MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN...
Transcript of MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN...
MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN
BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PSIKODRAMA
SISWA KELAS X TMO C SMK N 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
Rizqi Amalia
132013063
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
1
1
MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN
BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PSIKODRAMA
SISWA KELAS X TMO C SMK N 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh: Rizqi Amalia
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing:
Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd dan Setyorini, M.Pd
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMK N 2 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi peningkatan kepercayaan diri pada
siswa kelas X TMO C SMK N 2 Salatiga melalui bimbingan kelompok teknik psikodrama.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 16 siswa yang memiliki kategori kepercayaan diri
rendah dan sangat rendah. Dari 16 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 8 siswa dalam
kelompok eksperimen dan 8 siswa dalam kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala sikap kepercayaan diri dari jenis-jenis kepercayan diri
yang dijelaskan oleh Lindenfield (1997) yang peneliti adopsi dari penelitian Puspitasari
(2007). Teknik analisis data yang digunakan Two Independent Sample Test (Mann Whitney
Test) yang diolah dengan menggunakan program SPSS 17 for windows. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan tentang peningkatan kepercayaan diri siswa kelas X TMO C
SMK N 2 Salatiga, setelah diberikan perlakuan dengan bimbingan kelompok teknik
psikodrama diperoleh Asymp.Sig.(2-tailed) 0,001 < 0,05. Mean rank kepercayaan diri pada
pre test adalah 4,50 sedangkan mean rank pada post test adalah 12,50. Hasil penelitian
menunjukkan ada peningkatan skor yang signifikan kepercayaan diri pada kelompok
eksperimen setelah pemberian perlakuan dengan bimbingan kelompok teknik psikodrama.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka tujuan penelitian ini telah tercapai.
Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Teknik Psikodrama.
PENDAHULUAN
Salah satu layanan bimbingan
konseling disekolah adalah layanan
bimbingan kelompok. Bimbingan
kelompok merupakan suatu pemberian
layanan kepada siswa dan konselor
sekolah sebagai koordinator pelaksana
untuk membantu siswa agar lebih
akrab dengan teman-temannya,
membantu siswa menerima apa adanya
2
yang ada pada dirinya. Shertzer dan
Stone (dalam Romlah, 2001).
Dalam bimbingan kelompok terdapat
banyak teknik atau strategi intervensi
yang dapat digunakan. Teknik
bimbingan kelompok yang dapat
digunakan guru bimbingan dan
konseling atau konselor SMA antara
lain diskusi kelompok, berman peran,
hoom room program, dan teknik lain
yang relevan. Suryapranata dkk
(2016).
Bimbingan kelompok diberikan
untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesulitan pada diri
individu dan untuk mengembangkan
diri secara optimal. Pengembangan diri
memerlukan kepercayaan diri.
Kepercayaan diri merupakan kunci
untuk meraih kesuksesan dalam
kehidupan pribadi, pekerjaan dan
sosial. Di dalam kehidupan setiap
individu akan mengalami perubahan
dalam berbagai hal, lingkungan yang
baru, teman-teman baru dan tidak
semua individu dapat menyesuaikan
perubahan-perubahan yang ada
disekitarnya.
Menurut Perry (2005)
kepercayaan diri merupakan keyakinan
yang dimiliki individu bahwa dirinya
mampu mengembangkan penilaian
positif terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapi sehingga individu merasa
mampu mencapai tujuan dalam
hidupnya. Namun pada kenyataannya
masih ada siswa yang memiliki
kepercayaan diri rendah.
