PENGANTAR JURNALISTIK dan KEJ DEWAN PERS serta P3...
Transcript of PENGANTAR JURNALISTIK dan KEJ DEWAN PERS serta P3...
PENGANTAR JURNALISTIK
dan KEJ DEWAN PERS
serta P3 – SPS KPI 2012
PELATIHAN JURNALISTIK ONLINE
Bagi Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK)Moh Gunawan Abdillah, S.Kom
Sekretaris Asosiasi Pemilik Media Online (ASPEMO)email [email protected] dan [email protected] telp 08777003000
Bogor, 8 Mei 2018
PERS MENURUT HUKUM INDONESIA
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 1 angka 1 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers)
JURNALISTIK
Kegiatan jurnalistik meliputi ;
• mencari,
• memperoleh,
• memiliki,
• menyimpan,
• mengolah, dan
• menyampaikan informasi
PERUSAHAAN PERS INDONESIA
• Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi (Pasal 1 angka 2 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers)
• Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers (Pasal 9 ayat (1) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers)
• Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia (Pasal 9 ayat (2) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers)
• Badan Hukum Perusahaan Pers Indonesia berbentuk PT, yayasan atau kopersai ( Surat Edaran No. 01 tahun 2014 tertanggal 16 Januari 2014, berlaku efektif per 1 Juli 2014)
• Perusahaan pers yang berbadan hukum sebagaimana perintah undang undang dan peraturan Dewan Pers mendapat perlidungan UU Pers, Sema 13 dan MuO Dewan Pers dengan Kapolri
MEDIA TAK SELALU PERS
• Berdasarkan Pasal 1 angka 1, Pasal 1 angka 2, Pasal 9 ayat (2) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Surat Edaran Dewan Pers No. 01 tahun 2014 tertanggal 16 Januari 2014, maka TIDAK SEMUA MEDIA dapat dikatakan PERS
• Media yang tidak memenuhi persyaratan di atas maka PELIPUTNYA, bukan WARTAWAN atau JURNALIS sebagaimana yang dimaksud Pasal 1 angka 4 UU Pers.
KEMERDEKAAN PERS
• Kemerdekaan pers adalah salah satu WUJUD KEDAULATAN RAKYAT yang berasaskan pada prinsip-prinsip :
• DEMOKRASI,
• KEADILAN dan
• SUPREMASI HUKUM (Pasal 2 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers)
BUKAN KEMERDEKAAN TANPA BATAS
• Pers tidak boleh disalahgunakan karena kemerdekaan yang diberikan bukan tanpa batas, sesuai dengan asas kemerdekaan pers harus dilandasi dengan demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.
• Sebab itu pers memiliki hak dan sekaligus kewajiban yang harus dipatuhi baik yang diatur oleh undang undang maupun Kode Etik Jurnalistik
PERLINDUNGAN TERHADAP PERSPasal 4 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
• Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
• Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran. (Jo. Pasal 18 ayat 1)
• Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. (Jo. Pasal 18 ayat 1)
• Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak.
KEWAJIBAN dan LARANGANPERSPasal 5 UU No. 40 tahun 1999 tetang Pers
Ayat (1) Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati :
• Norma agama dan • Rasa kesusilaan masyarakat serta • Asas praduga tak bersalah. (Jo. Pasal 18 ayat 2,
pidana denda maksimal Rp 500 juta)
Ayat (2) Pers wajib melayani Hak Jawab.(Jo. Pasal 18 ayat 2, pidana denda maksimal Rp 500 Juta)
Ayat (3) Pers wajib melayani Hak Koreksi.
KEWAJIBAN WARTAWAN
• WARTAWAN bebas memilih organisasi wartawan, sebagaimana diatur Pasal 7 ayat (1) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers.
• Meskipun diberikan kebebasan namun WARTAWAN WAJIB MEMILIKI dan MENTAATI KODE ETIK JURNALISTIK, sebagaimana perintah Pasal 7 ayat (2) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers.
• Dalam penjelasan Pasal 7 ayat (2) dikatakan yang dimaksud dengan "Kode Etik Jurnalistik" adalah kode etik yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers dan yang berlaku saat ini adalah KEJ 11 Pasal, tertanggal 14 Maret 2006.
KEWAJIBAN BERSERTIFIKASI
Memiliki Standar Kompetensi Wartawan (SKW)
• Peraturan Dewan Pers No. 01/DP/II/2010 tertanggal 02 Februari 2010, tentang keharusan wartawan memiliki SKW
• Kesepakatan Palembang tanggal 09 Februari 2010 tentang Perusahaan Pers Wajib Mempekerjakan Wartawan Bersertifikasi SKW
• Deklarasi Jambi tanggal 09 Februari 2012 tentang Diberlakukannya Kesepakatan Palembang
PASAL 1 KEJ INDEPENDEN, AKURAT, BERIMBANG TIDAK BERITIKAD BURUK
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
• a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
• b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
• c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
• d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
PASAL 2CARA PROFESIONAL DALAM KEGIATAN JURNALISTIK
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Cara-cara yang profesional adalah:• a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;• b. menghormati hak privasi;• c. tidak menyuap;• d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;• e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara
dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
• f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto,
• suara;• g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan
lain sebagai karya sendiri;• h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan
berita• investigasi bagi kepentingan publik.
PASAL 3MENGUJI INFORMASI dan ASAS PRADUGA TAK BERSALAH
• Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
• a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
• b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
• c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
• d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
PASAL 4LARANGAN BERITA BOHONG dan CABUL
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
• a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
• b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
• c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.• d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara
erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
• e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
PASAL 5KORBAN KESUSILAAN dan ANAK PELAKU KEJAHATAN
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
• a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
• b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah
PASAL 6TIDAK TERIMA SUAP dan SALAH GUNAKAN PROFESI
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
• a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntunganpribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
• b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
PASAL 7HAK TOLAK dan OFF THE RECORD
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi nara sumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan
“off the record” sesuai dengan kesepakatan.
• a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
• b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
• c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
• d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
PASAL 8PRASANGKA dan DISKRIMINASI
• Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
• a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
• b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
PASAL 9HAK NARA SUMBER KECUALI KEPENTINGAN PUBLIK
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
• a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
• b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selainyang terkait dengan kepentingan publik.
PASAL 10RALAT dan PERMINTAAN MAAF
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
• a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupuntidak ada teguran dari pihak luar.
• b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
PASAL 11 MELAYANI HAK JAWAB dan HAK KOREKSI PROPORSIONAL
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
• a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
• b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
• c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
MENGKRITISI KEJ DEWAN PERS
• Membaca Pasal 5 KEJ yang berlaku saat ini pada tafsir tentang anak sebagai pelaku kejahatan, usia anak masih disebut 16 tahun yang merupakan batasan pada KUHP.
• UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan tegas dikatakan anak adalah mereka yang belum berusia 18 tahun
• KEJ yang disepakati pada 14 Maret 2006 harusnya tunduk patuh pada UU Perlindungan Anak yang lahir sebelum KEJ dibuat yaitu UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
RALAT dan HAK JAWAB
KEWAJIBAN PERUSAHAAN PERS• Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) UU No. 40 tahun 1999 tentang
Pers dengan tegas menyatakan bahwa HAK JAWAB dan HAK KOREKSI merupakan kewajiban perusahaan pers.
• Tidak melayani Hak Jawab, sebagaimana perintah Pasal 5 ayat (2), perusahaan pers dapat diancam Pasal 18 ayat (2) dengan pidana denda maksimal Rp 500 juta
• Pasal 10 dan Pasal 11 KEJ seharusnya tidak memberikan beban Hak Jawab dan Hak Koreksi kepada wartawan, karena UU sudah dengan jelas menegaskan Hak Jawab dan atau Hak Koreksi kewajiban perusahaan pers bukan kewajiban wartawan, apalagi menurut Pasal 12 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, menyatakan pertanggungjawaban berada pada Penanggung Jawab, bukan wartawan.
PERLINDUNGAN PROFESI WARTAWANPASAL 8 UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS
• Pasal 8 UU No 40 tahun 1999 tentang Pers menyatakan Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.
• Perlindungan hukum bagaimana ? Pasal 8 penjelasan menyatakan : Yang dimaksud dengan "perlindungan hukum" adalah jaminan perlindungan Pemerintah dan atau masyarakat kepada wartawan dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
KEWAJIBAN PERUSAHAAN PERSPASAL 9 dan PASAL 10 UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS
• Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia, sebagaimana diatur Pasal 9 ayat (2) pelanggarnya dapat dikenakan sanksi pasal 18 ayat (3) dengan hukuman pidana denda sebesar-besarnya Rp 100.000.000.
• Kewajiban lain Perusahaan Pers adalah memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawannya dalam bentuk kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan lainnya. (Pasal 10)
• Dalam penjelasan Pasal 10 yang dimaksud kesejahteraan lainnya adalah PENINGKATAN GAJI, BONUS, PEMBERIAN ASURANSI, dll.
• Peraturan Dewan Pers, gaji diberikan minimal 13 kali dalam setahun dan tidak kurang dari UMP / UMK .
SISTEM PERTANGGUNGJAWABANPerusahaan Pers sebagaimana diatur Pasal 12 UU No. 40 tahun 1999
tentang Pers, diwajibkan mengumumkan : • Nama media dan perusahaan, • Alamat redaksi dan • Penanggung jawab
• Pengumuman tersebut dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban atas karya jurnalistik yang diterbitkan atau disiarkan. Perusahaan pers yang tidak memenuhi perintah Pasal 12 UU diancam sanksi pidana denda maksimal Rp 100 juta, sebagaimana diatur Pasal 18 ayat (3) No. 40 tahun 1999 tentang Pers
• Yang dimaksud dengan Penanggung Jawab adalah penanggung jawab perusahaan pers yang meliputi BIDANG USAHA dan BIDANG REDAKSI. Dengan demikian tanggung jawab Hak Jawab dan Hak Koreksi bagian dari tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab wartawan sebagaimana Pasal 10 dan Pasal 11 KEJ.
SENGKETA PEMBERITAAN PERS
• Pers yang sudah memenuhi asas sebagaimana diatur Pasal 2 yaitu demokrasi, keadilan dan supremasi hukum mendapat perlindungan antara lain dari
• Surat Edaran Mahkamah Agung SEMA No. 13 tahun 2008 tertanggal 30 Desember 2008
• MoU Dewan Pers dan Kapolri tertanggal 09 Februari 2012
SEMA 13 TAHUN 2008
• Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 13 tahun 2008 tentang Meminta Keterangan Saksi Ahli
• SEMA yang dikeluarkan tertanggal 30 Desember 2008 ditujukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi (PT) dan Pengadilan Negeri (PN) untuk meminta keterangan dari seorang ahli dibidang pers.
