PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat...

85
i PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI BERDASARKAN KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN DI DUKUH SAMBISARI, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm ) Program Studi Farmasi Oleh : MG. Niken Arum Dati NIM : 118114075 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

i

PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI

BERDASARKAN KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN DI DUKUH

SAMBISARI, SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm )

Program Studi Farmasi

Oleh :

MG. Niken Arum Dati

NIM : 118114075

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada Yesus Kristus

Almarhum Bapak, Ibu, Kakakku tercinta

Sahabat, teman seperjuanganku dan

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus/ Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

berdasarkan Kajian Faktor Risiko Kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis memperoleh banyak dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan

arahan selama penulis melakukan pembelajaran di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan sabar dalam memberikan arahan, membimbing dan memberikan

dukungan serta doa selama proses penyusunan skripsi.

3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku penguji yang telah

memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.

4. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. selaku penguji yang telah memberikan

kritik dan saran selama penyusunan skripsi.

5. Bapak Bakri selaku Kepala Dukuh Sambisari yang telah menijinkan dan

membantu penulis dalam pengerjaan penelitian di Dukuh Sambisari, Sleman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

viii

yogyakarta serta segenap masyarakat Dukuh Sambisari atas bantuan yang

telah diberikan.

6. Keluarga tercinta, Alm. Bapak, Ibu, Mas Andi dan Mas Vensa yang selalu

menjadi sumber semangat bagi penulis serta yang selalu memberi doa dan

kasih sayang kepada penulis.

7. Yudist, Greta, Yovica, Danik, Thesa, Meilisa, Opi, Shinta, Agesty, Gita, dan

Berna sebagai rekan kerja yang telah menyediakan waktu untuk memberikan

saran dan kritik baik dalam hal penyusunan skripsi maupun hal-hal lain.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 serta seluruh bagian Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, sehingga

penulis menerima kritik, saran dan koreksi dari berbagai pihak untuk menjadikan

skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi banyak

pihak.

Yogyakarta, 28 Januari 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

INTISARI ......................................................................................................... xvi

ABSTRACT .................................................................................................... xvii

BAB I. PENGANTAR ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah .................................................................... 3

2. Keaslian Penelitian ..................................................................... 3

3. Manfaat penelitian ...................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................. 6

A. Hipertensi .............................................................................................. 6

B. Faktor - faktor yang mempengaruhi hipertensi ...................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

x

C. Pengukuran .......................................................................................... 15

D. Kesadaran ............................................................................................ 15

E. Teori Rule of Halves ............................................................................. 16

F. Landasan Teori ..................................................................................... 17

G. Hipotesis .............................................................................................. 18

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 19

B. Variabel Penelitian ............................................................................... 20

1. Variabel Bebas .......................................................................... 20

2. Variabel Tergantung ................................................................. 20

3. Variabel Pengacau .................................................................... 20

C. Definisi Operasional ............................................................................. 20

D. Responden Penelitian .......................................................................... 22

E. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 23

F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 23

G. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 24

H. Instrumen Penelitian ............................................................................. 25

I. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 25

1. Observasi awal .......................................................................... 25

2. Permohonan izin dan kerjasama ............................................... 25

3. Pembuatan informed consent dan leaflet.................................... 26

4. Penetapan dan seleksi calon responden ..................................... 26

5. Validitas instrumen penelitian ......................................................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xi

6. Pengukuran Tekanan Darah ...................................................... 28

7. Penjelasan hasil pemeriksaan .................................................... 28

8. Pengumpulan data ..................................................................... 28

9. Analisis data penelitan .............................................................. 29

J. Kesulitan Penelitian.............................................................................. 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 48

A. Kesimpulan .......................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49

LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian ........................................................................................ 3

Tabel II. Klasifikasi hipertensi menurut ESH/ESC ..................................................... 6

Tabel III. Defenisi Operasional ................................................................................. 20

Tabel IV.Karakteristik responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta ...................................................................................................... 34

Tabel V. Hubungan TDS dan TDD dengan Faktor Risiko Kesehatan Responden di

Dukuh Sambisari ......................................................................................... 35

Tabel VI. Prevalensi hipertensi berdasarkan umur responden di Dukuh Sambisari,

Sleman, Yogyakarta .................................................................................... 38

Tabel VII. Prevalensi Hipertensi berdasarkan jenis kelamin responden di Dukuh

Sambisari, Sleman, Yogyakarta .................................................................. 39

Tabel VIII. Kesadaran hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.............. 40

Tabel IX. Terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta ..................... 40

Tabel X. Terapi obat hipertensi responden hipertensi di Dukuh Sambisari,

Sleman, Yogyakarta .................................................................................... 41

Tabel XI. Hubungan antara faktor risiko BMI terhadap prevalensi, kesadaran, dan

terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta .......................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xiii

Tabel XII. Hubungan antara faktor risiko pola makan terhadap prevalensi,

kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta .................................................................................................. 42

Tabel XIII. Hubungan antara faktor risiko merokok terhadap prevalensi,

kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta .................................................................................................. 43

Tabel XIV. Hubungan antara faktor risiko aktivitas fisik terhadap prevalensi,

kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta .................................................................................................. 45

Tabel XV. Hubungan antara faktor risiko penyakit penyerta terhadap prevalensi,

kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta .................................................................................................. 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Payung “Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Hipertensi berdasarkan

Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor Sosio-Ekonomi di

Kabupaten Sleman, Yogyakarta ............................................................ 23

Gambar 2. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ................................................. 24

Gambar 3. Rumusan Hipotesis Hubungan Faktor Risiko Kesehatan terhadap

Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi ..................... 31

Gambar 4. Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di

Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta ................................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Izin Penelitian .................................................... 54

Lampiran 2. Ethical Clearance .......................................................................... 56

Lampiran 3. Leaflet ............................................................................................ 57

Lampiran 4. Informed Consent ........................................................................... 59

Lampiran 5. SOP Pengukuran Tekanan Darah.................................................... 62

Lampiran 6. Case Report Form .......................................................................... 63

Lampiran 7. Daftar Pengajuan Pertanyaan Responden ........................................ 64

Lampiran 8. Surat pelatihan penggunaan alat ukur tekanan

darah (Sphygmomanometer digital)................................................ 65

Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan .................................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xvi

INTISARI

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memiliki

prevalensi tinggi di Indonesia. Hipertensi yaitu keadaan seseorang yang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Meningkatnya angka

prevalensi hipertensi berpengaruh pada kesadaran dan terapi hipertensi yang

dilakukan oleh masyakarakat. Salah satu penyebab hipertensi yaitu faktor kajian

risiko kesehatan. Faktor kajian risiko kesehatan meliputi body mass index, pola

makan, alkohol, aktivitas fisik, merokok, dan penyakit penyerta. Penelitian

bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi, kesadaran dan terapi responden

pada responden di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan survei farmakoepidemiologi metode

observasional dengan rancangan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian

berjumlah 205 responden. Penelitian dilakukan di di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta. Sampel diambil secara purpose sampling. Data yang diperoleh

dianalisis secara statistikdengan, uji normalitas, uji univariat, uji one way anova,

uji T Independent, dan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 43,5%

proporsi prevalensi hipertensi, 31 % responden sadar hipertensi dan 26,5 %

responden yang melakukan terapi hipertensi. Faktor risiko kesehatan memberikan

hasil perbedaan tidak bermakna terhadapprevalensi, kesadaran, dan terapi

hipertensi dengan faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari.

Kata kunci : hipertensi, kesadaran, terapi, faktor risiko kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

xvii

ABSTRACT

Hypertension is one of the problems non-communicable diseases that

have a high prevalence in Indonesia. Hypertension is a state of someone who

experienced an increase in blood pressure above normal. The increasing

prevalence of hypertension effect on awareness and treatment of hypertension is

done by people. One cause of hypertension is a health risk assessment factors.

Health risk assessment factors include Body mass index, physical activity,

smoking, and comorbidities. This study aimed to identify the prevalence of

hypertension, awareness of respondents to hypertension and therapy as well as the

influence of health risk factors on the prevalence, awareness, and treatment of

hypertension.

This study uses survey pharmacoepidemiology observational methods

and analytic descriptive cross-sectional design. Research subjects were 205

respondents. The study was conducted in in Hamlet Sambisari, Sleman,

Yogyakarta. Samples were taken by purposive sampling. Data were

analyzedstatistically, normality test,univariate, anovatest, IndependentT-

testandChi-Square test. The results showed43.5% proportion ofthe prevalenceof

hypertension, 31% of respondentsare awareof hypertensionand26.5% of

respondentswhoperformthe treatment of hypertensionandwas not significantly

differentbetweenthe relationshipprevalence, awareness, andtreatment of

hypertensionwithhealth risk factorsin HamletSambisari.

Keywords: Hypertension, awareness, treatment, health risk factors.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Indonesia masih banyak masalah penyakit tidak menular salah satunya

penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai penyakit

tekanan darah tinggi. Pada tahun 2002, angka prevalensi hipertensi di Indonesia

sebesar 37,32% dari populasi dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun

(Setiati,2005). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan

sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat

dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan

prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk

yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum

obat hipertensi (Depkes RI,2012). Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa propinsi

DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Dinas

Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta,2013).

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg

dan diastolik ≥90 mmHg. Sebagian besar penderita tidak menimbulkan gejala

khusus sehingga disebut juga the sillent killer (Mancia, 2013). Salah satu

penyebab meningkatnya jumlah penderita hipertensi yaitu kurangnya kesadaran

masyarakat terhadap risiko penyakit hipertensi. Hal ini disebabkan oleh

peningkatan tekanan darah yang tidak menunjukkan gejala-gejala spesifik, serta

kurangnya pengetahuan tentang faktor risiko meningkatnya tekanan darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

2

tersebut. World Heallth Organization (WHO) tahun 2010 mengatakan setengah

dari penderita hipertensi diketahui hanya seperempatnya (25%) yang mendapat

pengobatan sementara hipertensi yang diobati dengan baik hanya 12,5%.

Prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi pada masyarakat dipengaruhi

oleh faktor risiko kesehatan. Faktor risiko kesehatan meliputi body mass index

(BMI), aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, pola makan, dan penyakit

penyerta. Makin besar massa tubuh, makin banyak suplai darah yang dibutuhkan

untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan

volume darah yang beredar melalui pembuluh darah akan meningkat sehingga

tekanan pada dinding arteri menjadi lebih besar (Kartikasari,2012). Karbon

monoksida dari rokok dapat mengakibatkan lesi dan perubahan tekanan darah

arteri (Gunawan,2007).

