Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.Maka dengan itu Puskesmas merupakan peran yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringannya, yang meliputi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling, dan Bidan di Desa merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta 1

Transcript of Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Page 1: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah

memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitasi.Maka dengan itu Puskesmas merupakan peran

yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan

sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasi

di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis

operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan

jaringannya, yang meliputi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas

Keliling, dan Bidan di Desa merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan

berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta

peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional;

Selain itu Puskesmas dan jaringannya secara langsung juga

bertanggungjawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup

sehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggungjawaban

wilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintas

sektor serta azas rujukan

Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan

membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup

memadai untuk meningkatkan pelayanan puskesmas kepada para pengguna

(pasien) dan lingkungan terkait. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas,

tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses

pelayanan di puskesmas. Banyaknya variabel di puskemas turut menentukan

1

Page 2: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan

puskesmas.

Selama ini banyak puskesmas yang masih mengelola data-data kunjungan

pasien, data-data arus obat, dan juga membuat pelaporan dengan menggunakan

cara-cara yang manual.Selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratan dari

pengelolaan data juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan

sangat besar. Beberapa puskesmas mungkin sudah memakai komputer sebagai

alat bantu untuk pengelolaan data, hanya saja sampai sekarang belum banyak

program komputer yang secara khusus didesain untuk manajemen data di

puskesmas.

Sistem Informasi di Puskesmas sangat diperlukan selain mempermudah

akses pelayanan juga pelayanan dapat dijalankan semaksimal mungkin, dimana

sistem informasi merupakan rangkaian atau komponen terdiri dari pengumpulan

data yang kemudian diproses menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dalam

pengambilan keputusan.Dikarenakan pentingnya sistem informasi kesehatan pada

puskesmas, penulis bermaksud meneliti mengenai sistem informasi kesehatan

yang terdapat pada puskesmas timbangan, Indralaya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan sistem informasi manajemen kesehatan di

puskesmas timbangan, Indralaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui penerapan sistem informasi manajemen kesehatan di

Puskesmas Timbangan, Indralaya.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui peranan system informasi kesehatan poli umum di

puskesmas timbangan, Indralaya.

b. Mengetahui kendala mengenai sistem informasi manajemen

kesehatan di puskesmas timbangan, Indralaya.

c. Mengetahui solusi sistem informasi manajemen di puskesmas

timbangan, Indralaya.

2

Page 3: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

d. Mengetahui alternatif pemecahan system informasi manajemen

kesehatan di puskesmas timbangan, Indralaya.

e. Mengetahui sekilas mengenai profil puskesmas timbangan,

Indralaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai bentuk pengalaman nyata dalam menerapkan konsep teori

dengan riset di lapangan dan sebagai bahan informasi dalam memperluas

atau memperkaya wawasan bagi peneliti maupun pembaca/pemerhati

kesehatan masyarakat khususnya mengenai penerapan system informasi

manajemen kesehatan poli umum di Puskesmas Timbangan, Indralaya.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan informasi baru

serta sebagai sarana menambah pengetahuan dan dapat menjadi bahan

perbandingan atau referensi .

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan tambahan referensi ilmu kesehatan pada komunitas.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini adalah mengenai profil puskesmas

timbangan, Indralaya, penerapan system informasi kesehatan, peran

simkes pada poli umum di Puskesmas Timbangan, Indralaya, masalah

mengenai system informasi manajemen kesehatan di puskesmas

timbangan, solusi simkes di puskesmas timbangan, serta alternative

pemecahannya.

2. Lingkup Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di puskemas timbangan, Indralaya.

3. Lingkup waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-13 Mei 2011.

3

Page 4: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

2.1.1.Definisi

Sistem Informasi manajemen Kesehatan merupakan tatanan berbagai

komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait satu dengan yang

lainnya untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan

kinerja kesehatan di suatu wilayah. (Tiar : 2009).

Kadang disebut juga sistem informasi kesehatan (SIK) atau health information

system (HIS). Dalam bahasan tentang administrasi atau manajemen secara umum,

materi tentang sistem informasi manajemen jarang dibahas tersendiri secara

khusus, karena pada umumnya unsur-unsurnya dianggap sudah terintegrasi (build-

in) di dalam hampir semua fungsi, unsur atau komponen dari sistem manajemen

organisasi secara keseluruhan, karena dalam setiap tahap pengambilan keputusan

dalam proses manajemen hampir selalu memerlukan dukungan data

informasi.Sistem informasi kesehatan dikembangkan untuk mendukung

manajemen kesehatan yang merupakan bagian dari sistem kesehatan.

Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem

administrasi kesehatan merupakan kesatuan/rangkaian kegiatan-kegiatan yang

mencakup seluruh jajaran upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang

mampu memberikan informasi kepada :

1.pengelola, yaitu para administrator atau manajer kesehatan untuk dasar

pertimbangan menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam

menjalankan fungsi-fungsi administrasinya.

2.masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuannya untuk menolong

dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.Sumber daya

organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga

data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada

dukungannya terhadap fungsi-fungsi administrasi/manajemen dalam

pengelolaan program kesehatan.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita rasakan bagaimana sulitnya

menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi

4

Page 5: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

yang akan dipakai untuk mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa

dukungan data/informasi yang baik kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat

atau keliru.

2.1.2.Tujuandan manfaat

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan

ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil

guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat

waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk:

1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka

perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan

penilaian

2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya

penanggulangannya

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan

teknologi bidang kesehatan

Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi

kesehatan meliputi:

1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi

dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola data/ informasi yang

terampil di seluruh tingkat administrasi

2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data/ informasi di tiap tingkat dan

pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data

3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat

administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan

atau atas permintaan dari pengguna data/ informasi

4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam

rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di

seluruh tingkat administrasi

5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi

komputer dan informasi

5

Page 6: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

2.1.3. Masalah-Masalah dalam Pengembangan SIKNAS dan SIKDA

Untuk mewujudkan SIKNAS yang diharapkan, sampai saat ini masih

dijumpai sejumlah kelemahan yang bersifat klasik, antara lain:

1. Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi

Depkes RI memilki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapi belum

terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu antara lain:

a. Sistem informasi puskesmas

b. Sistem informasi rumah sakit

c. Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi

d. Sistem informasi obat

e. Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang mencakup:

1. Sistem informasi kepegawaian kesehatan

2. Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan

3. Sistem informasi diklat kesehatan

4. Sistem informasi tenaga kesehatan

f. Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang kesehatan

2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai

Daerah masih memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-

lain mendorong daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek

cenderung menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang

memperhatikan kelangsungan sistem.

3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal

Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas

menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunya

memanfaatkan data untuk mendukung pengambilan keputusannya

4. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan

Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat

dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi. Namun demikikian tuntutan masyarakat yang mening

kat ini kurang berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon.

6

Page 7: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal

Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4. Biaya untuk

teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi

terhadap penggunaan teknologi telematika yang masih kurang, akibat

pengaruh budaya (kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh

alasan rasio manfaat biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk

teknologi telematika yang besar belum dapat menjamin akan

menghasilkan manfaat yang sepadan.

6. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas

Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih

sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga

memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.

7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan

Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah

tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat

memang dijumpai adanya tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak

dapat sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi karena imbalan

yang kurang memadai. Belum lagi ditambah dengan rendahnya

keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya

teknologi informasi dan manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para

pengelola data dan informasi yaitu Pranata Komputer dan Statistisi,

memberikan tunjangan jabatan sebagai imbalan, namun demikian untuk

dapat memangku jabatan-jabatan tersebut diperlukan persyaratan tertentu

yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data dan informasi.

2.1.4.Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka

strategi pengembangan SIKNAS adalah:

1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada

Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua

sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila

digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya,

7

Page 8: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung

jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi

ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu

dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab

akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas

yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam

pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda

mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data

dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya

pengolahan dan analisis data secara komprehensif.

2.1.5. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing)

data dan Informasi Terintegrasi

Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan

data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat

signifikan, yaitu:

a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan

dan pemantauan ketersediaan obat

b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan

(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan

yang terintegrasi dan terkoordinasi.

c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,

seperti program pemberantasan malaria

d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang

sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain)

e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari

pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional

(seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan

Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan)

2.1.6. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah

8

Page 9: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di

unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK

kabupaten/ kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di

Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun

luar gedung

b. Mengolah data

c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

d. Memelihara bank data

e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien

dan manajemen unit puskesmas

f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-

pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan

pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan

lain-lain)

b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)

c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan

d. Mengolah data

e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat

f. Memelihara bank data

g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien

dan manajemen unit rumah sakit

h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-

pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain

b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan

9

Page 10: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

c. Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan

mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan

mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ Kota sehat

d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas

kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat

e. Memelihara bank data

f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,

manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota

g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-

pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah

propinsi dan sumber-sumber lain

b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan

c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi

pencapaian propinsi sehat

d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat

e. Memelihara bank data

f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,

manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota

g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-

pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu

membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat

keras, perangkat lunak, rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan.

