Penerapan Ensembel Kanonik Klasik -...

34
Penerapan Ensembel Kanonik Klasik 1. Paramagnetism (non fluida) 2. Osilator Harmonik Kuantum (diskrit)

Transcript of Penerapan Ensembel Kanonik Klasik -...

Page 1: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Penerapan Ensembel Kanonik

Klasik

1. Paramagnetism (non fluida)

2. Osilator Harmonik Kuantum (diskrit)

Page 2: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

ParamagentismModel lain yang akan ditinjau adalah model dipol magnet yang dapat berputar bebas dibawah pengaruh medan luar 𝐵. Energi potensial sebuah dipol magnet dengan momen dipol 𝝁 dibawah pengaruh medan eskternal 𝑩adalah : 𝜖𝑖 = −𝝁𝒊. 𝑩. Misalkan medan luar berarah Z, sehingga :

𝜖𝑖 = −𝜇𝐵 cos 𝜃𝑖Dengan 𝜃𝑖 adalah sudut antara vector momen dipol dengan sumbu Z.

Fungsi partisi kanonik klasik berarti dilakukan integrasi diseluruh kemungkinan orientasi arah dipol, yaitu sudut ruang Ω (𝜃, 𝜙).

Page 3: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Fungsi Partisi Kanonik 1 DipolDefinisi sudut ruang, tinjau elemen luas 𝑑𝐴 dipermukan bola berjarisin 𝜃 𝑑𝜃 cos𝜙 𝑑𝜙-jari r:

𝑑𝐴 = 𝑟2

Sudut ruang 𝑑Ω didefinisikan sebagai : 𝑑𝐴 = 𝑟2𝑑Ω, sehingga jelas: 𝑑Ω = sin 𝜃 𝑑𝜃 cos 𝜙 𝑑𝜙

Dengan demikian ungkapan fungsi partisi sebuah dipol adalah :

𝑄1 = න 𝑒−𝛽𝜖𝑖 𝑑Ω = න

0

2𝜋

0

𝜋

𝑒𝜇𝛽𝐵 𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃 cos𝜙 𝑑𝜙

𝑄1 = 2𝜋න

0

𝜋

𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

Page 4: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Fungsi Partisi Kanonik N DipolIntegral terakhir dapat dilakukan dengan mudah melalui subsitusi : 𝑥 = cos 𝜃, sehingga:

𝑄1 = 2𝜋 න

−1

1

𝑒𝜇𝛽𝐵𝑥 𝑑𝑥 =4𝜋

𝜇𝛽𝐵sinh(𝜇𝛽𝐵)

Misal terdapat N dipol magnet yang tidak saling berinteraksi, maka fungsi partisi sistemnya adalah:

𝑄𝑁 = න 𝑒−𝛽𝜖1 𝑑Ω1… න 𝑒−𝛽𝜖𝑁 𝑑ΩN = න 𝑒−𝛽𝜖𝑖 𝑑Ωi

𝑁

Atau 𝑄𝑁 = 𝑄1

𝑁

Page 5: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Momen Dipol Magnet Rata-rataMomen dipol magnet rata-rata:

< 𝜇𝑧>=0

𝜋𝜇𝑧 𝑒

𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

0𝜋𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

=𝜇

0

𝜋cos 𝜃 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

0𝜋𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

Dengan

𝑄1 = 2𝜋න

0

𝜋

𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

Maka:

𝜕𝑄1𝜕𝐵

= 2𝜋𝜇𝛽න

0

𝜋

cos 𝜃 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃

Page 6: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Momen Dipol Magnet Rata-rataSehingga:

< 𝜇𝑧 >=1

𝛽

𝜕𝑄1𝜕𝐵𝑄1

=1

𝛽

𝜕 ln𝑄1𝜕𝐵

< 𝜇𝑧 >= 𝜇 coth𝜇𝐵

𝑘𝑇−𝑘𝑇

𝜇𝐵

Fungsi :

𝑓 𝑥 = coth 𝑥 −1

𝑥Dikenal sebagai fungsi Langevin.