Siswa SMA yang berada dalam
tahap perkembangan sebagai seorang
remaja tentunya sangat membutuhkan
kepercayaan diri dalam dirinya untuk
dapat beraktualisasi dalam lingkungan
dengan baik. Oleh karena itu
dibutuhkan kontak dan komunikasi
dengan orang lain. Karena dengan
melakukan kontak dan komunikasi
dengan orang lain, akan menjadikan
dirinya lebih berkembang. Dalam hal
ini manusia menggunakan fungsi
dalam dirinya sebagai makhluk sosial
yang dalam perkembangannya
membutuhkan orang lain seperti
halnya memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
3
Berdasarkan Dari hasil
wawancara dengan Guru Bimbingan
dan Konseling di SMK N 2 Salatiga
dan skala sikap percaya diri yang
disebar masih ditemui adanya siswa
yang memiliki kepercayaan diri yang
kurang. Masih ada siswa yang tidak
berani mengungkapkan pendapat,
grogi saat berbicara di depan kelas,
sering mencontek saat menghadapi
tes, cemas dalam menghadapi suatu
masalah dan merasa dirinya buruk
dibanding teman-temannya. Terkait
dengan hal tersebut, di masa
sekarang ini Guru bimbingan
konseling mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan
kualitas siswanya salah satunya yang
berhubungan dengan kepercayaan
diri. Sebab Guru bimbingan dan
konseling mempunyai banyak
layanan meliputi layanan informasi,
orientasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, bimbingan
kelompok, konseling kelompok dan
konseling individu. Layanan
bimbingan kelompok dipandang tepat
dalam membantu siswa
meningkatkan kepercayaan dirinya.
Karena didalam bimbingan kelompok
memfasilitasi siswa untuk bertukar
pendapat, lebih mudah untuk
menangkap persoalan yang
dihadapinya dan cara mengatasinya.
Ada beberapa macam teknik yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok, salah
satunya adalah teknik psikodrama.
Psikodrama adalah permainan
peranan yang dimaksudkan agar
individu yang bersangkutan dapat
memperoleh pengertian lebih baik
tentang dirinya, dapat menemukan
konsep pada dirinya, menyatakan
kebutuhan-kebutuhannya dan
menyatakan reaksinya terhadap
tekanan-tekanan dalam dirinya.
(Corey dalam Romlah, 2001)
Di dalam psikodrama konseli
memerankan situasi-situasi
dramatis yang dialaminya pada
waktu itu, sekarang, dan yang
diantisipasikan akan dialami pada
waktu yang akan datang, dengan
tujuan untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam
mengenai dirinya dan melepaskan
tekanan-tekanan yang dialami atau
4
katarsis. Kejadian-kejadian yang
penting dimainkan kembali agar
konseli dapat mengenali perasaan-
perasaannya dan dapat
mengungkapkan perasaannya
sepenuhnya sehingga terbuka jalan
untuk terbentuknya perilaku baru.
Sehubungan dengan uraian latar
belakang diatas, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian yang
berjudul “Meningkatkan
Kepercayaan Diri Menggunakan
Bimbingan Kelompok Teknik
Psikodrama Siswa Kelas X TMO C
SMK N 2 Salatiga Tahun Ajaran
2016/2017”.
LANDASAN TEORI
Kepercayaan Diri
Lindenfield (1997)
menyatakan bahwa orang yang
percaya diri ialah orang yang
merasa puas dengan dirinya.
Kepercayaan diri merupakan suatu
keyakinan dalam jiwa manusia
bahwa tantangan hidup apapun
harus dihadapi dengan berbuat
sesuatu. percaya diri merupakan
adanya sikap individu yang yakin
akan kemampuannya sendiri untuk
bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya sebagai suatu
perasaan yang yakin pada
tindakannya, bertanggung jawab
terhadap tindakannya dan tidak
terpengaruh oleh orang lain.
Bimbingan Kelompok
Prayitno (1995) mengemukakan
bahwa bimbingan kelompok adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam
kegiatan kelompok saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapi, memberi
saran, dan lan-lain sebagainya, apa
yang dibicarakan itu semuanya
bermanfaat untuk diri peserta yang
bersangkutan sendiri dan untuk
peserta lainnya.
Psikodrama
Psikodrama merupakan
permainan peranan yang
dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan dapat memperoleh
pengertian lebih baik tentang dirinya,
dapat menemukan konsep pada
dirinya, menyatakan kebutuhannya-
5
kebutuhannya, dan menyatakan
reaksinya terhadap tekanan-tekanan
terhadap dirinya.(Corey dalam
Romlah, 2001).
