PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP...

132
PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI PUTRA PADA SAAT MEMBACA NADHOM AL-ASMA` AL-HUSNA (Studi Di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Oleh: MUT TAKIIN NIM: 074411006 FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP...

Page 1: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP

PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI PUTRA PADA SAAT

MEMBACA NADHOM AL-ASMA` AL-HUSNA

(Studi Di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Ushuluddin

Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

Oleh:

MUT TAKIIN

NIM: 074411006

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

ii

PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP

SPIRITUAL SANTRI PUTRA PADA SAAT MEMBACA

NADHOM AL-ASMA` AL-HUSNA

(Studi di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Ushuluddin

Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

Oleh:

MUT TAKIIN

NIM: 074411006

Semarang, 26 Mei 2012

Disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. Sulaiman Al-Kumayi, M.Ag.

NIP . 19730627 200312 1 003

Page 3: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

iii

PENGESAHAN

Skripsi saudara Mut takiin No. Induk

074411006 telah dimunaqosahkan oleh

Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ushuluddin

Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang, pada tanggal: 21 Mei 2012

Dan diterima serta disahkan sebagai salah

satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

dalam ilmu Ushuluddin.

Dekan Fakultas/Ketua Sidang

Dr. Nasihun Amin, M. Ag

NIP. 19680701 199303 1 003

Pembimbing Sekretaris Sidang

Dr. Sulaiman Al-Kumayi, M.Ag Dr. Sulaiman Al-Kumayi, M.Ag

NIP . 19730627 200312 1 003 NIP . 19730627 200312 1 003

Penguji I Penguji II

. M. Si

Page 4: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

iv

MOTTO

( 081: ) األعراف

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.

Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan.”

(QS. Al A`raf : 180)

Page 5: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

v

PERSEMBAHAN

Alhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn, atas hidayah dan taufik dari Allah SWT.,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Semoga

membawa berkah dan rahmat bagi penulis sendiri, pembaca maupun orang yang

hanya menyentuhnya. Amîn. Skripsi ini, penulis persembahkan untuk:

1. Allah swt. yang telah memberikan banyak nikmat-Nya kepada penulis.

2. Nabi Muhammad saw. yang telah menjadi uswah al-hasanah bagi penulis.

3. Seluruh guru-guru penulis yang telah mendidik penulis, khushushan Romo

KH Munif Muhammad Zuhri.

4. Kedua orang tua penulis yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk

keberhasilan penulis.

5. Kakak serta Adik penulis tersayang, yang selalu membuat hati penulis terhibur

bersamanya. Terutama kakak pertama penulis yang lebih dahulu kembali ke

Rahmatullah, semoga diterima disisih Allah serta dimasukkan kedalam surga-

Nya.

6. Teman-teman penulis yang selalu memberikan inspirasi bagi penulis,

khushushan ust. M. Ridwan, S.PdI. Guru-guru MTs dan MA Al-Anwar

Ngemplak, (teman ma‟had Giri Kusumo dan Al-Bahroniyyah), (Teman

KKN), M. Asroruddin, Selamet Riyadi, Siti Nur Roisyah serta Shanti (Teman

Seperjuangan di Kampus), Anita (TP) dan Ani (PA) yang mau meluangkan

waktunya untuk membantu penulis dalam penelitian, serta semua teman-

teman Alumni SMANGGI.

7. Dan seluruh umat Islam yang tidak henti-hentinya mendo‟akan penulis dalam

setiap ibadahnya.

8. Dan yang terakhir bagi yang tercinta “55hQ (Salamatul Isnaini)” terima kasih

atas dorongan dan motivasi yang tiada henti sehingga kudapatkan arti hidup

yang sesungguhnya.

Page 6: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

vi

DEKLARASI

Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi ataupun tulisan

yang pernah diterbitkan oleh orang lain, termasuk juga pemikiran-pemikiran

orang lain, kecuali informasi yang penulis peroleh dari referensi yang menjadi

bahan rujukan bagi penelitian ini.

Semarang, 26 Mei 2012

Deklarator

MUT TAKIIN

NIM. 074411006

Page 7: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

vii

TRANSLITERASI

A. Transliterasi

a = ا

b = ب

t = ت

ts = ث

j = ج

h = ح

kh = خ

d = د

dz = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sy = ش

sh = ص

dh = ض

th = ط

zh = ظ

..„ = ع

B. Singkatan

cet. = cetakan

H. = tahun Hijriyyah

M. = tahun Masehi

ra. = رضً اهلل عنه

saw. = صلى اهلل عليه وسلن

swt. = سبحان اهلل وتعالى

t.th. = tanpa tahun

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

w = و

h = هـ

‟.. = ء

y = ي

Untuk Maad dan Diftong:

â = a panjang

î = i panjang

û = u panjang

au = َاْو

û = ُاْو

ay = َاْي

Page 8: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas taufiq

dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul:

PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP

PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI PUTRA PADA SAAT

MEMBACA NADHOM AL-ASMA` AL-HUSNA

(Studi Di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen)

disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Strata satu (S.1) Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Walisongo Semarang

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT Sang Maha karya yang telah membangun penulis dari tidur yang

membekukan nalar idealisme Penulis.

2. Prof. Dr. Muhibbin, M. Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang, yang

juga penulis anggap sebagai orang tua di kampus yang senantiasa memberikan

motivasi kepada Penulis untuk tidak berhenti dalam memperkaya khasnah

intelektualan Islam.

3. Yang terhormat Dr. Nasikun Amin, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang yang telah menyetujui pembahasan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sulaiman Al-Kumayi, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen pengajar di lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo,

yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi serta berperan penuh dalam menggugah

Page 9: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

ix

intelktualan kami, dari kekerdilan berfikir, kegersangan ilmiah, menuju

terbukanya pandangan pandangan yang kreatif, inovativ dan efektif.

6. Ibu Sri Rejeki, M.Si selaku Wali study yang turut serta menggugah kesadaran

untuk segera menyelesaikan bangku S I demi menempuh jenjang selanjutnya.

7. Pimpinan serta para karyawan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin maupun

Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ijin dan

layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Abina al-Karim K. Sarozi dan Ibunda Semi al-Karimah atas ketulusan dan

kebaikan serta yang tak henti-hentinya memberikan dorongan baik materiil

maupun moril dan tidak bosan-bosanya merangkai butiran do`a tiap hari buat

penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

9. Saudara-saudara Penulis yang gigih mendo`akan dan menyemangati hidup ini

lebih hidup (Mbak yu, Zubaidah (alm), Kisfiani, Aini, Syafa`ah dan adik

Halimatussa`diah), serta para keponakan (Ria, Ani, Uswah, Ita, Zaki, Fajar,

Massayu, Ali, fatkur, Shoki, Muna, Lisa, Rizki dan Farhan), Tulusnya

keceriaan memberiku arti kasih sayang yang sesunguhnya.

10. Keluarga Besar Yayasan Ky Ageng Giri, Giri Kusumo Banyumeneng

Mranggen, yang menjadikan inspirasi ilmu pertama kali bagi penulis, Romo

KH. Munif Muhammad Zuhri dan Umi Anis Afiyanti (alm). Bapak

Munhamir, S.Ag serta Ibu Rina Arofah, M.Ag selaku kepala Sekolah semasa

di SMP/SMA Ky Ageng Giri. Dan para dewan pengurus Pon-Pes Girikesumo.

Salam Sukses Buat Alumni SMANGGI.

11. Keluarga besar Yayasan Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen, Romo KH.

Ma`sum beserta jajaran lingkungan Pon-Pes Al-Bahron yang terhormat

khususnya Pak M. Ridwan,S.PdI, sekaligus tempat melanjutkan menuntut

ilmu setelah dari Pon-Pes Giri kesumo dan tempat penelitian Penulis.

12. “55h” Salamatul Isnaini beserta keluarga yang menjadi motivator dalam

mengolah setiap kata dalam penulisan karya ini dan melangkah lebih maju

untuk tetap sabar dan tawakal dengan senantiasa iringan do`a dan restu yang

tak terbalaskan.

Page 10: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

x

13. Segenap keluarga Besar Yayasan Al-Anwar Mranggen Demak, yang

menjadikan awal permulaan Penulis mengamalkan ilmu-ilmu yang selama ini

dituntut. KH. Abdul Basyir Hamzah dan Umi Hj. Hafidhotul Ulya, Kepala

MTs Bpk. Mohammad Fateh, M.Ag dan Kepala MA Al-Anwar Bpk. M.

Ghozali, S.HI. serta para Dewan Guru Al-Anwar yang tidak pernah capek

memberi motivasi Penulis dalam melewati cobaan dalam pengerjaan Skripsi

ini.

14. Teman-teman seangkatan 2007 Jurusan Tasawuf & Psikoterapi (Asror,

Selamet, Roisyah, Shanti, Ubaid Dll), semoga kita menjadi orang sukses

semua. Amin.

15. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu, baik moral

maupun materi dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan dalam arti sebenarnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Semarang, 26 Mei 2012

Penulis

Page 11: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

xi

ABSTRAKSI

Salah satu dimensi pendidikan dalam agama islam adalah pengalaman

spiritual (spiritual experience) sebagai akibat langsung dari keyakinanya akan

yang gaib, yang disembahnya. Dalam ilmu tasawuf, pengalaman spiritual itu bisa

didapat dengan melalui banyak cara, diantaranya berdzikir kepada Allah SWT,

taqarrub pada Allah SWT dan ada juga melalui pembacaan nama-nama Allah

SWT. Yang sering kita sebut dengan bacaan al-Asma` al-Husna.

Pada hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah SWT, hanya untuk

menyembah kepada-Nya, bukan untuk menyembah barang-barang bermerek,

wanita-wanita cantik, rumah besar, mobil mewah, jabatan tinggi dan sebagainya.

Menyembah Allah SWT, berarti merasa tunduk, takut, syukur, cinta dan taat

kepada Allah SWT.

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah field research (penelitian

lapangan) dan sifatnya Diskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk

memecahkan masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi dengan

ditempuh melalui langkah–langkah pengumpulan data, klasifikasi dan analisis

atau pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama

untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dari suatu

diskripsi.

Penelitian ini menggambarkan bagaimana pendapat santri tentang kyai

Ma`sum, pengalaman spiritual santri putra pada saat membaca nadhom al-Asma`

al-Husna dan peranan kehadiran kyai Ma`sum dalam kegiatan pembacaan nadhom

al-Asma` al-Husna terhadap pengalaman spiritual santri putra tersebut dianalisis

diskriptif. Penelitian diskriptif adalah suatu penelitian yang sekedar melukiskan

atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit

yang diteliti.

Dari hasil penelitian selama ini, banyak santri yang menjadi responden

mengatakan, bahwasanya kyai Ma`sum merupakan sosok kyai yang ramah-tamah,

bersifat zuhud serta berkarismatik tinggi. Ada beberapa santri bisa merasakan

pengalaman spiritual berupa, kenyamanan hati, ketenangan, keyakinan serta

sampai meneteskan air mata waktu membaca nadhom al-Asma` al-Husna. Itu

semua bisa terjadi pada santri yang menjadi responden berjumalah 20 orang

santri, dari 13 orang santri mengatakan kehadiran seorang kyai Ma`sum bisa

membimbing menuju serta kehadiranya bisa memengaruhi pada pengalaman

spirtual santri putra, sedangkan yang 7 santri mengatakan, mereka bisa mengalami

pengalaman spiritual bukan hanya karena kehadiran kyai Ma`sum, melainkan

pengaruh lafad-lafad yang dibaca waktu nadhoman, yaitu berupa lafad al-Asma`

al-Husna.

Bisa ditarik kesimpulan bahwasanya kehadiran seorang kyai Ma`sum

memberi dampak yang siginifikan kepada santri yaitu bisa menjadikan santri

menuju kepengalaman spiritual merasa (hening, nyaman, ketenangan, meneteskan

air mata, kemantapan hati serta keyakinan yang kuat akan dzat Allah), meskipun

ada sebagian santri yang mengalami pengalaman spiritual karena lafad al-Asma`

al-Husna. Sedangkan badal, meskipun posisi juga sebagai kyai, akan tetapi kurang

memberi efek kepada santri menuju kepengalaman spiritual.

Page 12: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN DEKLARASI ........................................................................... vi

HALAMAN TRANSLITERASI ................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. viii

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. . xi

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Pokok Permasalahan .............................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8

D. Telaah Pustaka ....................................................................... 9

E. Metode Penelitian ................................................................... 11

F. Sistemtika Penulisan .............................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kyai ........................................................................................ 17

1. Pengertian Kyai ................................................................ 17

2. Ciri-ciri Kyai .................................................................... 19

3. Tugas-tugas Kyai .............................................................. 21

4. Teori Kepemimpinan ........................................................ 22

B. Spiritual .................................................................................. 25

1. Pengertian Pengalaman Spritual ....................................... 25

2. Langkah-langkah Menuju Spritual ................................... 28

3. Ciri-ciri Orang yang Mengalami Pengalaman Spiritual ... 30

Page 13: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

xiii

C. Al-Asma‟ Al-Husna ............................................................... 32

1. Pengertian al-Asma‟ al-Husna ......................................... 32

2. Nama-nama al-Asma‟ al-Husna ....................................... 33

D. Hubungan antara Santri dan Kiyai ......................................... 41

1. Hubungan Santri dan Kyai dalam Mencari Ilmu .............. 41

2. Hubungan Santri dan Kyai dalam Pembinaan Spiritual ... 46

E. Seorang Kyai atau Guru dalam Membimbing Spiritual ......... 50

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN, KYAI

MA’SUM, DAN PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI

PUTRA DI PONPES AL-BAHRONNIYAH

A. Pondok Pesantren ................................................................... 54

1. Sejarah Singkat ................................................................. 54

2. Struktur Organisasi ........................................................... 57

3. Sarana dan Prasarana ........................................................ 62

4. Kegiatan-kegiatan di Pondok al-Bahronniyah ................. 64

5. Bentuk Pendidikan dalam Penanaman Nilai-nilai

Spiritual ............................................................................ 64

6. Pembacaan Nadhom al-Asma‟ al-Husna .......................... 70

B. Kyai Ma‟sum .......................................................................... 73

1. Profil Kyai Ma‟sum .......................................................... 73

2. Persepsi Santri terhadap Kyai Ma‟sum dalam Memimpin

Bacaan al-Asma‟ al-Husna ............................................... 74

3. Persepsi Santri terhadap kyai Muhyiddin atau Badal

dalam Memimpin Bacaan al-Asma‟ al-Husna ................. 76

C. Pengalaman Spiritual............................................................... 77

1. Pengalaman Spiritual Santri Saat Membaca Nadhom al-

Asma‟ al-Husna ................................................................ 77

2. Kehadiran Kyai Ma‟sum dalam Pengalaman Spiritual

Santri Putra ....................................................................... 80

Page 14: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

xiv

BAB IV ANALISIS DATA

A. Persepsi Santri terhadap Kyai Ma‟sum .................................. 87

1. Kyai Ma‟sum sebagai Kyai Karismatik ........................... 87

2. Kyai Ma‟sum sebagai Guru Spiritual bagi Santri al-

Bahronniyah ..................................................................... 93

B. Pengalaman Spiritual Santri pada Saat Membaca Nadhom

al-Asma‟ al-Husna .................................................................. 96

1. Pembacaan Nadhom al-Asma‟ al-Husna sebagai

Pengendali Diri ................................................................. 96

2. Merasakan Pengalaman Spiritual dalam Membaca

Nadhom al-Asma‟ al-Husna ............................................. 99

C. Pengaruh Kehadiran Kyai Ma‟sum dalam Pengalaman

Spiritual Santri Putra Saat Membaca Nadhom al-Asma‟ al-

Husna ...................................................................................... 106

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................. 109

B. Saran-saran ............................................................................. 110

C. Kata Penutup ........................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu dimensi pendidikan dalam agama islam adalah pengalaman

spiritual (spiritual experience) sebagai akibat langsung dari keyakinanya akan

yang gaib, yang disembahnya. Dalam ilmu tasawuf, pengalaman spiritual itu

bisa didapat dengan melalui banyak cara, diantaranya berdzikir kepada Allah

SWT. Taqarrub atau mendekatakan diri pada Allah SWT. dan ada juga

melalui pembacaan nama-nama Allah SWT, yang sering kita sebut dengan

bacaan al-Asma` al-Husna.

Pada hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah SWT, hanya untuk

menyembah kepada-Nya, bukan untuk menyembah barang-barang bermerek,

wanita-wanita cantik, rumah besar, mobil mewah, jabatan tinggi dan

sebagainya. Menyembah Allah SWT. berarti merasa tunduk, takut, syukur,

cinta dan taat kepada Allah SWT.1 Kesaksian manusia, tentang perjumpaan

dengan Tuhan, apapun definisi manusia tentang-Nya begitu melimpah terekam

dalam berbagai kisah, tarian, doa, puisi dan bangunan, itu semua dituturkan

oleh manusia-manusia dari berbagai umur. Itulah Tuhan yang hidup dan

dijumpai dalam batin dan kesadaran manusia yang paling mendalam. Tuhan

bukan direflesikan malalui tulisan-tulisan, teori-teori yang kering, mati dan

beku.2

Hampir satu milyar manusia mengidentifikasi dirinya sebagai penganut

agama Islam. Sayangnya, orang-orang non-Muslim tidak memahami Islam

dan kaum Muslim yang sebenarnya sangat memperhatikan nilai-nilai spritual

dan disiplin moral. Boleh jadi hal itu terjadi akibat dari persisitensi stereotip

1 Priyatno H. Martokoesomo, Spritual Thinking, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, cet. I,

2000), h. 45-46. 2 William James, Bejumpa dengan Tuhan, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, Cet. I, 200), 4,

h. I.

Page 16: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

2

yang tidak adil dan salah kaprah mengenai kaum Muslim sebagai umat yang

cenderung sering melakukan tindakan kekerasan.3

Antropobiologi spiritual Islam memperhitungkan empat aspek dalam

diri manusia upaya dan perjuangan psiko-spiritual demi pengenalan diri dan

disiplin kebutuhan universal manusia akan bimbingan dalam berbagai

bentuknya, hubungan individu dengan Tuhan, dan dimensi sosial individu

manusia.4

Pada hakikatnya, tradisi berpetualang dalam pencarian diri dan Tuhan

pernah dialami oleh Nabi Muhammad saw. Dia melakukan pencariannya

dengan dunia mikro, yakni melakukan meditasi (tahannus) di gua hira`,

sebagai bentuk manifestasi pencarian zat Tuhan. Fenomena pencarian ini,

tentu sangat menarik untuk ditelaah kembali secara mendalam. Korelasinya

tentu berkaitan dengan diri manusia, siapakah diri manusia itu sebenarnya, dan

ke manakah hendak berlabuh, di sini lah spiritual sangat dibutuhkan.5

Berdasarkan QS. al-Rum /30 : 30, kebutuhan akan Tuhan itu

merupakan fitrah yang tidak bisa dinafikan oleh manusia. Jika manusia

menafikan fitrahnya itu berarti ia telah mengesampingkan potensi

beragamanya atau spiritualnya. Padahal manusia itu, haruslah merupakan

harmoni jasmaniah dan ruhaniah. Menurut Jalaluddin Rahmat, dalam diri

manusia itu ada potensi untuk hubungan dengan dunia material dan dunia

spiritual. Manusia adalah “ radio dua band” yang mampu menangkap

gelombang panjang dan juga gelombang pendek. Ia mampu menangkap

hukum-hukum alam dibalik gejala-gejela fisik yang diamatinya, tetapi dia juga

mampu menyadap isyarat-isyarat gaib dari alam yang lebih luas lagi. Bila

suatu potensi dikembangkan luar biasa sedangkan potensi lain dimatikan,

manusia menjadi makhluk yang bermata satu.6

3 Ruslani, Wacana Spiritualitas Timur dan Barat, (Yogyakarta :Peberbit Qalam, Cet

Pertama, 2002), h. 1. 4 Ibid. h. 6.

5 Jalaluddin Rahamat, Petualangan Spiritualitas, (Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar, Cet.

I, 2008), h. I. 6 Sulaiman al-Kumayi, Kearifan Spiritual dari Hamka ke Aa Gym, (Semarang : Pustaka

Nun 2002), h. 7-8.

Page 17: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

3

Tujuan utama dari ajaran-ajaran Al-Qur`an ini adalah mendidik

manusia tentang cara untuk menyenangkan Allah SWT. Sebab, dengan

menyenangkan-Nya sajalah manusia dapat menjamin dirinya akan selalu

tenang. Dalam keadaan demikianlah (al-nafs al-muthma`innah), manusia akan

kembali pada Tuhan dalam keadaan senang dan disenangkan.7

Hanya orang-orang sehat yang dapat mengaktualisasikan dirinya

sebagi bentuk perjalanan spiritualnya dalam rangka memperoleh tempat yang

mulia dimata Allah SWT. Aktualisasi diri adalah merupakan sebuah proses

aktif, dimana manusia berusaha mewujudkan akan keberadaan dirinya, ciri-

ciri orang yang mengaktualisasikan diri adalah tampak pada kemampuan

mereka dalam memandang hidup secara jernih. Apa adanya, bukan menurut

kemampuan mereka, lebih dari itu, orang yang dirinya sudah teraktualisasi

kecerdasan dan dirinya akan tumbuh secara otomatis. Bahkan mereka mampu

memprediksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi secara tepat dan jitu. Figur

yang dapat mengaktualisasikam dirinya, merupakan figur warga masyarakat

yang paling individualis dan sekaligus paling sosialis, paling bersahabat, cinta

sesama dan alam semesta.8

Perjalanan spiritual, suatu kondisi dimana manusia sebagai makhluk

beragama untuk menangkap pada sesuatu yang suci dilandasi dengan

ketulusan, kepasrahan dan keikhlasan dalam menempuh tahapan-tahapan

maqam spiritual untuk meningkatkan kesadaranya sebagai hamba Tuhan.

Di samping itu akhir-akhir ini dapat kita saksikan dan rasakan bersama

gejala jargon-jargon9 barat yang bosan hidup kedalam hal yang bersifat

material, lalu berusaha mencari kehidupan kerohanian di timur. Ada yang

pergi kerohanian agama budha, ada dalam hindu, dan tidak sedikit pula yang

lari kerohanian Islam. Kemiskinan spiritual ini terjadi di tengah-tengah

kebagian semua material, dan ini hanya membawa pemahaman yang bertolak

7 Ibid. h.11.

8 Hasim Muhammad, Tasawuf dan Psikologi Humanistik : Paradigma Baru Tasawuf

Modern, (Semarang : Makalah, 2002), h. 6. 9 Jargon adalah kosakata yang khusus dipergunakan dibidang kehidupan ( lingkungan )

tertentu. Kamus Besar bahasa Indonesia. h, 352.

Page 18: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

4

pada bidikan filosofis dan sosio historis disamping pula nalar eksak modal

otak kiri (IQ) tanpa memperhatikan spiritualitas (unsur otak kanan, EI) yakni

substansi yang bersifat ruhiyyah-Ilahiyyah.10

Bagaimanapun ruh atau sukma akan kembali pada Tuhan. Dalam

kenyataanya, mengapa menusia seringkali lalai dan lupa kepada Tuhan dan

detik-detik kehadiran-Nya di dunia ini justru lebih banyak yang tersita untuk

hal-hal bersifat jasadi atau lahiriyyah belaka? Imam Ghozali menjawab

masalah ini dengan teori Cermin (al-Mir`ah) dalam karyanya yang sangat

terkenal itu (Ihya` ulum al-Din). Menurut Imam Ghozali, hati manusia ibarat

cermin, sedangkan petunjuk Allah SWT. adalah bagaikan nur atau cahaya.

Dengan demikian jika hati manusia benar-benar bersih niscaya ia akan bisa

menangkap cahaya petunjuk Ilahi dan memantulkan cahaya tersebut

kesekitarnya.

Sedangkan jika manusia tidak mampu menangkap sinyal-sinyal

spiritual dari Tuhan, itu pada dasarnya disebabkan tiga kmponen. Pertama,

cerminya terlalu kotor sehingga cahaya Ilahi seterang apapun tidak dapat

ditangkap dengan cahaya ruhani yang dimilikinya. Yang termasuk dalam

katagori ini adalah mereka yang dilumuri dengan perbuatan-perbautan kotor

dan aniaya. Kedua, di antara cermin dan sumber cahaya terdapat penghalang

yang tidak memungkinkan cahaya Ilahi menerpa cermin tersebut. Yang

termasuk dalam kategori ini, orang-orang yang menjadikan harta, tahta dan

kesenangan lahir sebagai orentasi hidupnya. Ketiga, cermin tersebut memang

membelakangi sumber cahaya hingga memang tidak dapat diharapkan dapat

tersentuh oleh cahaya petunjuk cahaya Ilahi. Contoh yang sangat tepat untuk

kategori ini orang-orang kafir yang dengan sadar mengingkari keberadaan

Tuhan.11

10

M Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Penerapan Metode

sufistik), (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2001), h.13. 11

Dr Jalaluddin Rahamat, h. 23.

Page 19: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

5

“Wahai teman, hatimu adalah cermin yang mengkilap, Kau harus

membersihkan debu yang menutupinya, Karena hati ditakdirkan untuk

memantulkan cahaya rahasia-rahasia Ilahi” (Al-Ghozali).12

Hati yang saya (Al-Ghozali) maksud hakikat spriritual batiniah kita,

bukan hati dalam arti fisik. Hati kita adalah sumber cahaya batiniah, inspirasi,

kreativitas, dan belas kasih. Seorang sufi sejati hatinya hidup, terjaga dan

dilimpahi cahaya. Seorang guru sufi menuturkan, “ jika kata berasal dari hati,

ia akan masuk dalam hati, jika ia keluar dari lisan, maka ia hanya sekedar

melewati pendengaran ”.13

Adapun hati itu dapat menjadi baik bila diselimuti takwa, tawakal

kepada Allah swt, mengesakan Dia, ikhlas dalam beramal, dan yakin semua

itu akan rusak jika tidak ada tindakan-tindakan tersebut, hati itu laksana

burung yang berada dalam sangkar, juga seperti permata dalam tambang14

.

Ada sebuah penjelasan, dengan melihat pintu gerbang dari sebuah

bangunan besar seperti masjid Syah dengan pola geometrik dan arabeskanya

yang luar biasa, seorang dapat menyaksikan kebenaran ini sebagaimana ketika

ia merenungkan dunia yang dapat dimengerti melalui berbagi bentuk yang

kasat mata. Atau dengan mendengarkan alunan musik Arab tradisional,

seseorang seolah menikamati alunan nyanyian alam rahim yang menawan jiwa

sebelum episode perjalanan duniawinya yang singkat. Karakter intelektual dari

seni Islam yang tidak dapat disangkal bukanlah hasil dari semacam

rasionalisme melainkan dari suatu penglihatan intelektual akan pola-pola dasar

dari dunia terrestrial, suatu penglihatan yang mungkin berdasarkan

spiritualitas.15

Hal ini senada dikatakan oleh William James, bahwa dalam setiap diri

manusia ada energi yang sembunyi, yang karena keadaan dan situasi tertentu

belum saatnya untuk keluar. Dibandingkan dengan apa yang sebenarnya bisa

12

Robert Frager, Hati, Diri, dan Jiwa, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, Cet, I, 2002),

h. 54. 13

Ibid. h. 55. 14

Habib Abdullah Adz-Zaky al-Kaaf, Ajaran Tasawuf Syekh Abdul Qodir Al-Jailani,

(Bandung : Pustaka Setia, Cet, I, 2003), h. 34. 15

Seyyed Husain Nasr, Spiritualitas dan Seni Islam, (Bandung :Mizan, Cet Pertama,

1993), h. 19.

Page 20: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

6

diraih, banyak manusia itu sebenarnya masih setengah terbangun, manusia

hanya baru memanfaatkan sebagian kecil saja dari kemungkinan sumber daya

jasmani dan rohani. Seperti halnya bumi ini, memilki energi yang belum

tergali, lapisan demi lapisan bahan yang manusia manfaatkan, yang menanti

kehadiran seseorang yang mau menggali lebih jauh.16

Ada banyak cara untuk meraih pengalaman spiritual seperti berdzikir,

mujahadah, intoghosah, membaca wirid, merenung dan sebagainya,

diantaranya dengan sering membaca al-Asma al-Husna, banyak orang yang

hafal bahkan paham artinya, tetapi dalam waktu pembacaan sulit untuk

menemukan pengalaman spiritual. Sesuai firman-Nya `Azza Wa Jalla, bahwa

kata Allah adalah sebuah nama untuk “Wujud Sejati”, wujud yang

mempersatukan sifat-sifat Ilahiyyah, eksistensi sejati-Nya. Tidak ada wujud

lain, kecuali Dia yang memiliki hak mengklaim eksistensi sendiri, sedangkan

wujud-wujud binasa (sirna) sejauh mereka eksis dengan sendirinya, dan eksis

sejauh mereka berhadapan dengan Dia. Allah berfirman : “Tiap-tiap sesuatu

pasti akan binasa, kecuali wajah-Nya” (QS. Al-Qashas [28] : 88).

Amatlah dimungkinkan bahwa dalam menunjukkan makna Allah

SWT, ini sama dengan menunjukkan nama-nama yang baik lagi indah,

sehingga segala yang telah dibicarakan mengenai asal-usulnya definisinya

bersifat buatan dan berubah-ubah.

Ketahuilah Nama Allah adalah nama yang paling agung diantara

Sembilan puluh Sembilan nama Allah SWT, karena menunjukkan esensi yang

mempersatukan segala sifat-sifat Ilahiyah, sehingga tidak ada lagi sifat yang

tertinggal. Adapun nama-nama lain yang hanya menunjukkan satu sifat :

mengetahui, kuasa dan sebagainya.

Allah SWT. juga merupakan nama yang paling khusus karena tidak

ada yang dapat menggunakanya selain Dia, bila secara harfiah maupun kiasan.

Adapun nama-nama lainnya dapat menyebutkan hal-hal selain Dia, seperti

dalam “Yang Kuasa”, “Yang Mengetahui”, “Yang Penyayang”, dan

16

Sulaiman Al-Kumayi, 99Q ( Kecerdasan 99 ),(Jakarta : PT. Mizan Pustaka, Cet, I,

2003), h. I.

Page 21: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

7

sebagainya. Jadi, dalam dua masalah ini tampak bahwa nama Allah SWT

adalah nama yang teragung diantara nama-nama lain.17

Di Pondok pesantren al-Bahroniyyah terdapat kegiatan rutinitas, yaitu

berupa pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna yang dilakukan secara rutin

setiap kali selesai melaksanakan jamaah sholat isyak, dan dipimpin langsung

oleh KH. Ma`sum selaku pengasuh pondok pesantren al-Bahroniyyah, akan

tetapi jika KH. Ma`sum Berhalangan maka pembacaan nadhom al-Asma` al-

Husna digantikan oleh yang lain (dibadalakan).

Waktu pembacaan al-Asma` al-Husna dipimpin oleh KH.Ma`sum ada

sebagian santri yang berekspresi sangat semangat dan tegas semisal : Waktu

pembacaan ada santri yang berposisi duduk bersila sambil menggoyang-

goyangkan badan dan menggeleng-gelengkan kepala seakan-akan tidak sadar,

ada juga yang berposisi duduk iftiros (duduk tahiyyat awal) sambil

mengangkat tanganya dan menadah keatas yakin akan kekuatan nama-nama

Allah SWT serta ada juga posisi duduk tawaruq dengan tangan menadah

keatas sambil ditempelkan pada keningnya serta ada juga yangsampai

meneteskan air mata.18

Suatu ketika Kyai ma`sum tidak bisa memimppin pembacaan al-Asma`

al-Husna dikarenakan beliau sedang pergi pengajian, kemudian dibadalkan

oleh K. Muhyiddin (Kepala Pondok Pesantren al-Bahroniyyah) sekaligus

menantu dari Kyai Ma`sum. Di malam itu juga penulis melakukan

pengamatan, ternyata pada waktu pembacaan al-Asma al-Husna tersebut ada

perbedaan baik dalam segi tingkah pembacaan, ekspresinya dan suasananya.