Penelitian ini mengacu pada “Rule of Halves” menjelaskan mengenai

setengah dari populasi menderita hipertensi, setengah dari yang hipertensi sadar,

dan setengah dari yang sadar melakukan terapi pengobatan. Adapun penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Daniel and Rao (2014) ingin mengevaluasi

penerapan “Rule of Halves” sebagai alat untuk menilai/mendeteksi kesadaran,

pengelolaan dan pengendalian hipertensi di masyarakat. Hasil penelitian

menunjukkan “Rule of Halves” dapat diterapkan dengan baik. Penelitian

sebelumnya juga terkait penelitian ini yang dilakukan oleh Rawdaree,

Howteerakul, Suwannapong, and Sittilerd (2006) terkait risiko hipertensi pada

masyarakat pedesaan dan hasilnya terdapat hubungan yang siginifikan hipertensi

dengan faktor risiko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

3

Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta berada di daerah sekitas wisata

Candi Sambisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Jumlah penduduk Dukuh

Sambisari sekitar 1800 jiwa penduduk dengan 463 Kepala Keluarga (KK). Hasil

wawancara dengan Pak Bakri selaku kepala dukuh setempat menyatakan jumlah

penyandang hipertensi cukup banyak di Dukuh Sambisari. Hal ini diperkuat

dengan adanya aktivitas rutin penduduk seperti posyandu untuk mengatasi

hipertensi. Selain itu, belum ada dilakukan penelitian terkait hipertensi di Dukuh

Sambisari.

1. Perumusan Masalah

a. Berapa proporsi prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran akan hipertensi

dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari ?

b. Apakah terdapat perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi responden

hipertensi yang disebabkan oleh faktor risiko kesehatan meliputi BMI,

merokok, aktivitas fisik, alkohol, pola makanan, dan penyakit penyerta ?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pravelansi kesadaran

hipertensi dan terapi hipertensi dengan kajian faktor risiko kesehatan yang

telah dipublikasi antara lain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

4

Tabel I. Keaslian Penelitian No Judul Persamaan Perbedaan

1 Health Risk Behaviours, Awareness, Treatment and

Control of Hypertension

among Rural Community People in Thailand (

Rawdaree, Howteerakul,

Suwannapong, and Sittilerd, 2006).

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kesadaran dan

pengobat hipertensi serta

faktor risiko pada masyarakat pedesaan.

Responden penelitian yaitu 527

responden yang berusia

35-60 tahun.

2 Faktor-faktor yang

berhubungan denga tekanan darah di Puskesmas Telaga

Murni Cikarang Barat Tahun

2012 (Anggara dan Prayitno, 2013).

Penelitian ini

menggunakan metode penelitian Cross

Sectional Study.

Cara pengambilan data

menggunakan kuesioner. Serta wawancara dengan

tenaga medis yang ada

dipuskesmas.

3

4

Prevalence, awareness and treatment of hypertension in

Finland during 1982–2007

(Jaakko,et al, 2009).

Faktor Risiko Hipertensi pada

Masyarakat di Desa Kabongan Kidul Kabupaten Rembang,

Semarang ( Kartikasari, 2012 ).

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian Cross Sectional

Study.

Penelitian bertujuan untuk

mengenai faktor-faktor

risiko hipertensi yang terjadi pada masyarakat di

pedesaan.

Responden penelitian yaitu laki-laki dan

perempuan yang berumur

25-62 tahun.

Subjek penelitian ada 106

subjek. Jenis penelitian

yaitu observasional analitik dengan

pendekatan case control.

5

Assessing awareness and

knowledge of hypertension in

an at-risk population in the Karen ethnic rural community,

Thasongyang, Thailand

(Aung et al, 2012).

Penelitian ini

menggunakan metode

penelitian Cross Sectional Study.

Responden penelitian

yaitu 298 warga yang

berusia di atas 30 tahun.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan referensi mengenai korelasi prevalensi

hipertensi, kesadaran, dan terapi hipertensi terhadap faktor risiko kesehatan di

Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

5

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi acuan dalam

meningkatkan kesadaran tentang penyakit hipertensi pada responden di

Dukuh Sambisari, Kabupaten Sleman. Selain itu juga pengukuran tekanan

darah yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan gambaran terkait

faktor risiko kesehatan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi, kesadaran dan terapi

responden pada responden di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus :

Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk :

a. Mengobservasi proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran dan terapi

responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman , Yogyakarta.

b. Mengobservasi perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi

yang disebabkan faktor risiko kesehatan seperti BMI, pola makanan,

aktivitas fisik, merokok, alkohol dan penyakit penyerta terhadap pada

responden di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia karena

tinggi prevalensi dan hubungannya dengan peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu peningkatan

tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg dan diastolik ≥ 90mmHg. Sebagian besar

penderita,tidak menimbulkan gejala khusus sehingga disebut juga the sillent

killer (Mancia, Fagard,Narkiewicz, Redo, Zanchetti, Michael, et al., 2013).

Klasifikasi hipertensi menurut ESH/ESC guidelines (2013) :

Tabel II. Klasifikasi hipertensi menurut ESH/ESC guidelinestahun 2013

Kategori Tekanan sistolik (mmHg)

Tekanan diastolik

(mmHg)

Optimal < 120 dan < 80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Prehipertensi 130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi Grade 1 140-150 dan/atau 90-99

Hipertensi Grade 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi Grade 3 ≥ 180 dan ≥ 110

2. Epideomologi

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2007 mengemukakan bahwa

sebagian besar kasus penyakit hipertensi dimasyarakat Indonesia belum

terdiagnosa, pernyataan ini didasarkan pada prevalensi hasil pengukuran

tekanan darah pada usia 18 tahun keatas sebesar 31,7%. Dari data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

7

tersebuthanya 7,2% dari populasi yang telah mengetahui bahwa mereka

mengidap penyakit hipertensi dan hanya sebesar 0,4 % dari populasi yang

menjalani terapi (Depkes, 2012). Survei tahun 2002, mendapatkan angka

prevalensi penyakit hipertensi tanpa pengobatan di Indonesia adalah 37,32%

dari populasi dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun yang berasal dari

berbagai pulau besar di Indonesia (Setiati,2005).

3. Etiologi

Kebanyakan pasien penderita hipertensi etiologi patofisiologinya tidak

diketahui (hipertensi ensensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer

adalah suatu kondisi yang sering terjadi pada banyak orang. Faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya hipertensi primer antara lain : tekanan darah

yang tidak terdeteksi, peningkatan kolesterol plasma (>240-250 mg/dl),

kebiasaan merokok/alkohol, obesitas, gagal ginjal,faktor keturunan dan usia.

Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatau kelainan spesifik dari suatu organ

tertentu atau pembuluh darah, seperti kelenjar adrenal, ginjal, atau arteri aorta

(Price dan Lorraine, 2006).

4. Penampakan Klinis

Hipertensi menyebabkan gejala nyeri kepala,rasa lelah dan pusing.

Hipertensi diketahui saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah rutin.

Peningkatan tekanan darah sama dengan perifer total dikali curah jantung,

peningkatan curah jantung berkepanjangan juga dapat menyebabkan

hipertensi. Selain itu, peningkatan kekentalan darah jika mencolok dapat

meningkatkan tekanan arteri (McPhee and Ganong, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

8

5. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

a. Terapi Farmakologi

1) Diuretik,seperti tiazid

Diuretik tiazid adalah diuretik dengan potensi menengah yang menurunan

tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada daerah awal

tubulus distal ginjal,meningkatkan eksresi natrium dan volume urin serta dapat

memberi efek vasodilatasi langsung pada arteriol sehingga dapat mempertahankan

efek antihipertensi lebih lama. Efek diuretik tiazid terjadi dalam waktu 1-2jam

telah pemberian dan dapat bertahan sampai 12-24jam. Pemberian obat ini cukup

sekali sehari (Gormer, 2007).

2) Beta bloker,seperti atenolol,propanolol,metoprolol

Obat golongan ini bekerja dengan mengeblok beta-adrenoseptor. Stimulasi

yang terjadi pada reseptor beta di otak dan perifer akan memacu neutransmitter

yang dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Stimulasi reseptor beta-1

pada jantung dapat meningkatkan frekuensi denyut dan kekuatan kontraksi otot

jantung, sedangkan stimulasi reseptor beta-1 pada ginjal akan menyebabkan

pelepasan renin,meningkatkan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Penggunaan obat golongan beta bloker pada terapi hipertenis bersifat antagonis

terhadap semua efek yang ditimbulkan akibat stimulasi reseptor beta tersebut

(Gromer, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

9

3) ACE (Angiotensin Converting Enzyme) Inhibitor, seperti captopril,

lisinopril, enalapril

Mekanisme kerja obat golongan ini adalah menghambat secara kompetitif

pembentukan angiotensin II dari prekusor angiotensin I yang inaktif. Efek

antihipertensi golongan ACE Inhibitor ini lebih kuat karena obat ini dapat

menghambat degradasi kini termasuk bradikinin yang memiliki efek vasodilatasi

(Gormer, 2007).

4) Angiotensin Reseptor Bloker (ARB atau AIIRA), seperti candesartan,

losartan, valsartan

Mekanisme kerja golongan ini adalah mengeblok secara langsung reseptor

angiotensin II tipe 1 (reseptor AT1) sehingga Angiotensin II tidak dapat berikatan

secara agonis dan tidak dapat menstimulasi efek vasokonstruksi,sekresi

aldosteron,tidak terjadi retensi sodium dan air (Straka, 2008).

5) Calcium Chanel Bloker (CCB), seperti sub golongan dihidropiridin

(amlodipin, felodipin, nifedipin) dan sub golongan non-dihidropiridin (diltiazem,

verapamil).

Mekanisme kerja golongan CCB ini akan menurunkan influks ion kalsium

ke dalam sel miokard,sel-sel dalam sistem konduksi jantung,dan sel-sel otot polos

pembuluh darah sehingga akan menurunkan kontraktilitas jantung,menekan

pembentukan dan perambatan impuls elekterik dalam jantung dan memacu

aktivitas vasodilatasi (Gormmer, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

10

6) Obat antihipertensi golongan lain

Yang termasuk dalam golongan ini adalah alfa bloker (penghambat

adrenoseraptor-1) yang akan mengeblok adrenoreseptor alfa-1 perifer sehingga

memberi efek vasodilatasi dengan cara merelaksasi otot polos pembuluh darah.

Antihipertensi kerja sentral seperti klonidin, metildopa, monoksidin bekerja pada

adrenoseptor alfa-2,dapat menurunkan aliran simpatetik ke jantung,pembuluh

darah dan ginjal sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah (Gormer,

2007).

b. Terapi Non-Farmakologi

Pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya

hidup. Perubahan gaya hidup yang direkomendasi JNC VII untuk mencegah dan

mengendalikan hipertensi meliputi:

1) Menurunkan berat badan. Pasien harus berusaha mengatur berat badannya

dalam kisaran normal yakni BMI berkisar 18,5-24,9kg.m2.

