ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3....

64
1

Transcript of ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3....

Page 1: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

1

Page 2: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

2

Page 3: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

3

Page 4: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

4

Page 5: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

5

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran, dan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP). Dalam ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, mengamanatkan pengaturan UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang, dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-duanya, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Dalam melaksanakan amanat tersebut di atas, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya. Adapun UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang adalah UTTP yang dipakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan, dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kebenaran hasil pengukuran dimaksud dan dalam upaya menciptakan kepastian hukum, maka terhadap setiap UTTP wajib dilakukan tera dan tera ulang yang berpedoman pada syarat teknis UTTP.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu disusun Syarat Teknis UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang yang merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan UTTP.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang Timbangan Bukan Otomatis.

2. Tujuan

Tersedianya pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan Timbangan Bukan Otomatis.

Page 6: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

6

1.3. Pengertian

Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Timbangan adalah alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan massa suatu benda dengan memanfaatkan gravitasi yang bekerja pada benda tersebut.

2. Timbangan Bukan Otomatis adalah timbangan yang dalam proses penimbangannya dilakukan oleh operator secara langsung (misal: menaruh atau menurunkan muatan yang ditimbang dari dan/atau ke penerima muatan dan untuk mendapatkan hasilnya).

3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya, baik secara keseluruhan maupun sebagian.

4. Timbangan tidak berskala adalah timbangan yang tidak dilengkapi angka skala, dalam satuan massa.

5. Timbangan dengan penunjukan otomatis adalah timbangan yang penunjukan kedudukan kesetimbangannya diperoleh secara langsung tanpa bantuan operator.

6. Timbangan dengan penunjukan semi otomatis adalah timbangan yang sebagian rentang ukurnya menggunakan penunjukan otomatis dan sebagian lainnya menunjukkan penunjukan bukan otomatis.

7. Timbangan dengan penunjukan bukan otomatis adalah timbangan yang penunjukan kedudukan kesetimbangannya sepenuhnya diperoleh dengan bantuan operator.

8. Timbangan elektronik adalah timbangan yang dilengkapi dengan peralatan elektronik.

9. Timbangan mekanik adalah timbangan yang berskala kontinyu atau yang tidak berskala yang seluruh komponennya tersusun dan bekerja secara mekanik.

10. Penunjukan utama adalah penunjukan sinyal dan simbol yang memenuhi ketentuan ini.

11. Penunjukan sekunder adalah yang bukan penunjukan utama.

12. Penerima muatan/lantai muatan adalah bagian dari timbangan yang dimaksudkan untuk menerima muatan.

13. Penerus muatan/tuas penghubung adalah bagian dari timbangan yang meneruskan gaya yang diakibatkan oleh muatan ke pengukur muatan.

14. Pengukur muatan adalah bagian timbangan yang mengukur massa muatan dengan suatu alat kesetimbangan sebagai penyeimbang gaya yang datang dari penerus muatan, dengan alat penunjuk atau pencetak.

15. Penunjuk muatan adalah bagian pengukur muatan yang menunjukkan besarnya nilai muatan.

Page 7: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

7

16. Penunjuk kesetimbangan adalah bagian pengukur muatan untuk menunjukan kesetimbangan.

17. Indikator adalah perangkat elektronik pada timbangan yang dapat melakukan konversi sinyal output analog ke digital dari load cell, dan selanjutnya memproses data, dan menampilkan hasil penimbangan dalam satuan massa.

18. Tanda skala adalah suatu garis atau tanda lain pada penunjuk muatan sesuai dengan nilai massa tertentu.

19. Dasar skala adalah suatu garis khayal yang melalui tengah-tengah semua skala terpendek.

20. Penunjuk tambahan terdiri dari:

a. alat penunggang adalah penyeimbang dari massa yang kecil yang dapat ditempatkan dan dipindahkan baik pada batang berskala yang bersatu dengan gandar atau pada gandarnya sendiri;

b. pelengkap alat penunjuk adalah penunjuk yang dapat disetel yang memungkinkan untuk memperkirakan (dalam satuan massa) nilai muatan sesuai dengan jarak antara tanda skala dengan penunjuk muatan; dan

21. Penunjukan yang diperluas adalah penunjukan yang sewaktu-waktu (untuk sementara) mengubah interval skala terkecil (d) dengan nilai yang lebih kecil dari pada interval skala verifikasi (e) secara manual.

22. Pendatar adalah bagian dari timbangan untuk mendatarkan timbangan menurut kedudukan yang sebenarnya.

23. Alat penyetel nol adalah bagian pengukur muatan untuk menyetel penunjukan nol pada timbangan yang tidak bermuatan.

24. Alat penyetel nol bukan otomatis adalah alat penyetel nol yang bekerjanya dilakukan oleh operator.

25. Alat penyetel nol semi otomatis adalah alat penyetel nol yang bekerjanya secara otomatis berdasarkan perintah manual.

26. Alat penyetel nol otomatis adalah penyetel nol yang bekerjanya secara otomatis tanpa dilakukan oleh operator.

27. Alat penyetel nol awal adalah alat penyetel nol otomatis pada saat timbangan dihidupkan dan sebelum digunakan.

28. Perangkap nol adalah alat untuk mempertahankan penunjukan nol pada batas tertentu secara otomatis.

29. Tara adalah bagian pengukur muatan yang berfungsi untuk membuat penunjukan menjadi nol dalam keadaan timbangan bermuatan, baik yang tidak mengubah kapasitas maupun yang mengubah kapasitas.

30. Alat pengunci adalah alat untuk menghentikan berfungsinya sistem timbangan baik sebagian maupun secara keseluruhan.

Page 8: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

8

31. Alat penstabil muatan adalah alat untuk menstabilkan penunjukan selama penimbangan.

32. Kapasitas maksimum (Max) adalah kekuatan nominal timbangan tanpa memperhitungkan tara penyetimbangnya.

33. Kapasitas minimum (Min) adalah nilai muatan yang bila menimbang dibawah nilai muatan itu cenderung menimbulkan kesalahan relatif yang besar.

34. Rentang ukur penimbangan adalah rentang ukur antara kapasitas minimum dan maksimum.

35. Perluasan interval penunjukan otomatis adalah nilai yang memungkinkan memperbesar rentang ukur penunjukan otomatis yang masih berada dalam rentang ukur penimbangan.

36. Jarak skala pada timbangan dengan penunjukan analog adalah jarak antara setiap dua tanda skala yang berurutan yang diukur sepanjang dasar skala.

37. Interval skala terkecil (d) adalah nilai dinyatakan dalam satuan massa:

a. untuk penunjukan analog, yaitu perbedaan antara dua nilai dari dua tanda skala yang berurutan; dan

b. untuk penunjukan digital, yaitu perbedaan antara dua nilai yang ditunjuk berurutan.

38. Interval skala verifikasi (e) adalah nilai yang dinyatakan dalam satuan massa, digunakan untuk pengklasifikasian timbangan dan pengujian timbangan.

39. Nilai skala yang memiliki angka adalah nilai perbedaan antara dua skala yang memiliki angka yang berurutan.

40. Jumlah interval skala verifikasi (n) adalah perbandingan kapasitas maksimum dengan interval skala verifikasinya.

41. Timbangan interval tunggal adalah timbangan yang daerah penimbangannya mempunyai interval skala verifikasi yang sama.

42. Timbangan dengan multi interval adalah timbangan yang mempunyai satu rentang ukur penimbangannya dibagi menjadi beberapa bagian rentang ukur penimbangan yang masing-masing mempunyai interval skala verifikasi yang berbeda. Rentang ukur penimbangannya berubah secara otomatis sesuai dengan muatan yang digunakan.

43. Timbangan multi rentang ukur adalah timbangan yang mempunyai dua atau lebih rentang ukur dengan kapasitas maksimum yang berbeda dan interval skala verifikasi yang berbeda untuk satu penerima muatan yang sama serta masing-masing rentang ukur mulai dari nol sampai maksimumnya.

44. Diskriminasi adalah kemampuan suatu timbangan untuk memberikan reaksi terhadap perubahan kecil dari muatan.

Page 9: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

9

45. Kemampuan ulang (repeatability) adalah kemampuan timbangan untuk memberikan hasil-hasil penimbangan yang mendekati satu sama lain bila dimuati berulang dengan muatan dan cara yang sama ke atas penerima muatan pada kondisi pengujian yang relatif tetap.

46. Waktu pemanasan adalah waktu antara saat daya listrik digunakan terhadap timbangan dan saat timbangan tersebut mampu bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

47. Penunjukan analog adalah penunjukan yang memungkinkan perkiraan kedudukan kesetimbangan fraksi (fraction) dari interval skala.

48. Penunjukan digital adalah penunjukan yang tanda-tanda skalanya tersusun atas rangkaian/urutan angka-angka yang tidak bisa dilakukan interpolasi atas bagian dari interval skala.

49. Nilai bruto atau gross (B atau G) adalah penunjukan berat muatan yang ada pada timbangan, yang dalam proses penimbangannya tanpa mengoperasikan tara atau tara preset.

50. Nilai netto (N) adalah penunjukan berat muatan yang ditempatkan pada timbangan setelah mengoperasikan tara.

51. Nilai tara (T) adalah nilai berat muatan yang ditentukan dengan tara penimbang.

52. Perhitungan nilai netto adalah nilai perbedaan antara nilai berat gross atau nilai berat netto dengan nilai tara preset.

53. Perhitungan nilai berat total adalah perhitungan jumlah lebih dari satu nilai berat dan/atau perhitungan jumlah lebih dari satu nilai netto.

54. Kesalahan penunjukan adalah penunjukan timbangan dikurangi nilai massa yang sebenarnya/massa konvensionalnya.

55. Batas Kesalahan yang Diizinkanyang selanjutnya disebut BKD adalah perbedaan maksimum (positif atau negatif) yang diizinkan antara penunjukan timbangan dan nilai massa sebenarnya pada kedudukan referensinya.

56. Kepekaan adalah variabel perubahan lintasan ( ) yang diamati dan dibagi perubahan massa (M) yang diukur.

Page 10: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

10

BAB II PERSYARATAN ADMINISTRASI

2.1 Ruang Lingkup

Syarat teknis ini mengatur tentang persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan persyaratan kemetrologian untuk Timbangan Bukan Otomatis.

2.2. Penerapan

Syarat teknis ini berlaku untuk semua:

1. Jenis Timbangan Bukan Otomatis, baik mekanik maupun elektronik.

2. Jenis Timbangan Bukan Otomatis, dengan penunjukan otomatis, semi otomatis dan bukan otomatis.

3. Bagian utama Timbangan Bukan Otomatis baik yang sudah terakit menjadi satu unit timbangan maupun yang masih terpisah.

2.3. Identitas

1. Timbangan harus dilengkapi identitas minimal sebagai berikut:

a. Kelas keakurasian (harus sesuai lambang pada tabel 1);

b. Kapasitas maksimum (Max);

c. Kapasitas minimum (Min);

d. Interval skala verifikasi (e);

e. Interval skala (d), jika d<e;

f. Merek;

g. Negara pembuat (jika ada);

h. Tipe/Model; dan

i. Nomor seri.

2. Tulisan yang dimaksud pada angka 1 pada timbangan tersebut dapat terkumpul dalam suatu tempat, terlihat dengan jelas, mudah dibaca, tidak mudah dihapus/dihilangkan, dan menggunakan satuan Sistem Internasional;

3. Jika tulisan yang dimaksud pada angka 1 tidak ditempatkan pada plat tersendiri yang tetap pada timbangan, maka harus ditempatkan dekat alat penunjukan (display) hasil penimbangan, yang terdiri dari:

1) Max;

2) Min;

3) e;

4) d (jika d < e).

Page 11: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

11

4. dalam hal-hal khusus, penulisan sebagaimana diatur pada angka 3 harus dibuat seperti contoh di bawah ini:

5. tinggi huruf kapital, paling sedikit 2 mm.

6. Untuk neraca obat lemping nominal berbentuk oval, sedangkan untuk neraca emas lemping nominal berbentuk persegi panjang.

2.4. Persyaratan Timbangan Sebelum Peneraan

1. Persyaratan sebelum dilakukan tera

a. Untuk timbangan asal impor harus memiliki:

1) Nomor izin tipe; dan

2) Label tipe yang melekat pada timbangan.

b. Untuk timbangan produksi dalam negeri harus memiliki:

1) Nomor izin tanda pabrik; dan

2) Merek tanda pabrik yang melekat pada timbangan.

2. Persyaratan sebelum dilakukan tera ulang

Timbangan yang akan ditera ulang harus sudah ditera sebelumnya.

Page 12: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

12

BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN

3.1. Persyaratan Teknis

1. Bahan

Timbangan harus dibuat dari bahan yang berkualitas, sehingga dapat menjamin keserasian, kekuatan, keawetan dan karakteristik serta sifat-sifat kemetrologiannya.