• Saksi Ahli yang dimaksud di sini adalah ahli dari Dewan Pers atau ditunjuk oleh Dewan Pers.
MoU DEWAN PERS dan KAPOLRI
• Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara Dewan Pers dengan Kapolri tentang Koordinasi Dalam Penegakan Hukum dan Perlindungan Kemerdekaan Pers yang ditandatangani pada 09 Februari 2012 saat Hari Pers Nasional (HPN) di Jambi menjadi bagian perlindungan.
• Inti dari MoU ini adalah pihak kepolisian akan meminta pendapat kepada Dewan Pers apabila menangani sengekta akibat pemberitaan atau sengketa pers.
LARANGAN PADA PERS PENYIARANPasal 36 UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran
• Ayat (5) Isi siaran dilarang: a. bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;
• b. menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika dan obat terlarang; atau
• c. mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
• Ayat (6) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.
ANCAMAN TERHADAP PERS PENYIARAN
• Pelanggaran terhadap Pasal 36 ayat (5) dan Pasal 36 ayat (6) dapat dikenakan sanksi Pasal 57 huruf d dan e
• Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) untuk penyiaran radio dan
• Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) untuk penyiaran televisi.
KEWAJIBAN TAMBAHAN BAGI
WARTAWAN PENYIARAN
• Selain kewajiban sebagaimana perintah Pasal 7 ayat (2) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, khusus wartawan penyiaran (radio dan atau televisi) sebagaimana perintah Pasal 42 UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, harus mematuhi peraturan perundanga lainnya, termasuk Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)
PRINSIP JURNALISTIK PPP
Pasal 22 Pedoman Perilaku Penyiaran (PPP)
• (1) Lembaga penyiaran wajib menjalankan dan menjunjung tinggi idealism jurnalistik yang menyajikan informasi untuk kepentingan publik dan pemberdayaan masyarakat, membangun dan menegakkan demokrasi, mencari kebenaran, melakukan koreksi dan kontrol sosial, dan bersikap independen.
• (2) Lembaga penyiaran wajib menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalistik, antara lain: akurat, berimbang, adil, tidak beritikad buruk, tidak menghasut dan menyesatkan, tidak mencampuradukkan fakta dan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur sadistis, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan, serta tidak membuat berita bohong, fitnah, dan cabul.
• (3) Lembaga penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS).
• (4) Lembaga penyiaran wajib menerapkan prinsip praduga tak bersalah dalam peliputan dan/atau menyiarkan program siaran jurnalistik.
• (5) Lembaga penyiaran wajib menjaga independensi dalam proses produksi program siaran jurnalistik untuk tidak dipengaruhi oleh pihak eksternal maupun internal termasuk pemodal atau pemilik lembaga penyiaran.
PENCEGATAN / DOOR STOPPasal 23
• (1) Lembaga penyiaran dapat melakukan pencegatan di ruang public maupun ruang privat.
• (2) Narasumber berhak menolak untuk berbicara dan/atau diambil gambarnya saat terjadi pencegatan.
• (3) Lembaga penyiaran tidak boleh menggunakan hak penolakan narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas sebagai alat untuk menjatuhkan narasumber atau objek dari suatu program siaran.
• (4) Lembaga penyiaran tidak boleh melakukan pencegatan dengan tujuan menambah efek dramatis pada program faktual.
• (5) Pencegatan dilakukan dengan tidak menghalang-halangi narasumber untuk bergerak bebas.
PELIPUTAN TERORIS
Pasal 24• Lembaga penyiaran dalam peliputan dan/atau
menyiarkan program siaran jurnalistik tentang terorisme:
• a. wajib menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi secara lengkap dan benar;
• b. tidak melakukan labelisasi berdasarkan suku, agama, ras, dan/atau antargolongan terhadap pelaku, kerabat, dan/atau kelompok yang diduga terlibat; dan
• c. tidak membuka dan/atau mendramatisir identitas kerabat pelaku yang diduga terlibat.
PELIPUTAN BENCANAPasal 25
• Lembaga penyiaran dalam peliputan dan/atau menyiarkan program yang melibatkan pihak-pihak yang terkena musibah bencana wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. melakukan peliputan subjek yang tertimpa musibah dengan wajib mempertimbangkan proses pemulihan korban dan keluarganya;
• b. tidak menambah penderitaan ataupun trauma orang dan/atau keluarga yang berada pada kondisi gawat darurat, korban kecelakaan atau korban kejahatan, atau orang yang sedang berduka dengan cara memaksa, menekan, dan/atau mengintimidasi korban dan/atau keluarganya untuk diwawancarai dan/atau diambil gambarnya;
• c. menyiarkan gambar korban dan/atau orang yang sedang dalam kondisi menderita hanya dalam konteks yang dapat mendukung tayangan;
• d. tidak mengganggu pekerja tanggap darurat yang sedang bekerja menolong korban yang kemungkinan masih hidup; dan
• e. tidak menggunakan gambar dan/atau suara korban bencana dan/atau orang yang sedang dalam kondisi menderita dalam filler, bumper, ramp yang disiarkan berulang-ulang.
PEREKAM TERSEMBUNYI
Pasal 26
• Lembaga penyiaran yang melakukan peliputan program jurnalistik dengan menggunakan rekaman tersembunyi wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. memiliki nilai kepentingan publik yang tinggi dan kepentingannya jelas;
• b. dilakukan di ruang publik;• c. digunakan untuk tujuan pembuktian suatu isu dan/atau
pelanggaran yang berkaitan dengan kepentingan publik;• d. dilakukan jika usaha untuk mendapatkan informasi dengan
pendekatan terbuka tidak berhasil;• e. tidak disiarkan secara langsung; dan• f. tidak melanggar privasi orang-orang yang kebetulan
terekam.
PENJELASAN KEPADA NARA SUMBER
Pasal 27
• (1) Lembaga penyiaran wajib menjelaskan terlebih dahulu secara jujur dan terbuka kepada narasumber dan/atau semua pihak yang akan diikutsertakan dalam suatu program siaran untuk mengetahui secara baik dan benar tentang acara yang melibatkan mereka.
• (2) Jika narasumber diundang dalam sebuah program siaran, wawancara di studio, wawancara melalui telepon atau terlibat dalam program diskusi, lembaga penyiaran wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. memberitahukan tujuan program siaran, topik, dan para pihak yang terlibat dalam acara tersebut serta peran dan kontribusi narasumber;
• b. menjelaskan kepada narasumber tentang program siaran tersebut merupakan siaran langsung atau siaran tidak langsung; dan
• c. menjelaskan perihal pengeditan yang dilakukan serta kepastian dan jadwal penayangan program siaran bila program sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas merupakan program siaran tidak
• langsung.• (3) Lembaga penyiaran wajib memperlakukan narasumber dengan hormat dan santun
serta mencantumkan atau menyebut identitas dalam wawancara tersebut dengan jelas dan akurat.
• (4) Lembaga penyiaran tidak boleh menyiarkan wawancara dengan narasumber yang sedang tidak dalam kesadaran penuh dan/atau dalam situasi tertekan dan/atau tidak bebas.
PERSETUJUAN NARA SUMBERPasal 28
• (1) Lembaga penyiaran tidak boleh menyiarkan materi program siaran langsung maupun tidak langsung yang diproduksi tanpa persetujuan terlebih dahulu dan konfirmasi narasumber, diambil dengan menggunakan kamera dan/atau mikrofon tersembunyi, atau merupakan hasil rekaman wawancara di telepon, kecuali materi siaran yang memiliki nilai kepentingan publik yang tinggi.
• (2) Lembaga penyiaran tidak boleh menyiarkan materi siaran yang mengandung tindakan intimidasi terhadap narasumber.
• (3) Pencantuman identitas narasumber dalam program siaran wajib mendapat persetujuan narasumber sebelum siaran.
• (4) Lembaga penyiaran wajib menghormati hak narasumber yang tidak ingin diketahui identitasnya jika keterangan atau informasi yang disiarkan dipastikan dapat mengancam keselamatan jiwa narasumber atau keluarganya, dengan mengubah nama, suara, dan/atau menutupi wajah narasumber.
ANAK SEBAGAI NARA SUMBER
Pasal 29
• Lembaga penyiaran dalam menyiarkan program yang melibatkan anak-anak dan/atau remaja sebagai narasumber wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. tidak boleh mewawancarai anak-anak dan/atau remaja berusia di bawah umur 18 tahun mengenai hal-hal di luar kapasitas mereka untuk menjawabnya, seperti: kematian, perceraian, perselingkuhan orangtua dan keluarga, serta kekerasan, konflik, dan bencana yang menimbulkan dampak traumatik.
• b. wajib mempertimbangkan keamanan dan masa depan anak-anak dan/ atau remaja yang menjadi narasumber; dan
• c. wajib menyamarkan identitas anak-anak dan/atau remaja dalam peristiwa dan/atau penegakan hukum, baik sebagai pelaku maupun korban.
HAK MENOLAK NARA SUMBER
Pasal 30
• (1) Lembaga penyiaran wajib menghormati hak setiap orang untuk menolak berpartisipasi dalam sebuah program siaran yang diselenggarakan oleh lembaga penyiaran.
• (2) Apabila penolakan seseorang itu disebut atau dibicarakan dalam program siaran tersebut, lembaga penyiaran:
• a. wajib memberitahukan kepada khalayak secara proposional tentang alasan penolakan narasumber yang sebelumnya telah menyatakan kesediaan; dan
• b. tidak boleh mengomentari alasan penolakan narasumber tersebut.
IDENTITAS NARA SUMBER WAWANCARA
Pasal 31
• Lembaga penyiaran dalam menyiarkan wawancara atau percakapan langsung dengan penelepon atau narasumber wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. memperoleh dan menyimpan identitas nama, alamat, dan nomor telepon penelepon atau narasumber sebelum percakapan atau wawancara disiarkan; dan
• b. memiliki kemampuan untuk menguji kebenaran identitas penelepon atau narasumber tersebut.
PEREKAM TERSEMBUNYI NON JURNALISTIK
Pasal 32
• Lembaga penyiaran yang melakukan peliputan program nonjurnalistik dengan menggunakan rekaman tersembunyi wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. tidak untuk merugikan pihak tertentu;• b. jika usaha perekaman tersembunyi diketahui oleh orang
yang menjadi objek dalam perekaman, maka perekaman tersembunyi wajib dihentikan sesuai dengan permintaan;
• c. tidak disiarkan apabila orang yang menjadi objek dalam perekaman menolak hasil rekaman untuk disiarkan;
• d. tidak disiarkan secara langsung; dan • e. tidak melanggar privasi orang-orang yang kebetulan
terekam.