Penulis mengamati jika dibadal pembacaan al-Asma` al-Husna tidak terlalu

keras dibanding dipimpin dengan Kyai Ma`sum, bahkan ekspresi yang seakan-

akan flay itu tidak nampak, disisi meskipun dipimpin oleh badal ada juga

sebagian santri yang terlihat khusu`, tenang seperti halnya yang dipimpin oleh

KH. Ma`sum. Penulis merasa ada perbedaan dan kepengaruhan para santri

17

Abdullah Zaky Alkaaf, Asmaaul Husna Persepektif Al-Ghozali, (Bandung : CV.

PUSTAKA SETIA, cet, I, 2002), h.58-59. 18

Hasil Observasi, pada tgl : 27 Desember 2010 sampai 10 januari 2011, pukul, 19.30

WIB.

Page 22: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

8

waktu mengamalkan bacaan al-Asma` al-Husna dalam pimpinan Kyai

ma`sum dan seorang badal (K. Muhyiddin).19

Yang menjadi alasan penulis mengangkat judul Pengaruh Kehadiran

KH. Ma`sum terhadap Pengalaman Spiritual Santri Putra Pada Saat Membaca

nadhom al-Asma`- al-Husna Di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah, karena

penulis melihat ada suatu perbedaan ketika pembacaan dipimpin langsung

Kyai Ma`sum terlihat khusu`, tenang dan menunuduk sedangkan dengan badal

(K. Muhyiddin) para santri putra itu terlihat banyak yang bergurau dan ada

juga yang terlihat seperti halnya waktu dipimpin oleh KH. Ma`sum. Maka dari

itu penulis akan menggali lebih dalam sejauh mana pengaruh Kehadiran KH.

Ma`sum terhadap Pengalaman Spiritual Santri putra pada saat membaca

nadhom al-Asma` al-Husna.

B. Pokok Permasalahan

Dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang

akan dikaji lebih lanjut. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagimana persepsi santri putra terhadap Kyai Ma`sum?

2. Bagaimana pengalaman spiritual santri putra pada saat membaca nadhom

al-Asma` al-Husna?

3. Adakah Pengaruh Kehadiran Kyai Ma`sum Terhadap Pengalaman

Spiritual Santri Putra pada saat membaca nadhom al-Asma` al-Husna ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui; bagaiman persepsi santri putra terhadap KH. Ma`sum, bagaimana

pengalaman spiritual santri putra pada saat membaca nadhom al-Asma` al-

Husna, dan adakah pengaruh kehadiran KH. Ma`sum terhadap pengalaman

spiritual santri pengamal al-asma` al-Husna, di pondok pesantren Al-

Bahroniyyah Ngemplak Mranggen Demak.

19

Hasil Observasi, pada tgl: 10 januari 2011, pukul, 19.30 WIB.

Page 23: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

9

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menjadi bahan bagi penelitian

lanjutan, perbandingan dan sebagai sumbangan pengetahuan serta kajian

tentang pengaruh kehadiran kyai terhadap pengalaman spiritual santri,

untuk mahasiswa jurusan tasawuf dan psikoterapi khususnya dan

mahasiswa IAIN umumnya.

2. Secara praktis, dapat menambah khasanah keilmuan dan cakrawala

berfikir mahasiswa tentang kegiatan positif pembacaan al-Asma` al-

Husna.

D. Telaah Pustaka

Dalam Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Muslih tahun 2004, dalam

skripsinya yang berjudul “Ajaran Spiritual Kenal Gesang (Studi kasus di

Paguyuban Noormanto Tegal Sari Semarang)”, menjelaskan bahwa spiritual

merupakan bentuk pengalaman puncak (direc experient) bagi kalangan para

pencari “jati diri” melalui beberapa ragam dalam mencapai puncak tersebut.

Bahkan dalam kalangan mistik islam (Tasawuf) pun memiliki metode-metode

khusus untuk mencapai hakikat tertinggi. Dalam skripsinya juga dijelaskan

metode-metode khusus dalam ajaran kenal gesang di paguyuban Noormanto

dijadikan sebagai tingkatan pengalaman puncak dalam mencapai

kesempurnaan hidup.20

Dalam Skripsi yang ditulis oleh Winarni Kustinah tahun 2006, dalam

skripsinya yang berjudul “Peran Bimbingan Spiritual Terhadap Proses

Penyembuhan Pasien di Rumah sakit islam Wonosobo”, dijelaskan

bahwasanya pelaksanaan bimbingan spiritual, di rumah sakit islam Wonosobo

adalah suatu rangkaian kegiatan atau penyampaian nasihat-nasihat islami.

Yang disampaiakan oleh pembimbing, efek yang ditimbulkan dari dalam

bimbingan ini adalah pasien itu lebih cepat sembuh dari pada pasien yang

tidak diberi bimbingan spiritual, jelaskan juga tentang bimbingan spiritual,

20

M. Muslih, Ajaran Spiritual Kenal Gesang (Studi kasus di Paguyuban Noormanto

Tegal Sari Semarang), Laporan Survai, Ushuluddin : 2009. h. 59.

Page 24: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

10

dasar-dasar pelaksanaan setra materi-materi yang berhunbungan dengan

spiritual”.21

Dalam Skripsi yang ditulis oleh Musyarofah tahun 2003, dalam

skripsinya yang berrjudul “Spiritualisme Islam dalam Perspektif Jalaluddin

Rahmad dalam Buku renungan-renungan Sufistik”, menjelaskan bahwa

sekarang ini islam tidak mengeklaim superioritas mistik dalam manifestasi-

manifestasi dalam pengalaman spiritualitas masyarakat muslim, dan lebih

merupakan akibat dari struktur social dan substansial ekonomi yang konduktif

bagi manifestasi agama tradisional, dari pada akibat yang ditimbulkan oleh

kekuasaan dalam peradapan modern.

Meski praktek dasar tasawuf merupakan cara untuk mendekatkan diri

kepada Tuhan. Maka untuk mencapai tujuan tersebut mengingat perangkat

hukum-hukum atau syari`ah, yang dianjurkan nabi, yang menunjuk pada al-

Qur`an dan sunnah karena jalan utama dalam mencapai pengetahuan tentang

Tuhan melalui lima dasar islam yang merupakan dasar agama serta

menekankan keEsaannya.22

Dalam Skripsi yang ditulis oleh M. Faizin tahun 2008, dalam

skripsinya yang berrjudul “Perjalanan Spiritulal Prof. Amin Syukur, Ma.

(Studi Kasus Penyembuhan Penyakit dengan Terapi Sufistik)”, skripsi ini

menjelaskan bahwa menitik beratkan pada bagaimana dan sejauh mana terapi

sufistik yang dilakukan oleh Prof. DR. Amin Syukur, MA, sebagai

pendamping medis telah mampu menyembuhkan penyakit yang

dialaminyadan dokter pun memfonis penyakitnya dalam jangka waktu tiga

bulan sampai setahun dia akan meninggal dunia. Terapi sufistik yang

dipakainya yaitu berdoa, berdzikir, dan tahajjud.

21

Winarni Kustinah, Peran Bimingan Spiritual Terhadap Proses Penyembuhan asien di

Rumah Sakit Islam Wonosobo, Ushuluddin : 2006, h. 63. 22

Musyarofah, Spiritualisme Islam dalam Perrsepektif Jalaluddin Rahmad dalam Buku

Renungan-Renungan Sufistik, Ushuluddin, 2003, h. vi.

Page 25: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

11

Bahwasanya penyembuhan dengan cara terapi sufistik sebagai

pendamping medis merupakan upaya penyembuhan dengan cara

menghubungkan dua dimensi (fisik dan non fisik).23

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian ini berfungsi sebagai penguat terhadap penelitian terdahulu.

Kemudian dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada “Pengaruh

Kehadiran Kyai Ma`sum Terhadap pengalaman Spiritual Santri Putra Pada

Saat membaca nadhom al-Asma` al-Husna (Di Pondok Pesantren al-

Bahroniyyah)” dan penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya serta

belum ada yang meneliti tema tersebut.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan

verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah

penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk

bagaimana penelitian itu dilaksanakan.24

Dengan harapan akan mendapatkan

pengetahuan baru untuk pemahaman dan untuk kejelasan arti yang dipahami.25

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dan

sifatnya kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk memecahkan

masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi dengan

ditempuh melalui langkah–langkah pengumpulan data, klasifikasi dan

analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan

tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara

obyektif dari suatu diskripsi.26

Penelitian ini menggambarkan bagaimana peranan kehadiran kyai

dalam kegiatan pembacaan al-Asma` al-Husna terhadap pengalaman

23

M. Faizin, Perjalanan Spiritual Prof. DR. Amin Syukur, MA, (Studi Kasus

Penyembuhan Penyakit dengan Terapi Sufistik), Ushuluddin,2008, h. iv. 24 Nana Sujana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar

Baru, 2001), h. 16. 25

Sudarto, Metode Penelitian filsafat, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1993), h. 46. 26

Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,

1995), h. 120.

Page 26: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

12

spiritual santri tersebut dianalisis diskriptif. Penelitian diskriptif adalah

suatu penelitian yang sekedar melukiskan atau menggambarkan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.27

a. Sumber Data

Yaitu data yang didapatkan langsung dari objek, baik melalui

wawancara maupun data lainnya. Data primer dalam penelitian ini

adalah para santri yang mengikuti kegiatan pembacaan al-Asma` al-

Husna di pondok pesantren Al-Bahroniyyah Negemplak Mranggen.

Adapun kriteria data primer yang menjadi obyek penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Beragama Islam.

2) Berusia 12-27 th.28

3) Santri Putra Pondok Al-Bahroniyyah Ngemplak.

Menurut Suharsini Arikunto bahwa dalam pengambilan data

apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik pengambilan data

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

keseluruhan. Bila jumlah subyeknya lebih dari 100 orang, maka

diambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 %.29

Karena jama’ah yang

mempunyai ciri – ciri diatas lebih dari 100 orang, maka peneliti

mengambil data primer sebanyak 20 orang yang diambil secara acak

(random) dan sekaligus menjadi sampel dari penelitian tersebut.

27

Sarapiah Faisal, Format-foramat Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawalli Press, 1999), h.

18. 28

J. Suprapto, Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1992), h. 120; Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama mengemukakan bahwa

usia tersebut merupakan fase awal usia remaja dan fase awal usia dewasa. Pada fase ini ditandai

dengan kematangan organ biologis dan kecerdasan yang mendekati sempurna. Namun, dari segi

mental usia remaja pada fase akhir sering mengalami keterombang – ambingan antara gejolak

emosi yang saling bertentangan, antara pribadinya dengan lingkungannya. Sedangkan pada fase

awal usia dewasa, problem yang sering menimpa mereka adalah mengenai kepercayaan beragama,

sehingga konversi agama terkadang tidak dapat dihindari. Lihat Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005, cet. 17), h. 135, 159-160 29

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, cet. IV.1992), h. 107

Page 27: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

13

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapatkan secara tidak langsung dari objek.30

Data sekunder yang dimaksud yaitu seluruh data yang dapat

menunjang dan melengkapi data primer, seperti: buku – buku yang

diperoleh dari perpustakaan dan laporan – laporan penelitian terdahulu

yang dapat mendukung perolehan data yang maksimal dalam

penelitian ini.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi atau Pengamatan Langsung

Teknik pengumpulan data yang paling umum adalah dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap objek riset, artinya

pengamat atau peneliti berada di tempat terjadinya fenomena yang

diamati.31

Observasi adalah suatu bentuk penelitian dimana manusia

menyelidiki, mengamati terhadap obyek yang diselidiki baik secara

langsung.32

Metode ini digunakan secara langsung untuk mengetahui

fenomena–fenomena spiritual yang ditampakkan oleh santri jama’ah

dalam mengikuti rangkaian kegiatan pembacaan al-Asma` al-Husna

tersebut.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk pengamatan atau

pengumpulan data secara tidak langsung. Pengumpulan data dengan

wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara

lisan pula.33

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

dari jama’ah yang ikut hadir dalam kegiatan pembacaan al-Asma` al-

Husna yang telah memenuhi kriteria yang peneliti sebutkan di atas.

30

Syaefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 36. 31

HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2004), h. 70. 32

Winarna Suharman, Metode Reseach, (Bandung: C.V. Tarsito, 1997), h. 142. 33 Ibid., h. 71.

Page 28: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

14

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat berupa surat,

laporan, catatan khusus dan dokumen lainnya yang mendukung dalam

penelitian.34

3. Tekhnik Data

Analisis data adalah proses penyusunan data, agar data tersebut

dapat ditafsirkan.35

Analisis data merupakan cara pengujian data yang

sangat canggih, menawarkan usaha penyederhanaan kerumitan dengan

meringkas kerumitan yang sangat banyak unsurnya ke dalam faktor yang

lebih sederhana dan mudah dipahami. Cara ini membantu manusia

menjelaskan kerumitan ke dalam ukuran yang lebih sederhana.36

Analisis

data ini dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh kehadiran kyai

terhadap pengalaman spiritual santri pengamal al-Asma` al-Husna.

Sebagai pendekatannya, digunakan metode diskriptif yang bersifat

eksploratif, yaitu metode pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan atau status fenomena objek

penelitian.37

Untuk memperdalam penulisan yang ada peneliti menggunakan

metode Fenomenologi38

. Pendekatan fenomenologi adalah merupakan

suatu metode untuk memandang sesuatu gejala sebagai mana adanya,

34

Iqbal Hasan, Pokok – Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Graha

Indonesia, 2002), h. 87. 35Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2000), h.

102. 36

Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007),. h. 141. 37

Suharsini Arikunto, op. cit., h. 207. 38

Secara harfiyah fenomenologi adalah study yang mempelajari fenomena, seperti

penampakan, segala hal yang mnucul dalam pengalaman kita, cara kita mengalamai sesuatu, dan

makna yang kita miliki dalam pengalaman kita. Namun, focus perhatian fenomenologi lebih luas

dari hannya menomena, yakni pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama (yang

mengalaminya secara lagsung).

Page 29: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

15

sebelum menyatakan suatu kesimpulan.39

Penelitian Fenomenologi

berusaha memahami arti peristiwa dan kaitanya terhadap orang-orang yang

biasa dalam situasi-situasi tertentu.40

F. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang

dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pokok pembahasan dalam

penulisan penelitian, sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan

mencerna masalah – masalah yang akan dibahas.

Dalam Bab Pertama ini berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari :

Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Telaah

Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

Bab Kedua Berisi tentang Landasan Teori yang membahas tentang :

Pengertian Kyai, Pengertian Pengalaman Spiritual, Pengertian al-Asma` al-

Husna, Teori Hubungan Santri dan Kyai, dan Pengaruh Guru Mursyid dalam

Membimbing Spiritual.

Bab Ketiga Menjelaskan Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah yang

meliputi : Gambaran Umum Pesantren, Sejarah Singkat Pondok Pesantren,

Sarana dan Prasarana, Kegiatan Harian, Bentuk Pendidikan dalam Penanaman

Nilai-nilai Spiritual, Pembacaan Nadhom al-Asma` al-Husna dan Profil Kyai

Ma`sum. Serta Kegiatan Pelaksanaan Pengamalan al-Asma al-Husna yang

terdiri : Waktu Pelaksanaan, Lafad-lafad Nadhom yang dibaca. Kyai Ma`sum

yang Meliputi : Profil, Persepsi Santri Terhadap Kyai Ma`sum dan Badal,

Pengalaman Spiritual Santri pada saat Membaca Nadhom, dan Pengaruh

Kehadiran Kyai Ma`sum.

Bab Keempat Menjelaskan Analisis Data Meliputi : Persepsi Santri

terhadap Kyai ma`sum, Pengalaman Spiritual Santri, dan Pengaruh Kehadiran

Kyai.

39

Van Hove, Esklopedi Indonesia Edisi Khusus 2 CES HAM, (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru),

h. 998. 40

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandunng: PT. Remaja Redokarya,

2002), h. 9.

Page 30: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

16

Bab Kelima Terdiri Kesimpulan dan Saran-Saran. Bagian Akhir berisi

tentang Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup dan Lampiran-lampiran Yang

Menunjang Kebutuhan Skripsi.

Page 31: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kyai

1. Pengertian Kyai

Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama (Islam) plus amal

dan akhlak yang sesuai dengan ilmunya. Menurut Saiful Akhyar Lubis,

menyatakan bahwa “Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu pondok

pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh wibawa dan

kharisma sang kyai. Karena itu, tidak jarang terjadi, apabila sang kyai di

salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor pondok pesantren tersebut

merosot karena kyai yang menggantikannya tidak sepopuler kyai yang

telah wafat itu”.1

Menurut Abdullah ibnu Abbas, kyai adalah orang-orang yang

mengetahui bahwa Allah SWT adalah Dzat yang berkuasa atas segala

sesuatu.2

Menurut Mustafa al-Maraghi, kyai adalah orang-orang yang

mengetahui kekuasaan dan keagungan Allah SWT sehingga mereka takut

melakukan perbuatan maksiat. Menurut Sayyid Quthb mengartikan bahwa

kyai adalah orang-orang yang memikirkan dan menghayati ayat-ayat Allah

yang mengagumkan sehingga mereka dapat mencapai ma`rifatullah secara

hakiki.

Menurut Nurhayati Djamas mengatakan bahwa “kyai adalah

sebutan untuk tokoh ulama atau tokoh yang memimpin pondok

pesantren”.3 Sebutan kyai sangat populer digunakan di kalangan

komunitas santri. Kyai merupakan elemen sentral dalam kehidupan

pesantren, tidak saja karena kyai yang menjadi penyangga utama

1 Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta, eLSAQ Press,

2007), h. 169. 2 Hamdan Rasyid, Bimbingan Ulama; Kepada Umara dan Umat (Jakarta: Pustaka Beta,

2007), h. 18. 3 Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan

(Jakarta : PT RajaGrafinda Persada, 2008), h. 55.

Page 32: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

18

kelangsungan sistem pendidikan di pesantren, tetapi juga karena sosok

kyai merupakan cerminan dari nilai yang hidup di lingkungan komunitas

santri. Kedudukan dan pengaruh kyai terletak pada keutamaan yang

dimiliki pribadi kyai, yaitu penguasaan dan kedalaman ilmu agama,

kesalehan yang tercermin dalam sikap dan perilakunya sehari-hari yang

sekaligus mencerminkan nilai-nilai yang hidup dan menjadi ciri dari

pesantren seperti ikhlas, tawadhu`, dan orientasi kepada kehidupan

ukhrowi untuk mencapai riyadhah.

Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren.

Ia seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa

pertumbuhan suatu pesantren semata-mata tergantung kemampuan

kepribadian kyainya.

Menurut asal-usulnya perkataan kyai dalam bahasa jawa dipakai

untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda :

a. Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap kramat ;

umpamanya, “Kyai Garuda Kencana” dipakai untuk sebutan Kereta

Emas yang ada di Kraton Yogyakarta.

b. Gealar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

c. Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama

Islam yang memiliki atau yang menjadi pimpinan pesantren dan

mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santri. Selain gelar kyai,

ia juga disebut dengan orang alim (orang yang dalam pengetahuan

keislamanya).4

Para kyai dengan kelebihan pengetahuanya dalam islam, sering kali

dilihat orang yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan dan

rahasia alam, hingga dengan demikian mereka dianggap memiliki

kedudukan yang tidak terjangkau, terutama oleh kebanyakan orang

awam. Dalam beberapa hal, mereka menunjukkan kekhususan mereka

4 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai

(Jakarta: LP3ES, 1982), h. 55.

Page 33: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

19

dalam bentuk berpakaian yang merupakan simbol kealiman yaitu kopiah

dan surban.5

Seorang pendidik/kyai mempunyai kedudukan layaknya orang tua

dalam sikap kelemah-lembutan terhadap murid-muridnya, dan

kecintaannya terhadap mereka. Dan ia bertanggung jawab terhadap semua

muridnya dalam perihal kehadiran kyai/pendidik. Sebagaimana Rasulullah

SAW bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai

pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Mutafaq

Alaih).6

2. Ciri-ciri Kyai

Menurut Sayyid Abdullah bin , Alawi Al-Haddad dalam kitabnya

An-Nashaihud Diniyah mengemukakan sejumlah kriteria atau ciri-ciri kyai

di antaranya ialah: Dia takut kepada Allah, bersikap zuhud pada dunia,

merasa cukup (qana`ah) dengan rezeki yang sedikit dan menyedekahkan

harta yang berlebih dari kebutuhan dirinya. Kepada masyarakat dia suka

memberi nasehat, ber amar ma`ruf nahi munkar dan menyayangi mereka

serta suka membimbing ke arah kebaikan dan mengajak pada hidayah.

Kepada mereka ia juga bersikap tawadhu`, berlapang dada dan tidak tamak

pada apa yang ada pada mereka serta tidak mendahulukan orang kaya

daripada yang miskin. Dia sendiri selalu bergegas melakukan ibadah, tidak

kasar sikapnya, hatinya tidak keras dan akhlaknya baik,7 Di dalam Shahih

Muslim di sebutkan dari Ibnu Mas`ud ra, dia berkata. Rasulullah saw

bersabda :

“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada

kesombongan meskipun seberat zaarah (HR. Muslim).8

5 Ibid. h. 56.

6 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim Jilid 2 (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2006), h. 8. 7 A. Mustofa Bisri, Percik-percik Keteladanan Kyai Hamid Ahmad Pasuruan (Rembang :

Lembaga Informasi dan Studi Islam (L‟ Islam) Yayasan Ma`had as-Salafiyah. 2003), h. xxvi. 8 Terjemahan Buku Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, oleh Kathur Suhardi, Madarijus Salikin

(Pendakian Menuju Allah) Penjabaran Kongkret “Iyyaka Na‟ budu waiyyaka Nasta`in” (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 264.

Page 34: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

20

Menurut Munawar Fuad Noeh menyebutkan ciri-ciri kyai di

antaranya yaitu:

a. Tekun beribadah, yang wajib dan yang sunnah.

b. Zuhud, melepaskan diri dari ukuran dan kepentingan materi duniawi

c. Memiliki ilmu akhirat, ilmu agama dalam kadar yang cukup

d. Mengerti kemaslahatan masyarakat, peka terhadap kepentingan umum

e. Dan mengabdikan seluruh ilmunya untuk Allah SWT, niat yang benar

dalam berilmu dan beramal.9

Menurut Imam Ghazali membagi ciri-ciri seorang Kyai di

antaranya yaitu:

a. Tidak mencari kemegahan dunia dengan menjual ilmunya dan tidak

memperdagangkan ilmunya untuk kepentingan dunia. Perilakunya

sejalan dengan ucapannya dan tidak menyuruh orang berbuat kebaikan

sebelum ia mengamalkannya.

b. Mengajarkan ilmunya untuk kepentingan akhirat, senantiasa dalam

mendalami ilmu pengetahuan yang dapat mendekatkan dirinya kepada

Allah SWT, dan menjauhi segala perdebatan yang sia-sia.

c. Mengejar kehidupan akhirat dengan mengamalkan ilmunya dan

menunaikan berbagai ibadah.

d. Menjauhi godaan penguasa jahat.

e. Tidak cepat mengeluarkan fatwa sebelum ia menemukan dalilnya dari

Al-Qur`an dan As-Sunnah.

f. Senang kepada setiap ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah

SWT.10

Cinta kepada musyahadah (ilmu untuk menyingkap kebesaran

Allah SWT), muraqabah (ilmu untuk mencintai perintah Allah dan

menjauhi larangan-Nya), dan optimis terhadap rahmat-Nya, di

antaranya :

1) Berusaha sekuat-kuatnya mencapai tingkat haqqul-yaqin.

9 Munawar Fuad Noeh dan Mastuki HS, h. 102.

10 Badruddin Hsubky, h. 57.

Page 35: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

21

2) Senantiasa khasyyah kepada Allah, takzim atas segala kebesaran-

Nya, tawadhu`, hidup sederhana, dan berakhlak mulia terhadap

Allah maupun sesamanya.

3) Menjauhi ilmu yang dapat membatalkan amal dan kesucian

hatinya.

4) Memiliki ilmu yang berpangkal di dalam hati, bukan di atas kitab.

Ia hanya taklid kepada hal-hal yang telah diajarkan Rasulullah saw.

3. Tugas-tugas Kyai

Di samping kita mengetahui beberapa kriteria atau ciri-ciri seorang

kyai diatas, adapun tugas dan kewajiban kyai yaitu sebagai berikut:

Menurut Hamdan Rasyid bahwa kyai mempunyai tugas di

antaranya adalah:

Pertama, Melaksanakan tablikh dan dakwah untuk membimbing

umat. Kyai mempunyai kewajiban mengajar, mendidik dan membimbing

umat manusia agar menjadi orang-orang yang beriman dan melaksanakan

ajaran Islam.

Kedua, Melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar. Seorang kyai

harus melaksanakan amar ma`ruf dan nahi munkar, baik kepada rakyat

kebanyakan (umat) maupun kepada para pejabat dan penguasa Negara

(umara), terutama kepada para pemimpin, karena sikap dan perilaku

mereka banyak berpengaruh terhadap masyarakat.

Ketiga, Memberikan contoh dan teladan yang baik kepada

masyarakat. Para kyai harus konsekwen dalam melaksanakan ajaran Islam

untuk diri mereka sendiri maupun keluarga, saudara-saudara, dan sanak

familinya. Salah satu penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah SAW,

adalah karena beliau dapat dijadikan teladan bagi umatnya. Sebagaimana

difirmankan dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

: ( 21) األحزاب

Page 36: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

22

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang

baik bagimu”.(QS. Al-Ahzab: 21).11

Keempat, Memberikan penjelasan kepada masyarakat terhadap

berbagai macam ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al-

Sunnah. Para kyai harus menjelaskan hal-hal tersebut agar dapat dijadikan

pedoman dan rujukan dalam menjalani kehidupan.

Kelima, Memberikan Solusi bagi persoalan-persoalan umat. Kyai

harus bisa memberi keputusan terhadap berbagai permasalahan yang

dihadapi masyarakat secara adil berdasarkan al-Qur`an dan al-Sunnah.

Keenam, Membentuk orientasi kehidupan masyarakat yang

bermoral dan berbudi luhur. Dengan demikian, nilai-nilai agama Islam

dapat terinternalisasi ke dalam jiwa mereka, yang pada akhirnya mereka

memiliki watak mandiri, karakter yang kuat dan terpuji, ketaatan dalam

beragama, kedisiplinan dalam beribadah, serta menghormati sesama

manusia. Jika masyarakat telah memiliki orientasi kehidupan yang

bermoral, maka mereka akan mampu memfilter infiltrasi budaya asing

dengan mengambil sisi positif dan membuang sisi negatif.

Ketujuh, Menjadi rahmat bagi seluruh alam terutama pada masa-

masa kritis seperti ketika terjadi ketidak adilan, pelanggaran terhadap Hak-

hak asasi manusia (HAM), bencana yang melanda manusia, perampokan,

pencurian yang terjadi dimana-mana, pembunuhan, sehingga umatpun

merasa diayomi, tenang, tenteram, bahagia, dan sejahtera di bawah

bimbingannya.12

4. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan membicarkan tentang bagaimana seorang itu

berproses menjadi pemimpin. Sebenarnya tidak ada kesatuan pandangan

teori lahirnya seorang pemimpin. Masing-masing ahli berbeda dalam

memandang lahirnya seorang pemimpin. Dalam hal ini ada enam macam

11

Departemen Agama RI, h. 670. 12

Hamdan Rasyid, h. 22.

Page 37: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

23

teori kepemimpinan, yaitu : 1). Teori kelebihan, 2). Teori sifat, 3). Teori

Keturunan, 4). Teori charisma, 5). Teori bakat, 6). Teori sosial.13

Teori kelebihan membangun asumsi dasarnya seorang menjadi

pemimipin karena memiliki kelebihan-kelebihan dibanding yang lain atau

para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin mencakup nominal tiga kelebihan yaitu ; kelebihan

ratio, kelebihan rohaniah dan kelebihan badaniah.

Teori sifat hampir sama dengan teori kelebihan menyatakan bahwa

seorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat

yang lebih daripada yang dipimpin. Teori ini juga mensyaratkan adanya

tiga kelebihan diatas. Tetapi seorang pemimpin juga dituntut untuk

memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi

pengikut yang baik, dan memberikan dukungan kepada pemimpinya.

Sifat-sifat kepemimpinan secara umun harus memiliki seperti sikap

melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik,

enerjik, persuasif, komunikatif dan kreatif.

Teori keturunan atau juga disebut teori pembawa lahir, atau ada

juga yang menyebut teori genetic yang menyatakan bahwa seorang

menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan.

Teori karismatik menyatakan bahwa seorang menjadi pemimpin

karena orang tersebut memiliki karisma (pengaruh) yang sangat besar.

Karisma itu diperoleh dari kekuatan Tuhan. Dalam hal ini ada suatu

keyakinan bahwa orang tersebut merupakan pancaran dari Tuhan. Seorang

pemimpin karismatik sering dianggap memiliki kekuatan gaib

(supranatural power). Pemimpin yang karismatik biasanya mempunyai

daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.

Teori bakat menyatakan bahwa seorang menjadi pemimpin karena

ada bakat didalamnya. Bakat kepemimpinan seterusnya kemudian

dikembangkan sehingga mampu berkembang.

13 Anasom, Kyai Kepemimpinan & Patronase, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra,

2002), h. 4-7.

Page 38: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

24

Teori sosial yang beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang

dapat menjadi pemimpin asalkan orang tersebut diberi kesempatan untu

memimpin. Asumsi dari teori ini bahwa setiap orang bisa didik menjadi

seorang pemimpin, karena kepemimpinan pada dasarnya dapat dipelajari,

baik melalui pendidikan formal, maupun melalui praktek.

Dalam teori kepemimpinan diatas, salah satu teori tersebut adalah

teori karismatik. Karisma berasal dari bahasa Yunani yang berarti

“karunia di inspirasi Ilahi” seperti kemampuan untuk melakukan mukjizat

atau memprediksi pristiwa-pristiwa di masa mendatang. Ahli sosiologi

Max Weber telah menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan sebuah

bentuk pengaruh yang disarkan bukan atas tradisi atau kewenangan namun

atas persepsi para pengikut bahwa kepada sang pemimpin tersebut telah

dikaruniai kemampuan-kemampuan yang luar biasa. Karisma, terjadi

bilamana terjadi krisis sosial, yang pada krisis itu, seorang pemimpin

dengan kemampuan pribadi yang luar biasa tampil dengan sebuah visi

yang radikal yang member suatu pemecahan terhadap krisis tersebut, dan

pemimpin tersebut menarik perhatian para pengikut yang percaya pada visi

itu dan merasakan bahwa pemimpin tersebut sangat luar biasa.14

Ciri

utama prilaku pemimpin karismatik ; 1) menekankan kepada visi, 2).

Pemodelan prilaku, 3). Mengkomunikasikan harapan-harapan kinerja yang

tinggi.

Dalam hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan kyai

pemimpin pondok pesantren itu memiliki potensi politik yang signifikan.

Factor-faktor yang dimaksud meliputi lima hal :

Pertama : ikatan tradisional, Ikatan tradisional antara kyai dan

intern pondok pesantren, dengan pemerintah dan lingkungan, sangat kuat

dan terpadu sehingga berpengaruh terhadap dinamika proses kehidupan di

desa. Ikatan batin yang terjalin antara elemen-elemen pondok pesantren

dengan lingkungan social yang dapat membentuk kekuatan social politik,

14

Ibid. h. 10-11.

Page 39: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

25

sehingga ikatan tradisional tersebut mempunyai kekuatan untuk bersama-

sama merespon apa yang menjadi kehendak kyai.

Kedua, kemampuan intelektual, Kyai biasanya keunggulan

intelektual. Ia mampu mengeliminasi anasir-anasir buruk yang

mengancam eksistensi diri dan lembaganya dan mampu memanfaatkan

loyalitas keagamaan masyarakat dengan karismanya.