2. Konstruksi

a. timbangan harus mempunyai penerimaan muatan, sehingga anak timbangan standar dapat diletakkan dengan mudah dan aman pada saat pengujian. Jika anak timbangan standar tidak dapat ditempatkan, maka perlu alat bantu penerima muatan;

b. timbangan tidak boleh mempunyai karakteristik yang memudahkan untuk melakukan kecurangan;

c. timbangan harus dibuat sedemikian sehingga gangguan yang mempengaruhi kebenaran fungsi timbangan dapat segera diketahui;

d. timbangan harus dilengkapi dengan pengaman alat penyetel;

e. timbangan boleh dilengkapi dengan alat penyetel rentang otomatis atau semi otomatis. Alat ini harus merupakan satu kesatuan dengan timbangan dan dapat disegel;

f. timbangan boleh dilengkapi dengan alat untuk kompensasi pengaruh perubahan gravitasi dan dapat disegel.

3. Syarat-Syarat Timbangan Dengan Penunjukan Otomatis Atau Semi Otomatis

a. Penunjukan hasil penimbangan

1) pembacaan hasil penimbangan harus mudah, jelas dan tidak meragukan

a) semua ketidaktelitian pembacaan bagi alat penunjukan analog tidak boleh melebihi 0,2e; dan

b) angka-angka yang ditunjuk pada hasil penimbangan harus satu ukuran dan satu bentuk, kecuali pada angka desimal boleh berbeda;

2) skala, angka, dan hasil pencetakan harus menggambarkan bentuk hasil penimbangan yang mudah terbaca;

3) hasil penimbangan harus dinyatakan dengan nama atau simbol satuan massa;

4) untuk setiap satu penunjukan berat, hanya boleh digunakan satu satuan massa;

Page 13: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

13

5) nilai skala harus dinyatakan dalam bentuk satuan: 1x10k, 2x10k atau 5x10k, dimana k adalah bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif, atau nol;

6) semua penunjukan, pencetakan dan tara penimbang dari timbangan dalam setiap satu rentang ukur penimbangan harus mempunyai nilai skala yang sama.

7) penunjukan digital paling sedikit harus menampilkan satu angka permulaan pada bagian paling kanan;

8) jika nilai skala berubah secara otomatis, maka tanda desimal harus tetap pada posisi semula;

9) bagian desimal harus dipisah dari bilangan bulatnya (dengan koma atau titik). Penunjukan paling sedikit menampilkan satu angka pada bagian kiri tanda desimal dan semua angka pada bagian kanan tanda desimal;

10) angka penunjukan nol bisa ditampilkan dengan satu angka nol pada bagian paling kanan tanpa tanda desimal.

11) tidak boleh ada penunjukan di atas penunjukan maksimum sebesar +9e;

12) perluasan interval skala rentang ukur penunjukan otomatis pada timbangan dengan penunjukan semi otomatis tidak boleh lebih besar dari nilai kapasitas penunjukan otomatisnya.

13) perluasan interval skala rentang ukur penunjukan otomatis harus sama dengan kapasitas penunjukan otomatis, kecuali timbangan pembanding;

14) alat untuk memperluas interval skala rentang dengan sistem bobot ingsut mengacu pada ketentuan-ketentuan dalam Bab III Sub Bab 3.1. angka 4 huruf c angka 4) sampai angka 11);

15) alat untuk menambah kemampuan menimbang dengan menggunakan tombol pengatur, masing-masing penambah berada pada bagian kerangka tertutup yang dapat diamankan. Bila penambah tersebut menggunakan bobot ingsut atau bobot jatuh, maka keduanya harus dapat diamankan/disegel dan mempunyai lubang justir.

b. Alat penunjuk analog

Pada alat penunjuk analog ini, di samping ketentuan-ketentuan pada huruf a, berlaku juga ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Skala harus dirancang dan diberi angka, sehingga pembacaan hasil penimbangan dapat dilakukan dengan mudah, jelas, dan tepat

Page 14: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

14

a) tanda skala harus terdiri dari garis-garis dengan ketebalan yang seragam antara satu per sepuluh (1/10) dan satu per empat (1/4) dari jarak skala dan tidak kurang dari 0,2 mm. Panjang tanda skala terpendek paling sedikit harus sama dengan jarak skala;

b) tanda skala harus disusun sesuai dengan salah satu contoh pada Gambar 3.1;

Gambar 3.1 Contoh pemakaian tanda skala

c) pada tanda skala timbangan, pemberian angka jarak skala harus:

(1) seragam;

(2) dalam bentuk satuan 1x10k, 2x10k, 5x10k dimana k adalah bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif, atau nol;

(3) tidak lebih besar dari 25 kali jarak skala terkecil timbangan;

(4) jika tanda skala diproyeksikan pada layar, maka paling sedikit dua tanda skala yang diberi angka harus bisa muncul secara penuh pada daerah proyeksinya;

(5) tinggi angka paling sedikit 2 mm atau tidak boleh kurang dari 3 kali jarak pembacaan minimum, dipilih nilai terbesar. Tinggi angka harus seimbang terhadap panjang tanda skala yang bersangkutan. Lebar angka diukur paralel terhadap dasar skala harus kurang dari jarak antara dua tanda skala yang diberi angka berurutan.

d) Lebar jarum penunjuk dari komponen penunjukan harus sama dengan lebar garis skala dan panjangnya, sehingga ujung penunjuk tersebut sekurang-kurangnya rata dengan tengah-tengah dari garis/tinggi skala terpendek (dasar skala). Jarak paling besar antara skala dan jarum penunjuk harus sama dengan jarak/ruang skala tetapi tidak lebih dari 2 mm.

Page 15: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

15

2) jarak skala minimum (I0) antara dua tanda skala sama dengan:

a) pada timbangan kelas I atau kelas II:

(1) 1 mm untuk alat penunjukan, dan

(2) 0,25 mm untuk alat penunjuk pelengkap. Dalam hal ini I0 adalah pergerakan relatif antara komponen penunjukan dan skala yang diproyeksikan sesuai dengan interval skala verifikasi (e) dari timbangan;

b) pada timbangan kelas III atau kelas IIII:

(1) 1,25 mm untuk alat penunjukan piringan, dan

(2) 1,75 mm untuk alat penunjukan proyeksi optik.

jarak skala I (dalam milimeter) sekurang-kurangnya harus sama dengan (L + 0,5) I0, dimana I0 adalah jarak skala minimum (dalam milimeter) dan L adalah jarak pembacaan minimum (dalam meter), L sekurang-kurangnya = 0,5 m.

3) jarak skala terbesar tidak boleh melebihi 1,2 kali jarak skala terkecil untuk skala yang sama.

4) Pembatas gerak penunjukan harus membatasi gerakan penunjukan bergerak dibawah nol dan diatas kapasitas penunjukan otomatisnya. Hal ini tidak berlaku bagi timbangan piringan putaran ganda.

5) Pembatas gerakan komponen penunjukan harus bisa membiarkan komponen penunjukan bergerak melintasi daerah sekurang-kurangnya 4 ruang skala dibawah nol dan 4 skala diatas kapasitas penunjukan otomatisnya (daerah ini tidak dilengkapi dengan skala atau disebut daerah kosong).

6) Peredam ayunan komponen penunjukan atau skala yang dapat bergerak harus disetel sampai sedikit dibawah nilai titik kritis redam.

a) redaman harus mencapai penunjukan stabil setelah tiga, empat atau lima kali osilasi setengah periode;

b) elemen peredam hidrolik yang sensitif terhadap perubahan temperatur harus dilengkapi dengan alat pengatur otomatis atau alat pengatur manual yang dapat dicapai/diperoleh dengan mudah;

c) fluida dari elemen peredam hidrolik pada timbangan portable harus tidak memungkinkan tertumpah bila timbangan dimiringkan 45º.

Page 16: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

16

c. Penunjukan digital dan pencetak

Pada penunjukan digital ini disamping ketentuan-ketentuan pada huruf a, juga berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) setelah perubahan muatan, penunjukan sebelumnya tidak boleh bertahan lebih dari satu detik;

2) kesetimbangan dianggap stabil bila:

a) dalam pencetakan dan/atau penyimpanan data, selama periode lima detik yang diikuti dengan pencetakan, tidak lebih dari dua nilai berdekatan yang ditunjuk dan hanya satu nilai saja yang dicetak (dalam hal timbangan dengan d<e, maka pembagian skala yang dibedakan dapat diabaikan);

b) dalam hal penunjukan nol atau sedang bekerjanya tara (huruf d angka 6), 11), 12) dan huruf e angka 8)), hal ini cukup mendekati kesetimbangan akhir yang memberikan suatu kerja yang benar dari alat itu dalam hubungannya dengan ketentuan kesaksamaan.

3) alat penunjukan yang diperluas tidak boleh digunakan pada timbangan dengan pembagian skala yang dibedakan;

4) jika timbangan dilengkapi dengan alat penunjukan yang diperluas, maka penampilan penunjukan dengan nilai skala lebih kecil dari interval skala verifikasi (e) harus hanya mungkin selama melakukan penekanan tombol atau selama periode yang tidak melebihi 5 detik setelah perintah manual. Dalam hal ini pencetakan tidak boleh terjadi.

5) penunjukan selain penunjukan utama boleh ditampilkan dalam alat penunjukan yang sama, selama memenuhi ketentuan berikut:

a) besaran lain dari nilai berat ditunjukkan dengan satuan yang sesuai atau simbolnya atau tanda khusus;

b) nilai berat yang bukan hasil penimbangan (nilai bruto, nilai netto dan nilai tara) harus ditunjukkan dengan jelas atau boleh ditampilkan hanya pada saat perintah manual dilakukan dan tidak boleh untuk dicetak.

6) pencetakan harus jelas dan permanen sesuai dengan maksud penggunaannya, dan angka-angka yang dicetak tingginya sekurang-kurangnya 2 mm;

7) jika pencetakan dilakukan, maka nama atau simbol satuan ukuran harus berada disebelah kanan nilai atau diatas kolom nilai;

Page 17: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

17

8) jika kesetimbangan belum stabil, maka pencetakan tidak boleh terjadi;

9) kesetimbangan yang stabil dianggap tercapai apabila selama periode 5 detik yang diikuti pencetakan, tidak lebih dari dua nilai berdekatan yang ditunjuk hanya satu nilai saja yang dicetak. Dalam hal ini timbangan dengan d<e, maka pembagian skala yang dibedakan dapat diabaikan.

10) penyimpanan penunjukan utama untuk penunjukan berikutnya, penerusan data, penjumlahan dan sebagainya tidak diperkenankan bila kesetimbangan tidak stabil;

d. Alat penyetel nol dan alat perangkap nol

Timbangan boleh mempunyai satu atau lebih alat penyetel nol dan tidak boleh mempunyai lebih dari satu alat perangkap nol.

1) pengaruh setiap alat penyetel nol tidak boleh mengubah kapasitas penimbangan maksimum dari timbangan;

2) semua pengaruh alat penyetel nol dan perangkap nol tidak boleh lebih dari 4%, dan alat penyetel nol awal tidak lebih dari 20% kapasitas maksimumnya (ketentuan ini tidak berlaku bagi timbangan kelas IIII, kecuali bila timbangan tersebut digunakan untuk transaksi perdagangan);

3) rentang ukur yang lebih lebar dimungkinkan bagi alat penyetel nol awal jika hasil tes menunjukkan bahwa timbangan tersebut memenuhi ketentuan pada Sub Bab 3.2 angka 5, 6, 8, dan 9 untuk setiap muatan yang dikompensasi oleh alat tersebut didalam rentang ukur yang ditentukan.

4) setelah penyetelan nol, maka pengaruh penyimpangan nol pada hasil penimbangan tidak boleh lebih dari ± 0,25 e;

5) penyetelan nol dalam setiap rentang ukur penimbangan harus berlaku juga dalam rentang ukur penimbangan yang lebih besar, jika terjadi pemindahan ke rentang ukur penimbangan yang lebih besar dapat dilakukan dalam keadaan timbangan bermuatan;

6) suatu timbangan (kecuali yang dimaksud dalam Sub Bab 3.1. angka 3 huruf h dan huruf i baik dilengkapi dengan alat penyetel nol awal atau tidak, boleh mempunyai kombinasi alat penyetel nol semiotomatis dan alat tara penyetimbang semi otomatis yang dilakukan dengan tombol yang sama;

7) jika timbangan mempunyai alat penyetel nol dan alat tara penimbang, maka tombol alat penyetel nol harus terpisah dari tombol tara penimbang;

Page 18: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

18

8) alat penyetel nol semi otomatis harus hanya berfungsi:

a) bila timbangan dalam keadaan kesetimbangan yang stabil;

b) jika membatalkan setiap penggunaan tara sebelumnya.