SUMBER INFORMASI DAN HAK SIAR
Pasal 33• Lembaga penyiaran wajib mencantumkan sumber
informasi atau narasumber yang dikutip dalam setiap program yang disiarkan, kecuali sumber informasi atau narasumber meminta agar identitasnya disamarkan.
Pasal 34• (1) Lembaga penyiaran dalam menyiarkan
program siaran wajib memiliki dan mencantumkan hak siar.
• (2) Kepemilikan hak siar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disebutkan secara jelas dalam setiap program siaran.
PEWAWANCARAPasal 35
• Pewawancara suatu program siaran wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. wajib bersikap netral dan tidak memihak;• b. tidak menyudutkan narasumber dalam wawancara;• c. memberikan waktu yang cukup kepada narasumber untuk
menjelaskan dan/atau menjawab;• d. tidak memprovokasi narasumber dan/atau menghasut
penonton dan pendengar; dan• e. wajib mengingatkan dan/atau menghentikan penelepon
atau narasumber jika penelepon atau narasumber menyampaikan hal-hal yang tidak layak disiarkan kepada publik.
PRINSIP JURNALISTIK SPSPasal 40 Standar Program Siaran
• Program siaran jurnalistik wajib memperhatikan prinsip-prinsip jurnalistik sebagai berikut:
• a. akurat, adil, berimbang, tidak berpihak, tidak beritikad buruk, tidak menghasut dan menyesatkan, tidak mencampuradukkan fakta dan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur kekerasan, dan tidak mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan;
• b. tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan/atau cabul;• c. menerapkan prinsip praduga tak bersalah dalam peliputan
dan/ atau menyiarkan program siaran jurnalistik dan tidak melakukan penghakiman; dan
• d. melakukan ralat atas informasi yang tidak akurat dengan cara:1) disiarkan segera dalam program lain berikutnya dalam jangka
waktu kurang dari 24 jam setelah diketahui terdapat kekeliruan, kesalahan, dan/atau terjadi sanggahan atas berita atau isi siaran;
2) mendapatkan perlakuan utama dan setara; dan 3) mengulang menyiarkan ralat tersebut pada kesempatan pertama
dalam program yang sama.
REKA ULANG
Pasal 41
• Program siaran jurnalistik yang melakukan penggambaran kembali suatu peristiwa wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. menyertakan penjelasan yang eksplisit bahwa apa yang disajikan tersebut adalah reka ulang dengan menampilkan keterangan tertulis dan/atau pernyataan verbal di awal dan di akhir siaran;
• b. dilarang melakukan perubahan atau penyimpangan terhadap fakta atau informasi yang dapat merugikan pihak yang terlibat;
• c. menyebutkan sumber yang dijadikan rujukan atas reka ulang peristiwa tersebut; dan
• d. tidak menyajikan reka ulang yang memperlihatkan secara terperinci cara dan langkah kejahatan serta cara-cara pembuatan alat kejahatan atau langkah-langkah operasional aksi kejahatan.
GAMBAR DOKUMENTASI
Pasal 42
• (1) Pemanfaatan gambar dokumentasi peristiwa tertentu wajib mencantumkan tanggal dan lokasi peristiwa.
• (2) Peristiwa tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas meliputi: kerusuhan, bencana, dan/atau bentrokan.
MUATAN KEKERASAN dan KEJAHATANPasal 43
• Program siaran bermuatan kekerasan dan/atau kejahatan dalam program siaran jurnalistik wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• a. tidak menampilkan gambaran eksplisit dan terperinci tentang cara membuat dan mengaktifkan bahan peledak;
• b. tidak menyajikan rekaman proses interogasi kepolisian terhadap tersangka tindak kejahatan;
• c. tidak menayangkan secara terperinci rekonstruksi yang dilakukan oleh kepolisian;• d. tidak memberitakan secara terperinci reka ulang kejahatan meskipun bersumber dari
pejabat kepolisian yang berwenang dan/atau fakta pengadilan;• e. tidak menayangkan reka ulang pemerkosaan dan/atau kejahatan seksual;• f. menyamarkan gambar wajah dan identitas korban kejahatan seksual dan keluarganya,
serta orang yang diduga pelaku kejahatan seksual dan keluarganya;• g. menyamarkan gambar wajah dan identitas pelaku, korban, dan keluarga pelaku
kejahatan yang pelaku maupun korbannya adalah anak di bawah umur;• h. tidak menayangkan secara eksplisit dan terperinci adegan dan/atau reka ulang bunuh
diri serta menyamarkan identitas pelaku; dan i. tidak menayangkan adegan tawuran atau perkelahian secara detail dan berulang-ulang.
• i. tidak menayangkan adegan tawuran atau perkelahian secara detail dan berulang-ulang.
PENYAMARAN TERDUGA PSK
Pasal 44
• Program siaran jurnalistik wajib menyamarkan gambar dan identitas orang yang diduga pekerja seks komersial, orang dengan HIV/AIDS, dan pasien dalam kondisi mengenaskan.
PELIPUTAN TERORISME
Pasal 45
Program siaran jurnalistik tentang peliputan terorisme wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• (1) menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi secara lengkap dan benar;
• (2) tidak melakukan labelisasi berdasarkan suku, agama, ras, dan/atau antagolongan terhadap pelaku, kerabat, dan/atau kelompok yang diduga terlibat; dan
• (3) tidak membuka dan/atau mendramatisir identitas kerabat pelaku yang diduga terlibat.
PELIPUTAN SIDANG dan KASUS HUKUMPasal 46• Program siaran langsung atau siaran tidak langsung pada sidang
pengadilan wajib mengikuti ketentuan penggolongan program siaran yang ditetapkan dalam peraturan ini.
Pasal 47• Program siaran jurnalistik yang bermuatan wawancara yang
dilakukan dengan tersangka, terdakwa, dan/atau terpidana dalam kasus hukum dilarang:
• a. menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; dan
• b. menyebarkan pola dan teknik kejahatan yang dilakukan secara terperinci.
Pasal 48• Peliputan pelaksanaan eksekusi hukuman mati dilarang disiarkan
PELIPUTAN BENCANAPasal 49• Program siaran jurnalistik tentang peliputan bencana atau musibah wajib
mempertimbangkan proses pemulihan korban, keluarga, dan/atau masyarakat yang terkena bencana atau musibah.
Pasal 50• Program siaran jurnalistik tentang peliputan bencana atau musibah
dilarang:• a. menambah penderitaan atau trauma korban, keluarga, dan masyarakat,
dengan cara memaksa, menekan, dan/atau mengintimidasi untuk diwawancarai dan/atau diambil gambarnya;
• b. menampilkan gambar dan/atau suara saat-saat menjelang kematian;• c. mewawancara anak di bawah umur sebagai narasumber;• d. menampilkan gambar korban atau mayat secara detail dengan close up;
dan/atau• e. menampilkan gambar luka berat, darah, dan/atau potongan organ tubuh.
Pasal 51• Program siaran jurnalistik tentang bencana wajib menampilkan
narasumber kompeten dan tepercaya dalam menjelaskan peristiwa bencana secara ilmiah.
WARTAWAN KOMPETEN MENURUT DEWAN PERS
• 01. MAMPU MERENCANAKAN / MENGUSULKAN TIGA LIPUTAN DALAM WAKTU 50 MENIT
• 02. MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADIRI LIPUTAN TERJADWAL / KONFRENSI PERS, DENGAN MEMBAWA BAHAN DAFTAR PERTANYAAN PADA NARA SUMBER
• 03. MENERAPKAN PASAL 2 KEJ TENTANG WARTAWAN PROFESIONAL DALAM WAWANCARA TATAP MUKA
• 04. MENERAPKAN PASAL 2 KEJ TENTANG WARTAWAN PROFESIONAL DALAM WAWANCARA CEGAT (TIDAK MENGHALANGI LANGKAH NARA SUMBER)
• 05. MAMPU MENULIS BERITA LURUS SEKITAR 100 KATA DALAM 15 MENIT DENGAN MEMENUHI UNSUR 5W + 1H (KECUALI DILARANG OLEH KEJ DAN HUKUM)
• 06. MAMPU MENYUNTING BERITA SENDIRI SEBELUM DISERAHKAN KE REDAKTUR
• 07. MAMPU MENYIAPKAN ISI RUBRIK SESUAI DESK
• 08. MENGHADIRI RAPAT REDAKSI / MENGUSULKAN RENCANA LIPUTAN
• 09. MEMBANGUN JEJARING / DATA BASE NARA SUMBER
MENGUSULKAN TIGA
RENCANA LIPUTAN
• Wartawan kompeten versi Dewan Pers, tidak ada istilah tak mendapatkan berita. Wartawan pengadilan atau wartawan yang bertugas pada instansi pemerintah tetap harus membuat berita meskipun tidak ada sidang atau tak ada kegiatan pada instansi yang diliputnya.Bahkan bukan Cuma satu tetapi tiga berita sehingga bisa menjadi pilihan.
• Berita HARUS diciptakan oleh wartawan itu sendiri, tentang APA dan SIAPA yang kemudian dilengkapi dengan Di MANA, APABILA (KAPAN), MENGAPA, dan BAGAIMANA.
• Untuk menjawab MENGAPA dan BAGAIMANA, WARTAWAN HARUS MAMPU MEMBUAT DAFTAR PERTANYAAN.
CONTOH USUL LIPUTANTEMA :BANTUAN SOSIAL
TOPIK : Kemensos Salurkan Bantuan Korban Kebakaran
Sumur Minyak di Aceh Timur
ACUAN : TERSALURNYA BANTUAN DARI KEMENTRIAN SOSIAL KEPADA YANG BERHAK, INVENTARISI KORBAN, WARGA TERDAMPAK DAN BANGUNAN TERKENA
ANGLE :1. SUDUT PANDANG MASYARAKAT YANG MELAKUKAN KEGIATAN
MINYAK ILEGAL
2. SUDUT PANDANG PENGAMAT SOSIAL DAN PERMINYAKAN
3. SUDUT PANDANG BIROKRASI
4. SUDUT PANDANG PETUGAS KEAMANAN
NARA SUMBER : MINIMAL DUA / SEIMBANG
DAFTAR PERTANYAAN : MINIMAL TIGA UNTUK MENJAWAB MENGAPA DAN BAGAIMANA
MEMPERSIAPKAN DIRI
MENGHADIRI LIPUTAN TERJADWAL
• LIPUTAN TERJADUAL ATAU UNDANGAN JUMPA PERS ADALAH UPAYA PENYAMPAIAN ISI PERNYATAAN UNTUK KEPENTINGAN PENGUNDANG.