Dalam psikodrama konseli
memerankan situasi-situasi dramatis
yang dialaminya pada waktu lalu,
sekarang, dan yang diantisipasi akan
dialami pada waktu yang akan
datang, dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian yang lebih
mendalam mengenai dirinya dan
melepaskan tekanan-tekanan yang
dialami atau katarsis. Kejadian-
kejadian yang penting dimainkan
kembali agar klien dapat mengenali
perasaan-perasaannya dan dapat
mengungkapkan perasaannya
sepenuhnya sehingga terbuka jalan
untuk terbentuknya perilaku yang
baru.
Kelompokan psikodrama
memberikan kesempatan pada
anggota kelompok untuk menguji
kenyataan, karena kelompok terdiri
dari individu-individu dan situasi-
situasi kehidupan yang nyata.
Pelaksanaan psikodrama terdiri dari
tiga tahap dalam Romlah (2001)
yaitu:
1. Tahap persiapan (The Warm-
up) tahap persiapan
dilakukan untuk memotivasi
anggota kelompok agar
mereka siap berpartisipasi
secara aktif dalam
permainan, menentukan
tujuan-tujuan permainan, dan
menciptakan perasaan aman
dan saling percaya dalam
kelompok.
2. Tahap pelaksanaan (The
action) tahap pelaksanaan
terdiri dari kegiatan dimana
pemain utama dan pemain
pembantu memperagakan
permainannya.
6
3. Tahap diskusi (The sharing)
Dalam tahap diskusi atau
tahap bertukar pendapat dan
kesan, para anggota
kelompok diminta untuk
memberikan tanggapan dan
sumbangan pikiran terhadap
permainan yang dilakukan
oleh pemeran utama.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dikemukakan oleh
peneliti ini didukung oleh penelitian-
penelitian sebelumnya. Adapun
penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya, sebagai berikut:
Puspitasari (2007) Efektivitas
layanan bimbingan kelompok dalam
mengatasi kepercayaan diri siswa
kelas VIII di SMP Negeri 2
Banyubiru Kabupaten Semarang
terdapat hasil analisis sebesar p=
0,043 < 0,050 sehingga layanan
bimbingan kelompok dalam
mengatasi kepercayaan diri
meningkat secara signifikan dan
layanan bimbingan kelompok efektif
dalam mengatasi kepercayaan diri.
Ardinata (2015) Upaya
Meningkatkan Percaya Diri Siswa
Melalui Bimbingan Kelompok
Metode Psikodrama Kelas Vii-E Di
SMP Pawyatan Daha 1 Kediri
berdasarkan hasil perhitungan
Wilcoxon Signed Rank Test, maka
nilai Z didapat sebesar 5,512 yang
berarti lebih besar dari Ztabel 0,05
(5%) yaitu 1,645, sehingga keputusan
hipotesis karena Zhitung > Ztabel ,
maka (H0) ditolak dan (Ha) diterima,
sehingga hipotesis yang berbunyi
“percaya diri di kelas VII E SMP
Pawyatan Daha 1 Kediri dapat
ditingkatkan melalui bimbingan
kelompok metode psikodrama”
diterima kebenarannya.
Yunanto (2014) Meningkatkan
kepercayaan diri melalui layanan
bimbingan kelompok teknik
permainan pada siswa kelas VIII A
SMP N 9 Salatiga terdapat hasil
pretest dikatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Selanjutnya dari
7
Uji Mann Whitney data postest
menghasilkan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,014<0,050 dengan mean
rank pada kelompok eksperimen
sebesar 7,00 dan kelompok kontrol
sebesar 4.12 yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kontrol.
Simpulan dari penelitian ini bahwa
layanan bimbingan kelompok dengan
teknik permainan secara signifikan
dapat Meningkatkan Kepercayaan
Diri Dengan Teknik Permainan Pada
Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 9
Salatiga.
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yaitu
terdapat pada subjek penelitian. Jika
pada penelitian sebelumnya
menggunakan subjek siswa SMP
namun dalam penelitian ini
menggunakan subjek siswa SMK.