2) Mengikuti aturan makan yang dianjurkan DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension), yakni mengonsumsi banyak buah dan sayuran serta produk

yang terbuat dari susu rendah lemak.

3) Mengurangi asupan natrium. Asupan natrium perhari harus dibatasi kurang

dari atau sama dengan 100 mEq (2,4g natrium atau 6g natrium klorida).

4) Banyak melakukan aktivitas fisik,seperti rutin melakukan aerobik paling tidak

30 menit per hari.

5) Mengurangi kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok (Straka, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

11

B. Faktor - faktor yang mempengaruhi hipertensi

1. Usia

Usia berpengaruh pada kenaikan tekanan darah. Kaitannya usia dengan

perubahan tekanan darah, insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya

usia. Setelah umur 45 tahun,dinding arteri akan mengalami penebalan karena

adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot,sehingga pembuluh darah

akan berangsur-angsur menyempit dan jadi kaku. Tekanan diastolik

meningkatkan sampai 50 tahun dan kemudian menurun, sedangkan tekanan

darah sistolik terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Porth dan

Marfin, 2009). Tekanan darah diastolik dan sistolik berpengaruh dengan

umur pada laki-laki maupun perempuan. Koefisien korelasi antara umur dan

TDS sebesar 0,38 pada laki-laki dan 0,40 pada wanita (Tesfaye, 2007).

2. Jenis Kelamin

Prevalensi hipertensi pada laki-laki berusia diatas 35 tahun lebih rentan

dibandingkan perempuan. Perempuan terlindung dari penyakit kardiovaskular

sebelum menopause. Perempuan yang belum mengalami menopause

dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan meningkatkan High Density

Lipoprotein (HLD). Efek dilindungi esterogen dianggap sebagai penjelasan

adanya imunitas perempuan premenopause. Premenopause perempuan mulai

kehilangan sedikit demi sedikit hormon esterogen yang selama ini melindungi

pembuluh dari kerusakan. Pada saat menopause perempuan memiliki

kerentanan yang sama seperti pada laki-laki terjangkit penyakit hipertensi

(Kumar,Abbas,and Fausto, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

12

3. Body Mass Index (BMI)

Body mass index atau BMI merupakan pengukuran tinggi dan berat

badan individu, dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram

dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.BMI merupakan pengukuran yang

paling banyak digunakan untuk memperkirakan apakah seseorang mengalami

berat badan berlebih atau obesitas. Selain itu, BMI merupakan pengukuran

yang cukup untuk memantau peningkatan risiko kesehatan karena berat badan

berlebih pada level populasi (National Obesity Observatory, 2009).

Menurut Alison Hull dalam penelitiannya yang dikutip oleh Sugiarto,

menunjukkan adanya hubungan antara BMI dan hipertensi. BMI meningkat

diatas BMI ideal maka risiko menderita hipertensi juga meningkat.

Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri

khas pada populasi pasien hipertensi (Sugiarto, 2007).

4. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan

sistem penunjangnya yang dihasilkan otot skeletal dan membutuhkan

pengeluaran energi.Aktifitas fisik seperti olahraga berhubungan dengan

tekanan darah. Olahraga secara teratur dan terukur dapat menyerap atau

menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh darah nadi (Anggraeny,

2014).

Olahraga yang dianjurkan,melainkan olahraga aerobik. Olahraga aerobik

berupa latihan yang menggerakkan semua sendi dan otot misalkan jogging,

jalan, bersepeda dan berenang. Olahraga yang menegangkan kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

13

dianjurkan karena seringkali justru menaikkan tekanan darah (Porth dan

Marfin, 2009).

Kowalski yang dikutip oleh Anggraini, aktifitas fisik secara teratur tidak

hanya menurunkan tekanan darah, juga menyebabkan perubahan yang

signifikan. Aktifitas fisik meningkatkan aliran darah ke jantung, kelenturan

arteri dan fungsi arterial (Anggraeny, 2014).Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa melakukan olahraga berhubungan erat dengan

penurunan tekanan darah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian

Mannanyang menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang kurang berisiko 2,67

kali menderita hipertensi dibandingkan dengan yang sering beraktivitas

fisik/olahraga (Mannan, 2013).

5. Pola Makanan

Kebiasaaan makan merupakan cara individu atau kelompok dalaam

memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan pengaruh fisiologis,

psikologis, budaya, dan sosial. Menurut World Health Organixation (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko

terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak

lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.

Konsumsi natrium yang berlebih dapat menyebabkan konsentrasi

natrium di dalam cairan ekstraselular meningkat. Meningkatnya volume

cairan ekstraseluler menyebabkan meningkatnya volume darah, yang

berdampak kepada timbulnya hipertensi (Porth dan Marfin, 2009). Menurut

Alison Hull yang dikutip oleh Sugiarto, menunjukkan adanyakaitan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

14

asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium

akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan

volume darah (Sugiarto, 2007).

6. Merokok

Kandungan didalam rokok, nikotin dapat menstimulasi saraf simpatetik

yang kemudian meningkatkan detak jantung. Jangka waktu panjang rokok

menggunakan karbon monoksida untuk merusak dinding arteri, sehingga

mengakibatkan lesi yang bersifat irreversibel dan mengakibatkan perubahan

tekanan darah arteri (Gunawan, 2007).

Menurut kajian, risiko merokok menyebabkan hipertensi berkaitan

dengan jumlah rokok yang dihisap per hari bukan pada lama seseorang

mengkonsumsi rokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu bungkus

rokok sehari menjadi lebih rentan mendapat hipertensi (Anggraeny, 2014).

Hal ini diperkuat dengan penelitian oleh Mannan menunjukkan bahwa

perilaku merokok berisiko 2,32 kali menderita hipertensi dibandingkan

dengan yang tidak merokok (Mannan, 2013).

7. Alkohol

Konsumsi alkohol secara teratur dapat berperan dalam peningkatan

hipertesi. Efek ini terlihat dengan berbagai jenis minuman beralkohol, pada

laki-laki dan perempuan, dan dalam berbagai kelompak etnis (Porth dan

Marfin, 2009). Menurut Ali Khomsan yang dikutip oleh Sugiarto, konsumsi

alkohol harus diwaspadai karena menurut survei menunjukkan bahwa 10 %

kasus hipertensi berkaitan dengan konsumsi alkohol (Sugiarto,2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

15

8. Penyakit penyerta

Penyakit penyerta mempunyai peran terhadap tekanan darah. Tekanan

darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan

mempercepat atherosklerosis. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor

risiko kardiovaskular lain , maka akan meningkatkan mortalitas dan

morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. Hipertensi

mempunyai peningkatan risiko yang bermakna untuk penyakit koroner,

stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung (Departemen

kesehatan,2006).

C. Pengukuran

Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan dan

tinggi/panjang badan. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi dengan

menggunakan Digital Sphygmomanometer. Pengukuran tekanan darah

mencakup tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah diukur pada

posisi duduk pada lengan kiridengan kondisi responden yang rileks,

kemudian dipasang manset yang lebarnya dapat melingkar sekurang-

kurangnya 2/3 panjang lengan atas dan tidak menempel baju. Kemudian

lakukan pemompaan, catat hasil tekanan darah(Handayani, 2013).

D. Kesadaran

Hipertensi merupakan suatu penyakit degeneratif yang dapat

menimbulkan masalah kesehatan. Dalam hal ini, kesadaran masyarakat masih

dinilai rendah untuk melakukan kontrol tekanan darah. Angka kesadaran

masyarakat di Indonesia terhadap hipertensi hanya mencapai 50% dan lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

16

rendah dibanding Amerika yang masyarakatnya memiliki angka kesadaran

terhadap hipertensi yaitu mencapai 69%. Dari data tersebut yang tekanan

darahnya terkontrol baik adalah kurang dari 10% (Bustan, 2007).

E. The Rule of Halves

The Rule of Halves merupakan teori penyajian median dalam statistik,

mencakup populasi dalam bentuk apapun dan dapat menggunakan ukuran

apapun. Setengah dari orang – orang akan berada pada satu sisi median dan

setengahnya disisi lain (Deepa,Shanthirani, Pradeepa,and Mohan,2003). Rule

of halves pada dasarnya dapat digunakan dalam penelitian bidang hipertensi.

Teori ini menyatakan setengah dari pasien hipertensi tidak diketahui oleh

pelayanan kesehatan (belum terdiagnosis), setengah dari orang – orang yang

menderita hipertensi yang tidak menerima terapi (pengobatan) dan setengah

dari mereka diperlakukan (terapi), tidak melakukan kontrol(Hooker,Cowab,

and Freeman, 1999).

Penelitian terkait teori “Rule of Halves” dilakukan oleh Danieland Rao

(2014) ingin mengevaluasi penerapan teori “Rule of Halves” sebagai alat

untuk menilai/mendeteksi kesadaran, pengelolaan dan pengendalian

hipertensi di masyarakat. Hasil penelitian tersebut, ketika dilakukan

penerapan “Rule of Halves” diambil sebagai standar pengukuran

menunjukkan populasi yang diteliti memiliki kurangnya kesadaran, relatif

lebih baik dalam melakukan pengobatan, serta tidak melakukan kontrol

pengobatan hipertensi (Daniel and Rao, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

17

F. Landasan Teori

Hipertensimerupakan masalah kesehatanutama di seluruhdunia

karenatinggiprevalensidan hubungannya denganpeningkatan risikopenyakit

kardiovaskular.Hipertensi disebut juga penyakit “silent killer”karena tidak

memiliki gejala khusus (Mancia, Fagard,Narkiewicz, Redo, Zanchetti,

Michael, et al., 2013). Oleh karena itu banyak masyarakat yang tidak sadar

akan penyakit hipertensi.

Hipertensi umumnya dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Usia yang

seiring bertambah menyebabkan pula terjadi peningkatan tekanan darah

(Porth dan Marfin,2009). Pada usia perempuan memasuki masa menopause

lebih rentan terkena hipertensi dibandingkan laki-laki (Kumar,Abbas, and

Fausto,2009). Faktor risiko kesehatan seperti BMI meningkat, banyak

mengkonsumsi rokok dan alkohol serta kurang melakukan aktivitas fisik

dapat meningkatkan tekanan darah (Sugiarto,2007). Konsumsi natrium yang

banyak dapat meningkatnya volume darah yang dapat berdampak

meningkatnya tekanan darah (Porth dan Marfin,2009).