2.1.7. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen

Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali

dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk

menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat

dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang

menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian

10

Page 11: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan

data dan informasi tentang cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan.

Selain itu dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses

online.

2.1.8. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat

Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah

meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga

fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.

2.1.9.Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel

dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka

Teknologi Informasi (Information Technology Framework Rearrangement Master

Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia Informasi

(Information Human Resource Development Master Plan). Depkes juga

menerbitkan standar dan pedoman, serta advokasi agar terpenuhi sesuai rencana

induk.

2.2 . Puskesmas

2.2.1.Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran

serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan

kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang

optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

2.2.2.Visi dan Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .

Indikator Kecamatan Sehat:

1) lingkungan sehat,

2) perilaku sehat,

11

Page 12: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Sementara misi puskesmas adalah sebagai berikut :

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya

2.2.3. Sejarah Perkembangan Puskesmas

Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari

didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai

kesejahteraan ibu dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya

kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing

berjalan sendiri-sendiri.Pada pertemuan Bandung Plan (1951) dr.J.Leimena

mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut

dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.Konsep ini kemudian

diadopsi oleh WHO.

Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih berkembang dengan

pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956).

Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan

kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari

Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak

tahun 1969/1970.Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat pada Master

Plan of Operation for Strenghtening National Health Service in Indonesia Tahun

1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas

(tipe A, tipe B, tipe C). Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III

tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.

Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan

pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

12

Page 13: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga

kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok,bahkan DKI Jakarta

mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.Melalui rakerkesnas tersebut timbul

gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam

suatu organiisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4

macam :

1. Puskesmas tingkat Desa

2. Puskesmas tingkat Kecamatan

3. Puskesmas tingkat Kawedanan

4. Puskesmas tingkat Kabupaten

Pada rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori

1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh

2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh

3. Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik

2.2.4. Fungsi Puskesmas

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilits

pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi sebagai berikut :

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu

menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau

pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatn agar dalam

pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan

sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang

dilaksanakan seyogyanya yang mendatangkan dampak positif terhadap

kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga.

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang

bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

13

Page 14: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan

tokoh mayarakat.Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas

yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan

kemampuyan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah,

merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya

dengan benar, tanpa atau dengan bantuan pihak.

3. Upaya Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan

puskesmas bersifat holistic, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan.Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan

yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh

sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan kesehatan tingkat

pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan

medik.Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat

pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient service).

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas

merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara bermutu,terjangkau, adil dan merata.Upaya pelayanan

yang diselenggarakan meliputi :

Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta

sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya

pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja puskesmas.

Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan

rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya,

melalui upaya rawat jalan dan rujukan.

Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas

dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk

ke Rumah Sakit.

14

Page 15: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

2.2.5. Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam

melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi,

sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumberdaya, beban

kerja puskesmas dan lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya

untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan

dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam

wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan, dan meningkatkan

kinerjaApabila dalam satu wilayah Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas

maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu

Puskesmas sebagai Koordinator pembangunan kesehatan di Kecamatan.

Sesuai dengan luas wilayah, keadaan geografis, sulitnya sarana

transportasi dan kepadatan penduduk, dalam upaya untuk memperluas jangkauan

dan mutu pelayanan kesehatan, Puskesmas ditunjang dengan unit pelayanan

kesehatan yang lebih sederhana dalam bentuk :

1. Puskesmas Pembantu adalah Unit Pelayanan Kesehatan yang sederhana

dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang

dilakukan Puskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih

kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan

kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Tugas pokok adalah

menyelenggarakan sebagian program kegiatan puskesmas sesuai dengan

kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.

2. Puskesmas Keliling adalah merupakan tim pelayanan kesehatan

puskesmas keliling, terdiri dari : tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan

bermotor/perahu bermotor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi

yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang

dan membantu melaksanakan program kegiatan puskesmas dalam wilayah

kerja.yang belum terjangkau atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana

kesehatan.

3. Disamping institusi tersebut di atas, ada Bidan di Desa yang mempunyai

peran spesifik.Bidan di Desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di

15

Page 16: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

desa dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan

kesehatan Puskesmas, mempunyai wilayah kerja satu-dua desa dan

bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.Tugas pokok umum adalah

memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,

sedangkan secara khusus bertanggung jawab terhadap program kesehatan

ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana.