9) timbangan dengan penunjukan digital harus mempunyai alat yang menampilkan sinyal khusus jika penyimpangan nol tidak lebih dari 0,25 e. Alat ini bisa juga bekerja jika nol ditunjuk setelah penggunaan tara;

10) alat ini tidak diharuskan pada timbangan yang mempunyai penunjukan tambahan atau alat perangkap nol asalkan angka atau kecepatan perangkap nol tidak kurang dari 0,25 d/detik.

11) alat penyetel nol otomatis harus bekerja hanya jika:

a) kesetimbangannya stabil; dan

b) penunjukan telah stabil dibawah nol untuk sekurang-kurangnya 5 detik.

12) alat perangkap nol harus bekerja hanya jika:

a) penunjukan pada nol atau pada nilai negatif yang setara dengan nol;

b) kesetimbangan stabil; dan

c) koreksinya tidak lebih dari 0,5 d/detik.

13) jika nol ditunjuk setelah kerja tara, maka alat perangkap nol boleh bekerja dalam rentang ukur 4% dari maksimum sekitar nilai nol aktual.

e. Tara

tara harus dibuat sedemikian rupa dan sesuai dengan ketentuan yang berhubungan dengan Sub Bab 3.1. angka 2, angka 3 huruf a, huruf b, huruf c syarat teknis ini;

1) interval skala alat tara penimbang harus sama dengan interval skala timbangan untuk setiap muatan uji;

2) tara harus mampu menyetel penunjukan nol dengan ketelitian yang tidak boleh lebih besar dari:

a) ± 0,25 e untuk timbangan elektronik dan setiap timbangan denganpenunjukan analog;

b) ± 0,5 d untuk timbangan mekanik dengan penunjukan digital.

3) pada timbangan multi-interval, e harus diganti dengan e1.

4) rentang ukur pada timbangan yang dilengkapi dengan tara, tara tidak boleh digunakan pada rentang ukur di bawah nol atau di atas maksimumnya;

Page 19: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

19

5) bekerjanya tara harus terlihat pada penunjukan timbangan. Dalam hal timbangan dengan penunjukan digital, maka penunjukan nilai netto harus disertai dengan tanda “NET”, ”Net” atau “net”;

a) Jika timbangan dilengkapi dengan alat penunjuk nilai bruto dan tara dalam keadaan bekerja, maka tanda “NET” tidak boleh muncul selama nilai bruto ditampilkan. Hal ini tidak diperlukan bagi timbangan dengan kombinasi alat penyetel nol semi otomatis dan alat tara penyetimbang semi otomatis yang dilakukan dengan tombol yang sama.

b) tanda NET dan T dapat diganti dengan kata yang lengkap dalam Bahasa Indonesia;

c) penggunaan alat tambahan tara mekanik harus diperlihatkan dengan penunjukan nilai tara atau dengan menampilkan tanda huruf (misal “ T ”) pada timbangan.

6) jika menggunakan tara pengurang, maka tidak boleh mengubah rentang ukur penimbangan yang semestinya, untuk mencegah penggunaan timbangan diatas kapasitas maksimumnya;

7) pada timbangan yang mempunyai beberapa rentang ukur, tara harus berlaku juga dalam rentang ukur yang lebih besar, jika terjadi pemindahan posisi ke rentang ukur penimbangan yang lebih besar sementara timbangan bermuatan;

8) tara yang bekerja otomatis atau semi otomatis hanya bekerja jika timbangan dalam keadaan setimbang stabil;

9) jika alat penyetel nol semi otomatis dan alat tara penyetimbang semi otomatis dilakukan dengan tombol yang sama, harus memenuhi ketentuan Sub Bab 3.1. angka 3 huruf d angka 4), 9), 10), 12) dan angka 13) pada muatan uji;

10) jika lebih dari satu alat tara bekerja pada waktu yang sama, maka masing-masing berat tara harus diberi tanda dengan jelas ketika ditunjuk atau dicetak;

11) nilai berat bruto boleh dicetak tanpa sesuatu penandaan. Jika ada penandaan bruto hanya diperkenankan dengan symbol “B” atau “G”;

12) jika nilai-nilai berat netto dicetak tanpa ada hubungannya dengan nilai bruto atau tara, hal tersebut dicetak tanpa suatu tanda. Jika ada penandaan netto hanya diperkenankan dengan symbol “N”. Hal ini berlaku juga jika penyetel nol semi otomatis dan tara penyeimbang semi otomatis menggunakan tombol yang sama;

Page 20: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

20

13) nilai-nilai bruto, netto atau tara yang ditentukan dengan timbangan multi rentang ukur atau multi-interval tidak perlu ditandai dengan penandaan khusus yang menunjukkan bagian rentang ukur penimbangan;

14) jika nilai berat netto dicetak bersamaan dengan nilai bruto dan/atau nilai-nilai tara, maka nilai-nilai netto dan tara setidak-tidaknya harus ditunjukkan dengan simbol “N” dan “T”;

15) simbol-simbol G atau B, N dan T dapat diganti dengan kata-kata yang komplit sesuai dengan bahasa Indonesia (berat kotor atau bruto, berat bersih dan tara);

16) jika nilai berat netto dan nilai tara ditentukan dengan alat tara berbeda yang dicetak secara terpisah, maka hal tersebut harus ditunjukkan dengan benar.

f. Posisi penguncian

1) jika timbangan mempunyai alat pengunci satu atau lebih, maka harus mempunyai dua posisi yaitu “terkunci” dan “menimbang”;

2) kedudukan sebelum menimbang diperbolehkan ada pada timbangan kelas satu dan dua, kecuali yang telah diatur dalam Sub Bab 3.1. angka 3 huruf h dan huruf j.

3) kedudukan “terkunci” dan kedudukan “menimbang” harus ditunjukkan dengan jelas.

g. Alat uji tambahan

1) dengan satu lantai atau lebih:

a) nilai nominal perbandingan antara anak timbangan penyeimbang dan muatan tidak boleh lebih kecil dari 1/5000;

b) massa nominal anak timbangan diperlukan untuk menyeimbangkan muatan yang sama dengan interval skala verifikasi harus merupakan kelipatan bilangan bulat 0,1 gram.

2) gandar berskala

Interval skala dari alat uji tambahan harus sama dengan atau lebih kecil dari 1/5 interval skala verifikasi dari timbangan yang dimaksud.

Page 21: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

21

h. Timbangan untuk berdagang eceran

Persyaratan-persyaratan berikut berlaku untuk timbangan kelas II, III dan IIII dengan kapasitas maksimum tidak lebih besar dari 100 kg yang dirancang bagi timbangan untuk berdagang eceran.

1) timbangan untuk berdagang, penunjukan utamanya adalah hasil penimbangan dan informasi kedudukan nol yang benar, penggunaan tara dan tara preset;

2) timbangan untuk berdagang tidak boleh dilengkapi alat penyetel nol bukan otomatis, kecuali hanya dapat dilakukan dengan alat;

3) timbangan mekanik dengan piring anak timbangan tidak boleh dilengkapi alat tara;

4) timbangan dengan satu penerima muatan boleh dilengkapi dengan alat tara, jika masyarakat dapat dengan mudah melihat:

a) apakah alat tersebut dalam keadaan digunakan; dan

b) apakah alat tersebut dilakukan perubahan.

5) hanya satu alat tara yang harus digunakan pada setiap penimbangan;

6) timbangan tidak boleh dilengkapi dengan alat yang dapat memanggil kembali nilai brutonya, sementara alat tara atau tara preset dalam keadaan bekerja;

7) pergeseran sebesar 5 mm dari titik pengamatan pada alat tara bukan otomatis paling besar harus sama dengan 1 e;

8) timbangan boleh dilengkapi dengan alat tara semi otomatis jika:

a) kerja alat tara tidak mereduksi nilai tara; dan

b) pengaruh alat tara tersebut hanya dapat dibatalkan jika tidak ada muatan pada penerima muatan.

9) timbangan dengan alat tara semi otomatis harus memenuhi sekurang-kurangnya satu dari syarat-syarat berikut:

a) nilai tara ditunjuk secarapermanen dalam satu alat penunjukan terpisah;

b) nilai tara ditunjuk dengan tanda “-“ (minus) bila tidak ada muatan pada penerima muatan; atau

c) pengaruh alat tara dibatalkan secara otomatis dan penunjukan kembali ke nol, bila setelah hasil penimbangan netto telah ditunjuk stabil dan diturunkan dari lantai muatan.

10) timbangan tidak boleh dilengkapi dengan alat tara otomatis;

Page 22: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

22

11) timbangan dapat dilengkapi alat tara preset jika nilai tara preset yang ditunjuk sebagai suatu penunjukan utama pada tayangan terpisah yang dibedakan dengan jelas dari penunjukan beratnya, dalam hal ini berlaku juga ketentuan pada angka 8);

12) tidak boleh ada kemungkinan untuk mengoperasikan alat tara preset jika alat tara tersebut sedang digunakan;

13) jika tara preset bersatu dengan bagian untuk melihat harga (PLU-Price Look Up), maka nilai tara preset dapat dibatalkan pada saat yang sama dengan pembatalan “PLU”;

14) semua penunjukan utama harus ditampilkan dengan jelas dan serempak kepada kedua belah pihak (penjual dan pembeli);

15) pada alat digital yang menampilkan penunjukan utama, maka angka-angkanya harus berukuran sama sekurang-kurangnya mempunyai tinggi 9,5 mm;

16) pada timbangan yang menggunakan anak timbangan, harus dapat membedakan nilai nominal anak timbangan;

17) timbangan tidak boleh dilengkapi dengan alat penunjuk tambahan atau alat penunjuk yang diperluas;

18) timbangan kelas II harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana disebutkan dalam Sub Bab 3.2. angka 9 untuk timbangan kelas III;

19) timbangan elektronik harus dilengkapi dengan alarm yang dapat dilihat atau didengar untuk mendeteksi adanya penyimpangan yang berarti, dan penerusan data pada peralatan sekitarnya harus dapat dicegah. Alarm harus tetap bekerja sampai adanya tindakan dari operator atau sampai penyebabnya hilang;

20) perhitungan rasio pada timbangan penghitung mekanik harus 1:1, 1:10 atau 1:100.

i. Syarat-syarat tambahan bagi timbangan dengan penunjukan harga yang digunakan untuk berdagang eceran

1) pada timbangan dengan penunjukan harga, yang dilengkapi:

a) harga satuan;

b) dan harga yang harus dibayar.

2) jika memungkinkan dapat digunakan untuk menentukan:

a) jumlah hitungan;

b) harga satuan dan harga yang harus dibayar dan harga total.

Page 23: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

23

3) untuk skala harga satuan dan harga yang harus dibayar, harus sesuai dengan Sub Bab 3.1. angka 3 huruf a dan huruf b;

4) penunjukan berat, harga satuan dan harga yang harus dibayar, harus tetap terlihat setelah penunjukan berat stabil dan harga satuan dimasukan untuk waktu sekurang-kurangnya satu detik pada saat muatan berada di atas penerima muatan;

5) penunjukan pada angka 3) di atas boleh tetap terlihat untuk waktu tidak boleh lebih dari tiga detik setelah muatan diturunkan dan setelah itu penunjukan harus kembali menjadi nol. Apabila masih ada penunjukan berat setelah muatan kosong, maka timbangan harus tidak dapat dilakukan perubahan harga satuan atau memasukkan harga satuan lainnya;

6) jika transaksi dicetak oleh timbangan, maka berat, harga satuan dan harga yang harus dibayar semuanya harus dapat dicetak;

7) data boleh disimpan dalam memori timbangan sebelum dilakukan pencetakan. Data yang sama tidak boleh dicetak dua kali pada tiket untuk pelanggan;

8) timbangan yang menggunakan sistem pelabelan harga harus memenuhi Sub Bab 3.1. angka 3 huruf j;

9) jika semua transaksi ditunjukan oleh timbangan atau oleh alat yang berhubungan dengannya, apabila dicetak pada tiket atau label yang dimaksudkan bagi pelanggan, maka timbangan penghitung harga boleh menampilkan fungsi tambahan yang memudahkan perdagangan dan manajemen. Fungsi ini tidak boleh membingungkan tentang hasil penimbangan dan penghitungan harga;

10) kerja atau penunjukan lain yang tidak disebutkan oleh ketentuan-ketentuan berikut, boleh ditampilkan atau ditunjukkan selama tidak ada penunjukan yang dapat membuat salah pengertian seperti penunjukan utama yang diperuntukkan bagi pelanggan:

a) timbangan boleh menerima atau mencatat harga untuk dibayar positif atau negatif dari satu atau beberapa barang yang tidak ditimbang selama display berat tetap menunjuk nol atau fungsi penimbangan tidak diaktifkan. Harga untuk dibayar bagi satu atau lebih barang-barang yang tidak ditimbang harus diperlihatkan di dalam display harga untuk dibayar;

b) jika penunjukan harga untuk dibayar digunakan untuk lebih dari satu barang yang sama, maka jumlah barang harus dapat ditampilkan pada display berat, dan harga