• KEPENTINGAN PENGUNDANG BELUM TENTU SAMA DENGAN KEPENTINGAN PEMBACA ATAU PEMIRSA KITA.
• UNTUK ITU WARTAWAN YANG AKAN MENGHADIRI JUMPA PERS, PERLU MELAKUKAN RISET SINGKAT DENGAN INTERNET.
• SIAPA DAN APA TOPIK DARI UNDANGA LIPUTAN TERJADWAL, KEMUDIAN MENYIAPKAN DAFTAR PERTANYAAN SESUAI DENGAN KOMSUMSI MEDIA ATAU PERUSAHAAN PERS ANDA.
• MENYIAPKAN PERALATAN LIPUTAN DAN MENCOBA SEBELUM ACARA DIMULAI, AGAR SEMUANYA LANCAR.
MENERAPKAN KEJ
• SAAT MENGHADIRI JUMPA PERS DAN BERTANYA WARTAWAN INDONESIA HARUS TETAP MEMPERHATIKAN PASAL 2 KEJ TENTANG WARTAWAN PROFESIONAL.
• WARTAWAN INDONESIA JUGA HARUS MEMPERHATIKAN PASAL 3 KEJ, TENTANG ASAS PRADUGA TAK BERSALAH.
• Contoh Keterangan Kahumas Polda Metro “Polisi Menembak Mati Tiga Teroris”. MESKIPUN INI PENJELASAN RESMI DALAM JUMPA PERS, WARTAWAN HARUS TETAP MENULIS – Kahumas Polda Metro “Polisi Menembak Mati Tiga Terduga Teroris”
• PASAL 6 KEJ TENTANG SUAP ATAU MENERIMA SESUATU PADA SAAT JUMPA PERS JUGA HARUS DIPERHATIKAN
• SELAIN ITU WARTAWAN INDONESIA JUGA MEMATUHI PASAL 7 KEJ TENTANG OFF THE RECORD DAN EMBARGO, APABILA NARA SUMBER MEMINTANYA
WAWANCARA NARA SUMBER
• SEPERTI SAAT MENGHADIRI JUMPA PERS, DOOR STOP ATAU WAWANCARA CEGAT, SEMUA BENTUK WAWANCARA HARUS TERLEBIH DAHULU DIJELASKAN TENTANG, SIAPA NAMA ANDA, DARI PERUSAHAAN PERS MANA DAN APA YANG AKAN DIWAWANCARAI, KEMUDIAN MEMINTA KESEDIAANNYA.
• APABILA NARA SUMBER TIDAK MAU MEMBERIKAN PENJELASAN ATAU TIDAK MEMILIKI KESEMPATAN, TIDAK BOLEH DIPAKSA UNTUK MELAYANI ANDA, TERMASUK KONFIRMASI.
• NARA SUMBER YANG TIDAK BERSEDIA DIWAWANCARAI, CUKUP DIJELASKAN DALAM BERITA BAHWA WARTAWAN SUDAH MELAKUKAN KONFIRMASI, NAMUN TIDAK BERSEDIA.
MENULIS KARYA JURNALISTIK
• STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN (SKW) MEMBAGI WARTAWAN DALAM TIGA KELOMPOK, YAITU WARTAWAN MUDA, WARTAWAN MADYA, DAN WARTAWAN UTAMA
• WARTAWAN MUDA, HARUS MAMPU MEMBUAT SETIDAKNYA BERITA LURUS SEKITAR 100 KATA YANG MEMENUHI 5W + 1H.
• WARTAWAN MADYA, HARUS MAMPU MEMBUAT SETIDAKNYA TULISAN LEBIH PANJANG DENGAN TUJUH PARAGRAF YANG RUNTUT ATAU SEKITAR 240 KATA.
• WARTAWAN UTAMA MENURUT STANDAR DEWAN PERS HARUS MAMPU MENULIS TAJUK RENCANA ATAS KONDISI FAKTUAL DAN MENJADI KEPENTINGAN PUBLIK.
CONTOH BAHAN BERITA SINGKAT
• APA : Pelatihan 500 TKSK se Indonesia
• SIAPA : Dirjen Kemensos Bambang Mulyadi
• DI MANA : Pudikzi Kota Bogor (TEMPAT JUMPA PERS)
• APABILA : 7 Mei 2018 (WAKTU DIADAKAN JUMPA PERS
• MENGAPA : Dilakukan Pelatihan untuk Kedisiplinan dan Pemetaan Masalah Sosial serta bPMKS
• BAGAIMANA :Pembinaan untuk menempa Kedisplinan TKSK se Indonesia serta memiliki fungsi membantu pemetaan. Penanganan sosial di wilayah seperti bisa mengindetifikasi PMKS dan masalah-masalah sosial lainnya
CONTOH BERITA SINGKATKementerian Sosial Bina 500 TKSK Se
Indonesia di Pusdikzi Bogor
Bogor (aspemo.id) – Kementerian Sosial Republik Indonesia melakukan pembinaanterhadap Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) yang tersebar di seluruh Indonesia,Senin (07/05/2018).
Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Kementrian Sosial Republik, Bambang Mulyadipembinaan ini bertujuan untuk menempa kedisiplinan seseorang.
“Disini yang kita bina ada sekitar 500 orang yag tersebar di 34 provinsi,” ujarnyakepada pojokbogor disela-sela pembinaan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK).
Bambang juga mengharapkan setelah mereka selesai dibina para Tenaga Kerja SosialKecamatan (TKSK) menjadi tauladan di lingkungan masyarakat.
“Nanti fungsinya adalah membantu pemetaan. Penanganan sosial di wilayah sepertibisa mengindetifikasi PMKS dan masalah-masalah sosial lainnya,” ucapnya.
BERITA DI ATAS 94 KATA DENGAN JUDUL 10 KATA, LIHAT HASIL EDITING
EDITING BERITA SENDIRI Kemensos Bina 500 TKSK
Jakarta (aspemo.id) – Kementerian Sosial Republik Indonesia(Kemensos RI) melakukan pembinaan Tenaga Kerja SosialKecamatan (TKSK) yang tersebar di seluruh Indonesia, Senin(07/05/2018).
Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Kemensos R, Bambang Mulyadipembinaan ini bertujuan untuk menempa kedisiplinan TKSK.
“Disini yang kita bina ada sekitar 500 orang yag tersebar di 34provinsi,” ujarnya.
Bambang berharap setelah selesai dibina para TKSK menjaditauladan di lingkungan masyarakat.
“Nanti fungsinya adalah membantu pemetaan. Penanganan sosial diwilayah seperti bisa mengindetifikasi PMKS dan masalah-masalahsosial lainnya,” ucapnya
SETELAH EDITING BODY BERITA INI HANYA BERISI 78 KATA,DENGAN JUDUL EMPAT KATA SEHINGGA MENJADI 82 KATA,NAMUN UNSUR KELENGKAPAN BERITA 5 W dan 1HTERPENUHI.
RAPAT REDAKSI• WARTAWAN SAAT MENGHADIRI RAPAT REDAKSI
MENGAJUKAN RENCANA ATAU USUL LIPUTAN YANG AKAN DILAKUKAN DENGAN PERTIMBANGAN ATAU ALASANNYA
• WARTAWAN HARUS MAMPU MEMPERTAHANKAN USUL LIPUTANNYA DENGAN DASAR NILAI BERITA DAN KEPENTINGAN KHALAYAK PEMBACA ATAU PEMIRSANYA
• SELAIN MEMPERTAHANKAN, WARTAWAN JUGA TERBUKA MENERIMA MASUKAN DAN TUGAS REDAKSI YANG SESUAI DENGAN VISI – MISI PERUSAHAAN PERS TANPA MELANGGAR ETIKA, APALAGI HUKUM SEBAGAI AGENDA SETTING.
• MENCATAT HASIL RAPAT DALAM BENTUK TOR DAN BAHAN BERITA TERKAIT DENGAN RENCANA LIPUTAN, TERMASUK HASIL PENYELUSURAN (RISET INTERNET).
MEMBANGUN JEJARING
• WARTAWAN KOMPETEN VERSI DEWAN PERS HARUS MAMPU MEMBANGUN JEJARING, YAITU NARA SUMBER YANG BISA DIHUBUNGI SETIAP SAAT.
• DAFTAR NAMA JEJARING DIBUAT DALAM DATA BASE YANG SETIDAK-TIDAKNYA TERDAPAT NAMA DENGAN GELAR DAN PANGKAT SERTA JABATAN BERIKUT NO TELEPON DAN ALAMAT KONTAK YANG BISA DIHUBUNGI.
• UNTUK MENGIKUTI UKW DI DEWANPERSMINIMUN DIHARUSKAN MEMILIKI 20 NAMA NARA SUMBER YANG SIAP DIHUBUNGI.
CONTOH JEJARING
NO. NAMA JABATAN /
PANGKAT
INSTANSI
NO TELEPON
DA ALAMAT KONTAK
KETERANGAN
01. BASUKI TJAHAJA
PURNAMA ALIAS AHOK
GUBERNUR DKI
JAKARTA
PEMPROV DKI
TAHUN 2012
TERPILIH MENJADI WAGUB
BERPASANGAN
DENGAN JOKOWI,
02.
03
11.
12.
PERAN SERTA MASYARAKATPasal 17 UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
• Pasal 17 ayat (1) Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan.
• Pasal 17 ayat (2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:
•a. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers;
•b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional.
• www.dewanpers.or.id
PERAN SERTA MASYARAKATPasal 52 UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran
• Pasal 52 ayat (1) Setiap warga negara Indonesia memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam berperan serta mengembangkan penyelenggaraan penyiaran nasional.
• Pasal 52 ayat (2) Organisasi nirlaba, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan kalangan pendidikan, dapat mengembangkan kegiatan literasi dan/atau pemantauan Lembaga Penyiaran.
• Pasal 52 ayat (3) Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat mengajukan keberatan terhadap program dan/atau isi siaran yang merugikan.