Total momen dipol rata-ratanya (dalam arah z) :< 𝐷𝑧 >= 𝑁 < 𝜇𝑧 >

< 𝐷𝑧 >=𝜕 NkT ln𝑄1

𝜕𝐵= −

𝜕𝐴

𝜕𝐵Serupa dengan hubungan P dengan V:

𝑃 = −𝜕𝐴

𝜕𝑉

Page 7: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Hukum Curie untuk ParamagnetMomen dipol magnet total rata-rata

< 𝐷𝑧 >= 𝑁𝜇 coth 𝑥 −1

𝑥= 𝑁𝜇𝐿(𝑥)

Dengan 𝑥 = 𝛽𝜇𝐵 =𝜇𝐵

𝑘𝑇. Untuk kasus x kecil (misal T tinggi) maka :

coth 𝑥 =1

𝑥+

𝑥

3−

𝑥3

45+⋯

Sehingga:

< 𝐷𝑧 >≈𝑁𝜇2𝐵

3𝑘𝑇Definisi susceptibilitas magnetic:

𝜒𝑚 = lim𝐻→0

𝜕 < 𝐷𝑧 >

𝜕𝐵=𝐶

𝑇𝐶 =

𝑁𝜇2

3𝑘Dikenal sebagai hokum Curie.

Page 8: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Entropi dan Energi

Entropi diberikan oleh :

𝑆 = −𝜕𝐴

𝜕𝑇= 𝑁𝑘 ln

4𝜋 sinh 𝑥

𝑥−𝑁𝜇𝐵

𝑇𝐿(𝑥)

Melalui hubungan 𝐴 = 𝑈 − 𝑇𝑆 maka energi U dapat dihitung:𝑈 = 𝐴 + 𝑇𝑆 =≺ 𝐷𝑧 > 𝐵

Dengan < 𝐷𝑧 >= 𝑁𝜇 𝐿(𝑥). Kapasitas kalor bias diperoleh:

𝐶𝐻 = ቚ𝜕𝑈

𝜕𝑇 𝐵,𝑁=

𝜕𝑈

𝜕𝑥

𝜕𝑥

𝜕𝑇=

𝑁𝑘

𝐵1 − 𝑥2/ sinh2 𝑥

Dapat dibuktikan :

𝑇 → ∞ maka 𝑈 → 0 𝐶𝐻 → 0

Page 9: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Osilator Harmonik Kuantum

• Tinjau SEBUAH osilator harmonis versi kuantum dengan energi yang diskrit

𝜖𝑛 = ℏ𝜔 𝑛 +1

2𝑛 = 0,1,2,… .

• Fungsi Rapat keadaan ruang fasa kanonik klasik untuk 1 partikel diberikan oleh :

𝜌 𝑞, 𝑝 = 𝑒−𝛽𝐻 𝑞,𝑝𝑄1 𝑇,𝑉

𝑄1 =1

ℎන 𝑑3𝑞𝑑3𝑝 𝑒−𝛽𝐻(𝑞,𝑝)

Karena energi osilator harmonis versi kuantum hanya bergantung indeks diskrit dan bukannya koordinat (q,p) maka perlu dilakukan penyesuaian fungsi rapat ruang fasa tsb menjadi:

Page 10: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Probabilitas

𝜌𝑛 =𝑒−𝛽𝜖𝑛

σ𝑖=1 𝑒−𝛽𝜖𝑛

=𝑒−𝛽𝜖𝑛

𝑄1• Pengertian 𝜌𝑛: probabilitas menemukan 1 osilator harmonis

memiliki status keadaan n dengan energi 𝜖𝑛• 𝑄1 adalah fungsi partisi kanonik 1 osilator harmonis• Jika system terdiri dari N osilator harmonis yang tidak saling

berinteraksi, maka energi total system :

𝐸{𝑛1, 𝑛2, … } =

𝑖=1

𝜖𝑛𝑖

• Karena tidak saling berinteraksi, maka pada dasarnya setiap osilator harmonis menempati salah satu dari status keadaan kuantum system energi 1 osilator harmonis.