Ketiga, hubungan, Dalam persepektif sosiologi, kyai dipandang

sebgai sosok yang bersetatus tinggi, terhormat dan disegano oleh

masyarakat. Di atas kesamaan keyakinan dan nilai-nilai, kyai dapat

membangun pola-pola interaksi dan hubungan antara pondok pesantren

dengan masyarakat pedesaan.

Keempat, kemampuan mobilisasi, Retorika kyai dengan daya

memimpin karismatik yang didukung oleh otoritas moral dan keagamaan

mampu memobilisasi masyarakat untuk kepentingan social, termasuk

untuk kepentingan politik praktis.

Kelima, kekuatan katalisasi, Pesan-pesan kyai pondok pesantren di

dalam bidang agama, pendidikan dan kemasyarakatan diberikan dalam

rangka mewujudkan kemaslahatan umum.15

B. Spiritual

1. Pengertian Pengalaman Spiritual

Spiritual merupakan esensi dari sebuah ilmu seni, filsafat, agama

dan sastra. Semua berasal darinya, karena itu sifat sepiritulitas adalah

merupakan basis dari semua pengetahuan. Apabila seseorang mereduksi

asal-usul ilmu kedokteran, matematika, kimia, fisika, biologi, maupun

ilmu-ilmu lainya, yang saat ini berkembang menjadi ilmu murni. Maka dia

akan menemukan bahwasanya semua bersumber dari intuisi. Masyarakat

luas sering berfikir dan terjebak pada pemahaman bahwa kaum penganut

spiritual adalah merupakan seseorang pemimpin, orang yang bertindak

praktis, orang yang tidak memiliki perangkat pengetahuan.

15

H. Abdurrahman Mas`ud, h. 120-123.

Page 40: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

26

Hal ini desebabkan tidak semua orang mengetahui bagian-bagian

Ilahi dari gerak hati yang merealisasikan kehendak sang Ilahi. Walaupun

gerak hati sepanjang hidup manusia berasal dari dalam batin, mengetahui

hal tersebutlah, yang membuat gerak lanngkahnya bersifat Ilahi. Oleh

karena itu mistifikasi tasawuf erat sekali hubunganya dengan kajian

pengalaman keagamaan yang mempunyai karakteristik spiritualitas,

sehingga sepiritualitas akan mempertanyakan bentuk pada prilaku dan

gerak hati tersebut, sebagai sebuah ekspresi jiwa (soul) dari makhluk

Tuhan paling mulia yang bernama manusia.

Pengalaman spiritual bisa juga disebut sebagai pengalaman

keagamaan. Istilah “spiritual” ini berasal dari bahasa Inggris “Spiritual”

latin, spiritual dari spiritus (ruh) yang berarti immaterial tidak jasmani,

terdiri dari ruh. Mengacu kemampuan lebih tinggi (mental, intelektual,

estetik religius), dan nilai-nilai pikiran. Spiritual juga harus mengacu pada

nilai-nilai kemanusiaan yang non material, seperti keindahan, kebaikan,

kebenaran, kecintaan, belas kasih, dan kesucian. Terasa kepekaan pada

perasaan dan emosi-emosi religius yang estetik.16

Adapun subyek materi spiritual itu sendiri adalah perhatian khusu

terhadap alam “keabadian” sekaligus bahan komparasi dalam konteks

yang global terhadap fenomena kekinian. Spiritual juga menjadi suatu

penanda uneversalitas dalam hal mencari petunjuk , dan arti sebagai

pembatas tingkatanya untuk memahami spiritualitas. Pertama, spiritual

sebagai pengalaman hidup praxis, dalam sebuah agama dianggap sebagai

kepatuhan terhadap kepercayaan yang diyakininya. Kedua, spiritual

sebagai sebuah pembelajaran yang menanamkan dan mengembangkan hal-

hal yang bersifat praxis tersebut sekaligus sebagai petunjuk hidup. Ketiga,

spiritual sebagai sesuatu yang sistematik.17

Makna sesungguhnya dari kehidupan spiritual bukan hanya hidup

dengan badan, tetapi hidup dengan hati, dengan jiwa. Lantas, mengapa

16

M. Faizin, Perjalanan Spiritual Prof. DR. Amin Syukur, MA, (Studi Kasus

Penyembuhan Penyakit dengan Terapi Sufistik), Ushuluddin,2008, h. 18. 17

Ibid, h. 19.

Page 41: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

27

orang biasa tidak menjalani kehidupan spiritual jika ia memiliki hati dan

jiwa, Sebab hatinya belum manyadarinya, ia belum menyadari jiwanya.

Bangunan spiritual adalah elemen yang sangat penting dan

mendasar. Ia menjadi fondasi makna kehidupan. Tanpa bangunan spiritual

yang kokoh, kehidupan seseorang menjadi hampa, kosong limbung,

bahkan bagaikan terpenjara. Ia menghabiskan waktu dengan sia-sia tanpa

makna.18

Hujjatul islam, Abu Hamid Muhammad ibn Ahmad ibn

Muhammad al-ghozali, dalam kitabnya, Ihya` ulumuddin menjelaskan,

bahwa kesadaran manusia terletak pada hatinya. Lebih lanjut, hati manusia

itu memiliki dua macam kesadaran, yaitu alam empiris (alam syahadah)

dan kesadaran alam metafisis (alam malakut). Pada alam empiris, hati

manusia mampu merespon semua informasi yang diberikan oleh panca

indra (al-khawwas). Sedangkan pada alam malakut, hati manusia

bergabung lansung dengan lauh mahfudz dan alam malaikat, baik melalui

ilham maupun mimpi.19

Spiritual berasal dari dalam, hasil dari pengenalan, penyadaran, dan

penghormatan serta spiritual dapat didefinisikan menjadi tujuh bagian :

Berserah Diri, Kasih, Tak Terbatas, Pikiran Kosong, Murah Hati,

Keterhubungan, dan Ceria20

. Ini menunjukkan bahwa spiritual tidak

terbatas pada agama apapun.

Spirit adalah jiwa Tuhan dalam diri kita dan apapun yang menarik

pikiran keluar bersifat tidak sepiritual dan apapun yang menarik pikiran

kedalam bersifat spiritual. Kunci pemahaman spiritualitas adalah konsep

tentang dunia lahir dan batin ini satu dunia, namun dua aspek unik

keberadaan manusia.

18

Priyatno H. Martokoesomo, Spritual Thinking, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, cet. I,

2000), h. 19

Prof. DR. H.M. Amin Syukur, MA, Sufi Healing ( Terapi dalam Literatur Tasawuf ) 20

Wayne W. Dyer, Ada Jalan Spiritual Bagi Setiap Masalah, (Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama, 2005). h. 19.

Page 42: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

28

2. Langkah-langkah Menuju Spiritual

Adapun langkah-langkah menuju pengalaman spiritual sebagai

berikut :

a. Pengenalan

Mungkin sepertinya sudah jelas bahwa seseorang harus

pertama-tama mengenali sesuatu sebelum menerapkannya, tapi hal itu

sebenarnya merupakan langkah yang paling sulit dalam bergerak

menuju penerangan spiritual.

Untuk bisa mengenali keberadaan kekuatan tak kasat mata

yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah, kita harus

melepaskan diri dari banyak hal yang telah ditanamkan dalam diri kita

sejak sejak kecil. Pernah terpikirkah oleh anda keterbatasan yang kita

alami ketika kita mengenali diri sendiri hanya sebagai raga fisik dalam

keadaan materil?

Sebagia contoh, percayakah anda bahwa hannya ada satu

macam kekuatan atau pengetahuan, yang mengandalkan kemampuan

indrawi atau intelektual anda untuk memecahkan masalah?

Kebanyakan dari kita telah diajari bahwa hal itu benar dan bahwa

semua informasi yang telah kita peroleh merupakan jumlah seluruh

pilihan yang tersedia bagi kita. Hal itu merupakan sikap hasil

pengkondisian yang membuat kita tidak mengenali hubungan Illahi

kita dengan pemecahan masalah spiritual.

Dalam kondisi tidak mengenal itu, kita percaya bahwa obat-

obatan, ramuan jamu, operasi, dan dokter bertanggung jawab atas

semua penyembuhan, atau bahwa untuk memperbaiki kondisi

keuangan seseorang hanya diperlukan kerja keras, belajar,melakukan

wawancara, dan mengirimkan resum. Pada intinya, tak adanya

pengenalan membuat kita percaya bahwa pengetahuan kita terbatas

pada fenomena jenis tertentu, yang bisa kita jelaskan melalui fungsi-

fungsi indrawi kita.

Page 43: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

29

b. Penyadaran

Kita menemukan bahwa pengetahuan yang diperoleh dengan

penyadaran mempunyai tingkat yang jauh lebih tinggi dari pada yang

diperoleh dari penalaran.

Ini bukanlah penalaran. Dalam langkah ini,kita melewati tahap

pengenalan kehadiran spiritual dan memasuki fase penyadaran dimana

yang kita percayai hannyalah pengalaman pribadi kita. Kita menjadi

seorang petualang dalam daerah yang belum pernah terjamah yang

hanya dihuni oleh kita. Disini hanya anda yang bisa mengukuhkan

penglaman anda.

Hasrat kita untuk menyadari kehadiran itu merupakan bagian

integral dari dinamika pencipta kehidupan yang tidak bisa dijelaskan.

Ketika kita aktif bermeditasi, memusatkan pikiran pada sosok spiritual

pilihan kita atau bahkan sebuah pribadi, berarti kita mengungkapkan

hasrat kita dengan mengundang kehadiran itu supaya bisa kita capai.

c. Penghormatan

Penghormatan “berinteraksi dalam hening dengan kekuatan

spiritual adalah cara kita untuk menyatu dengan-Nya”.

Langkah ketiga, penghormatan, dengan cepat dicapai oleh

sebagian orang, sementara untuk yang lain pencapaian hal itu bisa

menghabiskan waktu yang lama. Berinterkasi dalam hening dengan

kekuatan spiritual dan menyatu denganNYA berarti tidak ada perasan

terpisah. Kita mengetahui keIlahian kita dan berinteraksi dengan

bagian dari Tuhan, kita berada dalam kondisi menghormati semua jati

diri kita. Tidak ada keraguan tentang keIlahian kita.21

Sebagai tambahan, Asnawi mengutip sebuah hadist berikut :

“Sholat adalah tiang Agama. Mereka yang mendirikan sholat, berarti

dia telah menegakan agama, dan barang siapa yang meninggalkan

sholat, berarti dia telah menghancurkan agama”, dia membandingkan

21

Wayne W. Dyer, Ada Jalan Spiritual Bagi Setiap Masalah, (Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama, 2005). h. 5-9.

Page 44: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

30

sholat lima waktu dengan mandi lima kali dalam sebuah sungai yang

akan menghasilkan kebersihan baik secara fisik maupun spiritual: Nabi

telah bersabda kepada para shabat, “Sesungguhnya, jika sungai yang

bersih dilingkunganmu digunakan untuk mandi lima kali dalam sehari,

apakah akan tertinggal kotoran ditubuhmu?”, Mereka menjawab maka

tentulah tidak ada sedikit pun yang tertinggal. Nabi melanjutkan, “itu

adalah perumpamaan sholat lima waktu, Allah akan membersihkan

dari segala kotoran.” Untuk menjelaskan hadis tersebut, Asnawi

mengingatkan kaum muslim supaya mereka beserta anak-anak mereka

selalu menunaikan sholat lima waktu. Tanpa mengerjakan sholat kaum

muslimin akan merugi, sementara masjid-masji, rumah-rumah Allah,

dan tempat-tempat yang paling mulia dimuka bumi ini akan hampa,

padahal Allah telah memerintahkan mereka untuk memakmurkan

tempat suci ini sebagaimana firman-Nya, yang memakmurkan masjid

Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari

kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat,dan tidak

takut kepada siapapun selain Allah.22

3. Ciri-ciri Orang yang Mengalami Pengalaman Spiritual

Mereka yang menjalani kehidupan spiritual harus mengadopsi

bentuk kehidupan lahiriah tertentu diantaranya berbagai jenis orang yang

ada. Dikenal lima cara-cara prinsip yang doadopsi jiwa spiritual dalam

menghadapi kehidupan dunia, meski banyak cara yang lain. Kerap terjadi

mereka menemukan bentuk kehidupan spiritual tidak seperti yang pernah

dibanyangkan orang pada saat mereka menjalani kehidupan spiritual.

Karana alasan inilah para bijak disetiap zaman menghormati setiap orang

seperti apapun karakter orang luar tersebut dan menasehati manusia untuk

berfikir siapa yang berada dibalik pakaian dan apa itu.

Diantara lima karakter utama manusia spiritual, pertama adalah,

karakter orang religius. Yakni berperan sebagai seorang yang menjalani

22

Abdurrahman Mas`ud,M.A, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta : LKiS, 2004), h. 185-

186.

Page 45: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

31

kehidupan religius, kehidupan ortodoks, seperti orang pada umumnya dari

luar tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki pengetahuan yang dalam

serta wawasan yang luas, meskipun ia menyadari hal tersebut dalam

dirinya.

Ciri yang kedua dari manusia spiritual ditemukan dalam pikiran

filosofis. Ia tidak menampakkan tanda-tanda ortodoksi atau kesalehan. Ia

bisa saja terlihat seperti orang pengusaha atau orang yang sibuk dengan

kehidupan dunia. Ia mengambil semua hal, menoleransi semua hal,

mempertahankan semua hal. Dengan pemahamanya, ia menjalani hidup

tanpa kesulitan. Ia memahami semuanya dengan batin ; (namun) secara

lahir ia bertindak menurut kebutuhan hisup. Tak seorangpun yang

menyangka kalau ia menjalani kehidupan spiritual. Bisa jadi ia menjalani

bisnis, meskipun pada saat bersamaam ia telah mencapai realitas tentang

Tuhan dan kebenaran.

Ciri ketiga dari orang yang spiritual adalah menjadi pelayanan,

yang berbuat baik pada orang lain. Dengan cara seperti inilah para wali

tersembunyi dari penampakan kewalianya. Mereka tidak pernah

membicarakan spiritualitas, atau kehidupan filosofis. Filsafat dan agama

terkandung dalam tindakan yang mereka lakukan. Cinta memancar dari

hati mereka dalam setiap saat, mereka melakukan perbuatan baik kepada

orang lain. Mereka selalu menganggap orang yang dekat dengan mereka

sebagai saudara atau anak, memperhatikan kesenangan atau duka cita

mereka.

Jenis yang keempat adalah, mistikus. Jenis yang sulit dipahami,

karena seorang mistikus dilahirkan. Mistisisme bukanlah sesuatu yang

dipelajari, tetapi merupakan jenis yang tempramen. Seorang mistikus

menghadapakan wajahnya keutara sementara ia (sebenarnya) menatap

keselatan .

Jenis kelima seorang yang menjalani kehidupan spiritual menucul

sebagai orang yang aneh, sebuah bentuk yang dapat dipahami oleh sedikit

orang. Ia menggunakan topeng keluguan secara lahiriah. Sehingga orang

Page 46: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

32

yang tidak mengerti akan melihatnya sebagai orang yang tidak seimbang

dan aneh. Ia sesungguhnya tidak seperti yang tampak dari luar.23

Tidak ada batasan harus seperti apa jiwa spiritual menampakkan

dirinya di dunia ini, namun pada saat yang sama tidak ada cara yang lebih

baik dalam menjalani kehidupan dunia atau kehidupan spiritual selain

menjadi diri sendiri. Apapun jenis profesi, tugas atau bagian dari

kehidupan dunia, jalankanlah dengan setia dan kesungguhan, jalankanlah

misi di dunia dengan seksama, seraya, pada saat yang sama,

mempertahankan realitas spiritual dalam kehidupan duniawi, apa pun

pekerrjaanya, harus mencerminkan realisasi batin kebenaran.

Ada juga beberapa ciri-ciri orang yang mengalamai pengalaman

spiritual :

a. Merasa dikontrol oleh sesuatu diluar diri.

b. Merasa memasuki alam kehidupan yang lain.

c. Merasakan kehadiran makhluk adialami.

d. Merasakan hilangnya kesadaran akan wakktu.

e. Merasakan kedamaian, kenyamanan atau ketenangan pikiran atau hati

yang luar biasa.24

C. Al-Asma` al-Husna

1. Pengertian al-Asma` al-Husna

Al-Asma` Al-Husna adalah nama keagungan (bagi Tuhan), berbuat

baik pada siapapun semata-mata untuk meluhurkan Tuhan.25

Kata al-asma adalah bentuk jamak dari kata al-Ism yang biasa

diterjemahkan dengan “nama”. Ia berakar dari kata assumu yang berarti

ketinggian, atau assimah yang berarti tanda. Memang nama merupakan

tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi. 26

23

Hazrat Inayat Khan, Kehidupan Spiritulal (Tiga Esai Tentang kehidupan Ruhani),

(Yogyakarta : Putaka Sufi, 2002), h. 41-46. 24

Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ, (Jakarta : Mizan, 2002), h. 88. 25

Wayne W. Dyer, h. 53. 26

. M. Quraish Sihab. Menyingkap Tabir Illahi, (Ciputat : Lentera Hati, Cet ke IV),

xxxvi.

Page 47: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

33

Kata al husna adalah bentuk muanats/feminin dari kata ahsan yang

berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk

super latif ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja baik,

tetapi juga yang terbaik bila dibandingkan dengan yang baik lainnya,

apakah yang baik dari selainnya itu wajar disandangnya atau tidak. Sifat

pengasih misalnya adalah baik. Ia dapat disandang oleh mahluk/manusia,

tetapi karena bagi Allah nama yang terbaik, maka pastilah sifat kasih-Nya

melebihi sifat kasih mahluk, dalam kapasitas kasih maupun substansinya.

Di sisi lain sifat pemberani, merupakan sifat yang baik di sandang oleh

manusia, namun sifat ini tidak wajar di sandang oleh Allah kerena

keberanian mengandung kaitan dalam substansinya dengan jasmani,

sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbeda dengan

sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Kesempurnaan manusia adalah

jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusia ini, tidak

mungkin di sandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya unsur

kesamaan Tuhan dengan yang lain, disamping menunjukkan kebutuhan,

sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya. 27

Demikianlah kata Husna menunjukkan bahwa nama-Nya adalah

nama-nama yang amat sempurna, tidak sedikitpun tercemar oleh

kekurangan

2. 99 Asma` Allah SWT

Nama-nama Allah itu yakni :28

27

Ibid. xxxvi 28

Ibid. xI-xIi

Page 48: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

34

1. Allah

2. Ar-rahman

3. Ar-rahim

4. Al-malik

5. Al- qudus

6. As-salam

7. Al-mu’min

8. Al-muhaimin

9. Al- aziz

10. Al-jabbar

11. Al-mutakabbir

12. Al-khaliq

13. Al- bari’

14. Al-mushawwir

15. Al-ghafar

16. Al-qahhar

17. Al-wahhab

18. Ar-razzaq

19. Al-fattah

20. Al-alim

21. Al-qabith

22. Al-basith

23. Al-khafidh

24. Ar-rafi’

25. Al-muiz

26. Al-Muzil

27. As-sami’

28. Al-bashir

29. Al-hakam

30. Al-adel

31. Al-lathif

32. Al-khabir

33. Al-halim

34. Al-azhim

35. Al-ghafur

36. As-syakur

37. Al-aliy

38. Al-kabir

39. Al-hafidz

40. Al-muqit

41. Al-hasib

42. Al-jalil

43. Al-karim

44. Ar-rakib

45. Al- mujib

46. Al- wasi’

47. Al-hakim

48. Al-wadud

49. Al-majid

50. Al- ba’ist

51. Asy-syahid

52. Al-haq

53. Al-wakil

54. Al-qawiy

55. Al-matin

56. Al waliy

57. Al-hamid

58. Al-muhsyiy

59. Al-mubdiu

60. Al-mu’id

61. Al-muhyiy

62. Al-mumit

63. Al-hay

64. Al-qayyum

65. Al-wajid

66. Al-majid

67. Al-wahid

68. Al-ahad

69. As-shamad

70. Al-qadir

71. Al-muqtadir

72. Al-muqaddim

73. Al-muakhir

74. Al-awwal

75. Al-akhir

76. Al-zahir

77. Al-bathin

78. Al-waliy

79. Al-muta’al

80. Al-barr

81. Al-tawwab

82. Al-muntaqim

83. Al-afuw

84. Ar-rauf

85. Malikalmulk,

86. Zuljalal

Wal ikram

87. Al-muqsith

88. Al-lami’

89. Al-ghaniy

90. Al-mughniy

91. Al-mani’

92. Al-dhar

Page 49: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

35

93. An-nafi’

94. An-nur

95. Al-hadiy

96. Al-badi’

97. Al-baqiy

98. Al-warist

99. Ar-rasyid

100. As-shabur

Diterangkan dalam tafsir al-Misbah, bahwasanya Fakhruddin

Arrozi menerangkan dalam tafsirnya mengklasifikasikan nama-nama

Allah dalam beberapa kategori, diantaranya :

Nama yang boleh juga disandang oleh makhluk (tetntunya dengan

kapasitas dan substansial yang berbeda), seperti Karim, Rahim, Aziz,

Latif, Kabir, Khaliq. Sedangkan nama yang tidak boleh disandang oleh

makhluk, yakni “Allah” dan “Ar-Rohman”.29

Dalam buku Menyingkap Tabir Illahi karangan M. Qursh sihab

menjelaskan bahwasanya nama-nama Allah terbagi beberapa Katagori,

yaitu :

Pertama; a) nama yang juga di sandang oleh makhluk (tetapi

tentunya dengan kapasitas dan substansi yang berbeda) seperti “Karim,

Rahim, Aziz, Lathif, Kabir, Khaliq, dan b) nama yang tidak boleh di

sandang makhluk, yakni Allah dan Ar-Rahman. Bagian pertamapun bila di

sertai dengan bentuk superlatif, atau kalimat tertentu, maka ia tidak boleh

di sandang kecuali oleh Allah, seperti misalnya: Arhamur Rahimin (Yang

sebesar-besar pengasih), Akramul Akramin (Yang paling mulia kemuliaan-

Nya), Khaliqus Samawati Wal Ardh (Pencipta langit dan bumi).

Kedua; nama-nama yang boleh disebut sendiri seperti Allah,

Rahman Rahim, Karim dan sebagainya, ada juga yang tidak boleh disebut

kecuali berangkai. Tidak boleh menyebut “Mumit” (Yang mematikan)

atau “Ad-Dhar” (Yang menimpakan mudharrat) saja, tetapi harus

berangkai dengan Muhyi sehingga diucapkan “Muhyi Wa Mumit” ( Yang

29

M. Quraish Sihab.Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an ,

(Ciputat: Lentera Hati, Cet ke IV), h. 309.

Page 50: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

36

menghidupkan dan yang mematikan ) dan “Ya Dhar, Ya Nafi’” ( Wahai

Yang menimpakan mudharrat dan menganugerahkan manfaat ).30

Dalam hal ini peneliti ingin menjabarkan beberapa uraian sedikit

tentang, makna nama-nama Allah diatas.

Semisal kata Allah, Allah adalah nama Tuhan yang paling

populer. Para ulama` berbeda pendapat menyangkut lafal mulia ini, apakah

ia termasuk Asma` AlHusna atau tidak. Yang tidak memasukanya

beralasan bahwa Asma` AlHusna adalah nama / sifat Allah. Bukankah

yang maha Mulia itu sendiri mneyatakan dalam kitab-Nya, bahwa

“Walillahi Asmaul Husna/ Milik Allah nama-nama yang terindah”?,

karena Asmaul Husna nama / sifat Allah, maka tentu saja kata “Allah”

bukan termasuk didalamnya. Tetapi ulama` lain berpendapat bahwa kata

tersebut sedemikian Agung, bahkan yang teragung, sehingga, tidaklah

wajar jika ia tidak termasuk Asma` AlHusna. Tidak ada halangan menurut

mereka manjadikan lafal “Allah” sebagai salah satu dari Asma` AlHusna,

bukankah allah juga nama-Nya yang terindah? Bahkan apabila Anda

berkata “Allah”, maka apa yang Anda ucapkan itu telah mencakup semua

nama-Nya yang lain.31

Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama Allah yang amat

dominan, karena kedua nama inilah yang ditempatkan menyusul

penyebutan nama Allah. Ini pula agaknya, yang menjadi sebab sehingga

Nabi Saw melukiskan setiap pekerjaan yang tidak dimulai dengan

Bismillahirrahmanir Rahim adalah buntung, hilang berkatnya. Basmalah

yang diperintahkan itu mengandung dalam kalimatnya kedua nama

tersebut, dan dengan susunan penyebutan sifat Allah seperti dikemukakan

di atas32

.

Didalam Alqur’an kata Ar-Rahman terulang sebanyak 57 kali,

sedangkan Ar-Rahim sebanyak 95 kali.

30

M. Quraish Sihab. Menyingkap Tabir Illahi, (Ciputat : Lentera Hati, Cet ke IV), h. xIiii 31

Ibid . hlm. 3. 32

Ibid . hlm.15-16.

Page 51: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

37

Banyak ulama berpendapat bahwa kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim

keduanya terampil dari akar kata yang sama, yakni rahmat, tetapi ada juga

yang berpendapat bahwa kata Ra-Rahman tidak berakar kata, dan karena

itu pula – lanjut mereka-, orang-orang musyrik tidak mengenal siapa Ar-

Rahman. Ini terbukti dengan membaca firman-Nya:

: ( 66) الفرقان

“apabila diperintahkan kepada mereka sujudlah kepada Ar-

Rahman, mereka berkata / bertanya : siapakah Ar-Rahman itu ?

apakah kami bersujud kepada sesuatu yang engkau perintahkan

kepada kami ? perintah ini menambah mereka enggan /

menjauhkan diri dari keimanan” ( Q.s. Al-Furqan 25 : 60 ).

Banyak ulama yang berpendapat bahwa baik Ar-Rahman maupun

Ar-Rahim keduanya terambil dari akar kata “rahmat”, dengan alasan

bahwa “timbangan” kata tersebut dikenal dalam bahasa Arab. Rahman

setimbang dengan fa’lan dan rahim fa’il. Timbangan “fa’lan” biasanya

menunjukkan kepada kesempurnaan atau kesementaraan. Sedangkan

timbangan “fa’il” menunjuk kepada kesinambungan dan kemantapan. Itu

salah satu sebab, sehingga tidak ada bentuk jamak dari kata rahman,

karena kesempurnaannya itu.33

Dan tidak ada juga yang wajar dinamai

Rahman kecuali Allah SWT. Berbeda dengan kata Rahim, yang dapat

dijamak dengan Ruhama’, sebagaimana ia dapat menjadi sifat Allah dan

juga sifat makhluk. Dalam Al-qur’an kata “rahim” digunakan untuk

menunjuk sifat Rasul Muhammad Saw yang menaruh belas kasih yang

amat dalam terhadap ummatnya, sebagaimana bunyi Firman Allah:

: ( 121) التوبت

“Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rasul dari

kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat

menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas

33

Ibid. hlm. 17

Page 52: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

38

kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min”. ( Q.s. At-

Taubah 9 : 128 ).

Setelah Ar-Rahman dan Ar-Rahim, sifat Allah yang menyusul

keduanya adalah Al-Malik, yang secara umum diartikan raja atau

penguasa. Penempatan susunannya sepertiini sejalan dengan

penempatannya dalam sekian banyak ayat Al-qur’an, antara lain pada

surah Al-Fatihah dan Al-Hasyer. Rahmat yang dicurahkan kepada hamba-

hamba-Nya dan yang dilukiskan dengan kata Rahman disebabkan karena

dia –Rahim, memiliki sifat rahmat yang melekat pada diri-Nya. Tetapi

karena siapa yang memiliki sifat rahmat, belum tentu memiliki kekuasaan,

maka sifat keempat yang ditonjolkan untuk dibaca adalah sifat Malik,

yakni kekuasaan dan kerajaan serta kepemilikan.

Kata “Malik” terdiri dari huruf-huruf mim, lam dan kaf yang

rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan keshahihan. Kata itu pada

mulanya berarti ikatan danpenguatan. Kata ini terulang did ala Al-qur’an

sebanyak lima kali.34

Al-Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu

disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. “Malik” yang

biasa diterjemahkan dengan raja adalah “yang menguasai dan menangani

perintah dan larangan, anugerah dan pencabutan” dan karena itu biasanya

kerajaan terarah kepada manusia, tidak kepada barang yang sifatnya tidak

dapat menerima perintah dan larangan. Salah satu kata “Malik” dalam

Alqur’an adalah yang terdapat dalam surah An-Nas yakni, “Malikin naas”

( raja manusia ).

Dalam Alqur’an tanda-tanda kepemilikan kerajaan adalah

kehadiran banyak pihak kepada-Nya untuk bermohon agar dipenuhi

kebutuhannya atau untuk menyampaikan persoalan-persoalan besar agar

dapat tertanggulangi. Allah SWT melukiskan betapa Yang Maha Kuasa itu

melayani kebutuhan makhluknya. Firman-Nya;

34

Ibid. hlm. 27-28.

Page 53: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

39

: ( 22) الرحمه

“setiap yang di langit dan di bumi bermohon kepada-Nya. Setiap

saat dia dalam kesibukan (memenuhi kebutuhan mereka) (Q.s. Ar-Rahman

55 : 29).

Kata “Malik” yang terulang dalam Alqur”an sebanyak lima kali

itu, dua di antaranya dirangkaikan dengan kata “hak” dalam arti “pasti dan

sempurna”, yakni firman-Nya pada Q.s. Thaha 20 : 114 dan Al-Mukminun

23 : 122. Memang, kerajaan Allah adalah yang sempurna dan hak, sedang

raja atau kerajaan lainya tidak demikian. Kerajaan Allah mencakup

kerajaan langit dan bumi.

: ( 15) الزخرف

“Maha suci Allah yang milik-Nya kerajaan / kekuasaan langit dan

bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Di sisi-Nya

pengetahuan tentang kiamat dan hanya kepada-Nya kamu

dikembalikan” (Q.s. Az-Zukhruf 43 : 85).

“Al-Quddus” atau ada juga yang membacanya “Al-Quddus” adalah

kata yang mengandung makna kesucian. Azzajjaj seorang pakar bahasa

mengemukakan dalam bukunya “Al-Asma’ AlHusna” bahwa ada yang

menyampaikan kepadanya bahwa kata “quddus” tidak terambil dari akar

kata berbahasa Arab, tetapi dari bahasa Suryani yang pada mulanya adalah

“Qadsy” dan diucapkan dalam doa “Qaddisy”, kemudian beralih ke

bahasa Arab menjadi ”Qaddus” atau “Quddus” pendapat ini tidak

didukung oleh banyak ulama, antara lain karena kata tersebut dapat

dibentuk dalam berbagai bentuk (kata kerja masa kini, lalu, perintah dan

lain- lain). Sedangkan menurut para pakar, satu kata yang dapat di bentuk

dengan berbagai bentuk maka ia adalah kata asli berbahasa arab.

Karena raja yang dikenal dalam kehidupan duniawi tidak luput dari

kesalahan, bahkan tidak jarang melakukan pengrusakan bahkan kekejaman

sesuai firman-Nya dalam Q.s. An-Naml 27:34;

Page 54: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

40

: ( 34) النمل

“Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki satu negri (tidak

jarang) mereka merusaknya dan menjadikan penduduknya yang mulia

menjadi hina”. Maka disini –demikian juga dalam susunan penyebutannya

dalam Q.s. Al- Hasyr 59: 23 kata “Quddus” yang mengandung makna

kesucian itu disebut menyusul kata “malik” untuk menunjukkan

kesempurnaan kerajaan-Nya sekaligus menampik adanya kesalahan

pengrusakan atau kekejaman dari –Nya , karena kekuddusan –seperti tulis

Albiqa’iy dalam tafsirnya “Nazem Addurar” ,adalah “kesucian yang tidak

menerima perubahan, tidak disentuh oleh kekotoran, dan terus menerus

terpuji dengan langgengnya sifat kekudusan itu”.35

Al-Mukmin terambil dari akar kata “amina”. Semua kata yang

terdiri dari huruf- huruf alif, mim, dan nun, mengandung arti

“pembenaran” dan “ketenangan hati”. Seperti antara lain “iman”,

“amanah” dan “aman”. Amanah adalah lawan dari khianat yang

melahirkan ketenangan batin, serta rasa aman karena adanya pembenaran

dan kepercayaan terhadap sesuatu; sedang iman adalah pembenaran hati

dan kepercayaan terhadap sesuatu.36

Agama mengajarkan bahwa amanat / kepercayaan adalah asas

keimanan, berdasarkan hadist, “(Tiada iman bagi yang tidak memiliki

amanah”. Selanjutnya amanah yang merupakan lawan dari khianat adalah

sendi utama interaksi. Amanah tersebut membutuhkan kepercayaan dan

kepercayaan itu melahirkan sakinah (ketenangan batin), selanjutnya ini

melahirkan keyakinan.