Teori „ rule of halves„ membahas mengenai setengah dari populasi

hipertensi tidak diketahui oleh pelayanan kesehatan (belum terdiagnosis),

setengah dari populasi yang menderita hipertensi tidak menerima terapi

(pengobatan) dan setengah dari mereka diperlakukan (terapi) dan tidak

melakukan kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

18

G. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya perbedaan proporsiantara

prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensiyang disebabkan olehfaktor resiko

kesehatan seperti BMI, merokok, pola makan, aktivitas fisik, alkohol, serta

penyakit penyerta pada responden di Dukuh Sambisari, Sleman,Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasiomal (survei

farmakoepidemiologi). Survei farmakoepidemiologi adalah metode yang

mempelajari penggunaan dan efek obat dalam populasi manusia (Storm and

Kimmel,2006). Penelitian ini menggunakan metode observasional yaitu penelitian

yang dilakukan dengan pengamatan tanpa melakukan perlakuan (Sastroasmoro

dan Ismael, 2010).

Penelitian yang bersifat observasional dibedakan menjadi penelitian

deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan peneliti yang bertujuan hanya mendeskripsikan fenomena yang

ditemukan baik berupa faktor risiko maupuk efek atau hasil. Penelitian analitik

adalah penelitian yang dilakukan peneliti dengan mencari hubungan antara varibel

yang ada (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

Pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang).

Pendekatan rancangan secara cross-sectional merupakan penelitian terhadap

variabel bebas dan variabel tergantung yang dilakukan pada waktu yang

bersamaandalam faktor efek diobservasi(Strom and Kimmel, 2006).Analisis yang

dilakukan adalah prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi dengan kajian faktor

risiko kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

20

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Faktor risiko kesehatan meliputi: Body Mass Index (BMI), aktivitas fisik, pola

makan, merokok, alkohol, serta riwayat penyakit penyerta yang berhubungan

dengan kardiovaskuler.

2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran masyarakat terhadap hipertensi dan terapi pengobatan

yang dilakukan responden.

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: usia dan jenis kelamin.

b. Variabel pengacau tak terkendali: aktivitas, lifestyle (gaya hidup), dan terapi

lain yang dilakukan.

C. Definisi Operasional

Tabel III. Defenisi Operasional Variabel Definisi

Operasional Kategori Alat Ukur/ Alat

dokumentasi Skala Ukur

Prevalensi

hipertensi

Angka kejadian

untuk penyakit

hipertensi yang terjadi di Dukuh

Sambisari,

Yogyakarta. Angka kejadian ini mengacu

pada standar

pengukuran tekanan darah berdasarkan

ESH dan ESC 2013.

1. Hipertensi, apabila

pengukuran tekanan

darah ≥ 140/90 mmHg.

2. Tidak hipertensi,

apabila pengukuran tekanan darahnya <

140/90 mmHg.

Sphymomanometer

Digital dan

wawancara ( CRF)

Ordinal

Responden

sadar

Responden yang

mengetahui apabila menderita atau

mengalami

hipertensi setelah melakukan

pengecekan tekanan

1. Responden sadar

hipertensi 2. Responden tidak sadar

hipertensi

Wawancara (CRF) Ordinal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

21

Variabel Definisi Operasional

Kategori Alat Ukur/ Alat dokumentasi

Skala Ukur

darah di pusat

pelayanan kesehatan.

Responden

terapi

Responden yang

sadar mengalami

hipertensi dan melakukan terapi

pengobatan dipusat

pelayanan kesehatan maupun

menggunakan terapi

trasidional.

1. Responden yang

melakukan terapi

pengobatan baik dari pusat pelayanan

kesehatan maupun

yang tradisiona. 2. Responden yang

tidak mendapatkan

terapi, baik di pusat

pelayanan kesehatan maupun tradisional.

Wawancara (CRF) Ordinal

Usia Penduduk di Dukuh

Sambisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta

yang berusia ≥ 40

tahun.Pengelompokan dilakukan untuk

melihat sebaran usia

yang lebih dominan

menderita hipertensi.

1. 40- 49 tahun

2. 50-59 tahun 3. 60-69 tahun

4. 70-79 tahun

5. ≥ 80 tahun

Wawancara (CRF) Rasio

Body Mass

Index (BMI)

Pengukuran berat

badan responden untuk memantai

peningkatan risiko

kesehatan karena

berat badan yang berlebih.

1. Responden yang

memiliki BMI ≤ 25kg/m

2.

2. Responden yang

memiliki BMI >

25kg/m2.

Timbangan berat

badan dan alat pengukur tinggi

badan.

Rasio

Pola makan Responden

mengatur pola makanan dan

memperhatikan

makanan yang dikonsumsi.

1. Responden yang

mengatur pola makan minimal 2 x 1sehari

serta konsumsi buah

dan sayuran. 2. Responden yang

tidak mengatur pola

makan.

Wawancara (CRF) Ordinal

Aktifitas fisik

Responden melakukan kegiatan

olahraga seperti

gym, sepedaan, senam, lari, dan

aktivitas olahraga

lain.

1. Responden melakukan aktivitas

fisik minimal 1 kali

tiap hari. 2. Responden yang

tidak melakukan

aktivitas fisik.

Wawancara (CRF) Ordinal

Merokok Responden yang

mengkonsumsi

1. Responden yang

mengkonsumsi

Wawancara (CRF) Ordinal

Lanjutan Tabel III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

22

Variabel Definisi Operasional

Kategori Alat Ukur/ Alat dokumentasi

Skala Ukur

Rokok secara aktif

dengan rentang konsumsi minimal 3

tahun.

2 rokok.

2. Responden yang tidak mengkonsumsi

rokok.

Alkohol Responden yang

menkonsumsi minuman minuman

beralkohol.

1. Responden yang

mengkonsumsi alkohol.

2. Responden yang

tidak mengkonsumsi alkohol.

Wawancara (CRF) Ordinal

Penyakit

penyerta

Responden yang

memiliki penyakit

penyerta yang berhubungan

dengan

kardiovaskular seperti diabetes

meilitus, asam urat,

stroke, kolesterol, dan penyakit

jantung.

1. Responden yang

memiliki penyakit

penyerta. 2. Responden yang

tidak memiliki

penyakit penyerta.

Wawancara (CRF) Ordinal

D. Responden Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah penduduk dewasa yang berusia lebih

dari 40 tahun di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta. Kriteria inklusi dalam

penelitian meliputi responden yang bersedia mengikuti penelitian ini dengan

mengisi Informed consent serta memiliki tekanan darah terukur setelah dilakukan

pengukuran tekanan darah oleh peneliti. Kriteria eksklusi meliputi responden

penelitian yangtekanan darahnya tidak dapat terdeteksi setelah dilakukan

pengecekan berulang sebanyak 2-3 kali pengecekan menggunakan

spygmanometer digital dan CRF responden tidak lengkap.

Lanjutan Tabel III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

23

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dukuh Sambisari, Kecamatan Kalasan,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-

Oktober 2014.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden

Hipertensi di Kabupaten Sleman (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor

Sosio-Ekonomi)” Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota

sebanyak 12 orang, setiap 2 orang meneliti 1 dukuh sehingga terdapat 6 dukuh di

Kabupaten Sleman.

Gambar1. Penelitian payung “Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Hipertensi

berdasarkanKajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor Sosio-Ekonomi di

Kabupaten Sleman, Yogyakarta”.

Provinsi

DIY

Kabupaten Sleman

Kecamatan Depok

Kelurahan Maguwoharjo

Dukuh Krodan II

Faktor sosio-

ekonomi

Faktor risiko kesehatan

Kecamatan Berbah

Kelurahan Jogotirto

Dukuh Blambangan

Faktor sosio-

ekonomi

Faktor risiko

kesehatan

Dukuh Jragung

Faktor sosio-

ekonomi

Faktor risiko kesehatan

Kecamatan Kalasan

Kelurahan Purwomartani

Dukuh Sambisari

Faktor sosio-

ekonomi

Faktor risiko

kesehatan

Dukuh Kadirojo II

Faktor sosio-

ekonomi

Faktor risiko kesehatan

Kecamatan Prambanan

Kelurahan Madurejo

Dukuh Sembir

Faktor sosio-

ekonomi

Faktor risiko kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

24

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian dilakukan secara

nonrandom dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan

secara non-random karena setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan

yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan purposive

sampling artinya responden dipilih berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti

bahwa responden dapat memberikan informasi yang sesuai terkait dengan tujuan

penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2010). Jumlah minimum sampel pada

penelitian korelasi yaitu 30 orang (Yahaya, Hashim, Boon dan Hamdan, 2006).

Gambar 2. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Total populasi sampel ≥ 40 tahun

di Dukuh Sambisari

n= ± 830 penduduk

Purpose Sampling

(minimal data 30)

Populasi sampel di Dukuh

Sambisari

n = ± 1800 penduduk

Total responden yang melakukan

terapi hipertensi

n= 53 responden

Total responden penelitian di

Dukuh Sambisari

n=205 responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

25

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pengukur

tinggi badan, timbangan berat badan, sphygmomanometer digital, leaflet, informed

consent, danCase Report Form (CRF). Alat pengukur tinggi badan dan timbangan

berat badan berfungsi untuk mengukur body mass index (BMI). Pengukuran

tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer digital.Leaflet

digunakan sebagai instrument edukasi kepada responden mengenai hipertensi.

Informed consent digunakan sebagai tanda persetujuan menjadi responden

penelitian. Case Report Form (CRF) srbagi instrumen yang digunakan peneliti

untuk menulis data pengukuran tekanan darah, BMI, dan hasil wawancara.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari dukuh dengan mewawancarai

dukuh dan melihat data dukuh untuk diteliti prevalensi, kesadaran, dan terapi

hipertensi.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan ijin ditujukan kepada Kepala Dukuh Sambisari Kabupaten

Sleman (Lampiran 1). Permohonan pengajuan diproses di Kantor Kesatuan

Bangsa dan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sleman Yogyakarta

untuk memperoleh izin yang ditujukan kepada Kepala Dukuh Sambisari.

Permohonan izin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk

memperoleh ethical clearance(Lampiran 2 ). Permohonan ijin dilakukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

26

memenuhi etika penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil

penelitian dapat dipublikasikan.

3. Penyusunan informed consent dan leaflet

Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan

oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama,

alamat, usia dan menandatanganinya. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran

A4 yang berisi informasi mengenai penjelasan tentang penelitian. Inform consent

dan leaflet terlampir (lampiran 3)

4. Penetapan calon responden

Pencarian responden penelitian dilakukan setelah mendapat ijin Kepala

Dukuh Sambisari, Kabupaten Sleman. Peneliti akan memberikan penjelasan

mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Responden yang

bersedia diminta untuk mengisi nama, alamat, usia dan

menandatanganinyainformed consent (lampiran 4).

5. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian

Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya

diukur sedangkan dikatakan reliabel jika penilaian atas apa yang diukur bersifat

konsisten. Apabila hasil penilaian tersebut konsisten maka instrumen yang

digunakan dapat dipercaya (Ronny, 2003). Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan derajat instrumen dapat dipercaya yaitu bila hasil pengukuran tetap

konsisten jika dilakukan sebanyak dua kali atau lebih (Notoatmodjo,

2002).Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

27

kesahihan suatu instrument (Sugiyono, 2007). Menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2011), alat kesehatan dikatakan baik bila CV (coefficient of

variation) 5%. Reliabilitas dilakukan sebanyak 5 kali berturut-turut.

Instrumen yang akan digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan

uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan

hasil pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometerdigital

terhadap sphygmomanometerraksa yang biasa digunakan pada pos kesehatan. Uji

reabilitas dilakukan dengan mengukur tekanan darah menggunakan

sphygmomanometerdigital pada beberapa probandus berkali-kali. Pengukuran

tekanan darah pada responden hipertensi menggunakan sphygmomanometerdigital

dengan merk Omron, MX3, Plus, Kyoto, Jepang yang telah divalidasi oleh

protokol internasional ESH (Babiker, Elkhalifa, and Moukhyer, 2013).

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing

sphygmomanometerdigital dan raksa dengan probandus masing-masing 3 dengan

tekanan darah tinggi dan normal. Selang waktu pengukuran tekanan darah selama

5 menit maka instrumen penelitian yang digunakan memiliki validitas yang baik.

Pengukuran reabilitas dilakukan pada 3 probandus dengan 5 kali pengukuran

sphygmomanometerdigital dan raksa setiap 5 menit dan hasilnya menunjukkan

instrumen yang digunakan memiliki reabilitas yang baik.

6. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah responden yang telah menandatangani

informed consent, dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

28

Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Pengukuran

tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali dengan jeda 2-5 menit sesuai SO

(lampiran 5 ).

7. Penjelasan hasil pemeriksaan

Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara

langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa

informasi dari responden. Informasi yang didapat dari responden akan

dikelompokkan sebagai data analisis.

8. Pengumpulan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer yang

diperoleh dari wawancara terstruktur dengan responden. Hasil wawancara ditulis

pada lembar CRF (lampiran 6). Daftar pengajuan pertanyaan penelitian terlampir

(lampiran7). Data pengukuran tekanan darah diperoleh dengan cara mengukur

tekanan darah sesuai SOP . Data pengukuran tekanan darah, berat badan, dan

tinggi badan juga ditulis pada lembar CRF. Selanjutnya dipindahkan ke file

Microsoft Ecxel, lalu diolah lebih lanjut untuk mendapatkan hasil analisis terkait.

Pengumpulan data disesuaikan dengan uji yang dilakukan.

Data-data yang diperoleh kemudian diproses cleaning dan editing. Pada

tahap ini bertujuan untuk menghilangkan data berdasarkan kriteria inklusi

penelitian. Data yang tidak masuk kriteria inklusi maka dilakukan eklusi

(eliminasi). Data responden awal ada 205 responden seteleh dilakukan eklusi

menjadi 200 responden. Proses berikutnya dilakukan analisis data melalui tahapuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

29

normalitas, analisis univariat, uji ONE WAY ANOVA dan uji T Independent, dan

uji Chi-Square.

9. Analisis Data Penelitian

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah menggunakan program komputer.

Langkah pertama dilakukan uji normalitas Q-Q plotuntuk mengetahui distribusi

normal suatu data. Data yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji t tidak

berpasangan dan selanjutnya dengan uji Chi-Square(Dahlan, 2009). Uji

normalitas Q-Q plot dilakukan terhadap variabel usia. Distribusi ini

menggambarkan data penelitian. Hasil dari uji normalitas Q-Q plot menunjukkan

bahwa data penelitian tidak terdistribusi normal. Berdasarkan pengalaman empiris

ahli statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 (n > 30), sudah dapat

diasumsikan berdistribusi normal (Jihadi, 2013).

Uji yang dilakukan selanjutnya uji analisis univariant untuk mendapatkan

gambaran frekuensi variabel yang diteliti di Dukuh Sambisari. Variabel yang

dianalisis adalah usia, jenis kelamin, dan faktor risiko kesehatan. Usia responden

penelitian dengan kategori usia 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun, 70-79

tahun, dan ≥ 80 tahun. Variabel faktor resiko kesehatan meliputi BMI (≤ 25

kg/m2, 25 kg/m

2), pola makanan (teratur, tidak teratur), aktifitas fisik (melakukan

aktivitas ya, tidak), merokok (ya ,tidak), dan penyakit penyerta (ada,tidak). Pada

penelitian ini, data untuk faktor alkohol tidak dapat dianalisis karena di Dukuh

Sambisari tidak ditemukan responden yang memiliki gaya hidup mengonsumsi

alkohol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

30

Penelitian ini juga dilakukan uji ONE WAY-ANOVA untuk menguji

perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang dihubungkan dengan

usia responden berdasarkan kategori. Pada hasil uji Anova, jika terdapat

perbedaan yang bermakna, maka uji selanjutnya adalah menganalisis kelompok

mana yang berbeda secara signifikan menggunakan analisis Post Hoc (Dahlan,

2009).

Setelah uji ONE WAY-ANOVA, dilanjutkan dengan Uji T Independent

untuk menganalisis perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang

dihubungkan dengan jenis kelamin dan faktor risiko kesehatan yaitu BMI, pola

makan, aktivitas fisik, merokok, dan penyakit penyerta. Uji yang dilakukan

selanjutnya uji Chi-Squareuntuk membandingkan dua distribusi data, yakni yang

teoritis (frekuensi harapan) dan yang sesuai kenyataan (frekuensi observasi)

(Santoso, 2010). Uji dilakukan untuk mengalisis korelasi antara faktor risiko

kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh

Sambisari. Hasil uji tiap faktor risiko berupa nilai p dan Odds Ratio (OR), dan

interval kepercayaan sebesar 95%. Nilai p <0,05 menunjukkan bahwa terdapat

hubungan berbeda bermaknaantara faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi,

kesadaran, dan terapi hipertensi. Nilai OR menunjukkan seberapa besar risiko

yang dapat terjadi secara bermakna antara kategori dalam analisis satu faktor

risiko Nilai p dan nilai OR beserta interval kepercayaan untuk analisis dengan

prevalensi hipertensi, kesadaran hipertensi, dan terapi hipertensi. Selanjutnya

dilakukan uji mengalisis hipotesis. Uji hipotesis one-tailed menunjukkan Ho tidak

ada perbedaan atau hubungan antara varibel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

31

Perumusan hipotesis

Ho : P1 ≤ P2

H1,2,3 : P1>P2 ; p<0.05

Gambar 3. Rumusan Hipotesis Hubungan Faktor Risiko Kesehatan terhadap

Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

Keterangan :

P1 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden

merokok; tidak olahraga; tidak mengatur pola makan; BMI>25; adanya

penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular.

P2 = proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden yang

tidak merokok; berolah raga; mengatur pola makan; BMI<25; tidak ada

penyakit penyerta yang berhubungan dengan kardiovaskular.

J. Kesulitan penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kesulitan dalam proses pelaksaannya.

Pengambilan data pengukuran tekanan darah yang dilakukan satu kali kunjungan

merupakan salah satu kelemahan penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan hasil

pengukuran tekanan darah responden penelitian sehingga untuk menyatakan

seseorang menderita hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan darah lebih

dari satu kali pada waktu yang berbeda.Oleh karena itu peneliti melakukan

Faktor Risiko Kesehatan

Prevalensi (H1)

Kesadaran (H2)

Terapi (H3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

32

pengecekkan dua sampai tiga kali dengan selang waktu 5 menit. Hal ini dilakukan

untuk menanggulangi apabila tidak bertemu responden yang sama pada waktu

kunjungan yang berbeda.

Kesulitan bahasa Jawa yang digunakan oleh sebagian responden merupakan

kelemahan penelitian. Hal ini berhubungan dengan hasil wawancara peneliti

dengan responden yang dapat mengakibatkan hasil data wawancara bias. Oleh

karena itu untuk menanggulangi hasil wawancara yang bias tersebut, peneliti

meminta bantuan kepada pemuda dukuh sebagai pengantara antara peneliti

dengan responden. Selain itu dalam penelitian ini data merokok hanya perokok

aktif. Hal ini berhubungan dengan hasil yang menunjukkan berbeda tidak

bermakna sehingga untuk kedepan sebaiknya digunakan juga data perokok

pasifnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi merupakan

penelitian payungan yang dilakukan oleh 12 orang di Kabupaten Sleman,

Yogyakarta. Peneliti akan melihat tentang proporsi prevalensi, kesadaran dan

terapi hipertensi pada responden hipertensi di Dukuh Sambisari serta

mengevaluasi perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi yang

disebabkan oleh faktor risiko hipertensi pada responden.

Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta terletak di sekitar taman wisata

Candi Sambisari di daerah Kecamatan Kalasan. Dukuh Sambisari terdiri dari 8

Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Jumlah penduduk Dukuh

Sambisari sekitar 1800 jiwa dengan 463 Kepala Keluarga (KK). Warga Dukuh

Sambisari memiliki profesi pekerjaan yang bermacam-macam seperti, dokter,

dosen, petani, buruh, pedagang, pegawai negeri, guru serta ibu rumah tangga.

Dukuh Sambisari sudah memiliki akses pengobatan yang mudah dijangkau oleh

warganya seperti puskesmas, posyandu bayi dan lansia, klinik pengobatan dokter,

serta bidan. Dukuh Sambisari memiliki aktivitas rutin seperti pengajian,

perkumpulan ibu pkk, senam dan posyandu.

Penelitian ini melibatkan 200 responden penelitian yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta. Distribusi

data responden diuji dengan uji normalitas Q-Q plot. Hasil dari uji normalitas Q-

Q plot dengan variabel usia menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

34

normal. Berdasarkan pengalaman empiris ahli statistik, data yang banyaknya lebih

dari 30 (n > 30), sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal (Jihadi, 2013).

Karakteristik variabel responden dilakukan dengan uji analisis univariant.

Variabel yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, dan faktor risiko kesehatan

seperti BMI, pola makan, aktivitas fisik, alkohol, merokok, dan penyakit penyerta.

