tahun. Pada tahun

    1982 – 1993 RSU Sei Jawi Pontianak ini dipimpin oleh Dr. Sjofian Roslim,

    Sp.THT. Selama kepemimpinan beliau tidak banyak terjadi perubahan. Pada

    tanggal 24 Maret 1990 setelah melalui perjuangan dan proses panjang RSU Sei

    Jawi diserahterimakan kepada pemiliknya Keuskupan Agung Pontianak.

    Setelah serah terima dilaksanakan, RSU Sei Jawi diganti nama menjadi RSU

    St. Antonius Pontianak dengan status swasta penuh. Oleh pihak Keuskupan

    Agung Pontianak RSU St. Antonius ini diserahkan pengelolaannya kepada

    Yayasan Dharma Insan Pontianak.Pada tahun 1993 – 2000 RSU St. Antonius

    dipimpin oleh Dr. Gunawan Hadibrata. Selama kepemimpinan beliau terjadi

    banyak perubahan dan kemajuan baik secara fisik bangunan, peningkatan

    SDM, peralatan medis, kerjasama yang baik dengan para dokter spesialis,

    maupun peningkatan mutu pelayanan. Dengan peningkatan mutu pelayanan,

    BOR RSU St. Antonius pun semakin meningkat hingga mencapai 88%.Pada

    masa kepemimpinan Dr. Gunawan Hadibrata, RSU St. Antonius menerima 3

    (tiga) orang dokter spesialis tetap yaitu Dr. Sientje Mokoginta, Sp.B, Dr. Joko

  • 50

    T. Basuku, Sp.ObGyn, Dr. Charles Hutasoit, Sp.A.Pada masa kepemimpinan

    Dr. Gunawan Hadibrata, dengan melihat kebutuhan dan pemanfaatan fasilitas

    RSU St. Antonius oleh masyarakat semakin meningkat, maka pihak

    Keuskupan Agung Pontianak memikirkan untuk mengadakan perluasan

    gedung RSU St. Antonius.Cita-cita pihak Keuskupan Agung Pontianak untuk

    memperluas gedung RSU St. Antonius direalisasikan, sehingga pada bulan

    Nopember 1998 Uskup Agung Pontianak melakukan penancapan tiang

    pertama dan memberkati lokasi pembangunan gedung baru RSU St. Antonius

    Pontianak yang terletak dibekas lokasi penjara Jl. K.H.Wahid Hasyim

    Pontianak.

    5. Pada tahun 1990-sekarang

    Pada April 2000 – Juni 2001 RSU St. Antonius Pontianak dipimpin

    oleh Dr. Sebastianus M. Dahlan, M.Kes. Selama kepemimpinannya, beliau

    menekankan kepada peningkatan SDM, peningkatan pelayanan dan

    peningkatan disiplin serta kesejahteraan karyawan. Sangat disayangkan bahwa

    masa kepemimpinannya tidak berlangsung lama karena masih dalam

    jabatannya sebagai Direktur RSU St. Antonius pada tanggal 26 Juni 2001 Dr.

    Sebastianus M. Dahlan M.Kes meninggal dunia di RS Saint Carolus Jakarta

    dan jenazahnya dimakamkan di Jakarta.Dari tanggal 27 Juni 2001 – Oktober

    2001 RSU St. Antonius dipimpin oleh Dr. G. Hasibuan sebagai Pejabat

    sementara Direktur.

    Pada tanggal 25 Oktober 2001 Dr. Fransiscus Kustomo diangkat

    sebagai Direktur RSU St. Antonius. Beliau sebelumnya adalah Kepala Biro

  • 51

    SDM RS St. Boromeus Bandung. Program kerja utama beliau adalah

    mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perpindahan ke gedung

    baru RSU St. Antonius terutama yang berkaitan dengan masalah

    manajemennya. Namun sangat disayangkan bahwa cita-cita beliau belum

    tercapai karena pada tanggal 29 Juni 2002 Dr. Fransiscus Kustomo secara

    mendadak sakit dan hanya sempat dirawat beberapa saat di RSU St. Antonius

    lalu meninggal dunia. Jenazahnya dimakamkan di Bandung.

    Santo Antonius, pengurus Yayasan Dharma Insan mengangkat Dr. G.

    Hasibuan sebagai pelaksana tugas Direktur RSU St. Antonius Pontianak. Pada

    saat pindah ke gedung baru RSU St. Antonius, kondisi bangunan dan fasilitas

    rumah sakit belumlah rampung semuanya. Khususnya mesin Genset dengan

    kapasitas 800 KVA masih harus dibuat peredam. Peredam mesin Genset

    tersebut baru selesai dibuat pada tanggal 30 Desember 2002. Terkait dengan

    kesiapan mesin Genset tersebut, maka kamar operasi dan ruang ICU/CCU baru

    pindah kegedung baru RSU St. Antonius pada awal bulan Januari 2003.

    Gedung baru RSU St. Antonius terdiri dari :

    a. Ruang Perawatan St. Fransiskus

    b. Ruang Perawatan St. Markus

    c. Ruang Perawatan St. Elisabeth

    d. Ruang Perawatan St. Lukas

    e. Ruang Perawatan St. Borromeus

    f. Ruang Perawatan St. Lidwina

    g. Ruang Perawatan St. Yohanes

  • 52

    h. Ruang Perawatan ICU

    i. Ruang Perawatan ICCU

    j. Ruang Perawatan St. Maria

    k. Instalasi Gawat Darurat

    l. Instalasi Radiologi

    m. Instalasi Farmasi

    n. Haemodialise

    o. Poliklinik Umum

    p. Poliklinik Spesialis

    q. Dapur

    r. Kantin

    s. Wartel

    t. Kantor Sekretariat

    u. Kantor Keuangan

    v. Kantor Akuntansi

    w. Kantor Direksi

    x. Kantor SDM

    y. Kantor Keperawatan

    Pada masa kepemimpinan Dr. G. Hasibuan, RSU St. Antonius menerima 2 (dua)

    orang dokter spesialis tetap.

    B. Falsafah

    Setiap manusia sejak saat pembuatan sampai kematian, mempunyai citra

    dan martabat yang mulia seperti ciptaan Allah. Setiap orang berhak memperoleh

  • 53

    derajat kesehatan yang optimal dan wajib ikut serta dalam usaha memelihara dan

    meningkatkan derajat kesehatannya.

    Dengan dasar semangat cinta kasih, pelayanan kesehatan rumah sakit

    terpanggil untuk berperan serta dalam upaya pemberdayaan sesama melalui

    pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

    penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan serta pendidikan bidang

    kesehatan yang menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.

    C. Visi dan Misi

    1. Visi:

    Rumah sakit pertama di Kalimantan barat d