35

Ibid. hlm. 35-37. 36

Ibid. hlm. 48.

Page 55: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

41

D. Hubungan Santri dan Kayi

1. Hubungan Santri dan Kyai dalam Mencari Ilmu

a. Hakikat Ilmu

Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim

laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas

pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangnkan cara yang bertingkah

laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang

berkata, “Ilmu yang paling utama adalah ilmu Hal dan perrbuatan yang

paling mulia adalah menjaga perilaku”, yang dimaksud ilmu hal ialah

agama Islam, sholat misalnya.

Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan

dengan apa yang diperlukanya saat itu. Oleh karena setiap orang islam

harus mengetahui rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya sholat, supaya

dapat melaksanakan kewajiban sholat dengan sempurna.

Setiap orang islam wajib mempelajari atau mengetahui rukun

maupun syarat amalan ibadah yang akan dikerjakanya untuk

memenuhi kewajiban tersebut. Karena sesuatu yang menjadi

perantara untuk melakukan kewajiban, maka mempelajari wasilah atau

perantara tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama adalah wasilah untuk

mengerjakan kewajiban agama maka, mempelajari ilmu agama itu

hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat, haji dan ilmu

tetang jual beli.

Ilmu itu sangat penting karena ia sebagai perantara (sarana)

untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan

terhormat disisi Allah, dan keuntungan abadi. Sebagaimana dikatakan

Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam Syairnya: “Belajarlah,

Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. Jadikan hari-harimu

untuk menambah ilmu, dan berenanglah dilautan ilmu yang

berguna”.37

37

Az-Zunairi Syaikh, Ta`limul Muta`alim, Mutiara Ilmu, (Surabaya : Cet. Pertama,

September 2009). h. 7.

Page 56: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

42

Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling

unggul. Ilmu yang dapat membimbing dalam kebaikan dan taqwa,

ilmu harus paling untuk dipelajari. Dialah ilmu yang menunjukan pada

jalan yang lurus, yakni jalan petunjuk. Ia laksana benteng yang dapat

menyelamatkan manusia dari segala keresahan. Oleh karena itu orang

yang ahli ilmu agama dan bersifat wara` lebih berat bagi setan dari

pada menggoda seribu orang ahli ibadah tapi bodoh.

b. Niat dalam Mencari Ilmu

Setiap pelajar menata niatnya ketika akan belajar. Karena niat

adalah pokok dari segala amal ibadah. Nabi bersabda, “Sesungguhnya

amal itu tergantung pada niatnya”. Hadis sahih.

Rosulullah saw bersabda, “Banyak perbuatan atau amal yang

tampak dalam bentuk amalan keduniaan, tapi karena didasari niat yang

baik (ikhlas) maka menjadi tergolong amal-amal akhirat. Sebaliknya

banyak amalan yang tergolong amalan akhirat, kemudian menjadi amal

dunia, karena didasari niat yang buruk (tidak ikhlas)”.38

Niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus ikhlas

mengharap ridho Allah, mencari kebahagiaan di akhirat

menghilangkan kebodohan dirinya, dan orang lain menghidupkan

agama, dan melestarikan islam. Karena islam akan tetap lestari kalau

pemeluknya atau umatnya berilmu.

Zuhud dan taqwa tidak sah tanpa disertai ilmu. Syaikh

Burhanuddin menukil perkataan para ulama` berikut : “Orang yang

tekun beribadah tapi bodoh, bahayanya lebih besar dari pada orang

alim tapi durhaka. Keduanya adalah penyebab fitnah dikalangan umat,

yaitu bagi orang yang menjadikan mereka sebagai panutan dalam

urusan agama”.39

Dalam menuntut ilmu juga harus didasari niat untuk

mensyukuri nikat akal dan kesehatan badan. Jangan sampai terbesit

38

Ibid. Az-Zunairi Syaikh. h. 13. 39

Ibid. Az-Zunairi Syaikh. h. 14.

Page 57: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

43

niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta dunia,

atau agar mendapat kehormatan dihadapan pejabat atau lainya.

Hal itu perlu direnungkan oleh para penuntut ilmu, supaya ilmu

yang mereka cari dengan susah payah tidak sia-sia. Oleh karena itu

dalam mencari ilmu jangan punya niat untuk mencari dunia yang hina

dan fana ini. Seperti kata sebuah syair, “Dunia ini lebih sedikit dari

yang sedikit, orang yang terpesona padanya adalah orang yang paling

hina. Dunia dan isinya sihir yang dapat menulikan dan membutakan,

mereka kebingungan tanpa petunjuk”.

c. Cara Memilih Ilmu, Guru dan Ketekunan

Para santri harus memilih ilmu pengetahuan yang paling baik

atau paling cocok dengan dirinya. Pertama-tama perlu dipelajari oleh

seorang santri adalah ilmu yang paling baik dan yang diperlukannya

dalam urusan agama pada saat itu. Kemudian baru ilmu-ilmu yang

diperlukannya pada masa yang akan datang.

Ilmu tauhid harus didahulukan, supaya santri mengetahui sifat-

sifat Allah berdasarkan dalil yang otentik. Karena imanya orang yang

taklid tanpa mengetahui dalilnya, sekalipun sah menurut dia, tetapi ia

berdosa.40

Para santri harus mempelajari ilmunya para ulama` salaf. Para

ulama` berkata, tetaplah kalian pada ilmunya para nabi (ilmu agama),

dan tinggalkanlah ilmu-ilmu yang baru. Tinggalkanlah ilmu debat

yang muncul setelah meninggalnya para ulama`. Sebab perdebatan

akan menjauhkan seseorang dari ilmu fiqih, menyia-nyiakan umur,

menimbulkan keresahan, dan permusuhan. Apabila umat Muhammah

saw sudah suka berbantah-bantahan diantara mereka, itulah tanda akan

datangnya hari kiamat. Tanda ilmu fiqih semakin menghilang.

Adapun cara memilih guru atau kyai carilah yang a`lim, yang

bersifat wara`, dan yang lebih tua. Sebagaiman Abu Hanifah memilih

kyai Hammad bin Abi Sulaiman,karena beliau (Hammad) mempunyai

40

Ibid. Az-Zunairi Syaikh. h. 19.

Page 58: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

44

kreteria atau sifat-sifat tersebut. Maka Abu Hanifah mengaji ilmu

kepadanya.

Demikianlah hendaknya setiap pelajar seharusnya

bermusyawarah dengan orang a`lim ketika akan pergi menuntut ilmu

atau dalam segala urusan. Karena Allah Ta`ala menyuruh Nabi

Muhammad saw supaya bermusyawarah dalam segala urusan, padahal

tiada seorang pun yang lebih pandai dari Beliau. Dalam segala urusan,

beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat, bahkan dalam

urusan rumah tangga pun, beliau selalu bermusyawarah dengan

istrinya. Sayidina Ali ra berkata, “ Tak akan binasa orang yang mau

berunding”.

Dikatakan bahwa manusia itu ada tiga macam :

1) Orang yang benar-benar sempurna

2) Orang yang setengah sempurna

3) Orang yang tidak sempurna sama sekali.41

Adapun orang yang benar-benar sempurna ialah orang yang

pendapat-pendapatnya selalu benar dan mau bermusyawarah.

Sedangkan orang yang setengah sempurna ialah orang yang

pendapatnya benar, tapi tidak mau bermusyawarah. Dan orang yang

tidak sempurna sama sekali, ialah orang yang pendapatnya salah dan

tidak mau bermusyawarah. Imam Ja`far Sidik berkata pada Sufyan

Tsauri, “Musyawarahkan urusanmu kepada orang yang takut kepada

Allah”.

Ketahuilah, bahwa kesabaran dan ketabahan atau ketekunan

adalah pokok dari segala urusan. Tapi jarang sekali orang yang

mempunyai sifat-sifat tersebut, sebagaimana kata sebuah syair yang

artinya : “Setiap orang pasti mempunyai hasrat memperoleh

kedudukan atau martabat yang mulia, namun jarang sekali orang yang

mempunyai sifat sabar, tabah, tekun dan ulet”.42

41

Ibid. Az-Zunairi Syaikh. h. 21. 42

Ibid. Az-Zunairi Syaikh. h. 23.

Page 59: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

45

Seorang santri tidak boleh menuruti keinginan hawa nafsunya.

Seperti kata sebuah syair, “Sesungguhnya hawa nafsu itu rendah

nilainya, barang siapa terkalahkan oleh hawa nafsunya berari ia

terkalahkan oleh kehinaan”.

Seharusnya santri harus tabah menghadapi ujian dan cobaan.

Sebab ada yang mengatakan bahwa gudang ilmu itu selalu diliputi

dengan cobaan dan ujian. Ali bin Abi Tholib ra, berkata, “Ketahuilah,

kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara,

yaitu : cerdas. Semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau

bimbingan guru, dan waktu yang lama”.

d. Penghormatan Terhadap Ilmu dan Guru

Para pelajar atau santri tidak akan memperoleh ilmu dan tidak

akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati dan guru.

Sayyidina Ali karamallahu Wajjah berkata, “ Aku adalah sahaya

(budak) orang yang mengajarku walau hanya satu huruf jika dia mau

silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan

aku sebagai budaknya.” Ada sebuah Syair yang berbunyi, “ Tidak ada

hak yang lebih besar kecuali haknya guru. Ini wajib dipelihara oleh

setiap orang Islam. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar,

walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda

hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu

butuhkan dalam agama, Dia ibarat bapakmu dalam Agama”.43

Kisah yang berkembang dari satu kyai kepada kyai lainya ini

menunjukkan karakter dasar dari para santri, yakni mematuhi apa kata

kyai tanpa membantah dalam kondisi dan situasi apapun. Lagi pula,

tidak ada ruang untuk berargumentasi dalam hubungan personal antara

kyai dan santri yang selalu tampak dekat dan unik. Seorang, dalam

tradisi pesantren, harus meniru Nawawi, yang tidak menyukai pujian,

karena hanya Allah lah yang pantas untuk dipuja. Adalah kebiasaan

kyai bahwa dirinya menjadi seorang model peran yang rendah hati.

43

K. Hakim Lutfi, Futuhar Robbaniyyah, (Semarang : Toha Putra, 1994), h. 33.

Page 60: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

46

Kyai dan santri harus meniru sosok ideal Nawawi dan Muridnya,

Muhammad Yusuf.44

Dalam tradisi pesantren, murid-murid disebut dengan santri.

Mereka harus mengikuti perintah-perintah religius kyai secara cermat,

menjalani masa belajar mereka termasuk menjauhkan diri dari

kesenangan fisik, melaksanakan apa pun yang diperintahkan kyai dan

taat kepadanya.45

Termasuk menghormati guru adalah hendaknya seorang murid

tidak berjalan didepanya, tidak duduk ditempatnya, dan tidak mulai

bicara padanya kecuali dengan ijinya. Hendaknya tidak banyak bicara

dihadapan guru. Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau

bosen. Harus menjaga waktu, Jangan menjenguk pintunya, tapi

sebaliknya menungggu sampai beliau keluar.

Alhasil seorang santri harus mencari kerelaan hati guru,harus

menjahui hal-hal yang yang menyebabkan ia murka, mematuhi

perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh

taat kepada makhluk untuk bermaksiat pada Allah. Termasuk

menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan orang-

orang yang ada hubungan kerabat dengannya. Oleh karena itu seorang

santri tidak boleh menyakiti hati gurunya, karena belajar dan ilmunya

tidak akan diberi berkah.46

2. Hubungan Santri dan Kyai dalam Pembinaan Spiritual

Dalam kehidupan pesantren, kehadiran seorang Kyai sangat

mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam segi pendidikan

formal maupun non formal. Seorang Kyai pasti menginginkan santrinya

menjadi orang yang cerdas, unggul dan berakhlakul karimah, dalam stiap

pembelajaranya seorang kyai mengajarkan para santrinyna agar bisa lebih

Taqorrub pada Allah serta lebih baik lagi jika bisa mengajak santri-

santrinya bisa menyatukan segala aktivitasnya terhadap Allah.

44

Abdurrahman Mas`ud, M.A, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta : LKiS, 2004), h. 103. 45

Ibid. h. 104. 46

K. Hakim Lutfi, Futuhar Robbaniyah, h. 35-38.

Page 61: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

47

Adapun proses mencari Tuhan berdasarkan ajaran tasawuf

mempunyai tiga tingkatan, yaitu Takhalli, Tahalli dan Tajalli. Agar bisa

beriman dan bertaqwa, manusia harus mampu membersihkan kotoran yang

menyelimuti hatinya. Kotoran-kotoran yang ada didalam hati disebut

penyakit hati. Penyakit hati berupa sifat tercela, seperti suka marah, iri,

dengki, suka mencampuri urusan orang lain yang didalamnya tidak ada

kaitanya, kikir, serakah, atau tama`, fitnah, sombong, angkuh, dan sifat

jelek lainya.

Oleh sebab itu memerlukan sebuah peroses penggodokan untuk

mencapai suatu maqom (tingkatan) tertinggi. Dibawah ini peneliti akan

sedikit mencoba menguraikan proses menuju spiritual tersebut, yang

terkenal dengan istilah 3T (Takhalli, Tahalli dan Tajalli) jika seorang

santri bisa menjalankan itu semua pasti akan mengenal Allah lebih dekat

dan bahkan bisa mengalami pengalaman spiritual.

a. Takhalli

Takhalli atau penarikan diri. Sang hamba yang menginginkan

dirinya dengan Allah haruslah menarik diri dari segala sesuatu yang

mengalihkan perhatianya dari Allah. Takhalli merupakan segi filosofis

terberat, karena terdiri dari mawas diri, mengekang segala hawa nafsu

dan mengkosongkan hati dari segal-galanya yang bersifat

keduniawian, kecuali dari dzat yang dikasihi yaitu Allah SWT.47

Perlu diketahui bahwa maksiat batin itu pula yang menjadikan

penggerak maksiat lahir. Selama maksiat batin belum bisa dihilangkan,

maka maksiat lahir juga belum bisa dihilangkan. Yang dimaksud

dengan maksiat lahir adalah segala maksiat tercela yang dikerjakan

oleh anggota lahir. Sedangkan maksiat batin adalah segala sifat tercela

yang dilakukan oleh anggota batin dalam hal ini adalah hati, sehingga

mudah menerima nur Illahi, dan tersingkapnya tabir (hijab), yang

membatasi dirinya dengan Tuhan, dengan jalan yaitu : Menghayati

47

Drs. Jumantoro Totok, MA. Drs Munir Amin Samsul, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf,

Sinar Grafika Offset, Cet, pertama, Juli 2005.h.232.

Page 62: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

48

segala bentuk ibadah, Riyadhoh, Mencari waktu yang tepat dan

muhasabah (koreksi diri).48

Jika dihubungkan pemikiran dan metode KH. Ahmad Rifa`I

dengan konsep tasawuf masuk dalam ketegori metode tahalli yaitu

mengisi diri dari sifat-sifat yang terpuji (mahmudah). Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Musthofa Zahri bahwa metode dan

fase-fase yang harus dilalui untuk mencapai pengisian diri menuju jiwa

yang sehat yaitu melalui takhalli (membersihkan diri dari sifat-sifat

tercela), tahalli (mengisi diri dengan sifat-siaft terpuji), dan tajalli

(memperoleh kenyataan Tuhan).49

Penegasan Musthofa Zahri

didukung pula oleh Amin Syukur yang menyatakan dalam tasawuf

lewat amalan dan latihan kerohanian yang berat, maka hawa nafsu

manusia akan dapat dikuasai sepenuhnya.50

Adapun sifat-sifat yang

harus dihindari dan yang harus dikosongkan dalam hati agar tercapai

sifat Takhalli, yaitu : (Hubbut Dunya, Tama`, Ujub, Riya`, takabur,

Hasud, Sum`ah dll), jika ini semua bisa terhindari, maka akan

sendirinya hati kita akan naik tingkat menuju Tahalli.

b. Tahalli

Tahalli adalah berhias diri dengan sifat-sifat Allah SWT. Akan

tetapi, perhiasan paling sempurna dan paling murni bagi seorang

hamba adalah berhias dengan sifat-sifat penghambaan. Penghambaan

(Ubudiyah) adalah pengabdian penuh dengan sempurna yang sama

sekali tidak menampakkan tanda-tanda ketuhanan (Rabbaniyah).

Hamba yang berhias (tahalli) dengan penghambaan itu menempati

kekekalan dalam dirinya sendiri dan menjadi tiada dalam pengetahuan

Allah.51

48

Ibid. h. 233. 49

Musthofa Zahri, Kunci memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1995), h.

65. 50

Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern, (Yogyakarta : Pustaka (Anggota IKAPI),

2000), h. 16. 51

Drs. Totok Jumantoro, MA. Drs Munir Amin Samsul, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf,

Sinar Grafika Offset, Cet, pertama, Juli 2005.h.227.

Page 63: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

49

Maka dari itu ada beberapa cara untuk menghiasi diri kita

untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, diantaranya : (Zuhud,

Qona`ah, Sabar, Tawakkal,Mujahadah, Ridho, Syukur, Ikhlas dll).

c. Tajalli

Setelah seseorang melalui dua tahap tersebut maka tahap yang

ketiga adalah tajalli, seseorang hatinya terbebaskan dari tabir (hijab)

yaitu sifat-sifat kemanusiaan atau memperoleh nur yang selama ini

tersembunyi atau fana` segala selain Allah ketika Nampak (tajalli)

wajah-Nya.

Tajalli bermakna pencerahan atau penyingkapan. Suatu term

yang berkembang dikalangan sufisme sebagai sebuah penjelmaan,

perwujudan dari yang tunggal. Sebuah pemancaran cahaya batin,

penyingkapan rahasia Allah, dan pencerahan hamba-hamba saleh.

Tajalli adalah tersingkapnya tirai penyekap dari alam ghaib,

atau proses mendapat penerangan dari Nur ghaib, sebagai hasil dari

suatu meditasi. Dalam sufisme, proses tersingkapnya tirai dan

penerimaan nur ghaib yang merupakan anugrah dari Tuhan dan diluar

adikuasa manusia.

Al-Jilli membagi tajalli menjadi empat tingkatan : (tajalli Af`al,

Asma`, Sifat, dan Zat).52

Ibnu Arabi menyatakan bahwa tajalli Tuhan

ada dua bentuk, yaitu tajalli gaib atau dzati dan tajalli suhudi.53

Seseorang yang telah mencapai tajalli maka dia akan memperolah

ma`rifat yaitu, mengetahui rahasia-rahasia ketuhanan dan peraturan-

peraturan-Nya tentang Tuhan. Ma`rifat merupakan pemberian Tuhan

bukan Usaha manusia. Manuisa merupakan ahwal tertinggi yang

datangnya sesuai atau sejalan dengan ketekunan, kerajinan kepatuahan

dan ketaatan seseorang.54

Jika para santri sanggup melaksankan itu

52

Ibid. h. 231. 53

Ibid. h. 230. 54

Amin Syukur, Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, (Semarang : LEMBOTA,

2002), h. 48.

Page 64: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

50

semua maka insya Allah dirinya akan bisa menyatu pada Zat Allah

yang sesungguuhnya.

E. Seorang Kyai atau Guru dalam Membimbing Spiritual

Hubungan antara syaikh atau guru spiritual dan muridnya adalah

sebuah hubungan yang memiliki persoalan sangat kompleks dalam mantra

praktis Sufisme dan hannya dapat dipahami dalam konteks ini. Semua sufi

setuju bahwa memasuki sebuah jalan tanpa bimbingan seorang guru adalah

mustahil. Jika seseorang berfikir bahwa dia bisa melakukanya, berarti ia telah

tersesat jalan. Alasan utama bagi pentingnya seorang guru spiritual yang tidak

bisa ditawar-tawar lagi adalah bahwa jalan itu tidak dikenal sebelum dilewati,

dan seorang tidak mungkin bisa mempersiapakan dirinya sendiri untuk

menghadapi berbagai bahaya dan perangkap yang menghadang dijalan itu.

Tidak dapat diketahuinya jalan itu kembali pada tak dapat diketahuinya

Tuhan.55

Jalan yang dapat diketahui adalah jalan yang diajarkan melalui wahyu.

Menempuh jalan itu hanya mungkin melalui petunjuk-Nya. Walaupun jalan

yang lapang dan mudah dari syari`ah bisa dilalui oleh semua orang, tetapi

jalan yang sempit dan berliku dari Thariqoh memerlukan kualifikasi-

kualifikasi yang khusus bagi para pencari dan orang yang menunjukkan jalan

itu. Alasan penting kedua bagi pentingnya seorang guru adalah prinsip yang

ditunujukkan dalam ayat al-Qur`an;

: ( 112) البقرة

“Masukilah rumah dengan pintu-pintunya” (2:189).

Pintu untuk mengetahui hal-hal yang tak tampak sudah lama

ditunjukan Tuhan dan nabi-Nya, dan hanya pewaris Nabi, yang ditunjukkan

55

William C. Chittick, Pengetahuan Spiritual, (Yogyakarta : Penerbit QALAM, 2001), h.

79.

Page 65: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

51

oleh silsilah atau “rantai trans misi” dari berbagai orde sufi, diyariatkan bisa

membuka pintu-pintu itu bagi orang lain. Setiap upaya untuk memasuki rumah

ini oleh orang lain tanpa melalui pintunya berarti mempersantasikan

kekurangajaran yang tak terkirakan kepada Tuhan dan Nabi-Nya.

Bahkan pada zaman Ibn al-Arabi ada banyak orang yang mengeklaim

menjadi para guru sufi tanpa memiliki kualifikasi-kualifikasi yang tepat.

Seringkali diantara orang-orang ini adalah para salik yang memulai dengan

maksud-maksud baik, tetapi kemudian dibimbing selangkah demi selangkah

melalui penipuan. Dengan kata lain, Tuhan akan tetap menunjukkan dukungan

kepada mereka meskipun mengingkari kesepakatan itu. Alih-alih bertindak

seseuai dengan peraturan-peraturan kesopanan dalam setiap maqam dan

mentaati seluruh peraturan hukum, mereka malah secara bertahap

memberanikan diri mereka menuju titik pertimbangan diri melalui persoalan-

persoalan ini, yang menurut anggapan mereka suatu bagi orang kebanyakan.56

Para Syaikh adalah orang-orang yang mulia, dan kedekatan dengan

mereka adalah petunjuk serta memperkuat diri dalam Tuhan. Mereka adalah

pewaris para rasul, sehingga kata-kata mereka berasal dari Tuhan. Jangan

engkau meminta petunjuk dari orang yang tidak lagi memperhatikan syari`at,

sekalipun ia membawa kabar dari Tuhan.57

Dalam hubungan dengan orang-orang yang mengenal Tuhan, para

Syaikh berperan sebagaimana halnya para ahli fisika yang hanya mengetahui

ilmu-ilmu alam. Seorang ahli fisika hanya memilki pengetahuan tentang alam

sebatas apa yang dapat ditangkap oleh jasad, sementara orang yang telah

mengenal Tuhan pengetahuanya tentang alam bersifat tak terbatas, sekalipun

ia bukan seorang ahli fisika, seorang Syaikh dapat memainkan peran

keduanya.58

Sekalipun demikian, pengatahuan seorang syaikh akan Tuhan meliputi

hal-hal sebagai berikut : Dia memiliki ilmu tentang sumber-sumber serta asal-

usul perbuatan manusia. Dia memiliki ilmu yang berasal dari dorongan

56

Ibid, h. 80. 57

Ibid, h. 81. 58

Ibid, h. 82.

Page 66: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

52

pikiran, baik yang terpuji maupun yang tercela, dan seorang akan tertipu

olehnya manakala suatu perbuatan tercela terbungkus pada perrbuatan yang

terpuji. Dia mengetahui nafas, keinginan dan apa yang ada pada dirinya

dimana kebaikan menjadi sebab keridhoan Tuhan, sedangkan kejahatan

menjadi sebab bagi murka-Nya.

Dalam Risalah Qusyairiyyah, al-Imam al-junaidi berkata, “Kata Nabi

Musa ingin bersama Nabi Khidir, Nabi Musa diharuskan menjaga syarat sopan

santun yang telah disepakati denganya. Syarat ini berkaitan dengan

permintaan ijin Musa untuk diperbolehkan bersahabat dengan Nabi Khidir,

kemudian Nabi Khidir memberikan Syarat kepada Nabi Musa agar tidak

menentang atau memprotes keputusanya. Kemudian ketika Nabi Musa tidak

menepati peraturan Nabi Khidir yang pertama dan kedua, kekeliruan Nabi

Musa ini dimaafkan. Akan tetapi, ketika pelanggaran itu sampai yang ketiga

kalinya, tiga adalah merupakan batas terakhir, maka Nabi Khidir memutuskan

untuk berpisah kepadanya, seraya mengatakan :

: ( 81) الكهف

`inilah perpisahan antara aku denganmu`, (QS. Al-Kahfi : 78)”.59

Ahmad bin Yahya Al-Abiwardi, berkata, “Barang siapa yang diridhoi

gurunya, maka dimasa hidupnya tidak dibalas kejelekan oleh Allah agar rasa

hormat kepada gurunya tidak hilang. Ketika guru itu sudah meninggal, Allah

menampakkan balasan keridhoaan gurunya. Barang siapa yang gurunya tidak

meridhoinya, maka selama hidup guru itu tidak diberi balasan oleh Allah agar

guru tersebut tidak menaruh belas kasih kepadanya. Sesungguhnya para guru

diciptakan sebagai orang-orang yang mulia.”60

Sebagaimana yang diperaktekkan oleh kyai Ma`sum dalam

membimbing santri-santrinya untuk bisa menghadirkan hatinya pada sang

Khaliq yaitu Allah. Dia sering Menganjurkan untuk berlaku baikn jujur serta

59

Abdul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusayri An Naisaburi, Risalah Qusyairi

Sumber Kajian Ilmu Tasawuf, (Jakarta : Darul Khair, 1998), h. 498. 60

Ibid, h. 501.

Page 67: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

53

menghindari perbuatan-perbuatan yang tercela, semisal; setiap kali dalam

kegiatan belajar mengajar dia selalu menyelipkan kata-kata atau pesan yang

diberikan kepada para santri untuk selalu ingat akan dzat Allah hal seperti itu

dia praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dia kepada santrinya.

Terkadang Sebulan sekali, para santri diajak untuk beristighosah

semata-mata dengan bertujuan supaya dzat Allah selalu menancap dihati para

santri. Dia tidak semerta melepasakan para santri-santrinya tanpa pantauan

dia, dimanapun dan kapanpun bahkan disetiap kegiatan yang dilakukan

olehnya, dia selalu berpesan dan memberi didikan untuk menuju pengalaman

spiritual. Yang paling menonjol ajaran atau amalan yang dia berikan kepada

para santrinya adalah; melanggengkan Wudhu, Sholat jamaah dan Puasa Senin

dan Kamis. Mungkin disitulah titik bimbingan kyai ma`sum terhadap para

santrinya agar supaya selalu ingat akan dzat Allah.61

61

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.30

WIB

Page 68: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

54

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN,

KYAI MA`SUM, DAN PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI PUTRA

DI PON-PES AL-BAHRONIYYAH

A. Pondok Pesantren

1. Sejarah Singkat

Pesantren merupakan salah satu model dari pendidikan berbasis

masyarakat kebanyakan pesantren berdiri atas insiatif masyarakat muslim

yang tujuan utamanya adalah untuk mendidik generasi muda agar

memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam dengan baik. Pesantren

dengan cara hidupnya yang bersifat kolektif barang kali merupakan

perwajahan atau cerminan dari semangat dan tradisi dan lembaga gotong

royong yang umum terdapat di pedesaan.

Pesantren kemudian berhasil mempertegas aksistensinya sebagai

pusat belajar masyarakat atau kommunity learning center. Pada konteks

ini, pesantren memiliki otonomi dengan menggunakan manajemen sendiri

(Self Management) yang belakang dikenal dengan manajemen pendidikan

berbasis masyarakat.

Melanjutkan nilai-nilai agama dipandang oleh kyai pimpinan

pondok pesantren tradisional sebagai sebuah tujuan dari sistem pendidikan

islam, yang oleh sebagian besar pondok pesantren direalisasikan melalui

jalur penyampaian pengetahuan dan nilai-nilai dasar agama maupun

gambaran akhlak dan keistimewaan kultur, guna mencetak para kyai

muda, ulama` dan guru. Anburrahman Wahid menyatakan bahwa orang

harus menyebut pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan elitis

dengan tingkat drop Out yang besar. Hal ini disebabkan karena seorang

kyai dapat berbangga setelah memimpin pondok pesantren puluhan tahun,

Page 69: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

55

dengan dua puluh tahun bekas santrinya yang dapat menjadi kyai atau

ulama`.1

Pondok pesantren tradisional yang didirikan di desa oleh kyai yang

mengasingkan diri menyediakan elemen-elemen pondok pesantren

tradisional yang serupa dengan pondok-pondok pesantren di kota yang

ditinggalkan, yakni mendirikan bangunan pondok untuk tempat tinggal

santri dan masjid atau mushola dengan bentuk sekedarnya untuk beribadah

(sholat). Masjid atau mushola ini sering dipakai untuk mengaji,

memberikan pengajaran kitab-kitab berbahasa Arab (kitab kuning) dengan

metode halaqah dan sorogan.

Struktur pengajaran yang diberikan oleh kyai memakai jenjang

pelajaran yang berulang-ulang dari tingkat ke tingkat tanpa ada batas

kesudahan yang jelas. Keseluruhan struktur pengajaran tidak ditentukan

pada panjang atau singkatnya waktu seorang santri mengaji pada kyai

karena tidak ada keharusan bagi santri untuk menempuh ujian agar

memperoleh ijazah. Yang menjadi ukuran adalah kedudukan dihadapan

kyai dan kemampuanya memperoleh ilmu yang memungkinkanya

dikemudian hari menjadi ulama`.2

Pondok pesantren Al-Bahroniyyah adalah lembaga tradisional yang

di kelola oleh KH Ma’shum bin Bahran bin Bunyamin Ngemplak

Mranggen Demak, nama Al Bahroniyyah di ambil dari ayah beliau yaitu

“Bahran” yang mempunyai arti Lautan menurut bahasa arab, dan pondok

pesantren Al Bahroniyyah berdiri pada tahun 1986 pada saat itu santri baru

enam dan di tempatkan di rumah beliau di antaranya ialah K. Amir dari

Tamansari Mranggen Demak dan K. Ngasiman dari Kudu Semarang.

Sekarang ini banyak pondok pesantren menggunakan system

klasikal dan memasukkan pelajaran umum sebagia suatu bagian yang

dianggap penting dalam tradisi pondok pesantren tradisional, tetapi

pembelajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) tetapkan diajarkan sebagai

1 H. Abdurrahman Mas`Ud, Reproduksi Ulama di Era Globalisasi, (Yogyakarta :

PUstaka Pelajar, 2005), h.113. 2 Hasil interview, Dengan M. Zuhri, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB

Page 70: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

56

upaya untuk meneruskan tujuan utama pondok pesantren, yakni mendidik

calon-calon ulama` yang setia kepada paham islam tradisional. Berbagai

penyesuaian dilakukan oleh pondok pesantre tradisional tanpa

mengabaikan tujuan keberadaan pondok pesantren tradisional.3

Kemudian tahun 1987 masyarakat dari daerah sekitar banyak yang

mengantarkan putra-putrinya ke pesantren tersebut, dan saat itu KH.

