PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT

4
PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT (MIKROMETODE) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menetapkan nilai hematokrit dan dapat menyimpulkan hasilnya apakah normal atau tidak. 2. Mahasiswa dapat membaca nilai hematokrit dengan menggunakan skala hematokrit. B. PRINSIP 1. Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. 2. Sejumlah darah yang tidak boleh membeku (ditambah anti-koagulan) bila diputar dengan centrifuge dengan kecepatan tinggi sehingga sel-sel eritrosit akan memapat pada dasar tabung. C. TINJAUAN PUSTAKA Persentase darah berupa sel disebut hematokrit. Jadi bila seorang mempunyai hematokrit 40, maka 40 prosen dari volume darah adalah sel, sedang sisanya adalah plasma. Hematokrit laki-laki normal adalah kira-kira 42, sedang wanita normal rata-rata adalah kira-kira 38. Angka-angka ini sangat bervariasi, bergantung apakah seorang menderita anemia atau tidak, derajat aktivitas tubuh dan ketinggian lokasi dimana seseorang berada. (Guyton, 1993:260). Selain itu, Sutedjo (2009:28) menyatakan bahwa hematokrit (HMT) adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit terhadap volume seluruh darah atau volume sel darah merah dalam 100 ml/1 dl keseluruhan darah, atau eritrosit dalam seluruh volume darah yang dihitung dalam %. Semakin tinggi prosentase HMT, berarti konsentrasi darah makin kental, diperkirakan banyak plasma darah yang keluar (ekstra vakasi) dari pembuluh darah berlanjut ke keadaan shok hipovolemik. Nilai normal HMT: - Anak : 33-38 / vol % - Laki-laki dewasa : 40-48 / vol % - Wanita dewasa : 37-43 / vol % (Sutedjo, 2009) Teknik Sentrifuge

description

bbbbbbbbb

Transcript of PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT

PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT(MIKROMETODE)

A. TUJUAN1. Mahasiswa dapat menetapkan nilai hematokrit dan dapat menyimpulkan hasilnya apakah normal atau tidak.2. Mahasiswa dapat membaca nilai hematokrit dengan menggunakan skala hematokrit.B. PRINSIP1. Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu.2. Sejumlah darah yang tidak boleh membeku (ditambah anti-koagulan) bila diputar dengan centrifuge dengan kecepatan tinggi sehingga sel-sel eritrosit akan memapat pada dasar tabung.C. TINJAUAN PUSTAKAPersentase darah berupa sel disebut hematokrit. Jadi bila seorang mempunyai hematokrit 40, maka 40 prosen dari volume darah adalah sel, sedang sisanya adalah plasma. Hematokrit laki-laki normal adalah kira-kira 42, sedang wanita normal rata-rata adalah kira-kira 38. Angka-angka ini sangat bervariasi, bergantung apakah seorang menderita anemia atau tidak, derajat aktivitas tubuh dan ketinggian lokasi dimana seseorang berada. (Guyton, 1993:260). Selain itu, Sutedjo (2009:28) menyatakan bahwa hematokrit (HMT) adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit terhadap volume seluruh darah atau volume sel darah merah dalam 100 ml/1 dl keseluruhan darah, atau eritrosit dalam seluruh volume darah yang dihitung dalam %. Semakin tinggi prosentase HMT, berarti konsentrasi darah makin kental, diperkirakan banyak plasma darah yang keluar (ekstra vakasi) dari pembuluh darah berlanjut ke keadaan shok hipovolemik. Nilai normal HMT: Anak : 33-38 / vol % Laki-laki dewasa: 40-48 / vol % Wanita dewasa: 37-43 / vol % (Sutedjo, 2009)Teknik SentrifugePemisahan secara sentrifugasi dilakukan berdasarkan sifat partikel dalam medan gaya sentrifugal. Partikel yang berada dalam hal berat jenis, ukuran, dan bentuk akan mengendap searah dengan gaya sentrifugal dengan kecepatan yang berbeda. Sentrifugasi DiferensialCara sentrifugasi diferensial bekerja atas dasar perbedaan kecepatan pengendapan dari partikel yang berbeda ukuran dan berat jenisnya. Bahan yang mengendap setelah di sentrifugasi berbentuk padatan yang kompak disebut sebagai pellet. Pada akhir tingkat pemisahan, pellet dan supernatant (cairan) dipisahkan. Sifat pengendapan partikel dalam sistem sentrifugasi Tahap pengendapan partikel tergantung dari ukuran dan bentuknya. (Sudarmadji, 1996)

D. ALAT DAN BAHANAlat: - Tabung HCT - Sentrifuge - Dempul / Vitrex - Skala HCTBahan: Darah venaE. CARA KERJA1. Mengisap darah dengan tabung HCT sampai kurang lebih bagian tabung dengan cara menepuk-nepuk salah satu lubang tabung.2. Menutup salah satu bagian yang ada darahnya dengan dempul/vitrex sampai 0,5 cm.3. Mensentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 10-15 menit.4. Membaca perbandingan antara tinggi eritrosit dengan darah yang diisap dengan skala HCT yang dinyatakan dengan %.F. HASIL PENGAMATANNO.PERLAKUANPENGAMATAN

1.Mengisi tabung HCT dengan darah vena nya.Darah berwarna merah. Antara darah dan plasma sudah terpisah walaupun belum sempurna pemisahannya.

2.Menutup salah satu ujungnya dengan vitrex/dempul sampai 0,5 cm.Tabung HCT tersumbat dan darah tidak keluar dari tabung terutama pada waktu sentrifuge.

3.Mensentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 10-15 menit.Sel-sel darah mengendap.

4.Membaca hasil penelitian dengan skala hematokrit.Diketahui nilai HCT ialah 38 / vol %.

Hasil Pengukuran Nilai HematokritKELOMPOKNILAI HCT ( /vol % )KETERANGAN

140NORMAL

237NORMAL

343NORMAL

440NORMAL

538NORMAL

638NORMAL

7--

838NORMAL

943NORMAL

1043NORMAL

1140NORMAL

G. PEMBAHASANPenetapan nilai HCT (hematokrit) tidaklah rumit. Langkah-langkah kerjanya sederhana sehingga mudah unutk dipahami dan dilakukan. Sama seperti percobaan pertama, penentuan kadar Hb, darah yang digunakan adalah darah wanita dari petugas reagen. Sehingga nilai HCT yang normal adalah antara 37-43 / vol %. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan pada tabel diatas, dapat dikatakan bahwa semua nilai HCT dari hasil percobaan adalah normal. Termasuk hasil dari kelompok kami dimana nilai HCT-nya adalah 38 / vol %.H. KESIMPULANSetelah melakukan praktikum penetapan nilai hematokrit, praktikan dapat menarik kesimpulan:1. Nilai Hematokrit hasil percobaan adalah 38 / vol % sehingga dapat dikatakan normal.2. Untuk menetapkan nilai hematokrit, dibutuhkan ketelitian tinggi dan ketepatan dalam meletakkan tabung HCT pada skala HCT .I. DAFTAR PUSTAKAGuyton, Arthur C. 1986. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Ken Ariata Tengadi, dkk. 1993. Jakarta : EGCSutedjo, AY. 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Amara BooksSudarmadji, Slamet. 1996. Teknik Analisis Biokimiawi. Yogyakarta : Liberty YOGYAKARTA