Data hasil analisis karakteristik responden dapat dilihat pada tabel IV :

Tabel IV. Karakteristik responden hipertensi di Dukuh Sambisari,

Sleman, Yogyakarta

Variabel Jumlah Responden (orang)

Proporsi

(%)

Umur (tahun)

40-49 66 33

50-59 71 35,5

60-69 31 15,5

70-79 14 7

≥ 80 18 9

Gender Laki-laki

Perempuan

68

132

34

66

BMI ≤ 25 124 63

> 25 74 37

Mengatur Pola

Makan

Teratur 131 65,5

Tidak teratur 69 34,5

Aktivitas fisik Ya 13 6.5

Tidak 187 93.5

Merokok Ya 29 14.5

Tidak 171 85.5

Alkohol Ya 0 0

Tidak 200 100

Penyakit penyerta

Ya 61 30.5

Tidak 139 69.5

Penelitian ini juga melakukan melakukan pengujian data dengan uji one

way-inova dan uji T Independent. Uji one way-anova untuk melihat perbedaan

rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang dihubungkan dengan usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

35

responden berdasarkan kategori. Uji T Independent untuk mengetahui perbedaan

rata-rata tekanan darah sistolik maupun diastolik yang dihubungkan dengan jenis

kelamin dan faktor risiko kesehatan yaitu BMI, pola makan, aktivitas fisik,

merokok, dan penyakit penyerta.

Tabel V. Profil Tekanan Darah Responden terhadap Faktor Risiko Kesehatan

di Dukuh Sambisari

Dukuh sambisari (n=200)

Variabel TDS (mmHg) TDD (mmHg) Nilai p

Total

responden

137,15 ± 21,87 81,90 ± 12,93

Usia (tahun)

40-49 131,80 ± 18,98 85,06 ± 14,39 TDS = < 0,01*

50-59 134,58 ± 20.61 81,44 ± 12,28 TDD = 0,01*

60-69 145,39 ± 25,21 82,68 ± 11,01

70-79 146,54 ± 24,38 74,00 ± 11,09

≥ 80 145,47 ± 22,19 76,84 ± 10,89

Jenis

Kelamin

Laki-laki 137,28 ± 19,36 82,21 ± 11,36 TDS = 0,12

Perempuan 137,08 ± 23,10 81,75 ± 13,69 TDD = 0,16

BMI ≤ 25 137,11 ± 23.16 79,04 ± 12,27 TDS = 0,05

≥ 25 137,22 ± 19,62 86,78 ± 12,63 TDD = 0,59

Merokok Ya 136,79 ± 18,90 81,29 ± 11,58 TDS = 0,22

Tidak 137,21 ± 22,36 82,01 ± 13,16 TDD = 0,65

Pola makan Teratur 137,89 ± 23,53 81,90 ± 12,21 TDS = < 0,01*

Tidak teratur 135,25 ± 16,89 81,91 ± 14,73 TDD = 0,51

Aktivitas

fisik

Ya 126,77 ± 19,16 79,46 ± 10,63 TDS = 0,65

Tidak 138,02 ± 21,87 82,09 ± 13,11 TDD = 0,46

Penyakit

penyerta

Ada 140,69 ± 22,25 81,75 ± 10,57 TDS = 0,33

Tidak 135,78 ± 21,56 81,99 ± 13,92 TDD = 0,18

p< 0,05 terdapat berbeda bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

36

Profil tekanan darah responden terbagi atas tekanan darah sistolik dan

tekananan darah diastolik. Rata-rata tekanan darah sistolik reponden

137,15±21,87 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 81,90± 12,93 mmHg.

Hal ini menunjukkan rata-rata dari responden di Dukuh Sambisari memiliki

tekanan darah diatas normal.

Pada hasil uji berdasarkan nilai p menunjukkan terdapat berbeda bermakna

signifikan antara tekanan darah sistolik dengan usia dan tekanan darah diastolik

dengan usia. Selain itu, terdapat berbeda bermakna antara tekanan darah sistolik

dengan pola makan. Selanjutnya dilakukan uji post hoc untuk menampilkan

perbedaannya, menunjukkan hasil berbeda bermakna pada kelompok umur

rentang 40-49 tahun terhadap 60-69 tahun dengan nilai p 0,031 untuk tekanan

darah sistolik. Pada tekanan darah diastolik menunjukkan berbeda bermakna pada

kelompok umur rentang 40-49 tahun terhadap 60-69 tahun dengan nilai p 0,036.

A. Prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi

di Dukuh Sambisari

1. Prevalensi Hipertensi

Populasi penelitian ini melibat 200 responden penelitian yang telah

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di Dukuh Sambisari, Yogyakarta. Profil

data penelitian ini dianalisis berdasarkan menggunakan teori The Rule of

Halves.Hal ini untuk melihat sebaran data prevalensi, kesadaran dan terapi

hipertensi di Dukuh Sambisari. Teori The Rule of Halves menjelaskan

bahwasetengahdari populasi mengalami hipertensi, setengah dari jumlah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

37

mengalami hipertensi sadar akan hipertensi, dan setengah dari jumlah sadar

hipertensi melakukan terapi dan kontrol terapi(Hooker,1999).

Gambar 4. Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi

di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian gambar 3 menunjukkan bahwa dari responden

penelitian di Dukuh Sambisari relatif lebih kecil yang mengidap hipertensi

dibandingkan dengan yang tidak mengidap hipertensi. Responden yang mengidap

hipertensi memiliki tingkat kesadaran yang relatif lebih besar dibandingkan

dengan populasi responden tidak sadar menderita hipertensi. Hal ini menujukkan

lebih dari setengah populasi responden yang mengidap hipertensi sadar

akanpenyakit hipertensi.

Respondensadarhipertensiyang melakukan terapi hipertensi dengan rutin

relatif lebih besar proporsinya dibandingkan yang tidak melakukan terapi. Hal ini

berhubungan dengan keadaan Dukuh Sambisari yang mempunyai program

posyandu rutin setiap bulannya. Program posyandu ini mempunyai peran penting

Populasi

200 responden

Tidak Hipertensi

113 responden

(56,50 %)

Hipertensi

87 responden

(43,50 %)

Sadar hipertensi

62 responden

(31 %)

Terapi Hipertensi

53 responden

(26,50%)

Tidak Terapi Hipertensi

9 responden

(4,50%)Tidak sadar hipertensi

25 responden

(12,50 %)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

38

terhadap kesehatan masyarakat pendukuhan salah satunya terhadap penyakit

hipertensi.Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dukuh sambisari.

Responden rutin melakukan pengecekan tekanan darahdi Posyandu Dukuh

Sambisari. Terapi hipertensi yang dilakukan responden dengan mengecekkan

tekanan darah secara berkala dan mengkonsumsi obat hipertensi maupun

tradisionsl seperti jamu.

Usia merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi. Usia pada

penelitian ini dibagi atas 5 kategori rentang umur yaitu 40-49 tahun, 50-59 tahun,

60-69 tahun, 70-79 tahun, dan ≥ 80 tahun. Pembagian kategori ini ingin melihat

sebaran data usia pada rentang berapa yang banyak menderita hipertensi dari

jumlah populasi pada rentang tersebut.

Tabel VI. Prevalensi hipertensi berdasarkan usia responden di Dukuh Sambisari,

Sleman, Yogyakarta

Usia (Tahun)

Jumlah

Responden

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah responden

hipertensi (Orang)

Proporsi

(%)

40-49 66 33,00 25 28,70

50-59 71 35,50 24 27,60

60-69 31 15,50 17 19,50

70-79 13 7,00 10 11,50

≥ 80 18 9,00 11 12,70

Total 200 100,00 87 100

Hasil data tabel VI menunjukkan, proporsi prevalensi hipertensi di Dukuh

Sambisari terbanyak pada rentang usia 70-79 tahun. Hal ini memperkuat teori

yang mengatakan bahwa adanya pematangan dan pertumbuhan seiring

bertambahnya usia menyebabkan terjadi peningkatan tekanan darah.

Bertambahnya usia menyebabkan dinding arteri akan mengalami penebalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

39

karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot,sehingga pembuluh

darah akan berangsur-angsur menyempit dan jadi kaku (Porth dan Marfin, 2009).

Tabel VII. Prevalensi Hipertensi berdasarkan jenis kelamin responden di

Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Gender Jumlah responden

(orang) Proporsi (%)

Jumlah

responden

hipertensi

(Orang)

Proporsi

(%)

Laki- Laki 68 34 26 29

Perempuan 132 66 61 70

Total 200 100 87 100

Prevalensi hipertensi di Dukuh Sambisari dilakukan analisis berdasarkan

jenis kelamin responden. Hasil data tabel VII menunjukkan, proporsi prevalensi

hipertensi di Dukuh Sambisari terbanyak pada responden perempuan

dibandingkan responden laki-laki. Proporsi responden hipertensi pada perempuan

29.9% dan laki-laki 70.1 % . Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Sagala (2012) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi pada

perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki didapatkan angka prevalensi 6%

pada priadan 11% pada wanita (Sagala,2012).

2. Kesadaran

Penelitian “Prevalensi ,Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

Kajian Faktor Risiko Kesehatan Di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta” ini

juga melihat proporsi responden yang sadar akan hipertensi. Berdasarkan tabel X,

dari 87 reponden yang diketahui menyandang hipertensi ada 71,30 % atau 62

reponden hipertensi yang sadar akan penyakit hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

40

Tabel VIII. Kesadaran hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Variabel Jumlah (orang) Proporsi (%)

Sadar hipertensi Tidak sadar hipertensi

62 25

71,30 28,70

Total 87 100

3. Terapi Hipertensi

Penelitian “ Prevalensi, Kesadaran, Dan Terapi Responden Hipertensi

Kajian Faktor Risiko Kesehatan Di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta” ini

juga melihat proporsi responden yang sadar akan hipertensi serta melakukan

terapi hipertensi. Tabel IX menunjukkan dari 62 reponden yang diketahui sadar

hipertensi ada 85.5 % atau 53 reponden hipertensi yang menjalankan terapi

hipertensi. Hal ini berhubungan dengan observasi awal yang dilakukan peneliti

yang di jelaskan pada bab I. Responden hipertensi di Dukuh Sambisari rutin

melakukan pengecekkan tekanan darah setiap bulannya di posyandu.

TabelIX. Terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Variabel Jumlah (orang) Proporsi (%)

Terapi Tidak Terapi

53 9

85.50 14.50

Total 62 100

Terapi hipertensi yang dilakukan responden penelitian ada terapi obat

dan terapi non obat. Terapi obat yang dilakukan oleh responden penelitian dengan

mengkonsumsi obat hipertensi sedangkan terapi non obat responden biasa

mengkonsumsi jamu herbal. Hasil penelitian memperoleh data obat-obatan

hipertensi yang dikonsumsi responden seperti tercantum di tabel X, dari 53

reponden yang melakukan terapi ada 33 reponden yang lupa nama obat yang

mereka konsumsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

41

Tabel X. Terapi obat hipertensi responden hipertensi di Dukuh Sambisari,

Sleman, Yogyakarta

Monoterapi

Captopril 12

Amlodipin 4

Bisoprolol 1

Lupa nama obat HT 31

Jamu 1

TerapiKombinasi

Captopril + nefidipin + valsartan 1

Captopril + jamu 1

Captopril + terapipijat 1

Amlodipin + rebusan daun salam dan bawang putih

1

TOTAL 53

B. Pengaruh faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran, dan

terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

1. Body Mass Indexatau BMI

Body Mass Index atau BMI memiliki hubungan dengan tekanan darah.