Ma’shum baru membuatkan tiga kamar, dan itu khusus disediakan bagi

santri yang bermukim dan belajar ilmu dengan beliau setiap harinya.

Sejak tahun 1988 beliau mulai sibuk melayani masyarakat dan bila

tidak ada beliau kegiatan yang ada di pesantren kurang begitu aktif, oleh

karena itu beliau mengangkat santri yang sudah mampu untuk dijadikan

pengurus guna menjadi badal (ganti beliau) semasa beliau melayani

pendidikan diluar pondok pesantren atau di masyarakat, adapun beliau

mengangkat pengurus hanya dua santri, yang pertama menjadi lurah dan

beliau bernama Nur Wahid dari Wringinjajar Mranggen, dan yang kedua

adalah sebagai wakil beliau bernama Ali Musthofa dari prampelan (faroli)

sayung Demak.

Tahun berganti tahun santripun mulai bertambah dan berkembang

sangat pesat dan dengan adanya bertambahnya santri, lurah dan wakilnya

bermusyawarah untuk membentuk struktur keorganisasian kepengurusan

supaya mudah untuk mengetahui keberadaan santri yang masih ada

dipesantren dan yang pulang, maka beliaupun menyetujuinya. Dan pada

tahun itu pula pengurus mengumpulkan dana untuk membuat gedung

belajar mengajar para santri, membuat dapur, kamar mandi serta fasilitas-

fasilitas lainnya.

Pada tahun 1989 beliau mengangkat kepengurusan lagi, karena

kepengurusan yang lama ada yang meninggalkan pesantren (Boyong) dan

saat itu beliau mengangkat santri yang beliau anggap punya karismatik

3 Ibid, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB.

Page 71: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

57

santri tersebut bernama Muhammad Ghozali yang sekarang menjadi

pengasuh pondok pesantren Tanwirul Wafa Gaji Guntur Demak.4

Langkah KH Ma’sum untuk menuju arah dari pencapaian yang di

harapkan adalah dengan langkah keteladanan, upaya ini dapat terlihat

sebagaimana usaha beliau dalam meningkatkan dan observeran praktis

tentang nilai-nilai ajaran islam untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Keadaan santri pada tahun 1990 sebagian dari mereka adalah ada

yang sekolah di sekolah formal dan sekolah non formal atau sekolah di

pesantren sendiri.

2. Struktur Organisasi

Adapun susunan organisasi pondok pesantren Al-Bahroniyyah

Ngemplak Mranggen Demak tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai

berikut5:

Pengasuh I : K.H. Ma’shum

Pengasuh II : K.Muhyiddin Irsyad S.Pd.I

Wa. Pendidikan : Sonhaji Iskandar S.HI

Wa. Kaur. Kesiswaan : Abdul Muhid, S.Kom

Wa. Kaur. Sarpras : K. Ali Musthofa

Wa. Kaur. BP. BK : Abdul Khanif

Kepala T.U : Nawahib S.Pd.I

Staf TU Bag. Komputer : Nur Kholid S.Pd

Staf TU Bag. Administrasi : Mukrimin

Wali Kelas

Kelas I : M. Ridlwan Ngatman

Kelas II : Abdul Hanif

Kelas III : Sonhaji Iskandar S.HI

Kelas IV : Ahmad Mugni Labib

Kelas V : Nawahib S.Pd.I

Kelas VI : KH. Ma’sum

4 Ibid, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB.

5 Dokumntasi Inventaris Kantor Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen.

Page 72: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

58

a. Bagan Organisasi

Adapun bagan organisasi pondok pesantren Al-Bahroniyyah

Ngemplak Mranggen Demak pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah

sebagai berikut di bawah ini :

Ketua Yayasan

K.H. Ma’shum

Kepala

Ainul Ghuri

Ka. T.U

Nawahib.S.Pd.I

M. Ridlwan

Ketua Komite

Shonhaji Iskandar

Wa. Pendidikan

Mukromin

Staf TU Adm

Subakir

Wa. Kegiatan

Abdul Hanif Muhib

Wa. BP. BK Wa. Kesiswaan

Wa. Kebersihan

Maftuhul Amin I,II,III,IV,V,VI

SISWA

I,II,III,IV,V.VI

Wali Kelas

KHITOBAH

PEMBINA

Mata pelajaran

GURU

Kelas I,II,III,IV,V,VI

SISWA

Page 73: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

59

Salah satu komponen yang terpenting dalam lembaga

pendidikan adalah guru. Demi kelancaran kegiatan belajar mengajar

harus tersedia guru sesuai dengan bidang studi masing-masing guru.

Karena dengan tenaga guru yang ahli maka akan membantu suksesnya

kegiatan belajar mengajar.

Ustaz atau guru menjadi unsur penting dalam pendidikan

pondok pesantren, tempat santri memperoleh ilmu

menginternalisasikan nila-nilai islam. Sebagaimana gambaran kyai dan

dengan sepenuh hati mereka taat kepada kyai. Ustaz dalam persepektif

pembelajaran menjadi ujung tombak dalam melaksankan misi pondok

pesantren tradisional.6

Adapun tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap guru atau

ustaz Pon-Pes Al-Bahroniyyah sebelum mengajar, sebagai berikut :

1) Sebelum pelajaran diberikan kepada santri di kelas, ustaz harus

mempersiapkan materi pelajaran yang dibuat secara tertulis dan

diketahui oleh kepala madrasah.

2) Ustaz tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata,

melainkan juga berkewajiban melaksankan pengajaran dan

pendidikan, seperti menginternalisasikan nilai-nilai tauhid dan

akhlak dari setiap mata pelajaran.

3) Motivasi santri mencintai ilmu dan agar terus mengamalkanya.

4) Ustaz harus disiplin mengajar secara efektif dan efesien, tidak

boleh datang terlambat, mentaati tata tertib kelas, terutama pada

waktu pergantian jam mengajar yang ditandai dengan bunyi

lonceng.

5) Ustaz harus menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika

mengajar dan berlaku sopan, karena ia akan menjadi contoh bagi

santri.

6 H. Abdurrahman Mas`Ud. H. 156.

Page 74: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

60

6) Ustaz harus meningkatkan diri dengan banyak membaca buku-

buku, baik diperpustakaan pondok maupun diluar pondok.7

b. Data Guru

Tenaga pengajar pondok pesantren Al Bahroniyyah Ngemplak

Mranggen Demak saat ini berjumlah 18 orang, adapun daftar nama-

nama guru Pondok Pesantren Al Bahroniyyah Ngemplak Mranggen

Demak dapat dilihat pada daftar tabel berikut ini :

No Nama TTL Sex Jenj / Guru

Mapel L P

1 K.H Ma’shum Demak, 9 Sep 1947 L - Sarj. Mud /

Nahwu

2 Ainul Ghuri S.Pd.I Demak,25 Mar 1983 L - S1 / Hadist

Salaf

3 Nur Halim Demak, 09 Apr 1982 L - MA /

Faro’idl,

Shorof

4 K. Shodiq Demak, 17 Mei 1969 L - MA /

Tafsir,

Nahwu

5 K. Muhyiddin,

S.Pd.I

Demak, 25 Mei 1964 L - S1 / Ushul

Fiqih

6 Mugni Labib Demak, 29 Apr 1987 L - MA / Fiqih

7 Nawahib, S.Pd.I Demak, 26 Ags 1982 L - S1 / Nahwu

8 Mukromin Demak, 06 Mei 1978 L - MA /

Shorof

9 M. Ridlwan Demak, 31 Mar 1986 L - MA /

Nahwu,

Tafsir

10 Muthohar Demak,02 Mei 1982 L - S1 / Tasyri’,

7 Papan Inventaris Kantor Pon-Pes Al-bahroniyyah Ngemplak.

Page 75: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

61

Tauhid

11 Masrokim Demak, 03 Okt 1978 L - MA /

Aqidah

Akhlak

12 A. Afifuddin, Ama Demak, 07 Juli 1973 L - D2 / Bahasa

Arab

13 Shonhaji Iskandar,

S.HI

Demak, 28 Feb 1984 L - S1 / Nahwu

14 Fathur Rohman Demak,12 Apr 1989 L - MA /

Penjaskes

15 Qodar Ma’arif Demak, 16 Des 1989 L - SMA /

Tajwid

16 Ali Mustofa Demak, 21 Mei 1969 L - MA /

Aqidah

Akhlaq

17 Ahmad Wazir, S.Ag Demak, 16 Nop 1975 L - S1 / Hadist

Salaf

18 Abdul Muhib,

S.Kom

Demak,11 Mar 1982 L - S1 / Tik

c. Data-Data Siswa

Jumlah siswa Pondok Pesantren Al Bahroniyyah Ngemplak

Mranggen Demak dari kelas I sampai kelas VI pada tahun akademik

2011/2012 adalah 340 siswa. Jumlah tersebut meliputi siswa laki-laki

sejumlah 200 dan siswa perempuan sejumlah 140 kesemuanya jumlah

tersebut terbesar dalam 6 kelas sebagai berikut :

Kelas I : 110 Santri

Kelas II : 70 Santri

Kelas III : 70 Santri

Kelas IV : 30 Santri

Kelas V : 30 Santri

Page 76: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

62

Kelas VI : 30 Santri

Kemudian keterangan lebih lanjut dapat dilihat dalam daftar berikut

ini:

Kelas/Tahun Kelas

I

Kelas

II

Kelas

III

Kelas

IV

Kelas

V

Kelas

VI Jumlah

2006 / 2007 80 79 67 45 45 40 356

2007 / 2008 83 78 56 56 55 33 361

2008 / 2009 89 80 55 57 50 45 576

2009 / 2010 96 66 66 37 35 30 330

2010 / 2011 93 50 47 36 34 30 290

2011 / 2012 110 70 70 30 30 30 340

3. Sarana dan Prasarana

Di samping guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana juga

merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar

karena tanpa adanya sarana dan prasarana suatu proses belajar mengajar

tidak akan berjalan. Sarana dan prasarana di sini misalnya gedung sebagai

tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Adapun dalam

pembahasan sub judul ini akan menerangkan :

a. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al Bahroniyyah Ngemplak Mranggen

Demak merupakan salah satu lembaga pendidikan Masyarakat yang

ada di Desa Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Tepatnya Mranggen Onggorawe Km ± 5 Desa Ngemplak Kec.

Mranggen Kab. Demak Telp. (024) 707782279. Keberadaan lembaga

tersebut di bangun di Rt 11 Rw II Desa Ngemplak dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

1) Pondok Pesantren Al Bahroniyyah berbatasan dengan pemukiman

penduduk dan persawahan.

2) Di sebelah selatan Pondok Pesantren Al Bahroniyyah berbatasan

dengan pemukiman penduduk dan persawahan.

Page 77: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

63

3) Di sebelah timur Pondok Pesantren Al Bahroniyyah berbatasan

dengan Desa Tamansari dan persawahan.

4) Di sebalah barat Pondok Pesantren Al Bahroniyyah ± 300 m

berbatasan dengan Jl. Raya yang menghubungkan kecamatan

Mranggen dan Sayung.

Suasana untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar di

pondok pesantren Al-Bahroniyyah juga sangat mendukung dan dapat

di katakan sangat nyaman. Hal ini karena letaknya yang sangat jauh

dari keramaian seperti terminal maupun pasar sehingga para siswa atau

santri dapat belajar dengan baik.

b. Saran dan Prasarana Yang Dimiliki

Pondok pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen

Demak memiliki fasilitas yang cukup membanggakan. Segala fasilitas

sebenarnya sudah sedikit mencukupi, hanya saja pemanfaatannya yang

kurang optimal, walau ada kekurangan-kekurangan karena terbatasnya

kemampuan dan jumlah ruangan. Pada Tahun Pelajaran 2011 – 2012

dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah

Ngemplak Mranggen Demak memiliki fasilitas sebagai berikut :

1) Gedung sekolah dengan kapasitas ruangan yang terdiri dari :

a) Ruang kepala pondok pesantren 1 ruang

b) Ruang tamu 1 ruang

c) Ruang tata usaha dan staf TU 1 ruang

d) Ruang kelas sebanyak 6 ruang

e) Ruang uks 1 ruang

f) Ruang minbar 1 ruang

g) Ruang perpustakaan 1 ruang

h) Kamar kecil 5 ruang

i) Asrama 12 ruang

j) Ruang laborat komputer 1 ruang

k) Ruang laborat seni jahit 1 ruang

Page 78: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

64

2) Lapangan yang terdiri atas :

a) Lapangan volly ball 2 buah

b) Lapangan sepak bola 1 buah

c) Tempat parkir 1 buah

4. Kegiatan-kegiatan di Pondok Al-Bahroniyyah

Kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah di

alokasikan menjadi dua bagian yaitu :

a. Kegiatan Kurikulum

1) Hari efektif : Setiap hari kecuali jum’at

2) Hari libur : Jum’at

3) Masuk : jam 14.00 WIB

4) Pulang : jam 17.00 WIB

5) Jumlah jam pelajaran perhari : 4 jam

6) Jumlah pelajaran perminggu : 23 jam

b. Kegiatan Extra Kurikuler

1) Rebana : hari jum’at jam 20.00 – 23.00

2) Khitobah : hari selasa jam 20.00 – 23.00

3) Komputer : setiap hari, kecuali jum’at jam 15.30 – 17.00.

5. Bentuk Pendidikan dalam Penanaman Nilai-nilai Spiritual

Ada beberapa kegiatan yang diperaktekkan didalam pondok Al-

Bahroniyyah ini yang bertujuan untuk Taqorrub Illallah SWT,

diantaranya:

Pelaksanaan penanaman nilai spiritual para santri putra di pondok

Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak tidak hanya dilakukan melalui

pendidikan namun juga melalui pendidikan keagamaan, hal tersebut sesuai

dengan apa yang telah dijelaskan K. Muhyiddin, S.Ag. selaku Kepala

Yayasan Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen.

“Pelaksanaan penanaman nilai spiritual para santri tidak hanya

dilakukan melalui pendidikan melainkan juga melalui pendidikan

keagamaan, dimana nilai-nilai Spiritual senantiasa di tanamkan

Page 79: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

65

pada santri-santri, baik di dalam Pondok maupun di dalam

lingkungan Pondok”.8

Dalam hal ini K. Muhyiddin juga menjelaskan ada beberapa

pendekatan yang dilakukan para kyai di Pondok Al-Bahroniyyah

Ngemplak ini dalam menanamkan nilai Spiritual para santri putra di

antaranya:

a. Melalui pendidikan keteladanan Pendekatan yang dilakukan para kyai

di Pondok Al-Bahroniyyah Ngemplak, dalam menanamkan nilai

Spiritual para santri putra berbentuk peneladanan secara langsung, di

mana setiap kyai/pengasuh menjadi contoh bagi para santri dalam

berperilaku, keteladanan kyai yang baik adalah tidak menyampaikan

suatu perintah kepada orang lain sebelum dia sendiri melakukannya,

dan jika melarang orang-orang untuk melakukan sesuatu dia senantiasa

menjadi yang paling jauh dari larangan itu terlebih dahulu. Misalnya;

seorang kyai yang baik, tidak pernah memerintahkan kepada para

santrinya untuk melaksanakan sholat berjamaah dimasjid dengan tepat

waktu, sebelum kyai melaksanakan sholat berjamaah dengan baik, juga

melarang kepada santri untuk tidak berhohong ketika berbicara dan

berbuat.

Peneladanan kyai yang disebutkan diatas merupakan

pelaksanaan yang paling efektif dalam penanaman nilai spiritual para

santri secara langsung K.Muhyiddin juga menegaskan dizaman yang

serba modern ini memang sangat perlu bahkan diwajibkan para kyai

memberi suntikan spiritual pada santri siap didalam hatinya ada

benteng yang kokoh akan keimanan, keyakinan serta rasa dekat pada

Allah SWT. Dengan alasan sekarang penjajahan yang kita rasakan ini

bukan penjajahan fisik melainkan penjajahan moral dan keyakinan,

8 Hasil interview dengan dewan Pengasuh Kyai K..Muhyiddin, S.Ag, Pada hari Rabu

Jam 09.20 WIB tanggal, 19 Oktober 2011.

Page 80: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

66

maka dari itu dilingkungan pondok pesantren harus ada penanaman

spiritual pada santri”.9

Observer mengambil kesimpulan dari hasil interview kepada K.

Muhyiddin ini, “bahwasanya di Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah ini

sudah menerapkan kegiatan cara-cara penanaman nilai spiritual

(Taqarrub Illallah SWT), serta K. Muhyiddin juga menegaskan,

penanaman nilai sepiritual dizaman sekarang ini sangat penting bahkan

sangat dibutuhkan, apalagi dikalangan santri yang kelak akan menjadi

generasi ulama`-ulama` masa depan”.

Sebagaimana hasil Wawancara dengan M. Ridwan, S.PdI

Selaku keamanan pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak

Mranggen. Keteladanan kyai/pengasuh sangat kuat pengaruhnya dalam

proses penanaman nilai spiritual para santri putra. Ia merupakan

cermin dan wujud dari nilai-nilai Islam, baik dari sikapnya, tutur

katanya, perilakunya, perbuatannya, secara tidak langsung itu

merupakan perwujudan dari pada nilai Spiritual.10

b. Melalui Pendidikan Keagamaan, Pelaksanaan penanaman nilai

spiritual para santri putra selain melalui pendidikan keteladanan diatas

juga melalui pendidikan keagamaan. Adapaun kegiatan yang sudah

terlaksana pada pondok pesantren Al-Bahroniyyah ini di antaranya :

1) Ta`lim Al-Hikam

Ta`lim Al-Hikam ini merupakan kegiatan pendidikan

keagamaan yang dilakukan di Pondok sebagai media proses belajar

mengajar terutama dalam menanamkan nilai Spiritual para santri

putra yang diselenggarakan dua kali dalam seminggu, yaitu malam

hari selasa dan rabu yang diajar langsung oleh KH. Ma`sum

(Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah). Diikuti oleh semua

santri. Tujuan ta`lim Al-Hikam ini adalah masing-masing santri

9 Ibid, Pada hari Rabu Jam 09.20 WIB tanggal, 19 Oktober 2011.

10 Hasil interview dengan Ustad M. Ridwan, S.PdI. Pada hari Rabu Jam 20.00 WIB,

tanggal, 9 Oktober 2011.

Page 81: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

67

mampu menyebutkan hukum aktifitas/kewajiban tertentu dengan

menyertakan dalil (dasar normatifnya), baik al-Qur`an maupun al-

Hadist beserta rawinya. Dan masing-masing santri mampu

menyebutkan pokok keimanan secara komprehensif dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Ta`lim Al-Qur`an

Ta`lim al-Qur`an ini merupakan kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan tiga kali dalam sepekan selama dua semester,

diikuti oleh semua santri dengan materi yang meliputi Tashwit,

Qira`ah, Tarjamah dan Tafsir dan dibina oleh para musyrif dan

pengasuh. Adapun pelaksanaan Ta`lim al-Qur`an ini adalah setiap

malam Kamis setelah para santri melakukan sholat jamaah isyak.

yaitu pada jam 20.00 WIB sampai jam 21.15 WIB, adapun tujuan

yang akan dicapai oleh pendidikan keagamaan ini adalah

diharapkan kepada seluruh santri yang tinggal di Pondok terutama

santri baru yang diwajibkan bagi mereka untuk mengikuti

pendidikan keagamaan yaitu Ta`lim al-Qur`an mampu

mewujudkan nilai-nilai Spiritual (mengingat Allah SWT) dalam

kehidupan sehari-hari mereka dan juga diharapkan semua santri

mampu membaca al-Qur`an dengan baik dan benar.

3) Khatm al-Qur`an

Kegiatan khatm al-Qur`an ini diselenggarakan secara

bersama dikhususkan pada semua santri setiap selesai shalat

shubuh pada hari Jum`at, melalui program ini diharapkan masing-

masing santri mendapatkan kesempatan praktik membaca al-

Qur`an dengan baik dan benar dan diharapkan dapat

mencerminkan nilai-nilai Spiritual, memperkaya pengalaman

releguitasnya serta memperdalam spiritualitasnya.

4) Baca Manaqib Nurul Burhan

Pelaksanaan Manaqib Nurul Burhan pada setiap malam

Senin Pahing dan kegiatan ini dilaksanakan secara bersama di

Page 82: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

68

dalam Masjid setelah selesai sholat isyak, kadang-kadang juga

dilaksankan di Rumah Romo Yai Ma`sum. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mencerminkan nilai Spiritual

para santri, mengamalkan ajaran-ajaran Islam, melakukan ibadah

kepada Allah SWT SWT, serta meningkatkan kemampuan

pemahaman santri dalam sejarah Syaikh Abdul Qodir Jailani

dengan baik dan benar dan mampu mengerti serta memahami isi

dan makna dari bacaan Manaqib Nurul Burhan maupun diharapkan

bisa meniru tingkah laku dari Syaikh Abdul Qodir serta

mengamalkannya secara integral dalam kehidupan sehari-hari.

5) Membaca surat Tabarok, Ar-Rohman dan Waqi`ah

Kegiatan ini dilaksanakan setiap akan jamaah sholat

magrib, jam 17.00 WIB sampai adzan magrib. Kegiatan ini

dilaksanakan secara bersama-sama oleh para santri dengan tujuan

agar santri mampu memahami isi yang terkandung didalam isi

surat Tabarok, Ar-Rohman dan Waqi`ah, mencerminkan nilai

Spiritual para santri baik kepada mualimnya maupun kepada

sesama santri lainnya dan mampu mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

6) Latihan Khitobahan

Kegiatan ini setiap malam rabu dilaksanakan setelah habis

sholat isyak kecuali hari libur, kegiatan ini diprogramkan dengan

tujuan agar santri mampu meningkatkan keintlektualannya,

memantapkan nilai Spiritualnya, memperdalam spritualnya,

meningkatkan keluhuran akhlaknya, memperluas ilmunya dan

memantapkan keprofesionalannya.

7) Shalat jama`ah lima waktu.

Dengan diwajibkannya shalat berjama`ah lima waktu pada

semua santri diharapkan dapat membentuk kejujuran, keikhlasan

santri dalam melaksanakan kegiatan keagamaan, apalagi shalat

merupakan ibadah yang wajib maka harus dilakukan tepat

Page 83: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

69

waktunya sehingga mereka tidak merasa terbebani melaksanakan

itu semua. Dengan melaksanakan kegiatan spiritual secara

berjama`ah kepada Allah SWT maka santri diwajibkan untuk

selalu melakukan sholat secara berjamaah disamping maknanya

mendekatkan diri kepada Allah SWT juga meningkatkan

persaudaraan kepada sesama santri.

8) Melalui kegiatan-kegiatan hari besar Agama.

Kegiatan ini dimaksudkan supaya santri dapat menelaah

makna dari peringatan hari-hari besar Islam, seperti peringatan

Isro` Mi`roj, Maulid Nabi Muhammad saw, memeriahkan bulan

Ramadhan dengan mengadakan pondok Ramadhan, tarawih, buka

puasa bersama, pembagian zakat, dan halal bihalal.

Keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan keagamaan akan

menjadi latihan untuk menumbuhkan kesadaran pada dirinya akan

dalam menjalankan ibadah (ajaran agama), Dengan keaktifan

dalam menjalankan ibadah tersebut membawa pengaruh terhadap

sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari terutama

dalam menginternalisasikan nilai Kejujuran dan selalu ingat akan

Allah SWT. Berdasarkan hasil interview dengan 10 responden

santri, Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah dapat diketahui sejauh

manakah pelaksanaan penanaman nilai spiritual para santri putra.

Menurut K.H. Muhyiddin selaku kepala yayasan Al-

Bahroniyyah Ngemplak.

“Pada dasarnya bahwa Pondok Al-Bahroniyyah Ngemplak

merupakan Pondok yang didalamnya menerapkan beberapa

kegiatan-kegiatan keagamaan dengan tujuan untuk

menanamkan nilai-nilai menuju spiritual para santri

terutama dalam membentengi diri mereka mengajarkan

untuk selalu dekat sama Allah SWT disetiap waktu”. Saya

peribadi selalu ingat apa pesan Romo yai sekaligus bapak

Mertua Saya sendiri, kata Beliu “Din, pasrahkan semua

kesibukanmu kepada Allah SWT, dengan kita dekat pada

Allah SWT, insya Allah kita akan mendapatkan ridho-Nya,

Page 84: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

70

dengan kita mendapat ridho-Nya pasti kebutuhan dan

permasalahan akan diselesaikan oleh Allah SWT.11

Maka dari itu dalam lingkungan pondok ini ada pengajaran

atau kegiatan yang bersifat (Taqarrub Illallah SWT) sebagaimana

yang dipesankan romo yai diatas tadi.

6. Pembacaan Nadhom al-Asma` al-Husna

a. Waktu Pelaksanaan

Pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna ini dilaksanakan setiap

selesai jamaah sholat isyak berbetuk nadhoman, dalam hal ini semua

santri putra putri wajib mengikuti kegiatan tersebut. Karena sudah

menjadi kegiatan rutinitas pondok pesantren Al-Bahroniyyah, bahkan

sangking terbiasanya, setiap kali selesai jamaah sholat isyak, para

santri langsung duduk rapi sambil menunggu kedatangan Romo Kyai

Ma`sum.12

b. Pembacaan dalam Nadhom al-Asma` al-Husna

Adapun pembacaan yang dibaca dalam nadhoman adalah lafad-

lafad / nama-nama Allah yang sering kita sebut dengan Bacaan

Asmaul Husna. Yang dimaksud nama-nama Allah adalah sebagai

berikut13

:

Dengan nama Allah, kami memulai

(membaca). Segala puji bagi Tuhan

kami. Shalawat dan salam untuk

Nabi Kekasih kami.

11

Hasil interview dengan dewan Pengasuh Kyai K..Muhyiddin, S.Ag, Pada hari Kamis

Jam 20.20 tanggal 20 Oktober 2011. 12

KH. Ma`sum adalah pengasuh pondok pesantren Al-Bahroniyyah Putra – Putri

Ngemplak Mranggen Demak, sejak awal berdiri hingga sekarang. 13

H. Ahamad Al-Hafidz, Ilmu Tajwid dan Gharib Al-Qur`an, (Semarang: Masjid

Khidmah Al-Asma` Al-Husna, 2010), h. 1-2.

Page 85: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

71

Wahai Allah, Tuhan kami. Engkau

tujuan kami. Ridha-Mu yang kami

cari di dunia dan akhirat kami

Wahai Yang Maha Pengasih, Maha

Penyayang. Maha Raja, Yang Maha

Suci. Yang Maha Sejahtera, Yang

Maha Terpercaya. Yang Maha

Memelihara, Yang Maha Perkasa.

Wahai Yang Kehendak-Nya Tak

Dapat Diingkari, Yang Memiliki

Kebesaran. Yang Maha

Menciptakan, Yang Mengadakan

dari Tiada. Yang Maha

Membentuk, Yang Maha

Pengampun. Yang Maha Perkasa,

Yang Maha Pemberi

Wahai Yang Maha Pemberi Rezeki,

Yang Maha Pembuka. Yang Maha

Mengetahui, Yang Maha

Menyempitkan. Yang Maha

Melapangkan, Yang Maha

Merendahkan. Yang Maha

Meninggikan, Yang Maha

Memuliakan

Wahai Yang Maha Menghinakan,

Yang Maha Mendengar. Yang

Maha Melihat, Yang Memutuskan

Hukum. Yang Maha Adil, Yang

Maha Lembut. Yang Maha

Mengetahui, Yang Maha Penyantun

Page 86: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

72

Wahai Yang Maha Agung, Yang

Maha Pengampun. Yang Maha

Menerima Syukur, Yang Maha

Tinggi. Yang Maha Besar, Yang

Maha Pemelihara. Yang Maha

Pemberi Kekuatan, Yang Maha

Mencukupi/Maha Pembuat

Perhitungan

Wahai Yang Maha Agung, Yang

Maha Mulia. Yang Maha

Mengawasi, Yang Maha

Memperkenankan. Yang Maha

Luas, Yang Maha Bijaksana. Yang

Maha Mencintai/Mengasihi, Yang

Maha Mulia.

Wahai Yang Maha

Membangkitkan, Yang Maha

Menyaksikan. Yang Maha Benar,

Yang Maha Pemelihara. Yang

Maha Kuat, Yang Maha Kokoh.

Yang Maha Melindungi, Yang

Maha Terpuji

Wahai Yang Maha Menghitung,

Yang Maha Memulai. Yang Maha

Mengembalikan, Yang Maha

Menghidupkan. Yang Maha

Mematikan, Yang Maha Hidup.

Yang Maha Berdiri Sendiri, Yang

Maha Menemukan

Wahai Yang Maha Mulia, Yang

Maha Esa. Yang Maha Esa, Yang

Maha Dibutuhkan. Yang Maha

Kuasa, Yang Maha Menentukan.

Yang Maha Mendahulukan, Yang

Maha Mengakhirkan

Page 87: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

73

Wahai Yang Maha Awal, Yang

Maha Akhir. Yang Maha Nyata,

Yang Maha Tersembunyi. Yang

Maha Memerintah, Yang Maha

Tinggi. Yang Maha Dermawan,

Yang Penerima Tobat

Wahai Yang Maha Pembalas, Yang

Maha Pemaaf. Yang Maha

Pelimpah Kasih, Pemilik Kerajaan.

Pemilik Keagungan dan

Kemuliaan.

Wahai Yang Maha Adil, Yang

Maha Penghimpun. Yang Maha

Kaya, Yang Maha Pemberi

Kekayaan. Yang Maha Mencegah,

Yang Maha Pemberi Bahaya. Yang

Maha Pemberi Manfaat, Yang

Maha Pemberi/Pemilik Cahaya

Wahai Yang Maha Pemberi

Petunjuk, Yang Maha Pencipta.

Yang Maha Kekal, Yang Maha

Mewarisi. Yang Maha Tepat

Tindakan-Nya, Yang Maha Sabar.

Nadhoman seperti yang ada diatas tadi yang menjadi bacaan nadhoman

al-Asma` al-Husna, setelah pembacaan selesai, KH. Ma`sum Terkadang

memberikan, beberapa makna yang terkandung dalam nama Allah tersebut.

Akan tetapi beliau tidak semata-mata hanya menafsirkan saja dengan asal-

asalan, yang pasti punya dasar, diantaranya ; Tafsir al-Misbah karangan

Ulama` Besar yang ahli tafsir yaitu M. Qurays syihab.

B. Kyai Ma`sum

1. Pofil Kyai Ma`sum

KH. Ma`sum bin K. Bahran bin K. Abu Yamin adalah ketua

Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Ulum, beliau dilahirkan di Demak 09

September 1947 setelah menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyyah di

Page 88: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

74

Suburan Mranggen, kemudian beliau melanjutkan studinya di UNU

Surakarta pada tahun 1967, sekarang bersetatus sebagai Pembina Yayasan

Miftahul Ulum dan sebagai Guru Mursyit Thoriqoh Qodiriyyah Wa

Naqsabandiyyah dipendidikan Non formal, yaitu pondok Pesantren Putra-

Putri Al-Bahroniyyah yang beliau dirikan pada tahun 1986 setelah

pegabdian beliau selam 15 tahun di Madrasah Rohmaniyyah Menur

Mranggen yang didirikan oleh KH. Masykuri bin Abdu Rahman.14

2. Persepsi Santri terhadap Kyai Ma`sum dalam Memimpin Bacaan al-Asma`

al-Husna

Sebagaimana hasil Interview dengan M. khoirul Anam Selaku

santri pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen terhadap

seorang kyai Ma`sum.

“KH. Masum adalah salah satu seorang waliyullah sekaligus tokoh

ulama` NU yang sangat berkarismatik karena sifat kezuhudanya

terhadap hal keduniawia, dan dia juga bertasawuf tinggi serta ahlul

fiqih”.15

Ada sebagian santri juga yang berpendapat kalau seorang KH.

MA`sum adalah “sosok tokoh pejuang islam yang sangat bijaksana dan

mempraktekkan ilmu serta ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari

beliau”16

. Bahkan Su`udi menambahkan seorang badal adalah sebagai

pengganti, yang namanya pengganti itu ada yang lebih baik dan ada juga

yang lebih buruk, tetapi KH. Ma`sum adalah segalanya jika yang mengisi

atau yang memimpin bacaan Al-Asmaul Husna diganti, baik badalnya ; K.

Muhyiddin, pengurus pondok, orang kampung atau temen sendiri, itu

merupakan faktor yang menyebabkan menurunya minat mengaji atau ikut

pembacaan al-Asmaul-Husna.17

Di sisi lain ada santri yang memberi argumentasinya tentang KH.

Ma`sum Dan Seorang Badal ;

14

Hasil intrervew dengan Putra Beliau yang Bernama Ainul Huri,S.PdI. 15

Hasil interview, Dengan M. Khoirul Anam, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.30 WIB. 16

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB. 17

Ibid. pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB.

Page 89: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

75

“KH. Ma`sum adalah orang yang ramah tamah terhadap santri-

santrinya, serta beliau sendiri tidak berputus asa untuk belajar dan

mengatahui ilmu-ilmu fiqih, hadist, tasawuf dan sebagainya,

padahal posisi beliau sudah menjadi Kyai yang Masyhur.

Sedangkan badal badalnya juga sama seperti beliau, baik cara

pengajaranya, tingkah lakunya serta cara memberi contoh kepada

para santri-santri”.18

Sebagaimana hasil interview dengan beberapa santri yaitu : Wahyu

Muhibbin, Dimas fadly dan M. Nadif, mereka berpendapat kalau :

“KH. Ma`sum itu sebagai figur yang karismatik, serta didalam

dirinya terdapat sir (rahasia) yang tidak tercapai olehku dari segala

tindakannya,19

santri lain berkata ; KH. Ma`sum adalah sosok

pemimpin yang rendah hati, tidak sombong, dan memiliki wibawa

tinggi,20

dan ada pendapat lain, KH. Ma`sum itu baik hati, rendah

hati, dan suka bercerita kepada santri-santrinya ketika mengajar

tentang masa lalunya pada saat mondok atau nyantri agar santri itu

bisa meniru tingkah lakunya”.21

Sebagaimana juga hasil interview, dari sebagian santri, Jawabnya:

yaaa.. diusahakan mencoba untuk khusu` kang, ujar dia dengan tatapan

wajah yang penuh rasa kepasrahan, yai, aja dalam memimpin pembacaan

ini dengan penuh keyakinan dan kepasrahan akan pemaknaan bacaan

Asma`ul Husna tersebut, jadi saya sebagai santri berusaha ingin meniru

apa yang dilakukan yai, mencoba untuk khusu` dan agar bisa lebih dekat

akan Allah SWT. Apalagi bisa melihat langsung gerak-gerik yai dalam

melafalkan bacaan Asma`ul husna, jadi hati itu merasa mengalir dan

seakan-akan merasa tenang, nyaman dan merasa langsung dituntun oleh

sang Mursyid menuju kebesaran Sang khaliq yaitu Allah SWT”.22

Observer juga melakukan interview dengan salah satu santri, “ya

intinya itu jika yang memimpin romo yai langsung terasa nyaman aja dan

yakin akan ucapan-ucapan yang keluar dari romo yai sendiri, jika langsung

18

Hasil interview, Dengan suryono, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.15 WIB. 19

Hasil interview, Dengan Wahyu Muhibbin, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.35 WIB. 20

Hasil interview, Dengan Dimas fadly, pada malam Rabu, pukul 21.15 WIB. 21

Hasil interview, Dengan M. Nadif, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.45 WIB. 22

Hasil Interview dengan M. Anam, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam Sabtu

Jam 19.35 WIB, tanggal,11-11-2011.

Page 90: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

76

beliau yang memimpin suasana itu seakan-akan terlihat pada tenang, diam

dalam hal ini tawadu` akan romo yai, bisa dikatakan jika yang mimpin yai

langsung merasa mantap, karena bagi saya yai Ma`sum adalah tuntunan

yang patut ditiru serta karismatik beliau yang mashur”.23

Dari beberapa hasil Dari interview dengan santri, banyak yang

mengatakan KH. Ma`sum itu adalah sebagai sosok figur karismatik yang

a`lim dalam ilmu fiqih maupun tasawuf serta berbudi yang luhur, yang

dalam keseharianya selalu menampakakn sifat keramahan, kerendahan,

keikhlasan dan berakhlakul karimah.

3. Persepsi Santri terhadap K. Muhyiddin atau Badal dalam Memimpin

Bacaan al-Asma` al-Husna

Sedangkan seorang pengganti atau yang dikenal dalam

lingkuangan pondok adalah badal dalam hal ini K. Muhyiddin, adalah

seorang menantu KH. Ma`sum yang konsisten dan komitmen dalam

mendidik santri, meskipun ada sebagian santri yang takut dengan beliau,

mungkin santri tersebut belum ada ikatan batin sehingga merasa kurang

nyaman ketika K. Muhyiddin jadi badal, mungkin juga ada faktor

penyebab lainya, dan ketika pengurus pondok yang menjadi badal kesan

dihati jelas berbeda sekali, karena mungkin kewibawaanya belum ada,

walau kadang ketika mengajar tidak mengena, akan tetapi saya sebagai

santri harus tetap menghormati guru siapapun dia, seperti salah satu

sahabat Nabi saw yaitu sahabat Ali “barang siapa yang mengajariku walau

satu huruf, maka sampai kapanpun akan tetap saya anggap sebagai

guru”.24

Sedangkan badal merupakan kyai melainkan posisi dirinya tidak

bisa mengganti figur seorang kyai meskipun dia nya sendiri seorang kyai,

karena banyak yang menilai badal adalah hanya seorang badal secara lahir

mungkin bisa sama akan tetapi secara rasa tidak bisa untuk sama dengan

23

Hasil Interview dengan M. Shodikin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam

Sabtu Jam 19.45 WIB, tanggal,11-11-2011. 24

Ibid. pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB.

Page 91: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

77

yang namanya kyai, yang dimaksud dalam pembasan ini adalah KH.

Ma`sum dan badal yaitu K. Muhyiddin dan para pengurus Pondok

Pesantren al-Bahroniyyah.

C. Pengalaman Spiritual

1. Pengalaman Spiritual Santri Saat Membaca Nadhom al-Asma` al-Husna

Sebagaimana beberapa hasil interview pada beberapa santri, pada

saat pembacaan nadhoman al-Asma` al-Husa berlangsung.

“Perasaan yang saya rasakan saat sampai lafad Ya Allah, begitu

Maha besarnya Allah dengan segala sifat-sifat yang dimiliki-Nya,

dan begitu rendahnya derajat manusia dihadapan-Nya, saya merasa

tunduk, merenung dan terasa hina, ini bisa terjadi dikarenakan saya

merasa banyak melakukan dosa kepada Allah sehingga saya butuh

ampunan dari Allah”.25

Fathul Amin merasa dirinya hina akan dosa-dosa yang pernah dia

lakukan, maka dari itu dalam pembacaan nadhom al-Asma` al-husna dia

sering merenung dan menunduk, seperti halnya kata Shon haji, dia pernah

merasakan ketenangan hati dan bergetar (merinding), diantaranya ketika

mengucap lafad Ar-Rohman-ar-Rohim, dia merasa hina dan rendah diri,

dia beranggapan sebagai hamba Allah yang harus taat, akan tetapi dia

terkadang berlaku sombong padahal Allah adalah al-Malik Rajanya Maha

Raja, jadi ketika itu dia merasa betapa rendah dirinya.26

Ada juga sebagian santri saat membaca nadhom al-Asma` al-Husna

dia meneteskan air mata seakan-akan menangis dan hati merasa terenyuh,

itu dia rasakan pada saat sampai lafat Ya Rozzak, dia teringat betapa

murahnya Allah pada dirinya, tak henti-hentinya Dia (Allah) memberi

rizki kepadanya, dia takut rizki yang Selama ini diberi tidak digunakan

sesuai apa yang diridhoi-Nya.27

Sama juga yang dikatakan oleh Nadhif al-

Faruq, ketika dalam pembacaan naddhom al-Asma` al-Husna berlangsung,

dia merasa dirinya terasa flay seakan-akan yang diingatnya hanyalah dzat

25

Hasil interview, Dengan M. Fatkhul Amin, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul 20.30

WIB. 26

Hasil interview, Dengan Shon Haji, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul 20.15 WIB. 27

Hasil interview, Dengan Ulin Nuha, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul 20.15 WIB.

Page 92: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

78

Allah, dia beranggapan dirinya selalu dikasihi oleh Allah, bahkan dia

mencontohkan, dirinya sering melakukan kesalahan dimata Allah akan

tetapai Allah tetap saja mengasihi dan selalu mencukupi kebutuhan sehari-

harinya, itu yang menyababkan dirinya flay saat membaca nadhom al-

Asma` al-Husna.28

“Ketika pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna dilantunkan secara

serentak, hatiku merasa terenyuh, teringat dosa-dosa yang

terdahulu, terutama dosa yang baru saja saya lakukan, terkadang

saya juga pernah menangis, entah tidak tahu kenapa saya bisa

menangis, saya berfikir, mungkinkah ini peringatan Allah kepada

saya melalui perantara bacaan nadhom al-Asma` al-Husna”.29

“Jika saat pembacaan berlangsung, dan pembacaanya penuh

penghayatan, hati saya merasa terenyuh dan merasakan betapa

keAgungan Allah, terlebih-lebih waktu sampai lafad ar-Rohman

dan ar-Rozak, karena saya selalu diberi limpahan rizki yang tak

terhingga oleh Allah”.30

“Allah Maha Besar, Maha Berkehendak, Maha Bijaksana, saya

berkata seperti ini, karena hati yang sudah berkata bukan fikiran,

terlebih pada waktu pembcaan nadhom al-Asma` al-Husna

berlangsung, saya merasa terenyuh seakan-akan hati merinding,

teringat keangungan Allah, serta kebijakan Sifatnya, setiap kali

sampai lafat al-Hakim tidak tahu kenapa saya terasa maha

Bijaksanaya Allah, mungkin karena saya merasa banyak dosa dan

malakukan kesalahan akan tetapi Allah selalu memberi petunjuk

pada yang lebih baik dan selalu diarahkan”.31

Setelah mengikuti pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, banyak

memberi manfaat bagi kebanyakan santri yang mengamalkan bacaan

nadhom tersebut.

Ketika ingin malakukan pekerjaan hati ingat pada kekuasaan Allah

dan ingat pada siksa Allah, sebagaimana contoh;

28

Hasil interview, Dengan M. Nadhif al-Faruq, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul

20.15 WIB. 29

Hasil interview, Dengan Wahyu Muhibbin, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul

21.15 WIB. 30

Hasil interview, Dengan Rofi`ul iza, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul 22.00 WIB. 31

Hasil interview, Dengan Shodikin, pada malam Rabu, tgl. 11-1-12, pukul 20.00 WIB.

Page 93: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

79

“Ketika saya ingin mengambil atau meminjam sandal orang lain

tanpa ijin (ghosob) , saya teringat pada Allah, karena Allah Maha

A`lim atas segala perbuatan hamba-Nya”.32

Kata sebagian santri, sangat memberi efek bagi kehidupan sehari-

hari, terutama pada lafad al-Asma` al-Husna sebelum terakhir, yaitu; kata

“Ya Syakur, Ya Shobur”, kata itu selalu mengingatkan kita untuk

bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepada kita dan sabar dalam

tiga hal yaitu ; sabar melaksanakan ibadah, sabar menjalani larangan

agama dan sabar dalam menjalani cobaan.33

Akan tetapi ada sebagian santri juga mengatakan;

“Tidak memberi efek baik dalam kehidupan saya, buktinya dalam

kehidupan sehari-hari saya masih sering berbuat maksiat, seperti

menggunjing, ria`, sombong dan sebagianya”.34

Kata Rofi`ul iza;

“Kalau masalah efek baik itu pasti ada meskipun tidak sering, saya

sering ketika hidup terasa hambar, kepala pusing, di malam hari

saya bangun, sholat malam dan saya lanjutkan wiridan membaca

al-Asmaul husna, kemudian saya duduk di teras aula pondok serta

memandang langit yang penuh keindahan bintang-bintang,

kemudian saya teringat, Ya Allah, Subkhanaallah Engkau adalah

dzat yang Maha Suci serta berkata Maha Besar Engkau ya Allah,

dzat yang Maha Kabir, Maha Luas, Maha Kuasa, seketika itu hati

terasa lega dan fress, sambil menghirup sejuknya udara malam

hari”.35

Pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna yang dilakukan setelah

sholat isyak itu memberi efek baik dalam kehidupan sehari-hari.

“Pembacaan nadhom al-asma` al-husna, memberi efek pada

kehidupan saya, karena nama-nama Allah itu mencakup dalam

kehidupan sehari-hari, semisal; pada saat saya sakit tidak mungkin

Allah membiarkan hamba-Nya, terus berbaring merasa kesakitan,

32

Hasil interview, Dengan M. Shoim, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30

WIB 33

Hasil interview, Dengan M. Anam, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB 34

Hasil interview, Dengan A. Khotib, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.00

WIB 35

Hasil interview, Dengan Rofiul Iza, pada malam Selasa, tgl. 10-9-11, pukul 19.30 WIB

Page 94: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

80

pasti Allah akan menyembuhkan,disitulah nama Allah

ditampakkan yaitu; Arrohman, Ya Nasyir dan sebagainya”.36

Dalam pembacaan Asma`ul Husna ini yang biasanya menjadikan

saya terasa spiritual itu saat samapai pada lafadz “Arrozaq, ketika saat

sampai lafat itu hati saya merasa kayak bagaimana gitu dan badan terasa

lemas serta hawanya ingin menunduk, karena saya teringat akan betapa

mulianya Allah SWT, betapa baiknya Allah SWT yang tak henti-hentinya

sudi memberi rizki kepada saya dan keluarga saya. Saya teringat kepada

kedua orang tua yang ada dirumah, padahal mereka berdua bekerjanya

hanya disawah-sawah orang, tetapi mereka berdua bisa membiayai

mondok saya selama kurang lebih 12 tahun ini. Dengan inilah ketika

sampai kata Arrozaq saya terasa hening dan lemas.37

Dari hasil beberapa santri yang menjadi objek penelitian, banyak

yang bisa katakan pengalaman spiritualnya adalah, hatinya merasa

gemetar, terenyuh, flay dan ada juga yang sempat meneteskan air mata,

seakan-akan yang diingatnya hanya dzat Allah SWT.

2. Kehadiran Kyai Ma`sum dalam Pengalaman Spiritual Santri Putra

Dalam suatu pesantren tidak terlepas dengan yang namanya

kegiatan atau mujahadah, baik berupa mujahadah rotib, yasin, dan ada juga

yang mujahadah bacaan al-Asma` al-Husna. Pembacaan tersebut sangat

dipengaruhi oleh keadaan siapa yang memimpin serta situasi yang saling

mendukung.

Sebagai mana yang dikatakan oleh M. Khoirul Anam tentang

kepengaruhan kehadiran seorang kyai dalam pemimpinan suatu mujahadah

atau kegiatan:

“Jika mujahadah al-Asma` al-Husna yang ada di pondok al-

Baroniyyah ini dipimpin langsung oleh KH. Ma`sum bisa memberi

efek ketenangan, yakin serta kemantapan tersendiri. Sedangkan

dipimpin oleh badal ada juga sebagian santri yang becanda akan

36

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 21.30

WIB 37

Hasil Interview dengan Ustdz Khanifuddin, Pengurus Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada

malam Sabtu Jam 19.15-19.32 WIB, tanggal,11-11-2011.

Page 95: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

81

tetapi bagi saya, badal juga amanat dari seorang Kyai jadi waktu

pembacaan terasa sama cuman ada sedikit rasa yang kurang.”38

Sama hal nya yang dikatakan oleh Su`udi “ketika pembacaan al-

Asmaul Husna dipimpin langsung oleh KH. Ma`sum dia merasa sungguh

ada banyak Sesuatu yang mengawasi perilaku dirinya, apalagi waktu

pembacaan berlangsung sambil mengangan-angan makna dari setiap asma`

itu sendiri, dia menjadi semakin tersentuh akan agungnya dzat Allah.

Sedangkan ketika yang memimpin badal, hati terasa liar, tetapi ketika dia

kembali mengangan-angan dari makna asma` itu, dia merasa tersentuh

kembali akan lafad-lafad Allah”. Su`udi juga menegaskan jika yang

memimpin KH. Ma`sum, hatinya lebih merasa nyaman, dan terkendali

akan perasaan hormat serta tawadhu` kepada KH. Ma`sum sedangkan jika

yang memimpin Badal, hati merasa liar, tak terkendali, akan perbuatan

nyeleweng, yang ada hanya rasa takut jika nanti dimarahi.

Jika KH. Ma`sum tidak bisa hadir dalam arti memimpin jalanya

pembacaan al-Asma` al-Husna ;

“Saya kurang merasa khusu`, tawadhu` serta hati saya berkata,

tidak ada rasa takut yang menyambungkan kepada Allah, ketika

ada beliau (KH. Ma`sum) saya merasa bahwa Allah mengirim

Romo KH. Ma`sum untuk mengawasi segala perilaku ku sehari-

hari.”39

Pendapat tentang makna pengalaman spiritual,

“Gini kang, spiritual itu sangat intim kang, gimana ya, bisa

dirasakan tapi kayak sulit untuk diutarakan gitulah”, yang

dimaksud tidak bisa diutarakan tapi bisa dirasakan itu seperti ini,

“ini pengalaman pribadi ya, saya itu pernah ikut istighosah dengan

romo yai Ma`sum dalam rangka meminta hujan, pada waktu itu di

Desa ngemplak ini pernah tidak turun hujan lama sekali, ketika

pembacaan istighosah itu sudah dimulai tiba-tiba itu badan saya

terasa merinding dan terasa dingin serta kayak ada sesuatu yang

menempel ditubuh saya gitu, tapi apa saya tidak tau, pada waktu itu

kan sedang pembacaan kalimat tahlil yaitu LailahaillAllah,

semakin cepat dan keras istighosah dilantunkan, hati saya itu terasa

38

Hasil interview, Dengan M. Khoirul Anam, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.15 WIB. 39

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB.

Page 96: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

82

gemetar/merinding seakan-akan ada kehadiran Allah SWT didalam

situasi istighosah tersebut ”.40

Masalah perasaan pada waktu pembacaan Asma`ul Husna itu

biasa-biasa saja, karena sudah menjadi kegiatan rutin dan kebiasaan. Akan

tetapi kadang-kadang juga merasakan suatu yang aneh dan kenyamanan

serta ketenangan dalam pembacaan tersebut. Saya pribadi itu merasa, jika

yang memimpin langsung romo yai perasaan itu terasa nyaman saja,

mungkin karena pengaruh beliau yang karismatik dan ahli ilmu agama.41

Saya merasakan kyai Ma`sum itu setiap kali beliau mengajar,

beliau sering berpesan kepada santri-santrinya, agar selalu ingat akan dzat

Allah SWT. Yang sering dipesankan kepada santri-santrinya adalah

“kang ditoto atine, awak`e dhewe ono sing ngawasi yow iku Allah SWT

(mas ditata hatinya, ingat kita itu ada yang mengawasi yaitu Allah SWT

SWT)”.42

Kata-kata itu yang biasanya sering dipesankan oleh romo yai

kepada santri-santrinya.

Memang ada benarnya dalam pembacaan nadhom atau kegiatan itu

kehadiran suatu kyai bisa memberi dampak yang cukup siginifikan.

Sebagaiman hasil interview dengan M. Annas : “pembacaan al-Asma` al-

Husna, bila yang memimpin KH. Ma`sum langsung ada rasa tenang,

khusu`, dan ada rasa taat serta patuh kepada KH. Ma`sum dan dapat

memahami apa yang terkandung dalam nama-nama Allah itu, akan tetapi

jika yang memimpin bukan langsung KH. Ma`sum melainkan seorang

badal (K. Muhyiddin atau pengurus yang lain), jelas ada rasa yang berbeda

yaitu rasa ketawadu`an terasa kurang serta kewibawaan seorang badal

yang tidak bisa menyamai sebagaimana yang dimilki oleh seorang KH.

40

Hasil Interview dengan A`limin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam Sabtu

Jam 20.06 WIB, tanggal,11-11-2011. 41

Ibid. A`limin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam Sabtu Jam 20.06 WIB,

tanggal,11-11-2011. 42

Ibid. Pada malam Sabtu Jam 19.15-19.32 WIB, tanggal,11-11-2011.

Page 97: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

83

Ma`sum, akan tetapi bisa memberi efek yang sama, karena yang dibaca

adalah asma` Allah”.43

Di pendapat lain, dikatakan KH. Ma`sum bagaikan presiden yang

memberi contoh-contoh yang baik dan membimbing, bahkan ketika

dibimbing oleh Kyai langsung seakan-akan itu terasa didorong oleh bacaan

asma`ul husna tersebut, dalam hal ini bisa dikatakan pikiran terasa kosong

serta ada yang mengajak.44

Dalam pembacaan Nadhom Asma`ul Husna di Pondok Pesantren

al-Bahroniyyah, seorang kyai sangat memberi pengaruh dalam tercapainya

rasa spiritual. Pada waktu penelitian yang dilakukan dengan cara lewat

interview langsung dengan para santri, penulis mengambil sampel 20%

santri dari jumlah 180 santri,45

setelah melakukan interview, banyak santri

yang berpendapat, kehadiran seorang Kyai sangat mempengaruhi dalam

menuju spiritual. Hampir semua santri berpendapat Kyai adalah panutan

yang sekiranya bisa buat tuntunan, jika waktu pembacaan nadhom

Asma`ul Husna dipimpin langsung oleh Kyai (KH. Ma`sum) rasa

kenyamanan, kekhusu`an, keheningan, kemantapan itu ada, bahkan energi

yang diberikan oleh Kyai sangat kuat.46

Dari hasil interview, Kyai adalah ibarat kata magnet yang memiliki

daya tarik yang kuat.47

Observer sempat bertanya sejauh mana pengaruh Kyai dan seorang

Badal (pengganti) dalam memimpin pembacaan Asma`ul Husna yang

dilakukan rutin setiap setelah sholat jamaah isyak? Dari 20 santri yang

penulis interview, banyak yang berpendapat ; sangat jelas berbeda antara

Kyai dan Badal, Kyai itu orang yang memiliki ilmu ma`rifat yang tinggi

serta apa yang diucapkan hampir semuanya dilaksanakan dan rasa

43

Hasil interview, Dengan M. Annas, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.15 WIB. 44

Hasil interview, Dengan suryono, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.15 WIB. 45

Suharsisni Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, Cet. IV. 1992), h. 107 46

Hasil interview, Dengan M. Ulinuha, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.15

WIB. 47

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Minggu, tgl. 28-8-11, pukul 18.30

WIB.

Page 98: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

84

khidmahnya tinggi, sedangkan badal, ya meskipun secara ilmu pandai,

yang namanya badal ya badal, tidak sama dengan kyai, karena Kyai

pelopor pertama dalam kegiatan tersebut sedangkan badal hanya

mengganti disaat Kyai tidak bisa memimpin, jadi rasa kekhidmahan lebih

terasa jika dipimpin langsung oleh Kyai dari pada dipimpin oleh seorang

badal.48

Dalam pelaksanaan pembacaan Asma`ul Husna ketika dipimpin

langsung oleh Kyai, santri kelihatan khusu`, tenang, dan khidmah, seakan-

akan hampir tidak ada santri yang bergurau, ketika penulis kasih

pertanyaan adakah perasaan terasa gemetar atau hening? Jawab Seorang

santri yang bernama ust. Ridwan Ada, ketika pembacaan sampai lafadz Al-

Mulk, karena dia merasa seakan-akan dirinya sangat tidak berguna serta

selalu membutuhkan Allah dzat yang memilki nama al-Mulk itu.49

Ada

juga santri yang merasa gemetar ketika sampai lafadz Al-Kabir, merasa

kecil dan merasa malu setiap hari selalu berlaku sombong, padalah hanya

Allah lah yang berhak memilki sifat tersebut.50

Peran Kyai dalam menanamkan nilai Spiritual para santri putra di

Pondok Al-Bahroniyyah Ngemplak, sangatlah besar sekali, kyai sebagai

pengajar di Pondok harus bisa mendidik para santri dengan baik, karena

Kyai adalah orang tua yang kedua bagi santri. Tingkah laku seorang Kyai

akan ditiru oleh santrinya, akan sikap/tingkah laku kyai harus selalu baik,

karena merupakan teladan bagi santrinya.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Ustadz M. Ridwan, S.Ag:

“Kedudukan kyai diPondok Al-Bahroniyyah Ngemplak memiliki

peranan sangat besar dalam menanamkan nilai Spiritual para santri,

karena keberadaan kyai di Pondok berfungsi sebagai pengontrol

pembimbing bagi santri. Nilai Spiritual sebagai landasan yang

48

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Selasa, tgl. 10-9-11, pukul 20.30

WIB. 49

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Selasa, tgl. 10-9-11, pukul 20.30

WIB. 50

Hasil interview, Dengan M. Khanifuddin, pada malam kamis, tgl. 12-9-11, pukul 21.00

WIB

Page 99: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

85

penting dan dapat berfungsi sebagai pengontrol, pembimbing dan

penolong bagi setiap perbuatan dan tingkah laku santri”.51

Pembacan nadhom al-Asma` al-Husna yang dilakukan oleh para

santri al-Bahroniyyah, bisa membimbing dirinya pada hal spiritual

(ketenangan, ketawadu`an, kenyamanan, keikhlasan, dll), pengalaman

tersebut tidak semata-mata karena bacaan yang dibaca adalah nama-nama

Allah, melainkan juga karena rasa ketawadu`an para santri kepada sang

Kyai Ma`sum.

Sebagaimana beberapa hasil dari interview kepada sebagian santri

yang menjadi responden dalam penelitian, pengaruh kehadiran kyai

Ma`sum dalam spiritual santri putra;

“Kalau masalah rasa (yakin, tawadu`, khusu`), itu terkadang tidak

merasakannya ketika yang memimpin bukan romo kyai Ma`sum

langsung, akan tetapi jika yang memimpin romo kyai Ma`sum itu

suasana berbeda”.52

“Jujur, saya belum bisa mengalami spiritual, tapi saya merasa

yakin, seperti tunduk patuh ketika membaca nadhom asma`ul

husna dipimpin oleh romo kyai Ma`sum, mungkin karena

kewibawaan beliau”.53

“Meskipun yang memimpin bukan kyai Ma`sum, saya tetap merasa

tawadu` dan yakin akan bacaan tersebut, meskipun karismatik

seorang badal tidak sebanding dengan kyai Ma`sum, akan tetapi

saya memandang karena baliau adalah seorang badal yang ditunjuk

langsung oleh romo kyai Ma`sum”.54

“Saya tidak merasakan ketenangan atau kekhusu`an, karena rasa

takut saya tidak ada yang menyambungkan kepada Allah selain

kyai Ma`sum, ketika ada beliau, saya merasa bahwa Allah telah

mengirimkan romo kyai Ma`sum untuk mengawasi segala

perilakuku sehari-hari”.55

51

Hasil Interview dengan Dewan Pengurus, Ustad M. Ridwan, S.Ag. Hari Sabtu, jam

21.00 WIB, 22 Oktober 2011. 52

Hasil interview, Dengan Suryono, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 21.30 WIB. 53

Hasil interview, Dengan Dimas Fadly, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30

WIB. 54

Hasil interview, Dengan Rofiul Iza, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 19.00

WIB. 55

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB

Page 100: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

86

“Saya tetap merasa yakin, khusuk dan tawadu` meskipun yang

memimpin bukan romo yai Ma`sum langsung, karena yai Ma`sum

sudah mengamanatkan langsung kepada badal yang ditunjuk oleh

beliau, jadi saya tetap merasa yakin dan mantap dalam pembacaan

nadhom asma`ul husna, mengingat yang memimpin adalah

badalnya kyai Ma`sum”.56

Bahwasanya kehadiran kyai Ma`sum bisa membawa pengaruh

menuju spiritual para santri, sebagaiaman hasil interview dengan sebagian

santri yang menjawab ada, suatu kegiatan yang ada di pondok Al-

Bahroniyaah ini jika kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh romo yai

Ma`sum, keadaan dan suasana itu seakan terasa tenang serta bisa mengalir

apa yang sesuai yang dilantunkan. Semisal dalam pembacaan nadhom

asma`ul husna yang dialakuakan setelah jamaah shalat isyak ini, jika yang

memimpin romo yai, suasana terlihat hening, bacaan atau nadanya pun

berirama seimbang dan dalam pembacaan santri lebih fokus. Banyak

alasan yang mengatakan karena kehidmahan santri pada kyai dan

karismatik beliau yang sudah tidak diragukan lagi.57

56

Hasil interview, Dengan M. Jamian, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 21.12

WIB. 57

Hasil Interview dengan Dewan Pengurus, Ustad Subakir, Hari Minggu, jam 20.00

WIB, 23 Oktober 2011.

Page 101: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

87

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Kepengaruhan Santri terhadap Kyai Ma`sum

1. Kyai Ma`sum sebagai Kyai Karismatik

Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama (Islam) plus amal

dan akhlak yang sesuai dengan ilmunya. Menurut Saiful Akhyar Lubis,

menyatakan bahwa “Kyai” adalah tokoh sentral dalam suatu pondok

pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh wibawa dan

kharisma sang kyai. Karena itu, tidak jarang terjadi, apabila sang kyai di

salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor pondok pesantren tersebut

merosot karena kyai yang menggantikannya tidak sepopuler kyai yang

telah wafat itu.1

Santri al-Bahroniyyah banyak yang berpendapat tentang seorang

Kyai Ma`sum adalah sebagai pablik figur yang berkarismatik.

Kyai Ma`sum Adalah pengasuh Pondok-Pesantren al-Bahroniyyah

Ngemplak Mranggen Demak, dan beliau jua tokoh NU yang karismatik

karena menurut para santrinya beliau seorang yang ahli ilmu fiqih, sufi dan

mempunyai sifat zuhud, baik hati, selalu merendah serta berwibawa tinggi.

Sebagai mana yang disampaikan para santri dalam hasil interview sebagai

berikut;

“KH. Masum adalah salah satu seorang waliyullah sekaligus tokoh

ulama` NU yang sangat berkarismatik karena sifat kezuhudanya

terhadap hal keduniawian, dan dia juga bertasawuf tinggi serta

ahlul fiqih”.2

“KH. Ma`sum itu sebagai figur yang karismatik, serta didalam

dirinya terdapat sir (rahasia) yang tidak tercapai olehku dari segala

tindakannya,3 santri lain berkata ; KH. Ma`sum adalah sosok

1 Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta, eLSAQ Press,

2007), h. 169. 2 Hasil interview, Dengan M. Khoirul Anam, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.30 WIB. 3 Hasil interview, Dengan Wahyu Muhibbin, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.35 WIB.

Page 102: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

88

pemimpin yang rendah hati, tidak sombong, dan memiliki wibawa

tinggi,4 dan ada pendapat lain, KH. Ma`sum itu baik hati, rendah

hati, dan suka bercerita kepada santri-santrinya ketika mengajar

tentang masa lalunya pada saat mondok atau nyantri agar santri itu

bisa meniru tingkah lakunya.”5

Dalam teori kepemimpinan salah satu teori tersebut adalah teori

karismatik. Karisma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “karunia di

inspirasi Ilahi” seperti kemampuan untuk melakukan mukjizat atau

memprediksi peristiwa-peristiwa di masa mendatang. Ahli sosiologi Max

Weber telah menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan sebuah

bentuk pengaruh yang didasarkan bukan atas tradisi atau kewenangan

namun atas persepsi para pengikut bahwa kepada sang pemimpin tersebut

telah dikaruniai kemampuan-kemampuan yang luar biasa. Karisma, terjadi

bilamana terjadi krisis sosial, yang pada krisis itu, seorang pemimpin

dengan kemampuan pribadi yang luar biasa tampil dengan sebuah visi

yang radikal yang member suatu pemecahan terhadap krisis tersebut, dan

pemimpin tersebut menarik perhatian para pengikut yang percaya pada visi

itu dan merasakan bahwa pemimpin tersebut sangat luar biasa.6

Berdasarkan hasil interview dengan sebagian santri, banyak santri

yang mengatakan kalau Kyai Ma`sum merupakan tipe kyai yang

karismatik, karena banyak dari kalangan masyarakat sampai pejabat segan

dengan beliau. Setiap kali ada permasalahan dalam hukum fiqih sebagian

besar dari masyarakat Mranggen khusunya desa Ngemplak, sering

meminta arahan kepada beliau, meskipun disisi lain banyak kyai-kyai,

akan tetapi ketertarikan para masyarakat lebih memihak kepada beliau,

seakan-akan merasa khidmah dan segan pada kyai Ma`sum.

Kyai Ma`sum, beliau sosok kyai yang ramah-tamah, sopan santun

terhadap masyarakat, lebih-lebih kepada para santri beliau. Beliau tipe

kyai yang tidak malu atau tidak segan belajar akan kekurangan ilmu

4 Hasil interview, Dengan Dimas fadly, pada malam Rabu, pukul 21.15 WIB.

5 Hasil interview, Dengan M. Nadif, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.45 WIB.

6 Annasom, Kyai, Kepemimpinan dan Patronse (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra,

2002), h. 10-11.

Page 103: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

89

beliau, meskipun dimata masyarakat kyai Ma`sum sudah dipanggil kyai

bahkan sudah menyandang kyai yang mashur atau terkenal, akan tetapi

beliau masih mau belajar dan membaca-baca kitab untuk menambah

wawasan. Beliau juga mendapat gelar ahli fiqih, hadist serta ilmu tasawuf,

sebagaimana hasil interview dengan sebagian santri dibawah ini;

“KH. Ma`sum adalah orang yang ramah tamah terhadap santri-

santrinya, serta beliau sendiri tidak berputus asa untuk belajar dan

mengetahui ilmu-ilmu fiqih, hadist, tasawuf dan sebagainya,

padahal posisi beliau sudah menjadi Kyai yang Masyhur.

Sedangkan badal-badalnya juga sama seperti beliau, baik cara

pengajaranya, tingkah lakunya serta cara memberi contoh kepada

para santri-santri”.7

Menurut Munawar Fuad Noeh menyebutkan ciri-ciri kyai di

antaranya yaitu:

a. Tekun beribadah, yang wajib dan yang sunnah.

b. Zuhud, melepaskan diri dari ukuran dan kepentingan materi duniawi

c. Memiliki ilmu akhirat, ilmu agama dalam kadar yang cukup

d. Mengerti kemaslahatan masyarakat, peka terhadap kepentingan umum

e. Dan mengabdikan seluruh ilmunya untuk Allah SWT, niat yang benar

dalam berilmu dan beramal.8

Melihat pendapat dari Munawar Noeh, hampir semua ciri-ciri yang

disebutkan dalam pendapatnya, ada pada diri seorang kyai Ma`sum, beliau

tekun beribadah, berlaku zuhud, serta berlaku sosial yang tinggi terhadap

para masyarakat dan santri-santri beliau.

Menurut Imam Ghazali membagi ciri-ciri seorang Kyai di

antaranya yaitu:9

a. Tidak mencari kemegahan dunia dengan menjual ilmunya dan tidak

memperdagangkan ilmunya untuk kepentingan dunia. Perilakunya

sejalan dengan ucapannya dan tidak menyuruh orang berbuat kebaikan

sebelum ia mengamalkannya.

7 Hasil interview, Dengan suryono, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.15 WIB.

8 Munawar Fuad Noeh dan Mastuki HS, h. 102.

9 Badruddin Hsubky, h. 57.

Page 104: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

90

b. Mengajarkan ilmunya untuk kepentingan akhirat, senantiasa dalam

mendalami ilmu pengetahuan yang dapat mendekatkan dirinya kepada

Allah SWT, dan menjauhi segala perdebatan yang sia-sia.

c. Mengejar kehidupan akhirat dengan mengamalkan ilmunya dan

menunaikan berbagai ibadah.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Suryono sebagian santri al--

Bahroniyyah, bahwasanya kyai Ma`sum itu sosok kyai yang penuh

keramah tamahan kepada setiap orang, bisa dikatakan kyai Ma`sum selalu

senyum, menyapa, bertanya kepada setiap yang dia temui, lebih-lebih

waktu mengisi pengajian baik dalam formal maupun salafiyah dia selalu

senyum dan menampakkan keikhlasanya dalam berbuat.

Sebagaimana pendapat imam Ghozali, ciri-ciri kyai adalah tidak

cari kemegahan dunia, begitu juga kyai Ma`sum beliau orangnya santai,

ramah serta rumahnya sangat sederhana tidak seperti kyai-kyai pada

umumnya, yang rumahnya mewah serta mobil banyak. Bahkan beliau

jikalau sedang diundang untuk mengisi pengajian di desa lain, beliau tidak

mau dijemput oleh panitia pengajian melainkan lebih suka milih diantar

santrinya meskipun hanya naik sepeda motor.

Ada sebagian santri juga yang berpendapat kalau seorang KH.

MA`sum adalah; “sosok tokoh pejuang islam yang sangat bijaksana dan

mempraktekkan ilmu serta ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari

beliau”.10

Bahwasanya seorang kyai dilingkungan masyarakat lebih-lebih

dilingkungan pesantren sangat memberi pengaruh pada diri masyarakat

maupun santri. Sebagaimana di pondok pesantren al-Bahroniyyah kyai

Ma`sum sangat memberi pengaruh pada tingkah laku santri, karena beliau

merupakan pengasuh serta yang memberi keteladanan dalam segala

menjalankan perbuatan sehari-hari, beliau selalu mencontohkan prilaku

yang baik, sopan dan ramah. Hal ini secara tidak langsung akan bisa

membimbing pada nilai-nilai pengalaman spiritual santri putra al-

10

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB.

Page 105: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

91

Bahroniyya. Sama halnya yang dikatakan oleh M. Ridwan dari hasil

interview;

“Keteladanan kyai/pengasuh sangat kuat pengaruhnya dalam

proses penanaman nilai spiritual para santri putra. Ia merupakan

cermin dan wujud dari nilai-nilai Islam, baik dari sikapnya, tutur

katanya, perilakunya, perbuatannya, secara tidak langsung itu

merupakan perwujudan dari pada nilai Spiritual”.11

Su`udi salah satu dari santri al-Bahroniyyah, merasakan kyai

Ma`sum itu setiap kali beliau mengajar, beliau sering berpesan kepada

santri-santrinya, agar selalu ingat akan dzat Allah SWT. Yang sering

dipesankan kepada santri-santrinya adalah “kang ditoto atine, awak`e

dhewe ono sing ngawasi yow iku Allah SWT (mas ditata hatinya, ingat kita

itu ada yang mengawasi yaitu Allah SWT)”.12

Kata-kata itu yang biasanya

sering dipesankan oleh kyai Ma`sum kepada santri-santrinya.

Menurut Hamdan Rasyid bahwa kyai mempunyai tugas di

antaranya adalah:13

Pertama, Melaksanakan tablikh dan dakwah untuk membimbing

umat. Kyai mempunyai kewajiban mengajar, mendidik dan membimbing

umat manusia agar menjadi orang-orang yang beriman dan melaksanakan

ajaran Islam.

Kedua, Melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar. Seorang kyai

harus melaksanakan amar ma`ruf dan nahi munkar, baik kepada rakyat

kebanyakan (umat) maupun kepada para pejabat dan penguasa Negara

(umara), terutama kepada para pemimpin, karena sikap dan perilaku

mereka banyak berpengaruh terhadap masyarakat.

Ketiga, Memberikan contoh dan teladan yang baik kepada

masyarakat. Para kyai harus konsekwen dalam melaksanakan ajaran Islam

untuk diri mereka sendiri maupun keluarga, saudara-saudara, dan sanak

familinya. Salah satu penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah SAW,

11

Hasil interview dengan Ustad M. Ridwan, S.PdI. Pada hari Rabu Jam 20.00 WIB,

tanggal, 9 Oktober 2011. 12

Ibid. Pada malam Sabtu Jam 19.15-19.32 WIB, tanggal,11-11-2011. 13

Hamdan Rasyid, h. 22.

Page 106: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

92

adalah karena beliau dapat dijadikan teladan bagi umatnya. Sebagaimana

difirmankan dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan

yang baik bagimu ….” (QS. Al-Ahzab: 21).14

Keempat, Memberikan penjelasan kepada masyarakat terhadap

berbagai macam ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur`an dan al-

Sunnah. Para kyai harus menjelaskan hal-hal tersebut agar dapat dijadikan

pedoman dan rujukan dalam menjalani kehidupan.

Kelima, Memberikan Solusi bagi persoalan-persoalan umat. Kyai

harus bisa memberi keputusan terhadap berbagai permasalahan yang

dihadapi masyarakat secara adil berdasarkan al-Qur`an dan al-Sunnah.

Keenam, Membentuk orientasi kehidupan masyarakat yang

bermoral dan berbudi luhur. Dengan demikian, nilai-nilai agama Islam

dapat terinternalisasi ke dalam jiwa mereka, yang pada akhirnya mereka

memiliki watak mandiri, karakter yang kuat dan terpuji, ketaatan dalam

beragama, kedisiplinan dalam beribadah, serta menghormati sesama

manusia. Jika masyarakat telah memiliki orientasi kehidupan yang

bermoral, maka mereka akan mampu memfilter infiltrasi budaya asing

dengan mengambil sisi positif dan membuang sisi negatif.

Sebagaimana yang diterangkan oleh Hamdan Rosyid, bahwasanya

seorang kyai mempuyai beberapa tugas seperti yang dijelaskan diatas, kyai

Ma`sum sangat tepat dikarenakan dia sosok kyai yang sering bahkan selalu

melakukan tugas-tugasnya sebagai kyai. Dia selalu menyampaikan

kebaikan kepada santri-santrinya agar menjadi lebih baik dalam menjalani

suatu kehidupan.

Kyai Ma`sum juga sebagai acuan dalam setiap kali ada

permasalahan khususnya di desa Ngemplak, beliau sering menjelaskan

secara jelas dan rinci terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan

kepadanya. Hal ini secara tidak langsung merupakan tabligh atau dakwah

yang dilakukan beliau terhadap masyarakat luas.

14

Departemen Agama RI, h. 670.

Page 107: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

93

2. Kyai Ma`sum sebagai Guru Spiritual bagi Santri al-Bahroniyyah

Menurut Sayyid Abdullah bin , Alawi Al-Haddad dalam kitabnya

An-Nashaihud Diniyah mengemukakan sejumlah kriteria atau ciri-ciri kyai

di antaranya ialah: Dia takut kepada Allah, bersikap zuhud pada dunia,

merasa cukup (qana`ah) dengan rizki yang sedikit dan menyedekahkan

harta yang berlebih dari kebutuhan dirinya. Kepada masyarakat dia suka

memberi nasehat, ber amar ma`ruf nahi munkar dan menyayangi

masyarakat serta suka membimbing ke arah kebaikan dan mengajak pada

hidayah. Kepada masyarakat dia juga bersikap tawadhu`, berlapang dada

dan tidak tamak pada apa yang ada pada msyarakat serta tidak

mendahulukan orang kaya dari pada yang miskin. Dia sendiri selalu

bergegas melakukan ibadah, tidak kasar sikapnya, hatinya tidak keras dan

akhlaknya baik,15

Di dalam Shahih Muslim di sebutkan dari Ibnu Mas`ud

ra, dia berkata. Rasulullah saw bersabda,

“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada

kesombongan meskipun seberat zaarah” (HR. Muslim).16

M. Shodikin merupakan salah satu santri yang pada saat ini

menjadi pengurus bagian hal kegiatan. Dia mengatakan dalam pembacaan

al-Asama` al-Husna yang dipimpin langsung oleh kyai Ma`sum bisa

memberi efek yang berbeda dibanding dipimpin oleh badal beliau, setiap

sesuatu yang diucapakan atau dipesankan oleh beliau memberi kesan

tersendiri serta kemantapan hati yang kuat. Ini semua tidak terlepas dengan

posisi beliau yang sebagai pengasuh Utama pondok-pesantren al-

Bahroniyyah dan kekarismatikan beliau sebagai kyai. Sebagaimana

interview dibawah ini;

“Ya intinya itu jika yang memimpin romo yai langsung terasa

nyaman aja dan yakin akan ucapan-ucapan yang keluar dari romo

yai sendiri, jika langsung beliau yang memimpin suasana itu

seakan-akan terlihat pada tenang, diam dalam hal ini tawadu` akan

15

A. Mustofa Bisri, Percik-percik Keteladanan Kyai Hamid Ahmad Pasuruan (Rembang

: Lembaga Informasi dan Studi Islam (L.Islam) Yayasan Ma‟ had as-Salafiyah. 2003), h. xxvi. 16

Terjemahan Buku Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, oleh Kathur Suhardi, Madarijus Salikin

(Pendakian Menuju Allah) Penjabaran Kongkret “Iyyaka Na‟ budu waiyyaka Nasta`in” (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 264.

Page 108: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

94

romo yai, bisa dikatakan jika yang mimpin yai langsung merasa

mantap, karena bagi saya yai Ma`sum adalah tuntunan yang patut

ditiru serta karismatik beliau yang mashur”.17

“Jika bacaan nadhom al-Asma` al-Husna yang ada di pondok al-

Baroniyyah ini dipimpin langsung oleh KH. Ma`sum bisa memberi

efek ketenangan, yakin serta kemantapan tersendiri. Sedangkan

dipimpin oleh badal ada juga sebagian santri yang becanda akan

tetapi bagi saya, badal juga amanat dari seorang Kyai jadi waktu

pembacaan terasa sama cuman ada sedikit rasa yang kurang”.18

Santri merasa nyaman jikalau dalam waktu pembacaan nadhom al-

Asma` al-Husna langsung dipimpin oleh kyai Ma`sum, santri

beranggapan, kyai Ma`sum adalah sosok kyai karismatik yang bisa

memberi pengaruh serta menuntun kearah kebaikan kepada masyarakat

dan para santri-santrinya.

Jika KH. Ma`sum tidak bisa hadir dalam arti memimpin jalanya

pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, sebagian santri merasa ada yang

kurang serta bisa mempengaruhi dalam menuju ke pengalaman spiritual,

rasa tawadhu` dan rasa takut berbeda jikalau yang memimpin bukan kyai

Ma`sum langsung;

“Saya kurang merasa khusu`, tawadhu` serta hati saya berkata,

tidak ada rasa takut yang menyambungkan kepada Allah, ketika

ada beliau (KH. Ma`sum) saya merasa bahwa Allah mengirim

Romo KH. Ma`sum untuk mengawasi segala perilaku ku sehari-

hari”.19

Observer sempat bertanya sejauh mana pengaruh kyai dan seorang

Badal (pengganti) dalam memimpin pembacaan Asma`ul Husna yang

dilakukan rutin setiap setelah sholat jamaah isyak? Dari 20 santri yang

penulis interview, banyak yang berpendapat ; sangat jelas berbeda antara

Kyai dan Badal, Kyai itu orang yang memiliki ilmu ma`rifat yang tinggi

serta apa yang diucapakn hampir semuanya dilaksanakan dan rasa

17

Hasil Interview dengan M. Shodikin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam

Sabtu Jam 19.45 WIB, tanggal,11-11-2011. 18

Hasil interview, Dengan M. Khoirul Anam, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.15 WIB. 19

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB.

Page 109: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

95

khidmahnya tinggi, sedangkan badal, meskipun secara ilmu pandai, akan

tetapi sorang badal dalam keyakinan tetap merasa badal bukan kyai, tidak

sama dengan kyai, karena kyai pelopor pertama dalam kegiatan tersebut

sedangkan badal cuman mengganti disaat kyai tidak bisa memimpin, jadi

rasa kehidmahan lebih terasa jika dipimpin langsung oleh kyai dari pada

dipimpin oleh seorang badal.20

Hubungan antara syaikh atau guru spiritual dan muridnya adalah

sebuah hubungan yang memiliki persoalan sangat kompleks dalam matra

praktis Sufisme dan hannya dapat dipahami dalam konteks ini. Semua sufi

setuju bahwa memasuki sebuah jalan tanpa bimbingan seorang guru adalah

mustahil. Jika seseorang berfikir bahwa dia bisa melakukanya, berarti ia

telah tersesat jalan. Alasan utama bagi pentingnya seorang guru spiritual

yang tidak bisa ditawar-tawar lagi adalah bahwa jalan itu tidak dikenal

sebelum dilewati, dan seorang tidak mungkin bisa mempersiapakan

dirinya sendiri untuk menghadapi berbagai bahaya dan perangkap yang

menghadang dijalan itu. Tidak dapat diketahuinya jalan itu kembali pada

tak dapat diketahuinya Tuhan.21

Dalam lingkungan pondok pesantren al-Bahroniyyah Ngemplak,

santri disana sangat dekat dengan dengan kyai Ma`sum baik secara

kehidmahan maupun secara emosional, sampai-sampai jika dia tidak hadir

dalam setiap kegiatan yang ada dipondok, para santri terasa kurang

nyaman, yakin dan mantap, akan tetapi jika didampingi olehnya santri

merasa mantap. Santri beranggapan pesan-pesan kyai Ma`sum yang

dipesankan olehnya, pasti sudah dilakukan serta sudah istiqomah oleh

beliau, dengan seperti itulah para santri menganggap kalau kyai Ma`sum

adalah termasuk guru Spiritual baginya. Beliau selalu mengajarkan para

santrinya untuk selalu ingat akan dzat Allah, seperti melnggengkan sholat

malam, puasa zdala`il, dzikir malam dan sebagainya.

20

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Selasa, tgl. 10-9-11, pukul 20.30

WIB. 21

William C. Chittick, Pengetahuan Spiritual, (Yogyakarta : Penerbit QALAM, 2001), h.

79.

Page 110: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

96

B. Pengalaman Spiritual Santri pada Saat Membaca Nadhom al-Asma` al-

Husna

1. Pembacaan Nadhom al-Asma` al-Husna sebagai Pengendali Diri

Setelah mengikuti pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, banyak

memberi manfaat bagi kebanyakan santri yang mengikuti bacaan nadhom

tersebut.

Ketika ingin malakukan pekerjaan hati ingat pada kekuasaan Allah

dan ingat pada siksa Allah, teringat akan dzat Allah yang Maha

mengetahui serta Maha mendengar atas apa yang hamba-Nya lakukan,

sebagaimana hasil interview dibawah ini;

“Ketika saya ingin mengambil atau meminjam sandal orang lain

tanpa ijin (ghosob), saya teringat pada Allah, karena Allah Maha

A`lim atas segala perbuatan hamba-Nya”.22

Kata sebagian sntri, sangat memberi efek bagi kehidupan sehari-

hari, terutama pada lafad al-Asma` al-Husna sebelum terakhir, yaitu; kata

“Ya Syakur, Ya Shobur”, kata itu selalu mengingatkan untuk bersyukur

dengan apa yang diberikan Allah kepada kita dan sabar dalam tiga hal

yaitu ; sabar melaksanakan ibadah, sabar menjalani larangan agama dan

sabar dalam menjalani cobaan.23

Akan tetapi ada sebagian santri juga

mengatakan dalam pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna tidak

sepenuhnya memberi dampak positif yang signifikan pada dirinya,

sebagaimana hasil interview dengan M. Khotib;

“Tidak memberi efek baik dalam kehidupan saya, buktinya dalam

kehidupan sehari-hari, saya (A. Khotib) masih sering berbuat

maksiat, seperrti menggunjing, ria`, sombong dan sebagianya”.24

Kata Rofi`ul iza salah satu santri al-Bahroniyyah, pengalaman

spiritual ini tidak dicapai pada saat membaca nadhom, melainkan posisi isi

pembacaan nadhom al-Asma` al-Husan bisa memberi efek akan kebesaran

22

Hasil interview, Dengan M. Shoim, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30

WIB 23

Hasil interview, Dengan M. Anam, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB 24

Hasil interview, Dengan A. Khotib, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.00

WIB

Page 111: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

97

dzat Allah. Setiap kali dia ada masalah dalam menjalani kehidupanya, dia

sering teringat akan nama-nama Allah yang sering dia bacanya, seketika

itu juga pengalaman spiritual itu sangat terasa, betapa rendahnya diri

manusia sedangkan betapa Maha besarnya dzat Allah, sebagaimana hasil

interview dibawah ini;

“Kalau masalah efek baik itu pasti ada meskipun tidak sering, saya

sering ketika hidup terasa hambar, kepala pusing, di malam hari

saya bangun, sholat malam dan saya lanjutkan wiridan membaca

al-Asmaul husna, kemudian saya duduk di teras aula pondok serta

memandang langit yang penuh keindahan bintang-bintang,

kemudian saya teringat, Ya Allah, Subkhanaallah Engkau adalah

dzat yang Maha Suci serta berkata Maha Besar Engkau ya Allah,

dzat yang Maha Kabir, Maha Luas, Maha Kuasa, seketika itu hati

terasa lega dan fress, sambil menghirup sejuknya udara malam

hari”.25

Dilihat dari data diatas bahwasannya, dengan mebaca nadhom al-

Asma` al-Husna bisa menuntun serta bisa mengingatkan pada dzat Allah

yang nantinya akan menimbulkan rasa spiritual dan kedamaian dalam

menjalani kehidupan sehari-hari.

Pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna yang dilakukan setelah

sholat isyak itu memberi efek baik dalam kehidupan sehari-hari. M.

Ridwan merasa kalau Allah selalu mengawasi pada hamba-hamba-Nya

dalam setiap perbuatan yang dilakukanya, Allah Maha mengetahui lagi

Maha Arrohim serta Maha penolong. Maka dari itu Allah tidak akan

memberi cobaan pada hamba-Nya, yang sekiranya hamba-Nya tidak

mampu, seperti halnya hasil interview dibawah ini;

“Pembacaan nadhom al-asma` al-husna, memberi efek baik pada

kehidupan saya (M. Ridwan), karena nama-nama Allah itu

mencakup dalam kehidupan sehari-hari, semisal; pada saat saya

sakit tidak mungkin Allah membiarkan hamba-Nya, terus

berbaring merasa kesakitan, pasti Allah akan

menyembuhkan,disitulah nama Allah ditampakkan yaitu;

Arrohman, Ya Nasyir dan sebagainya”.26

25

Hasil interview, Dengan Rofiul Iza, pada malam Selasa, tgl. 10-9-11, pukul 19.30 WIB 26

Hasil interview, Dengan M. Ridwan, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 21.30

WIB

Page 112: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

98

Setelah menghiasi kehidupan kita dengan siafat-sifat tepuji, yang

dalam ilmu tasawuf disebut dengan Tahalli, maka kita akan menuju

langkah atau jenjang selanjutnya yaitu Tajalli.

Tahalli adalah berhias diri dengan sifat-sifat Allah SWT. Akan

tetapi, perhiasan paling sempurna dan paling murni bagi seorang hamba

adalah berhias dengan sifat-sifat penghambaan. Penghambaan (Ubudiyah)

adalah pengabdian penuh dengan sempurna yang sama sekali tidak

menampakkan tanda-tanda ketuhanan (Rabbaniyah). Hamba yang berhias

(tahalli) dengan penghambaan itu menempati kekekalan dalam dirinya

sendiri dan menjadi tiada dalam pengetahuan Allah.27

Maka dari itu ada beberapa cara untuk menghiasi diri kita untuk

mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, diantaranya : (Zuhud, Qona`ah,

Sabar, Tawakkal,Mujahadah, Ridho, Syukur, Ikhlas dll).

Setelah seseorang melalui dua tahap tersebut maka tahap yang

ketiga adalah tajalli, seseorang hatinya terbebaskan dari tabir (hijab) yaitu

sifat-sifat kemanusiaan atau memperoleh nur yang selama ini tersembunyi

atau fana` segala selain Allah ketika Nampak (tajalli) wajah-Nya.

Tajalli bermakna pencerahan atau penyingkapan. Suatu term yang

berkembang dikalangan sufisme sebagai sebuah penjelmaan, perwujudan

dari yang tunggal. Sebuah pemancaran cahaya batin, penyingkapan rahasia

Allah, dan pencerahan hamba-hamba saleh.

Tajalli adalah tersingkapnya tirai penyekap dari alam ghaib, atau

peruses mendapat penerangan dari Nur ghaib, sebagai hasil dari suatu

meditasi. Dalam sufisme, proses tersingkapnya tirai dan penerimaan nur

ghaib yang merupakan anugrah dari Tuhan dan diluar adikuasa manusia.

Al-Jilli membagi tajalli menjadi empat tingkatan : (tajalli Af`al,

Asma`, Sifat, dan Dzat).28

Ibnu Arabi menyatakan bahwa tajalli Tuhan ada

dua bentuk, yaitu tajalli gaib atau dzati dan tajalli suhudi.29

Seseorang

27

Drs. Totok Jumantoro, MA. Drs Munir Amin Samsul, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf,

Sinar Grafika Offset, Cet, pertama, Juli 2005.h.227. 28

Ibid. h. 231. 29

Ibid. h. 230.

Page 113: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

99

yang telah mencapai tajalli maka dia akan memperolah ma`rifat yaitu,

mengetahui rahasia-rahasia ketuhanan dan peraturan-peraturan-Nya

tentang Tuhan. Ma`rifat merupakan pemberian Tuhan bukan Usaha

manusia. Manuisa merupakan ahwal tertinggi yang datangnya sesuai atau

sejalan dengan ketekunan, kerajinan kepatuhan dan ketaatan seseorang.30

Jika para santri sanggup melaksanakan itu semua maka insya Allah dirinya

akan bisa menyatu pada Dzat Allah yang sesungguhnya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh para santri-santri yang ada di

Pondok Pesantren al-Bahroniyyah, mereka pertama berusaha

menghilangkan atau menghindari perbuatan-perbuatan yang tercela,

mereka selalu mengingat apa yang dipesankan dari kyai Ma`sum seperti,

tidak berbohong, berlaku jujur, menghindari sifat ria`, sombong dan

sebagainya. Dengan menghindari segala perbuatan-perbuatan yang tercela,

secara tidak langsung bisa mengingat akan dzat Allah, karena merasa

diawasi oleh dzat yang Maha Segala-galanya, jika itu semua bisa berjalan

maka penampakkan Allah lah yang akan nampak dalam kehidupan sehari-

hari, yang dimaksud dalam semua ini adalah (Takhalli, Tahalli dan

Tajalli).

2. Merasakan Pengalaman Spirtual dalam Membaca Nadhom al-Asma` al-

Husna

Dalam hal ini penulis membagi dua bagian, yang pertama merasa

spiritual karena ketawadhu`an kepada kyai Ma`sum dalam memimpin

nadhoman al-Asma` al-Husan dan yang ke dua bisa mengalami sepiritual

bukan karena kehadiran kyai Ma`sum melainkan karena isi bacaan yang

dibacanya adalah nama-nama Allah SWT.

a. Ketawadu`an kepada Kyai Ma`sum

Pembacan nadhom al-Asma` al-Husna yang dilakukan oleh

para santri al-Bahroniyyah, bisa membimbing dirinya pada hal

spiritual (ketenangan, ketawadu`an, kenyamanan, keikhlasan, dll),

30

Amin Syukur, Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, (Semarang : LEMBOTA,

2002), h. 48.

Page 114: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

100

pengalaman tersebut tidak semata-mata karena bacaan yang dibaca

adalah nama-nama Allah, melainkan juga karena rasa ketawadu`an

para santri kepada sang Kyai Ma`sum.

Sebagaimana beberapa hasil dari interview kepada sebagian

santri yang menjadi responden dalam penelitian, pengaruh kehadiran

kyai Ma`sum dalam spiritual santri putra;

“Kalau masalah rasa (yakin, tawadu`, khusu`), itu terkdang

tidak merasakanya ketika yang memimpin bukan romo kyai

Ma`sum langsung, akan tetapi jika yang memimpin romo kyai

Ma`sum itu suasana berbeda”.31

Merasa tawadhu`, khusu` dan mengalami spiritual itu bukan

sesuatu hal yang mudah didapat, kehadiran kyai Ma`sum dalam

memimpin pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna bisa mempengaruhi

para santri merasakan sebuah keyakinan dan kemantapan dalam hati.

Akan tetapi tidak selamanya kehadiran seorang kyai sepenuhnya bisa

memberi pengaruh pada para santri, meskipun kehadiran seorang kyai

Ma`sum tidak memberi efek yang signifikan, tetapi kehadiran kyai

Ma`sum sudah memberi sesuatu yang berbeda seperti nyaman, tenang

serta yakin, dibanding seorang badal. Sama halnya hasil interview

dengan Dimas Fadli santri al-bahroniyyah;

“Jujur, saya belum bisa mengalami spiritual, tapi saya merasa

yakin, seperti tunduk patuh ketika membaca nadhom asma`ul

husna dipimpin oleh romo yai Ma`sum, mungkin karena

kewibawaan beliau”.32

“Meskipun yang memimpin bukan kyai Ma`sum, saya tetap

merasa tawadu` dan yakin akan bacaan tersebut, meskipun

karismatik seorang badal tidak sebanding dengan kyai Ma`sum,

akan tetapi saya memandang karena baliau adalah seorang badal

yang ditunjuk langsung oleh romo kyai Ma`sum”.33

31

Hasil interview, Dengan Suryono, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 21.30 WIB 32

Hasil interview, Dengan Dimas Fadly, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30

WIB 33

Hasil interview, Dengan Rofiul Iza, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 19.00

WIB

Page 115: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

101

“Saya tidak merasakan ketenangan atau kekhusu`an, karena rasa

takut saya tidak ada yang menyambungkan kepada Allah selain

kyai Ma`sum, ketika ada beliau, saya merasa bahwa Allah telah

mengirimkan romo kyai Ma`sum untuk mengawasi segala

prilakuku saya sehari-hari”.34

“Saya tetap merasa yakin, khusuk dan tawadu` meskipun yang

memimpin bukan romo yai Ma`sum langsung, karena yai

Ma`sum sudah mengamanatkan langsung kepada badal yang

ditunjuk oleh beliau, jadi saya tetap merasa yakin dan mantap

dalam pembacaan nadhom asma`ul husna, mengingat yang

memimpin adalah badalnya kyai Ma`sum”.35

Dilihat dari beberapa hasil interview diatas, sebagian santri bisa

merasakan kenyamanan, keyakinan rasa serta keheningan ketika saat

pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, mereka berpendapat rasa itu

bisa hadir dalam dirinya karena pengaruh kehadiran kyai Ma`sum

dalam memipin bacaan nadhom al-Asma` al-Husna, akan tetapi ada

sebagian santri juga yang berpendapat, meskipun yang memimpin

bukan kyai Ma`sum melainkan badalanya (Penggantinya), mereka

tetap merasakan keyakinan, kenyamanan serta keheningan dalam

melaksanakan pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, mereka

beranggapan, meskipun bukan kyai Ma`sum tetapi sudah dibadalkan,

yang namanya badal tidak mungkin menggantikan posisi kyai selama

tidak ada pasrahan seorang kyai, bisa tarik kesimpulan, badal juga bisa

memberi efek pengalaman spiritual. Badal bisa menggantikan kyai

karena sudah mendapat mandat atau amanat dari kyai langsung. Jadi

badal posisinya juga seperti kyai.

Para pelajar atau santri tidak akan memperoleh ilmu dan tidak

akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati dan guru.

Sayyidina Ali karamallahu Wajjah berkata, “Aku adalah sahaya

(budak) orang yang mengajarku walau hannya satu huruf jika dia mau

silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan

34

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB 35

Hasil interview, Dengan M. Jamian, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 21.12

WIB

Page 116: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

102

aku sebagai budaknya.” Ada sebuah Syair yang berbunyi, “tidak ada

hak yang lebih besar kecuali haknya guru. Ini wajib dipelihara oleh

setiap orang Islam. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar,

walau hannya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda

hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu

butuhkan dalam agama, Dia ibarat bapakmu dalam Agama.”36

Dalam tradisi pesantren, murid-murid disebut dengan santri.

Mereka harus mengikuti perintah-perintah religius kyai secara cermat,

menjalani masa belajar mereka termasuk menjauhkan diri dari

kesenangan fisik, melaksanakan apa pun yang diperintahkan kyai dan

taat kepadanya.37

Termasuk menghormati guru adalah hendaknya seorang murid

tidak berjalan didepanya, tidak duduk ditempatnya, dan tidak mulai

bicara padanya kecuali dengan ijinya. Hendaknya tidak banyak bicara

dihadapan guru. Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau

bosen. Harus menjaga waktu, Jangan mengetuk pintunya, tapi

sebaliknya menungggu sampai beliau keluar.

Alhasil seorang santri harus mencari kerelaan hati guru,harus

menjahui hal-hal yang yang menyebabkan ia murka, mematuhi

perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh

taat kepada makhluk untuk bermaksiat pada Allah. Termasuk

menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan orang-

orang yang ada hubungan kerabat dengannya. Oleh karena itu seorang

santri tidak boleh menyakiti hati gurunya, karena belajar dan ilmunya

tidak akan diberi berkah38

.

Para Syaikh adalah orang-orang yang mulia, dan kedekatan

dengan mereka adalah petunjuk serta memperkuat diri dalam Tuhan.

Mereka adalah pewaris para rasul, sehingga kata-kata mereka berasal

dari Tuhan. Jangan engkau meminta petunjuk dari orang yang tidak

36

K. Hakim Lutfi, Futuhar Robbaniyyah, (Semarang : Toha Putra, 1994), h. 33. 37

Abdurrahman Mas`ud,M.A, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta : LKiS, 2004), h. 104. 38

K. Hakim Lutfi, Futuhar Robbaniyah, h. 35-38.

Page 117: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

103

lagi memperhatikan syari`at, sekalipun ia membawa kabar dari

Tuhan.39

Ahmad bin Yahya Al-Abiwardi, berkata, “Barang siapa yang

diridhoi gurunya, maka dimasa hidupnya tidak dibalas kejelekan oleh

Allah agar rasa hormat kepada gurunya tidak hilang. Ketika guru itu

sudah meninggal, Allah menampakkan balasan keridho`an gurunya.

Barang siapa yang gurunya tidak meridhoinya, maka selama hidup

guru itu tidak diberi balasan oleh Allah agar guru tersebut tidak

menaruh belas kasih kepadanya. Sesungguhnya para guru diciptakan

sebagai orang-orang yang mulia.”40

b. Ketawadu`an pada al-Asma` al-Husna

Kalau diatas tadi kehadiran seorang kyai ma`sum bisa memberi

efek pada ketenangan dan kekhusu`an dalam membaca nadhom al-

Asma` al-Husna, akan tetapi ada sebagian juga santri yang dipengaruhi

oleh bacaan al-Asma` al-Husna, sebagaimana hasil interview dibawah

ini;

“Saya tetap merasa khusu` dan nyaman, karena yang dibaca

adalah nama-nama Allah, jadi saya membacanya harus khusu`,

tawadhu` dan khidmah agar doa saya diterima disisi Allah dan

mendapat ridho-Nya”.41

Al-Asma` Al-Husna adalah nama keagungan (bagi Tuhan),

berbuat baik pada siapapun semata-mata untuk meluhurkan Tuhan.42

“Merasa yakin dan tetap khusu`, dengan alasan, yaitu berkaitan

dengan janji Allah, akan memberikan kenikmatan di hari kelak

bagi siapapun disetiap harinya yang membaca asma`ul husna,

dengan hati yang ikhlas, khusu` dan tawadhu` serta semata-

mata hanya karena Allah”.43

39

William C. Chittick, Pengetahuan Spiritual, (Yogyakarta : Penerbit QALAM, 2001), h.

81. 40

Abdul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusayri An Naisaburi, Risalah Qusyairi

Sumber Kajian Ilmu Tasawuf, (Jakarta : Darul Khair, 1998), h. 501. 41

Hasil interview, Dengan M. Shoim, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.30 WIB 42

Wayne W. Dyer, Ada Jalan Spiritual Bagi Setiap Masalah, (Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama, 2005).h. 53. 43

Hasil interview, Dengan M. Ulinnuha, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 20.00

WIB

Page 118: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

104

Sebagaiamana yang diterangkan dalam Al-Qur`an “Qs. Al-

Mukmin: 60 (Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kamu semua

kepadaKu, niscaya Kuperkenankan bagimu).44

Dalil lain menerangkan

sebagaimana yang terkandung dalam Qs. Al-A`raf ayat 180 yang

berbunyi ; Allah mempunyai Al Asma`ul Husna, maka berdoalah

kamu semua kepada-Nya dengan menggunakan Al Asma`ul Husna.45

“Saya yakin, dalam membaca asma`ul husna merasa khusu`

dam tenang, karena asma`ul husna tersebut juga termasuk ayat-

ayat Allah”.46

“Dalam pembacaan nadhom asma`ul husna, saya merasa yakin

serta keheningan apalagi mengetahui makna-makna yang

terkandung didalamnya, semisal pembacaan pada saat sampai

kata al-Muntaqimu, Allah itu maha menyiksa, saya pribadi

merasa sedih dan seakan-akan hilang kesadaran karena merasa

hina pada Allah”.47

“Insya Allah, saya merasa khusu`, Khidmah, nyaman, karena

meskipun yang memimpin bukan romo yai Ma`sum, tapi posisi

kan baru membaca nama-nama Allah yang agung itu”.48

“Tergantung pada hati nurani, jika emang hatinya benar-benar

bersih (tahalli) yaitu, menghiasi atau mengisi diri dengan

perbuatan yang terpuji, pasti spiritual dengan Allah akan

terjadi”.49

Dalam waktu pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna yang

dilakukan setelah jamaah isyak tersebut bisa membawa santri pada

pengalaman sepiritual, seperti halnya pembahasan diatas tadi, santri

bisa mengalami pengalaman spiritual pada saat pembacaan nadhom al-

Asma` al-Husna, itu terjadi karena pengaruh kehadiran kyai Ma`sum

44

Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur`an Departemen agama RI, al- Qur`an dan

Terjemhahanya, Jakarta: PT. TEHAZED, 2009, h. 175. 45

Ibid. h. 347 46

Hasil interview, Dengan Miftahul Huda, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul 19.30

WIB 47

Hasil interview, Dengan Wahyu Muhibbin, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul

21.30 WIB 48

Hasil interview, Dengan M. Nadhif al-Faruq, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul

20.00 WIB 49

Hasil interview, Dengan M. Khoirul Anam, pada malam Selasa, tgl. 13-12-11, pukul

21.00 WIB

Page 119: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

105

memipin pembacaan nadhom tersebut. Akan tetapi dalam pembahasan

ini, santri bisa merasakan pengalaman spiritual bukan karena kehadiran

seorang kyai Ma`sum melainkan, yang dibaca dalam nadhoman adalah

bacaan nama-nama Allah atau al-Asma` al-Husna.

Santri berpendapat, meskipun yang memimpin bukan kyai

Ma`sum langsung mereka juga tetap merasakan keheningan,

kenyamanan serta keyakinan rasa, karena yang dibaca asma` Allah.

Yang namanya al-Asma` al-Husna itu pada hakikatnya sudah ada pada

diri manusia, sebagaimana teori, Ibnu Arabi dengan ajaranya Wahdatul

wujud, pada hakikatnya setiap makhluk itu ada unsur Ketuhanan. Ada

sebagian santri juga berpendapat, jika seseorang bisa hafal al-Asma`

al-husna, dalam arti hafal adalah hafal secara lafad dan bisa

menjalankan segala kehidupanya sesuai dengan nama-nama Allah,

maka akan masuk surga, dengan alasan seperti itulah al-Asma` al-

Husna bisa memberi efek menuju pengalaman sepiritual meskupun

seorang kyai ma`sum tidak hadir (memimpin bacaan) tersebut.

Jika sebagai manusia sudah bisa menjalankan tangga

kehidupan, yang dalam ilmu tasawuf dikenal dengan istilah 3T

(Takhalli, Tahalli dan Tajalli), maka dari itu kita harus bisa melatih diri

untuk berlaku 3T tersebut. Sebagaimana yang dilakukan oleh para

santri al-Bahroniyyah, mereka berusaha bersifat tahalli yaitu menghiasi

kehidupan sehari-harinya dengan unsur nama-nama Allah, supaya bisa

menemukan hakikat Allah yang hakiki.

Tahalli adalah berhias diri dengan sifat-sifat Allah SWT. Akan

tetapi, perhiasan paling sempurna dan paling murni bagi seorang

hamba adalah berhias dengan sifat-sifat penghambaan. Penghambaan

(Ubudiyah) adalah pengabdian penuh dengan sempurna yang sama

sekali tidak menampakkan tanda-tanda ketuhanan (Rabbaniyah).

Hamba yang berhias (tahalli) dengan penghambaan itu menempati

Page 120: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

106

kekekalan dalam dirinya sendiri dan menjadi tiada dalam pengetahuan

Allah.50

C. Pengaruh Kehadiran Kyai Ma`sum dalam Pengalaman Spiritual Santri

Putra Saat Membaca Nadhom al-Asma` al-Husna

Kyai Ma`sum merupakan sosok kyai yang sangat disegani di

lingkungan pondok pesantren al-Bahroniyyah Ngemplak, sampai-sampai

kehadiranya pun bisa memberi dampak pada pengikutnya. Pada pembahasan

ini adalah tenang sejauh mana kehadiran kyai Ma`sum dalam memimpin

bacaan nadhom al-Asma` al-Husna yang dilakukan setiap selesai jama`ah

sholat isyak tersebut.

Sebagai mana yang dikatakan oleh M. Khoirul Anam tentang

kepengaruhan kehadiran seorang kyai dalam pemimpinan suatu nadhoman al-

Asma` al-Husna atau kegiatan-kegiatan lainya:

“Jika nadhoman al-Asma` al-Husna yang ada di pondok al-

Baroniyyah ini dipimpin langsung oleh KH. Ma`sum bisa memberi

efek ketenangan, yakin serta kemantapan tersendiri. Sedangkan jika

dipimpin oleh badal ada juga sebagian santri yang bercanda akan tetapi

bagi saya, badal juga amanat dari seorang Kyai jadi waktu pembacaan

terasa sama cuman ada sedikit rasa yang kurang.”51

Dari hasil interview dengan salah satu santri yang bernama anam, dia

berpendapat kalau kehadiran sorang kyai Ma`sum dalam memimpin

nadhoman al-Asma` al-Husna, bisa memberi rasa nyaman tenang serta yakin.

Akan tetapi jika suatu saat kyai Ma`sum tidak bisa hadir (memimpin) dia

merasa ada rasa yang kurang, dikarenakan kehidmahan kepada seorang kyai.

Sama hal nya yang dikatakan oleh Su`udi “ketika pembacaan al-

Asmaul Husna dipimpin langsung oleh KH. Ma`sum dia merasa sungguh ada

banyak Sesuatu yang mengawasi prilaku dirinya, apalagi waktu pembacaan

berlangsung sambil mengangan-angan makna dari setiap asma` itu sendiri, dia

menjadi semakin tersentuh akan agungnya dzat Allah. Sedangkan ketika yang

50

Drs. Totok Jumantoro, MA. Drs Munir Amin Samsul, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf,

Sinar Grafika Offset, Cet, pertama, Juli 2005.h. 227. 51

Hasil interview, Dengan M. Khoirul Anam, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul

20.15 WIB.

Page 121: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

107

memimpin badal, hati terasa liar, tetapi ketika dia kembali mengangan-angan

dari makna asma` itu, dia merasa tersentuh kembali akan lafad-lafad Allah”.

Su`udi juga menegaskan jika yang memimpin KH. Ma`sum, hatinya lebih

merasa nyaman, dan terkendali akan perasaan hormat serta tawadhu` kepada

KH. Ma`sum sedangkan jika yang memimpin Badal, hati merasa liar, tak

terkendali, akan perbuatan nyeleweng, yang ada hanya rasa takut jika nanti

dimarahi.

Dari hasil interview dengan su`udi, bisa ditarik pemahaman

bahwasanya kehadiran seorang kyai Ma`sum dapat mengarahkan pada dirinya

untuk menuju pengalaman spiritual, yaitu merasa tenang dan seakan-akan

merasa ada yang mengawasi segala kegiatanya. Itu semua terjadi karena

terletak pada rasa kehormatannya terhadap seorang kyai Ma`sum.

Jika KH. Ma`sum tidak bisa hadir dalam arti memimpin jalanya

pembacaan al-Asma` al-Husna ;

“Saya kurang merasa khusu`, tawadhu` serta hati saya berkata, tidak

ada rasa takut yang menyambungkan kepada Allah, ketika ada beliau

(KH. Ma`sum) saya merasa bahwa Allah mengirim Romo KH.

Ma`sum untuk mengawasi segala perilaku ku sehari-hari.”52

Masalah perasaan pada waktu pembacaan Asma`ul Husna itu biasa-

biasa aja, karena sudah menjadi kegiatan rutin dan kebiasaan. Akan tetapi

kadang-kadang juga merasakan suatu yang aneh dan kenyamanan serta

ketenangan dalam pembacaan tersebut. Saya pribadi itu merasa, jika yang

memimpin langsung romo yai perasaan itu terasa nyaman saja, mungkin

karena pengaruh beliau yang karismatik dan ahli ilmu agama.53

Ada juga beberapa santri bisa merasakan pengalaman spiritual seperti

meneteskan air mata, itu terjadi pada diri santri karena sosok kyai ma`sum

yang berkarismatik, yang banyak disegani oleh banyak orang apalagi santri

yang mondok di pondok pesantren al-Bahroniyyah.

52

Hasil interview, Dengan Su`udi, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.00 WIB. 53

Ibid. A`limin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam Sabtu Jam 20.06 WIB,

tanggal,11-11-2011.

Page 122: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

108

Memang ada benarnya dalam pembacaan nadhom atau kegiatan itu

kehadiran suatu kyai bisa memberi dampak yang cukup siginifikan.

Sebagaiman hasil interview dengan M. Annas : “pembacaan al-Asma` al-

Husna, bila yang memimpin KH. Ma`sum langsung ada rasa tenang, khusu`,

dan ada rasa taat serta patuh kepada KH. Ma`sum dan dapat memahami apa

yang terkandung dalam nama-nama Allah itu, akan tetapi jika yang memimpin

bukan langsung KH. Ma`sum melainkan seorang badal (K. Muhyiddin atau

pengurus yang lain), jelas ada rasa yang berbeda yaitu rasa ketawadu`an terasa

kurang serta kewibawaan seorang badal yang tidak bisa menyamai

sebagaiman yang dimilki oleh seorang KH. Ma`sum, akan tetapi bisa memberi

efek yang sama, karena yang dibaca adalah asma` Allah.”54

Dalam pembacaan Nadhom Asma`ul Husna di Pondok Pesantren al-

Bahroniyyah, seorang kyai sangat memberi pengaruh dalam tercapainya rasa

spiritual. Pada waktu penelitian yang dilakukan dengan cara lewat intervew

langsung dengan para santri, Observer mengambil sampel 20% satri dari

jumlah 180 santri, setelah melakukan intervew, dari 20 santri ada 13 santri

yang berpendapat, kehadiran seorang Kyai Ma`sum sangat mempengaruhi

dalam menuju pengalaman sprirtual. Hampir semua santri berpendapat Kyai

adalah panutan yang sekiranya bisa buat tuntunan, jika waktu pembacaan

nadhom Asma`ul Husna dipimpin langsung oleh Kyai (KH. Ma`sum) rasa

kenyamanan, kekhusu`an, keheningan, kemantapan itu ada, bahkan inergi

yang diberikan oleh Kyai sangat kuat.

54

Hasil interview, Dengan M. Annas, pada malam Rabu, tgl. 13-12-11, pukul 20.15 WIB.

Page 123: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

109

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut ;

1. Pandangan seorang santri terhadap kyai Ma`sum, adalah sosok kyai yang

mempunyai kewibawaan yang tinggi serta berkarismatik, bahkan sebagian

santri juga berpendapat bahwa kyai Ma`sum merupakan pablik figure yang

penuh dengan keramah tamahan terhadap setiap orang, lebih-lebih kepada

para santrinya, baik santri dalam formal maupun santri dalam toriqah.

Bahkan seorang kyai Ma`sum merupakan sosok kyai yang sangat taat akan

ilmu fiqih, setiap kali beliau ingin berpesan kepada santrinya, beliau pasti

melakukannya terlebih dahulu, jika diri beliau sudah merasa istiqomah dan

bisa menjalankanya kegiatan tersebut, maka beliau baru berpesan atau

memerintah kepada santri-santrinya. Beliau juga sosok kyai yang zuhud

tidak mengedepankan akan hal keduniawian.

2. Pengalaman spiritual santri putra saat membaca nadhom al-Asma` al-

Husna, sangat beragam. Jika yang memimpin KH. Ma`sum langsung

pengalaman spiritual yang ditampakkan oleh santri ada yang berupa

menundukkan kepala, terlihat merenung dan pasrah serta ada juga yang

sampai meneteskan air mata. Ada juga sebagian santri yang terlihat flay

seakan-akan tangan bergerak menadah keatas sendri. Pengalaman spiritual

yang dirasakan oleh para santri putra adalah merasa nyaman, tenang, rasa

yakin yang kuat akan dzat Allah serta meneteskan air mata.

3. Kehadiran seorang kyai Ma`sum dalam suatu kegiatan atau acara

pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, memberi efek positif kepada para

santri dalam menuntun santri menuju pengalaman spiritual, dari beberapa

santri berpendapat, “Kyai (KH. Ma`sum) adalah penuntun yang baik dan

sangat memberi pengaruh pada dirinya dalam hal keagamaan”.

berdasarkan hasil observasi tidak semuanya pengaruhi oleh kehadiran

Page 124: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

110

seorang kyai Ma`sum, penulis melakukan beberapa observasi dengan

lewat interview, dari 20 santri yang menjadi responden penelitian, 13

santri mengatakan, kehadiran seorang kyai Ma`sum bisa membimbing

menuju kepengalaman spiritual santri putra, sedangkan yang 7

mengatakan, mereka bisa mengalami pengalaman spiritual bukan karena

pengaruh kehadiran kyai Ma`sum, melainkan karena, lafad-lafad yang

dibacanya, waktu nadhoman yaitu, berupa lafad al-Asma` al-Husna.

B. Saran-saran

Di lingkungan pondok pesantren tidak bisa terlepas dengan dua hal

yang saling terkait yaitu, antara kyai dan santri, jika diantara keduanya ada

salah satu yang hilang, maka pondok tersebut tidaklah bisa berjalan dengan

semestinya. Kehadiran seorang kyai pada setiap kegiatan yang dilakukan

dalam pondok pesantren, memberi nilai positif serta memberi efek yang

siginifikan kepada para santri untuk menuju pengalaman spiritual, yang

selama ini diimpi-impi kan oleh setiap orang, apalagi dikalangan santri,

khususnya dilingkungan pondok pesantren Al-Bahriniyyah Ngemplak

Mranggen Demak ini.

Hasil dari penelitian sejauh mana tanggapan santri terhadap kyai

Ma`sum, pengalaman spiritual santri putra pada saat membaca nadhom al-

Asma` al-Husna dan membawa pengaruh tidak kehadiran seorang kyai

Ma`sum terhadap pengalaman spiritual santri pada saat membaca nadhomal-

Asma` al-Husna ini, penulis mengajukan saran :

1. Bagi santri hilangkanlah sekte-sekte penilaian antara seorang kyai dan

badal, sayogjanya sifat ketawadu`anya terhadap kyai dan badal dibuat

sama rata, karena yang namanya badal juga sudah mendapat mandat atau

amanat dari kyai.

2. Melihat dewasa ini, kepada seluruh jajaran pengurus dan santri pondok

pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak Mranggen Demak, mulailah sama-

sama menjunjung tinggi rasa ketawadu`an seorang badal, meskipun dia

bukan kyai Ma`sum yang aslinya tapi dia tetap badal kyai, penulis yakin

Page 125: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

111

jika jaga rasa tawadu` dengan seorang badal insya Allah akan juga

mendapat keberkahan dari kyai.

3. Untuk penelitian selanjutnya, bahwasanya masih banyak yang bisa diteliti

dalam pembacaan nadhom al-Asma` al-Husna, seperti tentang keikhlasan

santri, ketawadhuan, kecerdasan emosional dan sebagainya.

C. Kata Penutup

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. Dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penulis merasa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dan kemampuan penulis

sendiri. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun agar dapat

melakukan penulisan/penelitian yang lebih baik lagi dimasa depan namun

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya bagi penulis sendiri. Barakallahu lana minad dunya hattal

akhiroh. Amin.

Page 126: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, M. Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam (Penerapan

Metode Sufistik), Yogyakarta : Fajar Pustaka, 2001.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Ringkasan Shahih Muslim Jilid 2, Jakarta :

Pustaka Azzam,2006.

Ali, Muhammad, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung :

Angkasa, 1995.

Alkaaf, Abdullah Zaky, Asmaaul Husna Persepektif Al-Ghozali, Bandung : CV.

Pustaka Setia, cet, I, 2002.

Al-Kaaf, Habib Abdullah Adz-Zaky, Ajaran Tasawuf Syekh Abdul Qodir Al-

Jailani, Bandung : Pustaka Setia, Cet, I, 2003.

Al-Kumayi, Sulaiman, 99Q ( Kecerdasan 99), Jakarta : PT. Mizan Pustaka, Cet,

I, 2003.

, Kearifan Spiritual dari Hankam ke Aa Gym, (Semarang : Pustaka

Nun 2002).

Ari Kunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

PT. Rineka Cipta, cet. IV. 1992.

Azwar, Syaefudin, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998.

Bizri, A. Mustofa, Percik-percik Keteladanan Kyai Hamid Ahmad Pasuruan,

Rembang : Lembaga Informasi dan Studi Islam (L “Islam) Yayasan

Ma’had as-Salafiyah. 2003.

Bukhori, Baidi, Zikir Al-Asma’ Al-Husna, Semarang : Rasail Media Group, Juli

2008.

Daulany, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan

Islam di Indonesia, Jakarta : Rencana Prenada Media Group, 2007.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren ; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta : LP3ES, 1982.

Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca

Kemerdekaan, Jakarta : PT. Raja Grafinda Persada, 2008.

Dokumentasi Inventaris Kantor Pondok Pesantren Al-Bahroniyyah Ngemplak

Mranggen

Page 127: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

Dyer, Wayne W., Ada Jalan Spiritual Bagi Setiap Masalah, Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Edisi Buku Berisi Tentang Judul, Perjumpaan Dengan Tuhan.

Faisal, Sarapiah, Format - format Penelitian Sosial, Jakarta : Rajawalli Press,

1999.

Frager, Robert,Hati, Diri, dan Jiwa, Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta , Cet, I,

2002.

Halim, A., dkk. Manajemen Pesantren Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005.

Hasan, Iqbal,Pokok-pokok MAteri Metode Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta :

Graha Indonesia, 2002.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : RajaGrafindo

Persada, 1995.

Hasil Interview dengan Putra Beliau yang bernama Ainul Huri,S.Pdl.

Designed by : Sulaiman Al-Kumayi, 5 Ramadhan 1431 H / 15 Agustus 2010.

Hasil Interview dengan beberapa Santri yang berada di Pon - Pes Al -

Bahroniyyah Ngemplak. Tanggal 20 September 2011. Pukul 20.00 WIB.

Hasil Interview dengan dewan Pengasuh Kyai K. Muhyiddin,S.Ag, Pada hari

Rabu Jam 09.20 WIB tanggal, 19 Oktober 2011.

Hasil Interview dengan Ustad M. Ridwan, S.Pdl. Pada hari Rabu Jam 20.00

WIB, tanggal 9 Oktober 2011.

Hasil Interview dengan dewan Pengasuh Kyai K. Muhyiddin, S.Ag. Pada hari

Kamis jam 20.20 tanggal 20 Oktober 2011.

Hasil interview dengan KH.Ma`sum Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-

bahroniyyah, pada hari Rabu, jam 19.30-20.05 WIB, tanggal, 16-11-

2011.

Hasil Interview dengan M. Anam, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam

Sabtu jam 19.35WIB, tanggal 11-11-2011.

Hasil Interview dengan M. Shodikin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada

malam Sabtu Jam 19.45 WIB, tanggal 11-11-2011.

Hasil Interview dengan A`limin, Santri Pon-Pes Al-Bahroniyyah, Pada malam

Sabtu Jam 20.06 WIB, tanggal 11-11-2011.

Page 128: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

Hasil Interview dengan Ustadz Khanifuddin,Pengurus POn-Pes Al-Bahroniyyah,

Pada malam Sabtu Jam 19.15-19.32 WIB, tanggal, 11-11-2011.

Hasil Interview dengan Ustadz Mamfa`at, Pengurus Pon-Pes Al-Bahroniyyah,

Pada Selasa, Jam 09.00-09.15 WIB, tanggal,15-11-2011.

Hasil Interview dengan Dewan Pengurus, Ustadz M. Ridwan, S.Ag. Hari Sabtu,

jam 21.00 WIB, 22 Oktober 2011.

Hasil Interview dengan dewan pengasuh bidang Keamanan Ustadz M. Bakir. Pada

Hari 20.15 di Kantor Pondok, 28-10-2011.

Hove, Van, Esklopedi Indonesia Edisi Khusus 2 ces ham, Jakarta : PT. Ikhtiar

Baru.

James, William, Berjumpa dengan Tuhan, Bandung : PT. Mizan Pustaka, Cet. I,

200.

Jumantoro, Totok dan Munir Amin Samsul, Kamus Ilmu Tasawuf, Sinar Grafika

Offset, Cet, pertama, Juli 2005.

Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama, Bandung : CV Pstaka Setia, 2000.

Lubis, Saiful Akhyar, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, Yogyakarta, ELSAQ

Press, 2007.

Lutfi, Hakim, Futhar Robbaniyyah, Semarang : Toha Putra, 1994.

Martokoesomo, Priyatno H., Spiritual Thinking, Bandung : PT. Mizan Pustaka,

cet. I, 2000

Mas’ud,Abdurrahman, Intelektual Pesantren, Yogyakarta : LKiS, 2004.

, Reproduksi Ulama di Era Globalisasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2005.

Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kulaitatif, Bandung : PT. Remaja Redokarya,

2002.

Muhammad, Hasim, Tasawuf dan Psikologi Humanistik : Paradigma Baru

Tasawuf Modern, Semarang : Makalah, 2002.

Mujib, Abdul , Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Praneda Media, 2006.

Nasir, Ridlwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2005

Page 129: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

Nasr, Sayyed Husain, Spiritualitas dan Seni Islam, Bandung : Mizan. Cet

Pertama, 1993

Nata, Abbudin, Sejarah Pertumbuhan Lembaga-lembaga pendidikan Islam di

Indonesia, Jakarta : Grasindo, 2001.

Papan Inventaris Kantor Pon-pes Al-Bahroniyyah Ngemplak.

Purwanto, Intrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2007.

Rahamat, Jalaluddin, Petualangan Spiritualitas, Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar,

Cet. I, 2008.

Rasyid, Hamdan, Bimbingan Ulama; Kepada Umara dan Umat, Jakrta : Pustaka

Beta, 2007.

Ruslani, Wacana Spiritualitas Timur dan Barat, Yogyakarta :Penerbit Qalam, Cet

Pertama, 2002.

Shihab, M. Quraish, menyingkap Tabir Ilahi, Ciputat : Lentera Hati, April 2001.

Sholeh, Moh, Tahajjud, Yoyakarta : Forum Studi HIMANDA, Juni, 2005.

Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1993).

Suhardi, Kathur, Madarijus Salikin (Pendidikan Menuju Allah) Penjabaran

Kongkret “ Iyyaka Na’ budu waiyyaka Nasta’in”, Jakarta : Pustaka Al-

Kautsar, 2006.

Suharman, Winarna, Metode Research, Bandung : CV. Tarsito, 1997.

Sujana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung : Sinar

Baru, 2001.

Sumarsono, HM.Sonny, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yagyakarta : Graha

Ilmu, 2004.

Suprapto, J., Teknik Sampling Untuk Survey dan Experimen, Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 1992.

Syaikh, Az-Zunairi, Ta’limul Muta’alim, Mutiara Ilmu, Surabaya : Cet. Pertama,

September 2009.

Syukur, Amin, Masyaruddin, Intelektualisme Tasawuf, Semarang : LEMBOTA,

2002.

Page 130: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

, Zuhud di Abad Modern, Yogyakarta : Pustaka (Anggota IKAPI),

2000.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya,

2007.

Totok, Jumantoro, dan Munir Amin Samsul,. Kamus Ilmu Tasawuf, Sinar Grafika

Offset, Cet, pertama, Juli 2005.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam(IPI) untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung :

Pustaka Setia, 2005.

Zahri, Musthofa, Kunci memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya : PT. Bina Ilmu,

1995.

Page 131: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

DAFTAR RALAT

NO KATA RALAT HAL

1 Intelktualan Intelektualan ix

2 Mengatkan Mengatakan xi

3 Sipiritual Spiritual xi

4 Diabaca Dibaca xi

5 Mengaktualisasikam Mengaktualisasikan 3

6 Seriangkali Seringkali 4

7 Memantulakan Memantulkan 4

8 Memperasatukan Mempersatukan 6

9 Memimppin Memimpin 7

10 Al-Husn Al-Husna 8

11 Al-Asmaq Al-Asma` 8

12 Bagaiman Bagaimana 10

13 Terpai Terapi 11

14 Popular Popular 17

15 Sesame Sesama 22

16 Perrcaya Percaya 23

17 Untu Untuk 24

18 Menerapkanya Menerapkannya 28

19 Hannya Hanya 28

20 Sebagi Sebagai 28

21 Terseedia Tersedia 28

22 Rangaka Rangka 25

23 Khusu Khusus 26

24 Bebrapa Beberapa 25

25 Merrenung Merenung 25

26 Ya6ng Yang 26

27 Limphan Limpahan 30

28 Aberlangsung Berlangsung 31

29 Member Memberi 31

30 Bagun Bangun 35

31 Thalli Tahalli 46

32 Diyariatkan Disyariatkan 51

33 Beimbingan Bimbingan 53

34 Sebagi Sebagai 59

35 Mi`od Mi`rod 69

36 Soapan Sopan 88

37 Umunnya Umumnya 90

38 Keapatuhan Kepatuhan 99

39 Horamat Hormat 102

40 Meberri Memberi 105

41 berdsarkan Berdasarkan 109

42 Terkat Terkait 110 [[[

Page 132: PENGARUH KEHADIRAN KYAI MA`SUM TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiain... · Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk ... al-Husna dan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Mut Takiin

Tempat/tanggal lahir : Demak, 2 Oktober 1988

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Al-Anwar Raya RT 02/ RW 01 Desa Ngemplak

Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak

2. Pendidikan Formal

TK Kartini Ngemplak Mranggen Demak Lulus tahun 1995

SDN Ngemplak Mranggen Demak Lulus tahun 2001

SMP KY AGENG GIRI, Giri Kusumo Mranggen Lulus tahun 2004

SMA KY AGENG GIRI, Giri Kusumo Mranggen Lulus tahun 2007

3. Pendidikan Non Formal

Pondok Pesantren Pa/Pi Giri Kusumo, Giri Kusumo Mranggen Demak

Pondok Pesantren Pa/Pi Al-Bahroniyyah, Ngemplak Mranggen Demak

4. Pengalaman Berorganisasi

a. Wakil Ketua OSIS SMP KY AGENG GIRI Th. Periode 2003

b. Ketua OSIS SMA KY AGENG GIRI Th. Periode 2006

c. Pengurus Harian HMJ TP Th. Periode 2009

d. Ketua Remaja (IKRASADA) Ngemplak Th. 2007-2010

e. Wakil Ketua IPNU Ranting Mranggen