• www.kpi.go.id
SIAPA MOH GUNAWAN ABDILLAH• Nama Moh Gunawan Abdillah, S.Kom
• Tempat/Tgl lahir :Benhil, Jakarta, 12 Januari 1975
• Pekerjaan : Wartawan / Sekretaris ASPEMO / Pemilik Media
• Alamat Kontak : Jalan Haji Ten IV No 6, Rawamangun, Jakarta Timur 13210 Telepon (021) 47862177 Faks (021) 47862401/087777-00-3000
• Facebook :mohgunawan
•
• Pendidikan
• 01. SD Neger Harapan Mulya 27Pg, Jakarta, lulus tahun 1987
• 02. SMP Negeri 228, Sumur Batu Jakarta, lulus tahun 1990
• 03. SMA negeri 5, Jakarta lulus tahun 1990
• 04. Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Jurnalistik Lulus tahun1999
• 05. Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, Sarjana Komunikasi lulus 1999
• Organisasi
• 01. Sekretaris ASOSIASI PEMILIK MEDIA ONLINE (ASPEMO) 2017-sekarang
• 02. Anggota Wartawan Online Indonesia )(WO) 2017-sekarang
• 03. Ketua Pilkada Indonesia wilayah Banten,2015
• 04. Ketua Pilkada Indonesia wilayah Jawa Tengah 2016
• 05. Ketua Pilkada Indonesia wilayah Jawa Tengah 2017
• 06. Ketua Pilkada Indonesia wilayah Aceh Barat Daya 2017
• 07. Ketua Pilkada Indonesia wilayah Sidikalang 2017
• 10. Analys Media News Media Feed WDI
• Pekerjaan
• 01. Reporter Harian Lampu Merah 2000-2002 07. Pemilik Media online dan Developer web news
• 02. Reporter LATIVI 2002-2003 08. Direktur Wartakesehatan.com 2016-2017
• 03. Koordinator Liputan Global TV 2003-2009 09. Direktur Pilkadaindonesia.com 2016-2017
• 04. Redaktur Majalah Expand 2009 10. Sekretaris ASPEMO 2017-sekarang
• 05. Wapemred klikbanten 2010-2011 11. Analys content media news feeding 2018
• 06. pemilik media wisatapesisir 2012 12. Sosial Media Tracking WDI 2018
Pembunuh Pelacur Terjengkang Ditembus Pelor Polisi
Rabu, 11 Februari 2015— 17:34 WIB
SEMARANG ( Pos Kota ) – Tersangka pembunuhan PSK di Komplek Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning Semarangroboh setelah salah satu kakinya ditembus pelor polisi , Rabu pagi (11/2) . Pelaku terpaksa ditembak kakinya karenaberusaha kabur saat hendak ditangkap. Dari hasil penyelidikan motif tersangka menghabisi nyawa korban lantarandibakar api cemburu.Pelaku ditangkap saat bersembunyi di selokan tak jauh dari lokalisasi Sunan Kuning , Semarang . Lelaki yangbadannya penuh tatto itu adalah Sukowati alias Icuk,24, warga asli Temanggung. Polisi juga mengamankan sebuahsepeda motor milik Icuk.Dihadapan petugas Icuk mengakui semua perbuatannya . Pembunuhan itu diakui berlatar belakang cemburu .Pelaku mengaku telah menginjak-injak tubuh Ririn,18, memukulnya pakai tangan kosong dan memukul kepalawanita PSK muda itu menggunakan asbak hingga berdarah-darah. Ririn si PSK muda dalam kondisi hamil 3 bulanitu pun tewas ketika dalam perjalanan ke rumah sakit .Icuk mengaku sakit hati terhadap korban , ia tak terima lantaran dekat dengan pria lainnya. “Saya cemburu Pak,”ujar Icuk saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Rabu (11/2).Icuk yang sudah memiliki istri dan anak satu ini mengatakan sudah menjalin hubungan asmara dengan Ririn sejaktujuh tahun lalu. Seperti diberitakan sebelumnya , lokalisasi Sunan Kuning Semarang , Selasa dinihari (10/2)digemparkan oleh pembunuhan seorang PSK muda bernama Ririn . Pelakunya adalah kekasihnya sendiri . Icuksempat dihajar massa sebelum akhirnya lolos melarikan diri ke kuburan di dekat lokalisasi setempat .Polisi yang mengerahkan anjing pelacak terus menyisir seputar kuburan dan akhirnya menemukan pelaku sedangsembunyi di gorong-gorong seelah selama 12 jam sembunyi . (Suatmadji )
“Barang siapa terhadap orang yang sudah mati melakukan perbuatan yang kalau orang tersebut masih hidup,akan merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, diancam dengan pidana penjara paling lama empatbulan dua minggu atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.” (Pasal 320 ayat [1] KUHP)Kemudian, pada Pasal 320 ayat (2) KUHP terdapat persyaratan agar tindakan pencemaran nama baik ini dapatditindaklanjuti oleh pihak kepolisian, yaitu: “Kejahatan ini tidak dituntut kalau tidak ada pengaduan salahseorang keluarga sedarah maupun semenda dalam garis lurus atau menyimpang sampai derajat kedua dari yangmati itu, atau atas pengaduan suami (istrinya).” (Pasal 320 ayat [2] KUHP)
Rabu, 11 Februari 2015 | 08:40 WIB
Banjir Jakarta, Kerugian Sehari Capai Rp 1,5 T
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta Sarman Simanjorangmengatakan banjir Jakarta pada Senin lalu melumpuhkan aktivitas perekonomian di Ibu Kota. Kerugian akibatkelumpuhan aktivitas ini mencapai triliunan. "Pusat perdagangan lumpuh," katanya lewat keterangan tertulis,Selasa, 10 Februari 2015.
Ia menaksir nilai kerugian akibat tak beroperasinya sekitar 75 ribu kios dan toko di seluruh Jakarta mencapaiRp 1,5 triliun per hari. Nilai tersebut diperoleh dengan asumsi satu kios mendapat omzet Rp 20 juta per hari."Ini baru kerugian di sektor perdagangan," ucapnya.
Sarman mengatakan angka kerugian bisa saja lebih besar. Sebab, ia belum menghitung kerugian di sektorperhotelan dan restoran serta akibat terhambatnya jalur distribusi. Ia berharap pemerintah DKI tanggap terhadappersoalan banjir ini agar bisnis di Jakarta tak terancam.
Ia melansir nama beberapa pusat bisnis yang tidak beroperasi dengan maksimal di Jakarta akibat banjir Seninlalu. Di Jakarta Timur, pelaku usaha di sepanjang Jatinegara Plaza tak beraktivitas. Di Jakarta Barat, pusat bisnisyang lumpuh yakni Ciputra Mall, Central Park, Glodok City, Pasar HWI Lindeteves, Glodok Jaya, Glodok ManggaBesar, Puri Indah Mall, Roxi Square, Mal Taman Anggrek, PX Pavillion, Lippo Mall Puri, dan WTC Mangga Dua.
Pusat bisnis di Jakarta Pusat yang terkena dampak banjir yaitu ITC Harco Mas, Mangga Dua Mall, dan Plaza HarcoElectronic. Sedangkan di Jakarta Utara yakni Mangga Dua Square, Electronic City, ITC Mangga Dua, Mal KelapaGading, Mal Artha Gading, Mal Kelapa Gading 1 dan 2, Mal Kelapa Gading Square, Mal Sport Kelapa Gading, danLa Piazza Kelapa Gading.
ERWAN HERMAWAN
Pasal 1Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,berimbang, dan tidak beritikad buruk.Penafsirana. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hatinurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilikperusahaan pers.b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untukmenimbulkan kerugian pihak lain.Pasal 3Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asaspraduga tak bersalah.Penafsirana. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaraninformasi itu.b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda denganopini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsirana. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuaidengan fakta yang terjadi.b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yangsemata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dansuara.
HUBUNGAN HAK TOLAK dan HAK INGKAR
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak,sebagaimana diatur Pasal 4 ayat (4) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers. Hal ini juga diatur oleh Pasal 7 KodeEtik Jurnalistik (KEJ) yang berbunyi “Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumberyang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasilatar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.”Dalam penafsiran dikatakan “Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaannarasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.”Dalam KUHP, pada Pasal 322 juga diatur tentang Hak Ingkar,(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan ataupencahariannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lamasembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut ataspengaduan orang itu.
Terselenggara Atas Kerja Sama
Kemensos dan www.aspemo.id
Gedung Pusdikzi
Jalan Sudirman
Kota Bogor, Jawa Barat
Bogor, Selasa 8 Mei 2018
01. MAMPU MERENCANAKAN / MENGUSULKAN TIGA LIPUTAN (MATERI 1.1) DALAM WAKTU 50 MENIT
02. MENGIKUTI RAPAT REDAKSI (MATERI 1.6) DENGAN MEMBAWA BAHAN RENCANA LIPUTAN dan MENGEMUKAKAN ALASAN PEMILIHAN TOPIK
03. MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADIRI LIPUTAN TERJADWAL / KONFRENSI PERS (MENERAPKAN PASAL 2 KEJ) dan MEMPRAKTIKAN ALAT KERJA (REKAM dan CATAT). DENGAN MEMBAWA BAHAN DAFTAR PERTANYAAN PADA NARA SUMBER
04. MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADIRI WAWANCARA KHUSUS (TATAP MUKA) (MENERAPKAN PASAL 2 KEJ) dan MEMPRAKTIKAN ALAT KERJA (REKAM dan CATAT). DENGAN MEMBAWA BAHAN DAFTAR PERTANYAAN PADA NARA SUMBER
05. MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADIRI WAWANCARA CEGAT (DOOR STOP) (MENERAPKAN PASAL 2 KEJ) dan MEMPRAKTIKAN ALAT KERJA (REKAM dan CATAT). DENGAN MEMBAWA BAHAN DAFTAR PERTANYAAN PADA NARA SUMBER (TIDAK MENGHALANGI LANGKAH NARA SUMBER)
06. MAMPU MENULIS BERITA LURUS SEKITAR 100 KATA DALAM 15 MENIT DENGAN MEMENUHI UNSUR 5W + 1H (KECUALI DILARANG OLEH KEJ DAN HUKUM). BAHAN BERITA DARI SALAH SATU KEGIATAN WAWANCARA.
07. MAMPU MENYUNTING BERITA SENDIRI SEBELUM DISERAHKAN KE REDAKTUR 08. MAMPU MENYIAPKAN ISI RUBRIK (MATERI 1.5) SESUAI DESK DENGAN
MERANGKUM USULAN SENDIRI (1.1) DAN HASIL RAPAT (1.6) 09. MEMBANGUN JEJARING / DATA BASE NARA SUMBER MINIMAL 20 ORANG
www.aspemo.id
Wartawan kompeten versi Dewan Pers, tidak ada istilahtak mendapatkan berita. Wartawan pengadilan atauwartawan yang bertugas pada instansi pemerintah tetapharus membuat berita meskipun tidak ada sidang atautak ada kegiatan pada instansi yang diliputnya.Bahkanbukan cuma satu tetapi tiga berita sehingga bisamenjadi pilihan.
Berita HARUS diciptakan oleh wartawan itu sendiri,tentang APA dan SIAPA yang kemudian dilengkapidengan Di MANA, APABILA (KAPAN), MENGAPA, danBAGAIMANA.