Page 11: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Fungsi Partisi Kanonik (semi kuantum)

Misalkan system N osilator harmonis tsb terbedakan, maka fungsi partisi sistemnya merupakan jumlahan seluruh keadaan yang mungkin dari status keadaan N osilator tsb:

𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 =

𝑛1=0

𝑛2

𝑛𝑁

𝑒−𝛽σ𝑖=1𝑁 𝜖𝑛𝑖

• Fungsi ini bias disederhanakan karena osilator tidak saling berinteraksi, sehingga penjumlahan terhadap masing-masing indeks 𝑛𝑖 saling bebas:

𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 =

𝑛1=0

𝑒−𝛽𝜖𝑛1 … .

𝑛𝑁=0

𝑒−𝛽𝜖𝑛𝑁 =

𝑛=0

𝑒−𝛽𝜖𝑛

𝑁

Page 12: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Osilator Harmonik Tak Berinteraksi

Jadi jika 𝑄1 adalah fungsi partisi 1 osilator, maka

𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = 𝑄1𝑁

• Berbagai hubungan thermodinamika diperoleh seperti biasa melalui fungsi energi bebas Helmhotz:

𝐴 = −𝑘𝑇 ln𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = −𝑁𝑘𝑇 ln𝑄1Kita hitung dulu 𝑄1

𝑄1 =

𝑛=0

𝑒−𝛽𝜖𝑛 =

𝑛=0

𝑒−𝛽ℏ𝜔 𝑛+

12 = 𝑒−

𝛽ℏ𝜔2

1

1 − 𝑒−𝛽ℏ𝜔

𝑄1 =1

𝑒𝛽ℏ𝜔2 − 𝑒−

𝛽ℏ𝜔2

=1

2sinh

𝛽ℏ𝜔

2

−1

Page 13: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Energi Bebas Helmhotz

Maka :

𝐴 = −𝑁𝑘𝑇 ln𝑄1 = −𝑁𝑘𝑇 ln 𝑒−𝛽ℏ𝜔2

1

1 − 𝑒−𝛽ℏ𝜔

= 𝑁ℏ𝜔

2+ 𝑘𝑇 ln(1 − 𝑒−𝛽ℏ𝜔)

Atau menggunakan :

𝐴 = 𝑁𝑘𝑇 ln 2 sinh𝛽ℏ𝜔

2

Suku ℏ𝜔

2adalah berasal dari zero point energy.

Page 14: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Tekanan, Entropi dan Energi

Berbagai hubungan thermodinamika bias diperoleh:

𝑃 = −𝜕𝐴

𝜕𝑉= 0

Tekanan NOL sebab osilator tidak memiliki energi translasional untuk menimbulkan tekanan. Entropi diperoleh dari:

𝑆 = −𝜕𝐴

𝜕𝑇= 0

𝑆 = 𝑁𝑘ℏ𝜔

𝑘𝑇

1

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1− ln 1 − 𝑒−𝛽ℏ𝜔

Energi dalam dapat dihitung dari A=U-TS

𝑈 = 𝑁ℏ𝜔1

2+

1

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1

Page 15: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Alternatif : Perhitungan Energi

Energi dalam dapat juga dihitung melalui:

𝑈 = −𝜕 ln𝑄𝑁𝜕𝛽

= −𝑁𝜕 ln𝑄1𝜕𝛽

= 𝑁𝜕

𝜕𝛽ln 2 sinh

𝛽ℏ𝜔

2

𝑈 = 𝑁1

sinh𝛽ℏ𝜔2

ℏ𝜔

2cosh

𝛽ℏ𝜔

2

𝑈 = 𝑁ℏ𝜔

2cot

𝛽ℏ𝜔

2= 𝑁

ℏ𝜔

2

𝑒𝛽ℏ𝜔2 + 𝑒−

𝛽ℏ𝜔2

𝑒𝛽ℏ𝜔2 − 𝑒−

𝛽ℏ𝜔2

Sedikit aljabar .....

Page 16: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Energi

𝑥 + 1/𝑥

𝑥 − 1/𝑥=𝑥2 + 1

𝑥2 − 1= 1 +

2

𝑥2 − 1

Dengan 𝑥 = 𝑒𝛽ℏ𝜔

2 , maka :

𝑒𝛽ℏ𝜔2 + 𝑒−

𝛽ℏ𝜔2

𝑒𝛽ℏ𝜔2 − 𝑒−

𝛽ℏ𝜔2

= 1 +2

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1

Sehingga:

𝑈 = 𝑁ℏ𝜔

21 +

2

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1= 𝑁

ℏ𝜔

2+

ℏ𝜔

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1

Hasil yang serupa dengan sebelumnya . Suku di dalam (...) adalah energi rata-rata 1 osilator harmonis.