Page 24: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

24

untuk jenis-jenis barang tersebut ditampilkan pada display harga satuan, kecuali kalau display tambahan dapat digunakan untuk memperlihatkan jumlah barang dan harga barang;

c) timbangan yang digunakan untuk menjumlahkan keseluruhan transaksi, baik pada satu atau beberapa tiket, dimana total harga akan ditunjukan pada penunjukan harga harus dibayar dan dicetak bersamaan dengan simbol khusus, baik pada akhir kolom harga yang harus dibayar atau pada tiket terpisah dengan acuan pada jumlah harga komoditi yang harus dibayar, semua harga yang harus dibayar akan dijumlahkan secara aljabar dan harus tercetak;

d) timbangan dapat menjumlahkan transaksi yang ditampilkan pada timbangan yang dihubungkan dengannya dan telah diuji secara metrologis sesuai dengan Sub Bab 3.1 angka 3 huruf n angka 12) untuk menampilkan keseluruhan transaksi, jika interval skala harga yang harus dibayar dari alat tersebut sama;

e) timbangan boleh dirancang sedemikian rupa untuk digunakan oleh lebih dari satu penjual atau melayani lebih dari satu pelanggan pada saat yang sama, selama hubungan antara transaksi-transaksi dan penjual atau pelanggan yang bersangkutan diidentifikasikan dengan jelas;

f) transaksi sebelumnya yang tercetak pada timbangan boleh dibatalkan, maka harga yang harus dibayar yang berhubungan dengan pembatalan tersebut harus dicetak dengan alasan yang dapat diterima. Jika transaksi yang dibatalkan pada penunjukan bagi pelanggan, maka hal tersebut harus dapat dibedakan dengan jelas dari transaksi normalnya;

g) timbangan boleh mencetak suatu informasi tambahan jika hal ini berhubungan dengan jelas terhadap transaksi dan tidak mempengaruhi penentuan nilai berat terhadap simbol tersebut.

11) timbangan yang dioperasikan sendiri oleh konsumen tidak perlu mempunyai dua penunjukan;

12) jika tiket dicetak, maka pada tiket harus menyebutkan jenis produk yang ditimbang.

j. Timbangan yang dilengkapi dengan tiket harga

1) timbangan yang dilengkapi dengan label, maka harus memenuhi Sub Bab 3.1. angka 3 huruf h angka 18), huruf i angka 4), angka 8), angka 13) huruf a) dan huruf g);

Page 25: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

25

2) timbangan yang dilengkapi dengan tiket harga sekurang-kurangnya harus mempunyai satu display untuk berat, yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk penyetelan seperti penyetelan batas-batas penimbangan, harga satuan, nilai tara preset dan nama komoditi;

3) selama timbangan digunakan harus memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan nilai sebenarnya harga satuan dan nilai tara preset;

4) pencetakan dibawah kapasitas minimum harus tidak dimungkinkan;

5) pencetakan tiket-tiket dengan nilai berat, harga satuan dan harga yang harus dibayar yang tetap diperkenankan selama fungsi penimbangan tidak dalam keadaan aktif.

k. Timbangan penghitung mekanik dengan penerima muatan

Dalam pengujian, timbangan ini dianggap sebagai timbangan dengan penunjukan semi otomatis.

1) untuk pengujian, timbangan ini harus mempunyai skala sekurang-kurangnya satu bagian skala d=e pada salah satu sisi titik nol; nilai yang bersangkutan harus diperlihatkan pada skala tersebut;

2) penghitungan rasio harus dicantumkan dengan jelas di atas masing-masing penerima muatan penghitung atau masing-masing skala penghitung.

4. Syarat-syarat timbangan dengan penunjukan bukan otomatis

a. persyaratan umum

Timbangan dengan penunjukan bukan otomatis selain harus memenuhi Sub Bab 3.2. persyaratan kemetrologian dan Sub Bab 3.1. angka 3 persyaratan timbangan dengan penunjukan otomatis atau semi otomatis juga syarat-syarat tambahan yang diatur dalam Sub Bab 3.1. angka 4 ini.

b. kepekaan minimum

Imbuh sebesar nilai absolut BKD untuk suatu muatan, yang ditempatkan pada timbangan dalam keadaan setimbang, sekurang-kurangnya harus menyebabkan pergerakan permanen dari alat penunjukan sebesar:

1) 1 mm untuk timbangan kelas II;

2) 2 mm untuk timbangan kelas III atau kelas IIII dengan Max;

Pengujian kepekaan harus dilakukan dengan menempatkan imbuh secara perlahan;

Page 26: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

26

c. alat penunjukan

1) dalam hubungan pergerakan relatif antara satu komponen penunjukan dengan lainnya, kedua indeks penunjukan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) mempunyai ketebalan yang sama;

b) jarak antara kedua indeks tidak boleh lebih dari ketebalannya;

c) untuk indeks penunjukan yang tebalnya kurang dari 1 mm maka jarak antara kedua indeks penunjukan tersebut boleh 1 mm.

2) bobot ingsut yang dilengkapi dengan lubang justir harus tidak mudah diubah;

3) jika bobot ingsut dilengkapi dengan alat pencetak, maka pencetakan hanya dimungkinkan jika batang geser, bobot ingsut masing-masing dalam posisi sesuai dengan bilangan bulat pembagian skala. Kecuali bagi batang geser atau bobot ingsut yang dapat dilepas, pencetakan hanya dapat dimungkinkan jika komponen penunjukan kesetimbangan dalam kedudukan referensi yang mendekati 1/2 nilai skala;

4) timbangan yang skala pengujiannya terletak pada gandar, maka skalanya harus terdiri dari garis-garis dengan ketebalan yang konstan. Pada gandar yang besar atau kecil lainnya, maka skala bisa berupa takik;

5) jarak antara garis skala tidak boleh kurang dari 2 mm dan untuk takik sebaiknya cukup panjang. Toleransi hasil pengerjaan untuk takik-takik atau garis skala tidak menyebabkan kesalahan dalam hasil penimbangan yang melebihi 0,2 interval skala verifikasi (e);

6) pergeseran bobot ingsut dan batang kecil harus dibatasi terhadap bagian yang berskala dari batang kecil danbatang besar;

7) setiap bobot ingsut harus dilengkapi dengan alat penunjuk;

8) di dalam bobot ingsut tidak boleh ada bagian-bagian yang dapat bergerak-gerak, kecuali batang-batang kecil geser;

9) bobot ingsut dibuat sedemikian rupa, sehingga benda-benda lainnya tidak dapat menempel dan mempengaruhi massanya;

10) bagian-bagian yang dapat dilepas dari bobot ingsut harus dapat disegel;

11) bobot ingsut dan batang-batang kecil harus tetap pada posisinya, kecuali digeserkan oleh operator;

Page 27: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

27

12) perbandingan tuas untuk timbangan yang menggunakan anak timbangan harus memenuhi ketentuan 10k, k adalah bilangan bulat atau sama dengan nol;

13) pada timbangan yang digunakan untuk berdagang eceran, tinggi tepi dari piring anak timbangan tidak boleh melebihi 1/10 dari ukuran piring anak timbangan terbesar dengan tidak lebih dari 25 mm.

d. konstruksi

1) timbangan harus dilengkapi dengan dua indeks penunjuk yang bergerak dansatu indeks penunjuk yang lainnya tetap. Salah satu atau kedua indeks tersebut merupakan acuan posisi kesetimbangan;

2) pada timbangan kelas III atau kelas IIII yang dirancang penggunaannya untuk berdagang eceran, indeks penunjuk dan tanda skala harus memperlihatkan kesetimbangan yang dapat dilihat dari kedua sisi atau dari sisi-sisi yang berlawanan;

3) tuas-tuas harus dipasang hanya dengan pisau-pisau, dan pisau-pisau ini harus bertumpu pada bantalan-bantalan;

4) garis singgung antara pisau-pisau dan bantalan-bantalan harus merupakan satu garis lurus;

5) pisau-pisau harus terpasang pada tuas-tuas dengan cara sedemikian rupa sehingga ketepatan perbandingan lengan-lengan tuasnya terjamin;

6) pemasangan pisau-pisau pada tuas tidak boleh dilas atau dipatri;

7) mata pisau dari satu tuas yang sama harus sejajar dan terletak pada satu bidang datar;

8) bantalan-bantalan tidak boleh dilas atau dipatri pada dudukannya atau sekitarnya;

9) pemasangan bantalan yang berhubungan dengan lantai muatan harus sedemikian rupa, sehingga dapat berayun ke semua arah pada dudukannya. Pada timbangan dipasang alat yang dapat mencegah menempelnya bagian-bagian tersebut pada bagian lainnya;

10) gerakan mendatar pisau-pisau harus dibatasi oleh plat penahan. Kontak antara pisau dengan plat penahan harus berbentuk titik dan segaris dengan garis kontak antara mata pisau dan bantalannya;

11) plat penahan harus berbentuk bidang datar dan tegak lurus terhadap garis kontak antara mata pisau dan bantalan. Plat penahan tidak boleh dilas atau dipatri terhadap bantalan-bantalan atau dudukannya;

Page 28: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

28

12) pisau-pisau, bantalan-bantalan, plat-plat penahan, dan penyangga yang bersinggungan langsung harus mempunyai kekerasan sekurang-kurangnya 58 Rockwell C;

13) lapisan pelindung boleh digunakan terhadap bagian-bagian kontak dari komponen-komponen yang disambung, selama tidak menyebabkan perubahan dari sifat-sifat kemetrologiannya;

14) pada alat tara tidak boleh dipasang alat lain.

e. Neraca sama lengan

1) lengan neraca harus mempunyai dua bidang rata yang simetris, baik membujur maupun melintang. Dalam keadaan dengan atau tanpa piringan, lengan diusahakan dalam keadaan setimbang. Bagian-bagian yang dapat dilepas, dapat diberi tanda untuk memudahkan dalam perakitan;

2) lengan neraca boleh dilengkapi alat penyetel nol, berupa sekrup pada kedua belah ujungnya.

f. Neraca dengan perbandingan lengan 1/10

1) perbandingan harus ditunjuk dengan jelas dan permanen pada lengan dalam bentuk 1:10 atau 1/10 ;

2) lengan harus mempunyai bidang rata baik membujur maupun melintang yang simetris;

3) lengan neraca boleh dilengkapi alat penyetel nol, berupa sekrup pada kedua belah ujungnya.

g. Timbangan dacin logam

1) tanda skala harus berupa garis-garis atau takikan baik pada tepi atau pada plat bagian datar dari gandar berskala. Jarak minimum antar skala takikan 2 mm dan antar garis skala 4 mm;

2) muatan persatuan panjang pada pisau harus tidak lebih dari pada 10 kg/mm. Lebar takikan bantalan harus sekurang-kurangnya sama dengan 1,5 kali ukuran terbesar dari potongan melintang pisau;

3) panjang indeks penunjuk kesetimbangan sekurang-kurangnya 1/15 dari panjang gandar utama yang berskala (diambil dari titik tumpu mata pisau);

4) bobot lawan pada ujung batang dan bobot ingsut yang dapat dilepas, harus dibubuhi tanda khusus;

Page 29: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

29

5) untuk timbangan dengan kapasitas tunggal:

a) jarak minimum antar mata pisau sebagai berikut :

(1) 25 mm untuk kapasitas maksimum yang lebih kecil atau sama dengan 30 kg;

(2) 20 mm untuk kapasitas maksimum yang melebihi 30 kg.

b) pembagian skala harus dari nol sampai kapasitas maksimum;

c) jika timbangan kelas tiga atau kelas empat dilengkapi dengan alat penyetel nol, maka harus berupa sekrup penahan atau susunan mur dengan pengaruh maksimum satu perputaran adalah 4 kali interval skala verifikasi.

6) untuk timbangan dengan kapasitas ganda:

a) jarak minimum antar mata pisau sebagai berikut:

(1) 45 mm untuk kapasitas rendah;

(2) 20 mm untuk kapasitas besar.

b) alat penggantung dari timbangan harus dibedakan dari alat penggantung untuk muatan;

c) skala-skala penimbangan untuk setiap kapasitas timbangan harus mampu menimbang dari nol sampai kapasitas maksimumnya tanpa terputus;

d) interval skala pada masing-masing rentang ukur timbangan harus mempunyai nilai yang tetap;

e) tidak diperbolehkan ada alat penyetel nol.

h. Timbangan Roberval dan Timbangan Beranger (Timbangan Meja)

1) bagian simetris yang berpasangan yang dapat dilepas, boleh diberi tanda untuk memudahkan dalam perakitan;

2) jika timbangan dilengkapi dengan alat penyetel nol, maka alat penyetel nol ini harus berupa mangkuk yang berada di bawah piring anak timbangan;

3) jarak antara ujung sisi luar dari mata pisau muatan sekurang-kurangnya harus sama dengan lebar atau diameter dasar piringan;

4) jarak antara sisi luar mata pisau tengah sekurang-kurangnya harus sama dengan 0,7 kali panjang mata pisau muatan;

5) timbangan gambar ganda harus mempunyai stabilitas mekanik sama dengan yang diperoleh timbangan gandar tunggal/sederhana.