Dalam keadaan tertentu misalkan letak puskesmas jauh dari rumah sakit,

sulitnya keadaan medan puskesmas menuju rumah sakit, sulitnnya sarana

transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/rawan bencana lain-

lain, maka puskesmas dapat diberi tambahan ruangan untuk rawat inap sementara

dan fasilitas tindakan operasi terbatas.

Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas dengan tambahan ruangan dan

fasilitas tempat perawatan untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa

tindakan operatif terbatas atau perawatan sementara.Fungsinya sebagai “Pusat

Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke

rumah sakit.

2.2.6. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas

16

Page 17: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk menetapkan struktur

organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi sumber daya

yang tersedia di Puskesmas. Pola organisasi puskesmas sebagai berikut :

1. Kepala

2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan

yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan

Kota).

3. Unit tata usaha

Unit fungsional Alternatif lain yang dapat dipertimbangkan satuan organisasi

dalam unit tata usaha, sebagai berikut :

1. Unit Perencanaan

2. Unit Keuangan

3. Unit Perlengkapan

4. Unit Umum

2.2.6.1. Tugas Pokok

1. Kepala Puskesmas :

Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan

puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan

fungsional.

2. Kepala urusan tata usaha

Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat

menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

3. Unit I

Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

berencana dan perbaikan gizi.

4. Unit II

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium

sederhana.

5. Unit III

17

Page 18: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga

kerja dan manula.

6. Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan

sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan

khusus lainnya.

7. Unit V

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya

masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja

dan dana sehat.

8. Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

9. Unit VII

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

2.2.7. Sistem Rujukan

1.Pengertian

Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23

Tahun 1972 tentang Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab

timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara

vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang

lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang

setingkat kemampuannya.

2. Jenis Rujukan

Rujukan secara konseptual terdiri atas :

a) Rujukan Medik yang pada dasarnya menyangkut masalah

pelayanan medik perorangan yang antara lain meliputi :

1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan,

tindakan operasi dan lain-lain.

2) Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik

yang lengkap.

18

Page 19: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau

mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk

melakukan tindakan, memberi pelayanan, alih pengetahuan

dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

b) Rujukan Kesehatan Masyarakat pada dasarnya menyangkut

masalah kesehatan masyarakat luas yang meliputi

1) Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium

kesehatan, teknologi kesehatan.

2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli

untuk penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta

penanggulangannnya pada bencana alam dan gangguan

kamtibmas.

3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin,

pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan specimen jika

terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk.

3.Jalur Rujukan Kesehatan

a). Rujukan Pelayanan Medis

1) Antara masyarakat dengan puskesmas

2) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas

3) Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap

4) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Labratorium atau

fasilitas pelayanan lainnya.

b). Rujukan Pelayanan Kesehatan

1) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2) Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik

intrasektoral maupun lintas sektoral.

3) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu

menanggulangi, dapat diteruskan ke Provinsi/Pusat.

2.3. Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas

2.3.1.Definisi

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmasmerupakan sistem informasi

di tingkat puskesmas untuk mengelola data dan menghasilkan informasi bagi

19

Page 20: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

pengambil keputusan manajerial tingkat puskesmas.Sistem informasi kesehatan

adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan

informasitentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas

mulai dari datadiri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan

kesehatan masyarakat . (Wayan K : 2009)

2.3.2.Tujuan Pengembangan SIK Puskesmas

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas

adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang

terintegrasi di semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan

kecepatan proses pada pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan

akurasi data sehingga menjadi lebih baik.Tujuan umum proyek Pengembangan

Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas adalahmeningkatkan status kesehatan

khususnya bagi masyarakat kurang mampu, dengan carameningkatkan cakupan

pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitaspelayanan.

Tujuan Khusus :

1) Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses desentralisasi

2) Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan

3) Membantu pemerintah dalam advocacy sector Kesehatan

4) Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem

informasikesehatan yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem

yang baru akan terdiridari informasi yang diperoleh dari fasilitas

pelayanan kesehatan, masyarakat dandata survailans epidemologi.

2.3.3. Latar Belakang penggunaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Puskesmas

Latar belakang digunakannya system informasi kesehatan di Puskesmas

sendiri dikarenakan oleh hal – berikut, yakni :

1) Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll

dalam wilayahsuatu puskesmas.

2) Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas

KesehatanKabupaten.

20

Page 21: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3) Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat,

akurat dan upto date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat,

jumlah ibu hamil,

4) masalah imunisasi dll.

2.3.4.Mamfaat Pengembangan SIK Puskesmas

Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas

adalah dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui

penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua

unit pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk

pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis

manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada

masyarakat.( Prayekti : 2008)

2.3.4.1.GambaranSistem Informasi Kesehatan (SIK) PuskesmasSIK

Puskesmas terdiri dari tujuh Sub Sistem yaitu :

1. Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi untuk mengelola data

kependudukan terdiri dari family folder, pencatatan mutasi lahir, mutasi

wafat dan mutasi pindah.

2. Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan.

Data yang diolah adalah data pribadi, anak, riwayat kepangkatan, riwayat

jabatan, riwayat pendidikan, riwayat penjenjangan, riwayat latihan

teknis/fungsional, data riwayat penghargaan serta data penugasan pegawai.

3. Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi mengelola data sarana

dan prasarana, seperti peralatan medis, kendaraan, gedung, tanah dan

peralatan lainnya.

4. Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk mengelola data keuangan

secara garis besar saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut

kegiatan dan sumber biaya.

21

Page 22: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

5. Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data

pelayanan kesehatan, terdiri dari pelayanan dalam gedung yaitu sub sistem

rawat jalan yang meliputi pelayanan dasar (BP,GIGI, KIA,Imunisasi,

Laboratorium) dan pelayanan puskesmas keliling, rawat inap, rekam medis

dan manajemen obat. Pelayanan luar gedung meliputi sub sistem KIA dan

GIZI, Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit Menular, PKM, PSM,

dan PERKESMAS.

6. Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan-

laporan, meliputi laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan

program.

7. Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem

seperti: membuat backup dan restore data, data recovery, user list and

right assignment, user shortcut, short message over network.( Prayekti :

2008)

2.3.5.Implementasi

Kegiatan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas

dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan anggaran yang ada.Kegiatan dalam

melaksanakan uji coba implemetasi SIK Puskesmas terdiri dari :

1. Sosialisasi SIK :

Kegiatan Sosialisasi SIK berupa kegiatan pertemuan antara Dinas

Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

Puskesmas.Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan SIK

Kabupaten/Kota kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas

menyangkut latar belakang pengembangan SIK, arsitektur komputer,

cakupan data, cara komunikasi data, sarana pendukung dan kebijakan

pendukung SIK.

2. Penyesuain Input dan Output SIK

Kegiatan ini juga berupa pertemuan yang dilaksankan di Kabupaten/Kota

di wilayah puskesmas yang dipakai uji coba SIK.Tujuan kegiatan ini untuk

memperkenalkan SIK Kabupaten dan Puskemas. Penyesuaian kebutuhan

22

Page 23: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

data program antara Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota serta Puskesmas yang dipakai uji coba serta membahas

format pelaporan.

3. Instalasi SIK

Kegiatan ini dilakukan Tim dari Data Mandiri yang didampingi Tim dari

Dinas Kesehatan Provinsi ke tempat lokasi puskesmas yang dipakai uji

coba SIK berupa menginstal SIK Puskesmas, Instal anti virus, mensetting

jaringan serta kegiatan lain sesuai kebutuhan puskesmas yang diuji coba.

Kegiatan ini bertujuan agar komputer jaringan dan piranti lunak SIK di

masing – masing puskesmas yang dipakai uji coba di Provinsi Bali

terpasang dan terhubung.

4. Pelatihan Manajer dan Operator SIK

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk melatih petugas manajer dan

operator SIK di setiap puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

agar memiliki skill untuk mengoperasikan SIK. Peserta untuk pelatihan

manajer SIK terdiri dari 1 orang petugas dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota serta 2 orang dari setiap puskesmas yang dipakai untuk

uji coba SIK, sedangkan untuk peserta pelatihan operator SIK semua

peserta pelatihan manajer SIK, ditambah 1 orang petugas dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota serta 7 orang dari setiap puskesmas yang

dipakai uji coba SIK.

5. Pendampingan SIK

Kegiatan pendampingan SIK dilaksanakan dengan mengunjungi setiap

puskesmas yang dipakai uji coba SIK oleh Tim Data Mandiri yang

didampingi oleh Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi.Tujuan pendampingan

SIK adalah untuk menjamin kelancaran pengoperasian SIK di masing-

masing puskemas uji coba serta memberikan bimbingan teknis

pengoperasian SIK. Tim pendamping dari data mandiri akan mendampingi

operator SIK secara teratur dari masing – masing unit sampai operator SIK

dianggap mampu mengoperasikan SIK.