Page 17: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Rata-rata Bilangan Kuantum

< 𝜖 > =ℏ𝜔

2+

ℏ𝜔

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1= ℏ𝜔

1

2+< 𝑛 >

Dengan

< 𝑛 > =1

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1Adalah rata-rata bilangan kuantum n, yaitu tingkat eksitasi rata-rata osilator pada temperature T. Hasil ini akan tetap benar ketika dipakai perumusan mekanika statistika kuantum!Hal lain adalah tidak berlakunya prinsip ekipartisi energi disini (telah diturunkan untuk osilator harmonis klasik U=NkT)

Page 18: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Limit Klasik Energi

Pada suhu tinggi (𝛽 → 0), maka :

< 𝑛 > =1

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1≈

1

1 + 𝛽ℏ𝜔 +12𝛽ℏ𝜔 2 +⋯ .−1

=1

𝛽ℏ𝜔

1

1 +12𝛽ℏ𝜔 +⋯

≈1

𝛽ℏ𝜔1 −

1

2𝛽ℏ𝜔 +⋯

Sehingga energi system :

𝑈 ≈ 𝑁ℏ𝜔1

2+

1

𝛽ℏ𝜔1 −

1

2𝛽ℏ𝜔 +⋯ ≈

𝑁

𝛽= 𝑁𝑘𝑇

Jadi pada suhu tinggi kita berhasil menunjukkan bahwa energi total system kembali ke system klasik.

Page 19: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Perbandingan : Klasik, Planck, Schrodinger

Pada suhu rendah (𝛽 → ∞), terjadi deviasi terbesar dari pendekatan klasik:

< 𝑛 > =1

𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1≈ 0

Sehingga energi system :

𝑈 ≈ 𝑁ℏ𝜔1

2+⋯ ≈ 𝑁

1

2ℏ𝜔

Jadi pada suhu rendah energi relative konstan thd T nilainya mendekati zero point energy.Planck pertama kali mengajukan model energi diskrit untuk osilator harmonis, tanpa zero point energy:

𝜖𝑛 = ℏ𝜔Kurva 1: mekanika kuantumKurva 2: klasikKurva 3: Model Planck asli

Page 20: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Rapat Keadaan dan Degenerasi

Dalam perumusan ensemble kanonik klasik, fungsi rapat keadaan (DOS) diberikan oleh 𝑔(𝐸) sbb:

𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = න 𝑔 𝐸 𝑒−𝛽𝐻{𝑞,𝑝}𝑑3𝑁𝑞𝑑3𝑁𝑝

Ketika energi system diskrit, maka ungkapan rapat keadaannya menjadi 𝑔𝑛:

𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 =

𝑛

𝑔𝑛𝑒−𝛽𝐸𝑛

Dan sekarang 𝑔𝑛 dikenal sebagai degenerasi tingkat energi 𝐸𝑛 tersebut.

Page 21: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Energi Total Sistem

Sedangkan 𝐸𝑛 menyatakan energi total system tsb untuk suatu distribusi bilangan kuantum {𝑛𝑖} di antara N osilator harmonis tsb. Untuk masing-masing bilangan kuantum, maka osilator harmonis terkait akan memiliki energi sebesar:

𝜖𝑛𝑖 = ℏ𝜔 𝑛𝑖 +1

2𝑛𝑖 = 0,1,2, . .