Untuk menjawab MENGAPA dan BAGAIMANA,WARTAWAN HARUS MAMPU MEMBUAT DAFTARPERTANYAAN.
www.aspemo.id
TEMA :BANTUAN SOSIAL
TOPIK : Kemensos Salurkan Bantuan Korban Kebakaran Sumur Minyak di Aceh Timur
ACUAN : TERSALURNYA BANTUAN DARI KEMENTRIAN SOSIAL KEPADA YANG BERHAK, INVENTARISI KORBAN, WARGA TERDAMPAK DAN BANGUNAN TERKENA
ANGLE :
1. SUDUT PANDANG MASYARAKAT YANG MELAKUKAN KEGIATAN MINYAK ILEGAL
2. SUDUT PANDANG PENGAMAT SOSIAL DAN PERMINYAKAN
3. SUDUT PANDANG BIROKRASI
4. SUDUT PANDANG PETUGAS KEAMANAN
NARA SUMBER : MINIMAL DUA / SEIMBANG
1. PETUGAS ATAU KEPALA DESA SETEMPAT
2. MASYARAKAT YANG MELAKUKAN PERTAMBANGAN
3. PETUGAS/PEJABAT YANG MEMBERIKAN BANTUAN
DAFTAR PERTANYAAN : MINIMAL TIGA UNTUK MENJAWAB MENGAPA DAN BAGAIMANA
1. KENAPA BAPAK ATAU IBU (MASYARAKAT) MASIH MELAKUKAN KEGIATAN PENAMBANGAN ILEGAL YG BERESIKO ?
2. KEPADA PETUGAS, MASYARAKAT MASIH MELAKUKAN PENAMBANGAN ILEGAL?
3. BAGAIMANA ATAU UPAYA APA YANG AKAN DILAKUKAN UNTUK MEMPERMUDAH PEMBAGIAN BANTUAN KEPADA KORBAN TERDAMPAK ?
www..aspemo.id
TEMA : PMKS
TOPIK : PMKS
ACUAN : Mengindetifikasi PMKS di wilayah Kecamatan
ANGLE :
1. SUDUT PANDANG MASYARAKAT
2. SUDUT PANDANG PENGAMAT SOSIAL
3. SUDUT PANDANG PMKS
NARA SUMBER : MINIMAL DUA / SEIMBANG
1. PIHAK PMKS
2. MASYARAKAT
3. PENGAMAT SOSIAL
4. PEJABAT KELURAHAN/KECAMATAN
DAFTAR PERTANYAAN : MINIMAL TIGA UNTUK MENJAWAB MENGAPA DAN BAGAIMANA
1. BAGAIMANA BAPAK IBU MELIHAT PERMASALAHAN PMKS DILINGKUNGAN SETEMPAT
2. PENGAMAT SOSIAL, JUMLAH PMKS YANG MENINGKAT ATAU MENURUN DI WILAYAH ADAKAH KETERLIBATAN PEMERINTAH SERTA MASYARAKAT UNTUK MEMBANTU
3. APAKAH ADA SANKSI UNTUK PMKS YANG ADA DI JALAN-JALAN? SEPERTI PSK/PENGEMIS/ANAK JALANAN ?
4. PIHAK KEMENSOS MELAKUKAN PENDATAAN, IDENTIFIKASI PMKS DI WILAYAH KECAMATAN
www.aspemo.id
TEMA : PENANGANAN SOSIAL
TOPIK : RAZIA PMKS
ACUAN : BANYAK PSK/ANAK JALANAN/GEPENG DI JALAN-JALAN SERTA WARUNG REMANG-REMANG ?
ANGLE : SETELAH ANDA MEMBUAT RENCANA LIPUTAN, KEMUDIAN DIMINTA MEMBUAT DARI TIGA SUDUT PANDANG, BISA SUDUT PANDANG DARI PEMPROV , KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, KELURAHAN, SUDUT PANDANG DARI WARGA DAN SUDUT PANDANG LAINNYA (BISA DARI PENGAMAT, WARGA LAIN, DLL)
NARA SUMBER : MINIMAL DUA / SEIMBANG
DAFTAR PERTANYAAN : MINIMAL TIGA UNTUK MENJAWAB MENGAPA DAN BAGAIMANA
www.aspemo.id
TEMA : PERBURUHAN / TENAGA KERJA
TOPIK : MAY DAY
ACUAN : BAGAIMANA ISLAM MENGATUR PERBURUHAN, PERBURUHAN MENURUT BARAT danPERBURUHAN MENURUT SYSTEM HUKUM INDONESIA SAAT INI
ANGLE :
1. SUDUT PANDANG PERBURUHAN MENURUT ISLAM
2. SUDUT PANDANG BURUH MENURUT BARAT dan MAY DAY
3. SUDUT PANDANG KETENAGAKERJAAN MENURUT SYSTEM HUKUM INDONESIA
NARA SUMBER : MINIMAL DUA / SEIMBANG / BISA LEBIH
1. PIHAK PEKERJA / ORGANISASI TENAGA KERJA
2. PEMERINTAH dan atau PENGUSAHA / PEMBERI TENAGA KERJA
DAFTAR PERTANYAAN : MINIMAL TIGA UNTUK MENJAWAB MENGAPA DAN BAGAIMANA
1. BAGAIMANA MENURUT BAPAK /IBU (PEKERJA / ORGANISASI PEKERJA) MELIHAT SYSTEM PERBURUHAN DI INDONESIA SEKARANG INI, APA SAJA YANG PERLU DIBENAHI
2. PENGUSAHA SWASTA , BAGAIMANA ANDA MELIHAT UU KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA SEKARANG INI, APA YANG ANDA HARAPKAN
3. BAGAIMANA PERAN PEMERINTAH MENJEMBATANI KEPENTINGAN BURUH dan PENGUSAHA
www.aspemo.id
TEMA : PEMERINTAHAN
TOPIK : DANA BANTUAN DESA
ACUAN : SETIAP DESA MEMPEROLEH DANA BANTUAN AWAL Rp 200 JUTA dan AKAN DIAKUMULASIKAN SAMPAI Rp 1,4 MILIAR dari APBN. BAGAIMANA PENGELOLAAN DANA BANTUAN DESA TERSEBUT
ANGLE :
1. SUDUT PANDANG MASYARAKAT DESA
2. SUDUT PANDANG PENGELOLA / KEPALA DESA
3. SUDUT PANDANG PENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK / LSM
NARA SUMBER : MINIMAL DUA / SEIMBANG
1. PIHAK PENGELOLA DANA DESA / KEPALA DESA atau PEJABAT PEMERINTAHAN
2. TOKOH MASYARAKAT DESA / LSM atau PENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK
DAFTAR PERTANYAAN : MINIMAL TIGA UNTUK MENJAWAB MENGAPA DAN BAGAIMANA
1. DIGUNAKAN UNTUK APA SAJA DANA BANTUAN DESA DARI APBN YANG SUDAH DIKUCURKAN SEBESAR Rp 200 JUTA dan APABILA AKUMULASINYA MENCAPAI Rp 1,4 MILIAR AKAN DIGUNAKAN UNTUK APA LAHI.
2. AOAKAH SEBAGAI MASYARAKAT ATAU TKOH MASYARAKAT DESA SUDAH MELIHAT MANFAAT DARI DANA BANTUAN DESA, APA SAJA HARAPAN ANDA SEBAGAI MASYARAKAT ?
3. BAGAIMANA KOMENTAR ANDA SEBAGAI LSM / PENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK TERKAIT DANA BANTUAN DESA YANG SUDAH DIKUCURKAN / APAKAH SUDAH ADA PENYMPANGAN ?
WWW.ASPEMO.ID
WARTAWAN SAAT MENGHADIRI RAPAT REDAKSI MENGAJUKAN RENCANA ATAU USUL LIPUTAN (mata uji 1.1) YANG AKAN DILAKUKAN DENGAN PERTIMBANGAN ATAU ALASANNYA
WARTAWAN HARUS MAMPU MEMPERTAHANKAN USUL LIPUTANNYA DENGAN DASAR NILAI BERITA DAN KEPENTINGAN KHALAYAK PEMBACA ATAU PEMIRSANYA (sesuai visi misi perusahaan pers)
SELAIN MEMPERTAHANKAN, WARTAWAN JUGA TERBUKA MENERIMA MASUKAN DAN TUGAS REDAKSI YANG SESUAI DENGAN VISI – MISI PERUSAHAAN PERS TANPA MELANGGAR ETIKA, APALAGI HUKUM SEBAGAI AGENDA SETTING.
RAPAT REDAKSI PADA ERA DIGITAL SEPERTI SEKARANG INI TIDAK HARUS HADIR SECARA FISIK, DAPAT DILAKUKAN MELALUI WA GRUP DAN ATAU APLIKASI LAINNYA. NAMUN KHUSUS RAPAT REDAKSI YANG MENYANGKUT KERAHASIA, INVESTIGASI REPORTING YANG TIDAK BOLEH DIKETAHUI SECARA LUAS DAPAT MENGGUNAKAN CARA LAIN
MENCATAT HASIL RAPAT DALAM BENTUK TOR DAN BAHAN BERITA TERKAIT DENGAN RENCANA LIPUTAN, TERMASUK HASIL PENYELUSURAN (RISET INTERNET). HASIL RAPAT REDAKSI DIJADIKAN PEDOMAN MENGISI RUBRIKASI (1.5)
WWW.ASPEMO.ID
01. RAPAT REDAKSI BERTUJUAN UNTUK MENGGALI USULAN DARI WARTAWAN (BUTTOM UP)
02. RAPAT REDAKSI JUGA MENURUNKAN PERINTAH (TOP DOWN) DARI REDAKTUR (MADYA) UNTUK DIKERJAKAN REPORTER (MUDA)
03. RAPAT REDAKSI MEMUTUSKAN dan MENETAPKAN MANA USULAN BERITA YANG AKAN DIJADIKAN BERITA SINGKAT (100 KATA), BERITA MANA YANG AKAN DIJADIKAN KARANGAN KHAS (TUJUH PARAGRAF), BERITA MANA YANG LAYAK UNTUK RENCANA LIPUTAN INVESTIGASI, SAMPAI BERITA MANA YANG LAYAK UNTUK OPINI atau TAJUK RENCANA
04. SATU TOPIK USULAN YANG DIAJUKAN REPORTER DAPAT BERBUAH MENJADI BERITA SINGKAT, KARANGAN KHAS, BAHAN INVESTIGASI SAMPAI TAJUK RENCANA atau OPINI, SEPERTI TOPIK USULAN MAY DAY / DANA BANTUAN DESA
WWW.ASPEMO.ID
LIPUTAN TERJADUAL ATAU UNDANGAN JUMPA PERS ADALAH UPAYA PENYAMPAIAN ISI PERNYATAAN UNTUK KEPENTINGAN PENGUNDANG.