6. Monitoring SIK

23

Page 24: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil

perkembangan hasil program SIK Puskesmas.

7. Penyempurnaan SIK

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penyempurnaan piranti lunak SIK

sesuai hasil rekomendasi hasil uji coba.Kegiatan ini berupa pertemuan,

perbaikan software serta pendampingan SIK di masing-masing puskemas.

SIK Puskesmas yang dikembangkan memiliki dua tipe atau model yang

dapat diterapkan sesuai dengan ketersediaan komputer pada puskesmas, adapun

model tersebut adalah:

1. Model A

Model ini dalam melakukan pelayanan dalam gedung, dilakukan secara

online dan penginputan data dilakukan pada saat tengah berlangsung.

Model ini membutuhkan setidaknya 5 unit komputer yang ditempatkan

pada loket, apotek, dan ruang pelayanan ( BP, KIA, GIGI, dll).

2. Model B

Komputer yang dibutuhkan pada model ini hanya 2 unit, yang dapat

diletakkkan pada loket dan ruang pelayanan (BP). Pada model data

pelayanan BP diinputkan pada saat pelayanan dan data pelayanan yang

lain diinputkan setelah pelayanan. Hal ini menuntut petugas khusus entry

data setelah pelayanan untuk ruang pelayanan yang tidak tersedia

komputer.( Prayekti : 2008)

2.3.6. Paska Implementasi

Penerapan Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas (SIK) Puskesmaas

yang telah dilaksanakan perlu dilakukan suatu evaluasi sistem.Evaluasi sistem

informasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengembangan

system informasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi

waktu, biaya maupun teknis.Evaluasi sistem dilakukan juga untuk mengetahui

efektifitas implementasi dan dampak positif pelayanan kesehatan yang diberikan.

24

Page 25: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Dalam melakukan evaluasi ada beberapa hal yang dapat dipergunakan

yakni : wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dapat dilakukan

terhadap pengguna, baik pengguna langsung ataupun pengguna tidak

langsung.Observasi dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung sistem

komputerisasi sedangkan dokumentasi dapat dilakukan dengan melihat dokumen-

dokumen yang dihasilkan oleh sistem komputerisasi, apakah lebih tepat, cepat dan

akurat dibandingkan dengan dokumen yang dihasilkan oleh sistem sebelumnya.

Banyak teori yang menjelaskan mengenai model untuk menilai kesuksesan

sistem informasi.Salah satunya adalah teori Technology Acceptance Model

(TAM) yang diperkenalkan oleh Davis tahun 1986. Berdasarkan teori tersebut

maka penerapan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas dievaluasi dengan

fokus utama pada komponen manfaat/kegunaan yang dirasakan oleh user, sikap

pengguna terhadap penggunaan teknologi dan mengetahui kemudahan

penggunaan oleh user.( Prayekti : 2008)

25

Page 26: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Puskesmas Timbangan

Puskesmas Simpang Timbangan merupakan unit terkecil bagian dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir, didirikan pada tahun 1984 dan telah mengalami

beberapa kali perubahan lokasi. Dan renovasi terakhir Tahun 2010. Pelayanan

Puskesmas bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang berperilaku Hidup

Bersih dan Sehat di Wilayah Puskesmas Simpang Timbangan Kabupaten Ogan

Ilir serta meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka kematian dalam

usia produktif akibat kecelakan, kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu-

lintas.

Profil Puskesmas Timbangan ini menggambarkan hasil kegiatan dalam

Tahun 2010.Menyajikan data tentang keadaan umum, visi, misi, motto, sarana

dan prasarana serta hasil kegiatan. Diharapkan kepada Puskesmas Simpang

Timbangan dapat menunjang tercapainya Kabupaten Ogan Ilir Sehat dan

Sejahtera

3.2. Visi dan Misi Puskesmas Timbangan

a. VisiTercapainya masyarakat yang Berprilakku Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah Puskesmas Simpang Timbangan, Kabupaten Ogan Ilir.

b. Misi- Memelihara dan meningkatkan Mutu Pemerataan dan Keterjangkauan

Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan.- Mendorong Kemandirian Hidup Sehat bagi Keluarga dan Masyarakat- Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu- Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Berkualitas.

c. MottoPelayanan yang terbaik, Siap Melayani Anda

3.3. Gambaran Umum Puskesmas Timbangan.

a. Lokasi Puskesmas Simpang Timbangan terletak di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara.