Sehingga total energi yang terjadi adalah :

𝐸{𝑛𝑖} =

{𝑛𝑖}

𝜖_𝑛𝑖 = ℏ𝜔

{𝑛𝑖}

𝑛𝑖 +1

2

Penjumlahan tsb dilakukan terhadap i=1,2,3,...N. Sehingga suku kedua di atas akan menghasilkan (

𝑁

2ℏ𝜔)

Page 22: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Energi Total Sistem & Degenerasi

Persoalan diatas dapat ditinjau dari sudut yg berbeda. Selang terkecil nilai-nilai energi total adalah ℏ𝜔, sehingga energi total yang mungkin terjadi bisa dituliskan sebagai :

𝐸𝑛 = ℏ𝜔

𝑛=0

𝑛 +𝑁

2

Suku kedua berasal dari penjumlahan zero point energy tiap osilator. Maka sekarang persoalan menjadi untuk tiap nilai energi 𝐸𝑛 dihasilkan oleh karena ada kuanta energi ℏ𝜔 sebanyak n buah, ada berapa cara mendistribusikan kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis!

Page 23: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Rapat Keadaan dan Degenerasi

Persoalan menghitung degenerasi ini dapat dirumuskan sbb: “Diberikan n buah bola identik (indistuishable) untuk di distribusikan kepada N buah kotak (distinguishable), satu kotak boleh tidak berisi atau berisi sampai semua bola. Carilah semua kombinasi berbeda untuk mendistribusikan hal tsb”

1 2 3 n

Kotak ke 1 2 3 4 5 6=N

Partisi ke 1 2 3 4 5

Page 24: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Rapat Keadaan dan Degenerasi

Persoalan tsb dapat dipandang sebagai kita memiliki n buah obyek dan (N-1) partisi (ekivalen dengan N buah kotak!). Berapa banyak cara berbeda mendistribusi n buah indistinguishable obyek tsb dan (N-1) partisi. Berarti total cara mendistribusikannya ada sebanya (n+N-1)!. Akan tetapi karena baik obyek maupun partisi masing-masing identic (indistinguishable), maka permutasi diantara masing-masing jenis obyek tsb tidak menghasilkan keadaan/konfigurasi baru! Sehingga banyak cara mendistribusikannya menjadi :

𝑔𝑛 =𝑛 + 𝑁 − 1 !

𝑛! 𝑁 − 1 !=

𝑛 + 𝑁 − 1𝑛

Terakhir digunakan notasi kombinasi!

1 2 3 n

Kotak ke 1 2 3 4 5 6=N

Partisi ke 1 2 3 4 5

Page 25: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Degenerasi & Banyak Keadaan

Degenerasi ini terkait dengan jumlah status keadaan microstate Ω 𝐸𝑛, 𝑁 yg memiliki energi tertentu (mikrokanonik), jadi

Ω 𝐸𝑛, 𝑁 = 𝑔𝑛 =𝑛 + 𝑁 − 1

𝑛Mengetahui ini maka dapat dihitung entropi dari system ini :

𝑆 = 𝑘 lnΩ 𝐸𝑛, 𝑁𝑆 = 𝑘 ln 𝑛 + 𝑁 − 1 ! − ln 𝑛! − ln 𝑁 − 1 !

Dengan bantuan aproksimasi Stirling untuk N,n besar, maka :𝑆 ≈ 𝑘 𝑛 + 𝑁 ln 𝑛 + 𝑁 − 𝑘𝑛 ln 𝑛 − 𝑁𝑘 ln𝑁

Selanjutnya ungkapan energi total masuk melalui substitusi variable n:

𝑛 =𝐸

ℏ𝜔−𝑁

2

Page 26: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Entropi & EnergiAkan diperoleh ungkapan entropi S sebagai fungsi energi total system E:

𝑆 = 𝑘𝐸

ℏ𝜔+𝑁

2ln

𝐸

ℏ𝜔+𝑁

2− 𝑘

𝐸

ℏ𝜔−𝑁

2ln

𝐸

ℏ𝜔−𝑁

2− 𝑁𝑘 ln𝑁

Seperti biasa hubungan thermodinamika dapat dicari melalui entropi, misalnya:

1

𝑇=

𝜕𝑆

𝜕𝐸𝑁,𝑉

=𝑘

ℏ𝜔ln

𝐸 +𝑁2ℏ𝜔

𝐸 −𝑁2ℏ𝜔

Atau:

𝐸 =𝑁

2ℏ𝜔

exp{𝛽ℏ𝜔} + 1

exp{𝛽ℏ𝜔} − 1Buktikan bahwa hasil ini ekivalen dengan yang sebelumnya diturunkan!

Page 27: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Gas dengan derajat kebebasan dalam

• Dalam model gas ideal, massa dianggap titik saja. Padahal pada kenyataannya terdiri dari molekul yang memiliki gerak internal selain translasi molekul, seperti vibrasi atom-atomnya ataupun rotasi.

• Misalkan Hamiltonian sebuah molekul terdiri atas sbb:

• 𝐻 = 𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 𝒓, 𝒑 + 𝐻𝑟𝑜𝑡 𝜙𝑖 , 𝐿𝜙 + 𝐻𝑣𝑖𝑏(𝑞𝑖 , 𝑝𝑖)

• Suku 𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 : translasi pusat massa molekul• Suku 𝐻𝑟𝑜𝑡 : rotasi molekul yg merupakan fungsi sudut-

sudut Euler (𝜙 = (𝜙, 𝜃, 𝜓)• Suku 𝐻𝑣𝑖𝑏 bergantung pada posisi relative thd PM dan

kecepatan getar dalam koordinat normal.

Page 28: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Komponen Fungsi Partisi Kanonik

• Ketiga Hamiltonian tsb saling bebas, sehingga fungsi partisi kanonik 1 partikelnya dapat dinyatakan sbg:

𝑄1 = 𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑄𝑟𝑜𝑡𝑄𝑣𝑖𝑏

𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 =1

ℎ3න 𝑑3𝑟𝑑3𝑝 𝑒 −𝛽𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠

𝑄𝑟𝑜𝑡 =1

ℎ3න 𝑑3𝜙𝑑3𝑝𝜙 𝑒

−𝛽𝐻𝑟𝑜𝑡

𝑄𝑣𝑖𝑏 =1

ℎ𝑓න 𝑑𝑓𝑟𝑑𝑓𝑝 𝑒 −𝛽𝐻𝑣𝑖𝑏

Page 29: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Translasi Pusat Massa

• Fungsi partisi kanonik untuk gerak translasi pusat massa sudah dipecahkan untuk gas ideal monoatomic:

𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 =𝒑 2

2𝑚

𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 =1

ℎ3න 𝑑3𝑟𝑑3𝑝 𝑒−

𝛽𝑝2

2𝑚 =𝑉

𝜆3

𝜆 = ℎ/ 2𝜋𝑚𝑘𝑇

Page 30: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Rotasi

• Hamiltonian planar rotator

𝐻𝑟𝑜𝑡 =𝑝𝜃2

2𝐼1+𝑝𝜓2

2𝐼3+

𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃2

2𝐼1 sin2 𝜃

Sudut-sudut tsb memiliki nilai sbb: 𝜃 ∈ 0, 𝜋 , 𝜙 ∈0,2𝜋 , 𝜓 ∈ 0,2𝜋

Fungsi partisi kanoniknya adalah:

𝑄𝑟𝑜𝑡

=1

ℎ3න න 𝑑𝜓𝑑𝜙𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜃𝑑𝑝𝜓𝑑𝜙 exp −𝛽

𝑝𝜃2

2𝐼1+𝑝𝜓2

2𝐼3+

𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃2

2𝐼1 sin2 𝜃

Integrand tidak bergantung 𝜓 dan 𝜙, sehingga:𝑄𝑟𝑜𝑡

=2𝜋 2

ℎ3න න 𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜃𝑑𝑝𝜓𝑑𝜙 exp −𝛽

𝑝𝜃2

2𝐼1+𝑝𝜓2

2𝐼3+

𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃2

2𝐼1 sin2 𝜃

Page 31: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Fungsi Partisi Kanonik Rotasi𝑄𝑟𝑜𝑡

=2𝜋 2

ℎ3න

−∞

𝑑𝑝𝜃𝑒−𝛽

𝑝𝜃2

2𝐼1 න 𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜓𝑑𝑝𝜙 exp −𝛽𝑝𝜓2

2𝐼3+

𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃2

2𝐼1 sin2 𝜃

Integral thd 𝑝𝜃 menghasilkan : 2𝐼1𝜋𝑘𝑇,

𝑄𝑟𝑜𝑡

=2𝜋 2

ℎ32𝐼1𝜋𝑘𝑇 න 𝑑𝜃 න 𝑑𝑝𝜓 𝑒

−𝛽𝑝𝜓2

2𝐼3 න

−∞

𝑑𝑝𝜙 exp −𝛽𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃

2

2𝐼1 sin2 𝜃

Integral thd 𝑑𝑝𝜙 adalah gaussian integral juga dengan pusat tergeser,

hasilnnya :