METODE
Jenis penelitian ini adalah
eksperimen semu dengan
menggunakan desain Pretest-Posttest
Control Group Design. Subjek
penelitian ini adalah 16 siswa kelas
X TMO C SMK N 2 Salatiga yang
memiliki kepercayaan diri rendah
dan sangat rendah. Dari 16 siswa
tersebut kemudian dibagi menjadi 2
kelompok yaitu 8 siswa kelompok
eksperimen dan 8 siswa kelompok
kontrol.
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini variabel
kepercayaan diri diukur
menggunakan skala sikap
kepercayaan diri dengan 40 item
pernyataan berupa pernyataan
favorabel dan unfavorebel dengan 4
alternatif jawaban yaitu SS untuk
jawaban sangat sesuai, S untuk
jawaban sesuai, TS untuk jawabana
tidak sesuai dan STS untuk jawaban
sangat tidak sesuai. Peneliti
mengadopsi dari penelitian
Puspitasari (2007). Sedangkan teknik
analisis dalam penelitian ini
menggunakan Mann-Whitney yang
diolah dengan bantuan program SPSS
17 For Windows.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan prosedur
penelitian ini sebelum kelompok
eksperimen diberikan perlakuan
menggunakan bimbingan kelompok
8
teknik psikodrama, data hasil pre test
kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol harus dilakukan uji
beda. Berikut hasil uji beda antara
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Tabel 4.4 Mean Rank PreTest
kepercayaan diri pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Ranks
kelompok N Mean
Rank
Sum Of
Rank
Eksperimen
Kontrol
Total
8
8
16
7.88
9.13
63.00
73.00
Tabel 4.5 Hasil Uji Mann –Wihitney U Pre-
Test Kepercayaan Diri Pada Kelompok
Eksperimen Dan Kontrol
Test Statistic
Nama
Mann-whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig.[2*(1-tailed Sig.)]
27.000
63.000
-.528
.598
.645a
a. Not corrected for ties
b. Grouping Variable: Kelompok
Tabel diatas dapat diketahui hasil
uji Mann-Whitney U = 27,000
dengan koefisien Asyim.Sig.(2-
tailed) 0,598 > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara
kepercayaan diri kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol,
sehingga penelitian dapat
dilanjutkan dengan pemberian
treatment atau perlakuan dengan
metode psikodrama. Sesuai dengan
rancangan penelitian dan hasil
analisis diatas, selanjutnya
kelompok eksperimen akan
diberikan treatment yaitu diberikan
layanan Bimbingan kelompok
teknik psikodrama selama 8 x
pertemuan, sedangkan untuk
kelompok kontrol tidak diberikan
treatment. eksperimen dilaksanakan
sesuai dengan kesepakatan penulis
dengan pihak sekolah, yaitu
seminggu 2x pertemuan setiap hari
Selasa dan Jumat. Eksperimen
dikatakan berhasil apabila
kelompok eksperimen setelah post
test menunjukkan peningkatan
kepercayaan diri dan hasilnya lebih
tinggi dari pada kelompok kontrol.
Setelah 8 x pertemuan, peneliti
kembali memberikan skala sikap
kepercayaan diri kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Kemudian peneliti mengolah hasil
skala sikap yang telah diisi oleh
siswa dengan menggunakan teknik
analisis Mann Whitney. Berikut
9
hasil analisis dan perbedaan post
test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Tabel 4.9 Mean Rank Pre-Test Dan Post-
Test Kepercayaan Diri Pada Kelompok
Eksperimen
Ranks
Kelompok N Mean
Rank
Sum Of
Rank
Eksperimen
Kontrol
Total
8
8
16
4.50
12.50
36.00
100.00
Tabel 4.10 Uji Mann Whitney U Pre-Test
Dan Post-Test Kepercayaan Diri Pada
Kelompok Eksperimen
Test statistics
Nama
Mann-whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig.[2*(1-tailed
Sig.)]
.000
36.000
-3.383
.00
.000a
a. Not corrected for ties
b. Grouping Variable: Kelompok
Dari tabel diatas dapat diketahui
nilai hitung Mann-Whitney U= ,000
dan koefisien Asymp-Sig. (2-Tailed)
0,001 <0,05. Perhitungan statistik
tersebut menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan
kepercayaan diri siswa pada
kelompok eksperimen antara pre
test dan post test.