Page 30: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

30

Gambar 3.2 Timbangan Gandar Tunggal dan Ganda

i. Timbangan dengan perbandingan lantai muatan

1) kapasitas maksimum timbangan harus lebih besar dari pada 30 kg;

2) perbandingan antara muatan yang ditimbang dan kesetimbangan muatan (contoh: lemping penyeimbang), harus dapat dibaca secara jelas dan permanen pada gandar dalam bentuk 1:10 atau 1/10 ;

3) timbangan harus mempunyai alat penyetel nol baik berupa mangkuk dengan tutup cembung, atau berupa sekrup, atau susunan mur dengan pengaruh maksimum sebesar 4e untuk setiap putaran;

4) jika timbangan dilengkapi dengan alat tambahan yang dimaksudkan untuk menghindari/mencegah digunakannya anak timbangan dengan nilai yang relatif kecil dibandingkan terhadap kapasitas maksimumnya, maka alat ini harus berupa gandar berskala dengan bobot ingsut dan pengaruh penambahannya tidak boleh lebih dari 10kg;

5) timbangan harus mempunyai alat manual untuk mengunci lengan (gandar);

6) jika bagian tertentu dari timbangan (seperti: rumah, lantai muatan, tiang) terbuat dari kayu, maka material tersebut harus kering dan bebas dari kerusakan atau cacat, untuk itu harus dilapisi dengan cat atau pernis yang bersifat melindungi secara efektif. Dan untuk rakitan akhir bagian dari kayu ini tidak boleh digunakan paku.

j. Timbangan dengan bobot ingsut

1) syarat-syarat pada Sub Bab 3.1. angka 4 huruf c yang berhubungan dengan bobot ingsut harus dipenuhi;

2) skala pada timbangan pada bobot ingsut harus dapat digunakan menimbang secara kontinyu dari muatan nol sampai kapasitas maksimumnya;

Page 31: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

31

3) jarak skala minimum (ix) pada suatu gandar dari timbangan dengan bobot ingsut adalah:

ix ≥ e

d x . 0,05 mm, tetapi ix ≥ 2 mm

dx adalah interval skala (dalam satuan massa) pada suatu gandar timbangan dengan bobot ingsut (x = 1,2,3,…);

4) jika timbangan dilengkapi dengan alat dengan suatu perbandingan piring anak timbangan dan penerima muatan untuk memperluas rentang ukur penunjukan skala yang diberi angka, maka perbandingan antara nilai anak timbangan yang ditempatkan pada piring anak timbangan untuk menyeimbangkan anak muatan, besarnya harus 1/10 atau 1/100. Perbandingan ini harus dibubuhkan dengan jelas dan permanen pada gandar dalam kedudukan yang dekat dengan piring anak timbangan dalam bentuk 1:10 ; 1:100 ; atau 1/10; 1/100;

5) timbangan dengan bobot ingsut ini mengikuti pula persyaratan pada huruf I angka 3) tentang alat penyetel nol, angka 5) tentang alat pengunci dan angka 6) tentang bagian-bagian dari kayu.

3.2 Persyaratan Kemetrologian

1. Dasar klasifikasi

a. kelas keakurasian

Tabel 3.1. Kelas Keakurasian

Kelas Lambang pada timbangan

Penulisan

Satu (khusus)

Dua (halus)

Tiga (sedang)

Empat (biasa)

I

II

III

IIII

I

II

III

IIII

Page 32: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

32

b. interval skala verifikasi (e)

Tabel 3.2. Interval Skala Verifikasi

Jenis timbangan Interval skala verifikasi

Berskala, tanpa alat penunjuk tambahan

e=d

Berskala, dengan alat penunjuk tambahan

e ditentukan oleh pabrik sesuai dengan ketentuan dalam Sub Bab 3.2. angka 2 klasifikasi timbangan dan Sub Bab 3.2. angka 4 alat penunjukan tambahan pada angka 4)

Tidak berskala e ditentukan oleh pabrik sesuai dengan Izin Tipe atau Izin Tanda Pabrik sebagaimana pada Sub Bab 3.2. angka 2 klasifikasi timbangan

2. Klasifikasi

a. hubungan kelas keakurasian timbangan dengan interval skala verifikasi, jumlah interval skala verifikasi dan kapasitas minimum adalah seperti tercantum, dalam Tabel 3.3;

Tabel 3.3. Klasifikasi Timbangan

Kelas Interval skala verifikasi (e)

Jumlah interval skala

Verifikasi (e

Maxn )

Kapasitas

minimum

Minimum Maksimum

I 0,001 g ≤ e *) 50.000 - 100e

II 0,001g≤e≤0,05 g

0,1g≤e

100

5.000

100.000

100.000

20e

50e

III 0,1g≤e≤2g

5g≤e

100

500

10.000

10.000

20e

20e

IIII 5g≤e 100 1.000 10e

*) Peneraan timbangan yang mempunyai interval skala verifikasi (e) < 1 mg (kelas I), tidak dapat dilakukan karena ketidakpastian standarnya tidak terpenuhi. Timbangan ini tidak termasuk timbangan wajib tera dan tera ulang.

Page 33: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

33

b. Interval skala verifikasi timbangan penunjukan bukan otomatis seperti tercantum dalam Tabel 3.4;

Tabel 3.4. Interval skala verifikasi Timbangan Penunjukan Bukan Otomatis

Jenis Timbangan

Dacin Timbangan

Meja

Neraca Obat

(kelas II)

Neraca Emas

(kelas II)

Interval Skala Verifikasi (e) 1000

Max

1000

Max

10000

Max

5000

Max

c. pada timbangan multi rentang nilai interval skala verifikasinya e1,e2…er dengan e1<e2<…<er. Min, n dan Max diberi indeks sesuai dengan yang dimaksud;

d. pada timbangan multi rentang, pada dasarnya masing-masing rentang ukur diperlakukan sebagai satu timbangan dengan satu rentang ukur;

e. Pada timbangan multi interval, nilai interval skala verifikasinya berubah secara otomatis sesuai dengan muatan yang digunakan.

f. sebuah timbangan dimungkinkan mempunyai rentang ukur dalam kelas I dan kelas II atau dalam kelas II dan kelas III, timbangan tersebut secara keseluruhan harus memenuhi persyaratan dalam Sub Bab 3.2. angka 9;

g. untuk timbangan yang nilai d≠e, maka untuk menentukan kapasitas minimum, nilai e pada kolom kapasitas minimum Tabel 3.3 diganti dengan d.

h. Untuk timbangan kelas III dan IIII, maka nilai d harus sama dengan e (d = e), kecuali timbangan dengan penunjukan bukan otomatis.

3. Persyaratan tambahan untuk timbangan multi-interval*)

a. bagian rentang ukur.

Setiap bagian rentang ukur (indeks i = 1,2…) ditentukan oleh:

1) Interval skala verifikasi adalah ei, ei+1> ei

a) Kapasitas maksimum adalah Maxi.

b) Kapasitas minimum adalah Mini = Maxi-1 untuk i=1 mini = min

2) Jumlah interval skala verifikasi (n) untuk setiap bagian rentang ukur adalah:

i

ii

e

Maxn

Page 34: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

34

b. kelas keakurasian

ei dan ni dalam setiap bagian rentang ukur, Mini harus memenuhi Tabel 3.3.

c. kapasitas maksimum dari bagian rentang ukur harus memenuhi Tabel 3.4 kecuali bagian rentang ukur yang terakhir.

Tabel 3.4. Kapasitas Maksimum

Kelas I (Khusus) II (halus) III (sedang) IIII(biasa)

Maxi

ei+1

≥ 50.000 ≥ 5.000 ≥ 500 ≥ 50

d. untuk timbangan dengan alat tara ketentuan tentang rentang ukur timbangan multi-interval diterapkan pada muatan netto bagi setiap nilai tara tersebut.

*) Contoh timbangan multi interval

Kapasitas maksimum (Max) = 2/5/15 kg, kelas III (sedang)

Interval skala verifikasi : e = 1 / 2 / 10 g

timbangan ini mempunyai satu Max dan satu rentang ukur penimbangan dari Min = 20 g s.d Max = 15 kg

Bagian rentang ukur penimbangan adalah

Min1 = 20 g , Max1 = 2 kg, e1 = 1 g, n1 = 2000

Min2 = 2 kg , Max2 = 5 kg, e2 = 2 g, n2 = 2500

Min3 = 5 kg , Max3 = Max = 15 kg, e3 = 10 g, n3 = 1500

Batas kesalahan yang diizinkan (BKD) pada tera adalah :

Untuk muatan (m) = 0 g s.d 500 g , BKD = ± 0,5 e1 = ± 0,5 g

m > 500 g s.d 2000 g, BKD = ± 1 e1 = ± 1 g

m > 2000 g s.d 4000 g, BKD = ± 1 e2 = ± 2 g

m > 4000 g s.d 5000 g, BKD = ± 1,5 e2 = ± 3 g

m > 5000 g s.d 15000 g, BKD = ± 1 e3 = ± 10 g

4. Alat penunjuk tambahan

a. timbangan yang boleh dilengkapi dengan alat penunjuk tambahan adalah hanya untuk timbangan kelas satu (khusus) dan kelas dua (halus).

b. jenis alat penunjuk tambahan:

1) alat penunggang;

2) alat untuk interpolasi pembacaan;

Page 35: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

35

3) pelengkap alat penunjuk (lihat Gambar 3.3);

Gambar 3.3. Contoh Pelengkap Alat Penunjuk

Alat Penunjuk menunjukkan 174,273 g dengan angka terakhir 3, dimana nilai d = 1 mg, e = 10 mg.

4) alat penunjuk dengan pembagian skala yang dibedakan (lihat Gambar 3.4).

Angka terakhir yang dibedakan: 5

d = 0,01 g atau 0,05 g

e = 0,1 g

Angka terakhir yang dibedakan: 8

d = 0,01 g atau 0,02 g

e = 0,1 g

Gambar 3.4. Alat penunjuk dengan pembagian skala yang dibedakan

Alat-alat penunjuk tambahan tersebut di atas hanya diperkenankan berada di sebelah kanan tanda desimal.

c. timbangan multi interval tidak boleh dilengkapi dengan alat penunjuk tambahan.

d. interval skala verifikasi (e) dinyatakan dengan d < e ≤ 10d (lihat tabel 3.5.a dan 3.5.b)

e = 10k kg

k adalah bilangan bulat positif atau negatif atau sama dengan nol.

2 3, 4 5 g

2 3, 4 8 g

Page 36: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

36

Tabel 3.5.a. Contoh nilai e dihitung berdasarkan aturan ini.

d = 0,1 g 0,2 g 0,5 g

e = 1 g 1 g 1 g

e = 10d 5d 2d

Hal ini tidak berlaku untuk timbangan kelas satu dengan d < 1 mg, dimana e = 1 mg.

Tabel 3.5.b. Contoh nilai e dimana d < 1 mg.

d = 0,01 mg 0,02 mg 0,05 mg < 0,01 mg

e = 1 mg 1 mg 1 mg 1 mg

e = 100d 50d 20d > 100d

e. jumlah minimum interval skala verifikasi (e) untuk timbangan kelas satu dengan d < 0,1 mg, n boleh kurang dari 50.000.

5. Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD) untuk pengujian kebenaran

a. BKD timbangan penunjukan bukan otomatis untuk Tera adalah :

Tabel 3.6 BKD untuk muatan (m)

Jenis Timbangan

Dacin Timbangan

Meja

Neraca Obat

(kelas II)

Neraca Emas

(kelas II)

BKD 3000

2mMax

3000

2mMax

10000

Max

4000

Max

b. BKD timbangan selain pada huruf a untuk tera adalah :

Tabel 3.7 BKD untuk pengujian kebenaran

BKD Kelas

I

Kelas

II

Kelas

III

Kelas

IIII

± 0,5 e 0≤ m ≤ 50.000 0≤ m ≤ 5.000 0≤ m ≤ 500 0≤ m ≤ 50

± 1,0 e 50.000 < m ≤ 200.000 5.000 < m ≤ 20.000 500 < m ≤ 2.000 50 < m ≤ 200

± 1,5 e 200.000 < m 20.000 < m ≤ 100.000 2.000 < m ≤ 10.000 200 < m ≤ 1.000

c. BKD untuk tera ulang dan pengujian dalam rangka pengawasan

adalah 2 kali nilai BKD pada huruf a dan b.