2𝜋𝐼1𝑘𝑇 sin 𝜃

𝑄𝑟𝑜𝑡 =2𝜋 2

ℎ32𝐼1𝜋𝑘𝑇 2𝜋𝐼1𝑘𝑇න

0

𝜋

𝑑𝜃 sin 𝜃 න

−∞

𝑑𝑝𝜓 𝑒−𝛽

𝑝𝜓2

2𝐼3

Page 32: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Fungsi Energi Bebas HelmhotzSelanjutnya integral thd 𝑝𝜓 kembali bertipe gaussian, sehingga:

𝑄𝑟𝑜𝑡 =𝜋

ℏ32𝐼𝜋𝑘𝑇 2𝜋𝐼1𝑘𝑇 2𝜋𝐼3𝑘𝑇

Fungsi partisi vibrasi telah dilakukan seperti pada osilator harmonis. Jadi secara umum untuk N molekul yang tak terbedakan maka fungsi partisi kanoniknya dapat dituliskan sbg:

𝑄 𝑇, 𝑉, 𝑁 =1

𝑁!𝑄1

𝑁 =1

𝑁!𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑁 𝑄𝑟𝑜𝑡

𝑁 𝑄𝑣𝑖𝑏𝑁

Fungsi energi bebas Helmhotz: untuk N >>1𝐴 𝑇, 𝑉, 𝑁 = −𝑘𝑇 ln𝑄 𝑇, 𝑉, 𝑁

𝐴 𝑇, 𝑉, 𝑁

= −𝑁𝑘𝑇 ln𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑁

+ 1 − 𝑁𝑘𝑇 ln𝑄𝑟𝑜𝑡 −𝑁𝑘𝑇 ln𝑄𝑣𝑖𝑏

𝐴 𝑇, 𝑉, 𝑁 = 𝐴𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 + 𝐴𝑟𝑜𝑡 + 𝐴𝑣𝑖𝑏

Page 33: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Kasus Diatomik

Dalam hal ini momen inersia 𝐼3 ≈ 0, tapi kita tak bias langsung memasukkan hal tsb di Hamiltonian. Dalam perumusan

Dalam hal ini momen inersia 𝐼3 ≈ 0, tapi kita tak bias langsung memasukkan hal tsb di Hamiltonian. Dalam perumusan Hamiltoniannya derajat kebebasan yang terkait 𝐼3 yaitu terkait variable sudut 𝜓 mesti dihilangkan, sehingga hasil Hamiltonian diatomic berbentuk:

𝐻𝑟𝑜𝑡 =𝑝𝜃2

2𝐼1+

𝑝𝜙2

2𝐼1 sin2 𝜃

Page 34: Penerapan Ensembel Kanonik Klasik - fismots.fi.itb.ac.idfismots.fi.itb.ac.id/FMF/wp-content/uploads/2017/01/Bab-3b... · kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis! Rapat Keadaan

Kasus Diatomik

𝑄𝑟𝑜𝑡 =1

ℎ2න 𝑑𝜙𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜃𝑑𝑝𝜙 exp −𝛽

𝑝𝜃2

2𝐼1+

𝑝𝜙2

2𝐼1 sin2 𝜃

𝑄𝑟𝑜𝑡 =2𝜋

ℎ22𝜋𝐼1𝑘𝑇 න න 𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜙 exp −𝛽

𝑝𝜙2

2𝐼1 sin2 𝜃

𝑄𝑟𝑜𝑡 =2𝜋

ℎ22𝜋𝐼1𝑘𝑇 2𝜋𝐼1𝑘𝑇 න

0

𝜋

𝑑𝜃 sin 𝜃

𝑄𝑟𝑜𝑡 =2𝐼1𝑘𝑇

ℏ2