26

Page 27: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

b. Bangunan Dibangun pada tahun 1984, rehab terakhir tahun 2010 untuk Luas

tanah ± 1000m2, memiliki 3 bangunan ( bangunan utama puskesmas, KIA

dan Rumah Dokter)c. Sarana TransportasiSatu buah mobil Operasional Pusling, 1 buah mobil Ambulance, 3 buah

sepeda motor.d. Unit Gawat Darurat 24 Jame. Pelayanan Rawat Inap (Umum dan Kebidanan)

3.4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Timbangan

Sebagai Puskesma Rawat Inap :

a. Fasilitas- Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 Jam- Pelayanan Rawat Jalan:

Poli Umum Poli Gigi Pelayanan KIA, KB, MTBS, Gizi, TB, Poli Usila

- Pertolongan Persalinan- Pelayanan Rawat Inap (Umum dan Kebidanan)- Pelayanan Penunjang:

Laboratorium Apotik Klinik IMS

3.5. Data Kepegawaian

PNS/CPNS (38 orang) terdiri dari:- Dokter umum : 2 orang- Dokter Gigi : 1 orang- Bidan : 6 orang- Sarjana Kesehatan Masyarakat : 2 orang- Perawat S1 : 1 orang- Perawat S1 (Ners) : 2 orang- Perawat (Akper) : 11 orang- Perawat (SPK) : 2 orang- Perawat Gigi : 2 orang- Ahli Madya Rekam Medis : 1 orang- Tenaga Laboratorium (SMAK) : 1 orang- Pengelola Obat : 2 orang- LOPK/Pekarya Kesehatan : 2 orang- Bidan Desa : 2 orang

27

Page 28: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3.6. Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Timbangan

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin dan kota Palembang.

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Tanjung Batu- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Payakabung dan Kota Prabumulih- Sebelah Timur berbatasan dengan Indralaya Selatan

3.7. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Timbangan.

Luas wilayah kerja Puskesmas ± 6025 km2, meliputi 1 Kelurahan dan 3 Desa.

Terdiri dari:

- Kelurahan Timbangan : 519 ha- Desa Permata Baru : 300 ha- Desa Tanjung Pering : 2975 ha- Desa Tanjung Baru : 2750 ha

3.8. Data Dasar

- Jumlah Penduduk : 10.035 jiwaLaki-laki : 4818 jiwaPerempuan : 5217 jiwa

- Jumlah KK : 3043 jiwa- KK Miskin : 1190 Jiwa- Jumlah Rumah : 2455- Jumlah Dusun : 10

3.9. Sasaran Kesmas Tahun 2010

- Bayi : 189- Balita : 420- Bumil : 230- Bulin : 237- PUS : 1472- WUS : 2287- Lansia : 795- Jumlah Jiwa Askeskin : 1190- Jumlah Sekolah

PAUD : 4 TK : 2SD : 5 SMP : 2SMU Unggulan : 1 SMK : 1SLB : 1

- Jumlah Pustu : -- Jumlah Panti Jompo : 1

28

Page 29: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

- Poskesdes : 3- Posyandu : 6- Kader : 45 orang - Mata Pencaharian Penduduk :

Petani : 30 %Pedagang : 25 %PNS, TNI, Polri : 35 %Lain-lain : 15 %

3.10. Hasil Kegiatan Tahun 2010Upaya Kesehatan Wajib Puskesmasa. Promosi Kesehatan

- Jadwal Penyuluhan di Puskesmas Setiap Hari- Penyuluhan Posyandu setiap bulan- Penyuluhan oleh petugas setiap bulan- Penyuluhan Kader Posyandu

b. KIA dan KB- K1 pencapaian : 95,8 % (Target 95 %)- Bufas Pencapaian : 87,4 % (Target 90 %)- K4 Pencapaian : 90,4 % (Target 90 %)- Persalinan Nakes : 87,4 % (Target 90 %)- TT1 Pencapaian : 63 % (Target 95 %)- Vit.A Bufas Pencapaian : 87,4 % (Target 95 %)- TT2 Pencapaian : 65 % (Target 90 %)- KIE ASI Pencapaian : 89,2 % (Target 90 %)- Nakes Pencapaian : 9,5 % (Target 20 %)- Non Nakes Pencapaian : 3,0 % (Target 10 %)