6. Perbedaan yang diizinkan antara hasil-hasil penimbangan

Walaupun perbedaan hasil-hasil penimbangan telah dipenuhi, kesalahan dari masing-masing hasil penimbangan tidak boleh melebihi BKD pada muatan uji.

Page 37: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

37

a. perbedaan antara hasil-hasil penimbangan dengan muatan yang sama pada pengujian kemampuan ulang tidak boleh lebih besar dari nilai absolut BKD sebagaimana dimaksud pada angka 5.

b. kesalahan penunjukan untuk posisi yang berbeda (pengujian eksentrisitas) harus memenuhi BKD sebagaimana dimaksud pada angka 5 bila timbangan diuji sebagaimana di bawah ini:

1) muatan yang digunakan, untuk pengujian eksentrisitas adalah 1/3 dari jumlah kapasitas maksimum dan pengaruh

tara penambah maksimum, atau addTMax 3

1, kecuali

ditentukan lain sebagaimana disebutkan pada poin selanjutnya di bawah ini;

2) pada timbangan dengan penerima muatan yang memiliki n titik penyangga, dengan n > 4, maka muatan yang harus

digunakan pada setiap titik penyangga adalah 1-n

1 dari

jumlah kapasitas maksimum dan pengaruh tara penambah

maksimum, atau

addTMax 1-n

1 ;

3) pada timbangan dengan penerima muatan yang dibuat khusus untuk beban terpusat, misalnya timbangan hopper, maka muatan uji yang harus digunakan pada tiap-tiap titik penyangga adalah 1/10 dari jumlah kapasitas maksimum dan pengaruh tara penambah maksimum, atau

addTMax

1-n

1;

4) pada timbangan yang digunakan untuk penimbangan muatan bergerak menggelinding (timbangan kendaraan, timbangan rel gantung), maka setiap titip pengujian yang berbeda harus dibebani secara bergantian dengan muatan uji bergerak menggelinding, seberat mungkin serta terkonsentrasi tetapi tidak melebihi 0,8 kali jumlah kapasitas maksimum dan pengaruh tara penambah maksimum.

c. pada timbangan dengan alat penunjuk lebih dari satu, perbedaan penunjukan antara alat-alat penunjuk termasuk alat taranya pada saat timbangan diberi muatan tidak boleh melebihi nilai absolut BKD untuk muatan uji, tetapi perbedaan penunjukan antara alat-alat penunjuk digital atau antara alat pencetak harus nol.

Untuk timbangan yang dilengkapi dengan alat untuk memperluas kapasitas penunjukan otomatis, perbedaan hasil antara dua penimbangan berurutan pada muatan yang sama

Page 38: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

38

dengan mengubah cara penyeimbangan muatan tidak boleh melebihi nilai absolut BKD untuk muatan uji.

7. Standar uji

a. Anak timbangan standar atau standar uji yang digunakan untuk tera/tera ulang timbangan tidak boleh mempunyai kesalahan lebih besar dari 1/3 BKD bagi timbangan untuk muatan uji.

b. Bila timbangan dilengkapi dengan suatu alat uji bantu/tambahan, atau bila diuji dengan alat bantu/tambahan terpisah, maka BKD dari alat ini harus 1/3 BKD bagi muatan uji. Jika digunakan anak timbangan standar, maka pengaruh kesalahannya tidak boleh melebihi 1/5 BKD dari timbangan yang diuji bagi muatan yang sama.

c. Saat menguji timbangan dengan Max ≥ 5000 kg, muatan konstan lain (balast) yang bukan anak timbangan standar dapat digunakan, minimal 1/2 Max.

Jika kesalahan kemampuan ulang (R) tidak lebih besar dari 0,3e (R ≤ 0,3e), maka Anak timbangan standar dapat dikurangi menjadi 1/3 Max.

Jika kesalahan kemampuan ulang (R) tidak lebih besar dari 0,2e (R ≤ 0,2e), maka Anak timbangan standar dapat dikurangi menjadi 1/5 Max.

Jika kesalahan kemampuan ulang (R) tidak lebih besar dari 0,1e (R ≤ 0,1e), maka Anak timbangan standar dapat dikurangi menjadi 1.000 kg atau 1/10 Max (pilih yang terbesar).

Kesalahan kemampuan ulang (R) harus ditentukan dengan nilai muatan (Anak timbangan standar atau muatan lainnya) mendekati nilai substitusi yang dibuat, dengan menempatkan muatan 3 kali pada lantai muatan.

8. Diskriminasi a. pada timbangan dengan penunjukan bukan otomatis, imbuh

sebesar 0,4 kali nilai absolut BKD untuk muatan uji sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a dan b bila diletakkan pada atau diturunkan dari timbangan (dengan hati-hati) pada kesetimbangannya, maka harus menghasilkan gerakan yang terlihat dari elemen penunjukannya.

b. pada timbangan dengan penunjukan otomatis atau semi otomatis, yang penunjukannya: 1) analog, maka imbuh yang setara dengan nilai absolut BKD

untuk muatan uji sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a dan b, bila diletakkan pada atau diturunkan dari timbangan (dengan hati-hati) pada kesetimbangannya harus menyebabkan perpindahan tetap dari elemen penunjukan sekurang-kurangnya 0,7 kali imbuh tersebut.

Page 39: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

39

2) digital, maka tambahan muatan sebesar 1,4 kali interval skala terkecil bila diletakkan pada atau diturunkan dari timbangan (dengan hati-hati) pada kesetimbangannya, harus mengubah penunjukan awalnya.

9. Perubahan-perubahan akibat besaran pengaruh

a. timbangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan angka 5, 6, dan 8 dalam kondisi seperti yang diterangkan dalam huruf b sampai dengan huruf k.

b. untuk timbangan kelas II, kelas III atau kelas IIII yang dapat dimiringkan, maka pengaruh kemiringan harus ditentukan

dalam arah panjangnya atau arah melintang sebesar 1000

50 atau

sesuai nilai batas kemiringan yang tertera pada timbangannya atau ditunjukkan oleh alat pendatar, dipilih yang terbesar dan nilai absolut perbedaan antara penunjukan timbangan dalam posisi tidak dimiringkan dan penunjukan dalam posisi dimiringkan tidak boleh melebihi:

1) 2e untuk timbangan tanpa muatan (timbangan pertama-tama telah disetel nol pada waktu tanpa muatan dalam posisi yang tidak dimiringkan) kecuali kelas II;

2) BKD untuk muatan maksimum (timbangan tanpa muatan telah disetel nol terlebih dahulu pada posisi tidak dimiringkan dan pada posisi dimiringkan);

Timbangan harus dilengkapi dengan alat penyetel kedataran dan alat penunjuk kedataran yang dipasang dengan kuat pada timbangan, pada tempat yang terlihat dengan jelas oleh pemakai, kecuali kalau timbangan tersebut:

a) bergantung dengan bebas; atau

b) dipasang dalam posisi yang tetap.

Page 40: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

40

BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

4.1. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan Timbangan Bukan Otomatis sebelum ditera atau ditera ulang dilakukan berdasarkan petunjuk Bab II Sub Bab 2.4;

2. Pemeriksaan kesesuaian penandaan seperti pada Bab II Sub Bab 2.3; dan

3. Timbangan harus diperiksa untuk memastikan kesesuaian dengan tipe yang telah mendapatkan Izin Tipe atau Izin Tanda Pabrik.

4.2. Pengujian tera dan tera ulang

1. Tera

a. Pengujian tidak boleh dilakukan apabila tidak sesuai dengan tipe yang telah disetujui atau diizinkan.

b. Pengujian harus dilakukan untuk memeriksa kesesuaian pemenuhan ketentuan berikut:

1) kesalahan penunjukan

2) kesalahan alat penyetel nol dan alat tara

3) kemampuan ulang

4) eksentrisitas

5) kemiringan

6) Kepekaan

c. Untuk pengujian di tempat pakai maka pemilik atau pengguna timbangan menyediakan anak timbangan standar atau muatan lainnya, perlengkapan, ruangan uji dan petugas yang membantu melakukan pengujian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. sesuai dengan ketentuan yang berlaku, timbangan yang telah memenuhi persyaratan tersebut di atas disahkan dengan membubuhkan tanda tera.

2. Tera Ulang

Pada tera ulang, pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan tera dengan nilai BKD untuk tera ulang.

Page 41: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

41

BAB V PEMBUBUHAN TANDA TERA

5.1. Pembubuhan

1. Tanda daerah, Tanda Pegawai Berhak, dan Tanda sah dibubuhkan pada lemping tanda tera, sumbat cap, atau bagian dari timbangan.

2. Tanda jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari Timbangan yang sudah disahkan pada waktu ditera dan ditera ulang pada tempat yang dapat mengubah kebenaran timbangan.

3. Bentuk tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.2. Tempat Pembubuhan

1. Penempatan

a. Tempat pembubuhan tanda tera dapat berupa:

1) bagian dari timbangan;

2) plat berupa lemping alumunium atau logam dengan kualitas sejenis yang tahan karat yang dipasang pada timbangan; atau

3) lubang yang dibor pada timbangan yang selanjutnya diisikan timah atau logam dengan kualitas sejenis yang tahan karat.

b. area tempat pembubuhan tanda tera sekurang-kurangnya 150 mm2.

2. Tera

a. Tanda Sah Logam ukuran 4 mm (SL4), Tanda Daerah ukuran 4 mm dan Tanda Pegawai Yang Berhak (H) dibubuhkan pada bagian dari timbangan sebagaimana pada angka 1 huruf a angka 1) atau tempat lainnya sebagaimana angka 3).

b. Tanda Sah Logam ukuran 6 mm (SL6), Tanda Daerah ukuran 8 mm dan Tanda Pegawai Yang Berhak (H) dibubuhkan pada lemping alumunium atau logam dengan kualitas sejenis yang tahan karat. Lemping tersebut hendaknya dipasang dengan cara disekrup pada plat pengenal/identitas atau tempat tertentu pada Timbangan. Sekrup tersebut dililit dengan kawat segel dan dibubuhi Tanda Jaminan Plombir 8 mm (JP8).

c. Tanda jaminan dibubuhkan pada tempat-tempat/bagian-bagian dari timbangan yang dianggap berdasarkan konstruksi dan teknologi dapat dengan mudah dilakukan tindakan yang mempengaruhi karakteristik kemetrologiannya.

Page 42: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

42

3. Tera Ulang

a. Bagi timbangan yang pembubuhan tanda tera pertamanya seperti pada angka 2 huruf a, maka tanda tera ulangnya dibubuhkan pada bagian yang kosong dari timbangan atau tempat lainnya dengan tanda sah logam ukuran 4 mm (SL4) atau ukuran 6 mm (SL6).

b. Bagi timbangan yang pembubuhan tanda tera pertamanya seperti pada angka 2 huruf b, maka tanda teranya dibubuhkan dengan mengganti Tanda Jaminan Plombir ukuran 8 mm (JP8) dengan Tanda Sah Plombir ukuran 6 mm (SP6).

c. Tanda Jaminan dibubuhkan sesuai dengan angka 2 huruf c.

Page 43: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

43

Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis merupakan pedoman bagi Pegawai Berhak dalam melaksanakan pelayanan tera dan tera ulang serta Pengawas Kemetrologian dalam melaksanakan pengawasan Timbangan, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan Timbangan serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

BAB VI PENUTUP

Page 44: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

44

Lampiran 1

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG TIMBANGAN MEJA A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat.

2. Periksa bahan dan konstruksi timbangan (hanya untuk kegiatan tera).

3. Posisikan timbangan dalam keadaan datar.

B. Pengujian Kebenaran

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max.

3. Amati penunjukan indeks atau tolok.

4. Jika penunjukan indeks atau tolok tidak setimbang, beri imbuh sebesar BKD pada penerima muatan yang menjungkit ke atas.

5. Apabila penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

C. Pengujian Kepekaan

1. Pengujian ini dapat menjadi satu kesatuan dengan pengujian kebenaran dengan nilai muatan yang sama (muatan Max).

2. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

3. Jika penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal 2 mm, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak atau bergerak kurang dari 2 mm, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

D. Pengujian Eksentrisitas

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan minimal 1/3 Max pada posisi yang diuji.

3. Amati titik kesetimbangannya.

4. Tambahkan imbuh sebesar BKD pada piring muatan yang ringan.

5. Apabila penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

6. Lakukan kembali angka 2 sampai dengan 5 untuk posisi lain yang diuji.

Page 45: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

45

E. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max.