KEPENTINGAN PENGUNDANG BELUM TENTU SAMA DENGAN KEPENTINGAN PEMBACA ATAU PEMIRSA KITA.
UNTUK ITU WARTAWAN YANG AKAN MENGHADIRI JUMPA PERS, PERLU MELAKUKAN RISET SINGKAT DENGAN INTERNET.
SIAPA DAN APA TOPIK DARI UNDANGA LIPUTAN TERJADWAL, KEMUDIAN MENYIAPKAN DAFTAR PERTANYAAN SESUAI DENGAN KOMSUMSI MEDIA ATAU PERUSAHAAN PERS ANDA.
MENYIAPKAN PERALATAN LIPUTAN DAN MENCOBA SEBELUM ACARA DIMULAI, AGAR SEMUANYA LANCAR.
WWW.ASPEMO.ID
SAAT MENGHADIRI JUMPA PERS DAN BERTANYA WARTAWANINDONESIA HARUS TETAP MEMPERHATIKAN PASAL 2 KEJ TENTANGWARTAWAN PROFESIONAL dan MEMPERHATIKAN UNSURKELENGKAPAN BERITA (5W+1) UNTUK BERITA PARIPURNA. NAMUNSEBELUM TERPENUHI UNSUR 5W + 1H, WARTAWAN ONLINE BISAMEMBERITAKAN SECARA BERTAHAP
WARTAWAN INDONESIA JUGA HARUS MEMPERHATIKAN PASAL 3 KEJ,TENTANG ASAS PRADUGA TAK BERSALAH, saat menulis.
Contoh Keterangan Kahumas Polda Metro “Polisi Menembak MatiTiga Teroris”. MESKIPUN INI PENJELASAN RESMI DALAM JUMPA PERS,WARTAWAN HARUS TETAP MENULIS – Kahumas Polda Metro “PolisiMenembak Mati Tiga Terduga Teroris”
PASAL 6 KEJ TENTANG SUAP ATAU MENERIMA SESUATU PADA SAATJUMPA PERS JUGA HARUS DIPERHATIKAN
SELAIN ITU WARTAWAN INDONESIA JUGA MEMATUHI PASAL 7 KEJTENTANG OFF THE RECORD DAN EMBARGO, APABILA NARA SUMBERMEMINTANYA
WWW.ASPEMO.ID
SEPERTI SAAT MENGHADIRI JUMPA PERS, DOOR STOP ATAUWAWANCARA CEGAT, SEMUA BENTUK WAWANCARA HARUSTERLEBIH DAHULU DIJELASKAN TENTANG, SIAPA NAMA ANDA,DARI PERUSAHAAN PERS MANA DAN APA YANG AKANDIWAWANCARAI, (KEJ PASAL 2) KEMUDIAN MEMINTAKESEDIAANNYA, APABILA BERSEDIA WAWANCARA GUNAKANPERALATAN KERJA dan BERTANYA MEMENUHI UNSUR 5W +1H.
APABILA NARA SUMBER TIDAK MAU MEMBERIKAN PENJELASANATAU TIDAK MEMILIKI KESEMPATAN, TIDAK BOLEH DIPAKSAUNTUK MELAYANI ANDA, TERMASUK KONFIRMASI.
NARA SUMBER YANG TIDAK BERSEDIA DIWAWANCARAI,CUKUP DIJELASKAN DALAM BERITA BAHWA WARTAWANSUDAH MELAKUKAN KONFIRMASI, NAMUN TIDAK BERSEDIA.
WWW.ASPEMO.ID
NARA SUMBER WAWANCARA CEGAT SUDAH DITENTUKAN JABATANNYA ATAU STATUSNYA.
BERDASARKAN JABATAN ATAU STATUSNYA, PESERTA UJI MEMBUAT DAFTAR PERTANYAAN DENGAN MEMENUHI UNSUR 5 W + 1H
SAAT MELAKUKAN DOOR STOP ATAU PENCEGATAN, TIDAK BOLEH MENGHALANGI LANGKAH NARA SUMBER
MENERAPKAN PASAL 2 KEJ TENTANG WARTAWAN PROFESIONAL DAN MEMATUHI OFF THE RECORD, EMBARGO
www.indikatornews.com
STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN (SKW) MEMBAGI WARTAWAN DALAM TIGA KELOMPOK, YAITU WARTAWAN MUDA, WARTAWAN MADYA, DAN WARTAWAN UTAMA
WARTAWAN MUDA, HARUS MAMPU MEMBUAT SETIDAKNYA BERITA LURUS SEKITAR 100 KATA YANG MEMENUHI 5W + 1H. NAMUN SAAT MELAKUKAN KEGIATAN JURNALISTIK SEHARI-HARI WARTAWAN ONLINE DAPAT MEMBERITAKAN BERTAHAP, TIDAK MENUNGGU KELENGKAPAN BERITA 5W+1H.
WARTAWAN MADYA, HARUS MAMPU MEMBUAT SETIDAKNYA TULISAN LEBIH PANJANG DENGAN TUJUH PARAGRAF YANG RUNTUT ATAU SEKITAR 240 KATA.
WARTAWAN UTAMA MENURUT STANDAR DEWAN PERS HARUS MAMPU MENULIS TAJUK RENCANA atau OPINI ATAS KONDISI FAKTUAL DAN MENJADI KEPENTINGAN PUBLIK (DIPUTUSKAN DALAM RAPAT REDAKSI 1.6).
www.indikatornews.com
APA : SEPEDA MOTOR DILARANG MELINTAS JALAN THAMRIN DAN MERDEKA BARAT
SIAPA : GUBERNUR DKI JAKARTA BASUKI TJAHAJA PURNAMA
DI MANA : BALAIKOTA DKI JAKARTA (TEMPAT JUMPA PERS)
APABILA : 31 DESEMBER 2014 (WAKTU DIADAKAN JUMPA PERS
MENGAPA : LARANGAN INI DIBERLAKUKAN UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN
BAGAIMANA : PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG BIASA MELINTAS JALAN THAMRIN DAN MERDEKA BARAT BISA MENGGUNAKAN JALUR ALTERNATIF, JALAN MAS MANSYUR, TANAH ABANG, CIDENG KEMUDIAN MENUJU HARMONI. ALTERNATIF LAINNYA PENGENDARA BISA MENGGUNAKAN JALAN MENTENG RAYA MENUJU STASIUN GAMBIR LALU MERDEKA UTARA, KEMUDIAN HARMONI. BAGI PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG TUJUANNYA PADA GEDUNG ATAU PERJANTORAN SEPANJANG JALAN THAMRIN DAN MERDEKA BARAT, DISEDIAKAN BIS TINGKAT GRATIS YANG MENGANTAR KE KANTOR ATAU GEDUNG YANG ADA DI SEPANJANG JALAN YANG DILARANG
www.indikatornews.com
Kementerian Sosial Bina 500 TKSK Se Indonesia di Pusdikzi Bogor
Bogor (aspemo.id) – Kementerian Sosial Republik Indonesia melakukan pembinaanterhadap Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) yang tersebar di seluruhIndonesia, Senin (07/05/2018).
Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Kementrian Sosial Republik, Bambang Mulyadipembinaan ini bertujuan untuk menempa kedisiplinan seseorang.
“Disini yang kita bina ada sekitar 500 orang yag tersebar di 34 provinsi,” ujarnyakepada pojokbogor disela-sela pembinaan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK).
Bambang juga mengharapkan setelah mereka selesai dibina para Tenaga KerjaSosial Kecamatan (TKSK) menjadi tauladan di lingkungan masyarakat.
“Nanti fungsinya adalah membantu pemetaan. Penanganan sosial di wilayahseperti bisa mengindetifikasi PMKS dan masalah-masalah sosial lainnya,” ucapnya.
BERITA DI ATAS 94 KATA DENGAN JUDUL 10 KATA, LIHAT HASIL EDITINGwww.aspemo.id
Kemensos Bina 500 TKSK
Jakarta (aspemo.id) – Kementerian Sosial Republik Indonesia(Kemensos RI) melakukan pembinaan Tenaga Kerja SosialKecamatan (TKSK) yang tersebar di seluruh Indonesia, Senin(07/05/2018).
Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Kemensos R, Bambang Mulyadipembinaan ini bertujuan untuk menempa kedisiplinan TKSK.
“Disini yang kita bina ada sekitar 500 orang yag tersebar di 34provinsi,” ujarnya.
Bambang berharap setelah selesai dibina para TKSK menjaditauladan di lingkungan masyarakat.
“Nanti fungsinya adalah membantu pemetaan. Penanganan sosialdi wilayah seperti bisa mengindetifikasi PMKS dan masalah-masalah sosial lainnya,” ucapnya
SETELAH EDITING BERITA INI HANYA BERISI 78 KATA, DENGANJUDUL EMPAT KATA SEHINGGA MENJADI 82 KATA, NAMUNUNSUR KELENGKAPAN BERITA 5 W dan 1H TERPENUHI.
www.aspemo.id
MENERAPKAN TARGET MATERI (KULITAS dan KUANTITAS SESUAI RUBRIKAN), DENGAN MEMPERBAIKI USULAN LIPUTAN (1.1) SESUAI HASIL RAPAT REDAKSI (1.6).
ISI RUBRIKASI ADALAH USULAN LIPUTAN YANG SUDAH DIPERBAIKI ATAU EVALUASI DALAM RAPAT REDAKSI, SELAIN ITU TUGAS YANG DIBERIKAN OLEH REDAKTUR.
KUANTITAS ISI RUBRIK, BISA TETAP TIGA (SESUAI RENCANA LIPUTAN REPORTER 1.1), BISA JUGA MENJADI LEBIH BANYAK, APABILA REDAKTUR MEMBERIKAN TUGAS TAMBAHAN PADA SAAT RAPAT REDAKSI (1.6)
KUALITAS ISI RUBRIK, BISA PENAMBAHAN NARA SUMBER YANG DIUSULKAN SAAT AWAL (1.1), TAMBAHAN PERTANYAAN DAN PERUBAHAN ACUAN DISESUAIKAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN, TERMASUK PERUBAHAN SUDUT PANDANG.
www.aspemo.id
WARTAWAN KOMPETEN VERSI DEWAN PERS HARUS MAMPU MEMBANGUN JEJARING, YAITU NARA SUMBER YANG BISA DIHUBUNGI SETIAP SAAT.