Semakin tinggi BMI maka semakin tinggi pula prevalensi hipertensi. Hal ini

disebabkan oleh adanya penumpukan lemak yang dapat menimbulkan

sumbatan pada pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat meningkat

(Sugiarto,2007).

Hasil penelitian berdasarkan tabel XI menunjukkan tidak berbeda

bermakna antara BMI dengan prevalensi hipertensi, kesadaran dan terapi

hipertensi di Dukuh Sambisari. Hubungan tidak berbeda bermakna dilihat dari

nilai p value (p>0.05). Hal inisejalandenganhasilpenelitian yang dilakukan

olehFatma yang mengatakanbahwa BMImempunyai hubungan yang tidak

bermakna dengan kejadian hipertensi pada nelayan di Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau (Fatma, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

42

Tabel XI. Hubungan antara faktor risiko BMI terhadap prevalensi, kesadaran,

dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Variabel BMI

(kg/m2)

Jumlah populasi (n) Nilai p OR

Cl 95 %

Ya Tidak Batas bawah Batas atas

Hipertensi ≤ 25 51 75

0,16 1,39 0,78 2,48 > 25 36 38

Kesadaran ≤ 25 38 13

0,28 1,46 0,57 3,72 > 25 24 12

Terapi ≤ 25 34 4

0,22 2,23 0,53 9,34 > 25 19 5

* p <0,05 menyatakan ada berbeda bermakna

2. Pola makan

Kebiasaan makan yang kurang teratur dapat berpengaruh pada tekanan

darah. Selain itu juga pola asupan yang tidak teratur juga berpengaruh. Kurang

mengkonsumsi sayur- sayuran, buahan, serta sering mengkonsumsi garam

dapat meningkatkan hipertensi.

Tabel XII. Hubungan antara faktor risiko pola makan terhadap prevalensi,

kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta

Variabel Pola makan Jumlah populasi (n) Nilai

p OR

Cl 95 %

Ya Tidak Batas bawah Batas atas

Hipertensi Teratur 53 78

0,15 1,43 0,79 2,57 Tidak teratur 34 35

Kesadaran Teratur 38 15

0,55 1,06 0,41 2,73 Tidak teratur 24 10

Terapi Teratur 31 7

0,24 0,40 0,08 2,12 Tidak teratur 22 2

* p <0,05 menyatakan ada hubungan pengaruh signifikan bermakna

Hasil penelitian berdasarkan tabel XII menunjukkan proporsi prevalensi,

kesadaran dan terapi responden hipertensi yang pola makannya teratur lebih

besar dibandingkan dengan populasi responden yang tidak teratur. Hasil uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

43

statistik pola makan dengan prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi

menunjukkan tidak berbeda bermakna signifikan antara pola makan dengan

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi terhadap responden di Dukuh

Sambisari, Sleman, Yogyakarta (p> 0,05).

3. Merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Pada penelitian faktor risiko

merokok, peneliti membuat pengelompokan secara spesifik terhadap merekok.

Pada penelitian ini, responden merokok yang dianalisis hanya reponden laki –

laki saja. 87 responden hipertensi terdapat 26 reponden laki-laki yang

menyandang hipertensi, 62 responden sadar hipertensi terdapat 15 responden

laki-laki yang sadar hipertensi dan 53 reponden sadar hipertensi ada 12

reponden laki-laki yang melakukan terapi hipertensi.

Tabel XIII. Hubungan antara faktor risiko merokok

terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi

di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Variabel Merokok Jumlah populasi (n) Nilai

p OR

Cl 95 %

Ya Tidak Batas bawah Batas atas

Hipertensi Ya 10 18

0,46 1,20 0,44 3,26 Tidak 16 24

Kesadaran Ya 7 3

0,23 2,62 0,50 13,72 Tidak 8 9

Terapi Ya 5 2

0,45 0,36 0,02 5,11 Tidak 7 1

* p <0,05 menyatakan ada berbeda bermakna

Hasil penelitian berdasarkan tabel XIII proporsi prevalensi, kesadaran

dan terapi responden hipertensi pada responden tidak merokok lebih besar

dibandingkan dengan populasi responden merokok. Hasil uji statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

44

menunjukkan tidak berbeda bermakna signifikan anatara merokok dengan

prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi responden hipertensi di Dukuh

Sambisari (p>0,05).

Hasil penelitian ini sejalan denagan penelitian yang dilakukan oleh

Sarasaty menunjukkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p-value sebesar 0,656

yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara merokok

dengan kejadian hipertensi (Sarasty, 2011). Hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian Rahajeng dan Tuminah menunjukkan bahwa risiko perilaku

pernah merokok secara bermaknaditemukan sebesar 1,11 kali dibandingkan

yang tidakpernahmerokok (RahajengdanTuminah, 2009).

4. Aktivitas fisik

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensikarena

olahraga teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan

tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi.

Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya

obesitas memudahkan timbulnya hipertensi (Sugiarto,2007).

Hasil penelitian berdasarkan tabel XIV menunjukkan proporsi prevalensi,

kesadaran dan terapi responden hipertensi pada responden yang tidak

melakukan aktivitas fisiklebih besar dibandingkan dengan populasi responden

yang melakukan aktivitas fisik. Hasil uji statistik menunjukkan tidak berbeda

bermakna antara hubungan aktifitas fisik dengan proporsi prevalensi,

kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari (p >0.05).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

45

Kartika bahwa variable aktivitas tidak terbukti sebagai factor risiko hipertensi

kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya ( Kartika,2012).

Tabel XIV. Hubungan antara faktor risiko aktivitas fisik

terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi

di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta

Variabel Aktivitas

fisik

Jumlah populasi (n) Nilai

p OR

Cl 95 %

Ya Tidak Batas bawah Batas atas

Hipertensi Ya 7 6

0,31 0,64 0,21 1,98 Tidak 80 107

Kesadaran Ya 6 1

0,35 2,57 0,29 22,53 Tidak 56 24

Terapi Ya 5 1

0,63 0,83 0,08 8,09 Tidak 48 8

* p <0,05 menyatakan ada berbeda bermakna

5. Penyakit penyerta

Penyakit penyerta mempunyai peran terhadap tekanan darah. Tekanan

darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan

mempercepat atherosklerosis. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor

risiko kardiovaskular lain ,maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas

akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut (Departemen kesehatan,2006).

Penelitian ini memperoleh hasil responden memiliki penyakit penyerta

seperti diabetes meilitus, jantung dan stroke. Hasil penelitian berdasarkan tabel

XV menunjukkan proporsi prevalensi, kesadaran dan terapi responden

hipertensi pada responden yang tidak disertai penyakit penyerta lebih besar

dibandingkan dengan populasi responden yang disertai penyakit penyerta.

Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak berbeda bermakna antara hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

46

penyakit penyerta dengan prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi terhadap

responden di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta (p >0.05). Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irza pada tahun

2009. Hasil penelitiannya menyatakan terdapat hubungan berbeda bermakna

penyakit penyerta dengan hipertensi (Irza, 2009).

Dalam penelitian ini responden yang memiliki penyakit penyerta seperti

diabetes meilitus, jantung dan stroke. Hasil penelitian berdasarkan tabel XV

menunjukkan proporsi prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi

pada responden yang tidak disertai penyakit penyerta lebih besar dibandingkan

dengan populasi responden yang disertai penyakit penyerta.

Tabel XV. Hubungan antara faktor risiko penyakit penyerta terhadap

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman,

Yogyakarta

Variabel Penyakit

penyerta

Jumlah populasi (n) Nilai

p OR

Cl 95 %

Ya Tidak Batas bawah Batas atas

Hipertensi Ada 31 30

0,21 0,65 0,36 1,19 Tidak 56 83

Kesadaran Ada 24 7

0,24 1,62 0,59 4,47 Tidak 38 17

Terapi Ada 23 1

0,07 6,13 0,71 52,58 Tidak 30 8

* p <0,05 menyatakan ada berbeda bermakna.

Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak berbeda bermakna

antara hubungan penyakit penyerta dengan prevalensi, kesadaran dan terapi

hipertensi terhadap responden di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta (p

>0.05). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

47

oleh Irza pada tahun 2009. Hasil penelitiannya menyatakan terdapat hubungan

berbeda bermakna penyakit penyerta dengan hipertensi (Irza, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proporsi prevalensi hipertensi di Dukuh Sambisari dari 200 populasi

reponden yaitu 43,5% responden hipertensi, 31 % responden sadar hipertensi

dan 26,5 % responden melakukan terapi hipertensi .

2. Faktor risiko hipertensi yang diteliti meliputi BMI, merokok, Aktivitas fisik,

pola makan, dan penyakit penyerta mempunyai hubungan pengaruh yang

tidak signifikan terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi responden di

Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

B. Saran

Penelitan selanjutnya sebaiknya untuk menentukan hipertensi pengukuran

tekanan dara dilakukan secara berkala. Penelitian sebaiknya dilakukan sampai

pada pengendalian tekanan darah mengingat penyakit hipertensi merupakan

penyakit degeneratif yang harus dikendalikan.Selain itu, supaya aturan the

rule of halves bisa terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

49

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, R., Wahiduddin,dan Rismayanti, 2014, Faktor Risiko Aktivitas

Fisik, Merokok, dan Konsumsi Alkohol terhadap Kejadian

Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pattingalloang

Kota Makasar, Laporan Penelitian, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

Anggara, F.H.D, dan Prayitno,N, 2013, Faktor-faktor yang berhubungan

dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat

Tahun 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 23-25.

Aung, M.N., Lorga, T., Srikrajang, J., Promtingkran, N., Kreuangchai, S.,

Tonpanya, W., et al., 2012, Assessing awareness and knowledge of

hypertension in an at-risk population in the Karen ethnic rural

community, Thasongyang, Thailand, Int J Gen Med, 5, 553-561.

Babiker, F.A., Elkalifa, and Moukhyer, M.E., 2013, Awareness of

Hypertension and Factors Associated with Uncontrolled

Hypertension in Sudanese Adults, Cardiovasc J Afr, 24(6), 208-12.

Bustan,M.N.,2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta,Jakarta,

pp. 29-38.

Dahlan, M.S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba

Medika, Jakarta, pp. 46, 53-53, 102, 157, 163-166.

Daniel, A.J., and Rao, V., 2014, Application Of The “Rule Of Halves” For

Hypertension As An Assessment Tool In An Urban Slum At

Davangere, National Journal of Community Medicine, 5, 333-338.