3. Kemudian tekan lantai muatan dan lepas.

4. Amati penunjukan indeks atau tolok.

5. Jika tidak setimbang tambahkan imbuh sebesar BKD.

6. Untuk mengetahui ketidaktetapannya lakukan minimum 3 (tiga) kali.

7. Selisih penunjukan yang terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk muatan uji.

Page 46: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

46

Lampiran 2

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG DACIN

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat

2. Periksa bahan dan konstruksi timbangan (hanya untuk kegiatan tera).

3. Gantung dacin pada tempat yang telah disediakan.

B. Pengujian Kebenaran

1. Setel nol timbangan.

2. Gantungkan anak timbangan standar pada kait gantungan dengan muatan Max atau boleh kurang sampai 5e dari Max (Max - 5e).

3. Amati penunjukannya. Jika penunjukannya setimbang, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

4. Jika penunjukannya tidak setimbang, beri imbuh sebesar BKD pada anak timbangan standar agar setimbang.

5. Jika penunjukannya menjadi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”.

C. Pengujian Kepekaan

1. Pengujian ini dapat menjadi satu kesatuan dengan pengujian kebenaran dengan nilai muatan yang sama (Max atau Max - 5e).

2. Setimbangkan dengan cara menggeser bobot ingsut.

3. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

4. Jika jungkitan pada gandar bergerak minimal 2 mm, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak atau bergerak kurang dari 2 mm, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

D. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max.

3. Kemudian tekan muatan dan lepaskan.

4. Amati penunjukan kesetimbangannya.

5. Jika tidak setimbang tambahkan imbuh sebesar BKD.

6. Untuk mengetahui ketidaktetapannya lakukan minimum 3 (tiga) kali.

7. Selisih penunjukan yang terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk muatan uji.

Page 47: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

47

Lampiran 3

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG TIMBANGAN SENTISIMAL

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat;

2. Periksa bahan dan konstruksi timbangan (hanya untuk kegiatan tera).

3. Posisikan timbangan dalam keadaan datar.

B. Pengujian Kebenaran

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max.

3. Amati penunjukan indeks atau tolok.

4. Jika penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke atas, maka beri imbuh ke piring gantung anak timbangan sebesar BKD.

5. Jika penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke bawah, maka beri imbuh ke lantai penerima muatansebesar BKD.

6. BKD pada piring gantung 1:100 dengan BKD pada lantai penerima muatan

7. Apabila penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

C. Pengujian Kepekaan

1. Pengujian ini dapat menjadi satu kesatuan dengan pengujian kebenaran dengan nilai muatan yang sama (muatan Max).

2. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

3. Jika penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal 2 mm, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak atau bergerak kurang dari 2 mm, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

D. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max.

3. Kemudian tarik lantai muatan dan lepaskan.

4. Amati penunjukan indeks atau tolok.

5. Jika penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke atas, maka beri imbuh ke piring gantung anak timbangan sebesar BKD.

Page 48: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

48

6. Jika penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke bawah, maka beri imbuh ke lantai penerima muatan sebesar BKD.

7. BKD pada piring gantung 1:100 dengan BKD pada lantai penerima muatan

8. Untuk mengetahui kesalahannya lakukan minimum 3 (tiga) kali.

9. Selisih penunjukan yang terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk muatan uji.

E. Pengujian Eksentrisitas

1. Pengujian eksentrisitas dilakukan pada muatan sesuai dengan skala maksimum gandar utama.

2. Setel nol timbangan.

3. Muati dengan anak timbangan standar pada posisi yang diuji.

4. Amati penunjukan indeks atau tolok.

5. Jika penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke atas, maka beri imbuh ke piring gantung anak timbangan sebesar BKD.

6. Jika penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke bawah, maka beri imbuh ke lantai penerima muatansebesar BKD.

7. BKD pada piring gantung 1:100 dengan BKD pada lantai penerima muatan

8. Apabila penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

F. Pengujian Kemiringan (untuk Tera)

1. Posisikan timbangan dalam keadaan datar dengan memperhatikan penyipat datar.

2. Muati dengan anak timbangan standar minimal 50% Max.

3. Posisikan timbangan dalam keadaan miring sebesar 1000

50 atau sesuai

nilai batas kemiringan yang ditunjukkan oleh penyipat datar dengan cara memberikan ganjal dalam arah panjang atau melintang.

4. Amati posisi kesetimbangannya.

5. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

6. Amati penunjukan kesetimbangannya.

7. Jika penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

8. Turunkan Anak timbangan standar dan ambil ganjalnya sehingga timbangan dalam posisi datar.

Page 49: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

49

G. Pengujian Kebenaran Gandar Utama

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada lantai muatan sebesar skala maksimum pada gandar utama.

3. Amati titik kesetimbangannya dan kesalahan penunjukannya tidak boleh melebihi BKD.

4. Turunkan anak timbangan standar

5. Setel nol timbangan.

Page 50: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

50

Lampiran 4

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG TIMBANGAN BOBOT INGSUT

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak

berkarat;

2. Periksa bahan dan konstruksi timbangan (hanya untuk kegiatan

tera).

3. Posisikan timbangan dalam keadaan datar.

B. Pengujian Kebenaran

1. Setel nol timbangan.

2. Gantungkan anak timbangan standar pada kait gantungan dengan

muatan Max atau boleh kurang sampai 5e dari Max (Max - 5e),

dimana e adalah nilai e pada gandar kecil.

3. Amati penunjukannya. Jika penunjukannya setimbang, maka

timbangan dinyatakan ”SAH”.

4. Jika penunjukannya tidak setimbang, beri imbuh sebesar BKD pada

anak timbangan standar agar setimbang.

5. Jika penunjukannya menjadi setimbang, maka timbangan

dinyatakan “SAH”.

C. Pengujian Kepekaan

1. Pengujian ini dapat menjadi satu kesatuan dengan pengujian

kebenaran dengan nilai muatan yang sama (Max atau Max - 5e),

dimana e adalah nilai e pada gandar kecil.

2. Setimbangkan dengan cara menggeser bobot ingsut.

3. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

4. Jika jungkitan pada gandar bergerak minimal 2 mm, maka

timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak atau bergerak

kurang dari 2 mm, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

D. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max atau boleh

kurang sampai 5e dari Max (Max - 5e), dimana e adalah nilai e pada

gandar kecil.

3. Kemudian tarik lantai muatan dan lepaskan.

4. Catat penunjukannya.

5. Lakukan minimum 3 (tiga) kali.

6. Selisih penunjukan yang terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk

muatan uji.

Page 51: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

51

E. Pengujian Eksentrisitas

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan minimal 50% Max pada posisi yang diuji.

3. Amati titik kesetimbangannya.

4. Tambahkan imbuh sebesar BKD pada piring muatan yang ringan.

5. Apabila penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

6. Lakukan kembali angka 2 sampai dengan 5 untuk posisi lain yang diuji.

F. Pengujian Kemiringan (untuk Tera)

1. Posisikan timbangan dalam keadaan datar dengan memperhatikan penyipat datar.

2. Muati dengan anak timbangan standar minimal 50% Max.

3. Posisikan timbangan dalam keadaan miring sebesar 1000

50 atau sesuai

nilai batas kemiringan yang ditunjukkan oleh penyipat datar dengan cara memberikan ganjal dalam arah panjang atau melintang.

4. Amati posisi kesetimbangannya.

5. Tambahkanimbuh sebesar BKD.

6. Amati penunjukan kesetimbangannya.

7. Jika penunjukan indeks atau tolok bergerak minimal ke posisi setimbang, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

8. Turunkan Anak timbangan standar dan ambil ganjalnya sehingga timbangan dalam posisi datar.

G. Pengujian Kebenaran Gandar (untuk Tera)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada lantai muatan sebesar skala maksimum pada gandar kecil.

3. Amati titik kesetimbangannya dan kesalahan penunjukannya tidak boleh melebihi BKD.

4. Turunkan anak timbangan standar

5. Naikkan anak timbangan standar pada lantai muatan sebesar Max, amati titik kesetimbangannya dan kesalahan penunjukannya tidak boleh melebihi BKD.

6. Setel nol timbangan.

Page 52: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

52

Lampiran 5

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG TIMBANGAN PEGAS DAN TIMBANGAN CEPAT

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat

2. Posisikan timbangan dalam keadaan datar

B. Pengujian Kebenaran

1. Titik uji penimbangan dengan minimal 5 titik uji dalam rentang ukur penimbangannya harus mencakup :

- Min;

- Perubahan BKD; dan

- Max atau boleh kurang sampai 5e dari Max (Max - 5e).

2. Setel nol timbangan.

3. Muati dengan anak timbangan standar pada titik uji yang diperiksa.

4. Amati posisi jarum penunjukan.

5. Apabila kesalahan penunjukkannya tidak melebihi BKD, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika melebihi BKD maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

6. Lakukan angka 2 sampai dengan 5 untuk titik uji lainnya.

C. Pengujian Kepekaan

1. Pengujian ini dapat menjadi satu kesatuan dengan pengujian kebenaran meliputi 3 titik uji pada muatan Min, 50% Max dan Max atau boleh kurang sampai 5e dari Max (Max - 5e).

2. Setel nol timbangan.

3. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

4. Amati penunjukannya.

5. Apabila perubahan penunjukan minimal 0,7 BKD, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak atau bergerak kurang dari 0,7 BKD, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

6. Lakukan angka 2 sampai dengan 5 untuk titik uji lainnya.

Page 53: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

53

D. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan 0,8 Max.

3. Lakukan perubahan/gangguan pada muatan.

4. Amati posisi jarum penunjukan.

5. Untuk mengetahui kesalahannya lakukan minimum 3 (tiga) kali.

6. Selisih penunjukan yang terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk muatan uji.

E. Pengujian Eksentrisitas

Hanya diperuntukan untuk timbangan pegas bukan gantung.

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan minimal 1/3 Max pada posisi yang diuji.

3. Amati penunjukannya.

4. Apabila kesalahan penunjukkannya tidak melebihi BKD, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika melebihi BKD maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

5. Lakukan angka 2 sampai dengan 4 untuk posisi lain yang diuji.

Page 54: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

54

Lampiran 6

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG NERACA

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa neraca dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat.

2. Periksa bahan dan konstruksi timbangan (hanya untuk kegiatan tera).

3. Posisikan neraca dalam keadaan datar.

B. Pengujian Kebenaran.

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada piring muatan sebesar Max.

3. Amati kesetimbangan dan kesalahan penunjukannya.

4. Apabila kesalahan penunjukan maksimal sebesar BKD, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika melebihi BKD maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

C. Pengujian Kepekaan

1. Pengujian ini dapat menjadi satu kesatuan dengan pengujian kebenaran dengan nilai muatan yang sama (muatan Max).

2. Setimbangkan timbangan.

3. Tambahkan imbuh sebesar BKD.

4. Jikapenunjukan indeks bergerak minimal 3skala, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika tidak bergerak atau bergerak kurang dari 3 skala, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

D. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan Max.

3. Kemudian tekan piring muatan dan lepas.

4. Amati penunjukan kesetimbangannya.

5. Jika tidak setimbang tambahkan imbuh sebesar BKD.

6. Untuk mengetahui kesalahannya lakukan minimum 3 (tiga) kali.

7. Selisih penunjukan yang terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk muatan uji.

Page 55: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

55

Lampiran 7

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG TIMBANGAN ELEKTRONIK

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat

2. Posisikan timbangan dalam keadaan datar

3. Lakukan pemanasan pada timbangan

B. Pengujian Kebenaran untuk Tera

Titik uji penimbangan dengan minimal 5 titik uji dalam rentang ukur penimbangannya harus mencakup:

- Min;

- pada perubahan BKD;

- Max.

1. Muati dengan anak timbangan standar sesuai dengan titik uji yang diperiksa.

2. Jika penunjukan sama dengan anak timbangan standar yang diletakkan, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

3. Jika penunjukan tidak sama :

a. BKD ±0,5 e, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

b. BKD ±1 e:

1) Untuk penunjukan stabil di 1e maka tambahkan imbuh 0,5 e

a) Jika tetap, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b) jika berubah menjadi +2e, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

2) Untuk penunjukan stabil di -1e maka tambahkan imbuh 0,5e

a) Jika berubah, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b) Jika tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

c. BKD ±1,5 e:

1) Untuk penunjukan stabil di ±1 e, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) Untuk penunjukan lebih dari ±1 e, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

Page 56: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

56

C. Pengujian Kebenaran untuk Tera Ulang

Titik uji penimbangan dengan minimal 5 titik uji dalam rentang ukur penimbangannya harus mencakup:

- Min;

- pada perubahan BKD;

- Max.

1. muati dengan anak timbangan standar sesuai dengan titik uji yang diperiksa.