DAFTAR NAMA JEJARING DIBUAT DALAM DATA BASE YANG SETIDAK-TIDAKNYA TERDAPAT NAMA DENGAN GELAR DAN PANGKAT SERTA JABATAN BERIKUT NO TELEPON DAN ALAMAT KONTAK YANG BISA DIHUBUNGI. (termasuk no hp ajudan atau spri)
UNTUK MENGIKUTI UKW DI DEWANPERS MINIMUN DIHARUSKAN MEMILIKI 20 NAMA NARA SUMBER YANG SIAP DIHUBUNGI.
NARA SUMBER YANG MENJADI JEJARING HARUS NARA SUMBER SEBENARNYA (PERNAH DIJADIKAN SUMBER BERITA PESERTA UJI SAAT MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK.
www.indikatornews.com
NO. NAMA JABATAN / PANGKAT
INSTANSI NO TELEPON DA ALAMAT KONTAK
KETERANGAN
01. Djarot Saiful Hidayat
GUBERNUR DKI JAKARTA
PEMPROV DKI
TAHUN 2014TERPILIH MENJADI WAGUB BERPASANGAN DENGAN Basuki Tjahaja Purnama. Setelah Ahok dijatuhi hukuman dan harus dieksekusi pada tahun 2017 MENJADI GUBERNUR DKI
02. Camat
03 Lurah
11. Kepala Desa
12. Kadis Sosial
13 Sekdis
SECARA PRINSIP GAMBAR UNTUK
JURNALISTIK SAMA DENGAN
MENULIS BERITA. HARUS MEMENUHI
UNSUR 5W+1H
WHAT: APA YANG TERJADI
WHO: SIAPA YANG TERLIBAT
WHERE: DIMANA KEJADIANNYA
WHEN: KAPAN KEJADIANNYA
WHY: KENAPA HAL ITU TERJADI
HOW: BAGAIMANA PROSES KEJADIANNYA
“HANYA DENGAN MELIHAT
GAMBAR PEMIRSA TAHU APA
YANG DISAJIKAN”
TAPI… MEMANG TIDAK SEMUA UNSUR
5W+1H BISA DI TERAPKAN DI GAMBAR.
MINIMAL UNSUR ATAU PRINSIP:
HANYA DENGAN MELIHAT GAMBAR
PEMIRSA/PENONTON PAHAM APA YANG
DISAJIKAN/TERJADI… TERPENUHI
MISAL:
PERISTIWA 1:
TABRAKAN ANTARA MOBIL DAN MOTOR DI DEPAN
GEDUNG PRASADA SASANA KARYA
VISUAL:
WHAT: GAMBAR KECELAKAAN
WHO: ORANG/KORBAN KECELAKAAN
WHERE: GAMBAR JALAN DAN GEDUNG TERDEKAT
WHEN: --------------- (BIASANYA DI PERKUAT DENGAN
NARASI/TEKS/SOT)
WHY: ---------------- (DIPERKUAT NARASI/SOT TAPI
JIKA KECELAKAAN ANTARA MOBIL DAN MOTOR,
MAKA KREATIFITAS PENGAMBIL GAMBAR HARUS
JELI: UMUM: DETAIL PENYEBAB, MISAL: ADU
BANTENG, DETAIL BAGIAN KENDARAAN YG
RUSAK)
HOW: SAKSI MATA MENUNJUK KEJADIAN… DLL)
PERISTIWA 2:
PELATIHAN JURNALISTIK OLEH
KEMENSOS & ASPEMO DI PUDIKZI
VISUAL:
WHAT: GAMBAR YG MEWAKILI PELATIHAN
WHO: DIRJEN KEMENSOS, PESERTA DAN
SPANDUK
WHERE: SPANDUK YG ADA TULISAN
LOKASI/JALAN/ ATAU PLANG NAMA
GEDUNG/RUANGAN
WHEN: TANGGAL ACARA DI SPANDUK
WHY: ---------------- (DIPERKUAT NARASI/TEKS/SOT
TAPI, BISA JUGA SAAT KETUA/PANITIA MEMBUKA
ACARA)
HOW: GAMBAR DIRJEN KEMENSOS DAN
PESERTA, BISA JUGA AKTIVITAS MEREKA
PENGAMBILAN GAMBAR UNTUK TV/VIDEO
ONLINE ADA 3 PRINSIP DASAR/BASIC:
1. LONG SHOT
BERGUNA UNTUK MENJELASKAN SUASANA ATAU
SEBAGAI PEMBUKA GAMBAR.
MISAL: DEMO; SEMUA KEJADIAN/SITUASI PERISTIWA
TEREKAM ATAU TERLIHAT. BISA AMBIL DARI
SEBERANG JALAN/DI ATAS GEDUNG/DI ATAS POHON
DSB
ATAU: PELATIHAN JURNALISTIK YG DISELENGARAKAN
PWI DAN INDIKATOR NEWS; GAMBAR PESERTA DAN
PENGAJAR SEMUA TERLIHAT
ATAU, RUMAH KEBAKARAN: RUMAH UTUH TERLIHAT
CONTOH GAMBAR LONG SHOT
CONTOH GAMBAR LONG SHOT
2. MEDIUM SHOT
POSISI DI TENGAH-TENGAH. TIDAK TERLALU JAUH DAN
TIDAK TERLALU DEKAT.
ATAU UNTUK GAMPANGNYA: KALAU LONG SHOOT:
KELIHATAN DARI KAKI SAMPAI KEPALA, MEDIUM ITU,
CUMA KELIHATAN DARI PINGGANG SAMPAI KEPALA
ATAU PINGGANG KE KAKI.
CONTOH MEDIUM SHOT
DAN PERBANDINGAN DGN LONG SHOT
LONG SHOT
MEDIUM SHOT
LONG SHOT DAN MEDIUM
MEDIUM SHOT BERGUNA UNTUK LEBIH
MEMFOKUSKAN MELIHAT GAMBAR-
GAMBAR YANG BERCERITA. MISAL CONTOH
DI ATAS. LONGSHOOT: GAMBAR SEMINAR
SECARA UMUM, NAH PAS MEDIUM
MENJELASKAN KALAU DI SEMINAR TADI
PESERTA SERIUS MENDENGARKAN DAN
MENCATAT.
CONTOH GAMBAR MEDIUM KETIKA DEMO
3. CLOSE UP
AGAR PEMIRSA LEBIH DETAIL MELIHAT SECARA UTUH. MISAL
RUMAH DI BOBOL MALING SECARA KESELURUHAN. MEDIUM
ADALAH PINTU, JENDELA ATAU SEBAGAINYA. CLOSE UP ADALAH
BEKAS JENDELA DI CONGKEL (KALAU ADA), NOMOR RUMAH…
DSB
ATAU CONTOH SEMINAR:
CONTOH 2
UNTUK MENGAMBIL GAMBAR CLOSE
UP INI HARUS BERHATI-HATI.
UPAYAKAN JANGAN MENGGUNAKAN
TEHNIK ZOOM, TAPI MENDEKAT KE
OBJEK. KALAU TERPAKSA… BOLEH
GUNAKAN ZOOM, TAPI UPAYAKAN
MENGGUNAKAN TRIPOD UNTUK
MEMBANTU BIAR GAMBAR TIDAK
BERGOYANG-GOYANG.
BEBERAPA TEHNIK DASAR UNTUK MENDAPATKAN
KOMPOSISI DAN ANGLE YANG BAIK:
KEEP IT SIMPLE: MENJAGA GAMBAR TETAP SEDERHANA. SEMAKIN SEDIKIT OBJEK DALAM SEBUAH GAMBAR AKAN SEMAKIN KUAT PESAN YANG DISAMPAIKAN. GAMBAR YG SEDERHANA MEMBUAT PENONTON LEBIH FOKUS DAN LEBIH MUDAH MENERIMA SEBUAH GAMBAR.
WAJIB MEMILIH BACKGROUND YANG BAIK. BACKGROUND YANG BURUK AKAN SANGAT MENGANGGU PEMIRSA. MISAL: JIKA WAWANCARA DENGAN DOSEN, AKAN LEBIH BAIK JIKA BACKGROUNDNYA BUKU ATAU LAINNYA YANG BERKAITAN. WWC PESEPAKBOLA, AKAN LEBIH OKE JIKA YANG BERSANGKUTAN DI LAPANGAN BOLA, MEMAKAI BAJU BOLA, ATAU MEMEGANG BOLA… DST
FRAMING, TAMBAHKAN OBJEK LAIN SEPERTI TANAMAN, PINTU, JENDELA ATAU BENDA APA SAJA UNTUK MEMBINGKAI OBJEK. TEHNIK INI DI GUNAKAN UNTUK MEMPERKUAT PESAN. --- TAPI HARUS SERING LATIHAN DAN PEKA.
NOTE:
UNTUK HARD NEWS, UPAYAKAN JGN
TERLALU LAMA MENGAMBIL
GAMBAR SEBUAH OBJEK.
SETIDAKNYA 3-4 DETIK, KEMUDIAN
BARU PINDAH
APAKAH MEMUNGKINKAN MENGAMBIL
GAMBAR DENGAN HP…?
JAWAB: MEMUNGKINKAN..!!!
BEBERAPA TIPS YANG UMUM DILAKUKAN KETIKA
MENGGUNAKAN HP:
- KALAU ADA FITUR STABILIZER, AKTIFKAN.
- SANGAT BAIK DAN DIANJURKAN MENGGUNAKAN TRIPOD
- HINDARI ZOOM, KARENA AKAN MENIMBULKAN GETARAN.
LEBIH MENDEKAT KE OBJEK YANG AKAN DI REKAM
- USAHAKAN JANGAN BERGERAK ATAU BERJALAN. PEGANG
HP DENGAN DUA TANGAN DAN SANDARKAN TUBUH KE
DINDING, POHON ATAU BENDA BESAR LAIN YANG TIDAK
BERGERAK.
- PASTIKAN GAMBAR BENAR-BENAR FOKUS SEBELUM
MEREKAM
- PERHATIKAN PENCAHAYAAN
- DAN TERAKHIR, JANGAN BERGERAK SECARA TIBA-TIBA
EDITING
EDITING:
UNTUK KEBUTUHAN ONLINE: DURASI ANTARA 30 – 40
DETIK
JIKA ADA SOT/WWC DURASI WWC MAKSIMAL 20 DETIK
(AMBIL YG PENTING)
SUSUN GAMBAR SESUAI ATURAN DI ATAS, LONG,
MEDIUM DAN CLOSE UP (BERCERITA)
TEKS BISA DITAMBAHKAN UNTUK MEMPERJELAS DAN
INFORMATIF
LONG – MEDIUM – CLOSE UP
EDITING
APA SOFWARE EDITING DI HP…?:
DI GOOGLE PLAY BANYAK TERSEDIA. PILIH SAJA YANG
GRATIS DAN DIRASA MUDAH
SELAMAT MENCOBA….!!!!
TERIMA KASIH