Tabel 4.11 Mean Rank Post-Test
Kepercayaan Diri Pada Kelompok
Eksperimen Dan Kontrol
Ranks Kelompok N Mean
Rank
Sum Of
Rank
Eksperimen
Kontrol
Total
8
8
16
12.50
4.50
100.00
36.00
Tabel 4.12 Uji Mann Whitney U Post-
Test Kepercayaan Diri Pada Kelompok
Eksperimen Dan Kontrol
Test statistics
Nama
Mann-whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig.[2*(1-tailed
Sig.)]
.000
36.000
-3.391
.001
.000a
a. Not corrected for ties
b. Grouping Variable: Kelompok
Dari tabel diatas dapat diketahui
nilai hitung Mann Whitney U= ,000
dan koefisien Asymp. Sig. (2-
Tailed) 0,001 <0,05. Perhitungan
statistik tersebut menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang
signifikan kepercayaan diri siswa
antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Perbedaan
tersebut menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol setelah kelompok
eksperimen diberi
perlakuan/treatment dengan
10
bimbingan kelompok teknik
psikodrama.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji beda
yang telah dilaksanakan pada saat
pre test, tidak ada perbedaan
kepercayaan diri yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hal ini
ditunjukkan dengan Asymp Sig. (2-
Tailed) 0,598 > 0,05. Setelah
kelompok eksperimen diberi
perlakuan/treatment bimbingan
kelompok teknik psikodrama
selama 8 kali pertemuan, terjadi
peningkatan kepercayaan diri pada
siswa kelas X TMO C SMK N 2
Salatiga secara signifikan. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil Asymp.
Sig. (2-Tailed) 0,001 < 0,05 untuk
pre test dan post test pada
kelompok eksperimen. Untuk
mengetahui apakah pengurangan
yang signifikan tersebut
dikarenakan perlakuan bimbingan
kelompok teknik psikodrama atau
karena faktor lain dari luar, maka
diadakan pengujian dengan
kelompok kontrol. Hasilnya
menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed)
0,001 < 0,05, ini berarti bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol setelah kelompok
eksperimen diberi perlakuan dengan
bimbingan kelompok teknik
psikodrama. Jadi hasil post test
menunjukkan bahwa bimbingan
kelompok teknik psikodrama dapat
digunakan untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Adanya
peningkatan kepercayaan diri dapat
dikatakan berhasil karena dari hasil
observasi selama layanan dengan
permainan peran psikodrama,
kelompok eksperimen mengikuti
kegiatan tersebut dengan antusias
dan memahami topik yang
diberikan serta dapat
mengaplikasikan materi yang telah
didapat pada saat kegiatan
permainan psikodrama. Dengan
demikian penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari (2007) yang pada akhir
penelitian menyimpulkan bahwa
layanan bimbingan kelompok
11
efektif dapat digunakan untuk
mengatasi kepercayaan diri rendah.
Pada kegiatan psikodrama,
siswa yang sebagian besar
merupakan siswa yang memiliki
kepercayaan diri rendah
mempraktikan situasi secara
spontan dimana siswa dapat
merasakan bagaimana rasanya
menjadi orang yang tidak percaya
diri. Sehingga siswa tersebut dapat
mengerti sebab-sebab mereka tidak
bisa percaya diri, bagimana mereka
melihat ketidaknyamanan teman
yang tidak percaya diri, dengan
begitu mereka akan merasa bahwa
hal yang membuat seseorang
menjadi tidak percaya diri itu
sebenarnya berasal dari dalam diri
sendiri maka untuk meningkatkan
percaya diri, kita harus mencintai
diri kita sendiri salah satunya
dengan menjaga penampilan, yakin
pada kemampuan yang kita miliki,
memiliki tujuan yang jelas dan
selalu berfikir postif. Suasana yang
diciptakan, dikendalikan oleh
pemimpin kelompok sehingga
membuat siswa tidak takut untuk
bereksperimen dengan perilakunya
yang baru. Setelah pertunjukan
psikodrama selesai, mereka
bertugas menilai dan menanggapi
tentang pertunjukan psikodrama
yang telah dilakukan oleh
kelompok lain, pemimpin
kelompok dan anggota kelompok
selanjutnya bersama-sama
menyimpulkan hasil kegiatan
psikodrama tersebut.