3.11. Upaya Pengobatan

Jumlah kunjungan Poli Tahun 2010- Umum : 2016 orang- Askes : 615 orang- Jamkoskes : 5378 orang- Jakesmas : 166 orang- Total : 8175 orang

29

Page 30: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3.12. 10 Penyakit Terbanyak

- ISPA : 817 - Gastritis : 518- Peny. Kulit Alergi :391- Penyakit Gigi : 376- Rheumatic : 310- Hypertensi : 306- Thypoid : 267- Diare : 248- Febris : 144- Peny. Kulit Infeksi : 116

30

Page 31: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3.13. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN Dr. Oka Kurnia Hayati

Administrasi

TU

Keuangan

Kepegawaiann

Surat-menyurat

Perlengkapann

Bendahara jamkesnas

Bendahara Jamsoskes

Bendahara Dana BOK

Upaya kesehatan wajib

Promkesn

Kesling

KIA

Gizi

P2M

Yankes

Lansia

Kespro

MTBS

KB

UGD

Balai Pengobatan

Poli GIgi

Rawat Inap

Pusksdes Kel.

Timbangann

Pusksdes Permata

Baru

Posksdes Tanjung

Baru

Pusksdes Tanjung Percung

Upaya kesehatan Pengembangan

Kesehatan

Mata

Kesehatan Jiwa

UKS

Penanggulangan Bahaya

PSK

Kecelakaan

Upaya kesehatan Penunjang

31

Page 32: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3.14. Flow Chart Pendaftaran Pasien Di Puskesmas Timbangan

DIAGRAM ALIR PROSES PENDAFTARAN DI PUSKESMAS TIMBANGAN

Askes, Jamsoskes, Jamkesmas, Umum

Poli UGD

Poli Umum Poli Gigi KB/ KIA/ Lansia/ MTBS

Bedah Non Bedah Kebidanan TB siwa

Tindakan Tindakan LAB

Apotek

Rawat Inap Rawat Jalan Rujukan

Pasien datang

Pendaftaran

Pasien Pulang

Keterangan :

: Menunjukkan notasi untukawal dan akhir bagan alir

: Menunjukkan suatu operasi input atau suatu operasi output

: Menunjukkan suatu proses yang akan digunakan

: Menunjukkan petunjuk dari aliran fisik pada program

32

Page 33: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

3.15 . Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas Timbangan

3.16 . Tujuan dan Manfaat SIK di Puskesmas Timbangan

3.17 . Pelaksanaan SIK di Puskesmas Timbangan

3.18 . Kelebihan dan kekurangan SIK di Puskesmas Timbangan

33

Page 34: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

34

Page 35: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

Daftar Pustaka

Anonim. 2010.

http://bursakerjaindonesia.info/lowongan-kerja/tujuan

puskesmas.php. Diakses tanggal 30 April 2011

Anonim. 2007. http://www.bahtiarlatief.co.cc/2010/03/puskesmas.html

Diakses tanggal 30 April 2011

Anonim.2007.

http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_content&d

_pdf=1&id=27.Diakses 30 april 2011

Gsianturi.Sistem Informasi Kesehatan di Era Desentralisasi Memburuk.http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1093927714,74159,.(tanggal akses : 8 Mei 2011)

Junaedi.PENAWARAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS).http://sisteminformasimanajemenkesehatan.blogspot.com/. (tanggal akses : 8 Mei 2011)

Nashir, M. 2009.Sistem Manajemen Data Puskesmas dalam Menunjang SistemInformasi Dinas Kesehatan Kota Pekalongan.Surakarta :Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prayekti. 2008. http://prayekti.wordpress.com/2008/07/07/pengembangan-sistem-

informasi-kesehatan-sik-puskesmas-di-provinsi-bali/ Diakses tanggal 30

april 2011

Simkes.SISTEM INFORMASI KESEHATAN PENCATATAN DAN

PELAPORAN KIA PUSKESMAS

MARIPATIhttp://srinopi.blogspot.com/2007/12/sistem-informas

kesehatanpencatatan.html. (tanggal akses : 8 Mei 2011)

Sukamto, Maulana. 2009. Rencana Tingkat Puskesmas.

http://ngaliyansehat.org/files/RTP%20PUSKESMAS%20NGALIYAN

%20SMG.pdf . Diakses tanggal 30 April 2011

Wikipedia.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat.

Diakses tanggal 30 April 2011

35

Page 36: Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas Simp. Timbangan-

36