Deepa, R., Shanthirani,C.H., Pradeepa, R., and Mohan, V., 2003, Is the ‘Rule

of Halves’ in Hypertension Still Valid - Evidence from the Chennai

Urban Population Study, JAPI,

www.ncbi.nlm.gov/pubmed/12725257, diakses tanggal 20 Februari

2014.

Depkes, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Depkes RI,

http://ninfar.depkes.go.id/download/BUKU_SAKU_HIPERTENSI.pdf , diakses tanggal 6 maret 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

50

Depkes,RI, 2012, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen Kesehatan RI,

http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909, diakes pada

tanggal 5 Maret 2014.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2012,

http://dinkes.jogjaprov.go.id/files/64370-Profil-Kes-DIY-2012.pdf,

diakses pada tanggal 1 desember 2014.

Fatma, Y., 2009, Pola Konsumsi dan Gaya Hidup Sebagai Faktor Resiko

Terjadinya Hipertensi pada Nelayan di Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2009, Tesis, 44, Universitas Gajah Mada ,

Yogyakarta.

Gormer, B., 2007, Hypertension Pharmacological Management,

http://www.pharmj.com/pdf/hp/200704/hp 200704

pharmacological.pdf, diakses pada tanggal 12 Februari 2014.

Gunawan,L., 2007, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Penerbit

Kanisius,Yogyakarta, pp. 23-25.

Handayani, Y.,N., 2013, Hipertensi pada Pekerja Perusahaan Migas X di

Kalimantan Timur, Indonesia , Indonesia Makara Seri Kesehatan In

Press, 28-30.

Hooker, R.C., Cowab,N., and Freeman,G.K., Better by half : hypertension in

the elderly and the ‘ the of halves’: a primary care audit of the

clinical computer record as a springboard to improving care,

Oxford University Press,

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10381016, diakses tanggal 28

Februari 2014.

Irza, S., 2009, Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari

Bungo Tanjung Sumatera Barat, Skripsi, 50, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Jaakko, E.F., Kastarinen,M., Antikainen,R., Paltonen,M., Laatikainen,T.,

Barengo, et al., 2009, Prevalence, awareness and treatment of

hypertension in Finland during 1982–2007, Journal of Hypertension,

27, 1552-1559.

Jihadi, M., 2013, Uji Normalitas Data dengan SPSS, UGM,

http://jihadi.staff.umm.ac.id/2012/03/normal-data/, diakses tanggal

15 januari 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

51

Kartikasari,N.,A., 2012, Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa

Kabongan Kidul Kabupaten Rembang, Laporan Hasil Penelitian, 78,

Universitas Diponogoro, Semarang.

Kumar,V., Abbas.A.K., and Fausto.N, 2005, Hypertension Vascular Disease :

Robn and Cotran Pathalogic of Disease, 7th

Ed, Philadelphia :

Elsevier Saunders, Philadelphia, pp.528-529.

Mancia, G., Fagard,R., Narkiewicz,K., Redo,J., Zanchetti,A., Michael ,B., et

al., 2013, TheTask Force for the management ofarterial hypertension

of the European Society ofHypertension (ESH) and of the European

Society of Cardiology (ESC), Hypertension J., 31:1286.

Mannan, H., 2013, 'Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun 2012, Skripsi, 43,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

McPhee, S.J., and Ganong, W.F., 2010, Patofisiologi Penyakit : Pengantar

Menuju Kedokteran Klinis, Ed. 5., Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, pp.340-342.

National Obesity Observatory, 2009, Body Mass Index as A Measure of

Obesity, Association of Public Health Observatories, USA.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,

Jakarta, pp. 89, 145-148.

Porth,C.M, and Matfin, G., 2009,Pathophysiologi : Concept pf Altered Health

State, Eight Edition, Lippincott Wiliams and Wilkins, Philadelphia,

pp.513-515.

Price,S.A., dan Lorraine,M.W.,2006, Patofisologi : Konsep Klinis : Proses-

proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.56-60.

Rahajeng, E., dan Tuminah, S., 2009, 'Prevalensi Hipertensi dan

Determinannya di Indonesia', Majalah Kedokteran Indonesia, 59.

Ronny, 2003, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, 1th Ed.,

PPM, Jakarta, pp. 152.

Sagala, L.M., 2011, Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga

Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe,

Skripsi,66, Universitas Sumatra Utara, Sumatra Utara.

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis, Sagung Seto, Jakarta, pp. 49.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

52

Sarasaty, R. F., 2011, Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada

Kelompok Lanjut Usia di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan

Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Skripsi, 44, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Setiati,S., 2005, Prevalence of Hypertension without Anti-hypertensive

Medications and Its Association with Social Demographic

Characteristics Among 40 Yearsand Above Adult Population in

Indonesia, Journal Kesehatan,20-21.

Straka, R.J., 2008, Pharmaceutical Principles and Practise,The McGraw Hill

Companies, USA, pp. 9-31.

Strom,B.L., and Kimmel,S.T., 2006, Textbook Of Pharmacoepidemiology,

University of Pennsylvania, Philadelphia, USA,pp. 45,78.

Sugiarto,2007,Faktor-faktor resiko hipertensi grade II pada masyarakat (studi

kasus di kabupaten karang anyar), Tesis, 66-78, Universitas

Diponogoro, Semarang.

Sugiyono, 2007 , Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta,

http://klinikstatistik.wordpress.com/referensi-uji-validitas-dan-

reliabilitas , diakses pada tanggal 27 januari 2015.

Tesfaye, F., 2007., Association between body mass index and blood pressure

across three population in Africa and Asia, J of Human Hypertension

21, 28-37.

Yahaya, A., Hashim, S., Boon, J.R.Y., dan Hamdan A.R., 2006, Menguasai

Penyelidikan dalam Pendidikan: Teori, Analisis dan Interpretasi

Data, PTS Professional Publishingv, Kuala Lumpur, pp. 63.

World Health Organization, 2013, BMI Classification, http://apps.who.int/bmi/

index.jsp?introPage=intro_3.html , diakses tanggal 17 Mei 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

53

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

54

Lampiran 1. Surat Keterangan Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

55

Surat Perpanjangan Izin Waktu Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

56

Lampiran 2. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

57

Lampiran 3. Leaflet

Bagian Depan

Bagian belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

59

Lampiran 4. Informed Consent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

62

Lampiran 5. SOP Pengukuran Tekanan Darah

1. Baterai diperiksa sebelum digunakan.

2. Lilitkan Cuff di sekitar lengan secara pas dan tidak ketat. Sejajarkan dengan

jantung.

3. Letakkan lengan dengan ditumpukan di atas meja agar sejajar dengan

jantung.

4. Pasien dijelaskan bahwa saat pengukuran berjalan, Cuff akan mengembang

untuk sementara waktu dan akan mengempis kembali.

5. Saat dilakukan pengukuran, biarkan Cuff mengembang dan mengempis.

Jika pasien merasa tidak nyaman, matikan alat. Kemudian catat hasil

pengukuran sistolik dan diastolik pada layar pembacaan.

6. Biarkan pasien untuk istirahat terlebih dahulu. Jika nilai sistolik dan

diastolik yang diukur mempunyai perbedaan lebih dari 5mmHg, maka

dilakukan pengukuran ulang dan diambil nilai rata-rata dari kedua

pengukuran tersebut.

7. Catat tekanan darah sistolik (atas) dan diastolik (bawah).

8. Hasil pengukuran tekanan darah diberitahukan kepada pasien. Apabila

tekanan darah yang dilakukan tidak normal, sarankan ke pasien untuk

memeriksa lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui informasi selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

63

Lampiran 6. Case Report Form

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

64

Lampiran 7. Daftar Pengajuan Pertanyaan Responden

1. Nama responden

2. Alamat (apabila peneliti berada di rumah responden catat alamat RT dan

RW)

3. Umur responden

4. Peneliti mengukur tinggi badan dan berat badan responden

5. Peneliti menanyakan pendidikan terakhir responden

6. Peneliti menanyakan jenis pekerjaan responden

7. Peneliti menanyakan jumlah penghasilan responden apabila responden tidak

menjawab peneliti menanyakan apakah diatas atau dibawah UMR

(Rp.1.127.000,-)

8. Peneliti mengukur tekanan darah responden (pengukuran pertama)

9. Apabila hasil tekanan darah tinggi, peneliti menanyakan apakah responden

sadar menderita hipertensi?

10. Apabila responden sadar menderita hipertensi, peneliti menanyakan apakah

melakukan terapi obat antihipertensi, jika iya dan tidak catat.

11. Peneliti menanyakan sumber pengobatan yang dikunjungi responden jika

sakit atau sekedar mengontrol dan tanyakan lokasinya (dekat atau jauh)

12. Peneliti mengukur tekanan darah responden (pengukuran kedua)

13. Peneliti menanyakan apakah responden merokok? Berapa batang sehari?

14. Peneliti menanyakan apakah responden mengonsumsi alkohol? Jika iya

berapa kali seminggu?

15. Apakah responden selalu makan teratur?

16. Apakah responden lebih suka makan makanan manis atau asin?

17. Apakah responden suka makan makanan berlemak?

18. Apakah responden suka mengonsumsi sayur dan buah?

19. Apakah responden melakukan olahraga teratur?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

65

Lampiran 8. Surat pelatihan penggunaan alat ukur tekanan darah

(Sphygmomanometer digital)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

66

Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Sphygmomanometer digital) ..... 65 Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan Berat Badan..... 66 ... Lampiran 9. Sertifikat Peneraan Timbangan

68

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Prevalensi, Kesadaran,

dan Terapi Responden Hipertensi Kajian Faktor Risiko

Kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta”

memiliki nama lengkap MG. Niken Arum Dati, lahir di

Pekanbaru tanggal 06 September 1993. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan

Martinus Suhadi dan Caecilia Murniati. Pendidikan

awal penulis dimulai di TK Kartika (1998-1999), SDN

048 Bukit Raya (1999-2005), SMP Negeri 09

Pekanbaru (2005-2008), dan SMA Negeri 10

Pekanbaru (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama kuliah penulis aktif dalam beberapa kegiatan seperti Panitia

Pelepasan Wisuda “Bersamaku, Jejakkan Langkahmu Menuju Impian” sebagai

anggota seksi kesekretariatan (2012), Panitia TITRASI 2013 sebagai koordinator

seksi humas (2013), Panitia Pharmacy Performance Road to School 2013 sebagai

ketua umum (2013) dan sebagai peserta dalam Program Kreativitas Mahasiswa

Bidang Pengabdian Masyarakat yang lolos didanai DIKTI (2014) dengan judul

“POLISI OK (PrOgram penyuLuhan InformaSI Obat dan Kreativitas) Bagi Waria

Di Lsm Kebaya Yogyakarta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI