Kepemimpinan kharismatik kyai

24
KEPEMIMPINAN KHARISMATIK KYAI Oleh R. Herawati Suryanegara

Transcript of Kepemimpinan kharismatik kyai

KEPEMIMPINAN

KHARISMATIK KYAI

Oleh R. Herawati Suryanegara

Di tengah era modern ini, adalah menarik

untuk mencermati keberadaan kyai dalam

peranannya di kehidupan masyarakat.

Modernisasi dan globalisasi membuat

masyarakat banyak mendapat gempuran

nilai-nilai asing yang mengharuskan mereka

dihadapkan pada pilihan-pilihan yang

seringkali membuat mereka gamang .Seorang

kyai hadir dan menjadi salah satu sosok

pencerah dan problem solver yang penting

bagi permasalahan mereka

Kyai dianggap sebagai orang yang tepat untuk

diminta nasihat dan saran-saran.

Oleh karena itu eksistensi kyai dalam sosial

budaya masyarakat adalah unik. Keberadaan

mereka sebagai sosok pemimpin tetap

penting dan dibutuhkan meski kemudian

banyak terlahir pemimpin-pemimpin baru

sebagai hasil dari pendidikan modern

Pada masyarakat tradisional, kyai dianggap

sebagai pemimpin yang serba bisa dan

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh

manusia lain. Oleh karena itu, masyarakat taat

dan patuh kepada para kyai dan mencintai

para kyai melebihi kecintaan mereka kepada

para pejabat negara. Para santri dan

masyarakat seringkali memiliki anggapan

bahwa kyai adalah kepanjangan tangan Tuhan

Dalam hal pemeliharaan tradisi Islam, keberadaan Kyai adalah sebagai pemimpinsuatu lembaga pendidikan juga merangkapsebagai pembina dan pemimpin umat. Semakin tinggi tingkat keilmuan dan charisma seorang Kyai, maka akan semakin besar pula pengaruhnya pada kepatuhan para murid danmasyarakat kepadanya.Kepemimpinanseorang kyai yang memiliki charisma, biasanya mengikat secara emosional paramuridnya dimanapun mereka berada

Berdirinya pesantren-pesantren modern tidakmenyurutkan keberadaan dan perananpesantren tradisional. Pesantren tradisionalsampai saat ini tetap berkembang dan eksisditengah masyarakt menjadi buktikeberadaannya tetap diperlukan dandibutuhkan. Begitupun suara dan nasihat parakyai dari pesantren tradisional tetap berperandalam kehidupan sosial budaya tidak hanyapada masyarakat tradisional tetapi juga padamasyarakat modern.

Hakikat kepemimpinan menurut Rivai. 2013

Merupakan proses kegiatan seseorang dalam

memimpin,membimbing, mengarahkan dan

bahkan mengontrol. Dalam hal ini pemimpin

pastinya mempunyai pengaruh karena

memiliki kecakapan. Pemimpin mampu

menjalnkan pemerintahan haruslah dengan

segala aturannya yang ditopang dengan

kesehatan jasmani, keilmuan, kecakaan dan

akhlaqul karimah

Weber .1978

“there are three pure types of legitimate domination. The validity of the claims to legitimacy maybe based on : 1)Rational grounds-resting on belief in legality of enacted rules and the right of those elevated to authority under such rules to issue commands (legal authority). 2)Traditional grounds-resting on established belief in the sanctity in immemorial traditions and legitimacy of those exercising authority under them (traditional authority) ;or

finally,3)Charismatic ground-resting on

devotion to exceptional sanctity, heroism or

exemplary character of an individual person,

and of the normative patterns or order

revealed or ordained by him (charismatic

authority)

Tipe otoritas dengan dominasi hukum (legal rational) adalah dimana kekuasaan dilegalkansesuai peraturan-peraturan yang ditetapkanpemerintah, tipe traditional dibangun atasdasar suatu kepercayaan yang telah adasecara turun temurun. Sedangkan otoritaskharismatik menurutnya bertumpu padapengabdian kepada kesucian yang luar biasa, kepahlawanan atau karakter teladan seorangindividu, dan pola normative atas perintahyang diwahyukan

Menurut Eggi Sudjana. 2008, kepemimpinan

dalam Islam berarti sesuatu yang diikuti. Ia

adalah seseorang yang mengepalai suatu

jabatan kepala.

Georger R. Terry dalam Rivai. Kepemimpinan

adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang

untuk bersedia berusaha mencapai tujuan

bersama.

Overton 2002

“leaders tend to have the following general

characteristics :

Intelligence – leader tend to have higher

intelligence than their followers. (this doesn’t

necessarily mean academic achievement)

Sosial Maturity – leaders tend to be

emotionally mature and have a broad range of

interest

Motivation and achievement orientation –leaders want to accomplish things, when they achieve one goal they seek another. Their motivation is not usually dependent on outside forces

Self confidence and good communication skill – leaders recognize the need to work with others and respect other peoples individuality. They tend to use their communication skill to promote a feeling of mutual co-operation and support.”

Weber dalam Holmes. Menyatakan bahwa

kekuasaan yang bersumber dari

kepemimpinan kharismatik lahir karena

mereka dianggap istimewa dan menginspirasi

loyalitas. Karakter ini biasanya dimiliki oleh

pemimpin dari berbagai sekte agama.

“the authority of charismatic figures derives

from the belief that they are special,that they

possess some execeptional ability or magic

that inspires the loyality of their followers.

Such is the pervasive character of leaders of

various religious cults, such as the moonies.

Talcot Parson menyatakan karakteristik

system sosial adalah sebagai berikut : (1) dua

orang atau lebih yang saling mempengaruhi,

(2) dalam tindakannya mereka

memperhitungkan bagaiman orang lain

bertindak, dan (3) kadang-kadang mereka

bertindak bersama-sama untuk mengejar

tujuan bersama.

Menurut Koentjaraningrat, unsur-unsuruniversal dari kebudayaan meliputi :

Sistem religi dan upacara keagamaan,

System dan organisasi kemasyarakatan

System pengetahuan

Bahasa

Kesenian

System mata pencaharian hidup

System teknologi dan peralatan.

Weber :

“the term charisma will be applied to a certain quality of an individual personality by virtue of which he is considered extraordinary and treated as endowed with supernatural, superhuman, or at least specifically exceptional powers or qualities. These are such as are not accessible to ordinary person, but are regarded as of divine origin or as exemplary,and on the basis of them the individual concerned is treated as a leader.”

Weber, karisma diterapkan pada kualitastertentu dari kepribadian seseorangberdasarkan yang ia dianggap luar biasa dandiperlakukan sebagai dikaruniai supranatural, manusia super, atau paling tidak secarakhusus kekuatan luar biasa atau kualitas. Iniseperti tidak dapat diakses oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai asal ilahi atausebagai teladan, dan atas dasar itu individuyang bersangkutan diperlakukan sebagaiseorang pemimpin

Prof. DR. Idrus Affandi, SH

Prof. DR. Endang Komara, M.Si

DR. Jajang Hendar Hendrawan, M.Pd

SPECIAL THANKS :

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, A. (2013). Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum. In W. Heryani. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Arifin, I. (1993). Kepemimpinan Kiai : Studi Kasus PondokPesantren Tebuireng. Malang: Kalimasada Press.

Arja Ropo;Micha Popper;Lessey;Melanie Kan. (2002). Grounding Leadership Theory and Research. America: Age Publishing Inc.\

Brown, R. (1952). Structure and Function In Primitive Society, Essays and Adresses. Illinois: The Free Press.

Communication, M. (2007). The Power of Leader. Jakarta: Akbar.

Conger, J. (1989). The Charismatic Leader : Behind The Mystique Of Exeption Leadership. San Fransisco: JooseeyBass.

DAFTAR PUSTAKA

Coper, D. R. (1997). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan HidupKyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Durkheim, E. (2012). The Elementary Forms Of The Religious Life. (W. S. Joseph, Trans.) Project GuitenbergEbook.

Endang, K. (2012). Penelitian Tindakan Kelas danPeningkatan Profesionalitas Guru. Bandung: Refika Aditama.

Fiol, C. M. (1999, February). CHARISMATIC LEADERSHIP: STRATEGIES FOR EFFECTING SOCIAL CHANGE. Retrieved Desember 22, 2014, from wharton.upenn.edu.

Holmes, R. (1988). Fundamentals Of Sociology. Toronto: Holt, Rineehart and Winston Of Canada, Limited.

Robert, J. H. (1976). Theory Of Charismatic Leadership.Illinois: Toronto Univ.(Ontario).

Salman, O. (2005). Teori Hukum. Bandung: Refika Aditama.

Sashkin, M. (2011). Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: Erlangga.

Schein, E. H. (2010). Organization Culture and Leadership.Unites State of America: Jossey-Bass.

Shaleh, M. (2014). Ilmu Budaya Dasar. Sukabumi: CandraCendikia.

Soekanto, S. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada.

Sutrisno, M. (2005). Teori-Teori Kebudayaan. (H. Putranto, Ed.) Yogyakarta: Kanisius.

Suwito. (2004). Sejarah Sosial Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana.

T, O. (2006). Pokok-Pokok Antropologi Budaya.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Upe, A. (2010). Tradisi Aliran Dalam Sosiologi.Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Weber, M. (1978). Economy and Society : An Outline of Interpretive Sociology. (G. R. Claus, Ed.) Los Angeles: University of California Press.

Weber, M. (1966). The Theory of Social and Economic Organization. (T. Parson, Trans.) New York: The Free Press.