2. Jika penunjukan sama dengan anak timbangan standar yang diletakkan, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

3. Jika penunjukannya tidak sama :

a. BKD ±2 e:

1) Untuk penunjukan stabil di ±1e, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) Untuk penunjukan stabil di +2e, maka tambahkan imbuh 0,5 e.

a) Jika tetap, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b) jika berubah menjadi +3e, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”

3) Untuk penunjukan stabil di -2e maka tambahkan imbuh 0,5e

a) Jika berubah, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b) Jika tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”

b. BKD ±3 e:

1) Untuk penunjukan stabil di ±1 e, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) Untuk penunjukan lebih dari ±2 e, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

3) Untuk penunjukan stabil di +3e maka tambahkan imbuh 0,5 e

a) Jika tetap, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b) jika berubah menjadi +4e, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”

4) Untuk penunjukan stabil di -3e maka tambahkan imbuh 0,5e

a) Jika berubah, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b) Jika tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”

Page 57: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

57

D. Pengujian Eksentrisitas

1. Setel nol timbangan.

2. Muati dengan anak timbangan standar pada muatan minimal 1/3 Max pada posisi yang diuji.

3. Amati penunjukannya.

4. Lakukan pemeriksaan kesalahan penunjukannya sesuai langkah-langkah pada pengujian kebenaran untuk Tera atau Tera Ulang.

5. Lakukan angka 2 sampai dengan 4 untuk posisi lain yang diuji.

E. Pengujian penyetelan nol

Setelah penyetelan nol, pengaruh penyimpangan nol pada hasil penimbangan tidak boleh melebihi ±0,25e.

1. Penyetel nol non otomatis dan semi otomatis.

a. Setel nol timbangan.

b. Naikkan muatan 10e, amati penunjukannya.

c. Tambahkan imbuh sebesar 0,25e dan amati penunjukan timbangan bila:

1) Tetap tidak berubah, lanjutkan huruf d.

2) Berubah dan stabil sebesar 1e dari penunjukan semula maka timbangan dinyatakan ”BATAL” dan penunjukan dihentikan.

d. Tambahkan imbuh sebesar 0,5e dan amati penunjukan timbangan, bila:

1) Berubah dan stabil sebesar 1e dari penunjukan semula, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) Tetap tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

2. Penyetelan nol otomatis

a. Setel nol timbangan

b. Naikkan 10e

c. Tambahkan imbuh standar 0,25e dan amati penunjukan timbangan bila:

1) tetap tidak berubah, maka lanjutkan ke langkah butir d;

2) berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

d. Tambahkan imbuh standar 0,5e dan amati penunjukan timbangan bila:

1) berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) tetap tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

Page 58: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

58

F. Pengujian Tara

Hanya diperuntukan pada Tera dan timbangan yang memiliki fungsi Tara.

Perangkat tara hanya diizinkan untuk menyetel penunjukan ke nol dengan keakurasian lebih baik dari ±0,25e (untuk timbangan elektronik) dan ±0,5e (untuk timbangan mekanik dengan penunjukan digital).

1. Naikkan Anak timbangan standar sekitar 30% Max

2. Tekan tombol Tara

3. Naikkan muatan 10e.

4. Tambahkan imbuh 0,25e dan amati penunjukan timbangan bila:

a. tetap tidak berubah, lanjutkan ke langkah angka 5);

b. berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula, timbangan dinyatakan ”BATAL”.

5. Tambahkan imbuh 0,5e dan amati penunjukan timbangan bila:

a. berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b. tetap tidak berubah maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

G. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Muati Anak timbangan standar 0,8 Max dan catat penunjukan.

2. Lakukan kembali langkah angka 1 sebanyak 2 kali.

3. Jika penunjukan sama, maka dinyatakan ”SAH”.

4. Jika penunjukan berbeda, maka lakukan langkah 5 s.d 12.

5. Muati Anak timbangan standar dan catat penunjukan.

6. Tambahkan imbuh 0,5e, jika tidak berubah maka tambahkan imbuh secara bertahap sebesar 0,1e sampai berubah 1e.

7. Ambil kembali imbuh 0,5e, sedangkan imbuh tambahan 0,1e sebagaimana angka 3 tetap di lantai muatan.

8. Catat penunjukan. (penunjukan pertama)

9. Angkat muatan dan sisa imbuh.

10. Jika tidak menunjukan nol, maka Setel nol timbangan

11. Tempatkan muatan dan sisa imbuh pada lantai muatan

12. Catat penunjukan (penunjukan kedua), tentukan apakah ”SAH” atau ”BATAL” dengan kriteria berikut:

a. Jika penunjukan sama dengan penunjukan sebelumnya maka ulangi langkah 6 s.d 8 (penunjukan ketiga), jika penunjukan sama maka dinyatakan ”SAH”.

Page 59: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

59

b. Jika penunjukan berbeda pada saat penunjukan kedua atau ketiga sebesar ±1e dari penunjukan awal, maka kesalahan penunjukan harus dicari dengan menambah imbuh 0,1e sampai berubahnya penunjukan dan kesalahan penunjukan maksimum dikurangi minimum tidak boleh lebih dari BKD.

c. Jika penunjukan berbeda pada saat penunjukan kedua atau ketiga lebih besar dari ±1e, maka dinyatakan ”BATAL”.

Page 60: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

60

Lampiran 7

PROSEDUR KERJA TERA/TERA ULANG TIMBANGAN JEMBATAN

A. Persiapan Pengujian

1. Pastikan bahwa timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak berkarat

2. Posisikan timbangan dalam keadaan datar

3. Siapkan beban konstan lain (balast) yang bukan anak timbangan standar minimal 1/2 Max.

4. Lakukan pemanasan pada timbangan

B. Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)

1. Siapkan anak timbangan standar dan/atau muatan konstan lain (balast) yang bukan anak timbangan standar minimal 1/2 Max.

2. Muati timbangan dengan balast dan jika diperlukan tambahkan imbuh.

3. Catat penunjukannya.

4. Setel nol timbangan.

5. Lakukan kembali langkah angka 2 sebanyak 3 kali.

6. Jika penunjukan sama, maka dinyatakan ”SAH”.

7. Jika penunjukan berbeda, periksa apakah nilai R tidak lebih besar dari BKD untuk muatan uji.

C. Pengujian Kebenaran

1. Metode pengujian yang digunakan adalah metode substitusi, sehingga harus dilakukan setelah pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability).

2. Tentukan massa anak timbangan standar minimal yang harus digunakan dengan kriteria sebagai berikut:

Kemampuan Ulang (R) Massa Anak Timbangan Standar

R ≤ 0,1e 1.000 kg atau 1/10 Max (pilih yang terbesar)

R ≤ 0,2e 1/5 Max

R ≤ 0,3e 1/3 Max

R > 0,3e 1/2 Max

Page 61: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

61

3. Tentukan massa dan jumlah muatan konstan lain (balast) dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Muatan konstan lain (balast) harus dipilih dari bahan yang massanya tidak mudah berubah.

b) Muatan konstan lain (balast) dengan penunjukan timbangan yang telah diuji dengan menggunakan anak timbangan standar tidak boleh berbeda.

c) Jumlah muatan konstan lain (balast) harus tersedia sehingga pengujian dapat dilakukan sampai dengan Max.

4. Titik uji penimbangan dengan minimal 5 titik uji dalam rentang ukur penimbangannya harus mencakup:

- Min;

- pada perubahan BKD;

- Max.

5. Langkah Pengujian

a. Setel nol Timbangan

b. Titik-titik uji yang berada dalam rentang penggunaan anak timbangan standar.

1) Muati dengan anak timbangan standar sesuai dengan titik uji yang diperiksa.

2) Jika penunjukan sama dengan anak timbangan standar yang diletakkan, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

3) Lakukan langkah huruf b untuk setiap titik uji.

4) Jika penunjukan berbeda, periksa apakah nilai kesalahan penunjukan (E) tidak lebih besar dari BKD untuk muatan uji, dimana E = P - L.

5) Tambahkan anak timbangan standar dan lakukan kembali prosedur diatas untuk titik-titik uji lainnya sampai titik uji dengan penggunaan maksimum anak timbangan standar yang tersedia.

c. Titik-titik uji yang dalam rentang penggunaan beban konstan lainnya (balast):

1) Setelah maksimum anak timbangan standar yang tersedia dinaikkan pada lantai muatan, catat penunjukannya.

Page 62: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

62

2) Ganti anak timbangan standar yang tersedia tersebut dengan balast dengan nilai massa yang sama.

3) Selanjutnya naikkan maksimum anak timbangan standar yang tersedia.

4) Jika penunjukan sama dengan anak timbangan standar yang diletakkan, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

5) Jika penunjukan berbeda, periksa apakah nilai kesalahan penunjukan (E) tidak lebih besar dari BKD untuk muatan uji, dimana E = P - L.

6) Selanjutnya ambil anak timbangan standar yang tersedia dari lantai muatan dan gantikan dengan balast dengan nilai massa yang sama.

D. Pengujian Eksentrisitas

1. Pengujian dengan Anak Timbangan Standar

a. Muatan uji yang digunakan adalah anak timbangan standar dengan massa minimal 1.000 kg atau 1/10 Max (pilih yang terbesar).

b. Tentukan jumlah titik penyangganya.

c. Bagi permukaan penerima muatan sesuai dengan jumlah titik penyangga.

d. Setel nol timbangan.

e. Muati dengan anak timbangan standar pada posisi yang diuji.

f. Amati penunjukannya.

g. Lakukan pemeriksaan kesalahan penunjukannya, apabila tidak melebihi BKD pada muatan uji, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika melebihi BKD, maka timbangan dinyatakan “BATAL”.

h. Lakukan langkah huruf b sampai dengan g untuk posisi lain yang diuji secara berurutan searah jarum jam.

Page 63: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

63

2. Pengujian dengan beban konstan lain (balast).

a. Muatan uji yang digunakan adalah beban konstan (balast) dengan massa minimal 50% Max dan tidak melebihi 80% Max.

b. Tentukan jumlah titik penyangganya.

c. Bagi permukaan penerima muatan sesuai dengan jumlah titik penyangga.

d. Setel nol timbangan.

e. Muati dengan anak timbangan standar pada posisi yang diuji.

f. Amati penunjukannya.

g. Lakukan pemeriksaan kesalahan penunjukannya, apabila tidak melebihi BKD pada muatan uji, maka timbangan dinyatakan “SAH”. Jika melebihi BKD, maka timbangan dinyatakan “BATAL”.

h. Lakukan langkah huruf b sampai dengan g untuk posisi lain yang diuji secara berurutan searah jarum jam.

E. Pengujian penyetelan nol

Setelah penyetelan nol, pengaruh penyimpangan nol pada hasil penimbangan tidak boleh melebihi ±0,25e.

1. Penyetel nol non otomatis dan semi otomatis.

a. Setel nol timbangan.

b. Naikkan muatan 10e, amati penunjukannya.

c. Tambahkan imbuh sebesar 0,25e dan amati penunjukan timbangan bila:

1) Tetap tidak berubah, lanjutkan huruf d.

2) Berubah dan stabil sebesar 1e dari penunjukan semula maka timbangan dinyatakan ”BATAL” dan penunjukan dihentikan.

d. Tambahkan imbuh sebesar 0,5e dan amati penunjukan timbangan, bila:

1) Berubah dan stabil sebesar 1e dari penunjukan semula, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) Tetap tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

2. Penyetelan nol otomatis

a. Setel nol timbangan

b. Naikkan 10e

c. Tambahkan imbuh standar 0,25e dan amati penunjukan timbangan bila:

1) tetap tidak berubah, maka lanjutkan ke langkah huruf d;

Page 64: ditjenpktn.kemendag.go.idditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2/dit... · 3. Timbangan berskala adalah timbangan yang memberikan penunjukan langsung hasil penimbangannya,

64

2) berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

d. Tambahkan imbuh standar 0,5e dan amati penunjukan timbangan bila:

1) berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula, maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

2) tetap tidak berubah, maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.

F. Pengujian Tara

Hanya diperuntukan pada Tera dan timbangan yang memiliki fungsi Tara.

Perangkat tara hanya diizinkan untuk menyetel penunjukan ke nol dengan keakurasian lebih baik dari ±0,25 e (untuk timbangan elektronik) dan ±0,5 e (untuk timbangan mekanik dengan penunjukan digital).

1. Naikkan anak timbangan standar dan/atau beban konstan lain (balast) yang bukan anak timbangan standar sekitar 1/3 Max.

2. Tekan tombol Tara

3. Naikkan muatan 10e.

4. Tambahkan imbuh 0,25e dan amati penunjukan timbangan bila:

a. tetap tidak berubah, lanjutkan ke langkah angka 5;

b. berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula, timbangan dinyatakan ”BATAL”.

5. Tambahkan imbuh 0,5e dan amati penunjukan timbangan bila:

a. berubah dan stabil sebesar +1e dari penunjukan semula maka timbangan dinyatakan ”SAH”.

b. tetap tidak berubah maka timbangan dinyatakan ”BATAL”.