peneraan volumetri wahyu.docx
Transcript of peneraan volumetri wahyu.docx
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR KIMIA ANALITIK I
PERCOBAAN I
PENERAAN VOLUMETRI
OLEH :
NAMA : WAHYU AHWARUL ASIS
NIM : F1C1 14 026
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ASISTEN PEMBIMBING : MUHAMMAT SYHRIL
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya peneraan dilakukan untuk menentukan berat air yang dimuat
atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas air yang
diketahui volume yang betul dapat dihitung. Alat pengukur volume merupakan
alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan
analitik menyangkut larutan. Larutan dalam air encer yang umumnya digunakan
sebagai pembanding dalam peneraan gelas volumetri. Dasar umumnya adalah
untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas
tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka volume yang betul dapat
dihitung.
Analisis volumetrik dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan
dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan
dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak
diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung
secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping. Selain
itu jika reagen penitrasi yang dibiarkan berlebih, maka harus diketahui dengan
suatu indikator.
Alat-alat analisis kimia umumnya digunakan dalam pekerjaan titrasi,
gravimetri, maupun analisis secara instrumentasi. Adapun untuk pekerjaan
analisis kuantitatif anorganik yang perlu ketelitian lebih besar maka sebelum
pemakaian alat-alat volumentri yang terbuat dari gelas sebaiknya dilakukan
dahulu kalibrasi alat. Berdasarkan paparan di atas maka dilakukanlah percobaan
ini dengan judul peneraan volumetri
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan peneraan volumetri yaitu bagaimana
cara melakukan peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.
C. Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum peneraan volumetri adalah untuk
mengetahui cara peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum peneraan volumetri adalah
dapat mengetahui cara peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volum.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap
penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan.
Larutan dalam air encer yang umumnya digunakan sebagai pembanding dalam
peneraan gelas volumetrik. Dasar umumnya adalah untuk menentukan berat air
yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air
diketahui, maka volume yang betul dapat dihitung (Underwood, 1981).
Alat ukur cukup sulit untuk ditera karena ada tiga potensiometer yang
harus diatur. Masing-masing untuk mengatur amplitudo osilator wien-bridge,
kalibrasi penguatan, dan pengaturan offset tegangan. Kalibrasi penguatan akan
membuat offset tegangan berubah, dan setelah pengaturan offset tegangan perlu
dilakukan pengaturan penguatan lagi. Hal ini yang membuat alat ukur ini
memerlukan beberapa kali pengaturan kalibrasi (Utomo, D., 2012).
Semua barang volumetri yang akan diteliti seharusnya terbebas ari air
Sebelum diuji. Buret dan pipet tidak perlu dikeringkan. Botol volumetric
seharusnya kosong dan kering pada suhu ruang. Air yang digunakan untuk
pengujian seharusnya dalam keadaan panas yang seimbang dengan keadaan
sekelilingnya. Kondisi yang baik dibuktikan oleh gambaran yang baik. Pentingnya
teori umum kesalahan dalam praktek tidak terletak pada perhitungan kesalahan,
tetapi dalam mencari kondisI ideal, dimana kesalahan akan menjadi minimum
(Achmad, 1972).
Pada analisis titrimetri atau volumetri, untuk mengetahui saat reaksi
sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator
umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah
warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya
kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena
sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa (Suirta, I. W., 2010).
Uji perolehan kembali (Recovery) merupakan parameter akurasi
analisis. Akurasi adalah kedekatan nilai hasil dengan nilai yang sebenarnya.
Akurasi juga dapat digunakan untuk menentukan kesalahan sistematis Persen
perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang
ditambahkan (Sarigih, 2010).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 13 oktober 2015. Bertempat
di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan peneraan volumetri yaitu pipet
volum 25 mL, buret 50 mL, labu takar 50 mL, erlenmeyer, statif dan klem, filler
dan timbangan analitik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan peneraan volumetri yaitu akuades.
B. Prosedur Kerja
1. Peneraan pipet volum
2. Peneraan buret 100 ml
Pipet volum
- dibersihkan
- dikeringkan
- dimasukkan aquades sampe tanda tera
- dikeluarkan airnya perlahan-lahan
- ditampung pada enlenmeyer yang kering dan bersih serta beratnya diketahui
Labu takar 100
ml - dibersihkan
- dikeringkan
- dimasukkan aquades sampe tanda tera
- dikeluarkan airnya perlahan-lahan
- ditampung pada enlenmeyer yang kering dan bersih serta beratnya diketahui
Aquades dalam enlemeyer
- Dihitung dan ditentukan berat airnya di udara
- Ditentukan berat air di udara- Ditentukan folume air pada volume
tersebut (Vt)- Ditentukan volume air (Vo) aau volume
kalibrasi yang sesungguhnya
Wo =10,177 gram
Wt = 10,1662 gram
Vt = 10,21 ml
Vo = 10, 20744 ml
3. Peneraan buret 50 ml
Buret 50 ml
- dibersihkan
- dikeringkan
- dimasukkan aquades sampe tanda tera
- dikeluarkan airnya perlahan-lahan
- ditampung pada enlenmeyer yang kering dan bersih serta beratnya diketahui
Aqudes dalamLabu takar
- Dihitung dan ditentukan berat airnya di udara
- Ditentukan berat air di udara- Ditentukan folume air pada volume
tersebut (Vt)- Ditentukan volume air (Vo) aau
volume kalibrasi yang sesungguhnya
Wo = 49,546 gram
Wt = 49,4935369 gram
Vt = 49,7122709 ml
Vo = 49,699843 ml
Aquades dalam erlemeyer
- Dihitung dan ditentukan berat airnya di udara
- Ditentukan berat air di udara- Ditentukan folume air pada volume
tersebut (Vt)- Ditentukan volume air (Vo) aau
volume kalibrasi yang sesungguhnya - Diulangi prosedur di atas dengan
volume 20 ml, 30 ml, 40 ml, 40 ml dan 50 ml
Wo = 10,177 gram
Wt = 10,1662238 gram
Vt = 10, 2111529 ml
Vo = 10 2086 ml
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Data Pengamatan
a. Peneraan pada buret
Buret (ml)
Enlemeyer
kosong (gr)
Enlemeyer berisi
(gr)
Buret air pada suhu
penimbangan
10 57,226 gr 82,404 gr 25,178 gr
20 57,226 gr 67,403 gr 10, 177 gr
30 57,226 gr 87,269 gr 30,043 gr
40 57,226 gr 97,262 gr 40,039 gr
50 57,226 gr 107,109 gr 49,883 gr
b. Peneraan pada pipet volum
Kapasitas
skala (ml)
Enlemeyer
kosong (gr)
Enlemeyeer
berisi (gr)
Berat air pada suhu
penimbangan
10 ml 57,226 gr 82,404 gr 25,178 gr
c. Peneraan pada labu takar
Kapasitas
skala (ml)
Labu takar
kosong (gr)
Labu takar
berisi (gr)
Berat air pada suhu
penimbangan
100 ml 48,848 gr 98,394 gr 49,546 gr
2. Analisis data
a. Peneraan pipet volum (10 ml)
Wo = Berat Erlenmeyer isi – berat erlemeyer kosong
= 67,403 g – 57,226 g
= 10,177 gram
Wo = Wt + 0,0012 Wt (1/Bj(t) – 1/8,4)
Wt =
Wo
1+0 ,0012(1
Bj( t )−
18,4
)
=9,87 g
1+0,0012(1
0,9956−
18,4
)
=10,177 g
1+0,0012(0,8853 a 7)
= 10,177 g1,00106
= 10, 1662 gram
Vt= WtBj (t)
= 9,85 g0,9956 g /mL
=¿ 10,21 ml
Vo = Vt + 0,000025 Vt (To-T)
= 10,21 + 0,000025. 10,21 (10-20)
= 10,21 mL – 0,0025525 mL
= 10,207448 ml
Penyimpangan = (10 mL – Vo) – 0,03 mL
= (10mL – 10,207448 mL) – 0,03 mL
= -0,207448 mL – 0,03 mL
= 0,237448 mL
b. Peneraan Labu takar (50 mL)
Untuk 10 ml aquades
Wo = Berat labu takar isi– berat labu takar kosong
= 67, 403 g -57,226 g
= 10,177 g
Wo= Wt + 0,0012 Wt (1/Bj(t) – 1/8,4)
Wt=
Wo
1+0 , 0012(1
Bj( t )−
18,4
)
=10,177 g
1+0,0012(1
0,9956−
18,4
)
=10,177 g
1+0,0012(0,88537)
= 10,177 g1,001106
= 10, 1662238 gram
Vt= WtBj (t)
= 49,62 g0,995833 g /mL
=¿ 10,2111529 mL
Vo = Vt + 0,000025 Vt (To-T)
= 10,2111629 mL + 0,000025. 10,211529 mL (10-30)
= 10,2111529 mL – 0,002552788 mL
= 10, 2086 mL
Penyimpangan = (10 mL – Vo) – 0,03 mL
= (10 mL – 10,2086 mL) – 0,03 mL
= -0,2086 mL – 0,03 mL
= -0,2386
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut
No Vol. aquades
(ml)
Wo (g)
Wt (g) Vt (ml)
Vo (ml)
Penyimpanan (ml)
1 20 25,178 25,151 25,262 25,25
6
-5,286
2 30 30,043 30,011 30,144 30,13
6
-0,166
3 40 40,036 39,994 40,17 40,16 -0,19
4 50 49,883 49,83 50,05 50,03
7
-0,067
c. Peneraan labu takar (100 ml)
Wo= berat labu takar isi – berat labu takar kosong
= 98,394 g – 48,848 g
= 49,546 gram
Wo = Wt + 0,0012 Wt (1/Bj(t) – 1/8,4)
Wt
¿ Wo
1+0,0012(1Bj
−1
8,4)
=49,546 g g
1+0,0012(1
0,9956−
18,4
)
= 49,546 g
1+0,0012 ( 0,88537 )
=49,5446 g1,00106
= 49,4935369 g
Vt = WtBj
=9,78 g
0,995833g
ml = 9,82 mL
Vo = Vt + 0,000025 x Vt(T0 – T)
= 49, 7122709 mL + 0,000025 x 49, 7122709 mL (20-30)
= 49,7122709 mL + 0,000025 x 49,7122709 mL (-10)
= 49,7122709 mL – 0,01242807 mL
=49,699843 mL
Penyimpangan = (100 mL – V0) – 0,03 mL
= (100 mL – 49,699843 mL ) – 0,03 mL
= 50,300157 mL – 0,03 mL
= 50,270157 mL
B. Pembahasan
Alat pengukur volume merupakan alat Bantu yang penting untuk setiap
penentuan kuantitatif. Hal ini karena kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut
larutan yang ingin diketahui konsentrasi atau kandungannya melalui pengukuran
volumetri. Alat-alat umum yang digunakan dalam pengukuran volumetri ini
adalah buret, labu takar, dan pipet volume. Alat-alat inilah yang kita tera/kalibrasi.
Pada umumnya hanya beberapa peralatan volumetrik yang digunakan,
yang mempunyai ketegasan sudah disertifikasi atau yang dilengkapi dengan
jaminan spesifikasi dari pabrik (seperti BRAND atau yang setingkat / sebanding).
Deviasi hanya dijinkan jika peralatan volumetrik yang tersedia dipasaran tidak
disertifikasi / dijamin. Namun, untuk lebih teliti dalam pengukuran, kita
melakukan peneraan/kalibrasi disebabkan karena dalam pekerjaan analisis
kuantitatif memerlukan ketelitian yang besar untuk hasil yang memuaskan.
Kalibrasi ini merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sudah
sesuai dengan rancangannya.
Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang
dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas
air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of
Standaris telah menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi
peralatan gelas. Karena suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC , maka
peralatan gelas pada hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu
lain.
Tujuan dari peneraan/kalibrasi alat-alat volumetri yang digunakan adalah
agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/ alat ukur yang sudah
ditera. Percobaan ini dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu perlakuan pada alat
ukur pipet volume, labu takar dan buret.
Pada perlakuan pertama, kita melakukan peneraan pada pipet volume. Kita
melakukan peneraan dengan mengukur volume air yang diisikan pada pipet
volume hingga tanda teranya. Dari hasil pengamatan dan perhitungan, kita
mendapatkan berat air di udara sedikit lebih besar dibanding berat air pada suhu
kerja. Dari hasil ini, kita mendapatkan bahwa volume air atau volume kalibrasi
yang sesungguhnya (Vo) sedikit lebih kecil dibanding volume air pada suhu
pengamatan (Vt). Penyimpangan yang kita dapatkan dalam peneraan ini hanyalah
sebesar 0,237448 mL. hal ini menunjukan bahwa pipet volume yang kita kalibrasi
sudah cukup sesuai dengan rancangannya (peneraannya) karena nilai
penyimpangan yang di hasilkan tidak melewati batas toleransi.
Pada percobaan kedua yaitu peneraan pada buret kita mendapatkan nilai
penyimpangan bernilai negatif. Hal ini imungkin karena kelebihan atau kurangnya
aquades yang dipakai, kesalahan dalam mengukur, kurangnya ketelitian, dan lain
sebagainya. Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilihat
adalah perbandingan volume kalibrasi dengan batas toleransinya yang
menunjukan bahwa buret ini layak dipakai.
Percobaan yang terakhir adalah peneraan terhadap labu ukur. Labu ukur
ini biasa digunakan untuk pembuatan dan pengenceran larutan pada volume
tertentu. Peneraan pada labu ukur ini sangat penting untuk ketelitiannya sehingga
kita mendapatkan larutan sesuai yang diharapkan. Pada peneraan ini, kita
mendapatkan penyimpangan sebesar 50,270157 mL. ini merupakan angka yang
sangat besar yang menunjukan bahwa alat volumetri ini tidak sesuai dan tidak
layak digunakan. Tetapi hal tersebut mungkin disebabkan karena terjadi beberapa
kesalahan atau faktor lingkungan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan hasil pengamatan dan pembahasan di atas maka dapat
di simpulkan bahwa peneraan alat-alat gelas laboratorium seperti buret, pipet
volume, maupun labu takar sebelum digunakan dalam pengerjaan-pengerjaan
volumetrik bertujuan untuk meninjau ulang tanda tera dalam alat gelas karena
wadah yang terbuat dari gelas berubah terhadap perubahan suhu di wilayah
seseorang melakukan suatu penelitian/percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Parengkuan, K., Fatimawali, Citraningtyas, G., 2010, Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado, Jurnal Ilmiah Farmasi, Analisis, 2 (1) : 65
Sarigih, A.T.W., Kusuma, A.M., Utami, P.I., 2010, Analisis Sildenafil Sitrat Pada Jamu Tradisional Kuat Lelaki Merk a dan b Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Pharmacy, 7(2) : 32
Suirta, I.W., 2010. Sintesis Senyawa orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator Dalam titrasi. Jurnal Kima Vol. 4(1).
Underwood, A.l., Doy, R.A., 1981, Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta : Erlangga
Utomo, D., 2012 Alat Pengukur Resistansi Konduktivitas dan Total Dissolved Solids Air Dengan Teknik Dorong-Tarik, Jurnal Ilmiah Elektroteknika, 11(2) : 136