Hasil penelitian ini mendukung
teori yang dikemukakan oleh Corey
(dalam, Romlah, 2001) yang
menyatakan bahwa didalam
psikodrama klien memerankan
situasi-situasi dramatis yang
dialami pada waktu yang akan
datang, dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian yang lebih
mendalam mengenai dirinya dan
melepaskan tekanan-tekanan yang
dialami agar klien dapat mengenali
perasaan-perasaannya dan dapat
mengungkapkan perasaan
sepenuhnya sehingga terbuka jalan
terbentuknya perilaku baru.
12
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan di SMK N 2
Salatiga, maka dapat diambil
simpulan bahwa Ada peningkatan
yang signifikan kepercayaan diri
siswa kelas X TMO C SMK N 2
Salatiga tahun ajaran 2016/2017
setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok teknik
psikodrama.
Saran-saran yang dapat penulis
berikan adalah:
1. Bagi siswa
Subyek penelitian khususnya
siswa kelas X TMO C SMK N 2
Salatiga diharapkan dapat lebih
percaya diri dengan mau
mengungkapkan pendapat dan tidak
mencontek saat ulangan. Siswa
perlu meningkatkan kepercayaan
diri sebagai bentuk dari
peningkatan kepercayaan diri
setelah mengikuti kegiatan layanan
bimbingan kelompok teknik
psikodrama.
2. Bagi Guru Bimbingan dan
Konseling
Berdasarkan hasil penelitian ini,
dapat dijadikan referensi dalam
memberikan layanan bimbingan
kelompok teknik psikodrama untuk
meningkatkan kepercayaan diri
siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan
kepercayaan diri siswa kelas X
TMO C SMK N 2 Salatiga melalui
bimbingan kelompok teknik
psikodrama. Penelitian selanjutnya
dapat mentelaah kepercayaan diri
melalui layanan bimbingan
kelompok dengan harapan dapat
menambah atau memperluas ruang
lingkup penelitian dengn
menggunakan teknik-teknik
layanan lain yang dapat
meningkatkan atau mempengaruhi
kepercayaan diri.
13
DAFTAR RUJUKAN
Lindenfield, Gael. Alih Bahasa
Adiati Kamil. 1997. Mendidik
Anak Agar Percaya Diri.
Jepara: Silas Press
Perry, Martin. 2005. Confidence
boosters. Jakarta: Gelora
Aksara Pratama
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan
dan konseling (Dasar dan
profil).
Padang : Ghalia Indonesia
Puspitasari, D. 2007. efektivitas
layanan bimbingan kelompok
dalam mengatasi
Kepercayaan diri siswa kelas
VIII di SMP Negeri 2
Banyubiru Kabupaten
Semarang.Program Studi
Bimbingan dan Konseling,
Salatiga: FKIP – UKSW
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan
Praktik Bimbingan dan
Konseling. Malang: Universitas
Negeri Malang
Siswanto F, Ardinata. 2016. Upaya
Meningkatkan Percaya Diri
Siswa Melalui Bimbingan
Kelompok Metode Psikodrama
Kelas VII-E di SMP Pawyatan
Daha 1 Kediri. Program Studi
Bimbingan Konseling, Kediri:
FKIP - Universitas Nusantara
PGRI
Suryapranata, dkk. 2016. Panduan
Operasional Penyelengaraan
Bimbingan Dan Konseling
Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: KEMENDIKBUD
Yunanto. 2014. Meningkatkan
kepercayaan diri melalui
layanan bimbingan kelompok
teknik permainan pada siswa
kelas VIII A SMP N 9 Salatiga.
Program Studi Bimbingan Dan
Konseling, Salatiga: FKIP -
UKSW